PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN"

Transkripsi

1 JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN Vol. 6 No.2, Agustus 2010 Hal PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN Anita Dwilestari PT Magna Business Support Jl. Jend. Gatot Subroto, Jakarta ABSTRACT Capital structure is one of the important information for companies to archieve their goals. The aim of this research is to analyze the effect of asset structure, growth, and liquidity toward capital structure. The sample of this research are 96 observations from listed public manufacturing companies of indonesian stock exchange year Sample collected using Cluster Proporsional Random Sampling. Hypothesis tested using multiple regression and the result shows only liquidity has significance effect toward capital structure. Whereas asset structure and growth do not have significance effect toward capital structure Keywords: Capital Structure, Asset Structure, Growth, Liquidity PENDAHULUAN Dalam menghadapi persaingan era globalisasi saat ini setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan fungsi-fungsi penting yang ada dalam perusahaan seperti fungsi pemasaran, fungsi penjualan, fungsi keuangan, fungsi personalia, fungsi produksi dan fungsi akuntansi secara efektif dan efisien sehingga perusahaan dapat lebih unggul dalam persaingan yang dihadapai. Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan bagi pemiliknya atau pemegang saham. Selain itu juga bertujuan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan melakukan pengembangan usahanya. Pada prinsipnya setiap perusahaan membutuhkan dana untuk pengembangan bisnisnya. Pemenuhan dana tersebut berasal dari sumber internal dan eksternal. Sumber dana internal yaitu dana yang berasal dari laba ditahan dan depresiasi sedangkan sumber dana eksternal berasal dari para kreditur yang merupakan hutang (pinjaman) bagi perusahaan. Dana yang diperoleh dari para pemilik merupakan modal sendiri.

2 154 JRAK, Agustus 2010 Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Setiap perkembangan usaha juga diikuti dengan meningkatnya kebutuhan akan modal yang semakin besar. Namun kenaikan modal tidak selalu diikuti kenaikan rentabilitas karena kenaikan modal belum dapat menentukan keuntungan atau kerugian penggunaan modal tersebut. Hal ini dapat dilihat dalam rasio yang dihasilkan dari periode ke periode berikutnya. Dengan mengetahui perkembangan modal, maka apabila terjadi penurunan, pihak manajemen perusahaan dapat bertindak mengambil kebijaksanaan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi pada perusahaan. Struktur modal merupakan perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri. Salah satu tugas manajer keuangan adalah memenuhi kebutuhan dana. Dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal secara keseluruhan atau biaya modal rata-rata (Martono dan Harjito, 2007). Perusahaan yang mempunyai struktur modal yang optimal akan menghasilkan tingkat pengembalian yang optimal pula, sehingga bukan hanya perusahaan yang memperoleh keuntungan, tetapi para pemegang saham pun ikut memperoleh keuntungan tersebut. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam upaya memenuhi kebutuhan dana antara lain: berapa besar kebutuhan dana tersebut, dalam bentuk apa sumber dana tersebut, dan berapa lama dana itu akan digunakan. Dengan mengetahui hal tersebut, pihak manajemen dapat menentukan bagaimana seharusnya pemenuhan kebutuhan dana untuk mencapai struktur modal yang optimal harus dilakukan dan juga para investor di pasar modal pada umumnya. Dengan demikian, tujuan pihak manajemen perusahaan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham (pemilik) dapat tecapai. Menurut Brigham dan Houston (2006) faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal antara lain: stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage keuangan, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sikap manajemen, kondisi pasar, fleksibilitas keuangan, dan lain-lain. Dalam penelitian ini, peneliti ingin meneliti kembali faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal berdasarkan kelompok variabel yang sering digunakan oleh peneliti terdahulu dan mempunyai pengaruh yang tidak konsisten. Struktur Modal TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Weston dan Copeland (1997) dalam Prima (2007) memberikan definisi struktur modal sebagai pembiayaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham. Nilai buku dari modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor atau surplus modal dan akumulasi laba ditahan. Bila perusahaan memiliki saham preferen, maka saham tersebut akan ditambahkan pada modal pemegang saham. Menurut Husnan (2000) dalam Prima (2007), struktur modal

