SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI"

Transkripsi

1 MAKALAH SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi yang dibimbing oleh Bapak Agung Witjoro Oleh: Offering C/Kelompok 1 Ajeng Pratiwi ( ) Andy Heppi Risma Jaya ( ) Ariadna Safitri ( ) Della Putri Irma Suryani ( ) Difandini Rizky Firdaus ( ) Gandhes Cintya Dewi ( ) Indah Rahmawati ( ) UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM JURUSAN BIOLOGI Januari 2017

2 KATA PENGANTAR Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan karunia nikmat bagi umat-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Sejarah Perkembangan Mikrobiologi dengan baik dan lancar. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada Bapak Agung Witjoro selaku dosen pembimbing mata kuliah Mikrobiologi, dan semua pihak yang telah membantu pembuatan makalah ini, sehingga makalah ini selesai tepat pada waktunya. Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana sejarah perkembangan mikrobiologi dari zaman ke zaman serta setiap karakter pada zaman tersebut. Sehingga membuat kita semakin memahami, ingin mempelajari dan mendalami studi tentang mikrobiologi. Kami menyadari bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun. Kami berharap makalah ini akan memberikan manfaat kepada pembacanya serta menambah pengetahuan khususnya mengenai sejarah perkembangan mikrobiologi. Semoga makalah ini bermanfat bagi kita semua. Aamiin. Malang, 29 Januari 2017 Penulis ii

3 DAFTAR ISI Cover Kata Pengantar Daftar Isi i ii iii BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Periode Spekulasi 2.2 Periode Keemasan 2.3 Periode Modern BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Saran Daftar Rujukan iii

4 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mikrobiologi berasal dari Bahasa Yunani, yaitu mikros = kecil, bios = hidup, dan logos = ilmu. Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang kehidupan organisme kecil. Organisme tersebut hanya dapat dilihat dengan menggunakan alat yang disebut dengan mikroskop. Organisme kecil itu disebut mikroorganisme, mikroba, protista, atau jasad renik (Dwidjoseputro, 1978). Antony van Leeuwenhoek adalah orang pertama yang dapat melihat mikroorganisme. Dengan menggunakan mikroskop amatir sederhana ciptaannya, ia dapat melihat bentuk makhluk-makhluk kecil yang belum pernah diketahui oleh orang lain. Mikroskop sederhana buatan Leeuwenhoek ini memiliki perbesaran hingga 300 kali. Mikroskop tersebut ia gunakan untuk mengamati air hujan yang menggenang-menggenang di kubangan-kubangan dan air jambangan bunga. Dari air-air tersebutlah, Leeuwenhoek menemukan hewan bersel satu yang ia beri nama infusoria atau Hewan Tuangan (Dwidjoseputro, 1978). Dari penemuan Leeuwenhoek inilah kemudian muncul pertanyaan, dari manakah mikroorganisme tersebut berasal? Ada tiga teori yang dapat menjawab pertanyaan tersebut, yaitu teori abiogenesis, teori biogenesis, dan teori evolusi kimia. Teori-teori tersebut terbagi dalam tiga periode yaitu periode spekulasi, periode keemasan, dan periode modern. Tidak semua teori dapat diterima oleh setiap pihak. Hal ini dikarenakan seiring dengan perkembangan zaman, banyak eksperimen yang dilakukan oleh parah ahli yang dapat mematahkan teori-teori sebelumnya. Tujuan Bagaimana sejarah perkembangan mikrobiologi di periode spekulasi? Bagaimana sejarah perkembangan mikrobiologi di periode keemasan? Bagaimana sejarah perkembangan mikrobiologi di periode modern? Rumusan Masalah Untuk mengetahui sejarah perkembanan mikrobiologi di periode spekulasi Untuk mengetahui sejarah perkembangan mikrobiologi di periode keemasan Untuk mengetahui sejarah perkembangan mikrobilogi di periode modern. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Periode Spekulasi 1

5 Aristoteles ( SM), seorang ahli filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani kuno lebih dari 2000 tahun yang lalu mengemukakan konsep bahwa kehidupan berasal dari benda mati. Teori ini disebut dengan generatio spontanea atau lebih dikenal sebagai teori abiogenesis. Aristoteles mengemukakan teori tersebut berdasarkan penelitian yang dilakukannya terhadap ikan. Dari hasil penelitiannya tersebut, ia menemukan bahwa ikan-ikan tersebut bertelur dan dari telur tersebut muncul ikan-ikan baru yang sama dengan induknya. Akan tetapi, ia juga percaya bahwa beberapa ikan terbentuk dari lumpur (Pratiwi, 2012). Orang yang mendukung teori abiogenesis adalah John Needham. Needham ( ), adalah seorang pendeta bangsa Irlandia yang selama 5 tahun ( ) mengadakan eksperimeneksperimen dengan berbagai rebusan, salah satunya adalah rebusan daging. Air rebusan tersebut dimasukkan ke dalam botol dan ditutup dengan menggunakan gabus. Setelah beberapa hari ternyata muncul mikroorganisme di dalam air rebusan tersebut, sehingga Needham menyimpulkan bahwa jasad-jasad renik (mikroorganisme) tersebut berasal dari air kaldu hasil perebusan daging. Namun anggapan Needham ini dipatahkan oleh Lazzaro Spallanzani. Pada abad ke-17, Antony van Leeuwenhoek berhasil membuat mikroskop sederhana dengan perbesaran 300 kali. Dengan menggunakan mikroskop inilah, ia menemukan berbagai macam mikroorganisme dalam setetes air yang ia amati. Penemuan Leeuwenhoek ini merangsang kembali para ilmuwan lainnya untuk membuktikan kebenaran dari teori abiogenesis yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda mati. Gambar 2.1 Antony van Leeuwenhoek dan Mikroskop Sederhananya (Sumber: Black, 2012) 2.2 Periode Keemasan Sebelum masa kemasan terjadi, para peneliti berinisiatif menggunakan mikroskop amatir yang terbuat dari pegangan dan lensa berbentuk cembung pada kedua sisinya. Hal ini dicetukan oleh bangsawan bernama Antony van Leeuwenheok sehingga ia disebut 2

6 sebagai bapak mikrobiologi, sejak saat itulah penelitian dan pengembangan mikroskop ditingkatkan lebih baik lagi dalam perihal alat untuk mengamati mikrooganisme, akhirnya pada tahun 1664, Robert Hooke dapat menciptakan mikroskop manual. Masa ini disebut Masa keemasan karena merupakan masa dimana alat untuk mengetahui mikroorganisme dapat diciptakan semakin baik (Kusnadi et al., 2003). (a) (b) Gambar 2.2 a) mikroskop manual yang diciptakan oleh Robert hook b) mikroorganisme berbentuk kapang yang teramati dari mikroskop ciptaan hook (Sumber: Madigan et al., 2012) Pada periode keemasan ini, banyak ilmuwan yang melakukan berbagai eksperimen yang hasilnya bertentangan dengan teori abiogenesis. Hal ini menyebabkan lahirnya teori baru yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari sesuatu yang hidup. Teori ini dikenal dengan teori biogenesis. Setelah mikroskop diciptakan lebih baik, penelitian tentang teori yang mendukung biogenesis semakin dikembangkan, dimana akhirnya muncul beberapa ahli yang membuat penelitian dan memunculkan beberapa teori baru yang mendukung teori biogenesis. Lahirnya teori biogenesis ini berasal dari eksperimen yang dilakukan oleh Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur. Selain itu, dengan adanya alat bantu mikroskop pada zaman keemasan beberapa ilmuwan lainnya mulai mengembangkan penelitian tentang bakteri dan virus. a. Percobaan Francesco Redi 3

7 Francesco Redi (1668), adalah seorang fisikawan Italia dan merupakan orang pertama yang melakukan pembantahan terhadap teori abiogenesis. Ia melakukan serangkaian penelitian menggunakan daging segar. Redi memperhatikan bahwa ulat akan menjadi lalat dan lalat selalu terdapat tidak jauh dari potongan daging. Dalam penelitiannya, Redi menggunakan potongan daging segar yang diletakkan dalam dua wadah. Wadah I diisi dengan sepotong daging segar yang dibiarkan terbuka, wadah II diisi dengan sepotong daging segar dan ditutup dengan kain kasa. Ketika daging mulai membusuk, datanglah lalat di sekitar wadah. Beberapa hari kemudian, pada daging yang terdapat di dalam wadah I terlihat cukup banyak belatung. Beberapa ekor belatung juga terdapat di atas permukaan kain kasa wadah II (Pratiwi, 2012). Gambar 2.3 Percobaan Fransisco Redi (Sumber: Black, 2012) Dari eksperimen tersebut, Francesco Redi membuktikan bahwa belatung tidak terbentuk dari daging yang membusuk, melainkan berasal dari telur-telur lalat yang ditinggalkan ketika lalat mengerumuni daging busuk dan permukaan kasa. Sehingga dari eksperimen ini, teori abiogenesis yang dikemukakan oleh Aristoteles mulai terpatahkan. b. Percobaan Lazzaro Spallanzani Pada tahun 1768, Spallanzani membantah teori abiogenesis dengan menyatakan bahwa eksperimen yang dilakukan oleh Needham tidaklah sempurna (Dwidjoseputro, 1978). Spallanzani menyatakan bahwa Needham tidak merebus daging cukup lama sampai semua organisme terbunuh dan tidak menutup botol dengan rapat sehingga masih ada organisme yang masuk ke dalam botol tersebut (Pratiwi, 2012). Kemudian Spallanzani melakukan percobaan dengan merebus kaldu daging selama 1 jam dan menempatkannya pada toples yang disegel/ditutup rapat dan hasilnya menunjukkan tidak ditemukannya mikroorganisme dalam kaldu tersebut, karena dengan menutup botol tidak memungkinkan masuknya udara (oksigen) yang sangat dibutuhkan bagi kehidupan mikroorganisme. Dari hasil eksperimen yang dilakukannya, Spallanzani menyimpulkan bahwa timbulnya suatu kehidupan hanya mungkin terjadi jika telah ada suatu bentuk kehidupan sebelumnya. 4

