BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
|
|
- Deddy Widjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Karakteristik Responden Jumlah Responden Data penelitian ini merupakan data sekunder yaitu medical record pasien yang diambil dari bulan januari 2014 sampai desember 2015 yang ada di RSUD dr. Loekmonohadi Kudus. Setelah pengambilan data, didapatkan hasil 79 pasien stroke perdarahan. Sebanyak 16 pasien tidak diikutkan dalam penelitian karena data rekam medisnya tidak lengkap yang masuk kedalam kriteria eksklusi penelitian. Sehingga pasien yang diikutkan dalam penelitian ini berjumlah 63 pasien Usia Responden Dari hasil analisis penelitian data, didapatkan hasil grafik seperti berikut: Gambar 4. Grafik Distribusi Usia 30
2 31 Dari gambar grafik diatas, diketahui bahwa dari 63 pasien sampel penderita stroke perdarahan hemoragik memiliki frekuensi terbanyak pada umur diatas 45 tahun, dan terendah pada umur 45 tahun. 4.2 Hasil Penelitian Analisis Univariat Tabel 3. Hasil Analisis Univariat Variabel Frekuensi Presentasi Umur < ,3% ,7% Outcome Tidak Meninggal 16 25,4% Meninggal 47 74,6% GCS Tidak menurun ( 14) 12 19% Menurun (<14) 51 81% MAP Tidak Meningkat (<130 mmhg) 12 19% Meningkat ( 130 mmhg) 52 81% GDS Non Hiperglikemi (<200 mg/dl) 28 44,4% Hiperglikemi ( 200 mg/dl) 35 55,6% Kadar Kolesterol Non Hiperkolesterolemia (< ,7% mg.dl) Hiperkolesterolemia ( 200 mg/dl) 38 60,3%
3 32 Pemeriksaan EKG normal 30 47,6 Tidak normal 33 52,4 Suhu Tubuh Tidak Meningkat (<37,5C) 39 61,9% Meningkat ( 37,5C) 24 38,1% Hipertensi Emergensi Tidak 27 42,9% Ada 36 57,1% 1. Kategori Usia Berdasarkan dari tabel diatas, diketahui dalam penelitian ini umur dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu umur <45 tahun dan umur 45 tahun. Dari jumlah 63 koresponden, jumlah responden <45 tahun memiliki distribusi terkecil yaitu sebanyak 9 orang (14,3%), dan responden 45 tahun memiliki distribusi terbanyak yaitu sebesar 54 orang (85,7%). Gambar 5. Umur
4 33 2. Kategori Outcome Berdasarkan dari tabel diatas, diketahui dalam penelitian ini outcome dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu hidup dan meninggal. Dari jumlah 63 koresponden, jumlah responden memiliki distribusi kecil yaitu pasien yang hidup sebanyak 16 orang (25,4%), dan responden memiliki distribusi banyak yaitu pasien meninggal sebesar 47 orang (74,6%). Gambar 6. Outcome 3. Kategori MAP Berdasarkan dari tabel diatas, diketahui dalam penelitian ini MAP dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu MAP tidak meningkat dan MAP meningkat. Dari jumlah 63 koresponden, jumlah responden memiliki distribusi kecil MAP tidak meningkat yaitu sebanyak 12 orang (19%), dan responden memiliki distribusi banyak yaitu pasien dengan MAP meningkat sebesar 54 orang (85,7%).
5 34 Gambar 7. MAP (Mean arterial Pressure) 4. Kategori GCS Berdasarkan dari tabel diatas, diketahui dalam penelitian ini GCS dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu tidak ada penurunan dan ada penurunan. Dari jumlah 63 koresponden, jumlah responden memiliki distribusi kecil yaitu kategori tidak ada penurunan kesadaran sebanyak 12 orang (19%), dan responden memiliki distribusi banyak yaitu kategori ada penurunan kesadaran sebesar 51 orang (81%). Gambar 8. GCS
6 35 5. Kategori GDS Berdasarkan dari tabel diatas, diketahui dalam penelitian ini GDS dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu non hiperglikemi dan hiperglikemi. Dari jumlah 63 koresponden, jumlah responden memiliki distribusi kecil yaitu kategori non hiperglikemi sebanyak 28 orang (44,4%), dan responden yang memiliki distribusi banyak yaitu kategori hiperglikemi sebesar 35 orang (55,6%). Gambar 9. Gula Darah Sewaktu 6. Kategori Kadar Kolesterol Berdasarkan dari tabel diatas, diketahui dalam penelitian ini kadar kolesterol dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu non hiperkolesterolemia dan hiperkolesterolemia. Dari jumlah 63 koresponden, jumlah responden memiliki distribusi kecil yaitu kategori non hiperkolesterolemia sebanyak 25 orang (39,7%), dan responden memiliki distribusi banyak yaitu kategori pasien yang hiperkolesterolemia sebesar 38 orang (60,3%).
7 36 Gambar 10. Kadar Kolesterol 7. Kategori pemeriksaan EKG Berdasarkan dari tabel diatas, diketahui dalam penelitian ini pemeriksaan EKG dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu normal dan tidak normal. Dari jumlah 63 koresponden, jumlah responden memiliki distribusi kecil yaitu kategori normal sebanyak 30 orang (47,6%), dan responden memiliki distribusi banyak yaitu kategori yg EKG nya tidak normal sebesar 33 orang (52,4%).
