BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Iklan Iklan merupakan salah satu bentuk khusus komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran, iklan menjadi media komunikasi yang sangat efektif untuk digunakan sebagai alat penghubung antara produsen dan konsumen. Produsen sering menggunakan iklan sebagai alat untuk menawarkan atau mempromosikan produk-produknya. Sesuai pendapat Jefkins (1997:15) menjelaskan bahwa, periklanan merupakan cara menjual melalui penyebaran informasi. Dengan demikian, periklanan merupakan proses komunikasi lanjutan yang membawa para khalayak ke informasi yang penting untuk diketahui. Oleh itu, iklan harus memiliki daya tarik yang mampu membujuk khalayak ramai agar konsumen tertarik untuk memilih dan membeli. Menurut Morissan (2014:17), iklan juga diartikan sebagai salah satu wujud ragam bahasa, karena iklan merupakan bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, atau ide yang dibayar oleh sponsor yang diketahui. Iklan mengandung daya informatif persuasif karena memilih kata-kata yang dimengerti oleh khalayak pembaca. Di samping memiliki daya informatif persuasif, iklan juga mempunyai sifat khas yang menjadi karakteristiknya, yaitu singkat, padat, sederhana, netral, dan menarik. Maka dapat dijelaskan bahwa iklan merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menarik perhatian calon konsumen dalam menawarkan produk-produk suatu perusahaan dengan tampilan gambar dan kata-kata yang menarik yang termuat dalam media elektronik maupun media cetak. 10

2 11 Iklan dapat juga diartikan sebagai informasi yang dapat mempengaruhi khalayak. Menurut Kertamukti( 2016:64), iklan merupakan sebuah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditunjukkan kepada masyarakat lewat suatu media, sebagai salah satu alat mengkonstruksi sebuah gaya hidup karena iklan dianggap sangat efektif dalam mempengaruhi presepsi orang. Dengan demikian, iklan memiliki kemampuan untuk mengubah tindakan atau perilaku konsumen karena produk yang ditawarkan. Selain sebagai bentuk informasi iklan juga bersifat mempengaruhi orang, karena itu iklan mampu mengubah pola-pikir atau psikologis seseorang terhadap sebuah produk yang diiklankan sehingga tertarik untuk membelinya. Fungsi iklan secara keseluruhan dapat menunjang penjualan produk dalam jangka pedek maupun panjang dan mampu memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat dengan sangat mudah dan cepat. Iklan merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menarik perhatian calon konsumen dalam menawarkan produk-produk suatu perusahaan dengan tampilan gambar dan kata-kata yang menarik yang termuat dalam media elektronik maupun media cetak. Saat ini telah banyak iklan yang sudah dihasilkan dengan berbagai jenis produk. Oleh karena itu, komunikasi antara konsumen dan produsen pun dapat berjalan dengan lancar meskipun tidak bertemu secara langsung. Konsumen merasakan kepuasan terhadap produk yang ditawarkan, begitu sebaliknya produsen merasa senang karena produk yang dihasilkan diterima di tengah-tengah masyarakat.

3 Iklan Internet Terkait dengan ragam iklan yang cukup banyak, maka iklan internet merupakan salah satu jenis media iklan yang banyak digunakan dalam sebuah periklanan. Internet saat ini tidak lepas dari gaya hidup masyarakat, karena di manapun dan siapapun dapat menggunakannya tanpa adanya batas waktu. Iklan internet merupakan media penyebaran informasi untuk menjalin hubungan dengan pelanggan dan konsumen secara mudah, sebagai membangun perserpsi produk dan mendukung fungsi penjualan. Internet telah menjadi media yang diperhitungkan untuk periklanan. Menurut Morissan (2010:301) menjelaskan bahwa, iklan online merupakan metode iklan yang menyajikan isinya di web site internet, untuk media promosi dan komunikasi supaya memudahkan serta menguntungkan bagi pengelola iklan dan konsumen. Pada saat ini, komunikasi yang menggunakan internet mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, pengguna internet semakin hari mengalami peningkatan karena jangkauan internet yang mendunia. Sehingga penyebaran informasi melalui internet akan mudah dan cepat diterima oleh masyarakat. Oleh karena itu, internet merupakan tempat atau media yang cocok digunakan dalam sebuah pemasaran suatu produk secara langsung dan cepat. Ada beberapa aspek yang menyebabkan penggunaan internet lebih disukai dalam era periklanan sekarang yaitu selain tidak terbatas ruang, waktu, dan pengguna. Internet bisa diakses dengan mudah selama 24 jam, karena di saat media lain sudah tidak daring maka situs-situs internet masih bisa dikunjungi pengguna. Internet juga memiliki jangkauan area secara global yang tersebar di seluruh dunia. Dengan menggunakan media internet pengiklan juga dapat

4 13 meningkatkan efektivitas iklan karena hanya calon membeli saja yang benar-benar berminat untuk membolak-balik halaman atau situs iklan di internet (Kertamukti, 2015:66). Kemampuan teknologi periklanan seperti iklan internet yang memiliki banyak kemudahan dan keuntungan. Iklan internet yang menggunakan metode daring, hal ini merupakan upaya teknologi digital yang terus berkembang dan diminati masyarakat, sehingga memudahkan masyarakat untuk mencari iklan sewaktu-waktu, seperti iklan yang ada di situs Youtube. Menurut Baskoro (2009:58), Youtube dapat didenfinisikan sebagai situs video yang menyediakan berbagai informasi berupa gambar bergerak dan bersuara. Situs ini memang disediakan bagi mereka yang ingin melakukan pencarian informasi video dan menontonnya langsung, serta dapat mengunggah maupun mengunduh video server Youtube. Pengunaan Youtube saat ini tidak hanya sebagai tempat untuk membagikan video saja, akan tetapi digunakan sebagai media periklanan untuk mempromosikan suatu produk yang mudah dijangkau oleh semua khalayak. Periklanan dalam Youtube dapat diakses kapan saja dan di mana saja sesuai dengan keinginan pengguna iklan Struktur Iklan Sebuah periklanan atau wacana iklan sudah tentu memiliki struktur untuk membentuk iklan menjadi lebih sempurna. Berkenaan dengan struktur wacana Bolen (dalam Rani dkk, 2004:67) menyatakan bahwa struktur wacana iklan dapat dilihat dari proposisinya. Struktur iklan tersebut mempunyai tiga unsur pembentuk yaitu butir utama iklan, badan iklan, dan penutup.