8 c. Pecobaan Louis Pasteur Menurut Louis Pasteur bahwa tidak ada kehidupan baru yang dapat timbul dari benda mati, maka muncullah teori Biogenesis yaitu Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo yang berarti semua kehidupan itu berasal dari telur, dan semua telur itu berasal dari sesuatu yang hidup. Pernyataan Louis Pasteur tersebut, belum memberi jawaban atas pertanyaan darimana asal kehidupan?. Pada tahun 1865 Louis Pasteur mempersiapkan larutan nutrien (kaldu) didalam labu yang dilengkapi dengan lubang atau pipa panjang dan sempit berbentuk leher angsa. Pasteur sendiri meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel lainnya. Dalam percobaannya menggunakan tabung berleher angsa, Pasteur memanaskan larutan nutrien (kaldu) tanpa perlakuan dan tanpa disaring kemudian udara dibiarkan keluar masuk. Setelah sekian lama, ternyata tidak ada mikroorganisme yang tumbuh dalam larutan itu. Pada prinsipnya udara mampu masuk ke dalam tabung, namun partikel-partikel debu yang mengandung mikroorganisme tidak mencapai larutan nutrien karena partikel debu akan menempel dan mengendap dalam bagian lengkungan tabung leher angsa yang berbentuk huruf U dan aliran udara berkurang. Sehingga partikelpartikel debu yang mengandung mikroorganisme tidak terbawa masuk ke dalam labu. Dalam hal ini mikroba beserta debu akan mengendap pada bagian tabung yang berbentu U sehingga tidak akan dapat mencapai kaldu. Gambar 2.4 Sketsa Wajah Pasteur (Sumber: Madigan et al., 2012) 5

9 Gambar 2.5 percobaan Pasteur untuk membuktikan adanya teori biogenesis (Sumber: Madigan et al., 2012) Disamping pernyataannya tentang teori biogenesis yang didapatkannya dari percobaan leher angsa, Pasteur juga tertarik pada industry minuman anggur dan perubahan-perubahan yang terjadi selama proses fermentasi anggur. Fermentasi terjadi karena enzim yakni zat yang dihasilkan sel hidup yang menyebabkan berlangsungnya reaksi-reaksi kimiawi tertentu, dimana mikroorganisme (ragi) yang berperan. Dalam buku Madingan et al (2012) disebutkan fermentation is associated with the life and structural integrity of the cells and not with their death and decay. yang artinya fermentasi dikaitkan dengan kehidupan dan integritas struktural dari sel dan tidak dengan kematian dan pembusukan mereka. Pasteur juga berhasil membuktikan bahwa bakteri menjadi sebab beberapa penyakit, banyak dari hasil pengamatan menentang keras adanya teori nutfah penyakit. Dalam tahun 1546 Francastoro dari Verona ( ) menyatakan bahwa penyakit dapat disebabkan oleh jasad renik yang terlalu kecil untuk dapat dilihat yang dipindahkan (ditularkan) dari seseorang ke seseorang lain. d. Theodor Shcwann ( ). Pada Tahun 1837, Theodor Schwann mengalirkan udara melalui pipa yang dipanaskan ke dalam tabung tertutup yang bersisi kaldu kaldu daging yang dididihkan berjam-jam lamanya. Hasil yang didapatkan Schwann tidak menemukan mikroorganisme di dalam kaldunya sebab mikroba telah mati oleh adanya oleh panas (Dwijoseputro, 1978). Karena panas akan mengubah udara sehingga tidak mendukung pertumbuhan mikroba. Mereka mengatakan bahwa udara yang lewat pipa panas itu telah mengalami perubahan sedemikian rupa. Sehingga tidak memungkinkan untuk mendukung timbulnya kehidupan makhluk baru (Dwijoseputro, 1978). e. Franz Shchulze ( ) 6

10 Franz Shchulze mencoba memecahkan kontroversi tentang peran udara didalam kehidupan. Pada tahun 1836, Franz Schulze dengan experimennya melewatkan larutan asam kuat ke dalam tabung tertutup yang berisi daging yang telah dimasak. Hasil yang didapatkan Schultze tidak menemukan mikroorganisme di dalam kaldunya sebab mikroba telah mati oleh adanya asam kuat (Deacon, 2003) f. Scroeder dan Th. Von Dusch (1854) H. Scroeder dan Th. Von Dusch melakukan percobaan yang lebih meyakinkan dan memantapkan penelitian Schwan yaitu dengan melewatkan udara melalui tabung berisi kapas yang steril menuju ke dalam labu berisi kaldu yang sebelumnya dipanaskan. Dengan cara ini mikroorganisme disaring keluar dari udara oleh serat-serat kapas dan dengan demikian dicegah masuk ke dalam labu maka ia tidak mendapatkan mikroorganisme (jasad renik) baru yang tumbuh di dalam kaldu tersebut (Dwijoseputro, 1978). Sehingga pada tahun ini teori abiogenesis semakin tidak terbukti kebenarannya, dan dapat dipatahkan sehingga penelitian dapat dilakukan lebih jauh dan pengembangan mikroskop dapat semakin ditingkatkan. Pada akhirnya banyak ditemukan jasad renik (jenis mikroorganisme) yang semakin beragam melalui penyakit-penyakit yang menular tumbuhan, manusia dan hewan ternak. g. John Tyndall (1870) Di antara bukti-bukti yang paling penting ialah hasil percobaan John Tyndall pada awal tahun 1870-an, dengan menciptakan sebuah kotak bebas debu, dan menempatkan tabung-tabung berisi kaldu steril didalamnya. Selama udara dalam kotak bebas dari debu maka selama itu pula kaldu akan mengendap dan tertahan pada tabung berleher angsa yang menuju ke dalam kotak, sehingga dari percobaan John Tyndall terbukti bahwa mikroorganisme terbawa oleh partikel-partikel debu. Sehingga hal ini juga mendukung teori dari Louis Pasteur (Dwijoseputro, 1978). 2.3 Periode Modern Perkembangan mikrobiologi pada abad 19 dan 20 atau dapat dikatakan sebagai periode modern dikembangkan, ditandai mikroskop dengan peningkatan juga disebarluaskan konstruksi mikroskop. dan banyak tersedia. Selain Dengan berkembangnya mikroskop makan tekhnik dasar untuk mengamati mikroorganisme pun semakin meningkat. Pada abad ke 19, penelitian mengarah pada perkembangan teknik dasar mikrobiologi dan menghasilkan prosedur dasar laboratorium mikrobiologi dalam 7

11 mengisolasi, mengkultivasi dan mengidentifikasi mikroorganisme. Menurut Schaefer (2004) teori evolusi kimia merupakan teori biologi modern, dimana terdapat 3 tokoh umum yakni Harold Urey, Oparin dan Miller. Hal tersebut dijelaskan sebagi berikut: a. Harold Urey Pada tahun 1893, Harold Urey (Amerika Serikat) mengemukakan teori yang didasari atas pemikiran bahwa senyawa organik merupakan bahan dasar organisme hidup, yang pada mulanya dibentuk sebagai reaksi gas yang ada di alam dengan bantuan energi (Schaefer, 2004). Pada penelitian Urey dijelaskan bahwa atmosfer purba mengandung gas hidrogen (H2), amonia (NH3), metana (CH4), dan uap air (H2O). Gas-gas tersebut dengan bantuan energi yang berasal dari loncatan listrik (halilintar), radiasi sinar kosmik, dan lainnya bereaksi menjadi satu dengan lainnya membentuk senyawa organik sederhana. Senyawa organik ini diperkirakan berkembang lebih lanjut menjadi organisme (Rauchfuss, 2008). Menurut Starr (2012) Urey mengemukakan terbentuknya makhluk hidup dari berbagai molekul zat di atmosfer tersebut didukung kondisi sebagai berikut: a. keadaan pertama : tersedianya molekul-molekul metana, amonia, uap air, dan hidrogen yang sangat banyak di atmosfer bumi b. keadaan kedua : adanya bantuan energi yang timbul dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmis yang menyebabkan zatbereaksi membentuk molekul zat yang lebih c. keadaan ketiga zat tersebut besar. : terbentuknya zat hidup yang paling sederhana yang susunan kimianya dapat disamakan dengan susunan kimia virus. d. keadaan keempat : dalam jangka waktu yang lama (berjuta-juta tahun), hidup yang terbentuk tadi berkembang menjadi sejenis organisme (makhluk hidup yang lebih kompleks). b. A.I Oparin Oparin merupakan ilmuwan berkebangsaan Rusia. Oparin juga memiliki gagasan yang sama seperti Urey, tetapi Oparin tidak dapat membuktikan bahwa reaksi gas CH4, NH3, H2 dan H2O membentuk asam amino. Beliau berpendapat bahwa asam amino terbentuk secara alami. Menurut Oparin, lautan bumi pada awalnya memiliki persediaan cukup bahan-bahan organik. Dalam waktu yang lama maka bahan-bahan organik tersebut akan berikatan satu dengan lainnya membentuk 8

