BIMBINGAN TEMAN SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BIMBINGAN TEMAN SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA"

Transkripsi

1 BIMBINGAN TEMAN SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA ARTIKEL JURNAL Oleh: YOANA ASTIANINGRUM K FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SURAKARTA

2 BIMBINGAN TEMAN SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA Yoana Astianingrum dan Asrowi Program Studi Bimbingan dan Konseling Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Sebelas Maret ABSTRACT Yoana Astianingrum. BIMBINGAN TEMAN SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta, November Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keadaan awal mengenai kemampuan komunikasi interpersonal siswa melalui studi pendahuluan, mengetahui kelayakan modul bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa, dan mengetahui efektivitas pelaksanaan bimbingan tema sebaya untuk meningkatkan komunikasi interpersonal kelas VIII SMP Negeri I Nguter Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan penelitian R and D (Research and Development), menggunakan metode eksperimen dengan desain one group pretest-postest dalam uji cobanya. Penelitian ini dilaksanakan melalui enam tahapan yaitu 1. Penelitian dan Pengumpulan Data, 2. Perencanaan, 3. Pengembangan Draf Produk, 4. Uji Coba Lapangan Awal, 5. Merevisi Hasil Uji Coba, 6. Uji Coba Terbatas. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 30 siswa kelas VIII SMP N I Nguter Sukoharjo. Sumber data penelitian ini berasal dari guru dan peserta didik. Teknik pengumpulan data melalui pemberian angket dan wawancara. Validitas data menggunakan teknik expert judgement dan validitas empirik. Analisis data menggunakan uji-t atau t- test. Hasil studi pendahuluan dari pengisian angket komunikasi interpersonal menunjukkan sebesar 30% atau 30 siswa memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang rendah. Berdasarkan penilaian ahli dan praktisi (expert judgement), serta penilaian uji coba pada beberapa subjek modul yang dikembangkan mendapat kelayakan dengan prosentase rata-rata sebesar 92,16%. Hasil penelitian melalui pengembangan modul bimbingan teman sebaya dinyatakan efektif untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP N I Nguter Sukoharjo. Terbukti dari hasil t-test, yaitu diperoleh hasil t hitung sebesar 10,002 dengan signifikansi 0,000. Karena harga signifikansi <0,05 maka H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang membuktikan peningkatan komunikasi interpersonal pada subjek penelitian sebelum dan sesudah diberi intervensi. Kesimpulan penelitian ini adalah bimbingan teman sebaya efektif untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP N I Nguter Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014. Kata Kunci : Bimbingan Teman Sebaya, Komunikasi Interpersonal 2

3 A. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu bentuk pembangunan nasional yaitu menciptakan manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan manusia dapat mengaktualisasikan semua potensi yang dimiliki. Siswa SMP termasuk ke dalam fase remaja. Masa remaja merupakan sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasan usia maupun peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Hal ini meunjukkan bahwa siswa SMP perlu di beri bekal sehingga dapat berkembang dengan baik. Salah satunya yaitu melalui pendidikan di sekolah yang merupakan proses pengembangan berbagai kemampuan dan sikap. Salah satu kemampuan yang perlu dikembangkan adalah kemampuan komunikasi interpersonal. Hal ini merupakan aspek yang terpenting dalam kehidupan karena setiap orang tidak akan lepas dari kegiatan komunikasi dan interaksi dengan orang lain. Komunikasi penting terhadap penciptaan konsep diri, aktualisasi diri untuk kelangsungan hidup, memperoleh kebahagiaan, dan terhindar dari tekanan dan ketegangan. Menurut Tan (dalam Alo Liliweri, 1997) komunikasi antarpribadi dilakukan secara tatap muka antara dua orang atau lebih. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi yang dilakukan antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap individu mampu memaknai reaksi orang lain secara langsung. Supratiknya (1995) bahwa komunikasi interpersonal merupakan bentuk dari setiap tingkah laku seseorang baik secara verbal maupun non verbal yang diberikan respon oleh orang lain. Fungsi komunikasi interpersonal seperti yang diuraikan oleh Johnson (dalam Supratiknya, 1995) yaitu : 1) Membantu perkembangan intelektual dan sosial Perkembangan manusia di mulai sejak bayi sampai dewasa dengan diiringi ketergantungannya dengan orang lain melalui komunikasi. Pertambahan usia menjadikan meluasnya komunikasi yang dilakukan yang berarti memperluas juga lingkup sosialnya. Melalui kegiatan komunikasi tersebut individu mendapatkan berbagai informasi dan pengetahuan. Seperti 3

4 pada siswa yang melakukan transfer pengetahuan dengan guru melalui komunikasi di sekolah yang dapat memperluas pengetahuan dan meningkatkan intelektualnya. 2) Menemukan identitas atau jati diri Melalui komunikasi dengan orang lain secara sadar maupun tidak sadar terjadi beberapa hal yaitu mengamati, memperhatikan, dan mengingat tanggapan orang lain mengenai diri seseorang. Berdasarkan tanggapan tersebut dapat diketahui cara pandang orang lain mengenai diri kita yang akhirnya akan memudahkan menemukan identitas dan mengenali diri sendiri. 3) Sebagai pembandingan sosial Pemahaman terhadap kenyataankenyataan yang ada di lingkungan sekitar tidak dapat dilakukan sendiri, kita perlu membandingkan kesan-kesan yang kita miliki dengan kesan-kesan orang lain sehingga memperoleh kesamaan makna yang bisa menggambarkan realitas. Hal ini bisa dilakukan lewat komunikasi. 4) Mempengaruhi kesehatan mental Adanya komunikasi interpersonal yang baik akan tercipta pula hubungan yang harmonis dengan orang lain seperti yang diungkapkan Stewart Tubbs dan Sylvia Moss (1996) bahwa komunikasi merupakan alat untuk membina hubungan. Hubungan harmonis menghindarkan terjadinya masalah-masalah yang membuat perasaan sedih, cemas, dan frustasi. Komunikasi interpersonal dilakukan antara komunikator yang berperan menyampaikan pesan dan komunikan yang berperan menerima pesan. Komunikasi interpersonal dapat berlangsung dengan baik ataupun tidak dipengaruhi oleh beberapa faktorfaktor. Faktor-faktor tersebut dijelaskan oleh Jalaludin Rakhmat, (2001) yaitu (1) percaya (trust) merupakan hal paling penting untuk membuka percakapan dalam komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi, serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksud komunikasi. Hal-hal yang dapat menumbuhkan sikap percaya yaitu menerima, empati, dan jujur. (2) Sikap supportif. Komunikasi dapat berjalan dengan baik jika ada sikap 4

