KERAJAAN HINDU-BUDDHA: KERAJAAN KUTAI MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH SITI MARFUAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KERAJAAN HINDU-BUDDHA: KERAJAAN KUTAI MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH SITI MARFUAH"

Transkripsi

1 KERAJAAN HINDU-BUDDHA: KERAJAAN KUTAI MODUL PEMBELAJARAN SEJARAH SITI MARFUAH

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Materi yang disajikan pada buku paket siswa, kebanyakan hanya membahas sekilas tentang Kerajaan Hindu-Buddha. Sehingga materi yang disampaikan kurang mendalam. Diperlukannya sumber pembelajaran lain untuk memperkaya pengetahuan siswa. Oleh karena itu diperlukannya modul pembelajaran sejarah yang bersifat memperkaya pengetahuan siswa. Khususnya materi Kerajaan Hindu-Buddha di Nusantara yang sangat beragam dan dari masa yang berbeda-beda. Diharapkan dengan modul pembelajaran sejarah Kerajaan Hindu-Buddha: Kerajaan Kutai ini, Anda dapat memperkaya pengetahuan mengenai Kerajaan Kutai sebagai kerajaan tertua di Nusantara. Diharapkan pula Anda dapat memahami keadaan masyarakat Kerajaan Kutai pada masa itu. B. Deskripsi Singkat Modul ini akan memberikan Anda pengetahuan tentang: 1. Letak geografis Kerajaan Kutai. 2. Keadaan masyarakat Kerajaan Kutai.

3 C. Standar Kompetensi Standar kompetensi yang hendak dicapai dalam modul pembelajaran ini adalah agar siswa mampu menganalisis perjalanan Bangsa Indonesia pada Masa Negaranegara Tradisional. Adapun kompetensi dasar dan indikator yang ingin dicapai sebagai berikut: Kompetensi Dasar 1.2 Menganalisis Perkembangan Kehidupan Negara-negara Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Indikator 1.1 Menunjukkan peta wilayah kekuasaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. 1.2 Mendeskripsikan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan agama kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai.

4 D. Peta Konsep KERAJAAN HINDU-BUDDHA: KERAJAAN KUTAI BAB I PENDAHULUAN BAB II LETAK GEOGRAFIS KERAJAAN KUTAI BAB III KEADAAN MASYARAKAT KERAJAAN KUTAI BAB IV EVALUASI E. Manfaat Modul ini diharapkan dapat membantu siswa untuk memahami tentang peta wilayah kekuasaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. Diharapkan pula dengan modul ini, dapat membantu siswa memahami kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan agama kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. F. Tujuan Pembelajaran Tujuan pembelajaran dari modul ini dibagi menjadi tujuan secara umum dan khusus. Tujuan secara umum adalah agar siswa mampu menganalisis perkembangan

5 kehidupan negara-negara Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. Adapun tujuan secara khusus dari modul ini adalah: 1. Siswa dapat menunjukkan peta wilayah kekuasaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. 2. Siswa dapat mendeskripsikan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan agama kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. G. Petunjuk Penggunaan Modul Agar modul pembelajaran ini dapat dipergunakan secara optimal, maka ada beberapa petunjuk yang harus dijalankan selama pembelajaran menggunakan modul ini berlangsung, yaitu: 1. Bacalah terlebih dahulu kompetensi dasar yang terdapat pada setiap bab pembahasan. 2. Bacalah secara seksama materi pokok yang disajikan pada bab pembahasan. 3. Baca dan pahamilah materi yang diuraikan pada setiap bab dengan seksama. 4. Bacalah rangkuman yang disajikan setelah uraian materi sebagai kesimpulan bab pembahasan. 5. Kerjakan latihan/tugas yang diberikan dengan cermat dan seksama sebagai evaluasi dari bab pembahasan. 6. Periksalah jawaban Anda pada kunci jawaban yang terdapat di bagian akhir modul ini sesuai dengan bab yang Anda kerjakan.

6 7. Berilah penilaian terhadap hasil kerja Anda berdasarkan kunci jawaban dan berikan umpan balik sesuai dengan petunjuk yang disediakan di akhir evaluasi materi di setiap bab. 8. Selamat belajar.

7 BAB II LETAK GEOGRAFIS KERAJAAN KUTAI A. Kompetensi Dasar 1.2 Menganalisis Perkembangan Kehidupan Negara-negara Kerajaan Hindu- Buddha di Indonesia. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1 Menunjukkan peta wilayah kekuasaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. C. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menunjukkan peta wilayah kekuasaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. D. Materi Pokok Letak geografi Kerajaan Kutai E. Uraian Materi Kerajaan Kutai adalah Kerajaan Hindu pertama di Indonesia yang berdiri dari abad ke IV/V Masehi. Diketahui bahwa nama Kutai untuk kerajaan ini diperoleh dari tempat ditemukannya prasasti Yupa di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam.

8 Kerajaan Kutai diketahui sebagai kerajaan pertama yang mendapat pengaruh dari kebudayaan India. Hal ini dapat diketahui dari huruf yang digunakan pada Prasasti Yupa, yaitu huruf Pallawa. Huruf Pallawa sendiri adalah nama dinasti yang berpengaruh di India Selatan. Yupa digunakan sebagai tiang pengikat korban di Kerajaan Kutai. Pada yupa tersebut terdapat tulisan dengan bahasa Sansekerta. Dari yupa inilah diketahui bahwa raja pertama Kerajaan Kutai adalah Kudunga, Answawarman, dan Mulawarman. Sebelum Anda mempelajari tentang kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan agama pada Kerajaan Kutai, sebaiknya Anda mempelajari tentang letak dari Kerajaan Kutai tersebut. Sehingga Anda dapat memahami tentang peta wilayah kekuasaan Kerajaan Kutai. Letak geografi Kerajaan Kutai Mengingat pentingnya perdagangan bagi perkembangan suatu daerah dimana belum terdapat industri atau pertanian yang sudah maju, maka mungkin saja latar belakang perkembangan Kerajaan Kutai karena letaknya yang strategis. Dimana Kutai berada dekat dengan lalu lintas perdagangan. Kemungkinan bahwa lalu lintas dagang tersebut antara India dengan Tiongkok yang melalui Selat Makassar dan terus ke Utara sampai Fhilipina untuk kemudian berbelok ke Tiongkok. (Soebantardjo, 1957: 24). Diduga jalur perdagangan yang dimaksud adalah jalur sutera pada awal tarikh Masehi. Dimana jalur perdagangan tersebut telah ramai antara

9 Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Romawi di bawah Pemerintahan Octavianus Agustus (31 SM 14 SM) dengan Kekaisaran Tiongkok. Dengan adanya hubungan perdagangan internasional zaman tersebut memberikan dampak positif bagi wilayah India dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Retno Prabandari dan Iskandar P. Nugroho, 1988: 25). Rombongan kafilah yang menuju India, lewat celah Kiabar melanjutkan untuk ke Sailan dan meneruskan dengan berlayar ke Teluk Parsi. Dengan demikian pelayaran di Samudra India waktu itu telah ramai, dan pelaut telah pandai memanfaatkan angin musim dalam berlayar. Para musafir terpaksa mengalihkan perjalanannya dari jalur perdagangan lewat Asia Tengah (Jalur Sutera) yang dirasakan besar resikonya, kearah jalur pelayaran laut melewati Selat Malaka. Hal ini membuat Kutai (Kho Tay), Sriwijaya (Shih-li-fo-shih), Jawa (Yabadiou = Jawadwipa), dan Bali (Mali) menjadi terkenal para musafir dari Cina, India, Arab, dan lainnya. Pelayaran di Indonesia makin ramai karena rempah-rempah, beras, emas,dan perak menjadi barang dagangan yang di cari (Retno Prabandari dan Iskandar P. Nugroho, 1988: 25).

