BAB II TINJAUAN PUSTAKA. webometrics sebagai ilmu pengukuran faktor-faktor Web. Secara periodik

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. webometrics sebagai ilmu pengukuran faktor-faktor Web. Secara periodik"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Webometrics Istilah webometrics pertama sekali digunakan oleh Almind and Ingwersen pada tahun 1997, di mana istilah webometrics saat ini sudah umum dikenal sejak adanya badan perangkingan universitas kelas dunia yang menggunakan webometrics sebagai ilmu pengukuran faktor-faktor Web. Secara periodik peringkat webometric akan diterbitkan setiap enam bulan sekali pada bulan Januari dan Juli. Webometric melakukan pemeringkatan terhadap lebih dari dua puluh ribu perguruan tinggi di seluruh dunia (Aripin 2012). Webometric digunakan sebagai alat pengukur world wide web (www) atau situs web untuk dapat mengetahui jumlah hyperlink, jenis hyperlink, struktur website, dan pola penggunaannya. Definisi dari webometrics adalah studi tentang aspek-aspek kuantitatif dari konstruksi dan penggunaan sumber daya informasi, struktur dan teknologi pada gambar web melalui pendekatan bibliometric dan informetri (Bjorneborn & Ingwersen 2001). Webometrics juga telah diperkenalkan yaitu studi tentang content berbasis web dengan metode kuantitatif dengan tujuan utama untuk penelitian ilmu sosial menggunakan teknik yang tidak khusus untuk satu bidang studi (Thewall 2009,5). Definisi ini mencakup aspek kuantitatif baik dari sisi konstruksi, sisi penggunaan ilmu, dan web yang mencakup empat bidang utama penelitian webometrics. Webometric merupakan metode pengukuran web suatu institusi berdasarkan kepada web impact factor (WIF). Pengukuran dengan WIF dilakukan dengan menganalisa jumlah halaman (size) dengan visibilitas halaman web. 7

2 Webometric dimunculkan untuk melakukan pemeringkatan institusi atas dasar kehadiran, dinamika pemutakhiran situsnya (web presence). Evaluasi penggunaan teknologi web dapat diukur salah satunya dengan indikator webometric, terkait dengan peningkatan efesisensi melalui optimasi konten web, analisis dan disain ulang (Jalal et al. 2009). Webometrics berkaitan dengan aspek-aspek pengukuran web: situs web, halaman web, bagian dari web halaman, kata-kata dalam halaman web, hyperlink, hasil pencarian dari mesin pencari web (Thelwall 2009). Perkembangan ini diikuti oleh fenomena web sebagai media komunikasi dan dokumen yang terekam dalam format web. Analisis webometrics merupakan salah satu alat penting yang digunakan untuk mengukur secara kuantitatif dari aktivitas suatu web (Shekofteh 2010). Kajian webometrics sering juga disebut analisis kuantitatif dari fenomena web. Bagi disiplin ilmu perpustakaan dan informasi kajian kuantitatif terutama berkaitan dengan komunikasi ilmiah. Ini yang membawa ilmu perpustakaan dan informasi memberi perhatian terhadap perkembangan literatur tercetak (print-based literatures) dengan mengunakan prinsip matematika dan statistik, atau yang secara tradisional disebut Bibliometrika. Selain perkembangan literatur secara umum, beberapa kelompok juga mengunakan analisis statistik untuk mengkaji pola perkembangan penelitian secara khusus di bidang ilmu-ilmu fisika dan biologi, sehingga disebut sebagai kajian scientometrics. Kedua fokus kajian ini oleh Brookes di anggap sebagai bagian dari informetrics. (Pendit 2003) 8

3 Kajian webometrics mengadopsi metode yang digunakan oleh ilmu perpustakaan dan informasi terutama pendekatan bibliometrika. Bjorneborn dan Ingwersen (2004) menyatakan bahwa : Ilmu perpustakaan dan informasi dan bidang yang berkaitan dengan ilmu sosial, ilmu pengetahuan dan penelitian teknologi telah mengembangkan berbagai teori dan metodologi termasuk webometrics tentang aspek kuantitatif bagaimana berbagai jenis informasi yang dihasilkan, diorganisasikan, disebarluaskan dan penggunaan dari pemakai yang berbeda konteks. Pernyataan ini menunjukan kajian webometrics merupakan kajian yang mengunakan metode dari berbagai disiplin termasuk metode bibliometrika yang digunakan dalam kajian ilmu perpustakaan dan informasi. Lebih lanjut Bjorneborn dan Ingwersen mengambarkan dengan bentuk elips keterkaian antara kajian ilmu perpustakaan dan informasi dari informetrics, bibilometrics, scientometrics, hingga webometrics. Serta mengambarkan ketumpang tindihan dari bidang kajian tersebut. 9

4 Gambar 1.2 Hubungan disiplin antara infor-.biblio-/sciento-/cyber-/webo-metrics Sumber: Jacobs 2010 Dari gambar di atas menunjukan bahwa webometrics merupakan bagian dari kajian informetrika, dengan memanfaatkan metode bibliometrics serta scientometrics dalam cybermetrics merupakan kajian yang lebih luas di bandingkan dengan webometrics. Penjelasan ini sesuai dengan Bar-Iian (2008) yang menyatakan bahwa Webometrics didefinisikan sebagai sub-bagian dari informetrics. Bjorneborn (2004) memuat sebuah kerangka defenisi dengan menyatakan bahwa webometrics merupakan Sebuah kajian aspek kuantitatif dari konstruksi dan penggunaan sumber daya informasi, struktur dan teknologi Web yang digambarkan dalam pendekatan bibliometrika dan informetrika. Definisi di atas juga meletakan webometrics sebagai sebuah kajian ilmu perpustakaan dengan istilah spesifik yang berkaitan dengan bibliometrika dan infometrika. Memanfaatkan metode tersebut untuk mengkaji dokumen terekam dalam bentuk web. Untuk menjelaskan hubungan antara cybermetrics dengan webometrics yang menjadi istilah sinomin dalam ilmu perpustakaan dan informasi yang muncul dari berbagai penelitian. Seperti defenisi yang dikemukakan oleh Sen (2004) cybermetrics merupakan: 10

5 cabang pengetahuan yang menggunakan teknik matematika dan statistik untuk mengkuantifikasi situs Web atau komponennya dan konsep; langkah-langkah pertumbuhan mereka, stabilitas, propaganda, dan penggunaan; memeriksa keaslian isi; menetapkan hukum yang mengatur faktor-faktor, mempelajari efisiensi sistem informasi cyber, jasa, dan produk; dan menilai dampak usia cyber pada masyarakat. Bjorneborn mencoba memisahkan kedua konsep tersebut dengan memberikan defenisi cybermetrics sebagai Kajian aspek kuantitatif dari konstruksi dan penggunaan sumber daya informasi, struktur dan keseluruhan teknologi internet yang digambarkan dalam pendekatan bibliometrik dan informetrik. Penjelasan lebih lanjut mengenai perbedaan cybermetrics dengan webometrics dapat dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini : Gambar 2.2 Cakupan isi Cyberspace Sumber: Aguillo

6 Dari gambar di atas terlihat jelas bahwa kajian webometrics merupakan bagian dari kajian cybermetrics, webometrics hanya berfokus kepada content dari webspace yang sifatnya publik. Pada kajian cybermetrics objek kajian adalah seluruh content dalam format elektronik. Namun kedua disiplin ini samasama mengunakan pendekatan metode bibliometrics dan informetrics. 2.2 Ruang Lingkup kajian Webometric Web merupakan objek dalam kajian webometrics, dengan demikian gabungan dari kontruksi serta sisi penggunaan dari web menjadi bahan kajian. Ada empat cakupan penelitian dalam webometrics yang dikemukakan oleh Bjorneborn dan Ingwersen (2004) yaitu ; (1) Analisis konten halaman web, (2)Analisis struktur link web, (3) Analisis penggunaan web (memasukan log file dari pemakai, pencarian dan prilaku penelusuran, (4) Analisis teknologi Web (termasuk kemampuan mesin pencari). Thelwall (2007) mengindektifikasi beberapa analisis dengan pendekatan webometrics yaitu; analisis link, analisis sitasi web, evaluasi search engine dan kajian deskriptif murni dari sebuah web termasu juga penambahan analisis dari aplikasi web 2.0. penjelasan lebih lanjut di jabarkan pada poin-poin di bawah ini: a. Analisis Link Link analisis adalah studi kuantitatif hyperlink antar halaman web. Penggunaan link bibliometrics digagas oleh Ingwersen. Web Impact Factor (WIF), tercipta melalui analogi JIF (Jounal impact factor), dan hyperlink memungkinkan dapat digunakan oleh peneliti bibliometrika dengan cara analogi dengan kutipan. Sebagai contoh ; Standar WIF mengukur jumlah rata-rata link per halaman untuk ruang web 12