5 14 Butir utama iklan bertujuan untuk menarik perhatian, maka dibutuhkan pesan-pesan iklan yang menarik dan penting sehingga membuat perhatian calon konsumen menjadi tertarik. Tujuan pada butir utama ini terdapat lima proposisi dalam menarik perhatian konsumen yang meliputi, proposisi yang menekankan keuntungan calon konsumen. Proposisi ini lebih menekankan keuntungan calon yang sering dimanfaatkan sebagai alat untuk memancing perhatian konsumen. Keuntungan apa yang di dapat calon konsumen apabila membeli produk yang ditawarkan. Proposisi yang membangkitkan rasa ingin tahu pada para calon konsumen. Proposisi dalam hal ini, iklan merupakan pernyataan yang mampu mengandung perhatian konsumen, sehingga para calon pembeli terbujuk oleh wacana iklan tersebut dan mampu membangkitkan pertanyaan dalam dirinya untuk mengetahui informasi lainnya. Proposisi berupa pertanyaan yang menuntut perhatian lebih. Proposisi ini berupa pertanyaan yang sering menarik perhatian lebih jika pertanyaan itu sesuai dengan masalah yang dialami konsumennya. Pertanyaan tersebut bisa menarik perhatian calon konsumen secara efektif, hal ini disebabkan karena keseluruhan iklan diharapkan dapat menjawab pertanyaan yang dibutuhkan konsumen. Proposisi yang memberi komando atau perintah kepada calon konsumen. Proposisi yang memberikan komando atau perintah ini merupakan kegiatan yang digunakan dalam sebuah periklanan untuk membuat para calon konsumen terpengaruh ketika melihat iklan, yang mana calon konsumen mampu mengikuti apa yang disampaikan iklan tersebut. Proposisi yang menarik perhatian konsumen khusus, di mana dalam proposisi ini lebih menekankan jika iklan mampu menarik

6 15 perhatian konsumen atau sasaran khusus yang dimanfaatkan untuk menarik perhatian awal komunikasi. Sasaran khusus tersebut ditunjukan kepada untuk konsumen tertentu. Tujuan kedua, setelah menarik perhatian adalah menarik minat dan kesadaran calon konsumen. Berdasarkan motif calon konsumen dalam membeli sesuatu, yaitu motif emosional dan motif rasional, diwadahi dalam bagian badan iklan.wacana iklan hendaknya mengandung alasan objektif (rasional) dan alasan subjektif (emosional) (Rani dkk, 2004:73). Terdapat beberapa proposisi seperti, Proposisi alasan subjektif, alasana subjektif yang ditampilkan pada bagian badan wacana iklan keseluruhan alasan yang dikemukakan berupa hal-hal yang dapat mengajak emosi calon konsumen. Proposisi alasan objektif, bentuk alasan objektif yang ditampilkan pada bagian badan iklan berupa informasi yang dapat diterima oleh nalar calon konsumen. Tujuan ketiga, dalam wacana iklan adalah mengubah tindakan tertentu pada diri konsumen. Hal ini terdapat pada bagian penutup iklan. Dalam mengembangkan bagian penutup iklan, terdapat dua hal yang perlu dipertimbangkan yaitu pendekatan penjualan. Pendekatan penjualan yang dapat digunakan untuk mengakhiri bagian iklan adalah dengan cara keras atau dengan cara lemah. Pengembangan bagian penutup wacana iklan pada umumnya dapat diklasifikasikan ke dalam pengembangan dengan teknik lunak, pada bagian penutup wacana iklan yang dikembangakan dengan teknik lunak mempunyai proposisi yang sifatnya menekankan atau menegaskan informasi yang telah disampaikan pada bagian badan iklan. Teknik ini bertujuan untuk mengubah

7 16 tindakan calon konsumen yang tidak mendesak sifatnya. Cara ini dimaksudkan agar calon konsumen mengingat nama suatu produk dan diharapkan membelinya pada kesempatan berikutnya. Pengembanan dengan teknik keras, pendekatan penjualan dengan cara keras adalah dengan cara pengiklanan menuntut calon konsumen untuk bertindak secara cepat, misalnya Dapatkan segera, persediaan terbatas. Bentuk-bentuk tersebut dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen supaya segera membeli karena adanya batas waktu Fungsi Periklanan Fungsi periklanan menurut Lee dan Carla Johnson (2007:10-11), menjelaskan bahwa periklanan berfungsi sebagai informasi yang memberitahu konsumen tentang suatu produk dan tempat penjualannya. Iklan berfungsi sebagai persuasif yang mencoba membujuk para konsumen untuk membeli yang ditawarkan atau mengubah perilaku dan sikapnya supaya teratrik. Sebuah periklanan juga menjalankan fungsi pengingat yang bertujuan untuk mengingatkan konsumen secara terus menerus tentang suatu produk sehingga membuat konsumen terpengaruh untuk membelinya tanpa memperdulikan merek lain yang diiklankan. Dengan demikian, karakteristik iklan dapat dilihat dari fungsinya yaitu bahasa yang persuasif dan informatif. Bahasa iklan lebih menonjolkan kalimatkalimat yang membujuk, mempengaruhi, dan menarik yang mampu memberikan informasi kepada konsumen. Selain itu ciri-ciri bahasa iklan juga bersifat hiperbola atau melebih-lebihkan. Bisa dilihat pengunaan bahasa dalam kalimat iklan selalu menggunakan kata-kata yang menarik yang membuat para calon konsumen menjadi terpengaruh.

