TINJAUAN KUALITAS FISIK KEJU SEGAR DENGAN BAHAN PENGASAM JUS JERUK NIPIS DAN ASAM SITRAT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN KUALITAS FISIK KEJU SEGAR DENGAN BAHAN PENGASAM JUS JERUK NIPIS DAN ASAM SITRAT"

Transkripsi

1 TINJAUAN KUALITAS FISIK KEJU SEGAR DENGAN BAHAN PENGASAM JUS JERUK NIPIS DAN ASAM SITRAT Physical Quality of Fresh Cheese Acidified by Lime Juice and Citric Acid Purwadi (1) 1) Program Studi Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya Diterima 1 Agustus 2006; diterima pasca revisi 12 September 2006 Layak diterbitkan 8 Agustus 2006 ABSTRACT A research about fresh cheese production acidified by lime juice compared to citric acid was conducted. The aim of this research was to study of lime juice potency as a fresh cheese acidifier on physical quality. The method used in this research was experimental and designed by completely randomized design. The treatments which examined were A1 = the use of 0,5 % (v/v) lime juice, A2 = the use of 0,05 % (w/v) citric acid, and A3 = the use of 0,25 % (v/v) lime juice combined with 0,025 % (w/v) citric acid. The variables of the research were cheese yield, hardness, slice ability, and elasticity. The result showed that those treatments didn t give significant difference effect (P>0,05) on all variables examined by analysis of variance and Duncan s Multiple Range Test. Based on the result and the discussion, it can be concluded that the acidification by using lime juice was giving the same result on physical quality of fresh cheese, included the use of citric acid or the combination of lime juice with citric acid, so it was proved that lime juice has a high potency as acidifier for fresh cheese. Keywords: fresh cheese, acidifier, lime juice PENDAHULUAN Keju adalah salah satu hasil olahan susu yang telah lama digemari bangsa Eropa dan kini juga makin digemari bangsa Indonesia. Banyak digemarinya keju oleh karena mempunyai zat gizi terutama protein yang sangat tinggi. Menurut Spreer (1998) komponen penyusun utama keju adalah kasein (protein utama pada susu), dan selebihnya terdiri atas protein whey, lemak, laktosa, vitamin, mineral dan air dengan persentase tertentu. Protein susu dikoagulasikan oleh enzim dan/atau melalui pengasaman, selanjutnya koagulum protein dipisahkan dari fase cairnya, yaitu whey atau serum. Keju dapat dibuat dari susu yang berasal dari berbagai jenis ternak, namun yang paling lazim digunakan adalah susu sapi (Varnam and Sutherland, 1994; Willman and Willman, 1993). Komposisi susu ternyata berpengaruh terhadap kualitas keju yang dihasilkan dan komponen penyusun susu yang paling berpengaruh terhadap kualitas keju adalah protein (kasein) dan lemak (Varnam and Sutherland, 1994). Keju dapat dikonsumsi dalam keadaan segar (fresh cheese) dan ada pula yang dikonsumsi setelah mengalami 18

2 pematangan (ripened cheese) dengan waktu pematangan yang bervariasi (Spreer, 1998). Berdasarkan teksturnya maka keju yang dikonsumsi dalam keadaan segar tergolong keju lunak, sedangkan keju yang dimatangkan tergolong keju semi lunak sampai sangat keras, tergantung waktu pematangannya (Fox et al., 2000). Baik keju lunak maupun keras semuanya digolongkan menjadi keju alami, karena dibuat secara langsung dari susu, dan selanjutnya keju alami tersebut dapat diolah kembali menjadi keju olahan dengan tekstur lunak sampai semi lunak (Gerdes, 2002). Tahapan pembuatan keju secara umum diantaranya adalah pasteurisasi, pengasaman, penambahan enzim, pemotongan curd, pemasakan curd, pengurangan whey, pemuluran, pencetakan, pengepresan, penggaraman dan pematangan. Masing-masing jenis keju mempunyai spesifikasi tahapan proses yang berbeda walaupun ada sebagian yang sama. Pengasaman susu dapat dilakukan dengan menambahkan bakteri starter maupun dengan pengasaman langsung menggunakan asam-asam organik. Macammacam asam organik yang dapat digunakan sebagai bahan pengasam dalam pembuatan keju adalah asam sitrat, asetat, sulfurat, hidroklorat, laktat, fosforat, dan glukono- - lakton. Menurut Everett (2003) penggunaan asam ternyata dapat mempercepat proses, sebab dengan pengasaman langsung, maka ph susu segera turun dari 6,7 menjadi 5,4 tanpa harus menunggu biakan bakteri starter membentuk asam. Keju pizza yang dibuat dari bahan baku susu penuh ditambah dengan konsentrat protein susu ternyata rendemennya lebih tinggi pada keju yang dibuat dengan pengasaman langsung daripada yang dibuat dengan biakan bakteri starter. Bahan pengasam yang digunakan adalah asam sitrat, sedangkan biakan bakteri starter yang digunakan adalah strain Lactobacillus bulgaricus, ssp. bulgaricus LB12 dan Streptococcus thermophilus (STC5) (Shakeel-Ur-Rehman et al., 2003). Pengasaman tersebut dimaksudkan untuk menciptakan kondisi ph optimum agar protease yang berfungsi menggumpalkan susu menjadi curd dapat aktif secara maksimum. Pengasaman langsung menggunakan ragam asam tersebut diatas utamanya ditujukan untuk mempercepat proses pembentukan curd, sedangkan pembentukan citarasa oleh biakan bakteri starter dengan penggunaan asam tersebut lazim tidak berlangsung, karena citarasa keju lebih didominasi oleh rasa asam yang ditambahkan. Oleh karena itu agar kedua tujuan tersebut dapat tercapai, maka perlu dicari bahan pengasam yang dapat mempercepat proses pembentukan curd, namun citarasa khas keju juga terbentuk, dan diantara bahan alam sebagai sumber asam yang layak untuk dikaji adalah jus jeruk nipis. Jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) diduga dapat digunakan sebagai bahan pengasam dalam pembuatan keju, karena menurut Cakrawala IPTEK (2002) buah tersebut mengandung beberapa jenis asam organik diantaranya asam sitrat dan asam askorbat. Hasil penelitian Falade et al. (2003) menunjukkan bahwa jeruk nipis mengandung asam askorbat 29,4 1,4 mg/100g, asam sitrat mg/100g dan total asam organik ,1 mg/100g. Buah tersebut selain mempunyai citarasa asam yang dominan, juga mempunyai citarasa khas jeruk nipis, sehingga bila digunakan dalam pembuatan keju, diharapkan keju yang dihasilkan juga memiliki citarasa khas jeruk nipis tersebut. Secara garis besar terdapat dua jenis jeruk nipis, yaitu jeruk nipis Mexico (Mexican limes disebut juga Key limes) dalam bahasa Latin disebut Citrus aurantifolia dan jeruk nipis Persia atau Tahiti (Persian atau Tahiti limes) dalam bahasa Latin disebut Citrus latifolia. Jeruk nipis segar mengandung sangat sedikit lemak, mengandung vitamin C yang tinggi 19