5 supportif atau dukungan dari kedua belah pihak yang merupakan pemberian dorongan dalam suasana hubungan komunikasi sehingga komunikasi interpersonal dapat terus berkelanjutan. (3) Sikap terbuka yaitu kemauan untuk membuka diri, mengatakan tentang keadaan dirinya yang sebenarnya yang berkaitan dengan komunikasi yang dilakukan. Karakteristik sikap terbuka yaitu menilai pesan menilai pesan secara objektif, mampu membedakan sesuatu hal baik dan buruk dengan mudah, berorientasi pada isi pembicaraan, mencari informasi dari berbagai sumber, lebih bersifat provisional dan bersedia mengubah kepercayaannya. Keefektifan komunikasi interpersonal jika individu yang berkomunikasi dapat memiliki kesamaan makna mengenai isi komunikasi yang disampaikan, dan komunikasi dapat berlanjut. Sedangkan, Komunikasi yang tidak efektif menjadikan tujuan awal berkomunikasi tidak dapat tercapai karena informasi atau gagasan yang disampaikan tidak diterima dengan baik oleh komunikan. Adapun ukuran keberhasilan komunikasi interpersonal yaitu (1) pemahaman, penerimaan yang cermat atas inti rangsangan dari pengiriman pesan merupakan pemahaman terhadap komunikasi yang menandakan bahwa komunikasi efektif, (2) kesenangan, komunikasi dilakukan tidak hanya untuk menyampaikan tujuan tertentu tetapi juga untuk menciptakan kesenangan dan suasana yang nyaman. (3) Mempengaruhi sikap, kita berkomunikasi untuk mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain memahami yang kita sampaikan dan dapat bersikap sesuai dengan petunjuk yang diberikan. (4) Memperbaiki hubungan, individu berkomunikasi untuk menciptakan hubungan dengan individu lain dan untuk memenuhi kebutuhan sosialnya dan yang ke (5) tindakan, merupakan penentu utama bagi keberhasilan komunikasi karena komunikan terpengaruh pada pesan yang sudah dipahaminya serta mewujudkannya dalam tindakan yang nyata. Namun, pada penerapannya masih banyak siswa yang kurang mampu melakukan komunikasi interpersonal yang efektif. Beberapa perkelahian terjadi dikarenakan kesalahpahaman. Hal ini dikarenakan kurang mampu dalam menangkap dan menginterpretasi inti dari komunikasi. 5

6 Masih ada siswa yang introvert sehingga dikucilkan oleh temantemannya, tidak berani mengungkapkan gagasan-gagasan dan sulit memahami hal-hal yang diungkapkan oleh orang lain sehingga harus disampaikan lebih dari sekali. Siswa SMP yang termasuk dalam kategori remaja merupakan masa-masa yang bermasalah (Al- Mighwar, 2006) yaitu banyak mengalami berbagai tekanan, goncangan karena perubahanperubahan yang terjadi dalam diri dan lingkungannya. Hal ini jika siswa tidak memiliki kemampuan komunikasi interpersonal yang baik, mereka tidak dapat mengungkapkan kesulitankesulitan yang dialami sehingga akan berdampak pada perkembangan dirinya. Hasil dari penyebaran studi pendahuluan juga menegaskan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal siswa masih belum optimal yaitu siswa yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal pada kategori rendah adalah 30%. Maka, kemampuan komunikasi interpersonal siswa perlu ditingkatkan. Berdasarkan data tersebut diperlukan sebuah teknik untuk memberikan pengarahan dan pendekatan pada siswa. Pendekatan pada siswa dilakukan melalui bimbingan teman sebaya. Bimbingan teman sebaya adalah pelayanan bimbingan yang diberikan oleh siswa terhadap siswa lainnya dalam mengentaskan permasalahannya, (ABKIN, 2007). Dalam kegiatan ini siswa yang memiliki kemampuan komunikasi yang rendah diberikan bimbingan oleh pembimbing sebaya yang merupakan temannya sendiri. Pembimbing sebaya dipilih berdasarkan kemampuan komunikasi interpersonal pada kategori tinggi dan didasarkan pada wawancara dengan guru BK. Sebelumnya, calon pembimbing sebaya diberikan penjelasan, arahan, dan latihan seseuai dengan modul pedoman bimbingan teman sebaya. Penggunaan bimbingan teman sebaya didasari oleh (1) siswa yang bersedia berkonsultasi dengan guru BK hanya sedikit, mereka lebih sering mengandalkan teman-temannya dalam berbagi masalah dan mempertimbangkan suatu keputusan. (2) Di kalangan remaja, hubungan pertemanan menjadi perhatian penting dan merupakan sumber terbesar dalam terpenuhannya kebutuhan rasa senang juga sumber 6

7 frustasi. Hal ini menciptakan kondisi yang saling membantu antara siswa dengan cara unik yang tak tidak terduga oleh orang tua dan pendidik. (3) Orang tua kurang memahami kebutuhan-kebutuhan remaja sehingga mereka mencari teman yang memiliki perasaan sama. (4) Kunci pada masa remaja adalah kemandirian tetapi, kadang para orang tua dan pendidik kurang memahami adanya perubahanperubahan yang terjadi dalam kelompok sebaya. (5) Berdasarkan penelitian-penelitian penggunaan teman sebaya dapat memperbaiki prestasi dan harga diri siswa. (6) Adanya peningkatan kemampuan untuk dapat membantu diri sendiri dan kelompok sebayanya. (7) Permasalahan remaja tidak semua terjangkau dengan adanya layanan bantuan secara formal. Penelitian tentang bimbingan teman sebaya juga dilakukan oleh Iceu Rohayati (2011). Penelitian tersebut mengemukakan bahwa dengan implementasi bimbingan teman sebaya dapat meningkatkan rasa percaya diri pada siswa. Hal ini menjadi dorongan bagi siswa untuk bisa berinteraksi dengan orang lain dan unsur utama dalam interaksi adalah melalui komunikasi. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan pelaksanaan bimbingan teman sebaya pada siswa, maka penelitian ini difokuskan pada Efektivitas Bimbingan Teman Sebaya untuk Meningkatkan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII SMPN 1 Nguter, Sukoharjo Tahun Pelajaran 2013/2014. B. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan atau disebut dengan R and D (Research and Development). Produk yang akan dikembangkan/ dihasilkan dalam penelitian ini adalah modul bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan komunikasi interpersonal. Modul merupakan produk baru yang dihasilkan dari penelitian yang digunakan sebagai pedoman bagi guru BK dalam menyelenggarakan bimbingan teman sebaya bagi siswa. Penelitian dilakukan di SMP Negeri I Nguter dan dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014. Subjek penelitian ini terdiri dari subjek ahli dan subyek praktisi sebagai penilai modul, dan subjek peserta didik adalah siswa kelas VIII 7

