PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR: STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR: STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN Vol. 6 No.2, Agustus 2010 Hal PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR: STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK INDONESIA Astuti Yuli Setyani Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana Jl. Dr. Wihidin Sudiro Husodo 5-25, Yogyakarta, ABSTRACT Equity Growth is influenced by internal and external factors. Internal factor under control management, i.e. return on asset (ROA), dept to equity ratio (DER) retention rate (RR). The purpose of this study is to examine the effect of internal factors toward equity growth. Using financial data of campanies listed in Jakarta Stock Exchange (JSE) from the periods of 2004 to 2008, this study finds that return on asset influence equity growth. Meanwhile, Debt to Equity Ratio and Ratention Rate show no such effect. Kata kunci: Return On Asset, Debt to Equity Ratio, Ratention Rate, Equity Growth PENDAHULUAN Pertumbuhan perusahaan sering dipakai sebagai tolok ukur dalam menilai perkembangan suatu perusahaan. Didalam dunia bisnis pengertian pertumbuhan perusahaan ditunjukkan dengan semakin besarnya skala perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dari kemampuan perusahaan untuk menciptakan keuntungan sehingga tujuan perusahaan tercapai. Banyak cara atau alat untuk mengukur pertumbuhan keuangan perusahaan. Pertumbuhan modal sendiri merupakan salah satu alat untuk mengukur perkembangan perusahaan. Pertumbuhan modal sendiri dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor eksternal. Dalam penelitian ini variabel yang akan dipilih adalah variabel internal yang terdiri dari return on asset (ROA), dept to equity ratio (DER) retention rate (RR) yang merupakan variabel yang dapat dikendalikan oleh perusahaan. Sedangkan faktor eksternal yang terdiri dari tingkat suku bunga dan tingkat pajak tidak dianalisis karena keduanya tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan melainkan lebih banyak ditentukan oleh pasar dan kebijakan pemerintah.

2 114 JRAK, Agustus 2010 Pada penelitian sebelumnya analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri pada industri semen periode membuktikan bahwa ROA tidak signifikan terhadap pertumbuhan modal sendiri yang dikarenakan ROA perusahaan rata-rata masih rendah, sehingga kurang mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri, DER berpengaruh negatif dan signifikan terhadap modal sendiri. Pengaruh negatif menunjukkan kebijakan pendanaan dengan menambah hutang akan menurunkan pertumbuhan modal sendiri. RR berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan modal sendiri (Maryati, 2001). Modal Usaha TELAAH LITERATUR DAN HIPOTESIS Modal sebagai salah satu faktor produksi semakin dominan perannya sejalan dengan perkembangan teknologi dan semakin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan. Masalah modal dalam perusahaan merupakan persoalan yang sangat penting, mengingat modal sangat dibutuhkan untuk menjalankan roda usaha perusahaan sehingga bila perusahaan mengalami kekurangan modal, kontinuitas usaha akan terhambat. Bagi perusahaan masalah permodalan merupakan masalah yang tidak akan berakhir, karena masalah modal mengandung banyak aspek. Menurut Riyanto (1995) modal adalah kekayaan atau investasi yang dioperasikan untuk menghasilkan laba dan sebagai sumber dana untuk mengadakan investasi. Definisi modal menurut Sartono (1996) adalah bagian dari neraca suatu perusahaan yaitu merupakan elemen dari aktiva seperti kas,piutang, persediaan bahan, tanah, gedung, peralatan pabrik, dan lain-lain. Tetapi modal dapat sebagai elemen dari passivanya, yaitu sumber di mana diperoleh modal berupa hutang jangka panjang dan modal sendiri. Menurut Husnan (1985) pengertian modal dibagi menjadi dua yaitu dalam pengertian akuntansi dan dalam pengertian usaha. Modal dalam pengertian akuntansi diartikan sebagai nilai bersih yang dimiliki oleh perusahaan yang terlihat dalam perkiraan modal yang berasal dari seseorang pemilik tunggal, peserta-peserta dalam perusahaan firma, jumlah modal saham yang di punyai maupun surplus modal, surplus dan cadangan surplus dari suatu perusahaan. Sedangkan modal dalam pengertian usaha merupakan kekayaan atau aktiva yang benar benar dimiliki dalam pelaksanaan kegiatan usaha, yaitu berupa uang, harta milik berwujud misalnya pabrik, perlengkapan, merek dagang, hak paten serta hak milik lainnya yang sejenis. Modal dari asalnya dapat dibedakan menjadi dua: sumber intern (internal sources) dan sumber ekstern. Sumber intern (internal sources) merupakan modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan artinya pembelanjaan yang dilakukan perusahaan adalah dengan kekuatan sendiri disebut pembelanjaan dari dalam perusahaan. Sementara itu, sumber ekstern merupakan sumber modal yang berasal dari luar perusahaan dimana upaya pemenuhan kebutuhan modal ini dinamakan pembelanjaan dari luar perusahaan (eksternal financing). Dana yang berasal dari eksternal perusahaan adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan.