3 dan hampir tidak mengandung natrium. Satu setengah cangkir jus jeruk nipis segar mengandung 90 % air, 33 kalori, 0,5 g protein, lemak dalam jumlah sedikit, 12 g karbohidrat, dan 36 mg vitamin C (Simonne et al., 2004). Jeruk nipis mengandung senyawasenyawa kimia yang bermanfaat untuk kesehatan, diantaranya adalah limonen, linalin asetat, geranil asetat, fellandren, sitral dan asam sitrat. Setiap 100 g buah jeruk nipis mengandung vitamin C sebesar 27 mg, kalsium 40 mg, fosfor 22 mg. karbohidrat 12,4 g, vitamin B1 0,04 mg, zat besi 0,6 mg, lemak 0,1 g, kalori 37 kal, protein 0,8 g dan air 86 g (Cakrawala IPTEK, 2002). Komponen kimiawi jeruk nipis tersebut akan berpengaruh terhadap proses biokimiawi pada pembuatan keju. Menurut Fox et al. (2000) proses biokimiawi utama yang terjadi pada keju adalah glikolisis, lipolisis dan proteolisis, diantara ketiga proses biokimiawi tersebut yang paling kompleks dan paling penting adalah proteolisis. Proteolisis merupakan proses yang paling menentukan perubahan tekstur dalam hal kekerasan, elastisitas, cohesiveness, fracturability, kemuluran, daya leleh, dan adhesiveness serta citarasa keju. Namun demikian, hasil proteolisis adakalanya menimbulkan rasa pahit pada keju apabila peptida yang dihasilkan berlebihan. Enzim yang berperan dalam proteolisis adalah protease, yaitu enzim yang bereaksi dengan protein susu untuk menghasilkan koagulum dengan kata lain enzim ini merubah susu dari kondisi cair menjadi padat (Willman and Willman, 1993). Menurut Walstra et al. (1999) enzim tersebut sebagai katalisator suatu reaksi dalam pembentukan gel yang berasal dari protein susu pada pembuatan keju. Protease tersebut menghidrolsis - kasein secara spesifik pada ikatan Phe Met 106 hingga menjadi para-kesein dan small peptides. Proses ini disebut fase primer pembentukan koagulum atau disebut juga fase enzimatis. Berikutnya adalah proses terjadinya agregasi misel para-kasein menjadi jaringan gel tiga dimensi yang disebut koagulum. Proses ini disebut fase sekunder pembentukan koagulum atau disebut juga fase non enzimatis (Fox et al., 2000). Proses-proses tersebut sangat dipengaruhi oleh aktivitas enzim dan aktivitas enzim ini dipengaruhi oleh kondisi asam substrat yang dihidrolisis. MATERI DAN METODE Bahan-bahan penelitian terdiri atas: susu yang diperoleh dari KUD DAU, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, jeruk nipis yang diperoleh dari Kabupaten Jombang. Jeruk nipis yang digunakan adalah buah jeruk matang optimal, yang berciri kulit berwarna kuning merata dan keadaan segar. Cara pembuatan jus jeruk nipis adalah dengan cara membuang kulit luar, daging buah diiris-iris kemudian diperas dengan menggunakan perasan jeruk. Bahan lain yang digunakan adalah asam sitrat dan protease yang diperoleh dari New England Cheesemaking Supply Company Amerika Serikat. Peralatan penelitian yang digunakan adalah: bak pengolah keju (cheesevat), termometer, cetakan keju, pengepres keju, panci, ph meter, peralatan untuk mengukur rendemen, kekerasan, daya potong dan elastisitas. Penelitian ini menggunakan metode percobaan dengan rancangan acak lengkap, terdiri dari 3 perlakuan dan 4 ulangan, dengan rincian perlakuan sebagai berikut: A1 = Penggunaan bahan pengasam jus jeruk nipis 0,5 % (v/v) A2 = Penggunaan bahan pengasam asam sitrat 0,05 % (b/v) A3 = Penggunaan bahan pengasam jus jeruk nipis 0,25 % (v/v) + asam sitrat 0,025 % (b/v). Penentuan konsentrasi jus jeruk nipis dan asam sitrat didasarkan pada penelitian pendahuluan yang menunjukkan 20

4 bahwa konsentrasi jus jeruk nipis yang paling baik untuk menghasilkan keju segar adalah 0,5 % (v/v), konsentrasi asam sitrat adalah 0,05 % (b/v), dan kombinasi kedua jenis bahan pengasam adalah jus jeruk nipis 0,25 % (v/v) dan asam sitrat 0,025 % (b/v). HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis ragam terhadap rendemen, kekerasan, daya potong, dan elastisitas keju menunjukkan bahwa penggunaan beberapa jenis bahan pengasam tidak memberikan perbedaan pengaruh yang nyata (P>0,05). Rerata rendemen dan karakteristik fisik keju segar hasil penggunaan variasi jenis bahan pengasam susu disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Rerata rendemen dan karakteristik fisik keju segar dengan variasi jenis bahan pengasam susu Rendemen dan komponen fisik Rendemen (%) Kekerasan (N) Daya Potong (N) Elastisitas (%) jus jeruk nipis (0,5 %) Jenis bahan pengasam susu asam sitrat (0,05 %) jus jeruk nipis (0,25 %) + asam sitrat (0,025 %) 12,88 12,54 13,42 6,29 5,91 4,91 1,91 1,72 1,53 38,93 40,97 40,35 Keterangan: 1) Rerata dari 4 ulangan percobaan 2) Tidak ada huruf di belakang angka menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05) Data dalam Tabel 1 menunjukkan bahwa analisis jarak berganda Duncan terhadap semua komponen fisik keju tidak memberikan perbedaan yang nyata (P>0,05). Kecenderungan rerata tertinggi untuk rendemen terdapat pada perlakuan 0,25 % jus jeruk nipis + 0,025 % asam sitrat, sedangkan kecenderungan rerata tertinggi untuk kekerasan dan daya potong terdapat pada perlakuan 0,5 % jus jeruk nipis, dan rerata elastisitas terdapat pada perlakuan 0,05 % asam sitrat. Pengasaman susu menggunakan jus jeruk nipis adalah sebagai pengganti asam yang biasanya diproduksi oleh biakan bakteri starter yang berasal dari kelompok bakteri asam laktat dengan produk utamanya asam laktat. Asam ini berperan utama dalam menciptakan kondisi keasaman optimum untuk aktivitas protease yang menstimulasi koagulasi susu menjadi curd. Tidak adanya perbedaan pengaruh yang nyata (P>0,05) antar perlakuan beberapa macam bahan pengasam terhadap rendemen keju yang dihasilkan, diduga bahwa jus jeruk nipis, asam sitrat dan kombinasi keduanya mempunyai kemampuan yang sama dalam menciptakan kondisi keasaman optimum untuk aktivitas protease. Kondisi ini terbukti bahwa susu yang telah ditambah tiga jenis bahan pengasam mempunyai ph relatif sama, yaitu 6,1, demikian pula ph susu setelah koagulasi dan curd siap dipotong. Keasaman atau ph susu yang relatif sama mengadakan aktivitas protease mendekati sama, demikian pula apabila ph susu berbeda, maka aktivitas protease sangat tergantung pada ph substrat. Fox et al. (2000) menyatakan bahwa keasaman susu baik yang dihasilkan oleh biakan bakteri starter maupun dengan pengasaman langsung terbukti mempengaruhi aktivitas protease dalam koagulasi protein, dan mempengaruhi kekompakan curd, sehingga dapat mempengaruhi besarnya rendemen keju. Keasaman susu dari ketiga perlakuan relatif sama, sehingga rendemennya juga relatif sama. Hasil penelitian ini mempunyai kecenderungan yang sama seperti hasil penelitian Metzger et al. (2000) tentang pengasaman susu menggunakan asam sitrat yang menjadikan susu memiliki ph 6,0 dan 5,8. Rerata rendemen sebenarnya (actual yield) hampir sama, berturut-turut 7,22 dan 7,24 %, bahkan apabila dibandingkan 21

