ANALISIS Z-SCORE ALTMAN DALAM MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Transkripsi

1 80 ANALISIS Z-SCORE ALTMAN DALAM MEMPREDIKSI KEBANGKRUTAN PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Masruroh, Anna Kurniana Qohar, Juliani Pudjowati Prodi Manajemen Fakultass Ekonomi Universitas Bhayangkara Surabaya ABSTRAK Sampel penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yaitu sebanyak 28 bank. Teknik analisis data menggunakan metode Altman dimana jika Z-Score > 2,99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat, jika 1,81 < Z-Score < 2,99 dapat dikategorikan sebagai perusahaan yang kesulitan keuangan. Dan jika Z-Score < 1,81 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan yang sangat besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 sampai 2013 setiap bank memiliki kondisi keuangan yang berbeda-beda. Bank yang memiliki kondisi bangkrut berturut-turut dari tahun 2009 sampai 2013 adalah Bank Mutiara Tbk (BCIC) dan Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS). Terdapat lima bank yang pada tahun 2009 berada pada kondisi bangkrut dan pada setahun terakhir memiliki kondisi pada grey area yaitu Bank ICB Bumi Putra Tbk (BABP). Meskipun masih ada tiga bank yang dalam dua tahun masih mengalami kondisi bangkrut sesuai dengan kriteria Altman Z-score untuk perusahaan perbankan go public yaitu Bank Mutiara Tbk (BCIC), Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS), dan Bank Kesawan Tbk (BKSW). Berdasarkan hal tersebut, model ini dapat digunakan investor dalam membantu untuk menentukan mana bank yang sehat dan tidak sehat untuk berinvestsi. Kata Kunci: Kebangkrutan, perbankan, metode Z-score Altman ABSTRACT This study uses five ratios to predict bankruptcy with Altman Z-score method. The samples were banking companies listed in the Indonesia Stock Exchange as many as 28 banks.data were analyzed using the Altman Z-score method, wherein if the Z-score> 2,99 categorized as a very healthy company,if 1.81 <Z-Score <2.99 can be considered as the company's financial difficulties.and if the Z-Score <1.81 categorized as a company that has a enormous financial difficulties. The results showed that in the last five years, namely from 2009 to 2013 every bank has different financial conditions.bankrupt banks that experienced consecutively from 2009 to 2013 were Bank Mutiara Tbk (BCIC) and Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS). There are five banks in 2009 are in a state of bankruptcy and in the past year have conditions on the gray area that ICB Bank Bumi Putra Tbk (BABP). Although there are still three banks in two years is still experiencing a state of bankruptcy in accordance with the criteria Altman Z-score for the banking companies go public, Bank Mutiara Tbk (BCIC)Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS), and Bank Kesawan Tbk (BKSW). Based on that, this model can be used by investors in helping to determine which banks are healthy and unhealthy to invest. Keywords: bankruptcy, banking, Altman Z-score method

2 81 PENDAHULUAN Perekonomian tumbuh dan berkembang dengan berbagai macam lembaga keuangan. Salah satu di antara lembaga-lembaga keuangan tersebut yang nampaknya paling besar peranannya dalam perekonomian adalah lembaga keuangan bank, yang lazimnya disebut bank. (Arthesa dan Handiman, 2006:6) menyebutkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Para investor dan kreditur sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan akan selalu melihat terlebih dahulu kondisi keuangan perusahaan tersebut. Oleh karena itu, analisis dan prediksi atas kondisi keuangan suatu perusahaan adalah sangat penting (Hadi dan Anggraeni, 2010). Kondisi perekonomian di Indonesia yang masih belum menentu mengakibatkan tingginya risiko suatu perusahaan untuk mengalami kesulitan keuangan atau bahkan kebangkrutan. Menurut Darsono dan Ashari (2005: 101) secara garis besar penyebab kebangkrutan bisa dibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang beasal dari bagian internal manajemen perusahaan. Sedangkan faktor eksternal bisa beasal dari faktor luar yang berhubungan langsung dengan operasi perusahaan. Beberapa faktor internal da eksternal tersebut antara lain: 1. Faktor internal perusahaan a. Terlalu besarnya pinjaman atau kredit yang diberikan kepada nasabah b. Manajemen yang tidak efisien c. Moral hazard oleh manajemen. 2. Faktor eksternal perusahaan a. Faktor pelanggan atau nasabah b. Faktor pemasok/kreditur c. Faktor pesaing/bank lain Analisis Diskriminasi (Z-score) Altman Sejumlah studi telah dilakukan untuk mengetahui kegunaan analisis rasio keuangan dalam memprediksi kegagalan atau kebangkrutan usaha. Salah satu studi tentang prediksi ini adalah Multiple Discriminant Analysis yang dikemukakan oleh Altman di New York University pada tahun 1968 yang disebut dengan analisis Z-score. Z-score adalah skor yang ditentukan dari hitungan

