PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTERGRASI (SLT)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTERGRASI (SLT)"

Transkripsi

1 PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTERGRASI (SLT) TEMA KEGIATAN: KAJIAN PELESTARIAN LINGKUNGAN AGAR TERCIPTA MAHASISWA PEDULI LINGKUNGAN SERTA BERINTELEKTUAL Rencana Waktu Kegiatan: November 2017 DISUSUN OLEH: FEVILIA SUWANDAYANI DOSEN PEMBIMBING: Husamah, S.Pd. M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG DESEMBER 2017

2 HALAMAN PENGESAHAN Judul: Kajian Pelestarian Lingkungan agar Tercipta Mahasiswa Peduli Lingkungan serta Berintelektual Tempat/Tujuan SLT: Yogyakarta Tanggal Pelaksanaan: November 2017 Menyetujui, Dosen Pengampu Malang, 28 September 2017 Penulis Husamah, S.Pd., M.Pd NIDN Fevilia Suwandayani Mengetahui, Ketua Prodi Pendidikan Biologi Dr. Yuni Pantiwati, MM., M.Pd. NIP

3 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat allah swt yang telah memberikan rahmat serta karunia-nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan proposal Studi Lapang Terintergrasi (SLT) dengan tema Kajian Intelektual Multidisipliner Berbasis Kearifan Lokal Indonesia Untuk Mewujudkan Generasi Biologi Berkarakter, Berliterasi dan Berkemajuan dalam Menyonsong Generasi Emas Abad 21 ini alhamdulillah tepat pada waktunya. Proposal ini berisikan tentang informasi mengenai tempat kunjungan SLT yang akan dilaksanakan pada November 2017 di Yogyakarta. Kami menyadari bahwa Proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Proposal ini. Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Propasal ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin. Malang, 20 Oktober 2017 Penyusun iii

4 DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan Rumusan Permasalahan Kegiatan Tujuan Kegiatan Manfaat Kegiatan... 3 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI/TEMPAT KUNJUNGAN SLT Jogja Green School Museum Biologi UGM Wildlife Rescue Center Jogja Desa Sukunan Candi Borobudur DAFTAR PUSTAKA Lampiran iv

5 1.1 Latar Belakang Kegiatan BAB I PENDAHULUAN Kemajuan abad 21 ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) baik teknologi informasi, otomasi, computer (Tamimuddin, 2013), komunikasi dan biologi modern atau bioteknologi. Kemajuan IPTEK abad 21 tersebut langsung maupun tidak membawa pengaruh pada berbagai pola kehidupan manusia, sehingga menuntut dimilikinya berbagai keterampilan atau kompetensi hidup untuk dapat menjawab tuntutan abad 21. Kompetensi hidup abad 21 sebagaimana dipaparkan oleh Moylan (2008), Rotherdam & Willingham (2009),dan Maftuh (2016), menunjukkan adanya tuntutan profesionalisme pada sumberdaya manusia. Program Studi Pendidikan Biologi memiliki tugas yang relatif berat, terutama menghasilkan calon guru yang profesional dimasa depan (Husamah, 2015a dalam Pantiwati dkk, 2016). Ada tanggung jawab besar yang dibebankan pada jalur pendidikan yang ada di perguruan tinggi, salah satunya Pendidikan Biologi (Cintamulya, 2013 dalam Pantiwati dkk, 2016). Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang adalah salah satu Program Studi yang mencetak lulusannya menjadi calon guru biologi di jenjang pendidikan menengah di masa depan. Masa depan adalah era global yang salah satu tandanya ditunjukkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan sains khususnya di bidang biologi modern atau bioteknologi. Kemajuan bioteknologi telah menghasilkan berbagai produk yang berusaha memenuhi kebutuhan hidup manusia. Namun hasil temuan manusia tersebut, diikuti dengan munculnya masalah etika di bidang biologi (Minarno, 2009; Hudha, 2015 dalam Pantiwati dkk, 2016). Mahasiswa (calon guru) harus memiliki kompetensi yang lengkap, kemampuan berpikir tinggi, kepekaan yang tinggi, rasa peduli, etika, dan memiliki wawasan yang luas (Husamah, 2015b dalam Pantiwati dkk, 2016). Mahasiswa harus disiapkan menjadi sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas tinggi, yaitu manusia yang cerdas, sehat, jujur, beriman, beretika, berakhlak mulia, berkarakter, berwawasan luas serta memiliki kepedulian sosial 1

6 dan kepedulian lingkungan yang tinggi. Jabatan guru dalam implementasinya adalah suatu jabatan profesi yang menghendaki etika, karakter, wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan sikap (Sumarmo, 2003; Setyaningrum & Husamah, 2011; Hudha et al., 2014 dalam Pantiwati dkk, 2016). Tiga pokok kemampuan dasar yang harus dimiliki mahasiswa, khususnya calon guru untuk dapat bersaing di dunia global adalah knowledge, skill, dan attitude. Ketiga kemampuan tersebut, tidak semuanya dapat di peroleh dari bangku perkuliahan (kegiatan belajar mengajar di kelas), tetapi dapat di peroleh dari praktek nyata di lapangan (melalui terjun lapang, praktik langsung, dan pengamatan). Studi Lapang Terintegrasi diharapkan dapat menjadi salah satu sarana untuk melengkapi ketiga aspek tersebut dengan melakukan wisata ke suatu tempat yang sudah ditentkan dengan melihat kebutuhan yang harus dipenuhi khususnya oleh mahasiswa Biologi dalam pencapaian kompetensi. Perlunya dilakukan kegiatan SLT ini untuk mengulas kembali matakuliah di semester sebelumnya yang telah dipelajari, intinya dalam kegiatan SLT ini menggabungkan beberapa matakuliah yang sudah dipelajari oleh Mahasiswa Biologi dengan mengadakan suatu kunjungan ke daerah yang sudah ditentukan. Lokasi yang dipilih yaitu daerah Jogjakarta, dimana kita akan mengunjungi beberapa tempat diantaranya: Jogja green scholl, Museum Biologi UGM, Wildlife Rescue Center Jogja, Desa Sukunan Jogja, dimana destinasti tersebut berhubungan dengan materi perkuliahan yang berhubungan dengan pendidikan, dunia hewan dan konservasi hewan, dan lingkungan (pengelolaan limbah). Misalnya pada desa Sukunan mahasiswa dapat mempelajari proses pemberdayaan masyarakat dan proses pembinaan terhadap warga kampung Sukunan, yang mengarah pada tiga bidang pembinaan, yakni pembinaan sosial budaya, pembinaan elaonomi dan pembinaan Iingkungan (Noorkamillah, 2005). Pemilihan bidang peminatan kegiatan SLT berdasarkan kebutuhan mahasiswa pendidikan biologi secara umum yakni konsentrasi di bidang pendidikan, bidang tumbuhan dan hewan, lingkungan. Ketiga bidang tersebut merupakan bidang umum yang harus dikuasai oleh mahasiswa calon guru 2

7 sebagai penunjang pengetahuan diluar pengetahuan perkuliahan. Dengan demikian akan mampu mewujudkan calon guru yang professional. 1.2 Rumusan Permasalahan Kegiatan 1. Bagaimana sistem manajemen Jogja Green School sehingga dapat mengimplementasikan sekolah berbasis alam? 2. Berapa banyak koleksi satwa yang terdapat dalam Museum Biologi UGM? 3. Berapa banyak koleksi satwa primata monyet yang terdapat dalam Wildlife Rescue Center Jogja? 4. Bagaimana konsep desa sukunan dalam mengelola sampah sehingga menjadi kampung wisata berbasis lingkungan? 1.3. Tujuan Kegiatan Kegiatan SLT ini memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Menambah pengetahuan sistem manajemen Jogja Green School sehingga dapat mengimplementasikan sekolah berbasis alam 2. Mengetahui koleksi flora dan fauna yang terdapat dalam Wildlife Rescue Center Jogja 3. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengelola sampah sehingga menjadi kebermanfaatan baru 1.4 Manfaat Kegiatan 1. Mampu memberikan bekal atau kemampuan dasar berupa knowledge, skill, dan attitude kepada mahasiswa biologi dalam menghadapi persaingan global. 2. Memberikan pengalaman dan pengetahuan melalui obyek, situasi, dan kondisi lingkungan yang nyata, yang mana tidak ditemukan dalam pembelajaran di dalam kelas. 3. Memberikan relaksasi dan sedikit hiburan kepada mahasiswa biologi semester akhir ditengah menghadapi kegiatan perkuliahan yang sangat padat. 3

8 BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI/TEMPAT KUNJUNGAN SLT 2.1 Jogja Green School a. Sejarah Jogja Green School didirikan atas inisiatif kerjasama antara Bapak Suhardiono dengan Ibu Eny Krisnawati pada tahun Tujuan atas pendirian sekolah ini yaitu pentingnya membangun nilai-nilai universal dalam masa pendidikan dasar seorang anak, sehingga ke depannya muncul para generasi bangsa yang berpribadi baik hati, sayang sesama, semangat berkarya, mandiri dan cinta lingkungan. Atas harapanharapan itu, pendidikan dasar mulai diinisiasi pada Juli b. Struktur Organisasi Pendiri : Suhardiono Eny Krisnawati c. Profil instansi, Visi dan Misi Jogja Green School merupakan sekolah berbasis alam dan lingkungan serta pendidikan budi pekerti. Sekolah ini menerapkan model pendidikan berbasiskan sistem belajar dengan alam sebagai laboratorium utamanya yang bernuansa menyenangkan bagi siswa dan guru. Laboratorium kehidupan dimana hubungan keterkaitan manusia dengan alam dijalin dan dirangkai dalam kenyataan kehidupan (keseharian). Hal ini menjadikannya sebagai tempat yang dapat memperkaya kesadaran dan rasa cinta pada alam bagi semua insane yang terlibat di dalamnya. Visi : Mendidik Pribadi Berkarakter Cinta Keluarga, Sesama dan Lingkungan Misi : Memfasilitasi model pembelajaran inklusif, yang memberi ruang bagi pendidik, anak didik dan keluarganya dari berbagai latar belakang (agama, suku, status ekonomi, kewarganegaraan, kapasitas diri). 4

9 Memfasilitasi model pembelajaran yang menekankan pengembangan nilai-nilai universal pada pendidik, anak didik dan keluarganya, sebagai pondasi pembentukan budi pekerti luhur. Memfasilitasi model pembelajaran emansipatoris, yang memberi ruang bagi pendidik, anak didik dan keluarganya untuk aktif terlibat, berpendapat, berkontribusi positif serta kreatif berkarya. Memfasilitasi model pembelajaran yang proaktif dalam pelestarian lingkungan hidup dan produk lokal Indonesia d. Fasilitas Yang Dimiliki Rumah pintar (jenjang sekolah dasar) Daycare - playgroup kindergarten Kelas Minat-Potensi Sumber: e. Informasi tambahan Jogja green school memiliki beberapa kegiatan, yaitu: Kegiatan Bersama Rumah Pintar Jogja Green School, yang meliputi: 1) Masa Orientasi Siswa (MOS) Kegiatan ini diperuntukkan bagi seluruh siswa, terutama siswa yang baru. Kegiatan yang diselenggarakan di awal tahun ajaran ini supaya siswa-siswi yang baru masuk (Level 1) mengenal lingkungan sekolah dan sekitar sekolah. Selain itu memperkenalkan budaya sekolah dan membangun iklim kekeluargaan. 2) Mendongeng Kegiatan ini dilakukan untuk seluruh siswa. Tiap dua minggu sekali, bergabung dengan adik-adik KB-TK. Lewat baca cerita atau 5

10 mendongeng, ada berbagai pesan positif yang bisa ditanamkan dalam hidup keseharian anak didik. 3) Outdoor Class Kegiatan ini diperuntukkan untuk memperkaya pembelajaran tematik. Suatu kelas atau gabungan beberapa kelas beraktivitas di luar lingkungan sekolah. Foto di atas adalah anak-anak L1 dan L2 bermain belajar di Museum Anak Kolong Tangga - Taman Budaya Yogyakarta 4) Kelas Minat-Potensi Kelas ini diselenggarakan seminggu sekali, tiap Kamis. Masingmasing siswa diperkenankan untuk bergabung di kelas yang diminatinya atau yang sesuai potensi dirinya. Kelas ini terdiri dari kelas Bercerita, Musik, Memasak, Seni Rupa dan Berkebun. Pilihan kelas yang diminati boleh berubah, sampai menemukan manakah yang paling cocok dan tepat. Beberapa anak telah setia dengan pilihan kelasnya. 5) Kemah Cinta Alam Kegiatan ini diselenggarakan untuk melatih kemandirian peserta didik. Siswa membaur dari berbagai kelas melakukan perkemahan selama 2 hari 1 malam. Siswa tidak didampingi oleh orangtuanya. Sehingga belajar untuk memfasilitasi dirinya sendiri dan bekerjasama dengan teman-teman. Siswa juga belajar untuk dekat serta menghormati alam sekitar. 6) Tali Kasih untuk Sesama Kegiatan ini diselenggarakan tiap satu tahun sekali, ungkapan kasih kami kepada sesama yang membutuhkan. Pada proses ini, pendidik dan peserta didik belajar bersyukur dan berbagi. Berbagi dengan penuh ikhlas pada sesama hal yang perlu dipupuk sejak dini. 7) Kelas Profesi Kegiatan ini membuka peluang kontribusi pada orangtua/wali murid untuk berbagi cerita tentang karya dan profesi mereka. Siswa diajak untuk mengenal berbagai profesi dan menghargai apa yang dilakukan oleh orangtua mereka. Selain itu, mereka belajar menghargai bahwa karya jugalah sebuah perjalanan penuh kesungguhan, 6

11 membutuhkan semangat dan berjuang menciptakan karya-karya. Sesederhana apapun yang dilakukan, nilai di dalamnya lah yang perlu ditanamkan pada anak didik. Sehingga, kelak mereka bekerja dan berkarya dengan sungguh-sungguh dan dari kecintaan di dalam hati. Dalam implementasi kebijakan pendidikan lingkungan hidup, baik melalui pendidikan formal, non formal maupun informal diharapkan agar semua pihak dapat melakukan antara lain: a. Mengembangkan kelembagaan pendidikan lingkungan hidup b. Peningkatan kualitas sumber daya manusia c. Pengembangan sarana dan prasarana d. Peninggatan dan efesiensi penggunaan anggaran e. Pengembangan materi lingkungna hidup f. Peningkatan komunikasi dan Informasi g. Pemberdayaan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan dan pengembangan h. Pengembangan metode pendidikan lingkungan hidup Kedelapan aspek tersebut perlu ditumbuh kembangkan sehingga dapat menjadi alat penggerak yang efisien dan efektif bagi kemajuan pendidikan lingkungan hidup. Pendidikan lingkungan hidup adalah upaya mengubah perilaku dan sikap yang dilakukan oleh berbagai pihak atau elemen masyarakat yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran masyarakat tentang nilai nilai lingkungan dan isu permasalahan lingkungan yang ada pada akhirnya dapat menggerakkan keselamatan lingkungan untuk kepentingan generasi sekarang dan yang akan datang. 2.2 Museum Biologi UGM a. Sejarah Museum Biologi Fakultas Biologi UGM dirintis sejak terbentuknya Museum Zoologicum pada tahun 1964, yang menempati salah satu rauang di Sekip, Sleman, DIY di dalam kampus UGM, yang dipimpin oleh 7

12 Prof.drg. R.G. Indrojono dan koleksi herbarium yang menempati sebagian gedung di Jalan Sultan Agung 22 Yogykarta yang dipimpin oleh Prof.Ir. Moeso Suryowinoto. Pengelolaan keduanya ditangani oleh Fakultas Biologi UGM, yang pada waktu itu bertempat di Dalem Mangkubumen, Ngasem, Yogyakarta yang lebih dikenal dengan nama Fakultas-fakultas Kompleks Ngasem. Koleksi hewan dan tumbuhan pada waktu itu berasal dari Seksi Zoologi dan Anatomi Fakultas Kedokteran UGM dan Seksi Botani Fakultas Pertanian UGM. a. Struktur Organisasi Penanggung jawab : Dr. Budi Setiadi Daryono, M.Agr.Sc. Pengarah : Dr. Niken Satuti Nur Handayani, M.Sc. Kepala Museum Bilogi : Donan Satria Yudha, M.Sc. Pengelola : Drs.Sutikno, S.U. Teknisi : Ida Suryani, S.S. Kepala Kantor Administrasi : Tunik Hariyanti, SIP. b. Profil Instansi, Visi dan Misi Museum Biologi UGM adalah museum khusus atau museum pendidikan yang memiliki benda-benda hayati dan benda-benda lainnya yang berhubungan dengan lingkungan hidup. c. SDM Pengelola Museum Biologi UGM dikelola oleh Fakultas Biologi UGM. Kepala Museum Biologi UGM adalah Tenaga Pendidik (Dosen) Fakultas Biologi UGM yang ditunjuk oleh Dekan Faktas Biologi UGM melalui Surat Keputusan Dekan. Staf Museum terdiri dari: Tenaga Kependidikan (Pegawai) Fakultas Biologi, Tenaga Kontrak Fakultas Biologi dan Tenaga Edukator dari Dinas Kebudayaan Propinsi DIY. d. Fasilitas Yang Dimiliki Koleksi binatang tak bertulang belakang (invertebrate) dan binatang bertulang belakang (vertebrata) 8

13 Koleksi tumbuh-tumbuhan yang diawetkan dalam bentuk Herbarium kering dan basah, yaitu : Herbarium kering lebih kurang species dari 180 familia, dan Herbarium basah lebih kurang 350 buah Koleksi fosil, terdiri dari beberapa fosil hewan dan tumbuh-tumbuhan, Sumber: 2jogja.com Aquaria, diantaranya beberapa jenis ikan dan tumbuh-tumbuhan air yang masih hidup, dikoleksi dalam beberapa aquarium. Beragam koleksi kerangka fauna juga akan memperkaya khasanah pengetahuan pengunjung. Kerangka gajah Nyi Bodro yang berasal dari Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Badak Jawa, Dugong, Kuda dan Walabi merupakan sebagian koleksi kerangka unggulan Museum Biologi UGM. Koleksi flora ditampilkan dalam bentuk awetan kering dan basah. Koleksi biji dan tanaman obat yang mewakili tradisi dan budaya juga dimiliki oleh Museum Biologi UGM. Penelitian ini dilaksanakan di Museum Biologi UGM. Museum ini terletak di Jl. Sultan Agung 22 Yogyakarta. Museum ini diresmikan pada tanggal 20 September 1969 pada peringatan Dies Natalis Fakultas Biologi UGM, merupakan gabungan dari Museum Zoologicum dan Herbarium. Museum ini memiliki koleksi spesimen hewan dan tumbuhan dalam bentuk awetan kering, awetan basah serta fossil yang berasal dari Indonesia dan beberapa dari luar negri. Koleksi di museum ini digunakan sebagai sarana studi dosen, mahasiswa, pelajar dan umum. (Fakultas Biologi UGM, 2012). 9

14 2.3 Wildlife Rescue Center Jogja a. Profil Instansi, Visi dan Misi Taman Satwa Wildlife Rescue Centre (WRC Jogja) merupakan nama sebuah site di bawah manajemen Yayasan Konservasi Alam Yogyakarta - sebuah lembaga non-profit & non-pemerintah yang bergerak di bidang konservasi satwa liar. Kegiatan utama di WRC Jogja adalah penyelamatan satwa, rehabilitasi satwa, pemberdayaan masyarakat dan sosialisasi mengenai satwa liar. Wildlife Rescue Center (WRC) atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama Pusat Penyelamatan Satwa Jogjakarta (PPSJ) merupakan wadah penyelamatan satwa yang seharusnya berada di alam liar. Mereka menyelamatkan satwa ini dari rumah warga, atau sirkus dan sejenisnya. WRC terletak di Jl. Kawijo, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk lebih jelasnya jika kalian dari jogja berjalan kearah barat menuju Jl.Godean lurus ke Pasar Godean melewati jembatan sungai Progo ke Pasar Kenteng lalu Nanggulan kemudian ikutilah papan petunjuk arah ke Wildlife Rescue Center (WRC). e. Bentuk layanan Jasa yang Dimiliki Wildlife Rescue Center Jogja memiliki produk jasa yang ditawarkan bagi masyarakat luas, yaitu: beberapa program fundraising seperti Program Donasi Satwa, Program Adopsi Satwa, Program Volunteer, Outbound, dan Program Pendidikan Konservasi. Selain itu pihak WRC juga mengembangkan divisi bisnis yang dinamakan Orangutan Outdoor Camp (OOC) seperti paket-paket pendidikan konservasi, penyewaan meeting room hingga pelaksanaan outbond. Wildlife Rescue Center Jogja adalah sebuah lembaga atau yayasan nonprofit yang bergerak dibidang konservasi satwa liar yang terancam punah dan dilindungi. Berlandaskan pengertian konservasi maka tujuan dilakukanya konservasipun telah diundangkan sebagaimana pasal 5 UU nomor 5 tahun 1990 dinyatakannya tiga tujuankonservasi, yaitu: 1) 10

15 perlindungan sistem peyangga kehidupan; 2) pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; 3) pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. Berlandaskan pengertian konservasi, maka tujuan dilakukanya konservasipun telah diundangkan sebagaimana pasal 5 UU nomor 5 tahun 1990 dinyatakannya tiga tujuankonservasi, yaitu: 1) perlindungan sistem peyangga kehidupan; 2) pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya; 3) pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya (Hudha, 2016). f. Fasilitas Yang Dimiliki Orangudome, Orangudome merupakan kubah (dome) untuk orang utan yang dibuat menyerupai hutan asli layaknya tempat tinggal mereka di alam liar. Dua orangudome berukuran kecil (14x14x8 meter) dapat menampung 8-12 orang utan. Kubah ini berfungsi sebagai kubah introduksi yang digunakan untuk mengobservasi orang utan hasil sitaan atau penyerahan sukarela dari masyarakat. Selain kubah kecil, terdapat pula kubah super besar yang berdiameter hingga 125 meter dengan ketinggian mencapai 25 meter. Sumber: eksotisjogja.com Penginapan/hotel Meeting room Outbond center Sarana camping ground yang memadai Arena pendidikan lingkungan untuk anak-anak maupun dewasa. 11

16 2.4 Desa Sukunan a. Sejarah Desa sukunan terletak di kelurahan Banyuraden kecamatan Gamping, kabupaten Sleman atau sekitar 5 km dari arah barat Tugu Yogyakarta. Desa sukunan menjadi kampung wisata lingkungan pada tanggal 19 Januari Desa sukunan menawarkan beragam kegiatan yang berbasis lingkungan, kegiatan yang disebut ecotourism ini sudah dilakukan sejak tahun Yakni perintisan desa ini untuk menjadi desa berbasis lingkungan. Dikenal dengan desa berbasis lingkungan karena desa ini telah berhasil mengolah sampah mandiri secara baik. Mulai dari tingkat rumah tangga, hingga kelompok yang menghasilkan produk dari sampah tersebut. b. Struktur Organisasi Pendiri dan pengelola : Iswanto c. Profil Instansi, Visi dan Misi Desa Sukunan adalah desa wisata berbasis lingkungan atau disebut ecotourism, yang memulai hal ini sejak tahun Sukunan yang berada sekitar lima kilometer dari Tugu Yogyakarta ke arah barat itu, resmi menjadi Kampung Wisata Lingkungan sejak 19 Januari Sebagai Kampung Wisata Lingkungan, Sukunan menawarkan beragam kegiatan berbasis lingkungan kepada para wisatawan. Wisatawan yang mampir ke Sukunan dapat belajar tentang cara mengolah sampah untuk dijadikan barang kerajinan maupun produk lain yang bermanfaat. Selain itu, wisatawan juga bisa menikmati pemandangan khas perdesaan yang masih asri. Desa Sukunan menjadi sebuah kampung wisata berbasis lingkungan karena masyarakat Sukunan telah menjalankan proses pengolahan sampah secara mandiri baik di tingkat rumah tangga hingga di tingkat kelompok. Kegiatan ini pun menghasilkan berbagai produk olahan sampah yang memiliki nilai lebih seperti aneka produk kerajinan dari sampah plastik, kerajinan dari kain perca serta pupuk kompos dari sampah organik. d. SDM Pengelola Proses pemberdayaan masyarakat desa sukunan berlangsung melalui berbagai tahapan dalam sebuah proses pemberdayaan masyarakat, yakni 12

17 tahap assessment, tahap perencanaan, tahap implementasi, tahap evaluasi dan tahap pengembangan. Pada pelaksanaannya, proses pemberdayaan masyarakat ini lebih merupakan proses pembinaan terhadap warga kampung Sukunan, yang mengarah pada tiga bidang pembinaan, yakni pembinaan sosial budaya, pembinaan elaonomi dan pembinaan Iingkungan. Pembinaan itu sendiri berlangsung dalam suatu mekanisme pembinaan yang merupakan sinergi dari tiga lakon utama, yakni penggagas program, pengelola sampah dan tokoh masyarakat yang dalam hal ini berperan menjadi kader pengelola sampah. Sedangkan hal yang menjadi kunci sukses keberhasilan upaya pemberdayaan masyarkat ini adalah, adanya partisipasi aktif warga masyarakat dalam setiap tahapan pemberdayaan yang dilakukan (Noorkamillah, 2005). Berbagai hambatan yang ditemui dalam upaya.pemberdayaan masyarakat tersebut, bersumber dari tiga hal, yakni dari sistem pengelolaan sampah, baik instrumen maupun tekhnis, kemudian hambatan dari sumber daya manusia, baik secara kualitas maupun kuantitas dan hambatan dari warga masyarakat sendiri yang belum mau melakukan perubahan (defensive). Umumnya kendala-kendala tersebut mampu diatasi dengan baik oleh tim pengelola sampah, meskipun masih ada yang belum dapat diselesaikan seperti hambatan akan kualitas SDM (Noorkamillah, 2005).. e. Fasilitas Yang Dimiliki Fasilitas yang di sediakan oleh desa wisata sukunan adalah homestay yang berupa rumah-rumah penduduk yang dapat disewa sekaligus sebagai tempat berinteraksi langsung dengan warga sekitar. Sumber: gpswisataindonesia 13

18 2.5 Candi Borobudur a. Sejarah Candi Borobudhur merupakan candi Buddha terbesar pada abad ke-9 M. Menurut Prasasti Kayumwungan, candi ini terungkap dalam pembangunannya, selesai dibuat pada 26 Mei 824, atau hampir 100 tahun semenjak mulai awal dibangun. Konon arti dari Borobudhur itu sendiri maksudnya gunung yang berteras-teras atau bisa juga disebut dengan budhara. Pendapat lain tentang candi Borobudhur yaitu bahwa candi borobudhur berarti biara yang terletak di tempat yang tinggi. Berdasarkan Prasasti tanggal 842 AD, seorang sejarawan Casparis menyatakan bahwa Borobudhur merupakan salah satu tempat untuk berdoa. Di mana dalam prasasti tersebut mengandung kata Kawula i Bhumi Sambhara yang artinya asal kesucian dan Bhumi Sambara merupakan nama sebuah sudut di Candi Borobudhur tersebut. Setiap lantai pada Candi Borobudhur ini terdapat tema-tema yang berbeda karena pada setiap tingkat tersebut melambangkan tahapan kehidupan manusia. Hal ini sesuai dengan ajaran Buddha Mahayana bahwa setiap orang yang ingin mencapai tingkat kesempurnaan sebagai Buddha harus melalui setiap tahapan kehidupan. Pada setiap lantai di Candi Borobudhur terdapat relief-relief yang bila dibaca dengan runtut akan membawa kita memutari candi searah jarum jam. b. Profil Instansi, Visi dan Misi Candi Borobudur terletak di Magelang, Jawa Tengah, sekitar 40 km dari Yogyakarta. Candi Borobudur memiliki 10 tingkat yang terdiri dari 6 tingkat berbentuk bujur sangkar, 3 tingkat berbentuk bundar melingkar dan sebuah stupa utama sebagai puncaknya. Di setiap tingkat terdapat beberapa stupa. Seluruhnya terdapat 72 stupa selain stupa utama. Di setiap stupa terdapat patung Buddha. Sepuluh tingkat menggambarkan filsafat Buddha yaitu sepuluh tingkatan Bodhisattva yang harus dilalui untuk mencapai kesempurnaan menjadi Buddha di nirwana. Kesempurnaan ini dilambangkan oleh stupa utama di tingkat paling atas. Struktur Borobudur bila dilihat dari atas 14

19 membentuk struktur mandala yang menggambarkan kosmologi Buddha dan cara berpikir manusia. c. Fasilitas Yang Dimiliki Museum Karmawibangga / Borobudur Museum ini menampilkan beragam informasi mengenai Candi Borobudur dari sudut pandang sejarah, arkeologi, arsitektur, lingkungan, dll. Beragam artifak yang ditemukan di sekitar Candi Borobudur juga didisplay secara aktif di museum ini. Museum Kapal Samudraraksa Museum Kapal Samudraraksa merupakan satu dari dua museum yang ada di kawasan Candi Borobudur. Museum ini menjadi persinggahan terakhir Kapal Samudraraksa atau Kapal Borobudur yang telah mengarungi Samudera Hindia hingga ke wilayah Afrika. Museum yang diresmikan pada tanggal 31 Agustus 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhyono ini terdiri dari tiga bangunan. Kereta Mini Dengan menaiki kereta mini pengunjung bisa melihat candi dari seluruh arah dan juga melihat taman serta museum yang tersedia di taman wisata candi Visitor Center & Audio Visual Tempat pengunjung memperoleh beragam informasi awal mengenai candi. Juga informasi mengenai beragam fasilitas yang ada di dalam Taman Wisata Candi Borobudur. Disini juga terdapat audio visual yang memutar film dokumenter mengenai candi Borobudur Sepeda Dengan Menaiki sepeda, pengunjung semakin mudah eksplorasi kawasan Taman Wisata Candi dengan lebih leluasa, sambil menghirup segarnya udara di taman. Homestay Mandala Borobudur 15

20 DAFTAR PUSTAKA Anonimous. (2014). Wisata Desa Sukunan. Diakses pada 31 Oktober Anonimous. (2015). Jogja Green School. Diakses pada 31 Oktober Anonimous. (2016). Musium Biologi UGM. Diakses pada 31 Oktober jpg Anonimous. (2017). Wildlife Rescue Center Jogja. Diakses pada 31 Oktober Kulon-Progo-Wildlife-Rescue-Center-Jogja.jpg Fakultas Biologi UGM. (2012). Museum Biologi Universitas Gadjah Mada. Diakses pada 31 Oktober Hidayat, Ima Kusumawati dkk. (2014). Mengenal Relief, Mudra dan Stupa Candi Borobudur untuk Anak-Anak Usia 9-12 Tahun melalui Edugame. ITB J, 1(6): Hudha, A. M & Husamah. (2016). Etika Wisatawan Domestik terhadap Upaya Konservasi Pantai (Studi Kasus di Pantai Balekambang Kabupaten Malang) Ethics of Domestic Tourist to Beach Conservation (Case Study of Balekambang Beach, Malang District). Makalah Semnas Dan Konas BKPSL. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Hudha, A., Amin, M., Bambang, S & Akbar, S. (2016). STUDY OF INSTRUCTIONAL MODELS AND SYNTAX AS AN EFFORT FOR DEVELOPING OIDDE INSTRUCTIONAL MODEL. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia, 2(2): Noorkamillah. (2005). Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah padat berbasis masyarakat: studi di kampung Sukunan, Kab. Sleman, D.I. Yogyakarta. Yogyakarta: Perpustakaan Universitas Indonesia. Pantiwati, Yuni., Husamah., Hudha, Atok Miftachul. (2016). Pembelajaran OIDDE melalui Studi Lapang Terintegrasi Luar Negeri (Slt-Ln) untuk Mengembangkan Kemampuan Pengambilan Keputusan Etis Calon Guru Biologi. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia. Malang: Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Malang. 16

21 Lampiran 1. Jogja Green School 1. Museum Biologi UGM 17

22 2. Wildlife Rescue Center Jogja 18

23 4. Desa Sukunan 19

PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT) JUDUL:

PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT) JUDUL: PROPOSAL STUDI LAPANG TERINTEGRASI (SLT) JUDUL: PENGENALAN DAN PEMANFAATAN TEMPAT WISATA DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN GUNA MENINGKATKAN WAWASAN KEILMUAN MAHASISWA SEBAGAI CALON GURU BIOLOGI PADA GENERASI

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMK CUT NYA DIEN SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Esti imaniatun NIM : 7101409296 Prodi : Pend. Ekonomi Akuntansi FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 6 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Yermia Yuda Prayitno NIM : 4201409025 Program studi : Pendidikan Fisika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

Lebih terperinci

BAB II. Deskripsi SMA N 1 Temon Kulon Progo. dan Kampanye Program Kawasan Tanpa Rokok

BAB II. Deskripsi SMA N 1 Temon Kulon Progo. dan Kampanye Program Kawasan Tanpa Rokok BAB II Deskripsi SMA N 1 Temon Kulon Progo dan Kampanye Program Kawasan Tanpa Rokok A. Sejarah Berdirinya SMA 1 Temon Kulon Progo SMA 1 Temon berdiri sejak tahun 1991 terletak lebih kurang 10 km arah ke

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN Disusun oleh : Nama : Annisa Candra Sekar NIM : 5401409029 Prodi : PKK S1 (Tata Busana) FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012 i

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepariwisataan meliputi berbagai kegiatan yang berhubungan dengan wisata, pengusahaan, objek dan daya tarik wisata serta usaha lainnya yang terkait. Pembangunan kepariwisataan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SDN SEKARAN 01 Jl. TAMAN SISWA KEC.GUNUNG PATI KOTA SEMARANG Disusun oleh Nama : Rosadi NIM : 6102409017 Prodi : PGPJSD, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian , 2014 Pengembangan Ekowisata Di Bumi Perkemahan Kiara Payung Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian , 2014 Pengembangan Ekowisata Di Bumi Perkemahan Kiara Payung Kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian merupakan sebuah kota kecil yang terdapat di antara dua kota besar, yaitu Bandung dan Cirebon. Kota ini sering dikenal sebagai tempat persinggahan bagi mereka

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG. Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : Prodi : Pendidikan matematika LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 MAGELANG Disusun Oleh: Nama : Khozinatul Umuroh NIM : 4101409138 Prodi : Pendidikan matematika JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 6 SEMARANG Disusun Oleh: Nama : M. Alghozaly. H NIM : 1102409023 Prodi : Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT PANDUAN PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT GUGUS PENELITIAN DAN PENGABDIAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNNES 2015 KATA PENGANTAR Panduan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat oleh gugus Penelitian

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A. PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PROFESIONALITAS GURU DAN MOTIVASI UNTUK MENJADI GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN YANG PROFESIONAL TERHADAP KEDISIPLINAN BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN FKIP

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan sektor penunjang pertumbuhan ekonomi sebagai sumber penerimaan devisa, membuka lapangan kerja sekaligus kesempatan berusaha. Hal ini didukung dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG. I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek BAB I PENDAHULUAN I.1.LATAR BELAKANG I.1.1.Latar Belakang Pengadaan Proyek Kabupaten Sleman merupakan bagian dari wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ) dengan luas wilayah 547,82 km² atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Dusun ini terletak 20 km di sebelah utara pusat Propinsi Kota Yogyakarta

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA LaporanIni Disusun Sebagai Pertanggungjawaban Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kawasan yang dilindungi (protected area) sebagai tujuan wisata melahirkan

BAB I PENDAHULUAN. kawasan yang dilindungi (protected area) sebagai tujuan wisata melahirkan BAB I PENDAHULUAN Sejarah perkembangan ekowisata yang tidak lepas dari pemanfaatan kawasan yang dilindungi (protected area) sebagai tujuan wisata melahirkan definisi ekowisata sebagai perjalanan ke wilayah-wilayah

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 34 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 34 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 34 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Tri Setyo Budi Raharjo NIM : 2601409109 Prodi : Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara agraris, memiliki banyak keunggulan-keunggulan yang dapat menjadi suatu aset dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi. Selain sektor pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari /

BAB I PENDAHULUAN. Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta AM. Titis Rum Kuntari / BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK Proyek yang diusulkan dalam penulisan Tugas Akhir ini berjudul Museum Permainan Tradisional di Yogyakarta. Era globalisasi yang begitu cepat berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang berupa keanekaragaman flora, fauna dan gejala alam dengan keindahan pemandangan alamnya merupakan anugrah Tuhan Yang Maha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri Pariwisata merupakan salah satu sektor jasa yang menjadi unggulan di tiap-tiap wilayah di dunia. Industri Pariwisata, dewasa ini merupakan salah satu

Lebih terperinci

Kata Kunci : Zoologi Vertebrata, multimedia, kompetensi

Kata Kunci : Zoologi Vertebrata, multimedia, kompetensi STRATEGI PERKULIAHAN DAN PRAKTIKUM ZOOLOGI VERTEBRATA DENGAN MENGGUNAKAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI DASAR CALON GURU IPA BIOLOGI DI STKIP KIE RAHA TERNATE Taslim D. Nur Staf Dosen Prodi Pendidikan

Lebih terperinci

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH

KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH KAJIAN SUMBERDAYA DANAU RAWA PENING UNTUK PENGEMBANGAN WISATA BUKIT CINTA, KABUPATEN SEMARANG, JAWA TENGAH INTAN KUSUMA JAYANTI SKRIPSI DEPARTEMEN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman

Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman A. PROFIL SEKOLAH Sekolah Taman Kanak-Kanak Dasar Model (TK dan SD Model) Kabupaten Sleman merupakan salah satu Sekolah unggulan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN BAB II DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN A. PROFIL KABUPATEN KULON PROGO Berdasarkan website resmi Pemerintah Kabupaten Kulon Progo (www.kulonprogo.go.id), profil daerah Kabupaten Kulon Progo yaitu: 1. Kondisi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN 2.1 Latar Belakang Lembaga Pendidikan Al-Hikmah Kelompok bermain adalah salah satu bentuk pendidikan pra sekolah yang menyediakan program dini bagi anak usia tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ±

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± 18.110 pulau yang dimilikinya dengan garis pantai sepanjang 108.000 km. Negara Indonesia memiliki potensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai level/jenjang pendidikan. Mulai dari pendidikan dasar, menengah, sampai pendidikan tinggi.

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN

LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN LAPORAN INDIVIDU PRAKTEK PENGALAMAN LAPANGAN LOKASI LEMBAGA PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN Laporan ini disusun sebagai Pertanggungjawaban Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan Tahun 2016 Disusun oleh : Olivia

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG. Disusun Oleh : : Imam Bukhori NIM : Program Studi : Teknologi Pendidikan LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 5 SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Imam Bukhori NIM : 1102409024 Program Studi : Teknologi Pendidikan FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 11 MAGELANG KOTA MAGELANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 11 MAGELANG KOTA MAGELANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 11 MAGELANG KOTA MAGELANG Disusun oleh Nama : Titah Karminasari NIM : 3101409101 Prodi : Pendidikan Sejarah FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR : 67 TAHUN : 2017 PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR 65 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER PADA SATUAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sekolah Dasar (SD) merupakan jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Lembaga pendidikan ini diharapkan mampu untuk mewujudkan suatu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT '

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta terletak antara 70 33' LS ' LS dan ' BT ' BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terletak di bagian selatan tengah Pulau Jawa yang dibatasi oleh Samudera Hindia di bagian selatan dan Propinsi Jawa Tengah

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEBUN RAYA BOGOR SEBAGAI OBJEK WISATA SKRIPSI MUHAMMAD SALIM R H34076107 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010 RINGKASAN

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 MAGELANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 MAGELANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 5 MAGELANG Disusun oleh : Nama : Danu Sumowongso NIM : 2501409134 Program Studi : Pend. Seni Musik FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.174, 2014 PENDIDIKAN. Pelatihan. Penyuluhan. Perikanan. Penyelenggaraan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5564) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal dengan kota pendidikan. Banyaknya pelajar atau mahasiswa yang datang ke DIY

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 BATANG. Disusun Oleh : Nama : Akbar Wimboko NIM : Prodi : Pendidikan Bahasa Jawa

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 BATANG. Disusun Oleh : Nama : Akbar Wimboko NIM : Prodi : Pendidikan Bahasa Jawa LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 4 BATANG Disusun Oleh : Nama : Akbar Wimboko NIM : 2601409061 Prodi : Pendidikan Bahasa Jawa FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi

Lebih terperinci

VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah

VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN. Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah VISI TK ISLAM PLUS ASSALAMAH UNGARAN Membangun Generasi yang Cerdas,Terampil,Tangguh,Cinta Tanah Air dan Berakhlaqul Karimah Direktorat Pembinaan Pendidikan Keluarga Direktorat Jenderal Pendidikan Anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia tidak hanya dikaruniai tanah air yang memiliki keindahan alam yang melimpah, tetapi juga keindahan alam yang mempunyai daya tarik sangat mengagumkan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan

BAB I PENDAHULUAN. Kota Gudeg, Kota Pelajar, Kota Budaya dan Kota Sejarah. Dari julukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi di berbagai negara. Banyak negara menjadikan pariwisata sebagai sektor ungglan dalam memperoleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 Hewan primata penghuni hutan tropis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Primata adalah salah satu bagian dari golongan mamalia (hewan menyusui) dalam kingdom animalia (dunia hewan). Primata muncul dari nenek moyang yang hidup di pohon-pohon

Lebih terperinci

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN

PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN PERANCANGAN LANSKAP WATERFRONT SITU BABAKAN, DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI SETU BABAKAN, JAKARTA SELATAN Oleh : Mutiara Ayuputri A34201043 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki 40 spesies primata dari 195 spesies jumlah primata yang ada di dunia. Owa Jawa merupakan salah satu dari 21 jenis primata endemik yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan. pekerjaan baru juga untuk mengurangi pengangguran. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG 1.1.2. Kelayakan Proyek Perkembangan kepariwisataan di Indonesia saat ini semakin penting, tidak saja dalam rangka meningkatkan penerimaan devisa Negara, diharapkan

Lebih terperinci

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R

PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R KEMENTERIAN KEHUTANAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN B O G O R K E P U T U S A N KEPALA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN Nomor : SK. 128/Dik-1/2010 T e n t a n g

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015 SMPN 2 WATES Alamat : Jl. KH Wahid Hasyim, Bendungan, Wates, Kulon progo BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi Analisis dilakukan sebagai upaya untuk memperoleh informasi tentang situasi di SMP Negeri 2 Wates. Hal ini penting dilakukan karena dapat digunakan sebagai acuan untuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan

I. PENDAHULUAN. Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya laju kerusakan hutan tropis yang memicu persoalan-persoalan lingkungan telah mendorong kesadaran publik terhadap isu-isu mengenai pentingnya transformasi paradigma

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah otonomi yang ditetapkan oleh Undang undang Nomor. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3825).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan daerah otonomi yang ditetapkan oleh Undang undang Nomor. Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3825). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma desentralisasi dengan adanya otonomi daerah, melahirkan daerah daerah otonomi baru, termasuk Kota Metro di Propinsi Lampung, yang semula induknya

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) BANTUL KABUPATEN BANTUL

LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) BANTUL KABUPATEN BANTUL LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI UPTD SANGGAR KEGIATAN BELAJAR (SKB) BANTUL KABUPATEN BANTUL Jl. Imogiri Barat Km.7, Bangunharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta Telp: (0274) 4396012

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul,

BAB I PENDAHULUAN. Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Desa Karangtengah merupakan salah satu desa agrowisata di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Letaknya berdekatan dengan tempat wisata makam raja-raja Mataram. Menurut cerita

Lebih terperinci

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman.

1. Profil SMP Muhammadiyah 2 Depok. SMP Muhammadiyah 2 Depok terletak di Jalan Swadaya IV, Karangasem, Condong Catur, Depok, Sleman. BAB I PENDAHULUAN Mahasiswa adalah calon guru, maka sudah selayaknya mahasiswa memiliki seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang memadai dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berangkat

Lebih terperinci

cenderung akan mencari suasana baru yang lepas dari hiruk pikuk kegiatan sehari hari dengan suasana alam seperti pedesaan atau suasana alam asri yang

cenderung akan mencari suasana baru yang lepas dari hiruk pikuk kegiatan sehari hari dengan suasana alam seperti pedesaan atau suasana alam asri yang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang kaya akan sumberdaya alam baik hayati maupun non hayati dan dikenal sebagai salah satu negara megabiodiversitas terbesar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI TK HJ. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI TK HJ. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI TK HJ. ISRIATI BAITURRAHMAN 1 SEMARANG Disusun oleh: Nama : Dwi Umi Rachmawati NIM : 1601409031 Prodi : PG PAUD PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG. Disusun oleh: : Anik setyo Utami Nim : Program studi : Pendidikan IPA LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI MTs NEGERI 1 SEMARANG Disusun oleh: Nama : Anik setyo Utami Nim : 4001409004 Program studi : Pendidikan IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK TEUKU UMAR SEMARANG Disusun Oleh : Nama : Eva Agustiana Rahayu NIM : 4101409149 Program Studi : Pendidikan Matematika FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

LAPORAN KEGIATAN PPL DI DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWOREJO

LAPORAN KEGIATAN PPL DI DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWOREJO LAPORAN KEGIATAN PPL DI DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN PURWOREJO Laporan Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir dari Pelaksanaan Kegiatan PPL Di Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Dasar Pemikiran Terbentuknya ANAK PRIMA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. A. Dasar Pemikiran Terbentuknya ANAK PRIMA BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Dasar Pemikiran Terbentuknya ANAK PRIMA Gambar II.1 Keluarga ANAK PRIMA Anak merupakan tumpuan dan harapan Bangsa dan Negara. Sebagai generasi penerus, tentu membutuhkan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang BAB V ANALISIS DATA Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara, dokumentasi, dan observasi yang dipaparkan pada bab IV, maka langkah berikutnya adalah menganalisis data berdasarkan teori. Teknik

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata saat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi berbagai elemen masyarakat. Pariwisata dalam UU NOMOR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN A. Analisis Situasi BAB I PENDAHULUAN Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) memiliki bobot 3 SKS dan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib ditempuh oleh seluruh mahasiswa UNY yang mengambil jurusan kependidikan. Program

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2010 TENTANG PENGUSAHAAN PARIWISATA ALAM DI SUAKA MARGASATWA, TAMAN NASIONAL, TAMAN HUTAN RAYA, DAN TAMAN WISATA ALAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 PROFIL DATA PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KULON PROGO Jln. Ki Josuto, Kulon Progo, 55611 Tlp. (0274) 774535 KATA PENGANTAR Penyusunan Profil Data Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI KONSERVASI ALAM NASIONAL (HKAN) TAHUN 2015 DI SELURUH INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI KONSERVASI ALAM NASIONAL (HKAN) TAHUN 2015 DI SELURUH INDONESIA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DALAM ACARA PERINGATAN HARI KONSERVASI ALAM NASIONAL (HKAN) TAHUN 2015 DI SELURUH INDONESIA Yang

Lebih terperinci

Visi : Menjadi lembaga unggul dalam mengembangkan seluruh potensi anak yang berakhlaq mulia, mandiri dan kreatif. Misi:

Visi : Menjadi lembaga unggul dalam mengembangkan seluruh potensi anak yang berakhlaq mulia, mandiri dan kreatif. Misi: PAUD LAB SCHOOL UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI {Jalan Lintasan no.7, Mojoroto Kediri} -Berkhlaq Mulia- Mandiri- Kreatif- Website : www.paudlabnusantara.id Email : paudlabnusantara@unpkediri.ac.id Visi

Lebih terperinci

PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA

PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA PERAN MUSEUM SEBAGAI SUMBER BELAJAR DAN SARANA PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA OLEH: DR. SUKIMAN, M.PD. DIREKTUR PEMBINAAN PENDIDIKAN KELUARGA DITJEN PAUD DAN DIKMAS KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN YOGYAKARTA,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2017 TENTANG PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Indonesia sebagai bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan Indonesia merupakan inti utama untuk menunjang pengembangan sumber daya manusia yang berperan penting bagi pembangunan suatu bangsa, untuk itu diperlukan

Lebih terperinci

Dr. Ir. H. NAHARDI, MM. Kepala Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah

Dr. Ir. H. NAHARDI, MM. Kepala Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah Dr. Ir. H. NAHARDI, MM. Kepala Dinas Kehutanan Daerah Provinsi Sulawesi Tengah 1 Pengelolaan Taman Hutan Raya (TAHURA) Pengertian TAHURA Taman Hutan Raya adalah Kawasan Pelestarian Alam (KPA) Untuk tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature

BAB I PENDAHULUAN. perubahan iklim (Dudley, 2008). International Union for Conservation of Nature BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kawasan konservasi mempunyai peran yang sangat besar terhadap perlindungan keanekaragaman hayati. Kawasan konservasi juga merupakan pilar dari hampir semua strategi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Muhammad Iwan Priyadana NIM : 5201409021 Prodi. : Pendidikan Teknik Mesin FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

Lebih terperinci

Artikel Alasan memilih Prodi BK, BK UAD, UAD, dan Yogyakarta

Artikel Alasan memilih Prodi BK, BK UAD, UAD, dan Yogyakarta Artikel Alasan memilih Prodi BK, BK UAD, UAD, dan Yogyakarta Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Pengatar Sistem Informatika Dosen Pengampu: Tawar,S.Si, M.Kom Nama: Astri Komaladewi Kelas: A/3 NIM:

Lebih terperinci

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK

PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK PERENCANAAN LANSKAP KAWASAN WISATA BUDAYA BERBASIS INDUSTRI KERAJINAN DI DESA LOYOK, PULAU LOMBOK Oleh : Dina Dwi Wahyuni A 34201030 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA

RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KOTAWARINGIN BARAT Menimbang : a. bahwa, obyek wisata yang

Lebih terperinci

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PPL 2015 LOKASI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA JALAN KENARI 71 YOGYAKARTA

LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PPL 2015 LOKASI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA JALAN KENARI 71 YOGYAKARTA LAPORAN INDIVIDU KEGIATAN PPL 2015 LOKASI SMK NEGERI 5 YOGYAKARTA JALAN KENARI 71 YOGYAKARTA Disusun oleh : GALUH TIKA INDRIA PRATIWI 12406244008 JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan tempat wisata di Lampung merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat Lampung sebagai wisatawan khususnya yang menginginkan tempat wisata dengan berbagai

Lebih terperinci

EKSISTENSI SANGGAR TARI KEMBANG SORE PUSAT - YOGYAKARTA Theresiana Ani Larasati

EKSISTENSI SANGGAR TARI KEMBANG SORE PUSAT - YOGYAKARTA Theresiana Ani Larasati EKSISTENSI SANGGAR TARI KEMBANG SORE PUSAT - YOGYAKARTA Theresiana Ani Larasati Pengaruh era globalisasi sangat terasa di berbagai sendi kehidupan bangsa Indonesia, tidak terkecuali di Daerah Istimewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini membahas mengenai latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan penelitian, serta metodologi penyusunan landasan konseptual laporan seminar tugas akhir dengan judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Gambaran situasi masyarakat dan dunia pendidikan di Indonesia menjadi motivasi pokok penanaman pendidikan karakter negara ini. Pendidikan karakter perlu ditanamkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa 26 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Masa kanak-kanak merupakan masa yang paling penting dalam perkembangan manusia. Pada fase inilah seorang pendidik dapat menanamkan prinsip-prinsip yang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam

BAB I. PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wisata alam oleh Direktorat Jenderal Pariwisata (1998:3) dan Yoeti (2000) dalam Puspitasari (2011:3) disebutkan sebagai kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan

Lebih terperinci

STIE CENDEKIA KARYA UTAMA

STIE CENDEKIA KARYA UTAMA STIE CENDEKIA KARYA UTAMA Gd. Graha Pena Lt. 4 Jl. Perintis Kemerdekaan No. 77 Banyumanik Semarang Telp/Fax (024) 7471461 COMPANY PROFILE A. PENDAHULUAN Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Kaedah

BAB I PENDAHULUAN. hidup Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Kaedah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kaedah dasar yang melandasi pembangunan dan perlindungan lingkungan hidup Indonesia terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keempat. Kaedah dasar ini selanjutnya

Lebih terperinci

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT BUPATI KEPUTUSAN BUPATI NOMOR 16 TAHUN 2002 T E N T A N G PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NOMOR 11 TAHUN 2002 TENTANG RETRIBUSI MASUK OBYEK WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. masyarakat, bangsa, dan negara sesuai dengan pasal 1 UU Nomor 20 Tahun 2003. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK PALEBON SEMARANG Disusun oleh: Nama : MARTINA DWI PERMATASARI NIM : 7101409062 Program Studi : Pendidikan Administrasi Perkantoran FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA

BAB II DATA DAN ANALISA BAB II DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 1. Wawancara dengan Bapak Agus Hidayat, penanggung jawab Museum Serangga TMII 2. Brosur dan Flyer Museum Serangga TMII 3. Angket yang disebarkan ke 50 responden

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas hasil temuan penelitian yang telah diformulasikan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan dibahas hasil temuan penelitian yang telah diformulasikan dalam BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas hasil temuan penelitian yang telah diformulasikan dalam bentuk tema. Pembahasan hasil penelitian ini dimasudkan untuk memperoleh gambaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obyek dan daya tarik wisata adalah suatu bentukan atau aktivitas dan fasilitas yang berhubungan yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk datang ke

Lebih terperinci

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK A. Latar Belakang Pemikiran Indonesia merupakan negara kepulauan dengan keragamannya yang terdapat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN, SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad ini gerak perubahan zaman terasa semakin cepat sekaligus semakin padat. Perubahan demi perubahan terus-menerus terjadi seiring gejolak globalisasi yang kian

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG. Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : Jurusan/Prodi : HKn/PPKn LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMA NEGERI 4 SEMARANG Disusun oleh : Nama : Rizal Akhmad Prasetyo NIM : 3301409100 Jurusan/Prodi : HKn/PPKn FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

Lebih terperinci