10 Gambar 2.1: Wilayah Kekuasaan Kerajaan Kutai Sumber: Retno Prabandari dan Iskandar P. Nugroho, 1988: 4

11 F. Rangkuman Kerajaan Kutai adalah Kerajaan Hindu pertama di Indonesia yang berdiri dari abad ke IV/V Masehi. Letak Kerajaan Kutai di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Yupa digunakan sebagai tiang pengikat korban di Kerajaan Kutai. Letak geografi Kerajaan Kutai - Latar belakang perkembangan Kerajaan Kutai karena letaknya yang strategis untuk perdagangan. - Letak Kerajaan Kutai berada dekat dengan lalu lintas perdagangan. - Kemungkinan bahwa lalu lintas dagang tersebut antara India dengan Tiongkok yang melalui Selat Makassar dan terus ke Utara sampai Fhilipina untuk kemudian berbelok ke Tiongkok. - Diduga Para musafir terpaksa mengalihkan perjalanannya dari jalur perdagangan lewat Asia Tengah (Jalur Sutera) yang dirasakan besar resikonya, kearah jalur pelayaran laut melewati Selat Malaka. Hal ini membuat Kutai (Kho Tay), Sriwijaya (Shih-li-fo-shih), Jawa (Yabadiou = Jawadwipa), dan Bali (Mali) menjadi terkenal para musafir dari Cina, India, Arab, dan lainnya. - Pelayaran di Indonesia semakin ramai dengan komoditi rempah-rempah, beras, emas,dan perak yang banyak dicari. G. Tugas Cobalah Anda gambar letak Kerajaan Kutai berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan sebelumnya.

12 BAB III KEADAAN MASYARAKAT KERAJAAN KUTAI A. Kompetensi Dasar 1.2 Menganalisis Perkembangan Kehidupan Negara-negara Kerajaan Hindu- Buddha di Indonesia. B. Indikator Pencapaian Kompetensi 1.3 Mendeskripsikan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan agama kerajaankerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. C. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat mendeskripsikan kehidupan sosial, ekonomi, budaya, dan agama kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di berbagai daerah, salah satunya ialah Kerajaan Kutai. D. Materi Pokok 1. Prasasti Yupa dan Isinya 2. Silsilah Kerajaan Kutai 3. Keadaan Sosial 4. Keadaan Ekonomi 5. Keadaan Agama

13 6. Susunan Masyarakat E. Uraian Materi 1. Prasasti Yupa dan Isinya Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, prasasti adalah piagam (yang ditulis pada batu, tenbaga, dan sebagainya). Sedangkan, yupa prasasti adalah prasasti yang dipahatkan pada tiang atau tugu batu. Menurut Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto (1993: 31), dari daerah Kalimantan ditemukan pula beberapa buah prasasti yang dipahatkan pada tiang batu. Tiang batu itu disebut yupa, yaitu nama yang disebutkan padda prasasti-prasastinya sendiri. Yupa yang lazim dipakai guna menyebutkan tiang dari batu guna mengikatkan korban (hewan atau manusia) yang akan dipersembahkan kepada dewa-dewa. Tiang yang dipakai mengikat korban itu sebelum dibunuh disebut yupa (Soebantardjo, 1957: 23). Prasati yupa yang ditemukan pada tahun 1879 merupakan bukti pertama ditemukannya tulisan di Indonesia. Selain itu, prasati yupa tersebut diteliti oleh H. Kern pada tahun 1880, kemudian direnkomtruksi oleh Vogel pada tahun Jadi, dapat disimpulkan bahwa yupa adalah tiang batu yang digunakan untuk mengikat korban. Dimana pada yupa tersebut terpahat tulisan yang disebut dengan prasasti atau prasasti yupa. Diketahui bahwa nama Kutai untuk kerajaan ini diperoleh dari tempat ditemukannya prasasti Yupa di Muara Kaman, Kalimantan Timur,

14 tepatnya di hulu Sungai Mahakam. Dimana prasasti yupa inilah yang menunjukkann eksistansi kerajaan terebut. (Retno Prabandari dan Iskandar P. Nugroho, 1988: 12). Tetap saja pada kenyataannya, masih tidak diketahui secara jelas nama kerajaan ini dan memang sangat sedikit informasi yang dapat diperoleh dari prasasti Yupa tersebut. Bahasa yang digunakan pada prasasti yupa tersebut adalah bahasa Sansekerta dan disusun dalam bentuk syair. Sedangkan huruf yang digunakan ialah huruf Pallawa. Pallawa adalah nama sebuah dinasti di India Selatan yang hurufnya sering dipakai di daerah tersebut. (Soebantardjo, 1957: 23). Cara untuk mengetahui umur dari prasasti Yupa tersebut adalah dengan cara membandingkan huruf Pallawa dengan huruf-huruf Pallawa lainnya. Dimana ditemukan perbedaan diantaranya huruf Pallawa tersebut karena huruf pallawa berbeda-beda setiap abadnya. Menurut Soebantardjo umur prasasti Yupa tersebut diperkirakan berasal dari abad IV Masehi. (1957: 23).

15 Gambar 3.1: Salah satu yupa dengan inskripsi, kini di Museum Nasional Repubik Indonesia Jakarta Sumber: Koleksi Pribadi, diambil pada tanggal 30 Maret 2013 Sampai saat ini, telah ditemukan tujuh buah yupa. Awalnya yang ditemukan hanya sebanyak empat buah yupa dan kemudian ditemukan lagi tiga buah yupa. Semua prasati yupa tersebut dikeluarkan atas titah seorang penguasa pada masa tersebut, yaitu Mulawaran. Oleh Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto (1993: 31-33), adapun isi empat prasasti yupa tersebut antara lain: Sang Maharaja Kudunga, yang sangat mulia, mempunyai putra yang manshur Sang Answawarman namanya, seperti Sang Ansuman (Dewa Matahari) menjadi pendiri keluarga, Answawarman mempunyai putra 3

16 orang yang seperti api (sinarnya) yang terkemuka dari ketiga putera itu ialah sang Mulawarman raja yang besar yang berperadaban baik, kuat dan kuasa yang telah mengadakan upacara korban yang disebut emas amat banyak untuk memperingati upacara korban itulah tugu ini didirikan oleh para pendeta. Masih ada lagi prasasti yang lain berbunyi: Sang Mulawarman, raja yang mulia dan terkenal telah mengadakan upacara korban ekor sapi di tempat yang suci. Waprakeswara, untuk memperingati upacara korban itulah maka tugu ini dibuat oleh para pendeta yang datang. Prasasti lain yang dikeluarkan oleh Mulawarman, berbunyi sebagai berikut: Dengarkanlah oleh kamu sekalian, Brahmana yang terkemuka dan sekalian orang baik lain-lainnya, tentang kebaikan budi Sang Mulawarman, raja besar yang sangat mulia. Kebaikan budi ini ialah berwujud sedekah banyak sekali, seolah-olah sedekah kehidupan atau semata-mata pohon Kalpa (yang memberi segala keinginan), dengan sedekah tanah (yang dihadiahkan). Berhubung dengan semua kebaikan itulah maka tugu ini didirikan oleh Brahmana (buat peringatan). Peringatan keempat berbunyi sebagai berikut: Tugu ini ditulis buat (peringatan) dua (perkara) yang telah disedekahkan oleh Sang Raja Mulawarman, yakni segunung minyak (kental), dengan lampu serta malai bunga.

