BAB III TEMPAT-TEMPAT RUKYAH DI JAWA TENGAH. A. Letak Geografis, Topografi dan Klimatologi Provinsi Jawa Tengah

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III TEMPAT-TEMPAT RUKYAH DI JAWA TENGAH. A. Letak Geografis, Topografi dan Klimatologi Provinsi Jawa Tengah"

Transkripsi

1 BAB III TEMPAT-TEMPAT RUKYAH DI JAWA TENGAH A. Letak Geografis, Topografi dan Klimatologi Provinsi Jawa Tengah Secara administratif wilayah Provinsi Jawa Tengah terletak berbatasan dengan Samudra Hindia dan Daerah Istimewa Yogyakarta di sebelah Selatan, Provinsi Jawa Barat di sebelah Barat, Provinsi Jawa Timur di sebelah Timur, dan Laut Jawa di sebelah Utara (Jateng.go.id, 2012: II-1). Gambar Peta administratif wilayah Provinsi Jawa Tengah (Jateng.go.id, 2012: II-1) Secara geografis letak wilayah Provinsi Jawa Tengah berada diantara lintang 5 o 40 s/d 8 o 30 (Lintang Selatan) dan 108 o 30 s/d 111 o 30 (Bujur Timur). Di dalam wilayah tersebut, kondisi wilayah di Provinsi ini meliputi daerah pegunungan dan dataran tinggi yang membujur sejajar dengan panjang pulau Jawa, dataran rendah dan daerah pantai yaitu pantai Utara dan Selatan. Lahan di Provinsi ini memiliki 48

2 49 kemiringan bervariasi meliputi 38% lahan dengan kemiringan 0-2%, 31% lahan dengan kemiringan 2-15%, 19% lahan dengan kemiringan 15-40%, dan 12% lahan dengan kemiringan lebih dari 40%. (Jateng.go.id, 2012: II-2). Provinsi Jawa Tengah memiliki ketinggian tempat yang beraneka ragam, yaitu berupa pegunungan dan dataran tinggi yang membujur di bagian tengah serta dataran rendah yang tersebar hampir di seluruh wilayah Jawa Tengah yang pada umumnya berupa wilayah pantai. Ketinggian 0-99 M DPL (Di atas Permukaan Laut) menempati sekitar 53% wilayah Jawa Tengah. (Jateng.go.id, 2012: II-2) Tabel 3.1. Ketinggian Wilayah di Jawa Tengah NO Ketinggian % Luas , , ,7 4 >1000 4,6 Untuk iklim di wilayah Jawa Tengah termasuk dalam katagori iklim tropis basah. Suhu udara di wilayah Utara rata-rata berkisar 21,7 o C- 35,8 o C dengan kelembaban berada pada kisaran 63%-99%. Sedangkan di wilayah Selatan suhu udara berada pada kisaran 19,4 o C-31,3 o C, dengan kelembaban udara pada kisaran rata-rata 74,6%-99,1%. Curah hujan tertinggi di wilayah Utara Jawa Tengah tercatat di Stasiun Curah Hujan Sirampog Kabupaten Brebes yaitu 263 mm. Sedangkan pertahun jumlah intensitas tertinggi tercatat di Stasiun Hujan Bongas Kabupaten Pemalang dengan

3 50 curah hujan mm/tahun. Sedangkan curah hujan tertinggi untuk wilayah Selatan tercatat di Stasiun Hujan Penjaringan Kabupaten Boyolali yaitu 610 mm, dengan jumlah intensitas hujan mm/tahun. (Jateng.go.id, 2012: II-5) B. Kegiatan Rukyatulhilal dan Penetapan Awal Bulan Hijriyah di Jawa Tengah Kegiatan penetapan awal bulan hijriyah di Provinsi Jawa Tengah sangat beragam dan dilakukan oleh berbagai kalangan dan lapisan masyarakat. Di antara penetapan awal bulan hijriyah yang dilakukan adalah: 1. Penetapan dengan Hisab. Penggunaan hisab sebagai penetapan awal bulan hijriyah di Jawa Tengah sangat beragam sekali. Di antara metode yang ada dan dipakai masyarakat muslim Jawa Tengah adalah hisab Urfi Aboge 1, hisab haqīqī bi al-taqrīb 2, hisab haqīqī bi al-tahqīq 3 dan hisab Kontemporer 4. 1 Hisab ini sering disebut juga dengan hisab Jawa Islam, karena hisab urfi ini perpaduan antara tahun Hindu Jawa dengan hisab Hijriyah yang dilakukan oleh Sultan Agung Anyokro Kusumo pada tahun 1663 M atau 1555 C (Caka). Metode hisab ini menetapkan satu daur ulang (siklus) 8 tahun yang disebut Windu. Setiap kurun delapan tahun ditetapkan ada tiga tahun Kabisat (Wuntu, panjang yang umurnya 355 hari) yaitu tahun-tahun ke 2, 4 dan 7 dan ada lima tahun Bashitoh (Wastu, atau pendek yang umurnya 354 hari) yaitu tahun ke 1, 3, 5, 6, dan 8. Aboge merupakan nama satu siklus besar (windu besar) dalam sistem Penanggalan Jawa Islam. Windu besar sendiri ialah masa dimana setiap 120 tahun, tahun Jawa akan lebih banyak 1 hari dibandingkan tahun Hijriyah, karena dalam 120 tahun tahun Jawa Islam mempunyai 45 tahun kabisat (120 dibagi 8 = 15, kemudian dikalikan 3), sedangkan Hijriyah urfi hanya mempunyai tahun kabisat sebanyak 44 (120 dibagi 30 = 4, kemudian dikalikan 11). Sehingga dilakukan pengurangan 1 hari setiap 120 tahun. Sampai saat ini telah mengalami perubahan empat kali yakni, Ajumgi (tahun Alip Jum'at Legi J = 120 tahun), Amiswon ( J = 72 tahun), Aboge ( J = 120 tahun), dan Asapon ( J = 120 tahun) (Hambali (dalam Zenith), 2009: 4). Mulai permulaan tahun 1747 hingga menjelang tahun 1867, tanggal satu Suro tahun Alip jatuh pada hari Rabu Wage (Aboge). Mulai tahun 1867 hingga menjelang tahun 1987, tanggal satu Suro tahun Alip jatuh pada hari Selasa Pon (Asopon). Mulai permulaan tahun 1987, hingga menjelang tahun 2107, tanggal satu Suro tahun Alif jatuh pada hari Senin Pahing (Anining) (PBNU, 2006: 49). 2 Hisab haqīqī bi al-taqrīb adalah hisab yang datangnya bersumber dari data yang telah disusun dan telah dikumpulkan oleh Ulugh Beyk al-samarqandy (wafat 1420 M). Data-data tersebut

4 51 Penggunaan hisab sebagai penetapan awal bulan hijriyah di wilayah Jawa Tengah ini tidak terlepas dari sisi sejarah, keadaan serta perkembangan ilmu falak. Dari sisi sejarah, wilayah Jawa Tengah merupakan basis dari kerajaan Islam terbesar di Indonesia. Di Jawa Tengah ini setidaknya ada dua kerajaan Islam terbesar pada masanya yang pernah berkembang yaitu Kerajaan Demak Bintoro dan Kerajaan Mataram Jawa (Surakarta). merupakan hasil pengamatan yang berdasarkan pada teori geosentris 2. Dalam mencari ketinggian Hilal, menurut sistem hisab ini dihitung dari titik pusat Bumi, bukan dari permukaan bumi. ketinggian Hilal sistem hisab ini berpedoman pada gerak rata-rata Bulan, yakni setiap harinya Bulan bergerak ke arah timur rata-rata 12 derajat. Sehingga operasional hisab ini adalah dengan memperhitungkan selisih waktu ijtimak (konjungsi) dengan waktu Matahari terbenam kemudian dibagi dua. Sebagai konsekuensinya adalah apabila ijtimak terjadi sebelum Matahari terbenam, maka praktis Bulan (Hilal) sudah di atas ufuk ketika Matahari terbenam. Hisab ini masih belum dapat memberikan informasi tentang azimuth Bulan maupun Matahari (PBNU, 2006:49). Diantara pengguna hisab ini adalah penganut kitab Fath al-rauf al-mannan karya Kyai Jalil Kudus dan kitab Sullam al-nayyirain karya Syekh Mansur al-batawi. 3 Hisab haqīqī bi al-tahqīq menurut Syful Mujab (2007: 9-10) adalah hisab yang perhitungannya berdasarkan data astronomis yang diolah dengan trigonometri (ilmu ukur segitiga) dengan koreksi-koreksi gerak Bulan maupun Matahari yang sangat teliti. Dalam menyelesaikan perhitungannya digunakan alat-alat elektronik misalnya kalkulator ataupun komputer. Dapat pula diselesaikan dengan menggunakan daftar logaritma empat desimal maupun dengan menggunakan Rubu' al-mujayyāb. Hanya saja perhitungan yang diselesaikan dengan menggunakan daftar logaritma maupun Rubu' hasilnya kurang begitu teliti. Hal ini disebabkan adanya pembulatan angka-angka invers dari daftar logaritma, serta ketidaktepatan pembagian pada menit dan detik. Dalam menghitung ketinggian Hilal, sistem hisab ini memperhatikan posisi observer (lintang tempat maupun bujur tempatnya), deklinasi Bulan dan sudut waktu Bulan atau asensiorecta. Bahkan lebih lanjut diperhitungkan pula pengaruh refraksi (pembiasan sinar) 3, paralaks (beda lihat), dip (kerendahan ufuk) dan semidiameter Bulan. Hisab haqīqī bi al-tahqīq ini mampu memberikan informasi tentang waktu terbenamnya Matahari setelah terjadi konjungsi, ketinggian Hilal, serta azimuth Matahari maupun Bulan untuk suatu tempat observasi. Pengguna metode ini diantaranya KH. Turaichan Adjhuri Kudus dengan hisab Menara Kudus. 4 Untuk sistem hisab generasi ke tiga dari sistem hisab hakiki ini. pada dasarnya memiliki kemiripan dengan sistem hisab haqīqī bi al-tahqīq, yaitu sama-sama telah memakai hisab dengan perhitungannya berdasarkan data astronomis yang diolah dengan spherical trigonometry (ilmu ukur segitiga bola) dengan koreksi-koreksi gerak Bulan dan Matahari yang sangat teliti (Syful Mujab: 9-10). Adapun pembeda antara keduanya hanya data yang ditampilkan. Data-data hisab hakiki kontemporer ini merupakan data yang sudah masak untuk diaplikasikan ke dalam rumus segitiga bola, tanpa harus diolah terlebih dahulu seperti yang dipakai oleh sistem hisab sebelumnya. Selain itu pada sistem ini koreksi atau pen-ta dil-an dilakukan dengan tahapan yang banyak sekali (Sabiq, 2007: ). ORMAS Muhammadiyah merupakan penganut penggunaan hisab kontemporer ini sebagai penetapan awal bulan Hijriyah.

