PEMBUATAN OIL ADSORBANT DARI ECENG GONDOK
|
|
- Sonny Pranata
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PEMBUATAN OIL ADSORBANT DARI ECENG GONDOK Faisol Asip, Roby Afrizal, Sari Sekar Rosa Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Abstrak Limbah minyak bumi baik yang berasal dari tumpahan, ceceran ataupun minyak bekas pakai baik didarat maupun dibadan air (sungai, danau, laut dll.) yang timbul akibat kegiatan industri ataupun rumah tangga dapat menimbulkan kerusakan ekosistem bila tidak ditanggulangi secara efisien, efektif dan bijak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan ukuran luas permukaan sorbent dan waktu kontak eceng gondok dengan minyak bumi yang optimal terhadap rendemen penyerapan limbah minyak bumi. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengolah limbah tersebut melalui proses adsorpsi dengan variasi waktu kontak yaitu 1 jam, 2 jam, dan 3 jam. Selain itu, juga dilakukan dengan variasi ukuran partikel yaitu 1 mm, µm, dan µm. Kemudian hasilnya dianalisis untuk menghitung efisiensi daya serap dari sorbent eceng gondok tersebut. Hasil penelitian dilaboratorium menunjukkan adanya kenaikan massa sorbent setelah mengalami proses adsorpsi terhadap minyak bumi. Sehingga, didapat waktu kontak dan ukuran partikel yang optimal terhadap rendemen penyerapan minyak bumi yaitu pada saat waktu kontak 2 jam dengan ukuran partikel µm yang diperoleh efisiensi sebesar 85,66%. Kata kunci: eceng gondok, adsorbant oil, tumpahan minyak. I. PENDAHULUAN Kebutuhan energi aktivitas kehidupan manusia masih berlanjut menggunakan sumber energi hidrokarbon (fosil). Berbagai kegiatan eksplorasi, eksploitasi, transportasi, penyimpanan, pengolahan dan distribusi minyak mentah maupun minyak olahan masih sering menghasilkan kejadian kebocoran dan/atau tumpahan minyak ke lingkungan. Khususnya dalam mata rantai eksploitasi distribusi melalui media laut, tumpahan minyak di laut telah berdampak pencemaran multidimensi bagi makhluk hayati laut itu sendiri, usaha perikanan, usaha turisme, sampai kepada tingkat kerusakan laut (Edwards and White,1999).. Penggunaan sorbent untuk membersihkan tumpahan minyak biasanya telah terbukti efektif dan bertindak cepat dalam menahan tumpahan tersebut. Ada tiga jenis sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami, rumput kering, serbuk gergaji), anorganik alami (lempung, vermiculite, pasir) dan sintetis (busa poliuretan, polietilen, polipropilen dan serat nilon). Akan tetapi, sorbent tersebut memiliki kekurangan, termasuk biaya yang mahal, ketersediaan dan keefektifan yang terbatas, serta kesulitan dalam pengaplikasian. Pemanfaatan eceng gondok sebagai biodegradable oil absorbent karena ketersediaanya yang melimpah dialam serata kemampuan hydrofiliknya yang tinggi mampu menyerap tumpahan minyak, hidrokarbon, baik di tanah maupun di air. Oleh karena itu, perlu dicaru sorbent yang murah dalam proses serta efektif dalam penggunaan tanpa tercipta dampak buruk terhadap ekologi yang membuat eceng gondok menjadi salah satu bahan baku alternatif dalam menanggulangi masalah limbah minyak bumi yang berasal dari tumpahan, ceceran, atau buangan minyak bekas pakai dari suatu kegiatan industri atau rumah tangga. Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah mencari ukuran luas permukaan partikel dan waktu kontak sorbent dengan crude oil yang dapat memaksimalkan efisiensi rendemen penyerapan crude oil. Tujuan dari penelitian ini meningkatkan nilai ekonomi dari eceng gondok, menjaga baku mutu lingkungan industri serta dapat menjaga kerusakan lingkungan hidup. II. FUNDAMENTAL 2.1. Eceng Gondok (Eichornia crassipes) Banyak orang yang mengatakan bahwa eceng gondok merupakan tumbuhan pengganggu (gulma) diperairan karena pertumbuhannya yang sangat cepat sehingga menutupi permukaan air, 44 Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 15, Desember 2008
2 dan menimbulkan dampak pada menurunnya produksi di sektor perikanan juga menimbulkan permasalahan lingkungan lainnya seperti cepatnya penguapan perairan. Tetapi dibalik itu, tanaman keluarga Pontederiaceae ini justru mendatangkan manfaat lain, yaitu sebagai absorber logam dan sedimen untuk menjaga kualitas air, campuran pakan ternak dan sumber lignoselulosa yang dapat dikonversi menjadi produk yang lebih berguna. Kondisi perairan yang banyak kandungan limbah organik dan logam berat masih dapat ditanggulangi oleh tanaman ini. Malah eceng gondok mampu menyerap logam berat dan tumbuh dengan baik didalamnya. Namun diperkirakan tanaman ini juga dapat menanggulangi permasalahan pencemaran lain seperti tumpahan minyak ataupun pencemaran limbah plastik Proses Adsorpsi Adsorpsi adalah peristiwa pengambilan zat yang berbentuk gas, uap dan cairan oleh permukaan atau antarmuka tanpa penetrasi. Faktor terpenting dalam proses adsorpsi adalah luas permukaan. Suatu molekul pada antarmuka /permukaan mengalami ketidakseimbangan gaya. Akibatnya, molekul-molekul pada permukaan ini mudah sekali menarik molekul lain, sehingga keseimbangan gaya akan tercapai. Dengan