8 37 Gambar 11. Pemeriksaan EKG 8. Kategori Suhu Berdasarkan dari tabel diatas, diketahui dalam penelitian ini suhu dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu suhu tidak naik dan suhu naik. Dari jumlah 63 koresponden, jumlah responden memiliki distribusi kecil yaitu suhu naik sebanyak 24 orang (38,1%), dan responden memiliki distribusi banyak yaitu kategori suhu tidak naik sebesar 39 orang (61,9%). Gambar 12. Suhu
9 38 9. Kategori Hipertensi Emergensi Berdasarkan dari tabel diatas, diketahui dalam penelitian ini hipertensi emergensi dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu tidak ada hipertensi emergensi dan ada hipertensi emergensi. Dari jumlah 63 koresponden, jumlah responden memiliki distribusi kecil yaitu kategori tidak ada hipertensi emergensi sebanyak 27 orang (42,9%), dan responden memiliki distribusi banyak yaitu kategori ada hipertensi emergensi sebesar 36 orang (57,1%). Gambar 13. Hipertensi Emergensi Analisis Bivariat Untuk melihat hubungan pasien stroke hemoragik intraserebral yang meninggal dengan faktor resiko mya, maka dilakukan analisis bivariat pada setiap variabel yang diteliti dengan outcome kematian sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :
10 39 Tabel 4. Hasil Analisis Bivariat Umur Variabel Hidup Meninggal OR 95% CI p < GCS Tidak menurun ( 14) 10 2 Menurun (<14) 6 45 MAP 4,886 1,121-21,298 0,039 37,500 6,577-21,3827 0,000 Tidak Meningkat (<130 mmhg) Meningkat ( 130 mmhg) GDS Non Hiperglikemi (<200 mg/dl) Hiperglikemi ( 200 mg/dl) Kadar Kolesterol ,040 1,277-19,887 0,024 9,244 2,286-37,383 0,001 Non Hiperkolesterolemia (<200 mg.dl) Hiperkolesterolemia 6 32 ( 200 mg/dl) EKG Normal Tidak normal ,556 1,089-11,611 0,031 7,647 1,906-30,679 0,002
11 40 Suhu Tubuh Tidak Meningkat (<37,5C) Meningkat ( 37,5C) 1 23 Hipertensi Emergensi 14,375 1, ,798 0,002 Tidak Ada ,400 1,767-23,183 0,003 OR= Odds Ratio; CI=confidence Interval; p=signifikansi Setiap variabel dilakukan analisis menggunakan analisis Chi Square pada masingmasing variabel. Namun pada variabel umur, GCS, dan MAP tidak memenuhi syarat dari uji chi square, sehingga menggunakan analisis alternatif nya yaitu uji fisher. 1. Umur Peneliti mengelompokkan umur menjadi dua yaitu umur 45 tahun dan umur <45 tahun. Jika hubungkan dengan outcome hidup, didapatkan hasil usia < 45tahun terdapat 5 orang, sedangkan usia 45 tahun 11 orang. Sedangkan jika dihubungkan dengan outcome meninggal, didapatkan hasil usia <45 tahun 4 orang meninggal, sedangkan usia 45 tahun 43 orang yang meninggal. Setelah dilakukan uji komparatif anatara umur dengan kematian, variabel umur tidak memenuhi syarat untuk uji chi square karena sel yang memiliki expected count dibawah 5 terdapat lebih dari 20% sel yaitu dalam penelitian ini terdapat 25%. Sehingga menggunakan uji fisher, kemudian didapatkan hasil p=0,039. Dari hasil p dapat diketahui bahwa angka p<0,05 sehingga h0 ditolak dan h1 diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kematian pada pasien stroke perdarahan intraserebral.
12 41 Umur-Outcome hidup meninggal hidup meninggal <45tahun 5 4 >45tahun Gambar 14. Distribusi umur dengan outcome 2. MAP Peneliti mengelompokkan MAP menjadi dua yaitu MAP tidak meningkat dan MAP meningkat. Jika hubungkan dengan outcome hidup, didapatkan hasil yg tidak meningkat MAP nya terdapat sebanyak 6 orang, sedangkan pada yang MAP nya mengalami peningkatan terdapat 10 orang. Sedangkan jika dihubungkan dengan outcome meninggal, didapatkan hasil MAP tidak meningkat tidak terdapat 3 orang yang meninggal, sedangkan orang yang meninggal dan MAP nya meningkat terdapat 44 orang. Setelah dilakukan uji komparatif anatara MAP dengan kematian, variabel MAP tidak memenuhi syarat untuk uji chi square karena sel yang memiliki expected count dibawah 5 terdapat lebih dari 20% sel yaitu dalam penelitian ini terdapat 25%. Sehingga menggunakan uji fisher, kemudian didapatkan hasil p=0,006. Dari hasil p dapat diketahui bahwa angka p<0,05 sehingga h0 ditolak dan h1 diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara MAP dengan kematian pada pasien stroke perdarahan intraserebral.
13 42 MAP-Outcome hidup meninggal MAP tidak meningkat 6 5 MAP meningkat Gambar 15. Distribusi MAP dengan outcome 3. GCS Peneliti mengelompokkan GCS menjadi dua yaitu tidak ada penurunan dan ada penurunan. Jika hubungkan dengan outcome hidup, didapatkan hasil pada kategori tidak ada penurunan terdapat 10 orang, sedangkan pada kategori ada penurunan terdapat 6 orang. Sedangkan jika dihubungkan dengan outcome meninggal, didapatkan hasil pada kategori tidak ada penurunan sebanyak 2 orang yang meninggal, sedangkan pada kategori ada penurunan sebanyak 45 orang yang meninggal. Setelah dilakukan uji komparatif antara GCS dengan kematian, variabel GCS tidak memenuhi syarat untuk uji chi square karena sel yang memiliki expected count dibawah 5 terdapat lebih dari 20% sel yaitu dalam penelitian ini terdapat 25%. Sehingga menggunakan uji fisher, kemudian didapatkan hasil p=0,000. Dari hasil p dapat diketahui bahwa angka p<0,05 sehingga h0 ditolak dan h1 diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara GCS dengan kematian pada pasien stroke perdarahan intraserebral.
