HUBUNGAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN OBESITAS ABDOMINAL PADA ANAK BAND DI KOTA SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN OBESITAS ABDOMINAL PADA ANAK BAND DI KOTA SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI"

Transkripsi

1 HUBUNGAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN OBESITAS ABDOMINAL PADA ANAK BAND DI KOTA SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan peminatan Epidemiologi ELSA YUNITA SARI NIM. D PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016 i

2 2016 Hak Cipta Skripsi Ada Pada Penulis ii

3 iii

4 iv

5 v

6 vi

7 Halaman Persembahan Allah mengajarkan kepada kita doa syukur dalam Al-Quran Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orangorang yang berserah diri. (QS. Al-Ahqaf: 15) Dan saya persembahkan karya ini untuk kedua orang tua saya tercinta And I dedicate this work to my beloved parents... vii

8 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Elsa Yunita Sari Tempat, tanggal lahir : Semarang, 12 Juni 1993 Jenis kelamin Agama : Perempuan : Islam Alamat : Jalan Cokrokembang no 229 Kelurahan Krobokan Kecamatan Semarang Barat Riwayat Pendidikan 1. SD NASIMA Semarang, tahun SMP Negeri 7 Semarang, tahun SMA Negeri 6 Semarang, tahun Diterima di Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang Tahun 2012 viii

9 PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan Judul Hubungan Konsumsi Minuman Beralkohol Dengan Kejadian Obesitas Abdominal Pada Anak Band Di Kota Semarang Tahun Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana S-1 pada Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi materi maupun teknis penulisan karena keterbatasan yang dimiliki oleh penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan koreksi dan telaah yang bersifat konstruktif agar skripsi ini dapat diterima. Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini, banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak dan pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dr. Ir. Edi Noersasongko, M.Kom selaku Rektor Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 2. Dr. dr. Sri Andarini Indreswari, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universtitas Dian Nuswantoro Semarang 3. Suharyo, S.KM M.Kes selaku Kepala Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang. 4. Vilda Ana Veria Setyawati, M.Gizi selaku Pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan, saran dan nasehat yang membangun selama penyusunan skripsi. ix

10 5. Kedua orang tua, Saski dan Sekar yang selalu memberikan doa dan dukungan baik moril maupun materil. 6. Stefanus Virgiawan Ari Y. yang membantu dalam pelaksanaan penelitian. 7. Teman teman penulis Tegar, Otty, Rere, Stevida, Jeje, Nurul, Sudibyo, Ketut, Sigit, Astri, Desta, Oki dan Tico 8. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Penulis berharap dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis sendiri dalam melaksanakan penelitian dan menyelesaikan studi di Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro. Semarang, Februari 2016 Penulis x

11 PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG 2016 ELSA YUNITA SARI ABSTRAK HUBUNGAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL DENGAN KEJADIAN OBESITAS ABDOMINAL PADA ANAK BAND DI KOTA SEMARANG TAHUN Hal + 3 Tabel + 3 Gambar + 6 Lampiran Menurut riset kesehatan dasar tahun 2013 di Indonesia didapatkan data prevalensi obesitas sebesar 7,3%. Di tahun 2014 telah di diketahui orang meninggal setiap tahunnya di Indonesia akibat minuman beralkohol. Konsumsi minuman beralkohol adalah salah satu faktor risiko dari obesitas abdominal, kebiasaan minum minuman beralkohol sampai mabuk sehingga si peminum menderita ketidaksadaran diri dan efek psikis serta fisiknya sering disebut dengan alkoholisme. Berdasarkan survei awal peneliti tahun 2015 terdapat 550 anak band di Kota Semarang yang sudah tergabung dalam suatu band lebih dari 3 bulan serta didapatkan beberapa anak band mengkonsumsi minuman beralkohol dan mengalami obesitas abdominal. Dengan tujuan untuk menganalisis hubungan konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian obesitas abdominal pada anak band di Kota Semarang. Jenis penelitian yang digunakan adalah analitik observasional dengan pendekatan cross sectional. Dan teknik sampling yang digunakan yaitu convenient sebesar 60 anak band di Kota Semarang yang mengkonsumsi minuman beralkohol terhitung bulan Januari Hasil penelitian ini yaitu, sebagian besar responden dewasa (95,0%), jenis kelamin laki-laki (80,0%), tingkat pendidikan mahasiswa (63,3%), frekuensi konsumsi minuman beralkohol 1-3 kali dalam seminggu (40,0%), banyaknya >1800 ml dalam seminggu (63,3%), durasi selama 5 tahun (60,0%), persentase kandungan alkohol 20 % - 55 % (45,0%). Ada hubungan antara frekuensi (p = 0,01) banyaknya (p = 0,001) durasi (p = 0,001) dan persentase (p = 0,001) konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian obesitas abdominal. Saran pada para pengkonsusmi sebaiknya mengurangi konsumsi minuman beralkohol yang merupakan faktor risiko dari berbagai jenis penyakit metabolisme salah satunya adalah obesitas abdominal dan beralih pada pola hidup sehat dan bagi Pemerintah Kota Semarang sebaiknya membantu mengurangi tingginya angka konsumsi minuman beralkohol dengan memberi sosialisasi mengenai bahaya konsumsi alkohol bagi kesehatan serta mengendalikan perdagangan minuman beralkohol. Kata kunci Kepustakaan : 47, : Konsumsi Minuman Beralkohol, Obesitas Abdominal, Anak Band, Cross Sectional viii

12 UNDERGRADUATE PROGRAM OF PUBLIC HEALTH FACULTY OF HEALTH SCIENCES DIAN NUSWANTORO UNIVERSITY SEMARANG 2016 ELSA YUNITA SARI ABSTRACT CORRELATION OF ALCOHOL CONSUMPTION TO OBESITY ABDOMINAL OF BAND MEMBERS IN SEMARANG 2016 LVIII + 58 Pages + 3 Tables + 3 Figures + 6 Appendices According to the basic health research conducted on 2013 in Indonesia, the prevalence of obesity has reached 7.3%. In 2014, 18,000 of people died every year because of alcohol consumption. Excessive consumption of alcohol is the risk factor of central obesity. The habit of excessive alcohol consumption to the point of inebriation, physical and mental effects is often defined as alcoholism. According to the survey in 2015, 550 of band members in Semarang have already join a group music band for more than 3 months several of them consumed alcohol and associated with abdominal obesity. The study aimed to analyze the correlation between alcohol liquor consumption to abdominal obesity. The study was observational analytic with cross sectional approach. The sampling method used convenient method, which resulted in a number of 60 member band were proven to be consuming alcohol liquor (as of January 2016). The result showed 95.0% of the respondents were adults, 80.0% of the respondents were men, 63.0% of the respondents were in the college, 40.0% of the respondents consumed alcohol liquor 1-3 times per week, 63.3% of the respondents were consuming at the excess of >1,800 ml per week, 60.0% of the respondents have been consuming alcohol liquor at the duration of 5 years. The percentage of alcohol content was 20 % - 55 %, 45,0%. There was a correlation between frequency (p=0.001), quantity (p=0.001), duration (p=0.001), and percentage (p=0.001) of alcohol consumption and abdominal obesity. Alcohol liquor is a risk factor of all disease related to metabolism, one of them is abdominal obesity. Reduction of alcohol consumption and comitting healthy lifestyle are strongly suggested to the alcohol liquor consumer. Semarang state government should assist in decreasing alcohol liquor consumption, by conducting a socialization of how dangerous alcohol for our body, and adopt a better controlling method for alcohol liquor trade. Keywords: alcohol liquor consumption, abdominal obesity, member of band, cross sectional. References: 47, viii

13 DAFTAR ISI Halaman Judul... Halaman Hak Cipta... Halaman Persetujuan Laporan Tugas Akhir... Halaman Pengesahan Dewan Penguji... Halaman Pernyataan Keaslian Skripsi... Halaman Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah... Halaman Pengesahan... i ii iii iv v vi vii Halaman Persembahan... viii Daftar Riwayat Hidup... Prakata... Abstrak... Daftar Isi... ix x xi xii Daftar Tabel... xiii Daftar Gambar... xiv Daftar Lampiran... xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Perumusan Masalah... 5 C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Tujuan Khusus... 6 D. Manfaat Penelitian... 7 viii

14 1. Bagi Peneliti Bagi Lokasi Penelitian Bagi Institusi Pendidikan... 7 E. Keaslian Penelitian... 8 F. Ruang Lingkup Lingkup Keilmuan Lingkup Materi Lingkup Lokasi Lingkup Metode Lingkup Sasaran Lingkup Waktu BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Pengertian Dan Karakteristik Anak Band Pengertian Konsumsi Minuman Beralkohol Penyebab Dan Bahaya Konsumsi Minuman Beralkohol Jenis Minuman Beralkohol Penyebab dan Bahaya Merokok Patifisiologi Obesitas Abdominal Pada Pengkonsumsi Alkohol Rasio Lingkar Pinggang Panggul Penyebab dan Bahaya Obesitas Abdominal B. Kerangka Teori viii

15 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep B. Hipotesis C. Jenis Penelitian D. Variabel Penelitian Variabel Bebas Variabel Terikat E. Definisi Operasional F. Populasi dan Sampel Populasi Sampel G. Pengumpulan Data Data Primer Data Sekunder Instrumen Penelitian H. Pengolahan Data Cleaning Editing Coding Entry Data I. Analisis Data Analisis Univariat Analisis Bivariat viii

16 BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian B. Analisis Univariat Distribusi Rata-Rata Kategori Umur Pada Anak Band Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Pada Anak Bnad Distribusi Frekuensi Pendidikan Pada Anak Band Distribusi Frekuensi Kategori Indeks Masa Tubuh (IMT) Pada Anak Band Distribusi Frekuensi Genre Musik Pada Anak Band Distribusi Frekuensi Jenis Minuman Beralkohol yang Dikonsumsi Pada Anak Band Distribusi Frekuensi Status Merokok Pada Anak Band Distribusi Frekuensi Durasi Merokok Pada Anak Band Distribusi Frekuensi Banyaknya Batang Rokok yang Dihisap Pada Anak Band Distribusi Frekuensi Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Anak Band Distribusi Frekuensi Banyaknya Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Anak Band Distribusi Frekuensi Durasi Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Anak Band Distribusi Frekuensi Persentase Kandungan Alkohol Yang Dikonsumsi Pada Anak Band viii

17 C. Analisis Bivariat Hubungan Frekuensi Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Anak Band dengan Kejadian Obesitas Abdominal Hubungan Banyaknya Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Anak Band dengan Kejadian Obesitas Abdominal Hubungan Durasi Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Anak Band dengan Kejadian Obesitas Abdominal Hubungan Persentase Kandungan Alkohol yang Dikonsumsi Pada Anak Band dengan Kejadian Obesitas Abdominal D. Hasil Uji E. Keterbatasan Penelitian BAB V. PEMBAHASAN A. Faktor Merokok Dengan Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Anak Band Di Kota Semarang B. Hubungan Frekuensi Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Anak Band dengan Kejadian Obesitas Abdominal C. Hubungan Banyaknya Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Anak Band dengan Kejadian Obesitas Abdominal D. Hubungan Durasi Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Anak Band dengan Kejadian Obesitas Abdominal E. Hubungan Persentase Kandungan Alkohol yang Dikonsumsi Oleh Anak Band Dengan Kejadian Obesitas Abdominal BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN viii

18 A. Simpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN viii

19 DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Keaslian Penelitian... 8 Tabel 2.1 Kategori RLPP Tabel 3.1 Daftar Nama, Definisi Operasional dan Skala Variabel viii

20 DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Patofisiologi Obesitas Abdominal Gambar 2.2 Kerangka Teori Gambar 3.1 Kerangka Konsep viii

21 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Informed Consent Lampiran 2 Kuisioner Penelitian Lampiran 3 Output Analisis Univariat Lampiran 4 Output Analisis Bivariat Lampiran 5 Data View Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian viii

22 xv

23 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rasio lingkar pinggang terhadap panggul (RLPP) adalah indikator untuk menentukan obesitas abdominal yang diperoleh dengan cara menghitung perbandingan antara lingkar pinggang (cm) dan lingkar panggul (cm). Pada wanita usia tahun setiap peningkatan 0,1 inchi pada rasio lingkar pinggang panggul dapat menjadi faktor predisposisi peningkatan kematian sebesar 28%. 1 Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2000, secara garis besar menentukan kriteria obesitas berdasarkan rasio lingkar pinggang panggul jika rasio lingkar pinggang panggul pria >0,90 dan pada wanita >0,85. 1 Salah satu indikator untuk menentukan obesitas abdominal adalah dengan pengukuran RLPP, obesitas abdominal atau obesitas sentral yaitu terjadinya timbunan lipid dibagian abdominal dan mengenai tubuh bagian atas sehingga berbentuk seperti apel. 1 Sedangkan obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan atau bawah kulit, sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan organnya. 2 Obesitas dapat dinilai berdasarkan perbandingan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB), pengukuran lingkar perut, lingkar panggul, lingkar lengan atas, selain tebal lipatan kulitdaerah triseps, subskapula, suprailiaka, biseps, maupun evaluasi lemak tubuh total dengan Bio-electrical Impedance Analysis (BIA). 3

24 3 Pada tahun 2014 data prevalensi obesitas abdominal tertinggi terdapat di Negara China tepatnya di wilayah Yili sebesar 35,1% dan diperikrakan dapat mengalami peningkatan selama 18 tahun kedepan. 4 Sedangkan berdasarkan riset kesehatan dasar tahun 2013 di Indonesia didapatkan data prevalensi obesitas sebesar 7,3% dan DKI Jakarta sebagai provinsi dengan prevalensi obesitas tertinggi yaitu 4,2% serta kenaikan prevalensi obesitas sentral di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 26,6% lebih tinggi dari tahun 2007 sebesar 18,8%. 5 Jawa Tengah termasuk provinsi dengan prevalensi obesitas tertinggi di Indonesia, pada tahun 2007 prevalensi obesitas sebesar 18,8%, tahun 2010 sebesar 25,7% dan terus meningkat hingga tahun 2013 mencapai 30,1%. 5 Konsumsi minuman beralkohol adalah salah satu faktor risiko dari obesitas abdominal, konsumsi minuman beralkohol yaitu penggunaan minuman yang terbuat dari sekelompok senyawa organik etanol maupun bahan alami yang dihasilkan dari reaksi fregmentasi gula, buah-buahan dan spora yang dapat menimbulkan efek relaksasi dan halusinasi pada otak. 6 Kebiasaan minum minuman keras sampai mabuk sehingga si peminum menderita ketidaksadaran diri dan efek psikis serta fisiknya sering disebut dengan alkoholisme. 6 Jenis alkohol yang sering dikonsumsi antara lain minuman tradisional seperti congyang, ciu, arak, tuak dan minuman beralkohol lainnya seperti vodka, whisky dan bir. Alasan mengkonsumsi minuman beralkohol tersebut antara lain adanya pengaruh dari pola pergaulan yang kurang baik, keadaan keluarga yang tidak harmonis, perlakuan orang tua