8 Hakikat Persuasif Persuasi diambil dari istilah bahasa inggris persuasion, yang berarti bujukan atau rayuan. Ada beberapa pendapat mengenai definisi persuasi. Menurut Sunarjo (1983:30), persuasi merupakan suatu cara yang digunakan untuk mempengaruhi manusia dengan menfaatkan atau menggunakan data dan fakta sebagai bukti pendukung untuk komunikan yang hendak dipengaruhi. Persuasi bertujuan untuk mengubah pikiran orang lain dan berusaha agar orang lain dapat menerima dan melakukan sesuatu yang pembicara atau penulis inginkan karena adanya keterangan yang nyata atau jelas sehinnga sesorang tidak merasa ragu. Darma (2014:27) mengungkapkan bahwa, persuasi merupakan ragam wacana yang ditunjukan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat pembaca mengenai suatu hal yang disampaikan penulisnya. Maka dari itu wacana persuasi bertujuan mempengaruhi pembaca untuk berbuat sesuatu untuk menyakinkan pembaca sehingga pembaca bersedia melaksanakan ajakan yang diharapkan penulisnya.wacana persuasi adalah wacana yang berisi paparan untuk memperdaya atau membujuk agar membangkitkan ketergiuran pembaca untuk menyakini dan menuruti himbauan dari penulis. Tidak hanya sebagai bujukan seseorang, menurut Abdul Rani, dkk (2004:42) menyatakan bahwa wacana persuasif bertujuan mempengaruhi mitra tutur untuk melakukan tindakan sesuai yang diharapkan penuturnya. Wacana persuasi kadang menggunakan alasan yang tidak rasional. Sebagai contohnya wacana persuasi banyak dijumpai melalui kanpanye dan iklan. Pada wacana persuasi ini, khususnya wacana iklan sebagai pengirim pesan hendak mengajak berkomunikasi para calon konsumen atau pemakai semenarik mungkin sehingga

9 18 mampu memikat perhatian khalayak. Oleh karena itu, wacana persuasi yaitu membujuk dan mempengaruhi para konsumen agar tertarik dan membeli produk yang diiklankan. Pada dasarnya persuasi merupakan suatu bentuk wacana yang berusaha memanfaatkan aspek-aspek psikologis untuk mempengaruhi pembaca. Pendekatan yang dipakai dalam persuasi adalah pendekatan emosional, maka pembaca memiliki rasa ingin tahu dan terpengaruh dengan ajakan-ajakan yang ditawarkan. Oleh karena itu, struktur wacana persuasi kadang-kadang sama dengan wacana argumentasi, tetapi diksinya saja yang berbeda. Diksi dalam wacana argumentasi mencari efek tanggapan penalaran, akan tetapi diksi persuasi mencari efek tanggapan emosional. Untuk menyusun wacana persuasi yang efektif diperlukan kemampuan menciptakan persuasi, yaitu kemampuan menfaatkan beberapa aspek dalam kebahasaan seperti bahasa yang digunakan sangat menarik dengan menggunakan bahasa hiperbola, nada yang digunakan dalam wacana persuasi sebaiknya tidak monoton, sehingga para pembaca tidak jenuh, detail dalam wacana persuasi harus benar-benar jelas meskipun makna yang dikandung tersembunyi. Detail di sini menjelaskan bahasa atau diksi yang digunakan jelas dan singkat. Adapun ciri-ciri wacana persuasi dalam sebuah kalimat yaitu, menggunakan bahasa yang emotif, bahasa emotif bukanlah suatu bahasa yang membuat orang emosi karena marah, tetapi bagaimana seseorang merasakan sesuatu perasaan yang datang dari hati untuk melakukan sesuatu. Bahasa emotif juga membuat seseorang penasaran terhadap sesuatu untuk bisa mengalami atau terlibat di dalamnya. Menggunakan struktur kalimat yang unik maksudnya adalah struktur kalimat yang

10 19 cenderung membuat para pembaca menikmati dan mudah mengerti, serta terkesan ketika para pembaca membaca sebuah tulisan yang menggunakan bahasa persuasi dan struktur kalimat yang mudah dimengerti. Salah satu bahasa persuasif bisa dlihat dari pilihan katanya atau diksi. Bahasa persuasif selalu menggunakan kata-kata yang menarik, padat, jelas, dan mudah dimengerti atau diingat. Diksi yang digunakan dalam sebuah bahasa iklan sudah tentu memiliki karakteristik tersendiri untuk digunakan. Misalnya diksi yang digunakan untuk jargon atau motto sebuah iklan. 2.3 Hakikat Diksi Diksi bisa dikatakan pilihan kata, yang mana pilihan kata itu mencangkup tentang kata-kata untuk menyampaikan suatu gagasan secara tepat dengan kemampuan membedakan makna yang sesuai, sehingga menghindari kesalahpahaman pembaca bahasa komunikasi sehari-hari. Pilihan kata ini digunakan baik dalam dunia karangmengarang maupun dalam dunia tutur setiap hari. Terdapat beberapa pengertian mengenai diksi yang digunakan dalam berkomunikasi. Diksi sebenarnya membuat pembaca atau pendengar mudah dalam memahami tentang apa yang disampaikan oleh penulis dan pembicara. Adanya pilihan kata, maka seseorang akan mencapai target komunikasi yang efektif, melambangkan gagasan yang diekspresikan secara verbal, membentuk gaya ekspresi gagasan yang tepat sehingga menyenangkan pendengar atau pembaca. Diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata yang lebih luas dari apa yang dipantulkan oleh jalinan kata-kata itu. Istilah ini bukan saja dipergunakan untuk menyatakan kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu idea tau gagasan, tetapi juga,meliputi persoalan fraselogi, gaya bahasa, dan ungkapan (Keraf, 1984:22-24)