14 43 GCS-Outcome hidup meninggal tidak ada penurunan 10 2 ada penurunan 6 45 Gambar 16. Distribusi GCS dengan outcome 4. Pemeriksaan Gula Darah Sewaktu Peneliti mengelompokkan GDS menjadi dua yaitu non hiperglikemi dan hiperglikemi. Jika hubungkan dengan outcome hidup, didapatkan hasil pada kategori non hiperglikemi terdapat 13 orang, sedangkan pada kategori hiperglikemi terdapat 3 orang. Sedangkan jika dihubungkan dengan outcome meninggal, didapatkan hasil pada kategori non hiperglikemi sebanyak 15 orang yang meninggal, sedangkan pada kategori hiperglikemi sebanyak 32 orang yang meninggal. Kadar gula darah-outcome hidup meninggal non hiperglikemi hiperglikemi 3 32 Gambar 17. Distribusi kadar gula darah dengan outcome
15 44 Setelah dilakukan uji komparatif antara pemeriksaan gula darah sewaktu dengan outcome menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,001. Dari hasil p dapat diketahui bahwa angka p<0,05 sehingga h0 ditolak dan h1 diterima, dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara kadar gula darah dengan kematian pada pasien stroke perdarahan intraserebral. 5. Kadar Kolesterol Peneliti mengelompokkan menjadi dua yaitu non hiperkolesterolemia dan hiperkolesterolemia. Jika hubungkan dengan outcome hidup, didapatkan hasil pada kategori non hiperkolesterolemia terdapat 10 orang, sedangkan pada kategori hiperkolesterolemia terdapat 6 orang. Sedangkan jika dihubungkan dengan outcome meninggal, didapatkan hasil pada kategori non hiperkolesterolemia sebanyak 15 orang yang meninggal, sedangkan pada kategori hiperkolesterolemia sebanyak 32 orang yang meninggal. Kadar kolesterol-outcome hidup meninggal non hiperkolesterolemia hiperkolesterolemia 6 32 Gambar 18. Distribusi Kadar kolesterol dengan outcome Setelah dilakukan uji komparatif antara dengan outcome menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,031. Dari hasil p dapat diketahui bahwa angka p<0,05 sehingga h0 ditolak dan h1 diterima, sehinggga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dengan kematian pada pasien stroke perdarahan intraserebral.
16 45 6. Pemeriksaan EKG Peneliti mengelompokkan menjadi dua yaitu normal dan tidak normal. Jika hubungkan dengan outcome hidup, didapatkan hasil pada kategori normal terdapat 13 orang, sedangkan pada kategori tidak normal terdapat 3 orang. Sedangkan jika dihubungkan dengan outcome meninggal, didapatkan hasil pada kategori normal sebanyak 17 orang yang meninggal, sedangkan pada kategori tidak normal sebanyak 30 orang yang meninggal. Setelah dilakukan uji komparatif antara pemeriksaan EKG dengan outcome menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,003. Dari hasil p dapat diketahui bahwa angka p<0,05 sehingga h0 ditolak dan h1 diterima, sehinggga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara hasil EKG dengan kematian pada pasien stroke perdarahan intraserebral. Pemeriksaan EKG-Outcome hidup Category 2 normal tidak normal Gambar 19. Distribusi hasil pemeriksaan EKG dengan outcome 7. Suhu Peneliti mengelompokkan menjadi dua yaitu suhu tidak naik dan suhu naik. Jika dihubungkan dengan outcome hidup, didapatkan hasil pada kategori suhu tidak naik terdapat sebanyak 15 orang, sedangkan pada kategori suhu naik terdapat 1 orang. Sedangkan jika dihubungkan dengan outcome meninggal, didapatkan hasil pada kategori suhu tidak naik
17 46 sebanyak 24 orang yang meninggal, sedangkan pada kategori suhu naik sebanyak 23 orang yang meninggal. Setelah dilakukan uji komparatif antara suhu dengan outcome menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,002. Dari hasil p dapat diketahui bahwa angka p<0,05 sehingga h0 ditolak dan h1 diterima, sehinggga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara suhu dengan kematian pada pasien stroke perdarahan intraserebral. Suhu-Outcome hidup meninggal tidak naik naik Gambar 20. Distribusi Suhu dengan outcome 8. Hipertensi Emergensi Peneliti mengelompokkan menjadi dua yaitu tidak ada hipertensi emergensi dan ada hipertensi emergensi. Jika hubungkan dengan outcome hidup, didapatkan hasil pada kategori tidak ada hipertensi emergensi terdapat 12 orang, sedangkan pada kategori ada hipertensi emergensi terdapat 4 orang. Sedangkan jika dihubungkan dengan outcome meninggal, didapatkan hasil pada kategori tidak ada hipertensi emergensi sebanyak 15 orang yang meninggal, sedangkan pada kategori ada hipertensi emergensi sebanyak 32 orang yang meninggal.
18 47 Hipertensi Emergensi-Outcome tidak ada hipertensi emergensi hidup meninggal ada hipertensi emergensi 4 32 Gambar 21. Distribusi hipertensi emergensi dan outcome Setelah dilakukan uji komparatif antara hipertensi emergensi dengan outcome menggunakan uji chi square diperoleh nilai p=0,003. Dari hasil p dapat diketahui bahwa angka p<0,05 sehingga h0 ditolak dan h1 diterima, sehinggga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara hipertensi emergensi dengan kematian pada pasien stroke perdarahan intraserebral Analisis Multivariat Berdasarkan data analisis bivariat diatas, didapatkan hasil bahwa MAP 130 mmhg signifikan berhubungan dengan kematian pada stroke perdarahan intraserebral, begitu juga dengan data variabel penganggu dalam penelitian ini. Tahap selanjutnya adalah dilakukan analisis multivariat dengan metode statistik regresi logistik. Syarat untuk dilakukan nya analisis ini adalah nilai p<0,25 pada analisis bivariat. Pada analisis ini digunakan method stepwise yaitu yang biasanya juga disebut dengan metode forward conditional merupakan analisis dimana variabel bebas diseleksi yang terbaik untuk tetap beradda dalam model sekumpulan variabel bebas yang dapat memberikan prediksi terbaik. Sehingga dalam proses nya pada aplikasi SPSS, variabel dimasukkan dan dikeluarkan secara satu persatu secara bergantian.
19 48 Tabel 5. Hasil analisis multivariat regresi logistik Variabel B S.E p OR 95% CI Langkah 1 GCS 3,624 0,888 0,000 11,500 6, ,827 Langkah 2 GCS ,969 0,000 8,750 5, ,453 MAP 22,287 1,520 0,013 4,776 Langkah 3 Umur 12,964 1,423 0,019 4,110 2,944-9,667 GCS 3,807 1,128 0,001 5,600 4,933-23,0494 MAP 12,803 1,328 0,024 4,030 1,428-9,410 Hasil dari analisis multivariat logistik pada tabel diatas menunjukkan variabel yang berpengaruh terhadap outcome kematian adalah GCS, MAP, dan umur merupakan variabel terbaik diantara variabel prediktor lainnya. Dari keseluruhan variabel independent yang diduga mempengaruhi kematian pasien stroke, terdapat satu subvariabel yang paling berpengaruh yaitu GCS atau tingkat kesadaran dari pasien, dengan nilai signifikan p=0,001 merupakan hasil p<0,05 dan nilai OR terbesar yang diperoleh yaitu 5,6 menandakan bahwa pasien dengan GCS yang menurun memiliki kemungkinan 5,6 kali untuk meninggal dibandingkan dengan pasien dengan kesadaran tidak menurun. Urutan kedua terkuat adalah variabel umur dengan OR 4,11 dapat disimpulkan bahwa variable umur berpengaruh signifikan secara statistik dan pasien dengan umur 45 tahun 4,11 kali lebih beresiko meninggal dibanding <45 tahun. Kemudian disusul variabel MAP dengan OR 4,03 yang signifikan berhubungan secara statistik, berkesimpulan orang yang mengalami peningkatan MAP saat masuk beresiko 4 kali untuk meninggal dibanding dengan pasien dengan MAP nya tidak meningkat. 4.3 Pembahasan Penelitian pada variabel MAP menunjukkan hasil tidak meningkat yaitu sebanyak 12 orang (19%) dengan hasil outcome 6 orang hidup dan 5 orang meninggal, dan pasien dengan MAP meningkat sebesar 52 orang (81%) 10 orang hidup dan 42 orang meninggal. Analisis
20 49 bivariat didapatkan hasil p=0,024, sehingga dapat disimpulkan MAP pasien berhubungan dengan kematian pada pasien stroke perdarahan intraserebral. Pada analisis multivariat, menunjukkan hasil nilai OR = 5,040 yang berarti MAP berpengaruh untuk beresiko 4 kali lebih besar dengan outcome meninggal pada pasien stroke perdarahan intraserebral. Penelitian ini sejalan dengan beberapa penelitian lainnya, yaitu oleh Tetri et al (2009) terdapat dimana dari hasil analisisnya didapatkan hasil peningkatan MABP saat masuk ditemukan sebagai prediktor kematian awal pada pasien dengan stroke intraserebral hemoragik. Pada penelitian Wuryani et al (2010) menyimpulkan bahwa MAP terbukti berperan dalam memprediksi kematian 96 jam pasca onset stroke perdarahan intraserebral secara bivariat, tetapi secara multivariat tidak langsung terbukti memprediksi outcome kematian pada pasien stroke perdarahan intraserebral. Sedangkan pada penelitian lain terdapat perbedaan hasil yaitu penelitian oleh Nugrahanti (2007) menyebutkan bahwa MAP 145mmHg pada saat masuk rumah sakit tidak signifikan sebagai prediktor prognosis kematian 7 hari pada stroke perdarahan dengan hasil p=0,771 (p 0,05). MAP disini berhubungan dengan kematian, tetapi bukan tidak memiliki pengaruh yang kuat dalam kematian. MAP dapat memprediksi adanya penurunan kesadaran, volume darah yang besar yang berpengaruh terhadap timbulnya tekanan intrakranial yang meningkat kemudian timbul herniasi kemudian menyebabkan kematian pada stroke perdarahan intraserebral (Greenberg, 2011). Hasil pada penelitian variabel GCS, kategori tidak ada penurunan kesadaran sebanyak 12 orang (19%) terdapat 10 orang hidup dan 2 orang meninggal, sedangkan kategori ada penurunan kesadaran sebesar 51 orang (81%) yaitu 6 orang hidup dan 45 orang meninggal. Analisis bivariat didapatkan hasil p=0,00 (p<0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan antara tingkat kesadaran dengan kematian pada pasien stroke perdarahan intraserebral. Setelah dilakukan analisis multivariat didapatkan hasil yang tetap yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara penurunan kesadaran dengan kematian pada pasien stroke perdarahan intraserebral dengan p=0,001 dan OR = 5,6 menandakan bahwa pasien dengan GCS yang menurun memiliki kemungkinan 5,6 kali untuk meninggal dibandingkan dengan pasien dengan kesadaran tidak menurun. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yaitu oleh Broderick et al (1993) melaporkan pada analisis bivariat maupun multivariat, penurunan kesadaran berhubungan pada kematian minggu pertama. Pada penelitian Nugrahanti (2007) melaporkan bahwa derajat kesadaran sebagai prediktor prognosis kematian 7 hari pada stroke hemoragik.