5 dengan kontrol (menggunakan biakan bakteri starter) diperoleh rendemen hampir sama, yaitu 7,45 %. Terbukti rerata rendemen hasil penelitian ini jauh lebih tinggi daripada hasil penelitian Metzger et al. (2000), yaitu 12,54 13,42 %. Rendemen yang tinggi ini menunjukkan bahwa proses koagulasi yang ditimbulkan oleh protease berjalan dengan baik karena kondisi asam untuk bekerjanya protease cukup optimum. Penggunaan tiga jenis bahan pengasam pada pembuatan keju segar ternyata menghasilkan keju dengan nilai kekerasan, daya potong dan elastisitas relatif sama. Uji kekerasan (hardness) dimaksudkan untuk mengetahui kekenyalan curd yang dihasilkan, dan uji daya potong (cutting point) dimaksudkan untuk mengetahui kekompakan curd, serta uji elastisitas dimaksudkan untuk mengetahui kelenturan curd dalam kaitannya dengan kemungkinan pengembangan produk berikutnya, misalnya pembuatan keju Mozzarella. Berdasarkan pembahasan di atas terbukti jus jeruk nipis mempunyai kemampuan setara dengan asam sitrat dalam menciptakan kondisi optimum untuk berlangsungnya aktivitas protease dan koagulasi. Potensi jus jeruk nipis lebih baik daripada asam sitrat karena buah jeruk nipis selain mengandung asam sitrat cukup tinggi juga mengandung beberapa asam yang lain dan mengandung komponen pembentuk citarasa selain asam. Pembuktian telah dilakukan terhadap jus jeruk nipis yang akan digunakan dalam penelitian ini dan terbukti mengandung total asam organik 24,79 gr/100 gr. Hasil penelitian Falade et al. (2003) menguatkan bahwa jus jeruk nipis selain mempunyai kadar asam askorbat 29,4 ± 1,4 mg/100 g, juga mengandung asam sitrat 4124±28 mg/100 g dan total asam organik 4187±35 mg/100 g. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pengasaman susu dengan jus jeruk nipis memberikan hasil yang sama dengan penggunaan asam sitrat maupun kombinasi jus jeruk nipis dan asam sitrat. Tiga jenis perlakuan pengasaman susu pada pembuatan keju segar dimaksudkan untuk memacu koagulasi susu oleh protease. Oleh karena jus jeruk nipis secara umum mempunyai komponen pembentuk citarasa lebih baik daripada asam sitrat, maka jus jeruk nipis sebagai bahan pengasam cukup baik dan layak digunakan pada pembuatan keju. Dengan demikian hasil ini dapat diimplementasikan lebih lanjut untuk percobaan pembuatan berbagai jenis keju lainnya. DAFTAR PUSTAKA Cakrawala IPTEK Tanaman Obat Indonesia: Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia Swingle). IPTEKnet. t/tanamanobat. php?id= /05/06 Carroll, R Home Cheese Making : Recipes for 75 Homemade Cheeses. 3 th Edition. Storey Publishing. Madison. Everett, D Functionality of Directly Acidified Mozzarella Cheese Using Different Acid Types. Thesis Topics for Food Science Department University of Otago. Falade, O.S., O.R. Sowunmi, A. Oladipo, A. Tubosun, and S.R.A. Adewusi The Level of Organic Acids In Some Nigerian Fruits and Their Effect on Mineral Availability in Composite Diets. Pakistan Journal of Nutrition, 2(2): Fox, P.F., T.P. Guinee, T.M. Cogan and P.L.H. McSweeney Fundamentals of Cheese Science. Aspen Publishers, Inc. Maryland. 22

6 Gerdes, S The Power of Real Cheese Ingredients. Food Product. archive/2002/0902ap.html. 27/06/06 Metzger. L. E., D.M. Barbano, M.A. Rudan and P.S. Kindstedt Effect of Milk Preacidification on Low Fat Mozzarella Cheese. I. Composition and Yield. J. Dairy Sci., 83 : Shakeel-Ur-Rehman, N.Y. Farkye and B. Yim Use of Dry Milk Protein Concentrate in Pizza Cheese Manufactured by Culture or Direct Acidification. J. Dairy Sci., 86 : Simonne, A., L.B. Bobroff, A. Cooper, S. Poirier, M. Murphy, M.J. Oswald, and C. Procise South Florida Tropicals: Lime. University of Florida Ifas Extension. 21/08/06 Spreer, E Milk and Dairy Product Technology, Mercel Dekker Inc. New York. Varnam, A.H. and J.P. Sutherland Milk and Milk Products: Technology, Chemistry and Microbiology. Chapman & Hall. London. Walstra, P., T.J. Geurts, A. Noomen, A. Jellema and M.A.J.S. Van Boekel Dairy Technology : Principles of Milk Properties and Process. Marcell Dekker, Inc. New York. Willman, N. and C. Willman Home Cheesemaking, Agmedia. East Melbourne. 23

KUALITAS FISIK KEJU MOZZARELLA DENGAN BAHAN PENGASAM JUS JERUK NIPIS. Physical Quality of Mozzarella Cheese Produced by Lime Juice as an Acidifier

KUALITAS FISIK KEJU MOZZARELLA DENGAN BAHAN PENGASAM JUS JERUK NIPIS. Physical Quality of Mozzarella Cheese Produced by Lime Juice as an Acidifier KUALITAS FISIK KEJU MOZZARELLA DENGAN BAHAN PENGASAM JUS JERUK NIPIS Physical Quality of Mozzarella Cheese Produced by Lime Juice as an Acidifier Purwadi Program Studi Teknologi Hasil Ternak, Fakultas