3 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN, DAN..., Anita Dwilestari 155 adalah perbandingan antara sumber jangka panjang yang bersifat pinjaman dan modal sendiri. Struktur modal juga dapat didefinisikan sebagai perimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri. Pengertian struktur modal dibedakan dengan struktur keuangan, dimana struktur modal merupakan pembelanjaan permanen yang mencerminkan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri, sedangkan struktur keuangan mencerminkan perimbangan seluruh hutang (baik jangka panjang maupun jangka pendek) dengan modal sendiri (Weston dan Brigham, 1994) dalam (Wibowo, 2007). Berdasarkan definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa struktur modal merupakan perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Modal Asing Atau Hutang Jangka Panjang Struktur modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen (Riyanto, 2002 dalam Wibowo, 2007) yaitu, modal asing atau hutang jangka panjang dan modal sendiri. Modal asing atau hutang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya adalah lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Komponen-komponen hutang jangka panjang ini terdiri dari, hutang hipotik (mortgage) Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan). Obligasi (bond), Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran kembali obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan. Modal asing hutang jangka panjang di lain pihak, merupakan sumber dana bagi perusahaan yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu semakin ringan syarat-syarat pembayaran kembali hutang tersebut yang akan mempermudah dan memperluas perusahaan untuk mendayagunakan sumber dana yang berasal dari modal asing atau hutang jangka panjang tersebut. Meskipun demikian, hutang tetap harus dibayar pada waktu yang sudah ditetapkan tanpa memperhatikan kondisi finansial perusahaan pada saat itu dan harus disertai dengan bunga yang sudah diperhitungkan sebelumnya, dengan demikian seandainya perusahaan tidak mampu membayar kembali hutang dan bunga, maka kreditur dapat memaksa perusahaan dengan menjual aset yang dijadikan jaminannya. Oleh karena itu, kegagalan membayar hutang atau bunga akan mengakibatkan perusahaan kehilangan kontrol terhadap perusahaannya seperti halnya sebagian atau keseluruhan modal yang ditanamkan dalam perusahaan, begitu pula sebaliknya para kreditur dapat kehilangan kontrol sebagian atau keseluruhan dana pinjaman dan bunganya, karena segala macam bentuk yang ditanamkan dalam perusahaan selalu dihadapkan pada risiko kerugian. Struktur modal pada dasarnya merupakan suatu pembiayaan permanen yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing, dimana modal sendiri terdiri dari berbagai saham dan laba ditahan. Penggunaan modal asing akan menimbulkan beban yang tetap

4 156 JRAK, Agustus 2010 dan besarnya penggunaan modal asing ini menurunkan leverage keuangan yang digunakan perusahaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin besar proporsi modal asing atau hutang jangka panjang dalam struktur modal perusahaan akan semakin besar pula risiko kemungkinan terjadinya ketidakmampuan untuk membayar kembali hutang jangka panjang beserta bunga pada saat jatuh tempo. Bagi kreditur hal ini berarti bahwa kemungkinan turut serta dana yang mereka tanamkan dalam perusahaan tersebut untuk dipertaruhkan pada kerugian juga semakin besar. Modal Sendiri Modal Sendiri (Shareholder Equity ). Modal Sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan dalam jangka waktu tertentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun extern, sumber intern didapat dari keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan, sedangkan sumber extern berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Komponen modal sendiri terdiri dari modal saham dan laba ditahan. Modal Saham adalah tanda bukti kepemilikan suatu Perusahaan Terbatas (PT), dimana modal saham terdiri dari Saham Biasa (Common Stock) dan Saham preferen (Preferred Stock). Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh investor. Dengan memiliki saham ini berarti suatu perusahaan membeli prospek dan siap menanggung segala risiko sebesar dana yang ditanamkan. Saham preferen adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan hutang jangka panjang. Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang tidak dibayarkan sebagai deviden. Komponen modal sendiri ini merupakan modal perusahan yang dipertaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha maupun risiko-risiko kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak memperlukan jaminan atau keharusan untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan maupun tidak adanya kepastian tentang jangka waktu pembayaran kembali modal sendiri. Oleh karena itu, setiap perusahaan harus mempunyai jumlah minimum modal yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Modal sendiri yang bersifat permanen akan tetap tertanam dalam perusahaan dan dapat diperhitungkan setiap saat untuk memelihara kelangsungan hidup dan melindungi perusahan dari risiko kebangkrutan. Modal sendiri merupakan sumber dana perusahaan yang paling tepat untuk diinvestasikan pada aktiva tetap yang bersifat permanen dan investasi-investasi yang menghadapi risiko kerugian yang relatif kecil, karena suatu kerugian atau kegagalan dari investasi tersebut dengan alasan apapun merupakan tindakan membahayakan bagi kontinuitas kelangsungan hidup perusahaan. Struktur Aktiva dan Struktur Modal Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan jaminan (collateral value of assets). Brigham and Gapenski (1996) dalam Nugroho (2006) menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadap hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang daripada perusahaan yang tidak memiliki jaminan. Teori tersebut juga konsisten dengan Atmaja (1994) dalam Nugroho (2006)

5 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN, DAN..., Anita Dwilestari 157 yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki aktiva yang dapat digunakan sebagai agunan hutang cenderung menggunakan hutang yang relatif besar. Menurut Riyanto (1995) dalam Susetyo (2006), kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar daripada modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedangkan hutang sifatnya sebagai pelengkap. Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan struktur finansial konservatif horizontal yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap ditambah aktiva lain yang sifatnya permanen. Dan perusahaan yang sebagian besar dari aktivanya terdiri atas aktiva lancar akan mengutamakan kebutuhan dananya dengan hutang. Struktur aktiva merupakan perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika nilai aktiva berwujud yang dimiliki perusahaan semakin besar, maka aktiva ini dapat digunakan sebagai jaminan yang semakin mengurangi risiko dari kesulitan seperti biaya tetap dari hutang. Bagian yang besar dari aktiva berwujud diharapkan berhubungan dengan leverage yang tinggi. Aktiva tetap seringkali digunakan sebagai jaminan dalam mendapatkan hutang, sehingga perusahaan yang banyak memiliki aktiva tetap akan mendapatkan hutang yang lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aktiva tetap lebih sedikit. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prima (2007) menunjukkan bahwa baik secara simultan maupun parsial struktur aktiva berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Berdasarkan hal tersebut, maka dibuat hipotesis sebagai berikut: H 1 : Struktur Aktiva (FTA) berpengaruh positif terhadap struktur modal (DTA). Pertumbuhan dan Struktur Modal Suatu perusahaan yang berada dalam industri yang mempunyai laju pertumbuhan yang tinggi harus menyediakan modal yang cukup untuk membelanjai perusahaan. Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan yang bertumbuh secara lambat (Weston and Brigham, 1994 dalam Nugroho, 2006). Ozkan (2001) dalam Nugroho (2006) menemukan bahwa jumlah hutang yang dikeluarkan oleh perusahaan berbanding terbalik dengan pertumbuhan. Hasil penelitian tersebut juga konsisten dengan hasil penelitian oleh Bhaduri (2002) serta Brailsford (2002) dalam Nugroho (2006). Penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2006) dan Aditya (2006) menunjukkan bahwa pertumbuhan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Selain itu, Bhaduri (2002) dalam Nugroho (2006), Rizal (2002), dan Sartono (1999) dalam Aditya (2006) juga menunjukkan hasil yang sama, dimana pertumbuhan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka dibuat hipotesis sebagai berikut: H 2 : Pertumbuhan (Growth) berpengaruh positif terhadap struktur modal (DTA). Likuiditas dan Struktur Modal

6 158 JRAK, Agustus 2010 Rasio likuiditas adalah rasio yang menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar. Pada umumnya aktiva lancar terdiri dari kas, sekuritas, piutang usaha, dan persediaan. Kewajiban lancar terdiri dari hutang usaha, wesel bayar jangka pendek, kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo, pajak akrual, dan beban akrual lainnya (terutama upah). Jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan, maka perusahaan tersebut mulai membayar tagihannya (hutang usaha) dengan lebih lambat, meminjam dari bank, dan lain sebagainya. Jika kewajiban lancar meningkat lebih cepat dibandingkan aktiva lancar, maka rasio lancar akan turun dan hal ini dapat menimbulkan permasalahan. Karena rasio lancar memberikan indikator terbaik atas besarnya klaim kreditor jangka pendek yang dapat ditutup oleh aktiva yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas relatif lebih cepat, maka hal ini paling banyak digunakan dalam mengukur solvensi jangka pendek. Perusahaan yang dapat segera mengembalikan hutang-hutangnya akan mendapat kepercayaan dari kreditur untuk menerbitkan hutang dalam jumlah yang besar. Riyanto (1995) dalam Nugroho (2006) menyatakan bahwa kebutuhan dana untuk aktiva lancar pada prinsipnya dibiayai dengan kredit jangka pendek. Sehingga semakin likuid suatu perusahaan, maka semakin tinggi penggunaan hutangnya. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Masalah likuiditas adalah berhubungan dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya yang akan segera harus dipenuhi. Meskipun perusahaan tersebut memiliki aset yang cukup bernilai untuk melunasi kewajibannya, tetapi ketika aset tersebut tidak bisa dikonversikan segera menjadi uang tunai, maka perusahaan tersebut dikatakan tidak likuid. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid artinya perusahaan tersebut mempunyai aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancar. Sebaliknya, jika perusahaan tidak dapat memenuhi pembayaran pada saat ditagih atau kewajibannya pada saat jatuh tempo, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan tidak likuid. Dari penelitian yang dilakukan oleh Sakti (2002) dalam Aditya (2006) dan Ozkan (2001) dalam Nugroho (2006) menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Atas dasar hal tersebut, maka dibuat hipotesis sebagai berikut: H 3 : Likuiditas (CR) berpengaruh negatif terhadap struktur modal (DTA). Model Kerangka Penelitian Model penelitian menunjukkan hubungan struktur modal dengan struktur aktiva, pertumbuhan dan likuiditas disajikan pada gambar berikut:

7 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN, DAN..., Anita Dwilestari 159 Gambar 1. Model Kerangka Penelitian struktur aktiva (FTA) pertumbuhan (Growth) (+) (+) struktur modal (DTA) likuiditas (CR) Data dan Sampel METODA PENELITIAN Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, berupa laporan keuangan laba rugi dan neraca perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun Sumber data diperoleh dengan mengakses dan daftar perusahaan manufaktur diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory. Data-data yang dikumpulkan merupakan pooled data atau panel data. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) atau Listed Tahun Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah dengan metode Cluster Propotional Random Sampling atau sampel kelompok. Metode ini digunakan karena perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia terdiri dari beberapa sektor usaha. Pengambilan sampel dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan sektor usaha. Menurut Arikunto (1997) dalam Wibowo (2007) untuk populasi lebih dari 100 jumlah sampel minimum adalah 10-15%. Pengambilan sampel dari masing-masing sektor disesuaikan dengan perbandingan atau rasio jumlah emiten masing-masing sektor. Jumlah sampel setiap sektor diperoleh dengan cara populasi sektor dibagi dengan populasi seluruhnya dikalikan dengan sampel seluruhnya yaitu tiga puluh, berdasarkan perhitungan tersebut akan mendapatkan hasil sampel yang cukup mewakili jenis usaha di Bursa Efek Indonesia. Jumlah sampel yang dipilih setiap sektor diperoleh dengan cara: Definisi dan Pengukuran Variabel Dalam penelitian ini yang dijadikan variabel dependen adalah struktur modal. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini adalah struktur aktiva, pertumbuhan, dan likuiditas.