21 50 Hasil analisis pada penelitian ini, variabel umur memiliki pasien <45 tahun sebanyak 9 orang presentase 14,3% dengan outcome hidup 5 orang meninggal 4 orang dan pasien 45 tahun sebanyak 54 orang dengan presntase 85,7% 11 orang hidup dan 43 orang meninggal. Dari analisis bivariat, menggunakan uji chi square hasil p=0,019 (p<0,05) sehingga terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kematian pada pasien stroke perdarahan intraserebral. Dari hasil multivariat, umur merupakan variabel yang berpengaruh kuat secara statistik setelah GCS dengan hasil OR 4,030 dimana orang dengan umur 4,5 memiliki faktor resiko meninggal 4 kali lipat dari pada umur <45 tahun pada pasien strok perdarahan intraserebral. Penelitian dengan hasil sejalan denga penelitian ini dilakukan oleh Hajat et al (2001) dalam hasil multivariat nya terdapat hubungan yang independen antara peningkatan usia dengan stroke infark dibanding dengan stroke perdarahan. Menurut Hartanu et al (1984) cit Pradipto (2012), semakin tua umur seseorang menunjukkan kecenderungan memiliki outcome perburukan outcome fungsional. Sedangkan pada penelitian Rahmita (2011) memiliki hasil p=0,839 dimana umur dan kematian pada pasien stroke tidak berpengaruh. Penelitian lain juga diakukan yaitu oleh Pradipto (2012) dengan hasil p=0,472 OR=1,445 berkesimpulan umur tidak ada hubungannya dengan kematian pada stroke perdarahan. Hasil pada penelitian variabel pemeriksaan GDS, non hiperglikemi sebanyak 28 orang (44,4%) 13 orang hidup dan 15 orang meninggal, dan responden yang memiliki distribusi banyak yaitu kategori hiperglikemi sebesar 35 orang (55,6%) 3 orang hidup dan 32 orang meninggal. Analisis bivariat didapatkan hasil p=0,001 (p<0,05) sehingga disimpulkan bahwa kadar gula darah mempengaruhi kematian pada pasien stroke perdarahan. Tetapi secara analisis multivariat tidak berpengaruh kuat dalam statistik dengan kematian pada stroke perdarahan hemoragik. Pada penelitian sebelumnya ini yaitu oleh Alamsyah (2003) melaporkan bahwa diabetes melitus tidak berhubungan secara signifikan dengan kematian. Sutia (2009) bahwa kadar gula darah yang tinggi mempengaruhi stroke iskemik. Sedangkan Menurut Woo et al (1988) cit Nugrahanti (2007) hiperglikemia pada saat onset mencerminkan kemungkinan pada diabetes laten daripada stroke perdarahan. Hasil pada variabel kadar kolesterol yaitu kategori non hiperkolesterolemia sebanyak 25 orang (39,7%) 10 orang hidup dan 15 orang meninggal, kemudian pada kategori pasien yang hiperkolesterolemia sebesar 38 orang (60,3%) pasien hidup 6 orang dan pasien yang
22 51 meninggal berjumlah 32 orang. Hasil analisis bivariat p=0,031 sehingga berhubungan dengan kematian pada stroke perdarahan hemoragik, merupakn variabel dengan hubungan paling rendah dengan kematian. Pada analisis multivariat tidak memiliki pengaruh yang kuat secara statistik. Pada penelitian sebelumnya oleh Leppala et al (1999) cit Gofir (2011) melaporkan bahwa RR 0,20 pada kolesterol yang kadarnya 7,0 mmol/l dibandingkan kolesterol <4,9 mmol/l. Menurut Wuryani et al (2010) melaporkan bahwa kadar hiperkolesterolemia tidak berhubungan dengan outcome kematian. Hasil analisis pada variabel pemeriksaan EKG yaitu kategori normal sebanyak 30 orang (47,6%) 13 orang hidup dan 17 orang meninggal, dan kategori yang EKG nya tidak normal sebesar 33 orang (52,4%) 3 orang hidup dan 30 orang meninggal. Hasil analisis bivariat p=0,003 dapat disimpulkan EKG berhubungan dengan kematian pada pasien stroke perdarahan. Pada hasil analisis multivariat tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan antara EKG secara statistik dengan kematian pada pasien stroke perdarahan intraserebral. Penelitian penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan oleh Putri (2008) menunjukkan bahwa pemeriksaan EKG merupakan faktor prediktor kematian yang signifikan secara statistik pada pasien stroke. Menurut penelitian Rahmita (2011), pemeriksaan EKG berhubungan secara signifikan dengan prediktor kematian pasien stroke, hasil RR=17,344 dan p<0,001. Hasil analisis pada penelitian suhu didapatkan suhu naik sebanyak 24 orang (38,1%) 1 orang hidup 23 orang meninggal, dan yaitu kategori suhu tidak naik sebesar 39 orang (61,9%) 15 orang hidup dan 24 orang meninggal. Hasil bivariat diperoleh nilai p=0,002, dapat disimpulkan suhu berhubungan dengan kematian pada pasien stroke perdarahan intraserebral. Dari analisis multivariat, peningkatan suhu bukan merupakan variabel yang berpengaruh terhadadap kematian pasien stroke perdarahan intraserebral secara statistik. Penelitian sebelumnya yaitu oleh Greer et al (2008) melaporkan bahwa suhu hanya berhubungan secara analisis bivariat dan tidak berhubungan secara statistik pada analisis multivariat terhadap kematian pasien stroke perdarahan. Menurut Kammersgaard et al (2002) cit Pradipto (2012) melaporkan bahwa peningkatan suhu diatas 1 derajat suhu tubuh memberikan faktor resiko 30% kematian jangka panjang.
23 52 Hsil analisis pada variabel hipertensi emergensi didapatkan pada kategori tidak ada hipertensi emergensi sebanyak 27 orang (42,9%) 12 orang hidup dan 15 orang meninggal, dan kategori ada hipertensi emergensi sebesar 36 orang (57,1%) 4 orang hidup dan 32 orang meninggal. Dari analisis bivariat didapatkan hasil p=0,003, dapat disimpulkan bahwa hipertensi emergensi berhubungna secara bivariat. Pada analisis multivariat, hipertensi emergensi bukan merupakan variabel yang berpengaruh kuat terhadapat kematian secara statistik. Menurut Roubsanthisuk et al (2010) Hipertensi emergensi berhubungan dengan tinggi nya mortalitas pada beberapa penyakit termasuk stroke. Menurut Manning et al (2014) melaporkan bahwa hipertensi emergensi neurologik menyebabkan kematian secara signifikan, paling banyak mengenai stroke iskemik dan stroke perdarahan intraserebral.