25 4 yang otoriter dan kurang memberikan kasih sayang, kemudahan mengakses media masa elektronik mengenai informasi budaya barat sehingga menimbulkan rasa keingintahuan untuk mencoba, adanya perasaan tidak nyaman maupun stress atau depresi, kurangnya informasi mengenai bahaya minuman beralkohol serta kemudahan akses mendapatkan minuman beralkohol tanpa adanya penerapan legal age yang tepat. Hampir keseluruhan anak band yang mengkonsumsi minuman beralkohol tersebut mengalami masalah kesehatan seperti obesitas sentral. Obesitas sentral pada anak band yang mengkonsumsi minuman beralkohol disebabkan oleh perubahan gaya hidup seperti tingginya konsumsi minuman beralkohol, 7 kebiasaan merokok, 8 tingginya konsumsi makanan berlemak, 9 rendahnya konsumsi sayuran dan buah, 10 dan kurangnya aktifitas fisik. 11 Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 73 tahun 2013, Minuman Beralkohol adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang mengandung karbohidrat dengan cara fermentasi dan destilasi atau fermentasi tanpa destilasi. 12 Minuman beralkohol tradisional adalah minuman beralkohol yang dibuat secara tradisional dan turun temurun yang dikemas secara sederhana dan pembuatannya dilakukan sewaktuwaktu, serta dipergunakan untuk kebutuhan adat istiadat atau upacara keagamaan. 12 Minuman beralkohol yang berasal dari produksi dalam negeri atau asal impor dikelompokkan dalam golongan seperti minuman beralkohol golongan A adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol

26 5 (C2H5OH) dengan kadar sampai dengan 5% (lima persen), minuman beralkohol golongan B adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 5% (lima persen) sampai dengan 20% (dua puluh persen) dan minuman beralkohol golongan C adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 20% (dua puluh persen) sampai dengan 55% (lima puluh lima persen). 12 Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 didapatkan data konsumsi alkohol pada remaja usia tahun sebesar 43,2%, usia tahun sebesar 56,3%, usia tahun sebesar 61,4%, dan usia tahun sebesar 60%. 13 Adapun fakta mengenai konsumsi minuman beralkohol menurut Rudhy Wedhasmara pendiri East Java Action (EJA) sebuah kelompok swadaya masyarakat di bidang penanganan pecandu narkotika dan alkohol oplosan di Wisma PKBI jalan Hang Jebat 3 F3 Jakarta Selatan pada tahun 2014, mengatakan telah di dapatkan orang meninggal setiap tahunnya di Indonesia akibat minuman oplosan. 14 Menurut Kapolda Jawa Tengah Irjen Edward Aritonang tahun 2010 mengatakan 63 orang meninggal karena miras (minuman keras / minuman beralkohol) dan dalam sebulan ada 3 orang meninggal bahkan di wilayah Jawa Tengah jumlah korbannya bervariasi mulai 1 orang hingga 34 orang dalam sekali kejadian dan korban terbanyak di Kota Salatiga, dari kasus-kasus di Jawa Tengah di dapatkan barang bukti botol; 2.338,25 liter miras; 85 dus dan 11 jerigen miras berbagai merek dan 36 liter miras oplosan. 15

27 6 Pada survei awal peneliti tahun 2016 terdapat sekitar 550 anak band di Kota Semarang yang telah tergabung dalam suatu band paling sedikit 3 bulan, musik merupakan salah satu media bergaul, pekerjaan dan telah menjadi bagian dari hidup mereka. Pada umumnya anak band sering dianggap sebagai sekelompok remaja yang memiliki kesamaan idealis musik sebagai media penghasil karya untuk mendapatkan nilai prestis dari lingkungan pergaulannya. Kebudayaan barat seperti cara bermusik, cara berpakaian serta perubahan life style seperti konsumsi minuman beralkohol dan kebiasaan merokok sangat berkaitan dengan gaya hidup anak band. Survei awal pada 30 orang anak band di Kota Semarang yang mengkonsumsi minuman beralkohol memiliki RLPP >0,90 sebanyak 28 orang, 19 orang berjenis kelamin laki laki memiliki RLPP tertinggi 1,04 dengan rata - rata sebesar 0,96 sedangkan 9 orang berjenis kelamin perempuan memiliki RLPP tertinggi 0,99 dengan rata rata sebesar 0,91. Hal tersebut menunjukkan risiko terkena obesitas abdominal. Oleh karena itulah, peneliti melakukan penelitian dengan judul Hubungan Konsumsi Minuman Beralkohol Dengan Kejadian Obesitas Abdominal Pada Anak Band Di Kota Semarang Tahun B. Perumusan Masalah Dari latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian obesitas abdominal pada anak band di Kota Semarang tahun 2016?

28 7 C.Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis hubungan konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian obesitas abdominal pada anak band di Kota Semarang. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, status gizi anak band yang mengkonsumsi minuman beralkohol di Kota Semarang. b. Mendeskripsikan frekuensi konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang. c. Mendeskripsikan banyaknya konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang. d. Mendeskripsikan durasi konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang. e. Mendeskripsikan persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi oleh anak band di Kota Semarang. f. Mendeskripsikan status merokok pada anak band di Kota Semarang. g. Mendeskripsikan durasi merokok pada anak band di Kota Semarang h. Mendeskripsikan batang rokok yang dihisap perhari pada anak band di Kota semarang i. Mendeskripsikan kejadian obesitas abdominal pada anak band di Kota Semarang

29 8 j. Menganalisis hubungan frekuensi konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian obesitas abdominal pada anak band di Kota Semarang. k. Menganalisis hubungan banyaknya konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian obesitas abdominal pada anak band di Kota Semarang. l. Menganalisis hubungan durasi konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian obesitas abdominal pada anak band di Kota Semarang. m. Menganalisis hubungan persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi oleh anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal pada anak band di Kota Semarang. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi peneliti Manfaat penelitian bagi peneliti untuk menambah pengetahuan di bidang kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang gizi. 2. Bagi Lokasi Penelitian Manfaat penelitian yaitu sebagai bahan masukan bagi anak band di Kota Semarang untuk melakukan upaya mengurangi konsumsi minuman berakohol guna meminimalisir rasio lingkar pinggang panggul. 3. Bagi Institusi Pendidikan Manfaat penellitian bagi institusi pendidikan yaitu sebagai media informasi dan pengembangan bagi penelitian selanjutnya.

30 9 E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Nama Judul Metode Penelitian Hasil 1 Wahyu Wulansari, tahun 2008 Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Persepsi Motivasi Dan Perilaku Remaja Dalam Mengkonsumsi Minuman Keras Di Desa Kateguhan, Kecamatan tawangsari, Kabupaten sukoharjo Variabel bebas : persepsi, motivasi dan perilaku remaja (jenis minuman beralkohol dan tempat berpesta miras) Variabel terikat : konsumsi minuman keras Sasaran : remaja yang mengkonsumsi minuman keras di Desa Kateguhan, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo Rancangan penelitian : Pendekatan fenomenologi kualitatif Persepsi remaja terhadap minuman keras sudah beragam, motivasi remaja mengkonsumsi minuman keras karena rasa ingin tahu; coba coba; ajakan teman; frustasi dan untuk menambah rasa percaya diri,jenis minuman yang sering dikonsumsi antara lain vodka; mensen; asoka; Columbus; topi miring; red rebel; mix max dan gordons sedangkan tempat untuk berpesta miras adalah warung; perempatan jalan dan tempat hiburan malam 2 Elya Sugianti, Hardinsyah dan Nurfi A, tahun 2009 Faktor risiko obesitas sentral pada orang dewasa di DKI Jakarta: analisis lanjut data RISKESDAS 2007 Variabel bebas : umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran perkapita, besar keluarga, tipe wilayah, kebiasaan merokok, aktifitas fisik berat, konsumsi miuman beralkohol, konsumsi sayuran dan buah, konsumsi makanan manis dan berlemak serta kondisi mental emosional Variabel terikat : obesitas sentral Sasaran : orang dewasa berumur 15 tahun atau lebih yang tinggal di DKI Jakarta, tidak hamil dan memiliki data lengkap Rancangan penelitian: Cross sectional Faktor risiko obesitas sentral di DKI Jakarta adalah perempuan berumur >35 tahun Berstatus kawin; cerai; ibu rumah tangga; pegawai BUMN/ swasta; wiraswasta/ pedagang/ jasa; Lanjut ke halaman berikutnya

31 10 Tabel 1.1 Keaslian Penelitian (Lanjutan) Nama Judul Metode Penelitian Hasil pengeluaran perkapita kuintil kelima, pernah merokok, mengkonsumsi makanan berlemak & kondisi mental emosional terganggu 3 Ulqi Muhammad Iqbal, 2013 Hubungan konsumsi lemak dengan kejadian obesitas orang dewasa di Kota dan Kabupaten Bogor Variabel bebas : Karakteristik sosial ekonomi, kebiasaan makan, konsumsi zat gizi, status gizi dan gaya hidup Variabel terikat : Kejadian obesitas Sasaran : orang dewasa di Kota dan Kabupaten Bogor Rancangan penelitian : Cross Sectional Ada hubungan yang signifikan antara konsumsi lemak dengan kejadian obesitas pada orang dewasa di Kota maupun Kabupaten Bogor Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Wahyu Wulansari rancangan penelitian yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi kualitatif. Sedangkan perbedaan dengan penelitian Elya Sugianti, Hardinsyah dan Nurfi A yakni pada variabel bebas yang diteliti antara lain umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pengeluaran perkapita, besar keluarga, tipe wilayah, kebiasaan merokok, aktifitas fisik berat, konsumsi minuman beralkohol, konsumsi sayuran dan buah, konsumsi makanan manis dan berlemak serta kondisi mental emosional dan variabel terikatnya rasio lingkar pinggang panggul. Pada penelitian ini variabel bebas yang diteliti antara lain frekuensi konsumsi minuman beralkohol, banyaknya konsumsi minuman beralkohol, durasi konsumsi minuman beralkohol, dan persentase kandungan alkohol pada minuman berakohol yang dikonsumsi.

32 11 Pada penelitian ini menggunakan rancangan peneltian cross sectional. Dan perbedaan pada penelitian Ulqi Muhammad Iqbal adalah variabel yang dikaji hanya konsumsi lemak secara umum, sedangkan pada penelitian ini mengkaji konsumsi lemak secara khusus yaitu minuman beralkohol sebagai salah satu jenis lemak. Kemudian pada penelitian oleh Ulqi Muhammad Iqbal menganalisis kejadian obesitas pada orang dewasa, sedangkan pada penelitian ini menganalisis rasio lingkar pinggang panggul pada anak band. F. Ruang Lingkup 1. Lingkup Keilmuan Ruang lingkup keilmuan penelitian di bidang epidemiologi dan gizi 2. Lingkup Materi Ruang lingkup materi penelitian ini yaitu rasio lingkar pinggang panggul 3. Lingkup Lokasi Ruang lingkup wilayah penelitian ini adalah Kota Semarang 4. Lingkup Metode Ruang lingkup metode penelitian yaitu metode cross sectional 5. Lingkup Sasaran Sasaran yang diteliti yaitu anak band yang mengkonsumsi minuman beralkohol di Kota Semarang 6. Lingkup Waktu Penelitian dilakukan pada bulan Januari tahun 2016

33 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian dan Karakteristik Anak Band Anak band sering diartikan sebagai sekelompok remaja yang memiliki kesamaan jenis musik dan menjadikan musik sebagai media penghasil karya kemudian mereka akan mendapatkan nilai prestis dari lingkungan pergaulannya. Karakter yang dimiliki anak band sama dengan yang dimiliki oleh anak-anak remaja yang diikuti dengan perubahan life style seperti konsumsi minuman beralkohol dan kebiasaan merokok. Masa remaja adalah suatu periode dari perkembangan transisi antara masa anak anak dan dewasa yang terlihat dari perubahan biologis, kognitif dan sosioemosional. 17 Pada masa remaja terdapat tugas tugas yang sebaiknya dipenuhi, hal tersebut dipusatkan pada penanggulangan sikap dan perilaku yang kekanak kanakan dan mempersiapkan untuk menghadapi masa dewasa, adapun tugas perkembangan remaja antara lain: 18 a. Mencapai peran sosial pria dan wanita b. Mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif d. Mencapai kemandirian sosial dari orang tua dan orang dewasa lainnya 11

34 12 e. Mempersiapkan karir ekonomi untuk masa yang akan datang f. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga g. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku dan mengembangkan ideologi Adapun 3 batasan pembagian masa remaja antara lain : 19 a. Remaja Awal (12 15 tahun) Pada rentang usia ini, remaja mengalami pertumbuhan jasmani yang sangat pesat dan perkembangan intelektual yang sangat intensif, sehingga minat anak pada dunia luar sangat besar dan pada saat ini remaja tidak mau dianggap kanak-kanak lagi namun belum bisa meninggalkan pola kekanak-kanakannya. Selain itu pada masa ini remaja belum tahu apa yang diinginkannya, remaja sering merasa sunyi, ragu-ragu, tidak stabil, tidak puas, dan merasa kecewa. b. Remaja Pertengahan (15 18 tahun) Pada rentang usia ini, kepribadian remaja masih bersifat kekanakkanakan, namun pada usia remaja sudah timbul unsur baru, yaitu kesadaran akan kepribadian dan kehidupan badaniah sendiri. Remaja mulai menemukan nilai-nilai tertentu dan melakukan perenungan terhadap pemikiran filosofis dan etis. Maka, dari perasaan yang penuh keraguan pada usia remaja awal maka pada rentang usia ini mulai timbul kemantapan diri sendiri yang lebih berbobot. Rasa percaya diri pada remaja menimbulkan kesanggupan pada dirinya untuk melakukan penilaian terhadap 24

35 13 tingkah laku yang telah dilakukannya. Selain itu pada masa ini remaha mulai menemukan diri sendiri atau jadi dirinya. c. Masa Remaja Akhir (18 21 tahun) Pada rentang usia ini, remaja sudah merasa mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya dan ingin hidup dengan pola hidup yang digariskan sendiri, dengan itikad baik dan keberanian. Remaja mulai memahami arah kehidupannya dan menyadari tujuan hidupnya. Remaja sudah mempunyai pendirian tertentu berdasarkan satu pola yang jelas yang baru ditemukannya. Kebiasaan lain yang dimiliki oleh anak band 2. Pengertian Konsumsi Minuman Beralkohol Konsumsi minuman beralkohol adalah penggunaan minuman yang terbuat dari sekelompok senyawa organik etanol maupun bahan alami yang dihasilkan dari reaksi fregmentasi gula, buah-buahan dan spora yang dapat menimbulkan efek relaksasi dan halusinasi pada otak 6 Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 73 tahun 2013, minuman beralkohol yang berasal dari produksi dalam negeri atau asal impor dikelompokkan dalam golongan antara lain : 12 a. minuman beralkohol golongan A adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar sampai dengan 5% (lima persen) atau < 5% b. minuman beralkohol golongan B adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar

36 14 lebih dari 5% (lima persen) sampai dengan 20% (dua puluh persen). c. minuman beralkohol golongan C adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 20% (dua puluh persen) sampai dengan 55% (lima puluh lima persen). 3. Penyebab dan Bahaya Konsumsi Minuman Beralkohol Penyebab remaja terhadap konsumsi minuman beralkohol antara lain: 20 a. Rasa ingin tahu atau ingin mencoba hal baru b. Pengaruh lingkungan teman sebaya c. Adanya tekanan dari permasalahan yang dihadapi atau stres Adapun bahaya dari mengkonsumsi minuman beralkohol antara lain: a. Konsumsi energi yang berlebih 21 b. Memicu rasa lapar 22 c. Menimbulkan rasa malas untuk beraktivitas Jenis Minuman Beralkohol Menurut Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 73 tahun 2013, minuman beralkohol yang berasal dari produksi dalam negeri atau asal impor dikelompokkan dalam golongan antara lain : 12 a. minuman beralkohol golongan A adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar sampai dengan 5% (lima persen) atau < 5%

37 15 b. minuman beralkohol golongan B adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 5% (lima persen) sampai dengan 20% (dua puluh persen). c. minuman beralkohol golongan C adalah minuman yang mengandung etil alkohol atau etanol (C2H5OH) dengan kadar lebih dari 20% (dua puluh persen) sampai dengan 55% (lima puluh lima persen). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan tentang minuman keras Nomor 86/Men/Kes/Per/IV/77, berikut adalah contoh minuman keras dengan kadar kandungannya : 24 a. Bir mengandung 2-5% b. Brandy (Bredewijn) mengandung 45% c. Rum mengandung 50-60% d. Likeur mengandung 35-40% e. Sherry / Port mengandung 15-20% f. Wine (Anggur) mengandung 10-15% g. Wisky (Jenewer) mengandung 35-40% 5. Penyebab dan Bahaya Merokok Kebiasaan merokok adalah kegiatan menggunakan atau mengkonsumsi rokok secara terus menerus yang dilakukan oleh seseorang. Merokok pada remaja disebabkan karena rokok dianggap dapat menghasilkan mood yang positif serta dapat membantu dalam menyelesaikan masalah yang sulit. Pada rokok terkandung zat nikotin dan bersifat adiktif yang dapat menimbulkan efek rileksasi serta ketergantungan, namun merokok dapat meningkatkan kadar HDL

38 16 (High Density Lipoprotein) yang dapat meningkatkan resiko terkena penyakit seperti obesitas abdominal. Kadar HDL normal yaitu sebsesar 40 mg/dl dan akan berbahaya jika kadarnya 60 mg/dl Patofisiologi Obesitas Abdominal Pada Pengkonsumsi Alkohol Yang Diukur Dengan Rasio Lingkar Pinggang Panggul RASA INGIN TAHU, PENGARUH LINGKUNGAN TEMAN & STRES MENGKONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL GOLONGAN A, B & C PENINGKATAN KALORI MEMICU RASA LAPAR MENIMBULKAN RASA MALAS UNTUK BERAKTIVITAS KONSUMSI SEBELUM MAKAN MENINGKATKAN 20% KALORI DAN 33% JIKA DIKONSUMSI SESUDAH MAKAN MENGURANGI CADANGAN KARBOHIDRAT / GLIKOGEN, SEHINGGA MENIMBULKAN RASA CEPAT LAPAR EFEK RILEKSASI MENYEBABKAN RASA NYAMAN UNTUK TIDAK BERAKTIVITAS SEHINGGA LEMAK MENUMPUK DALAM TUBUH OBESITAS ABDOMINAL DIUKUR DENGAN RASIO LINGKAR PINGGANG PANGGUL Gambar 2.1 Patofisiologi obesitas abdominal pada pengkonsumsi minuman beralkohol

39 17 Dari bagan patofisiologi obesitas abdominal pada pengkonsumsi minuman beralkohol diatas terjadi karena adanya rasa ingin tahu, pengaruh lingkungan teman sebaya serta adanya tekanan dari permasalahan yang dihadapi atau stress, hal - hal tersebut menyebabkan remaja mengkonsumsi minuman beralkohol. 19 Konsumsi minuman beralkohol dapat menyebabkan peningkatan kalori karena alkohol mengandung kalori sehingga apabila dikonsumsi sebelum makan jumlah kalori akan meningkat sebesar 20%, sedangkan konsumsi alkohol setelah makan kalori akan meningkat sebesar 33%, 20 Memicu rasa lapar karena konsumsi minuman beralkohol mengurangi cadangan karbohidrat atau glikogen yang akan menimbulkan rasa cepat lapar, 21 dan menimbulkan rasa malas untuk beraktivitas akibat efek relaksasi dari minuman beralkohol yang menimbulkan rasa nyaman untuk tidak beraktivitas sehingga lemak menumpuk dalam tubuh. 22 Dari semua penyebab diatas dapat menyebabkan obesitas abdominal yang diukur dengan rasio lingkar pinggang panggul. 1 Konsumsi minuman beralkohol dapat dikategorikan antara lain : a. Frekuensi konsumsi minuman beralkohol yaitu sering tidaknya mengkonsumsi minuman beralkohol, 25 dengan ketentuan mengkonsumsi 1 3 kali dalam seminggu dan mengkonsumsi > 3 kali dalam seminggu. 16 b. Banyaknya konsumsi minuman beralkohol yaitu jumlah minuman beralkohol yang dikonsumsi setiap melakukan aktivitas konsumsi minuman alkohol dengan satuan ml. 37

40 18 c. Durasi konsumsi minuman beralkohol adalah lamanya waktu berlangsung yang diperlukan seseorang untuk mengkonsumsi minuman beralkohol, 25 dengan ketentuan waktu 5 tahun terakhir dan > 5 tahun terakhir. 32 d. Persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi adalah seberapa banyak kandungan minuman beralkohol yang dikonsumsi, 25 dengan ketentuan konsumsi minuman beralkohol golongan A dengan kadar < 5%; golongan B dengan kadar 5% - 20%; golongan C dengan kadar 20% - 55%. 12 Jenis minuman beralkohol yang dikonsumsi adalah varian varian tertentu berdasarkan bahan pembuatan, lokasi produksi dan kadar etanol yang dikandung minuman beralkohol, 26 antara lain minuman beralkohol produksi dalam negeri dan impor 16 Jenis minuman beralkohol yang sering dikonsumsi antara lain : a. Tuak Minuman keras khas Indonesia hasil fermentasi dari bermacammacam buah yang mengandung kadar alkohol 4%. Bahan-bahan tuak biasanya beras atau cairan yang diambil dari tanaman seperti nira kelapa atau aren, legen dari pohon siwalan atau tal. b. Arak Merupakan minuman keras hasil fermentasi dari sari kelapa dan buah-buahan lain, kadar alkoholnya 37-50%. c. Ciu

41 19 Merupakan hasil fermentasi dari beras dengan kadar alkohol mencapai 50-90%. d. Congyang Dihasilkan dari fermentasi beras putih, sepirit, gula pasir, perisa kopi moka, dan pewarna makanan, yang dilengkapi dengan karmoisin Cl dan mengandung kadar alkohol 19,5%. e. Vodka Merupakan salah satu minuman beralkohol dengan kadar yang cukup tinggi,yaitu sekitar 40%,yang dbuat dari fermentasi gandum yang disuling. f. Bir Merupakan minuman yang dihasilkan melalui proses fermentasi bahan berpati dan tidak melalui proses penyulingan setelah fermentasi. Proses pembuatan bir disebut brewing dan mengandung kadar alkohol 2-5%. g. Wisky Merupakan minuman yang terbuat dari fermentasi serealia atau gandum yang dihaluskan dicampur air kemudian dipanaskan dan hasilnya diproses distilasi didalam tong kayu ek, dengan kadar alkohol 35-40% 7. Rasio Lingkar Pinggang Panggul Salah satu metode penilaian gizi secara langsung menggunakan pengukuran antropometri sebagai skrining obesitas salah satunya dengan cara mencari rasio lingkar pinggang dan lingkar panggul. 1 Rasio lingkar pinggang terhadap panggul adalah

42 20 indikator untuk menentukan obesitas abdominal yang diperoleh dengan cara menghitung perbandingan antara lingkar pinggang (cm) dan lingkar panggul (cm). 1 Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul lebih sensitif dalam menilai distribusi lemak dalam tubuh terutama lemak pada dinding abdomen. 27 Pengukuran RLPP dilakukan menggunakan metode penilaian status gizi secara langsung yaitu dengan berhubungan atau kontak langsung dengan masing-masing responden, salah satu metode dengan pengukuran antropometri. Antropometri adalah proses pengukuran dimensi fisik dan komposisi tubuh. Hasil pengukuran sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti usia, fisiologis dan pola makan. Keunggulan metode ini adalah dapat memberikan informasi tentang riwayat status gizi masa lalu. 28 Langkah Langkah pengukuran rasio lingkar pinggang panggul dengan menggunakan metode penilaian gizi secara langsung antara lain: Pastikan subyek berdiri tegak dengan kaki rapat serta lengan menggantung bebas di sisi badan 2. Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dengan pita pengukur pada titik tengah antara tulang rusuk terbawah dan krista iliaka yang bertempat sejajar dengan pusar 3. Pengukuran lingkar panggul dilakukan dengan pita pengukur pada titik diatas trochanter mayor yang berada satu jengkal dari pusar

43 21 4. Pada saat pengukuran pastikan pita pengukur menempel pada kulit, namun tidak sampai menekan Obesitas abdominal atau obesitas sentral yaitu terjadinya timbunan lipid dibagian abdominal dan mengenai tubuh bagian atas sehingga berbentuk seperti apel. 1 Sedangkan obesitas adalah kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan atau bawah kulit, sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam jaringan organnya. 2 Obesitas dapat dinilai berdasarkan perbandingan berat badan (BB) dan tinggi badan (TB), pengukuran lingkar perut, lingkar panggul, lingkar lengan atas, selain tebal lipatan kulit daerah triseps, subskapula, suprailiaka, biseps, maupun evaluasi lemak tubuh total dengan Bio-electrical Impedance Analysis (BIA). 3 Untuk mengetahui rasio lingkar pinggang panggul, dapat dihitung dengan rumus: 1 RLPP = Lingkar Pinggang (Cm) Lingkar Panggul (Cm) Dari hasil perhitungan diatas, menentukan status gizi dengan kategori : 28 Tabel 2.1 Kategori RLPP Rasio Lingkar Pinggang Panggul Berisiko Tidak Berisiko Laki laki Perempuan Laki laki Perempuan > 0,90 > 0,85 < 0,90 < 0,85 8. Penyebab dan Bahaya Obesitas Abdominal a. Penyebab Obesitas Abdominal Diukur dengan RLPP

44 22 1) Adanya perubahan gaya hidup seperti tingginya konsumsi minuman beralkohol karena konsumsi minuman beralkohol merupakan salah satu faktor risiko obesitas abdominal 7 2) Kebiasaan merokok karena dapat meningkatkan kadar HDL (High Density Lipoprotein) dalam tubuh 8 3) Tingginya konsumsi makanan berlemak karena dapat mempengaruhi kadar lemak yang sebenarnya tidak dibutuhkan oleh tubuh 9 4) Rendahnya konsumsi sayuran dan buah karena tubuh memerlukan asupan serat yang cukup untuk mendukung proses ekskresi, sehingga apabila asupan serat tidak mencukupi kebutuhan maka tubuh akan menimbun zat zat yang tidak diperlukan lagi 10 5) Kurangnya aktivitas fisik dapat mempengaruhi penimbunan kalori dalam tubuh karena tidak terjadi proses pembakaran energi secara maksimal 11 6) Kandungan kalori dalam alkohol menyebabkan peningkatan jumlah energi dalam tubuh karena konsumsi alkohol sebelum makan meningkatkan 20% kalori dan 33% jika dikonsumsi sesudah makan 21 7) Efek alkohol mengurangi cadanggan karbohidrat atau glikogen menyebabkan rasa cepat lapar 22 8) Efek relaksasi dari alkohol menyebabkan rasa malas untuk beraktivitas 23 b. Bahaya Obesitas Abdominal

45 23 Obesitas abdominal menyebabkan gangguan metabolisme dan penyakit dengan morbiditas dan mortalitas yang tinggi seperti resistensi insulin, diabetes mellitus, hipertensi, hiperlipidemia, aterosklerosis, penyakit hati dan kantung empedu, bahkan beberapa jenis kanker, 29 risiko pembentukan batu empedu dan komplikasi serta peningkatan kolesterol dalam hati. 4 B. Kerangka Teori 25, 26 Konsumsi Minuman Beralkohol (frekuensi, banyaknya, durasi dan persentase kandungan alkohol) Gangguan metabolisme dan penyakit 29 Kandungan kalori dalam alkohol menyebabkan peningkatan konsumsi kalori 21 Resistensi insulin 29 Diabetes Melitus 29 Efek alkohol mengurangi cadangan karbohidrat/ glikogen menyebakan rasa cepat lapar 22 Hipertensi 29 Hiperlipidemia 29 Efek relaksasi dari alkohol memicu rasa malas untuk beraktivitas 23 Kebiasaan Merokok 8 Rasio Lingkar Pinggang Panggul Obesitas Abdominal Aterosklerosis 29 Penyakit Hati dan Kantung Empedu 29 Tingginya konsumsi makanan berlemak 9 Beberapa Jenis Kanker 29 Rendahnya konsumsi sayuran dan buah 10 Penyakit Batu Empedu 4 Kurangnya aktivitas fisik 11 Kolesterol Dalam Hati 4 Gambar 2.2 Kerangka teori

46 BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS Konsumsi Minuman Beralkohol Frekuensi konsumsi minuman beralkohol Banyaknya konsumsi minuman beralkohol VARIABEL TERIKAT Kejadian Obesitas Abdominal Durasi konsumsi minuman beralkohol Persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi Gambar 3.1 Kerangka konsep B. Hipotesis 1. Ada hubungan antara frekuensi konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian obesitas abdominal pada anak band di Kota Semarang 2. Ada hubungan antara banyaknya konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian obesitas abdominal pada anak band di Kota Semarang 3. Ada hubungan antara durasi konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian obesitas abdominal pada anak band di Kota Semarang Ada hubungan antara persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi dengan kejadian obesitas abdominal pada anak band di Kota Semarang 24

47 25 C. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik observasional dengan menggunakan desain cross sectional atau potong lintang yaitu studi yang mempelajari prevalensi; distribusi maupun hubungan penyakit dan paparan dengan cara mengamati status paparan dan penyakit secara serentak, 30 sehingga tidak memerlukan follow up untuk menilai hubungan rasio lingkar pinggang panggul (efek) dan konsumsi minuman beralkohol (paparan) meliputi frekuensi dan durasi konsumsi minuman beralkohol serta jumlah kandungan alkohol yang dikonsumsi dengan cara mengamati status paparan dan penyakit secara serentak pada saat yang sama, disebut non directional. 30 Studi ini menggunakan perhitungan rasio prevalensi pada suatu populasi. Kelebihan desain potong lintang antara lain : Mudah dilakukan 2. Relatif murah dan efisien karena tidak perlu follow up D. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : a. Frekuensi konsumsi minuman beralkohol b. Banyaknya konsumsi minuman beralkohol c. Durasi konsumsi minuman beralkohol d. Persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi 2. Variabel Terikat dalam penelitian ini adalah kejadian obesitas abdominal.

