BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Handoko Sugiarto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. ProkrastinasiAkademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastinare, dari kata pro yang artinya maju, ke depan, bergerak maju, dan crastinus yang berarti besok atau menjadi hari esok. Jadi, dari asal katanya prokrastinasi adalah menunda hingga hari esok atau lebih suka melakukan pekerjaannya besok. Orang yang melakukan prokrastinasi dapat disebut sebagai procrastinator (Kartadinata, & Sia, 2008). Menurut Solomon dan Rothblum (1984) prokrastinasi adalah penundaan yang disengaja dalam atau menyelesaikan tugas. Sedangkan menurut Tuckman dan Sexton (1989) (dalam Lee, 2005) prokrastinasi adalah kurangnya regulasi diri atau kecendrungan untuk menunda bahkan menghindari secara sadar suatu aktivitas. Prokrastinasi bukan hanya menyangkut buruknya pengelolaan waktu dan kekurangan dalam kebiasaan belajar melainkan suatu proses kompleks yang melibatkan komponen afektif, kognitif dan prilaku (Solomon& Rothblum, 1984). Dari definisi-definisi yang ada dapat di simpulkan Prokrastinasi merupakan suatu perilaku menunda-nunda tugas atau suatu pekerjaan Pengertian Prokrastinasi Akademik Menurut Solomon & Rothblum (1984) prokrastinasi akademik adalah suatu kecendrungan menunda untuk memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga tugas-tugas menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu, serta sering terlambat mengikuti pertemuan kelas. Clegg & Bailey (2008) mendefinisikan prokrastinasi akademik sebagai kurangnya keterampilan manajemen waktu, merasa stress dan memilih menunda suatu tugas atau kegiatan yang berhubungan dengan akademik. Kecenderungan yang tidak rasional pada individu untuk akhirnya memutuskan menunda tugas akademik di awal maupun akhir adalah definisi lain dari prokrastinasi akademik (Senecal, Julian dan Guay 2003, dalam Balkis, 2013). Dapat di simpulkan definisi Prokrastinasi akademik adalah penundaan yang berkaitan dengan unsur-unsur tugas dalam area akademik. 1
2 2.1.2 Aspek Dari Prokrastinasi Menurut Solomon & Rothblum (1984), terdapat dua aspek yang diungkap dalam prokrastinasi yaitu: A. Area Prokarastinasi 1. Mengerjakan tugas makalah Seberapa sering sesorang menunda mengerjakan tugas makalah 2. Belajar untuk ujian Seberapa sering seseorang menunda belajar untuk ujian 3. Tugas membaca mingguan Seberapa sering seseorang menunda membaca teks book 4. Tugas administrative akademik Seberapa sering menunda mengerjakan tugas administrasi 5. Tugas yang memerlukan kehadiran Seberapa sering seseorang menunda untuk membuat janji mengerjakan tugas kelompok/bertemu dosen pembimbing 6. Tugas akademik secara umum Seberapa sering seseorang menunda mengerjakan tugas akademik secara umum (mengerjakan tugas kuliah & membaca buku) B. Faktor Penyebab Prokrastinas 1. Kecemasaan menghadapi evaluasi Merasa cemas akan tugas kuliah dan merasa takut gagal dan tidak bias mengerjakan tugas kuliah 2. Perfeksionis Ingin Mencapai target, Ingin mendapatnilai yang bagus dan Terlalu ambisius 3. Kesulitam membuat keputusan Labil dalam membuat keputusan 4. Ketergantungan dengan orang lain Mengandalkan orang lain untuk membuat keputusan 5. Menghindari tugas dan mudah frustasi Menunda mengerjakan tugas dengan mengerjakan tugas yang tidak penting dan bersifat menyenangkan dan hiburan 2
3 3 6. Rendahnya kepercayaan diri Tidak percaya diri, Gelisah dan risau akan tugas kuliah 7. Kemalasan Malas untuk mengerjakan tugas 8. Kurangnya penegasan dari diri sendiri Terlalu santai terhadap tugas yang diberikan sehingga menunda tugasnya 9. Takut akan keberhasilan Takut untuk mencapai kesuksesan karena tidak ingin di jahui oleh temanteman di sekitarnya (temannya merasa iri) 10. Kecendrungan untuk merasa kelelahan Pengelolaan waktu yang kurang baik mengakibatkan cepat lelah dan akhirnya menunda pekerjaan 11. Pemberontakan terhadap aturan yang ada Mengacuhkan deadline yang ada 12. Pengambilan resiko Suka untuk mengambil resiko dalam hal mengerjakan tugas yaitu dengan menunda dan melalaikan tugas yang ada 13. Pengaruh teman sebaya Mengikuti teman yang tidak mengerjakan tugas Jenis jenis Prokrastinasi Akademik Menurut Ferrari (Husetiya, 2010: 6), membagi prokrastinasi menjadi dua jenis prokrastinasi berdasarkan manfaat dan tujuan melakukannya yaitu: A. Functional Procrastination Yaitu penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk memperoleh informasi lengkap dan akurat. B. Dysfunctional Procrastination Yaitu penundaan yang tidak bertujuan, berakibat buruk dan menimbulkan masalah. Dysfunctional procrastination ini dibagi lagi menjadi dua hal berdasarkan tujuan mereka melakukan penundaan: 1) Decisional procrastination