3 82 nisbah-nisbah keuangan yang akan menunjukkan tingkat kemungkinan kebangkrutan perusahaan. Dalam melakukan penelitiannya, Altman menemukan lima jenis rasio keuangan yang dapat dikombinasikan untuk melihat perbedaan antara perusahaan yang bangkrut dan yang tidak bangkrut, yaitu Working Capital to Total Assets, Retained Earning to Total Assets, Earning BeforeInterest and Taxes to Total Assets, Market Value of Equity to Book Value of Total Debtdan Sales to Total Assets. Fungsi diskriminan Z yang ditemukan oleh Altman adalah sebagai berikut: (Weston & Copeland, 2004:255). Z = 0,012X1 + 0,014X2 + 0,033X3 + 0,006X4 + 0,999X5 Pada tahun 1983,1984 model prediksi kebangkrutan dikembangkan lagi oleh Altman untuk beberapa negara, dari penelitian tersebut ditemukan nilai Z, yang dicari dengan persamaan diskriminan sebagai berikut : (Hanafi & Halim, 2003:275). Z = 1,2X1 + 1,4 X2 + 3,3X3 + 0,6X4 + 1,0X5 Dimana: Z X1 X2 = Indeks Kebangkrutan = Working Capital to Total Assets (Modal Kerja/Total Aset) = Retained Earning to Total Assets (Laba Ditahan/Total Aset) X3 = Earning Before Interest and Taxes (EBIT) to Total Assets (Pendapatan Sebelum Dikurangi Biaya Bunga/Total Aset) X4 = Market Value of Equity to Book Value of Total Liabilities (Harga Pasar Saham Dibursa/Nilai Total Utang) X5 = Sales to Total Assets (Penjualan/Total Aset) Dengan kriteria penilaian sebagai berikut: a) Z-Score > 2,99 dikategorikan sebagai perusahaan yang sangat sehat sehingga tidak mengalami kesulitan keuangan. b) 1,81 <Z-Score < 2,99 berada di daerah abu-abu sehingga dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan, namun kemungkinan terselamatkan dan kemungkinan bangkrut sama besarnya. c) Z-Score < 1,81 dikategorikan sebagai perusahaan yang memiliki kesulitan keuangan yang sangat besar dan beresiko tinggi sehingga kemungkinan bangkrutnya sangat besar. Laporan Keuangan

4 83 Working Capital To Total Assets ( X1) Retained Earning To Total Assets ( X2 ) Earnings Before Interest And Taxes To Total Assets ( X3 ) Market Value Equity To Book Of Total Debt ( X4 ) Sales To Total Assets ( X5 ) Perhitungan Model Altman Z-score Z = 1,2 X1+1,4 X2 + 3,3 X3 + 0,6 X4 + 1,0 X5 Hasil Analisis Tidak Bangkrut Gray Area Bangkrut Sumber: Peneliti (2016) METODE PENELITIAN Gambar 1 Kerangka Konseptual Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang dijadikan sampel sebanyak 28 perusahaan perbankan. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah purposive sampling (sampel bertujuan). Purposive sampling adalah sampel yang dipilih dengan cermat sehingga relevan dengan rencana penelitian. Peneliti akan berusaha agar dalam sampel terdapat wakil-wakil segala lapisan populasi. Adapun kriteria pemilihannya adalah sebagai berikut: a. Perusahaan perbankan yanggo public di Bursa Efek Indonesia. b. Periode tahun

5 84 Tabel 1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria Kriteria Jumlah Sampel Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Perusahaan perbankan yang tidak go public di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009 sampai (11) Sumber: Peneliti (2016) Jumlah Sampel 28 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil perhitungan rasio-rasio tersebut dengan menggunakan metode Z- score dapat dilihat dalam Tabel 4.8. Pada tabel 4.8 terlihat bahwa Nilai Z-Score terbesar selama tahun 2009 sampai 2013 adalah Bank Victoria Internasional Tbk (BVIC) sebesar Nilai ini menunjukkan bahwa Bank Victroria Internasional Tbk (BVIC) dalam kondis sehat/tidak bangkrut sesuai dengan kriteria penilaian Z-Score Altman yaitu nilai Z > Perusahaan dengan nilai Z- Score terendah adalah Bank Mutiara Tbk (BCIC) sebesar artinya bank tersebut berada pada posisi bangkrut karena nilai Z < 1.81.