5 52 Pada masa kerajaan Demak Bintoro pernah terjadi kegiatan yang terkenal dan berhubungan dengan ilmu falak, yaitu sejarah ketika pembangunan Masjid Agung Demak. Pada saat pembangunannya, Sunan Kalijaga yang menetapkan arah kiblatnya 5. Selain kerajaan Demak, kerajaan Mataram juga terkenal dengan akulturasi Kalender Jawa dengan Kalender Hijriyah yang disebut Kalender Jawa Islam ini diprakasai oleh Sultan Agung Hanyokro Kusumo. Salah satu konsep Kalender Jawa Islam ini adalah hisab Aboge yang sebagian muslim di Jawa Tengah menggunakannya sebagai penetapan awal bulan hijriyah seperti masyarakat di Dusun Golak Desa Kenteng, Ambarawa Semarang serta di Desa Kracak Kecamatan Ajibarang Kabupaten Banyumas (Fauzi, 2011: 49-50). Dalam perkembangannya di wilayah Jawa Tengah juga sejak dahulu terkenal sebagai tempat lahirnya ahli hisab falak Indonesia dengan berbagai karyanya dalam ilmu falak. Di antara ulama ahli falak Jawa Tengah adalah KH. Dahlan al-samarani, KH. Abdul Jalil Kudus dengan Karyanya Kitab Fath al- Rauf al-mannan, KH. Turaichan Adjhuri Kudus dengan Hisab Menara-nya, KH. Zubair Umar Al-Jailani Salatiga (Rektor pertama IAIN Walisongo Semarang) dengan kitabnya Khulashoh al-wafiyah, KH. Noor Ahmad Jepara dengan salah satu Karyanya kitab Nur al-anwar, dan masih banyak lagi. 5 Dengan mengesampingkan ke-wali-an Sunan Kalijaga, penetapan kiblat dengan metode serupa dapat dilakukan melalui metode penetapan arah kiblat memakai konsep perhitungan Rashdul Kiblat (bayangan kiblat). Di mana penetapannya kita hanya mengarahkan kiblat suatu tempat sesuai dengan arah bayangan Matahari pada waktu tertentu.

6 53 2. Penetapan dengan Rukyat. Rukyat sebagai penetapan awal bulan hijriyah di Jawa Tengah telah berlangsung sangat lama sekali. Salah satu yang mengidentifikasi hal tersebut adalah konsep penetapan awal bulan hijriyah Ormas Nahdlatul Ulama (NU) yang harus menggunakan Rukyat bi al-fi li (dengan mata langsung). Padahal jika dilihat dari sejarahnya, sebagian ulama pendiri NU (ORMAS yang didirikan pada tanggal 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1344 H) berasal dari Jawa Tengah, seperti KHR. Asnawi (Kudus), KH. Ma shum (Lasem), KH. Ridlwan (Semarang), dan KH. Dahlan Abdul Qahhar (Kertosono). (Zahro, 2004: 18) Rukyat sebagai penetapan awal bulan hijriyah di Provinsi Jawa Tengah pada perkembangannya dilaksanakan hampir di berbagai tempat di kabupaten dan kota. Di antara sebagian tempat yang selalu dijadikan titik pengamatan Hilal di Provinsi Jawa Tengah adalah, Pantai Marina dan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) untuk wilayah Kota Semarang, Pondok Pesantren As-Salam Sukoharjo, Pantai Alam Indah Kabupaten Tegal, Pantai Kartini di Kabupaten Jepara, Pantai Logending di Kebumen, dan lain sebagainya. Pelaksanaan rukyat sebagai metode penetapan awal bulan hijriyah di Provinsi Jawa Tengah hampir merata di setiap daerah baik di Kabupaten maupun Kota. Kegiatan ini dilaksanakan oleh berbagai kalangan dan organisasi, mulai Kantor Wilayah Kemenag Jawa Tengah dan Kabupaten/Kota, Pengadilan Agama, Pemkab, BHRD (Badan Hisab Rukyat Daerah), Ormas-Ormas Islam, dan sebagainya.

7 54 Rukyat yang berkembang di Jawa Tengah, seperti halnya yang berkembang di Indonesia. Pengguna rukyat ini terbagi dalam dua klompok yaitu rukyat lokal dan rukyat global. Rukyat lokal atau ru yah fī wilāyāt al-ḥukmi sebagai konsep penetapan awal bulan hijriyah merupakan metode yang dianut mayoritas ulama, kelompok serta lembaga di Jawa Tengah. Keadaan ini bisa dilihat dengan banyaknya tempat-tempat yang dikondisikan untuk rukyatulhilal sebagai sarana untuk melihat Hilal yang tersebar di setiap daerahdi Jawa Tengah. Sedangkan pengguna rukyat global di Jawa Tengah dianut oleh Ormas Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) 6 dan Jama ah Hizbullah 7. C. Data Tempat-Tempat Rukyat di Jawa Tengah Kegiatan Rukyatulhilal di Jawa Tengah pada dasarnya dilakukan oleh berbagai wilayah di setiap Kabupaten dan Kota di Provinsi ini. Kegiatan Rukyatulhilal tersebut akan lebih baik jika diimbangi oleh lokasi yang strategis untuk melakukannya. Di antara berbagai lokasi rukyat yang dianggap strategis oleh berbagai wilayah di Provinsi Jawa tengah antara lain; Pantai Ujungnegoro Kabupaten Batang, Pantai Binangun Kabupaten Rembang, Pelabuhan Kaliwungu Kabupaten Kendal, Observatorium PP. As-Salam Kabupaten Sukoharjo, Pantai Alam Indah Kabupaten Tegal, Pantai Logending Kabupaten Kebumen, Pantai Jatikontal 6 Metode ini diambil oleh HTI berdasar atas hadis nabi yang sahih, dan perwujudan kesatuan kaum muslimin. HTI beranggapan bahwa di antara perwujudan persatuan kaum muslimin adalah kesatuan mereka dalam mengawali Ramadan Syawal dab Zulhijjah sebagai wujud ketaatan mereka kepada Allah SWT. yang telah menyatukan mereka, bukan didasarkan atas keputusan para penguasa politik (al-misykah, 1999: 1) 7 Jama ah Hijbullah penganut rukyat global ini diantaranya berada di Kecamatan Bulu Kota Semarang (Ansorullah salah satu ahli hisab Jama ah Hijbullah: 02 Januari 2014).

8 55 Kabupaten Purworejo, Pantai Kartini Kabupaten Jepara, dan Menara Al-Husna MAJT Kota Semarang. 1. Pantai Ujungnegoro Kabupaten Batang. Kabupaten Batang terletak pada koordinat sampai Lintang Selatan dan antara sampai Bujur Timur di pantai Utara Jawa Tengah dan berada pada jalur utama pantura (yang menghubungkan Jakarta-Surabaya) dengan luas daerah ,15 Ha. Batas wilayah Kabupaten Batang adalah sebelah Barat berbatasan dengan Kota dan Kabupaten Pekalongan, sebelah Selatan dengan Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Banjarnegara, sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Kendal dan sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa. Kondisi wilayah Kabupaten Batang merupakan kombinasi antara daerah pantai, dataran rendah dan pegunungan ( profil: diakses 05 Januari 2014). Kabupaten Batang yang terletak di jalur pantai Utara Pulau Jawa (Pantura) memiliki iklim tropis dengan jumlah hari hujan pada bulan Oktober- April dan musim kemarau pada bulan April-Oktober, dimana kedua musim ini silih berganti sepanjang tahun. Berdasarkan 15 stasiun penangkar curah hujan, di wilayah Kabupaten Batang memiliki perbedaan yang cukup mencolok sepanjang tahun, yaitu; daerah atas 8 mempunyai curah hujan tahunan lebih tinggi, yaitu mm dengan rata-rata 683 mm, jumlah hari hujan 137 hari 8 Kecamatan, Wonotunggal, Bandar, Blado, Reban, Bawang dan Tersono

9 56 dengan rata-rata 23 hari. Daerah bawah 9 mempunyai rata-rata curah hujan lebih rendah, yaitu mm dengan rata-rata 455,4 mm, jumlah hari hujan 88 hari dengan rata-rata 18 hari. (jateng.litbang.deptan.go.id) Dari hasil tersebut dapat disimpukan bahwa seluruh wilayah Kabupaten Batang termasuk daerah tipe iklim basah, karena jumlah hujan mm dengan rata-rata 558,1 mm. Kualitas udara Kabupaten Batang termasuk bagus, karena tidak banyak tercemari oleh polusi udara. Jarangnya aktifitas industri dengan kondisi pedesaan yang masih banyak hutan menjadikan langit Kabupaten Batang bersih dari polusi, baik polusi udara maupun polusi cahaya. Gambar 3.2. Peta Kabupaten Batang Jawa Tengah ( 05 Januari 2014) Kabupaten Batang memiliki panjang pesisir pantai ± 38,75 km yang membentang pada enam wilayah administrasi kecamatan dengan Pantai Ujungnegoro yang terletak di Desa Ujungnegoro, Kecamatan Kandeman, 9 Kecamatan Gringsing, Limpung, Subah, Tulis, Batang, dan Warungasem

10 57 Kabupaten Batang adalah salah satu pantai yang terletak di pesisir Utara pulau Jawa. Pantai ini berjarak 5 km ke arah utara dari jalur pantura Semarang-Jakarta dan terletak 14 km arah timur laut dari Kota Batang Jawa Tengah ( 05 Januari 2014). Akses menuju Pantai Ujungnegoro Kabupaten Batang ini cukup mudah. Dari pusat Kota Batang kita menuju ke arah timur melewati jalur pantura sejauh 10 km sampai gapura Pantai Ujungnegoro yang berada di pinggir jalur pantura Kecamatan Kandeman. Dari gerbang Pantai Ujungnegoro tersebut, kita masuk sejauh 5 km melewati jalan desa yang kondisi jalan yang cukup bagus sampai lokasi wisata Pantai Ujungnegoro. Banyak potensi yang bisa dikembangkan di Pantai Ujungnegoro Kabupaten Batang ini, diantaranya adalah potensi wisata, potensi konservasi kelautan dan perikanan, potensi religi dan kearifan lokal, dan potensi ilmiah. 10 Potensi ilmiyah Pantai Ujungnegoro Kabupaten Batang ini sering dijadikan sebagai obyek penelitian baik dari segi pengelolaan wisatanya, sejarahnya, potensi kelautannya dan juga sering digunakan untuk kegiatan 10 Di pantai ini terdapat Daerah Tujuan Wisata (DTW) Pantai Ujungnegoro yang dikelola oleh Pemda setempat. Kawasan wisata yang berupa pantai dengan pemandangan yang indah mampu menjadi daya tarik wisata, baik oleh wisatawan lokal maupun dari luar kota. Jumlah kunjungan wisatawan mencapai orang pertahun. Selain Daerah Tujuan Wisata, di pantai ini juga terdapat Kawasan Konservasi Laut Daerah (KKLD) Ujungnegoro-Roban yang dikelola oleh Dinas Kelautan dan Perikanan setempat. KKLD Pantai Ujungnegoro-Roban terletak pada posisi geografis 6 52'00" LS '59" BT memiliki luas kawasan laut sebesar Ha dan kawasan terestrial seluas 93,75 ha. Pendekatan Kawasan Konservasi Laut Daerah Pantai Ujungnegoro Roban sebagai KKLD adalah dikarenakan kawasan ini melindungi 3 obyek penting dalam menjaga ekosistem, yaitu : (1) kawasan Karang Kretek yang memiliki peran penting melindungi potensi sumberdaya ikan bagi nelayan tradisional; (2) kawasan situs Syekh Maulana Magribi yang berperan dalam penyebaran agama Islam di Batang; dan (3) kawasan wisata pantai Ujungnegoro yang memberikan andil pada perkembangan industri pariwisata dan kebudayaan Kabupaten Batang.