12 selaput, kemudian molekul organik berselaput ini akan mengikat molekul lainnya dan menyatukan diri sehingga terbentuk gabungan molekul baru yang memiliki karakteristik. Ikatan kompleks inilah yang diperkirakan merupakan awal dari kehidupan (Schaefer, 2004). Gambar 2.6 Formasi dari Primitif Sop menurut Oparin Sumber : Clark (2013) c. Stanley Miller Miller merupakan murid dari Urey. Ia membuat suatu percobaan untuk membuktikan teori Urey. Ia melakukan percobaan dengan mengisi tabung-tabung dengan CH4, NH3, H2, dan H2O. Campuran gas-gas tersebut dialirkan melalui labu dilengkapi elektroda yang dapat melepaskan bunga api listrik yang bertegangan tinggi( volt) sebagai pengganti halilintar yang selalu terjadi pada masa itu. Percobaannya dilakukan selama satu minggu (Clark, 2013). Setelah percobaan tersebut, dilihat ternyata ditemukan beberapa jenis asam amino. Asam amino adalah zat yang menyusun protoplasma makhluk hidup.selain asam amino juga diperoleh asam hidroksi, HCN, dan urea. Pada temuannya ini asam amino tersebut belum menunjukkan gejala hidup (Clark, 2013). 9

13 Gambar 2.7 Diagram percobaan Stanley Miller dan Harold Urey Sumber : Star, dkk (2011) Menurut Kusnadi dkk (2003) mikrobiologi mengalami perkembangan secara cepat yakni dasar dan terapan. Dalam abad ini ilmu mikrobiologi berkembang dalam bidang kedokteran dan imunologi, dimana ditemukan bakteri patogen baru. Selain itu juga terdapat perkembangan pada bidang pertanian yakni ditemukan mikroba dalam tanah. Didalam industri juga mengarah pada antibiotik. Menurut Bathia (2003) perkembangan tersebut ditandai dengan adanya nobel prize yang disajikan pada tabel berikut: 10

14 Tabel Nobel Prize Award oleh beberapa ilmuwan hingga akhir Abad 19 (Sumber : Black, 2012) d. Robert Koch ( ) Robert Koch berperan dalam mendirikan bakteriologi modern berkat penemuannya dalam mengidentifikasi penyebab TBC, kolera, anthrax dan mendukung kegiatan eksperimental dalam penemuan bakteri penyebab penyakit menular. Setelah berhasil melakukan percobaan pertamanya yaitu mebuktikan penularan virus anthrax terhadap hewan ternak, Koch melanjutkan penelitian lainnya dan menemukan penyebab penyakit TBC dan kolera. Penelitian Koch ini menjadi suatu hal yang menyebabkan penyakit TBC, tifus, difteri, kolera, gonorhea serta antraks dapat terungkap dan dipisahkan secara murni. Gambar. 2.6 Robert Koch di laboratorium bersama asistennya (Black, 2012). Robert Koch hidup sezaman Pasteur, yang belum selesai pelatihan medis pada tahun 1872 dan bekerja sebagai dokter di Jerman hampir sepanjang karirnya. Setelah ia 11

15 membeli mikroskop dan peralatan fotografi, ia menghabiskan sebagian besar waktunya belajar bakteri, terutama yang menyebabkan penyakit. Koch mengidentifikasi bakteri yang menyebabkan anthrax, penyakit yang sangat menular dan mematikan pada sapi dan kadang-kadang pada manusia. Dia mengakui kedua sel aktif membagi dan sel dorman (spora) dan teknik yang dikembangkan untuk mempelajari mereka in vitro (di luar organisme hidup). Koch juga menemukan cara untuk menumbuhkan bakteri dalam murni budaya-budaya yang hanya berisi satu jenis organisme. Dia mencoba menggoreskan suspensi bakteri pada irisan kentang dan kemudian pada gelatin. Tapi gelatin meleleh pada inkubator (tubuh) suhu; bahkan pada suhu kamar, beberapa mikroba mencairkannya (Black, 2012). Istri asisten Koch menyarankan memperkuat kaldu dengan agar-agar sebagai bantuan untuk mendapatkan kultur murni. Dia telah menggunakannya untuk memperkuat kaldu di dapur (Black, 2012). Angelina Hesse, wanita Amerika dari salah satu rekan Koch, menyarankan bahwa Koch menambahkan agar (pengental yang digunakan dalam memasak) kepada media bakteriologis nya. Hal ini menciptakan permukaan dimana mikroorganisme dapat menyebar sangat tipis-tipis sehingga beberapa organisme individu dipisahkan dari semua orang lain. Setiap organisme individu kemudian dikalikan untuk membuat koloni ribuan keturunan. Teknik Koch untuk mempersiapkan kultur murni masih digunakan saat ini. Prestasi yang luar biasa Koch adalah perumusan empat postulat untuk mengasosiasikan organisme tertentu dengan penyakit yang spesifik. Koch Postulat, yang menyediakan ilmuwan dengan metode membangun teori kuman penyakit, adalah sebagai berikut: 1. Suatu mikroba yang diduga sebagai penyebab penyakit harus ada pada setiap tingkatan penyakit. 2. Mikroba tersebut dapat diisolasi dari jasad sakit dan ditumbuhkan dalam bentuk biakan murni. 3. Apabila biakan murni tersebut disuntikkan pada hewan yang sehat dan peka, dapat menimbulkan penyakit yang sama. 4. Mikrobia dapat diisolasi kembali dari jasad yang telah dijadikan sakit tersebut. Dalil-dalil menganggap bahwa penyakit infeksi disebabkan oleh organisme tunggal. Konsep ini juga merupakan kemajuan penting dalam pengembangan teori kuman penyakit. Setelah mendapat posting laboratorium di Universitas Bonn pada tahun 1880, Koch mampu mencurahkan waktu penuh untuk mempelajari mikroorganisme. Dia mengidentifikasi bakteri yang menyebabkan tuberkulosis, mengembangkan metode kompleks pewarnaan organisme ini, dan menyangkal gagasan bahwa tuberkulosis 12

16 diwariskan. Dia juga dipandu penelitian yang menyebabkan isolasi Vibrio cholerae, bakteri yang menyebabkan kolera. Dalam beberapa tahun Koch menjadi profesor kebersihan di Universitas Berlin, di mana ia mengajar kursus mikrobiologi diyakini menjadi yang pertama yang pernah ditawarkan. Ia juga mengembangkan tuberkulin, yang ia harapkan akan menjadi vaksin terhadap TBC. Meskipun tuberkulin tidak dapat diterima sebagai vaksin, perkembangannya meletakkan dasar untuk tes kulit untuk mendiagnosa TBC. Setelah bencana vaksin, Koch meninggalkan Jerman. Dia membuat beberapa kunjungan ke Afrika, setidaknya dua kunjungan ke Asia, dan satu ke Amerika Serikat. Dalam 15 tahun sisa hidupnya, prestasinya banyak dan beragam. Dia melakukan penelitian tentang malaria, demam tifoid, penyakit tidur, dan beberapa penyakit lainnya. studinya tuberkulosis dia memenangkan Hadiah Nobel untuk Fisiologi dan Kedokteran pada tahun 1905, dan karyanya di Afrika dan Asia membuat dia begitu dihargai pada benua mereka (Black, 2012). e. Adolf Mayer ( ) Studi Mayer mencakup analisis kimia perbandingan daun sehat dan sakit untuk melihat apakah perbedaan dalam gizi bisa mengakibatkan penyakit. Demikian pula, analisis tanah pada tanaman sakit yang tumbuh dan kehadiran nematoda di tanah mereka gagal untuk mengungkapkan penyebabnya. Dia menyelidiki suhu, cahaya, pemupukan, mencari jamur atau "parasit hewan". Dia mencoba untuk mengikuti postulat Koch. Dia mencoba untuk mereproduksi penyakit dengan inokulasi bakteri. Seperti pupuk dari beberapa hewan, termasuk manusia, dan kacang-kacangan busuk. Dia berkesimpulan bahwa agen infeksi adalah semacam mikroorganisme. Dia pikir itu masuk akal untuk berpikir itu adalah sebuah enzim, karena tidak akan bisa berkembang biak sendiri. Dia melakukan percobaan dengan kertas saring, dan menemukan agen melewatinya, tapi setelah filtrasi diulang, di mana "jelas filtrat" diperoleh, ekstrak tidak menular, dan menyimpulkan bahwa agen infeksi adalah bakteri. Meskipun Mayer sampai pada kesimpulan yang salah tentang temuan, ia meninggal pada tahun 1942 pada usia 99 yang akan memberinya kesempatan yang memadai untuk melihat konsep modern virus berkembang, termasuk pemurnian virus dengan Stanley pada tahun 1935 (Zaitlin, 1998). f. Gerhard Domagk 13

17 Pada tahun 1932, Gerhard Domagk menemukan bahwa sebuah zat pewarna merah ternyata mampu melindungi tikus dan kelinci terhadap dosis letal stafilokokus. Zat tersebut adalah Prontosil yang merupakan turunan darisulfanilamid (paminobenzenesulphonamide) yang telah berhasil disintesis. Prontosil sebenarnya adalah sulfamidochrysoidine, yang dinamai Prontosil Rubrum, karena warna merahnya. Protonsil itu sendiri merupakan obat yang menyelamatkan nyawa anak Domagk (Black, 2012). Sulfonamid adalah kemoterapeutik yang pertama digunakan secara sistemik untuk pengobatan dan pencegahan penyakit infeksi pada manusia. Perkembangan sejarah pada tahun 1935, Domagk telah menemukan bahwa suatu zat warna merah, prontosil rubrum, bersifat bakterisid in vivo tetapi inektif in vitro. Ternyata zat ini dalam tubuh dipecah menjadi sulfanilamide yang juga aktif in vitro. Berdasarkan penemuan ini kemudian disintesa sulfapiridin yaitu obat pertamayang digunakan secara sistemis untuk pengobatan radang paru (1937). Gamba r 2.7 Salvarsan (kiri) dan Obat Sulfa (kanan) Sumber: Madigan, 2012 Obat Sulfa dapat menghambat pertumbuhan bakteri (Madigan, 2012). Dengan demikian, perkembangan penelitian penemuan obat-obatan tak lepas dari sejarah perkembangan penemuan bakteri. g. Dmitrii Iwanowski Iwanowski mempresentasikan temuan untuk Academy of Science di St. Petersburg (Rusia) pada tahun Dia membantah temuan Mayer sehubungan dengan filterability dari agen penyakit mosaik tembakau melalui kertas saring ganda. Ia melakukan sejumlah eksperimen penyaringan sendiri, menggunakan porselen Chamberland filter-lilin, yang dianggap ujian akhir bagi bakteri, karena mereka akan dipertahankan pada filter. Dia terkejut dengan hasilnya dan diduga filter yang rusak bisa menjelaskan filterability agen, tetapi dengan pengujian lebih lanjut dari filter 14

