BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang dalam penguasaannya memerlukan tingkat kecermatan, ketelitian, dan ingatan yang baik. Materi yang ada pada pelajaran IPA ini sangat luas, mulai dari alam, tubuh, dan sebagainya.dalam pembelajatan IPA agar mudah dipelajari oleh siswa, proses penalaran realita dibutuhkan untuk menguatkan pemahaman yang dimiliki oleh siswa. Wahyana (1999:296), IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, dirumuskan secara umum, ditandai oleh penggunaan metode ilmiah dan munculnya sikap ilmiah. Dari adanya metode ilmiah ini, akan membentuk sikap ilmiah. Dalam suatu proses pembelajaran, kegiatan belajar mengajar merupakan proses yang harus dilalui oleh pendidik atau guru dan peserta didik. Berhasil tidaknya tujuan pembelajaran bergantung bagaimana proses belejar mengajar dirancang dan dilaksnakan. Nana (2006:22), Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar merupakan hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Hasil belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Nunuk murdaianti sulastomo (2010:58) menyatakan bahwa tutor sebaya merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan system belajar kelompok, setiap kelompok dipimpin oleh ketua kelompok yang bertangguang jawab terhadap kelompoknya. Ketika dalam kelompok terdapat peserta kelompok yang tidak menguasai materi pembelajaran, ketua kelompok bertanya kepada guru bidang studi, setelah itu ketua kelompok menjelaskan kembali pada kelompoknya. Tutor sebaya merupakan salah satu strategi, dimana siswa yang kompeten dengan bimbingan guru, membantu teman lainnya dalam tingkat kelas yang sama dalam belajar. Untuk menentukan seorang tutor sebaya, ada kriteria untuk memilihnya, 1

2 2 memiliki nilai prestasi belajar yang lebih baik, dapat memberikan penjelasan kepada teman lainnya yang mengalami kesulitan dalam belajar,dan dapat memotivasi siswa yang lainnya dalam belajar. Hamalik (1986:87) Gambar adalah segala sesuatu yang diwujudkan secara visual dalam bantuk 2 dimensi sebagai curahan perasaan atau pikiran. Jadi gambar adalah salah satu alat yang penting bagi pengajaran dan pendidikan. Oleh sebab itu, gambar yang akan dipergunakan hendaknya memenuhi criteria tertentu. Gambar dijadikan alat untuk pengalaman kreatif untuk memperkaya fakta dan memperbaiki kekurangjelasan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terlihat hasil belajar siswa kelas V SD Islam Arrahmah Suruh, kecamatan Suruh, kabupaten Semarang kurang maksimal, yaitu sejumlah 10 siswa atau 50% dari 20 siswa belum tuntas KKM, dengan nilai KKM 71. Dengan rata-rata nilainya 65. Metode pembelajaran yang digunakan guru IPA adalah metode ceramah dan praktik, tapi tidak semua mata pelajaran dapat dipraktikkan dalam kelas atau lingkungan sekolah. Akan tetapi dari hasil ketuntasan KKM menunjukkan bahwa penerapan metode tersebut belum maksimal Tugas guru untuk memberikan pemahaman IPA mengalami berbagai hambatan, salah satunya karena adanya rasa malu dan enggan peserta didik untuk bertanya kepada guru mereka sendiri. Selain itu, terkadang siswa tidak mengerti akan bahasa-bahasa yang digunakan guru. Ini mengakibatkan hasil belajar mereka cenderung lemah. Permasalahan yang terjadi dikelas V SD Arrahmah Suruh memerlukan suatu solusi, yaitu dengan menentukan suatu rancangan pembelajaran yang tepat dan tetap mempertimbangkan kondisi-kondisi dalam kelas. Berdasarkan pada materi pembelajaran, mata pelajaran IPA memiliki karakteristik, diantaranya learning together dan inquiri. Penerapan tutor sebaya ini akan membentuk kelompok, dimana kelompok ini learning together dalam pembelajarannya. Selain itu, dari strategi pembelajaran yang berpusat pada siswa, menurunkan strategi pembelajaran inquiri, dimana dalam kelompok tutor sebaya ini anggota kelompok dan tutor sebaya mereka masing-masing berusaha untuk memecahkan permasalahan atau pertanyaan yang mereka tanyakan sendiri. Tidak semua materi pembelajaran IPA bisa menggunakan semua jenis media realia,

