HUBUNGAN PERAN PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMASANGAN INFUS TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Transkripsi

1 HUBUNGAN PERAN PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMASANGAN INFUS TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta Disusun Oleh : Agus Widodo NPM : SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN YOGYAKARTA 2011

2

3 ABSTRACT THE CORRELATION OF THE ROLE OF THE NURSE EXECUTIVE IN INFUSION BY PATIENT SATISFACTION LEVEL AT INPATIENT WARD RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL Agus Widodo 1, Ni Ketut Mendri 2, Agus Warseno 3 Background : The role of the nurse as care provider will also determine patient satisfaction. The new patient will be satisfied if the performance of health services gained equal or exceed expectations and vice versa, patient dissatisfaction or disappointment will arise if the performance of health services was not obtained in accordance with expectations (Pohan, 2006). When doing a preliminary study in Hospital Inpatient Ward Panembahan Senopati Bantul still found nurses in the infusion set is not in accordance with SOP and patients who say not satisfied with the infusion. Purpose Research : This study aims to determine the relationship between nurse executive role in the infusion rate of patient satisfaction in inpatient wards Panembahan Senopati Bantul District Hospital Research Methods : This type of research is a descriptive analytic correlations. The population in this study were 109 executive nurses and patients. To get sampling used by the incidental sampling. Stasistik test used is kendal tau test, with significance level p-value <α (0.05). Result of Final Research : The data below obtained from 53 respondents nurses who have a role either infusion of as many as 37 people (69.8%), quite as many as 16 people (30.2%). While the patients were very satisfied as many as 12 people (22.6%), satisfied that as many as 30 people (56.6), is not satisfied as many as 11 people (20.8%). The results of statistical calculations using the Kendal tau test, obtained p-value of <a (0.05). Value of correlation coefficient of indicates the closeness of the relationship between the role of nurses in the infusion rate is a highly patient satisfaction. Conclusion : There was a significant relationship between the role of nurses in the infusion rate of patient satisfaction in Ward Inpatient Hospital Panembahan Senopati Bantul. Feedback : In conducting the infusion nurse should carry out actions in accordance with the procedure remain. Panembahan Senopati Bantul District Hospital are expected to conduct regular evaluation of the application of fixed infusion procedures performed by nurses. Keywords : The nurse role, Infusion, Satisfaction 1 Student of Nurse Study Programe Ahmad Yani Yogyakarta, School of Health Sciences 2 As lecturer Poltekes Kemenkes Yogyakarta 3 As lecturer Ahmad Yani Yogyakarta, School of Health Sciences iii

4 HUBUNGAN PERAN PERAWAT PELAKSANA DALAM PEMASANGAN INFUS TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI BANGSAL RAWAT INAP RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL INTISARI Agus Widodo 1, Ni Ketut Mendri 2, Agus Warseno 3 Latar Belakang: Peran perawat sebagai care provider juga akan menentukan kepuasan pasien. Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya (Pohan, 2006). Pada waktu melakukan studi pendahuluan di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul masih ditemukan perawat dalam memasang infus tidak sesuai dengan SOP dan pasien yang mengatakan tidak puas dengan pemasangan infus Tujuan:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara peran perawat pelaksana dalam pemasangan infus dengan tingkat kepuasan pasien di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. Metode: Jenis penelitian ini adalah diskriptif analitik korelasi. Populasi dalam penelitian ini adalah 109 perawat pelaksana dan pasien. Pengambilan sampel dengan menggunakan incidental sampling. Uji stasistik yang digunakan yaitu uji kendal tau, dengan tingkat kemaknaan p-value < α (0,05). Hasil: dari 53 responden didapatkan data perawat yang memiliki peran pemasangan infus baik yaitu sebanyak 37 orang (69,8%), cukup yaitu sebanyak 16 orang (30,2%). Sedangkan pasien yang merasa sangat puas yaitu sebanyak 12 orang (22,6%), puas yaitu sebanyak 30 orang (56,6), tidak puas yaitu sebanyak 11 orang (20,8%). Hasil perhitungan statistik menggunakan uji Kendal tau, diperoleh p-value sebesar 0,000 < α (0,05). Nilai koefisien korelasi sebesar 0,609 menunjukkan kekuatan hubungan antara peran perawat dalam pemasangan infus dengan tingkat kepuasan pasien adalah kuat. Simpulan: Ada hubungan yang signifikan antara peran perawat dalam pemasangan infus dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. Saran: Dalam melakukan pemasangan infus perawat hendaknya melaksanakan tindakan sesuai dengan prosedur tetap. RSUD Panembahan Senopati Bantul diharapkan melakukan evaluasi secara berkala terhadap penerapan prosedur tetap pemasangan infus yang dilakukan oleh perawat. Kata kunci: Peran Perawat, Pemasangan Infus, Kepuasan 1 Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta 2 Dosen Poltekes Kemenkes Yogyakarta 3 Dosen STIKES A. Yani Yogyakarta iv