17 2. Silsilah Kerajaan Kutai Mengingat pada prasasti yupa yang pertama menjelaskan mengenai Kudunga yang mempunyai putra bernama Answawarman serta mempunyai cucu bernama Mulawarman. Maka dapat diketahui bahwa Kudunga dengan masih menggunakan nama yang asli Indonesia. Kudunga bukan raja dan pendiri Kerajaan Kutai melainkan hanya kepala suku di Muara Kaman, Kutai. Karena tidak terlihat penyerapan budaya India pada namanya, berbeda dengan nama Answawarman dan Mulawarman. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993: 31). Raja pertama dan pendiri Kerajaan kutai adalah Answawarman karena sudah menggunakan nama Hindu. Hal ini mugkin terjadi bila seseorang menjalani upacara khusus untuk dapat menghindukan seseorang yang dilakukan oleh Brahmana. Menurut Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, di dalam kepercayaan Hindu, seorang yang telah tercemar dan karena dikeluarkan dari kasta dapat diterima kembali setelah melalaui upacara penyucian diri yang disebut vrayastoma. Upacara inilah yang rupanya orang Indonesia yang sudah tekena pengaruh India. Pada mulanya yang memimpin upacara tersebut ialah para Brahmana yang datang dari India. (1993: 34).

18 Gambar 3.2: Upacara Vratyasoma Sumber: Sejarah Peradaban Manusia Zaman Kutai Purba 3. Keadaan Sosial Pada abad IV di Kutai sudah terdapat suatu masyarakat yang telah menerima pengaruh Hindu sehingga dapat mendirikan suatu kerajaan. Selain itu, tak dapat dipungkiri bahwa telah terjadi pencampuran antara kebudayaan India atau pengaruh Hindu dengan kebudayaan setempat. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993: 23).Kemungkinan keadaan sosial di Kutai pada masa tersebut telah mengalami masa makmur dan sejahtera karena merupakan daerah perdagangan. Serta letaknya dekat dengan sungai tepatnya di hulu Sungai Mahakam.

19 Gambar 3.3: Rumah rakyat di tepi Sungai Mahakam dengan perahuperahu sebagai alat transportasi Sumber: Sejarah Peradaban Manusia Zaman Kutai Purba Dapat dilihat pada prasasti yang memuat mengenai sedekah raja Mulawarman kepada Brahmana berupa tanah, segunung minyak (kental) dengan lampu, malai bunga, ekor sapi, bahkan telah dilaksanakan keduri (selamatan). (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993: 31-33).Hal tersebut tak mungkin terjadi bila tak ada dukungan dari bidang ekonomi yang makmur. Dengan ekonomi yang makmur, maka dapat mendukung keadan sosial masyarakat menjadi sejahtera dan makmur. Juga didapati pula golongan yang mampu menulis dan membaca. Dilihat dari tulisan yang terdapat pada prasasti yupa yang bertulis Pallawa dengan bahasa Sansekerta. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho

20 Notosusanto, 1993: 36).Tentu ada golongan yang menguasai hal tersebut sehingga dapat dibuatnya prasasti yupa tersebut. Hal ini menandakan adanya kemajuan pada masyarakat yang awalnya tak bisa membaca dan menulis, meskipun kemungkinan membaca dan menulis hanya dapat dikuasai oleh golongan tertentu saja seperti Brahmana. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993: 36). 4. Keadaan Ekonomi Jika dilihat dari prasasti yupa yang ditemukan dapat disimpulkan mata pencaharian masyarakat adalah dengan jalur perdagangan. Mengingat letak Kerajaan Kutai di Muara Kaman, hulu Sungai Kaman, kemungkinan lalu lintas dagang terjalin antara India dengan Tiongkok. (Retno Prabandari dan Iskandar P. Nugroho, 1988: 18). Serta melalui Selat Makassar dan terus ke Utara sampai Fhilipina untuk kemudian berbelok ke Tiongkok. Dimana dalam hal ini diduga adalah Jalan Sutera, tetapi bukan jalur utamanya. Mungkin juga bila perdagangan dilakukan dengan menggunakan sistem barter karena pada masa tersebut belum ada alat tukar berupa uang. (Retno Prabandari dan Iskandar P. Nugroho, 1988: 5).

21 Gambar 3.4: Kesibukan perdagangan secara barter Sumber: Sejarah Peradaban Manusia Zaman Kutai Purba 5. Keadaan Agama Disebutkannya nama Ansuman, yaitu Dewa Matahari didalam agama Hindu, memberikan kepastian bahwa Answawarman dan Mulawarman penganut agama Hindu. Lebih jelas lagi, dalam prasasti yupa lainnya menyebutkan upacara sedekah yang dilakukan Mulawarman. Dimana yang bertempat di sebidang tanah yang dianggap suci dan bernama Waprakeswara. Sedangkan di pulau Jawa yang dikenal dengan Baprakeswara yang selalu berhubungan dengan Dewa Besar tiga yakni Brahma Wisnu Siwa. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993 : 36). Wapras dapat dihubungkan dengan Siwa, dimana terdapat upacara pengorbanan. Hal ini menandakan bahwa terdapat pengaruh dinasti Pallawa

22 yang beragama Siwa. Dengan adanya berbagai upacara korban yang dilakukan menandakan bahwa peran Brahmana di Kutai berpengaruh besar terutama dalam agama Siwa. Serta dapat dipastikan bahwa Mulawarman adalah seorang raja yang baik hubungannya dengan para Brahmana. Terbukti pada setiap prasasti yupa yang didirikan oleh para Brahmana namanyalah yang diagung-agungkan. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993 : 36-37). Gambar 3.4: Lukisan kepala yang khas menandai pengikut dua mazhab Hinduissme yang terbesar. Anggota Shaivita yang menyembah Batara Siwa, melukis pita sekeliling dahinya (kiri sekali), sedangkan anggota Vaishnavita, para pengikut Batara Wisnu, memakai tiga garis vertical (kiri). Sumber: India Sedjarah dan Kebudajaannja 6. Susunan Masyarakat Mengingat pada prasasti yupa disebut beberapa kali para Brahmana yang telah mendirikan prasasti yupa tersebut. Melihat dari isi tersebutlah dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kutai pada masa tersebut telah mengenal pembagian kasta (kelas) masyarakat, antara lain:

23 a. Brahmana, golongan yang merupakan guru dari rakyat diantaranya pendeta-pendeta. Hanya mereka yang dapat membaca kitab-kitab suci seperti kitab Weda. Mereka pula yang bertugas memberikan korbankorban dan menyanyikan pujian-pujian kepada dewa-dewa. (O.D.P. Sihombing, 1962: 19-20). Golongan inilah yang dapat menggunakan bahasa Sansekerta dan huruf Pallawa, sebagai bahasa resmi. Dimana golongan Brahmana sudah merupakan golongan tersendiri di dalam masyarakat Kutai Purba. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993 : 35). Diduga pula masih adanya kaum Brahmana yang berasal dari India yang memegang peranan penting dalam penghinduan keluarga raja Mulawarman. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993 : 36). b. Ksatrya, golongan yang terdiri dari raja dan golongan pemerintah lainnya. Menurut O.D.P. Sihombing, ajaran-ajaran kuno mengatakan, bahwa rakyat harus \menghormati rajanya sebagai seorang dewata. Raja harus berlaku terhadap rakyatnya sebagai perlakuan seorang bapak terhadap anak-anaknya. Seorang raja juga harus berusaha supaya kasta Brahmana tidak kekurangan apa-apa. Ia sangat murah hati dan memberikan tanah kepada mereka, yang harus disahkan dengan suatu surat, agar penggantipengganti raja itu dikemudian hari tidak menyabut pemberian itu kembali. (1962: 23-24).