4 4 Menurut Janis & Mann (Ghufron, 2003: 18), bentuk prokrastinasi yang merupakan suatu penghambat kognitif dalam menunda untuk mulai melakukan suatu pekerjaan dalam menghadapi situasi yang dipersepsikan penuh stress. Jenis prokrastinasi ini terjadi akibat kegagalan dalam identifikasi tugas, yang kemudian menimbulkan konflik dalam diri individu, sehingga akhirnya seseorang menunda untuk memutuskan sesuatu. 2) Behavioral atau avoidance procrastination Menurut Ferrari (dalam Ghufron, 2003: 19), penundaan dilakukan dengan suatu cara untuk menghindari tugas yang dirasa tidak menyenangkan dan sulit untuk dilakukan. Prokrastinasi dilakukan untuk menghindari kegagalan dalam menyelesaikan pekerjaan, yang akan mendatangkan nilai negatif dalam dirinya atau mengancam self esteem nya sehingga seseorang menunda untuk melakukan sesuatu yang nyata yang berhubungan dengan tugasnya. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prokrastinasi dapat dibedakan menjadi dua jenis berdasarkan tujuan dan manfaat penundaan, yaitu prokrastinasi yang dysfunctional yang menampakan penundaan yang tidak bertujuan dan merugikan. Dan prokrastinasi yang fungsional, yaitu penundaan yang disertai alasan yang kuat, mempunyai tujuan pasti sehingga tidak merugikan, bahkan berguna untuk melakukan suatu upaya konsumtif agar suatu tugas dapat diselesaikan dengan baik. Penelitian ini dibatasi pada jenis dysfunctional behavioral procrastination, yaitu penundaan yang dilakukan pada tugas yang penting, tidak bertujuan, dan bisa menimbulkan akibat negatif Dampak Prokrastinasi Akademik Menurut Solomon dan Murakami (1986) prokrastinasi akademik yang dilakukan pelajar akan berdampak buruk terhadap performa akademis, berkemungkinan menyebabkan rasa lelah yang berkepanjangan, serta menurunnya prestasi akademik. Sedangkan menurut Burka & Yuen (1983), prokrastinasi mengganggu dalam dua hal:
5 5 A. Prokrastinasi menciptakan masalah eksternal, seperti menunda mengerjakan tugas membuat kita tidak dapat mengerjakan tugas dengan baik dan mendapat peringatan dari guru. Menurut Mancini (Rahmawati, 2011: 24) dampak Internal Beberapa penyebab prokrastinasi muncul dari dalam diri prokrastinator. Saat prokrastinator tendensi tertentu akan suatu hal, tendensi tersebut tertanam dalam diri prokrastinator. Contohnya, prokrastinator memiliki perasaan takut gagal, dan procrastinator melakukan prokrastinasi besar-besaran akan suatu hal, maka prokrastinator akan selalu melakukan penundaan dalam tugas dimana prokrastinator merasa gagal. Mahasiswa yang berfkir semua mata kuliah sulit, mahasiswa tersebut akan berfikir takut gagal atau berbuat kesalahan dan menunda belajar atau mengerjakan tugas-tugasnya. B. Burka & Yuen (1983)Prokrastinasi menimbulkan masalah internal, seperti merasa bersalah atau menyesal. Dampak Internal Beberapa penyebab prokrastinasi muncul dari dalam diri prokrastinator. Saat prokrastinator tendensi tertentu akan suatu hal, tendensi tersebut tertanam dalam diri prokrastinator. Contohnya, prokrastinator memiliki perasaan takut gagal, dan procrastinator melakukan prokrastinasi besar-besaran akan suatu hal, maka prokrastinator akan selalu melakukan penundaan dalam tugas dimana prokrastinator merasa gagal. Mahasiswa yang berfkir semua mata kuliah sulit, mahasiswa tersebut akan berfikir takut gagal atau berbuat kesalahan dan menunda belajar atau mengerjakan tugas-tugasnya Mancini (Rahmawati, 2011: 24) Mahasiswa Yang Mengalami Kecanduan Game Online Seorang mahasiswa yang mengalami kecanduan game online adalah mereka yang membutuhkan waktu bermain kurang lebih sebanyak 38,5 jam perminggu atau sekitar 5,5 jam sampai 6 jam perhari (Sitat dalam Widyanto & Griffiths, 2006). Menurut Lemmens, Valkenburg dan Peter (2009) seseorang yang mengalami kecanduan game mempunyai karakteristik umum yaitu sebagai berikut: 1. Arti Yang maksudnya adalah bermain game menjadi aktivitas yang sangat penting dalam kehidupan seseorang.
