KESADARAAN EKOLOGIS DI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR
|
|
- Hartanti Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KESADARAAN EKOLOGIS DI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR Wahyuni Purnami, Wigbertus G. Utama, Fransiska J. Madu Prodi PGSD STKIP Santu Paulus, Jl. Jend. Ahmad Yani, No. 10 Ruteng-Flores wpurnami@gmail.com Abstract: The Ecological Awareness at the Primary School Environment. This study attempts to examine perception, the students behavior, and way of managing rubbish at SDK IV, Ruteng Flores NTT. This research is also sought to find out an effective strategy toward internalizing the ecological awareness to the primary students. The research product is the strategy of managing rubbish at the school environment, which is also recommended to other institutions. The data were obtained through questionnaire, interview, observation, and treatment as well as document review. The data were descriptively analyzed through data reduction, data display, and conclusion drawing. The research revealed that the school employed a self- management of rubbish involving the students, the teachers, and the staffs. The students perception increased from 60.27% to 83 %. The findings indicated that the internalization treatment improve the students perception and ecological awareness toward rubbish management at the school. Keywords : internalitation, the ecological awareness, managing rubbish Abstrak : Kesadaran Ekologis Di Lingkungan Sekolah Dasar. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan yang berisi tentang upaya internalisasi kesadaran ekologis di lingkungan SDK Ruteng IV Ruteng Flores NTT. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi dan bentuk pengelolaan sampah di sekolah, perubahan perilaku siswa dalam pengelolaan sampah di lingkungan sekolah serta menemukan strategi yang efektif dalam upaya internalisasi kesadaran ekologis pada diri siswa SD. Luaran penelitian ini adalah tersusunnya strategi pengelolaan sampah di lingkungan sekolah Dasar serta adanya rekomendasi untuk instansi terkait dalam upaya pengelolaan sampah di sekolah. Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner, wawancara, oberservasi, uji coba perlakuan serta review dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif, menggunakan model Miles dan Huberman dengan pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola pengelolaan sampah di SDK Ruteng IV dilakukan secara mandiri oleh guru, siswa dan pegawai di SDK Ruteng IV, penanganan sampah dilakukan secara mandiri dengan menumpuk sampah di samping sekolah, membakar sampah dan membuang keluar sekolah. Persepsi awal siswa menunjukkan sebagian besar, yaitu 60,27% siswa belum mengetahui manfaat sampah, sebanyak 50,64% siswa belum mengetahui bahaya sampah yang tidak diolah dengan baik. upaya yang dilakukan oleh sekolah dalam penanganan sampah di kelas dengan melibatkan siswa untuk piket membersihkan kelas. Upaya yang dilakukan dalam internalisasi ekologis dengan meningkatkan kesadaran tentang sampah (awareness). Pemikiran tentang sampah (thinking) dan pola perlakuan terhadap sampah (Doing). Perubahan yang terjadi pada siswa setelah upaya internalisasi ekologis adalah peningkatan prosentase siswa yang mengetahui manfaat sampah yaitu 54% siswa. Siswa mampu membuat ketrampilan dari sampah yaitu 83%. Adanya perubahan ini menunjukkan perlunya penanaman sikap ekologis yang terus dan berkelanjutan baik melalui pembelajaran pendidikan Lingkungan Hidup maupun terintegrasi dalam mata pelajaran yang sesuai. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan pola internalisasi ekologis melalui pembelajaran pendidikan lingkungan hidup. Kata Kunci : internalisasi, kesadaran ekologis, pengelolaan sampah 1
2 PENDAHULUAN Salah satu permasalahan lingkungan hidup yang terjadi pada skala lokal Manggarai, Flores, khususnya Ruteng, adalah masalah persampahan. Berdasarkan presentasi materi dari kepala BLHD pada hari lingkungan hidup sedunia pada tanggal 5 juni 2014 di aula missio STKIP Santu Paulus, Rata-rata penduduk kota Ruteng menghasilkan sampah sebanyak 2,5 liter per hari. Setiap harinya sampah yang dihasilkan sekitar 183 m³. Dari jumlah tersebut sampah yang dapat diangkut setiap harinya hanya 138 m³. sedangkan sisanya 45 m³ tidak terangkut. Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan tokoh masyarakat dan kepala desa pada kegiatan sosialisasi pencegahan kerusakan alam di lima kecamatan di Kab. Manggarai, permasalahan sampah merupakan permasalahan yang belum terselesaikan. Tidak adanya TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di wilayah Reo, pembuangan sampah liar di kecamatan Ruteng dan beberapa permasalahan sampah di wilayah yang lain menjadi issue yang hangat. Sampah di Kota Ruteng berasal dari berbagai sumber seperti rumah tangga, perkantoran, kawasan perkantoran, pasar dan juga sekolah. Fakta ini mengindikasikan bahwa masalah persampahan menjadi masalah yang mendesak untuk ditangani. Fritjof Capra dalam Wiryono (2004: 47) menggunakan istilah Web of Life untuk menunjukkan keterkaitan komponenkomponen lingkungan hidup. Manusia cenderung bertindak parsial dalam memenuhi kebutuhan hidup, tanpa memperhatikan dampaknya terhadap komponen hidup yang lain. Tindakan parsial manusia yang cenderung mengedepankan pemenuhan kebutuhan jangka pendek, sebenarnya adalah proyeksi belum adanya