8 ditentukan melalui pemilihan teknik purposive sampel. Tahap purposive sampel dilakukan melalui pertimbangan tentang tujuan untuk mengetahui siswa yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal rendah maka diambil peserta didik dari kelas VIII A, VIII C, dan VIII G secara keseluruhan berjumlah 100 siswa, berdasarkan teknik purposive sampel dan studi pendahuluan diperoleh 30 siswa yang memiliki kemampuan komunikasi interpersonal rendah yang akan diberikan treatment dalam uji efektifitas. Sedangkan siswa sebagai subjek uji coba dari kelas VIII E yang berjumlah 10 orang. Variabel penelitian terdiri dari variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat adalah komunikasi interpersonal dan variabel bebas adalah layanan bimbingan teman sebaya. Teknik pengumpulan data menggunakan tiga cara, yaitu angket, wawancara dan observasi. Validitas data menggunakan uji rasional dari ahli atau expert judgement dan validitas empirik. Langkah-langkah prosedur penelitian dan pengembangan, menurut Borg dan Gall, (dalam Emzir, 2012) adalah (1) penelitian dan pengumpulan informasi, (2) perencanaan, (3) pengembangan bentuk awal produk, (4) uji lapangan awal, (5) revisi produk, (6) uji lapangan utama, (7) revisi produk operasional, (8) uji lapangan operasional, (9) revisi produk akhir, (10) diseminasi & implementasi. Penelitian ini menggunakan langkahlangkah prosedur penelitian dan pengembangan sampai pada langkah ke enam dalam penelitian dan pengembangan Borg & Gall, yaitu penyempurnaan produk hasil uji lapangan melalui uji terbatas. Tahap penelitian dan pengumpulan data melalui dua kegiatan yaitu studi pustaka dan pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara dan penyebaran angket sebagai studi pendahuluan. Tujuan pengumpulan data tersebut untuk mengetahui kondisi lapangan mengenai penguasaan siswa terhadap kemampuan komunikasi interpersonal kemudian dikaitkan dengan teori atau kajian relevan dengan permasalahan yang diteliti. Tahap Perencanaan yaitu mengumpulkan berbagai informasi mengenai keadaan di lapangan yang menggambarkan kemampuan siswa yang menjadi dasar penyusunan materi. Hal lain yang harus diperhatikan dalam 8

9 perencanaan, setelah merencanakan pengembangan materi adalah merencanakan subjek uji coba, lokasi uji coba dan instrumen-instrumen yang diperlukan. Produk yang dikembangkan pada penelitian ini berupa modul yang berjudul Bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan komunikasi interpersonal. Modul berisi materi mengenai pelaksanaan bimbingan teman sebaya dan konsep komunikasi interpersonal. Materi pada modul terdiri dari 3 bagian: bagian 1 menjelaskan tentang konsep komunikasi interpersonal dan pentingnya teman sebaya, bagian II berisi tahaptahap pelaksanaan teman sebaya sedangkan bagian yang III berisi keterampilan-keterampilan dalam komunikasi. Modul yang sudah di susun divalidasi melalui uji ahli dan praktisi untuk memperoleh kelayakan modul dalam penggunaannya. Dosen ahli yang menguji kelayakan modul adalah Drs. Wagimin M,Pd. Berdasarkan revisi modul kemudian diuji cobakan pada 10 siswa untuk memperbaiki kekurangan materi dalam agar menjadi layak secara isi dan operasionalisasinya sebagai panduan untuk melaksanakan bimbingan teman sebaya dan meningkatkan komunikasi interpersonal siswa. Tahap yang terakhir yaitu penyempurnaan produk hasil melalui uji terbatas, uji terbatas pada bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan komunikasi interpersonal menggunakan metode eksperimen dengan design one group pretest-posttest. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan uji-t atau t- test dengan bantuan SPSS. Teknik tersebut digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata skor siswa pada pretest sebelum pemberian treatment dan posttes setelah pemberian treatment. Apabila hasilnya signifikan, maka dapat diketahui bahwa bimbingan bimbingan teman sebaya efektif untuk meningkatkan komunikasi interpersonal. C. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Studi Pendahuluan Kemampuan komunikasi interpersonal siswa masih rendah karena masih banyak siswa yang belum memahami cara-cara berkomunikasi yang efektif. Gambaran mengenai kemampuan komunikasi interpersonal siswa diperoleh melalui penyebaran 9

10 Jumlah Siswa angket. Hasil angket disajikan dalam tabel: Tabel 1 Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kategori Banyak Rentang Peserta Skor Didik (%) Tinggi % Sedang % Rendah % Tabel tersebut dapat digambarkan dalam histogram dibawah ini : Tinggi Sedang Rendah Gambar 1. Histogram kemampuan komunikasi Interpersonal siswa Hasil tersebut menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi interpersonal siswa pada kategori tinggi dan sedang masing-masing sebanyak 35 siswa atau 35%, sedangkan kategori rendah sejumlah 30 siswa atau 30%. Profil awal mengenai kemampuan komunikasi interpersonal diperoleh melalui angket studi pendahuluan yang terdiri dari 30 item. Hasil tersebut digunakan peneliti sebagai need assessment untuk pemberian treatment. 2. Uji Keterimaaan Model Hipotetik atau Uji Kelayakan Modul Model yang dimaksud dalam penelitian ini adalah modul pedoman bimbingan teman sebaya yang teruji atau efektif untuk meningkatkan komunikasi interpersonal. Materi dalam modul terdiri dari 3 bagian. Bagian pertama menjelaskan pentingnya hubungan teman sebaya dan konsep komunikasi interpersonal, bagian kedua menjelaskan pelaksanaan bimbingan teman sebaya, dan bagian yang terakhir memaparkan berbagai keterampilan-keterampiln dalam komunikasi. Uji kelayakan modul dilakukan oleh ahli dibidang bimbingan dan konseling yang berpengalaman (expert judgement) dengan instrumen penilaian modul. Para ahli yang terlibat dalam penilaian modul ini berjumlah 3 orang,.tiga orang tersebut adalah Dr. Asrowi, M.Pd.; Drs. Mudaris Muslim, M.Si.; Drs Wagimin, M.Pd. Keterima- 10