8 160 JRAK, Agustus Struktur Modal Struktur modal adalah perbandingan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri yang digunakan perusahaan (Riyanto, 2001). Berdasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh Susetyo (2006), struktur modal dalam penelitian ini diukur dengan rasio Debt to Total Assets. Secara matematis diformulasikan sebagai berikut: Debt to Total Assets = 2. Struktur Aktiva Struktur aktiva adalah perimbangan atau perbandingan antara aktiva tetap dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Struktur aktiva pada penelitian ini diukur dengan rasio Fixed Assets to Total Assets (FTA). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: Fixed Assets to Total Assets = 3. Pertumbuhan Pertumbuhan Perusahaan adalah peningkatan (dalam bentuk perubahan yang positif) dalam ukuran perusahaan melalui waktu yang panjang. Pertumbuhan (Growth) dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan presentase kenaikan atau penurunan penjualan dari suatu periode ke periode berikutnya. Formulasinya: Pertumbuhan = 4. Likuiditas Likuiditas dalam penelitian ini akan diproksikan dengan Current Ratio (CR). Current Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang jangka pendeknya. Formulasinya: Current Ratio = Model Empiris Penelitian ini akan menggunakan model regresi berganda untuk menganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Ghozali, 2001). Model ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk menentukan variabel independen yang mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Model penelitian ini adalah sebagai berikut: DTA = α + b 1 FTA + b 2 Growth + b 3 CR + e

9 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN, DAN..., Anita Dwilestari 161 Keterangan: DTA = struktur modal, rasio Debt to Total Assets α = konstanta b 1-3 = koefisien regresi variabel FTA, Growth, CR FTA = struktur aktiva, rasio Tangible Assets Growth = pertumbuhan, penjualan t penjualan t-1 / penjualan t-1 CR = likuiditas, Current Ratio e = error Statistik Deskriptif HASIL DAN PEMBAHASAN Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek penelitian yang dijadikan sampel. Penjelasan data melalui statistik deskriptif diharapkan memberikan gambaran awal tentang masalah yang diteliti. Statistik deskriptif difokuskan pada nilai maximum, minimum, rata-rata (mean) dan standar deviasi. Tabel 1. Statistik Deskriptif Variabel N Max Min Mean Standar Deviasi DTA 96 2,85 0,12 0,57 0,46 FTA 96 2,26 0,11 0,50 0,27 Growth 96 0,79-0,91 0,10 0,24 CR 96 13,65 0,09 2,24 2,04 Sumber: Data diolah Pengujian Hipotesa Analisa terhadap hipotesa dilakukan dengan uji t dan uji F. Setelah melakukan pengujian asumsi klasik, maka semua veriabel independen, yaitu FTA, Growth, dan CR dapat disimpulkan bahwa semua variabel independen bebas dari uji asumsi klasik sehingga tidak perlu dikeluarkan dari model regresi berganda. Tabel 2. Hasil Pengujian Hipotesis Variabel B Uji t Sig (Constant) FTA Growth CR

10 162 JRAK, Agustus Variabel FTA / Fixed to Total Assets Dari hasil perhitungan uji parsial yang tercantum dalam tabel 4.7 didapatkan nilai sinifikansi 0,149 > 0,05 maka hipotesis 1 tidak terbukti (Ho diterima dan Ha ditolak). Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara struktur aktiva dengan struktur modal. Tidak signifikannya struktur aktiva disebabkan karena aktiva tetap dalam industri manufaktur dapat ditutup menggunakan modal sendiri, yang membuat sebagian dana untuk aktiva tetap tersebut tidak harus dipenuhi melalui hutang. Kebutuhan dana untuk aktiva tetap memerlukan dana yang besar karena aktiva tersebut digunakan untuk keperluan ekspansi, penambahan variasi produk dan modernisasi perusahaan. Terlebih dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat pada saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk selalu berinovasi dan menghasilkan produk yang bermutu tinggi. Hal ini berarti perusahaan mampu menggunakan modal sendiri dalam melakukan kegiatan investasi untuk mengembangkan usahanya tanpa menggunakan hutang. Selain itu, aktiva tetap yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk kegiatan operasi perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga laba yang diperoleh perusahaan dapat digunakan untuk menambah investasinya kembali. Penggunaan modal sendiri dalam melakukan kegiatan investasi akan mengurangi risiko terhadap kebangkrutan yang dihadapi perusahaan. Dengan demikian hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2006) dan Bhaduri (2002) dalam Nugroho (2006) bahwa struktur aktiva tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Hasil tersebut sesuai dengan teori yang disampaikan oleh Riyanto (1995) dalam Susetyo (2006) yang menyatakan bahwa kebanyakan perusahaan industri dimana sebagian besar modalnya tertanam dalam aktiva tetap (fixed assets), akan mengutamakan pemenuhan modalnya dari modal yang permanen yaitu modal sendiri, sedang hutang sifatnya sebagai pelengkap. 2. Variabel Growth Dari hasil perhitungan uji parsial yang tercantum dalam tabel 4.7 didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,739 > 0,05 maka hipotesis 2 tidak terbukti (Ho diterima dan Ha ditolak). Hal ini berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara pertumbuhan (growth) dengan struktur modal. Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya. Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang potensial tinggi akan cenderung menghasilkan arus kas yang lebih besar sehingga perusahaan tersebut pada akhirnya akan lebih mengandalkan pendanaan internal. Dalam hubungannya dengan leverage, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai sumber pembiayaannya agar tidak terjadi keagenan (agency cost) antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan. Sebaliknya, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya karena pembayaran hutang akan mengharuskan perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur.

