Pengembangan Multimedia Interaktif Adobe Flash pada Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Scientific Approach Subtema Keindahan Alam Negeriku
|
|
- Hartanti Setiabudi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengembangan Multimedia Interaktif Adobe Flash pada Pembelajaran Tematik Integratif Berbasis Scientific Approach Subtema Keindahan Alam Negeriku Rintis Rizkia Pangestika Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP, Universitas Muhammadiyah Purworejo Abstract This research aims to: (1) develop Adobe Flash -based interactive multimedia for scientific approach-based integrated thematic instruction on the sub-theme of Keindahan Alam Negeriku for grade-iv students of SD Negeri Serayu, and (2) determine the effectiveness of the Adobe Flash -based interactive multimedia for scientific approach-based integrated thematic instruction on the sub-theme of Keindahan Alam Negeriku for grade-iv students of SD Negeri Serayu. This research and development employed steps developed by Borg & Gall. They included: (1) researching and collecting data; (2) planning; (3) developing a draft product; (4) conducting the initial field trial; (5) revising the results of the field trial; (6) conducting the field trial; (7) revising the product resulted from the field trial; (8) trying out the field implementation; (9) conducting final product revision; and (10) Disemination. The findings suggest that the Adobe Flash -based interactive multimedia for scientific approach-based integrated thematic instruction on the sub-theme of Keindahan Alam Negeriku for grade-iv students of SD Negeri Serayu fall under the proper for use and effective categories. Keywords: interactive multimedia, integrated thematic, scientific approach Abstrak Penelitian ini bertujuan: (1) menghasilkan multimedia interaktif Adobe Flash pada pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach subtema Keindahan Alam Negeriku yang layak pada kelas IV SD Negeri Serayu, dan (2) mengetahui keefektifan multimedia interaktif Adobe Flash pada pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach subtema Keindahan Alam Negeriku pada kelas IV SD Negeri Serayu. Penelitian pengembangan ini mengacu pada langkah yang dikembangkan oleh Borg & Gall. Langkah-langkah penelitian dan pengembangannya meliputi: (1) penelitian dan pengumpulan data; (2) perencanaan; (3) pengembangan draf produk; (4) uji coba lapangan awal; (5) merevisi hasil uji coba; (6) uji coba lapangan, (7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan; (9) penyempurnaan produk akhir; (10) Diseminasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa multimedia interaktif Adobe Flash pada pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach subtema Keindahan Alam Negerikuy pada kelas IV SD Negeri Serayu adalah layak dan efektif. Kata kunci: multimedia interaktif, tematik integratif, scientific approach 93 K E G U R U
2 I. Pendahuluan Perubahan kurikulum merupakan suatu hal yang biasa terjadi di Indonesia sejak dahulu. Salah satunya adalah perubahan dari KTSP menjadi Kurikulum 2013 yang sedang diterapkan saat ini. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya dengan tujuan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Pada Permendikbud No. 67 Tahun 2013 tentang Kurikulum SD, disebutkan bahwa penyempurnaan pada pola pikir yang dikembangkan. Semua penyempurnaan pola pemikiran yang telah disebutkan menitikberatkan pada perubahan dalam proses pembelajaran. Perubahan yang sangat mendasar pada proses pembelajaran adalah pembelajaran mata pelajaran menjadi pembelajaran tematik integratif dengan scientific approach dan penggunaan media tunggal menjadi multimedia. Webb & Pearson, 2012, p.17) mengemukakan bahwa pendekatan tematik merupakan pendekatan yang menekankan pada tema yang mengintegrasikan beberapa topik pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran tematik integratif wajib menggunakan scientific approach. Scientific approach adalah pembelajaran yang melibatkan keterampilan proses yang meliputi, mengamati (observing), menanya (questioning), mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting), menalar/mengasosiasi (associating) dan mengkomunikasikan (communicating) (Permendikbud Nomor 103, 2014). Keberhasilan dalam pembelajaran tidak lepas dari semua komponen yang ada dalam pembelajaran. Adapun komponen-komponen pembelajaran meliputi tujuan, materi pelajaran, kegiatan pembelajaran, metode, alat dan sumber, serta evaluasi Djamarah & Zain, 2010, p.41. Sebagai suatu sistem, komponen pembelajaran tersebut saling terkait antara satu dengan yang lainnya. Media pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik. Hal ini dikarenakan dalam sebuah pembelajaran pasti ada proses interaksi antara guru, peserta didik, dan bahan pembelajaran. Disinilah guru membutuhkan media yang sesuai dengan kebutuhan peserta didik sebagai perantara dalam pembelajaran. Disamping itu, sifat anak usia SD yang cepat merasa bosan dan lelah dengan penyampaian materi secara verbal mengakibatkan materi yang dijelaskan oleh guru sulit diterima dan dipahami. Oleh karena itu, media pembelajaran yang menarik sangat dibutuhkan untuk menarik perhatian peserta didik. Selain itu, gurupun sangat terbantu dengan adanya media yang menunjang pembelajarannya. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam mendesain media sebaiknya memperhatikan karakteristik materi pembelajaran, karakteristik peserta didik yang disesuaikan dengan lingkungan dan ketersediaan sarana prasarana yang ada di sekolah. Kendala yang dialami oleh guru antara lain, peserta didik belum dapat beradaptasi dalam pembelajaran tematik integratif. Hal tersebut merupakan masalah yang umum terjadi di sekolah-sekolah. Peserta didik yang belum dapat beradaptasi dikarenakan pola pikir peserta didik yang masih terkotak-kotak untuk setiap mata pelajaran, sehingga guru merasa kesulitan dalam mengarahkan peserta didik ke pembelajaran tematik integratif. Kesulitan guru dalam mengarahkan peserta didik dalam pembelajaran juga terjadi pada saat guru mengajak peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran seperti, berdiskusi dan mengungkapkan ide atau gagasan. Kendala ini disebabkan karena peserta didik tidak dibiasakan untuk aktif berdiskusi dan mengungkapkan ide dan gagasan dalam 94 K E G U R U
3 pembelajaran. Selain itu, peserta didik juga terbiasa hanya menerima informasi yang disampaikan oleh guru. Hal tersebut menjadi kesulitan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran mengaktifkan peserta didik. Kemudian, guru mengalami kesulitan menyampaikan materi Tema Indahnya Negeriku Subtema Keindahan Alam Negeriku yang ada pada semester II. Pada subtema Keindahan Alam Negeriku memuat informasiinformasi yang sulit jika secara langsung diamati, karena secara garis besar isinya adalah mempelajari Keindahan Alam Negeriku dan SDM di Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya visualiasasi pada subtansi materi di Subtema Keindahan Alam Negeriku. Substansi materi pada subtema Keindahan Alam Negeriku yang relatif banyak tentu membutuhkan waktu, biaya, dan tenaga yang relatif banyak jika semua tempat wisata dikunjungi oleh peserta didik. Karakteristik peserta didik yang masih pada tahap operasional konkret menuntut pembelajaran yang lebih bermakna, supaya segala sesuatu yang dipelajari dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Namun, jika pembelajaran hanya dengan berbantuan buku pegangan, hal tersebut kurang efektif untuk mencapai tujuan pembelajaran. Materi-materi yang termuat dalam buku pegangan banyak yang membutuhkan visualisasi yang lebih nyata, bukan hanya dengan teks dan gambar. Oleh karena itu, perlu alat bantu untuk mendukung proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi efektif, menarik dan menyenangkan. Salah satu alat pendukung pembelajarannya yaitu media pembelajaran, khususnya multimedia interaktif. Karena multimedia interaktif merupakan media yang memuat lebih dari satu jenis media dan dapat mengaktifkan peserta didik. Hal ini dikarenakan peserta didik sendiri yang mengoperasikan multimedia interaktif. Kemajuan teknologi dan informatika sekarang ini telah berkembang pesat dan merambah ke bidang pendidikan. Oleh karena itu, dunia pendidikan membutuhkan sumber daya manusia khususnya guru yang berkemampuan kompetitif, adaptif, dan mandiri dalam menghadapi perubahan zaman. Multimedia interaktif kini telah menjadi pilihan tepat untuk menunjang kegiatan pembelajaran yang berkualitas. Oleh karena itu, guru dituntut dapat menyiapkan, mengoperasikan, dan mempergunakan multimedia interaktif dalam pembelajaran. Guru merasa kesulitan dalam menciptakan media pembelajaran khususnya multimedia interaktif. Hal ini dikarenakan kemampuan, waktu, dan tenaga guru dalam mengembangkan media pembelajaran khususnya multimedia interaktif juga masih terbatas. Selain itu, pembuatan multimedia interaktif khususnya untuk pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach membutuhkan keahlian khusus dan waktu yang cukup lama. Keterbatasan kemampuan, waktu, dan kesibukan guru dalam mengerjakan administrasi sekolah sangat tidak memungkinkan untuk guru dalam berkreativitas menciptakan multimedia interaktif. Berdasarkan permasalahan yang ada, guru kelas IV sangat membutuhkan media pembelajaran. Media pembelajaran yang dibutuhkan khususnya adalah multimedia interaktif untuk subtema Keindahan Alam Negeriku. Melalui multimedia interaktif, materi-materi yang dianggap sulit disampaikan atau tidak terjangkau oleh guru dapat divisualisasikan sehingga lebih menarik perhatian peserta didik dalam pembelajaran. Dengan demikian, peserta didik tidak hanya membayangkan segala sesuatu yang sedang dipelajarinya, namun dapat mengamati bentuk aslinya dari materi yang dipelajari. Multimedia interaktif tersebut dipakai guru untuk mempermudah penyampaian materi 95 K E G U R U
4 dalam pembelajaran tematik interaktif yang berbasis scientific approach. Media pembelajaran dalam hal ini adalah multimedia interaktif memang tidak dapat dipisahkan dari sistem pembelajaran. Penggunaan multimedia interaktif berdampak positif dalam memberikan pembelajaran yang bermakna. Karena dengan adanya multimedia interaktif, peserta didik dapat memperoleh pengetahuan dari pengalaman yang terorganisir. Pengalaman teroganisir dimulai dari pengalaman langsung yang memungkinakan pengetahuan semakin konkret sampai pengalaman yang abstrak. Sebagai implikasinya, dengan lahirnya teknologi diharapkan mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Multimedia interaktif adalah sebuah sistem yang merupakan kombinasi dari dua unsur yaitu multimedia dan interaktivitas. Multimedia menyajikan informasi melalui berbagai media, seperti musik, video, dan animasi. Kemudian, interaktivitas memungkinkan pengguna untuk berpartisipasi dan mengontrol informasi (Andrade & Reynoso, 2009, pp.11-12). Kehadiran multimedia interaktif dalam proses pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik, sehingga peserta didik lebih memusatkan perhatiannya pada materi yang sedang dipelajari. Menarik bagi peserta didik sama halnya dengan menyenangkan bagi peserta didik. Suatu hal yang menyenangkan pasti nantinya peserta didik akan menjadi lebih mempunyai rasa ingin tahu yang lebih terhadap materi yang sedang dipelajarinya. Dengan demikian, pembelajaran akan menjadi lebih aktif, menyenangkan, dan bermakna. Sesuai dengan penelitian dari Milovanović, Obradović, dan Milajić, 2013 p.19 menunjukkan bahwa penggunaan multimedia interaktif pada pembelajaran matematika lebih menyenangkan bagi peserta didik dibandingkan yang tidak menggunakan multimedia interaktif. Pada penelitian ini menjelaskan bahwa multimedia interaktif sangat membantu dalam mengembangkan pemikiran abstrak peserta didik dalam belajar matematika. Hal itu adalah penting, karena untuk menghubungkan konsep yang sudah ada pada peserta didik memiliki persyaratan tertentu untuk mengembangkan konsep mereka lebih jauh dan untuk memungkinkan peserta didik untuk menerima pengetahuan lebih lanjut. Geometri adalah cabang dari matematika dimana visualisasi adalah salah satu elemen paling penting untuk pemahaman yang disajikan dalam definisi dan teorema, serta untuk menyelesaikan pemecahan masalah. Pada kondisi dilapangan, menunjukkan bahwa peserta didik sulit untuk membayangkan masalah tertentu yang masih bersifat abstrak dan peserta didik akan lebih berhasil dalam menyelesaikan tugas jika materi yang disajikan secara kontekstual dan visual. Selain itu, jika kita menggunakan multimedia interaktif, pemecahan masalah akan jauh lebih mudah dan lebih menarik. Dengan demikian, hal tersebut juga penting bagi seorang guru untuk mempertimbangkan berbagai pendekatan dalam pembelajaran, untuk menawarkan kegiatan yang menggali pemahaman peserta didik, dan untuk menganalisis hasil karya peserta didik. Dengan demikian, maka perlu dikembangkan multimedia interaktif Adobe Flash pada pembelajaran tematik intergratif berbasis scientific approach subtema Keindahan Alam Negeriku kelas IV SD Negeri Serayu. Multimedia interaktif ini digunakan pada pembelajaran tematik integratif dan dapat dijadikan sebagai alat bantu guru dalam pelaksanaan pembelajaran. Diharapkan multimedia interaktif ini dapat menjadikan pembelajaran menjadi efektif, menarik, dan menyenangkan. 96 K E G U R U
5 Berdasarkan uraian di atas, penelitian dan pengembangan ini memiliki tujuan yaitu: (1) menghasilkan multimedia interaktif Adobe Flash pada pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach subtema Keindahan Alam Negeriku yang layak untuk kelas IV SD Negeri Serayu.; (2) mengetahui keefektifan multimedia interaktif Adobe Flash pada pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach subtema Keindahan Alam Negeriku pada kelas IV SD Negeri Serayu. Hasil penelitian dan pengembangan ini dapat memberikan manfaat teroretis dan praktis. Manfaat teoretis penelitian dan pengembangan ini yaitu hasil penelitian dan pengembangan ini dapat memberikan kontribusi pada pengembang ilmu tentang masalah pengembangan multimedia interaktif pada pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach. Selanjutnya, manfaat praktis hasil penelitian dan pengembangan ini bagi sekolah yaitu dapat dijadikan sebagai tambahan media pembelajaran tematik integratif yang lebih bervariatif, kreatif, dan inovatif yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Bagi guru, hasil penelitian pengembangan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan kemudahan kepada para guru sekolah dasar dalam menciptakan media pembelajaran tematik integratif. Bagi peserta didik, hasil penelitian pengembagan ini diharapkan dapat memudahkan peserta didik dalam belajar konsep-konsep yang terdapat dalam setiap tema. Bagi peneliti, penelitian pengembangan ini dapat memberikan pengalaman langsung kepada peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran tematik integratif di sekolah dasar. Berdasarkan uraian di atas, maka definisi operasional dari penelitian dan pengembangan ini yaitu: (1) multimedia interaktif Adobe Flash adalah suatu produk software yang dibuat menggunakan bantuan Adobe Flash yang isinya memuat beberapa jenis media yang saling berkaitan membentuk suatu konsep untuk memperjelas materi yang memiliki kemenarikan opening, komposisi warna, keterbacaan teks, kualitas gambar, kualitas animasi, kualitas video, kualitas audio, ketepatan feedback jawaban, kejelasan petunjuk penggunaan, dan kejelasan tombol