7 (misalnya, sebuah situs web atau seluruh negara) dari eksternal halaman. Hipotesis yang mendasari analisa link awal adalah bahwa jumlah link menargetkan situs web akademis mungkin sebanding dengan produktivitas penelitian yang memiliki organisasi, pada tingkat perguruan tinggi, departemen, kelompok penelitian, atau ilmuwan individu. b. Analisis Sitasi Web Beberapa penelitian webometrics telah difokuskan tidak hanya pada situs web tetapi pada publikasi akademik; menggunakan web untuk menghitung seberapa sering artikel jurnal dikutip dan juga melihat apakah web dapat menghasilkan bukti-bukti penggunaan yang lebih luas, termasuk komunikasi ilmiah informal dan untuk aplikasi komersial. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa Hasil penghitungan kutipan berbasis Web berkorelasi secara signifikan dengan jumlah kutipan ISI (Institute for Scientific Information) di berbagai disiplin ilmu. c. Search engine (Mesin pencari web) Evaluasi search engine (mesin pencari web) merupakan bagian dari kajian Webometrics yang mengukur sejaumana kemampuan crawler serta indeks yang dicakup oleh setiap mesin pencari serta melihat konsistensi dari hasil yang dapat di temukan oleh mesin pencari tersebut indeks merek, pengukuran dapat dilihat dari hits berdasarkan query yang di minta. d. Menjabarkan Sebuah Web Analisis webometrik juga mencoba untuk menjabarkan secara deskriptif 13

8 seperti jumlah halaman, jumlah tag yang dibukakan, aplikasi web yang digunakan serta melihat kelancaran akses link pada sebuah web. e. Pengukuran Web 2.0 Pengukuran dari aspek kuatitatif bagaimana menciptakan, menyebarkan dan mengunakan sumber daya Web 2.0, struktur dan teknologinya. Jenis web ini seperti web blog, wiki dan jejaring sosial. 14

9 2.3 Parameter Webometrics dan Indikator Dalam berbagai penelitian dalam webometrics ada dua pendekatan yang digunakan untuk mengukur web sebuah institusi yaitu, Web impact factor dan WRWU (Webometrics Ranking of World University). Perbedaan keduanya terletak pada bobot indikator serta penambahan bobot aktifitas web yang di gunakan dalam metode WRWU. Dalam kajian webometrics ada dua indikator utama yang di jadikan acuan memperingkat (Avemaria 2010) : a. Seberapa banyak jumlah bahan publikasi dari sebuah institusi atau individu di dalam web. b. Visibility dan impact dari halaman web yang diukur dengan sitasi atau link yang mereka terima Web Impact Factor WIF adalah Impact factor dari versi web. WIF pertama sekali di perkenalkan oleh Ingwersen tahun Pada dasarnya perhitungan sama dengan prinsip yang diadopsi dari Journal Impact Factor (JIF). WIF mengukur dengan menjabarkan jumlah halaman web dalam suatu situs web yang menerima link dari situs Web lain, dibagi atas jumlah publikasi halaman Web dalam suatu situs Web yang terakses crawler. WIF merupakan bagian dari metodologi webometrics, yang merupakan pengukuran relatif sejauh mana situs di link oleh situs lain dan dianalogikan dengan mengitung kutipan pada dokumen tercetak (Jeyshankar 2009). Terdapat tiga jenis dari penghitungan WIF yaitu; WIF-simple, WIF-revised and WIF-overall. Seri dari pengukuran WIF dengan istilah lain yang dikemukakan oleh Ingwersen dalam Rowlansd (1999) : a. Self-link web impact factor: pengukuran antara intensitas link dengan 15

10 halaman web yang ada di dalam sebuah situs atau domain. b. External web impact factor: pengukuran dari intensitas link dari situs atau domain lain. c. Overall web impact factor: mengukur intensitas seluruh link dari sebuah situs atau domain. Formulasi serta indikator yang digunakan dalam Web Impact Factor adalah sebagai berikut (Jalal 2009) : WIF Simple = D/A WIF Revised = B/A WIF Selflink = C/A A = Total jumlah halaman web B = Jumlah dari exsternal link ( backlinks) C = Jumlah dari self-link D = Total jumlah link ke web Evaluasi website dengan mengunakan WIF selflink lebih mencerminkan stuktur logis yang digunakan untuk mengatur halaman web di server lokal (Ingwersen 1998), dengan kata lain persentase selflink mengambarkan navigasi serta kemudahan akses ke halaman-halaman web yang tersedia. Analisis WIF selflink kurang bermakna dibandingkan dengan WIF inlink (external), karena mayoritas selflink dalam sebuah situs web dapat dibuat untuk keperluan navigasi daripada mendukung isi dari halaman yang dituju. (Thelwal 2000). Ada beberapa tujuan penggunaan metode WIF yang dikemukakan oleh Noruzi (2006) adalah: a. Metode analisis WIF menyajikan sebuah metodologi untuk mengevaluasi "Visibilitas Internasional " dan dampak situs web kelembagaan dan 16

11 akademik, serta hubungan kompetitif ke situs web lain. The WIF dapat dianggap sebagai alat yang berguna untuk mengukur relatif visibilitas dari sebuah perusahaan, organisasi, atau negara di Web. b. WIF menyediakan cara untuk mengevaluasi kepentingan relatif suatu situs web, terutama ketika kita membandingkannya dengan di bidang yang sama atau domain negara. Oleh karena itu, untuk membandingkan web situs kita harus tetap berpegang pada kategori tertentu. c. WIF untuk nasional, sektor, dan segmen web yang lebih besar atau domain tertinggi dapat di hitung. d. WIF memberikan indikator kuantitatif situs web yang berpengaruh jangka panjang. e. WIF pada gilirannya memberikan wawasan baru ke dalam proses temu kembali di web. misalnya, cluster situs web dapat dideteksi dengan cara kerja link yang co-occurence. Selain itu, The WIF dapat dianggap sebagai alat untuk mengukur ketepatan kinerja mesin pencari dan organisasi situs web, menghubungkan, dan penataan halaman Parameter WRWU (Webometrics Ranking of World Universities) WRWU menyimpulkan bahwa kegiatan universitas yang multidimensi dan ini tercermin dalam kehadiran web. Karena itu, cara terbaik untuk membangun peringkat adalah menggabungkan sekelompok indikator yang mengukur aspek-aspek yang berbeda. Almind & Ingwersen mengusulkan salah satu indikator Web pertama yakni Web Impact Factor (WIF), berdasarkan analisa link yang menggabungkan jumlah inlinks eksternal dan jumlah halaman situs web, rasio 1:1 antara Visibilitas dan Size. Rasio ini 17

12 digunakan untuk peringkat, tetapi menambahkan dua indikator baru untuk komponen ukuran: Jumlah dokumen, diukur dari jumlah Rich File yang dimiliki oleh sebuah web domain, dan jumlah publikasi yang dikumpulkan oleh database Google Scholar. Seperti yang telah disebutkan, empat indikator diperoleh dari hasil kuantitatif yang disediakan oleh mesin pencari utama sebagai berikut: Size (S). Jumlah halaman yang ditemukan dari empat mesin: Google, Yahoo, Bing dan Exalead. Untuk hasil dari setiap mesin, hasilnya logdinormalisasi ke 1 untuk nilai tertinggi. Lalu untuk setiap domain, hasil maksimum dan minimum tidak termasuk dan setiap institusi diberikan sebuah peringkat menurut jumlah gabungan. Visibilitas (V). Jumlah total tautan eksternal yang unik yang diterima (inlinks) oleh sebuah situs yang diperoleh dari Yahoo Search. Hasilnya di logdinormalisasi ke 1 untuk nilai tertinggi dan kemudian dikombinasikan untuk menghasilkan peringkat. Rich Files (R). Setelah evaluasi terhadap relevansi mereka untuk kegiatan akademik dan publikasi dan mempertimbangkan volume dari format file yang berbeda, berikut ini dipilih: Adobe Acrobat (pdf.), Adobe PostScript (ps.), Microsoft Word (doc) dan Microsoft Powerpoint (.ppt). Data ini diambil menggunakan Google dan menggabungkan hasil untuk setiap filetype setelah lognormalisasi dengan cara yang sama seperti yang dijelaskan sebelumnya. Scholar (Sc). Google Scholar menyediakan jumlah tulisan dan kutipan untuk setiap domain akademik. Hasil dari database Scholar menggambarkan makalah, laporan dan item akademis lainnya. 2.4 Peran Perpustakaan dalam Meningkatkan Perangkingan Webometrics 18

13 Untuk mendapatkan rangking yang baik di webometrics tentu dibutuhkan usaha dan kerja keras. Pengembangan kegiatan perpustakaan perlu dilakukan untuk dapat mendukung pemeringkatan dalam webometric. Beberapa kegiatan pengembangan yang dapat diimplementasikan oleh perpustakaan, yaitu: 1. Pengembangan Koleksi Digital Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah memberi dampak bertambahnya jenis koleksi pada perpustakaan, yaitu koleksi digital. Dengan adanya jaringan Internet dan media komputer, menuntut adanya koleksi digital dalam penelusuran informasi yang cepat dan tersedia setiap saat. Menurut African Digital Library (2002,1), yang dimaksud dengan koleksi digital (digital collections) adalah: This is an electronic Internet based collection of information that is normally found in hard copy, but converted to a computer compatible format. Digital books seemed somewhat slow to gain popularity, possible because of the quality of many computer screens and the relatively short 'life' of the Internet. This seemingly slow start to the use of ebooks should be seen in the context of the hundreds, if not thousands of years it took to move from the verbal to the written - initially on rock, clay tablets, animal skins, papyrus scrolls and finally, to modern paper. Dalam kutipan tersebut di atas koleksi digital adalah koleksi informasi dalam bentuk elektronik berbasis internet yang umumnya terdapat dalam koleksi cetak, yang dapat diakses secara luas menggunakan media komputer dan sejenisnya. Tartojogja (2008,1) menyatakan koleksi digital disini dapat bermacam-macam, 19

