Yulia Candrawati Sutrisno Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri Jl. Sersan Suharmaji No.38 Kediri 64128

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Yulia Candrawati Sutrisno Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri Jl. Sersan Suharmaji No.38 Kediri 64128"

Transkripsi

1 ANALISIS PERHITUNGAN TINGKAT SUKU BUNGA SIMPANAN TABUNGAN GUNA MENGHITUNG PPH FINAL PASAL 4 AYAT 2 YANG HARUS DIPOTONG PADA NASABAH PD. BPR BANK DAERAH KABUPATEN KEDIRI Yulia Candrawati Sutrisno Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri Jl. Sersan Suharmaji No.38 Kediri 648 ABSTRACT Calculation of Interest Rate of Saving Deposit to Calculate Final Income Tax Article 4 Paragraph 2 that Must Be Withheld on Customers of Bank Perkreditan Rakyat Regional Bank of Kediri Regency. Analytical technique used is to compare the calculation of interest rates using the lowest balance method, daily balance and Present Value.From the results of the calculation of interest rates on deposits to the four customers obtained net interest amount using the lowest balance method of ,00 (forty three thousand rupiah), using the daily balance method of ,00 (one hundred fifty nine thousand rupiah) and using Present Value method of 3,267, (three million two hundred sixty seven thousand six hundred From these results there is a difference between the lowest and daily balance method of 115, (one hundred fifteen thousand eight hundred fifty rupiah), the difference between the lowest balance method and the Present Value method of 3,224, (three million two hundred two And the difference between the lowest balance method and Present Value method of 3,065, (three million sixty five thousand four hundred fifty rupiah) Keywords :Rate of Deposit Interest Rate, Customer, Final Income Tax Article 4 Paragraph 2 ABSTRAK Perhitungan Tingkat Suku Bunga Simpanan Tabungan Guna Menghitung Pajak Penghasilan Final Pasal 4 Ayat 2 yang Harus Dipotong Pada Nasabah PD Bank Perkreditan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri.Teknik analisa yang digunakan adalah membandingkan menggunakan metode saldo terendah, saldo harian dan Present Value (nilai sekarang).dari hasil Perhitungan tingkat suku bunga simpanan terhadap keempat nasabah diperoleh jumlah bunga bersih menggunakan metode saldo terendah sebesar ,00 (empat puluh tiga ribu rupiah), menggunakan metode saldo harian sebesar ,00 (seratus lima puluh sembilan ribu rupiah) dan menggunakan metode Present Value (nilai sekarang) sebesar ,00 (tiga juta dua ratus enam puluh tujuh ribu enam ratus Dari hasil tersebut terdapat selisih antara metode saldo terendah dan harian sebesar ,00 (seratus lima belas ribu delapan ratus lima puluh rupiah), selisih antara metode saldo terendah dan metode Present Value(nilai sekarang) sebesar ,00 (tiga juta dua ratus dua puluh empat ribu empat ratus lima puluh rupiah) dan selisih antara metode saldo terendah dan metode

2 Present Value(nilai sekarang) sebesar ,00 (tiga juta enam puluh lima ribu empat ratus lima puluh rupiah) Keywords :Rate of Deposit Interest Rate, Customer, Final Income Tax Article 4 Paragraph 2 Pendahuluan Latar Belakang Perusahaan Dalam perekonomian Indonesia, permasalahan suku bunga (domestik) merupakan indikator makro yang sangat penting.indikator ini, mempunyai faktor-faktor penyebab dan mempunyai dampak negatif yang sangat parah terhadap perekonomian bila tidak segera diatasi.perekonomian kita mempunyai budaya penyerapan suku bunga tinggi. Di Indonesia suku bunga bukan sekedar sebagai indikator terhadap harga dana, akan tetapi sekaligus menjadi indikator selera masyarakat terhadap waktu. Masyarakat Indonesia cenderung menyukai hari ini, dibandingkan hari esok.karena hari ini dianggap lebih pasti sedangkan hari esok dianggap ketidakpastian.suatu masyarakat yang lebih menyukai hari ini menunjukkan masyarakat yang tergesa-gesa, yang berakibat tingginya tingkat suku bunga.dari sisi tabungan memang terlihat lebih banyak, namun bukan berarti kita suka hari esok, melainkan karena suku bunga tinggi. Secara finansial kita terjebak dalam liquidity trap, yaitu terjebak dalam likuiditas banyak tapi pada tingkat suku bunga tinggi (Purnomo, 2004: 50). Suku bunga merupakan salah satu variabel dalam perekonomian yang diamati karena memiliki dampak luas.mempengaruhi kehidupan masyarakat dan memiliki dampak penting terhadap kesehatan perekonomian. Dapat mempengaruhi keputusan seseorang dalam mengonsumsi, membeli surat berharga, investasi atau menyimpan dalam rekening deposito maupun tabungan. Ketika suku bunga tinggi, seseorang lebih tertarik menyimpan uang di bank karena mendapat bunga yang tinggi. Sebaliknya, jika suku bunga rendah seseorang cenderung kurang berminat untuk menyimpan uangnya di bank dan dapat menarik dana yang mereka tanamkan pada bank. Sumber dana bank salah satunya didapat dari tabungan. Disaat seseorang menggunakan produk bank berupa tabungan maka akan mendapatkan bunga berdasarkan suku bunga tabungan. Suku bunga simpanan tabungan adalah tingkat harga tertentu dinyatakan dalam presentase yang dibayarkan oleh bank kepada nasabah atas simpanan tabungan yang dilakukannya. Bunga simpanan tabungan ini diberikan oleh bank untuk memberikan rangsangan kepada nasabah yang menempatkan dananya, dilakukan agar nasabah akan selalu meningkatkan simpanan dananya. Besarnya suku bunga simpanan tabungan ditetapkan dalam rapat badan atau komite yaitu ALCO (Asset Liabilities Committee) setiap periode tertentu yang disesuaikan dengan perkembangan pasar dan kebutuhan dana bank yang bersangkutan. Suku bunga tersebut terdiri dari suku bunga counter yaitu suku bunga yang tercantum pada papan pengumuman di tiap bank atau media cetak dan suku bunga negosiasi (Bastian, 2006). Membahas tentang suku bunga 15