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke memiliki serangan akut yang dapat dengan cepat menyebabkan kematian. Penderita stroke mengalami defisit neurologis fokal mendadak dan terjadi melebihi dari 24
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur
56 BAB 4 HASIL PENELITIAN Pada penelitian ini dijumpai 52 penderita cedera kepala tertutup derajat sedang-berat yang memenuhi kriteria sebagai subyek penelitian. Rerata umur penderita adalah 31,1 (SD 12,76)
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bagian Rekam Medik RSUP Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Obstetri dan Ginekologi 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Januari-Desember
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang lingkup penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu penyakit dalam. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian ini
Lebih terperincisebanyak 23 subyek (50%). Tampak pada tabel 5 dibawah ini rerata usia subyek
BAB 4 HASIL PENELITIAN Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Oktober 2011 sampai dengan Desember 2011 di instalasi rawat jalan Ilmu Penyakit Saraf RSUP Dr.Kariadi Semarang. Pengambilan subyek penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran. yang menyumbat arteri. Pada stroke hemoragik, pembuluh darah otak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan gangguan aliran darah otak. Terdapat dua macam stroke yaitu iskemik dan hemoragik. Stroke iskemik dapat terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh sebab vaskular (WHO, 2004). Insiden stroke di Amerika Serikat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah gangguan neurologis tiba-tiba yang bersifat fokal atau global dan berlangsung lebih dari 24 jam atau menyebabkan kematian dan disebabkan oleh sebab vaskular
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Poliklin ik Saraf RSUD Dr. Moewardi pada
digilib.uns.ac.id BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan desain kohort retrospektif. B. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Kariadi Semarang pada periode Maret Juni neutrofil limfosit (NLR) darah tepi sebagai indikator outcome stroke iskemik
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dari penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Hematologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini telah dilakukan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf. Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS Dr.
36 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah Ilmu Penyakit Saraf 3.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di Bangsal Rawat Inap Penyakit Saraf RS
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 6. Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Karakteristik Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi pada tanggal 10 oktober- 12 november 2012. Data merupakan data sekunder yang diambil dari rekam medis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. RUANG LINGKUP PENELITIAN 1. Ruang Lingkup Keilmuan Penelitian ini mencakup bidang ilmu Obstetrik dan Ginekologi. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Stroke adalah salah satu sindrom neurologi yang merupakan masalah kesehatan global, penyebab utama dari kecacatan, dan penyebab utama angka mortalitas di seluruh dunia.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan
34 III. METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik komparatif dengan desain retrocpective cross sectional. Penelitian retrospektif adalah pengumpulan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut
44 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 KARAKTERISTIK SUBYEK PENELITIAN Telah dilakukan penelitian pada 32 pasien stroke iskemik fase akut nondiabetik yang menjalani rawat inap di bangsal Penyakit Saraf RS Dr.Kariadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cedera otak traumatik (traumatic brain injury) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar. Diperkirakan insidensinya lebih dari 500 per 100.000 populasi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang Neurologi dan Imunologi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini telah dilakukan di Instalasi Rawat
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bersifat analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor dengan efek,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan pelayanan di sektor kesehatan akan menyebabkan usia harapan hidup semakin meningkat dan sebagai konsekuensinya maka masalah kesehatan berupa penyakit
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan
62 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini didapatkan 65 orang penderita pasca stroke iskemik dengan hipertensi yang kontrol ke Instalasi Rawat Jalan Ilmu Penyakit Saraf
Lebih terperinciBAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker,
BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit tidak menular (PTM) seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN. pendekatan, populasi dan sampel, definisi operasional, variabel dan skala
BAB III METODA PENELITIAN Metode penelitian ini meliputi rancangan penelitian dan metode pendekatan, populasi dan sampel, definisi operasional, variabel dan skala penelitian, metode pengumpulan data, metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah neurologi dan psikiatri. 3.2 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. mengaitkan aspek paparan (sebab) dengan efek. Pendekatan yang digunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bersifat analitik, karena penelitian ini akan mengaitkan aspek
Lebih terperinciBAB IV MEDOTE PENELITIAN. 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi).
BAB IV MEDOTE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Saraf (Neurologi). 4.2 Tempat dan Waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di SMF Neurologi RSUP
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Desain penelitian yang digunakan adalah observational analitik dengan pendekatan cross sectional
Lebih terperinciPenelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2013.
34 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analitik korelatif yang bersifat retrospektif. Pada penelitian ini seluruh variabel yang diamati, diukur dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit kardiovaskuler adalah gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah, hal ini dapat terjadi akibat jantung kekurangan darah atau adanya penyempitan pembuluh darah
Lebih terperinciBAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian Gambaran umum lokasi penelitian Karakteristik sampel
BAB IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum lokasi penelitian Peneliitian ini dilakukan di RSI Yarsi Kota Pontianak yang terletak di jalan Tanjung Raya 1 Kota Pontianak dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik. dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Diabetes mellitus (DM) adalah sekelompok gangguan metabolik dari metabolisme karbohidrat dimana glukosa overproduksi dan kurang dimanfaatkan sehingga menyebabkan hiperglikemia,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian belah lintang (Cross Sectional) dimana dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada waktu yang bersamaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. besar. Kecacatan yang ditimbulkan oleh stroke berpengaruh pada berbagai aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan masalah medis yang serius karena dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat, kecacatan dan biaya yang dikeluarkan sangat besar. Kecacatan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Premier Jatinegara, Sukono Djojoatmodjo menyatakan masalah stroke
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapat perhatian khusus dan dapat menyerang siapa saja dan kapan saja, tanpa memandang ras, jenis kelamin, atau
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik subyek penelitian Pada periode penelitian dijumpai 41 orang penderita stroke iskemik akut yang dirawat di Instalasi Rawat Inap Bagian Penyakit Saraf RSUP Dr. Kariadi
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. Waktu: Waktu penelitian dilaksanakan pada Maret-Juli 2013.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Dalam. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Tempat: Penelitian dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua. setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian terbesar kedua setelah penyakit jantung, menyumbang 11,13% dari total kematian di dunia. Pada tahun 2010, prevalensi stroke secara
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control
27 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan case control yang dilakukan dengan menggunakan desain studi observasional analitik. B. Lokasi dan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
24 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan penelitian ini meliputi bidang ilmu penyakit dalam dengan sub bidang geriatri dan endokrinologi serta bidang ilmu saraf dan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu anestesi dan terapi intensif. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini
61 BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian pada 44 subyek pasien pasca stroke iskemik dengan menggunakan consecutive sampling. Rerata umur pada penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak. memberikan intervensi kepada objek dan hanya mewawancarai.