kesadaran ekologis baik secara individu maupun kolektif. Kesadaran ekologis merupakan sebuah kualitas yang muncul dari proses belajar yang kemudian terinternalisasi dalam diri individu. Salah satu proses ini terjadi dalam pelaksanaan pendidikan formal di sekolah. Konkritnya, kesadaran ekologis dapat dinternalisasi melalui serangkaian kegiatan pendidikan yang terjadi di sekolah. Proses belajar yang memperkaya diri dengan berbagai nilai dari berbagai aspek inilah yang disebut dengan internalisasi. Jika dikaitkan dengan batasan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maka proses internalisasi akan menunjukkan kepribadian seseorang yang muncul dalam cara sikap dan tindakannya. Proses internalisasi kesadaran ekologis khususnya di Sekolah Dasar umumnya cenderung bertumpu pada sub mata pelajaran seperti Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Proses ini tentu belum 2
3 berdampak signifikan, sehingga siswa tidak mengalami transformasi sikap yang terkait permasalahan lingkungan. Dalam menyikapi masalah persampahan yang ada saat ini, kiranya penting untuk penanaman pengetahuan hingga adanya perubahan perilaku (internalisasi) siswa terhadap pengelolaan lingkungan di sekitarnya. Proses internalisasi berlangsung sepanjang hidup individu untuk mengolah segala perasaan, hasrat, nafsu, dan emosi yang kemudian membentuk kepribadiannya (Wiranata, 2011: 121). Dalam konteks yang lebih luas, Abercrombrie, dkk. (2010: 286) melihat internalisasi sebagai proses di mana individu menerima nilai-nilai sosial dan norma-norma perilaku yang relevan bagi kelompok sosialnya atau masyarakatnya.hal ini bertujuan untuk menemukan inovasi proses internalisasi nilai-nilai ekologis yang akan ditanamkan pada diri siswa sekolah dasar. Dewasa ini ekologi lebih diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan prinsip-prinsip interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. KBBI mengartikan sadar sebagai insaf, keadaan mengerti. Kesadaran adalah sadar berdasarkan pengetahuan, yaitu pengetahuan tentang tergugahnya jiwa terhadap sesuatu, Poedjawijanta dalam Neolaka (2002: 18). Paradigma lama penanganan sampah yang bertumpu pada proses pengumpulan, pengangkutan dan pembuatan akhiri perlu diubah dengan mengedepankan proses pengurangan dan pemanfaatan sampah (Dirjen Cipta Karya, 2012: 14). Pengelolaan sampah harus sudah menjadi perhatian serius pihak sekolah dengan merancang kegiatan-kegiatan yang sifatnya terencana dan berkesinambungan. Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan bagian integral pendidikan yang diselenggarakan di sekolah. Kesadaran ekologis yang terwujud pada kebiasaankebiasan dalam pengelolaan sampah inilah yang perlu menjadi studi tersendiri. Penelitian awal tentang internalisasi ini bertujuan untuk mengetahui persepsi dan bentuk-bentuk pengelolaan sampah pada diri siswa, perubahan perilaku siswa dalam pengelolaan sampah di lingkungan sekolah serta menemukan strategi yang efektif dalam upaya internalisasi kesadaran ekologis pada diri siswa SD terkait pengelolaan sampah. Luaran dari penelitian ini adalah tersusunnya strategi pengelolaan sampah di lingkungan sekolah Dasar serta adanya rekomentdasi untuk instansi terkait dalam upaya pengelolaan sampah di sekolah. METODE PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif yaitu suatu pendekatan yang mengedepankan validitas hasil berdasarkan 3
4 kemampuan menggambarkan suatu kondisi sosial dengan mengacu pada keterpaduan data dan informasi kualitatif yang dapat dipertanggungjawabkan. Data dianalisis dengan Model Milles dan Huberman dalam Emzir (2012: 129) melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan. Data pada penelitian ini diperoleh melalui kegiatan review dokumen terkait, wawancara, kuesioner, observasi dan uji coba perlakuan (Action research). Komponen data yang dikumpulkan berupa profil sekolah, pengetahuan awal siswa tentang sampah dan penanganannya di sekolah, masalah sampah di sekolah, identifikasi potensi dan uji coba penanganan sampah di sekolah. Uji coba perlakuan (action research) yang dilakukan berupa sosialisasi dan workshop pengetahuan kesadaran sampah dan berpikir penanganannya (awareness dan thinking), pendampingan proses penanganan sampah pola 3R (Doing). Tahapan dalam penelitian meliputi Tahap Persiapan, Tahap Pengumpulan Data dan Tahap analisis serta pelaporan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan Sampah di SDK Ruteng IV Berdasarkan hasil wawancara, diketahui bahwa pembelajaran lingkungan hidup yang ada di sekolah belum dimasukkan sebagai mata pelajaran khusus lingkungan hidup dalam kurikulum, tetapi pembelajaran lingkungan hidup secara tersirat masuk dalam mata pelajaran IPA dan IPS. Dalam rangka menumbuhkembangkan kesadaran tentang kebersihan di sekolah, maka siswa dilibatkan dalam kegiatan piket kelompok kebersihan di tiap-tiap kelas. Sampah sampah di kelas dan di lingkungan halaman sekolah dikumpulkan di sekitar sekolah dan dibakar. Upaya kerja sama antara sekolah dengan instansi yang terkait yaitu BLHD pernah dilakukan, yang nampak dalam pengumpulan dan pengangkutan sampah dengan truk sampah BLHD pernah dilakukan. Akan tetapi karena faktor armada dan sumber daya yang tidak memadai, maka kegiatan kerjasama dengan BLHD tersebut tidak dapat dijalankan. Untuk mengatasi penumpukan sampah yang ada, maka penanganan sampah yang dilakukan di sekolah adalah dengan cara membakar sampah atau membuangnya di luar sekitar sekolah. Hasil Persepsi Awal Siswa Tentang Sampah dan Pengelolaannya Persepsi awal siswa mengenai jenis sampah menunjukkan bahwa siswa masih kesulitan dalam menyebutkan jenis sampah baik yang organik maupun anorganik. Berdasarkan 75 siswa sebagai sampel di SDK Ruteng IV, 46,58% siswa mampu menyebutkan contoh-contoh sampah yang 4