11 an modul juga dinilai oleh para praktisi yaitu guru BK SMP N 1 Nguter, Sukoharjo yaitu antara lain: Drs. Sukarno, Purwanti, S.Pd, M.Pd dan Arimujito,.Pd. Hal-hal yang dinilai pada modul meliputi penampilan fisik modul, isi materi modul, bahasa yang digunakan dan manfaat modul. Penilaian ahli secara keseluruhan menunjukkan persentase pencapaian sebesar 90%, penilaian praktisi secara keseluruhan menunjukkan rata-rata persentase pencapaian sebesar 92,5%. Berdasarkan hasil tersebut modul dapat dikategorikan sangat baik atau layak sebagai pedoman bimbingan Teman sebaya untuk meningkatkan komunikasi interpersonal. Berdasarkan masukan-masukan ahli dan praktisi modul direvisi. Setelah mendapatkan persetujuan modul diuji cobakan kepada siswa kelas VIII D SMP N 1 Nguter Sukoharjo. Pelaksanaan uji coba oleh peneliti. Peneliti memaparkan modul dan siswa menyimak. Hasil uji coba ditunjukkan melalui instrumen penilaian yang diisi peserta yang menunjukkan perolehan sebesar 94%. Berdasarkan hasil penilaian ahli (expert judgement), penilaian praktisi dan uji coba terhadap modul yang dikembangkan dapat disimpulkan ratarata prosentase kelayakan penilaian modul sebesar 92,17%. 3. Impelentasi Modul sebagai Pedoman Bimbingan Teman Sebaya dalam Uji Efektifitas Kondisi kemampuan komunikasi interpersonal siswa pada awalnya belum optimal atau masih rendah terlihat dari hasil pretest yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari skor pretest adalah 116,63 dengan skor tertinggi 136 dan skor terendah 95. Langkah selanjutnya pemberian intervensi pada siswa dan dilakukan posttest. Hasil posttest menunjukkan niali rata-rata meningkat menjadi 129,10 dengan skor tertinggi adalah 153 dan skor terendah adalah 108. Perbandingan skor mean posttest 129,10 lebih besar dari skor mean pretest 116,63 maka persentase kenaikan sebesar 12,47%. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan adanya peningkatan kemampuan komunikasi interpersonal siswa sebelum dan sesudah treatment. Berikut disajikan tabel 2 data mean pretest dan posttest yang 11

12 Nilai Rata-Rata diberikan pada 30 siwa kelas VIII SMP N 1 Nguter, Sukoharjo. Tabel 2 Data Mean Pretest dan Posttest Prosentase N Mean Kenaikan Pretest ,63 12,47% Posttest ,10 Tabel 3 Data Hasil Uji t-test Tabel tersebut dapat dijelaskan dalam gambar grafik berikut : Pretest 116,6 3 Gambar 2 Grafik Peningkatan Mean Pretest dan Posttest Berdasarkan analisis data peningkataan mean pretest dan postest menunjukkan bahwa layanan informasi mampu meningkatkanbudaya sekolah secara signifikan. Untuk melihat uji signifikansilayanan informasi,disajikan padaa tabel 3berikut ini. Postest 129,1 Dari tabel dapat dijelaskan hasil uji berpasangan pretest dan posttest diperoleh hasil analisis t hitung sebesar 10,002 dengan signifikansi 0,000. Karena harga signifikansi <0,05 maka H 0 ditolak dan membuktikan peningkatan yang signifikan kemampuan komunikasi interpersonal pada subjek penelitian sebelum dan sesudah diberikan intervensi. Hasil analisis bimbingan teman sebaya untuk meningkatkan omunikasi interpersonal menunjukkan aspek sikap terbuka terjadi perubahan yang signifikan antara skor pretest dan posttest, dibandingkan dengan aspekaspek yang lain. Dari hasil tersebut memiliki makna bahwa bimbingan teman sebaya yang berpedoman pada modul lebih mampu meningkatkan komunikasi interpersonal pada aspek sikap terbuka. 12

13 Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dapat membuktikan bahwa modul bimbingan teman sebaya efektif untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP N 1 Nguter, Sukoharjo, dengan peningkatan yang signifikan. D. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dari hasil studi pendahuluan diperoleh profil awal kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri I Nguter, Sukoharjo yang menunjukkan 30% siswa atau 30 siswa berada pada kategori rendah, sedangkan kategori sedang dan tinggi masing-masing sebesar 35% atau 35 siswa. Modul layanan yang dikembangkan layak untuk dijadikan pedoman setelah melalui uji ahli dan praktisi. Hasil penilaian uji ahli terhadap kelayakan modul baik secara fisik, isi, bahasa maupun manfaat adalah 90%. Sedangkan hasil uji praktisi menunjukkan kelayakan modul adalah 92,5%. Selanjutnya penilaian dalam uji coba terbatas adalah 94%. Secara keseluruhan kelayakan modul adalah 92,16%. Hasil penelitian melalui pengembangan model dengan modul layanan bimbingan teman sebaya dinyatakan efektif untuk meningkatkan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP Negeri I Nguter, Sukoharjo. Hal tersebut dapat dibuktikan melalui analisis hasil t-test, yaitu diperoleh hasil t hitung sebesar 10,002 dengan signifikansi 0,000. Karena harga signifikansi <0,05 maka H 0 ditolak dan membuktikan peningkatan yang signifikan. Berdasarkan nilai rata-rata mengalami peningkatan terlihat dari hasil pretest yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata dari hasil pre-test adalah 116, 63 meningkat dalam post-test yaitu 129,10. Penerapan layanan bimbingan teman sebaya yang berpedoman pada modul mampu meningkatkan aspek dalam komunikasi interpersonal yaitu aspek percaya, sikap supportif, sikap terbuka dan perilaku. Kemampuan komunikasi interpersonal siswa meningkat setelah diberikan perlakuan berupa layanan bimbingan teman sebaya dengan berpedoman pada modul yang sudah dikembangkan dan teruji konsep maupun empiriknya. Bimbingan teman sebaya memberikan pemahaman pada 13

14 siswa yang mempengaruhi pola pikir, pengambilan keputusan dan perilaku sehingga mendorong siswa mengubah cara-cara melakukan komunikasi interpersonal yang efektif. Sesuai dengan kesimpulan dan implikasi dari hasil penelitian, maka berikut beberapa saran yang dapat dipertimbangkan : 1. Sekolah Sekolah merupakan tempat belajar dan pembentukan karakter siswa. Sebagian besar waktu siswa di habiskan di sekolah. Hendaknya sekolah mengoptimalkan peranan bimbingan dan konseling terutama pelaksanaan layanan bimbingan teman sebaya. 2. Bagi Guru BK a. Perlu penggunaan metode yang bervariasi dalam mengatasi masalah pada siswa. b. Guru BK diharapakan dapat mengoptimalkan kemampuan siswa melalui keterlibatan siswa secara langsung dalam setiap pelaksanaan layanan. c. Guru BK hendaknya menyesuaikan topik/masalah dalam pelaksanaan layanan dengan informasi-informasi terkini sehingga menjadi tidak out of date dan siswa juga menjadi lebih tertarik dan termotivasi. 2. Bagi Siswa a. Siswa harus siap untuk mengikuti setiap pelaksanaan program kegiatan pembelajaran dan layanan di sekolah dengan lebih berkonsentrasi. b. Siswa hendaknya mempelajari kembali modul sebagai sarana memperluas pengetahuan dan wawasannya tentang komunikasi interpersonal. c. Siswa diharapkan mampu menjalin hubungan yang harmonis dengan teman, guru, dan warga sekolah melalui komunikasi interpersonal yang efektif. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya a. Peneliti selanjutnya diharapakan dapat mengembangkan modul layanan bimbingan teman sebaya yang lebih baik, dengan menambah materi-materi yang sesuai sehingga bisa dijadikan pedoman bagi siswa maupun guru dalam pelaksanaan kegiatan serta menjadi bahan bacaan untuk menambah pengetahuan. 14