37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam peneltian ini adalah penelitian kuantitatif deskriptif yaitu penelitian yang tidak memberikan intervensi kepada objek
Lebih terperinciGambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Konseptual 3.1.1 Skema Kerangka Konseptual Pola Penggunaan Angiotensin Reseptor Bloker pada Pasien Stroke Iskemik Etiologi - Sumbatan pembuluh darah otak - Perdarahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian mengenai hubungan antara jarak kehamilan dengan
BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian mengenai hubungan antara jarak kehamilan dengan telah dilaksanakan pada bulan Mei 2012 di Poli Kandungan RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Sampel penelitian berjumlah 60 sampel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai masalah kesehatan global terbesar di dunia. Setiap tahun semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Melitus merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang mengalami peningkatan pada setiap tahunnya. Penyakit ini lebih dikenal sebagai silent
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Penelitian ini mencakup bidang ilmu bedah digestif, ilmu bedah onkologi, dan ilmu gizi 4.2 Tempat dan waktu Lokasi penelitian ini adalah ruang
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. pendekatan crossectional yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka
31 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis Penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan crossectional yaitu penelitian non-eksperimental dalam rangka mempelajari
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional, yaitu penelitian dengan data mengenai variabel independen (pertambahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Jenis penelitian dengan desain observational analitik dengan metode case control untuk menganalisis hipertensi dengan kejadian presbiakusis yang dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. II di berbagai penjuru dunia dan menurut WHO (World Health atau sekitar 2,38%. Menurut data Non-Communicable pada MDGs
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan klinik termasuk heterogen diakibatkan karena hilangnya toleransi karbohidrat (Price, 2006). Menurut
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik observatif dengan menggunakan desain potong lintang (Cross sectional) yang dilakukan secara satu waktu atau mengumpulkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab
16 BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Cedera kepala merupakan penyebab kematian tertinggi pada kelompok umur dibawah 45 tahun, perbandingan laki-laki dan wanita adalah 2 : 1. Penyebab paling
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf.
35 BAB III METODE PENELITIAN III.1. Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu penyakit saraf. III.2. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional
Lebih terperinci@UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Penyakit dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu penyakit menular (communicable disease) dan penyakit tidak menular (non-communicable disease). Data tahun
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian dan kecacatan yang utama. Hipertensi merupakan faktor risiko stroke yang utama 1.Masalah kesehatan yang timbul akibat stoke sangat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei analitik retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan masalah penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang lingkup keilmuan : Ilmu Kulit dan Kelamin 2. Ruang lingkup tempat : RSUD Tugurejo Semarang 3. Ruang lingkup waktu : Periode Agustus September
Lebih terperinciHUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H
HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H. ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2015 Suriani Ginting, Wiwik Dwi Arianti
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
41 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah observasional, dengan desain penelitian Cross Sectional (belah lintang) dimana antara variabel bebas dan terikat diukur pada
Lebih terperinciBAB 5 PEMBAHASAN. Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional)
BAB 5 PEMBAHASAN Telah dilakukan penelitian observasional belah lintang (cross sectional) terhadap 46 orang responden pasca stroke iskemik dengan diabetes mellitus terhadap retinopati diabetika dan gangguan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan kohort retrospektif B. Tempat dan Waku Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu
39 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu untuk mencari arah dan kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. mengakibatkan hampir mortalitas (Goldszmidt et al, 2013). Stroke juga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan masalah medis yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Diperkirakan 1 dari 3 orang akan terserang stroke dan 1 dari 7 orang akan meninggal karena
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian observasional.dan menggunakan metode pendekatan cross sectional yaitu mengukur variabel bebas aktivitas olahraga dan variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observational dengan menggunakan metode penelitian case-control dimana penelitian dimulai dengan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah bidang ilmu Mikrobiologi Klinik dan ilmu penyakit infeksi. 4.1.2 Ruang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menggunakan uji Chi Square atau Fisher Exact jika jumlah sel tidak. memenuhi (Sastroasmoro dan Ismael, 2011).
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil penelitian terdiri atas analisis deskriptif dan analisis data secara statistik, yaitu karakteristik dasar dan hasil analisis antar variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup A.1. Ruang lingkup keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini adalah ilmu kesehatan masyarakat dan ilmu penyakit dalam A.2. Ruang lingkup responden Responden
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia
43 BAB IV HASIL PENELITIAN IV. 1. Karakteristik subyek penelitian Tiga puluh empat penderita stroke iskemik dengan komplikasi pneumonia yang dirawat di instalasi rawat inap bagian penyakit saraf, unit
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. kontrol. Penelitian kasus kontrol merupakan penelitian dengan
24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode kasus kontrol. Penelitian kasus kontrol merupakan penelitian dengan membandingkan kelompok kasus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak adanya insulin menjadikan glukosa tertahan di dalam darah dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan peningkatan glukosa darah (hiperglikemia), disebabkan karena ketidakseimbangan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional untuk melihat gambaran secara deskriptif analisis mengenai faktor-faktor risiko penyakit kardiovaskular
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf.