18 bahwa mereka tidak cacat. "Menurut pendapat lazim saat ini, menurut saya bahwa yang terakhir adalah untuk dijelaskan paling hanya dengan asumsi racun yang dikeluarkan oleh bakteri ini, yang dilarutkan dalam getah disaring. Selain itu ada penjelasan lain sama-sama diterima mungkin, yaitu, bahwa bakteri dari tanaman tembakau menembus melalui pori-pori Chamberland filter-lilin, meskipun sebelum setiap percobaan saya memeriksa filter yang digunakan dengan cara biasa dan meyakinkan diri dari tidak adanya kebocoran halus dan bukaan." (Zaitlin, 1998). Iwanowski memiliki satu publikasi final pada TMV pada tahun Berbeda dengan buku sebelumnya yang sangat pendek, yang satu ini adalah penjelasan rinci tentang penyakit, termasuk pengamatan mikroskopis pada dua jenis inklusi yang ditemukan dalam sel-sel dari jaringan yang terinfeksi. Namun demikian, ia masih sampai pada kesimpulan bahwa agen penyebab adalah bakteri unculturable. Artikel oleh Martinus Beijerinck, diterbitkan pada tahun 1898 adalah sangat mendalam dan paling rinci tentang penyakit dan agen penyebab nya. Dari tiga laporan dipertimbangkan di sini, itu adalah yang paling rinci dan inovatif dalam pendekatan untuk mempelajari penyakit mosaik tembakau (Zaitlin, 1998). h. Martinus Beijerinck, Beijerinck mencari "mikroba" yang berhubungan dengan penyakit. Dia mengulangi percobaan filtrasi dari pendahulunya (meskipun ia tampaknya tidak menyadari pekerjaan Iwanowski menurut Bos [1995]) dan menyimpulkan bahwa apa yang melewati filter porselen tetap menular dan steril dari mikroorganisme. Dia menyimpulkan bahwa itu adalah "contagium vivum fluidum", cairan hidup menular. Ia menemukan bahwa dari getah tanaman yang sakit, "..an jumlah tak terbatas tanaman sehat dapat diinokulasi dan terinfeksi.." dan menyimpulkan bahwa agen infeksi mereproduksi dirinya dalam tanaman sakit (Zaitlin, 1998). Untuk menunjukkan bahwa agen infeksi bukan mikroba, ia melakukan percobaan difusi, di mana ia mengizinkan "virus" untuk menembus pelat agar. Ia menemukan bahwa memang itu bisa menembus "..untuk tidak ada kedalaman kecil." Ia menemukan bahwa agen disebarkan sekitar 2 mm dalam 10 hari, dan menyimpulkan bahwa virus itu larut, yang memang itu. Ia menemukan bahwa ekstrak menular stabil selama tes tiga bulan, tetapi virulensi tidak menambah atau mengurangi dalam ekstrak, bukti lebih lanjut bahwa itu bukan bakteri. Beijerinck mempelajari penyakit itu sendiri secara detail, menggunakan kapasitasnya untuk mengirimkan sebagai sarana menentukan ada tidaknya virus. Dia menyimpulkan, 15

19 berdasarkan simtomatologi, bahwa hanya daun muda yang bisa terinfeksi, dan menyimpulkan bahwa hanya sel-sel yang membelah dapat terinfeksi - tentu tidak terjadi, seperti yang sekarang diketahui bahwa daun tua dapat terinfeksi, tetapi jarang menunjukkan gejala. Dia menyimpulkan bahwa virus bergerak dalam floem, meskipun ia merasa bahwa juga bergerak dalam xilem, gagasan yang kadang-kadang diperdebatkan saat ini (Zaitlin, 1998). Bos (1995) berpendapat bahwa kredit untuk penemuan TMV sebagai virus harus pergi ke Beijerinck. Dia masih berpendapat mendukung etiologi bakteri, dan merasa bahwa spora dari organisme penyebab mampu melewati filter. Beijerinck, di sisi lain, tidak menghargai bahwa ia memiliki sesuatu yang sangat berbeda dari mikroba dan Bos merasa bahwa karena alasan itu, dia layak kredit untuk mengembangkan konsep viral. Namun demikian, siapa pun adalah salah satu sejarah akan mencatat sebagai penemu konsep virus. Virus tembakau mosaik sangat penting dalam sejarah virologi karena berbagai alasan di luar penemuan konsep viral. Ini adalah yang pertama untuk dimurnikan (Stanley, 1935), dan banyak konsep dasar virologi dikembangkan dengan itu. Komposisi kimia dari virus, isolasi protein dan komponen asam nukleat, imunogenisitas, RNA menular, pemulihan dari bagianbagiannya dipisahkan, penentuan pertama dari urutan protein mantel virus antara tonggak. Ini dicatat dalam sebuah artikel oleh Heinz Fraenkel-Conrat (1986) (Zaitlin, 1998). i. Alexander Flemming ( ) Alexander Fleming ( ) menemukan penicilin, senyawa kimia yang dihasilkan mikroorganisme jamur Penicellium notatum. Pada tahun 1922 Alexander Fleming, seorang dokter Skotlandia itu menemukan lisozim, enzim yang ditemukan dalam air mata, air liur, dan keringat, bisa membunuh bakteri. Lisozim itu sekresi tubuh pertama ditampilkan memiliki sifat kemoterapi. Pengembangan antibiotik dimulai pada tahun 1917 dengan pengamatan bahwa bakteri tertentu (actinomycetes) dapat menghentikan pertumbuhan bakteri lainnya (Black, 2012). Penemuan penicillin terjadi pada tahun Penemuan itu bermula ketika Alexander Fleming sedang meneliti Staphylococci yang termasuk kelompok dari bakteri gram positif. Dia juga mempertimbangkan hipotesis bahwa mukosa hidungnya memiliki efek anti bakteri. Pada bulan Juli tahun 1928, Fleming meninggalkan pekerjaannya dan pergi berlibur. Sebelum pergi, dia meninggalkan 16

20 piring yang berlumuran Staphylococcus diatas bangku laboratoriumnya (Derderian, 2007). Gambar 2.8 Fleming menemukan anti bakteri dalam penicillin (Sumber : Black, 2012) Sebelum berangkat berlibur, Fleming tidak menyadari bahwa spora dari jamur varian langka yang disebut Penicillium notatum melayang dan jatuh ke piring. Untungnya, Fleming memutuskan untuk tidak menyimpan piring di dalam inkubator. Sehingga hal ini memberi kesempatan jamur untuk tumbuh. Kemudian, karena suhu naik, bakteri Staphylococcus tumbuh sangat cepat dan meliputi seluruh piring kecuali untuk daerah sekitarnya yang terkontaminasi jamur. Fleming akhirnya menyimpulkan bahwa jamur harus mengeluarkan sebuah zat yang menghambat pertumbuhan bakteri. Fleming menyebut bahan aktif tersebut sebagai Penicilin. Dia kembali sekitar satu bulan kemudian pada bulan Agustus dan meneliti suatu fenomena. Dia menyatakan bahwa kebanyakan piring yang terkontaminasi oleh jamur yang memproduksi substansi berwarna kuning yang menghambat pertumbuhan bakteri. Fleming menyatakan bahwa koloni Staphylococcus menunjukkan lisis dan menghancurkan sel bakteri di sekitar pertumbuhan jamur (Derderian, 2007). Tulisannya mengenai hal tersebut tidak mendapat perhatian sampai 10 tahun kemudian saat peneliti dari Universitas Oxford mencoba menemukan senyawa antibakteri yang berasal dari mikroorganisme. Sebagian dari riset ini untuk mengobati korban perang dunia kedua dan penyakit ternak. Peneliti yang dipimpin oleh Howard W. Florey dan Ernest Chain melakukan pengobatan dengan penicilin yang hasilnya sangat memuaskan. Penicilin selanjutnya dianggap sebagai obat mujarab. Florey, Chain, dan Fleming mendapat Nobel untuk penemuan tersebut (Black, 2012). 17

21 j. Selman Waksman (1952) Pengembangan antibiotik dilanjutkan dengan karya Selman Waksman, yang lahir di Ukraina dan pindah ke Amerika Serikat pada tahun Terinspirasi oleh 1939 Penemuan, oleh ahli mikrobiologi Perancis Rene DUBOS, dari tyrothricin, antibiotik yang dihasilkan oleh bakteri tanah, Waksman memeriksa sampel tanah dari seluruh dunia untuk pertumbuhan-menghambat mikroorganisme atau produk mereka. Dia menciptakan antibiotik pada tahun 1941 untuk menggambarkan aktinomisin dan produk lainnya yang dia isolasi. Kedua tyrothricin dan aktinomisin terbukti terlalu beracun untuk penggunaan umum sebagai antibiotik. Setelah upaya berulang-ulang, Waksman mengisolasi streptomisin yang kurang toksik pada tahun Streptomisin merupakan sebuah terobosan besar dalam pengobatan TB. Pada dekade yang sama Waksman dan lain-lain mengisolasi neomycin, kloramfenikol, dan klortetrasiklin (Black, 2012). Penemuan streptomycin hampir secara universal dikreditkan pada satu orang yaitu Selman Abraham Waksman. Namun ssebenarnya banyak kredit untuk penemuan milik salah satu mahasiswa PhD yang merupakan murid dari Waksman, Albert Schatz. Selama akhir sembilan belas tiga puluhan Waksman, seorang terkemuka di bidang mikrobiologi di Rutgers, State University New Jersey. Program penelitian, ditujukan untuk mengisolasi tanah antibiotik-memproduksi mikroorganisme (terutama actinomycetes). pekerjaan ini bertepatan dengan awal upaya Oxford untuk memurnikan penisilin dan juga dengan pekerjaan DUBOS 'pada isolasi tyrothricin. Meskipun skrining kerja antibiotik di Rutgers diprakarsai oleh Waksman, karya eksperimental sebagian besar dilakukan oleh PhD dan bekerja di bawah pengawasannya. Sukses adalah hampir segera dengan penemuan pertama aktinomisin dan kemudian streptothricin. Namun, karena masalah yang berkaitan dengan toksisitas, tak satu pun dari antibiotik ini adalah awalnya digunakan dalam pengobatan (Wainwright, 1991). 18

