INDUSTRI MONOSODIUM GLUTAMAT DENGAN CARA FERMENTASI
|
|
- Hendri Hermanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 INDUSTRI MONOSODIUM GLUTAMAT DENGAN CARA FERMENTASI Disusun Oleh: Waskitho Aji Atmadi (G ) Mugananda Febriansyah (G ) Muhali Rosidin (G ) Febrian Dwi Hidayat (G ) MATA KULIAH KIMIA INDUSTRI DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011/2012 0
2 DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 KATA PENGANTAR... 2 BAB I... 3 PENDAHULUAN... 3 I.1 Latar Belakang... 3 I.2 Rumusan Masalah... 4 I.3 Tujuan... 4 BAB II... 5 PEMBAHASAN... 5 II.1 Fermentasi... 5 II.2 Substrat dan Bahan Baku Fermentasi MSG... 5 II.2.1 Molase... 6 II.2.2 Bahan Pendukung... 6 II.3 Mikroorganisme (bakteri) pada fermentasi MSG... 7 II.4 Kondisi Proses Fermentasi... 7 II.5 Tahapan Proses Fermentasi... 8 II.6 Pengolahan Limbah Industri MSG BAB III PENUTUPAN IIl.1 Kesimpulan...14 BAB IV: DAFTAR PUSTAKA
3 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah, yaitu mata kuliah Kimia Industri. Makalah ini membahas proses industri monosodium glutamat dengan cara fermentasi. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Prof. Dr. Ir. Tun Tedja Irawadi, MS selaku dosen mata kuliah Kimia Industri, teman-teman dari program studi kimia serta berbagai pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Bogor, 29 Oktober 2011 Penyusun 2
4 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Monosodium glutamat (MSG) adalah garam mono Na dari asam glutamat yang disebut accent. Nama dagang monosodium glutamat adalah vetsin atau moto dan digunakan sebagai bumbu penyedap masakan. Bahan baku utama pembuatan MSG adalah asam glutamat dan natrium karbonat. Asam glutamat diperoleh melalui proses fermentasi dari cairan tetes tebu, yang merupakan hasil samping dari pabrik gula atau dapat dihasilkan secara langsung dari fermentasi karbohidrat dengan enzim Micrococus glutamaticus. Natrium karbonat merupakan basa yang banyak digunakan dalam industri-industri kimia, misalnya industri kertas, sabun, gelas dan vetsin. Natrium karbonat yang banyak dipakai dalam perdagangan adalah natrium karbonat anhydrous. Dahulu banyak dibuat dari bahan tambang (trona), tetapi sekarang dibuat secara sintetis. Tetes tebu, urea, udara dan Micrococus glutamaticus dimasukkan dalam tangki fermentasi yang dilengkapi dengan pengaduk. Sebelumnya tangki yang digunakan disterilkan terlebih dahulu, temperatur yang optimum pada proses fermentasi ini antara 300 C sampai 370 C (Kirk Othmer 1950). Proses ini berlangsung terus sampai diperoleh kadar Asam glutamat yang diinginkan. Setelah tercapai kadar asam yang diinginkan maka pertumbuhan Micrococus glutamaticus dihambat dengan proses penguapan, setelah itu dikristalkan dengan penambahan HCl. Pada pembuatan monosodium glutamat proses kristalisasi bertujuan untuk mengkristalkan monosodium glutamat dari larutan yang mengandung monosodium glutamat. Kristalisasi dapat terjadi apabila suatu larutan sudah mencapai keadaan larut jenuh atau koefisien kejenuhan sudah lebih dari satu. Koefisien kejenuhan menyatakan rasio kandungan 3
5 zat padat dalam larutan dengan kandungan dalam larutan jenuh pada suhu yang sama. Apabila dalam larutan yang pekat ditambahkan kristal MSG, maka akan terjadi kesetimbangan antar molekul MSG yang menempel pada kristal, keadaan ini disebut larutan jenuh. Naiknya kepekatan larutan membuat molekul-molekul dalam larutan saling bergabung dan membentuk kristal MSG. Pada pemekatan yang lebih tinggi maka rantai-rantai molekul MSG saling bergabung membentuk kerangka kristal yang disebut inti kristal. Untuk memperbesar inti ini dilakukan penempelan MSG pada inti kristal. Pada awal pertumbuhan kristal ini, kecepatan kristalisasi masih sangat lambat oleh karena itu penguapan atau pemekatan larutan harus dapat dicegah atau dikurangi untuk memberi kesempatan membesarkan kristalnya sehingga dapat mengimbangi kenaikan kepekatan karena penguapan. Pertumbuhan kristal MSG akan mengikuti pola dengan bentuk yang khusus dari kristal MSG (Ahmad 2009). I.2 Rumusan Masalah Pembuatan makalah ini disusun dengan merumuskan beberapa masalah, supaya lebih fokus dan terarah. Adapun rumusan masalah yang disusun adalah: 1. Bagaimanakah proses fermentasi pembuatan monosodium glutamat (MSG)? 2. Bahan-bahan apa sajakah yang digunakan dalam pembuatan MSG? 3. Bakteri apakah yang digunakan dalam proses MSG? 4. Bagaimanakah kondisi proses yang terjadi dalam pembuatan MSG? 5. Bagaimanakah tahapan fermentasi pembuataan MSG? 6. Bagaimanakah proses pengolahan limbah industri MSG? I.3 Tujuan Penyusunan makalah ini bertujuan untuk: 1. Menjelaskan fermentasi pembuatan monosodium glutamat (MSG) 2. Menyebutkan bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan MSG 3. Menjelaskan bakteri yang digunakan dalam proses MSG 4. Menjelaskan kondisi proses yang terjadi dalam pembuatan MSG 5. Menjelaskan fermentasi pembuataan MSG 6. Menjelaskan proses pengolahan limbah industri MSG 4