6 85 No. Tabel 2 Nilai Z-scorePerbankan Periode Z-score Kode AGRO BABP BACA BAEK BBCA BBKP BBNI BBNP BBRI BBTN BCIC BDMN BEKS BKSW BMRI BNBA BNGA BNII BNLI BSWD BTPN BVIC INPC MAYA MCOR MEGA PNBN SDRA Sumber: Peneliti (2016).

7 Tabel 3 Penilaian Kebangkrutan Perbankan Periode No Z-score Kode AGRO Tdk Bangkrut Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 2 BABP Bangkrut Grey Area Bangkrut Bangkrut Grey Area 3 BACA Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 4 BAEK Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 5 BBCA Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 6 BBKP Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 7 BBNI Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 8 BBNP Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 9 BBRI Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 10 BBTN Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 11 BCIC Bangkrut Bangkrut Bangkrut Bangkrut Bangkrut 12 BDMN Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 13 BEKS Bangkrut Bangkrut Bangkrut Bangkrut Bangkrut 14 BKSW Grey Area Tdk Bangkrut Grey Area Bangkrut Bangkrut 15 BMRI Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 16 BNBA Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 17 BNGA Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 18 BNII Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 19 BNLI Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 20 BSWD Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 21 BTPN Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 22 BVIC Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 23 INPC Bangkrut Bangkrut Bangkrut Bangkrut Tdk Bangkrut 24 MAYA Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 25 MCOR Grey Area Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 26 MEGA Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 27 PNBN Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut 28 SDRA Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Tdk Bangkrut Sumber: Peneliti (2016) 86 Terlihat bahwa dalam lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 sampai 2013 setiap bank memiliki kondisi keuangan yang berbeda-beda untuk setiap tahunnya. Ada lima bank yang pada tahun 2009 berada pada kondisi bangkrut dan pada setahun terakhir memiliki kondisi pada grey area yaitu Bank ICB Bumi Putra Tbk (BABP). Meskipun masih ada tiga bank yang dalam dua tahun masih

8 87 mengalami kondisi bangkrut sesuai dengan kriteria Altman Z-score untuk perusahaan perbankan go public yaitu Bank Mutiara Tbk (BCIC), Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS), dan Bank Kesawan Tbk (BKSW). Pada Bank Windu Kentjana International Tbk (MCOR) mengalami kondisi keuangan yang berkembang secara perlahan, terlihat dari tahun 2009 berada pada grey area sesuai dengan kriteria Altman z-score, tahun 2010 sampai 2013 berada dalam kondisi sehat. Untuk Bank Permata Tbk (BNLI) berada dalam kondisi bangkrut dalam satu tahun pertama kemudian pada tahun 2010 mengalami kondisi sehat sampai Bank Kesawan Tbk (BKSW) berada pada grey area pada tahun 2009 kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2010 dengan kondisi sehat tetapi pada tahun berikutnya kembali berada pada grey area. Bank Artha Graha International Tbk (INPC) mengalami bangkrut pada empat tahun pertama dan tahun 2013 berada dalam kondisi sehat. Bank ICB Bumi Putra Tbk (BABP) mengalami bangkrut pada tahun 2009 kemudian meningkat pada tahun 2010 dengan berada pada grey area kemudian kembali bangkrut pada tahun 2011 sampai 2012, dan pada tahun 2013 kembali berada pada grey area. PEMBAHASAN Analisis Z-Score Altman dilakukan untuk memprediksi kebangkrutan suatu perusahaan dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan dua sampai lima tahun sebelum perusahaan tersebut diprediksi bangkrut. Kebangkrutan adalah suatu kondisi disaat perusahaan mengalami ketidakcukupan dana untuk menjalankan usahanya. Tingkat kebangkrutan suatu perusahaan tergantung dari tinggi rendahnya nilai Z-Score perusahaan yang bersangkutan. Nilai Z-Score yang semakin tinggi pada perusahaan maka perusahaan tersebut memiliki peluang besar terbebas dari kebangkrutan atau perusahaan tersebut dalam kondisi sehat. Sedangkan, nilai Z-Score yang semakin rendah pada suatu perusahaan maka perusahaan tersebut memiliki tingkat potensi kebangkrutan yang tinggi. Pengujian terhadap perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan menggunakan Z-Score Altman menunjukkan bahwa masingmasing perusahaan memiliki tingkat kebangkrutan yang berbeda-beda, yaitu bangkrut, grey area, dan tidak bangkrut(munawir, 2002). Khusus untuk perhitungan tahun 2009 dan 2012 menunjukkan tingkat prediksi bangkrut yang rendah. Namun secara keseluruhan untuk perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia memiliki tingkat kebangkrutan yang berbeda-beda dengan mayoritas tidak bangkrut. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi kesehatan

