BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Angga Febrika M.P (2017) penelitiannnya yang berjudul Studi potensi

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Angga Febrika M.P (2017) penelitiannnya yang berjudul Studi potensi"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Angga Febrika M.P (2017) penelitiannnya yang berjudul Studi potensi energi gelombang laut sebagai pembangkit tenaga listrik di wilayah perairan kab. Kebumen memamparkan bahwa Potensi daya listrik pada kondisi gelombang signifikan rata-rata minimum tahunan dari tahun (per meter panjang garis pantai) yang mampu dibangkitkan gelombang laut di Perairan Selatan Kabupaten Kebumen adalah : untuk daya minimum sebesar 867 Watt (pada tahun 2016), sementara daya terbesar adalah sebesar 1248 Watt (pada tahun 2008 dan 2013). Menurut Alfan Rizal Ubaidillah et al. (2014) dalam skirpsinya yang berjudul Studi Potensi Pembangkit Listrik Ombak Tipe Oscillating Water Column Di Perairan Pulau Sempu Kabupaten Malang, berdasarkan dari perhitungan dan analasis yang dilakukan ini diketahui bahwa PLTO tipe OWC di Pulau Sempu mempunyai potensi daya listrik maksimum yang dapat dibangkitkan adalah sebesar 4009,68kW dan daya minimum sebesar 1989,56kW dengan lebar kolom kolektor 8 meter. Menurut Toni Ragil Saputro (2014) dalam skripsinya yang berjudul Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Menggunakan Sistem Oscillating Water Column Di Daerah Puger Jember, menerangkan bahwa pada saat kondisi pasang dan surut air laut dan daerah pembentukan gelombang (fetch) 6

2 7 yang dapat dihitung potensi daya listriknya, adapun jika diterapkan di daerah Puger diperoleh daya listrik yang terkecil dapat dihasilkan sebesar 16561,021 Watt, sedangkan daya listrik yang terbesar dapat dihasilkan sebesar ,434 Watt. Dengan potensi daya listrik rata-rata perhari yaitu ,176 Watt,rumah nelayan dan rumah-rumah disekitar pantai dapat disuplay oleh daya listrik tersebut. Menurut Siti Rahma Utami UI (2010) dalam penelitian yang dilakukannya tentang Studi Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Dengan Menggunakan Sistem Oscillating Water Column Di Tiga Puluh Wilayah Kelautan Indonesia, menjelaskan bahhwa perairan pantai indonesia memiliki potensi untuk digunakan sebagai penerapan PLTO dengan sistem OWC yaitu dari perairan selatan jawa timur, laut arafuru, perairan selatan jawa tengah, hingga perairan pantai jawa barat, dan perairan selatan banten memiliki sebesar watt. 2.2 Gelombang Laut Pembagian dari gelombang laut dapat dibagi menjadi beberapa jenis tergantung dari daya yang menyebabkannya terbentuk, yaitu dapat disebabkan oleh gempa bumi yang berupa teknonik maupun vulkanik yang terjadi di dalam dasar laut ( gelombang tsunami), disebabkan oleh tarikan daya yang dihasilkan oleh interaksi bumi, bulan dan matahari (gelombang pasang surut), oleh angin, dan serta mampu disebabkan oleh karena adanya gerakan yang terjadi karena kapal.

3 8 Perhatikan gerak dari sebuah pelampung dibawah ini : Gambar 2.1 Pergerakan partikel zat cair di lautan Sumber : Dari gambar diatas dapat ketahui bawah pertiket dari air laut akan bergerak sesuai dengan arah dari pelampung baik terhadap naik dan turunnya pada suatu tempat yang akan membuat gerakan orbital dibawah laut, gerakan ini terjadi kerana dibawah permukaan laut memiliki kedalaman yang semakin bertambah membuat gerakan yang semakin kecil. Orbital ini memiliki fungsi sebagai energi terbentuknya dari gelombang laut. Energi orbital terjadi akan semakin mengecil juga dengan semakin dekatnya dengan tepian pantai. 2.3 Potensi Pengkonversian Energi Gelombang Laut Menjadi Energi Listrik Dari berbagai studi penelitian yang telah banyak dilakukan diberbagai negara yang salah satunya adalah Selandia Baru, dimana di pantai selandia baru tersebut dapat diketahui bahwa ketinggian ombak rata-rata dan periode yang diperoleh adalah sebesar 1 meter dengan periode 9 detik yang dapat membangkitkan listrik sebesar 4,3 kw per meter panjang dari ombak, sedangkan untuk rata-rata ombak dengan ketinggian 2-3 meter dapat membangkitkan daya

4 9 listrik sebesar 29kW. Ketinggian ombak 100 meter dengan periode 12 detik mampu menghasilkan daya listrik sebesar 600 kw pada per meter panjang ombak. Hal ini menandakan bawha tinggi rata-rata gelombang dan periode gelombang sebanding dengan lurus dengan kemampuan dari menghasilkan daya listrik yang dimana semakin tinggi rata-rata ombak dan periodenya maka daya listrik yang dihasilkan juga akan semakin besar. Sedangkan di Indonesia, dengan menggunakan data tinggi ombak yang diteliti oleh BPPT menyatakan bahwa wilayah Indonesia memiliki banyak ombak dengan ketinggian rata-rata diatas 2 meter dimana bisa dimanfaatkan sebagai dasar dalam melakukan pembangunan pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan memanfaatkan energi gelombang laut yang ada. Dari hasil yang telah dilakukan oleh BPPT kita dapat mengetahui bahwa potensi energi gelombang laut di selatan pulau jawa sekitar 19 kw/m panjang dari gelombang. Berarti bahwa untuk panjang dari pantai 1 meter pantai memiliki potensi energi listrik sebasar 19kW. Apabila ditinjau untuk panjang 1 km (1000m), maka potensinya menjadi 19 x 1000 = 19Mw (Mega Watt) dan seterusnya. Energi gelombang ini akan selalu ada disetiap saat dan gratis, sehingga sangat layak untuk dieksplotasi sebagai sumber energi alternatif terbarukan. Menurut dari referensi potensi energi gelombang minimal yang dapat dimanfaatkan secara ekonomis adalah sebesar 15 Kw/m panjang gelombang. Hal ini berarti bahwa untuk di daerah indonesia yang dapat di eksploitasi meliputi pantai barat sumatra (15 Kw/m panjang gelombang), pantai selatan pulau Jawa (19 Kw/m Panjang gelobang), Selatan Bali dan NTB (18 Kw/m panjang gelomban), dan

5 10 sebagian daerah selatan Papua (15 Kw/m panjang gelombang). 2.4 Sistem Konversi Energi Gelombang Menjadi Energi Listrik Terdapat tiga cara yang untuk membangkitkan energi listrik dengan memanfaatkan tenaga ombak yaitu : a. Energi Gelombang Energi kinetik yang dihasilkan dari gelombang laut ini akan menyebabkan ombak akan terdorong menuju kolom osilasi yang mana kolom tersebut akan menghantam dinding chamber dan menghasilkan energi potensial yang mana membuat air akan bergerak naik dan turun. Energi gelombang tersebut berguna sebagai pembangkitan listrik yang mana air laut yang bergerak naik dan turun tersebut akan menghasilkan tekanan udara yang mana menyebabkan turbin dapat berputar sehingga membuat generator dapat bekerja menghasilkan listrik. Gambar 2.2 Energi gelombang (kinetik dan potensial) sebagai penggerak turbin. Sumber : b. Pasang Surut Air Laut

