BAB II KAJIAN TEORI. Prokrastinasi adalah suatu kegiatan menunda-nunda pekerjaan yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN TEORI. Prokrastinasi adalah suatu kegiatan menunda-nunda pekerjaan yang"

Transkripsi

1 11 BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi adalah suatu kegiatan menunda-nunda pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang. Penundaan tersebut dilakukan pada suatu pekerjaan baik secara sengaja maupun tidak sengaja dengan berbagai alasan. Menurut Steel Prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu pro yang berarti maju, ke depan, lebih menyukai dan crastinus yang berarti besok. Jadi dari asal katanya prokrastinasi adalah lebih suka melakukan tugasnya besok. Orang yang melakukan prokrastinasi disebut sebagai prokrastinator. Prokrastinasi adalah menunda dengan sengaja kegiatan yang diinginkan walaupun mengetahui bahwa penundaannya dapat menghasilkan dampak buruk. 1 Prokrastinasi terjadi karena berbagai hal yang dapat menyebabkan seseorang melakukan penundaan pekerjaannya. Berbagai hal tersebut dapat dilihat dari sudut pandang yang disampaikan oleh Ferrari. Menurut Ferrari menyimpulkan bahwa pengertian prokrastinasi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang yaitu 1).prokrastinasi adalah setiap perbuatan untuk menunda mengerjakan tugas tanpa mempermasalahkan tujuan dan alasan penundaan 2). Prokrastinasi sebagai suatu pola perilaku (kebiasaan) yang mengarah kepada trait, penundaan yang dilakukan sudah merupakan respon yang menetap seseorang dalam menghadapi tugas dan biasanya disertai dengan keyakinan 1 &title=prokrastinasi%20%28kebiasan%20menunda%20tugas/pekerjaan%29

2 12 yang irrasional 3). Prokrastinasi sebagai suatu trait kepribadian, tidak hanya perilaku menunda tetapi melibatkan struktur mental yang saling terkait. 2 Prokrastinasi juga ditemui dalam bidang akademik yang sering disebut dengan prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik adalah prokrastinasi yang dilakukan dalam lingkup akademis. Terdapat fenomena mahasiswa umumnya melakukan prokrastinasi dalam mengerjakan tugas akademik yang diberikan Faktor Faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik Sebelum seseorang melakukan suatu tindakan, pasti seseorang tersebut memiliki berbagai macam alasan. Seperti halnya Prokrastinasi Akademik juga memiliki faktor-faktor yang mempengaruhi Prokrastinasi. Menurut Rahmahana, ada dua faktor utama yang mempengaruhi Prokrastinasi : 1. Faktor internal yaitu faktor-faktor dari diri individu yang turut membentuk perilaku prokrastinasi meliputi faktor fisik dan psikologis. Faktor fisik yang dimaksud adalah kondisi fisiologi seseorang yang mendorong ke arah prokrastinasi seperti kelelahan. Faktor psikologis meliputi tipe kepribadian dan motivasi. Tingkat kecemasan yang tinggi dan kemampuan adaptasi individu rendah dapat juga mendorong kearah prokrastinasi akademik. 2. Faktor eksternal, yaitu faktor yang banyaknya tugas (overload task) yang menuntut penyelesaian pada waktu yang bersamaan tugas yang banyak menguras tenaga seseorang, sehingga ia mengalami kelelahan dan tidak mampu untuk menyelesaikan tugas. Hal itu dapat diperkuat dengan kondisi lingkungan yang kondusif untuk terbentuknya prokrastinasi akademik. 3 2 Ibid. hal. 1 3 Ratna Syifa a Rahcmahana. 2002, Perilaku Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa. Psikodimensia. Vol.2, No.3. hal. 135

3 13 Melihat kedua faktor tersebut, nampak bahwa sebetulnya faktor internal lebih memiliki peluang munculnya perilaku prokrastinasi, meski bukan tidak mungkin faktor internal dan eksternal saling berinteraksi, sehingga prokrastinasi akan semakin memburuk. Sedangkan menurut Solomon & Rothblum dalam Rachmahana mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prokrastinasi akademik antara lain : a. Sulit mengambil keputusan Individu terkadang mengalami kesulitan untuk memutuskan tugas mana yang harus ia kerjakan terlebih dahulu atau bagaimana penyelesaian suatu tugas. Kesullitan dalam mengambil keputusan ini mendorong ia utnuk mengganti penyelesaian tugas dengan aktivitas yang menyenangkan, namun kurang bermanfaat (impulsif). Milgram (1991) memiliki sikap yang pasif sehingga ia kurang mampu mengambil keputusan secara tepat (indensiveness). b. Membelot Individu melakukan prokrastinasi sebagai keengganannya untuk menyelesaikan tugas, ini dilakukan secara sadar dan ia tahu akibatnya. c. Kurang asertif Kurang asertif sangat berhubungan dengan sikap pasif seorang prokrastinator. Ketika ia menemui kesulitan ia tidak mau mencari bantuan (seeking for help) kepada orang lain untuk membantu menyelesaikan tugastugasnya terbelengkai atau ia selesaikan mendekati deadline. Akibatnya tugas itu diselesaikan dengan tidak optimal. d. Takut gagal Takut gagal merupakan kepercayaan yang irasional Ellis & Knaus,1997), individu yang takut gagal melakukan prokrastinasi sebagai pelarian dari kecemasan neurontismenya itu. e. Menginginkan sesuatu dalam keadaan perfek Prokrastinator melakukan penundaan dengan harapan ia dapat melakukan penundaan dengan harapan ia dapat memperoleh banayak waktu untuk melengkapi tugasnya. f. Ketakutan atau kebencian terhadap tugas dan malas