48 26 E. Definisi Operasional Tabel 3.1 Daftar Nama, Definisi Operasional dan Skala Variabel No Variabel Definisi Operasional Instrumen Penelitian 1 Frekuensi konsumsi minuman beralkohol Sering tidaknya mengkonsumsi minuman beralkohol dalam seminggu, 25 dengan ketentuan: Mengkonsumsi 1-3 kali seminggu 2. Mengkonsumsi > 3 kali seminggu Kuesioner Skala Ordinal 2 Banyaknya konsumsi minuman beralkohol Jumlah minuman beralkohol yang dikonsumsi dengan satuan ml. 37 dengan ketentuan: Konsumsi rendah Mengkonsumsi 1800 ml dalam seminggu 2. Konsumsi tinggi Mengkonsumsi >1800 ml dalam seminggu Kuesioner Ordinal 3 Durasi konsumsi minuman beralkohol Lamanya waktu berlangsung yang dibutuuhkan seseorang untuk mengkonsumsi minuman beralkohol, 25 dengan ketentuan: tahun 2. > 5 tahun Kuesioner Ordinal 4 Persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi Seberapa banyak kandungan alkohol dalam minuman beralkohol yang dikonsumsi dalam satuan berapa persen menurut jenis dan golongan, 25 dengan ketentuan: Golongan A dengan kadar < 5% 2. Golongan B dengan kadar 5% - 20% 3. Golongan C dengan kadar 20% - 55% Kuesioner Ordinal 5 Kejadian obesitas abdominal Timbunan lipid di bagian abdominal yang mengenai tubuh bagian atas, 2 dengan menghitung perbandingan antara lingkar pinggang (cm) dan lingkar panggul (cm), 1 dengan kategori RLPP: Berisiko Laki-laki > 0,90 Perempuan > 0,85 2. Tidak berisiko Laki-laki < 0,90 Perempuan < 0,85 Metilen atau pita pengukur Ordinal

49 27 F. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah keseluruhan subyek yang ingin diteliti berdasarkan karakteristiknya, merupakan bagian dari populasi untuk ditarik kesimpulan sebagai hasil penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian untuk mengetahui besarnya hubungan konsumsi minuman beralkohol terhadap kejadian obesitas abdominal, oleh karena itu populasi pada penelitian ini adalah anak band yang mengkonsumsi minuman beralkohol di Kota Semarang. 2. Sampel Sampel adalah responden atau subset yang memenuhi syarat kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi subyek penelitian Anak band di Kota Semarang berusia tahun yang memenuhi kriteria inklusi yaitu mengkonsumsi minuman beralkohol minimal 1 kali dalam seminggu, bersedia berpartisipasi serta dapat berkomunikasi dengan baik, terhitung pada bulan Desember Kriteria eksklusi subyek penelitian Umur responden < 21 tahun dan > 30 tahun, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol setiap minggunya (minimal 1 kali dalam satu minggu), responden menolak untuk berpartisipasi

50 28 Sampel penelitian diambil dengan teknik non random sampling menggunakan convenient sampling yaitu teknik sampling tanpa sistematika tertentu, pengambilan sampel dengan cara ini adalah yang paling mudah untuk menarik sampel penelitian. Pada studi ini digunakan perhitungan rasio prevalensi untuk mencari besarnya hubungan konsumsi minuman beralkohol terhadap kejadian obesitas abdominal. Rumus ukuran sampel untuk menaksir proporsi populasi sebagai berikut (Lemeshow et al., 1990): 31 Z 2 1 α / 2 P. Q n = (D) 2 n P = Besar sampel = Rasio prevalensi pada suatu populasi berdasarkan penelitian sebelumnya (penelitian Julianti tahun 2011 (0,28)) Q = 1 P = 1 0,28 = 0,72 Z1-α/2 = Nilai kesalahan tipe I = 10% (1,64) D = Margin of error yang diinginkan 10% = 0,1 Maka diperoleh : Z 2 1 α / 2 P. Q n = (D) 2 1, ,28. 0,72 n = ,1 2 2,69. 0,28. 0,72 n = ,01 0,753. 0,72 n = ,01

51 29 0,542 n = ,01 = 54 Estimasi drop out = 54 (10%) = 5 Total minimal sampel = = 59 Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 59 orang. G. Pengumpulan Data 1. Data Primer Untuk mengetahui hubungan konsumsi minuman beralkohol digunakan data primer meliputi frekuensi konsumsi minuman beralkohol dalam seminggu, banyaknya konsumsi minuman beralkohol setiap mengkonsumsi dalam satuan ml, durasi konsumsi minuman beralkohol dalam 5 tahun dan jumlah kandungan alkohol yang dikonsumsi dalam sehari dan rasio lingkar pinggang panggul. 2. Data Sekunder Dalam penelitian ini tidak digunakan data sekunder. 3. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan Instrumen berupa lembar kuesioner, pita ukur atau metilen, timbangan digital. Kuesioner berupa sekumpulan pertanyaan yang disusun untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan dilapangan. 31

52 30 H. Pengolahan Data Dalam penelitian ini analisis data dilakukan menggunakan bantuan komputer dengan progam satistical package for the social science (SPSS). Tahap-tahap pengolahan data SPSS antara lain : 1. Cleaning Dari data yang telah terkumpul kemudian dilakukan cleaning data, yaitu pembersihan data sebelum dilakukan pengolahan, data dicek atau diperiksa terlebih dahulu untuk meminimalisir adanya data yang tidak diperlukan. 2. Editing Proses editing dilakukan untuk meneliti dan memeriksa kelengkapan, kesinambungan serta keseragaman data sehingga validitas data terjamin. 3. Coding Proses ini dilakukan untuk mempermudah pengolahan dan pemberian skor. 4. Entry Data Memasukkan data atau entry data dilakukan untuk proses analisis data.

53 31 I. Analisis Data 1. Analisis Univariat Analisis univariat dilakukan untuk mendeskripsikan masing masing variabel yang diteliti antara lain umur, jenis kelamin, pendidikan, BB, TB, jenis minuman beralkohol yang dikonsumsi, frekuensi konsumsi minuman beralkohol, banyaknya konsumsi minuman beralkohol, durasi konsumsi minuman beralkohol, presentase kandungan alkohol yang dikonsumsi. Data kategorik akan dilihat berdasarkan distribusi frekuensi dengan ukuran persentase. Hasil analisis data disajikan dalam bentuk tabel. Sedangkan konsumsi minuman beralkohol dapat dikategorikan antara lain : a. Frekuensi konsumsi minuman beralkohol yaitu sering tidaknya mengkonsumsi minuman beralkohol, 25 dengan ketentuan mengkonsumsi 1 3 kali dalam seminggu dan mengkonsumsi > 3 kali dalam seminggu. 16 b. Banyaknya konsumsi minuman beralkohol yaitu jumlah minuman beralkohol yang dikonsumsi setiap melakukan aktivitas konsumsi minuman alkohol dengan satuan ml. 37 c. Durasi konsumsi minuman beralkohol adalah lamanya waktu berlangsung yang diperlukan seseorang untuk mengkonsumsi minuman beralkohol, 25 dengan ketentuan waktu 5 tahun terakhir dan > 5 tahun terakhir. 32

54 32 d. Persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi adalah seberapa banyak kandungan minuman beralkohol yang dikonsumsi, 25 dengan ketentuan konsumsi minuman beralkohol golongan A dengan kadar < 5%; golongan B dengan kadar 5% - 20%; golongan C dengan kadar 20% - 55% Analisis Bivariat Analisis bivariat dilakukan untuk melihat hubungan masing masing variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan uji chi square, dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan konsumsi minuman beralkohol dengan kejadian obesitas abdominal dan antara masing masing variabel independen. Analisis bivariat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Uji Chi Square Dalam penelitian ini untuk mengetahui hubungan konsumsi minuman beralkohol (independen) terhadap kejadian obesitas abdominal (dependen). Uji chi square yang dilakukan menggunakan tabel 2x2, dengan tingkat kepercayaan 95% dan nilai korelasi (α = 0,05). Syarat syarat dalam uji chi square, sebagai berikut: 34 1) Dalam pengujian hipotesis, populasi terdiri dari dua atau lebih kelas atau kategori 2) Data berbentuk kategorikal 3) Sampel dalam jumlah besar

55 33 Penarikan kesimpulan dalam uji chi square, yaitu sebagai berikut : 37 1) Ho (hipotesis nol) ditolak : Jika nilai probabilitas atau p < 0,05. Artinya terdapat hubungan yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat. 2) Ho (hipotesis nol) diterima : Jika nilai probabilitas atau p > 0,05. Artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat. Ho : Tidak ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Ha : Ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

56 25 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Penelitian Kota Semarang memiliki luas wilayah sebesar 373,70 km 2 serta merupakan 1,15% dari total luas daratan Provinsi Jawa Tengah dengan batas wilayah sebelah barat adalah Kabupaten Kendal, sebelah timur dengan Kabupaten Demak, sebelah selatan dengan Kabupaten Semarang dan sebelah utara dibatasi oleh Laut Jawa, Kota Semarang terbagi dalam 16 Kecamatan. 39 Jumlah penduduk berdasarkan data Profil Kependudukan Kota Semarang pada tahun 2014 sebesar jiwa dengan berjenis kelamin laki-laki dan berjenis kelamin perempuan, jumlah ini telah mengalami pertumbuhan sebesar 0,83 % dibanding tahun 2013 yang tercatat sebesar jiwa. 39 Pada survei awal peneliti tahun 2015 terdapat sekitar 550 anak band di Kota Semarang yang telah tergabung dalam suatu band paling sedikit 3 bulan. Menurut Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 didapatkan data konsumsi alkohol pada remaja usia tahun sebesar 43,2%, usia tahun sebesar 56,3%, usia tahun sebesar 61,4%, dan usia tahun sebesar 60%. 13 Dengan prevalensi obesitas di Jawa Tengah sebesar 18,8% pada tahun 2007, pada tahun 2010 sebesar 25,7% dan terus meningkat hingga tahun 2013 mencapai 30,1% menjadikan Jawa Tengah sebagai Provinsi dengan prevalensi obesitas tertinggi di Indonesia. 5 34

57 35 B. Analisis Univariat 1. Distribusi rata-rata kategori umur pada anak band Tabel 4.1 Distribusi Rata-Rata Kategori Umur Anak Band Di Kota Semarang Kategori Umur Frekuensi Persen (%) Remaja Akhir tahun 3 5,0 Dewasa >21 tahun 57 95,0 Jumlah Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016) Berdasarkan hasil penelitian pada 60 responden, dapat diketahui bahwa rata-rata kategori umur responden terbanyak adalah dewasa sebesar 95,0%. 2. Distribusi frekuensi jenis kelamin pada anak band Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak Band Di Kota Semarang Jenis Kelamin Frekuensi Persen (%) laki-laki 48 80,0 Perempuan 12 20,0 Jumlah Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016) Berdasarkan hasil penelitian pada 60 responden, dapat diketahui bahwa paling banyak responden berjenis kelamin laki-laki sebesar 80,0%. 3. Distribusi frekuensi pendidikan pada anak band Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan Anak Band Di Kota Semarang Pendidikan Frekuensi Persen (%) Mahasiswa 38 63,3 Diploma 4 6,7 Sarjana 18 30,0 Jumlah Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016) Berdasarkan hasil penelitian pada 60 responden, dapat diketahui bahwa paling banyak tingkat pendidikan responden berstatus mahasiswa sebesar 63,3%.

58 36

59 36 4. Distribusi frekuensi kategori indeks masa tubuh (IMT) pada anak band Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kategori Indeks Masa Tubuh (IMT) Pada Anak Band Di Kota Semarang Kategori Indeks Masa Tubuh (IMT) Frekuensi Persen (%) Normal 24 40,0 Overweight 17 28,3 Obese I 14 23,3 Obese II 5 8,3 Jumlah Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016) Berdasarkan hasil penelitian pada 60 responden, dapat diketahui dapat diketahui kategori indeks masa tubuh (IMT) responden yang paling banyak adalah normal sebesar 40,0%. 5. Distribusi frekuensi genre musik pada anak band Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi genre musik Pada Anak Band Di Kota Semarang Genre Musik Frekuensi Persen (%) Hard rock 1 1,7 Hardcore 7 11,7 Jazz 9 15,0 Metal 13 21,7 Pop 1 1,7 Pop punk 4 6,7 Pop rock 7 11,7 Punk 2 3,3 Rock 3 5,0 Rock and roll 9 15,0 Rock Punk 1 1,7 Southern rock 3 5,0 Jumlah Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016) 49

60 37 Berdasarkan hasil penelitian pada 60 responden, dapat diketahui bahwa paling banyak genre musik responden adalah metal sebesar 21,7%. 6. Distribusi frekuensi jenis minuman beralkohol yang dikonsumsi pada anak band Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi jenis minuman beralkohol yang dikonsumsi pada Anak Band Di Kota Semarang Jenis Minuman Beralkohol Frekuensi Persen (%) Arak 2 3,3 Bir 12 20,0 Ciu 14 23,3 Congyang 15 25,0 Vodka 10 16,7 Wisky 7 11,7 Jumlah Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016) Berdasarkan hasil penelitian pada 60 responden, dapat diketahui bahwa paling banyak jenis minuman beralkohol yang dikonsumsi oleh responden adalah congyang sebesar 25,0%. 7. Distribusi frekuensi status merokok pada anak band Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Status Merokok Pada Anak Band Di Kota Semarang Status Merokok Frekuensi Persen (%) Perokok 45 75,0 Bukan Perokok 15 25,0 Jumlah Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016) Berdasarkan hasil penelitian pada 60 responden, dapat diketahui status merokok responden yang paling banyak adalah perokok sebesar 75,0%.

61 38 8. Distribusi frekuensi durasi merokok pada anak band Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Durasi Merokok Pada Anak Band Di Kota Semarang Durasi Merokok Frekuensi Persen (%) 2 tahun 5 11,1 3 tahun 4 8,9 4 tahun 3 6,7 5 tahun 9 20,0 6 tahun 1 2,2 7 tahun 7 15,6 8 tahun 4 8,9 9 tahun 1 2,2 10 tahun 10 22,2 15 tahun 1 2,2 Jumlah Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016) Berdasarkan hasil penelitian pada 60 responden diketahui bahwa 45 diantaranya adalah seorang perokok, dengan durasi merokok yang paling banyak adalah selama 10 tahun sebesar 22,2%.

62 39 9. Distribusi frekuensi banyaknya batang rokok yang dihisap pada anak band Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Banyaknya Batang Rokok Yang Dihisap Pada Anak Band Di Kota Semarang Batang Yang Dihisap Pehari Frekuensi Persen (%) 5 batang 1 2,2 6 batang 1 2,2 7 batang 5 11,1 8 batang 7 15,8 10 batang 13 28,9 12 batang 5 11,1 13 batang 1 2,2 15 batang 5 11,1 20 batang 5 11,1 21 batang 1 2,2 22 batang 1 2,2 Jumlah Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016) Berdasarkan hasil penelitian pada 60 responden diketahui bahwa 45 diantaranya adalah seorang perokok, dengan banyaknya batang rokok yang dihisap perharinya yang paling banyak adalah 10 batang rokok sebesar 28,9%. 10. Distribusi frekuensi konsumsi minuman beralkohol pada anak band Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Anak Band Di Kota Semarang Frekuensi konsumsi minuman beralkohol dalam minggu Frekuensi Persen (%) 1 3 kali dalam seminggu 40 66,7 4 kali dalam seminggu 20 33,3 Jumlah Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016)

63 40 Berdasarkan hasil penelitian pada 60 responden, diketahui frekuensi konsumsi minuman beralkohol oleh responden yang paling banyak adalah 1 3 kali dalam seminggu sebesar 66,7%. 11. Distribusi frekuensi banyaknya konsumsi minuman beralkohol pada anak band Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi banyaknya konsumsi minuman beralkohol Pada Anak Band Di Kota Semarang Frekuensi Persen 1800 ml 22 36,7 >1800 ml 38 63,3 Jumlah Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016) Berdasarkan hasil penelitian pada 60 responden, diketahui frekuensi banyaknya konsumsi minuman beralkohol oleh responden yang paling banyak adalah > 1800 ml sebesar 63,3%. 12. Distribusi frekuensi durasi konsumsi minuman beralkohol pada anak band Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi durasi konsumsi minuman beralkohol Pada Anak Band Di Kota Semarang Frekuensi Persen (%) 5 tahun 36 60,0 > 5 tahun 24 40,0 Jumlah Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016) Berdasarkan hasil penelitian pada 60 responden, dapat diketahui frekuensi durasi konsumsi minuman beralkohol oleh responden yang paling banyak adalah 5 tahun sebesar 60,0%.