6 6 2. Toleransi Proses dimana seseorang mulai untuk bermain game lebih sering sehingga secara bertahap mulai menghabiskan waktu untuk bermain game 3. Modifikasi mood Pengalaman subjektif dimana orang memiliki ikatan dengan game. Dimensi awalnya adalah euphoria dari aktivitas serta munculnya perasaan yang menyenangkan yang berhubungan dengan pelarian perasaan. 4. Withdrawal Perasaan yang kurang menyenangkan, yang muncul ketika tidak lagi bermain game 5. Relapse Kecendrungan untuk mengulangi kembali pola bermain game yang berlebihan 6. Konflik Konflik yang terjadi akibat berlebihan bermain game 7. Masalah Sesuatu hal yang terjadi akibat berlebihan bermain game Definisi Mahasiswa Kamisa (1997) mengartikan bahwa mahasiswa merupakan individu yang belajar di perguruan tinggi. Pada umumnya mahasiswa pada jenjang sarjana regular yang melanjutkan studinya langsung dari SMA berada pada rentang usia tahun. Dari segi tahap perkembanga, Santrock (2008) berpendapat bahwa rentang usia ini termaksud kedalam masa transisi dari tahap remaja ke dewasa (emerging adulthood) yang penuh dengan perubahan dalam hidup. Pada masa ini, individu umumnya telah mampu bertanggung jawab untuk membuat keputusannya sendiri, namun belum atau baru lulus dari tingkat pendidikan yang diinginkan, belum sepenuhnya mandiri secara finansial, dan masih mencari mencari-cari jalur karir yang cocok bagi dirinya Definisi Kecanduan Game Online Kecanduan bermain game secara berlebihan dikenal dengan istilah Game Addiction (Grant, Kim, & Potenza, 2003). Artinya seorang anak seakan-akan tidak ada
7 7 hal yang ingin dikerjakan selain bermain game, dan seolah-olah game ini adalah hidupnya. Kecanduan game online merupakan salah satu jenis kecanduan yang disebabkan oleh teknologi internet atau yang lebih dikenal dengan internet addictive disorder. Internet dapat menyebabkan kecanduan, salah satunya adalah Computer game Addiction (berlebihan dalam bermain game). Game online merupakan bagian dari internet yang sering dikunjungi dan sangat digemari dan bisa menyebabkan kecanduan yang memiliki intensitas yang sangat tinggi. Seorang pecandu game online dapat menghabiskan waktu untuk bermain sekitar 6 jam atau lebih dalam satu hari. Jika tidak memiliki aktivitas yang dilakukan pecandu game online dalam satu hari, mereka terbiasa untuk bermain 12 game online lebih lama dan dapat menghabiskan waktu hingga 20 jam dalam satu hari.(siska. F, Widyastuti. 2012)
8 8 2.3 Kerangka Berfikir Mahasiswa BINUS yang kecanduan game online Prokrastinasi Akademik Mengerjakan Belajar untuk Tugas Tugas-tugas Tugas-tugas Melakukan tugas ujian membaca administrasi yang tugas secara makalah mingguan akademik memerlukan umum kehadiran Gambar 2.1 Kerangka Berfikir Menurut Susantoro dalam Ramadha (1990: 23) mahasiswa merupakan kalangan muda yang berumur antara 19 sampai 28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa.pada tahap itulah mahasiswa rentan mengalami kecanduan game online karena game tersebut sengaja dirancang agar pemainnya semakin sering bermain game (Headline, 2011). Fase kecanduan bermain game merupakan keadaan dimana seorang pemain akan sulit untuk lepas dari permainannya tersebut. Kecanduan game dapat menimbulkan kerugian yang signifikan. Salah satu kerugiannya adalah pemain game dapat menjadi lalai dengan kehidupan nyatanya karena sudah terlalu dalam terlibat di dalam permainan tersebut (Griffiths, 1995). Pemain akan mengorbankan waktu untuk hobi yang lain, mengorbankan waktu untuk tidur, bekerja maupun belajar dan waktu untuk keluarga. Dampak yang paling sering dilakukan oleh mahasiswa pecandu game online adalah penundaan pekerjaan atau biasa disebut dengan prokrastinasi.