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian 4.1.1 Ruang lingkup keilmuan Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Penyakit Saraf. 4.1.2 Ruang lingkup tempat Penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini mencakup bidang Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Bedah. 3.1.2 Ruang Lingkup Waktu
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah hilangnya fungsi otak secara cepat akibat gangguan pada pembuluh darah dalam mengalirkan darah ke otak. Ini bisa disebabkan oleh adanya iskemi karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang. terjadi akibat penyakit kardiovaskular.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu sindroma neurologis yang terjadi akibat penyakit kardiovaskular. Kelainan terjadi pada pembuluh darah di otak dan bersifat fokal. Stroke merupakan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. metode case control dilakukan terlebih dahulu kemudian pengambilan data
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan menggunakan metode case control. Pengambilan data variabel dependen pada metode
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Ibu hamil Pekerjaan Ibu hamil Pendidikan Ibu hamil Umur kehamilan ibu hamil Jumlah asupan protein Variable Terikat Kejadian Kekurangan Energi
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PENELITIAN. Pada penelitian ini risk estimate dinyatakan dalam rasio prevalensi (RP).
47 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian ini mendapatkan 34 subyek penderita pasca stroke iskemik yang memenuhi kriteria. Karakteristik subyek penelitian dikelompokkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
51 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional yang berbasis rumah sakit ( hospital based). Rancangan yang digunakan adalah studi kasus
Lebih terperinciBAB 4 HASIL. Hubungan antara..., Omar Luthfi, FK UI, Universitas Indonesia
30 BAB 4 HASIL 4.1 Pengambilan Data Sampel penelitian diambil dari data sekunder berdasarkan studi Acute Decompensated Heart Failure Registry (ADHERE) pada bulan Desember 2005 Desember 2006. Berdasarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang lingkup 1. Tempat : Kecamatan Semarang Selatan dan Kecamatan GunungPati 2. Waktu : Oktober 2012 Desember 2012 3. Disiplin ilmu : Ilmu Kedokteran Jiwa B. Jenis penelitian
Lebih terperinciBAB III METODELOGI PENELITIAN. satu kali pada saat yang sama serta faktor risiko dan efek telah terjadi di masa
33 BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik komparatif dengan desain penelitian Retrospektif, pengukuran faktor risiko dan efek dilakukan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. tersebut bisa terjadi, kemudian melakukan analisis hubungan antara faktor. dipengaruhi oleh resiko) (Riyanto, 2011, p.28).
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/ Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik, merupakan suatu penelitian yang mencoba mengetahui mengapa masalah kesehatan tersebut
Lebih terperinciBAB. 3. METODE PENELITIAN. : Cross sectional (belah lintang)
BAB. 3. METODE PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Penelitian Jenis Penelitian Desain Penelitian : Observational : Cross sectional (belah lintang) Rancang Bangun Penelitian N K+ K- R+ R- R+ R- N : Penderita
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
31 BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain kohort retrospektif mengenai pengaruh PMT pada penderita TB paru terhadap konversi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga dihadapi oleh berbagai negara berkembang di dunia. Stroke adalah penyebab
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke merupakan masalah kesehatan yang tidak hanya di hadapi negara maju, tapi juga dihadapi oleh berbagai negara berkembang di dunia. Stroke adalah penyebab kematian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan studi kasus-kontrol (case control) yaitu suatu penelitian untuk menelaah
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari Penelitian ini
BAB V PEMBAHASAN Penelitian mengenai hubungan derajat berat merokok dengan kejadian infark miokard dilaksanakan dari 29 Januari - 4 Februari 2015. Penelitian ini dilakukan di Poliklinik dan Ruang Rawat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang lingkup penelitian 1. Ruang Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini adalah ilmu penyakit dalam. 2. Waktu Pengambilan Sampel Waktu pengambilan sampel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. penyakit jantung dan kanker (Ginsberg, 2008). Lebih dari orang meninggal
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian ketiga tersering di negara maju, setelah penyakit jantung dan kanker (Ginsberg, 2008). Lebih dari 140.000 orang meninggal setiap
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Stroke merupakan suatu gangguan fungsional otak yang ditandai dengan perubahan tanda klinis secara cepat baik fokal maupun global yang mengganggu fungsi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. A. Latar belakang
BAB I Pendahuluan A. Latar belakang Stroke adalah gangguan fungsi otak, fokal maupun global, yang timbul mendadak, berlangsung lebih dari 24 jam disebabkan kelainan peredaran darah otak. Stroke merupakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. Kejadian Miopia pada Anak di SDN Cemara Dua Surakarta telah dilakukan pada
BAB IV HASIL PENELITIAN Penelitian mengenai Hubungan Tinggi Badan menurut Umur dengan Kejadian Miopia pada Anak di SDN Cemara Dua Surakarta telah dilakukan pada akhir Mei 2013-Juni 2013. Screening miopia
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan menggunakan desain penelitian cross sectional ialah suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Wilayah Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Yogyakarta atau yang terkenal dengan nama Rumah Sakit Jogja adalah rumah sakit milik Kota Yogyakarta yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Stroke masih menjadi perhatian dunia karena angka kematiannya yang tinggi dan kecacatan fisik yang ditimbulkannya. Berdasarkan data WHO, Stroke menjadi pembunuh nomor
Lebih terperinciMETODE. Tabel 5 Pengkategorian variabel penelitian Variabel
104 METODE Sumber Data, Disain, Cara Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari hasil Riskesdas 2007. Riskesdas 2007 menggunakan disain penelitian
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. obstetri dan ginekologi. analisis data dilakukan sejak bulan Maret Juni menggunakan pendekatan retrospektif.
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Pada penelitian ini, disiplin ilmu yang dipakai adalah obstetri dan ginekologi. 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di bagian
Lebih terperinci