11 20 Diksi menurut Putrayasa (2014: 10) merupakan, pemilihan kata yang membahas tentang penggunaan kata terutama pada kejelasan arti dan keefektifan yang tepat dalam penyusunan kalimat. Pilihan kata biasanya digunakan untuk mendapatkan makna yang berbeda dan lebih menarik untuk dibaca atau didengar. Diksi juga memiliki beberapa aspek dalam sebuah kajiannya, yaitu bentuk diksi, makna, dan fungsi. Dalam hal ini, diksi lebih membahas tentang kata yang digunakan dalam sebuah wacana iklan yang menunjukan bagaimana diksi sangat berpengaruh untuk bahasa iklan. 2.4 Bentuk Diksi Bentuk sebuah diksi persuasif dalam wacana iklan lebih mengarah kepada kata dan istilah yang ada di kalimatnya. Jenis kata yang digunakan yaitu berupa pilihan kata yang mempengaruhi, membujuk, dan menarik pendengar. Diksi dalam sebuah iklan juga terdapat kata, frasa, kalimat yang dapat mempersuasif. Kata merupakan satuan bahasa terkecil dalam tataran sintaksis, kata dikategorikan menjadi nomina, verba, dan adjektiva. Nonima merupakan kata benda seperti nama seseorang, tempat, atau benda contohnya guru, meja, kucing. Verba adalah kata kerja yang menyatakan tindakan yang memiliki fungsi sebagai predikat dan mengandung makna perbuatan, proses, atau keadaan, contohnya pencuri itu lari, mereka sedang membeli minuman. Adjektiva ialah kata sifat yang memberikan keterangan khusus tentang sesuatu yang dinyatakan kalimat. keterangan yang dimaksud dapat mengungkapkan suatu kualitas atau keanggotaan dalam golongan, contohnya baju merah, orang itu sangat kuat, dan mobil tua yang murah.

12 21 Pengertian frasa atau frase dapat dijelaskan sebagai kelompok kata yang terdiri dari dua kata atau lebih. Menurut Ramlan (dalam Suhardi, 2013:19), frasa adalah satuan gramatikal yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi unsur klausa. Batas fungsi yang dimaksud yaitu adanya fungsi subjek, predikat, objek, pelengkap atau keterangan. Frasa dapat disebut juga sebagai penggabungan kata yang sesuai sehingga memiliki arti yang bisa dipahami dan tidak melewati batas fungsi yang ditentukan, jika melewati batas tersebut maka tidak termasuk frasa melainkan klausa atau kalimat. Dengan demikian, ciri-ciri frasa ialah terdiri dari dua kata atau lebih, tidak melampaui batas fungsi (SPOK), frasa lebih kecil dari klausa sehingga belum memenuhi syarat sebagai klausa. Contoh: - Akan pergi - Gedung sekolah itu - Kemarin pagi Klausa merupakan satuan dalam sintaksis yang berada di atas satuan frasa dan di bawah satuan kalimat. Menurut Kridalaksana (dalam Putrayasa, 2008:11), klausa adalah satuan gramatikal berupa gabungan kata yang sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat, tetapi dalam hal-hal tertentu klausa dapat terdiri dari satu predikat dengan keterangan. Klausa juga bisa dikatakan sebagai kalimatkalimat yang menjadi bagian dari kalimat majemuk. Dengan demikian, klausa berupa konstruksi kalimat mininal terdiri satu predikat, yang mana predikat ini diikuti oleh subjek, objek, pelengkap, ataupun keterangan. Ciri-ciri sebuah klausa merupakan kelompok kata yang memiliki unsur predikat, dan satu klausa memiliki 1 predikat.

13 22 Contoh: - Ria berangkat ke sekolah S P K - Raminra membeli majalah S P O - Siska menjual laptop bekas di toko komputer S P O K Kalimat secara umum dapat diartikan sebagai satuan bahasa di atas klausa dan di bawah wacana. Menurut Chaer (2009:44), menjelasakah bahwa kalimat merupakan satuan sintaksis yang yang disusun dari konstituen dasar, yang biasanya berupa klausa dan dilengkapi dengan konjungsi bila diperlukan, serta adanya intonasi final. Intonasi final ini merupakan syarat penting yang harus ada dalam pembentukkan sebuah kalimat seperti tanda titik, tanda tanya atau seru. Tanpa intonasi tersebut maka sebuah klausa tidak akan menjadi sebuah kalimat. Ciri-ciri kalimat dapat dilihat dari satuan bahasa yang secara relatif dapat berdiri sendiri, terdiri dari klausa dan memiliki intonasi akhir. Contoh: Ibu membeli sayuran di pasar. Dira membeli komik di Togamas, sedangkan Rara membeli novel di Gramedia. Batasan fungsi dalam sebuah kalimat terdiri atas subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Suhardi (2013:65), menjelaskan bahwa subjek merupakan pelaku perbuatan yang tentangnya diberitakan sesuatu dan menjadi pokok permasalahan. Untuk mengetahui atau menentukan subjek dalam kalimat, dapat dilakukan dengan cara menanyakan siapa atau apa di hadapan predikat. Predikat adalah suatu hal yang dilakukan subjek, di mana menerangkan tentang sesuatu yang dibuat oleh orang atau barang, biasanya predikat terjadi dari kata

14 23 kerja atau keadaan. Oleh sebab itu, predikat dapat diketahui dengan menggunakan kata tanya mengapa atau bagaimana. Objek merupakan bagian terdekat dengan predikat, yang dapat dilihat dari jenis predikat yang melengkapinya dan ciri objek itu sendiri. Objek berwujud frasa nominal atau klausa, berada langsung di belakang predikat, menjadi subjek akibat pemasifan kalimat, dan dapat diganti dengan pronomina-nya. Objek dan pelengkap dalam sebuah kalimat sering dicampuradukkan pengertiannya. Apabila unsur yang membangun kalimat dapat diputarbalikan, maka dalam kalimat tersebut hanya terdapat objek. Akan tetapi, jika tidak dapat diputarbalikkan maka mengandung pelengkap. Ciri-ciri sebuah pelengkap dalam kalimat berupa frasa nominal,verbal, frasa ajektiva, berada langsung di belakang predikat jika tidak ada objek, tidak dapat menjadi subjek seperti objek. Keterangan dalam sebuah kalimat merupakan unsur yang terjauh dari predikat, yang mana bersifat manasuka. Keterangan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis seperti keterangan waktu, tempat, alat, dan sebagainya. 2.5 Makna Diksi Makna berhubungan antara lambang bunyi dengan subsistemnya yang berkaitan dengan semantik. Menurut Saussure (dalam Caher, 2002:29), menjelaskan konsep makna sebagai tanda bunyi yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan. Jadi bisa dikatakan makna adalah pengertian atau konsep yang dimiliki pada tanda linguistik. Tanda linguistik adalah leksem, yang diartikan sebagai kata atau frase yang merupakan satuan makna.