24 Mengingat hal tersebut mungkin saja didirikannya prasasti yupa guna mensahkan pemberian atau sedekah raja Mulawarman kepada para Brahmana. Sedekah tersebut berupa tanah, segunung minyak (kental) dengan lampu, malai bunga, dan ekor sapi. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993: 31-33). Dalam prsasti yupa dapat dipastikan dua golongan tersebut adalah golongan yang terapat pada Kerajaan Kutai pada saat itu. Dimana golongan kaum ksatria terdiri dari kaum kerabat Mulawarman. Golongan ini terbatas pada orang-orang yang sangat erat hubungannya dengan raja saja. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993 : 36). Diluar golongan tersebut yang hidup secara resmi dalam suasana peradaban India, diduga masih terdapat golongan lain yang berada di luar pengaruh India. Mereka adalah rakyat Kutai Purba yang terdiri dari penduduk setempat dan masih memegang teguh agama asli leluhur mereka. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993 : 36). Namun, jika diamati keterangan-keterangan dari sumber-sumber epigrafi dan sastra kuno, maupun pengematan terhadap keadaan Bali sekarang, tidak menggambarkan keadaan seperti di India. Kasta memang ada, tetapi ciri-ciri kasta seperti di masyarakat India tidak ditemukan. (Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993 : 26). Menurut F.D.K. Bosch di dalam buku Sejarah Nasional II, menyimpulkan bahwa bangsa Indonesia melaksanakan wujudnya yang telah dicipta delam

25 perkembangan di India. Mungkin saja hal yang sama terjadi pula pada masyarakat Kutai pada masa Kerajaan Kutai. F. Rangkuman Yupa adalah tiang batu yang digunakan untuk mengikat korban. Dimana pada yupa tersebut terpahat tulisan yang disebut dengan prasasti atau prasasti yupa. Bahasa yang digunakan pada prasasti yupa tersebut adalah bahasa Sansekerta dan disusun dalam bentuk syair. Sedangkan huruf yang digunakan ialah huruf Pallawa. 1. Silsilah Kerajaan Kutai - Seperti yang disebutkan didalam Yupa bahwa raja pertama Kerajaan Kutai adalah Kudunga, yang kemudian dilanjutkan oleh putra bernama Answawarman lalu cucunya bernama Mulawarman. 2. Keadaan Sosial - Masyarakatnya telah menerima pengaruh Hindu sehingga dapat mendirikan suatu kerajaan Hindu. - Keadaan sosial di Kutai pada masa tersebut telah mengalami masa makmur dan sejahtera karena berada di jalur perdagangan. - Terdapat golongan yang dapat menulis dan membaca yaitu golongan Brahmana. 3. Keadaan Ekonomi - Mata pencaharian pada masa Kerajaan Kutai adalah berdagang dikarenakan letaknya di Muara Kaman, hulu Sungai Kaman. - Perdagangan masih menggunakan sistem barter. 4. Keadaan Agama - Agama yang dianut adalah Hindu Siwa 5. Susunan Masyarakat - Berdasarkan Yupa, tedapat dua golongan yaitu Brahmana (golongan pendeta-pendeta yang dapat membaca kitab-kitab suci) dan Ksatrya (golongan yang terdiri dari raja dan golongan pemerintah lainnya). - Diduga masih terdapat golongan lain yang berada di luar pengaruh India yaitu rakyat Kutai Purba yang terdiri dari penduduk setempat dan masih memegang teguh agama asli leluhur mereka.

26 G. Tugas Berdasarkan uraian sebelumnya, deskripsikan silsilah, keadaan sosial, keadaan ekonomi, susunan masyarakat, dan keadaan agama pada masa Kerajaan Kutai! Nomor Tugas Silsilah Kerajaan Kutai 1 Keadaan Sosial 2 Keadaan Ekonomi 3

27 Susunan Masyarakat 4 Keadaan Agama 5

28 BAB V EVALUASI A. Maksud dan Tujuan Evaluasi Guna mengukur pemahaman dan penguasaan materi Anda, maka pada bagian akhir akan diadakan kegiatan evaluasi. Adapun tujuan evaluasi, sebagai berikut: 1. Untuk memberikan panduan agar tercapainya Kompetensi Dasar. 2. Untuk mengetahui tingkat pemahaman dan penguasaan materi yang disajikan modul. 3. Untuk mengetahui tingkat kesulitan materi modul. 4. Untuk memberikan masukan dalam upaya perbaikan modul secara keseluruhan. Kegiatan evaluasi ini diberikan dalam bentuk pengujian tertulis yang terdiri dari 10 soal menjodohkan. Dalam setiap soal menjodohkan dengan jawaban yang benar mendapatkan skor 10, sehingga total skor yang diperoleh dari seluruh soal adalah 100. Kemudian, total skor tersebut akan diolah menjadi bentuk nilai dari 0 sampai 100 dengan rumus: Nilai = Total Skor. Kemudian terdapat soal uraian bebas atau esai sebanyak 3 soal. Skor masing-masing soal berbeda sesuai dengan kesulitannya. Pada soal nomor 1 skor nilai 40 dengan 4 kalimat kunci, nomor 2 skor nilai 20 dengan 2 kalimat kunci, dan nomor 3 skor nilai 40 dengan 4 kalimat kunci. Kemudian, total skor tersebut

29 akan diolah menjadi bentuk nilai dari 0 sampai 100 dengan rumus: Nilai = Total Skor. Adapun Tingkat keberhasilan, pemahaman dan daya serap Anda terhadap modul ini ditentukan dari total perolehan skor jawaban benar dengan kriteria pembobotan penilaian sebagai berikut: NILAI PREDIKAT Baik Sekali Baik Cukup Kurang B. Materi Evaluasi 1. Ruang Lingkup Materi Evaluasi Materi evaluasi dalam modul ini meliputi seluruh materi yang telah disajikan, yaitu letak geografis Kerajaan Kutai dan keadaan masyarakat Kerajaan Kutai. 2. Aspek Evaluasi Adapun aspek yang dievaluasi dalam modul ini sebagai berikut: a. aspek kognitif, yaitu penguasaan seluruh materi yang disajikan dalam modul ini; b. aspek afektif, yaitu kedisiplinan dan kejujuran dalam mengerjakan tugastugas yang diberikan; dan