teradsorpsinya molekul lain pada permukaan, maka terjadi pengurangan terhadap tegangan permukaan dan adsorpsi akan berlangsung terus sampai energi bebas permukaan mencapai batas minimum. Dari proses adsorpsi ini, dikenal istilah adsorbat untuk zat yang diadsorpsi dan adsorben untuk zat yang mengadsorpsi Minyak Bumi Minyak bumi atau sering juga disebut crude oil adalah merupakan campuran dari ratusan jenis hidrokarbon dari rentang yang paling kecil, seperti metan, yang memiliki satu atom karbon sampai dengan jenis hidrokarbon yang paling besar yang mengandung 200 atom karbon bahkan lebih. Dalam skala industri, produk dari minyak bumi dikelompokkan berdasarkan rentang titik didihnya, atau berdasarkan trayek titik didihnya. Pengelompokan produk berdasarkan titik didih ini lebih sering dilakukan dibandingkan pengelompokan berdasarkan komposisinya. Minyak olahan seperti gasoline, kerosene, minyak jet, dan lubricant adalah produk olahan minyak mentah melalui proses catalytic cracking dan fractional distillation. Sebagai hasil olahan, minyak olahan mempunyai sifat fisik kimia berbeda dengan minyak mentah. Minyak olahan mempunyai kandungan minyak mentah dan senyawa hidrokarbon tak jenuh seperti olefins (alkenes dan cycloalkenes) dari proses catalytic cracking. Kandungan 3 olefins adalah cukup besar sampai 30% dalam gasoline dan sekitar 1% dalam jet fuel (NAS, 1985). Karakteristik kimia minyak adalah berbeda untuk minyak mentah dan minyak olahan. Senyawa baru dapat muncul dalam minyak olahan, yang dihasilkan dari proses pengolahan minyak mentah. Minyak mentah mengandung senyawa hidrokarbon sekitar % dan selebihnya senyawa non-hidrokarbon (sulfur, nitrogen, oxygen, dan beberapa logam berat) (Leahy and Colwell, 1990) Adsorbsi Eceng Gondok Terhadap Minyak Bumi Eceng gondok termasuk tanaman yang mengapung di air (floating plants), karena tangkai yang menyangga daun tampak menggembung seperti balon ini tersusun dari rongga rongga udara, yang menyebabkan eceng gondok bisa mengapung di air. Eceng gondok secara alami mempunyai sifat higroskopis yang tinggi dikarenakan adanya jaringan sponge dalam jumlah besar yang dapat dilalui dan menyimpan udara. Higroskopi adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap molekul air dari lingkungannya baik melalui absorbsi atau adsorpsi. Proses adhesi yang terjadi pada permukaan sorbent yang berkontak dengan media minyak bumi tersebut menghasilkan akumulasi atau bertambahnya konsentrasi molekul-molekul. Berdasarkan sifat tersebut, maka sorbent eceng gondok dapat menyerap hidrokarbon dan produk petroleum dalam jumlah besar kedalam rongga udara yang terdapat dalam sorbent eceng gondok tersebut Sejarah Penelitian Penelitian ini berdasarkan US patent no.5,114,593 yang dilakukan pertama kali oleh Diaz dkk. Penemuan ini berhubungan dengan penggunaan material sorben dalam bentuk serbuk kering dari eceng gondok untuk menyerap tumpahan minyak bumi. Metode yang dilakukan untuk membuat sorbent tersebut adalah dengan memanen eceng gondok baik secara manual atau mekanis. Kemudian eceng gondok tersebut dibiarkan kering, bisa menggunakan panas matahari atau sumber panas lainnya. Eceng gondok kering lalu dihaluskan menjadi bubuk Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 15, Desember
3 yang kemudian ditaburkan diatas tumpahan minyak tersebut. Banyaknya sorbent yang ditaburkan diatas tumpahan minyak tersebut sangat bergantung pada ketebalan lapisan film minyak yang ada dipermukaan air, didapatkan rasio 1 : 4 ( 1 kg sorbent untuk setiap 4 liter hidrokarbon yang dikumpulkan). Rasio dari sorbent ini sangat baik untuk minyak bumi dengan specific gravity dari 0,84 sampai 0,91. Rasio ini harus disesuaikan untuk mendapatkan hasil yang optimum berdasarkan tes yang dilakukan untuk semua jenis hydrocarbon. Setelah diaplikasikan baik dipermukaan air maupun diatas tanah maka akan terjadi aglomerasi yang memudahkan untuk proses pengangkatan dengan berbagai alat yang bisa digunakan. Aglomerat diatas permukaan air ini memiliki nilai nutrient tinggi yang tidak berbahaya untuk spesies aquatic. Selain itu, jika di tanah, aglomerat tersebut bisa digunakan sebagai substrat untuk kesuburan vegetasi. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode penelitian. Secara umum penelitian ini dibagi atas dua runut kegiatan : 1. Pembuatan adsorben dari eceng gondok 2. Adsorpsi minyak bumi (oil spill) yang tertumpah di air dengan adsorben eceng gondok Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Universitas Sriwijaya dari tanggal 15 Februari sampai dengan 15 Maret Variabel yang akan diteliti : 1. Ukuran partikel sorbent : 1 mm, µm, dan µm 2. Waktu Kontak : 1 jam, 2 jam, dan 3 jam 3.3. Bahan dan Alat Bahan : 1. Enceng gondok 2. Aquadest 3. Crude Oil Alat : 1. Oven 2. Neraca Analitis 3. Desikator 4. Saringan 5. Mortal/Penggiling 6. Ayakan 7. Cutter 8. Gelas Arloji 9. Beaker Gelas 10. Pipet tetes 11. Gelas ukur 3.4. Prosedur Penelitian Tahap Pembuatan Sorbent Eceng Gondok 1. Sediakan eceng gondok sebanyak gr, bersihkan dengan dicuci menggunakan air. 2. Eceng gondok kemudian dirajang dengan ukuran 5 cm. 3. Pengurangan kadar air pada eceng gondok dengan cara pemerasan 4. Keringkan di oven dengan suhu150 o C dalam waktu 2 jam hingga bahan baku kering (tidak mengandung air) 5. Eceng gondok yang telah kering tersebut digiling dengan menggunakan mortal. 