22 Gambar 2.9 Selman Waksman, memperlihatkan beberapa antibiotic yang telah ditemukan di laboratoriumnya. (Sumber: Wainwright, 1991) 19

23 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Sejarah perkembangan mikrobiologi mengalami beberapa masa atau periode, diawali dengan periode spekulasi atau periode perintisan, diikuti dengan zaman keemasan kemudian periode modern. Pada zaman spekulasi atau periode perintisan, para ilmuwan mencari jawaban atas asal kehidupan dimana pada zaman spekulasi terdapat teori abiogenesis yang dibawa Aristoletes bahwa kehidupan berasal dari benda mati atau spontan (Generatio spontanea). Namun teori abiogenesis tidak dapat memuaskan ilmuwan lain sehingga para ilmuwan lainnya mencari tahu mengenai kebenaran teori tersebut dengan melakukan berbagai percobaan. Seiring dilakukannya percobaan untuk mematahkan teori abiogenesis, terjadi peningkatan alat bantu untuk mengamati mikroorganisme. Saat menjelang masa keemasan, mikroskop yang awalnya bentuknya sangat sederhana dan bersifat amatir dapat dikembangkan menjadi mikroskop manual, dimana dengan mikroskop ini dapat ditemukan struktur dan jenis mikroorganisme baru, pada masa modern berlangsung perkembangan yang sangat pesat dimana ditemukannya berbagai macam jenis mikroorganisme. Pada masa keemasan dimana sudah terdapat alat bantu mikroskop, banyak ditemukan bakteribakteri dan virus beserta pengobatannya. Periode yang ketiga adalah periode modern dan pada periode ini konstruksi mikroskop semakin ditingkatkan sehingga lebih leluasa dalam mengamati mikroorganisme hingga pada abad ke 20 an, aplikasi mikrobiologi dapat dioptimalkan untuk mengembangkan antibiotik, dan mengklasifikasikan bakteri sehingga bakteri dapat mudah dikenali dan dicari solusi untuk mengobatinya. Sejarah mikrobiologi pada akhirnya mengembangkan ilmu 3.2 pengetahuan tentang penularan dan persebaran penyakit. Saran Dalam pembuatan makalah mengenai Sejarah Mikrobiologi yang selanjutnya diharapkan untuk lebih terstruktur dan sesuai dengan periode. Penjelasan runtut serta lebih banyak mencari/menggunakan referensi yang terbaru sehingga isi makalah terkesan fresh. 20

24 DAFTAR PUSTAKA Basthia, Rajesh Microbiology for Dental Students. India :Jeypee Beijerinck, M.J. (1898) Concerning a contagium vivum fluidum as cause of the spot disease of tobacco leaves. Verhandelingen der Koninkyke akademie Wettenschapppen te Amsterdam 65: Translation published in English as Phytopathological Classics Number 7 (1942). American Phytopathological Society Press. St. Paul, Minnesota. Bos, L. (1995) The embryonic beginning of virology: unbiased thinking and dogmatic stagnation. Arch. Virol. 140: Clark, David P Molecular Biology. USA : Elsevier Creager, A.N.H. (2002) (Didigitalisasi oleh Google Penelusuran Buku). The life of a virus: Tobacco Mosaic Virus As an Experimental Model, (edisi ke-edisi ke-2). Chicago: University of Chicago Press. (119). ISBN , Deacon, Jim The Microbialworld Profils of Microorga- nisms.institute of Cell and Molecular Biology and Biology Teaching Organisation. University of Edinburgh Derderian, Stacie L Alexander Fleming s Miraculous Discovery of Penicilin. Rivier Academic Journal, Vol 3, No2. Dwidjoseputro, D Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan. Kusnadi., Perisilwati., Syulasmi, Ammi.,Purwaningsing, Widi., Rochintaniawati, Dania.2003.Mikrobiologi.Teaching and secondary education in Indonesia: JICA Madigan,Michael T., Martinko,John M., Stahl, David A., Clark, David P Brock Biology of Microorganisms Thirteenth Edition. Wageningen Agricultural University, Wageningen, Netherlands: Benjamin Cummings Pratiwi, D.A., dkk Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga. Rauchfuss,Horst Chemical Evolution and The Origin of Life. Germany: Spinger Schaefer, Henry F Conflictor and Coherence. USA : Uneversity of Georgia Star, Cecie., Ever, Christine dan Starr, Lisa Biology Concept and Connection. USA: Cole Wainwright, Milton Streptomycin: Discovery and Resultant Controversy Milton. Zaitlin, Milton. (1998). The Discovery of the Causal Agent of the Tobacco Mosaic Disease. Cornell University Ithaca, New York 14853, USA 21

I. PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI

I. PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI I. PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI 1.1. PENGERTIAN MIKROBIOLOGI Kata mikrobiologi berasal dari bahasa Yuniani, yaitu: micros = kecil, bios = hidup, logos = ilmu. Jadi mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan yang

Lebih terperinci

BAB I Biologi Dasar. Mengapa mempelajari BIOLOGI?

BAB I Biologi Dasar. Mengapa mempelajari BIOLOGI? BIOLOGI BAB I Biologi Dasar Mengapa mempelajari BIOLOGI? Mp oleh pengeth. ttg segi lain kehidupan Karier yg produktif & b manfaat Biologi Penerapan bidang-bidang praktis (Kedokteran, KesMas) Biologi ilmu

Lebih terperinci

PRINSIP-PRINSIP MIKROBIOLOGI. (RAHMIATI S.Si, M.Si)

PRINSIP-PRINSIP MIKROBIOLOGI. (RAHMIATI S.Si, M.Si) PRINSIP-PRINSIP MIKROBIOLOGI (RAHMIATI S.Si, M.Si) KONTRAK KULIAH SISTEM BELAJAR: DISKUSI KELOMPOK PRESENTASE TANYA JAWAB PENILAIAN: KEAKTIFAN MAHASISWA DI KELAS DISKUSI KUIS MID TEST FINAL TEST ABSEN

Lebih terperinci

1. ILMU-PENGETAHUAN dan ASAL USUL KEHIDUPAN. GASAL Enny Zulaika 1. Science & Konsep Hidup 1

1. ILMU-PENGETAHUAN dan ASAL USUL KEHIDUPAN. GASAL Enny Zulaika 1. Science & Konsep Hidup 1 1. ILMU-PENGETAHUAN dan ASAL USUL KEHIDUPAN GASAL 2013- Enny Zulaika 1. Science & Konsep Hidup 1 ILMU : KUMPULAN PENGETAHUAN (KNOWLEDGE) YANG TERORGANISIR, BERSIFAT DINAMIS DAN BERKEMBANG TERUS GASAL 2013-

Lebih terperinci

EVOLUSI. SMA REGINA PACIS JAKARTA By Ms. Evy Anggraeny

EVOLUSI. SMA REGINA PACIS JAKARTA By Ms. Evy Anggraeny EVOLUSI SMA REGINA PACIS JAKARTA By Ms. Evy Anggraeny EVOLUSI Proses perubahan makhluk hidup Waktu lama Perlahan lahan Terbentuk spesies baru 2 ASAL USUL KEHIDUPAN Tokoh peneliti asal mula kehidupan Teori

Lebih terperinci

Oleh: Suharyanto Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu MATERI ILMU ALAMIAH DASAR sumber)

Oleh: Suharyanto Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu MATERI ILMU ALAMIAH DASAR sumber) Oleh: Suharyanto Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu MATERI ILMU ALAMIAH DASAR (Kompilasi dari berbagai sumber) sumber) BUMI DAN SUSUNANNYA Bulat, diketahui manusia 500 tahun yang

Lebih terperinci

Penulis : Anisa Rahmalia, S.Si. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com

Penulis : Anisa Rahmalia, S.Si. Copyright 2013 pelatihan-osn.com. Cetakan I : Oktober Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com Penulis : Anisa Rahmalia, S.Si. Copyright 2013 pelatihan-osn.com Cetakan I : Oktober 2012 Diterbitkan oleh : Pelatihan-osn.com Kompleks Sawangan Permai Blok A5 No.12 A Sawangan, Depok, Jawa Barat 16511

Lebih terperinci

TEORI EVOLUSI KELOMPOK 14 INDRIANI ( ) ESSY DUMAYANTI ( )

TEORI EVOLUSI KELOMPOK 14 INDRIANI ( ) ESSY DUMAYANTI ( ) TEORI EVOLUSI KELOMPOK 14 INDRIANI (1717021031) ESSY DUMAYANTI (1717021032) BAB 7 EVOLUSI APA ITU EVOLUSI Evolusi berarti perubahan (pertumbuhan, perkembangan) secara berangsur-angsur dan perlahan-lahan

Lebih terperinci

Mikrobiologi Peternakan (minggu ke-2)

Mikrobiologi Peternakan (minggu ke-2) Mikrobiologi Peternakan (minggu ke-2) Yuli Yanti, S.Pt., M.Si (yuli_mf@yahoo.com dan yyanti12.staff.uns.ac.id) Lab. IPHT Jur. Peternakan FP UNS MIKROBIOLOGI Bahasa Yunani Mikros: kecil Bios: hidup Logos:

Lebih terperinci

EVOLUSI. Pengertian evolusi - Bukti adanya evolusi - Mekanisme evolusi

EVOLUSI. Pengertian evolusi - Bukti adanya evolusi - Mekanisme evolusi EVOLUSI Pengertian evolusi - Bukti adanya evolusi - Mekanisme evolusi TEORI ASAL USUL KEHIDUPAN TEORI ABIOGENESIS MENYATAKAN BAHWA MAKHLUK HIDUP BERASAL DARI BENDA TAK HIDUP, TEORI BIOGENESIS MENYATAKAN

Lebih terperinci

SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI

SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI SEJARAH PERKEMBANGAN MIKROBIOLOGI Pendahuluan Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme (makhluk)kecil yang tidakdapat dilihat dengan mata telanjang dan hanya dapat dilihat dengan mikroskop (bahasa

Lebih terperinci

COSSOVA 12/16/2012 1

COSSOVA 12/16/2012 1 12/16/2012 1 Memiliki objek Memiliki metode Bersifat sistematis SYARAT ILMU PENGETAHUAN Universal Objektif Analitis Verifikatif 12/16/2012 2 ILMU PENGETAHUAN LAHIR DARI SUATU RANGKAIAN AKTIVITAS AKAL MANUSIA

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan MIKROBIOLOGI

Sejarah Perkembangan MIKROBIOLOGI Sejarah Perkembangan MIKROBIOLOGI Kuliah Pertemuan Ke-2 By Dr. Rozirwan, S.Pi, M.Sc ILMU KELAUTAN FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SRIWIJAYA Penemuan ANIMALCULUS Antonie Leeuwenhoek

Lebih terperinci

Tujuan Pembelajaran : Menjelaskan... Teori asal-usul kehidupan Teori Lamarck Teori Darwin Mekanisme Evolusi Frekuensi Gen

Tujuan Pembelajaran : Menjelaskan... Teori asal-usul kehidupan Teori Lamarck Teori Darwin Mekanisme Evolusi Frekuensi Gen Tujuan Pembelajaran : Menjelaskan... Teori asal-usul kehidupan Teori Lamarck Teori Darwin Mekanisme Evolusi Frekuensi Gen TEORI ASAL KEHIDUPAN Abiogenesis Biogenesis Evolusi KIMIA Evolusi Biologi ABIOGENESIS

Lebih terperinci

KEHIDUPAN DI BUMI. Widodo Setiyo Wibowo

KEHIDUPAN DI BUMI. Widodo Setiyo Wibowo KEHIDUPAN DI BUMI Widodo Setiyo Wibowo Widodo_setiyo@uny.ac.id ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI Teori Asal Mula Kehidupan di Bumi Hipotesis dan Teori tentang asal usul kehidupan di bumi: Generatio spontanea:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikrobiologi Mikrobiologi adalah suatu kajian tentang mikroorganisme. Mikroorganisme itu sangat kecil, biasanya bersel tunggal, secara individual tidak dapat dilihat dengan

Lebih terperinci

VIROLOGI I M A Y U D H A P E R W I R A

VIROLOGI I M A Y U D H A P E R W I R A VIROLOGI I M A Y U D H A P E R W I R A Virologi adalah studi tentang virus : struktur mereka, klasifikasi dan evolusi, cara-cara mereka untuk menginfeksi dan memanfaatkan sel virus reproduksi, penyakit

Lebih terperinci

Sejarah Perkembangan Mikrobiologi

Sejarah Perkembangan Mikrobiologi Sejarah Perkembangan Mikrobiologi Sejarah Mikrobiologi dan Perkembangbiakannya Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Jenis Bakteri Udara Pada Rumah Sakit Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya bakteri udara kemungkinan terbawa oleh debu, tetesan uap air kering

Lebih terperinci

MIKROBIOLOGI PERTANIAN ( 2 1)

MIKROBIOLOGI PERTANIAN ( 2 1) MIKROBIOLOGI PERTANIAN ( 2 1) PEMBOBOTAN NILAI : UTS : 35 % UAS : 35 % PRAKTIKUM : 20 % TUGAS, KUIS : 10 % BUKU/ REFERENSI : 1. MIKROBIOLOGI DASAR (VOLK & WHEELER) 2. DASAR DASAR MIKROBIOLOGI (MICHAEL

Lebih terperinci

Company name. Fapet-UB. MIKROBIOLOGI-PET 4001 Sejarah

Company name. Fapet-UB. MIKROBIOLOGI-PET 4001 Sejarah MIKROBIOLOGI-PET 4001 Sejarah 1. PENDAHULUAN POKOK BAHASAN I. DEFINISI MIKROBIOLOGI II. SEJARAH MIKROBIOLOGI - PENEMUAN MIKROORGANISME - KONFLIK GENERASI SPONTAN - TEKNIK KULTUR MURNI - PERANAN MIKROORGANISME

Lebih terperinci

Eksplorasi. Pengenalan konsep. Standar Kompetensi : 4. Memahami teori evaluasi serta implikasinya pada salingtemas. Kompetensi Dasar :

Eksplorasi. Pengenalan konsep. Standar Kompetensi : 4. Memahami teori evaluasi serta implikasinya pada salingtemas. Kompetensi Dasar : Standar Kompetensi : 4. Memahami teori evaluasi serta implikasinya pada salingtemas. Kompetensi Dasar : 4.3 Mendiskripsikan kecenderungan baru tentang teori evolusi Materi Pokok : Asal-Usul Kehidupan Eksplorasi

Lebih terperinci

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Mikrobiologi didefenisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros=kecil, bios=hidup dan logos=ilmu. Ilmuwan menyimpulkan

Lebih terperinci

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN

ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN ASPEK MIKROBIOLOGIS PENGEMASAN MAKANAN Anna Rakhmawati,M.Si Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY Email:anna_rakhmawati@uny.ac.id Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan primer manusia yang penting

Lebih terperinci

BAB 2 METODE LABORATORIUM MIKROBIOLOGI

BAB 2 METODE LABORATORIUM MIKROBIOLOGI BAB 2 METODE LABORATORIUM MIKROBIOLOGI A. STERILISASI DAN DISINFEKSI Pemahaman prinsip dasar sterilisasi dan disinfeksi merupakan dasar dalam pekerjaan di laboratorium mikrobiologi. Teknik baru mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu,

BAB I PENDAHULUAN. Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bakteri terdapat dimana-mana di dalam tanah, debu, udara, dalam air susu, maupun pada permukaan jaringan tubuh kita sendiri, di segala macam tempat serta lingkungan

Lebih terperinci

BIOLOGI SEBAGAI ILMU

BIOLOGI SEBAGAI ILMU BIOLOGI SEBAGAI ILMU A. Pengertian Biologi Apakah sesuangguhnya biologi itu? Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata bios dan logos. Bios berarti hidup dan logos berarti ilmu atau belajar tentang

Lebih terperinci

SEJARAH DAN RUANG LINGKUP MIKROBIOLOGI

SEJARAH DAN RUANG LINGKUP MIKROBIOLOGI SEJARAH DAN RUANG LINGKUP MIKROBIOLOGI Ringkasan Pokok bahasan ini akan memperkenalkan bidang mikrobiologi dan membahas kepentingan mikroorganisme tidak hanya sebagai agen penyakit tetapi juga sebagai

Lebih terperinci

Mikrobiologi (AET 1203P)

Mikrobiologi (AET 1203P) Mikrobiologi (AET 1203P) Dosen Pengampu 1. Prof. Dr. Ir. Asmarlaili Sahar Hanafiah, MS, DAA 2. Prof. Ir. T. Sabrina, M.Sc., Ph.D 3. Ir. Hardy Guchi, MS 4. Dr. Lisnawita, S.P., M.Si. 5. Irda Safni, S.P.,

Lebih terperinci

BAB X TAHAP-TAHAP TERBENTUKNYA KEHIDUPAN

BAB X TAHAP-TAHAP TERBENTUKNYA KEHIDUPAN 10-1 BAB X TAHAP-TAHAP TERBENTUKNYA KEHIDUPAN Berdasarkan fakta di alam dan hasil-hasil percobaan di laboratorium hanya teori evolusi biokimia yang paling dapat memberi penjelasan secara ilmiah tentang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI ANTAGONISME ANTAR BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI ANTAGONISME ANTAR BAKTERI LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI ANTAGONISME ANTAR BAKTERI Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Mikrobiologi Yang dibina oleh Agung Witjoro, S.Pd, M.Kes Oleh: Kelompok 1 / Offering B / 2011 Happy Kamala

Lebih terperinci

JENJANG SMA X (SEPULUH) BIOLOGI BIOLOGI ILMU TENTANG MAKHLUK HIDUP KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN

JENJANG SMA X (SEPULUH) BIOLOGI BIOLOGI ILMU TENTANG MAKHLUK HIDUP KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA X (SEPULUH) BIOLOGI BIOLOGI ILMU TENTANG MAKHLUK HIDUP Biologi berasal dari bahasa Yunani: Bios (hidup) & Logos (Ilmu Pengetahuan) Biologi: ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

Teori Abiogenesis Klasik

Teori Abiogenesis Klasik Bab 7 EVOLUSI Pengertian Evolusi Evolusi berasal dari dua bahasa yaitu bahasa inggris : to evolve yang berarti berkembang atau berusaha secara perlahan-lahan, sedangkan dari bahasa latin : evolut yang

Lebih terperinci

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan

Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan Teknologi Pangan Teknologi pangan adalah teknologi yang mendukung pengembangan industri pangan dan mempunyai peran yang sangat penting dalam upaya mengimplementasikan tujuan industri untuk memenuhi permintaan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEWARNAAN SPORA BAKTERI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEWARNAAN SPORA BAKTERI LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEWARNAAN SPORA BAKTERI UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH Mikrobiologi yang dibimbing oleh Bapak Agung Witjoro, S.Pd, M.Kes Oleh : Offering C/ Kelompok 5 1. Atika Anggraini