11 58 pengamatan Hilal setiap tahun untuk menentukan awal bulan Hijriyah. Pantai Ujungnegoro digunakan sebagai tempat rukyatulhilal setiap tahunnya oleh beberapa instansi. Kegiatan rukyatulhilal rutin dilaksanakan setiap tahunnya guna menentukan awal Rama an, Syawal dan ulhijjah oleh Kementerian Agama setempat dengan berkoordinasi dengan Pengadilan Agama, Ormas Islam dan Perguruan Tinggi. Kegiatan rukyatulhilal dilaksanakan di pantai wisata Ujungnegoro Kabupaten Batang pada koordinat 6 56 LS dan BT. Kegiatan rukyatulhilal ini dilaksanakan oleh Kementerian Agama Kabupaten Batang sebagai koordinator dengan mengikutsertakan Ormas Islam dan Pengadilan Agama setempat. Tidak hanya oleh Kementerian Agama Kabupaten Batang saja, namun Kementerian Agama Pekalongan yang juga berkoordinasi dengan Ormas Islam dan Pengadilan Agama setempat juga sering melaksanakan rukyatulhilal di pantai ini. STAIN Pekalongan semenjak berdiri tahun 1997 juga ikut andil dalam pelaksanaan rukyatulhilal di tempat ini. Pelaksanaan rukyatulhilal oleh Departemen Agama, Ormas-Ormas Islam dan STAIN Pekalongan di Pantai Ujungnegoro ini menggunakan beberapa peralatan bantu untuk mendukung kegiatan tersebut. Karena tidak tersedianya fasilitas pendukung seperti sumber listrik dan untuk tujuan kepraktisan, maka rukyatulhilal di pantai ini lebih sering menggunakan theodolit dan peralatan sederhana lainya. (Nasrullah: )

12 59 Di pantai ini pada dasarnya terdapat dua titik yang dijadikan pengamatan Hilal. Kedua titik tersebut digunakan untuk pengamatan Hilal. Titik pertama yaitu bertempat di sekitar komplek Makam Syaikh Maulana Maghribi yang masih satu komplek dengan kawasan wisata Pantai Ujungnegoro. Lokasi rukyatulhilal di titik pertama ini cukup luas dan tinggi dengan pemandangan yang indah. Titik pertama ini sering digunakan oleh Kementerian Agama Batang yang berkoordinasi dengan Ormas Islam dan Pengadilan Agama setempat. Dari hasil observasi titik pertama diketahui bahwa pandangan ke arah ufuk Barat terhalang oleh bukit yang berada di sebelah Barat daya. Bukit ini menghalangi pandangan mulai dari azimuth sampai ke arah selatan. Titik kedua bertempat di area perkebunan dengan posisi lintang LS dan bujur BT dengan ketinggian 27,5 meter di atas permukaan laut. Pada awalnya pelaksanaan rukyatulhilal dilaksanakan di titik pertama, namun pada titik pertama terdapat kelemahan yaitu terhalang oleh bukit yang berada di sebelah Barat Daya. Meskipun pada titik pertama ada tempat yang cukup tinggi, namun bukit yang posisinya menjorok ke utara ini juga tinggi, sehingga menghalangi pandangan dari titik pertama ini ke arah Barat. Tim Hisab STAIN Pekalongan yang dipimpin oleh Bapak Muslih (dosen Ilmu Falak STAIN Pekalongan) berinisiatif mencari alternatif tempat pengamatan yang lebih baik dari titik pertama ini dan dipilihlah titik kedua. (Nasrullah: ) Titik kedua terletak di area perkebunan warga yang banyak ditanami singkong, kakao dan sengon. Pada tahun 2002, STAIN Pekalongan

13 60 mengusulkan kepada Kementerian Agama Pusat untuk membebaskan tanah perkebunan warga itu untuk dijadikan tempat pengamatan Hilal. Sebelum dilakukan pembebasan tanah, datang utusan dari Kementerian Agama RI yang pada waktu itu diwakili dari Subdit Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat untuk melakukan uji kelayakan. Uji kelayakan dilaksanakan pada bulan Agustus 2002 dengan cara mengetahui arah mata angin sejati 11. (Nasrullah: ) Dari hasil uji kelayakan tersebut, didapatkan hasil bahwa titik kedua tersebut secara geografis layak untuk dijadikan tempat rukyatulhilal karena mempunyai pandangan yang terbuka dan luas di ufuk sebelah barat mulai 246,5 ke utara. Setelah dilakukan uji kelayakan, pada tahun , Kementerian Agama pusat membeli tanah seluas 3700 m2 dengan Sertifikat Hak Pakai. Di atas tanah seluas 3700 m2 ini rencananya akan dibuatkan menara setinggi 5 meter sebagai tempat pengamatan Hilal untuk menghindari gangguan pandangan berupa pepohonan yang tumbuh di sekitar lokasi ini. (Nasrullah: ) 11 Pengukuran dilakukan dengan acuan azimuth Matahari. Dengan menggunakan alat theodolit, posisi matahari dibidik kemudian dihitung azimuthnya dengan bantuan data ephemeris. Setelah azimuth matahari diketahui, selanjutnya theodolit diputar ke kiri sebesar nilai azimuth matahari untuk mengetahui titik utara sejati. Setelah titik utara sejati diketahui, selanjutnya theodolit diputar sebesar 23,5 ke utara dan 23,5 ke selatan dari nilai azimuth Tepatnya pada tanggal 1 November 2002.

14 61 Gambar 3.3. Lokasi Pantai Ujungnegoro Kabupaten Batang Jawa Tengah (Google Earth) Menurut M. Nasrullah ( Wawancara: ) dalam penentuan awal bulan hijriyah, hisab yang dipakai untuk melakukan pengamatan Hilal di Pantai Ujungnegoro ini beraneka ragam di antaranya dengan metode hisab haqiqi bi al-taqrib, haqiqi bi al-tahqiq dan haqiqi bi al-tadqiq (kontemporer). Di antara kitab yang dipakai untuk menghitung posisi, keadaan dan ketinggian Hilal antara lain; Kitab Fath al-rauf al-mannan, Kitab Tashil al-mitsal, Risalah al- Qomarain, Al-Syahru, Ephimeris Hisab Rukyat Kemenag RI, Astronomical Jean Meeus, dll.

15 62 Gambar 3.4. Pantai Ujungnegoro Kabupaten Batang Jawa Tengah (dokumentasi Pribadi) 2. Pantai Binangun Kabupaten Rembang Kabupaten Rembang terletak di ujung Timur laut Provinsi Jawa Tengah dan dilalui jalan pantai Utara Jawa (Pantura). Letak geografis Kabupaten Rembang pada koordinat 111 o o 30 Bujur Timur dan 6 o 30-7 o 6 Lintang Selatan. Secara umum kondisi wilayah berdataran rendah dengan ketinggian tanahnya kurang lebih 70 m dpl. Secara administratif wilayah Kabupaten Rembang berbatasan dengan: Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Laut Jawa : Kabupaten Tuban : Kabupaten Blora : Kabupaten Pati

16 63 Gambar 3.5. Peta wilayah Kabupaten Rembang Jawa Tengah ( 05 Januari 2014) Banyaknya gugusan pantai di Kabupaten Rembang yang menghadap ke laut Jawa menjadikan kabupaten ini mudah untuk melihat benda-benda yang ada di ufuk. Kemudahan ini diantaranya bisa dipakai untuk kegiatan rukyatulhilal (melihat Hilal). Salah satu tempat yang dijadikan tempat kegiatan rukyatulhilal adalah Pantai Binangun yang berada di Kecamatan Lasem Kabupaten Rembang. Akses jalan menuju pantai Binangun ini lancar (akses jalan Pantura) dan dekat dengan jalan raya, dengan tempat yang rapi. Akan tetapi setiap sore pantai ini ramai pengunjung karena merupakan salah satu tempat wisata pantai di kabupaten Rembang. Dari berbagai pengamatan Hilal, peralatan yang digunakan oleh Tim tergolong lengkap, diantaranya; Nextar, Theodolite, Sky Scout, Telescop dan lain sebagainya. Selain Badan Hisab Rukyat, Kementerian Agama dan Pengadilan Agama Rembang, masih banyak lagi profesional dari ormas Islam dan masyarakat ikut

17 64 dalam pengamatan Hilal di tempat ini. Di antara yang terlibat adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kab. Rembang, NU, Muhammadiyah, DMI, berbagai Pondok Pesantren di lingkungan Kab. Rembang. Secara Individu tim ahli dipimpin oleh Bapak DRS. H. Zaenal Hakim dan KH. Zaenal Abidin. Gambar 3.6. Pantai Binangun Rembang Jawa Tengah (Dokumentasi Pribadi) 3. Pelabuhan Kaliwungu Kabupaten Kendal Letak Kabupaten Kendal yang berbatasan langsung dengan Kota Semarang sebagai Ibukota Provinsi Jawa Tengah sedikit banyak memberikan pengaruh bagi perkembangan wilayah Kabupaten Kendal. Batas-batas administratif Kabupaten Kendal adalah : Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Laut Jawa : Kota Semarang : Kabupaten Temanggung : Kabupaten Batang

18 65 Secara umum, wilayah Kabupaten Kendal terbagi menjadi 2 (dua) daerah dataran, yaitu daerah dataran rendah (pantai) dan daerah dataran tinggi (perbukitan hingga pegunungan). Wilayah Kabupaten Kendal bagian utara merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0-10 meter dpl 13. Wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan merupakan daerah dataran tinggi yang terdiri atas tanah perbukitan hingga pegunungan dengan ketinggian antara meter dpl 14. Mengingat wilayah Kabupaten Kendal yang terbagi menjadi 2 (dua) daerah dataran, maka kondisi tersebut mempengaruhi kondisi iklim wilayah Kabupaten Kendal. Wilayah Kabupaten Kendal bagian utara yang didominasi oleh daerah dataran rendah dan berdekatan dengan Laut Jawa, maka kondisi iklim di daerah tersebut cenderung lebih panas dengan suhu rata-rata 27 o C. Sedangkan wilayah Kabupaten Kendal bagian selatan yang merupakan daerah pegunungan dan dataran tinggi, kondisi iklim di daerah tersebut cenderung lebih sejuk dengan suhu rata-rata 25 o C. 13 Daerah ini meliputi Kecamatan Weleri, Rowosari, Kangkung, Cepiring, Gemuh, Ringinarum, Pegandon, Ngampel, Patebon, Kendal, Brangsong, dan Kaliwungu. 14 Meliputi Kaliwungu Selatan, Plantungan, Pageruyung, Sukorejo, Patean, Singorojo, Boja dan Limbangan.