6. Lakukan pengayakan hingga ukurannya 1mm, µm, dan µm Tahap Adsorpsi Sorbent eceng gondok yang telah diperoleh akan dianalisa daya serapnya terhadap minyak bumi dengan cara : 1. Serbuk enceng gondok ditimbang sebanyak 4 gram dengan neraca analitis. 2. Siapkan crude oil sebanyak 16 ml kemudian tuangkan kedalam beaker gelas yang telah berisi air ± ml. 3. Segera taburkan serbuk eceng gondok ke dalam tumpahan minyak tersebut. 4. Diamkan selama 1 jam, 2 jam dan 3 jam. Kemudian disaring lalu panaskan di oven untuk menghilangkan air yang masih terkandung didalamnya. 5. Hitung berat eceng gondok yang telah teraglomerasi bersama crude oil Deskripsi penelitian Percobaan dilakukan dengan memvariasikan variable yang akan diteliti sebagai berikut : Variabel Dependent : Temperatur Pemanasan Waktu Pemanasan C 2 jam Variabel Independent : Luas Permukaan Waktu kontak µm 1 jam 46 Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 15, Desember 2008
4 µm 2 jam µm 3 jam Rasio perbandingan berat eceng gondok dan berat minyak mentah adalah 1 : 4 sesuai persyaratan paten). Jumlah perlakuan adalah 27 kali. Massa minyak terserap yang diperoleh dari tiap-tiap sample percobaan. Selanjutnya akan diadakan penimbangan dan dilakukan pengurangan dengan massa eceng gondok awal. Itulah massa minyak yang terserap dalam adsorbent eceng gondok. Cara Kerja : Persiapan Sample Eceng Gondok ((Echornia crassipes) yang diperoleh dari kolam retensi dekat Pasar Induk Jakabaring Palembang pada bulan September Desember Jumlah sample yang digunakan sebanyak 4 mg serbuk eceng gondok yang telah dikeringkan dan diayak. Pengeringan Sample Pengeringan yang dilakukan terhadap sample adalah dengan panas matahari langsung/ dijemur. Karena masih agak lembab proses pengeringan dilanjutkan dengan menggunakan oven pada suhu C selama 2 jam. Penghalusan Sample Sample yang telah dikeringkan, lalu dihaluskan dengan mortal. Kemudian diayak untuk mendapatkan ukuran partikel yang diinginkan. Penaburan Sample Proses diawali dengan menyiapkan baker gelas ukuran ml. Lalu dimasukkan minyak mentah 16 liter (sesuai rasio perbandingan) dan air secukupnya (sebagai pembanding) kedalamnya. Sample kering eceng gondok sebanyak 4 mg ditimbang dengan menggunakan neraca analitis lalu ditaburkan kedalam beker gelas yang berisi air dan minyak mentah tersebut. Hasilnya akan terlihat berupa gumpalan eceng gondok yang menyerap minyak mentah. Analisa hasil Hasil yang diperoleh lalu disaring dengan saringan sehingga air dan sisa minyak yang tidak terserap dapat terbuang. Selanjutnya dilakukan analisa data secara diskriptif, yaitu suatu data yang akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik, berdasarkan efektifitas luas permukaan dan waktu kontak yang optimal. Kemudian dilakukan perhitungan efisiensi daya absorbsi eceng gondok yaitu nilai yang menunjukkan perbandingan antara besarnya nilai parameter awal dari suatu proses dengan nilai akhir dari proses tersebut. Besarnya efisiensi dinyatakan dalam bentuk persentase (%), dengan rumus sebagai berikut : m i - m o Ef = x 100% m i Dimana : Ef = efisiensi daya serap eceng gondok (%) m o = massa eceng gondok pada awal proses m i = massa eceng gondok pada akhir proses. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Pembuatan sorbent eceng gondok Sampel eceng gondok berasal dari kolam retensi dekat Pasar Induk Jakabaring Palembang. Sampel ini dihilangkan kadar airnya dengan cara dipanaskan dalam oven pada temperatur 150 o C. Selanjutnya dilakukan proses pengayakan terhadap eceng gondok kering yang dihasilkan dari hasil pemanasan tersebut. Pengayakan dilakukan dengan variasi luas permukaan mulai dari 1 mm, µm, dan µm Analisa Efisiensi Daya Serap Eceng Gondok Terhadap Minyak Bumi Pengujian ini dilakukan sebagai aplikasi dari eceng gondok sebagai absorben untuk penyerapan tumpahan minyak bumi. Proses penyerapan ini dilakukan dengan menggunakan variasi waktu kontak antara sorbent eceng gondok dengan minyak bumi yaitu 1 jam, 2 jam, dan 3 jam dan variasi ukuran partikel 1 mm, µm, dan µm. Setelah lama waktu yang diinginkan tercapai maka akan diperoleh berat akhir sorbent sehingga efisiensi daya serapnya dapat dihitung. Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 15, Desember
5 Tabel 4.1. Efisiensi Daya Serap Eceng Gondok Terhadap Minyak Bumi Luas permukaan ( µm) Massa Terserap (gr) Efisiensi (%) 25,69 25,69 23,56 24,85 28,16 27,54 24,40 26,74 24,28 26,18 29,73 27,80 27,06 27,73 26,27 21,60 26,85 24,70 23,83 23,76 24,53 22,13 23,15 23,50 22,25 23,01 23,50 84,42 84,42 83,02 83,90 85,79 85,47 83,60 85,04 83,52 84,72 86,54 85,61 85,21 85,57 84,77 81,48 85,10 83,80 83,21 83,16 83,69 82,70 82,72 82,97 82,02 82,61 82,97 Ratarata Efisiensi (%) 83,98 85,10 84,08 85,66 85,19 83,59 83,36 82,54 82,54 Keterangan : Dengan waktu pemanasan 2 jam, temperatur pemanasan 150 o C, serta waktu kontak selama 1 jam. 4.2 Pembahasan Efisiensi Daya Serap Sorbent Terhadap Minyak Bumi Dari Grafik 4.1. dapat dilihat bahwa efisiensi daya serap sorbent eceng gondok setelah melalui proses adosrpsi dengan variasi luas permukaan dan waktu kontak 1 jam didapatkan efisiensi penyerapan sebesar 83,98% pada luas permukaan µm. Pada luas permukaan sorbent µm terjadi efisiensi penyerapan sorbent yang maksimum yaitu 85,10%. Kemudian penurunan efisiensi daya serap menjadi 84,08% terjadi pada ukuran partikel µm. efisiensi (% ) 85, ,8 84,6 84,4 84, ,8 waktu 1 jam y = -0,0004x + 84,64 R 2 = 0, luas permukaan Efisiensi (%) Linear (Efisiensi (%)) Gambar 4.1. Pengaruh Waktu Kontak 1 Jam Terhadapefisiensi Absorbsi Minyak Bumi efisiensi (% ) 86 85, , ,5 83 waktu 2 jam y = 0,0025x + 83,355 R 2 = 0, luas permukaan Efisiensi (%) Linear (Efisiensi (%)) Gambar 4.2. Pengaruh Waktu Kontak 2 Jam Terhadap Efisiensi Absorbsi Minyak Bumi Dari Grafik 4.2. diatas terlihat bahwa efisiensi daya serap sorbent eceng gondok setelah melalui proses adosrpsi dengan variasi luas permukaan dan waktu kontak 2 jam menunjukkan semakin besar ukuran partikel maka daya serap sorbent juga semakin tinggi, hal ini terlihat dari regresi linear grafik. Pada luas permukaan µm diperoleh efisiensi daya serap sebesar 83,59%. Sedangkan pada luas permukaan µm meningkat menjadi 85,19%. Proses adsorpsi maksimum terjadi pada luas permukaan µm yaitu sebesar 85,66%. 48 Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 15, Desember 2008
6 efisiensi (%) 83,6 83,4 83, ,8 82,6 82,4 82,2 waktu 3 jam y = 0,0012x + 82,13 R 2 = 0, luas permukaan Efisiensi (%) Linear (Efisiensi (%)) Gambar 4.3. Pengaruh Waktu Kontak 3 Jam Terhadap Efisiensi Absorbsi Minyak Bumi Dari Grafik 4.3. diatas setelah melalui proses adosrpsi dengan variasi luas permukaan dan waktu kontak 2 jam menunjukkan kecenderungan kenaikan efisiensi daya serap yang semakin besar seiring dengan bertambah besarnya ukuran partikel seperti yang terlihat pada regresi linear grafik. Pada ukuran partikel µm daya serap optimumebesar diperoleh yaitu 83,36%. Akan tetapi terjadi nilai efisiensi daya serap yang sama pada ukuran partikel µm dan µm sebesar 82,54% Perbandingan Efisiensi Daya Serap Sorbent Terhadap Minyak Bumi Dari Grafik 4.4 terlihat bahwa efisiensi daya serap sorbent eceng gondok setelah melalui proses adosrpsi dengan variasi luas permukaan dan variasi waktu kontak memiliki kecenderungan untuk semakin meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran partikel. Pada waktu kontak 1 jam dengan luas partikel µm justru terjadi penurunan efisiensi yaitu 83,98% dibandingkan dengan ukuran partikel µm dimana terjadi proses penyerapan yang maksimal sebesar 85,10%. Sementara itu untuk ukuran partikel µm hanya sebesar 84,08%. Sedangkan pada waktu kontak 2 jam dengan ukuran partikel µm efsiensi maksimum tercapai yaitu 85,66%. Demikian halnya pada waktu kontak 3 jam efisiensi maksimum dicapai pada ukuran partikel µm yaitu 83,36%. Dari grafik tersebut juga terlihat bahwa efisiensi daya serap sorbent eceng gondok yang optimum setelah melalui proses adsorpsi terhadap minyak bumi terjadi pada waktu kontak 2 jam dengan ukuran partikel µm. Efisiensi (%) Perbandingan Grafik Berdasarkan Waktu Kontak Luas Permukaan (µm) Gambar 4.4. Pengaruh Variasi Waktu Kontak 1 Jam, 2 Jam, dan 3 Jam Terhadap Efisiensi Absorbsi Minyak Bumi V. KESIMPULAN 1) Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pemanfaatan eceng gondok sebagai oil adsorbent akan maksimal pada luas permukaan µm dengan waktu kontak 2 jam 2) Luas permukaan sorbent yang semakin kecil tidak memaksimalkan efisiensi rendemen penyerapan crude oil. 3) Semakin lama atau sebentar waktu kontak antara sorbent dan crude oil juga tidak memaksimalkan rendemen penyerapan crude oil VI. DAFTAR PUSTAKA Afliza dan Oktaviani Penggunaan Eceng Gondok Untuk Menyerap Limbah Organik. Indralaya: Jurusan Teknik Kimia UNSRI. Anonimous Adsorbant Oil. Diakses pada tanggal 10 Desember 2007 dari Cheremisinoff, N. P Adsorption of Pollutant Control. USA. Lingga, Pinus, dkk Budidaya Tanaman Eceng Gondok. Jakarta: Penerbit Swadaya United State Patent (USP) No , Method of Absorbing Oil Using Powdered Aquatic Lily Plant, July, 24, PERTAMINA, Crude Oil and Product Properties, Jakarta : PT.Bina Karya Nusantara. 1 jam 2 jam 3 jam Jurnal Teknik Kimia, No. 4, Vol. 15, Desember
UJI EFEKTIVITAS LIMBAH KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN TUMPAHAN MINYAK PELUMAS
Prosiding Seminar Nasional Volume 02, Nomor 1 ISSN 2443-1109 UJI EFEKTIVITAS LIMBAH KULIT DURIAN SEBAGAI ADSORBEN TUMPAHAN MINYAK PELUMAS Nururrahmah 1, Rosnita 2 Universitas Cokroaminoto Palopo rahmahuncp@yahoo.co.id
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
16 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini; Latar Belakang: Sebelum air limbah domestik maupun non domestik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.