3 tabungan, maka tidak akan terlepas dari Pajak Penghasilan. Pajak Penghasilan merupakan pajak atas setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima oleh Wajib Pajak atas seluruh penghasilannya. Undang-Undang Pajak Penghasilan Nomor 36 Tahun 2008 mengatur pengenaan Pajak Penghasilan terhadap subyek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak (Mardiasmo, 2009). Berdasarkan Peraturan Pemerintah yang diatur dalam Undang Undang Pajak Penghasilan pasal 4 ayat 2.Bahwa terdapat tarif PPh atas bunga simpanan tabungan adalah 20% (dua puluh persen) dan bersifat final.pengertian bersifat final adalah penghasilan dari bunga simpanan tabungan tersebut tidak dicantumkan dalam SPT tahunan, sehingga PPh yang dipotong tidak dapat diperhitungkan dengan PPh Yang Terhutang atas penghasilan dari sumber lainnya. Perhitungan pajak atas bunga simpanan tabungan akan mempengaruhi jumlah bunga yang akan diterima nasabah. Bunga yang diterima nasabah merupakan balas jasa yang diberikan oleh bank yang berdasarkan prinsip konvensional kepada nasabah yang membeli atau menjual produknya (Kasmir, 2014).Bunga simpanan merupakan balas jasa yang diberikan bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank.sebagai contoh bunga tabungan. Bunga tabungan yang diterima akan berpengaruh langsung kepada nasabah, yaitu terbentuknya daya tarik yang menyebabkan loyalitas nasabah terhadap bank. Nasabah akan menanamkan atau meminjamkan dananya kepada bank. Sedangkan dari pihak bank, dana yang diperoleh dari 16 nasabah dapat dipergunakan untuk membiayai operasional, perputaran modal maupun untuk membiayai aktivanya. Semakin tinggi bunga yang akan diterima oleh nasabah, maka semakin baik pula hubungan antara kedua pihak. Menurut UU RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan dimuat tentang jenis dan pengertian nasabah, dalam pasal 1 angka 17 disebutkan bahwa pengertian nasabah yaitu pihak yang menggunakan jasa bank. Menurut kamus perbankan, nasabah adalah orang atau badan yang mempunyai rekening simpanan atau pinjaman pada bank.. Setiap nasabah tentu sangat mengharapkan kepuasan dari bank manapun ia melakukan transaksi, kepuasan nasabah menjadi salah satu faktor penting untuk diperhatikan oleh perusahaan, karena nasabah/konsumen merupakan target utama suatu perusahaan/badan usaha perbankan. PD. BPR Bank Daerah Kabupaten Kediri merupakan sebuah perseroan, yang bergerak dalam bidang perbankan yang salah satu sumber utama dananya berasal dari tabungan.terdapat dua macam tabungan yang ditawarkan kepada nasabah yaitu Tabunganku dan Tabungan Takwa. Simpanan tabunganku adalah simpanan tabungan yang diluncurkan oleh Bank Indonesia dengan persyaratan mudah dan ringan, antara lain tidak dibebani dengan biaya administrasi yang diterapkan secara serentak oleh seluruh bank yang meluncurkan di Indonesia dengan penetapan suku bunga oleh Bank Indonesia sebesar 5% pertahun. Simpanan tabungan takwa adalah salah satu produk yang di keluarkan oleh PD. BPR Daerah Kabupaten Kediri dengan penetapan suku bunga 6% per tahun. Pembukaan rekening

4 ( sepuluh ribu rupiah ) serta dikenakan biaya administrasi sebesar ( dua ribu lim ratus rupiah ) jika selama tiga bulan berturut-turut tidak melakukan setoran. Suku bunga serta jangka waktu dalam menyimpan dana dapat mempengaruhi Pajak Penghasilan. Analisis suku bunga simpanan guna menghitung PPh Final Pasal 4 ayat 2 yang harus dipotong nasabah. Dapat dilakukan dengan membandingkan metode cara perhitungan suku bunga simpanan yaitu : saldo terendah, saldo harian dan penggunaan kalkulator keuangan yaitu nilai sekarang (Present Value) dari jumlah tunggal. Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk menyusun penelitian dengan judul Analisis Perhitungan Tingkat Suku Bunga Simpanan Tabungan Guna Menghitung PPh Final Pasal 4 Ayat 2 yang Harus Dipotong Pada Nasabah PD Bank Perkreditan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri Batasan Masalah Peneliti membatasi permasalahan pada Perhitungan Suku Bunga Simpanan Tabungan guna Menghitung PPh Final Pasal 4 Ayat 2 yang Harus Dipotong Nasabah. Agar mempermudah mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, maka peneliti menetapkan batasan-batasan adalah : Data norminatif simpanan tabungan takwa nasabah tahun 2016: metode saldo terendah, metode perhitungan bunga berdasarkan saldo harian, perhitungan bunga saldo harian dan Present Value (nilai sekarang) pada empat nasabah simpanan tabungan takwa PD Bank Perkreditan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, peneliti merumusakan masalah penetian sebagai berikut : Bagaimana Perhitungan Tingkat Suku Bunga Simpanan Tabungan Guna Menghitung PPh Final Pasal 4 Ayat 2 yang Harus Dipotong Nasabah Pada PD Bank Perkreditan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Perhitungan Tingkat Suku Bunga Simpanan Tabungan Guna Menghitung PPh Final Pasal 4 Ayat 2 yang Harus Dipotong Pada Nasabah PD Bank Perkreditan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri Metode Penelitian Data dan Teknik Pengumpulannya Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian. Data yang sudah diolah perusahaan dalam bentuk dokumentasi atau laporan keuangan misalnya (data norminatif para nasabah yang mempunyai simpanan tabungan takwa) dan bunga simpanan tabungan takwa sebesar 6% di PD. BPR Daerah Kabupaten Kediri serta dokumen dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan wawancara dan dokumentasi.wawancara dengan manajer untuk memperoleh data tentang sejarah perusahaan dan struktur organisasi perusahaan. Sedangkan dari dokumentasi diperoleh data data dengan cara mengumpulkan data berupa data norminatif dari 17

5 rekening nasabah simpanan tabungan, daftar rincian tabungan dan suku bunga simpanan tabungan takwa dengan tema penelitian. Teknik Analisis Data Teknik analisis yang digunakan berupa analisis deskriptif kuantitatif.alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Perhitungan bunga dengan : a. saldo terendah ini xxx Jadi perhitungan bunga adalah : Bunga Tingkat suku bunga x saldo terendah bulan ini : bulan xxx Tabel 4.4 Transaksi Nomor Rekening ( ) No. Tanggal D K 7 01/09/ , /09/ , /09/ , /10/ , /11/ ,00 29// , , //2016 Sumber :Data Diolah PD. BPD Daerah Kabupaten Kediri. Perhitungan tingkat suku bunga simpanan tabungan takwa untuk nasabah dengan nomor rekening adalah : Untuk nasabah nomor rekening ( ) : September ,00 Bunga 6% x , ,00 Oktober ,00 Bunga 6% x , ,00 November ,00 Bunga 6% x , ,00 Desember ,00 Bunga 6% x , ,00 Total bunga sebelum pajak tahun 2016 adalah : September 2016 dengan Oktober 2016 dengan November 2016 dengan Desember 2016 dengan Total bunga sebelum pajak 2.500, , , , ,00 Dengan kebijakan perusahaan menetapkan besarnya suku bunga simpanan tabungan takwa per tahun sebesar 6% (enam persen). Maka, total bunga sebelum pajak adalah ,00 (tiga puluh tujuh lima ratus 18

6 1. Nasabah simpanan tabungan takwa nomor rekening ( ) dengan total saldo tahun 2016 adalah sebesar ,00 (tujuh belas ribu lima ratus rupiah) rincian transaksi sebagai berikut : Tabel 4.5 Transaksi Nomor Rekening ( ) No. Tanggal D K 27/10/ , /10/ , /11/ , /11/ , // , // ,00 Sumber :Data Diolah PD. BPD Daerah Kabupaten Kediri. Perhitungan tingkat suku bunga simpanan tabungan takwa untuk nasabah dengan nomor rekening adalah : Untuk nasabah nomor rekening ( ) : Oktober ,00 Bunga 6% x , ,00 November ,00 Bunga 6% x , ,00 Desember ,00 Bunga 6% x ,00.500,00 Total bunga sebelum pajak tahun 2016 adalah Oktober 2016 dengan ,00 November 2016 dengan 7.500,00 Desember 2016 dengan.500,00 Total bunga sebelum pajak ,00 Dengan kebijakan perusahaan menetapkan besarnya suku bunga simpanan tabungan takwa per tahun sebesar 6% (enam persen). Maka, total bunga sebelum pajak adalah ,00 (tiga puluh lima ribu 2. Nasabah simpanan tabungan takwa nomor rekening ( ) dengan total saldo tahun 2016 adalah sebesar ,00 (dua ratus tiga puluh empat ribu rupiah) rincian transaksi sebagai berikut : Untuk nasabah nomor rekening ( ) : Tabel 4.6 Transaksi Nomor Rekening ( ) No. Tanggal D K 11 27/10/ ,00 31/10/ , /10/ , /11/ , /11/ , /11/ ,00 19