19 66 Gambar 3.7. Peta Wilayah Kabupaten Kendal Jawa Tengah ( 05 Januari 2014) Pelabuhan Kaliwungu yang menjadi tempat rukyatulhilal di Kabupaten Kendal, terletak pada wilayah Kabupaten Kendal bagian Utara yang ketinggian tempat 0-10 meter dpl, dengan kondisi iklim cendrung lebih panas dengan suhu rata-rata 27 o C. Kondisi jalan menuju tempat rukyat relatif dekat dan mudah terjangkau dengan jarak 4,2 km dari jalan alteri Kaliwungu. Akan tetapi kondisi jalan banyak yang rusak, sehingga ketika musim hujan jalan sangat licin dan banyak genangan air. Pelabuhan Kaliwungu terletak di Desa Wonorejo, Kec. Kaliwungu Kab. Kendal dengan koordinat ,07 LS dan ,66 BT. Tekanan udara di tempat ini mencapai C dengan ketinggian 2 M dpl. Pelabuhan ini dibangun pada tahun 2001 pada masa Bupati H. Hendy Boedoro, SH, M.Si., dengan luas 58 ha. Kondisi Pelabuhan Kaliwungu sebagai tempat melihat Hilal, pelabuhan Kaliwungu digunakan pertama kali oleh BHRD Kabupaten Kendal

20 67 dan Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) Kabupaten Kendal pada tahun 2008 (Abshor: ). Gambar 3.8. Pelabuhan Kaliwungu Kabupaten Kendal Jawa Tengah (dokumentasi pribadi) 4. Observatorium PP. As-Salam Kabupaten Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Secara geografis Kabupaten Sukoharjo terletak pada posisi 110 o Bujur Timur 110 o Bujur Timur dan 7 o Lintang Selatan 7 o Lintang Selatan. Batas wilayah Kabupaten Sukoharjo meliputi Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan : Kota Surakarta dan Kabupaten Karanganyar : Kabupaten Karanganyar : Kabupaten Gunung Kidul (DIY) dan Kabupaten Wonogiri Sebelah Barat : Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten.

21 68 Secara administrasi Kabupaten Sukoharjo terbagi menjadi 12 kecamatan yang terdiri atas 150 desa dan 17 kelurahan, dengan Ibukota Kabupaten yang terletak di Kecamatan Bendosari yang berjarak 12 km dari Kota Surakarta. Kabupaten Sukoharjo memiliki luas wilayah keseluruhan sebesar Ha atau sekitar 1,43% luas wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kemiringan lahan di Kabupaten Sukoharjo yang memiliki kemiringan datar (0-2%) seluas Ha, bergelombang (2-15%) seluas 8.609,25 Ha, curam (15-40%) seluas 1.088,75 dan sangat curam seluas 525 Ha. Kabupaten Sukoharjo berada pada ketinggian wilayah antara dpl. Tempat tertinggi di atas permukaan air laut adalah Kecamatan Polokarto yaitu 125 m dpl, dan yang terendah adalah Kecamatan Grogol yaitu 80 m dpl. Gambar 3.9. Peta Wilayah Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah ( 05 Januari 2014) Kabupaten Sukoharjo beriklim tropis dan bertemperatur sedang. Suhu udara di Kabupaten Sukoharjo berkisar antara 24 C (suhu terendah) sampai

22 69 dengan 29 C. Sedangkan kelembaban udara yang terjadi bervariasi dari 75 % sampai dengan 92%. Di tengah Kota Kabupaten Sukoharjo ini, observatorium pengamatan Hilal PPMI Assalam berada. Tempat ini berada pada koordinat geografis 7 o Lintang Selatan dan 110 o 46 16,2 Bujur Timur. Posisi tempat PP. Assalam ini berada di daerah perkotaan dengan akses menuju tempat rukyat lancar dan ramai. PP. Assalam ini pula, bersebelahan dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ketinggian tempat observasi rukyat PP. Assalam ini mencapai ketinggian 111 m dpl. Secara kontruksi, tempat yang digunakan oleh PP. Assalam ini sangat refresentatif dan tergolong canggih. Ini dikarenakan tempat yang dipakai rukyatulhilal tersebut di desain khusus untuk observasi benda-benda langit. Walaupun di tengah kota keberadaan tempatnya berada di atas dan memudahkan melihat ufuk. Dikarenakan bangunan tempatnya berlantai enam dengan posisi observasi di lantai lima dan enam. Gambar Lokasi tempat Rukyat PP Assalam Sukoharjo (dokumentasi pribadi)

23 70 Adapun peralatan yang dipakai di tempat observatorium ini tergolong sangat lengkap, dimulai dari alat yang sangat sederhana sampai teleskop canggih. Peserta pengamatan Hilal di PP. Assalam ini sangat beragam dan banyak. Diantara tim pengamatan Hilal terdiri dari CASA (Club Astronomi Santri Assalam) yang dipimpin oleh Bapak AR Sugeng Riyadi yang sekaligus penanggung jawab Observatorium Assalam ini, Kemenag Kabupaten dan Kota se-solo Raya 15, Universitas-Universitas se-solo Raya, Ormas NU, Muhammadiyah dan lain sebagainya. 5. Pantai Alam Indah Kota Tegal Kota Tegal yang terletak di sebelah Barat Provinsi Jawa Tengah memiliki luas wilayah 38,50 kilometer. Pemerintahannya terdiri atas empat wilayah kecamatan, yaitu Kecamatan Margadana, Kecamatan Tegal Barat, Kecamatan Tegal Timur dan Kecamatan Tegal Selatan. Kota Tegal memiliki beberapa tempat wisata bahari yang menarik dan cocok untuk dikunjungi dalam mengisi liburan bersama keluarga maupun kerabat. Wisata bahari yang terkenal di Tegal adalah Pantai Alam Indah (PAI) yang didirikan pada tahun Pantai Alam Indah (PAI) terletak di pesisir pantai Kota Tegal, Provinsi Jawa Tengah, dengan luas sekitar 17 Hektar (tegalkota.go.id: ). Pantai Alam Indah Tegal memiliki koordinat 6 51'6,3" LS, dan ' 34,1" BT dan memiliki azimut tempat batas wilayah Selatan sebesar 15 Solo Raya ini biasa disebut SUBOSUKA WONOSRATEN yaitu Surakarta, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Wonogiri, Sragen, dan Klaten. Daerah ini dianggap sebagai daerah strategis Solo Raya.

24 ,19. Wilayah Pantai Alam Indah di kotamadya Tegal memilik kondisi airnya yang relatif tenang dan kondisi alamnya yang masih alami. Pantai Alam Indah Tegal berada di pesisir pantai Kota Tegal yang termasuk dalam Kelurahan Mintaragen Kecamatan Tegal Timur. Lokasi pantai Alam Indah ini cukup luas, hingga mencapai 5 Ha. Bentuk pantai yang datar dan bersih memanjang sampai sepanjang 1000 meter. Di kawasan pantai ini terdapat juga bangunan-bangunan tua peninggalan angkatan laut yang dahulu dipakai sebagai tempat pelatihan opsir. Salah satunya adalah terdapatnya menara Distrik Navigasi yang mempunyai ketinggian (h) ± 30 m yang biasa digunakan sebagai sarana pembantu dalam observasi Hilal. Data sejarah pelaksanan rukyatulhilal di Pantai Alam Indah Tegal menurut H. Faturrohim 16 ( ) berawal dari tuntutan kewajiban rukyatulhilal pada setiap bulannya terutama pada penentuan awal Rama an, Syawal dan ulhijjah. Di Kota Tegal terdapat tiga pantai yang terkenal di kalangan masyarakat, yaitu pantai Alam Indah Tegal, Pantai Purwahamba Indah Tegal, dan Pantai Radar Angkatan Udara RI Tegal. Akan tetapi dari ketiga tempat itu dipilihlah pantai Alam Indah Tegal sebagai tempat yang sering digunakan untuk rukyatulhilal dengan pertimbangan, antara lain: a) Keadaan pantai yang lebih menjorok ke Utara sehingga lebih menjangkau untuk melihat ke arah Selatan ufuk. b) Keadaan posisi pantai yang tidak terdapat penghalang di sepanjang ufuk. 16 Lajnah Falakiyah PCNU Tegal

25 72 c) Di pantai Alam Indah Tegal terdapat menara Distrik Navigasi (Menara dengan ketinggian ± 40 m dpl.) sebagai sarana pembantu dalam pelaksanaan rukyatulhilal. Gambar Lokasi tempat Rukyat PAI Tegal (dokumentasi pribadi) Fathurrohman menuturkan bahwa pelaksanaan rukyatulhilal di Pantai Alam Indah Tegal pada dasanya telah dilalukan sejak tahun 1997, akan tetapi pelaksanaan rukyat dengan sepengetahuan PBNU dilaksanakan sejak tahun Sebab sejak tahun itu setiap diadakan rukyat selalu melaporkan hasil rukyat kepada PBNU. Adapun tim rukyat di Pantai Alam Indah Tegal merupakan tim gabungan, yakni dari Lajnah Falakiyah PCNU Tegal, BHRD Tegal, Kemenag Tegal, PCNU Brebes dan Pemalang. Selama kegiatan rukyat peralatan rukyat yang biasa dipakai di tempat rukyat ini adalah dengan menggunakan theodolit, gawang lokasi dan teropong binokuler.

26 73 Posisi Pantai Alam Indah ini terletak di pinggir kota di mana akses transportasi untuk menuju ke pantai tersebut sangat mudah terjangkau. Sebab akses jalan berada di tepi jalan raya Pantura. Tempat rukyat ini memiliki fasilitas tempat bersinggah untuk para tim rukyat dan para tamu undangan ketika diadakan rukyat. Tempat tersebut merupakan salah satu ruangan operator menara Distrik Navigasi yang digunakan sebagai tempat untuk melihat Hilal. Gambar Menara Distrik Navigasi PAI Tegal (dokumentasi pribadi) 6. Pantai Logending Kabupaten Kebumen Kabupaten Kebumen merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang terletak di bagian selatan. Secara geografis, Kabupaten Kebumen terletak pada posisi Lintang Selatan dan Bujur Timur. Secara administratif berbatasan dengan: Sebelah Utara Sebelah Selatan Sebelah Timur Sebelah Barat : Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo : Samudera Indonesia : Kabupaten Purworejo : Kabupaten Banyumas dan Kabupaten Cilacap

27 74 Wilayah Kabupaten Kebumen terletak pada elevasi meter dari permukaan air laut. Luas wilayah Kabupaten Kebumen sebesar ,50 hektar atau 1.281, 11 km 2 terdiri dari 26 kecamatan yang terbagi menjadi 11 kelurahan dan 449 desa. Sebagian besar wilayahnya berupa dataran rendah dan sebagian merupakan daerah pantai dan pegunungan. Dari luas wilayah Kabupaten Kebumen tercatat ,00 hektar (31,02%) sebagai lahan sawah dan ,50 hektar (68,98%) sebagai lahan kering. (kebumenkab.go.id) Wilayah Kabupaten Kebumen, sebagaimana daerah lain di Indonesia mempunyai iklim tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Tercatat curah hujan terbesar 3.062,00 mm. Suhu terendah terjadi di stasiun pemantauan Wadaslintang sebesar 14,50 C, rata-rata kelembaban udara setahun 80,00% dan kecepatan angin 1,39 meter/detik. Pada ketinggian 5m-91m dpl dan temperature rata-rata 24,40 o C, menyebabkan Kebumen berselimutkan iklim tropis yang diwarnai pergantian musim penghujan dan kemarau. Letak geografis Kebumen sebenarnya menempatkannya sebagai jalur perdagangan yang strategis di jalur pantai selatan. (kebumenkab.go.id)

28 75 Gambar Peta Kabupaten Kebumen (kebumenkab.go.id) Di antara obyek wisata di Kabupaten Kebumen adalah gugusan pantai Ayah. Selain obyek wisata, gugusan pantai Ayah ini juga menjadi tempat berlangsungnya kegiatan ilmiah rukyatulhilal (melihat Hilal) yang diadakan Kementerian Agama dan BHRD Kabupaten Kebumen. Salah satu gugusan pantai ayah yang dijadikan tempat rukyatulhilal sebagai salah satu sarana penetapan awal bulan hijriyah adalah Pantai Logending. Pantai yang menghadap ke Samudra Indonesia ini berlokasi di koordinat Lintang Selatan dan Bujur Timur. Kondisi dan akses jalan menuju tempat rukyat lancar dan berbukit serta sangat jauh dari pusat Kota. Kondisi sarana dan prasarana yang dipakai walaupun masih minim masih terdapat bangunan milik pemerintah daerah yang nyaman dan dapat dipergunakan untuk kegiatan merukyat. Peralatan yang dimiliki hanya berupa

29 76 theodolite (milik Kemenag Kab. Kebumen) dan teleskop manual serta SLR milik perorangan. Gambar Pantai Logending Kebumen (Dokumentasi Pribadi) Organisasi dan pihak yang bertanggung jawab atas pelaksanaan dan tempat rukyat di pantai Logending ini adalah Kementerian Agama Kab. Kebumen yang berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti ahli falak dari RHI (Rukyatul Hilal Indonesia). Sedangkan untuk berbagai pihak yang biasa terlibat dalam setiap kegiatan rukyat di pantai ini sangat beragam, diantaranya; tokoh masyarakat setempat, Kemenag Kab. Cilacap, Kemenag Kab. Banjarnegara, Kemenag Kab. Purworejo, Kemenag Kab. Banyumas, Ormas Nahdlatul Ulama, RHI, STAIN Purwokerto, STIS Kebumen, dan lain sebagainya.