12 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Kerangka penelitian secara umum dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1 berikut ini : Latar belakang penelitian Rumusan masalah penelitian Tujuan penelitian
Lebih terperinciJURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Oleh : Rr. Adistya Chrisafitri 3308100038 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Nieke Karnaningroem, M.Sc. JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Tinjauan Umum Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari tahap perencanaan, teknis pelaksanaan, dan pada tahap analisa hasil, tidak terlepas dari peraturan-peraturan maupun referensi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Sebelum dibuang ke lingkungan, keberadaan suatu limbah membutuhkan pengolahan dan pengendalian agar tidak terjadi pencemaran lingkungan yang tidak terkendali. Sehingga, setiap
Lebih terperinciUJI EFEKTIFITAS CANGKANG TELUR DALAM MENGADSORBSI ION Fe DENGAN PROSES BATCH. Faisol Asip, Ridha Mardhiah, Husna
UJI EFEKTIFITAS CANGKANG TELUR DALAM MENGADSORBSI ION Fe DENGAN PROSES BATCH Faisol Asip, Ridha Mardhiah, Husna Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya Jl.Raya Palembang Prabumulih Km.32,
Lebih terperinciDeskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes)
1 Deskripsi METODE PEMBUATAN BAHAN BAKAR PADAT BERBASIS ECENG GONDOK (Eichhornia crassipes) Bidang Teknik Invensi Invensi ini berhubungan dengan proses pembuatan bahan bakar padat berbasis eceng gondok
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Mortar Mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air dengan komposisi tertentu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Tahapan penelitian secara umum tentang pemanfaatan daun matoa sebagai adsorben untuk menyerap logam Pb dijelaskan dalam diagram pada Gambar 3.1. Preparasi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat eksploratif, untuk mengetahui tingkat pencemaran
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat eksploratif, untuk mengetahui tingkat pencemaran logam berat timbal (Pb) pada tiap lokasi di perairan Waduk Sengguruh. Kecamatan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Uji Akademi Kimia Analisis Penelitian dilakukan bulan Desember 2011 sampai dengan Februari 2012.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, untuk mengetahui respon
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, untuk mengetahui respon biologis tumbuhan eceng gondok (Eichornia crassipes) akibat pencemaran ogam berat
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.
Tegangan Permukaan (dyne/cm) Tegangan permukaan (dyne/cm) 6 dihilangkan airnya dengan Na 2 SO 4 anhidrat lalu disaring. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan radas uap putar hingga kering.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental, dimana percobaan dilakukan untuk mendapatkan kumpulan data, yang kemudian akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tempe gembus, kerupuk ampas tahu, pakan ternak, dan diolah menjadi tepung
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tahu dalam proses pengolahannya menghasilkan limbah, baik limbah padat maupun cair. Limbah padat dihasilkan dari proses penyaringan dan penggumpalan. Limbah
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH LATEKS KARET ALAM DAN ECENG GONDOK SEBAGAI ADSORBEN CRUDE OIL SPILL
PEMANFAATAN LIMBAH LATEKS KARET ALAM DAN ECENG GONDOK SEBAGAI ADSORBEN CRUDE OIL SPILL Farida Ali *, Riswi Zedia Maretha, Lily Diana Novitasari * Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Diagram Alir Penelitian Metode penelitian secara umum tentang pemanfaatan cangkang kerang darah (AnadaraGranosa) sebagai adsorben penyerap logam Tembaga (Cu) dijelaskan melalui
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Perlakuan Terhadap Sifat Fisik Buah Pala Di Indonesia buah pala pada umumnya diolah menjadi manisan dan minyak pala. Dalam perkembangannya, penanganan pascapanen diarahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Limbah merupakan suatu barang sisa dari sebuah kegiatan produksi yang tidak bermanfaat lagi (Sri Moertinah, 2010:104). Limbah dapat dihasilkan dari beranekaragam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. minyak ikan paus, dan lain-lain (Wikipedia 2013).
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Minyak merupakan trigliserida yang tersusun atas tiga unit asam lemak, berwujud cair pada suhu kamar (25 C) dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh sehingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekarang ini pemanfaatan minyak bumi dan bahan bakar fosil banyak digunakan sebagai sumber utama energi di dunia tak terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
13 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Molekul-molekul pada permukaan zat padat atau zat cair mempunyai gaya tarik kearah dalam, karena tidak ada gaya-gaya lain yang mengimbangi. Adanya gayagaya ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Islam Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.1
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Batch 4.1.1 Hasil Pengujian Awal Kadar Merkuri dan ph Sebelum Proses Adsorpsi Hasil awal pengujian ph dan kadar Hg dalam limbah laboratorium terpadu Universitas Islam
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:
ANALISIS KUALITAS AIR SUNGAI KRAKAT DI KABUPATEN SRAGEN DENGAN INDIKATOR NILAI COLIFORM FECAL SETELAH DIBERI PERLAKUAN TANAMAN ENCENG GONDOK (Eichhornia crassipes Mart.Solms) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciMAKALAH PENDAMPING : PARALEL A
MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP
Lebih terperinciKata Kunci: arang aktif, tempurung kelapa, kayu meranti, COD.
UJI PERBEDAAN EFEKTIVITAS ARANG AKTIF TEMPURUNG KELAPA DAN KAYU MERANTI TERHADAP NILAI COD PADA PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI TAHU Muhammad Hidayat Koem, Dian Saraswati, Ekawaty Prasetya 1 muhammadhidayatkoem@gmail.com
Lebih terperinciPRISMA FISIKA, Vol. I, No. 1 (2013), Hal ISSN :
Pengaruh Suhu Aktivasi Terhadap Kualitas Karbon Aktif Berbahan Dasar Tempurung Kelapa Rosita Idrus, Boni Pahlanop Lapanporo, Yoga Satria Putra Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Tanjungpura, Pontianak
Lebih terperinciPENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN
PENGARUH PERSENTASE PEREKAT TERHADAP KARAKTERISTIK PELLET KAYU DARI KAYU SISA GERGAJIAN Junaidi, Ariefin 2, Indra Mawardi 2 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi Dan Perawatan 2 Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbahaya dalam arti (toksisitas) yang tinggi, biasanya senyawa kimia yang sangat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu tatanan lingkungan hidup dapat tercemar atau menjadi rusak disebabkan oleh banyak hal. Namun yang paling utama dari sekian banyak penyebab tercemarnya suatu tatanan
Lebih terperinciGambar 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara Keseluruhan
25 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Secara umum penelitian akan dilakukan dengan pemanfaatan limbah media Bambu yang akan digunakan sebagai adsorben dengan diagram alir keseluruhan
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN. Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
30 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Beaker glass 250 ml Blender Cawan platina Gelas ukur 200 ml Gunting Kertas saring
Lebih terperinciAnalisis Penurunan Kadar Cr, Cd DAN Pb Limbah Laboratorium Dasar Ppsdm Migas Cepu Dengan Adsorpsi Serbuk Eceng Gondok (Eichornia crassipes)
Analisis Penurunan Kadar Cr, Cd DAN Pb Limbah Laboratorium Dasar Ppsdm Migas Cepu Dengan Adsorpsi Serbuk Eceng Gondok (Eichornia crassipes) Rivaldo Herianto*, M. Arsyik Kurniawan S a Program Studi Kimia,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini dilakukan dengan metode experimental di beberapa laboratorium dimana data-data yang di peroleh merupakan proses serangkaian percobaan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.2 DATA HASIL ARANG TEMPURUNG KELAPA SETELAH DILAKUKAN AKTIVASI
39 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 PENDAHULUAN Hasil eksperimen akan ditampilkan pada bab ini. Hasil eksperimen akan didiskusikan untuk mengetahui keoptimalan arang aktif tempurung kelapa lokal pada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mortar Menurut SNI 03-6825-2002 mortar didefinisikan sebagai campuran material yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Biogas merupakan salah satu energi berupa gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biogas merupakan salah satu energi terbarukan. Bahanbahan yang dapat
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan 5.1.1 Alat yang Digunakan Alat utama yang digunakan dalam penelitian pembuatan pulp ini adalah digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah,
Lebih terperinciPembuatan Briket Hasil Pemanfaatan Eceng Gondok dan Sampah Plastik HDPE Sebagai Energi Alternatif
Pembuatan Briket Hasil Pemanfaatan Eceng Gondok dan Sampah Plastik HDPE Sebagai Energi Alternatif Siska Titik Dwiyati, MT, Ahmad Kholil, MT Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT
METODE PENGUJIAN PARTIKEL RINGAN DALAM AGREGAT SNI 03-3416-1994 BAB I DESKRIPSI 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam melakukan pengujian partikel ringan
Lebih terperinciEKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL
EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL A. F. Ramdja, R.M. Army Aulia, Pradita Mulya Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya ABSTRAK Temulawak ( Curcuma xanthoriza
Lebih terperinciANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR
NASKAH PUBLIKASI ANALISA KOMPOSIT ARANG KAYU DAN ARANG SEKAM PADI PADA REKAYASA FILTER AIR Tugas Akhir ini disusun Guna Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana S1 pada Jurusan Teknik Mesin
Lebih terperinciOleh: ANA KUSUMAWATI
Oleh: ANA KUSUMAWATI PETA KONSEP Pencemaran lingkungan Pencemaran air Pencemaran tanah Pencemaran udara Pencemaran suara Polutannya Dampaknya Peran manusia Manusia mempunyai peranan dalam pembentukan dan
Lebih terperinciADSORBSI ZAT WARNA TEKSTIL RHODAMINE B DENGAN MEMANFAATKAN AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red Teknis.
BAB III METODE PENELITIAN A. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah nata de ipomoea. 2. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah daya adsorpsi direct red
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Proses Industri Kimia dan Laboratorium Operasi Teknik Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik,,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks, sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minyak bumi merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks, sebagai gabungan antara senyawa hidrokarbon (unsur karbon dan hidrogen) dan nonhidrokarbon (unsur oksigen,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan pertumbuhan penduduk sangat pesat. Seiring dengan hal tersebut mengakibatkan peningkatan mobilitas penduduk sehingga muncul banyak kendaraan-kendaraan
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.