Lebih terperinci

PENGGUNAAN JUS BUAH JERUK KEPROK (Citrus Reticulata ) PADA PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA

PENGGUNAAN JUS BUAH JERUK KEPROK (Citrus Reticulata ) PADA PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA PENGGUNAAN JUS BUAH JERUK KEPROK (Citrus Reticulata ) PADA PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA The Utilization of Keprok Orange Fruit (Citrus reticulata) Juice in Mozarella Cheese Manufacturing Wiwit Hartono 1 dan

Lebih terperinci

KOMBINASI SUHU KOAGULASI DAN SUHU PEMULURAN TERHADAP KUALITAS KIMIAWI KEJU MOZZARELLA DENGAN BAHAN PENGASAM JUS JERUK NIPIS

KOMBINASI SUHU KOAGULASI DAN SUHU PEMULURAN TERHADAP KUALITAS KIMIAWI KEJU MOZZARELLA DENGAN BAHAN PENGASAM JUS JERUK NIPIS KOMBINASI SUHU KOAGULASI DAN SUHU PEMULURAN TERHADAP KUALITAS KIMIAWI KEJU MOZZARELLA DENGAN BAHAN PENGASAM JUS JERUK NIPIS The Combination of Coagulation and Stretchability Temperature on Mozzarella Chemical

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN PENGASAM DAN KONDISI SUSU SAPI TERHADAP HASIL/RENDEMEN, KEASAMAN, KADAR AIR DAN KETEGARAN (firmness) KEJU TIPE MOZARELLA

PENGARUH BAHAN PENGASAM DAN KONDISI SUSU SAPI TERHADAP HASIL/RENDEMEN, KEASAMAN, KADAR AIR DAN KETEGARAN (firmness) KEJU TIPE MOZARELLA PENGARUH BAHAN PENGASAM DAN KONDISI SUSU SAPI TERHADAP HASIL/RENDEMEN, KEASAMAN, KADAR AIR DAN KETEGARAN (firmness) KEJU TIPE MOZARELLA (EFFECT OF ACIDULANTS AND MILK COW CONDITIONS ON YIELD, ACIDITY,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini akan menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan sumber protein dengan mutu yang sangat tinggi. Kadar protein susu segar sekitar 3,5% dengan kadar lemak sekitar 3,0-3,8%. Susu juga merupakan sumber fosfor

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN PENGAWET TERHADAP KUALITAS MIKROBIOLOGIS KEJU MOZZARELLA YANG DISIMPAN PADA SUHU REFRIGERATOR Effect of Using Additive to Microbiology Activities of Mozzarella Cheese Storage

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 23,06 %) dan lemak (20,4-33,53 %) dari berat basah. Selain itu keju yang terbuat

II. TINJAUAN PUSTAKA. 23,06 %) dan lemak (20,4-33,53 %) dari berat basah. Selain itu keju yang terbuat 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keju Keju adalah bahan pangan yang banyak mengandung protein (12,70-23,06 %) dan lemak (20,4-33,53 %) dari berat basah. Selain itu keju yang terbuat dari susu sapi penuh (whole

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggumpal, serta kombinasi dari perlakuan-perlakuan tersebut, sehingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggumpal, serta kombinasi dari perlakuan-perlakuan tersebut, sehingga 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keju Mozzarella Keju adalah protein susu yang diendapkan atau dikoagulasikan dengan menggunakan rennet atau enzim lain, fermentasi laktat, dan penggunaan bahan penggumpal,

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ENZIM RENNET dan Lactobacillus plantarum YN 1.3 TERHADAP ph, CURD dan TOTAL PADATAN KEJU

PEMANFAATAN ENZIM RENNET dan Lactobacillus plantarum YN 1.3 TERHADAP ph, CURD dan TOTAL PADATAN KEJU PEMANFAATAN ENZIM RENNET dan Lactobacillus plantarum YN 1.3 TERHADAP ph, CURD dan TOTAL PADATAN KEJU Stevani Budiman, R. Hadju*, S. E. Siswosubroto, G. D. G. Rembet Fakultas Peternakan Universitas Sam

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang

BAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang bermanfaat bagi kesehatan mendorong berbagai inovasi pengolahan produk pangan, salah satunya poduksi

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, dan (6) Hipotesis Penelitian.

Lebih terperinci

PEMBAHASAN Pengujian Aktivitas Rennet dalam Mengkoagulasikan Susu

PEMBAHASAN Pengujian Aktivitas Rennet dalam Mengkoagulasikan Susu PEMBAHASAN Pengujian Aktivitas Rennet dalam Mengkoagulasikan Susu Uji aktivitas rennet menggunakan susu yang telah dipasteurisasi. Pasteurisasi susu digunakan untuk menstandardisasikan kualitas biologi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN... DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... ii iv vii viii ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Rumusan Masalah...

Lebih terperinci

Puji Agueng Sanjaya dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):47-53, April 2013

Puji Agueng Sanjaya dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(1):47-53, April 2013 Puji Agueng Sanjaya dkk/jurnal Ilmiah Peternakan 1(1:47-53, April 2013 PENGARUH LEVEL CaCl 2 YANG BERBEDA TERHADAP KANDUNGAN KALSIUM, KEKERASAN, DAN MELTABILITY PADA KEJU SUSU KAMBING (THE EFFECT S OF

Lebih terperinci

KEJU. Materi 14 TATAP MUKA KE-14 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK

KEJU. Materi 14 TATAP MUKA KE-14 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK PENGOLAHAN SUSU KEJU Materi 14 TATAP MUKA KE-14 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman Keju

Lebih terperinci

Karakteristik kimia... Muhammad Arifiansyah

Karakteristik kimia... Muhammad Arifiansyah KARAKTERISTIK KIMIA (KADAR AIR DAN PROTEIN) DAN NILAI KESUKAAN KEJU SEGAR DENGAN PENGGUNAAN KOAGULAN JUS JERUK NIPIS, JERUK LEMON DAN ASAM SITRAT CHEMICAL CHARACTERISTICS (WATER AND PROTEIN CONTENT) AND

Lebih terperinci

Program Studi Peternakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang 2

Program Studi Peternakan, Jurusan Peternakan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang 2 152 Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan 3 (4) 2014 Artikel Penelitian Total Bahan Padat, Kadar Protein, dan Nilai Kesukaan Keju Mozarella dari Kombinasi Susu Kerbau dan Susu Sapi Nazera Amurita Sari 1, Ani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sejak dulu, masyarakat Indonesia terbiasa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Sejak dulu, masyarakat Indonesia terbiasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahu merupakan salah satu produk makanan yang sudah popular di masyarakat Indonesia. Sejak dulu, masyarakat Indonesia terbiasa mengonsumsi tahu sebagai lauk pauk pendamping