30 c. aspek psikomotor, yaitu ketelatenan dan kecakapan dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan. C. Soal Evaluasi Soal Menjodohkan Premis 1. Bahasa yang digunakan pada Yupa 2. Huruf yang digunakan pada Yupa 3. Agama yang dianut oleh Kerajaan Kutai 4. Kasta yang mendirikan Yupa di Kerajaan Kutai 5. Tempat suci untuk memperingati upacara korban 6. Golongan raja-raja pada masa Kerajaan Kutai 7. Raja pertama Kerajaan Kutai 8. Raja yang disebut Sang Ansuman (Dewa Matahari) dan pendiri Yupa 9. Raja yang melakukan upacara korban ekor sapi dan mendirikan Yupa 10. Mata pencaharian utama Kerajaan Kutai Respons a. Waprakeswara b. Ksatria c. Siwa d. Answawarman e. Pallawa f. Kudungga g. Buddha h. Mulawarman i. Perdangangan j. Sansekerta k. Brahmana l. Ksatria m. Pertanian n. Waisya o. Sudra p. Hindu

31 Soal Esai 1. Jelaskan tentang keadaan sosial pada masa Kerajaan Kutai yang bersumber pada Yupa? 2. Jelaskan keadaan ekonomi pada masa Kerajaan Kutai yang bersumber pada Yupa? 3. Jelaskan tentang susunan masyarakat pada masa Kerajaan Kutai yang bersumber pada Yupa? Jawaban Esai

32

33 BAB VI PENUTUP A. Tindak Lanjut Tindak lanjut dari penguasaaan terhadap modul ini ialah Anda disarankan agar membaca buku-buku yang dikutip oleh penyusun seperti yang tercantum pada Daftar Pustaka. B. Harapan Penguasaan Anda terhadap modul diharapkan dapat memberikan gambaran awal terhadap keadaan pada masa Kerajaan Kutai. Harapannya, modul ini dapat diberikan masukan oleh Anda sebagai pengguna, agar dapat dilakukan perbaikan dan penyempurnaan, baik materi, struktur maupun evaluasi. Semoga modul ini dapat memberikan manfaat bagi Anda yang telah mempelajari modul ini. Diharapkan agar Anda dapat memberikan kritik dan masukan kepada penyusun agar dapat memeprbaiki modul ini. Terima kasih yang sebesarbesarnya kepada seluruh pihak yang telah mendukung pembuatan modul ini, terutama kepada Dr. Djoko Santoso, M.Pd. yang telah memberikan bimbingan dan panduan dalam pembuatan modul. Atas segala kesalahan, kekhilafan dan kekurangan dalam penyajian modul, penyusun memohon maaf.

34 DAFTAR PUSTAKA Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nugroho Notosusanto Sejarah Nasional II. Jakarta: Balai Pustaka. Prabandari, Retno dan Iskandar P. Nugroho Sejarah Peradaban Manusia Zaman Kutai Purba. Jakarta: PT Gita Karya. Saidihardjo Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah Sosial. Jakarta: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Schulberg, Lucille Abad Besar Manusia India yang Bersejarah. Jakarta: Tira Pustaka Jakarta Sihombing, O. D. P India Sedjarah dan Kebudajaannja. Bandung: Sumur Bandung. Soebantardjo Sejarah Indonesia Bagian I-II-III dan Sari Sejarah Djilid I-II. Yogyakarta: Penerbit Bopkri. Tim Wacana Nusantara Tiang Batu (Yupa) Kutai (Online). ( diakses 9 Oktober 2011 pukul WITA).

35 KUNCI JAWABAN Soal Menjodohkan 1-j, 2-e, 3-p, 4-k, 5-a, 6-l, 7-f, 8-d, 9-h, 10-i Soal Esai 1. Keadaaan sosial pada masa Kerajaan Kutai yang bersumber pada Yupa : Masa makmur dan sejahtera; sedekah raja Mulawarman kepada Brahmana; ekor sapi; adanya golongan yang mampu menulis dan membaca. 2. Keadaan ekonomi pada masa Kerajaan Kutai yang bersumber pada Yupa : Perdagangan; di hulu Sungai Mahakam. 3. Susunan masyarakat pada masa Kerajaan Kutai yang bersumber pada Yupa : Kasta Brahmana; pendeta-pendeta; Kasta Ksatra/ksatrya; dari raja dan golongan pemerintah.

Kerajaan Kutai. A. Berdirinya Kerajaan Kutai

Kerajaan Kutai. A. Berdirinya Kerajaan Kutai Kerajaan Kutai A. Berdirinya Kerajaan Kutai Letak Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang merupakan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Ditemukannya tujuh buah batu tulis yang

Lebih terperinci

MUNCULNYA AGAMA HINDU

MUNCULNYA AGAMA HINDU MUNCULNYA AGAMA HINDU di INDIA Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Aria (cirinya kulit putih, badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa (Peradaban Lembah Sungai Indus)

Lebih terperinci

Kutai Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang

Kutai Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang Kutai Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang Lokasi Sumber-Sumber Yupa berhuruf Pallawa pada awal abad V dan menggunakan bahasa Sanskerta. Sampai sekarang ditemukan 7 Yupa yang

Lebih terperinci

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA STANDAR KOMPETENSI: 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya. SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6 1. Berdasarkan letak geografis Indonesia yang berada dalam jalur perdagangan dunia, serta

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.2

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.2 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.2 1. Persentuhan antara India dengan wilayah Nusantara didorong oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang paling penting

Lebih terperinci

MASUKNYA HINDU-BUDHA KE INDONESIA

MASUKNYA HINDU-BUDHA KE INDONESIA MASUKNYA HINDU-BUDHA KE INDONESIA A. Masuknya Hindu Ada pendapat yang menganggap bahwa bangsa Indonesia bersikap Pasif dan hanya menerima saja pengaruh budaya yang datang dari India. Menurut para ahli

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang terdiri dari berbagai macam pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki kota-kota

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3 1. Hipotesis yang menyebutkan bahwa agama dan kebudayaan Hindu dibawa ke Indonesia oleh para pedagang adalah hipotesis...

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.1

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.1 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.1 1. Agama Hindu berasal dari wilayah India kemdian tersebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Berikut ini merupakan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4. Pasasti Yupa

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4. Pasasti Yupa SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.4 1. Kerajaan Kutai adalah kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Bukti yang memperkuat adanya kerajaan Kutai di Indonesia

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan adalah upaya menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap insan. Potensi itu berupa kemampuan berbahasa, berfikir, mengingat menciptakan

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1. Menhir. Waruga. Sarkofagus. Dolmen SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 3. PERADABAN AWAL INDONESIALatihan Soal 3.1 1. Bangunan megalithikum yang berbentuk batu bertingkat berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap nenek moyang disebut...