14 dapat berupa buku elektronik, jurnal elektronik, database online, statistik elektronik, dan lain sebagainya. Koleksi digital dapat terdiri atas beberapa jenis dokumen (file type) yaitu setiap program yang berbeda akan menghasilkan jenis dokumen yang berbeda pula sesuai dengan program yang digunakan, perbedaan itu dapat dilihat dari gambar icon dokumen atau yang lebih umum adalah tiga huruf yang tertera setelah tanda titik pada judul dokumen. Misalnya judul.doc menunjukkan dokumen tersebut dibuat dengan program Microsoft Word, judul.xls menunjukkan dokumen tersebut dibuat dengan program Microsoft Excel, dan banyak lagi ragamnya. 2. Pengembangan Sumber Bahan Pustaka Elektronik Perpustakaan bukan lagi hanya memiliki koleksi tercetak saja tetapi diharapkan memiliki koleksi dalam bentuk elektronik yang terpasang secara on-line. Pengguna perpustakaan telah mengenal internet dan sudah menjadikan internet untuk mengakses informasi suatu perpustakaan on-line. Suatu perpustakaan dalam mengadakan bahan pustaka elektronik untuk memenuhi kebutuhan penggunanya, dapat dilakukan dengan beberapa metode, seperti yang dikatakan oleh Cleveland (1998, 4) terdapat tiga metode yang dapat digunakan dalam proses membangun koleksi digital, yaitu: 1. Digitalization, converting paper and other media in existing collections to digital form. 2. Acquicition of original digital works created by publisher and scholars. 3. Access to external materials not held in-house by providing pointers to Web sites, other library collections, or publishers servers. 20

15 Pendapat di atas dapat dijabarkan lagi sebagai berikut: 1. Digitalisasi (Digitalization) Salah satu cara yang umum dilakukan dalam membangun koleksi digital adalah dengan mengubah bahan pustaka tercetak yang dimiliki ke bentuk digital. Seperti pendapat Tartojogja (2008, 2) digitalisasi merupakan proses alih media dari cetak atau analog ke dalam media digital atau elektronik melalui proses scanning, digital photograph atau teknik lainnya. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sulistyo (2001,5) digitalisasi (digitalization) artinya mengubah informasi dari bentuk tradisional ke bentuk terbacakan secara digital (digitally-readable version) terhadap dokumen. Diperlukan pertimbangan sebelum melakukan proses digitalisasi, karena proses digitalisasi memerlukan waktu, tenaga ahli, biaya, alat dan sarana (Tartojogja 2008, 2). Investasi yang diperlukan pun tidak sedikit, penting untuk diperhatikan masalah penentuan skala prioritas koleksi yang harus digitalisasi dan tidak, hal ini dikarenakan tidak semua koleksi dapat dan perlu dialih mediakan. Cleveland (1998, 5) menyatakan bahwa ada enam hal yang dapat menjadi pertimbangan bagi perpustakaan untuk melakukan digitalisasi koleksinya, yaitu: 1. Collection strenghts Kekuatan koleksi (Collection strenghts) adalah jika sebuah perpustakaan memiliki koleksi yang dalam jumlah yang besar dan banyak dibutuhkan oleh pengguna maka perlu untuk menseleksi bahan pustaka yang penting dan melakukan digitalisasi terhadap koleksi penting tersebut. 21

16 2. Unique collections Keunikan koleksi (Unique collections) adalah jika sebuah perpustakaan memiliki beberapa judul bahan dalam jumlah sedikit (hanya satu) dan koleksi tersebut merupakan bahan yang bersejarah atau tidak diterbitkan lagi, maka perlu dilakukan pendigitalisasian. 3. The priorities of user communities Prioritas pengguna (The priorities of user communities) adalah jika sebuah perpustakaan mendapat permintaan atau adanya kurikulum dari penggunanya untuk mendigitalisasikan bahan-bahan pustaka tertentu. 4. Manageable portions of collections Memanajemen sebagian dari koleksi (Manageable portions of collections) adalah jika sebuah perpustakaan memiliki bahan pustaka yang sudah jarang pembacanya, maka dengan kebijakan perpustakaan dapat memisahkan bahan pustaka tersebut dan mendigitalisiasikannya. 5. Technical architecture Arsitektur teknis (Technical architecture) adalah sebuah faktor yang menentukan siapa mendigitalisasikan apa. Perpustakaan harus memiliki arsitektur teknis untuk mendukung tugas-tugas koleksi digital tertentu. 22

17 6. Skill of staff Keahlian staff (Skill of staff) adalah kemampuan tertentu yang dibutukan dalam pendigitalisasian bahan pustaka. 2. Akuisisi Karya Digital Asli (Acquicition of original digital works) Membangun koleksi digital juga dapat dilakukan dengan cara melakukan pengadaan koleksi melalui penyedia koleksi digital atau database digital baik membeli atau berlangganan. Sehingga Perpustakaan mampu menyediakan koleksi digital untuk memenuhi kebutuhan Pengguna Perpustakaan. Tartojogja (2008,3) mengemukakan Ebscohost dan Proquest adalah dua contoh database yang saat ini cukup laris dan menjadi primadona bagi perpustakaan perguruan tinggi yang ingin menyediakan koleksi digital seperti di UGM, UNY, UI, UNIBRAW, UNAIR, USU dan banyak lagi. Pengadaan koleksi digital dengan metode ini masih terbilang mahal. Seperti yang ditulis oleh Tartojogja (2008, 3) database Ebsco untuk berlangganan per tahun diperlukan dana sekitar 100 juta. Sehingga tidak semua Perpustakaan memiliki dana yang mencukupi untuk pengembangan koleksi digital dengan menggunakan metode berlangganan atau membeli. 3.Akses ke Sumber Eksternal (Access to external materials) Selain perpustakaan banyak juga suatu perorangan maupun lembaga yang membangun suatu situs yang menyediaan sekumpulan informasi tertentu yang sifatnya gratis, dengan demikian metode ini tidak membutuhkan dana yang besar karena memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia secara gratis, Tartojogja (2008, 3) menyatakan: 23

18 Metode ini dapat dilakukan dengan cara membuka link atau jaringan ke server yang disediakan oleh rekanan, penerbit atau institusi lain yang mungkin mempunyai kesepakatan dengan perpustakaan, menyediakan fasilitas link ke sumber-sumber informasi penting yang disediakan secara gratis dan sesuai dengan kebutuhan pengguna yang dilayaninya. 4. Pengembangan e-book Buku elektronik (e-book) adalah versi elektronik dari buku. Jika buku pada umumnya terdiri dari kumpulan kertas yang dapat berisikan teks atau gambar, maka buku elektronik berisikan informasi digital yang juga dapat berwujud teks atau gambar. Dewasa ini buku elektronik diminati karena ukurannya yang kecil bila dibandingkan dengan buku, dan juga umumnya memiliki fitur pencarian, sehingga kata-kata dalam buku elektronik dapat dengan cepat dicari dan ditemukan. Terdapat berbagai format buku elektronik yang populer, antara lain adalah teks polos, pdf, jpeg, lit dan html. Menurut Ahmad (2009, 1) menyatakan bahwa: "E-book adalah singkatan dari Elektronic Book atau buku elektronik. E- book tidak lain adalah sebuah bentuk buku yang dapat dibuka secara elektronis melalui komputer. E-book ini berupa file dengan format bermacam-macam, ada yang berupa pdf (portable document format) yang dapat dibuka dengan program Acrobat Rader atau sejenisnya. Ada juga yang dengan bentuk format html, yang dapat dibuka dengan browsing atau internet eksplorer secara offline. Ada juga yang berbentuk format exe." 24

19 Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa e-book (buku elektronik) adalah buku yang dikemas dalam format elektronik yang dapat kita peroleh dan kita buka dengan memanfaatkan komputer. Kita dapat menyimpan berapa banyak buku elektronik dalam sebuah flashdisc dan dapat kita bawa ke mana-mana, sedangkan buku dalam format tercetak kita akan mengalami kesulitan untuk membawanya ke mana-mana dalam jumlah yang banyak. Pembuatan buku dalam format elektronik juga merupakan satu usaha untuk melestarikan informasiinformasi yang terdapat dalam buku tercetak. Buku dalam format tercetak lebih mudah mengalami kerusakan dan biaya perawatannya pun lebih mahal, maka dari itu akan lebih baik jika dilakukan transfer data/informasi dari buku ke buku elektronik (e-book) untuk menjaga kelestarian informasi yang ada. Koleksi e-book yang ditampilkan dalam repository perpustakaan akan lebih memiliki kontribusi yang signifikan terhadap webometric, jika koleksi e- book tersebut merupakan hasil karya sivitas akademika. Strategi yang dapat dilakukan yaitu: a. meng-upload koleksi e-book yang ditulis oleh staf pengajar atau sivitas akademika. b. Mengalihmediakan buku-buku karya sivitas akademika dan di-upload ke dalam koleksi e-book 5. Pengembangan Artikel Elektronik (e-article) Artikel elektronik (e-article) adalah artikel yang dikemas dalam format elektronik. Artikel elektronik dapat kita temukan dalam jurnal elektronik atau dalam bentuk artikel lepas. Menurut Thewall (2010, 1) menyatakan bahwa: 25