5

6 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul Hubungan Peran Perawat Pelaksana dalam Pemasangan Infus Terhadap Tingkat Kepuasan Pasien Di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. Penelitian dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat guna memperoleh derajat Sarjana Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta. Skipsi ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. I Edy Purwoko, Sp. B selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta 2. Yanita Trisetiyaningsih S. Kep, Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan yang telah mendukung penyelesaian penulisan skripsi ini. 3. Dra. Ni Ketut Mendri, S.Kep., Ns,. M.Sc selaku pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan untuk penyelesaian skripsi ini. 4. Agus Warseno, S.Kep,. Ns selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan dan pengarahan untuk penyelesaian skripsi ini. 5. Induniasih, SKp., M.Kes selaku penguji yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan pengarahan untuk penyelesaian skripsi ini. vii

7 6. Ayahanda, dan anggota keluarga terima kasih atas do a yang tidak pernah berhenti, kasih sayang, semangat dan nasehat yang senantiasa tulus diberikan kepada penulis. 7. Seluruh karyawan dan dosen yang telah membantu dan memberi arahan untuk penyelesaian proposal ini. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap agar Skripsi ini dapat memberikan manfaat seperti yang di harapkan. Yogyakarta, 2011 Penulis viii

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii ABSTRACT... iii INTISARI... iv HALAMAN PERNYATAAN... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR BAGAN... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 4 C. Tujuan Penelitian... 4 D. Manfaat Penelitian... 5 E. Keaslian Penelitian... 6 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teoretis Pelayanan Keperawatan Peran Perawat Pemasangan Infus Kepuasan B. Kerangka Teori C. Kerangka Konsep D. Hipotesis BAB III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian B. Lokasi dan Waktu Penelitian C. Variabel Penelitian D. Definisi Operasional E. Populasi dan Sampel F. Alat dan Metode Pengumpulan Data G. Validitas dan Reliabilitas H. Metode Pengolahan dan Analisa Data I. Etika Penelitian ix

9 Halaman BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian B. Pembahasan Penelitian C. Keterbatasan Penelitian BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN x

10 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1 Kisi-Kisi Kuesioner Tabel 4.1 Karakteristik Perawat Pelaksana Tabel 4.2 Karakteristik Pasien Tabel 4.3 Peran Perawat Pelaksana dalam Pemasangan Infus Tabel 4.4 Tingkat Kepuasan Pasien Tabel 4.5 Tabulasi Silang dan Uji Statistik xi

11 DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 2.1 Kerangka Teori Penelitian Bagan 2.2 Kerangka Konsep Penelitian xii

12 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Jadwal Penyusunan Skripsi Mahasiswa Permohonan Menjadi Responden Informed Consent/Persetujuan Menjadi Responden Surat Ijin Studi Pendahuluan Surat Ijin Uji Validitas Lampiran 6 Surat Ijin Penelelitian dari GUBERNUR Provinsi DIY Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian dari Bapeda Kabupaten Bantul Lampiran 8 Lampiran 9 Surat ijin penelitian dari RSUD Panembahan Senopati Bantul SOP Tindakan Pemasangan Infus RSUD Panembahan Senopati Bantul Lampiran 10 Lembar Observasi Peran Perawat dalam Memasang Infus Lampiran 11 Kuesioner Tingkat Kepuasan Pasien Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Dan Reliabilitas Lampiran 13 Hasil penelitian Lampiran 14 Lembar Konsultasi Skripsi xiii