7 17 27// ,00 30// , // ,00 Sumber :Data Diolah PD. BPD Daerah Kabupaten Kediri. Oktober ,00 Bunga 6% x , ,00 November ,00 Bunga 6% x , ,00 Desember ,00 Bunga 6% x , ,00 Total bunga sebelum pajak tahun 2016 adalah Oktober 2016 dengan ,00 November 2016 dengan ,00 Desember 2016 dengan ,00 Total bunga sebelum pajak 0.000,00 Dengan kebijakan perusahaan menetapkan besarnya suku bunga simpanan tabungan takwa per tahun sebesar 6% (enam persen).maka, total bunga sebelum pajak adalah 0.000,00 (seratus dua puluh ribu 3. Nasabah simpanan tabungan takwa nomor rekening ( ) : dengan total saldo tahun 2016 adalah sebesar ,00 (delapan juta delapan ratus ribu rupiah) rincian transaksi sebagai berikut : Tabel 4.9 Transaksi Nomor Rekening ( ) No. Tanggal D K 27 27/10/ , /10/ , /11/ , /11/ , // ,00 Sumber :Data Diolah PD. BPD Daerah Kabupaten Kediri. Untuk nasabah nomor rekening ( ) : Oktober ,00 Bunga 6% x , ,00 November ,00 Bunga 6% x , ,00 Desember ,00 Bunga 6% x , ,00 20

8 Total bunga sebelum pajak tahun 2016 adalah Oktober 2016 dengan 8.250,00 November 2016 dengan 5.000,00 Desember 2016 dengan ,00 Total bunga sebelum pajak ,00 Dengan kebijakan perusahaan menetapkan besarnya suku bunga simpanan tabungan takwa per tahun sebesar 6% (enam persen). Maka, total bunga sebelum pajak adalah ,00 (dua puluh tiga ribu dua ratus lima puluh b.perhitungan bunga dengan saldo harian Bunga tingkat suku bunga x saldo terendah bulan ini : bulan x n-n1 xxx 1. Perhitungan tingkat suku bunga simpanan tabungan takwa untuk nasabah nomor rekening ( ) : Bulan September % x ,00 x ,00 Bulan Oktober % x ,00 x ,00 Bulan November % x ,00 x ,00 Bulan Desember % x ,00 x ,00 Total bunga sebelum pajak tahun 2016 September 2016 dengan ,00 Oktober 2016 dengan.000,00 November 2016 dengan ,00 Desember 2016 dengan ,00 Total bunga sebelum 1.000,0 pajak 0 Total saldo nasabah simpanan ( ) selama tahun 2016 adalah ,00 (dua belas juta rupiah) dengan bunga per tahun sebesar 6% (enam persen). Maka, total bunga sebelum pajak adalah 1.000,00 (seratus dua belas ribu 2. Perhitungan tingkat suku bunga simpanan tabungan takwa untuk nasabah nomor rekening ( ) : Bulan Oktober % x ,00 x ,00 Bulan November % x ,00 x ,00 Bulan Desember

9 6% x ,00 x ,00 Total bunga sebelum pajak tahun 2016 Oktober 2016 dengan November 2016 dengan Desember 2016 dengan Total bunga sebelum pajak , , , ,00 Total saldo nasabah simpanan ( ) selama tahun 2016 adalah ,00 (tujuh belas juta lima ratus ribu rupiah) dengan bunga per tahun sebesar 6% (enam persen). Maka, total bunga sebelum pajak adalah ,00 (seratus dua belas ribu 3. Perhitungan tingkat suku bunga simpanan tabungan takwa untuk nasabah nomor rekening ( ) : Bulan Oktober % x ,00 x ,00 Bulan November % x ,00 x ,00 Bulan Desember % x ,00 x ,00 Total bunga sebelum pajak tahun 2016 Oktober 2016 dengan bunga 6% ,00 November 2016 dengan ,00 Desember 2016 dengan ,00 Total bunga sebelum pajak ,00 Total saldo nasabah simpanan ( ) selama tahun 2016 adalah ,00 (dua belas juta rupiah) dengan bunga per tahun sebesar 6% (enam persen). Maka, total bunga sebelum pajak adalah ,00 (empat ratus tiga puluh ribu 4. Perhitungan tingkat suku bunga simpanan tabungan takwa untuk nasabah nomor rekening ( ) : Bulan Oktober % x ,00 x ,00 Bulan November % x ,00 x ,00 Bulan Desember % x ,00 x ,00 Total bunga sebelum pajak tahun 2016 Oktober 2016 dengan bunga 6% ,00 22

10 November 2016 dengan Desember 2016 dengan Total bunga sebelum pajak , , ,00 Total saldo nasabah simpanan ( ) selama tahun 2016 adalah ,00 (delapan juta delapan ratus ribu rupiah) dengan bunga per tahun sebesar 6% (enam persen). Maka, total bunga sebelum pajak adalah ,00 (enam puluh delapan ribu c. Present Value) adalah jumlah yang harus diinvestasikan saat ini untuk menghasilkan nilai masa depan yang diketahui.depan. Dalam menentukan nilai masa depan, kita bergerak melawan waktu dengan menggunkan proses akumulasi. Dalam menentukan nilai sekarang, kita bergerak melawan waktu dengan menggunkan proses pendiskotoan. Nilai sekarang dari 1 faktor nilai sekarang dapat dinyatakan dalam rumus berikut : Nilai sekarang selalu lebih kecil jumlahnya dari nilai masa depan yang diketahui karena bunga akan dihasilkan dan terakumulasi atas nilai sekarang sampai suatu tanggal di masa FVF n,i (1 + i) n Di mana FVF n,i faktor nilai masa depan untuk n periode pada suku bunga i n jumlah periode i suku bunga untuk satu periode Jumlah periode juga ditentukan dengan mengalikan jumlah tahun yang terlibat dengan jumlah periode pemajemukan pertahun, berikut ini adalah frekuensi pemajemukan suku bunga tahunan sebesar 6% dimajekmukkan sepanjang 1 tahun. Tabel 4.9 Frekuensi Pemajemukan Suku bunga tahunan sebesar 6% Dimajemuk an sepanjang 1 tahun Tahunan (1) Setengah tahunan (2) Kuartalan (4) Bulanan () Suku bunga per periode pemajemuk n 0,06 1 0,6 0,06 2 0,03 0,06 4 0,15 0,06 0,005 Jumlah priode pemajemuka n 1 tahun x 1 periode pemajemuk an per tahun 1 periode 1 tahun x 2 periode pemajemuk an per tahun 2 periode 1 tahun x 4 periode pemajemuk an per tahun 4 periode 1 tahun x periode pemajemuk an per tahun periode Sumber : Donald E. Kieso (2008) 1. Untuk nasabah Simpanan Tabungan Takwa nomor rekening ( ) ,00 x 1, ,00 Total bunga simpanan tabungan takwa sebelum pajak tahun 2016 adalah : Saldo nasabah tahun 2016 Saldo nasabah , ,00 23