navigasi; (2) Pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach adalah pembelajaran yang menggabungkan beberapa kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam satu tema yang memiliki kesesuaian materi dan soal, kesesuaian jenis media (gambar, animasi, video, musik) dengan karakteristik anak SD, keterkaitan antar materi dan soal, kejelasan isi (materi, contoh, petunjuk, dan soal), kecukupan materi dan soal, keterbacaan isi (materi, contoh, petunjuk, dan soal), kemutakhiran materi dan soal, keakuratan materi dan jawaban soal; (3) Peserta didik kelas IV SD Negeri Serayu merupakan subjek uji coba lapangan dalam penelitian dan pengembangan multimedia interaktif Adobe Flash pada pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach untuk mengetahui keefektifan produk yang dikembangkan ditinjau dari: (a) Aktivitas peserta didik dalam menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash pada pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach adalah seberapa besar aktivitas peserta didik yang ditunjukkan melalui ketertarikan peserta didik terhadap multimedia interaktif Adobe Flash, interaksi peserta didik dalam menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash, interaksi peserta didik dengan peserta didik lain, dan interaksi peserta didik dengan guru. (b) Prestasi peserta didik adalah skor tes yang diperoleh peserta didik setelah kegiatan pembelajaran dengan kriteria adanya peningkatan skor yang diperoleh oleh peserta didik. 97 K E G U R U
6 Keterbatasan penelitian pengembangan media pembelajaran tematik integratif yaitu, (1) multimedia interaktif ini hanya memuat materi pada subtema Keindahan Alam Negeriku; (2) multimedia interaktif tidak menggunakan penilaian yang sesuai dengan Kurikulum 2013 yaitu authentic assessment. II. Metode Penelitian A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian dan pengembangan (Reasearch & Development). Penelitian dan pengembangan (Research & Development) merupakan suatu proses untuk mengembangkan suatu produk baru atau memperbaiki produk yang sudah ada baik produk yang berupa perangkat keras (hardware) ataupun perangkat lunak (software) dan dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata, 2013, p.164). B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari Maret 2015 di SD Negeri Serayu, Kota Yogyakarta. C. Subjek Penelitian Subjek penelitian pada penelitian dan pengembangan ini adalah peserta didik kelas IV SD Negeri Serayu. Uji coba lapangan awal dilaksanakan dengan 3 orang peserta didik kelas IV SD dan satu orang guru kelas IV SD sebagai observer. Uji coba lapangan, dengan 10 orang peserta didik kelas IV SD N Serayu dan satu orang guru kelas IV SD. Uji coba pelaksanaan lapangan dengan dua kelompok yaitu satu kelompok sebagai kelompok eksperimen dan satu kelompok sebagai kelompok kontrol kelas IV SD N Serayu masingmasing berjumlah 27 peserta didik dan satu orang guru kelas sebagai observer. D. Prosedur Prosedur penelitian dan pengembangan atau research and development (R & D) ini mengacu pada tahapan penelitian yang dikembangkan oleh Borg & Gall, 1983, p.775) yang meliputi sepuluh langkah. Langkah-langkah penelitian dan pengembangannya yaitu (1) penelitian dan pengumpulan data; (2) perencanaan; (3) pengembangan draf produk; (4) uji coba lapangan awal; (5) merevisi hasil uji coba; (6) uji coba lapangan, (7) penyempurnaan produk hasil uji lapangan, (8) uji pelaksanaan lapangan; (9) penyempurnaan produk akhir; (10) Diseminasi. E. Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh pada penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif diperoleh pada analisis kebutuhan dan data kuantitayif diperoleh pada saat validasi produk dan uji coba produk di lapangan. Pada penelitian ini data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen berupa, pedoman wawancara, lembar penilaian produk, angket respon guru, lembar pengamatan aktivitas peserta didik, angket respon peserta didik, dan soal pre-test dan post-test. Teknik pengumpulan data pada penelitian dan pengembangan ini menggunakan teknik wawancara, angket, pengamatan, dan tes. F. Teknik Analisis Data Data awal pelaksanaan penelitian dalam bentuk hasil wawancara dan pengamatan. Hasil tersebut dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif. Setelah dilakukan analisis kebutuhan, kemudian dilakukan pengembangan produk guna memenuhi kebutuhan yaitu multimedia interaktif Adobe Flash. Selanjutnya, data kedua yaitu data 98 K E G U R U
7 kelayakan produk multimedia interaktif Adobe Flash yang dihasilkan dari expert judgement dan respon guru kemudian dianalisis. Setelah produk multimedia interaktif Adobe Flash dikatakan layak kemudia dilakukan uji coba produk di lapangan untuk mengetahui keefektifan produk tersebut. Langkah-langkah dalam menganalisis data expert judgement, respon guru, aktivitas peserta didik, dan respon peserta didik adalah menggunakan konversi skor sebagai berikut. Tabel 1. Konversi Skor (Sukardjo, 2006, p.53) Nilai Interval skor Kategori A X > X i + 1,8 SB i Sangat Baik B X i + 0,6 SB i < X X i + 1,8 SB i Baik C X i 0,6 SB i < X X i + 0,6 SB i Cukup Baik D X i 1,8 SB i < X X i 0,6 SB i Kurang Baik E X X i 1,8 SB i Sangat Kurang Baik Kemudian, dalam menganalisis hasil data pre-test dan post-test untuk mengetahui keefektifan produk, teknis analisis data yang digunakan adalah menggunakan uji t menggunakan Gain Score. Hipotesis yang akan diuji disajikan dalam bentuk parameter pengujian sebagai berikut. H o : µ 1 = µ 2 H 1 : µ 1 µ 2 H 0 : tidak ada perbedaan yang signifikan antara nilai evaluasi peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash dengan pembelajaran yang tidak menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash. H a :ada perbedaan yang signifikan nilai evaluasi peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash dengan pembelajaran yang menggunakan tidak menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash. Kriteria penerimaan atau penolakan H 0 pada taraf signifikansi 5% dengan menggunakan signifikansi, yaitu apabila signifikansi > 0,05 maka H 0 diterima, demikian sebaliknya jika signifikansi < 0,05 maka H 0 ditolak. Setelah itu dilakukan uji lanjut menggunakan Gain Score untuk mengetahui tingkat signifikan kedua kelompok tersebut. III. Hasil dan Pembahasan Produk awal multimedia interaktif untuk pembelajaran tematik integratif yang berbasis scientific approach pada subtema Keindahan Alam merupakan pengembangan berdasarkan penelitian dan pengumpulsn data atau studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh peneliti, yaitu: a) Studi Literatur dan b) Analisis Kebutuhan. Berdasarkan analisis kebutuhan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa guru membutuhkan multimedia interaktif yang digunakan untuk pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach. Multimedia interaktif ini disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan kondisi sekolah. 99 K E G U R U
8 Kelayakan Multimedia Interaktif Skor ,04 136, Materi Hasil Penilaian Oleh Ahli 121 Media Skor Minimal Skor I Skor II Gambar 1. Hasil Kelayakan Multimedia Interaktif Adobe Flash dari Expert Judgement Kemudian, data hasil respon guru dapat diketahui bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan dikatakan layak menurut guru. Informasi tentang hasil respon guru dapat dilihat pada gambar 2 berikut ini Skor Data Hasil Respon Guru 91 83,5 86,5 68,03 68,03 68,03 Uji Coba Lapangan Awal Uji Coba Lapangan Uji Lapangan Skor Minimal Uji Coba Produk Skor yang Diperoleh Gambar 2. Data Hasil Respon Guru Selanjutnya, data hasil pengamatan aktivitas peserta didik dapat dilihat bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan dikatakan efektif berdasarkan aktivitas peserta didik. Informasi tentang hasil pengamatan aktivitas peserta didik dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini. 100 K E G U R U