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan adanya keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan (Ratminto & Winarsih, 2010). Salah satu upaya meningkatkan kualitas pelayanan adalah di bidang kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan agar setiap penduduk mampu hidup sehat sehingga dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal, yang merupakan salah satu unsur kesejahteraan umum dari tujuan pembangunan nasional. Hal tersebut sejalan dengan tujuan sistem kesehatan nasional yaitu tercapainya kemampuan hidup sehat, melalui upaya perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan rumah sakit baik rumah sakit pemerintah maupun swasta. Mutu pelayanan keperawatan sangat mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan, bahkan menjadi salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat (Aditama, 2004). Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh tenaga perawat. Tenaga tersebut terdiri dari berbagai jenis dan mutu yang jumlahnya relatif lebih banyak jika 1

14 2 dibandingkan dengan tenaga kesehatan lain. Oleh karena itu pelayanan keperawatan sering menjadi tolok ukur baik buruknya asuhan kesehatan di rumah sakit (Sumijatun, 2010). Kualitas pelayanan profesi keperawatan yang baik atau buruk dirasakan langsung oleh klien. Keperawatan sebagai profesi yang profesional bukan hanya dibuktikan dengan jenjang pendidikan yang tinggi. Banyaknya ilmu dan teori keperawatan juga harus diwujudkan ke dalam aktivitas pelayanan nyata kepada klien agar klien mendapat kepuasan. Ini merupakan langkah promosi yang sangat efektif dan murah dalam upaya membentuk citra perawat yang baik (Asmadi, 2008). Salah satu pelayanan keperawatan adalah peran perawat pelaksana dalam tindakan pemasangan infus. Peran perawat pelaksana dalam tindakan pemasangan infus juga akan menentukan kepuasan pasien. Pasien baru akan merasa puas apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya dan sebaliknya, ketidakpuasan atau perasaan kecewa pasien akan muncul apabila kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya itu tidak sesuai dengan harapannya (Pohan, 2006). Berdasarkan penelitian oleh Toyib. (2005), di Rumah Sakit Manis Renggo Klaten ditemukan banyak sekali keluhan dari pasien maupun keluarganya tentang ketidakpuasan dalam penerimaan asuhan keperawatan, baik dari pintu masuk rumah sakit yaitu Unit Gawat Darurat (UGD) sampai instalasi rawat inap dengan pembayaran asuransi kesehatan, lebih banyak pasien memperoleh mutu pelayanan keperawatan kurang baik 22,7%, dibandingkan yang

15 3 memperoleh mutu pelayanan baik sebesar 7 responden 9,3%. Keluhan masyarakat terhadap perawat adalah administrasi yang berbelit-belit, perawat yang kurang terampil dalam asuhan keperawatan, kurang tanggap dan tidak menindaklanjuti keluhan dari pasien, kurangnya koordinasi antara perawat satu dengan yang lain, dan perawat yang memperlihatkan ekspresi wajah yang kurang ramah tamah terhadap pasien maupun keluarganya. Hasil penelitian Ratnawati, (2009), di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus dengan sampel 103 perawat, didapatkan sebanyak 45% melakukan tindakan infus tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur. Dilihat dari penyebabnya sebanyak 62% disebabkan alat yang dipersiapkan kurang lengkap, yakni (58%) tidak membawa pengalas dan 38% responden tidak melaksanakan tindakan sesuai dengan yang ditetapkan dalam prosedur tetap. Survey kepuasan pasien menjadi penting dan perlu dilakukan bersamaan dengan pengukuran dimensi mutu layanan kesehatan yang lain. Kemauan/ keinginan pasien dan atau masyarakat dapat diketahui melalui survey kepuasan pasien. Pengalaman membuktikaan bahwa transformasi ekonomi pasti akan mengubah keinginan dan kebutuhan masyarakat terhadap layanan kesehatan ( Pohan, 2006). Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati Bantul adalah rumah sakit milik Pemda Tk II Bantul. Rumah sakit ini melayani rujukan dari puskesmas dan rumah sakit lain dari daerah sekitar. Selain itu juga melayani pasien yang datang langsung tanpa rujukan. Rumah sakit ini memiliki Bangsal