6 BAB II PEMBAHASAN II.1 Fermentasi Salah satu cara pembuatan monosodium glutamat (MSG) adalah dengan cara fermentasi. Proses fermentasi terjadi karena adanya aktivitas bakteri yang menghasilkan asam glutamat. Bakteri tersebut digunakan untuk memecah glukosa pada TCM menjadi asam glutamat. Reaksi yang terjadi selama proses fermentasi adalah : C6H12O6+NH3+3/2O2 B.Lactofermentum C5H9O4N +CO2+3H2O Pada proses ini juga ditambahkan bahan pembantu fermantasi yaitu amonia (NH3) sebagai sumber N pada media fermentasi dan juga berfungsi sebagai kontrol ph, H2PO4 sebagai sumber phosphat (P) pada media, dan juga ditambahkan antifoam sebagai zat pemecah buih yang dihasilkan pada proses fermentasi. Pada tahap ini juga dilakukan aerasi, yaitu dengan mengalirkan oksigen ke dalam fermentor. Asam glutamat yang terjadi dari proses fermentasi ini, kemudian ditambahkan soda (Sodium karbonat) atau NaOH, sehingga akan terbentuk MSG. MSG ini kemudian dimurnikan dan dikristalisasi sehingga menghasilkan serbuk kristal yang murni yang siap dijual. II.2 Substrat dan Bahan Baku Fermentasi MSG Substrat adalah media pertumbuhan dan pembentukan produk yang dibutuhkan mikroorganisme. Dalam fermentasi Monosodium Glutamat (MSG), substratnya adalah tetes tebu (molase). Molase dipilih karena mudah untuk dicari dan murah harganya. Molase merupakan hasil samping dalam industri gula tebu. 5
7 II.2.1 Molase Sifat-sifat fisika dan kimia : Wujud Warna Densitas : Cairan coklat : Coklat kehitam-hitaman : 1.47 gr/ml Viscositas : Cp Panas Spesifik : 0.5 Kkal/Kg Komponen dalam molase : Gula : 62% Air : 20% Non gula : 18% II.2.2 Bahan Pendukung Bahan pendukung digunakan pula sebagai bahan pembantu dalam proses produksi. Bahan pendukung yang digunakan adalah : a. b. HCl c. NaOH d. Defoamer e. H3PO4, Urea, dan MgSO4 f. Penisilin g. Dextrose h. Aronvis i. Karbon aktif j. NH3 6
8 II.3 Mikroorganisme (bakteri) pada fermentasi MSG Mikroorganisme/mikroba (bakteri) adalah jasad-jasad renik yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang yang berperan dalam proses fermentasi. Pemilihan bakteri untuk fermentasi harus selektif, untuk mencapai kualitas dan kuantitas yang tinggi. Untuk membuat MSG cara fermentasi, digunakan mikroba yang dapat mengubah substrat menjadi asam glutamat. Asam glutamat ini kemudian diproses lagi sehingga menjadi MSG. Mikroba-mikroba yang dapat mengubah substrat menjadi asam glutamat yaitu seperti Mirococcus glutamicus ( VNII Genetika 490 dn 3144), dan Aspergillus terrus. Mikrobamikroba tersebut adalah mikroba aerob yaitu mikroba yang hidup pada lingkaran non oksigen. II.4 Kondisi Proses Fermentasi Proses fermentasi memanfaatkan mikroorganisme baik untuk katalis ataupun penghasil produk. Proses ini membutuhkan beberapa perlakuan khusus, seperti pengaturan ph, suhu, lingkungan yang aerob/anaerob, serta aerasi dan agitasi. Hal ini dimaksudkan untuk mengahsilkan kondisi proses yang optimum. Kondisi proses fermentasi pembentukan MSG oleh mikroba Mirococcus glutamicus dapat digambarkan dengan table sebagai berikut: Kondisi Pertumbuhan Fermentor Ph Suhu 32 Waktu (jam) Lingkungan Aerob Aerob Hasil Densitas optikal 600 Original Broth Glutamic Acid (OBGA) 7
9 II.5 Tahapan Proses Fermentasi Pada proses pembuatan MSG dengan menggunakan proses fermentasi., dilalui 5 tahapan yaitu: 1. Penyiapan substrat molasses Tetes yang akan dipakai untuk proses akan mengalami perlakuan treatment, yaitu pemberian tetes dari kotorannya maupun unsur-unsur yang tidak dikehendaki seperti kalsium (Ca2+). Pada industri pengolahan pertama-tama, molasses, HDC (hasil decanter), beet molasses, H2SO4 dan air dicampurkan di dilution tank. Penambahan H2SO4 pada proses pencampuran ini bertujuan sebagai kontrol ph. Nilai ph yang diinginkan untuk tetesan adalah Selain itu, penambahan H2SO4 yang dimaksudkan untuk mengikat ion Ca2+ yang terdapat pada tetes. Kandungan Ca2+ pada tetes merupakan impurity yang harus dihilangkan karena dapat menggangu proses kristalisasi MSG. H2SO4 yang berikatan dengan Ca2+ akan membentuk CaSO4 (gypsung) yang disebut sludge. Kondisi proses ini diatur pada suhu 55 C dengan ph bahan dan kekentalan Be. Kekentalan ini dikontrol dengan penambahan atau pengurangan jumlah air dengan penambahan tetes dan