9 9 Prokrastinasi di kalangan ilmuwan, pertama kali digunakan oleh Brown dan Hoizman (1966) untuk menunjukkan kecenderungan untuk menunda-nunda penyelesaian suatu tugas atau pekerjaan. Seseorang yang mempunyai kecenderungan menunda atau tidak segera memulai kerja disebut prokrastinator (Ghufron, 2003: 14). Peran yang telah dimiliki oleh seorang pecandu game online akan mendorong mereka untuk terus bermain game sehingga kemudian lupa perannya sebagai mahasiswa. Mereka akan cenderung menunda untuk memulai maupun menyelesaikan tugas-tugas secara keseluruhan untuk melakukan aktivitas lain yang tidak berguna, sehingga tugastugas menjadi terhambat, tidak pernah menyelesaikan tugas tepat waktu, serta sering terlambat mengikuti pertemuan kelas yang kemudian disebut dengan prokrastinasi akademik (Solomon& Rothblum, 1984). Menurut Solomon & Rothblum mahasiswa pecandu game online mengalami prokrastinasi pada 6 area yaitu sebagai berikut; writing a term paper, contoh: mereka akan lalai dalam mengerjakan tugas mengarang; studying for exam, contoh: mereka akan malas belajar pada saat ujian; keeping up weekly reading assignments, contoh: mereka sibuk bermain game serta lupa untuk membaca buku penunjang; Academic Administrative, contoh: memberi banyak alasan agar dapat menunda tugas administratifnya; Attendance Tasks, conntoh: karena lelah bermain game mereka terlambat datang pada pertemuan kelas danschool Activities in General, contoh: mereka yang kecanduan game online akan fokus dengan permainannya dan melalaikan tugas akademis secara umum.mereka juga mengalami beberapa faktor prokrastinasi yang di sebabkan oleh kecanduan bermain game onlineyaitu sebagai berikut; kecemasan menghadapi evaluasi, contoh: karena terlalu banyak bermain game online meraka tidak sempat untuk belajar hingga pada saat menghadapi evaluasi mereka merasa cemas; kesulitan membuat keputusan, contoh: seorang pecandu game online biasanya mereka kesulitan dalam membuat keputusan yang mana harus didahulukan bermain game online atau mengerjakan tugas kuliah mereka; ketergantungan dengan orang lain, contoh: mereka akan bergantung dengan temannya dalam mengerjakan tugas karena mereka tidak bisa menyelesaikannya sendiri; menghindari tugas dan mudah frustasi, contoh: mereka akan mengindari tugas demi bermain game online; rendahnya kepercayaan diri, hal ini merupakan salah satu dari karakteristik pecandu game online; kemalasan, contoh: mereka akan malas untuk mengerjakan tugas karena mereka akan
10 10 fokus terhadap game online itu sendiri; kurangnya penegasan, contoh: mereka akan lebih santai dan menunda mengerjakan tugas karena lebih menyukai bermain game online; kecendrungan untuk merasa kelelahan, contoh: mereka akan mudah lelah karena terlalu lama bermain game online; pemberontakan terhadap aturan yang ada, contoh: mereka akan mengacuhkan deadline yang ada untuk bermain game online; pengambilan resiko, contoh: mereka rela mengambil resiko yang ada agar bisa tetap bermain game online, dan pengaruh teman sebaya, contoh: mereka akan menunda mengerjakan tugas saat teman mengajak untuk bermain game online. Dalam penelitian ini, prokrastinasi yang dimaksud berkaitan dengan akademik, dimana adanya penundaan tugas-tugas akademik (Wolters, 2003, dalam Tan et. Al, 2008).
11 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik. Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin yaitu pro atau forward
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan internet saat ini semakin pesat dan menarik pengguna dari berbagai kalangan masyarakat terutama mahasiswa. Pengguna internet di Indonesia telah mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta cakupan dan batasan masalah.
BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini berisi mengenai gambaran dari penelitian secara keseluruhan. Isi dalam bab ini terdiri dari latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Procrastination 1. Pengertian Procrastination Istilah procrastination berasal dari bahasa latin procrastinare dengan awalan pro yang berarti mendorong
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa kini semakin banyak orang menyadari arti pentingnya pendidikan. Orang rela membayar mahal untuk dapat mengecap pendidikan di perguruan tinggi. Salah
Lebih terperinci2014 GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI AKAD EMIK D ALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI PAD A MAHASISWA PSIKOLOGI UPI
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa dalam Peraturan Pemerintah RI No. 30 tahun 1990 adalah: Peserta didik yang terdaftar dan belajar di perguruan tinggi tertentu. Mahasiswa akhir program S1 harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan kualitas sumber daya manusia Indonesia tidak terlepas dari dunia pendidikan. Perguruan Tinggi sebagai salah satu jenjang pendidikan di Indonesia
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Kata prokrastinasi akademik sebenarnya sudah ada sejak lama, bahkan dalam salah satu prasasti di Universitas Ottawa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Definisi Self Efficacy Menurut Bandura self efficacy adalah kepercayaan individu pada kemampuannya untuk berhasil melakukan tugas tertentu (Bandura, 1997).