Lebih terperinci

Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional (SK1)

Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional (SK1) Menganalisis perjalanan bangsa Indonesia pada masa negara-negara tradisional (SK1) Menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBUDAYAAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing

Lebih terperinci

KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung

KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung Nama Melayu pertama kali dipakai sebagai nama kerajaan tua di daerah Jambi di tepi sungai Batang hari. Peninggalan paling tua dari bahasa Melayu adalah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dikenal sebagai salah satu Kerajaan Maritim terbesar di Indonesia. Wilayah

I. PENDAHULUAN. dikenal sebagai salah satu Kerajaan Maritim terbesar di Indonesia. Wilayah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jauh sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dan memerdekakan diri pada 17 Agustus 1945, bangsa ini pernah menemukan atau memiliki sebuah masa kejayaan yang

Lebih terperinci

PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM

PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN SOSIAL; EKONOMI; IKLIM DAN MUSIM MODUL ONLINE 21.3 PENGARUH LETAK WILAYAH INDONESIA TERHADAP KEHIDUPAN BANGSA DALAM BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL DAN BUDAYA PENDALAMAN MATERI LETAK (ASTRONOMIS DAN GEOGRAFIS) SERTA DAMPAKNYA BAGI KEHIDUPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alamnya yang melimpah ruah, maka pulau-pulau timur seperti Kalimantan,

BAB I PENDAHULUAN. alamnya yang melimpah ruah, maka pulau-pulau timur seperti Kalimantan, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berita-berita India yang dikutip awal abad masehi menyebut-nyebut daerah-daerah di Nusantara dengan lafal India.Melalui studi toponomi dapat diperoleh kesimpulan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN NO: 1 Mata Pelajaran : Program Studi IPA (Sejarah) Kelas/Semester : XI/1 Materi Pokok : Kerajaan Kutai dan Tarumanegara Pertemuan Ke- : 1 Alokasi Waktu : 1 x pertemuan

Lebih terperinci

PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA

PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA IPS Nama :... Kelas :... 1. Kerajaan Kutai KUTAI Prasasti Mulawarman dari Kutai Raja Kudungga Raja Aswawarman (pembentuk keluarga (dinasti)) Raja

Lebih terperinci

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi Forum Bina Prestasi Anggota Ikapi Pendalaman Buku Teks Tematik Pahlawanku 4E Kelas IV SD Penyusun Forum Bina Prestasi Pramita Indriani Damarasih Sumiyono Untari Teguh Purwantari Sutarman Editor Indriani

Lebih terperinci

Indikator Pencapaian Kompetensi. Kegiatan pembelajaran. Mencari artikel di perpustakaan dan internet mengenai lahir dan berkembangnya agama dan

Indikator Pencapaian Kompetensi. Kegiatan pembelajaran. Mencari artikel di perpustakaan dan internet mengenai lahir dan berkembangnya agama dan SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Kelas/Semester : X1/1 Standar : 1. Menganalisis Perjalanan pada Masa Negara-negara Tradisional 1.1. Menganalisis Pengaruh

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN RI PADA ACARA HARI ULANG TAHUN KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 17 AGUSTUS 2017

SAMBUTAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN RI PADA ACARA HARI ULANG TAHUN KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 17 AGUSTUS 2017 SAMBUTAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN RI PADA ACARA HARI ULANG TAHUN KE-72 KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA TANGGAL 17 AGUSTUS 2017 Assalammualaikum Wr Wb Selamat Pagi, Salam Sejahtera Untuk Kita Semua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal memiliki segudang sejarah yang panjang dari kebudayaankebudayaan masa lampau. Sejarah tersebut hingga kini masih dapat dinikmati baik dari

Lebih terperinci

BAB 2 : KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA HINDU-BUDDHA Nurul Layyina X IIS 2

BAB 2 : KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA HINDU-BUDDHA Nurul Layyina X IIS 2 BAB 2 : KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA HINDU-BUDDHA Nurul Layyina X IIS 2 A. Teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan hindu-buddha di indonesia 1. Masuk dan berkembangnya

Lebih terperinci

Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. Materi : Kerajaan Kutai Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia. Materi : Kerajaan Kutai Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia Materi : Kerajaan Kutai Kerajaan Tarumanegara Kerajaan Sriwijaya NAMA KELOMPOK : -AYU AZHARI -ANNE KURNIA SARI -DWI FATMAWATI -FARADILLA W.R -RESINTA PUSPA DIANA -WINDA

Lebih terperinci

BAB III BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN HINDU DAN BUDHA

BAB III BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN HINDU DAN BUDHA BAB III BUDAYA DAN ALAM PIKIR MASA PENGARUH KEBUDAYAAN HINDU DAN BUDHA A. Pengaruh kebudayaan Hindu dan Budha Koentjaraningrat (1997) menyusun uraian, bahwa tanda-tanda tertua dari adanya pengaruh kebudayaan

Lebih terperinci

AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA NAMA : VISALNI A/P GUNASEELAN NO MATRIK : NAMA PENSYARAH: AHMAD TARMIZI ZAKARIA

AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA NAMA : VISALNI A/P GUNASEELAN NO MATRIK : NAMA PENSYARAH: AHMAD TARMIZI ZAKARIA AGAMA-AGAMA DI MALAYSIA NAMA : VISALNI A/P GUNASEELAN NO MATRIK : 3153000201 NAMA PENSYARAH: AHMAD TARMIZI ZAKARIA SEJARAH AGAMA HINDU DI MALAYSIA Agama Hindu berkembang dalam tempoh masa sekurang-kurangnya

Lebih terperinci

KERJASAMA KERAJAAN SRIWIJAYA DENGAN DINASTI TANG PADA TAHUN M

KERJASAMA KERAJAAN SRIWIJAYA DENGAN DINASTI TANG PADA TAHUN M 62 Kerjasama Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang. Alan Saputra, Yunani Hasan. KERJASAMA KERAJAAN SRIWIJAYA DENGAN DINASTI TANG PADA TAHUN 683-740 M Alan Saputra, Yunani Hasan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Islam di Indonesia memiliki keunikan tersendiri, karena disamping menjadi salah satu faktor pemersatu bangsa juga memberikan nuansa baru dalam keberislamannya

Lebih terperinci

MELAYU SEBAGAI AKAR TRADISI NUSANTARA. Harnojoyo. S.sos (Plt. Walikota Palembang)

MELAYU SEBAGAI AKAR TRADISI NUSANTARA. Harnojoyo. S.sos (Plt. Walikota Palembang) MELAYU SEBAGAI AKAR TRADISI NUSANTARA Strategi Politik dalam Menciptakan Budaya Melayu Palembang Emas 2018 Harnojoyo. S.sos (Plt. Walikota Palembang) Elok budaya karena agama, Tegak Melayu karena budayanya,

Lebih terperinci

Berdirinya Kerajaan Kutai

Berdirinya Kerajaan Kutai Berdirinya Kerajaan Kutai Letak Kerajaan Kutai berada di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur yang merupakan Kerajaan Hindu tertua di Indonesia. Ditemukannya tujuh buah batu tulis yang disebut Yupa yang

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009 91 BAB 5 KESIMPULAN Pada masa Jawa Kuno, raja merupakan pemegang kekuasaan dan otoritas tertinggi dalam pemerintahan. Seorang raja mendapatkan gelarnya berdasarkan hak waris yang sifatnya turun-temurun

Lebih terperinci

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri

beragam adat budaya dan hukum adatnya. Suku-suku tersebut memiliki corak tersendiri I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah suatu negara majemuk yang dikenal dengan keanekaragaman suku dan budayanya, dimana penduduk yang berdiam dan merupakan suku asli negara memiliki

Lebih terperinci

KERAJAAN TARUMANEGARA

KERAJAAN TARUMANEGARA KERAJAAN TARUMANEGARA Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua kedua setelah kerajaan Kutai, terletak di Jawa Barat. Seperti halnya dengan kerajaan Kutai, kerajaan Tarumanegara juga prasasti-prasastinya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Beberapa artefak yang ditemukan di Indonesia pada awal Masehi memperlihatkan unsur-unsur kebudayaan India sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa bangsa India telah