sebaliknya jika terlalu kental maka perlu penambahan air. Setelah melalui dilution tank, campuran tetes tersebut dialirkan kedalam tanki settling. Proses settling ini berlangsung dalam 3 buah tangki yang bekerja secara kontinyu dan setiap tangki dilengkapi dengan pengaduk. Dilanjutkan dengan proses aging bertujuan mengoptimalkan reaksi pengikatan Ca2+ oleh H2SO4. Proses aging ini terdiri dari 7 tangki yang dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada H2SO4 mengikat Ca2+ semaksimal mungkin. Setelah itu dibentuk sludge pada in line mixer, pada proses ini ditambahkan aronvis yang dilarutkan dengan air. Pengiriman aronvis ke in line mixer dengan bantuan oleh udara. Aronvis merupakan bahan flokulan untuk membentuk flok CaSO4 agar terkumpul menjadi flok dengan ukuran yang lebih besar sehingga proses pemisahan dapat berlangsung lebih sempurna. Sludge akan mengendap sedangkan campuran tetes berada diatas sludge. Campuran tetes yang telah terpisah dari sludge 8
10 disebut dengan cairan overflow. Cairan overflow yang telah terpisah dari sludge masuk dan ditampung kedalam tangki overflow sedangkan sludge masuk kedalam tangki mixer-1. Sisa-sisa yang telah terpisahkan membentuk sedimen dan kemudian masuk ke tangki mixer-1 dan bercampur dengan sludge dari tangki thickener-1. Cairan yang telah bersih dari sisa flok disebut HSP (hasil separator) dan mengandung impurity (kotoran) kurang dari 1% dan siap untuk digunakan dalam proses fermentasi. Tetes feeding emudian dilewatkan pada heat exchanger untuk proses sterilisasi. Proses ini terjadi pada suhu 120. Selain tetes feeding, media fermentor sebelum masuk ke fermentor lulus dilewatkan pada heat exchanger terlebih dahulu untuk sterilisasi. 2. Pembiakan mikroba Dilakukan pembiakan bakteri asam glutamat di laboratorium mikrobiologi. Tahapan yang dilakukan antara lain: 1. Persiapan peralatan 2. Inokulasi bakteri pada media slant (media agar padat) 3. Inokulasi pada media agar cair 3. Pertumbuhan Mikroba Proses pertumbuhan mikroba dilakukan di tangki seeding. Tangki seeding ini mirip tangki fermentor tapi lebih kecil volumnya. Di tangki ini bakteri dibiarkan berkembang biak dengan baik sekaligus penyesuaian bakteri dengan pengaduk, alat pendingin, pemasukan udara, dan lain-lain. Proses yang dilakukan pertama kali adalah sterilisasi tangki fermentor yang disebut sterilisasi kosong, kemudian media (tetes feeding) dan bahan-bahan penunjang dialirkan masuk ke dalam tangki. Setelah media dan bahan-bahan penunjang tersebut dialirkan masuk dilakukan sterilisasi media pada suhu 120. Setelah proses sterilisasi selesai, dilakukan cooling (pendinginan) sampai suhu mencapai 32. Proses cooling dilakukan oleh chiller bersuhu kurang dari 20 yang ditempatkan mengelilingi tangki fermentor. Setelah suhu cooling tercapai, dilakukan inokulasi bakteri asam glutamat yang berada dalam media cair dan terjadi proses pertumbuhan bakteri. 9
11 Pada proses ini dilakukan pengontrolan ph, Cell Value, dan OD (Optikal Densitas). ph yang diinginkan adalah netral dan dikontrol dengan penambahan. Untuk CV, diinginkan nilai lebih besar dari 6 yang akan dapat diperoleh pada waktu 18 jam fermentasi serta OD yang diinginkan adalah Proses Fermentasi Seperti halnya pada proses pertumbuhan di tangki seeding, fermentor harus disterilisasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Setelah sterilisasi bahan yang berupa, vitamin, dan fish juice dialirkan masuk dan diikuti dengan tetes feeding. Pada tahap ini tidak diperlukan sterilisasi media karena media telah dilewatkan pada heat exchanger terlebih dahulu sebelum masuk ke fermentor. Setelah media masuk, inokulum dari tangki seeding dimasukkan dan dilakukan penambahan sebagai kontrol ph agar tetap netral dan untuk menambah suplai oksigen. Pada tahap ini juga dilakukan aerasi yaitu dengan mengalirkan oksigen ke dalam fermentor. Aerasi diperlukan untuk member suplai oksigen pada bakteri sebab bakteri asam glutamat merupakan bakteri yang bersifat aerobik. Selain itu, jika proses fermentasi secara anaerobik yang akan menghasilkan bentuk senyawa lain, misalnya asam laktat. Hal ini sangat tidak diinginkan terjadi pada proses fermentasi asam glutamat. Proses fermentasi ini berlangsung selama ±30 jam, pada suhu 32 dan ph 7.3 hasil yang diperoleh dari proses fermentasi ini adalah cairan Original Broth Glutamic Acid (OBGA). Reaksi yang terjadi di dalam proses fermentasi ini yaitu: + +3/ glukosa ammonia oksigen asam glutamat karbondioksida air 5. Pembuatan MSG 1. Pengambilan glutamat 2. Netralisasi atau refening 3. Kristalisasi asam glutamat 4. Pereaksia asam glutamat dengan NaOH membentuk monosodium glutamat liquor 5. Penjernhan warna dengan menggunakan karbon aktif 6. Kristalisasi monosodium glutamat 7. Pengeringan kristal monosodium glutamat dengan menggunakan Rotary dryer 10