15 24 Makna merupakan satuan kata sebuah bahasa yang mengandung dua aspek, yaitu aspek bentuk dan aspek makna. Aspek bentuk merupakan segi yang bisa diterima oleh pancaindria dengan cara mendengar atau melihat, sedangkan makna segi yang menimbulkan reaksi dalam pemikiran pedengar atau pembaca sesuai dengan apa yang dilihat atau didengar. Makna berkaitan dengan ketepatan dan kesesuaian pilihan kata yang digunakan oleh pengirim pesan. Jika pilihan kata yang digunakan tidak tepat, maka sebuah kata dan kalimat pada aspek bentuk akan berbeda makna atau artinya (Keraf, 1984: 25). Pembahasan tentang makna sebenarnya sudah banyak dilakukan oleh para ahli bahasa. Ogden dan Richard (dalam Sudaryat, 2006:19), menggambarkan unsur-unsur tanda yang berhubungan dengan makna ke dalam sebuah segitiga makna. Dijelaskan dalam segitiga tersebut terdapat simbol, pikiran, dan referen. Hubungan antara ketiganya dapat dilihat sebagai berikut. Makna (pikiran/referensi) Lambang (simbol) Acuan (referen) Dari gambar di atas menunjukan bahwa lambang (simbol) dan referensi memiliki hubungan langsung. Referensi dengan acuan (referen) juga memiliki hubungan langsung. Tetapi, simbol dengan referen tidak memiliki hubungan langsung karena keduannya memiliki hubungan yang bersifat arbiter (berubahubah). Oleh karena itu, makna merupakan hubungan antara lambang dan acuannya secara langsung.

16 25 Selaras dengan pendapat Keraf (1984:27), bahwa seseorang yang mengetahui referen tetapi tidak tahu bagaimana mengacunya, berarti ia tidak tahu katanya. Tetapi, jika seseorang mengetahui katanya, namun tidak tahu referenya berarti orang terebut tidak mengetahui maknanya. Oleh sebab itu, apabila mengetahui sebuah kata haruslah memahami kedua aspek bentuk (kata) dan referen (makna) Macam-macam Makna Keraf (1984:28) menyatakan bahwa, pada umumnya makna kata dibedakan berdasarkan sifat makna denotatif dan konotatif. Makna denotatif sering juga disebut sebagai makna kognitif, konseptual, referensial, atau proposisional. Disebut seperti itu, karena makna menunjuk kepada suatu konsep atau ide tertentu yang berhubungan dengan kesadaran, serta berhubungan dengan suatu hal yang dapat diterima oleh panca indria dan kemampuan manusia. Makna ini disebut juga sebagai makna yang berhubungan dengan informasi-informasi yang bersifat faktual atau kenyataan. Menurut Chaer (2002:65), makna denotatif pada dasarnya sama dengan makna referensial, makna konseptual, dan makna leksikal. Makna denotatif ini dapat juga dikatakan sebagai makna yang sesuai dengan hasil observasi menurut penglihatan, penciuman, pendengaran, perasaan, atau pengalaman lainnya. Jadi makna denotatif ini bekaitan dengan informasi-informasi yang faktual atau sesungguhnya. Oleh sebab itu, makna ini sering juga disebut sebagai makna yang sebenarnya sesuai dengan apa yang terjadi. Dengan demikian, makna denotasi adalah makna sebenarnya yang apa adanya sesuai dengan indera manusia. Kata yang mengandung makna denotatif mudah dipahami karena tidak mengandung

17 26 makna yang rancu walaupun masih bersifat umum. Makna yang bersifat umum ini maksudnya adalah makna yang telah diketahui secara jelas oleh semua orang. Menurut Keraf (1984: 29), memaparkan makna konotatif adalah suatu jenis makna yang mana stimulus dan respon mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotasi lebih mengacu pada perasaan seseorang yang menimbulkan perasaan setuju atau tidak setuju. Makna konotasi bisa dikatakan lebih rumit dibandingkan dengan denotatif, karena dalam makna ini menggunakan pilihan kata atau diksi yang lebih bersifat membuat pembaca berfikir dan menjadi emosional. Menurut pendapat Chaer (2002:67), menjelaskan sebuah kata disebut mempunyai makna konotatif apabila kata itu mempunyai nilai rasa, baik positif ataupun negatif. Positif atau negatifnya sebuah kata tergantung referen kata yang digunakan sebagai perlambang. Makna konotatif dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan adanya perluasan atau penyempitan makna yang terjadi dalam perkembangan bahasa. Dengan demikian, makna konotasi sering disebut juga dengan istilah makna kias. Lebih lanjut, makna konotasi dapat dijabarkan sebagai makna yang diberikan pada kata atau kelompok kata sebagai perbandingan agar apa yang dimaksudkan menjadi jelas dan menarik. Di dalam makna konotatif terdapat makna asosiatif dapat diartikan sebagai perlambang yang digunakan oleh suatu masyarakat untuk menyatakan atau mengungkapkan suatu konsep lain. Makna ini berhubungan dengan nilai-nilai moral dan pandangan hidup dalam sebuah lingkungan masyarakat dan berkaitan dengan nilai rasa. Contoh makna asosiatif dapat dilihat lambang melati digunakan sebagai kesucian dan merah sebagai keberanian. Di samping itu, di dalam makna asosiatif ini terdapat makna stilistik, afektif, reflektif, dan kolokatif.