16 4 Rawat Inap Dewasa yaitu Mawar, Cempaka, Nusa Indah, Melati 1, Bakung, dan Flamboyan. Studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 2 Februari 2011 di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul dengan wawancara pada 15 pasien yang telah dilakukan pemasangan infus didapatkan 8 orang mengatakan kurang puas dengan pelayanan pemasangan infus oleh perawat dan 7 orang mengatakan puas. Berdasarkan hasil observasi di Bangsal Rawat Inap, perawat dalam melakukan pemasangan infus yang tidak sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) sebanyak 30% perawat dari 15 perawat. Berdasarkan fenomena yang terjadi maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan peran perawat pelaksana dalam pemasangan infus terhadap tingkat kepuasan pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: Adakah hubungan peran perawat pelaksana dalam pemasangan infus terhadap tingkat kepuasan pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan peran perawat pelaksana dalam pemasangan infus terhadap

17 5 tingkat kepuasan pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. 2. Tujuan khusus a. Diketahuinya gambaran peran perawat pelaksana dalam pemasangan infus di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. b. Diketahuinya gambaran tingkat kepuasan pasien tentang pemasangan infus di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. c. Diketahuinya keeratan hubungan antara peran perawat pelaksana dalam pemasangan infus terhadap tingkat kepuasan pasien Di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. D. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1. Institusi Pendidikan Sebagai bahan bacaan dan menambah wawasan bagi mahasiswa kesehatan khususnya keperawatan dalam hal kepuasan pelayanan pasien. 2. Pasien Sebagai bahan masukan atas informasi tentang pelayanan keperawatan yang bermutu sehingga dapat memenuhi harapan-harapannya. 3. Rumah Sakit Sebagai bahan evaluasi atas mutu pelayanan yang diberikan kepada pasien selama ini, sehingga dapat memperbaiki dan mengembangkan serta mengimplementasikan strategi untuk meningkatkan kepuasan pasien

18 6 terhadap pelayanan keperawatan di rumah sakit terutama dalam pemasangan infus. 4. Tenaga kesehatan khususnya perawat Menjadi bahan masukan untuk lebih meningkatkan pelayanan keperawatan terutama keterampilan dalam pemasangan infus berhubungan dengan kepuasan pasien. E. Keaslian Penelitian Menurut pengetahuan peneliti, penelitian ini belum pernah dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul, namun ada beberapa penelitian yang mirip dengan yang dilakukan peneliti dan dilakukan di tempat yang berbeda. 1. Penelitian tentang gambaran tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan di Ruang Mawar RSUD Datu Sanggul Rantau oleh Marini tahun Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif dan menggunakan metode survei deskriptif. Hasilnya Tingkat kepuasan pasien secara umum terhadap pelayanan keperawatan di pelayanan keperawatan di Ruang Mawar RSUD Datu Sanggul Rantau sebagian besar menyatakan puas (66%), sedangkan lainnya menyatakan tidak puas (34%). Perbedaan penelitian yang dilakukan adalah lokasi, variabel, tujuan penelitian yang dilakukan. 2. Penelitian tentang pengaruh pelayanan asuhan keperawatan terhadap kepuasan pasien di badan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Sigli oleh Kamaruzzaman tahun Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan cross sectional dengan metode survey. Hasilnya ada pengaruh

19 7 signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. Perbedaan penelitian yang dilakukan adalah lokasi, variabel, tujuan penelitian yang dilakukan. 3. Penelitian tentang hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang patient safety dengan tindakan pemasangan infus sesuai dengan standar operasional prosedur oleh Dyah Ratnawati tahun Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif non eksperimental dengan pendekatan diskriptif koreasional. Hasilnya 53,4% responden memiliki tingkat pengetahuan kurang baik tentang patien safety, 45,6% melakukan tindakan infus tidak sesuai dengan standar operasional prosedur. Tidak ada hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan perawat tentang patien safety dan tindakan pemasangan infus. Perbedan penelitian yang dilakukan adalah lokasi, tujuan penelitian dan variabelnya.