12 Gambar 1. Diagram alir dan cara kerja bakteri II.6 Pengolahan Limbah Industri MSG Limbah industri MSG dapat dijadikan pupuk bagi tanaman, yaitu berupa sisa proses asam amino (sipramin). Penelitian empat macam sipramin dari: 1. Bagitani (PT Cheil Samsung Indonesia) 2. Amina (PT Ajinomoto Indonesia) 3. Saritana (PT Sasa Inti) 4. Orgami (PT Miwon Indonesia) (Premono 2001). Proses pembuatan sipramin orgami: 1. Pemurnian 2. Sterilisasi 3. Fermentasi 4. Evaporasi 5. Kristalisasi 11
13 6. Filtrasi Proses pembuatan sipramin saritana: 1. Sterilisasi 2. Fermentasi 3. Pemekatan 4. Netralisasi 5. Kristalisasi 6. Separator Proses pembuatan sipramin bagitani: 1. Fermentasi 2. Pemurnian 3. Carin 4. Standardisasi (Gunadi 2000) 12
14 BAB III PENUTUPAN III.1 Kesimpulan Salah satu pembuatan MSG adalah dengan proses fermentasi dengan bantuan mikroba Micrococcus glutamicus, substrat yang digunakan dipilih molasses karena substrat tersebut dapat diperoleh dengan mudah dan murah. Kondisi operasi pada proses fermentasi menggunakan ph netral dan pada lingkungan aerob. Lamanya proses fermentasi yang dimulai dengan pembibitan sampai fermentasi adalah jam. Tahapan dalam fermentasi adalah penyiapan substrat molasses, pembiakan mikroba, pertumbuhan mikroba, proses fermentasinya, dan pembuatan MSG. Limbah industri MSG dapat dijadikan pupuk bagi tanaman, yaitu sisa proses asam amino (Sipramin). Penelitian empat macam sipramin dari bagitani, amina, saritana,dan orgami. 13
15 BAB IV: DAFTAR PUSTAKA Ahmad Adrianto Dasar-Dasar Teknologi Fermentasi. Pekan Baru: UNRI Press. Gunadi D.H Balai Bioteknologi Perkebunan Bogor (Komunikasi Pribadi) Premono Pengaruh sipramin terhadap tebu. Dalam Prosiding Seminar Pengaruh Sipramin Terhadap Tanaman Pangan dan Tebu serta Dampaknya terhadap Tanah. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian. Deptan. 14
16 15
H 2 NCCH 2 CH 2 CHO (ϑ)
II. DESKRIPSI PROSES A. Macam macam proses Pada dasarnya ada tiga proses untuk memproduksi monosodium glutamat, yaitu : 1. Proses Hidrolisis 2. Proses Sintesis 3. Proses Fermentasi Uraian masing-masing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Molase Molase adalah hasil samping dari proses pembuatan gula tebu. Meningkatnya produksi gula tebu Indonesia sekitar sepuluh tahun terakhir ini tentunya akan meningkatkan
Lebih terperinciPrinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri
Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri PENANGANAN Jenis Kerusakan Bahan Pangan Kerusakan mikrobiologis Kerusakan mekanis Kerusakan fisik Kerusakan biologis Kerusakan kimia Kerusakan
Lebih terperinciPRARANCANGAN PABRIK MONOSODIUM GLUTAMAT DARI MOLASSES DENGAN PROSES FERMENTASI KAPASITAS TON PER TAHUN
0 LAPORAN TUGAS PERANCANGAN PABRIK PRARANCANGAN PABRIK MONOSODIUM GLUTAMAT DARI MOLASSES DENGAN PROSES FERMENTASI KAPASITAS 15.150 TON PER TAHUN Oleh : Budi Utami D 500 040 026 Dosen pembimbing : 1. Kusmiyati,
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan
III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Makanan Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari Januari sampai dengan
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Amonium Sulfat dari Amonia dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/Tahun
BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Amonium sulfat [(NH 4 ) 2 SO 4 ] atau yang juga dikenal dengan nama Zwavelzure Ammoniak (ZA) merupakan garam anorganik yang digunakan sebagai pupuk nitrogen selain pupuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan deterjen semakin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah keluarga di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, peningkatan jumlah kepala
Lebih terperinciDiagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1
Diagram Fasa Zat Murni Pertemuan ke-1 Perubahan Fasa di Industri Evaporasi Kristalisasi Diagram Fasa Diagram yang bisa menunjukkan, pada kondisi tertentu (tekanan, suhu, kadar, dll) zat tersebut berfasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Sodium DodekilBenzena Sulfonat Dari DodekilBenzena Dan Oleum 20% dengan Kapasitas ton/tahun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Dengan berkembangnya teknologi saat ini dalam berbagai bidang, Indonesia dituntut agar dapat bersaing dengan negara-negara dalam bidang industri. Diperlukan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang.