11 dengan Total bunga sebelum pajak ( ,00) Total saldo nasabah simpanan ( ) selama tahun 2016 adalah ,00 (dua belas juta rupiah) dengan bunga per tahun sebesar 6% (enam persen) dan periode pemajemukan tahunan yaitu selama satu periode. Maka, total bunga sebelum pajak adalah ,00 (Tujuh ratus dua puluh ribu 2. Untuk nasabah Simpanan Tabungan Takwa nomor rekening ( ) ,00 x 1, ,00 Total bunga simpanan tabungan takwa sebelum pajak tahun 2016 adalah : Saldo nasabah tahun ,00 Saldo nasabah dengan ,00 Total bunga sebelum pajak ( ,00) Total saldo nasabah simpanan ( ) selama tahun 2016 adalah ,00 (dua tujuh belas juta lima ratus ribu rupiah) dengan bunga per tahun sebesar 6% (enam persen) dan periode pemajemukan tahunan yaitu selama satu periode. Maka, total bunga sebelum pajak adalah ,00 (satu juta lima puluh ribu 3. Untuk nasabah Simpanan Tabungan Takwa nomor rekening ( ) ,00 x 1, ,00 Total bunga simpanan tabungan takwa sebelum pajak tahun 2016 adalah : Saldo nasabah tahun ,00 Saldo nasabah dengan ,00 Total bunga sebelum pajak ( ,00) Total saldo nasabah simpanan ( ) selama tahun 2016 adalah ,00 (dua ratus tiga puluh empat juta rupiah) dengan bunga per tahun sebesar 6% (enam persen) dan periode pemajemukan tahunan yaitu selama satu periode. Maka, total bunga sebelum pajak adalah ,00 (empat belas juta empat puluh ribu 4. Untuk nasabah Simpanan Tabungan Takwa nomor rekening ( ) ,00 x 1, ,00 Total bunga simpanan tabungan takwa sebelum pajak tahun 2016 adalah : Saldo nasabah tahun ,00 Saldo nasabah dengan bunga 6% ,00 Total bunga sebelum pajak ( ,00) Total saldo nasabah simpanan ( ) selama tahun 2016 adalah ,00 (delapan juta delapan ratus ribu rupiah) dengan bunga per tahun sebesar 6% (enam persen) dan periode pemajemukan tahunan yaitu selama satu periode. Maka, total bunga sebelum pajak 24

12 adalah ,00 (lima ratus dua puluh delapan ribu Sedangkan untuk menghitung Perhitungan PPh Final pasal 4 ayat 2 Menurut Peraturan Pemerintah No. 131/2000/51/KMK.04/01 Kep.217/PJ./01 : PPh final atas Bunga Deposito, Tabungan dan Diskonto Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai berikut : 1. Untuk wajib pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap : 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto. 2. Untuk wajib pajak luar negeri 20% (dua pulus persen) dari jumlah bruto atau dengan tarif berdasarkan P3B yang berlaku. Perhitungannya sebagai berikut : 20% x Jumlah Bunga Tabungan PPh 20% dan bersifat final dikenakan kepada nasabah yang jumlah simpanan tabungannya lebih dari sama dengan Untuk jumlah nominal pokok tabungannya yang kurang dari tidak dikenakan Pajak Penghasilan atas bunga Tabungan. 1. Menggunakan Metode Saldo Terendah a. Nasabah nomor rekening x 20% 7.500, dengan total saldo ,00 (dua belas juta rupiah) menggunakan perhitungan tingkat suku bunga simpanan metode saldo terendah, maka bunga bersih yang dipotong pada nasabah adalah sebesar 7.500,00 (tujuh ribu lima ratu b. Nasabah nomor rekening x 20% 7.000, dengan total saldo ,00 (tujuh belas juta lima ratus ribu rupiah) menggunakan simpanan metode saldo terendah, maka bunga bersih yang dipotong pada nasabah adalah sebesar 7.000,00 (tujuh ribu c. Nasabah nomor rekening ,00 x 20% , dengan total saldo ,00 (dua ratus empat puluh delapan juta rupiah) menggunakan perhitungan tingkat suku bunga simpanan metode saldo terendah, maka bunga bersih yang dipotong pada nasabah adalah sebesar ,00 (dua puluh empat ribu d. Nasabah nomor rekening x 20% 4.650, dengan total saldo ,00 (delapan juta delapan ratus ribu rupiah) menggunakan simpanan metode saldo terendah, maka bunga bersih yang dipotong pada nasabah adalah sebesar 4.650,00 (empat ribu enam ratus lima puluh 25

13 2. Menggunakan Metode Saldo Harian a. Nasabah nomor rekening ,00 x 20% , dengan total saldo ,00 (dua belas juta rupiah) menggunakan perhitungan tingkat suku bunga simpanan metode saldo harian, maka bunga bersih yang dipotong pada nasabah adalah sebesar ,00 (dua puluh dua ribu empat ratus b. Nasabah nomor rekening ,00 x 20% , dengan total saldo ,00 (tujuh belas juta lima ratus ribu rupiah) menggunakan simpanan metode saldo harian, maka bunga bersih yang dipotong pada nasabah adalah sebesar ,00 (tiga puluh tujuh ribu c. Nasabah nomor rekening ,00 x 20% , dengan total saldo ,00 (dua ratus empat puluh delapan juta rupiah) menggunakan perhitungan tingkat suku bunga simpanan metode saldo harian, maka bunga bersih yang dipotong pada nasabah adalah sebesar ,00 (delapan puluh enam ribu d. Nasabah nomor rekening ,00 x 20% , dengan total saldo ,00 (delapan juta delapan ratus ribu rupiah) menggunakan simpanan metode saldo harian, maka bunga bersih yang dipotong pada nasabah adalah sebesar ,00 (tiga belas ribu enam ratus 3. Menggunakan metode Present Value (Nilai sekarang) a. Nasabah nomor rekening ,00 x 20% , dengan total saldo ,00 (dua belas juta rupiah) menggunakan perhitungan tingkat suku bunga simpanan metode Present Value (Nilai sekarang), maka bunga bersih yang dipotong pada nasabah adalah sebesar ,00 (seratus empat puluh empat ribu b. Nasabah nomor rekening ,00 x 20% , dengan total saldo ,00 (tujuh belas juta lima ratus ribu rupiah) menggunakan simpanan metode Present Value (Nilai sekarang), maka bunga bersih yang dipotong pada nasabah adalah sebesar 26

14 ,00 (dua ratus sepuluh ribu c. Nasabah nomor rekening ,00 x 20% , dengan total saldo ,00 (dua ratus empat puluh delapan juta rupiah) menggunakan simpanan metode saldo Present Value (Nilai sekarang), maka bunga bersih yang dipotong pada nasabah adalah sebesar ,00 (dua juta delapan ratus delapan ribu d. Nasabah nomor rekening ,00 x 20% ,00 Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dengan total saldo ,00 (delapan juta delapan ratus ribu rupiah) menggunakan perhitungan tingkat suku bunga simpanan metode Present Value (Nilai sekarang), maka bunga bersih yang dipotong pada nasabah adalah sebesar ,00 (seratus lima ribu enam ratus rupiah Penelitian ini berjudul Analisis Perhitungan Tingkat Suku Bunga Simpanan Tabungan Guna Menghitung PPh Final Pasal 4 Ayat 2 Yang Harus Dipotong PD. Bank Perkreditan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri. Jumlah contoh dalam penelitian sebanyak 4 (empat) nasabah simpanan tabungan takwa yang data mempunyai transaksi pada rekening koran tahun 2016 melebihi dari ,00 (tujuh juta lima ratus ribu rupiah) sebagai dasar pengenaan PPh Final Pasal 4 Ayat 2 yang harus dipotong pada nasabah. 2. Berdasarkan perhitungan PPh Final Pasal 4 Ayat 2 yang harus dipotong pada nasabah PD. Bank Perkreditan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri, diperoleh kesimpulan bahwa simpanan tabungan takwa menggunakan metode saldo terendah lebih menguntungkan bagi nasabah karena semakin rendah jumlah bunga simpanan tabungan maka semakin rendah pula PPh Final Pasal 4 Ayat 2 yang harus dipotong pada nasabah PD. Bank Perkreditan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri sehingga nasabah akan mempertahankan loyalitas untuk menyimpan dananya diperusahaan yang bersangkutan. 3. Berdasarkan perhitungan tingkat suku bunga simpanan tabungan takwa yang harus dipotong pada nasabah, diperoleh kesimpulan bahwa terdapat selisih yang cukup besar pada keempat contoh nasabah. 4. Kesimpulan atas seluruh analisis yang telah dilakukan adalah bahwa simpanan tabungan takwa adalah salah satu faktor yang mempengaruhi PPh Final Pasal 4 Ayat 2 yang harus dipotong pada nasabah PD. Bank Perkreditan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri dari empat nasabah simpanan Tabungan Takwa. diperoleh jumlah bunga bersih terhadap keempat nasabah menggunakan metode saldo terendah sebesar ,00 (empat puluh tiga ribu rupiah), menggunakan metode saldo harian sebesar ,00 (seratus lima puluh