64 Distribusi frekuensi persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi berdasarkan golongan alkohol yang dikonsumsi pada anak band Tabel 4.13 Distribusi Frekuensi persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi berdasarkan golongan alkohol yang dikonsumsi Pada Anak Band Di Kota Semarang Frekuensi Persen (%) Kandunga alkohol < 5 % 17 28,3 Kandungan alkohol 5-20 % 16 26,7 Kandungan alkohol % 27 45,0 Jumlah Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016) Berdasarkan hasil penelitian pada 60 responden, dapat diketahui persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi berdasarkan golongan alkohol yang dikonsumsi adalah 20% - 55% sebesar 45,0%.

65 42 C. Analisis Bivariat 1. Hubungan frekuensi konsumsi minuman beralkohol pada anak band dengan kejadian obesitas abdominal Tabel 4.12 Hubungan Frekuensi Konsumsi Minuman Beralkohol Dengan Kejadian Obesitas Abdominal Pada Anak Band Di Kota Semarang Hubungan Frekuensi Konsumsi Kejadian Obesitas Abdominal Pada Anak Band di Kota Semarang Total Minuman Tidak Berisiko Berisiko Beralkohol N % N % N % 1 3 kali dalam seminggu > 3 kali dalam seminggu 1 5, , , , Sumber : data primer yang terolah (tahun 2015) Dari hasil penelitian, dapat diketahui persentase berisiko obesitas abdominal pada anak band yang mengkonsumsi minuman beralkohol dengan frekuensi konsumsi minuman beralkohol 1-3 kali dalam seminggu sebesar (95%) lebih besar daripada anak band yang mengkonsumsi minuman beralkohol > 3 kali dalam seminggu (65%). Berdasarkan hasil uji statistik, antara frekuensi konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal diperoleh p-value = 0,01 (<0,05) artinya ada hubungan yang signitifikan antara frekuensi konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal.

66 43 2. Hubungan banyaknya konsumsi minuman beralkohol pada anak band dengan kejadian obesitas abdominal Tabel 4.13 Hubungan Banyaknya Konsumsi Minuman Beralkohol Dengan Kejadian Obesitas Abdominal Pada Anak Band Di Kota Semarang Banyaknya Konsumsi Minuman Kejadian Obesitas Abdominal Pada Anak Band di Kota Semarang Total Beralkohol Tidak Berisiko Berisiko N % N % N % 1800 ml 14 63,4 8 36, > 1800 ml 1 2, , Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016) Dari hasil penelitian, dapat diketahui persentase berisiko obesitas abdominal pada anak band di Kota Semarang mengkonsumsi minuman beralkohol > 1800 ml dalam seminggu (97,4%) lebih besar daripada anak band yang mengkonsumsi minuman beralkohol sebanyak 1800 ml dalam seminggu (36,6%). Berdasarkan hasil uji statistik, antara banyaknya konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal diperoleh p-value = 0,001 (<0,05) artinya ada hubungan yang signitifikan antara banyaknya konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal.

67 44 3. Hubungan durasi konsumsi minuman beralkohol pada anak band dengan kejadian obesitas abdominal Tabel 4.14 Hubungan Durasi Konsumsi MInuman Beralkohol Dengan Kejadian Obesitas Abdominal Pada Anak Band Di Kota Semarang Durasi Konsumsi Minuman Beralkohol Kejadian Obesitas Abdominal Pada Anak Band di Kota Semarang Total Tidak Bersisiko Berisiko N % N % N % 5 tahum 15 41, , > 5 tahun 0 6, , Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016) Dari hasil penelitian, dapat diketahui persentase berisiko obesitas abdominal pada anak band di Kota Semarang yang memiliki durasi konsumsi minuman beralkohol 5 tahun (48,3%) lebih banyak dari anak band yang mengkonsumsi minuman beralkohol > 5 tahun (18%). Berdasarkan hasil uji statistik, antara durasi konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal diperoleh p-value = 0,001 (<0,05) artinya ada hubungan yang signitifikan antara durasi konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal.

68 45 4. Hubungan persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi oleh anak band dengan kejadian obesitas abdominal Tabel 4.15 Hubungan Persentase Kandungan Alkohol Yang Dikonsumsi Oleh Anak Band Di Kota Semarang dengan kejadian malnutrisi Persentase Kandungan Alkohol Yang Kejadian Obesitas Abdominal Pada Anak Band di Kota Semarang Total Dikonsumsi Tidak Berisiko Berisiko N % N % N % < 5% & 5% - 20% 14 42, , % - 55% 1 3, , Sumber : data primer yang terolah (tahun 2016) Dari hasil penelitian, dapat diketahui persentase beriko obesitas abdominal pada anak band di Kota Semarang yang mengkonsumsi minuman beralkohol dengan persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi 20% - 55% (96,3%) lebih besar dari anak band yang mengkonsumsi aminuman beralkohol dengan kandungan alkohol < 5% & 5% - 20% (67,6%). Kategori frekuensi persentase kandungan alkohol dibagi menjadi 3 kategori berdasarkan golongan dari minuman beralkohol, akan tetapi karena pada uji statistik didapatkan hasil expected count less than 5 sehingga 3 kategori tersebut menjadi 2 kategori dengan melihat frekuensi 2 dari 3 kategori yang kecil maka dapat menjadi 2 kategori seperti pada tabel diatas. Berdasarkan hasil fisher exact, antara persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi oleh anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal diperoleh p-value = 0,001 (<0,05) artinya ada hubungan yang signitifikan antara persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi oleh anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal.

69 46 D. Hasil Uji Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Uji Antara Variabel Bebas dan Variabel Terikat Variabel Bebas Frekuensi Konsumsi Minuman Beralkohol Variabel Terikat Kejadian Obesitas Abdominal Nilai p- Kesimpulan value 0,01 Ada Hubungan Banyaknya Konsumsi Minuman Beralkohol Durasi Konsumsi Minuman Beralkohol Persentase Kandungan Alkohol Yang Dikonsumsi Kejadian Obesitas Abdominal Kejadian Obesitas Abdominal Kejadian Obesitas Abdominal 0,001 Ada Hubungan 0,001 Ada Hubungan 0,001 Ada Hubungan

70 47 E. Keterbatasan Penelitian Karena penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional, maka peneliti tidak dapat menduga kejadian yang terjadi saat penelitian. Sehingga peneliti tidak bisa mengetahui besar kejadian saat itu juga. Selain itu, peneliti juga mengalami kesulitan saat akan mengambil dokumentasi penelitan pada responden yang merupakan pengkonsumsi minuman beralkohol sehingga kerahasiaan tentang responden sangat dijaga. Serta penelitian ini hanya meneliti konsumsi minuman beralkohol, karena adanya variabel lain yang menjadi penyebab kejadian obesitas abdominal tapi tidak diteliti antara lain pola makan tinggi karbohidrat, lemak, garam dan kurang serat serta kurangnya aktifitas fisik. Pada penelitian ini responden dengan status hepatitis alkohol tidak di eksklusi, yang artinya peneliti tidak melihat kemungkinan keadaan responden dengan status hepatitis alkoholik yang biasanya akan memiliki perut yang besar seperti obesitas abdominal pada umumnya. Hal lain yang menjadi kendala penilitian adalah keterbatasan proses pengukuran RLPP yang mengharuskan alat ukur (metilen) menempel pada kulit, akan tetapi hal tersebut dirasa tidak dapat dilakukan mengingat responden penelitian yang mayoritas berjenis kelamin laki laki.

71 BAB V PEMBAHASAN A. Faktor Merokok Dengan Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Anak Band Di Kota Semarang Beberapa kandungan dalam rokok yang berpengaruh pada kesehatan adalah TAR, nikotin, dan karbonmonoxida. 47 Kandungan nikotin dapat menstimulasi neuron untuk melepaskan dopamin dalam jumlah yang besar sehingga nikotin melekat pada neuron (sel otak) yang melepaskan neurotransmiter bernama dopamin. 47 Dopamin akan menstimulasi sel kenikmatan pada otak, hal tersebut mempengaruhi mengapa seorang pengkonsumsi minuman berakohol memiliki kecenderungan untuk merokok dan begitu sebaliknya. 47 Hal serupa juga diungkapkan oleh tim hello doctor pada artikel merokok sambil minum alkohol memperparah hangover mengatakan bahwa merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol pada saat yang sama meningkatkan pelepasan dopamin, yang merupakan zat kimia otak yang dapat menimbulkan rasa senang, faktanya seseorang yang merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol dalam waktu yan sama menikmati keadaan dimana dia hangover dan tidak ingin berhenti untuk merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol. 48 Dari 60 responden yang diteliti 45 diantaranya merupakan seorang perokok yang menjelaskan bahwa hasil penelitian ini sejalan dengan teori dari tim hello doctor. 48

72 49 B. Hubungan Frekuensi Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Anak Band Dengan Kejadian Obesitas Abdominal Dari hasil analisis, dapat diketahui bahwa dari 40 anak band di Kota Semarang yang mengkonsumsi minuman beralkohol sebanyak 1 3 kali dalam seminggu, sebesar 65% masuk dalam kategori berisiko dan sebesar 35% masuk dalam kategori tidak berisiko. Sedangkan 20 anak band di Kota Semarang yang mengkonsumsi minuman beralkohol > 3 kali dalam seminggu, sebesar 95% masuk dalam kategori berisiko dan sebesar 5% masuk dalam kategori tidak berisiko. Hal tersebut sejalan dengan penelitian di Spanyol tentang hubungan obesitas abdominal dengan konsumsi alkohol dalam skala populasi bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas abdominal dengan konsumsi alkohol di bawah 3 gelas per hari. Sebaliknya, laki-laki mengkonsumsi lebih dari 3 gelas sehari berada pada risiko yang lebih tinggi 115% dari obesitas abdominal. 40 Berdasarkan hasil uji statistik, antara frekuensi konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal diperoleh p-value = 0,01 (<0,05) artinya ada hubungan yang signitifikan antara frekuensi konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal. Hal tersebut sejalan dengan penelitian di Spanyol tentang hubungan obesitas abdominal dengan konsumsi alkohol dalam skala populasi bahwa konsumsi alkohol dalam jumlah tinggi berkaitan dengan risiko obesitas abdominal. Ukuran lingkar pinggang meningkat berbanding lurus dengan kategori konsumsi alkohol. Sebuah hubungan yang signifikan dari 56

73 50 konsumsi alkohol dengan obesitas abdominal dan asupan energi yang melebihi rekomendasi ditemukan pada pria yang mengkonsumsi lebih dari 3 minuman beralkohol per hari. 40 Hal serupa juga diungkapkan dalam sebuah studi cohort lain di Spanyol tentang jenis minuman beralkohol dan kejadian kelebihan berat badan / obesitas menyatakan bahwa jenis minuman beralkohol dapat memodulasi efek asupan alkohol pada risiko yang menyebabkan kelebihan berat badan / obesitas. Dalam penelitian tersebut juga diketahui bahwa konsumsi Bir dan spirits ( 7 minuman / minggu) berkaitan dengan 119 g / y (95% confidence interval ) rata-rata kenaikan berat badan tahunan yang lebih tinggi setelah disesuaikan faktor-faktor lain yang relevan. 41 Menurut hasil penelitian menyatakan bahwa seseorang yang mengkonsumsi minuman beralkohol dengan frekuensi 1 3 kali dalam seminggu mempunyai risiko mengalami obesitas abdominal dibanding dengan frekuensi konsumsi > 3 kali dalam seminggu dengan jumlah minuman beralkohol yang dikonsumsi setiap melakukan aktifitas minum alkohol adalah > 1800 ml. Melalui hasil uji statistik yang telah dilakukan diketahui bahwa anak band mengkonsumsi minuman beralkohol dengan frekuensi sebanyak 3 kali dalam seminggu, hal ini tidak sejalan dengan penelitian di Spanyol tentang hubungan obesitas abdominal dengan konsumsi minuman beralkohol yang mengatakan frekuensi konsumsi minum alkohol yang masih dalam batas aman dan masuk dalam kategori peminum ringan atau light drinker yaitu sebanyak 1 kali dalam seminggu. 41

74 51 C. Hubungan Banyaknya Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Anak Band Dengan Kejadian Obesitas Abdominal Dari hasil penelitian, dapat diketahui persentase status RLPP pada anak band di Kota Semarang yang masuk dalam kategori beresiko dengan jumlah banyaknya konsumsi min]uman beralkohol > 1800 ml dalam seminggu (97,4%) lebih besar daripada anak band yang mengkonsumsi minuman beralkohol sebanyak 1800 ml dalam seminggu (36,6%). Hal tersebut sejalan dengan penelitian di Perancis diketahui bahwa asupan alkohol berkisar ml alkohol per minggu. 42 Tingkat konsumsi alkohol berkaitan dengan Waist-To-Hip Ratio (WHR) yang lebih besar dengan Body Mass Index (BMI) sebagai faktor independen baik pada pria maupun wanita. 42 Hal serupa juga ditemukan dalam sebuah penelitian pada populasi di Korea bahwa ukuran rata-rata lingkar pinggang adalah 85,3 cm pada pria dan 75,3 cm pada wanita. Asupan alkohol yang tinggi berkaitan dengan besar lingkar pinggang pada kedua jenis kelamin dalam populasi penelitian tersebut. 43 Berdasarkan hasil uji statistik, antara banyaknya konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal diperoleh p-value = 0,001 (<0,05) artinya ada hubungan yang signitifikan antara banyaknya konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal. Hal tersebut sejalan dengan penelitian pada populasi di korea bahwa terdapat hubungan yang positif antara tingkat konsumsi alkohol dan ukuran lingkar pinggang yang tinggi di kedua jenis kelamin. Dalam analisis multivariat pada kelompok laki-laki dan perempuan peminum yang mengkonsumsi

75 52 >20 g dalam sehari memiliki lingkar pinggang lebih besar dibandingkan dengan pria dan wanita bukan peminum. 43 Hal serupa juga diungkapkan dalam sebuah penelitian di Jepang bahwa asupan alkohol mempunyai hubungan yang positif dan sangat terkait dengan Waist-To-Hip Ratio (WHR) (p = 0,0001). Subyek yang mengkonsumsi 150 ml per hari atau lebih shochu etanol menunjukkan Waist-To-Hip Ratio (WHR) lebih besar daripada yang bukan peminum, dan ditemukan juga hubungan dosisrespons. 44 Dari 60 anak band pengkonsumsi beralkohol diketahui rata rata banyaknya konsumsi minuman beralkohol yaitu sebanyak 1200 ml, sedangkan batas asupan alkohol yang masih dapat ditolerir menurut Dallongeville dalam penelitian di Perancis yaitu sebanyak ml. 42 D. Hubungan Durasi Konsumsi Minuman Beralkohol Pada Anak Band Dengan Kejadian Obesitas Abdominal Dari hasil penelitian, dapat diketahui persentase status RLPP pada anak band di Kota Semarang yang masuk dalam kategori beresiko dengan jumlah durasi konsumsi minuman beralkohol 5 tahun (48,3%) lebih besar dari anak band yang mengkonsumsi minuman beralkohol > 5 tahun (18%). Berdasarkan hasil uji statistik, antara durasi konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal diperoleh p-value = 0,001 (<0,05) artinya ada hubungan yang signitifikan antara durasi konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal. Hal tersebut