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Perkembangan kebutuhan energi dunia yang dinamis di tengah semakin terbatasnya cadangan energi fosil serta kepedulian terhadap kelestarian lingkungan hidup, menyebabkan
Lebih terperinciKIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd
KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN Penggunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat luas CAKUPAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
II. TINJAUAN PUSTAKA A. JENIS JENIS PROSES Ada 2 jenis 1,3-propandiol (PDO) menurut proses produksinya yaitu chemical PDO dan bio-pdo, dimana chemical PDO disintesis secara kimia dari bahan baku yaitu
Lebih terperinciPABRIK PUPUK ZA (AMONIUM SULFAT) DARI AMONIAK DAN ASAM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI
SIDANG TA 2011 PABRIK PUPUK ZA (AMONIUM SULFAT) DARI AMONIAK DAN ASAM SULFAT DENGAN PROSES NETRALISASI Disusun oleh : Renata Permatasari 2308 030 013 Friska Rachmatikawati 2308 030 014 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciPEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES Usaha produksi dalam Pabrik Kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut Teknologi proses.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.
Lebih terperinciPabrik Asam Asetat Dari Limbah Cair Pulp Kakao Dengan Proses Fermentasi
SIDANG TUGAS AKHIR Pabrik Asam Asetat Dari Limbah Cair Pulp Kakao Dengan Proses Fermentasi Oleh : BAGUS BUDIANTO 2310 030 042 FRIDYAWATI 2310 030 089 Dosen Pembimbing :Ibu Ir.Sri Murwanti,MT NIP.19530226
Lebih terperinciII. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT
II. METODOLOGI C. BAHAN DAN ALAT Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah pati sagu (Metroxylon sp.) yang diperoleh dari industri pati sagu rakyat di daerah Cimahpar, Bogor. Khamir yang digunakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kegunaan Produk Kuprisulfatpentahidrat Kegunaan kupri sulfat pentahidrat sangat bervariasi untuk industri. Adapun kegunaannya antara lain : - Sebagai bahan pembantu fungisida
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia sebagai negara berkembang memiliki stabilitas ekonomi yang cenderung naik turun. Oleh karena itu, kini Pemerintah Indonesia sedang giat dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB III RANCANGAN PENELITIAN
BAB III RANCANGAN PENELITIAN Percobaan yang akan dilakukan adalah fermentasi minyak kelapa dengan bantuan mikroorganisme yang menghasilkan enzim protease dan menganalisis kualitas minyak yang dihasilkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Laktat dari Molases dengan Proses Fermentasi Kapasitas ton/tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Di zaman yang semakin berkembang dan modern ini, Indonesia perlu lebih meningkatkan taraf hidup bangsa yaitu dengan pembangunan dalam sektor industri.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sodium Laktat Sodium laktat (CH 3 CHOHCOONa) atau dengan nama lain Sodium 2- hydroxypropanoatenatrium merupakan garam alami yang berasal dari fermentasi asam laktat dari sumber
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Palmitat Asam palmitat adalah asam lemak jenuh rantai panjang yang terdapat dalam bentuk trigliserida pada minyak nabati maupun minyak hewani disamping juga asam lemak
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN
Prarancangan Pabrik Sodium Tetra Silikat (Waterglass) dari Sodium Karbonat dan Pasir Silika BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Pembuatan Gula Pabrik gula adalah suatu pabrik yang berperan mengubah bahan baku tebu menjadi kristal produk yang memenuhi syarat. Di dalam proses kristalisasi dilakukan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton per Tahun BAB I PENDAHULUAN
Prarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang dituntut untuk giat melaksanakan pembangunan di segala bidang terutama
Lebih terperinciKuliah ke-1. Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman. PS Teknologi Hasil Pertanian September 2011
Kuliah ke-1 Dr.oec.troph.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman PS Teknologi Hasil Pertanian September 2011 TEKNOLOGI FERMENTASI Sejarah dan perkembangan fermentasi
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA
PENENTUAN KADAR KARBONAT DAN HIDROGEN KARBONAT MELALUI TITRASI ASAM BASA 1 Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kadar natrium karbonat dan natrium hidrogen karbonat dengan titrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak hanya menghasilkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya sektor industri pertanian meningkatkan kesejahteraan dan mempermudah manusia dalam pemenuhan kebutuhan hidup. Namun disamping itu, industri yang ada tidak
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Disodium Phosphate Heptahydrate Dari Sodium Carbonate dan Phosphoric Acid Kapasitas Ton/ Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang dituntut untuk giat melaksanakan pembangunan di segala bidang terutama di bidang industri. Salah satu sub industri yang sangat
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES A. JENIS JENIS PROSES Terdapat dua jenis 1,3-propandiol (PDO) menurut proses produksinya yaitu chemical PDO dan bio-pdo, dimana chemical PDO disintesis secara kimia dari bahan baku
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Trisodium Fosfat dari Asam Fosfat, Sodium Karbonat, dan Sodium Hidroksida dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya alam dan sumber daya manusia yang meningkat saat ini, diharapkan dapat menciptakan pembangunan industri sebagai usaha dalam menciptakan struktur ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia saat ini tengah menghadapi krisis ketahanan pangan. Selama tiga tahun terakhir, setiap tahunnya Indonesia mengimpor kacang tanah, jagung, hingga buah-buahan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK LIMBAH CAIR Limbah cair tepung agar-agar yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah cair pada pabrik pengolahan rumput laut menjadi tepung agaragar di PT.