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Metabolisme mikroorganisme Genetika Bakteri Keragaman Bakteri Keragaman Eukariot UTS

PENDAHULUAN. Metabolisme mikroorganisme Genetika Bakteri Keragaman Bakteri Keragaman Eukariot UTS PENDAHULUAN Sejarah Mikrobiologi, Tinjauan Dunia Mikroba, Metode dalam Mikrobiologi Morfologi dan Struktur Halus Bakteri Kultivasi, reproduksi dan Pertumbuhan Bakteri PENDAHULUAN Metabolisme mikroorganisme

Lebih terperinci

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd

putri Anjarsari, S.Si., M.Pd NATA putri Anjarsari, S.Si., M.Pd putri_anjarsari@uny.ac.id Nata adalah kumpulan sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan (nata

Lebih terperinci

Teknik Isolasi Mikroorganisme

Teknik Isolasi Mikroorganisme Teknik Isolasi Mikroorganisme Noorkomala Sari loocev@gmail.com Laboratorium Mikrobiologi Program Studi Biologi FMIPA ITS Surabaya 23 Desember 2009 1. Pendahuluan Mikroorganisme ada dimana-mana. Mereka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Mikrobiologi Isolasi dan Identifikasi Dasar Mikroba

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan Mikrobiologi Isolasi dan Identifikasi Dasar Mikroba Laporan Mikrobiologi Isolasi dan Identifikasi Dasar Mikroba BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan sangat komplek. Beratus-beratus spesies berbagai

Lebih terperinci

MAKALAH KIMIA ANALITIK

MAKALAH KIMIA ANALITIK MAKALAH KIMIA ANALITIK Aplikasi COD dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Disusun oleh : Ulinnahiyatul Wachidah ( 412014003 ) Ayundhai Elantra ( 412014017 ) Rut Christine ( 4120140 ) Universitas Kristen

Lebih terperinci

BIOLOGI SESI 10 EVOLUSI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA

BIOLOGI SESI 10 EVOLUSI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA 10 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA BIOLOGI SESI 10 EVOLUSI A. Teori Asal-Usul Kehidupan Pada bab ini kita akan merunut lebih awal tentang asal usul kehidupan yang sampai saat ini masih

Lebih terperinci

Mollicutes (Phytoplasma)

Mollicutes (Phytoplasma) Virus Pada waktu yang sama, banyak penyakit tanaman yang disebabkan oleh bakteri, Dutchman Adolph Mayer pada 1886, jus yang disuntikkan diperoleh dari tanaman daun tembakau dan menunjukkan berbagai pola

Lebih terperinci

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari sellulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal dari pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Air Air adalah: zat organik yang terdiri dari 1 atom oksigen dengan 2 atomhidrogen berikatan dengan sebuah atom oksigen melalui ikatan kovalen tersebut, sebesar 11,02

Lebih terperinci

Teori asal usul kehidupan Teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup, Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk

Teori asal usul kehidupan Teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup, Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk EVOLUSI Teori asal usul kehidupan Teori abiogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda tak hidup, Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari benda hidup. Para tokoh pendukung

Lebih terperinci

ANTAGONISME ANTAR BAKTERI. LAPORAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Mikrobiologi yang dibina oleh Ibu Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.

ANTAGONISME ANTAR BAKTERI. LAPORAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Mikrobiologi yang dibina oleh Ibu Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M. ANTAGONISME ANTAR BAKTERI LAPORAN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Mikrobiologi yang dibina oleh Ibu Sitoresmi Prabaningtyas, S.Si, M.Si Oleh Kelompok 6 : Laily Rahmawati 140342600476 Listia Ningrum 140342601711

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian eksperimental laboratorium untuk menguji aktivitas antibakteri ekstrak daun sirih merah (Piper

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH :

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR. Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH : LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR Pengecatan Gram dan Pengujian KOH Pada Bakteri OLEH : NAMA : NUR MUH. ABDILLAH S. NIM : Q1A1 15 213 KELAS : TPG C JURUSAN ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum.

NATA DE SOYA. a) Pemeliharaan Biakan Murni Acetobacter xylinum. NATA DE SOYA 1. PENDAHULUAN Nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih. Massa ini berasal pertumbuhan Acetobacter xylinum pada permukaan media cair

Lebih terperinci

APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI

APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI APLIKASI BIOTEKNOLOGI DALAM BIDANG FARMASI Aplikasi Bioteknologi mampu meningkatkan kualitas suatu organisme dengan memodifikasi fungsi biologis suatu organisme

Lebih terperinci

Kuliah ke-1. Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. PS Teknologi Hasil Pertanian September 2011

Kuliah ke-1. Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. PS Teknologi Hasil Pertanian September 2011 Kuliah ke-1 Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman PS Teknologi Hasil Pertanian September 2011 TEKNOLOGI FERMENTASI Sejarah dan perkembangan fermentasi

Lebih terperinci

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12

MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME DALAM PENGEMAS ASEPTIK PENGENDALIAN MUTU MIKROORGANISME PANGAN KULIAH MIKROBIOLOGI PANGAN PERTEMUAN KE-12 MIKROORGANISME MAKANAN DAN KEMASAN Bahan pangan mempunyai mikroflora spesifik yang

Lebih terperinci

Bahan Kuliah. Genetika Molekular. disusun oleh : Victoria Henuhili, MSi FMIPA Jurdik Biologi UNY

Bahan Kuliah. Genetika Molekular. disusun oleh : Victoria Henuhili, MSi FMIPA Jurdik Biologi UNY Bahan Kuliah Genetika Molekular disusun oleh : Victoria Henuhili, MSi vhenuhili@uny.ac.id FMIPA Jurdik Biologi UNY 2013 victoria@uny.ac.id Page 1 1. PEMBUKTIAN DNA SEBAGAI PEMBAWA MATERI GENETIK Pada tahun

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pertemuan ke-1 Mikrobiologi Umum

PENDAHULUAN. Pertemuan ke-1 Mikrobiologi Umum PENDAHULUAN Pertemuan ke-1 Mikrobiologi Umum Mikrobiologi Apa defenisi? Mengapa mempelajarinya? Apa itu mikroba/mikroorganisme? Apa manfaatnya? Organisme Hidup? Menurut versi orang awam..binatang atau

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi 11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian

Lebih terperinci

VIRUS. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Dosen Pengampu: Nur Siyam S,KM

VIRUS. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Dosen Pengampu: Nur Siyam S,KM VIRUS Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Mikrobiologi Dosen Pengampu: Nur Siyam S,KM Disusun oleh : Nimas Dwi Ayu R (6411413126 / Rombel 5) Saraswati Windyastuti (6411413129 / Rombel

Lebih terperinci

Tentang Penciptaan Manusia

Tentang Penciptaan Manusia Tentang Penciptaan Manusia Lora:. ---- saya ingin bertanya.. teori abiogenesis yang diciptakan Aristoteles, dan teori yang di ungkapkan oleh Fransisco Redi, Fransisco Redi, Lazzaro Spalanzi. bagaimana

Lebih terperinci

ASAL MULA ASAL KEHIDUPAN DI BUMI

ASAL MULA ASAL KEHIDUPAN DI BUMI ASAL MULA KEHIDUPAN DI BUMI Hanya di bumi saja ada kehidupan, yaitu pada hidrosfer, atmosfer dan lithosfer biosfer. Hidrosfer meliputi : laut, lautan, danau, rawa, sungai yang merupakan tempat hidup organisme

Lebih terperinci

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,

Lebih terperinci

Pemanfaatan Mikroba dalam Pengawetan Makanan

Pemanfaatan Mikroba dalam Pengawetan Makanan Pemanfaatan Mikroba dalam Pengawetan Makanan Menurut Volk dkk (1994) beberapa bukti mengenai peranan mikrobiologi dapat dikemukakan sebagai proses klasik menggunakan bakteri. Di Jepang dan Indonesia sudah

Lebih terperinci

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3

BAKTERI PENCEMAR MAKANAN. Modul 3 BAKTERI PENCEMAR MAKANAN Modul 3 PENDAHULUAN Di negara maju 60% kasus keracunan makanan akibat Penanganan makanan yg tidak baik Kontaminasi makanan di tempat penjualan Di negara berkembang tidak ada data

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam bidang mikrobiologi, dipelajari mengenai mikroba yang meliputi bakteri, fungi atau mikroorganisme lainnya, baik dalam morfologi dan penampakan koloninya. Karena

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI DASAR STERILISASI Disusun Oleh: Rifki Muhammad Iqbal (1211702067) Biologi 3 B Kelompok 6 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI TEKNIK KERJA DAN ASEPTIK; PEMINDAHBIAKAN OLEH: NAMA : ANNISA DWI CAHYA NIM : J1E111052 KELOMPOK : 1 SHIFT 3 ASISTEN : RADEN DWI THRIWANTO KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Global Warming. Kelompok 10

Global Warming. Kelompok 10 Global Warming Kelompok 10 Apa itu Global Warming Global warming adalah fenomena peningkatan temperatur global dari tahun ke tahun karena terjadinya efek rumah kaca (green house effect) yang disebabkan

Lebih terperinci

Konsep Dasar Biologi. Modul 1 PENDAHULUAN

Konsep Dasar Biologi. Modul 1 PENDAHULUAN Modul 1 Konsep Dasar Biologi D PENDAHULUAN Drs. Sundowo Harminto, M.Sc. unia biologi terdiri atas semua makhluk hidup yang mendiami planet kita, dari jasad renik sampai tumbuhan dan hewan tingkat tinggi.