11 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN, DAN..., Anita Dwilestari 163 Hasil yang tidak signifikan disebabkan karena penjualan dalam industri manufaktur dari tahun ke tahun (yang menjadi sampel) tinggi, sedangkan hutang menurun. Perusahaan lebih cenderung memilih pendanaan internal, dimana dana tersebut diperoleh dari kegiatan operasional perusahaan. Hal ini berarti arus kas yang dihasilkan dari kegiatan operasional perusahaan dapat digunakan untuk mendanai aktifitas perusahaan tersebut karena perusahaan juga mempertimbangkan biaya bunga yang harus dibayarkan kepada kreditur apabila perusahaan menggunakan hutang. Oleh karena itu, perusahaan cenderung menggunakan hutang yang lebih sedikit untuk mendanai proyek investasinya. Sebaiknya dalam menentukan jenis modal yang akan digunakan, perusahaan harus memperhatikan kemampuannya dalam meningkatkan penjualan. Jika perusahaan mampu mendanai dengan modal sendiri, maka dalam meningkatkan pertumbuhan perusahaan, perusahaan tidak perlu mengunakan hutang, sehingga hutang perusahaan tidak meningkat. Namun, jika modal yang dimiliki perusahaan benar-benar sudah tidak mencukupi, maka dengan terpaksa perusahaan menggunakan hutang untuk kegiatan investasinya. Penentuan jenis modal dengan modal sendiri dilakukan agar perusahaan dapat memelihara kelangsungan hidup dan melindungi perusahan dari risiko kebangkrutan. Selain itu, dengan menggunakan modal sendiri seperti menerbitkan saham baru akan meningkatkan harga saham perusahaan, sehingga nilai perusahaan pun akan naik di mata investor. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2006) bahwa pertumbuhan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Tetapi mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ozkan (2001) dalam Nugroho (2006) bahwa pertumbuhan berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Hasil tersebut tidak sesuai dengan teori yang disampaikan oleh (Weston and Brigham, 1994 dalam Nugroho 2006) yang menyatakan bahwa perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang daripada perusahaan yang bertumbuh secara lambat. 3. Variabel CR (Current Ratio) Dari hasil perhitungan uji parsial yang tercantum dalam tabel 4.7 didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 dan nilai koefisien variabel CR sebesar -0,127. Hal ini membuktikan bahwa variabel likuiditas secara negatif mempengaruhi struktur modal (DTA). Dan hasil tersebut membuktikan bahwa ada bukti likuiditas (CR) berpengaruh secara negatif terhadap struktur modal (DTA) (Ho ditolak dan Ha diterima). Dengan berdasarkan pada pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mendukung hipotesis 3 yang telah ditetapkan bahwa likuiditas (CR) berpengaruh negatif terhadap struktur modal (DTA). Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa semakin besar likuiditas perusahaan, maka hutang perusahaan akan menurun. Nilai koefisien regresi variabel CR menunjukkan nilai negatif karena aktiva lancar yang dimiliki perusahaan (yang menjadi sampel) dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, sedangkan hutang menurun. Bagi perusahaan yang memiliki komposisi aktiva lancar lebih besar dapat menggunakan kelebihan tersebut untuk keperluan investasi. Sehingga meningkatnya likuiditas perusahaan akan menurunkan

12 164 JRAK, Agustus 2010 jumlah struktur modal. Dengan demikian hasil penelitian ini tidak mendukung penelitian yang dilakukan oleh Nugroho (2006) dan Ozkan (2001) dalam Nugroho (2006) bahwa likuiditas berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Variabel struktur aktiva (FTA) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal (DTA). Hal ini berarti perusahaan dapat mendanai kegiatan investasi perusahaan tanpa mengandalkan hutang dan dengan aktiva tetap yang dimiliki perusahan mampu mengembangkan usahanya. 2. Variabel pertumbuhan (Growth) tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap struktur modal (DTA). Hal ini berarti perusahaan masih mampu menggunakan arus kas operasionalnya untuk mendanai kegiatan investasi, sehingga risiko kebangkrutan juga semakin kecil. 3. Variabel likuiditas (CR) mempunyai pengaruh secara negatif terhadap struktur modal (DTA) dan arahnya pun sesuai dengan hipotesa yang ditetapkan. Hal ini berarti apabila likuiditas meningkat, maka struktur modal perusahaan menurun. DAFTAR PUSTAKA Aditya, J Studi Empiris Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode Tahun Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Brigham, F, E. dan Joel, F Houston, J.F Manajemen Keuangan. Jakarta: Erlangga. Ghozali, I Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 1. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Indonesian Capital Market Directory 2008 Martono dan Harjito, A Manajement Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Penerbit Ekanista. Nugroho, A Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan yang Go-Public di Bursa Efek Jakarta Untuk Periode Tahun Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