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMA/MA. : Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Mata Pelajaran : Sejarah Kelas/Semester : XI/1 Standar Kompetensi : 1. Menganalisis Perjalanan Bangsa Indonesia pada Masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia

1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia 1. Bukti-Bukti Masuknya Islam di Indonesia Diperkirakan pengaruh Islam masuk ke Indonesia lebih awal daripada yang diduga banyak orang. Orang-orang gujaat lebih awal menerima pengaruh Islam dan mereka

Lebih terperinci

DOKUMEN PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2013/2014. Mata Kuliah : Sejarah Indonesia 1. Nomor Dokumen : Garis-garis Besar Program Perkuliahan (GBPP)

DOKUMEN PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2013/2014. Mata Kuliah : Sejarah Indonesia 1. Nomor Dokumen : Garis-garis Besar Program Perkuliahan (GBPP) DOKUMEN PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL 2013/2014 Mata Kuliah : Sejarah Indonesia 1 Sks : 3 sks (3-0) Program Studi Dosen Pengampu : Pendidikan Sejarah : Dra. Sumiyatun, M.Pd Nomor Dokumen :... 1. Garis-garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang mempunyai beragam suku, agama dan budaya, ada sekitar 1.340 suku bangsa di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Agama memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan. Banyak bangunan-bangunan megah yang sengaja dibangun oleh tangan-tangan manusia sebagai wujud berdiamnya Allah di

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada :

KATA PENGANTAR. Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada : KATA PENGANTAR Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas sejarah yang berjudul Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau

BAB I PENDAHULUAN. sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan masyarakat masa lampau merupakan catatan sejarah yang sangat penting dan berharga. Kebudayaan tersebut dapat menjadi pedoman atau pegangan hidup bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat yang berkembang sesuai dengan lingkungannya. Karya

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat yang berkembang sesuai dengan lingkungannya. Karya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang disebut karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berkembangnya Islam di Nusantara tidak lepas dari faktor kemunduran kerajaan-kerajaan Hindu di Indonesia, sehingga kemudian jalur perdagangan berpindah tangan ke para

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Novia Kencana, S.IP, MPA

PENDIDIKAN PANCASILA. Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Novia Kencana, S.IP, MPA PENDIDIKAN PANCASILA Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Novia Kencana, S.IP, MPA novia.kencana@gmail.com Pengantar Secara epistomologis dan pertanggung jawaban ilmiah,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan menjadi topik penelitian. Dimana dalam penelitian ini akan dicari konsep-konsep yang dapat

Lebih terperinci

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk Proses perumusan materi Pancasila secara formal dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agama Hindu merupakan agama tertua didunia dan masih ada hingga saat ini. Agama Hindu merupakan agama yang mempercayai banyak dewa dan dewi yang tersebar menurut fungsinya

Lebih terperinci

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat :

Setelah selesai kegiatan pembelajaran, siswa dapat : RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SMP / MTs :.. Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas/Semester : VII/2 Alokasi waktu : 8 x 40 menit ( 4 pertemuan) A. Standar Kompetensi 5. Memahami perkembangan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang

Bab 1. Pendahuluan. menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Negara Jepang merupakan salah satu negara maju dan modern di kawasan Asia yang menjadi pemimpin bagi negara-negara lain di sekitarnya dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam MODUL PERKULIAHAN Pendidikan Agama Islam Islam Di Indonesia Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Ekonomi dan Bisnis Manajemen 04 10230 Lestiyani Inayah, SAg Abstract Dalam bab ini kita

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pulau Bangka merupakan pulau kecil di sebelah selatan Sumatra. Pulau ini sudah terkenal sejak abad ke-6. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan prasasti

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara BAB V KESIMPULAN Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara merupakan salah satu tempat tujuan maupun persinggahan bagi kapal-kapal dagang dari berbagai negara di dunia. Nusantara

Lebih terperinci

BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia

BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI. 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia BAB III MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA JALUR ISLAMISASI 3.1 Proses Islamisasi dan Perkembangan Islam di Indonesia Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia terdapat beraneka ragam suku bangsa,

Lebih terperinci

3. Kehidupan ekonomi kerajaan Kalingga :

3. Kehidupan ekonomi kerajaan Kalingga : Kerajaan Kalingga 1. Sejarah kerajaan Kalingga dimulai pada abad ke-6 dan merupakan sebuah kerajaan dengan gaya India yang terletak di pesisir utara Jawa Tengah. Belum diketahui secara pasti dimana pusat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. mereka yang menganut agama Hindu yang berdomisili di Banjarmasin mengenai

BAB IV ANALISIS. mereka yang menganut agama Hindu yang berdomisili di Banjarmasin mengenai BAB IV ANALISIS Setelah melakukan penelitian secara langsung kepada para reponden, yaitu mereka yang menganut agama Hindu yang berdomisili di Banjarmasin mengenai konsep Catur Warna dalam agama Hindu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Agama Buddha tidak pernah bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan keberagaman, di mana negara ini terdiri dari berbagai suku yang memiliki bahasa, budaya, bahkan kepercayaan (agama)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMAN 1 Singosari : Sejarah Peminatan : XI IPS/Ganjil : Kerajaan-Kerajaan Besar Indonesia pada Masa

Lebih terperinci

Bahagian A. (40 markah) Jawab semua soalan

Bahagian A. (40 markah) Jawab semua soalan Bahagian A (40 markah) Jawab semua 1. Kerajaan yang muncul dalam tamadun awal Asia Tenggara boleh dibahagikan kepada kerajaan agraria dan kerajaan maritim. a) Apakah yang dimaksudkan dengan kerajaan agraria?

Lebih terperinci

Kerajaan Sriwijaya. 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya. 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusanatara. Dalam bahasa sansekerta, Sri berarti kemenangan atau

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa skripsi ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Jika

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 7. INDONESIA MASA ISLAMLATIHAN SOAL BAB 7 1. Masuknya Islam ke Indonesia berasal dari Persia. Hal ini diperkuat dengan adanya... Bukti arkeologis tentang makam Sultan

Lebih terperinci

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM

INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM INTERAKSI LOKAL - HINDU BUDDHA - ISLAM AKULTURASI : menerima unsur baru tapi tetap mempertahankan kebudayaan aslinya jadi budaya campuran ASIMILASI : pernggabungan kebudayaan lokal dan unsur baru tapi

Lebih terperinci

BAB II KERAJAAN KUTAI DI KALIMANTAN TIMUR. Indonesia, yang muncul pada abad ke-5 Masehi atau ± 400 Masehi. Kerajaan ini

BAB II KERAJAAN KUTAI DI KALIMANTAN TIMUR. Indonesia, yang muncul pada abad ke-5 Masehi atau ± 400 Masehi. Kerajaan ini BAB II KERAJAAN KUTAI DI KALIMANTAN TIMUR A. Kerajaan Kutai Mulawarman Kerajaan Kutai Mulawarman adalah salah satu kerajaan yang tertuan di Indonesia, yang muncul pada abad ke-5 Masehi atau ± 400 Masehi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum wr.wb

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum wr.wb Assalamualaikum wr.wb KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat, taufik serta hidayah-nya telah terselesaikan tugas sejarah kami tentang Kerajaan

Lebih terperinci

Tugas Antropologi Politik Review buku : Negara Teater : Clifford Geertz : Isnan Amaludin : 08/275209/PSA/1973