30 77 7. Pantai Jatikontal Kabupaten Purworejo Secara geografis, Kabupaten Purworejo merupakan bagian dari Provinsi Jawa Tengah, yang terletak pada posisi antara 109 o o 8 20 Bujur Timur dan 7 o 32 7 o 54 LintangSelatan. Luas daerah adalah 1.034,82 km 2 yang terdiri dari +2/5 daerah dataran dan 3/5 daerah pegunungan dengan batasbatas wilayah adalah (purworejokab.go.id): Sebelah Utara Sebelah Timur Sebelah Selatan Sebelah Barat : Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Magelang : Kabupaten Kulonprogo Provinsi DIY : Samudra Hindia : Kabupaten Kebumen Secara administratif, Kabupaten Purworejo meliputi 16 kecamatan yang terdiri dari 469 desa dan 25 kelurahan. Dari enam belas kecamatan di Kabupaten Purworejo, kecamatan terjauhadalah Kecamatan Bruno dengan jarak 35 km dari pusat kota, dan kecamatan terdekat dari Purworejo adalah Kecamatan Banyuurip dengan jarak dari pusat kota 4 km. Seluruh kecamatanyang ada di Kabupaten Purworejo telah terjangkau angkutan umum. (purworejokab.go.id) Keadaan rupa bumi 17 (topografi) daerah Kabupaten Purworejo secara umum dapat diuraikan sebagai berikut : 17 Sedangkan kemiringan lereng atau kelerengan di Kabupaten Purworejo dapat dibedakansebagai berikut; Kemiringan 0 2% meliputi bagian selatan dan tengah wilayah Kabupaten Purworejo. Kemiringan 2 15% meliputi sebagian Kecamatan Kemiri, Bruno, Bener, Loano, dan Bagelen. Kemiringan 15 40% meliputi bagian utara dan timur wilayah

31 78 a) Bagian selatan merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian antara 0 25 m dpl. b) Bagian utara merupakan daerah berbukit-bukit dengan ketinggian antara m dpl. Secara umum Kabupaten Purworejo mempunyai iklim tropis dengan dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau yang datang setiap enam bulan silih berganti. Suhu rata-rata 20 o C 32 o C. Sedangkan kelembaban ratarata antara 70 90% dengan curah hujan tertinggi pada bulan Desember sebesar mm, diikuti bulan Januari sebesar mm. (purworejokab.go.id) Gambar Peta wilayah Kabupaten Purworejo Jawa Tengah ( Kabupaten Purworejo. Kemiringan > 40% meliputi sebagian Kecamatan Bagelen, Kaligesing, Loano, Gebang, Bruno, Kemiri, dan Pituruh. Jenis tanah di Kabupaten Purworejo terdiri dari tanah konsosiasi alluvial hidromorf; konsosiasi alluvial kelabu; Asosiasi gley humus dan alluvial kelabu;komplek latosol coklat tua,latosol coklat kemerahan dan litosol; Asosiasi latosol coklat kemerahan dan latosol coklat tua. Komplek latosol merah kuning,latosol coklat tua dan litosol; konsosiasi regosol coklat; konsosiasiregosol kelabu.

32 79 Salah satu daerah pantai yang berada di Kabupaten Purworejo adalah pantai Jatikontal. Pantai ini berada di koordinat 7 o lintang Selatan dan 110 o 00 o 01,2 Bujur Timur. Secara kawasan berada di wilayah Desa Jatikontal Kecamatan Purwodadi Kabupaten Purworejo. Pantai ini oleh BHRD Kabupten Purworejo dijadikan tempat rukyatulhilal dimulai pada tahun Gambar Pantai Jatikontal Purworejo Jawa Tengah ( Akses menuju pantai Jatikontal ini mudah dijangkau karena di pantai ini pula terdapat Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Alat yang selalu digunakan pengamatan rukyat selama ini hanya sebuah theodolite milik BHRD Purworejo. Walaupun demikian, apresiasi berbagai organisasi, ormas Islam dan masyarakat terhadap pelaksanaan rukyat sangat antusias. Di antara pelaksana rukyat di Pantai Jatikontal Purwodadi ini adalah BHRD Purworejo, NU, Muhammadiyah, IKADI, Perguruan Tinggi (seperti STAI An-Nawawi), Pondok Pesantern sekitar, juga Pemkab Purworejo.

33 80 8. Pantai Kartini Kabupaten Jepara Jepara salah satu kabupaten di provinsi Jawa Tengah yang terletak di pantura timur Jawa Tengah, di mana bagian barat dan utara dibatasi oleh laut. Bagian timur wilayah kabupaten ini merupakan daerah pegunungan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi kepulauan Karimunjawa 18, yakni gugusan pulau-pulau di Laut Jawa. Letak Wilayah Jepara sebagai salah satu kabupaten di Jawa Tengah terletak pada: 110 9`48, 02 sampai `37,40 Bujur Timur 5 43`20,67 sampai 6 47`25, 83 Lintang Selatan. Dengan batas-batas : Sebelah Barat Laut Jawa, Sebelah Utara: Laut Jawa, Sebelah Timur: Kabupaten Kudus & Pati Sebelah Selatan: Kabupaten Demak. (jeparakab.go.id) Pada saat monsun Barat (Desember, Januari dan Februari), cuaca di Kabupaten Jepara relatif mendung karena musim penghujan pada umumnya yang memang akan selalu terjadi di Indonesia. Temperatur (suhu) yang tinggi terjadi pada bulan Oktober, yaitu antara 25 o C sampai dengan 33 o C. Suhu paling rendah terjadi pada bulan Juli, yaitu antara 19 o C sampai dengan 30 o C. Kelembaban 19 udara rata-rata di Jepara sekitar 64% sampai dengan 87%. (jeparakab.go.id) 18 Dua pulau terbesarnya adalah Pulau Karimunjawa dan Pulau Kemujan. Sebagian besar wilayah Karimunjawa dilindungi dalam Cagar Alam Laut Karimunjawa. Penyeberangan ke kepulauan ini dilayani oleh kapal ferry yang bertolak dari Pelabuhan Jepara. Karimunjawa juga terdapat lapangan terbang perintis yang didarati pesawat berjenis kecil dari Semarang. 19 Secara umum kelembaban (Relative Humidity) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jumlah uap air yang ada di udara dan dinyatakan dalam persen dari jumlah uap air maksimum dalam kondisi jenuh.

34 81 Curah hujan rata-rata per tahun di Jepara cukup tinggi. Curah hujan yang tinggi tersebut dikarenakan evaporasi (penguapan) dari lautan yang cukup tinggi. Untuk monsun Barat (MB), curah hujan di Jepara rata-rata per tahun adalah 1919 mm. Untuk monsun Timur (MT), curah hujan rata-ratanya adalah 107 mm. curah hujan rata-rata di daerah Jepara pada umumnya memang relatif lebih tinggi daripada daerah lain. (jeparakab.go.id) Gambar Peta Kabupaten Jepara Jawa Tengah ( Pantai Kartini 20 Jepara adalah salah satu pantai dan obyek wisata alam yang terkenal di Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Pantai yang berada di koordinat lintang 6 35' 19.68" LS dan bujur ' 40.01" BT, sekitar 2,5 km ke arah barat dari Pendopo Kabupaten Jepara dan seluas kurang lebih 3,5 20 Pantai ini juga merupakan bukti sejarah yang tidak akan lepas dari kehidupan pribadi tokoh emansipasi wanita R.A Kartini. Pantai yang jaraknya tidak begitu jauh dari rumah kediaman (Pendopo Kabupaten) di mana ia dibesarkan ini memang dulu menjadi daerah tujuan wisata bagi keluarga atau kerabat kabupaten untuk beristirahat dan melepas lelah. Di pantai ini pula R.A Kartini pada masa kecilnya sering bermain-main dan bercanda ria bersama-sama saudaranya. Akhirnya, sebagai ungkapan penghargaan dan untuk mengingat kebesaran perjuangan R.A Kartini, maka pantai tersebut dinamakan Pantai Kartini.

35 82 hektar ini memiliki pemandangan alam yang indah. Keberadaannya didukung pula oleh obyek wisata Pulau Panjang dan Pulau Karimun Jawa yang terletak tidak jauh dari lokasi pantai. Pantai Kartini berada sekitar 2 km dari pusat kota, sehingga cukup mudah untuk dijangkau. Tepatnya terletak di Desa Bulu, Kecamatan Jepara, Kabupaten Jepara, Provinsi Jawa Tengah. Dalam hal ini, selain sebagai tempat wisata, pantai Kartini juga selalu digunakan untuk kegiatan rukyatulhilal. Lokasi yang mudah dijangkau dan kondisi udara yang relatif bersih karena tidak ada polusi udara dari pabrik itu, membuat pantai ini menjadi salah satu titik rukyatulhilal provinsi Jawa Tengah. Di pantai ini Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah yang berkoordinasi dengan Kementerian Agama Kabupaten Jepara secara berkala melakukan pengamatan Hilal di pantai ini. Selain kedua intansi tersebut, Kementerian Agama Kudus dan Pati, Pengadilan Agama Kabupaten Jepara, Kudus dan Pati, UIN Walisongo Semarang, UNISNU Jepara, STAIN Kudus, PCNU Jepara, Kudus dan Pati, serta ormas Islam sekitar lainya melakukan rukyatulhilal di pantai Kartini.