5 biasa terdapat di lingkungan mereka. Hal ini dapat dilihat pada grafik 1. kerajinan. Hal ini dapat dilihat pada grafik 2 dan grafik 3. 54,00% PENGETAHUAN SISWA TENTANG PERBEDAAN SAMPAH 53,42% 52,00% 50,00% 48,00% 46,00% 46,58% 44,00% 42,00% Tidak Tahu1 Tahu Gambar 2. Grafik Prosentase pengetahuan siswa tentang manfaat sampah Gambar 1. Grafik Prosentase pengetahuan siswa tentang perbedaan sampah Pada grafik 1. Menunjukkan lebih dari 50% siswa tidak tahu pengetahuan siswa tentang perbedaan sampah. Siswa belum bisa membedakan antara sampah organik dan anorganik. Sebagian siswa belum memahami tentang manfaat dan perbedaan sampah organik dan anorganik, seperti sampah plastik dan sampah daun. Sebagian besar siswa yaitu 60,27% siswa tidak tahu manfaat sampah. Akan tetapi sebagian dari siswa sudah mengetahui manfaat sampah, yatu 26% mengetahui bahwa sampah dapat digunakan sebagai pupuk, sebanyak 2,7% siswa mampu menyebutkan bahwa sampah dapat digunakan untuk menanam bunga, dan sebanyak 5,29% siswa mampu menyebutkan manfaat sampah untuk Sampah yang tidak ditangani dengan baik akan menjadi hal yang berbahaya bagi alam dan makhluk hidup. Sebagian besar siswa, yaitu 50,64% siswa belum memahami tentang pengetahuan bahaya sampah, sebanyak 16,44% siswa mengetahui bahwa bahaya sampah adalah penyebab penyakit dan 32,88% menyatakan bahwa bahaya sampah adalah banjir, seperti tertera pada grafik 3. Pemahaman siswa mengenai bahaya sampah yang tidak ditangani dengan baik masih perlu ditanamkan pada diri siswa sehingga dengan kesadaran dan pengetahuannya akan mampu untuk mengurangi bahaya dari sampah dari perspektif dan sikap hidup sebagai seorang siswa. 5
6 Gambar 3 Grafik Prosentase pengetahuan siswa tentang bahaya sampah Sebagian besar siswa sudah mengetahui mengenai kewajiban dalam penangangan sampah yaitu dengan cara membersihkan sampah sebanyak 56,16%. Dengan adanya pengetahuan ini maka siswa sudah mempunyai modal dasar pengetahuan bahwa sampah harus dibersihkan. Persepsi awal siswa ini dapat di diarahkan bahwa sampah yang harus dibersihkan tersebut, jika ditangani dengan baik akan mempunyai nilai ekonomi yang lebih tinggi. Prosentase pengetahuan siswa tersebut dapat dilihat pada grafik 4: Gambar 4. Grafik Prosentase pengetahuan siswa tentang kewajiban penanganan sampah Pengelola sampah di SDK Ruteng IV sebagian besar dilakukan oleh guru, pegawai dan siswa di sekolah tersebut. Keterlibatan petugas sampah sangat kecil dalam upaya pengelolaan sampah di sekolah. Begitu besarnya peran warga sekolah dalam mengelola sampah sekolah, memang sudah semestinya ada intervensi dari luar untuk memberikan bekal dan internalisasi dalam pengelolaan sampah sekolah pada seluruh warga sekolah. Gambar 5. Grafik Pengelola sampah di SDK Ruteng IV 100,00% 80,00% 60,00% 40,00% 20,00% 0,00% PENGELOLA SAMPAH DI SEKOLAH 93,15 % 5,48% Tidak tahu, Guru, pegawai dan siswa 1,37% DKP Persepsi dan kebiasaan siswa dalam penanganan sampah yang terjadi di SDK Ruteng IV, ditindaklanjuti melalui kegiatan rapat koordinasi dengan guru dan karyawan SDK Ruteng IV mengenai pengelolaan sampah di sekolah. Beberapa guru mengusulkan, agar kegiatan ini, perubahan sikap dan kebiasaan pengelolaan sampah dimulai dari hal yang sederhana, misalnya memulai membuang sampah kering dan basah, sampah plastik dan daun pada tempatnya. Guru juga berantusias untuk mengusulkan kegiatan pengelolaan sampah 6
7 ini dimasukkan dalam kurikulum pendidikan lingkungan hidup, sebagai bagian dari muatan lokal (Mulok). Beberapa guru juga mendukung agar dibentuknya bank sampah di sekolah, hal ini akan dimulai dengan mencoba memilah botol plastik dengan kertas. Salah seorang guru juga mengusulkan agar pengelolaan sampah pola 3R ini menjadikan ruteng IV sebagai pioner sebagai sekolah Adiwiyata. Selain rapat koordinasi dengan guru dan karyawan, siswa juga dilibatkan dalam kegiatan workshop mengenai jenis sampah hingga pengeloaan. Upaya internalisasi nilai ekologis telah dilakukan melalui pendalaman kesadaran pengetahuan tentang sampah (awarenes). Kegiatan ini dilakukan dengan melalui pembelajaran sampah dengan metode yang menyenangkan melalui pemutaran film peduli lingkungan, permainan dan bernyanyi bersama tentang sampah. Siswa melakukan pengamatan kondisi lingkungan sekolah dan dipandu untuk berfikir secara mendalam (thinking) tentang kondisi yang mereka lihat, dikaitkan dengan kondisi ideal menurut pola pemikiran mereka. Siswa belajar untuk membuat sampah menjadi benda yang mempunyai nilai estetika dan nilai ekonomi yang lebih tinggi dengan membuat ketrampilan: keranjang, topi dan bunga dari bahan sampah minuman mineral, kertas bekas. Hasil persepsi siswa setelah kegiatan internalisasi menunjukkan adanya perubahan dalam pemahaman, pemikiran dan sikap terhadap pengelolaan sampah. Prosentase siswa yang sudah mengetahui manfaat sampah sebesar 54%. Sebanyak 59% siswa sudah mempunyai kepedulian terhadap lingkungan dengan mempunyai pengetahuan untuk membuang sampah di tempat sampah. Hal ini dapat tertera pada gambar 6 di bawah. 60% 40% 20% 0% KEPEDULIAN SISWA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI SEKOLAH 23% 59% 1 19% Tidak tahu membersihkan sampah lain-lain Gambar 6. Prosentase kepedulian siswa dalam pengelolaan sampah Siswa sudah mempunyai ketrampilan dalam menambah nilai ekonomi sampah, sebanyak 83% siswa dapat membuat ketrampilan dari sampah. 7
8 100% 50% 0% Gambar 7. Grafik kemampuan siswa membuat ketrampilan dari sampah. Siswa di SDK Ruteng IV sudah mulai belajar memilah sampah organik dan anorganik, sebanyak 64% siswa telah mempunyai pola untuk memilah sampah di sekolah antara sampah organik dan anorganik. SISWA MEMBUAT KETRAMPILAN DARI SAMPAH 83% 1 SIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI 17% bisa tidak bisa Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa bentuk penanganan sampah yang ada di SDK Ruteng IV dilakukan oleh warga sekolah secara mandiri, secara konvensioanal dengan cara menumpuk, membakar dan membuang di luar lokasi. Persepsi awal siswa terhadap penanganan masalah sampah masih rendah. Upaya yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka menumbuhkan sikap ekologis yaitu dengan memberi tugas piket kebersihan pada tiap kelas. Upaya internalisasi nilai ekologis dilakukan dengan penanaman kesadaran pengetahuan (awareness), berpikir tentang sampah (thinking) dan keterampilan dalam pengelolaan sampah (doing). Pemahaman siswa setelah upaya internalisasi mengalami peningkatan, hal ini perlu adanya tindak lanjut penanaman pengetahuan hingga perubahan sikap baik melalui muatan kurikulum untuk pendidikan lingkungan hidup maupun memasukkan materi pendidikan lingkungan hidup pada mata pelajaran terkait. Perlu adanya penanaman kesadaran penanganan sampah mulai dari sejak anak usia dini. Sekolah, keluarga dan pemerintah mempunyai kontribusi besar dalam penanaman sikap perilaku ekologis inii. Perlu adanya mata pelajaran yang mendukung pembentukan sikap dan perilaku ekologis melalui mata pelajaran pendidikan lingkungan hidup. DAFTAR RUJUKAN Abercrombie, Nicholas, et. all Kamus Sosiologi. (diterjemahkan oleh Desy Noviyani, Eka Adinugraha dan Rh. Widada).. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Departemen Pendidikan Nasional Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi keempat). Jakarta: Balai Pustaka. Dirjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum, Materi Desiminasi Bidang Sampah 1. Jakarta: Direktorat Pengembangan Penyehatan Lingkungan Pemukiman. Emzir Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: RajaGrafindo Persada. Neolaka, Amos Kesadaran Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta. Wiranata, I Gede A.B Antropologi Budaya. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Wiryono, P. (Editor Budhy M. Rachman dan Eko Wijayanto) Jalan Paradoks: Fisi Baru Fritjof Capra tentang Kearifan dan Kehidupan Modern. Jakarta: Teraju. 8
INTERNALISASI KESADARAN EKOLOGIS MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH DI LINGKUNGAN SEKOLAH DASAR
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Peningkatan Kualitas Pembelajaran Sains dan Kompetensi Guru melalui Penelitian & Pengembangan dalam Menghadapi Tantangan Abad-21 Surakarta, 22 Oktober 2016 INTERNALISASI
Lebih terperinciProfesionalisme Guru/ Dosen Sains PEMBELAJARAN PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP PADA MAHASISWA PGSD MELALUI PENGELOLAAN SAMPAH POLA 3R
SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN SAINS Pengembangan Model dan Perangkat Pembelajaran untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Magister Pendidikan Sains dan Doktor Pendidikan IPA FKIP UNS Surakarta,
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODUL PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SEKOLAH DASAR
PENGEMBANGAN MODUL PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP DI SEKOLAH DASAR Wahyuni Purnami, Fransiska Jaiman Madu, & Wigbertus Gaut Utama Program Studi PGSD STKIP Santu Paulus Ruteng, Jl. Ahmad Yani, No. 10, Ruteng
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan
BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang dapat ditarik dari penjelasan pada bab-bab sebelumnya dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil analisa terhadap 22 Kelurahan di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan industri dan urbanisasi pada daerah perkotaan dunia yang tinggi meningkatkan volume dan tipe sampah. Aturan pengelolaan sampah yang kurang tepat
Lebih terperinciPERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN KOMPOSTER SEDERHANA
PERAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN KOMPOSTER SEDERHANA Ipak Neneng Mardiah Bukit 1*, Yusri Nadya 2 dan Sumarni 3 1,2,3 Universitas Samudra, Jl. Gp. Meurandeh, Kecamatan Langsa Lama, Kota
Lebih terperinciKERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai
II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Sampah Sampah merupakan barang sisa yang sudah tidak berguna lagi dan harus dibuang. Berdasarkan istilah lingkungan untuk manajemen, Basriyanta
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN LOKASI Penelitian dimulai pada bulan Oktober sampai Desember 2008, bertempat di beberapa TPS pasar di Kota Bogor, Jawa Barat yaitu pasar Merdeka, pasar Jl. Dewi
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SAMPAH, PENGHIJAUAN DAN PENDIDIKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI SATUAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciPotensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang
Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang Sudiro 1), Arief Setyawan 2), Lukman Nulhakim 3) 1),3 ) Teknik Lingkungan, Institut Teknologi Nasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lingkungan belajar yang bersih sangat mendukung ketertiban dan kenyamanan pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Berbeda halnya dengan pelajar yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Volume sampah setiap harinya terus bertambah banyak sampah begitu saja di buang tanpa memikirkan dampak dari menumpuknya sampah salah satunya sampah organik,
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Laporan terbaru berjudul What a Waste: A Global Review of Solid Waste
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan terbaru berjudul What a Waste: A Global Review of Solid Waste Management yang diterbitkan oleh Bank Dunia mengungkapkan bahwa jumlah sampah padat di kota-kota
Lebih terperinciPARTISIPASI GURU DALAM MENUMBUHKAN RASA PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 2 PAPAR KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI
PARTISIPASI GURU DALAM MENUMBUHKAN RASA PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 2 PAPAR KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN
Abdimas Unwahas, Vol.1, No.1, Oktober 2016 ISSN 2541-1608 PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN Ersila Devy Rinjani 1*, Linda Indiyarti Putri 1 1 Fakultas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahlah yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sampai saat ini sampah masih merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi pemukiman, disamping itu sebagian besar masyarakat masih menganggap bahwa pengelolaan
Lebih terperinciPELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER
PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER Anitarakhmi Handaratri, Yuyun Yuniati Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Ma Chung Email: anita.hand@gmail.com, yuyun.yuniati@machung.ac.id
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Upaya kesehatan lingkungan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) tahun 2030 pada sasaran ke enam ditujukan untuk mewujudkan ketersediaan dan pengelolaan
Lebih terperinciPENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 ANGGASWANGI GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013
PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR IPA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN SAVI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 ANGGASWANGI GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI Oleh : NITA ANGGRAENI A 510 090 102
Lebih terperinciB P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN
B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN 1 Sampah merupakan konsekuensi langsung dari kehidupan, sehingga dikatakan sampah timbul sejak adanya kehidupan manusia. Timbulnya
Lebih terperinciProfil Orgic's Home Generasi Muda Peduli Sampah
Profil Orgic's Home Generasi Muda Peduli Sampah Profil Perusahaan Nama Perusahaan : ORGIC'S HOME GENERASI MUDA PEDULI SAMPAH Logo Perusahaan : Nama Pengusaha : Team ORGIC'S HOME Alamat : Wonorejo Rt 02
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota Karanganyar yang terus meningkat disertai dengan peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan manusia sehari-hari
Lebih terperinciGambar 2.1 organik dan anorganik
BAB II SAMPAH DAN TEMPAT SAMPAH 2.1 Pembahasan 2.1.1 Pengertian Sampah Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah merupakan konsep buatan manusia,dalam
Lebih terperinciANALISIS PELATIHAN STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN SEKOLAH ADIWIYATA BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PIYUNGAN
ISBN 978-602-70471-2-9 ANALISIS PELATIHAN STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER PEDULI LINGKUNGAN UNTUK MEWUJUDKAN SEKOLAH ADIWIYATA BAGI GURU SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN PIYUNGAN Siwi Purwanti, Fakultas Keguruan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jakarta adalah ibukota dari Indonesia dengan luas daratan 661,52 km 2 dan tersebar ±110 pulau di wilayah Kepulauan Seribu. Jakarta dipadati oleh 8.962.000 jiwa (Jakarta
Lebih terperinciMENGINTEGRASIKAN MUATAN LOKAL DALAM KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR
MENGINTEGRASIKAN MUATAN LOKAL DALAM KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR Nurul Hidayati Rofiah, M.Pd.I Program Studi PGSD FKIP UAD Email: nurulhidayatirofiah@ymail.com ABSTRAK Muatan lokal merupakan bahan kajian
Lebih terperinciMetode PAR Sebagai Indikator Peningkatan Peran Masyarakat Terhadap Pengelolaan Limbah Plastik Dusun Paten Tridadi Sleman Yogyakarta
Jurnal Bagimu Negeri, Volume 1 No.2 (2017) Hlm. 57-62 ISSN Cetak : 2548-8651 ISSN Online : 2548-866X DOI: https://doi.org/10.26638/jbn.482.8651 Metode PAR Sebagai Indikator Peningkatan Peran Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemenuhan kebutuhan hidup yang semakin tinggi membuat manusia mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi masyarakat yang hidup sehat
Lebih terperinciHUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN
HUBUNGAN PEMBANGUNAN TEMPAT PENGOLAHAN SAMPAH TERPADU TERHADAP TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DIBIDANG KEBERSIHAN LINGKUNGAN Yulita Atik Marchita, Asih Widi Lestari Program Studi Ilmu Administrasi Negara,
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Simpulan penelitian secara keseluruhan sesuai dengan fokus permasalahan penelitian adalah sebagai berikut. 1. Model Ecopedagogy BMLHL lebih efektif meningkatkan kompetensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dewasa ini, jumlah penduduk Indonesia berkembang pesat. Kondisi perkembangan ini akan memberikan dampak pada berbagai bidang kehidupan. Salah satunya adalah dampak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupannya sehari-hari, manusia tidak bisa dilepaskan dari suatu benda. Benda ini ada yang dapat digunakan seutuhnya, namun ada juga yang menghasilkan sisa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2011: 99), desain penelitian studi
Lebih terperinciPENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)
PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE) Disampaikan oleh: DINAS CIPTA KARYA DAN TATA RUANG KABUPATEN KENDAL 2016 Dasar hukum Pengelolaan Sampah Undang undang no. 18 tahun 2008 ttg Pengelolaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kewibawaan guru di mata peserta didik, pola hidup konsumtif, dan sebagainya
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Permasalahan karakter saat ini banyak diperbincangkan. Berbagai persoalan yang muncul di masyarakat seperti korupsi, kekerasan, kejahatan seksual, perusakan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses. Sampah bisa juga diartikan oleh manusia menurut keterpakaiannya,
Lebih terperinciDINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR
DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR PENINGKATAN KESADARAN MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA 1. Latar Belakang Sampah yang menjadi masalah memaksa kita untuk berpikir dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sekolah dasar merupakan bagian dari pendidikan nasional yang mempunyai peranan sangat penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, yang juga akan membawa permasalahan lingkungan.
Lebih terperinciBab 4. Hasil Penelitian, Analisis, dan Pembahasan
Bab 4 Hasil Penelitian, Analisis, dan Pembahasan 31 IV.1. Pengantar Bagian ini memaparkan hasil penelitian, meliputi hasil analisis dan pembahasan. Analisis dilakukan terhadap data-data berkaitan dengan
Lebih terperinciPENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA
PENGGUNAAN MEDIA KIT IPA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SIFAT-SIFAT CAHAYA Ribut Ari Korata 1, Kuswadi 2, Amir 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. e-mail: ributarikorata@yahoo.com
Lebih terperinciKAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)
KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA) Oleh : Shinta Dewi Astari 3308 202 006 Dosen Pembimbing : I.D.A.A Warmadewanthi, ST., MT., Ph.D. PROGRAM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan yang kotor merupakan akibat perbuatan negatif yang harus ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang dihadapi hampir seluruh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampah telah lama menjadi masalah besar diberbagai kota besar yang ada di Indonesia, meningkatnya jumlah penduduk berbanding lurus dengan jumlah sampah yang dihasilkan
Lebih terperinciInfrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat
Infrastruktur PLP dalam Mendukung Kesehatan Masyarakat Direktorat Pengembangan PLP Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat APA YANG DISEBUT SANITASI?? Perpres 185/2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diwujudkan sebagai bentuk kebersamaan antara dunia pendidikan dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Lingkungan adalah segala sesuatu yang terdapat di sekitar makhluk hidup dan berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup (Sirait, 2011: 3). Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sampah merupakan salah satu permasalahan yang patut untuk diperhatikan. Sampah merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada
Lebih terperinciEVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK
EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK Joko Widodo dan Yulinah Trihadiningrum Program Pasca Sarjana Jurusan Teknik Lingkungan FTSP - ITS Surabaya ABSTRAK Pembuangan akhir sampah yang
Lebih terperinciBAB II. DAUR ULANG SAMPAH BOTOL PLASTIK
BAB II. DAUR ULANG SAMPAH BOTOL PLASTIK II.1 Pengertian Sampah Botol Plastik Sampah botol plastik merupakan bahan padat buangan dari kegiatan manusia yang sudah terpakai. Endah (2015: h.8) menjelaskan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang
1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pesatnya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya berbagai aktivitas sosial ekonomi masyarakat, pembangunan fasilitas kota seperti pusat bisnis, komersial dan industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses dimana terdapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan lingkungan hidup adalah suatu proses dimana terdapat pembelajaran yang menyadarkan manusia akan masalah lingkungan hidup di sekitarnya. Pendidikan Lingkungan
Lebih terperinciPendidikan Lingkungan Hidup: Membelajarkan Anak pada Kearipan Alam
Pendidikan Lingkungan Hidup: Membelajarkan Anak pada Kearipan Alam Oleh Lilis Widaningsih 1 Abstrak Pendidikan lingkungan hidup yang diajarkan pada tingkat sekolah dasar dan menengah dalam kurikulum tingkat
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT Azizah Rahmawati 1), Endang Sri Markamah 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Fisabil Yusuf P., 2015
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Interaksi dan interdependensi menjadi konsep yang selalu melekat dalam konteks kesatuan ruang yang saling terintegrasi satu sama lain sebagai bagian dari
Lebih terperinciSTUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ
STUDI PENGELOLAAN SAMPAH B3 PERMUKIMAN DI KECAMATAN WONOKROMO SURABAYA LISA STUROYYA FAAZ 3306 100 086 Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan sampah tidak lepas dari adanya aktivitas manusia di berbagai sektor. Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Makassar sebagai salah satu kota metropolitan di Indonesia pada tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar 1.369.606 jiwa (BPS, 2013). Jumlah penduduk
Lebih terperinciPELAKSANAAN KEGIATAN PENGHIJAUAN UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN DI SDN 112 PEKANBARU
PELAKSANAAN KEGIATAN PENGHIJAUAN UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SISWA TERHADAP LINGKUNGAN DI SDN 112 PEKANBARU WEYN MARDIANI Guru SD Negeri 112 Pekanbaru weynmardiani32@gmail.com ABSTRAK Salah satu kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. aktivitas kehidupan masyarakat di perkotaan, menyebabkan bertambahnya volume
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertambahan jumlah penduduk, peningkatan konsumsi masyarakat dan aktivitas kehidupan masyarakat di perkotaan, menyebabkan bertambahnya volume dan jenis sampah,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang
25 BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT 2.1 Pengertian sampah dan sejenisnya Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang ada dalam ruangan yang ditempati
Lebih terperinciLangkah-langkah Menuju Sekolah Adiwiyata
Langkah-langkah Menuju Sekolah Adiwiyata Panduan ini diberikan kepada sekolah dan Pembina dalam mewujudkan sebuah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Tahapan tersebut menjadi sebuah rangkaian
Lebih terperinciBAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM
99 BAB VI STRATEGI DAN PERANCANGAN PROGRAM 6.1 Perumusan Alternatif Strategi dan Program Untuk dapat merumuskan alternatif strategi dan program peningkatan pelayanan sampah perumahan pada kajian ini digunakan
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. pengembangan green behavior pada siswa melalui penggunaan media audio
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab 5 ini berisi uraian dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengembangan green behavior pada siswa melalui penggunaan media audio visual dalam mata pelajaran
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
104 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Kesimpulan merupakan pemaknaan peneliti secara terpadu terhadap hasil penelitian yang diperoleh. Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil penelitian
Lebih terperinciPARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA PEKANBARU. ABSTRAK
PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA PEKANBARU Nurhafni Mahasiswa Program Doktor Ilmu lingkungan Pascasarjana Universitas Riau Email: nurhafni04@gmail.com ABSTRAK Partisipasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Surabaya merupakan salah satu kota di Indonesia yang menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai kepadatan penduduk setiap tahunnya. Jumlah penduduk Surabaya mengalami
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BANGUN RUANG MENGGUNAKAN MEDIA EDUTAINMENT Meilina Fika Rinanda 1), Sutijan 2), Samidi 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449, Surakarta 57126 e-mail:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Upaya Pencapaian Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan pengertian upaya adalah untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, tindakan yang
Lebih terperinciAbstrak. Kata Kunci: tingkat pendidikan, status pekerjaan, usia, kesejahteraan, partisipasi
Judul : Pengaruh Sosial Ekonomi terhadap Tingkat Kesejahteraan dan Partisipasi Keluarga Nasabah : Studi Kasus Bank Sampah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Dauh Puri, Denpasar Nama : Dewa Jati
Lebih terperinci2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemberdayaan dalam arti luas merupakan suatu tindakan untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional agar secara
Lebih terperinciARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM.
HAMBATAN-HAMBATAN GURU MATA PELAJARAN IPS DALAM MENERAPKAN KURIKULUM 2013 PADA PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI 1 MANDAU KABUPATEN BENGKALIS KELURAHAN TALANG MANDI - DURI ARTIKEL ADE AGUS PUTRA NPM. 10070181
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mencermati Undang-Unadang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, demikian pula Peraturan Pemerintah nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas manusia dalam memanfaatkan alam selalu meninggalkan sisa yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai barang buangan, yaitu
Lebih terperinciKata Kunci: Model Tari Bambu, Media Kartu, Hasil Belajar PKn.