3 PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI PADA INDUSTRI., Astuti Yuli Setyani 115 Selanjutnya, dana yang berasal dari sumber eksternal terdiri dari modal asing dan modal sendiri. Modal ini berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja di dalam perusahaan dan merupakan hutang bagi perusahaan yang bersangkutan serta pada saatnya harus dibayar baik bunga maupun pinjaman pokoknya. Modal sendiri, pada dasarnya adalah yang berasal dari pemilik perusahaan dan tertanam didalam perusahaan untuk jangka waktu yang tidak tertentu. Dengan demikian modal sendiri ditinjau dari sudut likuiditas merupakan dana jangka panjang yang tidak tertentu waktunya. Modal sendiri yang berasal dari sumber internal berbentuk keuangan yang dihasilkan perusahaan sedangkan yang berasal dari sumber eksternal berupa modal dari pemilik. Pertumbuhan Modal Sendiri Pertumbuhan dalam kaitannya dengan pengukuran pertumbuhan perusahaan adalah apabila skala perusahaan tersebut semakin besar. Mengukur pertumbuhan perusahaan antara lain dapat dilakukan melalui pertumbuhan modal sendiri karena melalui pertumbuhan modal sendiri tersebut telah melibatkan semua keputusan dalam fungsi manajen keuangan yaitu pertumbuhan yang diakibatkan oleh keputusan tentang investasi, keputusan tentang pendanaan dan keputusan tentang dividen. Perusahaan yang mengharapkan laju pertumbuhan tinggi, harus menyediakan modal yang cukup untuk membiayai pertumbuhan yang diinginkan tersebut, makin cepat laju perumbuhan yang diinginkan maka besar kebutuhan dana untuk membiayainya. Return On Asset (ROA) dan Pertumbuhan Modal Sendiri ROA merupakan salah satu rasio keuntungan dengan bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba ( Martono dan Harjito, 2002 ). ROA yang positif menunjukkan bahwa modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan, sebaliknya jika ROA negatif menunjukkan bahwa modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dipergunakan untuk operasi perusahaan tidak mampu memberikan keuntungan bagi perusahaan ( Husnan, 1995). Diasumsikan apabila perusahaan berhasil memperoleh keuntungan dan sebagian dari keuntungan tersebut ditanamkan kembali dalam perusahaan, maka ROA mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan modal sendiri perusahaan, sebaliknya jika perusahaan menderita kerugian, maka akan berpengaruh pada penurunan modal sendiri. Semakin tinggi ROA semakin besar keuntungannya serta tingkat pertumbuhan modal sendiri juga tinggi dan akan mempengaruhi kebijakan investasi, pendanaan dan pembagian dividen. Perusahaan dalam keadaan demikian menandakan bahwa kinerja perusahaan tersebut bagus karena risiko kebangkrutan semakin kecil. Oleh karena itu ROA mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan modal sendiri perusahaan (Husnan;1995). Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 1 : Return on asset (ROA) mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri.

4 116 JRAK, Agustus 2010 Debt to Equity Ratio (DER) dan Pertumbuhan Modal Sendiri DER merupakan salah satu rasio leverage yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang perusahaan, karena DER juga menunjukan sampai seberapa besar struktur finansial perusahaan berasal dari hutang, maka tinggi rendah DER juga menggambarkan besar kecilnya jumlah hutang perusahaan (Husnan, 1995). Pada dasarnya tinggi rendah DER berpengaruh secara positif juga berpengaruh negatif terhadap modal sendiri. Ada pemilik perusahaan yang menyukai DER tinggi dengan alasan bahwa ketika DER tinggi akan memperbesar dana perusahaan sehingga kemampuan perusahaan untuk berinvestasi semakin besar pula yang dapat memungkinkan membawa dampak yang positif bagi keuntungan perusahaan sehingga pertumbuhan modal sendiri semakin bertambah. DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang ditunjang oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin rendah DER maka semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajiban, berakibat pertumbuhan modal sendiri akan relatif lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki DER, karena DER yang rendah maka akan lebih banyak laba yang ditahan yang digunakan untuk peningkatan modal sendiri maupun dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen daripada yang digunakan untuk membayar kewajiban. Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 2 : Debt to equity Ratio (DER) mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri. Retention Rate (RR) dan Pertumbuhan Modal Sendiri Retention rate merupakan rasio yang menunjukkan tingkat keuntungan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden (Husnan,1995). Retention ratio mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan modal sendiri perusahaan, semakin besar dana yang ditahan maka akan semakin besar tingkat pertumbuahan modal sendiri atau dengan kata lain perusahaan akan cenderung untuk menahan sebagian besar dari keuntungan, dengan demikian besarnya laba ditahan akan mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri. Kemampuan perusahan untuk memperoleh laba atau meninggkatkan laba yang ditahan dalam suatu perusahaan akan menentukan kredibilitas suatu perusahaan, yang pada akhirnya akan menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut (Husnan,1995). Dengan demikian dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H 3 : Retention Rate (RR) mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri. Model Teoritis Penelitian Pada penelitian sebelumnya, MC Maryati menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri pada semen periode 1991 sampai dengan Faktor yang diteliti adalah faktor internal yang meliputi ROA, DER, RR