9 Skor Aktivitas Peserta Didik Skor ,33 19,4 19, \ Uji Coba Lapangan Awal Uji Coba Lapangan Uji Lapangan Uji Coba Produk Skor Minimal Skor yang Diperoleh Gambar 3. Data Hasil Aktivitas Peserta Didik Data hasil respon peserta didik dapat diketahui bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan adalah efektif di lapangan. Informasi tentang hasil respon peserta didik dapat dilihat pada gambar 4 berikut ini. Skor Data Respon Peserta Didik Skor , , Uji Coba Lapangan Awal Uji Coba Lapangan Uji Lapangan Uji Coba Produk Skor Minimal Skor yang Diperoleh Gambar 4. Data Hasil Respon Peserta Didik. Berikut ini adalah hasil uji normalitas dan homogenitas data pada kelompok eksperimen dan kontrol. Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Kelompok Nilai Sig. (p) > 0,05 Keterangan Eksperimen Kontrol Pre-test 0,097 Data berdistribusi normal Post-test 0,066 Data berdistribusi normal Pre-test 0,129 Data berdistribusi normal Post-test 0,200 Data berdistribusi normal Selanjutnya, untuk uji homogenitas. Uji homogenitas ini digunakan untuk menguji homogenitas data dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji homogenitas mempunyai asumsi bahwa varian kelompok data adalah sama atau homogen. Kriteria pengujian homogenitasnya yaitu jika signifikansi < 0,05, maka varian kelompok data tidak 101 K E G U R U
10 sama atau tidak homogen. Sebaliknya, jika signifikansi > 0,05, maka varian kelompok data adalah sama atau homogen. Berikut ini adalah hasil uji homogenitas data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 3. Hasil Uji Homogenitas df1 df2 sig.(p) Keterangan ,000 Homogen Selanjutnya, dilakukan uji t independen. Uji T independen ini digunakan untuk menguji dua rata-rata pada dua kelompok data yang independen. Pengujiannya menggunakan tingkat signifikansi 0,05. Pada hal ini, pengujiannya adalah untuk menguji nilai post-test pada kelompok eksperimen dan kelompok control. Berikut ini adalah hasil uji t indpenden data nilai post-test kedua kelompok. Tabel 4. Hasil Uji T Independen Kelompok Rerata Skor N t hitung t tabel Df Sig. (2-tailed) Eksperimen 85,33 27 Kontrol 78, ,680 2, ,001 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa nilai t hitung adalah 3,583. Kemudian untuk t tabel hasil yang diperoleh untuk t tabel sebesar 2,060. Setelah itu untuk kriteria pengujiannya adala jika t tabel t hitung t tabel, maka H 0 diterima dan jika t hitung < -t atau t hitung > t tabel, maka H 0 ditolak. Sedangkan berdasarkan signifikansi, kriterianya yaitu jika signifikansi > 0,05, maka H 0 diterima dan jika signifikansi < 0,05, maka H 0 ditolak. Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai t hitung adalah 3,680 lebih besar dari t tabel yang memiliki nilai 2,060 (3,680 > 2,060) dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,001), maka H 0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan rata-rata nilai posttest antara kelompok eksperimen (menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash ) dan kelompok kontrol (tidak menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash ). Selanjutnya, untuk mengetahui perubahan antara pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan dengan menggunakan teknik Gain Score. Berikut ini adalah hasil statistic Gain Score kedua kelompok. Tabel 5. Hasil Statistik Gain Score Kelompok N Mean Std. Deviation Eksperimen 27 24,89 4,484 Kontrol 27 17,93 4,883 Berdasarkan tabel 5 di atas, maka dapat dilihat bahwa nilai mean pada kelompok eksperimen yaitu 24,89 dan nilai mean pada kelompok kontrol yaitu 17,93. Hal ini berarti bahwa kelompok eksperimen memiliki perubahan yang lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol. Selanjutnya, untuk mengetahui perubahan antara pre-test dan post-test pada kelompok eksperimen dan kontrol dapat ditunjukkan pada tabel 6 berikut ini. 102 K E G U R U
11 Tabel 6. Hasil Uji T Independen pada Gain Score Gain Rerata Gain N t hitung Sig. (2-tailed) 24, ,458 0,001 17,89 27 Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok eksperimen memiliki perubahan yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dengan demikian, perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen yaitu dengan menggunakan multimedia interaktif dikatakan berhasil. Setelah produk multimedia interaktif selesai pada tahap penyempurnaan, kemudian dilakukan diseminasi atau penyebarluasan produk multimedia interaktif kepada guru-guru di SD Negeri Serayu. Pelaksanaannya yaitu peneliti mengumpulkan guru-guru SD Negeri Serayu untuk diberikan penjelasan mengenai produk multimedia interaktif Adobe Flash yang telah selesai dikembangkan. Peneliti memberikan penjelasan tentang hasil kajian teori yang melandasi produk tersebut, konsep awal produk, isi produk, dan cara penggunaan produk. Pembelajaran tematik integratif yang berbasis scientific approach merupakan suatu hal yang baru bagi para guru dan peserta didik. Kegiatan-kegiatan dalam scientific approach ini yang menjadi kendala dalam membelajarkan peserta didik, karena peserta didik harus lebih aktif dibanding dengan gurunya. Oleh karena itu, butuh waktu yang cukup untuk beradaptasi dengan kurikulum baru tersebut. Untuk membantu guru dan peserta didik dalam menerapkan pembelajaran tematik integratif yang berbasis scientific approach, maka perlu adanya media untuk sarana memfasilitasi guru dan peserta didik dalam memahami materi tanpa harus meninggalkan proses pembelajaran yang telah ditentukan oleh pemerintah. Produk multimedia interaktif yang dikembangkan pada penelitian dan pengembangan ini merupakan alat bantu bagi peserta didik dalam proses pembelajaran tematik integratif yang berbasis scientific approach. Sebelum diujicobakan di lapangan, produk multimedia interaktif harus dinilai kelayakannya oleh para ahli, yaitu ahli materi dan media. Setelah dua kali penilaian pada produk multimedia interaktif dengan beberapa revisi yang perlu diperbaiki, maka produk multimedia interaktif subtema Keindahan Alam Negeriku yang dikembangkan dinyatakan layak digunakan dalam pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach. Dengan demikian, produk multimedia interaktif dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu menguji keefektifannya di lapangan. Pada proses pengujian produk multimedia interaktif Adobe Flash di lapangan dilakukan tiga uji coba produk, yaitu uji coba lapangan awal, uji coba lapangan, dan uji pelaksanaan lapangan. Selama pelaksanaan uji coba produk, skor respon guru, aktivitas peserta didik, respon peserta didik, dan nilai evaluasi yang diperoleh peserta didik semakin meningkat. Selain itu, jika dibandingkan dengan kelompok kontrol (tidak menggunakan multimedia interaktif), kelompok eksperimen memiliki rata-rata nilai post-test yang lebih 103 K E G U R U