24 III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro. 2. Bahan campuran yang akan
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan
17 III. BAHAN DAN METODE A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Universitas Lampung dan Laboratorium
Lebih terperinciDalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Ekstraksi Tepung Karaginan Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : 1. Sortasi dan Penimbangan Proses sortasi ini bertujuan untuk memisahkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan sumber daya alam yang sangat diperlukan oleh semua makhluk hidup. Maka, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
Lebih terperinciGambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN III.1. Tahapan Penelitian Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian III.1.1. Studi Literatur Tahapan ini merupakan tahapan awal yang dilakukan sebelum memulai penelitian. Pada tahap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium penelitian jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Untuk sampel kulit
Lebih terperinciSNI Standar Nasional Indonesia. Lada hitam. Badan Standardisasi Nasional ICS
SNI 01-0005-1995 Standar Nasional Indonesia Lada hitam ICS Badan Standardisasi Nasional i SNI 01 0005-1995 Daftar Isi 1. Ruang lingkup... 2 2. Acuan Normatif... 2 3. Istilah dan definisi... 2 4. Klasifikasi/penggolongan...
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT 1. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013 2. Tempat Laboratorium Patologi, Entomologi, & Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kesehatan lingkungan. Hampir semua limbah binatu rumahan dibuang melalui. kesehatan manusia dan lingkungannya (Ahsan, 2005).
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah binatu mengandung sisa deterjen, pewangi, pelembut, pemutih, dan senyawa aktif metilen biru yang sulit terdegradasi dan berbahaya bagi kesehatan lingkungan. Hampir
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan plastik semakin populer di kalangan masyarakat Indonesia, karena memiliki banyak kegunaan dan praktis. Plastik merupakan produk polimer sintetis yang terbuat
Lebih terperinciBAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah
BAB V METODOLOGI 5.1 Alat dan bahan yang digunakan 5.1.1 Alat Tabel 4. Alat yang digunakan No. Alat Ukuran Jumlah 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 5.1.2 Bahan Sendok Pipet
Lebih terperinciMAKALAH PENDAMPING : PARALEL A EFEKTIVITAS AMPAS TEH SEBAGAI ADSORBEN ZAT WARNA TEKSTIL MALACHITE GREEN
MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. limbah organik dengan proses anaerobic digestion. Proses anaerobic digestion
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat dan keterbatasan persediaan energi yang tak terbarukan menyebabkan pemanfaatan energi yang tak terbarukan harus diimbangi
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA ABSTRAK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK 1 PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN 11 NOVEMBER 2014 SEPTIA MARISA 1113016200027 ABSTRAK Larutan yang terdiri dari dua bahan atau lebih disebut campuran. Pemisahan kimia
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Hidroponik Hidroponik merupakan cara budidaya tanaman tanpa menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Budidaya tanaman dengan hidroponik memiliki banyak keuntungan seperti: 1)
Lebih terperinciPENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA
PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA H.Abdullah Saleh,, Meilina M. D. Pakpahan, Nowra Angelina Jurusan
Lebih terperinciPENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET. Rudi Munzirwan Siregar
PENENTUAN PLASTISITAS AWAL DAN PLASTISITAS RETENSI INDEKS KARET Rudi Munzirwan Siregar Abstrak Penelitian tentang Penentuan Plastisitas Awal dan Plastisitas Retensi Indeks karet telah dilakukan. Kedalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. akumulatif dalam sistem biologis (Quek dkk., 1998). Menurut Sutrisno dkk. (1996), konsentrasi Cu 2,5 3,0 ppm dalam badan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Logam berat merupakan komponen alami yang terdapat di kulit bumi yang tidak dapat didegradasi atau dihancurkan (Agustina, 2010). Logam dapat membahayakan bagi kehidupan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Eceng Gondok Eceng Gondok (Eichhornia crassipes) adalah tumbuhan air yang hidup di perairan tawar yang menyerap nutrien untuk pertumbuhannya. Penyerapan nutrien dalam jumlah
Lebih terperinciPenetapan Kadar Sari
I. Tujuan Percobaan 1. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut air dari simplisia. 2. Mengetahui cara penetapan kadar sari larut etanol dari simplisia. II. Prinsip Percobaan Penentuan kadar sari berdasarkan
Lebih terperinciLAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI
LAPORAN HASIL PENELITIAN PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH BLOTONG PABRIK GULA DENGAN PROSES KARBONISASI SKRIPSI OLEH : ANDY CHRISTIAN 0731010003 PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciPemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif
Pemanfaatan Kulit Singkong Sebagai Bahan Baku Karbon Aktif Landiana Etni Laos, Arkilaus Selan Prodi Pendidikan Fisika STKIP Soe, Nusa Tenggara Timur E-mail: etni.laos@yahoo.com Abstrak. Karbon aktif merupakan
Lebih terperinciSINTESA DAN UJI BIODEGRADASI POLIMER ALAMI
SINTESA DAN UJI BIODEGRADASI POLIMER ALAMI Suryani Jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe Jl. Banda Aceh Medan Buketrata - Lhokseumawe Email : suryani_amroel@yahoo.com Abstrak Pati (khususnya
Lebih terperinciLembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II. Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten. (Asisten)
Lembaran Pengesahan KINETIKA ADSORBSI OLEH: KELOMPOK II Darussalam, 03 Desember 2015 Mengetahui Asisten (Asisten) ABSTRAK Telah dilakukan percobaan dengan judul Kinetika Adsorbsi yang bertujuan untuk mempelajari
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari. daerah Karang Anyar, Lampung Selatan.