20 "Electronic articles are articles in scholarly journals or magazines that can be accessed via electronic transmission. The are a specialized form of electronic document, with a specialized content, purpose, format, metadata, and availability-they consist of individual articles from scholarly journals or magazines (and now sometimes popular magazines), they have the purpose of providing material for academic research and study..." Dengan kata lain pendapat di atas menunjukkan bahwa artikel elektronik adalah artikel yang terdapat dalam jurnal atau majalah ilmiah yang dapat diakses melalui transmisi elektronik. Artikel elektronik merupakan bentuk khusus dari dokumen elektronik, dengan konten khusus, tujuan, format dan metadata. Artikel elektronik ini ditujukan untuk penyediaan informasi, baik untuk kegiatan pendidikan maupun sebagai bahan rujukan untuk penelitian akademik. Artikel elektronik dapat ditemukan dalam jurnal online (elektronik), sebagai versi online dari artikel yang terbit dalam jurnal tercetak. 6. Pengembangan Jurnal elektronik (e-journal) Jurnal elektronik merupakan sekumpulan artikel dari berbagai sumber, biasanya jurnal Ilmiah, majalah, surat kabar yang dikumpulkan dalam satu database dan dapat diakses secara online, dan umumnya harus dilanggan. Isinya ada yang berbentuk abstrak dan teks penuh (fulltext). Alasan perpustakaan berlangganan E-journal adalah: a. Paradigma Baru perpustakaan b. Tuntutan Pengguna 26

21 c. Keterbatasan Ruangan perpustakaan d. Keuntungan File Elektronik Menurut Surjono (2009, 1); "E-journal adalah publikasi dalam format elektronik dan mempunyai ISSN (International Standard Serial Number)." Menurut Tresnawan (2010, 2); "E-journal adalah terbitan serial seperti bentuk tercetak tetapi bentuk elektronik, biasanya terdiri dari tiga format, yaitu teks, teks dan grafik, serta full image (dalam bentuk pdf)." Dari kedua pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa jurnal elektronik adalah sekumpulan artikel atau jurnal ilmiah dalam format elektronik, mempunyai ISSN (International Standard Serial Number) sehingga informasi yang terkandung di dalam nya dapat dipercaya. Jurnal elektronik biasanya terdiri dari tiga format yaitu teks, teks dan grafik, serta full image. Format e-journal kini mulai banyak diminati pengguna perpustakaan karena perubahan paradigma dan kebiasaan membaca dokumen elektronik yang lebih efisien dalam hal tenaga, ruang, waktu dan biaya. Ada banyak keuntungan dan kemudahan dalam memanfaatkan file elektronik dibandingkan dengan file tercetak. 7. Pengembangan e-grey literature atau pengembangan e-locall content Grey literature atau literatur kelabu adalah koleksi yang tidak diterbitkan secara luas yang terdiri dari skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian. Apabila perpustakaan perguruan tinggi sudah me-digital-kan koleksi tersebut, potensi untuk meningkatkan peringkat webometric sangat besar. 27

22 8. Meng-upload berita dan informasi Mempublikasikan setiap pengumuman, berita, dan informasi yang terkait dengan perpustakaan dalam bentuk file yang bervariasi. Misalnya, publikasi semua kegiatan perpustakaan dalam bentuk file video dan di-upload dalam youtube. 9. Mempublikasikan ppt seminar/talk show secara online Mempublikasikan secara online setiap makalah kegiatan (dalam bentuk.ppt) yang di-create oleh perpustakaan dan corner perpustakaan baik yang dilaksanakan di ruang publik atau di ruang parlinah. 10. Resensi Buku Menggalakan resensi buku koleksi perpustakaan bagi seluruh staf perpustakaan secara umum dan secara khusus bagi pustakawan dalam hal ini akan ditarget dalam satu bulan minimal 5 buku yang dapat diresensi. Selanjutnya resensi tersebut di-upload dalam website berbentukfile.doc atau.pdf. Terdapat juga saran dari webometrics.info agar situs Web perguruan tinggi mendapatkan rangking pada webometrics (CCHS-CSIC, 2009, 1-3 ), yaitu: 1. Penamaan URL Tiap institusi harus memilih domain institusi yang unik yang dapat digunakan oleh semua situs Web institusi tersebut. Sangat penting untuk tidak merubah domain institusi sebab akan membuat bingung dan berdampak pada menghilangnya nilai visibility. Pembuatan domain alternatif atau mirror tidak diperbolehkan. Gunakan singkatan 28

23 yang dikenal baik dan deskripsi institusi seperti nama kota pada nama domain. 2. Pembuatan Konten Keberadaan situs Web yang tinggi hanya dapat terjadi jika didukung oleh kelompok penulis yang besar. Cara terbaik untuk melakukannya adalah mengijinkan proporsi yang besar dari staff, peneliti, dan mahasiswa yang telah lulus untuk menjadi penulis potensial. Sistem distribusi penulisan dapat dilakukan dengan beberapa tingkatan berikut ini: Organisasi Pusat dapat bertanggung jawab untuk membuat panduan dan informasi institusional. Perpustakaan, pusat dokumentasi dan layanan yang sejenis dapat bertanggung jawab membuat database yang besar, termasuk bibliografi juga repositori yang besar (thesis, pre-prints, dan laporan-laporan) Perorangan atau tim harus menajemen situs Web mereka sendiri, dan memperkaya arsip mereka. Dapat juga menggunakan sumber eksternal sebagai pihak ketiga dan meningkatkan visibility, seperti: konferensi situs Web, software repositori, komunitas peneliti dan publikasi mereka, khususnya jurnal elektronik. 29

24 3. Konversi Konten Sumber penting yang tersedia tidak dalam format elektronik dapat dikonversi ke halaman Web dengan mudah. Kebanyakan universitas memiliki rekaman kegiatan yang dapat dipublikasikan di situs Web historis. Sumber lain juga dapat dikonversi, termasuk laporan lampau atau koleksi gambar. 4. Interlinking Web adalah sebuah kitab yang penuh dengan teks hipertextual corpus dimana link menghubungkan setiap halaman-halamannya. Jika konten tidak diketahui (desain buruk, informasi terbatas, minor bahasa), kualitasnya rendah, situs tersebut kemungkinan akan mendapat sedikit link dari situs lainnya. Mengukur dan mengklasifikasikan link-link dari yang lain merupakan hal yang sia-sia. Link didapatkan dari mitra institusi baik lokal maupun regional, direktori situs dari organisasi yang sejenis, portal topik situs, kolega atau mitra halaman personal. Halaman harus memiliki pengaruh dalam komunitas. Periksalah halaman yang terlepas dari link. 5. Gunakan bahasa Inggris Pengguna situs adalah global, sehingga gunakanlah bahasa yanga dapat dimengerti secara global, khususnya bahasa Inggris, tidak 30

25 hanya pada halaman utama tetapi pada setiap bagian dan khususnya pada dokumen-dokumen. 6. Rich dan media file Walaupun html merupakan format standar halaman Web, kadangkadang lebih baik menggunakan format rich file seperti Adobe Acrobat PDF atau MS Word DOC untuk memudahkan dalam distribusi dokumen. PostScript merupakan format yang populer di area tertentu (ilmu fisika, teknik, matematika) tetapi format tersebut akan sulit untuk dibuka, sebaiknya tetap menyediakan alternatif dalam format PDF. Peningkatan Bandwidth, sehingga baik dalam investasi arsip dalam semua media pada repositori Web. Koleksi video, interviews, presentations, animated graphs, bahkan gambar digital dapat menjadi sangat bermanfaat dalam waktu panjang. 7. Search engine friendly designs Hindari menu-menu yang berbasis Flash, Java atau JavaScript yang dapat memblok akses robot. Direktori yang jauh atau link yang kompleks dapat memblok robot juga. Databases and even highly dynamic pages can be invisible for some search engines, so use directories or static pages instead or as an option. 31

26 8. Popularitas dan statistik Jumlah kunjungan adalah penting, tetapi sama pentingnya untuk memonitor asal mereka, distribusi dan alasan mengapa mereka mengunjungi situs Web. Kebanyakan analisis log terkini menawarkan tabel dan grafik yang menunjukkan relevansi data demografi dan geografi, tetapi pastikan terdapat referensi yang menunjukkan dari istilah atau kata apa yang digunakan untuk menelusur halaman Web pada search engine. Halaman dan direktori popular juga relevan. 9. Archiving and persistence Memanajemen copy material yang sudah usang di situs wajib dilakukan. Kadang nilai informasi yang relevan hilang ketika situs didesain ulang atau update dan tidak ada cara yang mudah untuk mengembalikan halaman yang hilang. 10. Standar memperkaya situs Gunakan judul yang bermakna dan deskripsi metatags dapat meningkatkan visibility dari halaman-halaman. Ada juga standar seperti Dublin Core yagn dapat digunakan untuk memasukkan info penulis, keywords dan data lain tentang situs Web 32

Pengembangan Website Badan Litbang dan Inovasi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Pengembangan Website Badan Litbang dan Inovasi. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Pengembangan Website Badan Litbang dan Inovasi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Latar Belakang Latar belakang harus diredesign (surat edaran) Surat Edaran Setjen No. SE.14/Setjen-Pusdatin/2015

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perguruan tinggi dikatakan baik, apabila sarana perguruan tinggi dapat menunjang tujuan utama perguruan tinggi. Salah satu sarana penunjang

Lebih terperinci

2. BAB II LANDASAN TEORI

2. BAB II LANDASAN TEORI 2. BAB II LANDASAN TEORI Dalam melakukan analisis ini harus mengetahui terlebih dahulu teori yang digunakan. Teori yang digunakan sebagai landasan analisis dan berpikir dalam melakukan pembahasan yang

Lebih terperinci

Repositori Institusi di Perguruan Tinggi. Kania Aranda Rendy Indriyanto

Repositori Institusi di Perguruan Tinggi. Kania Aranda Rendy Indriyanto Repositori Institusi di Perguruan Tinggi Kania Aranda Rendy Indriyanto Repositori Institusi? Repositori Institusi adalah sebuah wadah penyimpanan dan pengelolaan informasi berbentuk digital untuk memperoleh,

Lebih terperinci

PENGENALAN GOOGLE SCHOLAR

PENGENALAN GOOGLE SCHOLAR PENGENALAN GOOGLE SCHOLAR Eko Prasetyo Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Agustus 2016 Topik Pemeringkatan Perguruan Tinggi Google Scholar What s and Why? Google Scholar, How? PEMERINGKATAN PERGURUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. World Class University telah sering dan banyak dibicarakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. World Class University telah sering dan banyak dibicarakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah World Class University telah sering dan banyak dibicarakan oleh komunitas akademik di lingkungan perguruan tinggi sejak lebih kurang lima tahun terakhir. Pada

Lebih terperinci

Hasil Hitung Webometrics 2010

Hasil Hitung Webometrics 2010 Hasil Hitung Webometrics 2010 Pengumuman 10 Besar Lomba Situs Web IPB 2010 Hasil Perhitungan Webometrics Simulator Software Kategori Dosen dan Staf Kategori Fakultas page 1 / 31 Kategori Departemen Kategori

Lebih terperinci

ANALISIS WEBOMETRICS PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA

ANALISIS WEBOMETRICS PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA ANALISIS WEBOMETRICS PADA PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA Muntashir* Abstract The research objective is to know the rank of State Universities in Indonesia and its library by using Webometrics

Lebih terperinci

3. BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan strategi peningkatan visibility/impact dan activity pada

3. BAB III METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan strategi peningkatan visibility/impact dan activity pada 3. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Dalam melakukan penelitian analisis memerlukan tiga tahapan yang tepat untuk mendapatkan strategi peningkatan visibility/impact dan activity pada stikom.edu

Lebih terperinci

THES-QS? ARWU? WEBOMETRICS?

THES-QS? ARWU? WEBOMETRICS? THES-QS? ARWU? WEBOMETRICS? Aksesibilitas dan visibilitas situs universitas, Publikasi elektronik, Keterbukaan akses terhadap hasil-hasil penelitian Konektifitas dengan dunia industri dan aktifitas internasionalnya.

Lebih terperinci

Latar Belakang. Teknik Mendapatkan Nilai WEBOMETRIC

Latar Belakang. Teknik Mendapatkan Nilai WEBOMETRIC Latar Belakang WEBOMETRIC adalah sebuah sistem perangkingan dunia yang berbasis WEB. Peringkat ini diperbaharui dua kali dalam setahun (januari dan juli). Tujuan utama dari perangkingan ini adalah (1)

Lebih terperinci

PENGELOLAAN WEBSITE PROGRAM STUDI. Dr.rer.nat. Erwin R Ardli (redaktur unsoed.ac.id)

PENGELOLAAN WEBSITE PROGRAM STUDI. Dr.rer.nat. Erwin R Ardli (redaktur unsoed.ac.id) PENGELOLAAN WEBSITE PROGRAM STUDI Dr.rer.nat. Erwin R Ardli (redaktur unsoed.ac.id) Pendahuluan Rencana Strategis Universitas Jenderal Soedirman tahun 2010 2020 meningkatnya kualitas pelayanan yang akuntabel

Lebih terperinci

Parameter Penilaian Webometrics

Parameter Penilaian Webometrics Parameter Penilaian Webometrics Empat indikator didapat dari hasil kuantitatif yang disediakan oleh search engine utama seperti berikut : 1. Ukuran/Size (S). Jumlah halaman yang diambil dari empat search

Lebih terperinci

Peran Perpustakaan Dalam Mendukung Universitas Menuju Peringkat Dunia Oleh : Sugeng Priyanto, SS

Peran Perpustakaan Dalam Mendukung Universitas Menuju Peringkat Dunia Oleh : Sugeng Priyanto, SS Peran Perpustakaan Dalam Mendukung Universitas Menuju Peringkat Dunia Oleh : Sugeng Priyanto, SS BEBERAPA waktu lalu, daftar Webometrics Ranking of World Universities edisi Januari 2010 telah diumumkan.

Lebih terperinci

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan dari analisis data yang didapatkan berupa nilai

4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dan pembahasan dari analisis data yang didapatkan berupa nilai 50 4. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil dan pembahasan dari analisis data yang didapatkan berupa nilai dari setiap indikator dan parameter stikom.edu untuk mendapatkan strategi baru sehingga mampu meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dahulunya daya saing lebih sering berada pada tingkatan perspektif perusahaan, industri, dan negara. Belakangan ini daya saing mulai mengalami pergeseran dan

Lebih terperinci

WEBSITE UNSIKA DALAM PEMERINGKATAN WEBSITE PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA (PUSDATIN BPM, 2014)

WEBSITE UNSIKA DALAM PEMERINGKATAN WEBSITE PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA (PUSDATIN BPM, 2014) WEBSITE UNSIKA DALAM PEMERINGKATAN WEBSITE PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA (PUSDATIN BPM, 2014) A. Webometric Webometric adalah suatu situs yang memberikan penilaian terhadap seluruh universitas terbaik

Lebih terperinci

untuk menyelesaikan masalah tersebut?

untuk menyelesaikan masalah tersebut? Lampiran 1 PEDOMAN WAWANCARA 1. Perpustakaan mempunyai peranan sebagai sarana untuk mengembangkan peringkat perguruan tinggi dalam perangkingan webometric. a. Menurut Bapak/Ibu apakah perpustakaan UNIMED

Lebih terperinci

Webometrics Best Practice. Beni Rio Hermanto, ITB webmaster team.

Webometrics Best Practice. Beni Rio Hermanto, ITB webmaster team. Webometrics Best Practice Beni Rio Hermanto, ITB webmaster team. Webometrics Motivation If the web performance of an institution is below the expected position according to their academic excellence, university

Lebih terperinci

Webometrics. Irwan Ary Dharmawan Apa? Siapa? Bagaimana? phys.unpad.ac.id/jurusan/staff/dharmawan

Webometrics. Irwan Ary Dharmawan  Apa? Siapa? Bagaimana? phys.unpad.ac.id/jurusan/staff/dharmawan Webometrics Apa? Siapa? Bagaimana? Irwan Ary Dharmawan http://phys.unpad.ac.id/jurusan/staff/dharmawan phys.unpad.ac.id/jurusan/staff/dharmawan Outline Apa itu Webometrics? Webometrics Unpad Apa yang harus

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN EVALUASI SITUS WEB PERPUSTAKAAN UGM, UI DAN ITB MENGGUNAKAN WEBQUAL DAN PERANAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN PERINGKAT PERGURUAN TINGGI DALAM WEBOMETRICS SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu prasyarat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Perpustakaan Ukrida memiliki peran dalam mengelola pengetahuan sebagai aset institusi. Akses dan layanan pada sumber-sumber pengetahuan belum terintegrasi

Lebih terperinci

25/11/2013. Pengalaman PDII-LIPI dalam mendukung LIPI meraih peringkat 100 dunia Webometrics.

25/11/2013. Pengalaman PDII-LIPI dalam mendukung LIPI meraih peringkat 100 dunia Webometrics. Pengalaman PDII-LIPI dalam mendukung LIPI meraih peringkat 100 dunia Webometrics Disampaikan pada: Penyegaran Perpustakaan Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 Optimalisasi Peran dan Fungsi Perpustakaan

Lebih terperinci

Pengalaman PDII-LIPI dalam mendukung LIPI meraih peringkat 100 dunia Webometrics

Pengalaman PDII-LIPI dalam mendukung LIPI meraih peringkat 100 dunia Webometrics Pengalaman PDII-LIPI dalam mendukung LIPI meraih peringkat 100 dunia Webometrics Disampaikan pada: Penyegaran Perpustakaan Badan Litbang Kehutanan Tahun 2013 Optimalisasi Peran dan Fungsi Perpustakaan

Lebih terperinci

Skripsi. Oleh: ALEX FONDA MERCURY INDRA KUSUMAH

Skripsi. Oleh: ALEX FONDA MERCURY INDRA KUSUMAH PERANAN PERPUSTAKAAN DALAM MENINGKATKAN PERINGKAT DUNIA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA BERDASARKAN PERANGKINGAN WEBOMETRICS Studi Deskriptif pada Situs Web Perpustakaan USU Skripsi Diajukan sebagai salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi (TI) mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perkembangan itu memberikan dampak, baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak perkembangan

Lebih terperinci

KAJIAN WEBOMETRICS REPOSITORI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

KAJIAN WEBOMETRICS REPOSITORI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA Jurnal Kajian J. Perpus. Perpustakaan webometrics Pert. Vol. Pertanian repositori 23 No. Vol. Universitas 1 April 26 No. 2014: 2Islam Desember...-... Negeri 2017:... 77-81 (Arif Cahyo Bahtiar) DOI: 10.21082/jpp.v26n2.2017.p77-81

Lebih terperinci

Meningkatkan Peringkat Webometrics Melalui Blog. Webometrics. Apa Webometrics? Sejarah Webometrics. Tujuan Webometrics 10/09/2012

Meningkatkan Peringkat Webometrics Melalui Blog. Webometrics. Apa Webometrics? Sejarah Webometrics. Tujuan Webometrics 10/09/2012 Meningkatkan Peringkat Webometrics Melalui Blog OPSPEK MDP 2012 Webometrics Dunia perguruan tinggi saat ini begitu terpukau dengan pemeringkatan Webometrics dan akan sangat bangga ketika situs perguruan

Lebih terperinci

Konversi File Elektronik ke Dalam Format PDF dan HTML

Konversi File Elektronik ke Dalam Format PDF dan HTML Konversi File Elektronik ke Dalam Format PDF dan HTML Oleh: Rasiman Disampaikan pada: Pelatihan Peningkatan Keterampilan Pustakawan dalam Bidang Pengelolaan dan Pelayanan Perpustakaan Digital pada Perpustakaan

Lebih terperinci

SEJARAH RINGKAS PERKEMBANGAN USU REPOSITORY, UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN, DAN KONTRIBUSINYA BAGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

SEJARAH RINGKAS PERKEMBANGAN USU REPOSITORY, UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN, DAN KONTRIBUSINYA BAGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SEJARAH RINGKAS PERKEMBANGAN USU REPOSITORY, UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN, DAN KONTRIBUSINYA BAGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Disusun oleh: Rasiman Disampaikan pada: Pelatihan Staf Tentang Aplikasi Sistem

Lebih terperinci

Laporan Perkembangan Webometrics UNHAS Januari 2011

Laporan Perkembangan Webometrics UNHAS Januari 2011 Laporan Perkembangan Webometrics UNHAS Januari 2011 Peringkat Webometric UNHAS Januari 2011 adalah 2615 (world ranking), 27 (Indonesian ranking). (Lihat tabel 2 di bawah atau http://www.webometrics.info/rank_by_country.asp?country=id)

Lebih terperinci

Sesi 1: Pengenalan e- journal dan Cara Pemanfaatannya

Sesi 1: Pengenalan e- journal dan Cara Pemanfaatannya Sesi 1: Pengenalan e- journal dan Cara Pemanfaatannya Dipresentasikan pada kegiatan Sosialisasi pemanfaatan e-journal bagi 1 dosen PTS, Kopertis IV 27 & 28 September 2016 Topik bahasan 1) mengakses jurnal

Lebih terperinci

Gambar 2. Halaman web dari Google. Search Bar

Gambar 2. Halaman web dari Google. Search Bar TEKNIK SEARCHING EFEKTIF DI INTERNET Restu Widiatmono, M.Si. Disampaikan dalam Workshop Peningkatan Strategi Belajar melalui IT, Program Hibah Kompetisi A2 Tahun 2007, Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris

Lebih terperinci

e-learning Universitas Padjadjaran a a glance Irwan Ary Dharmawan

e-learning Universitas Padjadjaran a a glance Irwan Ary Dharmawan e-learning Universitas Padjadjaran a a glance Irwan Ary Dharmawan http://phys.unpad.ac.id/jurusan/staff/dharmawan phys.unpad.ac.id/jurusan/staff/dharmawan Outline Sekilas tentang e-learning Unpad (history,

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI: Terseok-seok mengejar peringkat? Kalarensi Naibaho *

PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI: Terseok-seok mengejar peringkat? Kalarensi Naibaho * PERPUSTAKAAN PERGURUAN TINGGI: Terseok-seok mengejar peringkat? Kalarensi Naibaho * ABSTRAK Berita tentang peringkat universitas yang marak dipublkasikan di berbagai media menjadi sorotan dan fokus perhatian

Lebih terperinci

Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik.

Dari jenis terbitan berseri yang diuraikan di atas, penulis hanya membahas mengenai jurnal tercetak dengan jurnal elektronik. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koleksi Terbitan Berseri Koleksi terbitan berseri merupakan salah satu koleksi yang ada di perpustakaan. Menurut Lasa (1994) bahwa terbitan berseri biasanya direncanakan untuk

Lebih terperinci

OTOMATISASI PEMBUATAN BLOG UNTUK PENINGKATAN PERINGKAT PERGURUAN TINGGI DI WEBOMETRIC

OTOMATISASI PEMBUATAN BLOG UNTUK PENINGKATAN PERINGKAT PERGURUAN TINGGI DI WEBOMETRIC OTOMATISASI PEMBUATAN BLOG UNTUK PENINGKATAN PERINGKAT PERGURUAN TINGGI DI WEBOMETRIC Andi Iwan Nurhidayat 1, Yeni Anistyasari 2 Teknik Informatika Universitas Negeri Surabaya 1,2 andyl34k5@unesa.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen pengetahuan pada awalnya diterapkan dalam dunia bisnis yang dapat membantu komunikasi dari top manajemen hingga ke bagian operasional untuk memperbaiki

Lebih terperinci

ANALISIS WEBOMETRIC PADA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA

ANALISIS WEBOMETRIC PADA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA ANALISIS WEBOMETRIC PADA PERGURUAN TINGGI NEGERI DI INDONESIA Yeni Anistyasari 1, Andi Iwan Nurhidayat 2 Teknik Informatika Universitas Negeri Surabaya 1,2 yenian@unesa.ac.id, andiiwan@unesa.ac.id ABSTRACT

Lebih terperinci

Panduan Lomba Web Thn 2011

Panduan Lomba Web Thn 2011 Panduan Lomba Web Thn 2011 Lomba Situs Web Unit Kerja IPB tahun 2011 Latar Belakang Salah satu tolak ukur yang digunakan dalam perangkingan suatu perguruan tinggi adalah penilaian terhadap situs webnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini perkembangan teknologi dunia telah memasuki era globalisasi dengan teknologi informasi yang berkembang pesat. Hal ini membawa perubahan dalam pengelolaan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR TABEL... xi. 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Pembatasan Masalah...

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... vii. DAFTAR TABEL... xi. 1.1 Latar Belakang Masalah Perumusan Masalah Pembatasan Masalah... DAFTAR ISI ABSTRAK... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiv BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penyebaran informasi saat ini begitu pesat dengan adanya perangkat teknologi elektronik, sehingga informasi elektronik disebarkan tidak mengenal batas waktu

Lebih terperinci

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 3032 /D/SK/FTUI/IX/2016 TANGGAL : 22 September 2016 I.

LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 3032 /D/SK/FTUI/IX/2016 TANGGAL : 22 September 2016 I. LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DEKAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR : 3032 /D/SK/FTUI/IX/2016 TANGGAL : 22 September 2016 Pemberian Insentif Pembuatan dan Pengisian Data Penelitian pada Akun Researchgate

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini mengalami perkembangan yang signifikan.

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi Informasi saat ini mengalami perkembangan yang signifikan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi Informasi saat ini mengalami perkembangan yang signifikan. Beragam aspek kehidupan sangat terbantu dengan perkembangan teknologi informasi ini. Hal

Lebih terperinci

Strategi Meningkatkan Rangking

Strategi Meningkatkan Rangking Strategi Meningkatkan Rangking Meningkatkan Visibility Untuk meningkatkan jumlah visibility, seluruh warga kampus IPB dapat melakukan beberapa teknik berikut ini: TEKNIK 1 Menyantumkan nama Bogor Agricultural

Lebih terperinci

SOSIALISASI Tentang REPOSITORI DAN DEPOSITORI ILMIAH

SOSIALISASI Tentang REPOSITORI DAN DEPOSITORI ILMIAH SOSIALISASI Tentang REPOSITORI DAN DEPOSITORI ILMIAH Sri Hartinah Sri Hartinah 1 The research data repository lifecycle Research Data Repositories: The What, When, Why, and How by Ray Uzwyshyn. Computers

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada permulaan dasawarsa 1960-an, beberapa perpustakaan di negara maju seperti Amerika Serikat dan Inggris telah menggunakan komputer sebagai alat bantu untuk

Lebih terperinci

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie

Matakuliah Otomasi Perpustakaan. Miyarso Dwi Ajie Matakuliah Otomasi Perpustakaan Miyarso Dwi Ajie Kerjasama antar perpustakaan secara elektronik telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan untuk menggunakan sumber daya

Lebih terperinci

REPOSITORI INSTITUSI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI

REPOSITORI INSTITUSI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI REPOSITORI INSTITUSI KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI Repositori Institusi Sebagai Wujud Pengembangan Manajemen Pengetahuan di Sekretariat Negara Jakarta, 6 September 2017 Pengertian Repositori Institusi

Lebih terperinci

PENYEDIAAN SUMBERDAYA INFORMASI ELEKTRONIK : UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MENGEMBANGKAN LAYANAN KONTEN OPEN ACCESS DI PERPUSTAKAAN

PENYEDIAAN SUMBERDAYA INFORMASI ELEKTRONIK : UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MENGEMBANGKAN LAYANAN KONTEN OPEN ACCESS DI PERPUSTAKAAN 2015 PENYEDIAAN SUMBERDAYA INFORMASI ELEKTRONIK : UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MENGEMBANGKAN LAYANAN KONTEN OPEN ACCESS DI PERPUSTAKAAN OLEH : MURNIATY, S.SOS. NIP: 196904102001122001 PUSTAKAWAN PADA PERPUSTAKAAN

Lebih terperinci

MODUL PENYEGARAN UPLOAD KOLEKSI DI UNDIP INSTITUTIONAL REPOSITORY 1. Oleh Sugeng Priyanto, SS, MIP

MODUL PENYEGARAN UPLOAD KOLEKSI DI UNDIP INSTITUTIONAL REPOSITORY 1. Oleh Sugeng Priyanto, SS, MIP MODUL PENYEGARAN UPLOAD KOLEKSI DI UNDIP INSTITUTIONAL REPOSITORY 1 Oleh Sugeng Priyanto, SS, MIP INSTITUTIONAL REPOSITORY atau disingkat IR adalah sebuah situs web yang berfungi sebagai media untuk menyimpan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang demikian pesat menjadikan website sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari suatu perpustakaan. Aplikasi

Lebih terperinci

APLIKASI BERBASIS WEB MONITORING PERINGKAT PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA BERDASARKAN PARAMETER WEBOMETRICS DAN 4ICU

APLIKASI BERBASIS WEB MONITORING PERINGKAT PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA BERDASARKAN PARAMETER WEBOMETRICS DAN 4ICU APLIKASI BERBASIS WEB MONITORING PERINGKAT PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA BERDASARKAN PARAMETER WEBOMETRICS DAN 4ICU 1) Heru Cahya Rustamaji, 2) Herry Sofyan, 3) Rusdita Bazarrudin Suryandaru 1,2,3) Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini, kebutuhan informasi baik oleh individu, instansi, atau suatu perusahaan sangatlah penting. Disamping itu cara penyajian dan pengolahannya berkembang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI 2. PENGENALAN INTERFACE 7 1. PERSIAPAN 3 2. PENGENALAN INTERFACE (MENU) 7

DAFTAR ISI 2. PENGENALAN INTERFACE 7 1. PERSIAPAN 3 2. PENGENALAN INTERFACE (MENU) 7 DAFTAR ISI Panduan Manajemen Website UMM 1. PERSIAPAN 3 1.1. Manajemen Website UMM... 3 1.1.1. Manajer Website... 3 1.1.2. Admin... 3 1.1.3. Operator... 3 1.2. Manajemen File & Direktori... 3 1.2.1. Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS PENGOLAHAN KOLEKSI REFERENSI DAN DIGITALISASI KOLEKSI

ANALISIS PENGOLAHAN KOLEKSI REFERENSI DAN DIGITALISASI KOLEKSI ANALISIS PENGOLAHAN KOLEKSI REFERENSI DAN DIGITALISASI KOLEKSI I. PENDAHULUAN Menurut Undang-undang Perpustakaan (UU nomor 43 tahun 2007) disebutkan bahwa perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi

Lebih terperinci

PROGRESS REPORT USU REPOSITORY PERPUSTAKAAN USU TAHUN 2010

PROGRESS REPORT USU REPOSITORY PERPUSTAKAAN USU TAHUN 2010 PROGRESS REPORT USU REPOSITORY PERPUSTAKAAN USU TAHUN 2010 Disusun Oleh: Rasiman (Tim Pengembangan USU Repository) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERPUSTAKAAN DAN SISTEM INFORMASI MEDAN, 2010 Tentang USU Repository

Lebih terperinci

Bogor Agricultural University (IPB) Sosialisasi Lomba Web Unit Kerja 2017

Bogor Agricultural University (IPB) Sosialisasi Lomba Web Unit Kerja 2017 Bogor Agricultural University (IPB) Sosialisasi Lomba Web Unit Kerja 2017 Senin, 16 Oktober 2017 (08.00-16.00) IPB International Convention Center (IICC), Ballroom 1 Latar Belakang Penilaian situs web

Lebih terperinci

dapat diakses melalui salah satu menu yang berkaitan dengan komponen pada halaman administrator.

dapat diakses melalui salah satu menu yang berkaitan dengan komponen pada halaman administrator. Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Internet telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam berbagai bidang kehidupan. Kemajuan ilmu dan teknologi telah mengakibatkan semakin meluasnya pemanfaatan

Lebih terperinci

Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor

Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Pertanian Bogor SRI RAHAYU Wajib Simpan Karya Ilmiah di Perguruan Tinggi Studi Kasus di Institut Per http://srira.staff.ipb.ac.id/2012/07/27/wajib-simpan-karya-ilmiah-di-perguruan-tinggi-studi-kasus-di-i n Wajib Simpan

Lebih terperinci

Peran Teknologi Informasi bagi Jurnal Ilmiah

Peran Teknologi Informasi bagi Jurnal Ilmiah Peran Teknologi Informasi bagi Jurnal Ilmiah Prof. Dr. Ir. Riri Fitri Sari MM MSc Pengembangan dan Pelayanan Sistem Informasi Universitas Indonesia Email: riri@ui.ac.id Rabu, 30 September 2009 Workshop

Lebih terperinci

Pengantar. Ketika kita meng-install Adobe Acrobat, kita diberi pilihan untuk meng-install program-program berikut:

Pengantar. Ketika kita meng-install Adobe Acrobat, kita diberi pilihan untuk meng-install program-program berikut: Pengantar Adobe Acrobat merupakan salah satu sarana untuk membangun perpustakaan digital. Kita dapat mengubah semua dokumen yang berbentuk kertas ke dalam bentuk kumpulan dokumen PDF dengan cepat dan mudah.

Lebih terperinci

4 menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembangkan dan memelihara kualitas website mereka, karena saat ini website mungkin menjadi salah satu alat

4 menginvestasikan waktu dan uang untuk mengembangkan dan memelihara kualitas website mereka, karena saat ini website mungkin menjadi salah satu alat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan bermasyarakat. Manusia melakukan interaksi dengan sesama agar dapat menjaga keberlangsungan

Lebih terperinci

MAKALAH PUBLIC LIBRARY Google Scholar vs.traditional Commercial Library Databases

MAKALAH PUBLIC LIBRARY Google Scholar vs.traditional Commercial Library Databases MAKALAH PUBLIC LIBRARY Google Scholar vs.traditional Commercial Library Databases D I S U S U N Oleh : NIKI ARSY SIREGAR (110709039) PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia membutuhkan informasi untuk memperkaya ilmu pengetahuannya, mengembangkan diri dan pemenuhan kebutuhan dalam melaksanakan aktivitasnya, seperti dosen,

Lebih terperinci

PERPUSTAKAAN IPB MENUJU DIGITAL LIBRARY Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 1

PERPUSTAKAAN IPB MENUJU DIGITAL LIBRARY Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 1 PERPUSTAKAAN IPB MENUJU DIGITAL LIBRARY Oleh: Ir. Abdul Rahman Saleh, M.Sc. 1 Pendahuluan Jika ilmu diumpakan sebagai darah dalam tubuh kita dan tubuh kita merupakan sistem perguruan tinggi, maka perpustakaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Telkom

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Telkom BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Profil Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Telkom Perpustakaan Universitas Telkom merupakan fasilitas yang diperuntukkan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tidak dapat dipungkiri bahwa saat ini new media atau yang sering kita sebut dengan Internet telah mendorong terciptanya berbagai cara dan kekuatan baru dalam kegiatan

Lebih terperinci

Lampiran 1: Hasil Wawancara 1 HASIL WAWANCARA 1. : Koordinator Bagian Teknis

Lampiran 1: Hasil Wawancara 1 HASIL WAWANCARA 1. : Koordinator Bagian Teknis Lampiran 1: Hasil Wawancara 1 HASIL WAWANCARA 1 Informan Jabatan : MA : Koordinator Bagian Teknis KOLEKSI DIGITAL: 1. Sejak kapan mengoleksi digital (full-text) Sejak tahun 2000, dengan menggunakan sistem

Lebih terperinci

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI

PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI PENGGUNAAN INTERNET SEBAGAI TEKNOLOGI INFORMASI DI KALANGAN MAHASISWA EKONOMI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

Bagaimana Cara Mengakses e-journals di Cambridge Core. By Jona Giovani Cambridge University Press 2017

Bagaimana Cara Mengakses e-journals di Cambridge Core. By Jona Giovani Cambridge University Press 2017 Bagaimana Cara Mengakses e-journals di Cambridge Core By Jona Giovani Cambridge University Press 2017 Buka halaman web browser (Firefox and Google Chrome lebih dianjurkan) www.cambridge.org/core Anda akan

Lebih terperinci

PERTEMUAN 6 PROMOSI DAN PEMELIHARAAN WEB

PERTEMUAN 6 PROMOSI DAN PEMELIHARAAN WEB PERTEMUAN 6 PROMOSI DAN PEMELIHARAAN WEB Promosi Website Bagaimana user dapat menemukan dan mendapatkan informasi dari website adalah tujuan dari promosi web, terutama untuk aplikasi web yang komersil.