6 11 Salah satu bentuk dari pemanfaatan lain dari pembangkitan energi gelombang laut adalah dengan memanfaatkan energi dari pasang surut air laut, dimana pasang surut air laut ini berkerja optimal dengan menggunakan kurang lebih 16 kaki Antara gelombang pasang dan surut. Pada saat air laut menggalami pasang artinya akan ditampung pada sebuah reservoir sedangkan pada saat menggalami surut maka air yang berada dalam belakang reservoir akan dialirkan seperti pada sistem pembangkit PLTA secara umunnya, dimana air yang akan digunakan sebagai pengerak dari turbin generator sehingga generator dapat berkerja untuk menghasilkan energi listrik. Namun pada sistem ini menggunakan gelombang pasang yang relative besar agar menghasilkan pembangkitan maksimal. Sistem pembangkit dengan sistem ini digunakan dan beroperasi di Perancis dimana saat ini mampu menghasilkan listrik untuk digunakan rumah penduduk. c. Penggunaan Temperatur Air Laut Yang Berbeda Dalam Pembangkitan Listrik (Ocean Thermal Energy) Pada sistem pemanfaatan lainnya digunakan perbedaan suhu air laut untuk membangkitkan energi listrik, yaitu dengan menggunakan suhu permukaan air laut yang panas disebabkan oleh sinar matahari yang memanasi lautan serta bawah permukaan air laut yang akan menghasilkan suhu yang lebih dingin. Adapun perbedaan suhu untuk pembangkit listrik adalah sekitar 3,33 atau sekitar 38 dibandingkan dengan suhu dibawah permukaan air laut. Sistem perbedaan suhu air laut dalam pembangkitan energi listrik ini dinamakan dengan OTEC atau Ocean Thermal Energy Conversion. Sistem ini telah

7 12 banyak digunakan oleh Negara-negara maju seperti Jepang, dengan melakukan banyak percobaan proyek pembangkit yang telah dilakukan. 2.5 Pergerakan Gelombang Indikator yang digunakan sebagai perhitungan gelombang laut terhadap gravitasi dan mempunyai permukaan yang bebas adalah sebagai berikut : a λ 2a : amplitudo (m) : panjang gelombang (m) : tinggi (dari puncak ke lembah) f : frekuensi (s -1 ) τ : periode (s) yang mana panjang gelombang dan periode saling berhubungan yang bisa dirumuskan oleh nilai yaitu, λ = 5.12 τ 2 (dimana λ dalam m, dan τ dalam s) (2.1) Gambar 2.3 Menggambarkan hubungan antara gelombang 2 dimensi (atas), amplitudo pada waktu 0 (tengah) dan waktu (θ) bawah. Sumber :

8 13 Pada gambar 2.3 adalah gambaran dari gelombang yang memiliki sifat progresif yang mana memiliki 2 dimensi dimana pada saat waktu sama dengan 0 dan pada saat waktu sama dengan θ mewakili sebuah gelombang harmonic sederhana, maka dengan ini dapat membentuk sebuah persamaan gelombang sebagai berikut yaitu : y = a sin ( 2π x 2π ) (2.2) λ τ atau y = a sin m (mx n θ) (2.3) dimana y = tinggi rata-rata [m] θ = waktu [s] m = 2 π/λ [m -1 ] (mx n θ) = 2 π(x/λ θ/ τ) = sudut fasa 2.6 Energi Gelombang dan Daya Gelombang Energi total dari gelombang laut adalah energi potensial serta energi kinetic dimana Etotal = EP + EK a. Energi potensial Energi ini timbul diakibatkan oleh kenaikan dari air yang terjadi diatas level rata-rata (y =0). Yang pada sebuah penurunan volume y dx, maka akan diketahui bawhwa tinggi rata-rata y/2. Rumus dari energi potensialnya adalah sebagai berikut : dpe = m yg 2g c = (ρy d x L) yg 2g c

9 14 = ρl 2 y2 dx g g c (2.4) dimana nilai m = massa cairan dalam y dx [Kg] g = percepatan gravitasi [m/s 2 ] g c = faktor konversi, 1.0 kg.m/(n.s 2 ) ρ = kerapatan air [kg/m 3 ] L = perubahan lebar gelombang dua dimensi, tegak lurus dengan arah gelombang x, dengan satuan m. Dengan disubsitusikan persamaan 2.4 dan 2.3 sehingga hasil integralnya akan memberikan nilai energi potensial (PE) dalam J : PE = ρla2 2 λ g sin 2 (mx n g c 0 θ)d x = ρla2 2m g g c ( 1 2 mx 1 4 sin 2mx) 0 λ = ρla2 2m g [ mλ g c 2 ] = 1 4 ρa2 λl g g c (2.5) Kerapatan energi potensial yang terjadi pada per unit area adalah PE/A, dimana A = λl, dengan satuan J/m 2 ini diberikan oleh persamaan :

10 15 PE A = 1 4 ρa2 g g c (2.6) b. Energi Kinetik Adapun sesuai pada teori dinamika hidro, KE = 1 4 iρl g g c ω d π (2.7) Dimana ω adalah sebuah bilangan potensial kompleks dengan rumus sebagai berikut : ω = ac sin(mh) cos (mz nθ) (2.8) sedangkan z adalah besaran jarak yang terjadi pada sebuah titik referensi yang terjadi secara berubah-ubah. Integral pada persamaan 2.7 ini pada luas penampang dibatasi diantara dua bidang vertikal, sehingga mampu menghasilkan persamaan : KE = 1 4 ρa2 λl g (2.9) g c dengan kerapatan energi kinetiknya adalah sebagai berikut : KE A = 1 4 ρa2 g g c (2.10) c. Total Energi Daya dapat diketahui bahwa energi kinetic dan potensial dari sebuah gelombang sinisoidal ialah merupakan sesuatu yang identic, oleh karena itu energi total merupakan setengah dari energi kinetik dan energi potensial. Adapun kerapatan energi total ini adalah sebagai berikut : E A = 1 2 ρa2 g g c (2.11) daya (P), energi per unit waktu yang dilakukan oleh ombak/gelombang laut

11 16 dengan frekuensi waktu energy, maka dengan demikian kerapatan daya, W/m 2 ini dapat dirumuskan menggunakan persamaan sebagai berikut : P A = 1 2 ρa2 f g g c (2.12) 2.7 Metode Pemanfaatan Gelombang Laut Sebagai Penghasil Energi Listrik Ada berbagai macam cara ataupun metode yang bisa digunakan sebagai pemanfaatan ombak/gelombang laut sebagai penghasil dari enregi listrik, diantaranya adalah sebagai berikut ini : Permanent Magnet Linear Buoy Sistem pembangkitan model ini pada dasarnya mengunakan prinsip dalam pembangkitan energi listriknya dengan memanfaatkan gelombang yang berada pada permukaan air laut yaitu dengan mengapungkan sebuah benda di permukaan laut tersebut. Dengan memanfaatkan gelombang laut yang selalu membentuk gerakan naik turun secara harmonis maka akan diubah menjadi gerakan harmonis listrik. Adapun penelitian sistem ini telah dipublikasikan oleh penelitian unversitas Oregon. Peletakan sistem pembangkit ini memiliki bentuk yang silindris yaitu dengan diapungkannya di permukaan laut yang mana posisinya berada pada setengah mengapung yaitu diapungkannya dipermukaan laut sedangkan setengahnya lagi ditenggelamkan di dalam air laut, sementara bagian dari dalam alat ini memiliki penghasil energi listrik yaitu berupa kumparan batang magnet. Cara kerja dari site mini adalah membuat koil dapat bergerak dan ditempelkan pada pelampung yang kemudian dikaitkan kedalam dasar laut, yaitu saat gelombang laut menuju kearah

12 17 pelampung maka akan menghasilkan gerakkan pada pelampung tersebut naik dan turun secara relative terhadap kumparan batang magnet (koil) didalam buoy, kemudian menimbulkan beda potensial dan akhirnya listrik dapat dihasilkan dari bentuknya silindris, memiliki perangkat penghasil energi listrik dibagian dalamnya. Buoy ini akan diapungkan dipermukaan laut dengan posisi sebagaian tenggelam serta bagian lainnya akan tetap mengapung. Sistem macam ini cocok apabila di letakkan pada kondisi ombak yang memiliki kekuatan yang lumayan kuat untuk mengayunkan pelampung yang terhubung dengan koil dengan kriteria dari peletakkan dari pelampung ini adalah 1-2 mil dari tepian pantai, karena dengan semakin besarnya gelombang laut yang mengayunkan koil ini maka semakin besar energi listrik yang dihasilkan. Sistem ini telah diteliti oleh penelitian universitas Oregon, dan mampu menghasilkan energi listrik sebesar 250kW. Gambar 2.4 Skema Pemasangan Pelampung yang dikaitkan dengan Sistem BuoySumber :