PENERAPAN MODEL TARI BAMBU (BAMBOO DANCING) DENGAN MEDIA KARTU DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TENTANG ORGANISASI DI KELAS V SEKOLAH DASAR Beni Lestari 1, Suripto 2, Suhartono
Lebih terperinciPERAN SERTA WANITA DALAM MEMPELOPORI GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN DI RW O2 KELURAHAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR
PERAN SERTA WANITA DALAM MEMPELOPORI GAYA HIDUP BERWAWASAN LINGKUNGAN DI RW O2 KELURAHAN PASAR MINGGU JAKARTA SELATAN TUGAS AKHIR Oleh: DINI ARIAS PITALOKA L2D 005 359 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
Lebih terperinciBAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL
BAB II RENCANA KEGIATAN KKN REVOLUSI MENTAL 1.1 Permasalahan Berdasarkan survey dan observasi lapangan serta wawancara yang telah dilakukan kepada perangkat Desa khususnya Kepala Desa dan warga sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi di Indonesia telah meningkatkan taraf kehidupan penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan pertumbuhan kegiatan
Lebih terperinciPENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MEMBUAT GAUN BAYI DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA
Peningkatan Motivasi Belajar ( Alicia C. Zvereva Gadi ) 1 PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MEMBUAT GAUN BAYI DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA Oleh alicia c. zvereva gadi universitas
Lebih terperinciB A B I P E N D A H U L U A N
B A B I P E N D A H U L U A N 1.1. LATAR BELAKANG Kondisi sanitasi di Kabupaten Bojonegoro yang telah digambarkan dalam Buku Putih Sanitasi Kabupaten Bojonegoro mencakup sektor air limbah, persampahan,
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG JENIS- JENIS TANAH MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) BERBASIS EKSPERIMEN Anisah Rahmawati 1), Hadi Mulyono 2), Sularmi 3) PGSD
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini, untuk mengetahui bagaimana upaya kepala madrasah dalam meningkatkan keprofesionalitas guru, melalui manajemen kinerja
Lebih terperinciQANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN,
QANUN KABUPATEN BIREUEN NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA KUASA BUPATI BIREUEN, Menimbang : a. bahwa pengelolaan sampah memerlukan suatu
Lebih terperinciSTRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGELOLAAN KOMPOS DI TPA BOJONEGORO
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA PENGELOLAAN KOMPOS DI TPA BOJONEGORO DEVIANA DIAH PROBOWATI, S.P. Fakultas Pertanian Universitas Bojonegoro Jl. Lettu Suyitno No.2, Bojonegoro, 62119 E-mail: devianadiahprobowati@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengelolaan lingkungan hidup. Afandi (2013) mengatakan bahwa pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
Lebih terperinciPENERAPAN MODEL ARIAS
PENERAPAN MODEL ARIAS DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG PERKEMBANGAN TEKNOLOGI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI GRUJUGAN TAHUN AJARAN 2015/ 2016 Linta Hidayatulloh Al Fadlun
Lebih terperinciMANAJEMEN PROGRAM SCHOOL GARDEN GUNA MEWUJUDKAN SEKOLAH ADIWIYATA (STUDI KASUS DI SMAN 7 MALANG)
MANAJEMEN PROGRAM SCHOOL GARDEN GUNA MEWUJUDKAN SEKOLAH ADIWIYATA (STUDI KASUS DI SMAN 7 MALANG) Rakhmawati Indriani Kusmintardjo Wildan Zulkarnain e-mail: indrianirakhma@gmail.com Universitas Negeri Malang,
Lebih terperinciLAMPIRAN-LAMPIRAN 108
LAMPIRAN-LAMPIRAN 108 LAMPIRAN I DOKUMENTASI SURVEI LAPANGAN DAN PROSES RAPID RURAL APPRAISAL (RRA) Gambar 1. Mengurus Perijinan, Membangun Komunikasi, Serta Melakukan Wawancara dengan Tokoh-Tokoh Masyarakat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yaitu Februari sampai dengan Maret Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan
31 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu pelaksanaan penelitian lapangan ini dilaksanakan selama dua bulan yaitu Februari sampai dengan Maret 2013. Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SISDIKNAS (2009: ) bab 1 pasal 1 bahwa wajib belajar adalah program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap warga negara berhak untuk menempuh pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini tercantum dalam UU RI Guru dan Dosen SISDIKNAS (2009: 391-392)
Lebih terperinciPENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL WORD SQUARE
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MENGENAL AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL WORD SQUARE Norma Rohmani Saidili 1), Rukayah 2), Hartono 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jl. Slamet Riyadi No. 449, Surakarta
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,
PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dengan adanya pertambahan penduduk dan pola konsumsi
Lebih terperinciADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Surabaya merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia yang memiliki permasalahan kompleks, salah satunya adalah permasalahan sampah. Sebagai kota terbesar ke dua
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada observasi awal di sekolah, ditemukan situasi kegiatan belajar mengajar IPS di kelas masih mengunakan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab. Disini peran
Lebih terperinciMembangun Karakter Kreatif pada Siswa Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Pembuatan Kerajinan Recycle
Membangun Karakter Kreatif pada Siswa Sekolah Dasar Melalui Kegiatan Pembuatan Kerajinan Recycle Ratnasari Diah Utami 1*, Ria Wulan Fitriyani 2 1 PGSD/FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta 2 PGSD/FKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN SSK. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kondisi umum sanitasi di Indonesia sampai dengan saat ini masih jauh dari kondisi faktual yang diharapkan untuk mampu mengakomodir kebutuhan dasar bagi masyarakat
Lebih terperinciUPAYA PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI APLIKASI SWAT OLEH DINAS KEBERSIHAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA SURABAYA
POLICY BRIEF 07 Juli 2017 UPAYA PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI APLIKASI SWAT OLEH DINAS KEBERSIHAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU KOTA SURABAYA EXECUTIVE SUMMARY Masalah pengelolaan sampah di Surabaya bukan lah sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kota Surabaya menunjukkan perkembangannya pada aspek ekonomi dan sosial. Peningkatan aktivitas perekonomian berbagai sektor baik industri dan riil seirama
Lebih terperinciBAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA
BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA 5.1 Latar Belakang Program Setiap rumah tangga adalah produsen sampah, baik sampah organik maupun sampah anorganik. Cara yang paling efektif untuk mengatasi
Lebih terperinciIs Us Zainab Arrahmah 1), Suharno 2), Sadiman 3) PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Slamet Riyadi 449 Surakarta. 1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP JASA DAN PERANAN TOKOH-TOKOH KEMERDEKAAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR Is Us Zainab Arrahmah 1), Suharno 2), Sadiman
Lebih terperinciProfil Berfikir Kritis Siswa Kepribadian Steadiness Style dalam Memecahkan Masalah Matematika
Profil Berfikir Kritis Siswa Kepribadian Steadiness Style dalam Memecahkan Masalah Matematika Wardi Syafmen Program Studi Pendidikan Matematika FPMIPA FKIP univ. Jambi Jl. Raya Jambi-Ma. Bulian Km 14 Mendalo
Lebih terperinci