4 14 g. Kenyakinan ini didasari oleh kepercayaan yang irasional. Individu meragukan kemampuan pada suatu bidang. Keyakinan ini menyebabkan ia menunda-nunda penyelesaian tugasnya Karakteristik Prokrastinasi Akademik Setiap orang yang melakukan prokrastinasi akan mempunyai beberapa ciri yang nampak pada setiap indivudu tersebut. Menurut Young, karakteristik orang yang melakukan perilaku menunda yaitu : a. Kurang dapat mengatur waktu b. Percaya diri yang rendah c. Menganggap diri terlalu sibuk jika harus mengerjakan tugas d. Keras kepala, dalam arti menganggap orang lain tidak dapat memaksanya mengerjakan pekerjaannya. e. Memanipulasi tingkah laku orang lain dan menganggap pekerjaan tidak dapat dilakukan tanpanya. f. Menjadikan penundaan sebagai coping untuk menghindari tekanan g. Merasa dirinya sebagai korban yang tidak memahami mengapa tidak dapat mengarjakan sesuatu yang dapat dikerjakan sendiri. 5 Berbeda halnya dengan pendapat Rachmahana, mengatakan ciri-ciri prokrastinasi adalah : a. Takut gagal (fear of failure) Takut gagal merupakan suatu bentuk kekhawatiran individu terhadap sesuatu yang buruk yaitu kekhawatiran indvidu terhadap sesuatu yang buruk yaitu kegagalan itu sendiri. Ini terjadi karena individu memiliki standar yang lebih dari kemampuannya, sehingga yang muncul dalam pikirannya adalah kegagalan di depan mata. Munculnya gambaran akan kegagalan itu membuat individu khawatir, sehingga 4 Ibid. hal Dini Ahmaini,op. cit. hal. 32

5 15 daripada menghadapi kegagalan, ia memilih untuk menunda penyelesaian tugas. b. Kurang berhati-hati (Impulsiveness) Impulsivitas berarti individu kurang mampu menahan keinginannya. Ia tidak tahan dalam situasi yang menekan, ia cenderung lebih menyukai sesuatu yang mendatangkan kesenangan bagi dirinya. Seseorang yang menghadapi tugas yang sulit, ia menilai dirinya tidak mampu dan dengan mudahnya ia akan mengalihkan pada aktivitas yang mendatangkan kesenangan baginya, tanpa melihat akibat dari penundaan yang ia lakukan. Contohnya adalah menonton televisi pada waktu untuk belajar c. Perfeksionis Birner menyebutkan bahwa, prokrastinasi itu memiliki ciri perfeksionis, ia melakukan prokrastinasi karena ingin melengkapi tugas agar sempurna. d. Pasif Keinginan untuk mencapai kesempurnaan dalam menyelesaikan tugas pada diri prokrastinator sering kali tidak di imbangi dengan usaha yang nyata, hingga pada akhirnya ia hanya bersikap pasif terhadap tugas itu. e. Menunda hingga melebihi batas waktu Pelaku ini sangat nampak pada prokrastinator, yang dengan berbagai alasan selalu menunda-nunda dalam penyelesaian tugasnya. 6 Di bidang Akademik sering terlihat secara langsung perilaku prokrastinasi. Menurut Ferrari et al, sebagai suatu perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat termanifestasikan dalam indikator tertentu dan diamati melalui ciri-ciri tertentu berupa : a. Penundaan untuk memulai menyelesaikan tugas yang dihadapi Seorang yang melakukan prokrastinasi tahu bahwa tugas yang dihadapinya harus segera diselesaikan dan berguna bagi dirinya, akan tetapi dia menunda-nunda untuk mulai mengerjakannya atau menunda-nunda untuk menyelesaikan sampai tuntas jika dia sudah memulai mengerjakan sebelumnya b. Keterlambatan dalam menyelesaikan tugas, karena melakukan hal-hal lain yang tidak dibutuhkan. Orang yang melakukan prokrastinasi memerlukan waktu yang lebih lama daripada waktu yang 6 Ratna Syifa a Rahcmahana. op. cit. hal. 134

6 16 dibutuhkan pada umumnya dalam mengerjakan suatu tugas. Seorang prokratinator menghabiskan waktu yang dimilikinya untuk mempersiapkan diri secara berlebihan, maupun melakukan hal-hal yang tidak dibutuhkan dalam penyelesaian suatu tugas, tanpa memperhitungkan keterbatasan waktu yang dimilikinya. Terkadang tindakan tersebut mengakibatkan seseorang tidak berhasil menyelesaikan tugasnya secara memadai. Kelambanan, dalam arti, lambannya kerja seseorang dalam melakukan suatu tugas dapat menjadi ciri yang utama dalam prokrastinasi akademik. c. Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual Seorang procrastinator mempunyai kesulitan utuk melakukan sesuatu sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Seorang procrastinator sering mengalami deadline yang telah ditentukan, baik oleh orang lain maupun rencana-rencana yang telah ia tentukan sendiri. Seseorang mungkin telah merencanakan tugas pada waktu yang telah seseorang tersebut tentukan sendiri, akan tetapi ketika saatnya tiba orang tersebut tidak juga melakukannya sesuai dengan apa yang telah direncanakan, sehingga menyebabkan keterlambatan maupun kegagalan untuk menyelesaikan tugas secara memadai. d. Melakukan aktivitas lain yang lebih menyenangkan dari pada tugas yang harus dikerjakan (seperti ngobrol, nonton, mendengarkan musik, jalan-jalan, dll) Seorang procrastinator dengan sengaja tidak segera melakukan tugasnya, akan tetapi menggunakan waktu yang dia miliki untuk melakukan aktivitas lain yang dipandang lebih menyenangkan dan mendatangkan hiburan, seperti membaca (Koran, majalah, atau buku cerita lainya), nonton, ngobrol, jalan, mengerjakan tugas yang harus diselesaikannya. 7 Berdasarkan uraian yang telah di tulis peneliti tersebut, maka yang di maksud dengan ciri-ciri prokrastinasi akademik dalam penelitian ini adalah takut 7 2&ved=0CE4QFjAB&url=http%3A%2F%2Fwww.damandiri.or.id%2Ffile%2Fmnurgufronugmba b2.pdf&ei=0w8oujw0kmqtrafznyhyag&usg=afqjcnhpgqkqp5affiyljyad2fgelf5d9 w&cad=rja

7 17 gagal, kurang berhati-hati perfeksionis, pasif dan menunda hingga melebihi batas waktu Organisasi Kemahasiswaan Pengertian Organisasi Di setiap lembaga pasti memiliki struktur organisasi yang dapat membantu untuk tercapainya pelaksanaan kegiatan lembaga yang dapat mendukung visi dan misi lembaga tersebut. Begitu halnya dengan lembaga kemahasiswaan. Organisasi berasal dari bahasa Yunani orgon, yang berarti alat (tool). Kata ini masuk bahasa Latin menjadi organizatio dan kemudian bahasa Prancis (abad ke 14) menjadi organisation. Pengertian awalnya merujuk pada benda atau proses, melainkan tubuh manusia atau biologis lainya. Tidak sama dengan alat mekanis, organon terdiri dari bagian-bagian yang tersusun dan terkoordinasi hingga mampu menjalankan fungsi tertentu secara dinamis. 8 Menurut Mills dan Mills dalam Kusdi, mendefinisikan organisasi sebagai : specific collectivities of people whose activities are coordinated and controlled in and for the achievement of defined goals 9. Organisasi adalah kolektifitas khusus manusia yang aktivitas-aktifitasnya terkoordinasi dan terkontrol dalam dan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sementara itu, C. Argyris mendefinisikan organisasi sebagai berikut: organizations are grand strategies individuals create to achieve objectives that require the effort of many. 10 Organisasi adalah suatu strategi besar yang 8 Kusdi, 2009, Teori Organisasi dan Administrasi.Jakarta : Salemba Humanika, hal 4 9 Kusdi, 2009, loc. cit. hal Ibid. hal. 4