13 Sistem Pelamis Sistem ini hampir sama seperti sistem buoy dengan pengembangnya yang telah dilakukan oleh oleh Ocean Power Delivery yang berada di Portugal dimana pembangkit ini diletakkan di tengah laut kurang lebih 4,8 km dari tepian pantai dengan menggunakan cara mengapungkan diatas permukaan air laut namun yang membedakannya adalah sistemnya menggunakan gerakan yang timbul dari dorongan piston akibat dari ombak yang datang pada tabung silinder yang bergerak secara vertical, dorongan selanjutnya akan menggerakkan sebuah motor untuk menggerakkan motor generator listrik yang didahului oleh pemompaan cairan hidrolik yang ditekan oleh sebuah motor dari hasil dari dorongan piston pada tiap sambungan tersebut, sistem ini menhasilkan listrik yang telah tercapai adalah sebesar 2,25 Mw. setiap tabung silinder ini mempunyai panjang sekitar 122 meter yang terbagi menjadi empat bagian dimana tiap bagian dikaitkan ke dalam dasar laut untuk ditahan dengan menggunakan jangkar agar tidak terbawa arus. Gambar 2.5 Skema Sistem Pelamis di Portugal Sumber :

14 Sistem BioStream Tidal Energy Sistem biostream ini telah dikembangkan oleh Bio Power System ini sebuah sistem yang unik yang mana energi ini adalah konversi dari energi pasang surut air laut menjadi energi listrik, sistem ini mempunyai konsep berdasarkan sifat spesies laut untuk dapat mengoptimalkan efisiensinya dalam pembangkit energi listrik. Sistem ini menyerupai sirip dari ikan hiu yang bergerak secara harmonis sesuai dari dorongan energi gelombang laut. Utnuk bisa mengetahui prinsip kerjanya dapat dilihat pada gambar dibawah ini : Gambar 2.6 Skema Sistem BioStream Sumber : Sirip BioStream ini secara natural akan mengikuti dari perpindahan arah gerakan dari pasang surut air laut, dimana gerakannya diatur oleh onboard computer yang mengatur gerakan sisi ke sisi dari struktur sirip tersebut. Kemudian sepasang silinder hidrolik yang terdapat pada bagian dalam dari sistem ini mentransfer cairan bertekanan tinggi ke O-Drive, dimana energi dari tekanan tinggi tersebut akan dikonversi menjadi energi listrik.

15 20 Gambar 2.7 Skema Alat BioStream Tidal Energy Sumber : Sistem ini menggunakan bahan ringan yang memiliki kekuatan yang tinggi terhadap korusi untuk konstruksinya dan sistem ini masih pada proses penyempurnaan dalam pengembangan kapasitas yang bervariasi antara lain 250kW, serta 1000kW diberbagai kondisi lokasi Sistem Kolom Air Berosilasi (OWC) Prinsip kerja dari OWC (Oscillating Water Column) adalah untuk mengkonversikan energi gelombang laut dengan memanfaatkan tenaga gelombang laut yang masuk ke dalam suatu kolom, sehingga air yang ada dalam kolom tersebut akan berosilasi /berfluktuasi menekan udara diatasanya dan bergerak naik turun, sehingga tekanan udara tersebut membuat turbin yang terpasang pada kolom akan berputar. Turbin yang berputar itu dihubungkan ke generator yang akan menghasilkan listrik, jenis turbin yang digunakan adalah Wells turbine dan berputar ke arah yang sama, baik pada saat udara luar masuk ke dalam chamber (saat fluktuasi air di dalam chamber turun ke bawah) maupun pada saat udara dari bawah ke atas ( waktu dari fluktuasi air di dalam chamber OWC naik ke atas).

16 21 Gambar 2.8 Mekanisme konversi gelombang laut dengan sistem owc Sumber : Indikator Penempatan Lokasi yang Baik Pada PLTO Sistem OWC Pada saat menentukan lokasi PLTO sistem OWC ini ada beberpa hal yang harus diperhatikan, baik kriteria dari gelombangnya ataupun topografi dari lokasinya diantaranya adalah : 1. Tinggi Ombak/Gelombang Laut Tinggi ombak/gelombang laut juga dapat dimanfaatkan dalam sistem ini ialah ombak yang selalu terbentuk sepanjang tahun dan memiliki tinggi diantara 1-2 m. Ombak laut yang sesuai dengan tinggi ombak tersebut adalah gelombang Swell, gelombang ini memiliki energi yang besar. 2. Arah Datang Gelombang Konektor/mulut kolom pipa harus dipasang sesuai dengan arah datangnya ombak, jika salah dalam memasangnya maka energi ombak laut yang masuk akan berkurang dikarenakan banyaknya energi yang hilang. 3. Syarat Gelombang Baik

17 22 Ialah ketika gelombang laut tidak pecah akibat dari pendangkalan, ketika gelombang laut ini terpecah maka akan ada energi yang terbuang dikarenakan massa air akan mengandung gelembung udara yang memiliki pengaruh yang besar kepada kerapatan massa. 4. Keadaan Topografi Lautan Optimasi dari pembangkit dengan sistem OWC ini tergantung dari topografi kelautannya. Jika kondisi dasar lautan ataupun permukaannya masih kurang untuk memenuhi persyaratan maka akan dilakukkan penambalan atau pengerukan Mekanisme Komponen Sistem OWC Secara umum komponen dari sistem owc adalah sebagai berikut : 1. Chamber dengan lubang di depannya Chamber atau kolom air berfungsi sebagai pintu masuk gelombang laut yang datang, yang mana untuk ukuran dari chamber ini berpengaruh terhadap hasil keluaran energi listrik yang dihasilkan. Penentuan lebar dari chamber ini harus sesuai dengan rencana pemodelan, pemodelan yang telah digunakan adalah dalam prototype pembangkit sistem owc yang berada di pantai baron adalah sebesar 2,4 m yang mana mampu menghasilkan efisiensi pembangkit sebesar 11%. Ukuran dari chamber ini berpengaruh terhadap listrik yang dihasilkan, semakin besar lebar chambernya maka listrik yang dihasilkan dikarenakan ombak yang masuk ke dalam chamber semakin banyak.

18 23 2. Duct Ialah bangunan yang dibuat diatas chamber dimana berisi dari turbin generator, bangunan tersebut berfungsi sebagai rumah dari turbin generator untuk melindungi turbin generator dari luar. Di sinilah energi potensial gelombang laut yang naik turun disebabkan oleh energi mekanik yang didorong oleh energi tersebut yang menyebabkan udara bertekanan tinggi akan memutarkan turbin diatasnya sehingga membuat generator dapat berkerja untuk menghasilkan listrik. 3. Turbin/Baling-Baling Turbin yang digunakan dalam sistem OWC ini berbeda dengan turbin konvensional, terutama dalam dua hal yaitu : a. Turbin konvensional berbutar dengan menggunakan udara yang mengalir dari arah yang sama sepanjang waktu, sedangkan turbin dalam OWC dituntut berputar satu arah saja didalam aliran udara dua arah. b. Turbin konvensional biasanya beroperasi steady-flow environment dengan menggunakan kecepatan tertentu sedangkan pada sistem OWC aliran udara yang digunakan sebagai sumber energi untuk mengerakkan turbin tidak dapat dipastikan kecepatan, arahnya dan bahkan jeda waktu Antara keberadaannya (tergantung dari tinggi dan periode gelombang laut). Sehingga turbin yang sering digunakan untuk konversi energi gelombang dengan mengunakan sistem OWC ini ialah turbin wells dikarenakan memiliki konfigurasi sederhana, berputar dalam arah yang sama bagaimanapun arah dari aliran udara, serta memiliki harga yang relatif murah. Turbin wells juga memiliki beberapa sudut dengan profil airfoil yang simetris dan dapat dipasang lurus pada