12 tinggi. Karena belajar yang efektif dapat diperoleh dari belajar yang menyenangkan, menarik, dan bermakna. Penggunaan multimedia interaktif Adobe Flash sangat menyenangkan dan menarik bagi peserta didik. Hal tersebut ditunjukkan dengan skor aktivitas peserta didik dan respon peserta didik yang diperoleh berkategori sangat baik. Selain itu, dengan adanya gambar, animasi, dan video dapat menambah informasi untuk peserta didik terhadap sesuatu yang tidak bisa divisualisasikan di dalam buku. Adanya pilihan musik juga dapat memberikan kebebasan bagi peserta didik untuk memilih jenis musik yang dapat memberikan konsentrasi yang lebih untuk belajar dalam memahami materi yang dipelajari. Kemudian, adanya kemampuan multimedia interaktif dalam scientific approach juga dapat memfasilitasi peserta didik dalam melaksanakan kegiatankegiatan dalam scientific approach yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar, dan mengkomunikasikan. Setelah produk multimedia interaktif selesai pada tahap penyempurnaan, kemudian dilakukan diseminasi atau penyebarluasan produk multimedia interaktif kepada guru-guru di SD Negeri Serayu. Para guru untuk diberikan penjelasan mengenai produk multimedia interaktif Adobe Flash yang telah selesai dikembangkan. Diseminasi ini dilakukan untuk dijadikan supaya produk multimedia interaktif Adobe Flash yang telah teruji kelayakan dan keefektifannya dapat dijadikan sebagai alternatif dalam proses pembelajaran dan dapat meningkatkan mutu pembelajaran di sekkolah. Selain itu, penggunaan multimedia interaktif Adobe Flash dapat diperluas lagi untuk materi yang lain atau kelas yang lain. Berdasarkan penilaian expert judgment atau dosen ahli dan penialaian dari hasil uji coba dapat disimpulkan bahwa multimedia interaktif Adobe Flash memberikan alternatif dalam pembelajaran dan menambah kelengkapan media yang ada di sekolah. Multimedia interaktif Adobe Flash dengan aspek-aspek yang dikembangkan melalui penilaian ahli materi dan media serta dari hasil uji coba telah berhasil menjadi: (1) Media alternatif dalam pembelajaran di sekolah dasar khususnya kelas IV subtema Keindahan Alam Negeriku; (2) Media yang mudah digunakan oleh peserta didik, tidak membahayakan, dan menarik perhatian; (3) Media yang dapat memvisualisasikan materi-materi yang sulit dijangkau dalam kehidupan sehari-hari; (4) Media yang layak digunakan dalam pembelajaran karena memiliki penilaian pada kategori baik dan sangat baik pada semua aspek penialaian yang diperoleh dari hasil validasi dan uji coba; (5) Media yang efektif digunakan dalam meningkatkan prestasi belajar peserta didik; (6) Strategi pembelajaran dalam upaya mengatasi penguasaan konsep pada peserta didik dengan cara lebih menarik, menyenangkan, dan menambah semangat dalam belajar. Keberhasilan tersebut ditunjukkan melalui hal-hal yang ditemukan pada proses pelaksanaan uji coba produk multimedia interaktif Adobe Flash di lapangan. Berikut ini adalah temuan dalam uji coba lapangan yaitu: (1) Respon guru terhadap produk multimedia interaktif Adobe Flash sangat baik karena sesuai dengan kebutuhan; (2) Peserta didik memperoleh pemahaman materi yang terdapat dalam subtema Keindahan Alam Negeriku; (3) Peserta didik senang ketika belajar menggunakan multimedia interakitf; (4) Adanya rasa ingin tahu yang muncul pada saat menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash ; (5) Adanya perbedaan nilai evaluasi peserta didik antara kelompok yang menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash dan yang tidak 104 K E G U R U
13 menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash. Nilai evaluasi pada kelompok yang menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash lebih tinggi dibandingkan nilai evaluasi kelompok yang tidak menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash. Penelitian dan pengembangan ini masih jauh dari sempurna, karena setiap produk yang dikembangkan pasti ada kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Berikut adalah keterbatasan dari produk multimedia interaktif Adobe Flash, yaitu: (1) Produk multimedia interaktif Adobe Flash dikembangkan dalam penelitian dan pengembangan ini hanya terbatas pada subtema Keindahan Alam Negeriku; (2) Tidak semua materi pada subtema Keindahan Alam Negeriku dapat dikemas dalam multimedia interaktif Adobe Flash, terutama materi yang memerlukan praktik langsung dengan benda yang sesungguhnya; (3) Tidak semua materi pada subtema Keindahan Alam Negeriku dapat menggunakan multimedia interaktif Adobe Flash dan scientific approach dalam penyajian materinya: (4) Sistem penilaian belum menggunakan prinsip yang ada di Kurikulum 2013; (5) Keterbatasan dalam hal waktu, tenaga, dan biaya sehingga penelitian ini masih belum dapat disamakan dengan penelitian dan pengembangan yang sudah profesional seperti yang ada di suatu perusahaan dimana seorang peneliti diberikan kebebasan dalam hal waktu, tenaga, dan biaya sesuai dengan kesepakatan yang dibuat yang dibuat antara peneliti, pengembang, dan perusahaan yang membutuhkan atau yang mendanai penelitian tersebut; (6) Penelitian ini masih terbatas pada SD Negeri Serayu Yogyakarta. Untuk dapat dikatakan produk ini efektif dan efisien digunakan dalam pembelajaran subtema Keindahan Alam Negeriku secara umum, masih perlu diujicobakan ke skala yang lebih luas yang melibatkan beberapa provinsi yang memiliki kemampuan rata-rata peserta didik pada kelompok atas, tengah, dan bawah. Pada tahap berikutnya perlu juga produk tersebut dibandingkan produk-produk lain yang sejenis untuk mendapatkan suatu standar kelayakan dan keefektifan kualitas minimal yang sudah ditentukan. IV. Kesimpulan Multimedia interaktif Adobe Flash yang dikembangkan untuk pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach subtema Keindahan Alam Negeriku pada kelas IV SD Negeri Serayu adalah layak digunakan. Kelayakan tersebut dilihat dari aspek materi dengan skor total 167 dengan nilai B dan berkategori baik, aspek media dengan skor 169 dengan nilai A dan kategori sangat baik dan respon guru dengan skor 91 dengan nilai A dan kategori sangat baik. Multimedia interaktif Adobe Flash yang dikembangkan untuk pembelajaran tematik integratif berbasis scientific approach subtema Keindahan Alam Negeriku pada kelas IV SD Negeri Serayu adalah efektif. Keefektifan tersebut dilihat dari aktivitas peserta didik dan respon peserta didik terhadap multimedia interaktif yang memperoleh nilai A dengan kategori sangat baik dan masing-masing skor yang diperoleh adalah 15 dan 19,74. Selanjutnya, dilihat dari nilai post-test peserta didik, multimedia interaktif dapat menuntaskan nilai semua peserta didik pada kelompok eksperimen yang ditunjukkan dengan nilai yang diperoleh di atas nilai KKM yaitu 72 Selain itu, ada perbedaan nilai post-test antara kelompok eksperimen (menggunakan multimedia interaktif) dan kelompok kontrol (tidak menggunakan multimedia interaktif) yaitu ditunjukkan dengan hasil uji t pada uji pelaksanaan lapangan yaitu diperoleh nilai t hitung adalah 3,680 lebih besar dari t tabel yang memiliki nilai 2,060 (3,680 > 2,060) dan 105 K E G U R U
14 signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,001). Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa multimedia interaktif yang dikembangkan efektif untuk digunakan di lapangan. Daftar Pustaka Andrade, E.L.M. & Reynoso, J.M.G. (2009). Improve teaching and learning: comparison between web pages and multimedia-interactive systems. Communications of the IMMA, 9, Brog, W.R. & Gall, M.D. (1983). Educational research: an introduction (4 th ed). New York & London: Longman Inc. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014, tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Milovanović, M., Obradović, M.J., & Milajić, A. (2013). Application of interactive multimedia tools in teaching mathematics examples of lessons from geometry. The Turkish Online Journal of Educational Technology, 12, Nana Syaodih Sukmadinata. (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sukardjo. (2006). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY. Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain. (2010). Strategi belajar mengajar (Rev. ed). Jakarta: Rineka Cipta. Webb, P. & Pearson, P. (2012). Creative unit and lesson planning through a thematic/integrated approach to teaching games for understanding (TGfU). Journal of Physical Education New Zealand, K E G U R U
BAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 JENIS PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan (RnD). Pengembangan atau RnD merupakan perbatasan dari pendekatan kualitatif dan kuantitatif dan terutama