20 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah sakit umum daerah Panembahan Senopati Bantul merupakan institusi kesehatan terbesar di Kabupaten Bantul berlokasi di Jl. Dr. Wahidin Sudoro Husodo, No 14 Bantul (55714), berdiri diatas lahan seluas 2,5 Ha, luas bangunan m², dengan usulan pengembangan perluasan sebesar m², sedangkan jumlah tempat tidur sebanyak 151 TT. RSUD Panembahan Senopati Bantul memiliki 15 unit klinik rawat jalan, 10 Bangsal Rawat Inap, 12 unit instalasi pendukung, selain itu sumber daya manusia yang cukup lengkap memberikan pelayanan bermutu dan terjangkau. Bangsal Rawat Inap Dewasa yaitu Bangsal Cempaka, Nusa Indah, Mawar, Melati, Bakung, Flamboyan. 2. Karakteristik Responden Hasil penelitian terhadap 53 perawat pelaksana yang dilakukan pemasangan infus di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. Karakteristik responden dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut: 50

21 51 Tabel 4.1 Karakteristik Perawat Pelaksana Berdasarkan Pendidikan, Jenis Kelamin, dan Umur di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Pendidikan SPK DIII KEP S1 KEP Karakteristik Frekuensi Prosentase ,8 90,6 5,7 Jumlah Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan ,3 88,7 Jumlah Umur tahun tahun tahun , ,7 Jumlah (Sumber : Data primer yang diolah, 2011)

22 52 Berdasarkan penelitian terhadap 53 pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul diperoleh karakteristik responden sebagai berikut: Tabel 4.2. Karakteristik Pasien Berdasarkan Pendidikan, Umur, Jenis Kelamin dan Pekerjaan di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Karakteristik Frekuensi Prosentase Pendidikan SD SMP SMA PT ,2 22,6 9,4 3,8 Jumlah Umur tahun tahun tahun ,2 28,3 41,5 Jumlah Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan ,3 54,7 Jumlah Pekerjaan Ibu rumah tangga PNS Buruh Wiraswasta ,2 5,7 30,2 34,0 Jumlah (Sumber : Data primer yang diolah, 2011)

23 53 3. Peran Perawat dalam Pemasangan Infus di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Hasil pengukuran peran perawat pelaksana dalam pemasangan infus di RSUD Panembahan Senopati disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.3 Peran Perawat Pelaksana dalam Pemasangan Infus di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Peran perawat Frekuensi Prosentase Baik 37 69,8 Cukup 16 30,2 Kurang - 0 Jumlah (Sumber : Data primer yang diolah, 2011) Tabel 4.3 menunjukkan sebagian besar perawat memiliki peran yang baik dalam pemasangan infus yaitu sebanyak 37 orang (69,8%) dan sisanya memiliki peran cukup yaitu sebanyak 16 orang (30,2%). 4. Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Hasil penelitian terhadap tingkat kepuasan pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.4 Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Tingkat kepuasan pasien Frekuensi Prosentase Sangat puas 12 22,6 Puas 30 56,6 Tidak puas 11 20,8 Sangat tidak puas - 0 Jumlah (Sumber : Data primer yang diolah, 2011)

24 54 Tabel 4.4 menunjukkan sebagian besar pasien merasa puas dengan pemasangan infus di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu sebanyak 30 orang (56,6%), sedangkan pasien yang tidak puas jumlahnya paling sedikit yaitu sebanyak 11 orang (20,8%). 5. Hubungan Peran Perawat Pelaksana dalam Pemasangan Infus dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Tabulasi silang dan hasil uji statistik hubungan peran perawat Pelaksana dalam pemasangan infus dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.5 Tabulasi Silang dan Uji Statistik Hubungan Peran Perawat dalam Pemasangan Infus dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul Peran Tingkat kepuasan pasien Total p- perawat Sangat puas Puas Tidak puas value f % f % f % f % 0,609 0,000 Baik 11 29, , Cukup 1 6,3 4 25, , Total (Sumber: Data Primer yang diolah, 2011) Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa perawat yang melakukan pemasangan infus dengan baik sebagian besar pasiennya merasa puas yaitu sebanyak 26 orang (70,3%). Kemudian yang sangat puas 11 responden dan tidak ada satupun responden yang tidak puas.