15 sembilan ribu rupiah) dan menggunakan metode Present Value (nilai sekarang) sebesar ,00 (tiga juta dua ratus enam puluh tujuh ribu enam ratus Dari hasil tersebut terdapat selisih antara metode saldo terendah dan harian sebesar ,00 (seratus lima belas ribu delapan ratus lima puluh rupiah), selisih antara metode saldo terendah dan metode Present Value (nilai sekarang) sebesar ,00 (tiga juta dua ratus dua puluh empat ribu empat ratus lima puluh rupiah) dan selisih antara metode saldo terendah dan metode Present Value (nilai sekarang) sebesar ,00 (tiga juta enam puluh lima ribu empat ratus lima puluh 5. Kesimpulan atas seluruh analisis yang telah dilakukan adalah bahwa simpanan tabungan takwa adalah salah satu faktor yang mempengaruhi PPh Final Pasal 4 Ayat 2 yang harus dipotong pada nasabah PD. Bank Perkreditan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri.Tingkat suku bunga simpanan tabungan takwa yang semakin besar maka PPh Final Pasal 4 Ayat 2 yang dipotong pada nasabah juga semakin besar, akan tetapi dengan diimbanginya tingkat suku bunga yang tinggi, nasabah tidak akan kecewa karena bunga simpanan tabungan takwa juga tinggi. Saran 1. Sebaiknya bila nasabah baru, maupun nasabah yang lama, diberikan arahan mengenai tingkat suku bungan simpanan tabungan takwa yang seharusnya melalui analisis perhitungan tingkat suku bunga simpanan tabungan. Supaya nasabah merasa lebih yakin dan tertarik untuk menyimpan dana pada PD. Bank Perkreditan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri, penjelasan yang dilakukan oleh customer servispadasaat pembukaan rekening nasabah baru dan pemberian brosur yang berisi penjelasan pendapatan bunga yang dipotong kepada nasabah lama maupun baru akan menambah keyakinan dan ketertarikan para nasabah. 2. Sebaiknya PD. Bank Perkreditan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri menggunakan Present Value (nilai sekarang) dalam menentukan tingkat suku bunga simpanan tabungan takwa, supaya PPh Final Pasal 4 Ayat 2 yang harus dipotong pada nasabah lebih rendah sehingga mempertahankan loyalitas para nasabah yang menyimpan dananya di PD. Bank Perkreditan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri. 3. Sebaiknya PD. Bank Perkreditan Rakyat Daerah Kabupaten Kediri melakukan analisis perhitungan tingkat suku bunga simpanan tabungan menggunakan Present Value (nilai sekarang), supaya dapat menarik dana yang lebih banyak dari masyarakat guna menambah modal kerja. Daftar Pustaka Bastian, Indra dan Suharjono.(2006), Akuntansi Perbankan.Jakarta : Salemba Empat. Diana, Anatasia dan Lilis Setiawati.(2015), PerpajakanTeori dan Peraturan Terkini. Yogyakarta : Andi Direktorat Jendral Pajak Kementerian Keuangan. 20. Seri PPh 28

16 PPh Final atas Bunga Deposito dan Tabungan Serta Diskonto Bank Indonesia, (Online) /seri-pph-pph-final-atas-bungadeposito-dan-tabungan-sertadiskonto-baank-indonesia. (diakses 23 Januari 2017). Fahmi, I. (2014), Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya Teori dan Aplikasi, Bandung : Alfabeta. Fitriandi, Primandita, Yuda Aryanto, dan Agus Puji Priyono. (2016), Kompilasi Undang-Undang Perpajakan Lengkap, Jakarta : Salemba Empat. Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt dan Terry D. Warfiel. (2008), Akuntansi Intermediate Jilid 1, Jakarta : Erlangga. Kasmir. (2014), Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (cetakan ), Jakarta : Rajawali Pers. Mardiasmo. (2013), Perpajakan Edisi Revisi, Yogyakarta : CV. Andi Offset. (2016),Perpajakan Teori dan Kasus, Jakarta : Salemba Empat. Sambodo, Agus. (2015), Pajak dalam Entitas Bisnis, Jakarta : Salemba Empat Suandy, Erly. (2011), Perencanaan Pajak Edisi 5, Jakarta : Salemba Empat. Tjahjono, Achmad dan Muhammad Fakhri Husein. (2009), Perpajakan Cetakan Keempat, Yogyakarta : STIM TKPN UPP STIM YKPN. Tim Penyusun Penulisan Pedoman Skripsi. (2017), Pedoman Penelitian Proposal dan Skripsi, Kediri : Fakultas Ekonomi UNISKA. Waluyo(2014), Perpajakan Indonesia, Jakarta : Salemba Empat. (20), Akuntansi Pajak Edisi 4, Jakarta Selatan : Salemba Empat. Resmi, Siti. (2011), Perpajakan Teori dan Kasus, Jakarta : Salemba Empat. 29

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171

ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 ANALISIS PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 PADA CV INDAH UTAMA 171 Suryanto Kanadi (Suryanto_Kanadi@yahoo.com) Lili Syafitri (Lili.Syafitri@rocketmail.com) Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak Tujuan dari penelitian

Lebih terperinci

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 9 No. 1, April 2009 : 9-17 ANALISIS KETENTUAN FISKAL TERHADAP LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENENTUKAN BESARNYA PPh TERHUTANG Studi Kasus pada Yayasan Pendidikan YPKTH

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/7/PBI/2013 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Abdurrahman (2002) bank sebelumnya memiliki kewajiban sebagai

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Abdurrahman (2002) bank sebelumnya memiliki kewajiban sebagai BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank dan Kewajibanya Menurut Abdurrahman (2002) bank sebelumnya memiliki kewajiban sebagai agent of development, pemerintah dalam hal ini khususnya departemen keuangan

Lebih terperinci

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA IKLAN GUNA MENGHITUNG PAJAK YANG TERUTANG (Studi Kasus Pada PT. Kediri Intermedia Pers)

PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA IKLAN GUNA MENGHITUNG PAJAK YANG TERUTANG (Studi Kasus Pada PT. Kediri Intermedia Pers) PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI ATAS JASA IKLAN GUNA MENGHITUNG PAJAK YANG TERUTANG (Studi Kasus Pada PT. Kediri Intermedia Pers) Oleh : Dewi Malydhasari Alumni Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

Analisis Penerapan Pajak Dengan Withholding Tax System Terhadap Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) Pada PT. Bank OCBC NISP Kota Palembang

Analisis Penerapan Pajak Dengan Withholding Tax System Terhadap Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) Pada PT. Bank OCBC NISP Kota Palembang Analisis Penerapan Pajak Dengan Withholding Tax System Terhadap Pajak Penghasilan Pasal 4 Ayat (2) Pada PT. Bank OCBC NISP Kota Palembang Senli Senli (Senli.yunita@gmail.com) Siti Khairani (Siti.khairani@mdp.ac.id)

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. nasabah di Bank BRI Unit Koba. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. nasabah di Bank BRI Unit Koba. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang yang menjadi fokus penulis adalah perhitungan pajak terhadap tabungan nasabah di Bank BRI Unit Koba. Adapun

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PPH FINAL PASAL 4 AYAT 2 ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN NASABAH PADA PT. BPR MAPALUS TUMETENDEN CABANG TOMOHON