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogurt adalah pangan fungsional yang menarik minat banyak masyarakat untuk mengkonsumsi dan mengembangkannya. Yogurt yang saat ini banyak dikembangkan berbahan dasar

Lebih terperinci

PENGARUH BAHAN PENGASAM DAN KONDISI SUSU YANG BERBEDA TERHADAP DAYA LELEH, WAKTU LELEH, DAN KEMULURAN KEJU TIPE MOZZARELLA

PENGARUH BAHAN PENGASAM DAN KONDISI SUSU YANG BERBEDA TERHADAP DAYA LELEH, WAKTU LELEH, DAN KEMULURAN KEJU TIPE MOZZARELLA PENGARUH BAHAN PENGASAM DAN KONDISI SUSU YANG BERBEDA TERHADAP DAYA LELEH, WAKTU LELEH, DAN KEMULURAN KEJU TIPE MOZZARELLA (EFFECT OF ACIDULANTS AND DIFFERENT MILK COW CONDITIONS ON MELTABILITY, MELTING

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

EFFECT OF ADDITION FRESH MILK ON MOISTURE, PROTEIN, FAT CONTENT, ph AND TEXTURE RICOTTA CHEESE

EFFECT OF ADDITION FRESH MILK ON MOISTURE, PROTEIN, FAT CONTENT, ph AND TEXTURE RICOTTA CHEESE EFFECT OF ADDITION FRESH MILK ON MOISTURE, PROTEIN, FAT CONTENT, ph AND TEXTURE RICOTTA CHEESE Fajar Dedy Setiawan 1), Purwadi 2) and Djalal Rosyidi 2) 1) Student of Animal Husbandry Faculty at University

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 : 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsumsi produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat seiring berkembangnya bioteknologi. Produk-produk fermentasi dapat berbahan dari produk hewani maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini banyak sekali minuman fermentasi yang dijual dipasaran, salah satunya yoghurt. Yoghurt mempunyai nilai gizi yang lebih tinggi dibandingkan susu segar sebagai

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair

ABSTRAK. Kata kunci : ampas padat brem, hidrolisis, H 2 SO 4, gula cair Karina Novita Dewi. 1211205027. 2017. Pengaruh Konsentrasi H 2 SO 4 dan Waktu Hidrolisis terhadap Karakteristik Gula Cair dari Ampas Padat Produk Brem di Perusahaan Fa. Udiyana di bawah bimbingan Dr. Ir.

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA DENGAN METODE DIRECT ACIDIFICATION MENGGUNAKAN AIR PERASAN JERUK PURUT (Citrus hystrix D.C.

LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA DENGAN METODE DIRECT ACIDIFICATION MENGGUNAKAN AIR PERASAN JERUK PURUT (Citrus hystrix D.C. LAPORAN TUGAS AKHIR PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA DENGAN METODE DIRECT ACIDIFICATION MENGGUNAKAN AIR PERASAN JERUK PURUT (Citrus hystrix D.C.) Disusun Oleh : Fatihah Dewi Rochmana I 8314019 Laila Qadriah I

Lebih terperinci

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG

KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG KAJIAN PENAMBAHAN TETES SEBAGAI ADITIF TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN NUTRISI SILASE KULIT PISANG (Study on Molasses as Additive at Organoleptic and Nutrition Quality of Banana Shell Silage) S. Sumarsih,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN JUAS BUAH JERUK SUNKIST (Citrus sinensis) PADA PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA

PENGGUNAAN JUAS BUAH JERUK SUNKIST (Citrus sinensis) PADA PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA PENGGUNAAN JUAS BUAH JERUK SUNKIST (Citrus sinensis) PADA PEMBUATAN KEJU MOZZARELLA Use of Sunkist Orange Fruit (Citrus sinensis) Juice In Mozzarella Cheese Manufacturing Djalal Rosyidi 1, Purwadi 1, Fondha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya kesadaran masyarakat Indonesia akan kebutuhan gizi dan bertambahnya tingkat pendapatan mayarakat, menyebabkan permintaan bahan pangan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu bahan makanan alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Selain itu, jagung juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali dijual olahan susu fermentasi, salah satunya adalah yoghurt. Yoghurt memiliki nilai gizi yang lebih besar daripada susu segar karena terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolostrum sapi adalah susu awal hasil sekresi dari kelenjar ambing induk sapi betina selama 1-7 hari setelah proses kelahiran anak sapi (Gopal dan Gill, 2000). Kolostrum

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknologi Pertanian KAJIAN KUALITAS KEJU SEGAR SUSU KEDELAI YANG MENGGUNAKAN KOMBINASI INOKULUM Lactobacillus bulgaricus - Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus - Streptococcus lactis THE STUDY OF FRESH

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan Penelitian, Kerangka pemikiran, Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

PENGARUH DOSIS RENNET YANG BERBEDA TERHADAP KADAR PROTEIN DAN LEMAK KEJU LUNAK SUSU SAPI

PENGARUH DOSIS RENNET YANG BERBEDA TERHADAP KADAR PROTEIN DAN LEMAK KEJU LUNAK SUSU SAPI PENGARUH DOSIS RENNET YANG BERBEDA TERHADAP KADAR PROTEIN DAN LEMAK KEJU LUNAK SUSU SAPI (EFFECT OF DIFFERENCES RENNET OF PROTEIN AND FAT CONTENT IN SOFT CHEESE OF DAIRY MILK) Army Permainy, Samsu Wasito

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di Indonesia produk pangan hasil fermentasi semakin meningkat seiring berkembangnya bioteknologi. Hasil olahan fermentasi yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN Ca-LAKTAT TERHADAP KARAKTERISTIK YOGURT KEDELAI JAGUNG PROPOSAL SKRIPSI OLEH : YOHANES ALIM

PENGARUH PENAMBAHAN Ca-LAKTAT TERHADAP KARAKTERISTIK YOGURT KEDELAI JAGUNG PROPOSAL SKRIPSI OLEH : YOHANES ALIM PENGARUH PENAMBAHAN Ca-LAKTAT TERHADAP KARAKTERISTIK YOGURT KEDELAI JAGUNG PROPOSAL SKRIPSI OLEH : YOHANES ALIM 6103007031 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

Zat makanan yang ada dalam susu

Zat makanan yang ada dalam susu Zat makanan yang ada dalam susu Zat makanan yang ada dalam susu berada dalam tiga bentuk yaitu 1.larutan sejati (karbohidrat, garam anorganik dan vitamin) 2.larutan koloidal (protein dan enzim) 3.emulsi

Lebih terperinci

J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : ISSN

J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : ISSN J. Sains & Teknologi, Agustus 2015, Vol.15 No.2 : 176 181 ISSN 1411-4674 KARAKTERISTIK CURD KEJU MENGGUNAKAN PENGGUMPAL EKSTRAK DAUN SERUT (Strebulus asper) DENGAN LAMA PEMANASAN BERBEDA The Characterization