Lebih terperinciMn 2+ + O 2 + H 2 O ====> MnO2 + 2 H + tak larut
Pengolahan Aerasi Aerasi adalah salah satu pengolahan air dengan cara penambahan oksigen kedalam air. Penambahan oksigen dilakukan sebagai salah satu usaha pengambilan zat pencemar yang tergantung di dalam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembangunan instalasi pengolahan limbah dan operasionalnya. Adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pabrik tahu merupakan industri kecil (rumah tangga) yang jarang memiliki instalasi pengolahan limbah dengan pertimbangan biaya yang sangat besar dalam pembangunan
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton Per Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Untuk meningkatkan perekonomian di Indonesia, salah satu caranya dengan pembangunan industri kimia. Salah satu bentuk industri kimia yaitu industri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Magnesium klorida Salah satu kegunaan yang paling penting dari MgCl 2, selain dalam pembuatan logam magnesium, adalah pembuatan semen magnesium oksiklorida, dimana dibuat melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gliserol Gliserol dengan nama lain propana-1,2,3-triol, atau gliserin, pada temperatur kamar berbentuk cairan memiliki warna bening seperti air, kental, higroskopis dengan rasa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT Bahan yang digunakan dalam penelitian kali ini terdiri dari bahan utama yaitu biji kesambi yang diperoleh dari bantuan Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan
Lebih terperinciPABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh :
SIDANG TUGAS AKHIR 2013 PABRIK PUPUK KALIUM SULFAT DENGAN PROSES DEKOMPOSISI KALSIUM SULFAT DAN KALIUM KLORIDA DENGAN MENGGUNAKAN KRISTALIZER SINGLE STAGE Disusun oleh : Evi Dwi Ertanti 2310 030 011 Fitria
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sodium Silikat Dari Natrium Hidroksida Dan Pasir Silika Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Sodium Dodekilbenzena Sulfonat dari Dodekilbenzena dan Oleum 20% Kapasitas Produksi ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Dodekilbenzena sulfonat adalah salah satu produk intermediet untuk bahan baku pembuatan deterjen sintetik, shampo, pasta gigi, dan sabun cuci. Selain
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakterisasi awal blotong dan sludge pada penelitian pendahuluan menghasilkan komponen yang dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Karakteristik blotong dan sludge yang digunakan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Biogas Biogas adalah gas yang terbentuk melalui proses fermentasi bahan-bahan limbah organik, seperti kotoran ternak dan sampah organik oleh bakteri anaerob ( bakteri
Lebih terperinciI. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium. Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung.
1 I. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April - Juli 2012 di Laboratorium Biokimia, Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Oksalat dari Tetes dengan Kapasitas ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Produksi gula indonesia dari tahun 2010 2012 terus mengalami peningkatan seiring dengan kenaikan kebutuhan nasional akan gula, seperti tergambar dalam tabel di bawah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang nilai produksi pertaniannya belum mampu untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya secara mandiri sehingga masih ketergantungan
Lebih terperinciSINTESIS BUTANOL H 9. OH, merupakan
SINTESIS BUTANOL Salah satu jenis produksi industri kimia yang dibutuhkan dalam jumlah yang terus meningkat adalah industri n-butanol. n-butanol yang memiliki rumus kimia C 4 H 9 OH, merupakan produk hasil
Lebih terperinciKULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN GULA, GARAM DAN ASAM. Disiapkan oleh: Siti Aminah
KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PANGAN GULA, GARAM DAN ASAM Disiapkan oleh: Siti Aminah PERAN GULA DALAM PENGAWETAN Bakteri, ragi dan kapang disusun oleh membrane yang menyebabkan air dapat masuk atau keluar
Lebih terperinciSTUDI PEMBUATAN GUM XANTHAN DARI AMPAS TAHU. MENGGUNAKAN Xanthomonas campestris (KAJIAN KONSENTRASI KULTUR DAN PENAMBAHAN GULA) SKRIPSI
STUDI PEMBUATAN GUM XANTHAN DARI AMPAS TAHU MENGGUNAKAN Xanthomonas campestris (KAJIAN KONSENTRASI KULTUR DAN PENAMBAHAN GULA) SKRIPSI Oleh : Asri Maulina NPM : 103301009 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN
Lebih terperinciOleh : Putri Paramita ( )
Tugas Akhir SB-091358 Oleh : Putri Paramita (1507100006) Dosen Pembimbing: Dr.rer.nat. Maya Shovitri, M.Si Nengah Dwianita Kuswytasari S.Si., M.Si Limbah Organik Sungai Tercemar BOD, COD, TSS, TDS, ph
Lebih terperinciPENDAHULUAN. padat (feses) dan limbah cair (urine). Feses sebagian besar terdiri atas bahan organik
I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peternakan sapi perah selain menghasilkan air susu juga menghasilkan limbah. Limbah tersebut sebagian besar terdiri atas limbah ternak berupa limbah padat (feses) dan limbah
Lebih terperinciRANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR. Oleh DEDY BAHAR 5960
RANCANGAN PENGOLAHAN LIMBAH CAIR Oleh DEDY BAHAR 5960 PEMERINTAH KABUPATEN TEMANGGUNG DINAS PENDIDIKAN SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG PROGRAM STUDY KEAHLIAN TEKNIK KIMIA KOPETENSI KEAHLIAN KIMIA
Lebih terperinciPENGELOLAAN AIR LIMBAH PKS
PENGELOLAAN AIR LIMBAH PKS 2 PENDAHULUAN Kebijakan Perusahaan Melalui pengelolaan air limbah PMKS akan dipenuhi syarat buangan limbah yang sesuai dengan peraturan pemerintah dan terhindar dari dampak sosial
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bakso Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan penambahan bumbu-bumbu dan bahan kimia lain sehingga dihasilkan produk yang strukturnya kompak atau
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Senyawa nitrat banyak terdapat di alam dalam bentuk garam-garam nitrat. Asam nitrat (HNO 3 ) diperkirakan berasal dari mineral sodium nitrat (NaNO
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciII. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES
10 II. PEMILIHAN DAN URAIAN PROSES A. Proses Pembuatan Disodium Fosfat Anhidrat Secara umum pembuatan disodium fosfat anhidrat dapat dilakukan dengan 2 proses berdasarkan bahan baku yang digunakan, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. Prarancangan Pabrik Sodium Tripolyphosphate dari Asam Fosfat dan Natrium Karbonat dengan Kapasitas 70.