25 55 Sedangkan perawat yang memiliki peran pemasangan infus cukup sebagian besar pasiennya tidak puas yaitu sebanyak 11 orang (68,8%). Hasil perhitungan statistik menggunakan uji Kendal tau seperti disajikan pada tabel 4.5, diperoleh p-value sebesar 0,000 < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara peran perawat dalam pemasangan infus dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. Nilai koefisien korelasi sebesar 0,609 menunjukkan kekuatan hubungan antara perawat perawat pemasangan infus dengan tingkat kepuasan pasien adalah kuat. B. Pembahasan 1. Peran Perawat Pelaksana dalam Pemasangan Infus Hasil penelitian pada tabel 4.3 menunjukkan peran perawat pelaksana dalam pemasangan infus sebagian besar adalah baik yaitu 37 orang (69,8%), sedangkan yang 16 (30,2%) adalah cukup. Sebagai tenaga kesehatan, perawat memiliki sejumlah peran di dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan hak dan kewenangan yang ada. Salah satu peran perawat adalah sebagai pelaksana layanan keperawatan (care provider). Dalam hal ini perawat memberikan layanan berupa asuhan keperawatan secara langsung kepada klien (individu, keluarga, maupun komunitas) sesuai dengan kewenangannya. Dalam perannya sebagai care provider, perawat bertugas untuk: memberikan kenyamanan dan rasa aman bagi klien, melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan seimbang, memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan lainnya dan

26 56 berusaha mengembalikan kesehatan klien. Salah satu peran perawat sebagai care provider adalah pemasangan infus (Asmadi, 2008). Peran perawat yang baik dalam pemasangan infus diharapkan akan memberikan kenyamanan dan rasa aman kepada klien dan kondisi kesehatan klien akan segera pulih sehingga pasien akan merasa puas. Hasil penelitian pada tabel 4.3 meunjukkan peran perawat pelaksana dalam pemasangan infus masih ada yang cukup yaitu sebanyak 16 (30,2%), dilihat dari penyebabnya tidak melakukan cuci tangan sesudah pemasangan infus yaitu sebanyak 70%, tidak membawa perlak dan pengalas yaitu sebanyak 40%. Hasil tersebut tidak jauh berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratnawati, (2009), di Rumah Sakit Mardi Rahayu Kudus dengan sampel 103 perawat, didapatkan sebanyak 45% melakukan tindakan infus tidak sesuai dengan standar operasional prosedur. Dilihat dari penyebabnya sebanyak 62% disebabkan alat yang dipersiapkan kurang lengkap, yakni sebagian responden 58% tidak membawa pengalas dan 38% responden tidak melaksanakan tindakan sesuai dengan yang ditetapkan dalam prosedur tetap. 2. Tingkat Kepuasan Pasien Berdasarkan tabel 4.4 Sebagian besar pasien puas dengan pemasangan infus di bangsal rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul yaitu sebanyak 30 orang (56,6%), Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat dari kinerja layanan