15 b. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII SMP saja, peneliti selanjunya diharapakan dapat melakukan penelitian yang serupa dengan mengambil subjek yang lebih luas lagi sebagai perbandingan sehingga kelayakan modul sebagai pedoman menjadi lebih akurat. c. Peneliti selanjunya diharapkan bisa melaksanakan bimbingan teman sebaya, karena secara umum bimbingan teman sebaya masih jarang di laksanakan dalam program layanan bimbingan dan konseling, sedangkan bimbingan teman sebaya ini memiliki banyak manfaat bagi pengguna. Bimbingan teman sebaya juga menjadi salah satu alternatif layanan yang menarik bagi siswa karena melibatkan interaksi antara siswa. DAFTAR PUSTAKA ABKIN. (2007). Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen PMPTK DIKNAS. Alo Liliweri. (1994). Perspektif Teoritis Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti.. (1997). Komunikasi Antarpribadi. Bandung: Citra Aditya Bakti. Arif Rohman. (2009). Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: LaksBang Mediatama. Budyatna, M & Ganiem, Mona L. (2011). Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Busri Endang. (2009). Konseling Teman Sebaya Pada Remaja Di ErGlobalisasi. Jurnal Cakrawala Kependidikan, 7 (2), Diperoleh 9 Mei 2013, dari jurnal.untan.ac.id. Carter, Thomas. D. (2005). Peer Counseling: Roles, Functions, Boundaries. Diperoleh tanggal 1 Mei Djoni Aminudin. (2012). Bimbingan Teman Sebaya Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Siswa SMK Taruna Bakti Depok. Bandung : UPI. 15

16 Emzir, (2012). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Hurlock, B. E. (2012). Psikologi Perkembangan. Terj. Istiwidayanti & Soedjarwo. Jakarta: Erlangga. (Buku asli diterbitkan 1980). Iceu Rohayati. (2011). Program Bimbingan Teman Sebaya Untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan, Edisi Khusus, (1), Dperoleh 8 Juni http//jurnal.upi.edu. Jalaluddin Rakhmat. (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Joseph De Vito. (2011). Komunikasi Antarmanusia. Terj. Maulana. Agus. Jakarta: Karisma. Muhammad Al-Mighwar. (2006). Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia. Nana Syaodih & Sukmadinata. (2008). Metode Penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya. Onong Uchjana Effendy. (2004). Ilmu Komunikasi Teori dan Praktik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitattif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sunarti. (2008). Peran Pembimbing Sebaya Dalam Layanan Bimbingan Dan Konseling. Diperoleh tanggal 6 April Supratiknya. (1995). Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta: Kanisius. Suwarjo. (2008). Makalah Konseling Teman Sebaya (Peer Counseling) untuk Mengembangkan Resiliensi Remaja. Makalah disajikan pada Seminar Pengembangan Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta, 29 Februari http//staff.uny.ac.id. Syamsu Yusuf L.N. (2002). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Tubbs, Stewart & Moss, Sylvia. (1996). Human Communication. Terj. Deddy Mulyana & Gembirasari. Bandung: Remaja Rosdakarya 16

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan manusia lain. Hubungan antar manusia dapat terjalin ketika BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Komunikasi selalu terjadi dalam setiap kehidupan manusia. Setiap kegiatan yang dilakukan manusia merupakan refleksi dari kegiatan komunikasi, baik secara verbal maupun

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Hakikat manusia adalah sebagai makhluk sosial, oleh karena itu setiap manusia tidak lepas dari kontak sosialnya dengan masyarakat, dalam pergaulannya

Lebih terperinci

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R.

GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 51 GAMBARAN KETERBUKAAN DIRI (Studi Deskriptif pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 48 Jakarta) Dwiny Yusnita Sari 1 Wirda Hanim 2 Dharma Setiawaty R. 3 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Tempat penelitian yang digunakan untuk judul Pengembangan Permainan Simulasi Untuk Meningkatkan Perencanaan Karier Peserta Didik Kelas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial. Salah satu indikasi bahwa manusia sebagai makhluk sosial adalah perilaku komunikasi antarmanusia. Manusia tidak dapat hidup sendiri,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 75 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian Tujuan penelitian ini, yaitu menghasilkan model pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru bimbingan dan konseling dalam menyelenggarakan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 46 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metodologi Penelitian Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

JURNAL EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMPN 2 GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMPN 2 GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL EFEKTIFITAS LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR UNTUK MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR SISWA SMPN 2 GURAH KABUPATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF TUTORING SERVICES TO IMPROVE STUDENTS

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN PENGGUNAAN DAN PEMELIHARAAN ALAT-ALAT UKUR DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO Oleh: Nengah saputra wijaya Program Studi Pendidikan Teknik Otomotif e-mail: nengahsaputrawijaya@gmail.com

Lebih terperinci

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI SISWA KELAS VIII SMPN 3 GROGOL TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF SIMULATION TECHNIQUES TO IMPROVE INTERPERSONAL

Lebih terperinci

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK

Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa ABSTRAK Efektivitas Layanan Bimbingan Kelompok Terhadap Hubungan Interpersonal Siswa Retno Ambarini (09220200) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang; masih adanya

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Nelly Oktaviyani (nellyokta31@yahoo.com) 1 Yusmansyah 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The purpose of this study

Lebih terperinci

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK KATA BERANTAI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP

JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK KATA BERANTAI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP JURNAL KEEFEKTIFAN TEKNIK KATA BERANTAI DALAM BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI SISWA KELAS VII SMP THE EFFECTIVNESS OF KATA BERANTAI TECHNIQUE ON COUNSELING GROUP TO IMPROVE STUDENTS

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah pengembangan model bimbingan kelompok berbasis islami yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah pengembangan model bimbingan kelompok berbasis islami yang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini adalah pengembangan model bimbingan kelompok berbasis islami yang dilaksanakan di SMA 2 Bae Kudus. 3.2 Subjek Penelitian Subjek dalam

Lebih terperinci

Jurnal Bimbingan Konseling

Jurnal Bimbingan Konseling Jurnal Bimbingan Konseling 3 (2) (2014) Jurnal Bimbingan Konseling http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jubk BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK PERMAINAN SIMULASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Dalam metode penelitian dijelaskan tentang urutan suatu penelitian yang dilakukan yaitu dengan teknik dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan suatu pendekatan yang menghasilkan data hasil