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PPH FINAL PASAL 4 AYAT 2 ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN NASABAH PADA PT. BPR MAPALUS TUMETENDEN CABANG TOMOHON ANALISIS PERHITUNGAN DAN PELAPORAN PPH FINAL PASAL 4 AYAT 2 ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN NASABAH PADA PT. BPR MAPALUS TUMETENDEN CABANG TOMOHON Veronica Junisa Lolong David Paul Elia Saerang Hence

Lebih terperinci

PERTEMUAN 13: PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan)

PERTEMUAN 13: PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan) PERTEMUAN 13: PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan) A. TUJUAN PEMBELAJARAN Pada bab ini akan dijelaskan mengenai PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan), Anda harus mampu: 1.1 Memahami Definisi PPh Pasal 25, Subjek

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil penelitian yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil penelitian yang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dari pembahasan yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PPH FINAL PASAL 4 AYAT 2 ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN NASABAH PADA PT. BANK SULUT CABANG KOTAMOBAGU

ANALISIS PERHITUNGAN PPH FINAL PASAL 4 AYAT 2 ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN NASABAH PADA PT. BANK SULUT CABANG KOTAMOBAGU ANALISIS PERHITUNGAN PPH FINAL PASAL 4 AYAT 2 ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN NASABAH PADA PT. BANK SULUT CABANG KOTAMOBAGU CALCULATION ANALYSIS OF THE FINAL INCOME TAX ARTICLE 4, PARAGRAPH 2 ON DEPOSIT

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT (2) ATAS PRODUK PT. BANK BNI PADA TAHUN 2010-

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT (2) ATAS PRODUK PT. BANK BNI PADA TAHUN 2010- ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT (2) ATAS PRODUK PT. BANK BNI PADA TAHUN 2010-2012 Arista Hapsari Ramadhani Jalan Kesehatan V/8 Bintaro, 081281818044, dhitahapsari@hotmail.com Liberti

Lebih terperinci

2017, No tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tenta

2017, No tentang Perubahan Keempat atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tenta LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.202, 2017 KEUANGAN. PPH. Penghasilan. Diperlakukan. Dianggap. Harta Bersih. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6120) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Ireine S. Tangka., Harijanto Sabijono. Analisis Perhitungan Pph.

Ireine S. Tangka., Harijanto Sabijono. Analisis Perhitungan Pph. ANALISIS PERHITUNGAN PPH FINAL PASAL 4 AYAT 2 ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN NASABAH PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK CABANG MANADO Oleh: Ireine Sari Tangka 1 Harijanto Sabijono 2 1,2 Fakultas

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil penelitian di Bank BTN Cabang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil penelitian di Bank BTN Cabang 96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan uraian dari pembahasan yang telah dijelaskan diatas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil penelitian di Bank BTN Cabang Surabaya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.346, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Pajak. Penghasilan. SBI. Bunga Deposito. Tabungan. Diskonto. Perubahan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5803)

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/14/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM

Lebih terperinci

AKUNTANSI KAS DAN BANK

AKUNTANSI KAS DAN BANK AKUNTANSI KAS DAN BANK PENDAHULUAN Kas adalah aset keuangan (paling likuid) yang digunakan untuk kegitan operasional perusahaan. Kas merupakan aset yang paling likuid karena dapat digunakan untuk membiayai

Lebih terperinci

PT. : : : ABSTRAK

PT. : : : ABSTRAK Judul : Prosedur Pembukaan dan Pencairan Deposito Rupiah pada PT. Bank Pembangunan Daerah Bali Kantor Cabang Utama Denpasar Nama : Deya Rahmania Nim : 1406013044 ABSTRAK Usaha perbankan meliputi tiga kegiatan,

Lebih terperinci

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)

ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI) 1 ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI) YESSICAROL TANIA 1, ZULKIFLI BOKIU 2, USMAN 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPH. Pemotongan. Dibayarkan sekaligus.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPH. Pemotongan. Dibayarkan sekaligus. No.33, 2010 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. PPH. Pemotongan. Dibayarkan sekaligus. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Di Indonesia terdapat banyak lembaga keuangan yang tentunya mengelola

BAB II LANDASAN TEORI. Di Indonesia terdapat banyak lembaga keuangan yang tentunya mengelola BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Di Indonesia terdapat banyak lembaga keuangan yang tentunya mengelola dana masyarakat. Lembaga keuangan tersebut terdiri atas lembaga keuangan bank dan bukan bank.

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anastasia Diana dan Lilis Setiawati Perpajakan Indonesia, Andi, Yogyakarta.

DAFTAR PUSTAKA. Anastasia Diana dan Lilis Setiawati Perpajakan Indonesia, Andi, Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA Anastasia Diana dan Lilis Setiawati. 2011. Perpajakan Indonesia, Andi, Yogyakarta. Direktorat Jenderal Pajak. 2009. Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER- 57/PJ/2009 tentang Pedoman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan usaha tanpa adanya kepercayaan dari masyarakat. yang setia dan menguntungkan pihak bank. Dengan demikian, pihak bank 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang bekerja dengan cara mengumpulkan dana dari masyarakat untuk kemudian meminjamkannya lagi kepada masyarakat.

Lebih terperinci

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI SAMBAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENAMBAHAN SETORAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH KALIMANTAN BARAT TAHUN 2013-2016 DENGAN

Lebih terperinci

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I PERBANKAN. BI. Bank Umum. Valuta Asing. Rupiah. Wajib Minimum. Giro Perubahan. (Penjelasan atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 174) PENJELASAN ATAS PERATURAN

Lebih terperinci

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO)

ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) ANALISIS PENERAPAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 23 DAN PASAL 4 AYAT (2) PADA PT BHANDA GHARA REKSA (PERSERO) Nikhen Hendra Damayanti, Hery Gunawan Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9, Kemanggisan,

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2000 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN SERTA DISKONTO SERTIFIKAT BANK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.legalitas.org PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 131 TAHUN 2000 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN SERTA DISKONTO SERTIFIKAT BANK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN

CENDEKIA AKUNTANSI Vol. 1 No. 2 Mei 2013 ISSN PENGARUH PERENCANAAN PAJAK ATAS SEWA TANAH DAN ATAU BANGUNAN TERHADAP LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN (STUDI KASUS PADA PT. BPR BINA REKSA KARYAARTHA CABANG SAMBI) Ita Rahmawati Jurusan Akuntansi Fakultas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 123 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 131 TAHUN 2000 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN SERTA DISKONTO SERTIFIKAT

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 79 TAHUN 2008 PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA

IMPLEMENTASI REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 79 TAHUN 2008 PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA 1 IMPLEMENTASI REVALUASI ASET TETAP BERDASARKAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NO. 79 TAHUN 2008 PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA Putri Nabela Dewi Universitas Negeri Surabaya PutriSnowbella@gmail.com Abstract

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KLATEN, BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/26/PBI/2011 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/26/PBI/2011 TENTANG PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/26/PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 8/19/PBI/2006 TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DAN PEMBENTUKAN PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI

ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI ANALISIS PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS KARYAWAN PADA PT. BUMI SRIWIJAYA ABADI Metta Vanna Citra ( Metta_honeey@yahoo.co.id ) Kardinal ( Kardinal@stie_mdp.ac.id ) Jurusan Akuntansi STIE MDP

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 14 TAHUN 2016 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan PPh pasal 23 yang telah dilaksanakan oleh Bank Mandiri dalam upaya mematuhi Undang-undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia.