27 57 kesehatan yang diperolehnya (Pohan, 2006). Banyaknya pasien yang puas terhadap pelayanan pemasangan infus disebabkan beberapa faktor, seperti: kualitas produk infus yang baik produk, pelayanan pemasangan infus yang baik dari perawat, harga produk infus yang terjangkau serta pasien tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan pelayanan pemasangan infus. Hal ini sesuai dengan pendapat Budiastuti (2002), yang mengemukakan bahwa pasien dalam mengevaluasi kepuasan terhadap jasa pelayanan yang diterima mengacu pada faktor-faktor: kualitas produk atau jasa, harga dan biaya. Hasil penelitian tabel 4.4 juga didukung oleh penelitian Kamaruzzaman, (2008), di Rumah Sakit Umum Sigli tentang pelayanan perawat yaitu pasien yang merasa puas 60,4%, sedangkan yang kurang puas 39,6%. Penelitian oleh Lestari, (2008), di Rumah Sakit Pku Muhammadiyah Bantul tentang analisa faktor penentu tingkat kepuasan pasien yaitu pasien rawat inap menyatakan puas terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh RS PKU Muhammadiyah Bantul. Hasil penelitian juga menunjukkan masih ada 11orang (20,8%) pasien yang merasa tidak puas. Pengambilan data pasien sebagian besar mempunyai latar belakang pendidikan SD yaitu sebanyak %. Tingkat pendidikan yang relatif rendah maka kecenderungan pasien kurang mengerti dan kurang jelas dengan pertanyaan yang ada dalam kuesioner

28 58 sehingga memberikan jawaban yang kurang tepat dan akhirnya akan menghasilkan pernyataan tidak puas. Notoatmodjo (2003) mengatakan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai yang baru diperkenalkan dalam pemberian pelayanan kesehatan. 3. Hubungan Peran Perawat dalam Pemasangan Infus dengan Tingkat Kepuasan Pasien Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan / menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat merupakan dasar pengukuran Indeks kepuasan masyarakat sebagai unsur minimal dalam pelayanan (Ratminto & Winarsih, 2010). Langkah promosi yang sangat efektif dan murah dalam upaya membentuk citra perawat yang baik adalah dengan memberikan pelayanan yang memuaskan kepada klien (Pohan, 2006). Hasil analisis tabulasi silang (cross tab) tabel 4.5 diketahui perawat yang memiliki peran pemasangan infus baik sebagian besar pasiennya puas yaitu 26 orang (70,3%). Sedangkan perawat yang memiliki peran pemasangan infus cukup sebagian besar pasiennya tidak puas yaitu 11 orang (68,8%). Hasil uji korelasi Kendal tau menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara peran perawat dalam pemasangan infus dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD

29 59 Panembahan Senopati Bantul. Hasil ini memberikan indikasi bahwa semakin baik peran perawat dalam memasang infus maka pasien akan merasa puas, demikian juga sebaliknya semakin rendah kategori peran perawat dalam memasang infus maka pasien akan cenderung merasa tidak puas. Hasil dari tabel 4.5 sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rachmadi, (2008). Pelayanan perawat mempunyai hubungan secara signifikan terhadap kepuasan pasien umum Rawat Inap Kelas III RSUD Karimun Hasil dari tabel 4.5 tidak jauh berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti lain seperti penelitian Kamaruzzaman, (2008), di RSU Sigli bahwa ada hubungan signifikan antara interaksi perawat dengan kepuasan pasien yaitu pasien yang merasa bahwa perawat melakukan interaksi dengan pasien dengan kategori baik berjumlah 19 orang (59,4%) yang merasa puas, sedangkan yang merasa interaksi yang dilakukan perawat kurang baik diketahui 16 orang (30,19%) merasa kurang puas. Menurut Wiyono, (2005), di Rumah Sakit Manis Renggo Klaten kualitas pelayanan medis memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan konsumen (koefisien sebesar 0,05427) dengan tingkat signifikansi 7 %. Kualitas pelayanan paramedis memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan konsumen (koefisien sebesar 0,06994) dengan tingkat signifikansi 8,8 %. Kualitas pelayanan penunjang

30 60 medis memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan konsumen (koefisien 0,06287) dengan tingkat signifikansi 8,9 %. C. Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini antara lain : 1. Tingkat kepuasan pasien hanya diukur dengan menggunakan kuesioner tertutup sehingga kurang bisa menggali data lebih detail/ mendalam.