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. interpersonal dalam VCT, penulis melihat bahwa wujud komunikasi interpersonal

BAB IV PENUTUP. interpersonal dalam VCT, penulis melihat bahwa wujud komunikasi interpersonal BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai karakteristik komunikasi interpersonal dalam VCT, penulis melihat bahwa wujud komunikasi interpersonal dalam konseling adalah berupa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun 80 Bab III akan membahas BAB III METODE PENELITIAN pokok bahasan pada Bab III ini dimulai dari populasi rancangan alur penelitian penyusunan tesis. Adapun desain penelitian yang digunakan, dan sampel,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah pada dasarnya merupakan lingkungan sosial yang berfungsi sebagai tempat bertemunya individu satu dengan yang lainnya dengan tujuan dan maksud yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan untuk memungkinkannya pencatatan dan analisis

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri EFEKTIFITAS BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI PESERTA DIDIK KELAS VII SMPN 2 BERBEK TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM

SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM PENGARUH LAYANAN INFORMASI DENGAN MEDIA FILM TERHADAP PENYESUAIAN DIRI DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh: SUYUT ADIN FEBRIANTO NPM :

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling OLEH: PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK DISKUSI TERHADAP PERILAKU SOSIAL PESERTA DIDIK KELAS XI PEMASARAN 1 SMK YP 17 PARE TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen. 64 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan, Metode, dan Desain Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Eksperimen. Metode Eksperimen digunakan untuk mengetahui efektivitas

Lebih terperinci

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd.

JURNAL OLEH : INDAH CHOIRUN NISA NPM : Dibimbing Oleh: 1. Dr. Hj. Sri Panca Setyawati, M.Pd. 2. Yuanita Dwi Krisphianti, M.Pd. JURNAL PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN PERMAINAN TRUTH OR DARE (JUJUR ATAU TANTANGAN) TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS VIII SMPN 1 MOJO KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Lebih terperinci

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal.

Kata kunci: bimbingan kelompok, buzz group, komunikasi interpersonal. PENGEMBANGAN MDEL LAYANAN BIMBINGAN KELMPK TEKNIK BUZZ GRUP UNTUK MENINGKATKAN KMUNIKASI INTERPERSNAL SISWA SMA leh: Tita Maela Margawati Abstrak Komunikasi interpersonal memiliki arti yang penting untuk

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK

PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK PENGGUNAAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KONSEP DIRI PADA SISWA KELAS XI SMK Emilia Roza (Eroza82@yahoo.com) 1 Muswardi Rosra 2 Ranni Rahmayanthi Z 3 ABSTRACT The objective of this research was

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PERMAINAN SIMULASI KETERBUKAAN DIRI UNTUK SISWA SMP

PENGEMBANGAN PERMAINAN SIMULASI KETERBUKAAN DIRI UNTUK SISWA SMP 74 Jurnal Jurnal Kajian Kajian Bimbingan Bimbingan dan dan Konseling Konseling Vol. 1, No. 2, 2016, hlm. 74 78 Vol 1, No. 2, 2016, hlm. 74 78 Tersedia Online di http://journal.um.ac.id/index.php/bk eissn:

Lebih terperinci

HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 PAPAR KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 PAPAR KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI HUBUNGAN INTENSITAS KOMUNIKASI INTERPERSONAL KELUARGA DENGAN KONSEP DIRI SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 PAPAR KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menghasilkan model pengembangan soft skills yang dapat meningkatkan kesiapan kerja peserta didik SMK dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan 101 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam peneltian ini digunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif mengutamakan objektivitas disain

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. Menurut Borg and Gall (1983) dalam Setyosari (2010), pengertian dari penelitan

BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN. Menurut Borg and Gall (1983) dalam Setyosari (2010), pengertian dari penelitan BAB III METODE PENELITIAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian dan Pengembangan Model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian ini mengacu pada model Research and Development (R & D) dari Borg

Lebih terperinci

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K

JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K PEMBERIAN INFORMASI TENTANG KONSEP DIRI POSITIF MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENUMBUHKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS VII SMP N 7 KLATEN TAHUN AJARAN 2013/2014 JURNAL OLEH: FAJAR KUSUMAJATI K3109031

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016 Efektivitas Model Value Clarification Technique (VCT) Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Anak Tunalaras Di kelas 3 SDLB Bhina Putera Surakarta Andini Novianti Hatomi, Nandi Warnandi, dan Sunaryo Departemen

Lebih terperinci

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK DI SMP MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA SULUH Jurnal Bimbingan Konseling, Agustus 2016, Volume 2 Nomor 2 (12-16) http://jurnal.umpalangkaraya.ac.id/ejurnal/suluh LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK MENURUNKAN PERILAKU AGRESIF PADA PESERTA DIDIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dilaksanakan melalui proses belajar mengajar yang dilaksanakan di sekolah, meskipun pada dasarnya proses pendidikan dapat dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian merupakan proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian sesuai metode penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Bimbingan dan Konseling

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Bimbingan dan Konseling ARTIKEL KEEFEKTIFAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK HOME ROOM DALAM MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PESERTA DIDIK KELAS VII SMP NEGERI 2 GURAH KAB. KEDIRI TAHUN 2015 / 2016 SKRIPSI Diajukan Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

BAB I PENDAHULUAN. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi memiliki peran yang sangat penting bagi kehidupan manusia karena komunikasi merupakan alat manusia untuk saling berinteraksi satu sama lain. Manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan

BAB III METODE PENELITIAN. direncanakan oleh para peneliti untuk memecahkan permasalahan yang hidup dan 6 BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan salah satu alat yang andal dalam mengembangkan dan menerangkan cakrawala ilmu pengetahuan manusia. Metodologi penelitian dapat diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Lokasi penelitian adalah MTs Al Inayah yang berlokasi di jalan cijerokaso No.63 Kelurahan Sarijadi Bandung, Kecamatan Sukasari Bandung. MTs Al

Lebih terperinci

III. METODE PENGEMBANGAN. prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan

III. METODE PENGEMBANGAN. prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan III. METODE PENGEMBANGAN Bab III ini berisi paparan tentang tiga hal, yakni (1) model pengembangan, (2) prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan pengembangan, dan (c)

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL PENGEMBANGAN MODUL IPA BERBASIS EKSPERIMEN MATERI PERISTIWA ALAM DI INDONESIA UNTUK SISWA KELAS V SD ARTIKEL untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana oleh Puput Ambaryuni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PENGARUH METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA (PEER TEACHING) TERHADAP MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA oleh: Yopi Nisa Febianti, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Lebih terperinci

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd.