19 24 hub atau pusat tanpa membentuk sudut. Dengan demikian, turbin tersebut akan selalu berputar searah didalam aliran udara dua arah. arah angin arah putar Gambar 2.9 Skema turbin wells Sumber: 4. Generator Pada konversi energi mekanik dari tekanan udara yang dibuat oleh adanya gerakan ombak yang naik dan turun didalam chamber yang membuat turbin berputar, generator yang digunakan terhubung dengan turbin, pada saat turbin berputar maka generator dapat berkerja sehingga menghasilkan energi listrik. Secara garis besar generator terdiri atas stator dan rotor. Gambar 2.10 Generator listrik Sumber :

20 25 Daya listrik yang dihasilkan oleh pembangkit listrik tenaga gelombang laut dengan menggunakan sistem oscillating water column (owc) ini dapat menggunakan persamaan dibawah ini : Perhitungan energi gelombang dalam satu periode, PE = 1 4 ρa2 λl g g c (2.5) KE = 1 4 a2 λl g g c (2.9) Maka energi total satu periode (Ew) adalah Ew = PE + KE (3.1) Ew = 1 4 ρa2 λl g g c ρa2 λl g g c (3.2) Ew = 1 2 ρa2 g g c (3.3) Dengan kerapatan per m 2 : Ew = 1 2 ρa2 g g c (3.4) Daya yang dapat dihasilkan : P = EW T (3.5) Sedangkan untuk mengetahui daya yang dihasilkan dalam energi gelombang laut ini dapat dihitung menggunakan persamaan dari Hulls sebagai berikut ini : P = ρ. g. T. H2 64. π

21 26 Keterangan : P = daya gelombang laut (Watt/m) ρ = massa jenis air laut (Kg/m 3 ) g = gravitasi bumi (m/s 2 ) T = periode gelombang laut (m/s 2 ) H = tinggi gelombang laut rata-rata (m) Sistem Kanal Sistem ini memiliki prinsip dimana air laut yang akan ditampung didalam reservoir dengan menggunakan pasang surut air laut, dengan menggunakan pengairan air sesuai pada cara kerja pada PLTA, dimana air akan dialirkan ke saluran agar membuat turbin berputar sehingga generator dapat menghasilkan energi listrik. Gambar 2.11 Skema Sistem Tapered Channel Sumber :

22 Sistem Pelampung Sistem pelampung memiliki prinsip kerja hampir sama dengan menggunakan sistem pelamis yang mana memanfaatkan gerakan vertical dari pelampung untuk menggerakkan pompa hidrolik. Pada sistem ini dikaitkan pada sebuah rakit yang diapungkan dan ditambatkan ke dalam dasar laut. Gambar 2.12 Skema pembangkitan saat ombak masuk Gambar 2.12 Skema air laut yang keluar menggerakkan turbin Sumber: Sumber:

23 Ocean Thermal Enegry Pada sistem ini memiliki prinsip dengan memanfaatkan perbedaan temperature yang terjadi di permukaan laut dengan di dasar laut. Suhu panas yang terjadi dipermukaan laut diperolah dari sinar matahari yang membuat perbedaan yang terjadi suhu diatas permukaan dengan yang berada dibawah permukaan laut. Perbedaan suhu yang diperlukan pada sistem ini adalah kurang lebih 38 atau sekitar 3,33, yaitu Antara permukaan laut dengan dibawah permukaan laut. Cara penggunaan sistem ini dinamakan dengan Ocean Thermal Energy (OTEC). Sistem OTEC memiliki dua macam siklus yaitu sebagai berikut : a. Siklus Tertutup Siklus ini adalah menggunakan fluida dengan titik didih yang rendah dalam memutar turbin untuk menghasilkan energi listrik. Prinsip kerja dari siklus ini adalah air yang hangat dipompa kedalam penukaran panas terjadi dimana fluida yang bertitik didih rendah ini dididihkan lagi. Selanjutnya fluida akan mengalami perubahan menjadi wujud uap yang memiliki tekanan tinggi, uap ini akan menghasilkan listrik dimana aliran untuk menggerakan turbin. Kemudian uap ini akan didinginkan kembali dengan menggunakan air yang dingin dari air laut dan mengulangi siklusnya kembali. Gambar 2.14 OTEC Siklus Tertutup Sumber :

24 29 b. Siklus Terbuka Siklus ini yang digunakan sebagai pembangkit energi listrik adalah air laut. Air laut akan dimasukkan kedalam sebuah tangki yang memiliki tekanan rendah sehingga menghasilkan uap. Uap yang dihasilkan tersebut akan digunakan dalam menghasilkan energi listrik, yang mana uap tersebut akan digunakan sebagai pemutar turbin. Hasil dari uap air laut ini menghasilkan mineral laut seperti garam dan lainnya, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai air tawar yang digunakan sebagai minum ataupun untuk irigasi. Uap dari hasil sistem ini akan dikondesasikan sehingga dapat dialirkan ke laut kembali dan siklus akan terus berjalan. Gambar 2.14 OTEC Siklus Terbuka Sumber : Study Beban Listrik Perhitungan dari beban listrik sangat diperlukan untuk mengetahui pendekatan beban yang harus ditopang oleh system pembangkit. Metode yang digunakan pada pengumpulan data beban listrik di daerah pantai kab. Kebumen adalah dengan metode sampling. Sampling yang dilakukan adalah dengan memilih

25 30 secara acak rumah warga di deareah pantai. Lalu wawancara dengan pemilik rumah mengenai peralatan elektronik dan kosumsi pemakaian listrik tiap harinya. Pemakain listrik per jam dapat dihitung dengan menggunakan rumus: W = p x t/1000 Dimana: W P t = Energi yang terpakai (kwh) = Daya listrik yang digunakan (watt) = Waktu penggunaan (h) 2.9 HOMER ENERGY Homer adalah singkatan dari the hybrid optimisation model for electric renewables, adalah sebuah perangkat lunak yang digunakan sebagai pemodelan dari sebuah sistem tenaga listrik dengan mempunyai berbagai pilihan energi terbarukan dan salah satu tool populer untuk mendesain sistem PLTGL ( Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut) merupakan energi terbarukan. Homer dapat mensimulasikan dan mengoptimalkan sebuah sistem pembangkit listrik baik menggunakan mikrohidro, fuel cell, baterai, penyimpanan hydrogen, stand-alone, biomassa, generator (diesel/bensin), dan microturbine. Melayani termal ataupun beban listrik, pada homer dapat mengetahui spesifikasi yang paling optimal dari sumber energi yang mau diterapkan.

26 Tutorial HOMER Perancangan menggunakan homer dapat membuat sistem pembangkit dengan menggunakan berbagai jenis sumber energi, baik dari sumber energi terbarukan maupun yang konversional. Pada proses dari simulasi menggunakan HOMER dpat dilakukan untuk menghasilkan karakteristik maupun performasi dari sistem pembangkit tersebut. Tampilan dari HOMER bisa dilihat dibawah ini Gambar 2.16 Tampilan utama HOMER Setalah kita membuka aplikasi dari Homer, maka yang pertama kali dilakukan adalah menambahkan atau memasukkan device pada sistem tenaga gelombang laut yang akan dibuat. Disini yang harus ditambahkan adalah jenis beban yang akan ditopang dari sistem yang dibuat. Homer memberikan pilihan berbagai jenis beban sesuai dari kebutuhan pengguna. Begitu pula dengan pilihan komponen yang akan dibuat. Komponen pembangkit energy yang disediakan HOMER yaitu : PV, Wind Turbine, hydro, converter, electrolyzer, hydrogen tank, reformer, generator, dan System battery.

27 32 Gambar 2.17 Pemilihan tipe beban dan komponen pembangkit Setelah memilih tipe beban dan komponen pembangkit, maka ayang yang selanjutnya adalah memasukkan data beban tiap jamnya. Di Homer ada pilihan beban yang dapat kita buat yaitu tipe AC dan DC. Selanjutnya simulasi dari variasi beban tiap waktunya dapat kita simulasikan dengan memasukkan random variability Konfigurasi HOMER Pada menggunakan simuasi HOMER kita harus menentukan konfigurasi sistem yang akan digunakan, kemudian akan diperlihatkan NPC (Net Present Cost) atau juga disebut dengan life cycle cost. Jika kita memerlukan analisis yang sensitivitas, perangkat HOMER akan mengulangi proses simulasi untuk setiap variable sensitivitas yang digunakan.

