BAB I PENDAHULUAN. Akademik dalam Sistem Kredit Semester Universitas Kristen Satya Wacana (2009).

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. Akademik dalam Sistem Kredit Semester Universitas Kristen Satya Wacana (2009)."

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mahasiswa adalah peserta didik yang terdaftar dan belajar pada perguruan tinggi, sesuai yang tercantum dalam buku Peraturan Penyelenggarakan Kegiatan Akademik dalam Sistem Kredit Semester Universitas Kristen Satya Wacana (2009). Belajar di Perguruan Tinggi memiliki beberapa karateristik yang berbeda dengan belajar di sekolah lanjutan. Karakteristik utama dari studi pada Perguruan Tinggi adalah kemandirian, baik dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan pemilihan program studi, maupun dalam mengelola dirinya sebagai mahasiswa (Nurihsan, 2006). Mahasiswa dituntut untuk lebih banyak belajar sendiri, tanpa banyak diatur, diawasi dan dikendalikan oleh dosen-dosennya. Dalam mengelola hidupnya, mahasiswa dipandang telah cukup dewasa untuk dapat mengatur kehidupannya sendiri. Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti dalam keadaan dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain, tapi menggunakan kekuatan sendiri (Sumahamijaya, 2003). Kemandirian diartikan sebagai suatu hal atau keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain. Kemandirian bukanlah hasil dari proses internalisasi, melainkan suatu proses perkembangan diri sendiri sesuai dengan hakikat eksistensi manusia. Kemandirian yang sehat adalah yang sesuai dengan hakikat manusia. 1

2 Mahasiswa merupakan elemen penting dalam setiap Perguruan Tinggi. Seperti di Universitas Kristen Satya Wacana, mahasiswanya dibina untuk menjadi mahasiswa yang berjiwa, bermoral tinggi, berbudi luhur yang didasarkan atas kasih dan etika keilmuan serta peduli terhadap masalah sosial, lingkungan hidup dan kemanusiaan dalam kehidupan masyarakat. Untuk mencetak mahasiswa yang demikian diperlukan antara lain wadah khusus yakni Lembaga Kemahasiswaan (LK). LK UKSW adalah wadah keluarga mahasiswa untuk melaksanakan fungsi dan peranannya di dalam UKSW (KUKM, 1997). LK mempunyai fungsi dan peranan sebagai wahana untuk membina persaudaraan dan sikap intelektual mahasiswa serta menjadi satu-satunya wadah untuk menyalurkan aspirasi yang bertanggung jawab yang hidup dikalangan mahasiswa untuk mewujudkan Tujuan Perguruan Tinggi pada umumnya dan UKSW pada khususnya. LK terdiri dari 2 kelompok yaitu lembaga legislatif (BPMF/BPMU) dan lembaga eksekutif (SMF/SMU) yang memiliki kedudukan, tugas dan wewenang masing-masing di tingkat Fakultas atau Universitas. Walau tugas dan tanggung jawab setiap LK berbeda-beda, LK tetap memiliki tujuan yang sama yaitu menjadi wahana bagi mahasiswa untuk berperan serta dalam mewujudkan tujuan Perguruan Tinggi. Tujuan LK menjadi wahana untuk membina persekutuan dan persaudaraan bagi kesejahteraan mahasiswa, mempersiapkan calon pemimpin yang kritis, kreatif, dinamis, dan terampil sebagai saluran bicara untuk menyalurkan aspirasi mahasiswa dan bertanggung jawab (Sabaora, 2008). 2

3 Dalam menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi mahasiswa memiliki pilihan untuk menentukan apa yang dipilih. Seperti pilihan masuk LK atau tidak masuk LK di tingkat Fakultas atau Universitas. Pilihan ini diharapkan tidak asal memilih melainkan memiliki dasar sesuai bakat, minat serta potensi dirinya. Mahasiswa yang masuk LK memiliki tugas dan tanggung jawab yang besar. Mahasiswa yang demikian harus mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab berorganisasi dan tugas dan tanggung jawab perkuliahannya. Oleh karena itu mahasiswa yang masuk LK harus memiliki kemandirian yang tinggi. Hartini (2012) meneliti perbedaan kemampuan interaksi sosial mahasiswa berdasarkan keikutsertaan organisasi yang ada di LK FKIP mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling angkatan 2008, 2009 dan 2010 Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Hasil penelitian Hartini (2012) menunjukkan ada perbedaan interaksi sosial yang signifikan antara mahasiswa masuk LK dengan mahasiswa tidak masuk LK dengan nilai sig 0,00 < 0,05. Sebaliknya ditemukan penelitian Jatmiko (2005) dengan judul perbedaan kemandirian ditinjau dari keikutsertaan remaja dalam Karang Taruna Kelurahan Mangi Klaten. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan kemandirian antara remaja yang mengikuti dan yang tidak mengikuti Karang Taruna Kelurahan Mangi Klaten dengan dengan nilai p = 0,428 (p > 0,05). Pada hari Senin 11 Februari 2013 penulis melakukan wawancara dengan mahasiswa yang menjadi anggota LK dan mahasiswa yang bukan anggota LK FKIP UKSW. Dari anggota LK FKIP UKSW diperoleh gambaran kegiatan LK sering menggangu kegiatan perkuliahan terutama dalam mengerjakan tugas, badan 3

