Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner 2010
|
|
- Leony Indradjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KARAKTERISTIK FISIK DAN ORGANOLEPTIK KEJU MARKISA DENGAN PEMBERIAN LEVEL STARTER (Lactococcus lactis Subsp. LACTIS 527) DENGAN LAMA PEMERAMAN YANG BERBEDA (Physical and Organoleptic Characteristics of Markisa Cheese at Various Levels of Starter and Storage Time) RATMAWATI MALAKA¹ dan SULMIYATI² 1 Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan km 10 Talanrea, Makassar 2 Program Pascasarjana Sistem-Sistem Pertanian Universitas Hasanuddin ABSTRACT Marquise cheese is fresh cheese made by marquise juice clotting. The objective of this study was to know the effect of lactic acid bacteria (Lactococcus lactis subsp. lactis 527) and ripening time on physical properties quality and organoleptic of marquiza juice. This study was formed by complete random design with treatment of level of starter (0.5; 1.0 and 1.5%) and ripening time (1; 2; 3 and 4 week). The dependent variable detected was hardness, ph and organoleptic. The results indicated that the best cheese was cheese with 1.5% of starter added and 4 week of ripening. Key Words: Cheese, Marquiza, Lactococcus lactis subsp. lactis 527, Ripening ABSTRAK Keju Markisa adalah keju segar yang dibuat dengan cara penggumpalan dengan sari buah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan bakteri asam laktat (Lactococcus lactis subsp. lactis 527) dan lama pemeraman terhadap kualitas fisik dan organoleptik keju. Penelitian ini disusun berdasarkan Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan adalah level starter (0,5%; 1% dan 1,5%) dan lama pemeraman 1; 2; 3; dan 4 minggu. Parameter yang diukur adalah kekerasan, ph dan organoleptik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keju yang terbaik adalah keju yang ditambahkan starter dengan level 1,5% dengan 4 minggu pemeraman. Kata Kunci: Keju, Markisa, Lactococcus lactis subsp. lactis 527, Pemeraman PENDAHULUAN Keju merupakan makanan yang dibuat dari dadih susu yang dipisahkan dengan whey, diperoleh dengan penggumpalan kasein dari susu penuh (whole milk) atau dari susu skim (skim milk) melalui proses penggumpalan. Proses penggumpalan umumnya dapat menggunakan asam (asam laktat, asam khlorida, asam sitrat), panas, radiasi, alkohol, atau dengan menambahkan enzim protease misalnya rennet, mucor rennin atau dengan meningkatkan keasaman susu melalui fermentasi asam laktat atau dengan kombinasi teknik tersebut (SUSILORINI dan SAWITRI, 2006). Markisa merupakan komoditi khas Sulawesi Selatan dan sentra produksi terutama di daerah Gowa, Tana Toraja, Sinjai, Enrekang dan Polewali-Mamasa. Pemanfaatan buah dalam bentuk sari buah pada produk keju didasarkan bahwa sari buah memiliki keasaman yang tinggi karena mengandung asam sitrat sekitar 2,4 4,8% yang mempunyai ph antara 2,6 3,2. Kandungan asam tersebut menyebabkan sari buah dalam pengolahan keju dapat digunakan sebagai bahan penggumpal akan tetapi keju yang dihasilkan masih terasa hambar dan lunak. Oleh karena itu, dilakukan penambahan bakteri asam laktat (Lactococcus lactis subsp. lactis 527), diharapkan aktivitas 825
2 dari starter selama pemeraman dapat meningkatkan kualitas fisik dan organoleptik keju yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan starter Lactococcus lactis subsp. lactis 527 dengan level starter dan lama pemeraman yang berbeda terhadap produksi curd, persentase whey, tingkat kekerasan, nilai ph serta penampilan secara organoleptik atas warna, bau serta rasa keju yang dihasilkan. MATERI DAN METODE Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Pertanian Pusat Kegiatan Penelitian Universitas Hasanuddin Makassar. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah susu rekonstitusi 10% sebagai penggganti dari susu segar, Lactococcus lactis subsp. lactis 527, sari buah, garam, dan aquades. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah waterbath, inkubator, gelas ukur 1000 dan 100 ml, tabung reaksi, gelas erlenmeyer, autoklaf, timbangan analitik, ph-meter, alat suntik, pipetman, tube shaker, CD-Shear Force Modification, termometer, cetakan keju beserta alat pengepres dan penyaring, plastik klip, kertas label dan aluminium foil. Rancangan penelitian yang digunakan terdiri atas dua rancangan yaitu Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan adalah level starter (A1: 0,5%; A2: 1%, dan A3: 1,5%) dengan 3 kali ulangan untuk parameter produksi curd dan persentase whey dan Rancangan Acak Lengkap pola Faktorial 3 x 4 dengan 3 kali ulangan, dengan perlakuan level starter sebagai faktor A (A1: 0,5%; A2: 1%, dan A3: 1,5%) dan lama pemeraman sebagai faktor B (1, 2, 3, 4 minggu) untuk parameter tingkat kekerasan, nilai ph dan hasil uji organoleptik (warna, bau serta rasa keju). Penelitian ini melalui beberapa tahap yaitu pembuatan susu rekonstitusi 10%. Starter yang digunakan dalam penelitian yaitu starter Lactococcus lactis subsp. lactis 527. Starter ditumbuhkan dalam medium susu rekonstitusi 10% yang telah disterilkan dengan autoklaf suhu 121 C selama 15 menit. Selama penelitian tiap 2 minggu sekali dilakukan pembaharuan medium (propagasi). Pembuatan keju melalui beberapa tahap yaitu susu rekonstitusi 10 % dipasteurisasi pada suhu 72 C selama 15 detik (metode HTST), kemudian didinginkan hingga mencapai suhu 37 C, setelah itu ditambahkan starter kultur untuk masing-masing perlakuan 0,5; 1; dan 1,5% dan diinkubasi pada suhu 30 C selama 30 menit dan selanjutnya ditambahkan bahan penggumpal (sari buah ) masing-masing 10%. Curd yang terbentuk dipotong kemudian dipanaskan pada suhu 40 C selama 30 menit selanjutnya disaring dan ditaburi garam sekitar 1% kemudian di cetak dan dipres dan keju muda yang terbentuk kemudian dibungkus dengan aluminium foil dan diperan pada suhu 10 C selama 1, 2, 3, dan 4 minggu. Parameter yang diukur adalah produksi curd, persentase whey. Disamping itu, tiap minggunya akan diukur tingkat kekerasan, ph dan akan dilakukan uji organoleptik atas warna, bau serta rasa. Pengukuran produksi curd, persentase whey dan kekerasan keju masing-masing diukur menggunakan persamaan 1, 2 dan 3. Produksi curd (%) = Berat curd Volume susu awal 100%..Pers (1) % whey = Volume awal susu volume curd Volume susu awal 100%..Pers (2) Kekerasan (kg/cm 2 ) = Beban tarikan (kg/cm 2 ) Luas penampang (1,27cm 2 )..Pers (3) 826
3 HASIL DAN PEMBAHASAN Produksi curd dan persentase whey Produksi curd merupakan parameter untuk mengukur banyaknya curd yang terbentuk setelah kasein susu digumpalkan dan telah dipisah dengan whey. Produksi curd yang tinggi dan persentase whey yang rendah menunjukkan banyaknya curd yang terbentuk. Nilai rata-rata produksi curd dan persentase whey dapat dilihat pada Gambar 1. Level starter menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P < 0,01) terhadap produksi curd dan persentase whey. Peningkatan produksi curd sejalan dengan peningkatan pemberian level starter dan berbanding terbalik dengan persentase whey. Hasil tersebut menunjukkan bahwa penambahan starter membantu dalam penurunan keasaman susu hingga mencapai titik isoelektrik yang dapat menggumpalkan susu sehingga curd yang terbentuk jauh lebih banyak dan volume whey yang keluar akan sedikit. Hal ini sejalan dengan HIDAYAT et al. (2006), menyatakan bahwa dalam membantu pembentukan curd dilakukan proses pengasaman, dimana pengasaman dapat dilakukan dengan penambahan kultur starter atau dengan menambahkan asam sebelum dilakukan penambahan bahan penggumpal. Nilai ph Pengaruh penambahan starter dan lama pemeraman terhadap nilai ph keju yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 1. Penambahan starter dan lama pemeraman berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap nilai ph keju, namun interaksi dari keduanya tidak berpengaruh nyata (P > 0,05). Tabel 1 memperlihatkan rata-rata nilai ph keju semakin menurun sejalan dengan meningkatnya level starter yang ditambahkan. Hal ini Tabel 1. nilai ph keju dengan penambahan level starter Lc. lactis subsp. lactis 527 dan lama pemeraman yang berbeda Level starter (A) ,5% 4,86 4,69 4,52 4,22 4,57 a 1% 4,82 4,68 4,45 4,10 4,51 a 1,5% 4,67 4,52 4,39 3,97 4,39 b 4,78 a 4,63 b 4,45 c 4,09 d Angka dengan huruf yang berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P < 0,05) 100 prod. curd dan persentase whey (%) ,50% 1% 1,50% Produksi curd 14,11 16,15 18,59 % whey 86,26 83,45 81,41 Level starter (%) Gambar 1. produksi curd dan persentase Whey dengan level starter Lactococcus lactis subsp. lactis
4 menunjukkan semakin meningkatnya asam laktat yang terbentuk yaitu hasil dari penguraian laktosa dari proses fermentasi serta adanya kandungan asam dari sari buah dalam bentuk asam sitrat dan asam askorbat. Penurunan nilai ph pada penelitian ini sesuai dengan apa yang dikemukakan BUCHANAN dan GIBBONS (1975), bahwa Lactococcus lactis merupakan bakteri yang melakukan metabolism glukosa menjadi asam laktat, dimana ph akhir yang terbentuk dalam glukosa broth dapat mencapai 4,0 4,5. Sejalan dari itu BUCKLE et al. (1987), bahwa susu segar mempunyai ph berkisar 6,6 6,7 dan bila terjadi cukup banyak pengasaman oleh bakteri maka angka-angka ini akan menurun secara nyata. Selama pemeraman terjadi penurunan ph keju dari 4,78 dari pemeraman 1 minggu hingga mencapai 4,09 pada pemeraman 4 minggu. Penurunan ph tersebut disebabkan karena semakin banyaknya asam laktat yang terbentuk dari hasil metabolisme dari Lactococcus lactis subsp. lactis 527 yang ditandai dengan adanya penurunan ph. Hasil ini sesuai dengan pendapat HIDAYAT et al. (2006), selama pemeraman atau pematangan akan terjadi proses biokimia akibat adanya aktivitas bakteri sehingga akan terbentuk asam laktat sebagai hasil dari proses fermentasi yang terjadi yang ditandai dengan adanya penurunan ph. Kekerasan Pengaruh penambahan starter dan lama pemeraman terhadap nilai kekerasan keju yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel 2. Level starter dan lama pemeraman berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap tingkat kekerasan keju, namun interaksi dari keduanya tidak berpengaruh nyata (P > 0,05). Tabel 2 memperlihatkan bahwa rata-rata kekerasan keju (kg/cm 2 ) semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya level starter yang ditambahkan. Hal ini ada hubungannya dengan penurunan ph keju, dimana dalam suasana asam menyebabkan ikatan antara molekul air dan molekul protein menjadi tidak stabil sehingga molekul air yang tidak terikat lagi akan termobilisasi sehingga terjadi penurunan kadar air. Sejalan dari itu HIDAYAT et al. (2006), menyatakan bahwa penambahan kultur bakteri biasanya bakteri asam laktat akan membantu proses pembentukan curd dan juga menentukan tekstur dan kadar air keju. Lama pemeraman memperlihatkan kenaikan tingkat kekerasan keju. Hal ini disebabkan karena pemeraman dapat membantu pengeluaran air, dimana semakin rendah kadar air maka semakin keras keju yang dihasilkan. Warna Warna merupakan salah satu parameter yang diukur dalam penilaian mutu dan tingkat penerimaan konsumen atas produk tersebut. Hasil pengamatan warna keju yang diujikan oleh 10 orang panelis dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penambahan level starter memberikan pengaruh yang nyata (P < 0,05) dan lama pemeraman memberikan pengaruh yang sangat nyata (P < 0,01), namun interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata (P > 0,05). Tabel 3 memperlihatkan bahwa hasil dari uji Tabel 2. nilai kekerasan keju (kg/cm 2 ) dengan penambahan level starter Lc. lactis subsp. lactis 527 dan lama pemeraman yang berbeda Level starter (A) ,5% 0,63 1,05 1,23 1,47 1,10a 1% 0,97 1,44 1,67 1,97 1,51b 1,5% 1,52 1,89 2,05 2,26 1,93c 1,04a 1,46b 1,65c 1,90d Angka dengan huruf yang berbeda pada kolom dan baris yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P < 0,01). 828
5 Tabel 3. hasil pengamatan warna keju dengan penambahan level starter (Lc. lactis subsp. lactis 527) dan lama pemeraman yang berbeda Level starter ,5% 2,97 1% 3,20 1,5% 3,30 3,15 2,67 3,00 2,82 2,57 2,60 2,63 2,60 2,40 agak kuning 2,57 2,37 agak kuning 2,44 agak kuning 2,65 2,79 2,83 Nilai skor warna keju: 1) kuning; 2) agak kuning; 3) ; 4) agak putih; 5) putih organoleptik menunjukkan warna keju berwarna pada setiap level starter namun tingkat proporsi warna yang dihasilkan pada setiap level saling berbeda. Warna kuning berasal dari pigmen karotenoid yang ada pada sari buah dan susu. Lama pemeraman memperlihatkan terjadinya perubahan warna dari warna putih kekuningan hingga berwarna agak kuning pada pemeraman 4 minggu. Hasil ini memperlihatkan pemeraman 4 minggu memberikan warna keju yang lebih baik dibandingkan pemeraman 1 sampai 3 minggu. Hal ini disebabkan karena semakin lama keju diperam ternyata butiran pigmen karotenoid menyebar merata secara osmosis dan difusi. RAHMAN et al. (1992), menyatakan bahwa pemeraman pada suhu rendah memungkinkan akan terjadinya penguraian lemak, protein dan zat-zat organik sehingga akan memberikan pengaruh terhadap karakteristik fisik dan kimia keju yang dihasilkan. Bau Hasil pengamatan bau keju yang diujikan oleh 10 orang panelis dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. hasil pengamatan bau keju dengan penambahan level starter (Lc. lactis subsp. lactis 527) dan lama pemeraman yang berbeda Level starter (A) 0,5% 2,40 agak berbau 1% 2,57 1,5% 2,67 2, ,57 2,60 2,73 2,63 2,70 2,73 2,74 3,03 2,88 2,62 2,68 2,81 Nilai skor bau keju: 1) berbau ; 2) agak berbau ; 3) ; 4) agak berbau susu; 5) berbau susu 829
6 Level starter berpengaruh nyata terhadap bau keju yang dihasilkan (P < 0,05) dan lama pemeraman berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) tetapi interaksi keduanya tidak menunjukkan pengaruh (P > 0,05). Hasil ratarata pengamatan bau keju (Tabel 4) menghasilkan bau keju pada setiap level starter dan lama pemeraman. Hasil ini menunjukkan bahwa bau keju yang dihasilkan tidak memberikan selisih perbedaan yang jauh berbeda sehingga memiliki hasil uji bau yang hampir sama akan tetapi hasil uji BNT menunjukkan perbedaan pada setiap perlakuan. BUCKLE et al. (1987), menyatakan selama pemeraman menyebabkan keju akan mengalami perubahan yang merubah flavor dan kadang-kadang bau, perubahan ini disebabkan karena fermentasi laktosa, sitrat dan senyawa organik lainnya menjadi bermacam-macam asam, ester, alkohol dan senyawa pembentuk flavor dan aroma yang mudah menguap. Rasa Rasa merupakan faktor terpenting terhadap akseptabilitas selain warna dan bau. Hasil pengamatan rasa keju yang diujikan oleh 10 orang panelis dapat dilihat pada Tabel 5. Level starter berpengaruh sangat nyata (P < 0,01) terhadap rasa keju yang dihasilkan sedang lama pemeraman serta interaksi keduanya memberikan pengaruh nyata (P < 0,05) terhadap rasa keju. Tabel 5 memperlihatkan bahwa rasa keju yang dihasilkan pada setiap level starter masingmasing 2,53 (rasa ); 2,18 (rasa ); 1,94 (rasa dan rasa susu). Hasil tersebut memperlihatkan bahwa penambahan starter memberikan flavor atau rasa keju yang khas. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas starter Lactococcus lactis akan terjadi penguraian laktosa menjadi asam laktat sehingga akan menghasilkan rasa yang khas. Hal ini sejalan dengan pendapat RAHMAN et al. (1992), bahwa pemeraman dapat mengkatalisa produksi bahan-bahan yang larut dalam air, komponen flavor, peptida, asam amino, asam lemak, karbonil dalam komposisi tertentu sehingga dapat dihasilkan flavor yang proporsional yang memberikan rasa khas pada keju. Selama pemeraman menunjukkan perubahan rasa keju yang dihasilkan dimana pada pemeraman 1 minggu sekitar (rasa ) hingga mencapai 1,43 (rasa asam dan ). Perubahan rasa tersebut menunjukkan terjadinya aktivitas starter yang ditambahkan untuk menghasilkan asam laktat serta kandungan asam dari sari buah menyebabkan pada pemeraman 4 minggu memiliki rasa sedikit asam dan. Tabel 5. hasil pengamatan rasa keju dengan penambahan level starter (Lc. lactis subsp. lactis 527) dan lama pemeraman yang berbeda Level starter (A) ,5% 3,03 rasa 1% 2,77 rasa 1,5% 2,60 rasa rasa 2,67 rasa 2,53 rasa 2,33 rasa 2,51 rasa 2,50 rasa 2,23 rasa 1,63 rasa 2,12 rasa 1,90 rasa 1,20 rasa asam dan 1,20 rasa asam dan 1,43 rasa asam dan 2,53 rasa 2,18 rasa dan rasa susu 1,94 rasa dan rasa susu Nilai skor rasa keju: 1) rasa asam dan ; 2) rasa ; 3) rasa ; 4) rasa susu 830
7 KESIMPULAN Penambahan starter dengan level 1,5% dengan lama pemeraman 4 minggu dapat meningkatkan kualitas fisik seperti produksi curd, persentase whey, kekerasan keju dan hasil uji organoleptik semakin bagus tetapi nilai ph yang dihasilkan semakin menurun. Untuk penelitian selanjutnya dapat dicoba keju yang diperam lebih dari 4 minggu untuk melihat kualitas yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA BUCHANAN, R.E. and N.E. GIBBONS Bergey s Manual of Determinative Bacteriology. The William and Wilkins Company Baltimore, Amerika. BUCKLE, K.A., R.A. EDWARDS, G.H. FLEET dan M. WOOTTON Ilmu Pangan. Penerjemah: PURNOMO, H. dan ADIONO. UIP, Jakarta. HIDAYAT, N., M.C. PADAGA dan S. SUHARTINI Mikrobiologi Industri. CV Andi Offset, Yogyakarta. RAHMAN, A., S. FARDIAZ, W.P. RAHAYU dan C.C. NURWITRI Teknologi Fermentasi Susu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Pangan dan Gizi Institut Pertanian, Bogor. SUSILORINI, T.E. dan E.M. SAWITRI Produk Olahan Susu. Penebar Swadaya, Jakarta. 831
Haris Dianto Darwindra 240210080133 BAB VI PEMBAHASAN
BAB VI PEMBAHASAN Pada praktikum ini membahas mengenai Kurva Pertumbuhan Mikroorganisme Selama Proses Aging Keju. Keju terbuat dari bahan baku susu, baik susu sapi, kambing, atau kerbau. Proses pembuatannya
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN
BAB VI PEMBAHASAN Dalam praktikum ini yaitu mengisolasi bakteri Propionibacterium dari keju. Keju sendiri merupakan makanan yang dibuat dari dadih susu yang dipisahkan, yang diperoleh dengan penggumpalan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA AIR DADIH (WHEY) DANGKE DENGAN LEVEL ENZIM PAPAIN YANG BERBEDA
KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA AIR DADIH (WHEY) DANGKE DENGAN LEVEL ENZIM PAPAIN YANG BERBEDA (Chemical and Physical Properties of Dangke Whey Using Different Levels of Papain Enzyme) Sulmiyati 1, Ratmawati
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan
20 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul Pemanfaatan Susu Sapi,Susu Kerbau Dan Kombinasinya Untuk Optimalisasi Kadar Air, Kadar Lemak Dan Tekstur Keju Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober
Lebih terperinciPengaruh suhu dan lama pemeraman pada inkubator terhadap kualitas fisik kefir
Jurnal Ilmu-Ilmu Peternakan 20 (2): 8-13 ISSN: 0852-3581 Fakultas Peternakan UB, http://jiip.ub.ac.id/ Pengaruh suhu dan lama pemeraman pada inkubator terhadap kualitas fisik kefir Herly Evanuarini Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cheddar digunakan peralatan antara lain : oven, autoclave, ph meter, saringan, shaker waterbath,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1 Alat Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan antara lain : oven, autoklap, ph meter, spatula, saringan, shaker waterbath,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dan Laboratorium Kimia Universitas
Lebih terperinciKADAR PROTEIN, LEMAK, NILAI ph DAN MUTU HEDONIK KEJU COTTAGE DENGAN BAHAN DASAR SUSU KAMBING DAN SUSU SAPI SKIM
KADAR PROTEIN, LEMAK, NILAI ph DAN MUTU HEDONIK KEJU COTTAGE DENGAN BAHAN DASAR SUSU KAMBING DAN SUSU SAPI SKIM ANANG M. LEGOWO, NURWANTORO, A. N. ALBAARRI, RENI CHAIRANI dan CONNIDA PURBASARI Program
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian ialah menggunakan pola faktorial 4 x 4 dalam Rancangan Acak Lengkap dan ulangan yang dilakukan sebanyak empat kali Faktor pertama:
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen, Departemen Pertanian, Cimanggu, Bogor. Waktu
Lebih terperinciJ. Sains & Teknologi, Agustus 2017, Vol. 17 No. 2 : ISSN
J. Sains & Teknologi, Agustus 2017, Vol. 17 No. 2 : 199 203 ISSN 1411-4674 KARAKTERISTIK DANGKE DENGAN PENAMBAHAN Lactococcus lactis PADA SUHU PEMERAMAN BERBEDA Characteristics of Dangke Added with Lactococcus
Lebih terperinciPEMBAHASAN Pengujian Aktivitas Rennet dalam Mengkoagulasikan Susu
PEMBAHASAN Pengujian Aktivitas Rennet dalam Mengkoagulasikan Susu Uji aktivitas rennet menggunakan susu yang telah dipasteurisasi. Pasteurisasi susu digunakan untuk menstandardisasikan kualitas biologi
Lebih terperincibengkuang (Pachyrrhizus erosus) dan buah pisang yang sudah matang (Musa paradisiaca) yang diperoleh dari petani yang ada di Gedong Tataan dan starter
1 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Lebih terperinciVARIASI PENAMBAHAN SUSU SKIM TERHADAP MUTU COCOGHURT MENGGUNAKAN Enterococcus faecalis UP 11 YANG DIISOLASI DARI TEMPOYAK. Riau.
VARIASI PENAMBAHAN SUSU SKIM TERHADAP MUTU COCOGHURT MENGGUNAKAN Enterococcus faecalis UP 11 YANG DIISOLASI DARI TEMPOYAK Usman Pato 1, Akhyar Ali 1 dan Miky Pitrayadi 2 1 Staf Pengajar Jurusan Teknologi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keju merupakan salah satu hasil olahan susu yang dikenal oleh masyarakat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keju merupakan salah satu hasil olahan susu yang dikenal oleh masyarakat Indonesia, yang bermanfaat karena tahan lama serta memiliki kandungan lemak, protein,
Lebih terperinciDAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I PENDAHULUAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... ii iv vii viii ix BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Penelitian... 1 1.2 Rumusan Masalah...
Lebih terperinciPENGARUH DOSIS RENNET YANG BERBEDA TERHADAP KADAR PROTEIN DAN LEMAK KEJU LUNAK SUSU SAPI
PENGARUH DOSIS RENNET YANG BERBEDA TERHADAP KADAR PROTEIN DAN LEMAK KEJU LUNAK SUSU SAPI (EFFECT OF DIFFERENCES RENNET OF PROTEIN AND FAT CONTENT IN SOFT CHEESE OF DAIRY MILK) Army Permainy, Samsu Wasito
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, dan (6) Hipotesis Penelitian.
Lebih terperinciKEJU. Materi 14 TATAP MUKA KE-14 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK
PENGOLAHAN SUSU KEJU Materi 14 TATAP MUKA KE-14 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman Keju
Lebih terperincimolekul kasein yang bermuatan berbeda. Kondisi ph yang asam menyebabkan kalsium dari kasein akan memisahkan diri sehingga terjadi muatan ion dalam sus
Populasi Kultur Starter HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian Pendahuluan Perhitungan populasi dilakukan untuk mendapatkan kultur starter yang terbaik dari segi jumlah maupun kualitasnya. Pada tahap pendahulan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Pada penelitian ini digunakan berbagai jenis alat antara lain berbagai macam alat gelas, labu Kjeldahl, set alat Soxhlet, timble ekstraksi, autoclave, waterbath,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian pengaruh konsentrasi starter bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus terhadap kualitas yoghurt susu kambing
Lebih terperinciUji Kadar Lemak Keju Cheddar Dengan Variasi Bahan Baku (Sapi, Kambing) Serta Variasi Jenis Starter (Streptococcus lactis, Rhizophus oryzae).
Uji Kadar Lemak Keju Cheddar Dengan Variasi Bahan Baku (Sapi, Kambing) Serta Variasi Jenis Starter (Streptococcus lactis, Rhizophus oryzae). Solikah Ana Estikomah Jurusan Farmasi UNIDA GONTOR Pondok Modern
Lebih terperinciKualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase
Kualitas Susu Kambing Peranakan Etawah Post-Thawing Ditinjau dari Waktu Reduktase dan Angka Katalase MURNI SARI, IDA BAGUS NGURAH SWACITA, KADEK KARANG AGUSTINA Laboratorium Kesmavet, Fakultas Kedokteran
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian Penelitian bertempat di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 3.2 Bahan dan Alat
Lebih terperinciANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT
Laporan Tugas Akhir ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT (Analysis Of Optimum ph For Lactobacillus bulgaricus Growth In Glucose
Lebih terperinciUJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI
1 UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: FITA FINARSIH A 420 100 067 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinciHaris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN
BAB VI PEMBAHASAN Kefir adalah susu yang difermentasi dengan Kefir Grains yang terdiri dari berbagai jenis bakteri asam laktat dan ragi. Kefir, sejenis susu fermentasi yang terbuat dari bakteri hidup.
Lebih terperinciIV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar
17 IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar Analisis sifat fisik dan kimiawi susu kambing segar sebagai bahan baku untuk pembuatan yogurt pada penelitian ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Susu merupakan hasil sekresi kelenjar ambing (mamae) yang berasal dari pemerahan pada mamalia dan mengandung lemak, protein, laktosa, serta berbagai jenis vitamin (Susilorini,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat- alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain : peralatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Untuk memenuhi kebutuhan protein hewani, salah satu bahan pangan asal ternak yang dapat digunakan adalah susu. Susu merupakan bahan makanan yang istimewa bagi manusia
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN GUMPALAN PROTEIN SUSU (CURD) TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN GIZI STICK CURD
PENGARUH PENGGUNAAN GUMPALAN PROTEIN SUSU (CURD) TERHADAP MUTU ORGANOLEPTIK DAN KANDUNGAN GIZI STICK CURD Vivi Suzanna Dewi, Rosidah dan Octavianti Paramita TJP, Fakultas Teknik UNNES Abstract : Cheese
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di
13 BAB III MATERI DAN METODE 3.1. Materi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan untuk pembuatan produk, menguji total bakteri asam
Lebih terperinciZat makanan yang ada dalam susu
Zat makanan yang ada dalam susu Zat makanan yang ada dalam susu berada dalam tiga bentuk yaitu 1.larutan sejati (karbohidrat, garam anorganik dan vitamin) 2.larutan koloidal (protein dan enzim) 3.emulsi
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari
32 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2014 sampai dengan Januari 2015 di Laboratorium Teknologi Pakan dan Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Pakan Universitas Diponegoro, Semarang.
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada
10 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian tentang populasi bakteri dan keberadaan bakteri gram pada pellet calf starter dengan penambahan bakteri asam laktat dari limbah kubis terfermentasi telah dilaksanakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium sulfat dalam menghasilkan enzim bromelin dan aplikasinya sebagai koagulan pada produksi keju. 3.1
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Pangan Universitas Katholik Soegiyapranata untuk analisis fisik (ph) dan Laboratorium Kimia Universitas
Lebih terperinciSUSU FERMENTASI BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK
PENGOLAHAN SUSU SUSU FERMENTASI Materi 12 TATAP MUKA KE-12 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan Penelitian, Kerangka pemikiran, Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari hingga Maret 2015.
13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciKARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA
KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA Muhammad Saeful Afwan 123020103 Pembimbing Utama (Ir. H. Thomas Gozali,
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN BUAH DURIAN (Durio zibethinus murr.) TERHADAP KADAR AIR, TEKSTUR, RASA, BAU DAN KESUKAAN KARAMEL SUSU KAMBING
PENGARUH PENAMBAHAN BUAH DURIAN (Durio zibethinus murr.) TERHADAP KADAR AIR, TEKSTUR, RASA, BAU DAN KESUKAAN KARAMEL SUSU KAMBING 0. R. Puspitarini, V. P. Bintoro, S. Mulyani. ABSTRAK: Susu kambing merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengenakkan, karena merasa amis, mual dan sebagainya. Oleh karena itu,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekarang ini masyarakat Indonesia mengkonsumsi susu untuk memenuhi gizi setiap hari, karena susu mempunyai kandungan gizi tinggi yang diperlukan oleh tubuh. Menurut
Lebih terperinciEvaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven
129 Evaluasi Kualitas Produk Dadih Dalam Bentuk Bubuk Yang Dikeringkan Dengan Sinar Matahari Dan Oven L. Ibrahim Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Limau Manis, Padang Abstract The research was conducted
Lebih terperinciMEKANISME GELATINASI PADA PEMBUATAN KEJU MARKISA MELALUI ANALISIS SIFAT FISIKO-KIMIA DAN MIKROSTRUKTUR
MEKANISME GELATINASI PADA PEMBUATAN KEJU MARKISA MELALUI ANALISIS SIFAT FISIKO-KIMIA DAN MIKROSTRUKTUR (Mechanism of Gelatinization in Milk Product after Addition of the Passion Fruit Juice by Analysis
Lebih terperinciKARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS
KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS Jumiati Catur Ningtyas*, Adam M. Ramadhan, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan
Lebih terperinciSIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae)
SIFAT KIMIA DAN TINGKAT KESUKAAN PERMEN KERAS (Hard Candy) SARI BUAH PALA (Myristica fragrans houtt famili myristicaseae) THE CHEMICAL NATURE AND LEVEL (HARD CANDY) SARI NUTMEG (Myristica fragrans houtt
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan enzim protease, yaitu pada produksi keju. tinggi sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi pada tubuh manusia.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini, pemanfaatan enzim protease dalam berbagai industri semakin meningkat. Beberapa industri yang memanfaatkan enzim protease diantaranya industri
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN LAMA PEMYIMPANAN TERHADAP KUALITAS FISIK SUSU FERMENTASI
PENGARUH PENAMBAHAN GULA DAN LAMA PEMYIMPANAN TERHADAP KUALITAS FISIK SUSU FERMENTASI The Effect of Sugar Addition and Time of Storage on Physical Quality of Fermented Milk Ice Gianti 1 Herly Evanuarini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tampilan dan teksturnya mirip dengan tahu yang berwarna putih bersih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dangke adalah sebutan keju dari daerah Enrekang, Sulawesi selatan. Merupakan makanan tradisional yang rasanya mirip dengan keju, namun tampilan dan teksturnya mirip
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penggumpal, serta kombinasi dari perlakuan-perlakuan tersebut, sehingga
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keju Mozzarella Keju adalah protein susu yang diendapkan atau dikoagulasikan dengan menggunakan rennet atau enzim lain, fermentasi laktat, dan penggunaan bahan penggumpal,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
18 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2015 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciBAB V RANCANGAN PENELITIAN
BAB V RANCANGAN PENELITIAN 5.1 Alat dan Bahan yang digunakan 5.1.1 Alat yang digunakan Alat yang digunakan pada penelitian meliputi autoklaf 50X Electric Model 24 Liter, neraca digital, erlenmeyer 500
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Percobaan Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yaitu dengan cara mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana. Rancangan
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan, Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang.
Lebih terperinciPengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor
TUGAS AKHIR Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor ( The Influence of Time and Nutrient in The Manufacture
Lebih terperinciKOMBINASI Lactobacillus plantarum DENGAN Lactobacillus bulgaricus DAN Streptococcus thermophilus TERHADAP MUTU SUSU FERMENTASI SELAMA PENYIMPANAN
KOMBINASI Lactobacillus plantarum DENGAN Lactobacillus bulgaricus DAN Streptococcus thermophilus TERHADAP MUTU SUSU FERMENTASI SELAMA PENYIMPANAN (Effect of Combination of Lactobacillus plantarum and Lactobacillus
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan Dalam pembuatan dan analisis kualitas keju cottage digunakan peralatan waterbath, set alat sentrifugase, set alat Kjedalh, AAS, oven dan autoklap, ph meter,
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian
I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dibahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Susu Kuda Sumbawa Kuda Sumbawa dikenal sebagai ternak penghasil susu yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Orang-orang mengenalnya dengan sebutan susu kuda. Susu kuda
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE PENELITIAN
12 III. MATERI DAN METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Industri Pengolahan Hasil Ternak, Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Laboratorium
Lebih terperinciANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI FRUKTOSA PADA SUSU MENJADI ASAM LAKTAT
TUGAS AKHIR ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI FRUKTOSA PADA SUSU MENJADI ASAM LAKTAT (Analysis Of Optimum ph For Lactobacillus Bulgaricus Growth
Lebih terperinciJENIS KEJU DAN PEMBUATAN KEJU
JENIS KEJU DAN PEMBUATAN KEJU Kelompok Besar 1 Kelompok kecil 1 Kelompok kecil 2 Kelompok kecil 3 Kelompok kecil 4 JENIS-JENIS KEJU (a) keju biru (roqueforti), (b) keju edam, (c) keju emmental, (d) keju
Lebih terperinciSUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.
SUSU a. Definisi Susu Air susu termasuk jenis bahan pangan hewani, berupa cairan putih yang dihasilkan oleh hewan ternak mamalia dan diperoleh dengan cara pemerahan (Hadiwiyoto, 1983). Sedangkan menurut
Lebih terperinciPembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan
Pembuatan Yogurt 1. Pendahuluan Yoghurt merupakan salah satu olahan susu yang diproses melalui proses fermentasi dengan penambahan kultur organisme yang baik, salah satunya yaitu bakteri asam laktat. Melalui
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3.1.1 Alat Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,
Lebih terperinciThe Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT
The Study of Catfish (Pangasius hypophthalmus) Freshness by Handling with Different Systems By Yogi Friski 1 N. Ira Sari 2 and Suparmi 2 ABSTRACT The objective of this research was to determine the differences
Lebih terperinciPEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR
TUGAS AKHIR PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR (MANUFACTURE OF COW S MILK YOGHURT WITH THE HELP OF MICROORGANISMS IN PLAIN YOGHURT
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA
5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Whey Whey adalah hasil dari pembuatan keju secara tradisional ataupun modern dalam jumlah banyak yaitu ± 83% dari volume susu yang digunakan. Pembuatan semihard cheese dan soft
Lebih terperinciTOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL), KADAR LAKTOSA DAN KEASAMAN WHEY YANG DIFERMENTASI DENGAN Bifidobacterium bifidum PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA
TOTAL BAKTERI ASAM LAKTAT (BAL), KADAR LAKTOSA DAN KEASAMAN WHEY YANG DIFERMENTASI DENGAN Bifidobacterium bifidum PADA LAMA INKUBASI YANG BERBEDA SKRIPSI Oleh ANITA RAHMAWATI FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
17 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung pada Januari
Lebih terperinciFERMENTASI KEJU DARI BERBAGAI JENIS KACANG MENGGUNAKAN ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT DARI NENAS
ISSN 1978-9513 VIS VITALIS, Vol. 02 No. 1, Maret 2009 FERMENTASI KEJU DARI BERBAGAI JENIS KACANG MENGGUNAKAN ISOLAT BAKTERI ASAM LAKTAT DARI NENAS Yulneriwarni 1), Sulastri 1) dan Lydia Tuti. Ch 2) 1)
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian
BAB V METODOLOGI 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian Penelitian yang saya lakukan ini adalah tentang pembuatan susu prebiotik ubi jalar yang mengacu pada (Suhartini,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia banyak sekali dijual olahan susu fermentasi, salah satunya adalah yoghurt. Yoghurt memiliki nilai gizi yang lebih besar daripada susu segar karena terjadi
Lebih terperinciPENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM
PENGOLAHAN PASTA LAOR (Eunice viridis) DENGAN BERBAGAI KONSENTRASI GARAM Komariah Tampubolon 1), Djoko Purnomo 1), Masbantar Sangadji ) Abstrak Di wilayah Maluku, cacing laut atau laor (Eunice viridis)
Lebih terperincibio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat
III. METODE PENELITIAN A. Materi, lokasi, dan waktu penelitian 1. Materi penelitian 1.1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah labu Erlenmeyer, beaker glass, tabung reaksi, cawan petri,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Bahan dan Alat
20 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2011 sampai dengan bulan Juli 2011. Analisis karakteristik keju putih rendah lemak dilakukan di Laboratorium
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Menurut Wiersma (seperti dikutip dalam Emzir, 2008), eksperimen didiefinisikan sebagai situasi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. 23,06 %) dan lemak (20,4-33,53 %) dari berat basah. Selain itu keju yang terbuat
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keju Keju adalah bahan pangan yang banyak mengandung protein (12,70-23,06 %) dan lemak (20,4-33,53 %) dari berat basah. Selain itu keju yang terbuat dari susu sapi penuh (whole
Lebih terperinciDiterima 2 Pebruari 2017 / Disetujui 16 Pebruari 2017 ABSTRACT
Media Ilmiah Teknologi Pangan (Scientific Journal of Food Technology) Vol. 4, No.1, 01-09, Maret 2017 ISSN : 2407-3814 (print) ISSN : 2477-2739 (ejournal) Kombinasi Berat Beban dan Lama Pengepresan pada
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah
13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dengan judul pengaruh variasi periode pemanasan pada suhu 70 C terhadap total bakteri, ph dan Intensitas Pencoklatan susu telah dilaksanakan sejak tanggal 11 April
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian,
I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis
Lebih terperinciAfriani 1. Intisari. Kata Kunci : Bakteri Asam Laktat, Fermentasi, Dadih
Pengaruh Penggunaan Starter Bakteri Asam Laktat Lactobacillus plantarum dan Lactobacillus fermentum terhadaptotal Bakteri Asam Laktat, Kadar Asam dan Nilai ph Dadih Susu Sapi Afriani 1 Intisari Penelitian
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang
1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Kesadaran masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi bahan pangan yang bermanfaat bagi kesehatan mendorong berbagai inovasi pengolahan produk pangan, salah satunya poduksi
Lebih terperinciJURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2014, VOL. 1, NO. 9, 46-51
JURNAL ILMU TERNAK, JUNI 2014, VOL. 1, NO. 9, 46-51 Pengaruh Metode Pasteurisasi dan Jenis Starter yang Berbeda Terhadap Ph, Kadar Air dan Total Solid Keju Lunak Susu Kambing Peranakan Ettawa (Effect Of
Lebih terperinciMentega dan Es Krim. Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK
PENGOLAHAN SUSU Mentega dan Es Krim Materi 13 TATAP MUKA KE-13 Semester Genap 2015-2016 BAHAN KULIAH TEKNOLOGI HASIL TERNAK Laboratorium Teknologi Hasil Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal
Lebih terperinciAtas kesediaan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.
Lampiran 1. Lembar Uji Hedonik Nama : Usia : Pekerjaan : Pengujian organoleptik dilakukan terhadap warna, aroma, rasa dan kekentalan yoghurt dengan metoda uji kesukaan/hedonik. Skala hedonik yang digunakan
Lebih terperinciKetahanan Susu Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol
Ketahanan Susu Kambing Peranakan Ettawah Post-Thawing pada Penyimpanan Lemari Es Ditinjau dari Uji Didih dan Alkohol Andriawino Berdionis Sanam, Ida Bagus Ngurah Swacita, Kadek Karang Agustina Lab. Kesmavet-Fakultas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang
I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat
Lebih terperinciPEMANFAATAN EKSTRAK KASAR PAPAIN SEBAGAI KOAGULAN PADA PEMBUATAN KEJU COTTAGE
Jurnal Sains dan Teknologi Kimia Vol 1 No. 1 ISSN 2087-7412 April 2010, hal.38-43 PEMANFAATAN EKSTRAK KASAR PAPAIN SEBAGAI KOAGULAN PADA PEMBUATAN KEJU COTTAGE MENGGUNAKAN BAKTERI Streptococcus thermophillus,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan
BAB III METODOLOGI 31 Bagan Alir Penelitian Untuk lebih memudahkan prosedur kerja pembuatan crude papain dan pembuatan keju cottage, maka di bawah ini dibuat bagan alir prosedur kerja yaitu prosedur preparsi
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK
PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK (Laporan Penelitian) Oleh RIFKY AFRIANANDA JURUSAN TEKNOLOGI HASIL
Lebih terperinciLAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN
LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN Lactobacillus sp. DAN Streptococcus sp. DENGAN VARIASI SUKROSA DAN POTONGAN BUAH MANGGA Optimization of Manufacturing
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium
11 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, Universitas Diponegoro, Semarang. Pengujian yang
Lebih terperinciUJI ORGANOLEPTIK DAN KADAR PROTEIN DADIH SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK JERUK NIPIS DAN LAMA PEMERAMAN NASKAH PUBLIKASI
UJI ORGANOLEPTIK DAN KADAR PROTEIN DADIH SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK JERUK NIPIS DAN LAMA PEMERAMAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: YUANA DWI JAYANTI A 420 100 088 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
Lebih terperinci