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

Lebih terperinci

PELAKSANAAN DEPOSITO BERJANGKA RUPIAH DI BANK BTN CABANG SURABAYA

PELAKSANAAN DEPOSITO BERJANGKA RUPIAH DI BANK BTN CABANG SURABAYA PELAKSANAAN DEPOSITO BERJANGKA RUPIAH DI BANK BTN CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR Oleh : AVENIDA. M. DILYANTI. M NIM : 2009110420 SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PERBANAS SURABAYA 2012 1 1. Latar Belakang

Lebih terperinci

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA No.15/ 41 /DKMP Jakarta, 1 Oktober 2013 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA Perihal : Perhitungan Giro Wajib Minimum Sekunder

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013 NOMOR 5

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013 NOMOR 5 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS TAHUN 2013 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMBAS NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS PADA PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 19 /PBI/2008 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 19 /PBI/2008 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 19 /PBI/2008 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN TERTENTU BERUPA HARTA BERSIH YANG DIPERLAKUKAN ATAU DIANGGAP SEBAGAI PENGHASILAN DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KABUPATEN

Lebih terperinci

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENCATATAN AKUNTANSI PPH PASAL 4 AYAT 2 ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN NASABAH PADA PT BANK BUKOPIN TBK KCU MANADO

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENCATATAN AKUNTANSI PPH PASAL 4 AYAT 2 ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN NASABAH PADA PT BANK BUKOPIN TBK KCU MANADO ANALISIS PERHITUNGAN DAN PENCATATAN AKUNTANSI PPH PASAL 4 AYAT 2 ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN NASABAH PADA PT BANK BUKOPIN TBK KCU MANADO ANALYSIS OF CALCULATION AND ACCOUNTING RECORDS PPH ARTICLE

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2017 TENTANG PENGENAAN PAJAK PENGHASILAN ATAS PENGHASILAN TERTENTU BERUPA HARTA BERSIH YANG DIPERLAKUKAN ATAU DIANGGAP SEBAGAI PENGHASILAN DENGAN

Lebih terperinci

Konsep Dasar Nilai Waktu

Konsep Dasar Nilai Waktu Nilai Waktu Uang Konsep Dasar Nilai Waktu Dalam akuntansi (dan keuangan), istilah nilai waktu dari uang (time value of money) digunakan untuk menunjukkan hubungan antara waktu dengan uang bahwa satu rupiah

Lebih terperinci

DASAR DASAR TEORI OF INTEREST & ANUITAS Jakarta, 10 Mei Oleh : Masyhar Hisyam Wisananda, S.Si, ASAI

DASAR DASAR TEORI OF INTEREST & ANUITAS Jakarta, 10 Mei Oleh : Masyhar Hisyam Wisananda, S.Si, ASAI DASAR DASAR TEORI OF INTEREST & ANUITAS Jakarta, 10 Mei 2016 Oleh : Masyhar Hisyam Wisananda, S.Si, ASAI PENGERTIAN BUNGA Bunga merupakan pertambahan nilai dalam suatu periode Biasanya disimbolkan dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN BIAYA DANA PIHAK KETIGA DENGAN RENTABILITAS BANK (Studi kasus pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Siliwangi Tasikmalaya)

HUBUNGAN BIAYA DANA PIHAK KETIGA DENGAN RENTABILITAS BANK (Studi kasus pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Siliwangi Tasikmalaya) HUBUNGAN BIAYA DANA PIHAK KETIGA DENGAN RENTABILITAS BANK (Studi kasus pada PT. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Siliwangi Tasikmalaya) Siti Yulianti 083403045 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 13/10/PBI/2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 1994 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO DAN TABUNGAN SERTA DISKONTO SERTIFIKAT BANK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a.

Lebih terperinci

SUMBER SUMBER DANA BANK

SUMBER SUMBER DANA BANK SUMBER SUMBER DANA BANK Definisi : Usaha bank dalam menghimpun dana untuk membiayai operasinya. Terdiri dari : 1. Dana yang bersumber dari bank itu sendiri, merupakan sumber dana dari modal sendiri, seperti

Lebih terperinci

145/PMK.07/2009 ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL PAJAK TAHUN ANGGARAN 2006, 2007, DAN 2008 YANG

145/PMK.07/2009 ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL PAJAK TAHUN ANGGARAN 2006, 2007, DAN 2008 YANG 145/PMK.07/2009 ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL PAJAK TAHUN ANGGARAN 2006, 2007, DAN 2008 YANG Contributed by Administrator Wednesday, 02 September 2009 Pusat Peraturan Pajak Online PERATURAN MENTERI

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2003 TENTANG PENYERTAAN MODAL NEGARA REPUBLIK INDONESIA PADA PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT BANK BUMI DAYA, PERUSAHAAN PERSEROAN (PERSERO) PT BANK

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1989 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA, SERTIFIKAT DEPOSITO DAN TABUNGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1989 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA, SERTIFIKAT DEPOSITO DAN TABUNGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 21 TAHUN 1989 TENTANG PAJAK PENGHASILAN ATAS BUNGA DEPOSITO BERJANGKA, SERTIFIKAT DEPOSITO DAN TABUNGAN PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pajak merupakan salah satu perwujudan dari

Lebih terperinci

PELAKSANAAN PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN

PELAKSANAAN PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PELAKSANAAN PERHITUNGAN, PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 4 AYAT (2) ATAS BUNGA DEPOSITO PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk. CABANG BONDOWOSO ( Implementation

Lebih terperinci

HARI GINI, KOPERASI MASIH BISA DIHARAP...! darah Anda serta berniat memaki-maki penulis. Tenang bung...! Itu tanda bahwa

HARI GINI, KOPERASI MASIH BISA DIHARAP...! darah Anda serta berniat memaki-maki penulis. Tenang bung...! Itu tanda bahwa HARI GINI, KOPERASI MASIH BISA DIHARAP...! PENDAHULUAN Membaca judul diatas, mungkin Anda sudah terprovokasi dan mulai mendidih darah Anda serta berniat memaki-maki penulis. Tenang bung...! Itu tanda bahwa

Lebih terperinci

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA KEPADA BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Ada dua penelitian terdahulu yang dijadikan rujukan dalam penelitian ini, yaitu penelitian yang dilakukan oleh : Raden Okky Murdani P.A. tahun 2010 yang

Lebih terperinci

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

-1- RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA -1- DRAFT RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENGAMPUNAN PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional

Lebih terperinci

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 2TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 2TAHUN 2015 TENTANG BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 2TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN DAERAHKABUPATEN KUNINGAN NOMOR 5 TAHUN2008 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan beberapa hal pokok yang telah dibahas pada bab-bab sebelumnya dan memalui penelitian yang telah dilakukan di Bank BJB Cabang Surabaya, dapat disimpulkan

Lebih terperinci

F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012

F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012 F A Q OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-012 1. Apakah yang dimaksud dengan Surat Utang Negara? Yaitu surat berharga yang berupa surat pengakuan hutang dari pemerintah dalam mata uang Rupiah maupun Valuta

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sebagai landasan dalam penelitian ini, digunakan beberapa penelitian yang dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang mengambil

Lebih terperinci

Teori Bunga II. Arum H. Primandari

Teori Bunga II. Arum H. Primandari Teori Bunga II Arum H. Primandari Bunga Majemuk Nominal Bunga tunggal jarang dipakai di perbankan, kebanyakan bankbank sekarang membayar bunga dengan frekuensi bulanan atau mingguan, bahkan harian. Selanjutnya

Lebih terperinci

Bab1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Perkembangan ini dapat dilihat dari sisi volume usaha,

Bab1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri perbankan. Perkembangan ini dapat dilihat dari sisi volume usaha, Bab1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat dari industri perbankan. Perkembangan ini dapat dilihat dari sisi volume usaha, mobilisasi

Lebih terperinci

PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN PADA PKP RI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012

PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN PADA PKP RI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012 PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) BADAN PADA PKP RI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2012 Febriyanti Dewi Nugraheni, dan Adilistiono Jurusan Akuntansi, Politeknik Negeri Semarang Jl. Prof.H.Sudarto, SH, Tembalang,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 25 /PBI/2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/19/PBI/2008 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

Lebih terperinci

EVALUASI MEKANISME PPh PASAL 21 PADA PT AIN TAHUN PAJAK Iramaulina Damanik Rachmat Kurniawan Fharel Hutajulu