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogurt merupakan produk semi solid yang dibuat dari susu standarisasi dengan penambahan aktivitas simbiosis bakteri asam laktat (BAL), yaitu Streptococcous thermophilus

Lebih terperinci

TEKNOLOGI HASIL TERNAK

TEKNOLOGI HASIL TERNAK TEKNOLOGI HASIL TERNAK KULIAH 5 6: SUSU FERMENTASI DAN KEJU Juni Sumarmono Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan UNSOED http://panganhewani.blog.unsoed.ac.id CONTOH PRODUK SUSU FERMENTASI

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBUATAN YOGHURT DARI BERBAGAI JENIS SUSU DAN INKUBASI YANG BERBEDA TERHADAP MUTU DAN DAYA TERIMA ABSTRAK

KAJIAN PEMBUATAN YOGHURT DARI BERBAGAI JENIS SUSU DAN INKUBASI YANG BERBEDA TERHADAP MUTU DAN DAYA TERIMA ABSTRAK KAJIAN PEMBUATAN YOGHURT DARI BERBAGAI JENIS SUSU DAN INKUBASI YANG BERBEDA TERHADAP MUTU DAN DAYA TERIMA Ermina Syainah 1, Sari Novita 2, Rusmini Yanti 3 ABSTRAK Yoghurt merupakan salah satu produk fermentasi

Lebih terperinci

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2014, VOL. 1, NO. 9, 46-51

JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2014, VOL. 1, NO. 9, 46-51 JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2014, VOL. 1, NO. 9, 46-51 Pengaruh Metode Pasteurisasi dan Jenis Starter yang Berbeda Terhadap Ph, Kadar Air dan Total Solid Keju Lunak Susu Kambing Peranakan Ettawa (Effect Of

Lebih terperinci

Pengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Kompos

Pengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Kompos Pengaruh Campuran Feses Sapi Potong dan Feses Kuda Pada Proses Pengomposan Terhadap Kualitas Yuli Astuti Hidayati, Eulis Tanti Marlina, Tb.Benito A.K, Ellin Harlia 1 Intisari Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH LAMA PENUNDAAN DAN SUHU INKUBASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA YOGHURT DARI SUSU SAPI KADALUWARSA

PENGARUH LAMA PENUNDAAN DAN SUHU INKUBASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA YOGHURT DARI SUSU SAPI KADALUWARSA PENGARUH LAMA PENUNDAAN DAN SUHU INKUBASI TERHADAP SIFAT FISIK DAN KIMIA YOGHURT DARI SUSU SAPI KADALUWARSA EFFECT OF LONG DELAY AND INCUBATION TEMPERATURE ON PHYSICAL AND CHEMICAL YOGURT MILK FROM COWS

Lebih terperinci

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN BAB VI PEMBAHASAN Dalam praktikum ini yaitu mengisolasi bakteri Propionibacterium dari keju. Keju sendiri merupakan makanan yang dibuat dari dadih susu yang dipisahkan, yang diperoleh dengan penggumpalan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI HASIL TERNAK

KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI HASIL TERNAK KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI HASIL TERNAK ILMU PASCA PANEN PETERNAKAN Kuliah TM 3 (16 Sept 2014) DUA SISI HASIL TERNAK 1 KARAKTERISTIK DAN KOMPOSISI SUSU SEGAR Buku: Walstra et al. (2006). Dairy Science

Lebih terperinci

AGROTECHNO Volume 1, Nomor 1, April 2016, hal

AGROTECHNO Volume 1, Nomor 1, April 2016, hal Pengaruh Penambahan Ekstrak Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.) Terhadap Karakteristik Fisikokimia Keju Mozzarella Influences of addition Bilimbi (Averrhoa bilimbi L.) extract on psychochemical characteristics

Lebih terperinci

PEMBUATAN YOGURT BUAH NAGA MERAH

PEMBUATAN YOGURT BUAH NAGA MERAH PEMBUATAN YOGURT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus L.); PENGARUH PROPORSI SARI BUAH-SUSU DAN LAMA PENYIMPANAN TERHADAP SIFAT FISIS DAN VIABILITAS BAKTERI ASAM LAKTAT YOGURT PROPOSAL SKRIPSI OLEH:

Lebih terperinci

SIFAT FUNGSIONAL KEJU LUNAK YANG DIBUAT DARI SUSU SAPI DENGAN METODE DIRECT ACIDIFICATION

SIFAT FUNGSIONAL KEJU LUNAK YANG DIBUAT DARI SUSU SAPI DENGAN METODE DIRECT ACIDIFICATION SIFAT FUNGSIONAL KEJU LUNAK YANG DIBUAT DARI SUSU SAPI DENGAN METODE DIRECT ACIDIFICATION Juni Sumarmono dan FM Suhartati Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto Jl. Dr. Soeparno

Lebih terperinci

PENGARUH SUHU DAN LAMA PEMERAMAN YANG BERBEDA TERHADAP MELTABILITY, TINGKAT KEASAMAN DAN ASAM LEMAK BEBAS KEJU SUSU KAMBING

PENGARUH SUHU DAN LAMA PEMERAMAN YANG BERBEDA TERHADAP MELTABILITY, TINGKAT KEASAMAN DAN ASAM LEMAK BEBAS KEJU SUSU KAMBING PENGARUH SUHU DAN LAMA PEMERAMAN YANG BERBEDA TERHADAP MELTABILITY, TINGKAT KEASAMAN DAN ASAM LEMAK BEBAS KEJU SUSU KAMBING (THE EFFECT OF TEMPERATURE AND RIPENING TIME ON MELTABILITY, ACIDITY AND FREE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh semua lapisan masyarakat. Salah satu jamur yang banyak

Lebih terperinci

atau ditambahkan bahan bahan lain. Secara kimia, susu adalah emulsi lemak dalam air yang mengandung gula, garam-garam mineral, protein

atau ditambahkan bahan bahan lain. Secara kimia, susu adalah emulsi lemak dalam air yang mengandung gula, garam-garam mineral, protein 3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Definisi susu menurut Hadiwiyoto (1983) adalah hasil pemerahan sapi atau hewan yang menyusui lainnya, yang dapat dimakan atau dapat digunakan sebagai bahan makanan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih

BAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dangke adalah sebutan keju dari daerah Enrekang, Sulawesi selatan. Merupakan makanan tradisional yang rasanya mirip dengan keju, namun tampilan dan teksturnya mirip

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Whey Whey adalah hasil dari pembuatan keju secara tradisional ataupun modern dalam jumlah banyak yaitu ± 83% dari volume susu yang digunakan. Pembuatan semihard cheese dan soft

Lebih terperinci

KONJAC FLOUR (Amorphopallus onchopillus) AS EMULSIFIER IN FIRMNESS, CUTTING POINT, MICROSTRUCTURE, FLAVOUR AND TEXTURE MANUFACTURED CHEESE