5 PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI PADA INDUSTRI., Astuti Yuli Setyani 117 sedangkan faktor eksternalnya yang meliputi tingkat bunga dan tingkat pajak diabaikan dengan alasan merupakan faktor yang tak terkendali bagi perusahaan. Dari hasil analisis MC Maryati menunjukkan bahwa retention rate berpengaruh positif terhadap pertumbuhan modal sendiri sedangkan DER berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan modal sendiri. Dan secara keseluruhan pertumbuhan modal sendiri dipengaruhi oleh ROA, DER, RR. Dari hasil analisis Wigianti Nugroho menunjukkan bahwa retention rate berpengaruh positif terhadap pertumbuhan modal sendiri dan DER berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan modal sendiri. Sedangkan ROA tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan modal sendiri Dan secara keseluruhan pertumbuhan modal sendiri dipengaruhi oleh ROA, DER, RR. Berdasarkan tinjauan literatur di atas maka penulis menyimpulkan hipotesis dari penelitian ini adalah: Dari teori diatas dapat diringkas menjadi suatu bagan sebagai berikut: Return on Asset (ROA) Debt to Equity ratio (DER) Pertumbuhan modal sendiri Retention rate (RR) Gambar 2.1 Pertumbuhan modal sendiri dan Faktor yang mempengaruhi METODA PENELITIAN Data yang berupa uraian yang dikumpulkan kemudian dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Data yang dapat dihitung atau berupa angka angka yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Data penelitian ini diambil dari data sekunder dari perusahaan yang diteliti dalam bentuk laporan keuangan pada tahun yang secara periode disusun oleh perusahaan manufaktur yang go public di bursa Efek Indonesia yang dapat dilihat pada Indonesian Capital Market Directory. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan kriteria tertentu sesuai yang dikehendaki oleh peneliti. Adapun kriterianya sebagai berikut : a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun b. Perusahaan manufaktur yang mempunyai laporan keuangan sejak tahun

6 118 JRAK, Agustus 2010 c. Perusahaan manufaktur sejak tahun tidak mengalami kerugian. d. Perusahaan manufaktur sejak tahun tidak menggunakan keuntungannya untuk melunasi hutang melebihi keuntungan yang diperoleh. e. Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan saham sejak tahun Dalam penelitian ini, obyek penelitian adalah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang go public di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan kriteria di atas hanya 17 perusahaan yang hendak dijadikan sampel dalam penelitian ini. Model Analisis Data Uji Asumsi Klasik Uji ini dimaksudkan untuk mendeteksikan adanya penyimpangan asumsi klasik pada persamaan regresi. Agar variabel independent sebagai estimator atas variabel dependen tidak bias. (Ananta, 1993). Disini akan dilakukan tiga uji penyimpangan asumsi klasik yaitu uji multikolinearitas, uji autokorelasi. Hasil menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas dan autokorelasi. Analisis regresi Model analisis yang dipergunakan adalah regresi, untuk menguji pengaruh variabel bebas (independen variabel) terhadap variabel terikat (dependen variabel). Persamaan regresinya sebagai berikut: Y = α + β 1 X 1 + β 2 X 2 + β 3 X 3 + e Keterangan : Y X 1 X 2 X 3 β 1-3 α = pertumbuhan modal sendiri = Return on asset (ROA) = Debt to equity ratio (DER) = Retention Rate (RR) = koefisien regresi = konstanta (intercept) Definisi Operasional Langkah langkah teknik analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut : 1. Pertumbuhan modal sendiri Untuk mengukur pertumbuhan modal sendiri yaitu dengan membagi pertambahan modal sendiri dengan modal sendiri pada tahun sebelumnya ( Maryati,2001).

7 PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI PADA INDUSTRI., Astuti Yuli Setyani Return on Asset (ROA) Pertumbuhan Modal Sendiri Modal Sendiri Tahun Sebelumnya Rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba usaha dengan aktiva yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut (Martono dan Harjito,2002). 3. Debt to Equity Ratio (DER) Laba Setelah Pajak Total Aset Rasio ini menunjukkan kemampuan modal sendiri untuk memenuhi kewajibannya. Dihitung dengan perbandingan antara total hutang dengan total modal sendiri(maryati,2001). Total Hutang Total Modal Sendiri 4. Retention Rate (RR) Retention Rate merupakan tingkat laba yang ditahan dalam perusahaan dan dapat mencerminkan kebijakan dalam pembagian deviden (Horne, 1995). Alasan pemilihan ketiga faktor diatas berdasarkan alasan karena tiga faktor tersebut sudah mencakup tentang fungsi manajemen keuangan secara keseluruhan (Sartono, 1994). Return on Asset mencerminkan keputusan investasi, debt to equity ratio mencerminkan keputusan pendanaan dan retention rate mencerminkan kebijakan dalm pembagian deviden. Statistik Deskriptif HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Langkah awal dalam penelitian ini akan dijelaskan hasil pemilihan sampel yang dilakukan sebagai dasar yang akan digunakan sebagai sampel penelitian, sebagai berikut:

8 120 JRAK, Agustus 2010 Tabel 1 Sampel Penelitian No Keterangan Jumlah 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di ICMD periode 149 tahun 2004 sampai dengan tahun Perusahaan yang mengalami kerugian pada periode penelitian (127) dan tidak melakukan pembagian cash devident 3. Perusahaan yang pada periode penelitian tidak mengumumkan (5) laporan keuangan secara lengkap Jumlah akhir sampel 17 Sumber: Data diolah Analisis Data Tabel 2 menyajikan penelitian ini. Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa koefisien variabel ROA terhadap pertumbuhan modal sendiri bernilai negatif yang artinya setiap penurunan satu satuan ROA akan menyebabkan penurunan pertumbuhan modal sendiri sebesar Dengan kata lain bahwa semakin rendah ROA semakin tinggi pertumbuhan modal sendiri dan demikian sebaliknya. Hal ini tidak sesuai dengan prediski teori, yang seharusnya ROA berpengaruh positif pada pertumbuhan modal sendiri. Semakin tinggi ROA maka semakin tinggi pertumbuhan modal sendiri yang menandakan bahwa kinerja perusahaan bagus karena risiko kebangkrutan semakin kecil (Husnan, 1995) Tabel 2 Hasil Regresi Berganda Variabel Coefficient Probabilitas C 4.00E ROA DER RR Sumber: Data diolah Koefisien variabel DER bernilai positif sebesar terhadap pertumbuhan modal sendiri yang artinya bahwa setiap tambahan sebesar satu satuan DER akan memyebabkan kenaikan pertumbuhan modal sendiri sebesar atau dengan kata lain bahwa semakin tinggi DER maka pertumbuhan modal sendiri yang diperoleh akan semakin tinggi. Hal ini tidak sesuai dengan penjelasan teori yang mendasarinya, dimana jika DER semakin rendah semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban maka akan lebih banyak laba yang ditahan yang digunakan untuk peningkatan modal sendiri maupun dibagikan kepada pemegang saham sebagai deviden. Koefisien variabel RR mempunyai nilai negatif sebesar -.0,99015 terhadap pertumbuhan modal sendiri yang artinya bahwa setiap tambahan satu-satuan RR akan menyebabkan penurunan pada pertumbuhan sendiri sebesar 2, atau dengan kata lain bahwa semakin tinggi RR maka pertumbuhan modal sendiri yang diperoleh akan

9 PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI PADA INDUSTRI., Astuti Yuli Setyani 121 semakin rendah, dan demikian sebaliknya. Hal ini tidak sesuai dengan konsep teori yang mendasarinya bahwa semakin besar dana yang ditahan maka akan semakin besar tingkat pertumbuhan modal sendiri atau dengan kata lain perusahaan akan cenderung untuk menahan sebagian besar dari keuntungan, dengan demikian besarnya laba ditahan akan mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau meningkatkan laba yang ditahan dalam perusahaan akan menentukan kredibilitas suatu perusahaan yang pada akhirnya akan menarik investor untuk menanam modal pada perusahaan tersebut (Husnan,1995). Pengaruh ROA terhadap Modal Sendiri Berdasarkan hasil perhitungan regresi selama periode menunjukkan bahwa variabel ROA sebesar 0,0202 < 0,05 maka H 0 tidak dapat diterima yang berarti variabel ROA berpengaruh pada pertumbuhan modal sendiri. Hal ini dikarenakan ROA perusahaan rata-rata tinggi sehingga mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri dan bisa terjadi bahwa pertumbuhan modal sendiri dipengaruhi oleh ROA selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini misalnya dengan penerbitan saham. ROA mempunyai pengaruh negatif, yang artinya bahwa apabila ROA naik maka modal sendiri turun. Apabila perusahaan berhasil memperoleh keuntungan dan sebagian dari keuntungan tersebut ditanamkan kembali dalam perusahaan, maka ROA mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan modal sendiri perusahaan, sebaliknya jika perusahaan menderita kerugian, maka akan berpengaruh pada penurunan modal sendiri. Semakin tinggi ROA semakin besar keuntungannya serta tingkat pertumbuhan modal sendiri juga tinggi dan akan mempengaruhi kebijakan investasi, pendanaan dan pembagian dividen. Perusahaan dalam keadaan demikian menandakan bahwa kinerja perusahaan tersebut bagus karena risiko kebangkrutan semakin kecil. Oleh karena itu ROA mempunyai hubungan positif dengan pertumbuhan modal sendiri perusahaan (Husnan;1995). Pengaruh DER terhadap Modal Sendiri Variabel DER sebesar > 0,05 maka H 0 tidak dapat ditolak yang berarti tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan modal sendiri. Dalam kebijakan pendanaan sangat menentukan pertumbuhan modal sendiri. Kondisi ini terjadi karena tingkat bunga lebih besar dari rentabilitas ekonomis. Lebih jauh berarti penggunaan hutang tidak menguntungkan perusahaan. DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban yang ditunjang oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang. Semakin DER rendah semakin besar kemampuan perusahaan dalam membayar seluruh kewajiban, berakibat pertumbuhan modal sendiri akan relatif lebih baik dibandingkan dengan perusahaan yang DER tinggi, karena DER yang rendah akan lebih banyak laba yang ditahan yang digunakan untuk peningkatan modal sendiri maupun dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen daripada yang digunakan untuk membayar kewajiban. Apabila tinggi rendah DER berpengaruh secara positif juga berpengaruh negatif terhadap modal sendiri. Ada pemilik perusahaan yang menyukai DER tinggi

