BAB I PENDAHULUAN. merupakan species tumbuhan endemik Kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT)

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Cendana (Santalum album Linn.) yang selanjutnya disebut cendana, merupakan species tumbuhan endemik Kepulauan Nusa Tenggara Timur (NTT) yang memiliki keistimewaan terutama untuk manfaat produk minyak esensial yang dihasilkannya. Potensi ini menjadikan cendana sebagai aset yang mempunyai nilai ekonomi tinggi bagi Indonesia pada umumnya, khususnya Provinsi NTT. Menurut Srinivasan et al., 1992 dalam Kumar et al., 2012, cendana terdistribusi mulai dari 30 LU sampai 40 LS. Dari Indonesia di bagian timur hingga ke Kepulauan Juan Fernandez (Chili) di bagian barat dan dari Kepulauan Hawaii di bagian utara hingga ke Selandia Baru di bagian selatan. Namun demikian, cendana yang berasal dari NTT dipercaya mempunyai kualitas minyak esensial (santalol) yang terbaik. Santalol adalah sejenis senyawa kimia yang yang dihasilkan dari proses penyulingan (distilasi) kayu teras cendana. Terkait potensinya cendana telah mengalami sejarah yang cukup panjang, Hansda 2009 dalam Kumar et al., 2012 menyebutkan bahwa India telah mempelopori perdagangan produk minyak cendana lebih dari 5000 tahun yang lalu sebagai bahan wewangian (parfum) dan farmasi. Penggunaan aroma minyak dan kayu cendana juga sering dikaitkan dengan upacara keagamaan dari tiga agama utama dunia yaitu Hindu, Budha dan Islam. Di Indonesia khususnya NTT, potensi ekonomi cendana tercatat telah memberikan kontribusi yang cukup tinggi bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). 1

2 Tingginya nilai ekonomi memicu eksploitasi jenis cendana secara besar-besaran, dan eksploitasi ini mencapai puncaknya saat Pemerintah Daerah Provinsi NTT menerbitkan peraturan daerah mengenai pengelolaan cendana (Perda No. 11 Tahun 1966 dan Perda No. 16 tahun 1986), dimana terdapat kebijakan pembagian hasil kayu cendana antara pemda dengan masyarakat yang dirasa tidak menguntungkan bagi masyarakat. Hal ini membuat timbulnya gejolak dalam masyarakat, sehingga pemberlakuan Perda tersebut memberikan dampak negatif yaitu keengganan masyarakat dalam menanam pohon cendana sementara eksploitasi semakin meningkat. Eksploitasi yang dilakukan secara berlebihan di masa lalu menyisakan persoalan bagi kelestarian jenis cendana di Provinsi NTT sekarang ini. Hasil inventarisasi yang dilakukan oleh Dinas Kehutanan Provinsi NTT juga menunjukkan kemerosotan populasi cendana yang sangat signifikan. Di saat pemerintah baik pusat maupun daerah tengah giat-giatnya berusaha mengembalikan kejayaan cendana di NTT dengan upaya rehabilitasi, timbul satu masalah baru yaitu kesulitan mendapatkan benih cendana yang berkualitas sebagai bahan tanaman untuk kegiatan rehabilitasi serta keberhasilan tanaman di lapangan yang tergolong rendah. Kelangkaan benih berkualitas tak lepas dari keterbatasan populasi yang tersisa pasca eksploitasi. Kemerosotan populasi cendana tersebut dapat berdampak pada menurunnya keragaman genetik. Keragaman genetik memainkan peranan yang penting dalam kelestarian jenis suatu species, keragaman genetik (genetic diversity) adalah variasi gen yang terdapat pada suatu spesies, variasi ini dapat bersumber dari peristiwa mutasi, 2