Lebih terperinci

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2017 HUBUNGAN FISIOLOGI TUMBUHAN DG ILMU

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Materi 2.2 Sifat-sifat Materi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Materi dan perubahannya merupakan objek kajian dari ilmu kimia. Ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari tentang materi dan perubahannya. Ilmu kimia juga merupakan ilmu

Lebih terperinci

06 KEHIDUPAN DI BUMI

06 KEHIDUPAN DI BUMI 06 KEHIDUPAN DI BUMI 1. Asal Mula Kehidupan di Bumi Ada beberapa hipotesis atau teori tentang asal mula kehidupan di bumi: a. Generatio Spontanea Orang menganggap bahwa makhluk hidup terbentuk secara spontan

Lebih terperinci

Berikut ini beberapa manfaat dan dampak positif perkembangan ilmu biologi :

Berikut ini beberapa manfaat dan dampak positif perkembangan ilmu biologi : Manfaat dan Bahaya Ilmu Biologi Manfaat Ilmu Biologi Berikut ini manfaat yang disumbangkan oleh biologi, antara lain : 1. Memberikan pemahaman lebih mendalam kepada diri seseorang yang dapat diterapkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas. Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh daya antibakteri ekstrak kulit nanas (Ananas comosus) terhadap bakteri Porphyromonas gingivalis secara in vitro dengan

Lebih terperinci

TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU

TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU PROSES INFEKSI DAN GEJALA SERANGAN TOBACCO MOZAIC VIRUS PADA TANAMAN TEMBAKAU Oleh: Gregorius Widodo Adhi Prasetyo A2A015009 KEMENTERIAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ekonomis penting yang terdapat di perairan Indonesia. Ikan kerapu bernilai gizi

I. PENDAHULUAN. ekonomis penting yang terdapat di perairan Indonesia. Ikan kerapu bernilai gizi I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan kerapu (Groupers) merupakan salah satu jenis ikan laut bernilai ekonomis penting yang terdapat di perairan Indonesia. Ikan kerapu bernilai gizi tinggi dan telah dapat

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) mulai Maret 2011 sampai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi Bakteriosin HASIL DAN PEMBAHASAN Bakteriosin merupakan senyawa protein yang berasal dari Lactobacillus plantarum 2C12. Senyawa protein dari bakteriosin telah diukur konsentrasi dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang didukung dengan studi pustaka. B. Tempat dan waktu penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanakan

Lebih terperinci

Gelas beker 3. Potato Dextrose Agar (PDA) 39 gr/l. Labu Erlenmeyer 4. Daging segar tanpa lemak 200 gr

Gelas beker 3. Potato Dextrose Agar (PDA) 39 gr/l. Labu Erlenmeyer 4. Daging segar tanpa lemak 200 gr TUJUAN Praktikum ini dimaksudkan untuk memberi pengetahuan kepada mahasiswa mengenai berbagai jenis media pertumbuhan mikroba dan menguasai cara-cara pembuatannnya. ALAT BAHAN Tabung Reaksi 1. Nutrien

Lebih terperinci

AGENT AGENT. Faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi. Jenis. Benda hidup Tidak hidup Enersi Sesuatu yang abstrak

AGENT AGENT. Faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi. Jenis. Benda hidup Tidak hidup Enersi Sesuatu yang abstrak AGENT AGENT Faktor esensial yang harus ada agar penyakit dapat terjadi Jenis Benda hidup Tidak hidup Enersi Sesuatu yang abstrak Dalam jumlah yang berlebih atau kurang merupakan penyebab utama/ esensial

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1. Hasil Penelitian yang dilakukan menggunakan daun sirsak (Annona muricata) yang berasal dari daerah Sumalata, Kabupaten Gorontalo utara. 4.1.1 Hasil Ektraksi Daun Sirsak

Lebih terperinci

BAB IX TEORI ASAL USUL BUMI DAN KEHIDUPAN

BAB IX TEORI ASAL USUL BUMI DAN KEHIDUPAN BAB IX TEORI ASAL USUL BUMI DAN KEHIDUPAN Hingga saat ini teori tentang asal usul bumi cukup beragam dan tidak menentu. Tidak satupun dari teori-teori dapat diterima dengan sepenuhnya, tetapi juga tidak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian Biologi Laut

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian Biologi Laut Pengertian Biologi Laut BAB 1 PENDAHULUAN Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa Belanda "biologie", yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, βίος, bios ("hidup")

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi Hasil penelitian pengaruh berbagai konsentrasi sari kulit buah naga merah sebagai perendam daging sapi terhadap total bakteri

Lebih terperinci

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI MEMBUAT MEDIA PDA Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN

TEKNOLOGI MEMBUAT MEDIA PDA Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN TEKNOLOGI MEMBUAT MEDIA PDA Oleh: Masnun (BPP Jambi) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Media merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroorganisme diatas atau didalamnya, media tersebut harus

Lebih terperinci

Sejarah, Ruang Lingkup, dan Perkembangan Mikrobiologi

Sejarah, Ruang Lingkup, dan Perkembangan Mikrobiologi Modul 1 Sejarah, Ruang Lingkup, dan Perkembangan Mikrobiologi Drs. Lestanto Unggul Widodo, M.Sc. S PENDAHULUAN eperti ilmu pengetahuan lainnya, sejarah mempelajari mikrobiologi pun diawali oleh rasa ingin

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini adalah penelitian analitik. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang paling penting. Air memegang peranan penting bagi kehidupan manusia karena dapat digunakan oleh manusia untuk keperluan sehari-hari

Lebih terperinci

ISOLASI ACTINOMYCETES DARI LALAT RUMAH (Musca domestica) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIBIOTIK TERHADAP Escherichia coli

ISOLASI ACTINOMYCETES DARI LALAT RUMAH (Musca domestica) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIBIOTIK TERHADAP Escherichia coli 1 ISOLASI ACTINOMYCETES DARI LALAT RUMAH (Musca domestica) YANG BERPOTENSI SEBAGAI ANTIBIOTIK TERHADAP Escherichia coli SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 1992 TENTANG OBAT HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 1992 TENTANG OBAT HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 1992 TENTANG OBAT HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Mengingat: a. bahwa untuk lebih meningkatkan kesehatan dan produksi peternakan diperlukan tersedianya

Lebih terperinci

ISOLASI RARE ACTINOMYCETES DARI PASIR PANTAI DEPOK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YANG BERPOTENSI ANTIBIOTIK TERHADAP Staphylococcus SKRIPSI

ISOLASI RARE ACTINOMYCETES DARI PASIR PANTAI DEPOK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YANG BERPOTENSI ANTIBIOTIK TERHADAP Staphylococcus SKRIPSI ISOLASI RARE ACTINOMYCETES DARI PASIR PANTAI DEPOK DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA YANG BERPOTENSI ANTIBIOTIK TERHADAP Staphylococcus aureus MULTIRESISTEN SKRIPSI Oleh: HAJAR NUR SANTI MULYONO K 100 060 207

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif pada pengecatan gram

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif pada pengecatan gram BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Staphylococcus aureus 1.1. Morfologi Staphylococcus aureus merupakan bakteri gram positif pada pengecatan gram terlihat bentuk kokus ukurannya 0.8-1.0 mm dengan diameter 0.7-0.9

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. alam. Sebagai salah satu negara yang memiliki wilayah pantai terpanjang dan

I. PENDAHULUAN. alam. Sebagai salah satu negara yang memiliki wilayah pantai terpanjang dan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara yang subur dan kaya akan sumberdaya alam. Sebagai salah satu negara yang memiliki wilayah pantai terpanjang dan terluas di dunia, Indonesia

Lebih terperinci

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN

PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN PEMBUATAN BIOEKSTRAK DARI SAYURAN DAN BUAH-BUAHAN UNTUK MEMPERCEPAT PENGHANCURAN SAMPAH DAUN Oleh: Siti Marwati Jurusan Penidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Pendahuluan Disadari atau tidak,

Lebih terperinci

PEMBUATAN MEDIA AGAR MIRING

PEMBUATAN MEDIA AGAR MIRING PEMBUATAN MEDIA AGAR MIRING Tujuan 1. Untuk mengetahui pertumbuhan mikroba pada medium agar miring. 2. Mengetahui cara membuat media pertumbuhan mikrorganisme 3. Mengetahui cara mensterilkan media. Teori

Lebih terperinci

Tobacco Mozaic Virus Solusi Energi di Masa Depan

Tobacco Mozaic Virus Solusi Energi di Masa Depan Tobacco Mozaic Virus Solusi Energi di Masa Depan Oleh: Vikayanti, S.Si POPT MUDA BBPPTP SURABAYA Lokasi : Kabupaten Bojonegoro Kebun Tembakau Tembakau dan Tobacco Mozaic Virus (TMV) merupakan dua hal yang

Lebih terperinci

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB 5 HASIL PENELITIAN BAB 5 HASIL PENELITIAN 5.1 Uji Identifikasi Fitokimia Uji identifikasi fitokimia hasil ekstraksi lidah buaya dengan berbagai metode yang berbeda dilakukan untuk mengetahui secara kualitatif kandungan senyawa

Lebih terperinci

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama

PENGAWETAN PANGAN. Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama PENGAWETAN PANGAN I. PENDAHULUAN Makanan merupakan kebutuhan pokok bagi setiap manusia, karena didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan

Lebih terperinci

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan

Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan Pada waktu panen peralatan dan tempat yang digunakan harus bersih dan bebas dari cemaran dan dalam keadaan kering. Alat yang digunakan dipilih dengan tepat untuk mengurangi terbawanya bahan atau tanah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorium in vitro. B. Subjek Penelitian 1. Bakteri Uji: bakteri yang diuji pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Nilai konsumsi tahu tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan konsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tahu merupakan makanan yang biasa dikonsumsi bukan hanya oleh masyarakat Indonesia tetapi juga masyarakat Asia lainnya. Masyarakat Indonesia sudah sangat lama mengkonsumsi

Lebih terperinci