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Festinger (1957, hal. 3) disonansi kognitif adalah ketidaksesuaian
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Disonansi Kognitif 2.1.1 Definisi Disonansi Kognitif Menurut Festinger (1957, hal. 3) disonansi kognitif adalah ketidaksesuaian yang terjadi antara dua elemen kognitif yang tidak
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. atau organisasi) yang dijalin dengan satu atau lebih tipe relasi spesifik. seperti nilai, visi, ide, teman, keturunan, dll.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jejaring Sosial Facebook 2.1.1 Pengertian Jejaring Sosial Facebook Pengertian jejaring sosial menurut Wikipedia (2012) adalah suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini perguruan tinggi di Bandung sudah sangat banyak, sehingga mahasiswa dapat memilih perguruan tinggi yang hendak mereka masuki. Dalam memilih perguruan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa merupakan sekelompok individu yang sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi dengan jurusan tertentu. Mahasiswa diharapkan mendapatkan pelajaran dan pengalaman
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinasi dengan awalan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastinasi dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh manusia. Pendidikan bisa berupa pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Fakultas Psikologi merupakan salah satu Fakultas yang berada di Universitas X Bandung didirikan berdasarkan pertimbangan praktis, yakni melengkapi syarat untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kata, mahasiswa adalah seorang agen pembawa perubahan, menjadi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menyandang gelar mahasiswa merupakan suatu kebanggaan sekaligus tantangan. Betapa tidak, ekspektasi dan tanggung jawab yang diemban oleh mahasiswa begitu besar. Pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah Tuntutlah ilmu setinggi bintang di langit, merupakan semboyan yang sering didengungkan oleh para pendidik. Hal ini menekankan pentingnya pendidikan bagi setiap
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat
BAB II LANDASAN TEORI Pada Bab ini akan dibahas beberapa landasan teori sebagai dasar untuk melihat gambaran prokrastinasi pada mahasiswa Jurusan Psikologi Universitas Bina Nusantara. Landasan teori ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi Akademik. pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran crastinus
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi ini, setiap orang dituntut untuk memiliki keahlian dalam bidang tertentu. Semakin tinggi penguasaan seseorang terhadap suatu bidang, semakin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. maju dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jadi prokrastinasi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi 1. Pengertian Prokrastinasi Secara bahasa, istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendukung maju atau bergerak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang mengutamakan pembangunan di berbagai bidang kehidupan, seperti pendidikan, ekonomi, teknologi dan budaya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia, melalui upaya pengajaran dan pelatihan, serta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prokrastinasi merupakan salah satu masalah dalam lingkungan akademis dan siswa sering melakukan prokrastinasi tugas-tugas akademik. Burka dan Yuen (dalam Dahlan,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Prokrastinasi Akademik 2.1.1 Pengertian prokrastinasi Kata prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak
Lebih terperincisendiri seperti mengikuti adanya sebuah kursus suatu lembaga atau kegiatan
BAB I PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu cara yang digunakan agar sesorang mendapatkan berbagai macam ilmu. Pendidikan dapat diperoleh secara formal maupun informal. Pendidikan secara formal seperti
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun
1 BAB. I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dalam kehidupan, manusia memiliki berbagai macam aktivitas dan tugas. Terkadang manusia merasa semangat untuk melakukan sesuatu namun terkadang sebaliknya yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Pertama (SMP) adalah jenjang pendidikan pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Dasar (SD). Di Indonesia, SMP berlaku sebagai
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Metode deskriptif digunakan karena peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan, menganalisis,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena pada dasarnya belajar merupakan bagian dari pendidikan. Selain itu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aktivitas yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Pendidikan itu sendiri tidak dapat dipisahkan dari istilah belajar karena pada dasarnya
Lebih terperinci1.1 Latar Belakang. Hubungan Antara..., Bagus, Fakultas Psikologi 2016
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan keaslian penelitian 1.1 Latar Belakang Memasuki era perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk Tuhan yang diberi berbagai kelebihan yang membedakan dengan makhluk lainnya. Kelebihan yang dimiliki manusia adalah akal pikiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Solihah, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu fenomena yang kerap terjadi di kalangan mahasiswa adalah prokrastinasi akademik. Menurut Lay (LaForge, 2005) prokrastinasi berarti menunda dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hari esok untuk menyelesaikannya. Menunda seakan sudah menjadi kebiasaan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap individu mempunyai cara yang berbeda dalam menyelesaikan pekerjaan mereka. Ada yang menginginkan pekerjaan agar cepat selesai, ada pula yang menunda dalam menyelesaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. informal (seperti pendidikan keluarga dan lingkungan) dan yang terakhir adalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Di Indonesia, pendidikan terbagi menjadi tiga jenis, yang pertama adalah pendidikan non formal (seperti kursus dan les), yang kedua adalah pendidikan informal