31 Berdasarkan hasil penelitian, analisis data, dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Peran perawat dalam melakukan pemasangan infus di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul 69,8% memiliki kategori baik. 2. Tingkat kepuasan pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul terhadap peran perawat pelaksana 56,6% merasa puas. 3. Ada keeratan hubungan antara peran perawat pelaksana dalam pemasangan infus dengan tingkat kepuasan pasien di Bangsal Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul. B. Saran 1. Bagi Institusi pendidikan Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan sumber bacaan/kepustakaan. 2. Bagi Pasien Pasien hendaknya menyampaikan keluhan melalui kotak kritik dan saran atau melalui sms yang sudah disediakan oleh pihak rumah sakit apabila pelayanan yang diterima tidak memuaskan sehingga pihak rumah sakit dapat melakukan perbaikan-perbaikan untuk meningkatkan mutu pelayanan. 3. Bagi Perawat Dalam melakukan pemasangan infus, perawat hendaknya melaksanakan tindakan sesuai dengan yang ditetapkan dalam prosedur tetap. 61

32 penerapan SOP pemasangan infus yang dilakukan oleh perawat, serta menambahkan pemberian label (tanggal, waktu, dan inisial petugas) pada flabote infuse yang dipasang dalam SOP pemasangan infus.

33 DAFTAR PUSTAKA Aditama,T. (2004). Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Jakarta: Universitas Indonesia. Arikunto, S. (2002). ). Pedoman Riset praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta : EGC.. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi Kelima. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta..(2006). Prosedur Penelitian Suatu pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Asmadi. (2008). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC. Budiastuti. (2002). Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Rumah Sakit. Diakses Maret 2011 dari rumahsakit «ArtikelPsikologiKlinisPerkembangandanSosial.htm Faizin A, Winarsih. (2008). Berita Ilmu Keperawatan ISSN , Vol. 1 No.3, September : Hidayat, A. A. A. (2007). Riset Keperawatan dan Teknik Penulisan Ilmiah, Jakarta : Salemba Medika Kamaruzzaman. (2008). Pengaruh Pelayanan Asuhan Keperawatan terhadap Kepuasan Pasien Di Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum Sigli. Lestari, W. P. (2008). Analisa Faktor Penentu Tingkat Kepuasan Pasien di RUMAH Sakit PKU Muhammadiyah Bantul. JKKI Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Indonesia. Marini. (2010). Gambaran Tingkat Kepuasan Pasien terhadap Pelayanan Keperawatan Di Ruang Mawar RSUD Datu Sanggul Rantau. Mubarok. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas konsep & aplikasi. Jakarta: Salemba Medika Notoadmojo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta.. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

34 Nursalam. (2007). Manajemen Keperawatan, Aplikasi dalam Praktek Keperawatan Profesional. Edisi Revisi. Salemba Medika. Jakarta.. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian Keperawatan (edisi kedua). Jakarta : Salemba Medika. (2010). Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika. Pohan, S Imbalo. (2006). Jaminan Mutu Layanan Kesehatan: Dasar-Dasar Pengertian Dan Penerapan. Jakarta: EGC Rachmadi. (2008).Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Pasien Rawat Inap Kelas III di RSUD Kabupaten Karimun. Ratminto & Winarsih, S. (2010). Manajemen Pelayanan: Pengembangan Model Konseptual, Penerapan Citizen s Charter Dan Standar Pelayanan Minimal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Ratnawati, D. (2009). Hubungan antara Tingkat Pengetahuan Perawat tentang Patient Safety dengan Tindakan Pemasangan Infus sesuai Dengan Standar Operasional Prosedur. Riwidikdo, H. (2010). Statistik Kesehatan: Belajar Mudah Teknik Analisis Data Dalam Penelitian Kesehatan. Yogjakarta: MITRA CENDIKA Press. Sabarguna, S. (2005). Analisis Pemasaran Rumah Sakit. Rumah Sakit Islam Jateng- DIY: konsorsium. Sugiono. (2008). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sumijatun. (2010). Konsep dasar menuju keperawatan Profesional. Jakarta: TIM Toyib. (2005). Gambaran tingkat kepuasan pasien rawat jalan di Rumah Sakit Manis Renggo Klaten.. (2009). Prosedur tetap edisi Bantul: RSUD Panembahan Senopati Bantul.