3 3 praktik, dan sebagainya, sehingga untuk mata pelajaran yang tidak dapat menggunakan media yang dapat dibawa dikelas. Selain itu, siswa dalam tahapan operasional konkrit, dimana mereka tidak dapat memahami materi pembelajaran dengan hanya membayangkan, maka media gambar ini akan membantu dalam menjelaskan dan memperjelas materi yang alat peraganya ridak dapat dibawa kedalam kelas atau berdasarkan pertimbangan yang lain. Kemudian berdasarkan rasa malu bertanya kepada guru dan juga bahasa guru yang cenderung sulit dipahami siswa, dapat diatasi dengan tutor sebaya ini yang berperan membantu temannya dalam kesulitan belajar dengan menggunakan bahasa yang setaraf. Program tutorial sebenarnya sama dengan program bimbingan yang digunakan untuk membantu peserta didik dalam memaksimalkan hasil belajar. Untuk mencapai hasil belajar yang maksimal, dianjurkan agar pendidik membiasakan diri menggunakan komunikasi banyak arah sebagai transaksi, yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara pendidik dan peserta didik, tetapi juga antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lainnya. Dalam hal ini, siswa lebih sering bertanya kepada temannya dibandingkan bertanya kepada gurunya. Tutor sebaya ini dipilih karena ada beberapa siswa yang lebih mudah menerima penjelasan dan bimbingan dari temannya dibandingkan dari gurunya. Dengan menerapkan tutor sebaya, siswa yang memiliki kemampuan lebih cepat menyerap materi yang diberikan guru akan membantu siswa yang kurang cepat menyerap materi yang diberikan guru. Karena memiliki usia yang hampir sama atau sebaya, ada kalanya seorang siswa lebih mudah menerima penjelasan dari temannya serta tidak ada rasa malu atau enggan bertanya. Jadi dalam pembentukan tutor sebaya ini, guru perlu memilih dengan baik siapakah murid yang kiranya dijadikan tutor sebaya yang dapat memberi penjelasan kepada teman-temannya. Selain itu, disini juga menggunakan media pembelajaran berupa gambar, karena media gambar disini dipandang bisa menjelaskan materi yang bahannya tidak dapat dibawa kedalam kelas, serta bisa menjelaskan materi.

4 4 Hal ini juga mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Siti Istiqomah(2012). Subjek penelitian yang dilakukan Siti Istiqomah(2012) adalah siswa kelas V SD N Krandon Lor 02 Kabupaten Semarang sejumlah 21 orang siswa. Siswa dinyatakan tuntas jika mencapai nilai KKM 6,5 dengan ketuntasan klasikal minimal 80%. Hasil penelitian yang dilakukan pada siklus I persentase ketuntasan belajar masih rendah, yakni 67%, jadi belum tuntas karena belum mencapai 80%.Pada siklus II persentase ketuntasan belajar mencapai 90%, sudah tuntas karena sudah mencapai ketuntasan belajar 80%. Dengan demikian pembelajaran melalui pendekatan tutor sebaya hasil belajar siswa kelas V SD N Krandon Lor 02 Kabupaten Semarang meningkat, jadi pada penelitian ini juga diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas V SD Islam Arrahmah Suruh pada materi proses daur air dan peristiwa alam dengan menerapkan tutor sebaya dan media gambar. Jadi dalam judul penelitiannya, saya mengambil judul penerapan tutor sebaya dengan media gambar untuk meningkatkan hasil belajar IPA. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka penulis menetapkan rumusan masalah pada penelitian ini yaitu: Apakah dari penerapan tutor sebaya dengan media gambar ini dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi proses daur air dan kegiatan manusia yang mempengaruhinya serta peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup dan lingkungan, pada siswa kelas 5SD Ar-rahmah Suruh, kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, pada semester 2 tahun pelajaran 2012/ Tujuan Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan untuk meningkatkan hasil belajar melalui penerapan tutor sebaya dengan media gambar pada mata pelajaran IPA materi proses daur air dan kegiatan manusia yang mempengaruhinya serta peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi makhlik hidup dan lingkungan,

5 5 pada siswa kelas V SD Ar-rahmah Suruh, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, pada semester 2 tahun pelajaran 2012/ Manfaat Hasil Penelitian Manfaat Praktis a. Bagi Guru Pemikiran bagi guru dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman siswa dalam proses pembelajaran. b. Bagi Siswa Siswa dapat meningkatkan hasil belajar dengan batas KKM yang ditentukan dalam mencapai tujuan belajar. c. Bagi Sekolah Sekolah sebagai penentu kebijakan dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa.