BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI/TEMPAT KUNJUNGAN SLT

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI/TEMPAT KUNJUNGAN SLT"

Transkripsi

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan Menurut UU RI No 10 tahun 2009 wisata merupakan kegiatan perjalanan yang dilakukan perorangan maupun kelompok untuk mengunjungi destinasi tertentu dengan tujuan rekreasi, mempelajari keunikan daerah wisata, pengembangan diri dan lain sebaginnya yang bersifat sementara. Berkenaan dengan hal tersebut, berkaitan dengan salah satu tujuan Mahasiwa Biologi yang saat ini sedang menempuh matakuliah Studi Lapang Terintegrasi yang mengharuskan untuk mengadakan suata kegiatan wisata edukasi ke beberapa tempat yang sudah ditentukan. Tentunya pemilihan tempat disesuaikan dengan kebutuhan yang berkaitan dengan matakuliah SLT dengan mengharapkan kami sebagai mahasiswa dapat menimba ilmu-ilmu yang baru di tempat yang dikunjungi, artinya tidak hanya terpaku pada pengetahuan secara teoritis saja yang dinyatakan dalam sebuah informasi melalui buku, internet atau sebagainya melainkan dapat melihat, dan mempelajari secara langsung. Tiga pokok kemampuan dasar yang harus dimiliki mahasiswa, khususnya calon guru untuk dapat bersaing di dunia global adalah knowledge, skill, dan attitude. Ketiga kemampuan tersebut, tidak semuanya dapat di peroleh dari bangku perkuliahan (kegiatan belajar mengajar di kelas), tetapi dapat di peroleh dari praktek nyata di lapangan (melalui terjun lapang, praktik langsung, dan pengamatan). Studi Lapang Terintegrasi adalah mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa, sebagai salah satu prasyarat untuk menyelesaikan studi. Mata kuliah ini berbobot 1 SKS. Studi Lapang Terintegrasi diharapkan berbasis 2 hal, yaitu keilmuan biologi dan pendidikan/pembelajaran. Studi Lapang Terintegrasi diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk melengkapi ketiga aspek tersebut dengan melakukan wisata ke suatu tempat yang sudah ditentkan dengan melihat kebutuhan yang harus dipenuhi khususnya oleh mahasiswa Biologi dalam pencapaian kompetensi. Perlunya dilakukan kegiatan SLT ini untuk mengulas kembali matakuliah di semester sebelumnya yang telah dipelajari, intinya dalam kegiatan SLT ini menggabungkan beberapa matakuliah yang sudah dipelajari oleh Mahasiswa 1

2 Biologi dengan mengadakan suatu kunjungan ke daerah yang sudah ditentukan. Lokasinya yaitu Jogjakarta, dimana kita akan mengunjungi beberapa tempat diantaranyaa untuk distinasi Yogyakarta antara lain yaitu; Jogja Green School, Museum Biologi UGM, Wildlife Rescue Center Jogja (kebun binatang), Desa Sukunan Jogja, Malioboro, dan Borobudur, dimana destinasti tersebut berhubungan dengan materi perkuliahan yang berhubungan dengan pendidikan, dunia hewan dan konservasi hewan, dan lingkungan (pengelolaan limbah. Pemilihan bidang peminatan kegiatan SLT berdasarkan kebutuhan mahasiswa pendidikan biologi secara umum yakni konsentrasi di bidang pendidikan, bidang tumbuhan dan hewan serta lingkungan. 1.2 Rumusan Kegiatan 1. Bagaimana pemanfaatan Museum Biologi dalam bidang pendidikan dan ilmu biologi? 2. Bagaimana pemanfaatan Jogja Green School dalam bidang pendidikan dan ilmu biologi? 3. Bagaimana pemanfaatan Wildlife Rescue Center Jogja dalam ilmu bidang pendidikan dan biologi 4. Bagaimana pemanfaatan Desa Sukunan dalam bidang pendidikan dan ilmu biologi? 5. Bagaimana pemanfaatan Malioboro dalam bidang pendidikan dan ilmu biologi? 6. Bagaimana pemanfatan Borobudur dalam bidang pendidikan dan ilmu biologi? 1.3 Tujuan Kegiatan 1. Untuk mengetahui pemanfaatan Museum Biologi dalam bidang pendidikan dan ilmu biologi 2. Untuk mengetahui pemanfaatan Jogja Green School dalam bidang pendidikan dan ilmu biologi 3. Untuk mengetahui pemanfaatan Wildlife Rescue Center Jogja dalam bidang pendidikan dan ilmu biologi 2

3 4. Untuk mengetahui pemanfaatan Desa Sukunan dalam bidang pendidikan dan ilmu biologi 5. Untuk mengetahui pemanfaatan Malioboro dalam bidang pendidikan dan ilmu biologi 6. Untuk mengetahui pemanfaatan Borobudur dalam bidang pendidikan dan ilmu biologi 1.4 Manfaat Kegiatan 1. Mampu memberikan pengalaman dan pengetahuan melalui pemanfaatan Museum Biologi dalam bidang pendidikan dan ilmu biologi dalam kondisi lingkungan yang nyata, yang mana tidak ditemukan dalam pembelajaran di dalam kelas. 2. Mampu memberikan suasana yang berbeda dalam bidang pendidikan dimana Jogja Green School dengan berbagai macam metode pendidikan yang berbeda dari sekolah lain, selain itu mahasiswa juga mendapat ilmu biologi tersendiri yang mampu berhubungan langsung dengan sekolahan secara dominan, membuat nuansa biologi menjadi lebih nyata. 3. Mampu memberikan pengalaman tersendiri di Wildlife Rescue Center Jogja dalam bidang biologi dan pendidikan. 4. Mampu memberikan pembelajaran dalam bidang pendidikan dan ilmu biologi yang terdapat di Desa Sukunan dalam kondisi lingkungan yang nyata, yang mana tidak ditemukan dalam pembelajaran di dalam kelas. 5. Mampu memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam bidang biologi dan pendidikan di Malioboro dalam kondisi lingkungan yang nyata, yang mana tidak ditemukan dalam pembelajaran di dalam kelas. 6. Mampu memberikan pengalaman dan pengetahuan dalam bidang biologi dan pendidikan di Borobudur dalam kondisi lingkungan yang nyata, yang mana tidak ditemukan dalam pembelajaran di dalam kelas. 3

4 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI/TEMPAT KUNJUNGAN SLT 2.1 UGM (Museum Biologi) 1. Sejarah Museum Biologi Fakultas Biologi UGM dirintis sejak terbentuknya Museum Zoologicum pada tahun 1964, yang menempati salah satu rauang di Sekip, Sleman, DIY di dalam kampus UGM, yang dipimpin oleh Prof.drg.R.G. Indrojono dan koleksi herbarium yang menempati sebagian gedung di Jalan Sultan Agung 22 Yogykarta yang dipimpin oleh Prof.Ir. Moeso Suryowinoto. Pengelolaan keduanya ditangani oleh Fakultas Biologi UGM, yang pada waktu itu bertempat di ndalem Mangkubumen, Ngasem, Yogyakarta yang lebih dikenal dengan nama Fakultas-fakultas Kompleks Ngasem. Koleksi hewan dan tumbuhan pada waktu itu berasal dari Seksi Zoologi dan Anatomi Fakultas Kedokteran UGM dan Seksi Botani Fakultas Pertanian UGM. Atas prakarsa Dekan Fakultas Biologi UGM yang pada waktu itu dijabat oleh Ir. Soerjo Sodo Adisemoyo pada tanggal 20 September 1969 yaitu dalam peringatan Dies Natalis Fakultas Biologi UGM, Museum Biologi diresmikan. Museum tersebut merupakan penggabungan dari Museum Zoologicum dan Herbarium dengan menempati Gedung di Jalan Sultan Agung 22 Yogyakarta.Museum Biologi memiliki koleksi spesimen hewan dan tumbuhan dalam bentuk awetan kering, awetan basah serta fosil yang berasal dari daerah di Indonesia dan beberapa dari luar negeri.koleksi museum tersebut digunakan sebagai sarana studi dosen, mahasiswa, pelajar dan umum. 2. Struktur Organisasi Penanggung jawab : Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Pengarah : Dr. Niken Satuti Nur Handayani, M.Sc. Kepala Museum Bilogi : Donan Satria Yudha, M.Sc. Pengelola : Drs.Sutikno, S.U. Teknisi : Ida Suryani, S.S. Kepala Kantor Administrasi : Tunik Hariyanti, SIP. 4

5 3. Profil Instansi, Visi dan Misi Museum Biologi UGM adalah museum khusus atau museum pendidikan yang memiliki benda-benda hayati dan benda-benda lainnya yang berhubungan dengan lingkungan hidup. 4. SDM Pengelola Museum Biologi UGM dikelola oleh Fakultas Biologi UGM.Kepala Museum Biologi UGM adalah Tenaga Pendidik (Dosen) Fakultas Biologi UGM yang ditunjuk oleh Dekan Faktas Biologi UGM melalui Surat Keputusan Dekan. Staf Museum terdiri dari: Tenaga Kependidikan (Pegawai) Fakultas Biologi, Tenaga Kontrak Fakultas Biologi dan Tenaga Edukator dari Dinas Kebudayaan Propinsi DIY. 5. Fasilitas Yang Dimiliki a. Koleksi binatang tak bertulang belakang (invertebrate) dan binatang bertulang belakang (vertebrata) b. Koleksi tumbuh-tumbuhan yang diawetkan dalam bentuk Herbarium kering dan basah, yaitu : Herbarium kering lebih kurang species dari 180 familia, dan Herbarium basah lebih kurang 350 buah c. Koleksi fosil, terdiri dari beberapa fosil hewan dan tumbuh-tumbuhan. d. Aquaria, diantaranya beberapa jenis ikan dan tumbuh-tumbuhan air yang masih hidup, dikoleksi dalam beberapa aquarium. Beragam koleksi kerangka fauna juga akan memperkaya khasanah pengetahuan pengunjung. Kerangka gajah Nyi Bodro yang berasal dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Badak Jawa, Dugong, Kuda dan Walabi merupakan sebagian koleksi kerangka unggulan Museum Biologi UGM. Koleksi flora ditampilkan dalam bentuk awetan kering dan basah.koleksi biji dan tanaman obat yang mewakili tradisi dan budaya juga dimiliki oleh Museum Biologi UGM. 5

6 2.2 Jogja Green School 1. Sejarah Jogja Green School didirikan atas inisiatif kerjasama antara Bapak Suhardiono dengan Ibu Eny Krisnawati pada tahun 2009.Tujuan atas pendirian sekolah ini yaitu pentingnya membangun nilai-nilai universal dalam masa pendidikan dasar seorang anak, sehingga ke depannya muncul para generasi bangsa yang berpribadi baik hati, sayang sesama, semangat berkarya, mandiri dan cinta lingkungan.atas harapan-harapan itu, pendidikan dasar mulai diinisiasi pada Juli Struktur Organisasi Pendiri : Suhardiono Eny Krisnawati 3. Profil instansi, Visi dan Misi Jogja Green School merupakan sekolah berbasis alam dan lingkungan serta pendidikan budi pekerti.sekolah ini menerapkan model pendidikan berbasiskan sistem belajar dengan alam sebagai laboratorium utamanya yang bernuansa menyenangkan bagi siswa dan guru.laboratorium kehidupan dimana hubungan keterkaitan manusia dengan alam dijalin dan dirangkai dalam kenyataan kehidupan (keseharian).hal ini menjadikannya sebagai tempat yang dapat memperkaya kesadaran dan rasa cinta pada alam bagi semua insane yang terlibat di dalamnya. Berpikir kritis sebagai sarana berpikir untuk sampai pada pengetahuan yang tepat, sesuai dan dapat dipercaya mengenai dunia di sekitar kita. Menurut Richard Paul dalam (Kowiyah, 2012) memberikan definisi bahwa berpikir kritis adalah model berpikir mengenai hal substansi atau masalah apa saja, dimana si pemikir meningkatkan kualitas pemikirannya dengan menangani secara terampil strukturstruktur yang melekat dalam pemikiran dan menerapkan standar-standar intelektual. Visi : Mendidik Pribadi Berkarakter Cinta Keluarga, Sesama dan Lingkungan. Misi : 6

7 a. Memfasilitasi model pembelajaran inklusif, yang memberi ruang bagi pendidik, anak didik dan keluarganya dari berbagai latar belakang (agama, suku, status ekonomi, kewarganegaraan, kapasitas diri). b. Memfasilitasi model pembelajaran yang menekankan pengembangan nilai-nilai universal pada pendidik, anak didik dan keluarganya, sebagai pondasi pembentukan budi pekerti luhur. c. Memfasilitasi model pembelajaran emansipatoris, yang memberi ruang bagi pendidik, anak didik dan keluarganya untuk aktif terlibat, berpendapat, berkontribusi positif serta kreatif berkarya. d. Memfasilitasi model pembelajaran yang proaktif dalam pelestarian lingkungan hidup dan produk lokal Indonesia 4. Fasilitas Yang Dimiliki a. Rumah pintar (jenjang sekolah dasar) b. Daycare - playgroup kindergarten c. Kelas Minat-Potensi 5. Administrasi Perkantoran Administrasi sekolah adalah suatu proses keseluruhan kegiatan yang berupa merencanakan, mengatur (mengurus), melaksanakan dan mengendalikan semua urusan sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Administrasi sekolah merupakan suatu proses pemanfaatan segala sumber (potensi) yang ada di sekolah baik personil (Kepala Sekolah dan stafnya serta guru-guru dan karyawan sekolah lainnya) maupun material (kurikulum, alat/media) dan fasilitas (sarana dan prasarana) serta dana yang ada di sekolah secara efektif. Penataan administrasi bagi sekolah menjadi begitu penting sebagai sumber data utama manajemen sekolah dalam mengatur proses belajar mengajar dengan tertib sehingga tercapainya tujuan sekolah. Secara lebih spesifik, administrasi sekolah berfungsi : a. Memberi arah dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah b. Memberikan umpan balik bagi perbaikan proses dan hasil pendidikan di sekolah 7

8 c. Meningkatkan mutu penyelenggaraan administrasi sekolah d. Menunjang tercapainya tujuan/program sekolah secara efektif dan efisien Saat ini penataan administrasi sekolah lebih mengacu pada 8 Standar Nasional Pendidikan. Akan tetapi yang sering timbul di lapangan, kita terkadang bingung mengenai jenis-jenis administrasi yang mengacu kepada 8 standar tersebut. Oleh karena itu berikut ini kami sajikan beberapa contoh jenis administrasi yang sesuai dengan 8 standar nasional pendidikan tersebut. ADMINISTRASI STANDAR ISI : 1. Dokumen KTSP (Buku 1, 2, 3) 2. Dokumen Penyusunan Kurikulum (termasuk kurikulum mulok) 3. SK Tim Pengembang Kurikulum 4. Dokumen Penetapan KKM 5. Kumpulan acuan/referensi/peraturan 6. Program dan laporan pengembangan diri (BK, Ekstrakurikuler) 7. Kalender Pendidikan 8. Pemetaan SK KD Indikator 9. Program PT dan KMTT semua mapel 10. dll. Pembelajaran pendidikan lingkungan hidup yang bertujuan untuk mengembang-kan kemampuan literasi lingkungan siswa juga memerlukan pembelajaran yang konstruktivis. Pembelajaran melalui interaksi langsung siswa dengan lingku-ngannya diharapkan dapat mengembang-kan aspek motorik (handson), kognitif (minds-on) dan afektif (hearts-on). Pendekatan pembelajaran eksperiensial memiliki beberapa komponen pengalaman belajar yang utama yaitu pengalaman konkrit (concrete experience), refleksi observasi (reflective observation), eksperi-men atau tindakan nyata (active experimentation), dan mengkonsepsi abstrak (abstract conceptualization) (Istikomayanti, Y., dkk. 2016). 8

9 Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan bahwa materi dan metode pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup tidak aplikatif, kurang mendukung penyelesaian permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi di daerah masing-masing. Hal ini secara tidak langsung merupakan indikasi bahwa secara umum konsepsi pendidikan lingkungan hidup lebih banyak pada tatanan ide dan instrumental lingkungan hidup. Oleh karena itu kajian terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup selama ini sangat perlu dilakukan, sehingga perlu pengembangan bahan ajar yang mampu memuat pendidikan lingkungan hidup berdasarkan lingkungan peserta didik secara langsung (Aji & Perwiraningtyas, 2017) Perangkat pembelajaran perlu disiapkan oleh guru sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013, namun perangkat pembelajaran yang ada belum mampu menggali kemampuan berpikir kritis siswa. Berdasarkan hal tersebut perlu mengembangkan perangkat pembelajaran yang praktis dan efektif dengan setting inkuiri. Perangkat pembelajaran yang dirancang dengan baik akan memudahkan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran (praktis), sedangkan hasil yang diperoleh akan berdampak pada perbaikan kualitas pembelajaran (efektif) (Zain, 2016). 6. Informasi Tambahan Jogja green school memiliki beberapa kegiatan, yaitu: Kegiatan Bersama Rumah Pintar Jogja Green School, yang meliputi: a. Masa Orientasi Siswa (MOS) Kegiatan ini diperuntukkan bagi seluruh siswa, terutama siswa yang baru.kegiatan yang diselenggarakan di awal tahun ajaran ini supaya siswa-siswi yang baru masuk (Level 1) mengenal lingkungan sekolah dan sekitar sekolah.selain itu memperkenalkan budaya sekolah dan membangun iklim kekeluargaan. b. Mendongeng Kegiatan ini dilakukan untuk seluruh siswa.tiap dua minggu sekali, bergabung dengan adik-adik KB-TK. Lewat baca cerita atau 9

10 mendongeng, ada berbagai pesan positif yang bisa ditanamkan dalam hidup keseharian anak didik. c. Outdoor Class Kegiatan ini diperuntukkan untuk memperkaya pembelajaran tematik.suatu kelas atau gabungan beberapa kelas beraktivitas di luar lingkungan sekolah. Foto di atas adalah anak-anak L1 dan L2 bermain belajar di Museum Anak Kolong Tangga - Taman Budaya Yogyakarta d. Kelas Minat-Potensi Kelas ini diselenggarakan seminggu sekali, tiap Kamis.Masingmasing siswa diperkenankan untuk bergabung di kelas yang diminatinya atau yang sesuai potensi dirinya. Kelas ini terdiri dari kelas Bercerita, Musik, Memasak, Seni Rupa dan Berkebun. Pilihan kelas yang diminati boleh berubah, sampai menemukan manakah yang paling cocok dan tepat.beberapa anak telah setia dengan pilihan kelasnya. e. Kemah Cinta Alam Kegiatan ini diselenggarakan untuk melatih kemandirian peserta didik.siswa membaur dari berbagai kelas melakukan perkemahan selama 2 hari 1 malam.siswa tidak didampingi oleh orangtuanya.sehingga belajar untuk memfasilitasi dirinya sendiri dan bekerjasama dengan teman-teman.siswa juga belajar untuk dekat serta menghormati alam sekitar. f. Tali Kasih untuk Sesama Kegiatan ini diselenggarakan tiap satu tahun sekali, ungkapan kasih kami kepada sesama yang membutuhkan. Pada proses ini, pendidik dan peserta didik belajar bersyukur dan berbagi. Berbagi dengan penuh ikhlas pada sesama hal yang perlu dipupuk sejak dini. g. Kelas Profesi Kegiatan ini membuka peluang kontribusi pada orangtua/wali murid untuk berbagi cerita tentang karya dan profesi mereka. Siswa diajak untuk mengenal berbagai profesi dan menghargai apa yang 10

11 dilakukan oleh orangtua mereka. Selain itu, mereka belajar menghargai bahwa karya jugalah sebuah perjalanan penuh kesungguhan, membutuhkan semangat dan berjuang menciptakan karyakarya.sesederhana apapun yang dilakukan, nilai di dalamnya lah yang perlu ditanamkan pada anak didik.sehingga, kelak mereka bekerja dan berkarya dengan sungguh-sungguh dan dari kecintaan di dalam hati. 2.3 Wildlife Rescue Center Jogja (Kebun Binatang) 1. Profil Instansi, Visi dan Misi Taman Satwa Wildlife Rescue Centre (WRC Jogja) merupakan nama sebuah site di bawah manajemen Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta - sebuah lembaga non-profit & non-pemerintah yang bergerak di bidang konservasi satwa liar. Kegiatan utama di WRC Jogja adalah penyelamatan satwa, rehabilitasi satwa, pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi mengenai satwa liar. Wildlife Rescue Center (WRC) atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama Pusat Penyelamatan Satwa Jogjakarta (PPSJ) merupakan wadah penyelamatan satwa yang seharusnya berada di alam liar. Mereka menyelamatkan satwa ini dari rumah warga, atau sirkus dan sejenisnya.wrc terletak di Jl. Kawijo, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk lebih jelasnya jika kalian dari jogja berjalan kearah barat menuju Jl.Godean lurus ke Pasar Godean melewati jembatan sungai Progo ke Pasar Kenteng lalu Nanggulan kemudian ikutilah papan petunjuk arah ke Wildlife Rescue Center (WRC). 2. Bentuk layanan Jasa yang Dimiliki Wildlife Rescue Center Jogja memiliki produk jasa yang ditawarkan bagi masyarakat luas,yaitu: beberapa program fundraising seperti Program Donasi Satwa, Program Adopsi Satwa, Program Volunteer, Outbound, dan Program Pendidikan Konservasi. Selain itu pihak WRC juga mengembangkan divisi bisnis yang dinamakan Orangutan Outdoor Camp (OOC) seperti paket-paket pendidikan konservasi, penyewaan meeting room hingga pelaksanaan outbond. 11

12 3. Fasilitas Yang Dimiliki a. Orangudome, Orangudome merupakan kubah (dome) untuk orang utan yang dibuat menyerupai hutan asli layaknya tempat tinggal mereka di alam liar.dua orangudome berukuran kecil (14x14x8 meter) dapat menampung 8-12 orang utan.kubah ini berfungsi sebagai kubah introduksi yang digunakan untuk mengobservasi orang utan hasil sitaan atau penyerahan sukarela dari masyarakat.selain kubah kecil, terdapat pula kubah super besar yang berdiameter hingga 125 meter dengan ketinggian mencapai 25 meter. b. Penginapan/hotel c. Meeting room d. Outbond center e. Sarana camping ground yang memadai f. Arena pendidikan lingkungan untuk anak-anak maupun dewasa. 2.4 Desa Sukunan 1. Sejarah Desa sukunan terletak di kelurahan Banyuraden kecamatan Gamping, kabupaten Sleman atau sekitar 5 km dari arah barat Tugu Yogyakarta.Desa sukunan menjadi kampung wisata lingkungan pada tanggal 19 Januari 2009.Desa sukunan menawarkan beragam kegiatan yang berbasis lingkungan, kegiatan yang disebut ecotourism ini sudah dilakukan sejak tahun 2003.Yakni perintisan desa ini untuk menjadi desa berbasis lingkungan.dikenal dengan desa berbasis lingkungan karena desa ini telah berhasil mengolah sampah mandiri secara baik.mulai dari tingkat rumah tangga, hingga kelompok yang menghasilkan produk dari sampah tersebut. 2. Struktur Organisasi Pendiri dan pengelola : Iswanto 3. Profil Instansi, Visi dan Misi Desa Sukunan adalah desa wisata berbasis lingkungan atau disebut ecotourism, yang memulai hal ini sejak tahun Sukunan yang berada sekitar 12

13 lima kilometer dari Tugu Yogyakarta ke arah barat itu, resmi menjadi Kampung Wisata Lingkungan sejak 19 Januari Sebagai Kampung Wisata Lingkungan, Sukunan menawarkan beragam kegiatan berbasis lingkungan kepada para wisatawan. Wisatawan yang mampir ke Sukunan dapat belajar tentang cara mengolah sampah untuk dijadikan barang kerajinan maupun produk lain yang bermanfaat. Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan khas perdesaan yang masih asri. Desa Sukunan menjadi sebuah kampung wisata berbasis lingkungan karena masyarakat Sukunan telah menjalankan proses pengolahan sampah secara mandiri baik di tingkat rumah tangga hingga di tingkat kelompok. Kegiatan ini pun menghasilkan berbagai produk olahan sampah yang memiliki nilai lebih seperti aneka produk kerajinan dari sampah plastik, kerajinan dari kain perca serta pupuk kompos dari sampah organik. Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menyatakan bahwa materi dan metode pelaksanaan pendidikan lingkungan hidup tidak aplikatif, kurang mendukung penyelesaian permasalahan lingkungan hidup yang dihadapi di daerah masing-masing. Hal ini secara tidak langsung merupakan indikasi bahwa secara umum konsepsi pendidikan lingkungan hidup lebih banyak pada tatanan ide dan instrumental lingkungan hidup. Oleh karena itu kajian terhadap pelaksanaan pembelajaran pendidikan lingkungan hidup selama ini sangat perlu dilakukan, sehingga perlu pengembangan bahan ajar yang mampu memuat pendidikan lingkungan hidup berdasarkan lingkungan peserta didik secara langsung 4. Fasilitas Yang Dimiliki Fasilitas yang di sediakan oleh desa wisata sukunan adalah homestay yang berupa rumah-rumah penduduk yang dapat disewa sekaligus sebagai tempat berinteraksi langsung dengan warga sekitar. 2.5 Malioboro 1. Sejarah Malioboro merupakan kawasan perbelanjaan yang legendaris yang menjadi salah satu kebanggaan kota Yogyakarta. Penamaan Malioboro berasal dari nama seorang anggota kolonial Inggris yang dahulu pernah menduduki Jogja pada tahun M yang bernama Marlborough. 13

14 Kolonial Hindia Belanda membangun Malioboro di pusat kota Yogyakarta pada abad ke-19 sebagai pusat aktivitas pemerintahan dan perekonomian. Secara simbolis juga bermaksud untuk menandingi kekuasaan Keraton atas kemegahan Istananya yang mendominasi kawasan tersebut. 2. Fasilitas Yang Dimiliki Malioboro menyajikan berbagai aktivitas belanja, mulai dari bentuk aktivitas tradisional sampai dengan aktivitas belanja modern. Salah satu cara berbelanja di Malioboro adalah dengan proses tawar-menawar terutama untuk komoditi barang barang yang berupa souvenir dan cenderamata yang dijajakan oleh pedagang kaki lima yang berjajar di sepanjang trotoar jalan Malioboro. Berbagai macam cederamata dan kerajinan dapat anda dapatkan disini seperti kerajinan dari perak, kulit, kayu, kain batik, gerabah dan sebagainya. 2.6 Borobudur 1. Sejarah Candi borobudur merupakan warisan budaya indonesia yang sudah terkenal sampai ke seluruh dunia bangunan ini merupakan candi budha terbesar didunia dan ditetapkan sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO. Bentuknya yang megah dan detail arsitekturnya yang unik membuat semua orang ingin mengunjungi borobudur yang penasaran dengan ceritanya. Tempat Candi Borobudur ini berada di provinsi jawa tengah tepatnya di magelang. Obyek wisata ini menjadi sangat terkenal karena kelebihan dan keunggulan yang di milikinya. Tidak hanya tentang struktur bangunan yang dapat di lihat secara fisual saja, namun di belakangnya juga terdapat banyak cerita pada masa kerajaan hindu pada masa lalu yang tentunya ingin kita ketahui. Sehingga tempat wisata candi borobudur ini selalu di kunjungi oleh banyak wisatawan baik asing maupun lokal. 2. Fasilitas Yang Dimilik Untuk fasilitas pendukung yang sudah di miliki dan di sediakan oleh para pengelola Candi Borobudur adalah sebagai berikut. Tersedianya lapangan parkir 14

15 kendaraan yang sangat luas sehingga cukup menampung banyak kendaraan pengunjung yang mengunjungi tempat tersebut. Selain itu, di candi Borobudur juga memiliki banyak fasilitas perkiosan sehingga banyak para pedangan yang menjajakan barang daganganya di kios yang telah di sediakan tersebut. Umumnya barang yang di jual berupa cindera mata khas dari candi Borobudur itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA Aji, Prasetyo, N & Perwiraningtyas, P Pengembangan Buku Ajar Berbasisi Lingkungan Hidup pada Matakuliah Biologi di Universitas Tribhuwana Tunggadewi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia. Vol 3 (1):

16 Anonim, Diakses pada tanggal 20 Oktober 2017 Anonim, Diakses pada tanggal 20 Oktober 2017 Anonim, Diakses pada tanggal 20 Oktober Anonim, 2014.file:///G:/slt%20jogja/Taman%20Satwa%20Wildlife% 20Rescue%20Centre%20Yogya%20_%20GudegNet.htm.Diak ses pada tanggal 20 Oktober Anonim, 2014.file:///G:/slt%20jogja/Wisata %20Edukasi%20di%20Wildlife%2 0Rescue%20Center,%20Kulon%20Progo%20_%20Wisata%2 0Yogyakarta.htm. Diakses pada tanggal 20 Oktober Anonim, Anonim, Anonim, Anonim, Diakses pada tanggal 20 Oktober /mengolah-sampah-menjadi-barang-produktif-di-kampungsukunan/.. Diakses pada tanggal 20 Oktober Diakses pada tanggal 20 Oktober Diakses pada tanggal 20 Oktober Anonim, 2012.file:///G:/slt%20jogja/Fasilitas%20dan%20 Produk%20 Borobudur%20%20Go%20Borobudur%20Go%20Borobudur.h tm.diakses pada tanggal 20 Oktober Husamah. (2013). PEMBELAJARAN LUAR KELAS (OUTDOOR LEARNING). Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher. Istikomayanti, Y., Suwono, H. & Irawati, M. H. (2016. EXPERENTIAL LEARNING GROUP INVESTIGATION AS EFFORT TO DEVELOPT ENVIRONMENTAL LITERACY ABILITY AT 5th GRADE STUDENTS OF MADRASAH IBTIDAIYAH. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 2(1):

17 Zain, Muhammad, H Pengembangan Perangkat Pembelajaran Topik Ekologi Terhadap Keterampilan Berpikir Kritis Siswa Madrasah Aliyah Developing Ecology Leraning Object Materials For Improving Students Critical Thinking Skills Of Madrasah Aliyah. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia. Vol 2 (1):

18 LAMPIRAN 1 SUSUNAN ACARA/RENCANA KEGIATAN SLT JOGJA Penanggung Jawab Hari/Tanggal Waktu Uraian kegiatan Lokasi Kegiatan Masjid AR Cek Peserta Fachrudin Panitia Perjalanan menuju Jogja Travel Agent Keterangan Hari Pertama Ishoma dan Makan Pagi Travel Agent Perjalanan menuju Kampung Sukunan Travel Agent Kunjungan Kampung Sukunan Dosen + Panitia Perjalanan menuju Wildlife rescue Travel Agent Kunjungan Wildlife rescue Dosen + Panitia Makan Siang Travel Agent 18

19 Perjalanan menuju UGM Travel Agent Kunjungan Musium Biologi Dosen + Panitia Makan Malam Travel Agent Check in Hotel Travel Agent acara presentasi di hotel Dosen + Panitia acara bebas Travel Agent Hari Kedua Makan Pagi Travel Agent Perjalanan menuju Jogja Green School Travel Agent Kunjungan Jogja Green School Dosen + Panitia perjalanan menuju Borobudur Travel Agent ishoma dan makan siang Travel Agent Wisata Candi Borobudur Travel Agent perjalanan menuju Malioboro Travel Agent Wisata belanja Malioboro Travel Agent 19

20 makan malam Travel Agent perjalanan menuju kota malang tercinta Travel Agent NB: Jadwal flexible sesuai kondisi dilapangan 20

21 LAMPIRAN 2 DAFTAR PESERTA STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT) JOGJA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI UMM 2017 No. Nama NIM 1 Wiwid Ermayanti Yeni Damayanti Eko Prasetyo Utomo Hanun Fitri Q Uswatun Qudsiah Siti Rohmaniya M Firda Diana Yasinta Putri Yudistina Aulia Ofi N Desi Anggraini Reni Rizki Arsita Eka Ayu Mulyasari Ajeng Wulandari Hendriyani Adinda P Tahyatul Lutfiah Nahdiana Arifah Rizki Nuzula Sinta R Niken Dwi Cintia Frenda Ariska Ervi Lujiani Elke Ayu Augista M. Hainur Rasyid Ahmad Iman Nurdin Asma ul Risky Apsari Mohammad Prayogi Anggoro Amanda Ika Khoirunniswati Dhea Apsari Prastomo Devi Rukmana Putri Intan P. A Diko Pristiwanto Olla Mawardani Dinda Kartika Sari Maliatul Khairiyah Dena Lulita N. G

22 35. Devia Arum Purmasita Neneng Istiqomah Ikhza Naharul Umam Nurul Khunaidah Dyah Avica Sekarwati Dwi Kurniawati Sufyan Fatoni Fika Disty Purnamasari Nur Zamilah Galuh Fajar Septiani Demsi Agung Fahrizal Dwi Putri P Samsul Arifin Nanik Sri Ayu Utami Inung Nurnia Rosita Eyaya Mocha Rizha prayogierlitasari Dewi Agustin Fathul Kahfi Ernawati Diah Ayu Kusumastuty Kiki Deya Frilyan Fatmala Fevilia Suwandayani Fachrun Nisah Haryatin Nurul Afifah Dyah Ayu Rahmawati Sinta Trinovia Megandari Eva Wahyu Restiana Al Zanifa Lindariyanti Rossi Zubaidah Ainun Ni mah Alinda Molina Putri Yanti Amelia Tumanggur Rifqy El Fawwaz Indah Ayu Waladah Bagus Kristiya Ardi

23 Keterangan : : Kelas A peserta :8 mahasiswa : Kelas B peserta :8 mahasiswa : Kelas C peserta :8 mahasiswa : Kelas D peserta : 10 mahasiswa : Kelas E peserta : 12 mahasiswa : Kelas G peserta : 12 mahasiswa : Kelas F peserta : 3 mahasiswa : Kelas H peserta : 9 mahasiswa 23

24 LAMPIRAN 3 DAFTAR KELOMPOK STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT) JOGJA PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI UMM 2017 No Kelompok Nama Kelompok 1 Kelompok 1 Rizha Dewi Erlitasari ( ) Eva Wahyu Restiana ( ) Sinta Trinovia Megandari ( ) Fika Disty Purnamasari ( ) Ikhza Naharul Umam ( ) 2 Kelompok 2 Dwi Putri P. ( ) Kiki Deya Frilyan Fatmala ( ) Al Zanifa Lindariyanti ( ) Nur Zamilah ( ) 3 Kelompok 3 Olla Mawardani ( ) Dinda Kartika Sari ( ) Maliatul Khairiyah ( ) Sufyan Fatony ( ) Dyah Avica Sekarwati ( ) 4 Kelompok 4 Hendriyani Adinda P. ( ) Rizky Nuzula Sinta R ( ) Eka Ayu Mulyasari ( ) Dena Lulita N. G ( ) Putri Intan P. A ( ) 5 Kelompok 5 Diko Pristiwanto ( ) Devia Arum Purmasita ( ) Neneng Istiqomah ( ) Nurul Khunaidah ( ) Dwi Kurniawati ( ) 6 Kelompok 6 Diah Ayu Kusumastuty ( ) Ainun Ni mah ( ) Alinda Molina Putri ( ) Yanti Amelia Tumanggur ( ) Indah Ayu Waladah ( ) 24

25 7 Kelompok 7 8 Kelompok 8 9 Kelompok 9 10 Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok Kelompok 14 Desi Anggraini ( ) Ajeng Wulandari ( ) Yasinta Putri Yudistina ( ) Aulia Ofi Nilasari ( ) Reni Rizki Arsita ( ) Rossi Zubaidah ( ) Dyah Ayu Rahmawati ( ) Uswatun Qudsiah ( ) Ernawati ( ) Mohammad Prayogi Anggoro ( ) Devi Rukmana ( ) Dhea Apsari ( ) Firda Diana ( ) Hanun Fitri Q. ( ) Siti Rohmaniya M. ( ) Rifqy El Fawaz ( ) Eyaya Mocha ( ) Haryatin Nurul Afifah ( ) Niken Dwi Cintia ( ) M. Hainur Rasyid ( ) Ahmad Iman Nurdin ( ) Tahyatul Lutfiah ( ) Samsul Arifin ( ) Fathul Kahfi ( ) Nanik Sri Ayu Utami ( ) Dewi Agustin ( ) Fachrun Nisah ( ) Galuh Fajar Septiani ( ) Demsi Agung Fahrizal ( ) Elke Ayu Augista ( ) Asma ul Risky Apsari ( ) Amanda Ika Khoirunniswati ( ) Nahdiana Arifah ( ) Frenda Ariska ( ) Inung Nurnia Rosita ( ) Fevilia Suwandayani ( Bagus Kristiya Ardi ( ) Wiwid Ermayanti ( ) Yeni Damayanti ( ) 25

26 26

PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT) JUDUL:

PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT) JUDUL: PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT) JUDUL: PENGENALAN DAN PEMANFAATAN TEMPAT WISATA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN GUNA MENINGKATKAN WAWASAN KEILMUAN MAHASISWA SEBAGAI CALON GURU BIOLOGI PADA GENERASI

Lebih terperinci

PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTERGRASI (SLT)

PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTERGRASI (SLT) PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTERGRASI (SLT) TEMA KEGIATAN: KAJIAN PELESTARIAN LINGKUNGAN AGAR TERCIPTA MAHASISWA PEDULI LINGKUNGAN SERTA BERINTELEKTUAL Rencana Waktu Kegiatan: 26 29 November 2017 DISUSUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 MAGELANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 MAGELANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 MAGELANG Disusun oleh : Nama : PRADIPTA ARDI N NIM : 2401409032 Prodi : Pendidikan Seni Rupa FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2011

Lebih terperinci

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang I. 1. 1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Batik merupakan gabungan dari dua kata dalam bahasa Jawa yaitu amba yang berarti menulis dan tik yang berarti titik. Batik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Desa ini terletak 17 km di sebelah. yang lain yang dapat dikembangkan, yaitu potensi ekowisata.

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta. Desa ini terletak 17 km di sebelah. yang lain yang dapat dikembangkan, yaitu potensi ekowisata. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Desa Wukirsari adalah salah satu desa di Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Desa ini terletak 17 km di sebelah selatan pusat kota Kota Yogyakarta dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek Kabupaten Sleman merupakan bagian dari wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) dengan luas wilayah 547,82 km² atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari / BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini berjudul Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta. Era globalisasi yang begitu cepat berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang menjadi unggulan di tiap-tiap wilayah di dunia. Industri Pariwisata, dewasa ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. 1

BAB I PENDAHULUAN. setelah komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan sektor penting dalam peningkatan pendapatan nasional maupun daerah. Pariwisata dapat menjadi sektor utama dalam meningkatan sektor-sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah salah satu daerah yang mempunyai keistimewaan tersendiri. DIY dipimpin oleh seorang sultan dan tanpa melalui pemilihan

Lebih terperinci

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah yang diprogramkan dalam rangka mempersiapkan mahasiswa sebagai calon pendidik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak

BAB I PENDAHULUAN. ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki beraneka ragam bentuk seni kerajinan yang sudah sangat terkenal di seluruh dunia. Sejak jaman kerajaan-kerajaan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh informasi tentang situasi di SMP Negeri 2 Wates. Hal ini penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai acuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT ' BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak di bagian selatan tengah Pulau Jawa yang dibatasi oleh Samudera Hindia di bagian selatan dan Propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : 4101409138 Prodi : Pendidikan matematika JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1. PENDAHULUAN Latar Belakang BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan kota dengan lintasan sejarah yang cukup panjang, dimulai pada tanggal 13 Februari 1755 dengan dilatari oleh Perjanjian Giyanti yang membagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang masih kental. Tidak mengherankan bahwa Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tradisional yang masih kental. Tidak mengherankan bahwa Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Yogyakarta merupakan kota budaya yang dipadu dengan unsur tradisional yang masih kental. Tidak mengherankan bahwa Yogyakarta merupakan salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. berikut : Investasi industri pariwisata dengan didukung keputusan politik ekonomi

BAB VI KESIMPULAN. berikut : Investasi industri pariwisata dengan didukung keputusan politik ekonomi BAB VI KESIMPULAN 6.1. Kesimpulan Hasil penelitian secara kritis yang sudah dianalisis di kawasan Borobudur, menggambarkan perkembangan representasi serta refleksi transformasi sebagai berikut : Investasi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG Disusun oleh: Nama : MARTINA DWI PERMATASARI NIM : 7101409062 Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

Visi : Menjadi lembaga unggul dalam mengembangkan seluruh potensi anak yang berakhlaq mulia, mandiri dan kreatif. Misi:

Visi : Menjadi lembaga unggul dalam mengembangkan seluruh potensi anak yang berakhlaq mulia, mandiri dan kreatif. Misi: PAUD LAB SCHOOL UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI {Jalan Lintasan no.7, Mojoroto Kediri} -Berkhlaq Mulia- Mandiri- Kreatif- Website : www.paudlabnusantara.id Email : paudlabnusantara@unpkediri.ac.id Visi

Lebih terperinci

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan.

memberikan jaminan mutu pendidikan dengan standar yang lebih tinggi dari Standar Nasional Pendidikan. 1. UU No. 20 Tahun 2003, Pasal 50 ayat (3) 2. PP no 19 tahun 2005 (Pasal 61 ayat 1), 3. Renstra Diknas 2005-2009 4. Bervariasinya penyelenggaraan 5. Rekomendasi kajian profil SBI tahun 2006 6. Buku Pedoman

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 A. Analisis Proses Pembelajaran Muatan Lokal di Kelas V SDN Sapuro 05 Pekalongan Pelaksanaan

Lebih terperinci

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SABRINA SABILA L2D 005 400 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni Kota Yogyakarta merupakan kota yang terkenal dengan anekaragam budayanya, seperti tatakrama, pola hidup yang

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN. lainya berstatus Kabupaten. Kota Yogyakarta terletak antara 110 o 24 I 19 II sampai

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN. lainya berstatus Kabupaten. Kota Yogyakarta terletak antara 110 o 24 I 19 II sampai 1 BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK DAN SUBYEK PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian 1. Kondisi Geografis Kota Yogyakarta Kota Yogyakarta sebagai ibukota Provinsi DIY adalah satu-satunya daerah tingkat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara. Banyak negara menjadikan pariwisata sebagai sektor ungglan dalam memperoleh

Lebih terperinci

PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA PROGRAM DIPLOMA IPB 2012

PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA PROGRAM DIPLOMA IPB 2012 PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES DAN KURIKULUM PROGRAM KEAHLIAN EKOWISATA PROGRAM DIPLOMA IPB 2012 Halaman 1 PENJABARAN KKNI JENJANG KUALIFIKASI V KE DALAM LEARNING OUTCOMES

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG Disusun oleh Nama : Rosadi NIM : 6102409017 Prodi : PGPJSD, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan tradisional atau sering disebut dengan permainan rakyat yang merupakan permainan anak yang sudah ada pada zaman nenek moyang kita dan kemudian turun menurun

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 MAGELANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 MAGELANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 MAGELANG Disusun oleh : Nama : Danu Sumowongso NIM : 2501409134 Program Studi : Pend. Seni Musik FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Teknik diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Kualitas Pelayanan Dan Fasilitas Terhadap Kepuasan Wisatawan Di Cikole Jayagiri Resort Bandung BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pariwisata merupakan sektor industri yang sangat berkembang pesat di negara kita, selain itu pariwisata adalah salah satu sektor yang meningkatkan taraf perekonomian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kasus Proyek BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG 1.1.1 Kasus Proyek Perkembangan globalisasi telah memberikan dampak kesegala bidang, tidak terkecuali pengembangan potensi pariwisata suatu kawasan maupun kota. Pengembangan

Lebih terperinci

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman.

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman. BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 2 KENDAL

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 2 KENDAL LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 2 KENDAL Disusun oleh : Nama : Yulian Favorita NIM : 4401409080 Program studi : Pendidikan Biologi FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun. Dari tahun wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yogyakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang memiliki daya tarik wisata dan merupakan kota tujuan wisata yang paling diminati oleh wisatawan, dilihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki beraneka ragam potensi alam, seni dan budaya. Potensi-potensi itu tentu harus dikembangkan agar dapat membawa dampak positif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan

BAB I PENDAHULUAN. Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Museum merupakan tempat yang sangat bernilai dalam perjalanan hidup sebuah bangsa dan menyimpan berbagai karya luhur nenek moyang kita yang mencerminkan kekayaan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA

PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA P LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR PENGEMBANGAN MASJID AGUNG DEMAK DAN SEKITARNYA SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA PENEKANAN DESAIN TIPOLOGI PADA ARSITEKTUR BANGUNAN SETEMPAT Diajukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan sosial dan ekonomi. Menurut undang undang kepariwisataan no 10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan yang kini telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat di dunia. Pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Umum Mirota Batik Yogyakarta Sebelum memasuki gerai Mirota Batik, pengunjung akan melihat lapaklapak pedagang kerajinan, batik, dan makanan di bagian depannya.

Lebih terperinci

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D

PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR. Oleh : GRETIANO WASIAN L2D PARTISIPASI KELOMPOK USAHA SOUVENIR REBO LEGI DALAM SISTEM PARIWISATA DI KLASTER PARIWISATA BOROBUDUR TUGAS AKHIR Oleh : GRETIANO WASIAN L2D 004 314 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hutan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia. Sumberdaya hutan yang ada bukan hanya hutan produksi, tetapi juga kawasan konservasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kuliner adalah suatu kata yang sering kita dengar di masyarakat yang berarti masakan yang berupa makanan atau minuman. Informasi mengenai kuliner sendiri saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar

BAB I PENDAHULUAN. tempat ini ramai dikunjung oleh wisatawan baik dari dalam maupun dari luar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahorok dengan pemandangan alam yang indah, udara yang sejuk, sungai dengan air yang jernih, walaupun keadaan hutannya tidak asli lagi, menjadikan tempat ini ramai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beragam budaya dan tradisi Indonesia membuat banyaknya kerajinan tradisional di Indonesia. Contohnya yang saat ini lagi disukai masyarakat Indonesia yaitu kerajinan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 9 MAGELANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 9 MAGELANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 9 MAGELANG Disusun oleh: Nama : A in Ratna Mulyani NIM : 2201409058 Program Studi : Pendidikan Bahasa Inggris FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

BAB PENDAHULU AN Latar Belakang

BAB PENDAHULU AN Latar Belakang BAB PENDAHULU AN 1 1.1. Latar Belakang Dunia anak-anak adalah dunia bermain. Pentingnya bermain bagi perkembangan kepribadian telah diakui secara universal, karena merupakan salah satu kebutuhan dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menuju kemandirian ( Bandung, 1995 ), p. III-1

BAB I PENDAHULUAN. Menuju kemandirian ( Bandung, 1995 ), p. III-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Kondisi Kelautan Indonesia Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Luas kepulauan Indonesia mencapai 2,82 juta km 2 dengan teritori 0,42 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri

BAB I PENDAHULUAN. Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Bandung memiliki sejarah yang sangat panjang. Kota Bandung berdiri pada akhir dekade pertama abad ke-19, diresmikan tanggal 25 September 1810. Bangunan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 34 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 34 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 34 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Tri Setyo Budi Raharjo NIM : 2601409109 Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. Youdastyo / Kompleks Wisata Perikanan Kalitirto I- 1

BAB I PENDAHULUAN. BAB I Pendahuluan. Youdastyo / Kompleks Wisata Perikanan Kalitirto I- 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Wisata ataupun rekreasi dinilai sangatlah penting bagi kebanyakan individu karena dengan berekreasi atau mengunjungi tempat wisata kita dapat mengobati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Pariwisata dikenal sebagai suatu bentuk rangkaian kegiatan kompleks yang berhubungan dengan wisatawan dan orang banyak, serta terbentuk pula suatu sistem di dalamnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Yogyakarta adalah kota yang sedang mengalami perkembangan pada sektor perekonomiannya ini dibuktikan dengan banyaknya pusat perbelanjaan dibangun dimana-mana. Akan

Lebih terperinci

Paket Wisata. Hoshizora Tour

Paket Wisata. Hoshizora Tour Paket Wisata Hoshizora Tour DIES NATALIS & LUSTRUM X FAKULTAS PSIKOLOGI UGM 2015 Paket Wisata Jogja Jogja Favorite Tour Paket Jogja Favorite Tour akan membawa Anda mengunjungi lokasi favorit di Yogyakarta

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Nita Mamluatul Fauziah NIM : 2301409019 Program Studi : Pendidikan Bahasa Prancis FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 PANDUAN PENYUSUNAN KTSP DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 LANDASAN UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Permendiknas No.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk

I. PENDAHULUAN. Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata secara luas adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Pariwisata telah menjadi bagian

Lebih terperinci

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa

Tengah berasal dari sebuah kota kecil yang banyak menyimpan peninggalan. situs-situs kepurbakalaan dalam bentuk bangunan-bangunan candi pada masa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Propinsi Jawa Tengah yang merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) Propinsi di Indonesia, memiliki keanekaragaman daya tarik wisata baik

Lebih terperinci

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA

1.1.1 KONDISI TEMPAT WISATA DI SURAKARTA BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Surakarta atau sering disebut dengan nama kota Solo adalah suatu kota yang saat ini sedang berusaha untuk meningkatkan kualitas kota dengan berbagai strategi. Dan

Lebih terperinci

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa, obyek wisata yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Manajemen pembelajaran adalah sebuah proses perencanaan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan pembelajaran sehingga akan didapatkan sistem pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I. Pendahuluan. mengembangkan pariwisata dengan daya tarik wisata alam. Alternatif terbaik untuk

BAB I. Pendahuluan. mengembangkan pariwisata dengan daya tarik wisata alam. Alternatif terbaik untuk BAB I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Kota Yogyakarta selain dikenal sebagai kota pelajar juga dikenal sebagai kota pariwisata. Melihat kondisi geografis Kota Yogyakarta, kecil kemungkinan untuk bisa mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah

BAB I PENDAHULUAN. bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang sangat besar, yang dihuni oleh bermacam macam ras, suku, dan etnis yang berbeda-beda. Masing-masing daerah tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Di jaman yang mengangkat emansipasi wanita kini, banyak wanita atau ibuibu

BAB 1 PENDAHULUAN. Di jaman yang mengangkat emansipasi wanita kini, banyak wanita atau ibuibu BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Di jaman yang mengangkat emansipasi wanita kini, banyak wanita atau ibuibu yang memilih untuk menjadi wanita karier. Wanita bekerja selain untuk mengangkat derajat

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Lokasi dan Letak Geografis Taman Rekreasi Kampoeng Wisata Cinangneng terletak di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Lokasi ini berjarak 11 km dari Kota

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam mempertahankan kelangsungan bisnisnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KEPUTUSAN BUPATI NOMOR 16 TAHUN 2002 T E N T A N G PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI Menimbang

Lebih terperinci

PPL 2015 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PPL 2015 UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 1 BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan salah satu upaya yang diselenggarakan Perguruan Tinggi khusus untuk jurusan kependidikan dengan tujuan menyiapkan dan menghasilkan tenaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. setiap kali Kraton melaksanakan perayaan. Sepanjang Jalan Malioboro adalah penutur cerita bagi setiap orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Malioboro adalah jantung Kota Yogyakarta yang tak pernah sepi dari pengunjung. Membentang di atas sumbu imajiner yang menghubungkan Kraton Yogyakarta, Tugu dan puncak

Lebih terperinci

BAB I. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah yang. mempunyai beragam budaya dan menjadi pusat kegiatan belajar. Kota

BAB I. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah yang. mempunyai beragam budaya dan menjadi pusat kegiatan belajar. Kota BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan daerah yang mempunyai beragam budaya dan menjadi pusat kegiatan belajar. Kota Yogyakarta dijuluki sebagai kota budaya sekaligus

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 SUBAH Disusun oleh: Eko Prastyo Herfianto 2101409072 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016

PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 PROGRAM KERJA WAKIL KEPALA SEKOLAH BIDANG KURIKULUM TAHUN PELAJARAN 2015/2016 A. Latar Belakang Sesuai dengan Undang-Undang Sisdiknas Nomor : 20 Tahun 2003 mengamanatkan bahwa : Pendidikan adalah usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia dinilai banyak kalangan mengalami kegagalan. Kondisi ini ada benarnya apabila dilihat kondisi yang terjadi di masyarakat maupun dari

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Kecerdasan Naturalis

BAB II LANDASAN TEORI. a. Pengertian Kecerdasan Naturalis 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Kecerdasan Naturalis a. Pengertian Kecerdasan Naturalis Kecerdasan naturalis adalah keahlian mengenali dan mengatagorikan spesies yaitu flora dan fauna di lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten

BAB I PENDAHULUAN. KKN-PPL Penjas UNY - SMA N 3 Klaten BAB I PENDAHULUAN Mata Kuliah PPL mempunyai sasaran masyarakat sekolah, baik dalam kegiatan yang terkait dengan pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya pembelajaran. PPL diharapkan dapat

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 SEMARANG Disusun Oleh Nama : Putri Indah Kurniawati NIM : 3401409075 Prodi : Pendidikan Sosiologi dan Antropologi FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

2. Keadaan Fisik Sekolah

2. Keadaan Fisik Sekolah BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), merupakan suatu bentuk usaha peningkatan efisiensi dan kualitas penyelenggaraan proses pembelajaran yang merupakan bentuk pembelajaran mahasiswa UNY

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan meningkatnya edukasi yang berhubungan dengan pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan meningkatnya edukasi yang berhubungan dengan pemasaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pemasaran saat ini terus berkembang dan selalu mengalami perubahan, dari konsep pemasaran konvesional menuju konsep pemasaran modern, faktor faktor seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ruang Terbuka Hijau atau RTH merupakan salah satu komponen penting perkotaan. Secara umum ruang terbuka publik (open spaces) di perkotaan terdiri dari ruang terbuka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang devisa negara serta penggerak ekonomi masyarakat. Pada tahun 2010, pariwisata internasional tumbuh sebesar 7% dari 119

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± 18.110 pulau yang dimilikinya dengan garis pantai sepanjang 108.000 km. Negara Indonesia memiliki potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan sosial. Menurut definisi pada Undang-undang no 10 tahun 2009 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat berperan dalam pertumbuhan ekonomi pada suatu negara tidak terkecuali di Indonesia. Pariwisata juga tidak dapat

Lebih terperinci

Kata Kunci : Zoologi Vertebrata, multimedia, kompetensi

Kata Kunci : Zoologi Vertebrata, multimedia, kompetensi STRATEGI PERKULIAHAN DAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR CALON GURU IPA BIOLOGI DI STKIP KIE RAHA TERNATE Taslim D. Nur Staf Dosen Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di

BAB I PENDAHULUAN. wisata, sarana dan prasarana pariwisata. Pariwisata sudah berkembang pesat dan menjamur di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata menjadi industri yang berpengaruh besar terhadap perkembangan dan kemajuan suatu daerah. Berkembangnya sektor pariwisata terlihat dari munculnya atraksi

Lebih terperinci

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR TAMAN REKREASI SERULINGMAS DI BANJARNEGARA Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara

BAB I PENDAHULUAN. Selain keberagaman kebudayaan Indonesia, juga dikenal sebagai negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan Indonesia sangat beragam, mulai dari Sabang sampai Merauke. Masing-masing kebudayaan memiliki ciri khas yang berbeda-beda. Selain keberagaman kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Interior Secara universal, seni pertunjukan adalah karya seni yang melibatkan aksi individu maupun kelompok di tempat dan waktu tertentu, biasanya memiliki

Lebih terperinci

PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA OLEH: DR. SUKIMAN, M.PD. DIREKTUR PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DITJEN PAUD DAN DIKMAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Negara Indonesia merupakan Negara yang memiliki banyak ragam pariwisata dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Merauke. Mulai dari tempat wisata dan objek wisata

Lebih terperinci