KONJAC FLOUR (Amorphopallus onchopillus) AS EMULSIFIER IN FIRMNESS, CUTTING POINT, MICROSTRUCTURE, FLAVOUR AND TEXTURE MANUFACTURED CHEESE KONJAC FLOUR (Amorphopallus onchopillus) AS EMULSIFIER IN FIRMNESS, CUTTING POINT, MICROSTRUCTURE, FLAVOUR AND TEXTURE MANUFACTURED CHEESE Ana Sovia Nurjanah 1, Purwadi 2, and Imam Thohari 2 1). Student

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI SUSU SKIM DAN STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS CORNGURT SINBIOTIK SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI SUSU SKIM DAN STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS CORNGURT SINBIOTIK SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI SUSU SKIM DAN STARTER TERHADAP SIFAT KIMIA DAN MIKROBIOLOGIS CORNGURT SINBIOTIK SKRIPSI OLEH: ELISABETH ANASTASIA S. NRP 6103012072 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI 1 UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FITA FINARSIH A 420 100 067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

Uji Kadar Lemak Keju Cheddar Dengan Variasi Bahan Baku (Sapi, Kambing) Serta Variasi Jenis Starter (Streptococcus lactis, Rhizophus oryzae).

Uji Kadar Lemak Keju Cheddar Dengan Variasi Bahan Baku (Sapi, Kambing) Serta Variasi Jenis Starter (Streptococcus lactis, Rhizophus oryzae). Uji Kadar Lemak Keju Cheddar Dengan Variasi Bahan Baku (Sapi, Kambing) Serta Variasi Jenis Starter (Streptococcus lactis, Rhizophus oryzae). Solikah Ana Estikomah Jurusan Farmasi UNIDA GONTOR Pondok Modern

Lebih terperinci

OLEH: SUZANNA TANIAJI

OLEH: SUZANNA TANIAJI PENGARUH JENIS GULA DAN KONSENTRASI EKSTRAK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA, VIABILITAS BAKTERI ASAM LAKTAT, DAN ORGANOLEPTIK YOGURT NON FAT SKRIPSI OLEH: SUZANNA TANIAJI 6103008007 PROGRAM

Lebih terperinci

PDF processed with CutePDF evaluation edition

PDF processed with CutePDF evaluation edition KAJIAN SIFAT FISIKO-KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK YOGURT DENGAN SUSU SAPI DARI BERBAGAI PETERNAK DI SURABAYA SKRIPSI OLEH: SANTI LYDIAWATI 6103007058 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAFTAR ISI RIWAYAT HIDUP... i ABSTRAK... ii ABSTRACT... iii UCAPAN TERIMA KASIH... iv DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan

Lebih terperinci

ISSN (print) : ISSN (electronic): Vol. 2 No. 02 Desember 2017

ISSN (print) : ISSN (electronic): Vol. 2 No. 02 Desember 2017 SIFAT ORGANOLEPTIK TAHU SUSU DENGAN JUMLAH PEMAKAIAN KOAGULAN YANG BERBEDA Dyah Ayu Pradnya Paramitha Program Studi Manajemen Kuliner Politeknik Pariwisata Batam Jl. Gajah Mada The Vitka City Complex,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hasil olahan fermentasi sudah banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain. Salah satu yang populer

Lebih terperinci

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan 20 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pemanfaatan Susu Sapi,Susu Kerbau Dan Kombinasinya Untuk Optimalisasi Kadar Air, Kadar Lemak Dan Tekstur Keju Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Yoghurt merupakan salah satu bentuk produk minuman hasil pengolahan susu yang memanfaatkan mikroba dalam proses fermentasi susu segar menjadi bentuk produk emulsi

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SARI JAHE TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA, MIKROBIOLOGIS DAN SENSORIS YOGURT SKRIPSI

PENGARUH PENAMBAHAN SARI JAHE TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA, MIKROBIOLOGIS DAN SENSORIS YOGURT SKRIPSI PENGARUH PENAMBAHAN SARI JAHE TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA, MIKROBIOLOGIS DAN SENSORIS YOGURT SKRIPSI OLEH: LISTYANI 6103007063 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

I PENDAHULUAN. Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian. I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,(6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

Diterima 2 Pebruari 2017 / Disetujui 16 Pebruari 2017 ABSTRACT

Diterima 2 Pebruari 2017 / Disetujui 16 Pebruari 2017 ABSTRACT Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology) Vol. 4, No.1, 01-09, Maret 2017 ISSN : 2407-3814 (print) ISSN : 2477-2739 (ejournal) Kombinasi Berat Beban dan Lama Pengepresan pada

Lebih terperinci

SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN JUS WORTEL (Daucus carotal.)

SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN JUS WORTEL (Daucus carotal.) SKRIPSI SIFAT ORGANOLEPTIK ES KRIM DENGAN PENAMBAHAN JUS WORTEL (Daucus carotal.) UIN SUSKA RIAU Oleh: Niki Utami 11181203959 PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM

Lebih terperinci

KOMBINASI Lactobacillus plantarum DENGAN Lactobacillus bulgaricus DAN Streptococcus thermophilus TERHADAP MUTU SUSU FERMENTASI SELAMA PENYIMPANAN

KOMBINASI Lactobacillus plantarum DENGAN Lactobacillus bulgaricus DAN Streptococcus thermophilus TERHADAP MUTU SUSU FERMENTASI SELAMA PENYIMPANAN KOMBINASI Lactobacillus plantarum DENGAN Lactobacillus bulgaricus DAN Streptococcus thermophilus TERHADAP MUTU SUSU FERMENTASI SELAMA PENYIMPANAN (Effect of Combination of Lactobacillus plantarum and Lactobacillus

Lebih terperinci

PENGARUH SUPLEMENTASI WHEY KEJU TERHADAP KUALITAS FISIK DAN HEDONIK YOGHURT

PENGARUH SUPLEMENTASI WHEY KEJU TERHADAP KUALITAS FISIK DAN HEDONIK YOGHURT PENGARUH SUPLEMENTASI WHEY KEJU TERHADAP KUALITAS FISIK DAN HEDONIK YOGHURT Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Peternakan di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen, Departemen Pertanian, Cimanggu, Bogor. Waktu

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BUBUR BUAH LABU KUNING KUKUS SEBAGAI FAT REPLACER TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK REDUCED FAT COOKIES JAGUNG

PENGARUH PENGGUNAAN BUBUR BUAH LABU KUNING KUKUS SEBAGAI FAT REPLACER TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK REDUCED FAT COOKIES JAGUNG PENGARUH PENGGUNAAN BUBUR BUAH LABU KUNING KUKUS SEBAGAI FAT REPLACER TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK REDUCED FAT COOKIES JAGUNG PROPOSAL SKRIPSI OLEH : TANYA WIJAYA 6103006040 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang

I. PENDAHULUAN. Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Tempe merupakan produk pangan tradisional Indonesia berbahan dasar kacang kedelai (Glycine max) yang diolah melalui proses fermentasi oleh kapang. Secara umum,