8 18 diciptakan individu-individu dalam rangka mencapai berbagai tujuan yang membutuhkan usaha dari banyak orang. Adapun pendapat lain menurut E. Wight Bakke mendefinisikan organisasi sebagai berikut: A continuing system of differentiated and coordinated human activities utilizing, transforming, and welding together a specific set of human, material, capital, ideational,and resources into a unique problem-solving whole engaged in satisfying particular human needs in interaction with other systems of human activities and resurces in its envionment. 11 Dapat di artikan bahwa organisasi adalah suatu sistem berkelanjutan dari aktivitas-aktivitas manusia yang terdiferensiasi dan terkoordinasi, yang mempergunakan, mentransformasi, dan menyatupadukan seperangkat khusus manusia, material, modal, gagasan, dan sumber daya alam menjadi suatu kesatuan pemecahan masalah yang unik dalam rangka memuaskan kebutuhan-kebutuhan tertentu manusia dalam interaksinya dengan sistem-sistem lain dari aktivitas manusia dan sumber daya dalam lingkungannya. Berdasarkan pengertian dari beberapa tokoh tersebut, maka pengertian organisasi dalam penelitian ini adalah suatu sistem berkelanjutan dan memiliki tujuan, anggota dan seperangkat khusus manusia yang terkoordinasi dan terkontrol untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan. 11 Ibid.

9 Pengertian Organisasi Kemahasiswaan Di dalam perguruan tinggi organisasi mahasiswa sangat lah penting keberadaannya, dimana organisasi Kemahasiswaan merupakan tempat untuk pengembangan diri mahasiswa dalam kerjasama dengan orang lain ataupun pengalaman berorganisasi. Menurut Schein dalam dalam Ahmaini, organisasi kemahasiswaan merupakan salah satu elemen yang sangat penting dalam proses pendidikan di perguruan tinggi. Keberadaan organisasi mahasiswa merupakan wahanan dan sarana pengembangan diri mahasiswa ke arah perluasan wawasan, peningkatan kecendekiawan, integritas kepribadian, menanamkan sikap ilmiah, dan pemahaman tentang arah profesi dan sekaligus meningkatkan kerja sama serta menunbuhkan rasa persatuan dan kesatuan Bentuk Organisasi Kemahasiswaan Menurut As ari dalam Ahmaini Bentuk organisasi mahasiswa dikenal ada dua macam yaitu organisasi intra kampus dan organisasi ekstra kampus. 13 Organisasi intra kampus yaitu organisasi yang berada di dalam kampus, yang ruang lingkup kegiatan dan anggotanya hanya terbatas pada mahasiswa yang ada di kampus tersebut atau sewaktu-waktu melibatkan peserta dari luar. Organisasi intra ini terbagi dalam tiga bagian yaitu pertama, berdasarkan ruang lingkupnya yang terdiri dari organisasi tingkat jurusan (ruang lingkupnya satu jurusan), organisasi tingkat fakultas (ruang lingkupnya satu fakultas) dan non-organisasi tingkat universitas (ruang lingkupnya universitas). Kedua, organisasi ekstra 12 Dini Ahmaini,op. cit. hal Ibid. hal. 17

10 20 kampus merupakan organisasi yang berada di luar kampus, dimana ruang lingkup dan anggotanya adalah mahasiswa seperguruan tinggi Organisasi Lembaga Kemahasiswaan di Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Organisasi kemahasiswaan di dalam Universitas Kristen Satya Wacana memiliki berbagai macam tingkatan dengan fungsi dan tugas masing-masing Lembaga Kemahasiswaan. Lembaga Kemahasiswaan UKSW merupakan tempat bagi semua keluarga mahasiswa untuk melaksanakan fungsi dan perannya untuk membina persaudaraan dan sikap intelektual mahasiswa serta menjadi tempat untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa yang berguna untuk mewujudkan tujuan perguruan tinggi Universitas Kristen Satya Wacana. Lembaga Kemahasiswaan Universitas Kristen Satya Wacana adalah wadah keluarga mahasiswa untuk melaksanakan fungsi dan peranannya di dalam Universitas Kristen Satya Wacana (KUKM, pasal 10 ayat 1). Lembaga Kemahasiswaan mempunyai fungsi dan peranan sebagai wahana untuk membina persaudaraan dan sikap intelektual mahasiswa serta menjadi satu-satunya wadah untuk menyalurkan aspirasi yang bertanggung jawab yang hidup di kalangan mahasiswa untuk mewujudkan Tujuan Perguruan Tinggi pada umumnya dan Univesitas Kristen Satya Wacana pada khususnya. 14 Bagi mahasiswa yang ingin ikut aktif dalam berorganisasi di UKSW banyak wadah yang dapat digunakan dalam mengapresiasikan bakatnya dalam organisasi. Organisasi di UKSW sendiri memiliki banyak tingkatan dan kepentingannya. Baik dalam organisasi internal maupun organisasi eksternal. Di 14 KUKM Universitas Kristen Satya Wacana, 2008, pasal 10 ayat 2. Salatiga. hal. 7