13 PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PERTUMBUHAN, DAN..., Anita Dwilestari 165 Prima, B Pengaruh Struktur Aktiva dan Profitabilitas Terhadap Sturktur Modal (Studi Kasus Pada Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Jakarta). Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Riyanto, B Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Susetyo, A Fakto-faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur yang Go Public di BEJ Periode Skripsi. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia. Wibowo, D. S.A Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Go Public di Bursa Efek Jakarta (BEJ) tahun Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

PEMBAHASAN. Pengertian Modal dan Struktur Modal

PEMBAHASAN. Pengertian Modal dan Struktur Modal PENDAHULUAN Modal merupakan salah satu bagian terpenting yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan. Dengan modal, sebuah perusahaan dapat melaksanakan aktivitas produksi dan aktivitas aktivitas bisnis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Penelitian ini pada dasarnya mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Januarino Aditya (2006) dengan judul Studi Empiris Faktor-faktor yang Mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI

ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS DAN STRUKTUR AKTIVA TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2013 NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Packing Order Theory Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal financing yaitu perusahaan lebih cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masalah klasik dalam urusan pengembangan setiap perusahaan adalah pendanaan. Tentunya hal ini tanpa mengurangi perhatian terhadap masalah-masalah lain yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Trade-Off Theory Dalam kenyataannya ada hal-hal yang membuat perusahaan tidak bisa menggunakan hutang sebanyak banyaknya. Suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi setiap perusahaan, karena baik buruknya struktur modal akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah dalam kebijaksanaan keuangan dalam perusahaan adalah masalah struktur modal. Masalah struktur modal merupakan masalah penting bagi setiap

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES

ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( Studi Kasus Pada Tahun 2007 2015

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal pada dasarnya berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal. Sumber dana internal berasal dari

Lebih terperinci

ABSTRAK. Keywords : Likuiditas, Operating Leverage, Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Modal (DER).

ABSTRAK. Keywords : Likuiditas, Operating Leverage, Profitabilitas, Struktur Aktiva, Pertumbuhan Penjualan dan Struktur Modal (DER). ABSTRAK Makmur. 2011. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. (dibimbing oleh Drs. Mushar Mustafa, MM., Ak dan Drs. Syarifuddin Rasyid.,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam menjalankan usahanya, perusahaan memerlukan pendanaan. Pendanaan dapat berasal dari internal yaitu dari modal sendiri dan eksternal yaitu dari hutang. Pecking

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersedia bagi pemegang saham (Sartono, 2012:263). Setiap keputusan pendanaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Financial Leverage Financial Leverage adalah penggunanaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang tersedia bagi pemegang saham (Sartono:2001). Setiap keputusan pendanaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Financial Leverage Financial Leverage adalah penggunanaan sumber dana yang memiliki beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan tambahan keuntungan yang lebih besar daripada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas menunjukkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Solvabilitas 1. Pengertian Solvabilitas Solvabilitas merupakan perbandingan antara kewajiban terhadap akun lain yang terdapat di neraca. Menurut Munawir (2004:32) solvabilitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 21 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Husnan (2000:275) mendefinisikan struktur modal sebagai perbandingan antara sumber jangka panjang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Struktur Modal 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Keputusan untuk memilih sumber pembiayaan merupakan keputusan bidang keuangan yang paling penting bagi perusahaan. Rasio hutang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 2.1.1.1 Pengertian Struktur Modal Struktur modal merupakan suatu pilihan pendanaan perusahaan antar hutang dan ekuitas (Theresia,2007).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kajian teori. Teori teori struktur modal bertujuan sebagai landasan 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva terhadap struktur modal perusahaan Property and Real Estate yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah dari mana dana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. masalah dari mana dana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur Modal Dalam menjalankan kegiatan operasinya, setiap perusahaan menghadapi masalah dari mana dana diperoleh dan untuk apa dana tersebut digunakan.

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive

BAB II URAIAN TEORITIS. minuman yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Pengambilan sampel dan purposive BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Tobing (2006) mengenai Pengaruh Struktur Modal terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Tercatat di Bursa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Tingkat pertumbuhan perusahaan akan menunjukkan sampai seberapa besar perusahaan akan menggunakan hutang sebagai sumber pembiayaannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Modal dan struktur modal perusahaan Modal (Munawir, 2001) adalah hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan dalam pos modal (modal saham), surplus

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengertian Struktur Aktiva Menurut Weston dan Brigham (2005:175) struktur aktiva adalah: Perimbangan atau perbandingan antara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pasar Modal Pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia bisnis yang sedang memasuki era globalisasi mengakibatkan persaingan semakin tajam, sehingga setiap perusahaan dituntut untuk senantiasa berproduksi secara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur modal Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal secara teoritis didasarkan pada dua kerangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Hutang 2.1.1 Pengertian Rasio Hutang Rasio hutang disebut juga dengan rasio leverage. Rasio leverage digunakan untuk mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Landasan Teori 2.1.1. Sumber-sumber Pendanaan Menurut Riyanto (2002:209), sumber modal (pendanaan) dapat berasal dari internal perusahaan (pendanaan dari dalam perusahaan) dan

Lebih terperinci

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Jenis Foods and Beverages yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja

BAB I PENDAHULUAN. struktur modal perusahaan yang akhirnya akan mempengaruhi suatu kinerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam setiap perusahaan, keputusan dalam pemilihan sumber dana merupakan hal yang penting karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan (Rodoni dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal Struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat, menyebabkan perusahaan dalam berbagai sektor industri di Indonesia berlomba-lomba meningkatkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan era globalisasi saat ini setiap perusahaan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan era globalisasi saat ini setiap perusahaan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi persaingan era globalisasi saat ini setiap dituntut untuk dapat melakukan fungsi-fungsi penting ada dalam seperti fungsi pemasaran, fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi untuk melakukan kegiatan ekonomi dan mengelola fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam menghadapi persaingan global dituntut untuk dapat mengantisipasi persaingan yang terjadi antar setiap perusahaan. Persaingan yang ketat antar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang semakin keras telah membuat suatu perusahaan berusaha meningkatkan nilai perusahaan. Meningkatkan nilai perusahaan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Dalam dunia usaha untuk meningkatkan kegiatan usaha pemilik usaha selalu dihadapkan dengan suatu masalah. Salah satu masalah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal berkaitan dengan pembelanjaan jangka panjang suatu perusahaan yang

Lebih terperinci

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PENGARUH STRUKTUR AKTIVA DAN LIKUDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Jasman Syarifuddin Hasibuan Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumbersumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. persaingan yang dihadapi. Meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dapat

BAB I PENDAHULUAN UKDW. persaingan yang dihadapi. Meningkatkan nilai perusahaan salah satunya dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, setiap perusahaan dituntut untuk dapat melakukan fungsi-fungsi penting yang ada dalam perusahaan secara efektif dan efisien sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar. Bagi perusahaan, modal merupakan salah satu faktor penunjang yang

BAB I PENDAHULUAN. besar. Bagi perusahaan, modal merupakan salah satu faktor penunjang yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam menjalankan usahanya, perusahaan tidak dapat dipisahkan dari masalah permodalan. Modal sangat diperlukan bagi kelancaran operasi serta kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaannya memerlukan investasi besar dengan kebutuhan dana yang besar pula agar mampu menghasilkan produk-produk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan perusahaan dalam upaya untuk mengantisipasi persaingan yang semakin tajam dalam pasar yang semakin global seperti sekarang ini akan selalu dilakukan baik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berjudul Factors Determining the Capital Structure of Pharmaceutical BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan pendanaan telah dilakakukan oleh: 1. T Mallikarjunappa dan Carmelita Goveas (2007) telah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering

BAB I PENDAHULUAN. dana atau modal. Dalam memenuhi kebutuhan dana atau modal, perusahaan sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap perusahaan pada umumnya dalam melakukan kegiatan operasional memiliki tujuan untuk menghasilkan laba yang maksimal serta dapat mempertahankan kelangsungan hidup

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti.

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. pembaca dalam memahami maksud dari variabel-variabel yang akan diteliti. BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis Guna memudahkan pemahaman atas bahasan mengenai penelitian ini, maka diperlukan tinjauan teoretis. Hal tersebut perlu untuk meningkatkan

Lebih terperinci

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai A. Tinjauan Teoritis 1. Pertumbuhan Perusahaan Pertumbuhan perusahaan merupakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan size. Pertumbuhan perusahaan pada dasarnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu

Lebih terperinci

Laba Bersih ROE = x 100% Modal Sendiri

Laba Bersih ROE = x 100% Modal Sendiri BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas menurut K.R.Subramanyam (2010:09), ringkasan hasil bersih aktivitas operasi usaha dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam istilah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Sawir, 2009:10).

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham (Sawir, 2009:10). BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoretis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah pendanaan permanen yang terdiri dari hutang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini mengakibatkan para pelaku usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang dapat meningkatkan usaha

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS

ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS ANALISIS PENGARUH EFISIENSI MODAL KERJA, LIKUIDITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan antar negara untuk memenangkan pasar perdagangan dan investasi semakin ketat. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya investor asing yang menanamkan dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ekonomi global yang terus maju pada saat ini, dapat menimbulkan persaingan bisnis yang sangat ketat. Setiap perusahaan memerlukan investasi besar dengan kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan dalam jangka panjang. Melalui penjualan barang dan jasa kepada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan sumber modalnya untuk eksistensi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya.

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengelola keuangan perusahaan dengan sebaik-baiknya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada zaman seperti sekarang ini menuntut kemampuan untuk bersaing dalam dunia usaha secara kompetitif. Perusahaan harus mampu berupaya bagaimana mempertahankan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambar 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Perkembangan bisnis properti di Indonesia mengalami kenaikan yang cukup pesat pada dekade terakhir ini. Banyak indikator yang dapat dilihat di dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Struktur Modal 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Investor menanamkan sejumlah dana pada suatu perusahaan dengan harapan memperoleh pengembalian yang menguntungkan. Menurut Brigham

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 23 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2. TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Asimetri Informasi Teori asimetri informasi atau ketidaksamaan informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang pesat dan semakin berkembang, menyebabkan perusahaan mulai berlomba-lomba untuk memperluas dan bersaing dalam menjalankan

Lebih terperinci

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, UKURAN PERUSAHAAN DAN OPERATING LEVERAGE TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK JAKARTA (BEJ) SKRIPSI Untuk memperoleh gelar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian pasar modal Secara umum, pasar modal adalah sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor.