BAB I PENGANTAR A. LATAR BELAKANG Penggunaan asam fosfat, garam-garam fosfat dan turunannya meningkat dengan pesat. Dalam beberapa dasawarsa terakhir industri fosfat mengalami banyak kemajuan dalam menurunkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Penyaringan Nira Kental Penyaringan nira kental pada proses pengkristalan berfungsi untuk memisahkan kotoran yang masih ada pada nira kental hasil dari pemurnian
Lebih terperinci1.3 Tujuan Percobaan Tujuan pada percobaan ini adalah mengetahui proses pembuatan amil asetat dari reaksi antara alkohol primer dan asam karboksilat
1.1 Latar Belakang Senyawa ester hasil kondensasi dari asam asetat dengan 1-pentanol akan menghasilkan senyawa amil asetat.padahal ester dibentuk dari isomer pentanol yang lain (amil alkohol) atau campuran
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nira Tebu Tanaman tebu, jika digiling akan menghasilkan air dan ampas dari tebu, kemudian air hasil gilingan itu disaring dan air itu yang di namakan nira dan proses penyaringan
Lebih terperinciPEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC
1 PEMBUATAN KOMPOS DARI AMPAS TAHU DENGAN ACTIVATOR STARDEC Farida Ali, Muhammad Edwar, Aga Karisma Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Indonesia ABSTRAK Ampas tahu selama ini tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah kita ketahui bahwa materi terdiri dari unsur, senyawa, dan campuran. Campuran dapat dipisahkan melalui beberapa proses pemisahan campuran secara fisika dimana
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asetanilida Asetanilida merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus
Lebih terperinciPENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER
PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Oleh Denni Alfiansyah 1031210146-3A JURUSAN TEKNIK MESIN POLITEKNIK NEGERI MALANG MALANG 2012 PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER Air yang digunakan pada proses pengolahan
Lebih terperinciPEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG )
PEMBUATAN KOMPOS DARI LIMBAH PADAT ORGANIK YANG TIDAK TERPAKAI ( LIMBAH SAYURAN KANGKUNG, KOL, DAN KULIT PISANG ) Antonius Hermawan Permana dan Rizki Satria Hirasmawan Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES. Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses:
II. DESKRIPSI PROSES A. Jenis Proses Pembuatan kalsium klorida dihidrat dapat dilakukan dengan beberapa macam proses: 1. Proses Recovery reaksi samping pembuatan soda ash ( proses solvay ) Proses solvay
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Awal Bahan Baku Pembuatan Biogas Analisis bahan baku biogas dan analisis bahan campuran yang digunakan pada biogas meliputi P 90 A 10 (90% POME : 10% Aktivator), P 80 A 20
Lebih terperinciADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga DAFTAR ISI
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PERNYATAAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PEDOMAN PENGGUNAAN... iv KATA PENGANTAR... v ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR
Lebih terperinciPENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE
PENGOLAHAN LIMBAH PEWARNAAN KONVEKSI DENGAN BANTUAN ADSORBEN AMPAS TEBU DAN ACTIVATED SLUDGE Deddy Kurniawan W, Fahmi Arifan, Tri Yuni Kusharharyati Jurusan Teknik Kimia PSD III Teknik, UNDIP Semarang
Lebih terperinciPERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT
I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu
Lebih terperinciHubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan
STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
14 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pemerintah menghimbau masyarakat dan pengusaha untuk meningkatkan ekspor non migas sebagai sumber devisa negara. Sangat diharapkan dari sektor pertanian,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Diagram alir merupakan penggambaran secara singkat dari suatu proses. Diagram alir dibuat untuk memudahkan dalam memahami suatu proses. Untuk memperjelas
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trinatrium Fosfat Trinatrium fosfat adalah agen pembersih, makanan aditif, dan penghilang noda. Trinatrium fosfat berwarna putih berbentuk butiran atau kristal padat dan sangat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Bahan dan Alat Penelitian Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini yaitu blotong dan sludge industri gula yang berasal dari limbah padat Pabrik Gula PT. Rajawali
Lebih terperinciPendahuluan PRODUKSI ASAM SITRAT SECARA FERMENTASI. Sejarah Asam sitrat. Kegunaan asam sitrat
Pendahuluan PRODUKSI ASAM SITRAT SECARA FERMENTASI Asam sitrat merupakan asam organik Berguna dalam industri makanan, farmasi dan tambahan dalam makanan ternak Dapat diproduksi secara kimiawi, atau secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Natrium Nitrat dan Asam Sulfat Kapasitas Ton/tahun
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Senyawa nitrat banyak terdapat di alam dalam bentuk garam-garam nitrat. Asam nitrat (HNO 3 ) diperkirakan berasal dari mineral sodium nitrat (NaNO 3 ). Sejak dahulu,