18 27 Makna Stilistika berhubungan dengan gaya pemilihan kata sehubungan dengan adanya peredaan sosial dan bidang kegiatan di dalam masyarakat. Misalnya berbedaan makna kata rumah, pondok, keraton. Makna afektif berkenaan dengan perasaan pembicara pemakai atau pengguna bahasa secara pribadi, baik terhadap lawan bicara atau objek yang yang dibicarakan. Contohnya yaitu, tutup mulut kalian! bentaknya kepada kami. Makna kolokatif berkaitan dengan makna kata yang mempunyai tempat sama dalam sebuah frase. Misalnya gadis itu cantik dan bunga itu indah. Aspek makna yang telah disebutkan di atas menjadi panduan dalam menentukan makna diksi persuasif dalam bahasa periklanan. Jadi dalam bahasa periklanan makna denotatif memberikan informasi yang jelas kepada pendengar atau konsumen tentang kelebihan dan keunggulan produk yang ditawarkan. Makna konotatif lebih ditujukan untuk mendapatkan perhatian konsumen karena memiliki maksud tertentu untuk menarik konsumen. Jadi, makna diksi persuasif adalah pilihan kata yang digunakan oleh pemakai bahasa guna menyampaikan informasi yang sifatnya mempengaruhi, membujuk, maupun menarik seseorang. 2.6 Fungsi Diksi Menurut Chaer dan Leoni (2010:14), bahwa bahasa merupakan alat untuk berinterkasi atau berkomunikasi yang menyampaikan gagasan, pemikiran, konsep, maupun perasaan. Fungsi dari bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan sosial, maka bahasa digunakan untuk menyampaikan maksud seseorang yang ingin diungkapkan atau disampaikan kepada yang lain. Penggunaan bahasa dalam sebuah peristiwa komunikasi tentu saja memiliki fungsi yang berbeda sesuai

19 28 dengan konteksnya. Fungsi bahasa juga digunakan sebagai penyalur informasi, untuk mengekspresikan emosi, dan mempengaruhi orang lain. Fungsi diksi menurut Mansurudin (2010:74), merupakan upaya membantu melambangkan ide atau gagasan yang benar dan tepat, diksi yang tepat mampu menciptakan komunikasi yang baik sehingga mencegah kesalahpahaman dan salah penafsiran dalam sebuah proses komunikasi bahasa. Fungsi diksi juga digunakan untuk membentuk ekspresi atau gagasan yang tepat sehingga membuat para pendengarnya menjadi senang. Dengan demikian, fungsi diksi mampu mencapai proses komunikasi yang efektif karena mudah dipahami oleh pendengar. Fungsi diksi dalam sebuah bahasa periklanan sudah tentu sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pesan yang sifatnya membujuk masyarakat untuk menggunakan produk yang ditawarkan. Selain itu, fungsi diksi dalam sebuah periklanan digunakan untuk memberikan informasi kepada calon kesumen tentang keunggulan atau kelebihan produk iklan. Bahasa dalam perikalanan memiliki peranan penting sebagai salah satu daya tarik iklan, karena diksi yang dipergunakan benar-benar diperhitungkan supaya fungsi diksi mampu menarik konsumen. Djajasudarma (2012:13), menyatakan fungsi bahasa meliputi fungsi ekspresif, fatik, informasional, estetik, dan direktif. Fungsi ekspresif berarti memaparkan atau mengekspresikan keinginan dan perasaan seseorang. Fungsi berupa bentuk bahasa yang digunakan untuk meminta maaf, memohon, dan mengungkapkan apa yang ada dalam diri seseorang. Fungsi fatik merupakan dialog pembuka yang diucapkan pada jenis wacana lisan (pidato), fungsi ini

20 29 melibatkan unsur saluran komunikasi. Fungsi informasional menyangkut pokok masalah dalam komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan, melaporkan, medeskripsikan, dan menjelsakan sesuatu. Fungsi estetik lebih menyangkut unsur pesan sebagai komunikasi, yang berkaitan erat dengan rasa keindahan yang terdapat pada kata, kalimat atay bunyi. Fungsi direktif berhubungan dengan pembaca atau pendengar sebagai penerima pesan secara langsung. Dalam hal ini, fungsi direktif dapat digunakan untuk mempengaruhi orang supaya memberikan keterangan, mengundang, memerintah, memesan, dan mengingatkan. Fungsi-fungsi yang telah dinyatakan oleh Djajasudarma sesuai dengan fungsi diksi persuasi dalam bahasa iklan. Seperti halnya, fungsi informasional yang mana menginformasikan dan menjelaskan kepada calon konsumen tentang hasil, kesediaan/jumlah konsumen, cara yang mudah dalam pembelian/penjualan produk, kualitas bahan. Fungsi direktif dalam diksi persuasif iklan berupa mempengaruhi seseorang supaya tertarik atau tergiur dengan iklan yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam komunikasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilakukan bila tersedia sejumlah kata yang artinya hampir sama atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pilihan kata atau diksi pada dasarnya adalah hasil dari upaya memilih kata tertentu untuk dipakai dalam kalimat, alinea, atau wacana. Pemilihan kata akan dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia. Dengan bahasa seseorang juga dapat menyampaikan pikiran dan perasaan secara tepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh masyarakat umum dengan tujuan berkomunikasi. Dalam ilmu bahasa dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial perlu untuk berinteraksi untuk bisa hidup berdampingan dan saling membantu. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, yang kemudian disebut dengan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi

Lebih terperinci

PEMAKAIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA PADA IKLAN DALAM TABLOID NYATA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

PEMAKAIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA PADA IKLAN DALAM TABLOID NYATA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PEMAKAIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA PADA IKLAN DALAM TABLOID NYATA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia

KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU. Makalah Bahasa Indonesia KELOMPOK 1 Teknik Mesin UB DIKSI DAN KATA BAKU Makalah Bahasa Indonesia KATA PENGANTAR Syukur alhamdulilah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat yang telah di limpahkannya. Sehingga penyusunan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan. Dalam berinteraksi sosial manusia yang satu dengan lainnya akan mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang berbentuk lisan dan tulisan yang dipergunakan oleh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2012: 32),

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2012: 32), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam bersosialisasi. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2012: 32), bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu di dalam kehidupan pasti tidak akan terlepas untuk melakukan komunikasi dengan individu lainnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan. komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk yang selalu melakukan komunikasi, baik itu komunikasi dengan orang-orang yang ada di sekitarnya maupun dengan penciptanya. Saat berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam segala kegiatan seperti pendidikan, keagamaan, perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam segala kegiatan seperti pendidikan, keagamaan, perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada kegiatan manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa muncul dan diperlukan dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan Yang Relevan Pengkajian teori tidak akan terlepas dari kajian pustaka atau studi pustaka karena teori secara nyata dapat dipeoleh melalui studi atau kajian kepustakaan.