3 migrasi, seleksi alami, genetic drift atau perkawinan. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan untuk mengetahui status keragaman genetik pada suatu jenis adalah dengan menggunakan analisis isozim (isoenzyme). Sebagai langkah awal dalam upaya mengembalikan kejayaan cendana di sebaran alamnya, maka perlu dilakukan konservasi genetik cendana untuk menyelamatkan keragaman genetik yang masih ada. Salah satu komponen kegiatan dalam konservasi genetik cendana antara lain melakukan identifikasi dan inventarisasi tegakan-tegakan yang masih ada yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber benih bagi pembangunan populasi dasar untuk upaya pemuliaan jenis cendana. Penelitian mengenai cendana dalam berbagai aspek masih sangat diperlukan untuk kepentingan tersedianya informasi yang komprehensif tentang cendana, sehingga penyusunan program maupun kebijakan terkait pengelolaan dan kelestarian cendana dapat dilakukan dengan dasar informasi yang faktual dan aplikatif dengan harapan tidak akan menimbulkan polemik di masyarakat secara umum. Penelitian mengenai status keragaman genetik cendana di NTT dapat menjadi langkah awal untuk menghimpun informasi bagi perencanaan kegiatan terkait pengelolaan dan pelestarian jenis cendana ke depan Rumusan Masalah Telah disebutkan bahwa keberhasilan program rehabilitasi cendana terkait erat dengan ketersediaan benih cendana yang berkualitas. Benih yang berkualitas hanya dapat dihasilkan oleh pohon yang unggul baik secara genotipe maupun fenotipe. Untuk membangun sumber benih yang berkualitas perlu sumberdaya 3

4 genetik yang mencukupi, sehingga informasi mengenai status keragaman genetik jenis cendana perlu untuk diidentifikasi. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Berapa banyak populasi cendana di Provinsi NTT yang tersisa? 2. Bagaimana kondisi keragaman genetiknya? 3. Bagaimana potensi reproduksinya? 4. Bagaimana cara meningkatkan keragaman genetik cendana yang ada? 5. Bagaimana cara terbaik meningkatkan reproduksi cendana? 1.3. Batasan Masalah Provinsi NTT merupakan wilayah yang terdiri dari empat pulau besar yaitu Flores, Sumba, Timor dan Alor, selain itu juga terdapat banyak pulau-pulau kecil yang tersebar dalam wilayah administratif NTT. Kebanyakan wilayah tersebut merupakan sebaran alami bagi jenis cendana. Mengingat sebaran cendana yang cukup luas di wilayah Provinsi NTT, maka penelitian ini dibatasi pada keragaman genetik cendana yang terdapat di tegakan benih dan tegakan hasil rehabilitasi pada tiga lokasi di Pulau Timor yaitu Areal Produksi Benih (tegakan APB) cendana di Desa Netpala, Kab. Timor Tengah Selatan, Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (tegakan rehabilitasi KHDTK) Hutan Diklat Sisimeni Sanam Desa Ekateta, Kec. Fatuleu, Kab. Kupang, dan Kawasan Kegiatan Penghijauan Lahan Kritis (tegakan rehabilitasi CSR) di Kel. Fatukoa, Kec. Maulafa, Kota Kupang. Diasumsikan bahwa ketiga tegakan tersebut cukup merepresentasikan kondisi tegakan benih dan tegakan rehabilitasi di NTT. 4

5 1.4. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keragaman genetik cendana pada Tegakan Benih dan Tegakan Rehabilitasi di Provinsi NTT, dalam hal : 1. Keragaman genetik di dalam masing-masing tegakan yang diobservasi 2. Keragaman genetik antar ketiga tegakan yang diobservasi 3. Keragaman genetik pada ketiga tegakan yang diobservasi dibandingkan dengan beberapa tegakan dan ras lahan cendana di Pulau Jawa Manfaat Penelitian Dari penelitian ini, akan didapatkan informasi mengenai kondisi keragaman genetik cendana pada Tegakan Benih dan Tegakan Rehabilitasi di Provinsi NTT. Informasi tersebut dapat dipergunakan untuk mendukung upaya pemuliaan jenis cendana dan sebagai bahan penyusunan kebijakan terkait pengelolaan dan pelestarian cendana selanjutnya Keaslian Penelitian Penelitian Keragaman Genetik Cendana (Santalum album Linn.) pada Tegakan Benih dan Tegakan Rehabilitasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur Berdasarkan Penanda Isozim, belum pernah dilakukan sebelumnya. 5