76 53 sejalan dengan penelitian prospective di Inggris yang menyatakan bahwa asupan alkohol berat (> atau = 30 g / d) memberikan kontribusi langsung terhadap kenaikan berat badan dan obesitas, terlepas dari jenis alkohol yang dikonsumsi. 45 Dalam penelitian itu juga dikatakan bahwa setelah 5 tahun dari tindak lanjut pada subyek peminum berat baru (termasuk peminum sangat berat > atau = 30 g / d) menunjukkan kenaikan berat badan terbesar dan memiliki tingkat prevalensi tertinggi dari angka Body Mass Index (BMI) yang tinggi. 45 Pola perubahan berat badan pada peminum berat yang pada awalnya mengurangi konsumsi mereka tidak mempunyai perbedaan yang siginfikan dengan mereka yang berada pada kelompok bukan atau sesekali peminum tapi menunjukkan penurunan berat badan dibandingkan dengan peminum berat baru. 45 Melalui hasil uji statistik yang telah dilakukan diketahui bahwa rata rata durasi konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang yaitu selama 5 tahun, hal ini tidak sejalan dengan penelitian di Inggris oleh Loiuse I yang mengatakan bahwa durasi konsumsi minum alkohol yang masuk dalam kategori peminum ringan atau light drinker yaitu selama < 5 tahun, hal ini tentu perlu adanya pertimbangan usia serta kondisi kesehatan pengkonsumsi alkohol tersebut. 45

77 54 E. Hubungan Persentase Kandungan Minuman Beralkohol Yang Dikonsumsi Oleh Anak Band Dengan Kejadian Obesitas Abdominal Dari hasil penelitian, dapat diketahui persentase status RLPP pada anak band di Kota Semarang yang masuk dalam kategori beresiko dengan persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi 20% - 55% (96,3%) lebih besar dari anak band yang mengkonsumsi minuman beralkohol dengan kandungan alkohol < 5% & 5% - 20% (67,6%). Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan pada 1481 wanita berusia tahun dan pria berusia tahun di Perancis, bahwa hubungan antara Body Mass Index (BMI), Waist-To-Hip Ratio (WHR) dengan konsumsi alkohol cenderung menunjukkan kurva berbentuk J untuk kedua jenis kelamin, yang tercermin dalam hubungan yang sama dengan wine dan hubungan yang linier dengan spirits. Sedangkan konsumsi bir tidak berhubungan terhadap faktor-faktor Waist- To-Hip ratio. 46 Berdasarkan hasil uji statistik, antara persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi oleh anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal diperoleh p-value = 0,001 (<0,05) artinya ada hubungan yang signitifikan antara persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi oleh anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Perancis tentang asupan alkohol dalam kaitannya dengan Body Mass Index (BMI) dan Waist-To-Hip Ratio (WHR) dengan memperhitungkan jenis minuman beralkohol yang menunjukkan bahwa total asupan alkohol

78 55 berkaitan dengan Body Mass Index (BMI) dan Waist-To-Hip Ratio (WHR), yang terlihat dalam hubungan antara Body Mass Index (BMI) dan Waist- To-Hip Ratio (WHR) dengan konsumsi dua tipe minuman beralkohol yang diuji, yaitu wine dan spirits. Ini berarti bahwa konsumsi minuman beralkohol dapat menjadi faktor risiko obesitas. 46 Hasil penelitian lain di Perancis juga mengatakan bahwa Wine adalah minuman alkohol yang paling umum dikonsumsi yang mewakili 67 % dari total asupan alkohol pada kedua jenis kelamin. Tingkat konsumsi alkohol berkaitan dengan Waist-To-Hip Ratio (WHR) yang lebih besar dengan Body Mass Index (BMI) sebagai faktor independen baik pada pria maupun wanita. Namun tidak ada bukti dari efek heterogen yang signifikan secara statistik dari tipe alkohol yang dikonsumsi yaitu wine, bir dan spirits pada Waist-To-Hip Ratio (WHR) di kedua jenis kelamin. 42 Diketahui rata rata persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi oleh anak band di Kota Semarang yaitu minuman beralkohol dengan kadar >20% - 55%, sedangkan batas kadar alkohol yang masih dapat ditolerir menurut Ester Lucasiawics dalam penelitian di Perancis bahwa kadar alkohol yang dapat ditolerir yaitu sebesar 0,3% - 4%, tetapi kadar alkohol yang dikonsumsi harus mempertimbangkan frekuensi serta asupan atau banyaknya alkohol yang dikonsumsi setiap melakukan aktivitas konsumi alkohol. 46

79 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan dari hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Persentase tertinggi kategori umur anak band di Kota Semarang adalah dewasa sebesar 57 orang atau 95,0%. 2. Persentase tertinggi pada jenis kelamin anak band di Kota Semarang adalah berjenis kelamin laki-laki sebesar 48 orang atau 80,0%. 3. Persentase tertinggi pada tingkat pendidikan anak band di Kota Semarang adalah status mahasiswa sebesar 38 orang atau 63,3%. 4. Persentase tertinggi pada status gizi anak band di Kota Semarang adalah normal sebanyak 24 orang atau 40,0%. 5. Persentase tertinggi genre musik anak band di Kota Semarang adalah metal sebanyak 13 orang atau 21,7%. 6. Persentase tertinggi jenis minuman beralkohol yang dikonsumsi oleh anak band di Kota Semarang adalah congyang sebanyak 15 orang atau 25,0%. 7. Persentase tertinggi status merokok anak band di Kota Semarang adalah perokok sebanyak 45 orang atau 75,0%. 8. Persentase tertinggi durasi merokok anak band di Kota Semarang adalah selama 10 tahun sebanyak 10 orang atau 22,2%. 56

80 57 9. Persentase tertinggi batang rokok yang dihisap perhari oleh anak band di Kota Semarang adalah 10 batang rokok perhari sebanyak 13 orang atau 28,9%. 10. Persentase tertinggi frekuensi konsumsi minuman beralkohol oleh anak band di Kota Semarang adalah 1 3 kali dalam seminggu sebanyak 40 orang atau 66,7%. 11. Persentase tertinggi banyaknya konsumsi minuman beralkohol oleh oleh anak band di Kota Semarang adalah > 1800 ml sebanyak 38 orang atau 63,3%. 12. Persentase tertinggi durasi konsumsi minuman beralkohol oleh anak band di Kota Semarang adalah 5 tahun sebanyak 36 orang atau 60,0%. 13. Persentase tertinggi kandungan alkohol yang dikonsumsi oleh anak band di Kota Semarang golongan alkohol yang dikonsumsi adalah <5% & 5% - 20% sebanyak 33 orang atau 55,0%. 14. Ada hubungan yang signifikan antara frekuensi konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal dengan p-value = 0,01 (<0,05). 15. Ada hubungan yang signifikan antara banyaknya konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal dengan p-value = 0,001 (<0,05) 16. Ada hubungan yang signifikan antara durasi konsumsi minuman beralkohol pada anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal dengan p-value = 0,001 (<0,05)

81 17. Ada hubungan yang signifikan antara persentase kandungan alkohol yang dikonsumsi oleh anak band di Kota Semarang dengan kejadian obesitas abdominal dengan p-value = 0,001 (<0,05) B. Saran 1. Bagi Anak Band di Kota Semarang Anak band di Kota Semarang sebaiknya mengurangi konsumsi minuman beralkohol dengan frekuensi atau intensitas konsumsi alkohol paling tidak 1 kali dalam seminggu serta mempertimbangkan banyaknya minuman beralkohol yang dikonsumsi yaitu tidak lebih dari 600 ml dan dengan kadar alkohol yang masih bisa di tolerir yaitu sebesar 0,3 3 %. Selain itu konsumsi alkohol >5 tahun dapat meningkatkan risiko dari berbagai jenis penyakit metabolisme salah satunya adalah obesitas abdominal, maka apabila kondisi tubuh semakin melemah dikarenakan umur, penyakit tertentu dan dampak alkohol lainnya, sebaiknya berhenti mengkonsumsi minuman beralkohol. 2. Bagi Pemerintah di Kota Semarang Pemerintah Kota Semarang sangat berperan penting untuk membantu mengurangi tingginya angka konsumsi minuman beralkohol di kalangan anak band di kota Semarang dengan melakukan sosialisasi mengenai bahaya konsumsi alkohol bagi kesehatan serta mengendalikan perdagangan minuman beralkohol.

82 DAFTAR PUSTAKA 1. Oviyanti PN. Hubungan Antara Lingkar Pinggang Dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Dengan Tekanan Darah Pada Subjek Dewasa Tahun 2010, Skripsi. Diakses 30 September Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; Alrasyid H. Peranan isoflavon tempe kedelai, fokus pada obesitas dan komorbid. Majalah Kedokteran Nusantara. 2007; 40(3): Zhang H. Ethnic Difference in Prevalence of General Obesity and Abdominal Obesity Among Low Income Rural Kazakh and Ughyur Adults in Far Western China And Implications in Preventive Public Health. US National Library of Medicine National Institutes of Health. 2014; 9 (9): e106723, Diakses 13 Oktober Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Riset Kesehatan Dasar Laporan Nasional tahun Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Republik Indonesia Soedjono, Dirjosisworo. Pengantar Penelitian Kriminologi. CV Remaja Karya. Bandung Rise rus U and Erik I. Alcohol intake, insulin resistance, and abdominal obesity in elderly men. Obesity. 2007; 15: , Diakses 4 Oktober 2015

83 8. Xu F, Xiao MY and Youfa W. The association between amount of cigarettes smoked and overweight, central obesity among Chinese adults in Nanjing, China. Asia Pac J Clin Nutr. 2007; 16(2): , 1?pq-origsite=gscholar. Diakses 4 Oktober Garaulet M. Endocrine, metabolic and nutritional factors in obesity and their relative significance as studied by factor analysis. Int J Obes. 2001; 25: , Diakses 4 Oktober Drapeau V. Modifications in foodgroup consumption are related to longterm body-weight changes. Am J Clin Nutr. 2004; 80: 29 37, nd_weight/quebecfamilystudy-ajcn-2004.pdf. Diakses 4 Oktober Besson H et al. A cross-sectional analysis of physical activity and obesity indicators in European participants of the EPIC-PANACEA study. Int J Obes. 2009: 1 10, Diakses 4 Oktober Kementerian Agama Republik Indonesia. Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol di Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 74 dari Putusan Mahkamah Agung Nomor 42. Kemenag. 2013: Sulistyowati N dan Felly Philipus senewe. Pola Pencarian Pengobatan Dan Perilaku Beresiko Remaja Di Indonesia Tahun 2007, Diakses 29 September 2015

84 14. Saudale V. Alkohol Oplosan Perlu Perhatian Lebih Dari Pemerintah tahun 2014, Diakses 29 September Sudibyo TW. 63 Warga Jateng Tewas Akibat Miras Oplosan Tahun 2010, Diakses 29 September Gugule Ayu. Gambaran Pemberian Anestesi Lokal Dengan Teknik Blok Mandibula Fisher Pada Peminum Alkohol tahun 2013, Diakses 13 Oktober Nasution IK. Perilaku Merokok Pada Remaja tahun 2007, Diakses 30 September Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga Kartono, Kartini. Psikologi Anak. Bandung: Mandar Maju Stuart and Sundeen. Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC Kedokteran Anonim. Alkohol dan Gizi. Diakses 1 Oktober Arundhana AI. Kenali Makanan yang Membuat Anda Merasa Lapar Tahun Diakses 1 Oktober 2015

85 23. Anonim. Benarkah Minuman beralkohol Bisa Turunkan Berat Badan Tahun 2012, Diakses 1 Oktober Sari DC. Hubungan Sosiologi Hukum Terhadap Konsumsi Minuman Beralkohol Oleh Remaja Di Kota Makassar Tahun 2015, 0LENGKAP-HMP-DIAN%20CAHYA%20SARI.pdf?sequence=1. Diakses 1 Oktober Geisler CR. Dampak Komsumsi Alkohol Dalam Mengikuti Proses Belajar Mengajar dan Hubungannya Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa (S1) di Kalangan Mahasiswa Papua di Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga tahun 2013, Diakses 2 Oktober Ekawatiningsih P. BeverageTahun 2007, h,%20s.pd.,m.pd./beverage.pdf. Diakses 2 Oktober 2015Maryani E, Suryati. Rasio Lingkar Pinggang dan Panggul Dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUD Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009, Diakses 2 Oktober Maryani E, Suryati. Rasio Lingkar Pnggang dan Panggul Dengan Penyakit Jantung Koroner di RSUD Kabupaten Sukoharjo Tahun 2009, Diakses 2 Oktober Setyawati VAV. Penentuan Status Gizi. Semarang: Udinus Press. 2014

86 29. Mustamin. Asupan Energi Dan Aktifitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas Sentral Pada Ibu Rumah Tangga Di Kelurahan Ujung Pandang Baru Kecamatan Tallo Kota Makassar 2007, Diakses 4 Oktober Suharyo, Saptorini KK. Studi Potong Lintang. Di: Metode Epidemiologi. Semarang. Modul Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro : Herry Hermawanto. Menyiapkan Karya Tulis Ilmiah: Panduan untuk menyusun karya tulis ilmiah di bidang kesehatan. Jakarta; Trans Indomedia Gupta S. Risk of Pancreatic Cancer by Alcohol Dose, Duration and Pattern of Consumption, Including Binge Drinking: A Population Based Study. US National Library of Medicine National Institutes of Health Jul ; 21 (7) : , Diakses 13 Oktober Darmayanti D. Korelasi Lingkar Pinggang dan Rasio Lingkar Pinggang Panggul Terhadap HbA1c Pada Karyawan Pria Dewasa Sehat di Universitas Sanata Dharma Tahun 2014, Diakses 13 Oktober Sudigdo Sastroasmoro dan Sofyan Ismael. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Edisi 2.Jakarta; Sagung Seto. 2002

87 35. Dahlan, Sopiyudin. Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan : Deskriptif, Bivariat dan Multivariat. 5th ed. Jakarta : Salemba Medika Anwar R. Teori Sederhana Prosedur Pemilihan Uji Hipotesis Tahun =penarikan+kesimpulan+uji+parametrik++pada+spss+pdf. Diakses 17 Oktober Pareja M. Obesity Related Eating behavior Are Associated With Higher Food Energy Density And Higher Consumption Of Sugary And Alcoholic Beverages : A Cross Sectional Study. US National Library of Medicine National Institutes of Health Oct ; 8(10) : e77137, Diakses 27 November Richard W. Gender And Alcoholic Consumption : Pattern From The Multinational Genacis Project. US National Library of Medicine National Institutes of Health Sep ; 104(9) : , Diakses 5 Desember Peraturan Walikota Semarang No 18. Rencana Kerja Pembangunan Kota Semarang Tahun 2015, Diakses 20 Januari Helmut Schroder. Relationship Of Abdominal Obesity With Alcohol Consumption At Population Scale. European Journal of Nutrition Diakses 24 Januari 2016

88 41. Sayon-Orea C. Type Of Alcoholic Beverage And Incidence Of Overweight / Obesity In A Mediterranean Cohort: The Sun Project. Nutrition Diakses 25 Januari Dallongeville J. Influence Of Alcohol Consumption And Various Beverages On Waist Girth And Waist-To-Hip Ratio In A Sample Of French Men And Women. Int J Obes Relat Metab Disord Diakses 25 Januari Mikyung Ryu. Association between Alcohol Intake and Abdominal Obesity among the Korean Population. Epidemiology and Health Volume: Diakses 26 Januari Sakurai Y. Relation of total and beverage-specific alcohol intake to body mass index and waist-to-hip ratio: a study of self-defense officials in Japan. Eur J Epidemiol Diakses 26 Januari Louise I. Alcohol, body weight, and weight gain in middle-aged men. Am J Clin Nutr Diakses 26 Januari Esther Lukasiewicz.,Alcohol intake in relation to body mass index and waistto-hip ratio: the importance of type of alcoholic beverage. Public Health Nutrition: 8(3), Diakses 26 Januari Anonim. Remaja, Tembakau Dan Rokok. Diakses 18 Februari Tim Hello Doctor. Merokok Sambil Minum Alkohol Memperparah Hangover Anda Diakses 18 Februari 2016