10 122 JRAK, Agustus 2010 dengan alasan bahwa ketika DER tinggi akan memperbesar dana perusahaan sehingga kemampuan perusahaan untuk berinvestasi semakin besar pula yang dapat memungkinkan membawa dampak yang positif bagi keuntungan perusahaan sehingga pertumbuhan modal sendiri semakin bertambah. Pengaruh RR terhadap Modal Sendiri Variabel RR sebsar 0,07230> 0,05 maka H 0 tidak dapat ditolak yang berarti RR tidak mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa besarnya laba yang ditahan dalam perusahaan tidak mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri. Namun RR berpengaruh dengan tingkat signifikan 10 %. RR menurut teori seharusnya mempunyai pengaruh positif terhadap pertumbuhan modal sendiri perusahaan, semakin besar dana yang ditahan maka akan semakin besar tingkat pertumbuahan modal sendiri atau dengan kata lain perusahaan akan cenderung untuk menahan sebagian besar dari keuntungan, dengan demikian besarnya laba ditahan akan mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri. Kemampuan perusahan untuk memperoleh laba atau meninggkatkan laba yang ditahan dalam suatu perusahaan akan menentukan kredibilitas suatu perusahaan, yang pada akhirnya akan menarik investor untuk menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut (Husnan,1995). Uji F dan R 2 Berdasarkan hasil perhitungan regresi selama periode menunjukkan bahwa nilai F sebesar > 0,05, maka H 0 tidak dapat ditolak berarti bahwa variabel ROA, DER, RR secara bersama-sama tidak mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri, namun berpengaruh dalam tingkat signifikan 10%. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa ROA,DER, RR mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri, walaupun dalam penelitian ini pengaruhnya hanya sebesar 13% sedangkan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain. Pada peneliti pendahulu terdapat hasil analisis yang sama pada variabel ROA, DER, dan ketiga variabel secara bersama-sama mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri, sedangkan terdapat perbedaan hasil pada variabel DER dimana peneliti pendahulu menyatakan bahwa DER berpengaruh terhadap pertumbuhan modal sendiri. Data diatas menunjukkan bahwa koefisien determinasi 0,134 yang artinya pertumbuhan modal sendiri dapat dijelaskan oleh ROA, DER, RR sebesar 13% sedangkan 93% dijelaskan oleh variabel lain. Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN Beberapa kesimpulan dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri pada industri manufaktur di BEJ. Hasil análisis dan pembahasan menunjukkan bahwa Return on Asset (ROA) mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri. Sementara itu, Debt to Equity Ratio (DER) tidak mempengaruhi

11 PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI PADA INDUSTRI., Astuti Yuli Setyani 123 pertumbuhan modal sendiri. Juga, Retention Rate (RR) tidak pertumbuhan modal sendiri. mempengaruhi Saran Pada penelitian berikutnya disarankan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik menggunakan periode pengamatan yang lebih banyak. Selain itu sebaiknya menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri. Uji statistik untuk pengaruh ROA terhadap pertumbuhan modal sendiri signifikan, dengan demikian perusahaan manufaktur sebaiknya tetap memperhatikan kinerja perusahaan. Karena rentabilitas perusahaan masih rendah dibandingkan tingkat bunga dan DER tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan modal sendiri maka kebijakan pendanaan sebaiknya tidak menggunakan hutang. Agar di masa mendatang perusahaan lebih leluasa dalam mencari sumber dana perusahaan maka perusahaan perlu meningkatkan rentabilitas ekonomi. Dalam melakukan kebijakan deviden perusahaan perlu hati-hati. Seberapa keuntungan untuk dibagikan kepada pemegang saham dan seberapa untuk ditahan dalam perusahaan untuk pertumbuhan perusahaan. Selain itu, sebaiknya menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi pertumbuhan modal sendiri. DAFTAR PUSTAKA Ananta, A Landasan Ekonometrika. Jakarta: PT Gramedia Ghozali, I Aplikasi Analisis Multivariative dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Hopkin, J. A, Financial Management in Agriculture. Illionis: The Interstate Printer and Publisher, Inc Husnan, S Manajemen Keuangan, Teori dan Terapan, Buku 1, Edisi ketiga, Yogyakarta: BPFE Indonesian Capital Market Directory, 2001 Johnston, J. and John, D Economic Methods, Fourthy Edition. The MC Graw- Hill Companies Inc Martono dan Harjito. A Manajemen Keuangan, Edisi 1. Yogyakarta: Ekonisia Maryati, M.C Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Modal Sendiri pada Industri Semen di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Telaah Bisnis, 2(1):