11 21 dalam organisasi internal sendiri memiliki berbagai tingkatan, baik di tingkat Universitas, Fakultas, maupun Progdi. Organisasi di tingkat Universitas merupakan organisasi tertinggi mahasiswa yang mendukuki di tingkat Universitas yang anggotanya terdiri dari dari berbagai macam fakultas maupun progdi yang berada di Universitas Kristen Satya Wacana ini, baik yang ikut secara sukarela maupun untusan dari tiap fakultas. Didalam kegiatannya mereka memberikan kegiatan yang dapat digunakan secara menyeluruh bagi seluruh mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana. Organisasi di tingkat Fakultas merupakan organisasi yang membawahi di tingkat fakultas yang anggotanya terdiri dari berbagai macam Program studi yang berada di tingkat fakultas tersebut. Didalam kegiatannya mereka memberikan suatu acara, seminar ataupun suatu segiatan yang dapat di gunakan oleh mahasiswa fakultas tersebut. a. Bentuk organisasi kemahasiswaan UKSW Ada beberapa bentuk organisasi kemahasiswaaan di Universitas Kristen Satya Wacana yaitu: 1. Badan Perwakilan Mahasiswa Universitas yang disingkat dengan nama BPMU adalah organisasi di tingkat Universitas yang merupakan perwakilan tertinggi mahasiswa UKSW sebagai lembaga legislatif 2. Senat Mahasiswa Universitas yang selanjutnya disingkat SMU adalah orgasisasi kemahasiswaan di tingkat Universitas yang melaksanakan berbagai aktivitas mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana sebagai lembaga eksekutif. 3. Badan Perwakilan Mahasiswa Fakultas yang disingkat dengan nama BPMF adalah organisasi tertinggi tingkat fakultas sebagai lembaga legislatif

12 22 4. Senat Mahasiswa Fakultas yang disingkat dengan nama SMF adalah lembaga eksekutif kemahasiswaan yang berada di tingkat fakultas. 5. Himpunan Mahasiswa Program studi yang sering disingkat HMP adalah dibentuk untuk membantu Senat Mahasiswa Fakultas SMF dalam pelaksanaan program dan kegiatan berkaitan dengan disiplin ilmu. 15 b. Tujuan organisasi kemahasiswaan UKSW Mahasiswa sebagai bagian integral dan essensial dari Universitas Kristen Satya Wacana perlu menata di dalam Universitas Kristen Satya Wacana untuk berproses menuju masa depan. Dalam upaya tersebut, maka mahasiswa menyatakan peranannya melalui Lembaga Kemahasiswaan. Oleh karena itu, tujuan Lembaga-lembaga Kemahasiswaan Universitas Kristen Satya Wacana adalah : 1. Menjadi wahana bagi mahasiswa untuk berperan serta dalam mewujudkan tujuan Perguruan Tinggi pada umumnya dan Universitas Kristen Satya Wacana pada khususnya. 2. Menjadi wahana untuk membina persekutuan dan persaudaraan untuk kesejahteraan mahasiswa. 3. Menjadi wahana untuk mempersiapkan calon-calon pemimpin yang kritis-analitis-obyektif, kreatif-inovatif, adaptif, dinamis, dedikatif dan terampil yang religius. 4. Menjadikan wahana bicara mahasiwa untuk menyalurkan aspirasi kontruktif dan bertanggung jawab, yang hidup dikalangan mahasiswa. 16 c. Tugas-tugas Lembaga Kemahasiswaan UKSW Setiap organisasi pasti memiliki berbagai macam fungsi dan tugasnya, begitu juga dengan Lembaga Kemahasiswaan yang berada di Universitas Kristen 15 Ibid. hal Ibid.

13 23 Satya Wacana maing-masing memiliki tugas yang berbeda-beda pula sesuai dengan bagiannya. 1. BPMF BPMF adalah Lembaga Perwakilan Mahasiswa di tingkat Fakultas BPMF mempunyai tugas dan wewenang: a. Membentuk panitia pemilihan mahasiswa untuk memilih wakil-wakil mahasiswa pada BPMF dan BPMU periode selanjutnya. b. Mengurus wakil mahasiswa fakultas untuk duduk di BPMU c. Menarik kembali wakil mahasiswa fakultas yang duduk di BPMU d. Memilih Ketua Umum SEMA e. Membantu Ketua Umum SEMA terpilih untuk membentuk kepengurusan SEMA f. Mengajukan nama pengurus SEMA terpilih kepada SMU untuk di angkat g. Mengurus GBHPLK di tingkat fakultas h. Memberi saran dan nasehat kepada SEMA, baik diminta mau pun tidak di minta i. Mengawasi dan menilai pelaksanaan program kerja dan anggaran SEMA j. Memeri saran dan pemikiran kepada Pimpinan Universitas k. Menyalurkan aspirasi mahasiswa Fakultas kepada pihakpihak yang terkait l. Mengesahkan ketentuan-ketentuan khusus yang diajukan oleh SEMA m. Melakukan rapat dengar pendapat dengan SEMA secara berkala n. Melakukan advokasi terhadap masalah-masalah mahasiswa berkaitan dengan proses belajar mengajar SEMA SEMA adalah lembaga eksekutif kemahsiswaan yang berada di tingkat fakultas. SEMA berkedudukan se tingkat di bawah SMU Tugas dan wewenng SEMA antara lain: a. Menyusun dan megnajukan program kerja serta anggaran berdasarkan GBHLK tingkat fakultas pada permulaan 17 Ibid. hal.8

14 24 tahun periode kepada SMU melalui BPMF untuk dikoordinasikan b. Melaksanakan program kerja yang telah dikoordinasikan dengan program SMU c. Memberi laporan pertanggungjawaban kepada SMU melalui BPMF pada setiap akhir periode d. Menggiatkan aktivitas mahasiswa fakultas sebagai basis kegiatan akademik mahasiswa e. Mewakili mahasiswa fakultas dalam kegiatan ke dalam mau pun ke luar universitas. Kegiatan ke luar dan atau berhubungan dengan pihak luar universitas harus dilakukan dengan sepengatahuan SMU dan se ijin Rektor. f. Memberi laporan berkala mengenai perkembangan pelakasanaan program kerja dan anggaran kepada SMU melalui BPMF g. Memberikan saran dan pemikiran kepada pimpinan fakultas h. Menyalurkan aspirasi mahasiswa di tingkat fakultas i. Membuat dan mengajukan ketentuan-ketentuan khusus kepada BPMF SMU SMU adalah lembaga eksekutif kemahasiswaan di tingkat universitas. SMU mempunyai tugas dan wewenang : a. Menyalurkan aspirasi mahasiswa di tingkat universitas b. Mewakili mahasiswa dalam kegiatan didalam dan keluar universitas c. Mengangkat dan melantik pengurus BPMF dan SEMA d. Mengkoordinasikan struktur program dan anggaran LK dalam Rakor e. Meminta laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program kerja dan anggaran SEMA dan BPMF f. Penyusun dan mengajukan program kerja dan anggaran berdasarkan GBHLK universitas kepada BPMU pada awal kepengurusan untuk disampaikan kepada rektor dan disahkan oleh BPH-Universitas g. Memberi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program dan anggaran kepada Rektor melalui BPMU pada akhir kepengurusan h. Melaksanakan program kerja dan anggaran yang telah disahkan oleh Rektor dan BPH-Universitas. i. Memberi saran-saran yang kritis-prinsipal dan kreatif-realistis kepada Pimpinan Universitas. j. Memberi penjelasan kepada BPMU 18 Ibid. hal. 11