Lebih terperinci

Outline. 2. Portal Publikasi Badan Litbang Kehutanan. Soft Launching. 1. Pengantar

Outline. 2. Portal Publikasi Badan Litbang Kehutanan. Soft Launching. 1. Pengantar DEPARTEMEN KEHUTANAN REPUBLIK Portal Publikasi Badan Litbang Kehutanan Soft Launching Bogor, 9 Oktober 2014 Retisa Mutiaradevi www.forda-mof.org Outline 1. Pengantar 2. Portal Publikasi Badan Litbang Kehutanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya tulis ini mengenai BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis merujuk pada beberapa karya tulis berupa Tugas Akhir, Laporan Penelitian, jurnal maupun artikel. Karya

Lebih terperinci

MANUAL BOOK. Sistem Aplikasi Repository Eprints STISI Telkom

MANUAL BOOK. Sistem Aplikasi Repository Eprints STISI Telkom MANUAL BOOK Sistem Aplikasi Repository Eprints STISI Telkom Ditulis Oleh : Disetujui Oleh: Fahjrin Nuary Pradipta, ACA (Staf Web Developer SISFO) Hilfan Soeltansyah (Asisten Manajer SISFO) 2012 PENDAHULUAN

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perpustakaan digital merupakan aplikasi praktis yang mengelola koleksi berbagai macam dokumen dalam bentuk digital dan dapat diakses melalui komputer. Melalui aplikasi

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Pada masa sekarang ini, kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan informasi sangatlah besar. Informasi secara tidak langsung harus didapatkan dengan cepat dan tepat, sehingga

Lebih terperinci

Panduan Akses Pangkalan Data & Jurnal Elektronik Klaster Kesehatan. Sukirno Ahmad Fakih Usman

Panduan Akses Pangkalan Data & Jurnal Elektronik Klaster Kesehatan. Sukirno Ahmad Fakih Usman Panduan Akses Pangkalan Data & Jurnal Elektronik Klaster Kesehatan Sukirno Ahmad Fakih Usman 2016 Garis Besar Materi Pengantar Pangkalan data Jurnal elektronik Buku elektronik Sumber-sumber jurnal terbuka

Lebih terperinci

MEMANFAATKAN E-RESOURCES PERPUSTAKAAN NASIONAL

MEMANFAATKAN E-RESOURCES PERPUSTAKAAN NASIONAL MEMANFAATKAN E-RESOURCES PERPUSTAKAAN NASIONAL Untuk memenuhi kebutuhan pemustaka, Perpustakaan Nasional RI mengadakan bahan perpustakaan sumber elektronis (e-resources) dengan melanggan jurnal dan membeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini telah menyebar hampir di semua bidang termasuk salah satunya perpustakaan. Perpustakaan sebagai salah satu bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media pembelajaran dalam dunia pendidikan. Teknologi telah menjadi suatu kebutuhan pokok dalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian) dan juga tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian) dan juga tujuan penelitian. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang penelitian (perumusan masalah, keaslian penelitian, manfaat penelitian) dan juga tujuan penelitian. 1.1 Latar Belakang Website merupakan

Lebih terperinci

Daftar Situs Unduh Jurnal

Daftar Situs Unduh Jurnal Daftar Situs Unduh Jurnal Pada tulisan kali ini saya ingin men-share dan memberikan beberapa situs untuk mengunduh jurnal nasional maupun internasional umum yang cukup terkenal dan memiliki kualitas cukup

Lebih terperinci

MODUL KURSUS SINGKAT METODE PENELUSURAN INFORMASI ILMIAH JURNAL EBSCO

MODUL KURSUS SINGKAT METODE PENELUSURAN INFORMASI ILMIAH JURNAL EBSCO MODUL KURSUS SINGKAT METODE PENELUSURAN INFORMASI ILMIAH JURNAL EBSCO PERPUSTAKAAN FAKULTAS GEOGRAFI UGM http://lib.geo.ugm.ac.id Sekip Utara Jalan Kaliurang Bulaksumur, Yogyakarta 55281 2012 PENGANTAR

Lebih terperinci

PROFIL PERPUSTAKAAN IPB

PROFIL PERPUSTAKAAN IPB PROFIL PERPUSTAKAAN IPB Perpustakaan Institut Pertanian Bogor (IPB) didirikan untuk menunjang terselenggaranya tri dharma perguruan tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat di

Lebih terperinci

Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung. sumber media tujuan

Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung. sumber media tujuan KholidA.Harras Alat Bahasa isyarat alat peraga gambar Bahasa verbal Teks (symbol atau huruf) Interaksi: Langsung Tidak langsung sumber media tujuan 2 Media tak langsung (Offline) Orang lain Buku Kaset

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. African Digital Library Glossary. <http://www.africandl.org.za/glossary. htm>. (13/08/2009).

DAFTAR PUSTAKA. African Digital Library Glossary. <http://www.africandl.org.za/glossary. htm>. (13/08/2009). DAFTAR PUSTAKA African Digital Library. 2002. Glossary. . (13/08/2009). Aguillo, Isidro F. 2007. Webometrics Ranking of World Universities.

Lebih terperinci

BAGIAN III PORTAL SUMBER-SUMBER INFORMASI ILMIAH

BAGIAN III PORTAL SUMBER-SUMBER INFORMASI ILMIAH BAGIAN III PORTAL SUMBER-SUMBER INFORMASI ILMIAH PENGGUNAAN PORTAL GARUDA Garuda (Garba Rujukan Digital) adalah portal penemuan referensi ilmiah Indonesia yang merupakan titik akses terhadap karya ilmiah

Lebih terperinci

L/O/G/O. Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional Jakarta, Mei 2014 OLEH : ADRIATI

L/O/G/O. Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional Jakarta, Mei 2014 OLEH : ADRIATI L/O/G/O Disampaikan dalam Rapat Koordinasi Pengembangan Koleksi Nasional Jakarta, 20 21 Mei 2014 OLEH : ADRIATI BIODATA Nama : Dra. Adriati, M.Hum. Tempat Lahir : Batu Sangkar, Sumatra Barat Pendidikan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk langkah berikutnya hingga tercapai hasil maksimal.

HASIL DAN PEMBAHASAN. untuk langkah berikutnya hingga tercapai hasil maksimal. 6 Learning). Setiap tahapan dalam SEO memerlukan cara kerja dengan melewati setiap fase dalam ARC seperti ditunjukkan pada Gambar 5. Gambar 5 Action Research Model. Diagnosa Tujuan dari penerapan SEO ini

Lebih terperinci

PANDUAN DISCOVERY SEARCH PERPUSTAKAAN UGM

PANDUAN DISCOVERY SEARCH PERPUSTAKAAN UGM PANDUAN DISCOVERY SEARCH PERPUSTAKAAN UGM Ide Yunianto 2016 Discovery Search merupakan layanan pencarian koleksi terintegrasi. Layanan ini digunakan untuk mempermudah pencarian koleksi dari sumber sumber

Lebih terperinci

Penjelajahan di Dunia Maya (Browsing/Surfing)

Penjelajahan di Dunia Maya (Browsing/Surfing) Penjelajahan di Dunia Maya (Browsing/Surfing) Dunia maya (bahasa Inggris: cyberspace) adalah media elektronik dalam jaringan komputer yang banyak dipakai untuk keperluan komunikasi satu arah maupun timbal-balik

Lebih terperinci

STUDI KASUS & PEMBELAJARAN PENURUNAN PERINGKAT WEBOMETRICS PADA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA PERIODE JANUARI 2012

STUDI KASUS & PEMBELAJARAN PENURUNAN PERINGKAT WEBOMETRICS PADA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA PERIODE JANUARI 2012 STUDI KASUS & PEMBELAJARAN PENURUNAN PERINGKAT WEBOMETRICS PADA LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA PERIODE JANUARI 2012 Gonang May Perdananugraha Unit Pelaksana Teknis Balai Informasi Teknologi - Lembaga

Lebih terperinci

internet. Alhasil, informasi tersebut menjadi tak berguna karena tak berhasil

internet. Alhasil, informasi tersebut menjadi tak berguna karena tak berhasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya teknologi internet dari masa ke masa membuat permintaan akan informasi melalui internet meningkat. Peningkatan permintaan informasi tersebut juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Institutional Repositories (IR) pertama kali dijelaskan oleh SPARC, adalah

BAB I PENDAHULUAN. Institutional Repositories (IR) pertama kali dijelaskan oleh SPARC, adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Institutional Repositories (IR) pertama kali dijelaskan oleh SPARC, adalah sebagai koleksi digital yang menangkap dan mempertahankan output intelektual dari suatu

Lebih terperinci

OPTIMALISASI SEO (SEARCH ENGINE OPTIMIZER) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN UNSUR VISIBILITY DALAM WEBOMETRIC

OPTIMALISASI SEO (SEARCH ENGINE OPTIMIZER) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN UNSUR VISIBILITY DALAM WEBOMETRIC OPTIMALISASI SEO (SEARCH ENGINE OPTIMIZER) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN UNSUR VISIBILITY DALAM WEBOMETRIC T 22 Oleh : Kuswari Hernawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY E mail : kuswari@uny.ac..id

Lebih terperinci

UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana

UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana UPAYA PUSTAKAWAN DALAM MEMAKSIMALKAN PEMANFAATAN E-JOURNAL DI PERGURUAN TINGGI Oleh Purwani Istiana Email : nina@ugm.ac.id ABSTRAK Pemanfaatan database e-journal yang dilanggan DIKTI belum semaksimal mungkin

Lebih terperinci

SEO Search Engine Optimization. Oleh: Ade Eka Putra ( )

SEO Search Engine Optimization. Oleh: Ade Eka Putra ( ) SEO Search Engine Optimization Oleh: Ade Eka Putra (0615124023) PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIDYATAMA BANDUNG 2016 Belajar SEO: Panduan untuk Pemula dalam Memahami dan

Lebih terperinci

2. Searching, Bookmark dan Download

2. Searching, Bookmark dan Download 2. Searching, Bookmark dan Download 2.1. Mencari Informasi Kegiatan yang paling banyak dilakukan pengguna Internet adalah mencari informasi tertentu yang sesuai dengan yang dibutuhkan, kegiatan ini disebut

Lebih terperinci