Lebih terperinciBAB VI REAKSI KIMIA. Reaksi Kimia. Buku Pelajaran IPA SMP Kelas IX 67
BAB VI REAKSI KIMIA Pada bab ini akan dipelajari tentang: 1. Ciri-ciri reaksi kimia dan faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi kimia. 2. Pengelompokan materi kimia berdasarkan sifat keasamannya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jagung (Zea mays) Menurut Effendi S (1991), jagung (Zea mays) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting selain padi dan gandum. Kedudukan tanaman ini menurut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium
23 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bacillus subtilis dan Bacillus cereus yang diperoleh di Laboratorium
Lebih terperinciPEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3
PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI METODE KRISTALISASI AIR TUA DENGAN BAHAN PENGIKAT PENGOTOR NA 2 C 2 O 4 NAHCO 3 DAN NA 2 C 2 O 4 NA 2 CO 3 Triastuti Sulistyaningsih, Warlan Sugiyo, Sri Mantini Rahayu Sedyawati
Lebih terperinciMulai. Identifikasi Masalah. Studi Literatur. Pengadaan Alat dan Bahan a. Pengadaan alat b. Pengadaan tetes tebu
BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai bulan Juni di Laboratorium teknologi farmasi, Program Studi Farmasi, Fakultas FKIK, Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
Lebih terperinciMEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN PADA PENGOLAHAN ETHANOL DI PT. PG
SELAMAT DATANG 1 Seminar MEMPELAJARI ASPEK KETEKNIKAN PADA PENGOLAHAN ETHANOL DI PT. PG. RAJAWALI NUSANTARA INDONESIA II UNIT PSA PALIMANAN, CIREBON Oleh : DEWI RUBAEATUL ADAWIYAH F14103089 Dosen Pembimbing
Lebih terperinciPREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI
PREPARASI LIMBAH RADIOAKTIF CAIR EFLUEN PROSES PENGOLAHAN KIMIA UNTUK UMPAN PROSES EVAPORASI Endro Kismolo, Tri Suyatno, Nurimaniwathy -BATAN, Yogyakarta Email : ptapb@batan.go.id ABSTRAK PREPARASI LIMBAH
Lebih terperinciNAMA : CRISTOPEL L TOBING NIM : UNIVERSITAS SUMATERA UTARA. Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Trinatrium Fosfat Trinatrium fosfat adalah agen pembersih, makanan aditif, dan penghilang noda. Trinatrium fosfat berwarna putih berbentuk butiran atau kristal padat dan sangat
Lebih terperinciMedia Kultur. Pendahuluan. Komposisi Media 3/9/2016. Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat
Media Kultur Materi Kuliah Mikrobiologi Industri Minggu ke 3 Nur Hidayat Pendahuluan Medium untuk pertumbuhan skala laboratorium umumnya mahal sehingga dibutuhkan perubahan agar dapat dipakai medium yang
Lebih terperinci1.2 Kapasitas Pabrik Untuk merancang kapasitas produksi pabrik sodium silikat yang direncanakan harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendirian Pabrik Sampai saat ini situasi perekonomian di Indonesia belum mengalami kemajuan yang berarti akibat krisis yang berkepanjangan, hal ini berdampak pada bidang
Lebih terperinciANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT
Laporan Tugas Akhir ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT (Analysis Of Optimum ph For Lactobacillus bulgaricus Growth In Glucose
Lebih terperinciMAKALAH KIMIA ANALITIK
MAKALAH KIMIA ANALITIK Aplikasi COD dalam Pengolahan Limbah Cair Industri Disusun oleh : Ulinnahiyatul Wachidah ( 412014003 ) Ayundhai Elantra ( 412014017 ) Rut Christine ( 4120140 ) Universitas Kristen
Lebih terperinciMacam macam mikroba pada biogas
Pembuatan Biogas F I T R I A M I L A N D A ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 6 ) A N J U RORO N A I S Y A ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 7 ) D I N D A F E N I D W I P U T R I F E R I ( 1 5 0 0 0 2 0 0 3 9 ) S A L S A B I L L A
Lebih terperinciPrarancangan Pabrik Asam Nitrat Dari Asam Sulfat Dan Natrium Nitrat Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia pada saat ini mengalami peningkatan di segala bidang, terutama industri yang bersifat padat modal dan teknologi. Indonesia diharapkan
Lebih terperinciPabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi
Pabrik Gula dari Nira Siwalan dengan Proses Fosfatasi-Flotasi Nurul Istiqomah (2309 030 075) Rini Rahayu (2309 030 088) Dosen Pembimbing : Prof.Dr.Ir.Danawati Hari Prajitno, M.Pd NIP : 19510729 198603
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prarancangan Pabrik Mononitrotoluen dari Toluen dan Asam Campuran Dengan Proses Kontinyu Kapasitas 55.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik Indonesia begitu kaya dengan hasil alam. Potensi ini seharusnya dimanfaatkan dalam proses transformasi Indonesia dari negara agraris menjadi negara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Oksalat Asam oksalat pertama kali disintesis oleh Carl W.Scheele pada tahun 1776 dengan cara mengoksidasi gula dengan asan nitrat (Kirk-Othmer,1996). Pada tahun 1784 telah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan bahan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan fungsinya tidak pernah digantikan oleh senyawa lain. Sebuah molekul air terdiri dari sebuah atom
Lebih terperinci