15 25 k. Membuat ketentuan khusus yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas eksekutif HMP dan Angkatan HMP (Himpunan Mahasiswa Program Studi) dibentuk untuk membantu SEMA dalam pelaksanaan program dan kegiatan dengan disiplin ilmu. Kedudukan, tugas dan wewenang, serta tata cara pembentukan diatur oleh SEMA Hasil Penelitian yang Relevan Berkaitan dengan perbedaan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang aktif dan tidak aktif dalam organisasi di kalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi terdapat penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu: a. Aristia membahas tentang Perbedaan Prokrastinasi Akademik antara Kepribadian Tipe A dan Tipe B. Rumusan Masalah: Adakah perbedaan prokrastinasi akademik antara kepribadian tipe A dan kepribadian tipe B? Tehnik analisis data yang digunakan adalah tehnik uji t Dengan hasil menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan tingkat Prokrastinasi Akademik antara Kepribadian tipe A dan tipe B. 21 b. Pratama membahas tentang Perbedaan sikap Prokrastinasi ditinjau dari frekuensi penggunaan facebook pada mahasiswa. Rumusan masalah: apakah ada perbedaan sikap prokrastinasi yang signifikan bila ditinjau dari frekuensi penggunaan facebook pada kalangan mahasiswa. Tehnik analisis data yang digunakan adalah anava (analisis varian) satu jalur antara tiga kelompok. Dengan hasil yang didapat bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara sikap Prokrastinasi pada Mahasiswa yang menggunakan 19 Ibid. hal Ibid. 21 Avriana Aristia, Fakultas Psikologi, UKSW, 2010

16 26 Facebook dengan frekuensi rendah, frekuensi sedang dan frekuensi tinggi Kerangka Pemikiran Kerangka dasar penelitian ini akan diuraikan variabel-variabel yang digunakan, definisi operasional, skala pengukuran dan model hipotetis. Penelitan ini terdiri dari dua variabel yang akan diteliti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas yang akan dikaji adalah keaktifan mahasiswa dalam LK diberi notasi (X), dan variabel terikat adalah Prokrastinasi akademik diberi notasi (Y). X Y Variabel terikat : Prokrastinasi akademik Variabel bebas : Keaktifan mahasiswa dalam LK a. Aktif berorganisasi b. Tidak Aktif berorganisasi Definisi Operasional Definisi operasional digunakan untuk menjelaskan variabel dalam penelitian yang diteliti agar dapat di amati. Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 22 Pratama Ikhwan, Fakultas Psikologi, UKSW, 2010

17 27 a. Prokrastinasi Akademik (Y) Variabel Y yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Prokrastinasi Akademik. 1) Definisi Konseptual Menurut Milgram, Batori, & Mowrer Prokrastinasi akademik merupakan kecenderungan individu untuk menunda memulai atau menyelesaikan tugas-tugas akademis. 23 2) Definisi Operasional Prokrastinasi akademik merupakan prosentase dari penundaan tugas matakuliah yang dilakukan mahasiswa Pendidikan Ekonomi pada semester pengayaan tahun b. Keaktifan mahasiswa Keaktifan mahasiswa Pendidikan Ekonomi digolongkan menjadi dua, yakni mahasiswa yang aktif dalam Organisasi lembaga kemahasiswaan dan mahasiswa yang tidak aktif dalam organisasi lembaga kemahasiswaan. Keaktifan adalah keikutsertaan mahasiswa Pendidikan Ekonomi UKSW dalam semua kegiatan ke-organisasian mahasiswa. Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu atau belajar di perguruan tinggi. Adapun lebih spesifiknya lagi, mahasiswa dalam penelitian ini 23 Prima Ema,2007, Hubungan antara Prokrastinasi Akademik dengan Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa. Jakarta:Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

18 28 adalah mahasiswa Pendidikan Ekonomi yang aktif ataupun tidak aktif dalam Lembaga Kemahasiswaan Perbedaan Prokrastinasi Akademik Antara Mahasiswa Yang Aktif dan Tidak Aktif dalam Organisasi Lembaga Kemahasiswaan Mahasiswa dihadapkan pada banyak sekali tugas mata kuliah yang harus dikerjakan, baik tugas pribadi maupun tugas kelompok yang harus diselesaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan oleh tiap masing-masing dosen. Pada umumnya mahasiswa akan mengumpulkan tugas tepat pada waktu yang ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung berbeda-beda, salah satunya bergantung pada waktu untuk proses pengerjaan tugas. Seorang mahasiswa lebih cenderung untuk menunda-nunda dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen, dengan berbagai alasan seperti batas waktu pengumpulan tugas masih lama. Penundaan itu berdampak pada pengerjaan tugas yang tidak maksimal dalam waktu yang mendesak dengan batas akhir pengumpulan tugas. Perilaku atau fenomena menunda-nunda ini dikenal dengan istilah prokrastinasi sedangkan orang yang melakukan perilaku menunda disebut penunda ( prokrastinator) Menurut Knaus, prokratinasi dapat mempengaruhi keberhasilan akademik dan pribadi maahasiswa. Apabila kebiasaan menunda ini muncul terus-menerus pada mahasiswa, tentu akan memberikan dampak negatif dalam kehidupan akademik. 24 Menurut Biordy salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya prokrastinasi akademik pada mahasiswa yaitu keikutsertaan mahasiswa dalam 24 Dini Ahmaini, op. cit. hal.34