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan sebagainya. Bahasa dianggap sebagai sarana yang paling utama dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup bermasyarakat merupakan salah satu sifat manusia. Manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Dalam menjalin interaksi dengan orang lain, manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. karena dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu berhubungan dengan bahasa. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki hubungan yang erat dengan kehidupan. Oleh karena itu, kajian bahasa merupakan suatu kajian yang tidak pernah habis untuk dibicarakan karena dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-

Lebih terperinci

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Nama : Khoirudin A. Fauzi NIM : 1402408313 BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Pada bab terdahulu disebutkan bahwa morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut

Lebih terperinci

Penggunaan bahasa. Tujuan pembelajaran:

Penggunaan bahasa. Tujuan pembelajaran: Penggunaan bahasa Tujuan pembelajaran: "Penggunaan bahasa" fokus pada bagaimana sebuah pengertian dari fungsi-fungsi bahasa itu penting dalam logika. Bahasa adalah sebuah alat yang kompleks, dan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah lambang bunyi yang arbitrer, digunakan masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasikan diri (Kridalaksana, 1993, 21). Batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya tidak pernah terlepas dari komunikasi. Manusia memerlukan bahasa baik secara lisan maupun tertulis sebagai sarana mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai sangat tinggi. Hal ini terlihat dari manfaat bahasa yang dapat digunakan manusia untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia lainnya. Di dalam interaksi tersebut, terjadi adanya proses komunikasi dan penyampaian pesan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat berperan bagi kehidupan manusia. Terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat berperan bagi kehidupan manusia. Terbukti dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan bagi kehidupan manusia. Terbukti dari penggunaannya untuk percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang membuat satu sama lain dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi berfungsi sebagai hubungan antara seseorang dengan orang lain untuk mengetahui hal yang terjadi. Keingintahuan tersebut menyebabkan perlunya berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Secara lahiriah manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan manusia lain. Mereka tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia, yaitu sebagai alat komunikasi, baik komunikasi antar individu yang satu dengan yang lain maupun antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis mengenai wacana kritis relatif masih sedikit dilakukan oleh kalangan ahli bahasa. Hal ini bertolak belakang dengan banyaknya penelitian wacana kritis oleh kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa saling mengerti. Bahasa dan masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Bahasa Indonesia di sekolah merupakan salah satu aspek pengajaran yang sangat penting, mengingat bahwa setiap orang menggunakan bahasa Indonesia

Lebih terperinci

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO

Jurnal SAP Vol. 1 No. 1 Agustus 2016 ISSN: X PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO PENGARUH MINAT MEMBACA DAN PENGUASAAN KOSAKATA TERHADAP KETERAMPILAN BERPIDATO Endang Sulistyaniningsih Program Studi Teknik Informatika, Universitas Indraprasta PGRI Email: esulistyaniningsih@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah masyarakat. Televisi telah lama menjadi bagian hidup yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, baik dalam bidang pendidikan, pemerintahan, maupun dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Keraf (2000:1) bahwa retorika adalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sesuai dengan pendapat yang diutarakan oleh Keraf (2000:1) bahwa retorika adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Retorika adalah penggunaan bahasa dengan baik atau efektif yang harus dipelajari seseorang yang menggunakan bahasa dengan cara yang efektif untuk tujuan tertentu. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS SINTAKSIS Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. A. STRUKTUR SINTAKSIS Untuk memahami struktur sintaksis, terlebih dahulu kita harus Mengetahui fungsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan suatu hal yang sangat penting bagi masyarakat. Dengan bahasa seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain, serta menyampaikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan luar. Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalin hubungan dengan luar. Indonesia adalah alat komunikasi paling penting untuk mempersatukan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Setiap anggota masyarakat selalu terlibat dalam komunikasi, baik berperan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2) BAB I PENDAHULUAN Dalam bab pendahuluan ini akan diuraikan mengenai: (1) latar belakang; (2) fokus masalah; (3) rumusan masalah; (4) tujuan penelitian; (5) manfaat penelitian; dan (6) definisi operasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi mempunyai peranan penting dalam interaksi manusia. Bahasa dapat digunakan manusia untuk menyampaikan ide, gagasan, keinginan, perasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk dari bahasa tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bentuk dari bahasa tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam melakukan komunikasi untuk mendukung proses interaksi. Secara umum bentuk dari bahasa tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan unsur terpenting dalam kehidupan manusia. Hal ini mengajar bahwa bahasa sebagai alat komunikasi. Komunikasi ada hubungan antara individu yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa. (Keraf, 2004: 19). Bahasa dan penggunaannya mencakup aktivitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan bermasyarakat manusia membutuhkan alat komunikasi untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Dalam berkomunikasi diperlukan adanya sarana agar

Lebih terperinci

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI

KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA INTERAKTIF DALAM KOLOM DETEKSI HARIAN JAWA POS EDISI JUNI 2007 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa manusia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa manusia dapat berbicara mengenai apa saja,

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Jenis tindak tutur dalam iklan kampanye

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia tidak terlepas dengan manusia yang lain. Ia selalu berhubungan dengan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Hubungan ini dapat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penggunaan bahasa dalam sastra bukan sekedar paham, tetapi yang penting adalah keberdayaan kata untuk meninggalkan kesan kepada pembaca atau pendengarnya. Dalam

Lebih terperinci

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB SKRIPSI

PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU. DI SITUS WEB  SKRIPSI PEMANFAATAN GAYA BAHASA PADA WACANA SMS LUCU DI SITUS WEB http://ketawa.com/ SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu bentuk perwujutan peradaban dan kebudayaan manusia. Dalam kamus linguistik, bahasa adalah satuan lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA TEKS IKLAN

BAHASA INDONESIA TEKS IKLAN BAHASA INDONESIA Kelas XII Semester V Bab II TEKS IKLAN 1. Konsep Text Iklan Dalam kehidupan sehari-hari, tentu tidak asing dengan hal yang bernama iklan, hampir setiap hari bertemu dengan iklan. Iklan

Lebih terperinci

2015 ANALISIS TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM TEKS IKLAN PADA MAJALAH ONLINE LA GAZETTE DE COTE-D OR EDISI BULAN JANUARI MARET