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO. Al Khaleda Noor Praseipida
HUBUNGAN ANTARA SELF MONITORING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 PURWOKERTO Al Khaleda Noor Praseipida 15010113140128 Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro alkhaseipida@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang. kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa digolongkan pada tahap perkembangan remaja akhir (18-20 tahun)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan masa yang memasuki masa dewasa, pada masa tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan peserta didik yang terdaftar dan sedang menempuh proses pendidikan di Perguruan Tinggi. Pada umumnya mahasiswa berusia antara 18-24 tahun
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap harinya manusia dihadapkan dengan berbagai macam tugas, mulai dari tugas rumah tangga, tugas dari kantor ataupun tugas akademis. Banyaknya tugas yang diberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. non-formal dan informal. Setiap jenis pendidikan tersebut memiliki tujuan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu sarana utama dalam mengoptimalkan potensi yang dimiliki oleh manusia. Pendidikan dapat berupa pendidikan formal, non-formal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Self Efficacy 1. Pengertian Self Efficacy Self efficacy merupakan salah satu kemampuan pengaturan diri individu. Konsep self efficacy pertama kali dikemukakan oleh Bandura. Self
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Prokrastinasi. Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dari kata pro yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prokrastinasi 1. Pengertian Prokrastinasi Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin procrastination dari kata pro yang artinya maju, ke depan, bergerak maju dan crastinus yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Dalam bab ini, penulis akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah serta tujuan dari penelitian ini.
BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini, penulis akan membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah serta tujuan dari penelitian ini. 1.1 Latar Belakang Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah
Lebih terperinciPERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR DALAM MENGURANGI TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA DI SEKOLAH
PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING/KONSELOR DALAM MENGURANGI TINGKAT PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA DI SEKOLAH Dosi Juliawati Institut Agama Islam Negeri Kerinci e-mail: dosi@konselor.org Abstrak Prokrastinasi
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini akan dibahas sejumlah teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian ini. Bagian pertama menerangkan tentang prilaku prokrastinasi akademik, bagian kedua menerangkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi atau Institut dalam era globalisasi saat ini memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perguruan Tinggi atau Institut dalam era globalisasi saat ini memiliki peran dan tanggung jawab dalam merancang kurikulum agar dapat menghasilkan lulusan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada setiap individu tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau statusnya sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki era globalisasi sekarang ini, manusia dituntut untuk dapat menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting, namun sampai sekarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan dapat bertanggung jawab di dunia sosial. Mengikuti organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan yang memberikan pengetahuan akademik bagi mahasiswanya. Mahasiswa tidak hanya dituntut secara akademik, tetapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia kerja nantinya. Perguruan Tinggi adalah salah satu jenjang pendidikan setelah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, serta seni menciptakan persaingan yang cukup ketat dalam dunia pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Dalam suatu pendidikan formal, seperti SMA/SMK terdapat dua kegiatan yang tidak dapat terpisahkan yaitu belajar dan pembelajaran. Kedua kegiatan tersebut melibatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa sangat diharapkan dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap kemajuan bangsa, juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk membagi waktunya dengan baik dalam menyelesaikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai subyek menuntut ilmu di perguruan tinggi tidakakan terlepas dari keaktivan belajar dan mengerjakan tugas. Salah satu kriteria yang menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahap perkembangan, siswa SMP dapat dikategorikan sebagai remaja awal. Pada usia remaja, pendidikan menjadi suatu kewajiban yang mutlak harus dijalani. Namun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prokrastinasi Steel (2007) mengemukakan prokrastinasi sebagai suatu perilaku menunda dengan sengaja melakukan kegiatan yang diinginkan walaupun individu mengetahui bahwa perilaku
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. konseling konselor penddikan, dalam bidang industri HRD (Human Resources
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan S1 psikologi merupakan bagian dari jenjang pendidikan tinggi tenaga kerja seperti dalam bidang pendidikan menjadi guru bimbingan dan konseling konselor penddikan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar di suatu lembaga sekolah tertentu. Siswa SMP dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai masa remaja.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN REFERENSI
BAB 2 TINJAUAN REFERENSI Dalam bab ini, penulis akan membahas variabel tunggal penelitian yaitu prokrastinasi akademik, kemudian bahasan mengenai definisi prokrastinasi akademik, definisi kegiatan ekstrakurikuler,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prokrastinasi Akademik
a. Pengertian BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Prokrastinasi Akademik Secara harfiah prokrastinasi berasal dari kata Procrastinare dalam bahasa Latin yang berarti menunda sampai hari berikutnya.