19 29 kegiatan organisasi. 25 Di tengah-tengah kewajiban utama yang ada, terdapat mahasiswa yang melakukan hal di luar kegiatan tersebut yaitu, dengan ikut serta dalam aktifitas organisasi. Orientasi organisasi kemudian menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam aktifitas perkuliahan mahasiswa tersebut, mahasiswa bukan hanya fokus terhadap perkuliahannya saja namun dalam organisasi juga. Misalnya Rapat, pengajuan proposal, pencairan dana, pelatihan, evaluasi kegiatan yang sedang berlangsung. Akibat banyaknya kegiatan organisasi kemahasiswaan tersebut menyebabkan mereka menunda dalam mengerjakan tugas-tugas akademik. Didalam Forum Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Universitas Pendidikan Indonesia adapun pendapat yang mengatakan bahwa mereka mahasiswa yang kuliah dan aktif di organisasi, malah bisa mengatur waktunya dengan baik. Setiap waktunya bermanfaat dan tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Bila dibandingkan dengan orang yang tidak terjun dalam sebuah organisasi waktunya hanya untuk kuliah. Masalah studi yang sering ditakutkan oleh mahasiswa yang ingin terjun kedalam organisasi lebih disebabkan karena ketidakmampuan dalam mengetur waktu. 26 Mahasiswa Pendidikan Ekonomi memiliki tingkat Prokrastinasi Akademik yang berbeda-beda. Mahasiswa yang aktif dalam LK nantinya akan dibandingkan dengan mahasiswa yang tidak aktif dalam LK. Penelitian ini ingin melihat apakah ada perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang aktif dengan yang tidak aktif dalam Organisasi Lembaga Kemahasiswaan di Kalangan Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. kemudian akan dihasilkan perbedaan tingkat Prokrastinasi 25 Ibid. hal Ibid,

20 30 Akademik yang dihasilkan, sehingga mahasiswa Pendidikan Ekonomi dapat menindak lanjuti apa yang harus diperbaiki untuk meningkatkan kualitas pembelajaran mahasiswa Hipotesis a. Hipotesis Kerja 1. Prokrastiansi akademik pada mahasiswa yang aktif dalam Organisasi lembaga kemahasiswaan dikalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW adalah tinggi. 2. Prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang tidak aktif dalam Organisasi lembaga kemahasiswaan dikalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW adalah tinggi. 3. Terdapat perbedaan prokrastinasi akademik antara mahasiswa yang aktif dan mahasiswa yang tidak aktif dalam Organisasi lembaga kemahasiswaan dikalangan mahasiswa Pendidikan Ekonomi FKIP UKSW. b. Hipotesis Statistik - Ho : µ 1 = 0 Ha : µ 1 > 0 - Ho : µ 2 = 0 Ha : µ 2 > 0 - Ho : µ 1 = µ 2 Ha : µ 1 µ 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu pro atau forward

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Semakin tinggi penguasaan seseorang terhadap suatu bidang, semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa merupakan seorang peserta didik yang memiliki status tinggi di hadapan masyarakat, mereka sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi untuk belajar ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi 1. Pengertian Prokrastinasi Secara bahasa, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendukung maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu

BAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Akademik dalam Sistem Kredit Semester Universitas Kristen Satya Wacana (2009).

BAB I PENDAHULUAN. Akademik dalam Sistem Kredit Semester Universitas Kristen Satya Wacana (2009). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi, sesuai yang tercantum dalam buku Peraturan Penyelenggarakan Kegiatan Akademik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai subyek menuntut ilmu di perguruan tinggi tidakakan terlepas dari keaktivan belajar dan mengerjakan tugas. Salah satu kriteria yang menunjukkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Inggris yaitu procrastination yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Inggris yaitu procrastination yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Prokrastinasi Akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Inggris yaitu procrastination yang berarti menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya. Prokrastinasi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik. seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.

BAB II LANDASAN TEORI. atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik. seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jejaring Sosial Facebook 2.1.1 Pengertian Jejaring Sosial Facebook Pengertian jejaring sosial menurut Wikipedia (2012) adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang

BAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu aspek yang penting dalam kehidupan adalah kesuksesan atau kegagalan di bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian prokrastinasi Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan pembangunan di berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, teknologi dan budaya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga mahasiswa dapat memilih perguruan tinggi yang hendak mereka masuki. Dalam memilih perguruan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengerjakan tugas-tugas studi, baik itu yang bersifat akademis maupun non BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan subjek yang menuntut ilmu diperguruan tinggi memiliki tanggung jawab pada saat kuliah berlangsung dan menyelesaikan kuliahnya. Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut manusia untuk bisa bertindak dan menghasilkan karya. Mahasiswa sebagai anggota dari suatu lembaga

Lebih terperinci

LEMBAGA KEMAHASISWAAN DALAM KONTEKS KEKINIAN 1 Oleh : Andeka Rocky Tana Amah 2

LEMBAGA KEMAHASISWAAN DALAM KONTEKS KEKINIAN 1 Oleh : Andeka Rocky Tana Amah 2 1 LEMBAGA KEMAHASISWAAN DALAM KONTEKS KEKINIAN 1 Oleh : Andeka Rocky Tana Amah 2 1.PENDAHULUAN Didalam memahami keadaan/konteks kemahasiswaan dalam perjalanannya, tentunya sangat banyak hal atau keragaman

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Tindakan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Tindakan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Tindakan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa 2.1.1. Pengertian Prokrastinasi Para ahli mempunyai pandangan yang berbeda mengenai prokrastinasi. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa

Lebih terperinci

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI

2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah: Peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa akhir program S1 harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi mahasiswa pada umumnya, salah satu manfaat keikutsertaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bagi mahasiswa pada umumnya, salah satu manfaat keikutsertaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi mahasiswa pada umumnya, salah satu manfaat keikutsertaan dalam berorganisasi adalah dapat mengimplementasikan ilmu yang telah diperoleh dari bangku kuliah, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus 11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar dan sedang menempuh proses pendidikan di Perguruan Tinggi. Pada umumnya mahasiswa berusia antara 18-24 tahun

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai dari tugas rumah tangga, tugas dari kantor ataupun tugas akademis. Banyaknya tugas yang diberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di Indonesia, SMP berlaku sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa sangat diharapkan dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap kemajuan bangsa, juga

Lebih terperinci

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version

LAMPIRAN. PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version LAMPIRAN KATA PENGANTAR Dalam rangka memenuhi persyaratan untuk mencapai gelar sarjana di Fakultas Psikologi UKM Bandung, salah satu persyaratan tugas yang harus dipenuhi adalah melakukan penelitian. Sehubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap perkembangan remaja akhir (18-20 tahun)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa terdiri dari dua kata yaitu maha yang berarti besar dan siswa yang berarti orang yang sedang melakukan pembelajaran, jadi mahasiswa merupakan seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada keseharian, ada berbagai peran yang dijalani oleh individu, salah satunya adalah perannya sebagai seorang mahasiswa. Banyak sekali pekerjaan, tantangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia tidak terlepas dari dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN. juga merupakan calon intelektual atau cendikiawan muda dalam suatu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan suatu kelompok dalam masyarakat yang memperoleh statusnya karena ikatan dengan perguruan tinggi. Mahasiswa juga merupakan calon intelektual atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode saat ini merupakan zaman modern, Negara Indonesia dituntut untuk mampu menjadi sebuah negara yang hebat dan mampu bersaing di era globalisasi dan diharapkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan

BAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa merupakan sekelompok individu yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan mendapatkan pelajaran dan pengalaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang sering didengungkan oleh para pendidik. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan bagi setiap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. guna mengembangkan bakat serta kepribadian siswa. Mulyasa (2011)

BAB I PENDAHULUAN. guna mengembangkan bakat serta kepribadian siswa. Mulyasa (2011) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, keterampilan, dan keahlian tertentu kepada individu guna mengembangkan bakat serta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas Kristen Satya Wacana. Dimana FKIP merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah. BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai gambaran dari penelitian secara keseluruhan. Isi dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan studi adalah pengelolaan waktu atau disiplin waktu. Mengelola waktu berarti mengarah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi sekarang ini, manusia dituntut untuk dapat menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting, namun sampai sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini remaja memiliki kecenderungan untuk tumbuh berkembang guna mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah

BAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia, pendidikan terbagi menjadi tiga jenis, yang pertama adalah pendidikan non formal (seperti kursus dan les), yang kedua adalah pendidikan informal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap

BAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Prokrastinasi akademik merupakan masalah serius yang membawa konsekuensi bagi pelakunya (Gunawinata dkk., 2008: 257). Konsekuensi dari perilaku prokrastinasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Suatu penelitian dianggap baik apabila didasari oleh suatu metode penelitian yang tepat. Metode pada dasarnya mempunyai arti suatu cara yang digunakan

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016

1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan keaslian penelitian 1.1 Latar Belakang Memasuki era perkembangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dyah Kusuma Ayu Pradini, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perilaku belajar seorang siswa sangat berpengaruh terhadap kelangsungan pembelajarannya. Sesuai dengan pendapat Roestiah (2001), belajar yang efisien dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang sangat membantu dalam meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini pemerintah berupaya meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh manusia. Pendidikan bisa berupa pendidikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Steel (2007) mengemukakan prokrastinasi sebagai suatu perilaku menunda dengan sengaja melakukan kegiatan yang diinginkan walaupun individu mengetahui bahwa perilaku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang dan karenanya kita dituntut untuk terus memanjukan diri agar bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan penting dalam pembangunan dan merupakan kunci utama untuk mencapai kemajuan suatu bangsa. Pendidikan dapat memotivasi terciptanya

Lebih terperinci

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR DALAM MENGURANGI TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA DI SEKOLAH

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR DALAM MENGURANGI TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA DI SEKOLAH PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR DALAM MENGURANGI TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA DI SEKOLAH Dosi Juliawati Institut Agama Islam Negeri Kerinci e-mail: dosi@konselor.org Abstrak Prokrastinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah

BAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni menciptakan persaingan yang cukup ketat dalam dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan. 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan pembangunan. Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nasional: Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

BAB I PENDAHULUAN. Nasional: Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kunci bagi suatu bangsa untuk bisa menyiapkan masa depan dan sanggup bersaing dengan bangsa lain. Dunia pendidikan dituntut memberikan respon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu fenomena yang kerap terjadi di kalangan mahasiswa adalah prokrastinasi akademik. Menurut Lay (LaForge, 2005) prokrastinasi berarti menunda dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh karena itu pendidikan sangat dibutuhkan baik bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan sosok intelektual yang dikenal dengan sikap

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan sosok intelektual yang dikenal dengan sikap 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa merupakan sosok intelektual yang dikenal dengan sikap idealisnya, dihormati dan dipercaya masyarakat sebagai agen perubahan yang mampu menentukan nasib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di

BAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di Universitas X Bandung didirikan berdasarkan pertimbangan praktis, yakni melengkapi syarat untuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Kata prokrastinasi akademik sebenarnya sudah ada sejak lama, bahkan dalam salah satu prasasti di Universitas Ottawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources

BAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan S1 psikologi merupakan bagian dari jenjang pendidikan tinggi tenaga kerja seperti dalam bidang pendidikan menjadi guru bimbingan dan konseling konselor penddikan,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi. Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dari kata pro yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi. Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dari kata pro yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi 1. Pengertian Prokrastinasi Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dari kata pro yang artinya maju, ke depan, bergerak maju dan crastinus yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era teknologi dan globalisasi, manusia dituntut untuk menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting (Husetiya,

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Wheny Ervita Sari Fakultas Psikologi Universitas Semarang ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara

Lebih terperinci

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan

sendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu cara yang digunakan agar sesorang mendapatkan berbagai macam ilmu. Pendidikan dapat diperoleh secara formal maupun informal. Pendidikan secara formal seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prokrastinasi merupakan salah satu masalah dalam lingkungan akademis dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen (dalam Dahlan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN Dalam proses penulisan skripsi seringkali terjadi penundaan dalam mengerjakannya. Padahal sebenarnya mahasiswa tahu bahwa prokrastinasi yang dilakukannya banyak berakibat negatif terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat

BAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat gambaran prokrastinasi pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara. Landasan teori ini

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA 1 PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA Penyelenggaraan pendidikan pada perguruan tinggi tidaklah semata-mata ditujukan pada upaya menyiapkan mahasiswa menjadi lulusan yang berilmu

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP N 1 TAMBUN SELATAN

HUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP N 1 TAMBUN SELATAN Hubungan Penggunaan Strategi Self-regulated Learning Dengan Prokrastinasi Akademik Siswa Kelas VIII... 71 HUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS

Lebih terperinci

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017

KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP 2017 Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 Menimbang 1. Bahwa Untuk Kelancaran Kinerja SMFISIPUNDIP2017

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Psikologi Disusun

Lebih terperinci

Nomor: 10071/STKIP-AK/PGRI/SB/2012 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT KETUA STKIP PGRI SUMATERA BARAT

Nomor: 10071/STKIP-AK/PGRI/SB/2012 TENTANG PEDOMAN MANAJEMEN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT KETUA STKIP PGRI SUMATERA BARAT SURAT KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN STKIP PGRI SUMATERA BARAT =================================================================== Nomor: 10071/STKIP-AK/PGRI/SB/2012 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi buatan manusia. Internet adalah singkatan dari Interconnected