9 perusahaan perbankanmengalami kecukupan dana untuk melanjutkan usahanya bahkan dalam memperoleh laba. 88 SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam lima tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 sampai 2013 setiap bank memiliki kondisi keuangan yang berbeda-beda. Bank yang memiliki kondisi bangkrut berturut-turut dari tahun 2009 sampai 2013 adalah Bank Mutiara Tbk (BCIC) dan Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS). Terdapat lima bank yang pada tahun 2009 berada pada kondisi bangkrut dan pada setahun terakhir memiliki kondisi pada grey area yaitu Bank ICB Bumi Putra Tbk (BABP). Meskipun masih ada tiga bank yang dalam dua tahun masih mengalami kondisi bangkrut sesuai dengan kriteria Altman Z-score untuk perusahaan perbankan go public yaitu Bank Mutiara Tbk (BCIC), Bank Pundi Indonesia Tbk (BEKS), dan Bank Kesawan Tbk (BKSW). Bank Windu Kentjana International Tbk (MCOR) mengalami kondisi keuangan yang berkembang secara perlahan, terlihat dari tahun 2009 berada pada grey area sesuai dengan kriteria Altman z-score, tahun 2010 sampai 2013 berada dalam kondisi sehat. Untuk Bank Permata Tbk (BNLI) berada dalam kondisi bangkrut dalam satu tahun pertama kemudian pada tahun 2010 mengalami kondisi sehat sampai Bank Kesawan Tbk (BKSW) berada pada grey area pada tahun 2009 kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2010 dengan kondisi sehat tetapi pada tahun berikutnya kembali berada pada grey area. Bank Artha Graha International Tbk (INPC) mengalami bangkrut pada empat tahun pertama dan tahun 2013 berada dalam kondisi sehat. Bank ICB Bumi Putra Tbk (BABP) mengalami bangkrut pada tahun 2009 kemudian meningkat pada tahun 2010 dengan berada pada grey area kemudian kembali bangkrut pada tahun 2011 sampai 2012, dan pada tahun 2013 kembali berada pada grey area. SARAN 1. Hasil peneliktian ini dapat menjadi referensi baik bagi akademisi, investor, pihak bank, maupun pengambil kebijakan. Bagi akademisi dapat digunakan untuk dasar riset selanjutnya. Model ini dapat digunakan investor dalam membantu mereka untuk menentukan mana bank yang sehat dan tidak sehat bagi investasi mereka. 2. Diharapkan penelitian-penelitian selanjutnya dapat menggunakan model-

10 model prediksi kebangkrutan lainnya. Untuk dapat dijadikan sebagai pembanding dalam memprediksi kebangkrutan. 89 DAFTAR PUSTAKA Arthesa, Ade dan Edia Handiman 2006,Bank dan Lembaga Keuangan bukan Bank, PT. Indeks, Jakarta. Darsono dan Ashari 2005, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, Penerbit Andi, Yogyakarta. F. Brigham, Eugene and Joel F. Houston 2001, Manajemen Keuangan, Edisi kedelapan, Erlangga, Jakarta. Halim, Abdul 2005, Analisa Investasi, Salemba Empat, Jakarta. Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim 1996, Analisis Laporan Keuangan, AMP- YPKN, Yogyakarta. Harahap, Sofyan Safri 2009, Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hasibuan, Alpara 2013, Analisis Metode Z-Score dalam Memprediksi Kebangkrutan Bank go public di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Bina Darma Palembang. Ikatan Akuntansi Indonesia 2007, Standar Akuntansi Keuangan, IAI, Jakarta. Indriartoro Nur dan Supomo Bambang 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, BPFE, Yogyakarta. Kasmir 2008, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Keown, Scott Martin dan Petty 2005, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Munawir, S 2002, Analisa Informasi Keuangan, Liberty, Yogyakarta. Purwanti, Yuli 2010, Analisis Rasio Keuangan dengan Model Z-Score Altman dalam Memprediksi Potensi Kebangkrutan pada Perusahaan-Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia, Skripsi, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Weston, J. Fred and Thomas E. Coopeland 1994,Manajemen Keuangan,Edisi Kedelapan, Erlangga, Jakarta.