36 83 Gambar Lokasi Pengamatan Pantai Kartini Jepara Jawa Tengah 9. Menara Al-Husna MAJT Kota Semarang Letak dan kondisi geografis, Kota Semarang 21 memiliki posisi astronomi di antara garis 6 o 50 7 o 10 Lintang Selatan dan garis 109 o o 50 Bujur Timur. 21 Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 Km 2 secara administratif terbagi menjadi 16 Kecamatan dan 177 Kelurahan. Dari 16 Kecamatan yang ada, terdapat 2 Kecamatan yang mempunyai wilayah terluas yaitu Kecamatan Mijen, dengan luas wilayah 57,55 Km2 dan Kecamatan Gunungpati, dengan luas wilayah 54,11 Km2. Kedua Kecamatan tersebut terletak di bagian selatan yang merupakan wilayah perbukitan yang sebagian besar wilayahnya masih memiliki potensi pertanian dan perkebunan. Sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil adalah Kecamatan Semarang Selatan, dengan luas wilayah 5,93 Km2 diikuti oleh Kecamatan Semarang Tengah, dengan luas wilayah 6,14 Km2. Batas wilayah administratif Kota Semarang sebelah barat adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa dengan panjang garis pantai mencapai 13,6 kilometer. Kota Semarang memiliki posisi geostrategis karena berada pada jalur lalu lintas ekonomi pulau Jawa, dan merupakan koridor pembangunan Jawa Tengah yang terdiri dari empat simpul pintu gerbang yakni koridor pantai Utara; koridor Selatan ke arah kota-kota dinamis seperti Kabupaten Magelang, Surakarta yang dikenal dengan koridor Merapi-Merbabu, koridor Timur ke arah Kabupaten Demak/Grobogan; dan Barat menuju Kabupaten Kendal. Dalam perkembangan dan pertumbuhan Jawa Tengah, Semarang sangat berperan terutama dengan adanya pelabuhan, jaringan transport darat (jalur kereta api dan jalan) serta transport udara yang merupakan potensi bagi simpul transportasi Regional Jawa

37 84 Secara topografis Kota Semarang terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai, dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya berbagai kemiringan dan tonjolan. Daerah pantai 65,22% wilayahnya adalah dataran dengan kemiringan 25% dan 37,78 % merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan 15-40%. Wilayah Kota Semarang berada pada ketinggian antara 0 sampai dengan 348,00 meter dpl (di atas permukaan air laut). Secara topografi terdiri atas daerah pantai, dataran rendah dan perbukitan, sehingga memiliki wilayah yang disebut sebagai kota bawah dan kota atas. Pada daerah perbukitan mempunyai ketinggian 90, mdpl. 22 (semarangkota.go.id) Kota bawah merupakan pantai dan dataran rendah yang memiliki kemiringan antara 0% sampai 5%, sedangkan dibagian Selatan merupakan daerah dataran tinggi dengan kemiringan bervariasi antara 5%-40%. Secara lengkap ketinggian tempat di Kota Semarang dapat dilihat pada tabel berikut ini (semarangkota.go.id): NO Bagian Wilayah Ketinggian (MDPL) 1 Daerah Pantai 0,75 2 Daerah Dataran Rendah - Pusat Kota 2,45 - Simpang Lima 3,49 Tengah dan Kota Transit Regional Jawa Tengah. Posisi lain yang tak kalah pentingnya adalah kekuatan hubungan dengan luar Jawa, secara langsung sebagai pusat wilayah nasional bagian tengah 22 yang diwakili oleh titik tinggi yang berlokasi di Jatingaleh dan Gombel, Semarang Selatan, Tugu, Mijen, dan Gunungpati, dan di dataran rendah mempunyai ketinggian 0,75 mdpl.

38 85 3 Daerah Perbukitan - Candi Baru 90,56 - Jatingaleh 136,00 - Gombel 270,00 - Mijen 253,00 - Gunung Pati Barat 259,00 - Gunung Pati Timur 348,00 Kota Semarang sangat dipengaruhi oleh keadaan alamnya yang membentuk suatu kota yang mempunyai ciri khas yaitu terdiri dari daerah perbukitan, dataran rendah dan daerah pantai. Dengan demikian topografi Kota Semarang menunjukkan adanya berbagai kemiringan tanah berkisar antara 0 persen sampai 40 persen (curam) dan ketinggian antara 0,75 348,00 mdpl. (semarangkota.go.id) Gambar Peta Kota Semarang Jawa Tengah (

39 86 Secara klimatologi, Kota Semarang seperti kondisi umum di Indonesia, mempunyai iklim tropik basah yang dipengaruhi oleh angin monsun barat dan monsun timur. Dari bulan November hingga Mei, angin bertiup dari arah Utara Barat Laut (NW) menciptakan musim hujan dengan membawa banyak uap air dan hujan. Sifat periode ini adalah curah hujan sering dan berat, kelembaban relatif tinggi dan mendung. Lebih dari 80% dari curah hujan tahunan turun di periode ini. Dari Juni hingga Oktober angin bertiup dari Selatan Tenggara (SE) menciptakan musim kemarau, karena membawa sedikit uap air. Sifat periode ini adalah sedikit jumlah curah hujan, kelembaban lebih rendah, dan jarang mendung. 23 (semarangkota.go.id). Salah satu obyek wisata religi yang berada di Kota Semarang adalah Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT). MAJT ini berada dikawasan Semarang timur, tepatnya berlokasi di Jalan Gajah Raya Kelurahan Sambirejo, Kecamatan Gayamsari, Semarang, Jawa Tengah, Indonesia. Masjid yang mulai dibangun pada hari Jumat, tanggal 6 September 2002 tersebut sarana prasarana yang mempunyai daya tarik tersendiri yaitu bangunan bernama Menara Al-Husna Tower yang tingginya 99 meter. 23 Berdasarkan data yang ada, curah hujan di Kota Semarang mempunyai sebaran yang tidak merata sepanjang tahun, dengan total curah hujan rata-rata mm per tahun. Ini menunjukkan curah hujan khas pola di Indonesia, khususnya di Jawa, yang mengikuti pola angin monsun SENW yang umum. Suhu minimum rata-rata yang diukur di Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 21,1 C pada September ke 24,6 C pada bulan Mei, dan suhu maksimum rata-rata berubah-ubah dari 29,9 C ke 32,9 C. Kelembaban relatif bulanan rata-rata berubah-ubah dari minimum 61% pada bulan September ke maksimum 83% pada bulan Januari. Kecepatan angin bulanan rata-rata di Stasiun Klimatologi Semarang berubah-ubah dari 215 km/hari pada bulan Agustus sampai 286 km/hari pada bulan Januari. Lamanya sinar matahari, yang menunjukkan rasio sebenarnya sampai lamanya sinar matahari maksimum hari, bervariasi dari 46% pada bulan Desember sampai 98% pada bulan Agustus.

40 87 Bagian dasar dari menara ini terdapat studio Radio Da is (Dakwah Islam). Sedangkan di lantai 2 dan lantai 3 digunakan sebagai Museum Kebudayaan Islam, salah satu isinya terdapat Al-Qur an Raksasa (Mushaf Akbar 24 ) karya santri Pondok Pesantren Al-Asy aryyah Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo (Pendiri KH. Muntaha Al-Hafidz). di lantai 18 terdapat Kafe yang lantainya dapat berputar 360 derajat. Di lantai 19 yaitu untuk menara pandang dilengkapi dengan 5 teropong yang dapat melihat Kota Semarang. ada awal Rama an 1427 H 25, teropong di masjid ini untuk pertama kalinya digunakan untuk melihat rukyatulhilal yang dilihat oleh Tim Rukyah Jawa Tengah dengan menggunakan teropong canggih. Gambar Menara Al-Husna MAJT (Dokumen Pribadi) 24 Disebut Mushaf Akbar karena ukuran yang besar yaitu 145 cm x 95 cm. 25 Observasi Tanggal 12 Juli 2013.

41 88 Secara fisik dan akses, Menara Al-Husna MAJT yang berlokasi geografis 6 59'4" Lintang Selatan dan '47" Bujur Timur tersebut sangat refresentatif sekali. Hal tersebut dikarenakan akses jalan yang mudah dan bangunan yang mendukung serta lengkap. Di dalam Menara al-husna terdapat tempat yang didesain khusus untuk rukyatulhilal. Tempat khusus tersebut dilengkapi berbagai sarana pendukung untuk observasi langit termasuk teropong canggih. Pelaksanaan rukyatulhilal di tempat ini hampir selalu dilaksanakan setiap akhir bulan hijriyah Rama an, Syawal dan ulhijjah yang dikoordinir oleh Kanwil Kementerian Agama Wilayah Jawa Tengah. Berbagai kalangan dan elemen yang berpengaruh, tokoh masyarakat, civitas akademika, ormas-ormas Islam, pegiat Ilmu Falak dan lain sebagainya melakukan pengamatan Hilal di Menara Al-Husna ini, diantaranya; BAI MAJT, Kemenag Kota Semarang, Ormas NU, Muhammadiyah, UIN Walisongo, RHI Jateng dan lain sebagainya. Gambar Kegiatan Rukyatulhilal di Menara Al-Husna MAJT (Dokumen Pribadi)

BAB IV UJI KELAYAKAN PANTAI UJUNGNEGORO KABUPATEN BATANG SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL A. UJI KELAYAKAN BERDASARKAN KONDISI GEOGRAFIS

BAB IV UJI KELAYAKAN PANTAI UJUNGNEGORO KABUPATEN BATANG SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL A. UJI KELAYAKAN BERDASARKAN KONDISI GEOGRAFIS BAB IV UJI KELAYAKAN PANTAI UJUNGNEGORO KABUPATEN BATANG SEBAGAI TEMPAT RUKYATUL HILAL A. UJI KELAYAKAN BERDASARKAN KONDISI GEOGRAFIS Seperti yang telah dijelaskan pada bab II, bahwa tempat yang layak

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB IV GAMBARAN UMUM BAB IV GAMBARAN UMUM A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Peta Provinsi Jawa Tengah Sumber : Jawa Tengah Dalam Angka Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 2. Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI Kabupaten Kendal terletak pada 109 40' - 110 18' Bujur Timur dan 6 32' - 7 24' Lintang Selatan. Batas wilayah administrasi Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara sebagai Tempat Pengamatan Hilal (Rukyat Al-Hilal) Terdapat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG KATA PENGANTAR Stasiun Klimatologi Semarang setiap tahun menerbitkan buku Prakiraan Musim Hujan dan Prakiraan Musim Kemarau daerah Propinsi Jawa Tengah. Buku Prakiraan Musim Hujan diterbitkan setiap bulan

Lebih terperinci

LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM

LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM LETAK GEOGRAFIS DAN KEADAAN ALAM PETA WILAYAH KABUPATEN TEMANGGUNG Temanggung Dalam Angka Tahun 2011 1 LETAK GEOGRAFI Kabupaten Temanggung terletak antara : 110 o 23' - 110 o 46'30" Bujur Timur 7 o 14'

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI 2.1 Geografis dan Administratif Sebagai salah satu wilayah Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah, Kabupaten Kendal memiliki karakteristik daerah yang cukup

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT RAKITAN, SLUKE, REMBANG. Rakitan merupakan salah satu desa dari 14 desa yang ada di Kecamatan Sluke. 1

BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT RAKITAN, SLUKE, REMBANG. Rakitan merupakan salah satu desa dari 14 desa yang ada di Kecamatan Sluke. 1 BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT RAKITAN, SLUKE, REMBANG A. Letak Geografis Lokasi rukyat al-hilal di Bukit Rakitan terletak di Desa Rakitan. Desa Rakitan merupakan salah satu desa dari 14 desa yang ada di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara astronomis terletak antara 6 08 LU - 11 15 LS dan 94 45 BT - 141 5 BT. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.997 mil di antara Samudra

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah

Gambar 4.1 Peta Provinsi Jawa Tengah 36 BAB IV GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH 4.1 Kondisi Geografis Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang terletak di tengah Pulau Jawa. Secara geografis, Provinsi Jawa Tengah terletak

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Balai Pelaksana Teknis Bina Marga Wilayah Magelang Balai Pelaksana Teknis Bina Marga atau disingkat menjadi BPT Bina Marga Wilayah Magelang adalah bagian dari Dinas