89 L A M P I R A N

90 LAMPIRAN 1 INFORMED CONSENT Saya adalah mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang yang bernama Elsa Yunita Sari. Saat ini, saya sedang melakukan tugas akhir (skripsi) untuk mengetahui hubungan konsumsi minuman beralkohol dengan rasio lingkar pinggang panggul pada anak band di Kota Semarang. Konsumsi minuman beralkohol yaitu penggunaan minuman yang terbuat dari sekelompok senyawa organik etanol maupun bahan alami yang dihasilkan dari reaksi fregmentasi gula, buah-buahan dan spora yang dapat menimbulkan efek relaksasi dan halusinasi pada otak. Kebiasaan minum minuman keras sampai mabuk sehingga si peminum menderita ketidaksadaran diri dan efek psikis serta fisiknya sering disebut dengan alkoholisme. Rasio lingkar pinggang terhadap panggul (RLPP) adalah indikator untuk menentukan obesitas abdominal yang diperoleh dengan cara menghitung perbandingan antara lingkar pinggang (cm) dan lingkar panggul (cm). Berkaitan dengan hal tersebut, maka peneliti ingin mengetahui frekuensi konsumsi minuman beralkohol, banyaknya, durasi, presentase kandungan minuman beralkohol yang dikonsumsi dan RLPP pada anak band di Kota Semarang. Sebanyak 59 anak band di Kota Semarang

91 menjadi responden dalam penelitian ini berdasarkan anak band di Kota Semarang mengkonsumsi minuman beralkohol. Oleh karena itu, anda yang memenuhi kriteria diatas diminta kesediaannya untuk ikut berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian ini. Proses pengambilan data dalam penelitian ini melalui prosedur wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan frekuensi, banyaknya, durasi, presentase kandungan minuman beralkohol dan RLPP anda. Pada metode ini keterangan secara mendalam dan menyeluruh menjadi tujuan penelitian, oleh karena itu ketersediaan waktu anda sangat diharapkan. Pada proses wawancara ini, anda diminta untuk dapat mengingat kembali yang telah dilakukan. Perlu anda ketahui bahwa penelitian ini dapat memberikan informasi bagi anda tentang RLPP anda sebagai indikator obesitas abdominal dan menambah pengetahuan anda tentang dampak dari mengkonsumsi minuman beralkohol. Anda bebas untuk menolak ikut serta dalam penelitian ini dan bila anda telah memutuskan ikut serta anda juga bebas untuk mengundurkan diri setiap saat. Keseluruhan data dalam penelitian ini akan diolah hanya untuk kepentingan penelitian dan akan saya jamin kerahasiaanya. Anda diberi kesempatan untuk menanyakan semua hal yang belum jelas sehubungan dengan penelitian ini. Bila sewaktu-waktu anda membutuhkan keterangan lebih lanjut, anda dapat menghubungi saya Elsa Yunita Sari di nomer atau dapat menemui saya di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

92 LAMPIRAN 2 KUESIONER PENELITIAN Petunjuk pengisian dengan cara memilih salah satu jawaban yang menurut anda benar dengan memberi tanda silang (x) pada jawaban pertanyaan A, dan diisi oleh peneliti. Sedangkan pada pertanyaan B diisi oleh peneliti menurut hasil pengukuran. Nama Peneliti : Elsa Yunita Sari Tanggal Wawancara : Data Umum 1. Nomor Responden : 2. Nama : 3. Umur : 4. Jenis Kelamin : 5. Pendidikan : 6. BB (kg) : 7. TB (cm) : 8. Genre music : 9. Jenis minuman beralkohol yang digemari : 10. Perokok : ya / tidak 11. Lama merokok :.. tahun 12. Jumlah batang yang dihisap perhari :.. batang rokok

93 A. Pengukuran rasio lingkar pinggang dan panggul 1. Lingkar pinggang (cm) = 2. Lingkar panggul (cm) = 3. Rasio Lingkar Pinggang Panggul (RLPP) = lingkar pinggang (cm) = lingkar panggul (cm) 4. Kategori RLPP = = B. Frekuensi, banyaknya, durasi konsumsi minuman beralkohol dan persentase kandungan minuman beralkohol 1. Dalam seminggu, berapa kali anda mengkonsumsi minuman beralkohol? Konsumsi minuman beralkohol sebanyak...dalam seminggu 2. Setiap anda mengkonsumsi minuman beralkohol, berapa jumlah botol yang anda konsumsi? Jumlah minuman beralkohol yang dikonsumsi sebanyak... (ml) botol dalam setiap kali konsumsi minuman beralkohol 3. Sudah berapa lama anda mengkonsumsi minuman beralkohol? Sebutkan berapa lama durasinya. Selama... tahun 4. Seberapa banyak kandungan alkohol dalam minuman beralkohol yang sering anda konsumsi saat ini? a. Golongan A, kadar alkohol < 5% (tuak dan bir) b. Golongan B, kadar alkohol 5% - 20% (congyang) c. Golongan C, kadar alkohol 20% - 55% (arak, vodka dan wisky)

94 Lampiran 3 Output Analisis Univariat kategori umur Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Dewasa Valid Remaja Akhir Total jenis kelamin Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Perempuan Valid Laki-laki Total tingkat pendidikan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Mahasiswa Valid Diploma Sarjana Total kategori IMT Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Normal Obese I Valid Obese II Overweight Total

95 genre music Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Hard rock Hardcore Jazz Metal Pop Pop punk Valid Pop rock Punk Rock Rock and roll Rock Punk Southern rock Total jenis minuman yang digemari Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Arak Bir Ciu Valid Congyang Vodka Wisky Total perokok atau bukan Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Bukan Perokok Valid Perokok Total

96 lama waktu merokok Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Missing System Total jumlah batang rokok yang dihisap perhari Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Total Missing System Total

97 frekuensi konsumsi dalam seminggu Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent >= 4 kali Valid 1-3 kali Total banyaknya konsumsi minuman dalam seminggu Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent <= 1800 ml Valid > 1800 ml Total durasi konsumsi minuman beralkohol Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent <= 5 tahun Valid > 5 tahun Total presentase kandungan alkohol yang dikonsumsi Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Kadar Alkohol < 5 % Valid Kadar Alkohol <= 5 % - 20 % Kadar Alkohol <= 20 % - 55 % Total

98 Lampiran 4 Output Analisis Bivariat Hubungan_Frekuensi_Konsumsi_Minuman_Beralkohol_Dengan_Kejadian_Obesitas_Abdominal _Pada_Anak_Band_Di_Kota_Semarang kategori RLPP Total Tidak Berisiko Berisiko frekuensi konsumsi dalam seminggu > 3 kali 1-3 kali Count Expected Count % within frekuensi konsumsi dalam seminggu 5.0% 95.0% 100.0% Count Expected Count % within frekuensi konsumsi dalam seminggu 35.0% 65.0% 100.0% Count Expected Count % within frekuensi konsumsi dalam seminggu 25.0% 75.0% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2- sided) Exact Sig. (1- sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test N of Valid Cases 60 a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table

99 Hubungan_Banyaknya_Konsumsi_Minuman_Beralkohol_Dengan_Kejadian_Obesitas_Abdominal _Pada_Anak_Band_Di_Kota_Semarang kategori RLPP Total Tidak Berisiko Berisiko banyaknya konsumsi minuman dalam seminggu Total <= 1800 ml > 1800 ml Count Expected Count % within banyaknya konsumsi minuman dalam seminggu 63.6% 36.4% 100.0% Count Expected Count % within banyaknya konsumsi minuman dalam 2.6% 97.4% 100.0% seminggu Count Expected Count % within banyaknya konsumsi minuman dalam 25.0% 75.0% 100.0% seminggu Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2- sided) Exact Sig. (1- sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test N of Valid Cases 60 a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table

100 Hubungan_Durasi_Konsumsi_Minuman_Beralkohol_Dengan_Kejadian_Obesitas_Abdominal _Pada_Anak_Band_Di_Kota_Semarang kategori RLPP Total Tidak Berisiko Berisiko durasi konsumsi minuman beralkohol Total <= 5 tahun > 5 tahun Count Expected Count % within durasi konsumsi minuman beralkohol 41.7% 58.3% 100.0% Count Expected Count % within durasi konsumsi minuman beralkohol 0.0% 100.0% 100.0% Count Expected Count % within durasi konsumsi minuman beralkohol 25.0% 75.0% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2- sided) Exact Sig. (1- sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test N of Valid Cases 60 a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table

101 Hubungan_Persentase_Kandungan_Alkohol_Yang_Dikonsumsi_Dengan_Kejadian_Obesitas_Ab dominal _Pada_Anak_Band_Di_Kota_Semarang kategori RLPP Total Tidak Berisiko Berisiko persentase kandungan alkohol Total <5% & >=5% - 20% >=20% - 55% Count Expected Count % within persentase kandungan alkohol 42.4% 57.6% 100.0% Count Expected Count % within persentase kandungan alkohol 3.7% 96.3% 100.0% Count Expected Count % within persentase kandungan alkohol 25.0% 75.0% 100.0% Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2- sided) Exact Sig. (2- sided) Exact Sig. (1- sided) Pearson Chi-Square a Continuity Correction b Likelihood Ratio Fisher's Exact Test N of Valid Cases 60 a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is b. Computed only for a 2x2 table

102 Lampiran 5 Data View

103

104

105

106 Lampiran 6 Dokumentasi Penelitian

107

BAB I PENDAHULUAN. menentukan obesitas abdominal yang diperoleh dengan cara menghitung

BAB I PENDAHULUAN. menentukan obesitas abdominal yang diperoleh dengan cara menghitung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rasio lingkar pinggang terhadap panggul (RLPP) adalah indikator untuk menentukan obesitas abdominal yang diperoleh dengan cara menghitung perbandingan antara lingkar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian dan Karakteristik Anak Band Anak band sering diartikan sebagai sekelompok remaja yang memiliki kesamaan jenis musik dan menjadikan musik sebagai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS Konsumsi Minuman Beralkohol Frekuensi konsumsi minuman beralkohol Banyaknya konsumsi minuman beralkohol VARIABEL TERIKAT Kejadian Obesitas Abdominal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. lemak tubuh karena ambilan makanan yang berlebih (Subardja, 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obesitas atau kegemukan adalah keadaan yang terjadi apabila kuantitas jaringan lemak tubuh dibandingkan berat badan total lebih besar daripada normal. Hal ini

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN 36 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah Ilmu Penyakit Dalam dan Ilmu Gizi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di area

Lebih terperinci

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN DI PT SINAR PANTJA DJAJA PADA UNIT PRODUKSI SPINNING III DAN UNIT NON PRODUKSI SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI

ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN DI PT SINAR PANTJA DJAJA PADA UNIT PRODUKSI SPINNING III DAN UNIT NON PRODUKSI SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI ANALISIS STRES KERJA KARYAWAN DI PT SINAR PANTJA DJAJA PADA UNIT PRODUKSI SPINNING III DAN UNIT NON PRODUKSI SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. Semarang. periode Mei Juni 2014

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. Semarang. periode Mei Juni 2014 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah ilmu gizi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian - Tempat : Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang - Waktu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. begitu pula dengan permasalahan kardiovaskuler dan DM (Marliyanti, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. begitu pula dengan permasalahan kardiovaskuler dan DM (Marliyanti, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obesitas merupakan faktor risiko utama terjadinya penyakit kardiovaskuler dan diabetes mellitus (DM). Permasalahan obesitas sekarang ini semakin banyak begitu pula

Lebih terperinci

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo. 102 KERANGKA PEMIKIRAN Orang dewasa 15 tahun seiring dengan bertambahnya umur rentan menjadi gemuk. Kerja hormon menurun seiring dengan bertambahnya umur, yang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan metabolisme

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 2000, World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa dari statistik kematian didunia, 57 juta kematian terjadi setiap tahunnya disebabkan oleh penyakit

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Obesitas Obesitas adalah kondisi kelebihan berat tubuh akibat tertimbun lemak yang melebihi 25 % dari berat tubuh, orang yang kelebihan berat badan biasanya karena kelebihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Kerangka Konsep Variabel Bebas Umur Jenis Kelamin Pekerjaan Pendidikan VariabelTerikat Status Perkawinan Kejadian Malnutrisi Riwayat Penyakit Aktifitas Fisik Perilaku Merokok

Lebih terperinci

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI

GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI 49 GAYA HIDUP DAN STATUS GIZI SERTA HUBUNGANNYA DENGAN HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS PADA PRIA DAN WANITA DEWASA DI DKI JAKARTA SITI NURYATI SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009 50

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 56 BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1.Jenis Penelitian dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari hasil penelitian Pengembangan Surveilans Faktor Risiko Penyakit dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS ATAU RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah explanatory research atau penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

Lebih terperinci

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba 1 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perubahan gaya hidup masyarakat menjadi pola hidup tidak sehat telah mendorong terjadinya berbagai penyakit yang mempengaruhi metabolisme tubuh. Penyakit akibat

Lebih terperinci

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN Oleh: ZUHDINA KAMALIAH

SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN Oleh: ZUHDINA KAMALIAH SKRIPSI HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI TERHADAP KEJADIAN OBESITAS DAN NON- OBESITAS PADA MAHASISWA FK USU TAHUN 2016 Oleh: ZUHDINA KAMALIAH 130100280 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index

BAB I PENDAHULUAN. Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengukuran antropometri terdiri dari body mass index (BMI), pengukuran lingkar pinggang, rasio lingkar panggul pinggang, skinfold measurement, waist stature rasio,

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PERSENTASE LEMAK TUBUH DENGAN TOTAL BODY WATER MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian proposal

Lebih terperinci

No Variabel Kategori 1 Karakteristik Demografi dan Ekonomi Umur

No Variabel Kategori 1 Karakteristik Demografi dan Ekonomi Umur METODE Desain, Waktu dan Tempat Desain penelitian adalah cross-sectional study berskala nasional bersifat deskriptif. Data yang digunakan adalah data sekunder Riskesdas 2007 yang dilakukan oleh Badan Penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara

BAB I PENDAHULUAN. dari sepuluh masalah kesehatan utama di dunia dan kelima teratas di negara BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini obesitas telah menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia, baik di negara maju ataupun negara berkembang. Menurut data World Health Organization (WHO) obesitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Overweight dan obesitas merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu mendapatkan perhatian yang serius karena merupakan peringkat kelima penyebab kematian

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH STUDI TENTANG GAYA HIDUP REMAJA PADA KELUARGA RIWAYAT DIABETES MELLITUS DI SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

KARYA TULIS ILMIAH STUDI TENTANG GAYA HIDUP REMAJA PADA KELUARGA RIWAYAT DIABETES MELLITUS DI SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN KARYA TULIS ILMIAH STUDI TENTANG GAYA HIDUP REMAJA PADA KELUARGA RIWAYAT DIABETES MELLITUS DI SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN Disusun Oleh TITIK ANDRIYANI 13612520 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu faktor utama penyebab pencapaian kesehatan umum pada populasi dunia, jauh dari target yang diharapkan di tahun 2020 (Balaban, 2011). Sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang

BAB I PENDAHULUAN. kegemukan sebagai lambang kemakmuran. Meskipun demikian, pandangan yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kegemukan sudah lama menjadi masalah. Bangsa Cina kuno dan bangsa Mesir kuno telah mengemukakan bahwa kegemukan sangat mengganggu kesehatan. Bahkan, bangsa Mesir

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi.