Oleh Rini Turnip Drs. H. Sigalingging, M.Pd. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING) TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPLANASI OLEH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 LUBUK PAKAM TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rini Turnip Drs. H.

Lebih terperinci

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH

PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH PENGGUNAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENYESUAIAN DIRI SISWA DI SEKOLAH Dyah Rahayu Armanto (dyahrahayuarmanto15@gmail.com) 1 Yusmansyah 2 Diah Utaminingsih 3 ABSTRACT The

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan jenis metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), yang bertujuan untuk mengembangkan produk yang akan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 3 KOTA BENGKULU

PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 3 KOTA BENGKULU 49 PENGARUH LAYANAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 3 KOTA BENGKULU Rini Juita, Pudji Hartuti, Arsyadani Mishbahuddin Prodi Bimbingan dan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN INFO SEARCH BERBASIS PMR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA KULIAH STATISTIKA DASAR 2

PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN INFO SEARCH BERBASIS PMR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA KULIAH STATISTIKA DASAR 2 PENGEMBANGAN STRATEGI PEMBELAJARAN INFO SEARCH BERBASIS PMR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MATA KULIAH STATISTIKA DASAR 2 Joko Sungkono*, Yuliana*, M. Wahid Syaifuddin* Program Studi Pendidikan Matematika

Lebih terperinci

Dalam sejarah kehidupan manusia telah lama diakui bahwa informasi. merupaan bagian yang penting bahkan seringkali menentukan nasib seseorang.

Dalam sejarah kehidupan manusia telah lama diakui bahwa informasi. merupaan bagian yang penting bahkan seringkali menentukan nasib seseorang. A. JUDUL : Studi Tentang Karakteristik Individu Dan Karakteristik Sosial Masyarakat Kampung Naga Dan Kaitannya Dengan Pola Pertukaran Informasi SUB JUDUL : Studi Kualitatif Pada Masyarakat Kampung Naga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitiannya adalah lapangan (Field Research). Yaitu penelitian yang terjun langsung ke lapangan untuk menggali, data dan

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development).

III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). 67 III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dan pengembangan (Research and Development). Desain penelitian pengembangan berdasarkan langkah-langkah penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan, Metode dan Desain Penelitian Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian pengembangan model pembelajaran untuk meningkatkan kesadaran sejarah. Model pembelajaran yang dikembangkan adalah pendekatan inkuiri. Efektifitas

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 KADEMANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 KADEMANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PENGARUH PEMBERIAN KONSELING KELOMPOK TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 KADEMANGAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan bahwa penilaian kualitas

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan bahwa penilaian kualitas 89 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan 1. Berdasarkan analisis deskriptif menunjukkan bahwa penilaian kualitas komunikasi interpersonal yang terjadi dalam kasus penyuluhan tatap muka gizi dan kesehatan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Laboratorium Percontohan UPI Bandung. Alasan pemilihan lokasi penelitian yakni belum tersedianya suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN. model pengembangan Research and Development (R&D) yang dikembangkan 39 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 3.1 Model Penelitian Pengembangan Penelitian yang dilakukan berupa penelitian dan pengembangan, model yang akan dikembangkan dalam pengembangan penelitian

Lebih terperinci

JURNAL EFEKTIVITAS CINEMA THERAPY UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DI DEPAN KELAS SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN 2016/2017

JURNAL EFEKTIVITAS CINEMA THERAPY UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DI DEPAN KELAS SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN 2016/2017 JURNAL EFEKTIVITAS CINEMA THERAPY UNTUK MENINGKATKAN RASA PERCAYA DIRI DI DEPAN KELAS SISWA KELAS XI PEMASARAN SMK PGRI 3 KEDIRI TAHUN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF CINEMA THERAPY TO IMPROVE CONFIDENTLY

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Penelitian dan Pengembangan 1. Model Penelitian dan pengembangan Menurut Sugiyono dalam bukunya, metode penelitian dan pengembangan (dalam bahasa Inggris Research

Lebih terperinci

PENGARUH MEDIA KARTU DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK PENGENTASAN MASALAH SISWA

PENGARUH MEDIA KARTU DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK PENGENTASAN MASALAH SISWA PENGARUH MEDIA KARTU DALAM LAYANAN KONSELING KELOMPOK UNTUK PENGENTASAN MASALAH SISWA Martunis, Khairul Bariah, M. Husen Universitas Syiah Kuala Email : martunis_yahya@yahoo.co.id ABSTRAK Dalam proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yang memungkinkan dilakukannya pencatatan dan analisis data hasil penelitian

Lebih terperinci

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR KOMUNIKASI ANTARPRIBADI DAN MOTIVASI BELAJAR (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antarpribadi Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar Anak Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kabanjahe) Sepfiany Evalina Ginting

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA

PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA PENGARUH LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI SISWA Ayunda Mayasari Dewi (10220138) Mahasiswa Pendidikan Bimbingan dan Konseling IKIP Veteran Semarang Abstrak Perumusan Masalah dalam

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Bimbingan Dan Konseling. PENGARUH PENGGUNAAN TEKNIK RELAKSASI TERHADAP KECEMASAN BERBICARA DI DEPAN UMUM SISWA KELAS X SMA KATOLIK WIJAYA KUSUMA BLORA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna

Lebih terperinci

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014.

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014. PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN TERHADAP KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA KELAS XI SMA SWASTA FREE METHODIST MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014 Oleh Berliana Fenny Gultom Drs. Syamsul Arif, M.Pd. ABSTRAK

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016

HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 HUBUNGAN ANTARA KOMUNIKASI INTERPERSONAL DENGAN PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON KABUPATEN NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa III. METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa LKS berbasis keterampilan generik sains pada materi hukum-hukum dasar kimia untuk

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI

PENGARUH PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI Artikel Skripsi PENGARUH PEMBELAJARAN BAURAN (BLENDED LEARNING) TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 0 PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015 Oleh Rainal Mukhtar Drs. H. Sigalingging, M.Pd. Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

PENGARUH SENI MENGGAMBAR TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI 1 KEYONGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH SENI MENGGAMBAR TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI 1 KEYONGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI PENGARUH SENI MENGGAMBAR TERHADAP KECERDASAN VISUAL SPASIAL ANAK KELOMPOK B DI TK PERTIWI 1 KEYONGAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat

Lebih terperinci

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017

JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 JURNAL EFEKTIVITAS TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KERJASAMA KELAS XI IPA SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2016/2017 THE EFFECTIVENESS OF THE SOCIODRAMA TECHNIQUE TO IMPROVE ELEVENTH SCIENCE

Lebih terperinci

OLEH : DIAN PUSPITO SARI NPM : ( )

OLEH : DIAN PUSPITO SARI NPM : ( ) PENGARUH MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES PADA KEGIATAN MENJELASKAN HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN BARANG YANG DIHASILKAN TERHADAP PENGETAHUAN JENIS PEKERJAAN PADA SISWA KELAS IV SDN NGAMPEL III KOTA KEDIRI

Lebih terperinci

PERAN SIGNIFICANT OTHERS

PERAN SIGNIFICANT OTHERS PERAN SIGNIFICANT OTHERS DALAM PEMBENTUKAN KONSEP DIRI (Studi Kasus tentang Peran Romo dalam Pembentukan Konsep Diri Kaum Muda melalui Komunikasi Interpersonal di Gereja Paroki Santa Maria Assumpta Babarsari)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting

BAB III METODE PENELITIAN. Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Keterampilan laboratorium dan kemampuan generik sains sangat penting dimiliki oleh setiap calon guru agar dapat berhasil melaksanakan pembelajaran di laboratorium.