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon KONDISI UMUM LOKASI Gambaran Umum Kabupaten Cirebon Letak Administrasi Kabupaten Cirebon Kabupaten Cirebon merupakan salah satu wilayah yang terletak di bagian timur Propinsi Jawa Barat. Selain itu, Kabupaten

Lebih terperinci

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec BAB III KONDISI UMUM LOKASI Lokasi penelitian bertempat di Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Kota Banjarbaru, Kabupaten Kota Banjarmasin, dan Kabupaten Tanah Laut, Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

Mam MAKALAH ISLAM. Potensi Rembang Jawa Tengah Sebagai Pusat Observatorium Bulan (POB)

Mam MAKALAH ISLAM. Potensi Rembang Jawa Tengah Sebagai Pusat Observatorium Bulan (POB) Mam MAKALAH ISLAM Potensi Rembang Jawa Tengah Sebagai Pusat Observatorium Bulan (POB) 3 Desember 2014 Makalah Islam Potensi Rembang Jawa Tengah Sebagai Pusat Observatorium Bulan (POB) Dr. H. Ahmad Izzuddin,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah menghubungkan

Lebih terperinci

BAB IV KELAYAKAN PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI SEBAGAI TEMPAT RUKYAH DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

BAB IV KELAYAKAN PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI SEBAGAI TEMPAT RUKYAH DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH BAB IV KELAYAKAN PANTAI PANCUR ALAS PURWO BANYUWANGI SEBAGAI TEMPAT RUKYAH DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH A. Analisis Latar Belakang Perekomendasian Pantai Pancur Alas Purwo Banyuwangi sebagai Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara. Dengan adanya pariwisata, suatu negara atau lebih khusus lagi pemerintah daerah tempat

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Kondisi Fisiografi 1. Letak Wilayah Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34 51 dan 7 47 30 Lintang Selatan. Wilayah

Lebih terperinci

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH P erpustakaan Anak di Yogyakarta BAB 3 TINJAUAN WILAYAH 3.1. Tinjauan Umum Daerah Istimewa Yogyakarta 3.1.1. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB III RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI ALAM INDAH TEGAL. A. Letak Geografis Pantai Alam Indah Tegal ( PAI )

BAB III RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI ALAM INDAH TEGAL. A. Letak Geografis Pantai Alam Indah Tegal ( PAI ) BAB III RUKYAT AL-HILAL DI PANTAI ALAM INDAH TEGAL A. Letak Geografis Pantai Alam Indah Tegal ( PAI ) Secara de facto kota Tegal yang terletak di sebelah Barat Provinsi Jawa Tengah memiliki luas wilayah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI UJUNG PANGKAH GRESIK SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL. A. Latar Belakang Penggunaan Pantai Ujung Pangkah Sebagai Tempat

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI UJUNG PANGKAH GRESIK SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL. A. Latar Belakang Penggunaan Pantai Ujung Pangkah Sebagai Tempat BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI UJUNG PANGKAH GRESIK SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Latar Belakang Penggunaan Pantai Ujung Pangkah Sebagai Tempat Rukyat Al-Hilal Kata rukyat al-hilal terdiri dari dua

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PANTAI UJUNGNEGORO KAB. BATANG A. PROFIL PANTAI UJUNGNEGORO KAB. BATANG

BAB III GAMBARAN UMUM PANTAI UJUNGNEGORO KAB. BATANG A. PROFIL PANTAI UJUNGNEGORO KAB. BATANG BAB III GAMBARAN UMUM PANTAI UJUNGNEGORO KAB. BATANG A. PROFIL PANTAI UJUNGNEGORO KAB. BATANG Kabupaten Batang terletak pada koordinat 6 5 46 sampai 7 11 47 lintang selatan dan antara 109 40 19 sampai

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH 3.1 Gambaran Umum Kabupaten Klaten 3.1.1 Ruang lingkup Kabupaten Klaten Gambar 3.1 : Lokasi Kab. Klaten Sumber : http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/1/14/lo cator_kabupaten_klaten.gif

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Kabupaten Magelang merupakan salah satu kabupaten yang berada di provinsi Jawa Tengah yang berbatasan dengan beberapa kota dan kabupaten seperti Kabupaten

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 No. 50/08/33/Th. VIII, 4 Agustus 2014 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013 PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 145,04 RIBU TON, CABAI RAWIT 85,36 RIBU TON, DAN BAWANG

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN 3.1. Tinjauan Umum Kota Yogyakarta Sleman Provinsi Derah Istimewa Yogyakarta berada di tengah pulau Jawa bagian selatan dengan jumlah penduduk 3.264.942 jiwa,

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK A. Gambaran Umum Objek/Subjek Penelitian 1. Batas Administrasi. Gambar 4.1: Peta Wilayah Jawa Tengah Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua

Lebih terperinci

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH No. 56/08/33 Th.IX, 3 Agustus 2015 PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014 PROVINSI JAWA TENGAH PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 167,79 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 107,95 RIBU TON,

Lebih terperinci

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI 3.1 Deskripsi Umum Lokasi Lokasi perancangan mengacu pada PP.26 Tahun 2008, berada di kawasan strategis nasional. Berda satu kawsan dengan kawasan wisata candi. Tepatnya

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM PANTAI UJUNG PANGKAH. A. Sejarah Penggunaan Pantai Ujung Pangkah sebagai Tempat Rukyat Al-

BAB III GAMBARAN UMUM PANTAI UJUNG PANGKAH. A. Sejarah Penggunaan Pantai Ujung Pangkah sebagai Tempat Rukyat Al- BAB III GAMBARAN UMUM PANTAI UJUNG PANGKAH A. Sejarah Penggunaan Pantai Ujung Pangkah sebagai Tempat Rukyat Al- Hilal Lokasi Kabupaten Gresik terletak di sebelah barat laut Kota Surabaya yang merupakan

Lebih terperinci

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN Lokasi penelitian ini meliputi wilayah Kota Palangkaraya, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kabupaten Seruyan, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Katingan, Kabupaten

Lebih terperinci

PROFIL SANITASI SAAT INI

PROFIL SANITASI SAAT INI BAB II PROFIL SANITASI SAAT INI Tinjauan : Tidak ada narasi yang menjelaskan tabel tabel, Data dasar kemajuan SSK sebelum pemutakhiran belum ada ( Air Limbah, Sampah dan Drainase), Tabel kondisi sarana

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta. Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3. 54 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki luas wilayah 3.185,80 km 2 dengan perbatasan wilayah dari arah Timur : Kabupaten Wonogiri di

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH BAB IV ANALISIS KELAYAKAN BUKIT WONOCOLO BOJONEGORO SEBAGAI TEMPAT RUKYAT DALAM PENENTUAN AWAL BULAN KAMARIAH A. Latar Belakang Digunakannya Bukit Wonocolo Bojonegoro sebagai Tempat Rukyat Sejak sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bencana banjir yang terjadi di beberapa wilayah Brebes dirasakan semakin meningkat. Salah satu penyebab terjadinya banjir adalah karena tidak lancarnya aliran

Lebih terperinci

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng)

d. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Boyolali (Jateng) BAB II DISKRIPSI DAERAH 2.1 Letak Geografi Kabupaten Klaten termasuk daerah di Propinsi Jawa Tengah dan merupakan daerah perbatasan antara Propinsi Jawa Tengah dengan Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT WONOCOLO. A. Sejarah Digunakannya Bukit Wonocolo Bojonegoro sebagai Tempat

BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT WONOCOLO. A. Sejarah Digunakannya Bukit Wonocolo Bojonegoro sebagai Tempat BAB III GAMBARAN UMUM BUKIT WONOCOLO A. Sejarah Digunakannya Bukit Wonocolo Bojonegoro sebagai Tempat Rukyat Pengamatan hilal untuk penentuan awal bulan kamariah di bukit Wonocolo dilakukan pertama kali

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. IV. GAMBARAN UMUM A. Kondisi Umum Kabupaten Lampung Tengah Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung. Luas wilayah Kabupaten Lampung Tengah sebesar 13,57 % dari Total Luas

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Kondisi Fisik Daerah Provinsi Jawa Tengah sebagai salah satu Provinsi di Jawa, letaknya diapit oleh dua Provinsi besar, yaitu

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 26 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI 4.1 Kota Yogyakarta (Daerah Istimewa Yogyakarta 4.1.1 Letak Geografis dan Administrasi Secara geografis DI. Yogyakarta terletak antara 7º 30' - 8º 15' lintang selatan dan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas wilayah Kabupaten Kuningan secara keseluruhan mencapai 1.195,71

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27 Lintang Selatan dan 110º12'34 - 110º31'08 Bujur Timur. Di IV. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan satu Kotamadya, salah satu kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Secara geografis,

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI

V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI V. GAMBARAN UMUM KECAMATAN TOSARI 5.1. Gambaran Umum Kabupaten Pasuruan Kabupaten Pasuruan adalah salah satu daerah tingkat dua di Propinsi Jawa Timur, Indonesia. Ibukotanya adalah Pasuruan. Letak geografi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH 1 PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN 2005 2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kota Yogyakarta 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta terletak di Pulau Jawa, 500 km ke arah selatan dari DKI Jakarta, Ibukota Negara

Lebih terperinci

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN 3.1 Data Lokasi Gambar 30 Peta Lokasi Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana 62 1) Lokasi tapak berada di Kawasan Candi Prambanan tepatnya di Jalan Taman

Lebih terperinci

DAFTAR NOMINASI SEKOLAH PENYELENGGARA UN CBT TAHUN 2015

DAFTAR NOMINASI SEKOLAH PENYELENGGARA UN CBT TAHUN 2015 280 Jawa Tengah Kab. Banjarnegara SMA SMAN 1 Banjarnegara 281 Jawa Tengah Kab. Banjarnegara SMA SMAN 1 Purwareja Klampok 282 Jawa Tengah Kab. Banjarnegara SMK SMK HKTI 1 Purwareja Klampok 283 Jawa Tengah

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Jawa Tengah antara lain : 1. Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur. 2. Sebelah Barat : Provinsi Jawa Barat

BAB IV GAMBARAN UMUM. Provinsi Jawa Tengah antara lain : 1. Sebelah Timur : Provinsi Jawa Timur. 2. Sebelah Barat : Provinsi Jawa Barat 1 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Kondisi Geografis dan Kondisi Alam 1. Letak dan Batas Wilayah Secara geografis Provinsi Jawa Tengah terletak antara 5º 4 dan 8º 3 Lintang Selatan dan antara 108º 30 dan 111º 30

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Provinsi Jawa Tengah 1. Keadaan Geografis a. Letak Geografis Provinsi Jawa Tengah secara geografis terletak antara 5 o 4 dan 8 o 3 Lintang Selatan dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1 Aspek Geografi, Topografi, dan Hidrologi Secara geografi, luas dan batas wilayah, Kota Semarang dengan luas wilayah 373,70 Km 2. Secara administratif Kota Semarang terbagi menjadi

Lebih terperinci

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Kabupaten Pati 4.1.1 Kondisi geografi Kabupaten Pati dengan pusat pemerintahannya Kota Pati secara administratif berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah. Kabupaten

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam

BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam Pembuatan Pedoman Waktu Shalat Sepanjang Masa Saādoe ddin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. Hal. 1. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2016 BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) merupakan laporan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang memuat capaian kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pelaksanaan

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN Kondisi Wilayah Letak Geografis dan Wilayah Administrasi Wilayah Joglosemar terdiri dari kota Kota Yogyakarta, Kota Surakarta dan Kota Semarang. Secara geografis ketiga