Tugas Antropologi Politik Review buku : Negara Teater : Clifford Geertz : Isnan Amaludin : 08/275209/PSA/1973 Tugas Antropologi Politik Review buku : Negara Teater Penulis : Clifford Geertz Oleh : Isnan Amaludin NIM : 08/275209/PSA/1973 Prodi : S2 Sejarah Geertz sepertinya tertarik pada Bali karena menjadi suaka

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi

BAB I Pendahuluan. 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi 1 BAB I Pendahuluan 1.1 Multimedia Interaktif Flash Flip Book Pakaian Adat Betawi Republik Indonesia disingkat RI atau Indonesia adalah negara di Asia Tenggara, yang dilintasi garis khatulistiwa dan berada

Lebih terperinci

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Modul ke: FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Fungsi Bahasa Secara Umum Bahasa Negara dan Bahasa Nasional Keunggulan Bahasa Indonesia Fakultas.. Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd. Program Studi. www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I

LAMPIRAN 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I LAMPIRAN 67 LAMPIRAN 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 68 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SD Negeri Kutowinangun 04 Mata Pelajaran : IPS Kelas : 5 (lima) Semester :

Lebih terperinci

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Mataram Kuno Kerajaan Mataram Kuno KELOMPOK 4 : ADI AYU RANI DEYDRA BELLA A. GHANA N.P. PUSAKHA S.W.Q (01) (Notulen) (08) (Moderator) (11) (Anggota) (20) (Ketua) Kerajaan Mataram (Hindu-Buddha), sering disebut dengan

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

MODUL PERKULIAHAN. Sejarah Desain. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh MODUL PERKULIAHAN Sejarah Seni Rupa Prasejarah Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Teknik Perencanaan & Desain Desain Produk 01 Kode MK Abstract Seni rupa dapat dikatakan sebagai

Lebih terperinci

BAB VII RAGAM SIMPUL

BAB VII RAGAM SIMPUL BAB VII RAGAM SIMPUL Komunitas India merupakan bagian dari masyarakat Indonesia sejak awal abad Masehi. Mereka datang ke Indonesia melalui rute perdagangan India-Cina dengan tujuan untuk mencari kekayaan,

Lebih terperinci

Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia

Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia BUDAYA VERBAL MENUJU BUDAYA TULIS Novi Resmini Universitas Pendidikan Indonesia Tradisi Lisan dan Tradisi Tulis Pada awalnya, semua masyarakat adalah masyarakat tradisional. Budayanya adalah budaya lisan,

Lebih terperinci

PERADABAN MESOPOTAMIA

PERADABAN MESOPOTAMIA PERADABAN MESOPOTAMIA 1. Keadaan Gegrafis Mesopotamia adalah daerah Irak yang terletak di antara Sungai Tigris dan Eufrat Daerah ini sangat ideal untuk pemukiman penduduk karena kebutuhan air selalu terpenuhi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra tradisional yang tersimpan dalam naskah lontar banyak dijumpai di masyarakat. Karya sastra ini mengandung banyak nilai dan persoalan yang berhubungan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI 1 PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 01 TAHUN 2010 TENTANG LAMBANG DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPULAUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Jawa kaya akan peninggalan-peninggalan purbakala, di antaranya ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini tersebar di

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. internasional, adanya kontrol terhadap labour dan hasil tanah serta sudah memilki

I. PENDAHULUAN. internasional, adanya kontrol terhadap labour dan hasil tanah serta sudah memilki 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nusantara adalah sebuah wilayah yang telah berkembang menjadi wilayah perdagangan internasional, karena sudah memiliki perniagaan regional dan internasional, adanya kontrol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang

BAB I PENDAHULUAN. pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap negara memiliki beragam norma, 1 moral, 2 dan etika 3 yang menjadi pedoman hidup sehari-hari. Keberagaman tersebut memiliki ciri khas yang berbeda-beda

Lebih terperinci

ASEAN DAN KERJASAMA EKONOMI REGIONAL. [Dewi Triwahyuni]

ASEAN DAN KERJASAMA EKONOMI REGIONAL. [Dewi Triwahyuni] ASEAN DAN KERJASAMA EKONOMI REGIONAL [Dewi Triwahyuni] FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KERJASAMA DI ASIA TENGGARA Setiap negara butuh hubungan dan kerja sama dengan negara lain dalam berbagai hal. Sebagai contoh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan peradaban manusia tidak pernah terlepas dari apa yang disebut karya sastra. Karya sastra merupakan hasil ide atau pemikiran dari anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar. di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan budaya Indonesia. Daerah penghasil batik banyak terdapat di pulau Jawa dan tersebar di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL SEJARAH KELAS X TAHUN 2011

KISI-KISI SOAL SEJARAH KELAS X TAHUN 2011 KISI-KISI SOAL SEJARAH KELAS X TAHUN 2011 No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 1. Menganalisis peradaban dan dunia Menganalisis kehidupan awal masyarakat X/2 Kehidupan awal masyarakat Siswa dapat mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara maritim atau kepulauan terbesar didunia dengan 70% wilayahnya terdiri atas laut. Sehingga banyak pulau-pulau yang ada di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti, dan gambaran kehidupan orang Hindu. Agama ini juga

BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti, dan gambaran kehidupan orang Hindu. Agama ini juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Hindu adalah agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk India. Agama ini dinamakan Hindu, karena di dalamnya mengandung adatistiadat, budi pekerti,

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA 03 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SUPRIYADI, M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pulau Sumatera atau yang dahulu dikenal dengan nama Pulau Swarnadwipa merupakan pulau terbesar keenam di dunia yang memanjang dari 6 0 Lintang Utara hingga

Lebih terperinci

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 1. Sejarah Sunda Kata Sunda artinya Bagus/ Baik/ Putih/ Bersih/ Cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmiah tentang peninggalan masa lalu manusia. Di dalam ilmu arkeologi terdapat subsub

BAB I PENDAHULUAN. ilmiah tentang peninggalan masa lalu manusia. Di dalam ilmu arkeologi terdapat subsub BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Rekonstruksi kehidupan masa lalu manusia merupakan pekerjaan yang tidak putus bagi akademisi dan peneliti dari disiplin arkeologi. Arkeologi melakukan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P )

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( R P P ) Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Depok Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas /Semester : VIII / 1 Standar Kompetensi : 1. Memahami permasalahan sosial berkaitan

Lebih terperinci

Mencari jawaban terhadap beberapa pertanyaan tentang keislaman. Testimoni di Mesjid Attin Triharyo Soesilo September 2007

Mencari jawaban terhadap beberapa pertanyaan tentang keislaman. Testimoni di Mesjid Attin Triharyo Soesilo September 2007 Mencari jawaban terhadap beberapa pertanyaan tentang keislaman Testimoni di Mesjid Attin Triharyo Soesilo September 2007 Penyebaran Agama Islam Pertanyaan-pertanyaan saya sejak kecil Kenapa agama Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesenian merupakan salah satu bentuk kebudayaan manusia. Setiap daerah mempunyai kesenian yang disesuaikan dengan adat istiadat dan budaya setempat. Jawa Barat terdiri

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suku bangsa yang secara bersama-sama mewujudkan diri sebagai

I. PENDAHULUAN. suku bangsa yang secara bersama-sama mewujudkan diri sebagai 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah masyarakat yang terdiri atas masyarakatmasyarakat suku bangsa yang secara bersama-sama mewujudkan diri sebagai satu bangsa atau nasion (nation),

Lebih terperinci