28 Gambar 2.18 Bagian Utama Arsitektur HOMER 33

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Berdasarkan topik skripsi yang diambil, terdapat beberapa referensi dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya guna menentukan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI ENERGI GELOMBANG LAUT

BAB II KAJIAN TEORI ENERGI GELOMBANG LAUT BAB II KAJIAN TEORI ENERGI GELOMBANG LAUT 2.1. Gelombang Laut Gelombang/ombak yang terjadi di lautan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis tergantung dari daya yang menyebabkannya. Gelombang laut

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA TUGAS AKHIR ANALISA DAN PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT (PLTGL) MENGGUNAKAN TEKNOLOGI OSCILLATTING WATER COLUMN (OWC) Diajukan sebagai syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gelombang Laut Gelombang yang terjadi di lautan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis tergantung dari daya yang menyebabkannya. Gelombang laut dapat disebabkan oleh

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA

UNIVERSITAS INDONESIA UNIVERSITAS INDONESIA STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM OSCILATING WATER COLUMN (OWC) DI TIGA PULUH WILAYAH KELAUTAN INDONESIA SKRIPSI SITI RAHMA UTAMI 0606074344

Lebih terperinci

OCEAN ENERGY (ENERGI SAMUDERA)

OCEAN ENERGY (ENERGI SAMUDERA) OCEAN ENERGY (ENERGI SAMUDERA) HASBULLAH, S.Pd.MT Electrical Engineering Dept. TEKNIK ELEKTRO FPTK UPI 2008 FPTK UPI 2009 ENERGI GELOMBANG SAMUDERA Energi gelombang laut adalah satu potensi laut dan samudra

Lebih terperinci

Lampiran 1. Draft Jurnal MODEL OWC SEBAGAI SEAWALL VERTIKAL UNTUK BANGUNAN PENAHAN EROSI PANTAI

Lampiran 1. Draft Jurnal MODEL OWC SEBAGAI SEAWALL VERTIKAL UNTUK BANGUNAN PENAHAN EROSI PANTAI Lampiran 1. Draft Jurnal MODEL OWC SEBAGAI SEAWALL VERTIKAL UNTUK BANGUNAN PENAHAN EROSI PANTAI Abstrak Energi ombak sebagai salah satu sumber daya bahari merupakan sumber energi alternatif yang berkelanjutan,

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS LAUT BAB I PENDAHULUAN

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS LAUT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS LAUT BAB I PENDAHULUAN Pembangkit listrik yang terdapat di Indonesia sebagian besar menggunakan sumber daya tidak terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik

Lebih terperinci

Disusun Oleh : Fadel Akbar

Disusun Oleh : Fadel Akbar TUGAS AKHIR ANALISIS POTENSI ENERGI LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT DALAM PENYEDIAN INDUSTRI MIKRO SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI WILAYAH PANTAI SETRO JENAR KABUPATEN KEBUMEN Disusun sebagai salah

Lebih terperinci

STUDI POTENSI PEMANFAATAN ENERGI GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DI PERAIRAN PANTAI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA AHMAD HIMAWAN UMNA

STUDI POTENSI PEMANFAATAN ENERGI GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DI PERAIRAN PANTAI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA AHMAD HIMAWAN UMNA STUDI POTENSI PEMANFAATAN ENERGI GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK DI PERAIRAN PANTAI PULAU SUMATERA BAGIAN UTARA Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1)

Lebih terperinci

Pembangkit listrik tenaga ombak

Pembangkit listrik tenaga ombak Pembangkit listrik tenaga ombak ANGGI RIYAN RAHMAD 2014110037 ISMAIL RAHMAN 2014110032 VIKKY ILHAM 2014110020 IKHSAN ARIF 2014110034 RAVI HUTRI RABAKH 2014110028 JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI TENAGA GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI PERAIRAN MALANG SELATAN

KAJIAN POTENSI TENAGA GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI PERAIRAN MALANG SELATAN ABSTRAK KAJIAN POTENSI TENAGA GELOMBANG LAUT SEBAGAI PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK DI PERAIRAN MALANG SELATAN Tri Alfansuri [1], Efrita Arfa Zuliari [2] Jurusan Teknik Elektro, [1,2] Email : tri.alfansuri@gmail.com

Lebih terperinci

Pembaharuan energi, memanfaatkan energi alam yang melimpah luas menjadi sebuah energi alternatif yang akan dipakai di masa mendatang.

Pembaharuan energi, memanfaatkan energi alam yang melimpah luas menjadi sebuah energi alternatif yang akan dipakai di masa mendatang. Riki Sanjaya 4210105022 Latar Belakang Laut mempunyai potensi sumber energi yang besar, sehingga layak untuk dikembangkan. Selain itu, energinya tersedia secara terus menerus (kontinue) dan ramah lingkungan

Lebih terperinci

APLIKASI GENERATOR INDUKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (Generator Induksi)

APLIKASI GENERATOR INDUKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT. Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (Generator Induksi) APLIKASI GENERATOR INDUKSI PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut (Generator Induksi) Mesin induksi dapat dioperasikan sebagai motor maupun sebagai generator.

Lebih terperinci

MAKALAH. Teknik Tenaga Listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Laut

MAKALAH. Teknik Tenaga Listrik. Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Laut MAKALAH Teknik Tenaga Listrik Pembangkit Listrik Tenaga Pasang Surut Laut Dosen: Alfith. S.Pd. M.Pd Kelompok: Hanafi Harahap (2014110046) Yudha Andika Putra (2014110039) Sandre Ulfayanda (2014110029) S1

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Angin Angin adalah gerakan udara yang terjadi di atas permukaan bumi. Angin terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara, ketinggian dan temperatur. Semakin besar

Lebih terperinci

Your logo. Bidang Studi : Marine Electrical And Automation System

Your logo. Bidang Studi : Marine Electrical And Automation System Your logo Bidang Studi : Marine Electrical And Automation System Here comes your footer Page 2 1. Latar Belakang 2. Perumusan Masalah 3. Batasan Masalah Outline 4. Tujuan dan Manfaat 5. Metodologi Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER COLUMN (OWC)

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN DAYA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT SISTEM OSCILLATING WATER COLUMN (OWC) 4.1 Penentuan Lokasi Pembangkit Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem Oscillating Water Column

Lebih terperinci

Lely Etika Sari ( ) Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi

Lely Etika Sari ( ) Dosen Pembimbing : Ir. J. Lubi STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH VARIASI MASSA BANDUL TERHADAP POLA GERAK BANDUL DAN VOLTASE BANGKITAN GENERATOR PADA SIMULATOR PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBAN LAUT SISTEM BANDUL KONIS Lely Etika Sari (2107100088)

Lebih terperinci

MAKALAH SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Termodinamika. Dosen Pengampu :

MAKALAH SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT. Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Termodinamika. Dosen Pengampu : MAKALAH SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Termodinamika Dosen Pengampu : Ir. Ainie Khuriati R.S, DEA Disusun oleh : Arifin Budi Putro 24040111130025

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem serta realisasi perangkat keras pada perancangan skripsi ini. 3.1. Gambaran Alat Alat yang akan direalisasikan adalah sebuah alat

Lebih terperinci

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018)

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018) Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Volume 1 No. 1 (2018) ANALISA PENGARUH JUMLAH SUDU DAN LAJU ALIRAN TERHADAP PERFORMA TURBIN KAPLAN Ari Rachmad Afandi 421204156

Lebih terperinci

Pengaruh Perbandingan Rasio Inlet Dan Oulet Pada Tabung Reservoir Oscillating Water Column (Owc) Menggunakan Fluida Cair

Pengaruh Perbandingan Rasio Inlet Dan Oulet Pada Tabung Reservoir Oscillating Water Column (Owc) Menggunakan Fluida Cair JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 2, (2015) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) B-145 Pengaruh Perbandingan Rasio Inlet Dan Oulet Pada Tabung Reservoir Oscillating Water Column (Owc) Menggunakan Fluida Cair

Lebih terperinci

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN :

POSITRON, Vol. VI, No. 1 (2016), Hal ISSN : Studi Potensi Energi Listrik Tenaga Gelombang Laut Sistem Oscillating Water Column (OWC) di Perairan Pesisir Kalimantan Barat Lelly Erlita Safitri a, Muh. Ishak Jumarang a *, Apriansyah b a Program Studi

Lebih terperinci

Generation Of Electricity

Generation Of Electricity Generation Of Electricity Kelompok 10 : Arif Budiman (0906 602 433) Junedi Ramdoner (0806 365 980) Muh. Luqman Adha (0806 366 144) Saut Parulian (0806 366 352) UNIVERSITAS INDONESIA FAKULTAS TEKNIK ELEKTRO

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Turbin Angin Turbin angin adalah suatu sistem konversi energi angin untuk menghasilkan energi listrik dengan proses mengubah energi kinetik angin menjadi putaran mekanis rotor

Lebih terperinci

RANCANGAN EVAPORATOR DAN KONDENSOR PADA PROTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS AIR LAUT (OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION/ OTEC)

RANCANGAN EVAPORATOR DAN KONDENSOR PADA PROTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS AIR LAUT (OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION/ OTEC) RANCANGAN EVAPORATOR DAN KONDENSOR PADA PROTIPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS AIR LAUT (OCEAN THERMAL ENERGY CONVERSION/ OTEC) Aep Saepul Uyun 1, Dhimas Satria, Ashari Darius 2 1 Sekolah Pasca Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Energi yang sering kita pakai sehari-hari semakin lama semakin berkurang atau menipis. Karena banyaknya pemakaian yang tidak terkontrol sehingga menimbulkan kelangkaan

Lebih terperinci

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN: STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT DENGAN METODA OSCILATING WATER COLUMN DI PERAIRAN KENDARI INDONESIA Faulincia Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Sekolah Tinggi Teknik PLN Jakarta

Lebih terperinci

Abstrak. 2. Tinjauan Pustaka

Abstrak. 2. Tinjauan Pustaka 65 STUDI PERANCANGAN PROTOTYPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT TIPE SALTER DUCK Luthfi Prasetya Kurniawan 1) Ir. Sardono Sarwito M.Sc 2) Indra Ranu Kusuma ST. M.Sc 3) 1) Mahasiswa : Jurusan Teknik

Lebih terperinci

Pembangkit Non Konvensional OTEC

Pembangkit Non Konvensional OTEC Pembangkit Non Konvensional OTEC OTEC Ada yang tahu apa itu OTEC? OTEC OTEC (Ocean Thermal Energy Conversion) atau Konversi Energi Termal Lautan atau dapat juga disebut : Pembangkit listrik tenaga panas

Lebih terperinci

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER (ME 091329) Presentasi Skripsi Bidang Studi : Marine Electrical And Automation System JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2013 ANALISA

Lebih terperinci

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar

Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Analisa Efisiensi Turbin Vortex Dengan Casing Berpenampang Lingkaran Pada Sudu Berdiameter 56 Cm Untuk 3 Variasi Jarak Sudu Dengan Saluran Keluar Ray Posdam J Sihombing 1, Syahril Gultom 2 1,2 Departemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Turbin Angin Bila terdapat suatu mesin dengan sudu berputar yang dapat mengonversikan energi kinetik angin menjadi energi mekanik maka disebut juga turbin angin. Jika energi

Lebih terperinci

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay

SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT PROVINSI Waktu: 180 menit Soal terdiri dari 30 nomor pilihan ganda, 10 nomor isian dan 2 soal essay A. PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Grafik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sebagai Sumber angin telah dimanfaatkan oleh manusaia sejak dahulu, yaitu untuk transportasi, misalnya perahu layar, untuk industri dan pertanian, misalnya kincir angin untuk

Lebih terperinci

Analisis Efisiensi Sistem Osilator Kolom Air sebagai Pembangkit Daya Tenaga Gelombang Laut

Analisis Efisiensi Sistem Osilator Kolom Air sebagai Pembangkit Daya Tenaga Gelombang Laut Analisis Efisiensi Sistem Osilator Kolom Air sebagai Pembangkit Daya Tenaga Gelombang Laut 1) Joy Ferdinand Ludji, 2) Verdy A. Koehuan, 3) Nurhayati, 1,2,3) Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknik,

Lebih terperinci

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL

PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL PRINSIP KERJA TENAGA ANGIN TURBIN SAVOUNIUS DI DEKAT PANTAI KOTA TEGAL Soebyakto Dosen Fakultas Teknik Universitas Pancasakti Tegal E-mail : soebyakto@gmail.com ABSTRAK Tenaga angin sering disebut sebagai

Lebih terperinci

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1)

MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) MODUL 3 TEKNIK TENAGA LISTRIK PRODUKSI ENERGI LISTRIK (1) 1. 1. SISTEM TENAGA LISTRIK 1.1. Elemen Sistem Tenaga Salah satu cara yang paling ekonomis, mudah dan aman untuk mengirimkan energi adalah melalui

Lebih terperinci

UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI

UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI UJI JUMLAH SUDU ALAT PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR IRIGASI (Test of Blade Number of Irrigation Water Power Plant Equipment) Amanda Buna Satria Siregar 1,2), Saipul Bahri Daulay 1), Sulastri Panggabean

Lebih terperinci

ALTERNATIF PEMANFAATAN ENENRGI GELOMBANG SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MASYARAKAT PESISIR

ALTERNATIF PEMANFAATAN ENENRGI GELOMBANG SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MASYARAKAT PESISIR ALTERNATIF PEMANFAATAN ENENRGI GELOMBANG SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN MASYARAKAT PESISIR Oleh Tamrin Dosen Teknik Sipil Universitas Mulawarman Abstrak Saat ini masyarakat daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisa Situasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Analisa Situasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Analisa Situasi Seiring dengan perkembangan peradaban manusia, tingkat kebutuhan energi manusia juga semakin meningkat. Kebutuhan energi dunia selama ini sebagian besar bertumpu pada

Lebih terperinci

OCEAN ENERGY ENERGI LAUT/SAMUDRA. Dr. Donny Achiruddin M.Eng. Universitas Darma Persada (UNSADA) Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI)

OCEAN ENERGY ENERGI LAUT/SAMUDRA. Dr. Donny Achiruddin M.Eng. Universitas Darma Persada (UNSADA) Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) OCEAN ENERGY ENERGI LAUT/SAMUDRA Dr. Donny Achiruddin M.Eng Universitas Darma Persada (UNSADA) Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI) ENERGI KELAUTAN/SAMUDRA Energi laut/samudra adalah energi yang

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA A. Radiator Radiator memegang peranan penting dalam mesin otomotif (misal mobil). Radiator berfungsi untuk mendinginkan mesin. Pembakaran bahan bakar dalam silinder mesin menyalurkan

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional

Gambar 2.1. Grafik hubungan TSR (α) terhadap efisiensi turbin (%) konvensional BAB II DASAR TEORI Bab ini berisi dasar teori yang berhubungan dengan perancangan skripsi antara lain daya angin, daya turbin angin, TSR (Tip Speed Ratio), aspect ratio, overlap ratio, BHP (Break Horse

Lebih terperinci

STUDI PEMANFAATAN ENERGI PANAS LAUT DAN GELOMBANG LAUT UNTUK SISTEM KELISTRIKAN DI KABUPATEN KARANGASEM BALI

STUDI PEMANFAATAN ENERGI PANAS LAUT DAN GELOMBANG LAUT UNTUK SISTEM KELISTRIKAN DI KABUPATEN KARANGASEM BALI Tugas Akhir TE 091399 STUDI PEMANFAATAN ENERGI PANAS LAUT DAN GELOMBANG LAUT UNTUK SISTEM KELISTRIKAN DI KABUPATEN KARANGASEM BALI Nison Hastari Raharjo NRP 2209 105 104 Dosen Pembimbing: Ir. Syariffuddin

Lebih terperinci

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121

Soal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121 SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap

Lebih terperinci

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang BAB II HARMONISA PADA GENERATOR II.1 Umum Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang digunakan untuk menkonversikan daya mekanis menjadi daya listrik arus bolak balik. Arus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak

Lebih terperinci

PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M.

PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN. Nama : M. Beny Djaufani ( ) Ardhians A. W. ( Benny Kurnia ( Iqbally M. PEMBANGKIT LISRIK TENAGA ANGIN Nama : M. Beny Djaufani (11-2009-035) Ardhians A. W. (11-2009-0 Benny Kurnia (11-2009-0 Iqbally M. (11-2009-0 Pengertian PLTB Pembangkit Listrik Tenaga Angin atau sering

Lebih terperinci

Redita D. Setiawan, Toto C., Rahmad K., Dadang H. (2013), PROTON, Vol. 5, No.2 / Hal 17-21

Redita D. Setiawan, Toto C., Rahmad K., Dadang H. (2013), PROTON, Vol. 5, No.2 / Hal 17-21 PEMANFAATAN GELOMBANG AIR LAUT UNTUK PEMBANGKIT TENAGA LISTRIK MINI BERBASIS MIKROHIDRO SYSTEM Redita Dicky Setiawan 1, Toto Cimurti 2, Rahmad Kurniawan 3, Dadang Hermawan 4 ABSTRAK Energi ombak adalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hidrodinamika 2.1.1 Definisi Hidrodinamika Hidrodinamika merupakan salah satu cabang ilmu yang berhubungan dengan gerak liquid atau lebih dikhususkan pada gerak air. Skala

Lebih terperinci

SEKILAS TEK.MESIN 1994 FT, 2010 FST

SEKILAS TEK.MESIN 1994 FT, 2010 FST SEKILAS TEK.MESIN FST,UNDANA 1994 FT, 2010 FST Konversi Energi Konstruksi Perancangan Rekayasa Material Dosen 21 orang Aktif : (S1=5, S2=13) Sementara study (S2=2, S3=1) Mahasiswa = 198 org Alumni = 164

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI

Laporan Tugas Akhir Pembuatan Modul Praktikum Penentuan Karakterisasi Rangkaian Pompa BAB II LANDASAN TEORI 3 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka II.1.1.Fluida Fluida dipergunakan untuk menyebut zat yang mudah berubah bentuk tergantung pada wadah yang ditempati. Termasuk di dalam definisi ini adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci: Salter Duck, Pendulum, Wave Energy. I. PENDAHULUAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata Kunci: Salter Duck, Pendulum, Wave Energy. I. PENDAHULUAN PEMANFAATAN PEMBANGKIT LISTRIK TEKNOLOGI SALTER DUCK PADA BUOY DI SELAT MADURA Riki Sanjaya, Ir. Sardono Sarwito, M.Sc., Indra Ranu, ST. MT. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, Fakultas Teknologi Kelautan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Teori Pompa Sentrifugal 2.1.1. Definisi Pompa Sentrifugal Pompa sentrifugal adalah suatu mesin kinetis yang mengubah energi mekanik menjadi energi fluida menggunakan

Lebih terperinci

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College

Wardaya College. Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer. Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018. Departemen Fisika - Wardaya College Tes Simulasi Ujian Nasional SMA Berbasis Komputer Mata Pelajaran Fisika Tahun Ajaran 2017/2018-1. Hambatan listrik adalah salah satu jenis besaran turunan yang memiliki satuan Ohm. Satuan hambatan jika

Lebih terperinci

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH )

PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) PENGARUH SUDUT PIPA PESAT TERHADAP EFISIENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO ( PLTMH ) Naif Fuhaid 1) ABSTRAK Kebutuhan listrik bagi masyarakat masih menjadi permasalahan penting di Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Teknologi dispenser semakin meningkat seiring perkembangan jaman. Awalnya hanya menggunakan pemanas agar didapat air dengan temperatur hanya hangat dan panas menggunakan heater, kemudian

Lebih terperinci

STUDI EKPERIMENTAL PENGARUH BENTUK PELAMPUNG PADA MEKANISME PLTGL METODE PELAMPUNG TERHADAP ENERGI LISTRIK YANG DIHASILKAN

STUDI EKPERIMENTAL PENGARUH BENTUK PELAMPUNG PADA MEKANISME PLTGL METODE PELAMPUNG TERHADAP ENERGI LISTRIK YANG DIHASILKAN STUDI EKPERIMENTAL PENGARUH BENTUK PELAMPUNG PADA MEKANISME PLTGL METODE PELAMPUNG TERHADAP ENERGI LISTRIK YANG DIHASILKAN JEFRY ANANG CAHYADI 2112105046 DOSEN PEMBIMBING: DR. WIWIEK HENDROWATI, ST, MT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Proses terjadinya pasang surut secara umum Pasang surut dikatakan sebagai naik turunya permukaan laut secara berkala akibatnya adanya gaya tarik benda-benda

Lebih terperinci

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II STUDI PUSTAKA BAB II STUDI PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Riyaldi [2] dengan judul Perancangan Turbin Uap Type Impuls Penggerak Generator Dengan Satu Tingkat Ekstarksi, Daya Generator

Lebih terperinci

Kajian Pemanfaatan Potensi Suhu Air Laut Sebagai Sumber Energi Terbarukan Menghasilkan Energi Listrik

Kajian Pemanfaatan Potensi Suhu Air Laut Sebagai Sumber Energi Terbarukan Menghasilkan Energi Listrik JURNAL INOVTEK POLBENG, VOL. 07, NO., JUNI 07 ISSN: 088-65 E-ISSN: 580-798 Kajian Pemanfaatan Potensi Suhu Air Laut Sebagai Sumber Energi Terbarukan Menghasilkan Energi Listrik Sugeng Riyanto Program Studi

Lebih terperinci

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA SESSION 8 HYDRO POWER PLANT 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA 6. Kelebihan dan Kekurangan PLTA 1. POTENSI PLTA Teoritis Jumlah potensi tenaga air di permukaan

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ketersediaan sumber energi tak terbarukan berupa energi fosil yang semakin berkurang merupakan salah satu penyebab terjadinya krisis energi dunia. Fenomena ini juga

Lebih terperinci

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS

BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS BAB I PENGUJIAN TURBIN AIR FRANCIS 1.1 Pendahuluan 1.1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembang teknologi yang semakin maju, banyak diciptakan peralatan peralatan yang inovatif serta tepat guna. Dalam

Lebih terperinci

Rancang Bangun Pembangkit Listrik dengan Sistem Konversi Energi Panas Laut (OTEC)

Rancang Bangun Pembangkit Listrik dengan Sistem Konversi Energi Panas Laut (OTEC) Rancang Bangun Pembangkit Listrik dengan Sistem Konversi Energi Panas Laut (OTEC) Oleh : Andhika Pratama Yassen (4303 100 029) Dosen Pembimbing: Ir. Arief Suroso, M.Sc Ir. Mukhtasor M.Eng. Ph.D OTEC atau

Lebih terperinci

SOAL TRY OUT FISIKA 2

SOAL TRY OUT FISIKA 2 SOAL TRY OUT FISIKA 2 1. Dua benda bermassa m 1 dan m 2 berjarak r satu sama lain. Bila jarak r diubah-ubah maka grafik yang menyatakan hubungan gaya interaksi kedua benda adalah A. B. C. D. E. 2. Sebuah

Lebih terperinci

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA.