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto Jurnal Penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling Vol. 1, No. 2, Mei 2015 ISSN 2442-9775 UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL Richah Sofiyanti

Lebih terperinci

MODEL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SIMULASI BERTINGKAT UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN INTERPERSONAL SISWA SMK

MODEL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SIMULASI BERTINGKAT UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN INTERPERSONAL SISWA SMK MODEL LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK SIMULASI BERTINGKAT UNTUK MENINGKATKAN KECAKAPAN INTERPERSONAL SISWA SMK (Studi Pengembangan di SMK PGRI Batang) Ulul Azam BK FKIP UNISRI ABSTRAK Tujuan yang ingin

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH NOVEL GRAFIS DIGITAL KERAJAAN PONTIANAK UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN BUDAYA SISWA DI SMK NEGERI PONTIANAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH NOVEL GRAFIS DIGITAL KERAJAAN PONTIANAK UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN BUDAYA SISWA DI SMK NEGERI PONTIANAK PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH NOVEL GRAFIS DIGITAL KERAJAAN PONTIANAK UNTUK MENINGKATKAN KESADARAN BUDAYA SISWA DI SMK NEGERI PONTIANAK TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi eksperiment (eksperimen semu). Metode ini digunakan karena pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN 1 BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN A. Model Penelitian Dan Pengembangan Metode yang digunakan dalam pengembangan ini adalah metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D).

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif (Poerwanti, 2000:32) yaitu data penelitiannya bersifat numerik yang berupa gejala

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa

BAB II KAJIAN TEORI. Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa BAB II KAJIAN TEORI Berdasarkan judul Penggunaan Teknik Diskusi Dalam Bimbingan Kelompok Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal Siswa Kelas VIII di SMP Wijaya Surabaya, maka yang akan dibahas

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII Dian Susanti, Wignyo Winarko, Nyamik Rahayu S. Universitas Kanjuruhan Malang diansanyen@gmail.com

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MELALUI KONSELING KELOMPOK REALITA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON NGANJUK TAHUN PELAJARAN

UPAYA MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MELALUI KONSELING KELOMPOK REALITA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON NGANJUK TAHUN PELAJARAN JURNAL UPAYA MENINGKATKAN TANGGUNG JAWAB BELAJAR MELALUI KONSELING KELOMPOK REALITA PADA SISWA KELAS VIII SMPN 1 PRAMBON NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2015/2016 THE WAY TO INCREASE THE RESPONSIBILITY OF STUDY

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS TEKNIK BIBLIOKONSELING UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMAN LOCERET NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

EFEKTIVITAS TEKNIK BIBLIOKONSELING UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMAN LOCERET NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 EFEKTIVITAS TEKNIK BIBLIOKONSELING UNTUK MENINGKATKAN PERILAKU ASERTIF SISWA KELAS X SMAN LOCERET NGANJUK TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK

Titis Fitri Putri Astuti ( ) Pembimbing : Dra. Sri Hartini, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK 1 HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI PADA SISWA KELAS XI-MIA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Titis Fitri Putri Astuti (11500048) Pembimbing

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian quasi eksperimen, dimana variabel penelitian tidak memungkinkan untuk dikontrol secara penuh 1. Tujuan Penelitian

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNIK BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 JATISRONO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGEMBANGAN TEKNIK BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 JATISRONO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 PENGEMBANGAN TEKNIK BRAINSTORMING UNTUK MENINGKATKAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 JATISRONO TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI OLEH: WINDI ADMINI K3109080 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : WIKANINGSIH NPM P

ARTIKEL SKRIPSI OLEH : WIKANINGSIH NPM P PENGARUH PEMBERIAN LAYANAN PENDIDIKAN BUDI PEKERTI TERHADAP TATA KRAMA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII - G SMP NEGERI TULUNGAGUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA. Naskah Publikasi. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA Naskah Publikasi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Sebagian Syaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Diajukan

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitan Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Kotagajah Lampung Tengah pada tahun pelajaran 013/014. B. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII F SMPN 17 KOTA JAMBI

PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII F SMPN 17 KOTA JAMBI PENGARUH LAYANAN PENGUASAAN KONTEN TERHADAP KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VIII F SMPN 17 KOTA JAMBI Enita Evilia, Drs. Nelyahardi Gutji, M.Pd, Drs. Joni Afri, M.Pd Program Studi Bimbingan Konseling Jurusan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif sebagai 3 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang merupakan pendekatan utama dan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK

PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PENINGKATAN INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TEMAN SEBAYA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK Puspita Mertani (puspitamertani@gmail. com) ¹ Syarifuddin Latief² Diah Utaminingsih³ ABSTRACT The aim of this research

Lebih terperinci

KEEFEKTIFAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PESERTA DIDIK SMP N 1 PONCOL TAHUN AJARAN 2012/ 2013

KEEFEKTIFAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PESERTA DIDIK SMP N 1 PONCOL TAHUN AJARAN 2012/ 2013 KEEFEKTIFAN TEKNIK SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA PESERTA DIDIK SMP N 1 PONCOL TAHUN AJARAN 2012/ 2013 ARTIKEL JURNAL Oleh: IDA DWI RATNAWATI K3108027 FAKULTAS

Lebih terperinci

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd.

Oleh Dian V. Sitompul Dra. Inayah Hanum, M.Pd. 1 Pengaruh Model Pembelajaran Tipe Berpikir Berpasangan Berbagi (Think Pair and Share) terhadap Kemampuan Menanggapi Pembacaan Puisi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Pahae Julu Tahun Pembelajaran 2014/2015

Lebih terperinci

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application IJGC 3 (2) (2014) Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jbk KOMUNIKASI INTERPERSONAL MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO 1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL MELALUI BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 72 KOTA TIMUR KOTA GORONTALO Wenny Hulukati, Murhima A. Kau, Ramlah ABSTRAK Meningkatkan

Lebih terperinci