Lebih terperinciBAB III METODELOGIPENELITIAN. Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti
BAB III METODELOGIPENELITIAN Setelah menguraikan teori-teori yang digunakan pada penelitian ini, selanjutnya peneliti akan menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan metode penelitian. Pada bab ini, akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah Menengah Atas (SMA) adalah salah satu bentuk pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara psikologi peserta didik Sekolah Menengah Pertama (SMP) tengah memasuki masa pubertas, yakni suatu masa ketika individu mengalami transisi dari masa kanak-kanak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perilaku prokrastinasi itu sendiri membawa dampak pro dan kontra terhadap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Prokrastinasi akademik merupakan masalah serius yang membawa konsekuensi bagi pelakunya (Gunawinata dkk., 2008: 257). Konsekuensi dari perilaku prokrastinasi
Lebih terperinciBAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka 2.1 Media Sosial 2.1.1 Definisi Walaski (2013) menjelaskan media sosial sebagai sarana bagi pengguna untuk berkoneksi dengan orang lain secara virtual. Di dalam media sosial, penggunanya
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA KONTROL DIRI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA SISWA SMA NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana ( S1 ) Psikologi Disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Riska Tyas Perdani, 2015
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Mahasiswa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang yang belajar di perguruan tinggi. Arnett (dalam Santrock, 2011) menyatakan bahwa mahasiswa dalam
Lebih terperinci15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
15. Lampiran I : Surat Keterangan Bukti Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja adalah suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa yang ditandai oleh perubahan-perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan suatu tahapan pendidikan formal yang menuntut manusia untuk bisa bertindak dan menghasilkan karya. Mahasiswa sebagai anggota dari suatu lembaga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh. berharap agar sekolah dapat mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan dari pendidikan adalah membantu anak mengembangkan potensinya semaksimal mungkin. Oleh karena itu pendidikan sangat dibutuhkan baik bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas begitu penting di era modern ini, yaitu untuk mewujudkan masyarakat yang lebih baik.tidak dipungkiri lagi kemajuan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu syarat tercapainya Sumber Daya
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara. Maju tidaknya suatu negara dipengaruhi oleh faktor pendidikan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. siswa. Menurut Sarwono (1978) mahasiswa adalah setiap orang yang secara resmi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa terdiri dari dua kata yaitu maha yang berarti besar dan siswa yang berarti orang yang sedang melakukan pembelajaran, jadi mahasiswa merupakan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah label yang diberikan kepada seseorang yang sedang menjalani jenjang pendidikan di universitas atau sekolah tingggi (KBBI, 1991). Tujuan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Memasuki era teknologi dan globalisasi, manusia dituntut untuk menggunakan waktu dengan efektif sehingga efisiensi waktu menjadi sangat penting (Husetiya,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. hanya kadang kadang (Sapadin & Maguire, 1996:4). Prokrastinasi sebagai
19 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PROKRASTINASI 1. Pengertian Prokrastinasi Hampir setiap individu melakukan prokrastinasi walaupun mungkin hanya kadang kadang (Sapadin & Maguire, 1996:4). Prokrastinasi sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan Indonesia bisa lebih tumbuh dan berkembang dengan baik disegala
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode saat ini merupakan zaman modern, Negara Indonesia dituntut untuk mampu menjadi sebuah negara yang hebat dan mampu bersaing di era globalisasi dan diharapkan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. dan akhiran crastinus yang berarti keputusan hari esok. Jika
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Akademik 1. Pengertian Prokrastinasi Akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi 1. Definisi Prokrastinasi Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa latin procrastination dengan awalan pro yang berarti mendorong maju atau bergerak maju dan akhiran
Lebih terperinciProkrastinasi Akademik Mahasantri Ma had Al Jami ah IAIN Kerinci
Jurnal Fokus Konseling, Volume 4, No. 1 (2018), 19-26 ISSN Cetak : 2356-2102 ISSN Online : 2356-2099 DOI: https://doi.org/10.26638/jfk.485.2099 Prokrastinasi Akademik Mahasantri Ma had Al Jami ah IAIN
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS VIII SMP N 1 TAMBUN SELATAN