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI DI SMK
UNION: Jurnal Pendidikan Matematik, Vol 5 No 3, November 2017 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013 PADA POKOK BAHASAN TRIGONOMETRI DI SMK Nur Ani Lestari dan Istiqomah 1,2,3 Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciTHE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG
Journal of Accounting and Business Education, 1 (1), September 2016 THE DEVELOPMENT OF ACCOUNTING LEARNING MEDIA USING LECTORA INSPIRE IN FINANCIAL STATEMENT TOPIC OF GRADE X AT SMK NEGERI 1 MALANG Nur
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG
Pengembangan Media Pembelajaran... (Drajat Nugroho) 1 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR DI SMK NEGERI 1 BANSARI TEMANGGUNG MEDIA
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Penelitian dan Pengembangan 1. Model Penelitian dan pengembangan Menurut Sugiyono dalam bukunya, metode penelitian dan pengembangan (dalam bahasa Inggris Research
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang akan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subjek penelitian, desain pengembangan yang dilakukan, teknik dan instrumen pengumpulan data, serta teknik analisis
Lebih terperinciJurnal Inovasi Teknologi Pendidikan
Volume 2, No 1, April 2015 (74-82) Tersedia Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/jitp PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK BELAJAR MEMBACA AL-QURAN METODE QIRA ATI DI TPQ RAUDLOTUT
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif
116 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengembangankan sebuah media interaktif berbasis komputer yang nantinya digunakan pada pembelajaran PAI. Adapun pendekatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and development) dengan menggunakan model Borg and Gall melalui sepuluh tahapan yang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall
69 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall (Sukmadinata,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR JURNAL SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BERBASIS KOMPUTER UNTUK SMA
Pengembangan Media Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan Berbasis Komputer... 69 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN BERBASIS KOMPUTER UNTUK SMA COMPUTER
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dipertanggungjawabkan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009: ).
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah untuk mengembangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. satu metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan dan menguji
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Pengembangan Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian dan pengembangan merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN O 1 X O 2. Gambar 3.1 Desain Penelitian One-Group Pretest-Posttest.
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA negeri di Kota Bandung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA pada tahun
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN
BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian dan Pengembangan Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (01: 407) penelitian dan pengembangan adalah
Lebih terperinciPENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN OTENTIK BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SUBTEMA LINGKUNGAN TEMPAT TINGGALKU KELAS IV SEKOLAH DASAR 1
PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN OTENTIK BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING PADA SUBTEMA LINGKUNGAN TEMPAT TINGGALKU KELAS IV SEKOLAH DASAR 1 Sari Yustiana 2 Universitas Islam Sultan Agung Semarang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and
28 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan (research and development), karena penelitian bertujuan untuk menghasilkan atau mengembangkan suatu produk bukan penelitian
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan
73 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian dan pengembangan (Research and Development). Penelitian Pendidikan dan pengembangan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS3 PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEADAAN ALAM DI INDONESIA KELAS VII
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS3 PADA MATA PELAJARAN IPS MATERI KEADAAN ALAM DI INDONESIA KELAS VII Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada
Lebih terperinciGilang Purnama 1, Dedi Rohendi 2, Purnawan 3
218 PENERAPAN INTEGRATED COURSE WARE KATUP PNEUMATIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PADA MATA KULIAH PNEUMATIK DAN HIDROLIK D3 TEKNIK MESIN UPI Gilang Purnama 1, Dedi Rohendi 2, Purnawan 3
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
28 BAB III METODE PENELITIAN Metode Penelitian yang digunakan peneliti yaitu metode penelitian pengembangan (Research and Development) dengan kategori eksperimental. 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL
PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh Puput Ambaryuni
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pembuatan (Research and Development). Penelitian pembuatan sebagai suatu proses untuk
Lebih terperinciNovita Uswatun Khasanah, Widjianto, dan Nuril Munfaridah Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang
PENGEMBANGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS RELATING, EXPERIENCING, APPLYING, COOPERATING, TRANSFERRING (REACT) BERBANTUAN CAMTASIA STUDIO PADA POKOK BAHASAN HUKUM-HUKUM NEWTON TENTANG GERAK UNTUK KELAS
Lebih terperinciOleh : Ika Dewi Fitria Maharani, Bambang S.H.M, M.Kom Pendidikan Matematika, FMIPA, UNY
Pengembangan Media Pembelajaran... (Ika Dewi FM) 1 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI ARITMETIKA SOSIAL UNTUK SISWA SMP
Lebih terperinciBAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research &
BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan atau Research & Development (R & D). Metode penelitian pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and
37 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan research and development atau penelitian pengembangan. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
29 3.1 METODE PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam pengembangan media pembelajaran berbasis komik ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development),
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development.
77 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan Research and Development. Pendekatan Research and Development yang merujuk pada teori Borg and Gall
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji kelayakan produk tersebut. Produk yang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH NGIJON 2, SLEMAN
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL KELAS V SEKOLAH DASAR MUHAMMADIYAH NGIJON 2, SLEMAN ARTIKEL JURNAL DiajukankepadaFakultasIlmuPendidikan UniversitasNegeri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan
39 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dan pengembangan, model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian
Lebih terperinciHarmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS Volume 2, No 2, September 2015 ( ) Tersedia Online:
Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS (109-114) Tersedia Online: http://journal.uny.ac.id/index.php/hsjpi PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK UNTUK PEMBELAJARAN PKn SMP Alif
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian dan pengembangan (Research and Development), dengan alasan karena sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.