12 124 JRAK, Agustus 2010 Riyanto, B Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE Sartono, A Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi kedua. Yogyakarta: BPFE Sumodiningrat, G Ekonometrika Pengantar. Yogyakarta: BPFE Sundjaja, R Manajemen Keuangan Dua. Jakarta: PT Prenhallindo Van Horne, J.C Fundamentals of Financial Management, Jr, Ninth edition. Prentice Hall International, Inc

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN Vol. 6 No.2, Agustus 2010 Hal. 153-165 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Anita Dwilestari PT Magna Business Support

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar. Pertumbuhan menggambarkan sesuatu yang hidup dan

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar. Pertumbuhan menggambarkan sesuatu yang hidup dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan adalah suatu proses yang menggambarkan perubahan dari suatu yang belum ada menjadi ada, dari yang kecil berubah menjadi lebih besar. Pertumbuhan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION

ANALISIS PENGARUH CASH POSITION ANALISIS PENGARUH CASH POSITION, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PADA PERIODE 2009 2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 52 BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sampel pada penelitian ini adalah perusahaan manufaktur periode

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seorang penganalisis untuk mengevaluasi tingkat earning dalam hubungannya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.2.1. Profitabilitas Ada beberapa pengukuran terhadap profitabilitas perusahaan dimana masing-masing pengukuran dihubungkan dengan volume penjualan, total

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 2 No. 1 Jan 2015

[JURNAL ECOBISMA] Vol. 2 No. 1 Jan 2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Raja Saul Marto Hendry Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Labuhanbatu ABSTRACT Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai tempat yang tepat bagi peneliti BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sampel dan data penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi.

BAB 1 perusahaan sehingga menjadi faktor penentu dalam berinvestasi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak cara, salah satunya dengan melihat tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri-industri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan perusahaan dari pendapat beberapa ahli keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan, maksimalisasikan laba, menciptakan kesejahteraan

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2013 ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian 21 BAB III Metodologi Penelitian A. Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur, sedangkan untuk subyek penelitian ini adalah laporan keuangan dari perusahaan manufaktur yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal

I. PENDAHULUAN. Hal ini mendukung berkembangnya pasar modal di Indonesia, pasar modal 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan pasar modal dalam perekonomian modern sudah tidak dapat terelakkan lagi bagi seluruh negara di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Hal ini mendukung berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 44 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian Dalam penelitian ini obyek penelitianya adalah Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA NILAI PERUSAHAAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA NILAI PERUSAHAAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015) Dedy Karmawan Program Studi Akuntansi-S1, Fakultas

Lebih terperinci

TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO

TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PENGARUH ROA DAN DER TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI DASAR DAN KIMIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Zuhafni ST Perpatih Dosen Sekolah Tinggi Ilmu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. variabel dependen yang digunakan dalam model analisis regresi linear berganda. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Analisis dan pembahasan yang tersaji pada bab ini akan menunjukkan hasil dari analisis data berdasarkan pengamatan variabel independen maupun variabel dependen yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Bab ini akan menguraikan dan membahas mengenai tinjauan pustaka yang relevan dengan topik penelitian. Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan bahan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BEI TAHUN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PENGARUH LEVERAGE DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BEI TAHUN NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGARUH LEVERAGE DAN MARKET TO BOOK RATIO TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BEI TAHUN 2009-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan seluruh proses dalam perencanaan serta pelaksanaan suatu penelitian. Menurut Murti Sumarni dan Salamah Wahyuni (2005, P47), desain

Lebih terperinci

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

Lebih terperinci

DI BEI. Tugas dan. Diajukan Untuk. Memenuhi. Oleh:

DI BEI. Tugas dan. Diajukan Untuk. Memenuhi. Oleh: ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGANN TERHADAP LABAA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh:

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Oleh: PENGARUH PROFITABILITAS, KEBIJAKAN HUTANG DAN KEPUTUSAN INVESTASI TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2014-2015) Disusun sebagai salah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdafar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( Studi Kasus Pada Tahun 2007 2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produksi barang atau jasa. Tujuan dari perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai

BAB I PENDAHULUAN. produksi barang atau jasa. Tujuan dari perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang atau jasa. Tujuan dari perusahaan yaitu untuk meningkatkan nilai perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab yang pertama ini akan menjelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dari penulisan penelitian ini. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia

BAB III METODA PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia BAB III METODA PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2008-2012. Pemilihan periode dari tahun 2008-2012 sebagai

Lebih terperinci

PENDANA. (Studi. Disusun Oleh: ARI RTA

PENDANA. (Studi. Disusun Oleh: ARI RTA NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANA AAN DAN KEBIJAKAN DEVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori trade-off (trade-off theory) Kebijakan struktur modal melibatkan pertimbangan trade-off antara risiko dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian Indonesia setelah terjadinya krisis ekonomi pada sekitar awal tahun 1997 ternyata masih berbekas, dan bahkan dampak atas krisis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Struktur modal merupakan masalah yang sangat penting bagi perusahaan karena modal merupakan salah satu dari faktor penggerak dalam perusahaan untuk menjalankan

Lebih terperinci

WELLANITHA. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

WELLANITHA. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma ANALISIS FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN MODAL (STUDI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI DASAR & KIMIA YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2011) WELLANITHA Fakultas Ekonomi, Universitas

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena

Lebih terperinci

Firman, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan...