Hubungan Penggunaan Strategi Self-regulated Learning Dengan Prokrastinasi Akademik Siswa Kelas VIII... 71 HUBUNGAN PENGGUNAAN STRATEGI SELF- REGULATED LEARNING DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA KELAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Periode remaja adalah masa transisi dari periode anak-anak ke periode dewasa. Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata menyontek mungkin sudah tidak asing lagi bagi pelajar dan mahasiswa. Masalah menyontek selalu terjadi dalam dunia pendidikan dan selalu terkait dengan tes
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Prokrastinasi Kerja 1. Pengertian Prokrastinasi Kerja De Simone mengatakan bahwa istilah Prokrastinasi berasal dari bahasa Latin Procrastination dengan awalan Pro yang berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada Perguruan Tinggi. Menurut Feldman dan Eliot, 1990 Remaja saat ini mengalami tuntutan dan harapan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa depan seseorang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Salah satu aspek yang penting dalam kehidupan adalah kesuksesan atau kegagalan di bidang akademik, dimana hasil akhir pendidikan dapat mempengaruhi masa
Lebih terperinciProsiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN
Prosiding SNaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora ISSN 2089-3590 GAMBARAN FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI PADA MAHASISWA PROKRASTINATOR YANG MENGONTRAK SKRIPSI 1 Siti Qadariah, 2 Sukarti Hilmi Manan, 3
Lebih terperinci2016 PROFIL PROKRASTINASI AKADEMIK SISWA BERDASARKAN TEORI ENAM TIPE PROKRASTINASI DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN PROGRAM BIMBINGAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia saat ini menuntut individu untuk melakukan sesuatu serba cepat. Kompetisi tinggi merupakan salah satu yang mendorong dunia untuk berkembang dengan pesat. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan sebagai sebuah genre atau jenis permainan, sebuah mekanisme
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Game online adalah jenis permainan yang dapat diakses oleh banyak pemain yang dihubungkan dengan jaringan internet. Menurut Adams dan Rollings (2006), game
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Perkembangan teknologi yang pesat, terutama teknologi informasi dan komunikasi kian banyak digunakan orang untuk berbagai manfaat salah satunya internet. Internet (Interconnected
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. Mahasiswa merupakan lulusan sekolah menengah atas sedang menempuh
BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan lulusan sekolah menengah atas sedang menempuh kuliah pada Perguruan Tinggi. Menurut Monks dkk (2002), mahasiswa digolongkan sebagai remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa, juga memiliki intelektual akademik yang baik demi menghadapi era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa sebagai generasi muda penerus bangsa sangat diharapkan dapat menjadi generasi-generasi yang tangguh, memiliki komitmen terhadap kemajuan bangsa, juga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa. Pada masa ini remaja memiliki kecenderungan untuk tumbuh berkembang guna mengembangkan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN ANTARA REGULASI DIRI DANGAN PROKRASTINASI MENYELESAIKAN TUGAS PADA ASISTEN MATA KULIAH PRAKTIKUM NASKAH PUBLIKASI Diajukan Oleh: Evita Tri Purnamasari F 100 100 145 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Dalam sebuah perguruan tinggi, perkuliahan merupakan kegiatan yang wajib
BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam sebuah perguruan tinggi, perkuliahan merupakan kegiatan yang wajib untuk diikuti oleh setiap mahasiswa. Dalam perkuliahan ada bermacam-macam kegiatan yang wajib
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen penting bagi kehidupan. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 pasal (1) ayat 1, pendidikan adalah usaha sadar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang sangat membantu dalam meningkatkan sumber daya manusia di Indonesia. Oleh sebab itu, sekarang ini pemerintah berupaya meningkatkan
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Abstrak... i. Kata Pengantar... ii. Daftar Isi... vii. Daftar Bagan... x. Daftar Tabel... xi. Daftar Lampiran... xiii
ABSTRAK Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran derajat prokrastinasi akademik pada mahasiswa pencinta alam di Universitas X Bandung. Rancangan penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif
Lebih terperinciPREDIKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA. Amrul Aysar Ahsan Dosen Psikologi IAIN Palopo
Volume 3 No. 1 Juni 2015 PREDIKTOR PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA Amrul Aysar Ahsan Dosen Psikologi IAIN Palopo 8 Abstrak: Hal utama yang menjadi pembahasan pada tulisan ini adalah prokrastinasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. waktu yang dimiliki. Artinya, seseorang menyelesaikan pekerjaan di bawah waktu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu permasalahan yang dihadapi mahasiswa dalam menyelesaikan studi adalah pengelolaan waktu atau disiplin waktu. Mengelola waktu berarti mengarah pada
Lebih terperinci