2015 ANALISIS TINDAK TUTUR IMPERATIF DALAM TEKS IKLAN PADA MAJALAH ONLINE LA GAZETTE DE COTE-D OR EDISI BULAN JANUARI MARET BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu cara manusia untuk menyampaikan pemikiran dan perasaannya. Dalam berkomunikasi, manusia menggunakan bahasa untuk bertutur. Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk unik dalam wacana, sebagai dasar dalam pembahasan teks

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk unik dalam wacana, sebagai dasar dalam pembahasan teks BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bentuk unik dalam wacana, sebagai dasar dalam pembahasan teks sangat diperlukan oleh khalayak masyarakat bahasa dalam komunikasi dengan informasi yang utuh,

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Manusia adalah mahluk sosial yang sempurna dibandingkan dengan mahluk ciptaan lain. Manusia memiliki keinginan atau hasrat untuk memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial dan anggota masyarakat memerlukan bahasa sebagai media komunikasi untuk berinteraksi dengan makhluk lainnya untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

STRUKTUR WACANA IKLAN DALAM MEDIA MASSA (MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK) Herliani, Dakia N. DjoU, Salam

STRUKTUR WACANA IKLAN DALAM MEDIA MASSA (MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK) Herliani, Dakia N. DjoU, Salam 1 STRUKTUR WACANA IKLAN DALAM MEDIA MASSA (MEDIA CETAK DAN ELEKTRONIK) Herliani, Dakia N. DjoU, Salam ABSTRAK Rumusan masalah dalam penelitian ini yakni: Bagaimana stuktur wacana iklan dalam media massa

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Pada bagian ini akan diuraikan secara berturut-turut: simpulan, implikasi, dan saran A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Berikut ini terdapat beberapa penelitian relevan yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang berkaitan dengan karangan argumentasi sebagai berikut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam mempelajari bahasa Inggris terutama yang berkenaan dengan makna yang terkandung dalam setiap unsur suatu bahasa, semantik merupakan ilmu yang menjadi pengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai salah satu alat interaksi sosial. Terdapat dua bahasa yaitu bahasa tulis dan bahasa lisan. Variasi bahasa tulis tidak sedinamis variasi bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

ANALISIS DIKSI PERSUASIF DALAM IKLAN BARANG-BARANG ELEKTRONIK DARING DI YOUTUBE SKRIPSI. Oleh : NINING DESITA RAHAYU NIM

ANALISIS DIKSI PERSUASIF DALAM IKLAN BARANG-BARANG ELEKTRONIK DARING DI YOUTUBE SKRIPSI. Oleh : NINING DESITA RAHAYU NIM ANALISIS DIKSI PERSUASIF DALAM IKLAN BARANG-BARANG ELEKTRONIK DARING DI YOUTUBE SKRIPSI Oleh : NINING DESITA RAHAYU NIM 201210080311058 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN

Lebih terperinci

VARIASI MAJAS DALAM IKLAN ROKOK DI INTENET.

VARIASI MAJAS DALAM IKLAN ROKOK DI INTENET. VARIASI MAJAS DALAM IKLAN ROKOK DI INTENET www.rokokzone.com SKRIPSI Disusun Untuk Mencapai Galar Sarjana SI Jurusan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Disusun oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. gagasan serta apa yang ada dalam pikirannya. Agar komunikasi dapat berlangsung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia selalu melakukan interaksi dengan sesamanya. Interaksi yang terjadi dapat dilaksanakan dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan alat komunikasi yang

Lebih terperinci

M.K SEMANTIK Pertemuan Ke-4 RAGAM MAKNA

M.K SEMANTIK Pertemuan Ke-4 RAGAM MAKNA M.K SEMANTIK Pertemuan Ke-4 RAGAM MAKNA Ragam Makna/Jenis Makna Berdasarkan jenis semantiknya Makna leksikal Makna gramatikal Berdasarkan ada tidaknya referen suatu kata Makna referensial Makna nonreferensial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah alat vital yang dimiliki oleh manusia dalam mengekspresikan segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam menyampaikan dan menerima informasi yang dapat mempengaruhi hidup setiap manusia. Bahasa memegang

Lebih terperinci

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 35 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitian deskriptif adalah penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal atau alat untuk berinteraksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal atau alat untuk berinteraksi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi verbal atau alat untuk berinteraksi yang sangat penting bagi manusia. Kepentingan bahasa itu hampir mencakupi segala bidang

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan (Advertisement) merupakan fenomena pemakaian bahasa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Iklan (Advertisement) merupakan fenomena pemakaian bahasa yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan (Advertisement) merupakan fenomena pemakaian bahasa yang tidak terpisahkan dengan kehidupan kita. Setiap hari ketika kita mendengarkan radio, menonton televisi,

Lebih terperinci

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA B AB II KONSEP, LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Analisis Wacana Analisis wacana merupakan disiplin ilmu yang mengkaji satuan bahasa di atas tataran kalimat dengan memperhatikan konteks

Lebih terperinci

BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN

BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN BAB 2 GAYA BAHASA IKLAN 2.1 Gaya Bahasa 2.1.1 Pengertian Gaya Bahasa Gaya bahasa adalah pemanfaatan atas kekayaan bahasa seseorang dalam bertutur atau menulis, pemakaian ragam tertentu untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep merupakan gambaran mental dari objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata merupakan alat penyalur gagasan atau ide yang akan disampaikan kepada orang lain. Kata-kata dijalin-satukan melalui penggabungan dalam suatu konstruksi yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita.

BAB I PENDAHULUAN. pikirannya. Baik diungkapkan dalam bentuk bahasa lisan maupun bahasa. informasi, gagasan, ide, pesan, maupun berita. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berkembang sesuai dengan perkembangan penuturnya. Karena bahasa merupakan alat komunikasi dan interaksi manusia. Manusia selalu menggunakan bahasa untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan bahasa yang dimiliki manusia merupakan suatu anugerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan bahasa yang dimiliki manusia merupakan suatu anugerah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keterampilan bahasa yang dimiliki manusia merupakan suatu anugerah yang tidak terhingga. Tidak ada kegiatan yang tidak menggunakan bahasa. Oleh sebab itu, bahasa berperan

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I PEndidikan

Lebih terperinci