Firman, Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan... 1 Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar Di BEI Periode Tahun 2010-2012 (Analysis of Influence Financial Performance to Share Price at

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)

Lebih terperinci

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia

Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia Pengaruh Leverage dan Profitabilitas terhadap Dividend Payout Ratio pada Perusahaan Otomotif dan Komponen di Bursa Efek Indonesia NAMA : NUR ANNISA NPM : 16209855 Latar Belakang Masalah Investasi adalah

Lebih terperinci

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B

Disusun oleh : ARUM DESMAWATI MURNI MUSSALAMAH B PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring dengan semakin sengitnya persaingan antar perusahaan, kini perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang besar untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal a. Pengertian Pemenuhan dana perusahaan untuk kebutuhan operasi sehari-hari maupun untuk mengembangkan perusahaan dapat berasal dari modal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Kerangka penelitian. memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar 3.1 Kerangka penelitian. memperhitungkan tingkat return yang dikehendaki dan biaya-biaya modal 28 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran untuk mengadakan penelitian ini secara sistematis dapat digambarkan sebagai berikut : EVA (X1) ROA (X2) ROE (X3) Harga Saham (Y)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar. Bagi perusahaan, modal merupakan salah satu faktor penunjang yang

BAB I PENDAHULUAN. besar. Bagi perusahaan, modal merupakan salah satu faktor penunjang yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menjalankan usahanya, perusahaan tidak dapat dipisahkan dari masalah permodalan. Modal sangat diperlukan bagi kelancaran operasi serta kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya persaingan dalam era globalisasi saat ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu menyesuaikan dengan keadaan yang terjadi dan menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

Faizatur Rosyadah Suhadak Darminto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Faizatur Rosyadah Suhadak Darminto Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang PENGARUH STRUKTUR MODAL TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Pada Perusahaan Real Estate and Property Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2009 2011) Faizatur Rosyadah Suhadak Darminto Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan

BAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan pendanaan dapat menentukan bagaimana suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya agar mampu sejalan dengan perkembangan yang sedang dihadapinya

Lebih terperinci

PENGARUH ROE (RETURN ON EQUITY)

PENGARUH ROE (RETURN ON EQUITY) 1 PENGARUH ROE (RETURN ON EQUITY) DAN ROA (RETURN ON ASSET) TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2010-2012 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Indonesian Stock Exchange (IDX) atau dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dari tahun 2006 sampai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

BAB III METODE PENELITIAN. tahun 2009 sampai Dalam penelitian ini, pengambilan sampel 43 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Penelitian Populasi penelitian adalah perusahaan publik yang terdaftar di BEI pada tahun 2009 sampai 2013. Dalam penelitian ini, pengambilan sampel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Obyek / Subyek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdafatar di BEI tahun 2011-2014. B. Jenis Data Data yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Oleh: NOVIA CANDRA UTAMI B PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun Oleh: NOVIA CANDRA UTAMI B PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal secara perlahan telah tumbuh menjadi bagian penting dari tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari masyarakat melalui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek / Objek Perusahaan Perusahan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2014. B. Tehnik Pengambilan Sampel Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Profitabilitas (profitability) adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui operasional usahanya dengan menggunakan dana aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Dalam dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan usaha pemilik usaha selalu dihadapkan dengan suatu masalah. Salah satu masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara umum setiap perusahaan yang didirikan bertujuan untuk mencapai laba yang maksimal serta mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan tersebut

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Jasman Syarifuddin Hasibuan Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand) BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Landasan Teori a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand) Teori the bird in the hand dikemukakan oleh Gordon (1959) dan Lintner

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Para investor atau penanam modal merupakan pihak yang kelebihan dana yang akan melakukan investasi pada perusahaan yang menurutnya baik dan memiliki keuntungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka. 2.1.1 Sumber Dana. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana yang cukup besar. Dana tersebut dapat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR ASSET, TINGKAT PERTUMBUHAN, PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR ASSET, TINGKAT PERTUMBUHAN, PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL NASKAH PUBLIKASI ANALISIS PENGARUH STRUKTUR ASSET, TINGKAT PERTUMBUHAN, PROFITABILITAS DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL (Studi Empiris pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN

ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN KARYA ILMIAH ANALISIS PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL TERHADAP RETURN SAHAM SYARIAH PADA PERUSAHAAN YANG TERGABUNG DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) TAHUN 2007-2011 Oleh: NUR AMALINA NIM : B 100 100