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. (yang lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor. BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Asimetri Informasi Teori asimetri informasi atau ketidaksamaan informasi menurut Brighman dan Houston (1999:35) adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat telah menciptakan suatu persaingan yang semakin tajam antar perusahaan. Perusahaan merupakan salah satu pokok kegiatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembang ditengah-tengah persaingan yang semakin ketat di era BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat pelaku bisnis. Setiap perusahaan memerlukan dana yang besar untuk tumbuh dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal

Lebih terperinci

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi

II. TIN JAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi 17 II. TIN JAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan dapat dengan jelas memperlihatkan gambaran kondisi keuangan dari perusahaan. Laporan keuangan yang merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi ini dunia usaha semakin berkembang pesat dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru yang saling bermunculan, sehingga mendorong perusahaan untuk lebih

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan

BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Selain menyangkut permasalahan modal, tingkat kepercayaan 1 BAB I PENDAHULUAN Bab yang pertama ini akan menjelaskan mengenai latar belakang dilakukannya penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dari penulisan penelitian ini. 1.1 Latar

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. dengan meningkatkan keunggulan produk yang dimiliki perusahaan tersebut. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dunia bisnissaat ini berada dalam era globalisasi di iringi perkembangan teknologiyang semakin canggih dan memadai yang dapat dirasakan manfaatnya oleh semua orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai

BAB I PENDAHULUAN. bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan perusahaan menjadi faktor yang sangat penting didalam kegiatan bisnis khususnya dalam bidang perekonomian. Tujuan perusahaan yakni mencapai laba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian terdahulu Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan berhubungan dengan topik pengaruh struktur aktiva, profitabilitas, ukuran, dan pertumbuhan perusahaan terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perluasan industri pada umumnya membutuhkan sumber-sumber pendanaan yang merupakan faktor utama yang harus diperhatikan. Bagi setiap perusahaan,

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing (jangka panjang)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebanyak 25 perusahaan baru di tahun 2011, 23 perusahaan baru di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi ini, persaingan antar perusahaan sangat ketat. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data laporan keuangan pada Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang dipublikasikan perusahan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teori Teori Modigliani Miller (MM) Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958, ketika Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller (MM) menerbitkan apa yang

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR: STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK INDONESIA

PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR: STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK INDONESIA JURNAL RISET AKUNTANSI DAN KEUANGAN Vol. 6 No.2, Agustus 2010 Hal. 113-124 PERTUMBUHAN MODAL SENDIRI PADA INDUSTRI MANUFAKTUR: STUDI EMPIRIS DI BURSA EFEK INDONESIA Astuti Yuli Setyani Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan ekonomi yang semakin kompleks. Karena kondisi ini maka

BAB I PENDAHULUAN. dan lingkungan ekonomi yang semakin kompleks. Karena kondisi ini maka BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi ekonomi telah mendorong persaingan yang semakin ketat dan lingkungan ekonomi yang semakin kompleks. Karena kondisi ini maka manajer keuangan sangat

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Likuiditas Rasio likuiditas merupakan suatu indikator mengenai kemampauan perusahaan-perusahaan membayar semua kewajiban finansial jangka pendek pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perbandingan antara modal asing (jangka panjang) dengan modal sendiri. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur Modal Salah satu isu penting yang di hadapi oleh manajer keuangan adalah Riyanto (2001) mengemukakan modal adalah perimbangan atau perbandingan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung

I. PENDAHULUAN. keputusan pendanaan yang mampu meminimalkan biaya modal yang harus ditanggung I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan pendanaan atau keputusan struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Hasa, 2008) (Lusiana, 2006) (Meyulinda dan Yusfarita, 2010) Weston and Copeland (2010:19)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Hasa, 2008) (Lusiana, 2006) (Meyulinda dan Yusfarita, 2010) Weston and Copeland (2010:19) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan harus bisa menjalankan dan mengelola fungsi-fungsi penting di dalam perusahaan dan mempunyai kemampuan untuk menyesuaikan keadaan yang sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, persaingan di dunia usaha baik di sektor industri maupun jasa semakin tajam. Hal ini menyebabkan setiap perusahaan berupaya untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap perusahaan bertujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas adalah kemampuan perusahan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Struktur Aktiva Struktur aktiva diketahui dengan membandingkan total aktiva tetap dan total aktiva yang dimiliki perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk dapat memperluas usahanya dan berkembang demi tercapainya tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pemegang sahamnya. Pemenuhan tujuan tersebut, maka. keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pemegang sahamnya. Pemenuhan tujuan tersebut, maka. keputusan investasi, keputusan pendanaan dan keputusan dividen. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kondisi ekonomi global yang terus maju pada saat ini, akan dapat menimbulkan persaingan usaha yang sangat ketat. Hal ini akan mendorong manajer perusahaan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Teori Struktur Modal Berbagai macam teori mengenai struktur modal sudah ada sejak lama dan muncul dari berbagai sudut pandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan. dengan meningkatkan inovasi dan produktivitas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan perekonomian di era modern ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengembangkan usahanya dan menunjukkan kemajuan yang pesat, dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Profitabilitas 1. Pengertian Profitabilitas Salah satu tujuan perusahaan adalah untuk menghasilkan laba atau profit. Laba merupakan peran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan antara total utang dan modal sendiri. Menurut Sartono (2001) yang dimaksud dengan struktur modal merupakan

Lebih terperinci