BAB I PENDAHULUAN. teknologi buatan manusia. Internet adalah singkatan dari Interconnected BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan sangat pesat. Salah satunya adalah internet, internet merupakan hasil dari kemajuan teknologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sebuah pendidikan terjadi proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas. Sebuah pendidikan terjadi proses belajar 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu lembaga yang sangat penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sebuah pendidikan terjadi proses belajar yang di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di suatu lembaga sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai masa remaja.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS AIRLANGGA

UNIVERSITAS AIRLANGGA UNIVERSITAS AIRLANGGA Kampus C Mulyorejo Surabaya 60115 Telp. (031) 5914042, 5914043, 5912546, 5912564 Fax (031) 5981841 Website : http://www.unair.ac.id ; e-mail : rektor@unair.ac.id SALINAN PERATURAN

Lebih terperinci

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja

Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja Pengaruh Prokrastinasi Terhadap Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Yang Bekerja OLEH: Nama : Rurialita NPM : 18513134 Kelas : 3PA12 Dosen Pembimbing : Mimi Wahyuni BAB I. PENDAHULUAN Mahasiswa Yang Bekerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan

Lebih terperinci

Skala Prokrastinasi Akademik. Ciri-Ciri Prokrastinasi Ferrari (dalam Ghufron 2014: ) menyatakan bahwa perilaku prokrastinasi

Skala Prokrastinasi Akademik. Ciri-Ciri Prokrastinasi Ferrari (dalam Ghufron 2014: ) menyatakan bahwa perilaku prokrastinasi Skala Prokrastinasi Akademik Definisi Konseptual Reza (2010: 17) menyatakan bahwa prokrastinasi adalah menunda atau menangguhkan tindakan yang sengaja dilakukan oleh seseorang dan berlangsung dalam waktu

Lebih terperinci

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Dj.I/253/2007

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Dj.I/253/2007 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DEPARTEMEN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Dj.I/253/2007 TENTANG PEDOMAN UMUM ORGANISASI KEMAHASISWAAN PERGURUAN TINGGI AGAMA ISLAM DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahap perkembangan, siswa SMP dapat dikategorikan sebagai remaja awal. Pada usia remaja, pendidikan menjadi suatu kewajiban yang mutlak harus dijalani. Namun

Lebih terperinci

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016

[ISSN VOLUME 3 NOMOR 2, OKTOBER] 2016 EFEKTIVITAS KONSELING KELOMPOK RASIONAL EMOSI KEPERILAKUAN UNTUK MENGURANGI PERILAKU PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XII MIPA SMA N 2 SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Desi haryanti, Tri Hartini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Universitas adalah bentuk lembaga pendidikan lanjutan yang dinamakan perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut mempunyai jurusan-jurusan

Lebih terperinci

BABI PENDAHULUAN. Dalam sebuah perguruan tinggi, perkuliahan merupakan kegiatan yang wajib

BABI PENDAHULUAN. Dalam sebuah perguruan tinggi, perkuliahan merupakan kegiatan yang wajib BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah perguruan tinggi, perkuliahan merupakan kegiatan yang wajib untuk diikuti oleh setiap mahasiswa. Dalam perkuliahan ada bermacam-macam kegiatan yang wajib

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa yang penuh gejolak, masa yang dikuasai oleh dinamika-dinamika untuk mengakarkan diri dalam menghadapi kehidupan, dimana masa untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata menyontek mungkin sudah tidak asing lagi bagi pelajar dan mahasiswa. Masalah menyontek selalu terjadi dalam dunia pendidikan dan selalu terkait dengan tes

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Andalas dengan beban sebesar empat satuan kredit semester (SKS),

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Andalas dengan beban sebesar empat satuan kredit semester (SKS), BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skripsi adalah muatan lokal pada kurikulum pendidikan dokter di Universitas Andalas dengan beban sebesar empat satuan kredit semester (SKS), berupa karangan asli, dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa atau peserta didik adalah mereka yang secara khusus diserahkan oleh kedua orang tuanya untuk mengikuti pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah, dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang memberikan pengetahuan akademik bagi mahasiswanya. Mahasiswa tidak hanya dituntut secara akademik, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas begitu penting di era modern ini, yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi kemajuan suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2005: 11). Unsur-unsur dalam dakwah adalah subjek (da i), objek (mad u), materi,

BAB I PENDAHULUAN. 2005: 11). Unsur-unsur dalam dakwah adalah subjek (da i), objek (mad u), materi, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dakwah menurut Al-Bahy Al-Khauly adalah usaha mengubah situasi kepada yang lebih baik dan sempurna, baik dalam individu maupun masyarakat (Awaludin Pimay, 2005: 11).

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinasi dengan awalan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinasi dengan awalan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinasi dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya kadang kadang (Sapadin & Maguire, 1996:4). Prokrastinasi sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya kadang kadang (Sapadin & Maguire, 1996:4). Prokrastinasi sebagai 19 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PROKRASTINASI 1. Pengertian Prokrastinasi Hampir setiap individu melakukan prokrastinasi walaupun mungkin hanya kadang kadang (Sapadin & Maguire, 1996:4). Prokrastinasi sebagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Suatu kecendrungan menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan dalam dunia psikologi disebut dengan istilah

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ProkrastinasiAkademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastinare, dari kata pro yang artinya maju, ke depan, bergerak maju, dan crastinus yang berarti besok

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK. S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK. S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 HUBUNGAN ANTARA PEMALASAN SOSIAL DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK S K R I P S I Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Oleh : DANU UTOMO F 100 060 039 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian

BAB I PENDAHULUAN. setingkat dengan perguruan tinggi (Siswoyo, 2007). Berdasarkan Indonesian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah individu yang memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi, kecerdasan dalam berpikir, serta kerencanaan dalam bertindak dan sedang menuntut ilmu

Lebih terperinci

Daftar Kuesioner. I. Pengantar

Daftar Kuesioner. I. Pengantar Daftar Kuesioner PERBEDAAN PROKRASTINASI AKADEMIK ANTARA MAHASISWA YANG AKTIF DENGAN YANG TIDAK AKTIF DALAM ORGANISASI LEMBAGA KEMAHASISWAAN DI KALANGAN MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UKSW SALATIGA

Lebih terperinci