Lebih terperinciMuhammad Sugiantoro* Dra. Arbaiyah Prantiasih, M.Si.** Hj. Yuniastuti, SH.M.Pd.**
Pengembangan Media CD Interaktif pada Materi Ajar Substansi Konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas X KPR di SMK Negeri 11 Malang The development
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 19 MALANG
PENGARUH PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MINAT BELAJAR DAN HASIL BELAJAR KOGNITIF IPA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 MALANG Windy Rosyadah M., Susriyati Mahanal, dan Sunarmi. Jurusan Biologi, FMIPA,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan Penelitian Pengembangan (Research and Development). Penelitian Pengembangan sebagai suatu proses
Lebih terperinciMuhammad Amil Busthon Universitas Negeri Malang Kata kunci: simulasi, sketchup, fisika zat padat, model tiga dimensi
PENGEMBANGAN SIMULASI MODEL TIGA DIMENSI STRUKTUR KRISTAL DAN SIMETRI KRISTAL BERBASIS SKETCHUP UNTUK MENUNJANG PERKULIAHAN FISIKA ZAT PADAT DI JURUSAN FISIKA UNIVERSITAS NEGERI MALANG Muhammad Amil Busthon
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi experimental atau eksperimen semu yaitu perlakuan terhadap dua variabel (kelas), satu kelas
Lebih terperinciPENGEMBANGAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA BELAJAR
Pengembangan E-Learning Sebagai media.(alfi Pambudi Atmojo) 33 PENGEMBANGAN E-LEARNING SEBAGAI MEDIA BELAJAR DENGAN MENERAPKAN PRINSIP-PRINSIP EFEKTIFITAS E- LEARNING RUTH CLARK DI SMK N 1 BANTUL THE DEVELOPMENT
Lebih terperinciA. PENDAHULUAN B. KAJIAN TEORI
2 A. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dengan terciptanya berbagai macam produk yang semakin canggih. Pendidikan juga tidak terlepas dari aspek teknologi, karena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Research and Development (Penelitian dan Pengembangan). Hal ini dikarenakan penelitian
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian ini meliputi: bagaimana cara mengembangkan multimedia interaktif, kevalidan multimedia
Lebih terperinciPENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL. Artikel. Oleh RIYANTO NIM
PENGEMBANGAN DIKTAT MENGGUNAKAN PERKAKAS TANGAN DI SMK MUHAMMADIYAH 1 BANTUL Artikel Oleh RIYANTO NIM. 08503242008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS METAKOGNISI SEBAGAI PENUNJANG PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN SISWA SMA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS METAKOGNISI SEBAGAI PENUNJANG PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN SISWA SMA POKOK BAHASAN SUHU DAN KALOR Wahyu Pramudita Sari (1), Drs. H. Winarto, M.Pd, Drs. Dwi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut. Produk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Ini merupakan penelitian pengembangan yaitu suatu penelitian yang bertujuan menghasilkan produk tertentu dan menguji kualitas produk tersebut. Produk tersebut
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN
JURNAL TEKNIK MESIN, TAHUN 24, NO. 1, APRIL 2016 1 PENGEMBANGAN MEDIA INTERAKTIF PEMBUBUTAN DASAR DI WORKSHOP BERBASIS VIDEO DALAM BIDANG PRAKTIK PEMESINAN Oleh: Rofiqul Fuadi Sholihin, Yoto dan Sunomo
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan
BAB III METODE PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D), yaitu sebuah strategi atau
Lebih terperinciISSN X Elementary School 3 (2016) Volume 3 nomor 1 Januari 2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA UNTUK PEMBELAJARAN IPA SD
39 ISSN 2338-980X Elementary School 3 (2016) 39-50 Volume 3 nomor 1 Januari 2016 PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MULTIMEDIA UNTUK PEMBELAJARAN IPA SD *Dhian Dwi Nur Wenda Universitas Nusantara PGRI Kediri Diterima:
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL
PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL THE DEVELOPMENT OF INTERACTIVE MODULES BASED MULTIMEDIA IN SUBJECT OF 2D ANIMATION
Lebih terperinciBahan Ajar Interaktif Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi Garis dan Sudut untuk Siswa SMP
SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA UNY 2016 Bahan Ajar Interaktif Berbasis Pendekatan Saintifik pada Materi Garis dan Sudut untuk Siswa SMP Heni Pujiastuti FKIP Universitas Sultan Ageng
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di kelas Jarimatika level 1 di Unit Jarimatika Center Salatiga. Pada level 1 dipilih
Lebih terperinciPROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta
60 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MEKATRONIKA : E-Journal Universitas Negeri Yogyakarta http://journal.student.uny.ac.id/ojs PENGEMBANGAN JOB SHEET PRAKTIK BERBASIS PEMBELAJARAN ILMIAH PADA MATA PELAJARAN
Lebih terperinciMODEL TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN TARI KUNTULAN BERBANTUAN MEDIA AUDIO-VISUAL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR
MODEL TUTOR SEBAYA DALAM PEMBELAJARAN TARI KUNTULAN BERBANTUAN MEDIA AUDIO-VISUAL BAGI SISWA SEKOLAH DASAR Sumarjo 1), Wahyu Lestari, Samsudi Prodi Pendidikan Dasar Konsentrasi PGSD, Program Pascasarjana
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI. PENELITIAN. Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk mengembangkan CD
BAB III. METODOLOGI. PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metode Penelitian yang akan dilakukan ini bertujuan untuk mengembangkan CD multimedia interaktif sebagai media alternatif dalam pembelajaran bahasa Inggris
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas tentang jenis penelitian yang digunakan, subyek penelitian, desain pengembangan, sumber data, teknik dan instrument pengumpulan data, serta analisis data.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Pengembangan Penelitian ini termasuk jenis penelitian dan pengembangan (research and development). Menurut Borg & Gall (1983: 772) penelitian dan pengembangan adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. pengembangan berbasis industri, yang temuan-temuannya dipakai untuk
BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian Pengembangan Pengertian penelitian pengembangan menurut Borg & Gall adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
Lebih terperinciPengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014
1 2 Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014 Oleh Florenta Winda Herlina Pardede 2103111025 ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan dan menghasilkan suatu produk dengan kualifikasi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD KELAS 3 (Studi Kasus: MI Muhammadiyah Bekangan)
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA SD KELAS 3 (Studi Kasus: MI Muhammadiyah Bekangan) Anisatul Farida STMIK Duta Bangsa Surakarta ABSTRAK Penelitian ini bertujuan mengembangkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi penelitian, populasi dan sampel Lokasi penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Bandung, dan kota Bandung. Untuk kota Bandung peneliti memilih
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN IPA BERBASIS KARAKTER PADA MATERI PERUBAHAN KENAMPAKAN BUMI DAN BENDA LANGIT Sri Mulyani, Cece Rakhmat, Asep Saepulrohman Program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
49 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada kelas V di SDIT Al-Hasna yang berlokasi di Jl. Klaten Yogya KM 3,5 Pilangsari, Gondang, Kebonarum,
Lebih terperinciABSTRAK. Jurnal Pendidikan Teknik Otomotif_Universitas Muhammadiyah Purworejo 37. Vol.10/No.01/Juli 2017 ISSN:
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN CAMTASIA STUDIO TERHADAP HASIL BELAJAR MATA KULIAH CAD MAHASISWA PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO Oleh : Alang Ciputra, Suyitno, Program Studi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Borg dan Gall (1979: 624), yang dimaksud dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian pengembangan media pembelajaran modul interaktif pada mata pelajaran ekonomi ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Ngaglik pada akhir semester