EVALUASI MEKANISME PPh PASAL 21 PADA PT AIN TAHUN PAJAK Iramaulina Damanik Rachmat Kurniawan Fharel Hutajulu EVALUASI MEKANISME PPh PASAL 21 PADA PT AIN TAHUN PAJAK 2011 Iramaulina Damanik Rachmat Kurniawan Fharel Hutajulu Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Indonesia, Jakarta, Indonesia Abstrak Penelitian

Lebih terperinci

B U P A T I W O N O S O B O PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 10 TAHUN 2011

B U P A T I W O N O S O B O PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 10 TAHUN 2011 SALINAN B U P A T I W O N O S O B O PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN WONOSOBO PADA BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010

Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010 Frequently Asked Questions (FAQ) Sukuk Negara Ritel SR-010 1. Apakah yang dimaksud dengan SR-010? SR-010 adalah Sukuk Negara Ritel seri ke-10 yang merupakan Surat Berharga Syariah Negara yang diterbitkan

Lebih terperinci

2 dengan membentuk penyisihan piutang tidak tertagih dengan terlebih dahulu dilakukan penetapan kualitas piutang; d. bahwa Piutang Eks Badan Penyehata

2 dengan membentuk penyisihan piutang tidak tertagih dengan terlebih dahulu dilakukan penetapan kualitas piutang; d. bahwa Piutang Eks Badan Penyehata No. 992, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Piutang. Tidak Tertagih. BPPN. Pembentukan. Kualitas Penetapan. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151/PMK.06/2014 TENTANG PENETAPAN

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, %

BAB IV PEMBAHASAN. Saldo Ratarata. Distribusi Bagi Hasil. Januari 1 Bulan 136,901,068,605 1,659,600, % 1,078,740, % 36 BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Sistem Pembagian Keuntungan Bagi Hasil deposito Syariah (Mudharabah) Pada Bank BTN Unit Usaha Syariah besar kecilnya pendapatan yang diperoleh nasabah dari deposito bergantung

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN BUNGA TABUNGAN KONVENSIONAL PADA PT. BANK MANDIRI Latar Belakang Bank merupakan badan usaha yang menghimpun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH DAERAH PADA PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/19/PBI/2010 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM PADA BANK INDONESIA DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS).

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.7 Tahun 1992 tentang bank dengan sistem bagi hasil. Kemudian. (BPR), dan Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan peran perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari sistem perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah di Indonesia di awali pada

Lebih terperinci

Oleh: Novia Ramayanti Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri. Kata Kunci : Penyusutan Aset Tetap, Beban Pajak Badan.

Oleh: Novia Ramayanti Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri. Kata Kunci : Penyusutan Aset Tetap, Beban Pajak Badan. ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD BERUPA KOMPUTER, PRINTER, SCANNER DAN SEJENISNYA GUNA MENGHEMAT BEBAN PAJAK BADAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NO.96/KMK.03/2009 (STUDI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2010 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2010 TENTANG MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 16/PMK.03/2010 TENTANG TATA CARA PEMOTONGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 ATAS PENGHASILAN BERUPA UANG PESANGON, UANG MANFAAT PENSIUN,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 212/PMK.07/2010 TENTANG PEDOMAN UMUM DAN ALOKASI PROGNOSA DEFINITIF TUNJANGAN PROFESI GURU PEGAWAI NEGERI SIPIL DAERAH KEPADA DAERAH PROVINSI, KABUPATEN, DAN KOTA TAHUN

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENYERTAAN MODAL PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PADA PT. BANK RIAU KEPRI, PT. RIAU AIR LINES, PERUSAHAAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan sangat penting dalam semua jenis perusahaan, termasuk bank dan lembaga keuangan lainnya, serta perusahaan industri dan retail. Manajemen

Lebih terperinci

BUPATI LOMBOK TENGAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015

BUPATI LOMBOK TENGAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015 BUPATI LOMBOK TENGAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA EKONOMI. Pajak. Pengampunan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5899) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2016

Lebih terperinci

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT Yth. Direksi Bank Perkreditan Rakyat di tempat. SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 41 /SEOJK.03/2017 TENTANG BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT BANK PERKREDITAN RAKYAT Sehubungan dengan Peraturan

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG PENYERTAAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 09/PM/1997 TENTANG PEMBIAYAAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK OLEH PERUSAHAAN EFEK BAGI NASABAH

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 09/PM/1997 TENTANG PEMBIAYAAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK OLEH PERUSAHAAN EFEK BAGI NASABAH KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL Peraturan Nomor V.D.6 NOMOR KEP- 09/PM/1997 TENTANG PEMBIAYAAN PENYELESAIAN TRANSAKSI EFEK OLEH PERUSAHAAN EFEK BAGI NASABAH KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

Lebih terperinci

PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT 2. Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Pajak Penghasilan menyebutkan, bahwa:

PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT 2. Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Pajak Penghasilan menyebutkan, bahwa: PAJAK PENGHASILAN PASAL 4 AYAT 2 Pasal 4 ayat 2 Undang-undang Pajak Penghasilan menyebutkan, bahwa: Atas penghasilan berupa bunga deposito, dan tabungan-tabungan lainnya penghasilan dari transaksi saham

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Di indonensia terdapat banyak lembaga keuangan yag tentunya mengelola dana masyarakat. Lembaga keuangan tersebut terdiri atas lembaga keuangan bank dan bukan bank.

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN SURAT EDARAN DREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-02/PJ/2015 TENTANG PENEGASAN ATAS PELAKSANAAN PASAL 31E AYAT (1) UNDANG- UNDANG NOMOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/11/PBI/2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/15/PBI/2013 TENTANG GIRO WAJIB MINIMUM BANK UMUM DALAM RUPIAH DAN VALUTA ASING BAGI BANK UMUM KONVENSIONAL

Lebih terperinci

BUKTI KAS KELUAR BUKTI KAS MASUK

BUKTI KAS KELUAR BUKTI KAS MASUK BKK No. : 01/BKK Tanggal : 01 December 2009 BUKTI KAS KELUAR Dibayarkan kepada : Bagian Gaji dan Upah Jumlah Dibayar : Dua puluh tiga juta seratus dua puluh lima ribu rupiah : Pembayaran gaji karyawan

Lebih terperinci

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat

SURAT EDARAN. Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA. Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat No. 10/ 45 /DKBU Jakarta, 12 Desember 2008 SURAT EDARAN Kepada SEMUA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI INDONESIA Perihal : Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Bagi Bank Perkreditan Rakyat Sehubungan dengan ditetapkannya

Lebih terperinci

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi.

Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi. Modul ke: PERPAJAKAN II BUNGA PINJAMAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Deden Tarmidi, SE., M.Ak., BKP. Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id PENDAHULUAN Setiap entitas selalu berusaha agar entitas dapat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dalam Perbankan Syariah, tabungan adalah simpanan berdasarkan akad wadiah atau investasi dana berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak bertentangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah kredit melalui perbankan. penyediaan sejumlah dana pembangunan dan memajukan dunia usaha. Bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara didukung oleh adanya suntikan dana dari pihak pemerintah baik melalui Lembaga Keuangan Bank (selanjutnya disingkat menjadi LKB) ataupun Lembaga

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/16/PBI/2003 TENTANG PERUBAHAN KETIGA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/16/PBI/2003 TENTANG PERUBAHAN KETIGA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/16/PBI/2003 TENTANG PERUBAHAN KETIGA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 3/1/PBI/2001 TENTANG PROYEK KREDIT MIKRO GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan

Lebih terperinci

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG BUPATI PATI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI SALINAN NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENYERTAAN MODAL DAERAH (INVESTASI) KE DALAM PERSEROAN TERBATAS BANK PEMBANGUNAN DAERAH JAWA TENGAH, PADA PERUBAHAN ANGGARAN

Lebih terperinci