BAB 3 METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi. BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini mencakup bidang ilmu Gizi. 3.2 Tempat dan Waktu Tempat: SMA Negeri 9 Semarang Waktu: April - Mei 2016 3.3 Jenis dan Rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap satu diantara enam penduduk dunia adalah remaja. Di Indonesia, jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World Health Organization (WHO)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit

BAB I PENDAHULUAN. epidemiologi di Indonesia. Kecendrungan peningkatan kasus penyakit BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perubahan pola kesakitan dan kematian dari penyakit infeksi dan malnutrisi ke penyakit tidak menular menunjukan telah terjadinya transisi epidemiologi di Indonesia.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 24 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan studi potong lintang (cross-sectional study) sebagai studi deskriptif untuk mengetahui hubungan perilaku dengan prevalensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam aktifitas yang cukup seperti pada umumnya yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. terlibat dalam aktifitas yang cukup seperti pada umumnya yang dianggap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sedentary lifestyle adalah sebuah pola hidup dimana manusia tidak terlibat dalam aktifitas yang cukup seperti pada umumnya yang dianggap hidup sehat. Orang dengan sedentary

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu

BAB I PENDAHULUAN. sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak sekolah merupakan sumber daya manusia di masa depan sebagai generasi penerus bangsa yang potensi dan kualitasnya masih perlu ditingkatkan. Sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi

BAB I PENDAHULUAN. beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan beranekaragam. Disaat masalah gizi kurang belum seluruhnya dapat diatasi muncul masalah gizi lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam era globalisasi sekarang dimana terjadi perubahan gaya hidup dan pola makan, Indonesia menghadapi masalah gizi ganda yang artinya masalah gizi kurang belum

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah. negara. Peningkatan prevalensinya tidak saja terjadi di negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini, kelebihan berat badan (overweight) dan kegemukan (obesitas) merupakan masalah kesehatan dunia yang semakin sering ditemukan di berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 116 HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Sampel Pada penelitian ini, dari total sampel 10834, sebanyak 52.6%-nya adalah wanita dan 47.4% adalah pria. Seluruh sampel terkategori penduduk perkotaan. Tabel

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes Mellitus (DM) di dunia. Angka ini diprediksikan akan bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan gizi saat ini cukup kompleks meliputi masalah gizi ganda. Gizi kurang banyak dihubungkan dengan penyakit-penyakit infeksi, maka masalah gizi lebih dianggap

Lebih terperinci

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015 Diabetes melitus tipe 2 didefinisikan sebagai sekumpulan penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemik

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak. Semarang dan sekitarnya yang bersedia bekerja sama.

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak. Semarang dan sekitarnya yang bersedia bekerja sama. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini mencakup bidang Ilmu Kesehatan Anak 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian 4.2.1 Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di beberapa sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transformasi luar biasa dibidang ekonomi dan urbanisasi telah mengubah struktur demografi sosial di Indonesia sehingga menyebabkan pergeseran besar dalam pola makan

Lebih terperinci

ANALISIS RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA DI INDUSTRI TAHU DESA BANYUPUTIH KOTA SALATIGA TAHUN 2015

ANALISIS RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA DI INDUSTRI TAHU DESA BANYUPUTIH KOTA SALATIGA TAHUN 2015 ANALISIS RISIKO KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA PADA PEKERJA DI INDUSTRI TAHU DESA BANYUPUTIH KOTA SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Disusun guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan

Lebih terperinci

Oleh: Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS Siti Nuryati, STP, MSi Muhammad Aries

Oleh: Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS Siti Nuryati, STP, MSi Muhammad Aries ANALISIS STATUS GIZI DAN GAYA HIDUP SEBAGAI FAKTOR RISIKO HIPERTENSI & DM DI JAKARTA: IMPLIKASINYA PADA PENCEGAHAN MASALAH GIZI LEBIH, HIPERTENSI DAN DIABETES MELITUS Oleh: Prof. Dr. Ir. Hardinsyah, MS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dimasa mendatang masalah penyakit tidak menular akan menjadi perioritas masalah kesehatan di indonesia, salah satu masalah tersebut adalah masalah hipertensi. Hipertensi

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember) HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember) SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Penyakit tidak menular terus berkembang dengan semakin meningkatnya jumlah penderitanya, dan semakin mengancam kehidupan manusia, salah satu penyakit tidak menular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent killer merupakan penyebab kematian dan kesakitan yang tinggi karena merupakan pembunuh tersembunyi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini biasanya menyerang tanpa tanda-tanda. Hipertensi itu sendiri bisa menyebabkan berbagai

Lebih terperinci

METODE. Tabel 5 Pengkategorian variabel penelitian Variabel

METODE. Tabel 5 Pengkategorian variabel penelitian Variabel 104 METODE Sumber Data, Disain, Cara Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian ini menggunakan data sekunder yang bersumber dari hasil Riskesdas 2007. Riskesdas 2007 menggunakan disain penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diabetes mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif kronis yang semakin meningkat prevalensinya (Setiawati, 2004). DM mempunyai karakteristik seperti

Lebih terperinci

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG

HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG HUBUNGAN SIKAP DAN PERSEPSI GAMBAR DAMPAK KESEHATAN TERHADAP PERILAKU MEROKOK DI SMA NEGERI 1 BANTARBOLANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Oleh : DALU BANGUN FRIDEWA

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal. (1) Gizi lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut

BAB I PENDAHULUAN UKDW. lanjut usia terus meningkat dari tahun ke tahun(rahayu, 2014). Menurut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu indikator keberhasilan pembangunan adalah semakin meningkatnyausia harapan hidup penduduk akibatnya jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat dari tahun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh PTM terjadi sebelum usia 60 tahun, dan 90% dari kematian sebelum BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap tahun lebih dari 36 juta orang meninggal karena penyakit tidak menular (PTM) (63% dari seluruh kematian) di dunia. Lebih dari 9 juta kematian yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Disain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan kuantitatif observasional dengan pendekatan cross sectional study, yaitu suatu pendekatan yang sifatnya sesaat pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Alkohol termasuk zat adiktif, zat yang dapat menimbulkan adiksi yaitu ketagihan dan ketergantungan. 1 Perilaku mengkonsumsi alkohol menjadi salah satu masalah yang cukup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolesterol merupakan konstituen utama membrane plasma dan lipoprotein plasma. Senyawa ini sering ditemukan sebagai ester kolesteril, dengan gugus hidroksil di posisi

Lebih terperinci

Oleh SHOFI IKRAMINA

Oleh SHOFI IKRAMINA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ASUPAN PROTEIN, AKTIVITAS FISIK, Z-SKOR, DAN FREKUENSI LATIHAN TERHADAP KEKUATAN OTOT TUNGKAI PEMAIN BASKET REMAJA LAKI-LAKI DI KLUB BASKET SCORPIO, JAKARTA TIMUR Skripsi Ini Diajukan

Lebih terperinci

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI ANTARA LANSIA YANG TINGGAL DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI DAN YANG BERSAMA KELUARGA DI KELURAHAN PAJANG SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia kita mengetahui bahwa yang disebut dengan lanjut usia adalah seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan masalah kesehatan global dan telah muncul sebagai suatu studi telah menunjukkan bahwa obesitas merupakan faktor risiko untuk kanker, hipertensi, hiperkolesterolemia,

Lebih terperinci

HUBUNGAN FREKUENSI OLAHRAGA DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011, 2012, DAN 2013.

HUBUNGAN FREKUENSI OLAHRAGA DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011, 2012, DAN 2013. HUBUNGAN FREKUENSI OLAHRAGA DENGAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ANGKATAN 2011, 2012, DAN 2013 Oleh : LUKITA INDO CAHYO TARIGAN 110100114 FAKULTAS KEDOKTERAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18 tahun, sarapan berfungsi sumber energi dan zat gizi agar dapat berpikir, belajar dan melakukan aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu komponen penting dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan untuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan studi potong-lintang (cross sectional study) sebagai studi deskriptif untuk mengetahui hubungan perilaku dengan prevalensi dislipidemia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, dislipidemia, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, dislipidemia, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era globalisasi telah mengubah pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat. Mereka lebih memilih makanan yang mengandung lemak dan kalori tinggi dengan serat rendah (Nugrahaeni,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Tempat

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Tempat 51 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Tempat penelitian ini berlokasi di Propinsi Lampung dan dilaksanakan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Lebih terperinci

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA

ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA ABSTRAK HUBUNGAN OBESITAS YANG DINILAI BERDASARKAN BMI DAN WHR DENGAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA PRIA DEWASA Rilla Saeliputri, 2012. Pembimbing: Meilinah Hidayat, dr., MKes., Dr., Felix Kasim, dr., MKes.,

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Desain Penelitian Penelitian Faktor-faktor Risiko Hipertensi Pada Jamaah Pengajian Majelis Dzikir SBY Nurussalam Tahun 2008 dilakukan dengan menggunakan desain penelitian

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 68 PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua masalah ganda (double burden). Disamping masalah penyakit menular dan kurang gizi, terjadi pula peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. setelah diketahui bahwa kegemukan merupakan salah satu faktor risiko. koroner, hipertensi dan hiperlipidemia (Anita, 1995). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kegemukan bukanlah hal baru dalam masyarakat kita, bahkan 20 tahun yang lalu kegemukan merupakan kebanggaan dan lambang kemakmuran. Bentuk tubuh yang gemuk

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam tesis ini merupakan data sekunder gabungan yang berasal dari data Survei Sosial Ekonomi Nasional tahun 2007 (Susenas 2007) dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tubuh seseorang, sehingga dapat terjadi kurang gizi dan gizi lebih,

BAB I PENDAHULUAN. masuk ke dalam tubuh seseorang, sehingga dapat terjadi kurang gizi dan gizi lebih, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Status gizi yang diartikan sebagai keadaan kesehatan fisik seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuranukuran gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan ekonomi yang dialami oleh negara-negara berkembang seperti Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan berbagai dampak pada

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi.

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. BAB IV METODE PENELITIAN 1.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Ilmu Gizi. 1.2 Tempat dan waktu penelitian Tempat : Gedung Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 20 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : DINI ARIANI NIM : 20000445 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering

BAB I PENDAHULUAN. penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan penurunan fungsi organ tubuh, maka resiko terjadinya penyakit degeneratif akan meningkat. Penyakit degeneratif yang sering terjadi pada lansia antara

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES

ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES ABSTRAK GAMBARAN RERATA KADAR KOLESTEROL HDL PADA PRIA DEWASA MUDA OBES DAN NON OBES Thereatdy Sandi Susyanto, 2010. Pembimbing I : dr. Lisawati Sadeli, M.Kes. Pembimbing II : dr. Ellya Rosa Delima,M.Kes.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Aktivitas fisik adalah gerakan tubuh yang dihasilkan oleh kontraksi otot skelet yang dapat meningkatkan pengeluaran energi. Aktivitas fisik dapat dikategorikan

Lebih terperinci

METODE. Desain, Waktu dan Tempat

METODE. Desain, Waktu dan Tempat Kerangka pemikiran dalam penelitian ini disusun berdasarkan rangkuman tinjauan teori yang ada, khususnya mengenai hubungan antara satu faktor risiko dengan faktor risiko lain yang berpengaruh terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak di dalam tubuh sehingga terjadi kelebihan berat badan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun sosial. Perubahan fisik pada masa remaja ditandai dengan pertambahan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa. Pada periode ini berbagai perubahan terjadi baik perubahan hormonal, fisik, psikologis maupun sosial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah metode sederhana yang digunakan untuk menilai status gizi seorang individu. IMT merupakan metode yang murah dan mudah dalam mengukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight

BAB I PENDAHULUAN. Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Overweight dan obesitas adalah dua istilah yang berbeda. Overweight adalah kondisi berat badan seseorang melebihi berat badan normal pada umumnya. Sementara obesitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita

BAB I PENDAHULUAN. Sebanyak 90% penderita diabetes di seluruh dunia merupakan penderita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prevalensi penyakit diabetes secara global diderita oleh sekitar 9% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas pada tahun 2014. Diabetes menjadi penyebab besarnya jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obesitas merupakan salah satu masalah kesehatan yang banyak terjadi di zaman modern ini. Obesitas merupakan suatu kelainan atau penyakit dimana terjadi penimbunan lemak

Lebih terperinci

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA HUBUNGAN JENIS KELAMIN DENGAN AKTIVITAS FISIK PADA MAHASISWA PENDIDIKAN DOKTER ANGKATAN 2012 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA KELAS VIII DI SMP PGRI BATURRADEN

HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA KELAS VIII DI SMP PGRI BATURRADEN HUBUNGAN KEBIASAAN MEROKOK ORANG TUA DAN TEMAN SEBAYA TERHADAP PERILAKU MEROKOK REMAJA KELAS VIII DI SMP PGRI BATURRADEN SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagaian syarat Mencapai derajat sarjana Oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit yang menyerang jantung. Organ tersebut memiliki fungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Kelainan pada organ tersebut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian 1. Rancangan Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan rancangan cross sectional, yaitu setiap variabel diobservasi hanya satu kali saja dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil

BAB I PENDAHULUAN orang dari 1 juta penduduk menderita PJK. 2 Hal ini diperkuat oleh hasil BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini berbagai laporan kesehatan mengindikasikan bahwa prevalensi penyakit tidak menular lebih banyak dari pada penyakit menular. Dinyatakan oleh World

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja, sebagai kelompok umur terbesar struktur penduduk Indonesia merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi pembangunan sumber daya

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki 5 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang melitus (DM) merupakan penyakit yang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan komplikasi yang dapat mengakibatkan kerusakan organ-organ tubuh dan menyebabkan kebutaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. mmhg. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena penderita. penyebab utama gagal ginjal kronik (Purnomo, 2009). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hipertensi atau yang dikenal dengan sebutan penyakit darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang mencapai lebih dari 140/90 mmhg. Penyakit

Lebih terperinci

ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA ABSTRAK GAMBARAN DEMOGRAFI DAN PENGETAHUAN MENGENAI PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA TENAGA EDUKATIF TETAP DI UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA Sienny Anggraini Setiawan, 2014. Pembimbing I : Dr. dr. Felix Kasim,

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Menurut WHO (2011) secara global hampir mencapai satu milyar orang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) dan dua pertiga ada di negara berkembang. Hipertensi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus bangsapun dibutuhkan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Peran

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus bangsapun dibutuhkan sebagai sumber daya dalam pembangunan. Peran 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat, sehingga banyak membutuhkan potensi sumber daya manusia. Tidak terkecuali remaja sebagai penerus bangsapun

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK STRES KERJA DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KINERJA PADA FRONTLINER SINAR MAS SELULLER SEMARANG TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK STRES KERJA DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KINERJA PADA FRONTLINER SINAR MAS SELULLER SEMARANG TAHUN 2016 HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK STRES KERJA DAN TIPE KEPRIBADIAN DENGAN KINERJA PADA FRONTLINER SINAR MAS SELULLER SEMARANG TAHUN 2016 SKRIPSI Disusun guna memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan adanya pergeseran jenis penyakit. Penyakit menular sudah digantikan oleh penyakit yang tidak menular seperti penyakit degeneratif, metabolik

Lebih terperinci