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH

BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH BAB 3 GAMBARAN UMUM PEREKONOMIAN DAN KEUANGAN DAERAH KAB/KOTA DI JAWA TENGAH 3.1 Keadaan Geografis dan Pemerintahan Propinsi Jawa Tengah adalah salah satu propinsi yang terletak di pulau Jawa dengan luas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelabuhan adalah daerah perairan yang terlindung terhadap gelombang, yang dilengkapi dengan fasilitas terminal laut meliputi dermaga dimana kapal dapat bertambat untuk

Lebih terperinci

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI

BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI BAB 3 POTENSI DAN KONDISI LOKASI 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Boyolali 3.1.1 Gambaran Umum Kabupaten Boyolali merupakan salah satu dari 35 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah, terletak antara 110 22'

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM Jaringan jalan merupakan salah satu prasarana untuk meningkatkan laju pertumbuhan perekonomian suatu daerah. Berlangsungnya kegiatan perekonomian

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 26 Administrasi Kabupaten Sukabumi berada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis terletak diantara 6 o 57`-7 o 25` Lintang Selatan dan 106 o 49` - 107 o 00` Bujur

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III TINJAUAN WILAYAH BAB III TINJAUAN WILAYAH 3.1. TINJAUAN UMUM DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Pembagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) secara administratif yaitu sebagai berikut. a. Kota Yogyakarta b. Kabupaten Sleman

Lebih terperinci

PENILAIAN PENGARUH SEKTOR BASIS KOTA SALATIGA TERHADAP DAERAH PELAYANANNYA

PENILAIAN PENGARUH SEKTOR BASIS KOTA SALATIGA TERHADAP DAERAH PELAYANANNYA PENILAIAN PENGARUH SEKTOR BASIS KOTA SALATIGA TERHADAP DAERAH PELAYANANNYA TUGAS AKHIR Oleh : PUTRAWANSYAH L2D 300 373 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 18 BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Sejarah Kawasan Semarang sebagai lbu kota Jawa Tengah, memiliki sejarah yang panjang. Mulanya dari dataran lumpur yang kemudian hari berkembang pesat menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi

I. PENDAHULUAN. Tahun Budidaya Laut Tambak Kolam Mina Padi 1 A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Indonesia memiliki lahan perikanan yang cukup besar. Hal ini merupakan potensi yang besar dalam pengembangan budidaya perikanan untuk mendukung upaya pengembangan perekonomian

Lebih terperinci

Gambar 9. Peta Batas Administrasi

Gambar 9. Peta Batas Administrasi IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG. Bab 1 Pendahuluan 1-1

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 1.1 TINJAUAN UMUM 1 BAB I PENDAHULUAN Sumber Daya Air merupakan salah satu unsur utama untuk kelangsungan hidup manusia, disamping itu air juga mempunyai arti penting dalam rangka

Lebih terperinci

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI 16 KONDISI UMUM WILAYAH STUDI Kondisi Geografis dan Administratif Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada koordinat 106 0 45 50 Bujur Timur dan 106 0 45 10 Bujur Timur, 6 0 49

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti secara geografis terletak pada koordinat antara sekitar 0 42'30" - 1 28'0" LU dan 102 12'0" - 103 10'0" BT, dan terletak

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 22 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Inventarisasi Tahap inventarisasi merupakan tahap yang dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang mendukung dan dibutuhkan pada perencanaan jalur hijau jalan ini. Berdasarkan

Lebih terperinci

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota

IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. administratif berada di wilayah Kelurahan Kedaung Kecamatan Kemiling Kota IV. KONDISI DAN GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Pembentukan Taman Kupu-Kupu Gita Persada Taman Kupu-Kupu Gita Persada berlokasi di kaki Gunung Betung yang secara administratif berada di wilayah Kelurahan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Administrasi Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6º56'49'' - 7 º45'00'' Lintang Selatan dan 107º25'8'' - 108º7'30'' Bujur Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1 TINJAUAN UMUM Jembatan sebagai sarana transportasi mempunyai peranan yang sangat penting bagi kelancaran pergerakan lalu lintas. Dimana fungsi jembatan adalah

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 41 IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Provinsi Lampung 1. Keadaan Umum Provinsi Lampung merupakan salah satu provinsi di Republik Indonesia dengan areal daratan seluas 35.288 km2. Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi mengikuti pola yang tidak selalu mudah dipahami. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengangguran merupakan masalah yang sangat kompleks karena mempengaruhi sekaligus dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi mengikuti pola yang

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Sejarah Kabupaten Lampung Selatan Sejarah terbentuknya Kabupaten Lampung Selatan erat kaitannya dengan dasar pokok Undang-Undang Dasar 1945. Dalam Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

BAB III PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT. A. Letak Geografis dan Sejarah Pantai Kartini Jepara

BAB III PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT. A. Letak Geografis dan Sejarah Pantai Kartini Jepara BAB III PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT A. Letak Geografis dan Sejarah Pantai Kartini Jepara Kabupaten Jepara terletak di pantura timur Jawa Tengah, di mana bagian barat dan utara dibatasi

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan daerah provinsi di Indonesia, yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Ibu kota Provinsi Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet Pada dasarnya azimut planet adalah busur yang diukur dari titik Utara

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA

BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA BAB IV TINJAUAN WILAYAH KOTA YOGYAKARTA IV.1. Kondisi Kota Yogyakarta IV.1.1. Letak Geografis Daerah Istimewa Yogyakarta (D.I.Y) adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau

Lebih terperinci

Data. - Data Primer - Data Sekunder

Data. - Data Primer - Data Sekunder Analisa Prgramming Tinjauan Lkasi Kndisi Eksisting Kndisi Site Batas batas wilayah (Makr & Mikr) Ptensi Lkasi ALR BERPIKIR (Pengembangan Ptensi Perkebunan) (Perancangan Agrwisata Strawberry) LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian Bab 3 Deskripsi Daerah Penelitian 25 III.1. Pengantar Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Aluh-Aluh, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, dengan mengambil studi kasus praktik pendidikan dan pembelajaran

Lebih terperinci

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN

KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN No. 62/11/33/Th.V, 07 November 2011 KEADAAN KETENAGAKERJAAN JAWA TENGAH AGUSTUS 2011: TINGKAT PENGANGGURAN TERBUKA SEBESAR 5,93 PERSEN Jumlah angkatan kerja di Jawa Tengah Agustus 2011 mencapai 16,92 juta

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA

IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA 4 IDENTIFIKASI POTENSI GEOGRAFIS DESA Deskripsi Singkat Topik : Pokok Bahasan Waktu Tujuan : MENGENALI POTENSI GEOGRAFIS DESA : 1 (satu) kali tatap muka pelatihan selama 100 menit. : Membangun pemahaman

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi 69 IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Letak dan Luas Daerah Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung yang letak daerahnya hampir dekat dengan daerah sumatra selatan.

Lebih terperinci

A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi dan seiring dengan perkembangan zaman banyak dilakukan suatu pembaharuan dalam segala hal. Salah satunya adalah di bidang pendidikan, cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi daerah adalah suatu proses saat pemerintah daerah dan masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola kemitraan antara

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya.

KATA PENGANTAR. Demikian Buku KEADAAN TANAMAN PANGAN JAWA TENGAH kami susun dan semoga dapat digunakan sebagaimana mestinya. KATA PENGANTAR Sektor pertanian merupakan sektor yang vital dalam perekonomian Jawa Tengah. Sebagian masyarakat Jawa Tengah memiliki mata pencaharian di bidang pertanian. Peningkatan kualitas dan kuantitas

Lebih terperinci

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN 3.1 Tinjauan Umum Kabupaten Sleman 3.1.1 Kondisi Geografis Secara Geografis Kabupaten Sleman terletak diantara 110 33 00 dan 110 13 00 Bujur Timur, 7 34

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Daerah aliran sungai (DAS) Cilamaya secara geografis terletak pada 107 0 31 107 0 41 BT dan 06 0 12-06 0 44 LS. Sub DAS Cilamaya mempunyai luas sebesar ± 33591.29

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BAB IV TINJAUAN LOKASI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 4.1. Letak geografis wilayah Yogyakarta 1 Secara geografis Daerah Istimewa Yogyakarta terletak diantara 7 33-8 15 Lintang Selatan dan 110 5-110 50 Bujur

Lebih terperinci

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG 101 GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG Wilayah Pegunungan Kendeng merupakan bagian dari Kabupaten Pati dengan kondisi umum yang tidak terpisahkan dari kondisi Kabupaten Pati. Kondisi wilayah Pegunungan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI 18 BAB III TINJAUAN LOKASI 3.1. Tinjauan Umum Lokasi Kota Tegal Terletak diantara 109 08-109 10 Bujur Timur dan 6 50-6 53 Lintang selatan, dengan wilayah seluas 39,68 Km² atau kurang lebih 3.968 Hektar.

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN digilib.uns.ac.id 66 BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1. Keadaan Geografis Kabupaten Grobogan terletak pada posisi 68 ºLU dan & 7 ºLS dengan ketinggian rata-rata 41 meter dpl dan terletak antara

Lebih terperinci

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH

BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH BAB IV PERBEDAAN DAN PERSAMAAN DALAM PENENTUAN AWAL BULAN SYAWAL 1992, 1993, 1994 M DAN AWAL ZULHIJAH 2000 M ANTARA NAHDLATUL ULAMA DAN PEMERINTAH 1. Analisis Komparasi Metode Penentuan Awal Ramadan, Syawal

Lebih terperinci

BAB I GEOGRAFI. Kabupaten Tegal Dalam Angka

BAB I GEOGRAFI. Kabupaten Tegal Dalam Angka BAB I GEOGRAFI A. LETAK GEOGRAFI Kabupaten Tegal merupakan salah satu daerah kabupaten di Propinsi Jawa Tengah dengan Ibukota Slawi. Terletak antara 108 57'6 s/d 109 21'30 Bujur Timur dan 6 50'41" s/d

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rukyat adalah kegiatan yang berisi usaha melihat hilal atau Bulan

BAB I PENDAHULUAN. Rukyat adalah kegiatan yang berisi usaha melihat hilal atau Bulan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rukyat adalah kegiatan yang berisi usaha melihat hilal atau Bulan sabit di ufuk barat setelah Matahari terbenam menjelang awal bulan baru, khususnya menjelang bulan

Lebih terperinci

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN 35 IV. GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN A. Kabupaten Lampung Barat Menurut Pemerintah Kabupaten Lampung Barat (2011) bahwa Kabupaten Lampung Barat dengan ibukota Liwa merupakan pemekaran dari Kabupaten

Lebih terperinci

III. KEADAAN UMUM LOKASI

III. KEADAAN UMUM LOKASI III. KEADAAN UMUM LOKASI Penelitian dilakukan di wilayah Jawa Timur dan berdasarkan jenis datanya terbagi menjadi 2 yaitu: data habitat dan morfometri. Data karakteristik habitat diambil di Kabupaten Nganjuk,

Lebih terperinci

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Deskripsi umum lokasi penelitian 3.1.1 Perairan Pantai Lovina Kawasan Lovina merupakan kawasan wisata pantai yang berada di Kabupaten Buleleng, Bali dengan daya tarik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Seiring dengan di galakkannya kembali pemberdayaan potensi kelautan maka sudah selayaknya kawasan-kawasan yang berbatasan dengan laut lebih menekankan

Lebih terperinci