BAB II. 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro. lebih kecil. Menggunakan turbin, generator yang kecil yang sama seperti halnya PLTA. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohydro atau biasa disebut PLTMH adalah pembangkit listrik tenaga air sama halnya dengan PLTA, hanya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Dalam merealisasikan suatu alat diperlukan dasar teori untuk menunjang hasil yang optimal. Pada bab ini akan dibahas secara singkat mengenai teori dasar yang digunakan untuk merealisasikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mesin Fluida Mesin fluida adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi mekanis poros menjadi energi potensial fluida, atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi potensial

Lebih terperinci

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono

Pembangkit Listrik Tenaga Air. BY : Sulistiyono Pembangkit Listrik Tenaga Air BY : Sulistiyono Pembangkit listrik tenaga air Tenaga air bahasa Inggris: 'hydropower' adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Air merupakan sumber energi yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas

I. PENDAHULUAN. menghasilkan energi listrik. Beberapa pembangkit listrik bertenaga panas I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi panas bumi (Geothermal) merupakan sumber energi terbarukan berupa energi thermal (panas) yang dihasilkan dan disimpan di dalam inti bumi. Saat ini energi panas

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Prinsip Kerja Turbin Angin Prinsip kerja dari turbin angin adalah mengubah energi mekanis dari angin menjadi energi putar pada kincir. Lalu putaran kincir digunakan untuk memutar

Lebih terperinci

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK

PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK PERANCANGAN ELECTRIC ENERGY RECOVERY SYSTEM PADA SEPEDA LISTRIK ANDHIKA IFFASALAM 2105.100.080 Jurusan Teknik Mesin Fakultas TeknologiIndustri Institut TeknologiSepuluhNopember Surabaya 2012 LATAR BELAKANG

Lebih terperinci

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559

SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SNMPTN 2011 Fisika KODE: 559 SOAL PEMBAHASAN 1. Gerakan sebuah mobil digambarkan oleh grafik kecepatan waktu berikut ini. 1. Jawaban: DDD Percepatan ketika mobil bergerak semakin cepat adalah. (A) 0,5

Lebih terperinci

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA ANGIN DAN SURYA SKALA KECIL UNTUK DAERAH PERBUKITAN Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang Email: isdiyarto@yahoo.co.id Abstrak. Energi terbarukan

Lebih terperinci

D. 0,87 A E. l A. Bila Y merupakan simpangan vertikal dari sebuah benda yang melakukan gerak harmonis sederhana dengan amplitudo A, maka :

D. 0,87 A E. l A. Bila Y merupakan simpangan vertikal dari sebuah benda yang melakukan gerak harmonis sederhana dengan amplitudo A, maka : 1. Apabila sebuah benda bergerak dalam bidang datar yang kasar, maka selama gerakannya... A. gaya normal tetap, gaya gesekan berubah B. gaya normal berubah, gaya gesekan tetap C. gaya normal dan gaya gesekan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pompa Pompa adalah peralatan mekanis yang digunakan untuk menaikkan cairan dari dataran rendah ke dataran tinggi atau untuk mengalirkan cairan dari daerah bertekanan

Lebih terperinci

BAB II DASAR SISTEM. Masing- masing besaran diatas menentukan persamaan tenaga, sehingga hukum kekekalan tenaga adalah sebagai berikut:

BAB II DASAR SISTEM. Masing- masing besaran diatas menentukan persamaan tenaga, sehingga hukum kekekalan tenaga adalah sebagai berikut: BAB II DASAR SISTEM Pada bab ini akan dibahas beberapa teori yang mendukung skripsi ini sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Pada sub bab 2.1 akan dijelaskan mengenai Prinsip Bernoulli, sub bab 2.2

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 55 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Studi Pendahuluan Gambar 3.1 Denah Lokasi PLTH Pantai Baru Penelitian ini dilaksanakan di Pantai Baru, Srandakan, Kabupaten Bantul, Yogyakarta pada tanggal 20 April

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRACT...

DAFTAR ISI... SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRACT... viii DAFTAR ISI SAMPUL DALAM... LEMBAR PENGESAHAN... PENETAPAN PANITIA PENGUJI... SURAT KETERANGAN BEBAS PLAGIAT... UCAPAN TERIMAKASIH... ABSTRAK... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

MODEL FISIK KINCIR AIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK

MODEL FISIK KINCIR AIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK MODEL FISIK KINCIR AIR SEBAGAI PEMBANGKIT LISTRIK Rinaldi 1, Andy Hendri dan Akhiar Junaidi 3 1,,3 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau ri.naldi @yahoo.com ABSTRAK Salah satu jenis energi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pulau Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pulau Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pulau Gili Ketapang Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo adalah pulau kecil dengan pesona alam yang mengagumkan. Terletak disebelah utara Kota Probolinggo sekitar

Lebih terperinci

STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM OSCILATING WATER COLUMN

STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM OSCILATING WATER COLUMN STUDI POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GELOMBANG LAUT DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM OSCILATING WATER COLUMN (OWC) DI TIGA PULUH WILAYAH KELAUTAN INDONESIA Siti Rahma Utami Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat

Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No., (05) ISSN: 337-3539 (30-97 Print) G-0 Analisa Peletakan Multi Horisontal Turbin Secara Bertingkat Agus Suhartoko, Tony Bambang Musriyadi, Irfan Syarif Arief Jurusan Teknik

Lebih terperinci

TINJAUAN LITERATUR. padi dan sebagainya. Di daerah daerah terpencil, misalnya terbuat dari bambu

TINJAUAN LITERATUR. padi dan sebagainya. Di daerah daerah terpencil, misalnya terbuat dari bambu TINJAUAN LITERATUR Kincir Air Ribuan tahun yang lalu manusia telah memanfaatkan tenaga air untuk beberapa keperluan, misalnya untuk menaikkan air keperluan irigasi, menggiling padi dan sebagainya. Di daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya konsumsi bahan bakar khususnya bahan bakar fosil sangat mempengaruhi peningkatan harga jual bahan bakar tersebut. Sehingga pemerintah berupaya mencari

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989

SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989 SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1989 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Apabila sebuah benda bergerak dalam bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN [REALISASI SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK] BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN [REALISASI SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA OMBAK] BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Kebutuhan akan listrik menjadi sangat penting. Hal ini dikarenakan banyaknya peralatan yang menggunakan energi listrik sebagai sumber energinya. Energi listrik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Prinsip Kerja Pompa Hidram Prinsip kerja hidram adalah pemanfaatan gravitasi dimana akan menciptakan energi dari hantaman air yang menabrak faksi air lainnya untuk mendorong ke

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Mekanik Turbin Generator Beban Step

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalir melalui sungai-sungai. Ketinggian aliran sungai tersebut dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengalir melalui sungai-sungai. Ketinggian aliran sungai tersebut dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki topografi pegunungan yang tersebar hampir di seluruh wilayah. Sebagian besar pegunungan bertekstur terjal dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit.

Lebih terperinci

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK PERANCANGAN KINCIR TERAPUNG PADA SUNGAI UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK Jones Victor Tuapetel 1), Diyan Poerwoko 2) 1, 2) Program Studi Teknik Mesin Institut Teknologi Indonesia E-mail: jvictor_tuapetel@yahoo.com,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pemodelan Sistem Turbin Angin. menggunakan software MATLAB SIMULINK. Turbin Angin Tersusun

BAB IV HASIL DAN ANALISIS Pemodelan Sistem Turbin Angin. menggunakan software MATLAB SIMULINK. Turbin Angin Tersusun 54 BAB IV HASIL DAN ANALISIS 4.1. Pemodelan Sistem Turbin Angin Pada penelitian ini Sistem Turbin Angin dibuat dengan menggunakan software MATLAB SIMULINK. Turbin Angin Tersusun atas turbin angin yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Energi memiliki peranan yang cukup besar bagi manusia dalam menjalani proses kehidupan. Kebutuhan energi di Indonesia khususnya dan di dunia pada umumnya terus meningkat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Angin Angin adalah gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Kekuatan angin berlebihan dapat dikontrol menggunakan sistem manual atau otomatik.

Lebih terperinci

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy.

9. Dari gambar berikut, turunkan suatu rumus yang dikenal dengan rumus Darcy. SOAL HIDRO 1. Saluran drainase berbentuk empat persegi panjang dengan kemiringan dasar saluran 0,015, mempunyai kedalaman air 0,45 meter dan lebar dasar saluran 0,50 meter, koefisien kekasaran Manning

Lebih terperinci

Salah satu potensi laut yang belum banyak diketahui oleh masyarakat adalah energi laut itu sendiri yaitu pada gelombang laut (ombak). Saat ini telah b

Salah satu potensi laut yang belum banyak diketahui oleh masyarakat adalah energi laut itu sendiri yaitu pada gelombang laut (ombak). Saat ini telah b BAB I PENDAHULUAN 1.11 Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya peradaban manusia, kebutuhan manusia akan energi juga semakin meningkat. Selain itu, laju pertumbuhan ekonomi dan pertambahan

Lebih terperinci