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah salah satu SMA Negeri di kota Bandung, yaitu SMA Negeri 15 Bandung. Populasi
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI PERUMNAS CONDONGCATUR
Pengembangan Multimedia Pembelajaran... (Nikita Sulaiman Akbar) 109 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN ENERGI ALTERNATIF MATA PELAJARAN IPA KELAS IV SD NEGERI PERUMNAS CONDONGCATUR DEVELOPMENT OF ALTERNATIVE
Lebih terperinciKata kunci: Media Pembelajaran, Game Edukatif, Fun Spreadsheet Quiz, Adobe Flash, SMK,
Pengembangan Media Pembelajaran (Baety Nur Rohmah dan Dra. Sumarsih, M.Pd.) 1 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN GAME EDUKATIF FUN SPREADSHEET QUIZ BERBASIS ADOBE FLASH CS6 PADA MATA PELAJARAN SPREADSHEET
Lebih terperinciKUIS INTERAKTIF TIPE PILIHAN GANDA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI SISWA. Jl. Latamacelling No.19 Kota Palopo
KUIS INTERAKTIF TIPE PILIHAN GANDA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MANDIRI SISWA Arda 1, Hasbi 2, Nur Asmi Rahmawati 3 1), 2), 3) Teknik Informatika Universitas Cokroaminoto Palopo Jl. Latamacelling No.19 Kota
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN MENGAJAR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD
PENGEMBANGAN ALAT PENILAIAN KEMAMPUAN MENGAJAR DENGAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU DAN PENDEKATAN SAINTIFIK DI SD Suharjo Sutrisno Prodi PGSD FIP Universitas Nergeri Malang Jl. Semarang 5 Malang.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting
BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting dimiliki oleh setiap calon guru agar dapat berhasil melaksanakan pembelajaran di laboratorium.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka peneltian ini menggunakan pendekatan metode penelitian dan pengembangan (Research and Develompment), yaitu
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS4 UNTUK SISWA KELAS X BUSANA SMK NEGERI 3 KLATEN
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS4 UNTUK SISWA KELAS X BUSANA SMK NEGERI 3 KLATEN ISTIANA Istiana17@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengembangkan
Lebih terperinciIPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY
Pengembangan LKPD IPA... (Titik Wulandari) 1 PENGEMBANGAN LKPD IPA TEMA PEMBUATAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBASIS PEDAGOGY FOR SUSTAINABILITY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK SMP
Lebih terperinciMETODE PENGEMBANGAN. Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau
24 III. METODE PENGEMBANGAN A. Model Pengembangan Metode penelitian yang digunakan yaitu research and development atau penelitian dan pengembangan. Desain pengembangan dilaksanakan dengan memodifikasi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Menurut Borg dan Gall (1983:772), Educational
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA FLASH SEBAGAI SUMBER BELAJAR MANDIRI PADA MATERI KOLOID KELAS XI IPA SMA DAN MA
Jurnal Pendidikan Kimia (JPK), Vol. 2 No. 3 Tahun 2013 Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Sebelas Maret ISSN 2337-9995 jpk.pkimiauns@ymail.com PENGEMBANGAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS MACROMEDIA
Lebih terperinciPengembangan E-Modul Berbasis Adobe Flash CS6 pada Mata Pelajaran Penataan Barang Dagang
Pengembangan E-Modul Berbasis Adobe Flash CS6 pada Mata Pelajaran Penataan Barang Dagang Indah Zahrotul Fauziah Sutrisno Suwarni Jurusan Manajemen Universitas Negeri Malang E-mail: indzafa@gmail.com; sutrisno_um@yahoo.com
Lebih terperinciPENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF KOKOTAR UNTUK PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF KELAS IV DI SDN CATUR TUNGGAL 3 SLEMAN YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL
PENGEMBANGAN ALAT PERMAINAN EDUKATIF KOKOTAR UNTUK PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF KELAS IV DI SDN CATUR TUNGGAL 3 SLEMAN YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian
METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian dilaksanaan di SMP Negeri 1 Sragen yang beralamat Jalan Raya Sukowati No. 162 Sragen, Kabupaten Sragen. 2. Waktu penelitian
Lebih terperinciPENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR INTERAKTIF BERBASIS IT POKOK BAHASAN GETARAN DAN GELOMBANG PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP 1) Sri Kurniawati, 2) A. Djoko Lesmono, 2) Sri Wahyuni 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS ADOBE FLASH CS 6 PADA KOMPETENSI JURNAL PENYESUAIAN
Pengembangan Media Pembelajaran... (Arin Dwi Cahyanti dan Dra.Sukanti,M.Pd) 1 PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS ADOBE FLASH CS 6 PADA KOMPETENSI JURNAL PENYESUAIAN DEVELOPMENT OF
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian dalam Pengembangan Multimedia Interaktif Berbasis Kecerdasan Jamak ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D)
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R & D). Digunakannya metode R & D dalam penelitian ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model
49 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan produk berupa model pembelajaran Sains Teknologi Masyarakat (STM) yang dapat membantu siswa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar
BAB III METODE PENELITIAN A. Model Pengembangan Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan pendidikan (educational research and development) yang mengembangkan bahan ajar pada mata pelajaran IPS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (Research and Development/R and D). Sugiyono (2013:297) mendefinisikan bahwa penelitian dan pengembangan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MULTIMEDIA BERBASIS VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KOMPETENSI KEJURUAN TEKNIK MESIN
214 PENGGUNAAN MULTIMEDIA BERBASIS VIDEO UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA KOMPETENSI KEJURUAN TEKNIK MESIN Muhamad T. Karim 1, Dedi Supriawan 2, Yusep Sukrawan 3 Departemen Pendidikan Teknik Mesin
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF AKSARA JAWA UNTUK SISWA KELAS V SDN SABDODADI KEYONGAN BANTUL ARTIKEL JURNAL
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF AKSARA JAWA UNTUK SISWA KELAS V SDN SABDODADI KEYONGAN BANTUL ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciEFEKTIVITAS MODEL TPS BERBANTUAN CABRI 3D PADA MATERI BANGUN RUANG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA
EFEKTIVITAS MODEL TPS BERBANTUAN CABRI 3D PADA MATERI BANGUN RUANG TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA Oleh: Nur Septi Fajarwati, Bambang Priyo Darminto, Riawan Yudi Purwoko FKIP Univesitas Muhammadiyah Purworejo
Lebih terperinciHARIO WIJAYANTO A
DAMPAK PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA INTERAKTIF TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI DIMENSI TIGA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1 POLANHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF BERPENDAKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI SISTEM EKSKRESI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR Holifa Cahyo Ning Arif, Mimien Henie Irawati, Susilowati Universitas Negeri Malang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR DIGITAL BERBASIS WEB PADA MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN
PENGEMBANGAN SUMBER BELAJAR DIGITAL BERBASIS WEB PADA MATA KULIAH KEWIRAUSAHAAN Ary Purmadi, Diah Lukitasari Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Mataram arypurmadi@ikipmataram.ac.id, diahlukitasari2@gmail.com
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian,
BAB III METODOLOGI Bab ini menguraikan metode penelitian yang digunakan, subyek penelitian, alat pengumpul data, dan analisis data. A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011:297)
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan (Research and Development). Menurut Sugiyono (2011:297) metode penelitian
Lebih terperinci