Lebih terperinci

Thermal Characteristics of Mozzarella Cheese Product (Study on Citric Acid Concentration)

Thermal Characteristics of Mozzarella Cheese Product (Study on Citric Acid Concentration) Karakteristik Termal Produk Keju Mozarella (Komar dkk) KARAKTERISTIK TERMAL PRODUK KEJU MOZARELLA (KAJIAN KONSENTRASI ASAM SITRAT) Thermal Characteristics of Mozzarella Cheese Product (Study on Citric

Lebih terperinci

KAJIAN PEMBUATAN KEJU OLAHAN. Preparation of Processed Cheese. Novita Dewi 1 ABSTRACT

KAJIAN PEMBUATAN KEJU OLAHAN. Preparation of Processed Cheese. Novita Dewi 1 ABSTRACT KAJIAN PEMBUATAN KEJU OLAHAN Preparation of Processed Cheese Novita Dewi 1 1) Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Malang diterima 10 November 2006, diterima pasca revisi 28 Desember 2006, layak diterbitkan

Lebih terperinci

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI

UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI UJI KADAR PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK DAGING SAPI REBUS YANG DILUNAKKAN DENGAN SARI BUAH NANAS (Ananas comosus) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DIAN WIJAYANTI A 420 100 074 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

Lebih terperinci

PENGARUH ENZIM DAN EMULSIFIER TERHADAP KUALITAS KEJU OLAHAN. Effects of Enzyme and Emulsifier on Process Cheese Quality. Lilik Eka Radiati 1 ABSTRACT

PENGARUH ENZIM DAN EMULSIFIER TERHADAP KUALITAS KEJU OLAHAN. Effects of Enzyme and Emulsifier on Process Cheese Quality. Lilik Eka Radiati 1 ABSTRACT PENGARUH ENZIM DAN EMULSIFIER TERHADAP KUALITAS KEJU OLAHAN Effects of Enzyme and Emulsifier on Process Cheese Quality Lilik Eka Radiati 1 1) Program Studi Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Peternakan Universitas

Lebih terperinci

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010

Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010 KARAKTERISTIK FISIK DAN ORGANOLEPTIK KEJU MARKISA DENGAN PEMBERIAN LEVEL STARTER (Lactococcus lactis Subsp. LACTIS 527) DENGAN LAMA PEMERAMAN YANG BERBEDA (Physical and Organoleptic Characteristics of

Lebih terperinci

PENGARUH KONSENTRASI KALSIUM KARBONAT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI PROPOSAL SKRIPSI

PENGARUH KONSENTRASI KALSIUM KARBONAT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI PROPOSAL SKRIPSI PENGARUH KONSENTRASI KALSIUM KARBONAT TERHADAP SIFAT FISIKOKIMIA DAN ORGANOLEPTIK SUSU BERAS MERAH-KEDELAI PROPOSAL SKRIPSI OLEH: ANDREAS DAVID CHRISTIANTO S. 6103006003 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan hasil sekresi kelenjar ambing (mamae) yang berasal dari pemerahan pada mamalia dan mengandung lemak, protein, laktosa, serta berbagai jenis vitamin (Susilorini,

Lebih terperinci

JENIS KEJU DAN PEMBUATAN KEJU

JENIS KEJU DAN PEMBUATAN KEJU JENIS KEJU DAN PEMBUATAN KEJU Kelompok Besar 1 Kelompok kecil 1 Kelompok kecil 2 Kelompok kecil 3 Kelompok kecil 4 JENIS-JENIS KEJU (a) keju biru (roqueforti), (b) keju edam, (c) keju emmental, (d) keju

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN Lactobacillus sp. DAN Streptococcus sp. DENGAN VARIASI SUKROSA DAN POTONGAN BUAH MANGGA Optimization of Manufacturing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yoghurt adalah susu yang dibuat melalui fermentasi bakteri yang bersifat asam. Bakteri yang digunakan untuk fermentasi yoghurt adalah biakan campuran Lactobacillus

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA Muhammad Saeful Afwan 123020103 Pembimbing Utama (Ir. H. Thomas Gozali,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L) berasal dari Amerika Tengah, pada tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia (Rukmana, 2001). Ubi jalar (Ipomoea

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Yoghurt adalah suatu produk olahan yang merupakan fermentasi dari susu yang telah lama dikenal dan memiliki rasa asam yang spesifik. Yoghurt dapat dibuat dari susu

Lebih terperinci

PENAMBAHAN BAHAN PENGENTAL (gum guar,gum arab, dan xanthan gum) DALAM PEMBUATAN KEJU MOZZARELLALOW FAT TERHADAP KECEPATAN

PENAMBAHAN BAHAN PENGENTAL (gum guar,gum arab, dan xanthan gum) DALAM PEMBUATAN KEJU MOZZARELLALOW FAT TERHADAP KECEPATAN PENAMBAHAN BAHAN PENGENTAL (gum guar,gum arab, dan xanthan gum) DALAM PEMBUATAN KEJU MOZZARELLALOW FAT TERHADAP KECEPATAN MELELEH, DAYA LELEH, DAN TINGKAT KEMULURAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh: AchmadArianto Putra

SKRIPSI. Oleh: AchmadArianto Putra SKRIPSI KUALITAS MIKROBIOLOGIS ES KRIM YOGHURT (Streptococcus thermophilusdanlactobacillus bulgaricus) DENGAN PENAMBAHAN JUS BUAH NAGA MERAH (Hylocereuspolyhizus) Oleh: AchmadArianto Putra 10981005497

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat

Lebih terperinci

PENGOLAHAN SUSU SAPI MENJADI TAHU

PENGOLAHAN SUSU SAPI MENJADI TAHU PENGOLAHAN SUSU SAPI MENJADI TAHU Paper Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Teknologi Pengolahan Pangan yang diampu oleh : 1. Mustika Nuramalia Handayani S.TP., M.Pd 2. Dewi Nur Azizah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tempe merupakan produk pangan khas Indonesia berbahan kedelai yang diolah melalui fermentasi kapang Rhizopus oligosporus. Tempe sangat familiar dikalangan masyarakat

Lebih terperinci

PENGARUH PERBEDAAN JENIS LARUTAN DAN WAKTU PERENDAMAN KACANG KORO PEDANG

PENGARUH PERBEDAAN JENIS LARUTAN DAN WAKTU PERENDAMAN KACANG KORO PEDANG PENGARUH PERBEDAAN JENIS LARUTAN DAN WAKTU PERENDAMAN KACANG KORO PEDANG (Canavalia ensiformis) TERHADAP SIFAT FUNGSIONAL DAN KADAR HCN TEPUNG KORO PEDANG (Canavalia ensiformis) SKRIPSI OLEH: CHRISTINA

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April - Mei 2016 bertempat di Laboratorium Peternakan Universiatas Muhammadiyah Malang dan Laboratorium Pengujian

Lebih terperinci