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian 1. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan. Gambar 5. Denah Lokasi Pengambilan Sampel Tanah Lempung
Lebih terperinciPENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI
PENINGKATAN KUALITAS MINYAK DAUN CENGKEH DENGAN METODE ADSORBSI Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang Abstrak.Teknik penyulingan yang dilakukan pengrajin minyak atsiri belum benar, sehingga minyak
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Materi Prosedur Persiapan Bahan Baku
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2012. Penelitian ini dilakukan di Fakultas Peternakan, proses produksi biogas di Laboratorium Pengelolaan
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk modifikasi elektroda pasta karbon menggunakan zeolit, serbuk kayu, serta mediator tertentu. Modifikasi tersebut diharapkan mampu menunjukkan sifat
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pembuatan Sampel Buatan Pada prosedur awal membuat sampel buatan yang digunakan sebagai uji coba untuk penentuan daya serap dari arang aktif. Sampel buatan adalah larutan
Lebih terperinciMAKALAH PENDAMPING : PARALEL A. PEMANFAATAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON SEBAGAI ADSORBEN ION LOGAM Pb 2+
MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP
Lebih terperinciEKSTRAKSI ASPHALTENE DARI MINYAK BUMI
EKSTRAKSI ASPHALTENE DARI MINYAK BUMI Adharatiwi Dida Siswadi dan Gita Permatasari Jurusan Teknik Kimia, Fak. Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Soedarto, Tembalang, Semarang, 50239, Telp/Fax: (024)7460058
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah pencemaran lingkungan khususnya masalah pencemaran air di kota besar di Indonesia, telah menunjukkan gejala yang cukup serius, penyebab dari pencemaran tidak
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. utama MOL terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber
5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mikroorganisme Lokal (MOL) Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair. Bahan utama
Lebih terperinciPEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI
PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI Angga Yudanto (L2C605116) dan Kartika Kusumaningrum (L2C605152) Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jln. Prof. Sudharto,
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah metode eksperimen, dengan melakukan pengujian dan mengolah data pengujian untuk mendapatkan nilai-nilai parameter dari benda
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti,
III. METODE PENELITIAN A. Metode Pengambilan Sampel Lokasi pengambilan sampel tanah Pasir ini berada di Kecamatan Pasir Sakti, Lampung Timur. Pengambilan sampel tanah pasir menggunakan tabung pipa paralon
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, hasil uji kemampuan adsorpsi adsorben hasil pirolisis lumpur bio terhadap fenol akan dibahas. Kondisi operasi pirolisis yang digunakan untuk menghasilkan adsorben
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan
23 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan Agustus hingga bulan Oktober 2014 dan bertempat di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis bahan bakar minyak merupakan salah satu tanda bahwa cadangan energi fosil sudah menipis. Sumber energi fosil yang terbatas ini menyebabkan perlunya pengembangan
Lebih terperinciLAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT
LAMPIRAN C GAMBAR C.1 PEMBUATAN SELULOSA 1. PEMBERSIHAN, PENGERINGAN, DAN PREPARASI SERAT a. Enceng gondok yang digunakan berasal dari sungai di kawasan Golf. Gambar 16. Enceng Gondok Dari Sungai di Kawasan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat
TINJAUAN PUSTAKA Ekosistem Air Ekosistem air terdiri atas perairan pedalaman (inland water) yang terdapat di daratan, perairan lepas pantai (off shore water) dan perairan laut. Ekosistem air yang terdapat
Lebih terperinciPEMANFAATAN ECENG GONDOK SEBAGAI ZAT PENYERAP WARNA PADA INDUSTRI TEKSTIL SEBAGAI UPAYA MENGURANGI PENCEMARAN AIR
PEMANFAATAN ECENG GONDOK SEBAGAI ZAT PENYERAP WARNA PADA INDUSTRI TEKSTIL SEBAGAI UPAYA MENGURANGI PENCEMARAN AIR Netty Herawati Program Studi Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Palembang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mesin pada mulanya diciptakan untuk memberikan kemudahan bagi manusia dalam melakukan kegiatan yang melebihi kemampuannya. Umumnya mesin merupakan suatu alat yang berfungsi
Lebih terperinciBab III Metodologi. III.1 Alat dan Bahan. III.1.1 Alat-alat
Bab III Metodologi Penelitian ini dibagi menjadi 2 bagian yaitu isolasi selulosa dari serbuk gergaji kayu dan asetilasi selulosa hasil isolasi dengan variasi waktu. Kemudian selulosa hasil isolasi dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi plastik dalam kehidupan sehari-hari semakin meningkat selama tiga dekade terakhir. Sifat plastik yang ringan, transparan, mudah diwarnai, tahan terhadap korosi
Lebih terperinciLAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN. Berat Sampel (gram) W 1 (gram)
LAMPIRAN A DATA DAN PERHITUNGAN A. DATA PENGAMATAN 1. Uji Kualitas Karbon Aktif 1.1 Kadar Air Terikat (Inherent Moisture) - Suhu Pemanasan = 110 C - Lama Pemanasan = 2 Jam Tabel 8. Kadar Air Terikat pada
Lebih terperinciMAKALAH PENDAMPING : PARALEL A PEMBUATAN BRIKET ARANG DARI LIMBAH ORGANIK DENGAN MENGGUNAKAN VARIASI KOMPOSISI DAN UKURAN BAHAN
MAKALAH PENDAMPING : PARALEL A SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA IV Peran Riset dan Pembelajaran Kimia dalam Peningkatan Kompetensi Profesional Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya dan pada umumnya yang mengandung
Lebih terperinciPROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBUATAAN ARANG AKTIF DARI KULIT PISANG DENGAN AKTIVATOR KOH DAN APLIKASINYA TERHADAP ADSORPSI LOGAM Fe BIDANG KEGIATAN: PKM PENELITIAN DIUSULKAN OLEH : Sigit Purwito
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini.
Industri yang menghasilkan limbah logam berat banyak dijumpai saat ini. Berbagai macam industri yang dimaksud seperti pelapisan logam, peralatan listrik, cat, pestisida dan lainnya. Kegiatan tersebut dapat
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI
C7 PEMBUATAN DAN KUALITAS ARANG AKTIF DARI SERBUK GERGAJIAN KAYU JATI (Tectona grandis L.f) DAN TONGKOL JAGUNG (Zea mays LINN) SEBAGAI ADSORBEN MINYAK GORENG BEKAS (MINYAK JELANTAH) Oleh : J.P. Gentur
Lebih terperinci