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dari kumpulan individu atau unit-unit tersebut akan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian. Dari kumpulan individu atau unit-unit tersebut akan 25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Populasi dan Sampel Populasi adalah semua individu atau unit-unit yang menjadi objek penelitian. Dari kumpulan individu atau unit-unit tersebut akan digunakan untuk membuat

Lebih terperinci

SKRIPSI ANALISIS PROFITABILITAS

SKRIPSI ANALISIS PROFITABILITAS SKRIPSI ANALISIS PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, LEVERAGE TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2007-2010 OLEH SANDRI ANDIKA 090522029 PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin berkembang, menyebabkan perusahaan mulai berlomba-lomba untuk memperluas dan bersaing dalam menjalankan

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN METODE RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada PT. Semen Gresik (Persero) Tbk Yang Terdaftar Di BEI) NASKAH

Lebih terperinci

DIPONEGORO BUSINESS REVIEW Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-9

DIPONEGORO BUSINESS REVIEW Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-9 DIPONEGORO BUSINESS REVIEW Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012, Halaman 1-9 http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/dbr ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, PERTUMBUHAN PENJUALAN, UKURAN PERUSAHAAN

Lebih terperinci

PEMBAHASAN. Pengertian Modal dan Struktur Modal

PEMBAHASAN. Pengertian Modal dan Struktur Modal PENDAHULUAN Modal merupakan salah satu bagian terpenting yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan. Dengan modal, sebuah perusahaan dapat melaksanakan aktivitas produksi dan aktivitas aktivitas bisnis

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. 2004:12). Variabel dalam penelitian ini adalah leverage (DAR), profitabilitas

BAB IV HASIL PENELITIAN. 2004:12). Variabel dalam penelitian ini adalah leverage (DAR), profitabilitas BAB IV HASIL PENELITIAN A. STATISTIK DESKRIPTIF Uji statistik deskriptif dilakukan untuk mengindikasikan bahwa data yang digunakan dalam penelitian adalah data normal dan homogen (Syamsul Hadi, 2004:12).

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana untuk melakukan ekspansi, memperbaiki struktur modal, meluncurkan produk baru atau untuk

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bursa Efek Indonesia periode penelitian yang digunakan yaitu jenis data sekunder. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek pada penilitian ini yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2015. B. Jenis Data Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laba 2.1.1 Pengertian Laba Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada umumnya, perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnis membutuhkan sejumlah dana sebagai modal. Perusahaan sebagai suatu entitas yang beroperasi dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : 2.1.1 Rizka Putri

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: rasio keuangan, CR, ROA, EPS, dan harga saham

ABSTRAK. Kata kunci: rasio keuangan, CR, ROA, EPS, dan harga saham ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham. Rasio keuangan yang digunakan meliputi rasio likuiditas, dan rasio profitabilitas. Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Profitabilitas Tujuan utama perusahaan ialah untuk memperoleh laba guna menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Keberhasilan suatu perusahaan tidak hanya dilihat dari seberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan. Meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini didesain dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen dimaksudkan untuk menjelaskan hubungan sebab akibat antara satu variabel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri industri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri industri BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tingkat perkembangan dunia pasar modal dan industri industri sekuritas merupakan salah satu cara untuk mengukur kondisi ekonomi pada suatu negara. Pasar modal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. di BEI mayoritas dikategorikan ke dalam perusahaan manufaktur. Tabel 3.1 Proses Pemilihan Obyek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. di BEI mayoritas dikategorikan ke dalam perusahaan manufaktur. Tabel 3.1 Proses Pemilihan Obyek Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan tahun 2013-2014. Perusahaan

Lebih terperinci

Reni Susanti Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

Reni Susanti   Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR FARMASI YANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA ABSTRAK Reni Susanti email: renneyxu@gmail.com Program Studi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era ekonomi global yang semakin maju saat ini, akan menimbulkan persaingan usaha yang sangat ketat. Hal ini akan mendorong manajer perusahaan meningkatkan produktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus meningkat setiap tahunnya. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) yang meningkat pada triwulan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Pengertian, Tujuan dan Komponen Laporan Keuangan 2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi (Harnanto,1984).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah klasik dalam urusan pengembangan setiap perusahaan adalah pendanaan. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA 2005-2007 TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Derajat S-2 Magister Sains Akuntansi

Lebih terperinci

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. A. Penelitian Terdahulu BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai penelitian-penelitian terdahulu tentang pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham. Adha dan Ratna

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter pada tahun 2007, yang berlanjut dengan terjadinya stagflasi

I. PENDAHULUAN. terjadinya krisis moneter pada tahun 2007, yang berlanjut dengan terjadinya stagflasi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia telah mengalami banyak permasalahan, salah satunya adalah terjadinya krisis moneter pada tahun 2007, yang berlanjut dengan terjadinya stagflasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website :

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode melalui website : BAB III METODE PENELITIAN A. Subyek/Obyek Penelitian Dalam penelitian ini penulis memilih Bursa Efek Indonesia sebagai tempat untuk melakukan riset. Lokasi penelitian ini dipilih karena dianggap sebagai

Lebih terperinci