4 cepat lelah dan mudah sakit di awal masuk LK. Dari segi keuntungannya ada yang mengatakan masuk LK itu panggilan hati, belajar membagi waktu, menyenangkan, melatih bertanggung jawab, merasa bermakna bisa melayani mahasiswa FKIP, penuh tantangan, mengajarkan menjadi seorang pemimpin yang melayani, menambah kesibukan dan menambah teman. Di pihak mahasiswa bukan anggota LK FKIP UKSW diperoleh gambaran lebih enak tidak masuk LK, bisa belajar dengan fokus, punya banyak waktu bermain dengan teman kuliah, bebas beraktifitas tanpa terikat dengan aturan LK. Namun, mahasiswa bukan anggota LK ada yang merasa kurang mampu untuk menjadi seorang pemimpin seperti anggota LK, kurang percaya diri karena melihat anggota LK kebanyakan memiliki rasa percaya diri yang tinggi, merasa kurang cekatan dan aktif dibandingkan anggota LK pada umumnya. Mahasiswa bukan anggota LK merupakan mahasiswa yang tidak memikul tugas dan tanggung jawab organisasi. Mahasiswa yang demikian memiliki waktu luang lebih banyak dibandingkan mahasiswa anggota LK. Mahasiswa bukan anggota LK tidak memiliki tanggungan membagi waktu berorganisasi dan mengikuti perkuliahan. Kegiatannya terpusat pada kegiatan perkuliahan semata, sehingga wajar jika mahasiswa yang demikian mampu mengolah waktu perkuliahan secara optimal. Kemampuan mengolah waktu secara optimal seharusnya berdampak tingginya IPK, tetapi ditemukan mahasiswa bukan anggota LK yang memiliki IPK rendah di bawah IPK anggota LK. Persyaratan menjadi anggota LK IPK minimal 2,25 (KUKM, 1997). Oleh karena itu memiliki waktu belajar yang 4

5 lebih banyak belum tentu mampu memaksimalkan prestasinya tanpa diimbangi sikap kemandirian. Dari hasil penelitian yang bertolak belakang antara Hartini (2012) dengan Jatmiko (2005) penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul perbedaan kemandirian antara Mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang menjadi anggota LK dengan yang bukan anggota LK FKIP UKSW. 1.2 Rumusan Masalah Masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Adakah perbedaan yang signifikan antara kemandirian mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling yang menjadi anggota LK dengan yang bukan anggota LK FKIP UKSW? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui signifikansi perbedaan kemandirian mahasiswa Progdi Bimbingan dan Konseling yang menjadi anggota LK dengan yang bukan anggota LK FKIP UKSW. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritik Apabila dalam penelitian ini ditemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kemandirian Mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang menjadi anggota LK dengan yang bukan anggota LK FKIP UKSW maka penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Hartini (2012) dan apabila tidak 5

6 ditemukan perbedaan yang signifikan antara kemandirian Mahasiswa Bimbingan dan Konseling yang menjadi anggota LK dengan yang bukan anggota LK FKIP UKSW maka penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Jatmiko (2005) Manfaat Praktis Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberi gambaran pada Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga mengenai pentingnya mengikuti organisasi yang ada di Perguruan Tinggi. 1.5 Sistematika Penulisan Bab I, Pendahuluan berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II, Landasan Teoretis berisi Lembaga Kemahasiswaan (LK), Kemandirian dan hipotesis. Bab III, Metode Penelitian berisi jenis penelitian, pemilihan instrumen, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, uji coba instrumen penelitian dan teknik analisis data. Bab IV berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil Penelitian berupa analisis deskriptif dan analisis uji hipotesis serta pembahasan hasil penelitian. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran. 6

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 24 jam, yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-harinya.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 24 jam, yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-harinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia hidup di dunia mempunyai waktu yang sama tanpa terkecuali yaitu 24 jam, yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan sehari-harinya. Mereka dapat menggunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mahasiswa merupakan seorang peserta didik yang memiliki status tinggi di hadapan masyarakat, mereka sedang menuntut ilmu di perguruan tinggi untuk belajar ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat (long life education). Pendidikan sangat penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia, dengan demikian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harkat, martabat dan nilai-nilai kemanusiaannya. Undang Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. harkat, martabat dan nilai-nilai kemanusiaannya. Undang Undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting dan utama dalam pembangunan suatu bangsa. Oleh karena itu pendidikan merupakan salah satu sasaran dalam rangka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetapkannya Undang-undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru

BAB I PENDAHULUAN. tetapkannya Undang-undang Republik Indonesia No.14 Tahun 2005 tentang Guru BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang guru mempunyai peran yang sangat strategis dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan nasional khususnya di bidang pendidikan, sehingga perlu dikembangkan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang berlangsung diruang-ruang kelas.

BAB I PENDAHULUAN. mengajar yang berlangsung diruang-ruang kelas. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan sangat penting untuk semua orang, dari berbagai jenis pekerjaan pendidikan menjadi modal utama. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal menjadi

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian. Satya Wacana Salatiga pada mahasiswa angkatan yang terdaftar pada

Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian. Satya Wacana Salatiga pada mahasiswa angkatan yang terdaftar pada 4.1 Gambaran Subjek Penelitian Bab IV Hasil dan Pembahasan Penelitian Penelitian ini mengambil subjek populasi dan sampel di Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan Konseling Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan Konseling Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan PERBEDAAN HARGA DIRI MAHASISWA BERTATO DENGAN MAHASISWA TIDAK BERTATO PADA MAHASISWA LAKI-LAKI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA SKRIPSI Diajukan Kepada Program

Lebih terperinci

SKRIPSI. Oleh Atina Izati untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

SKRIPSI. Oleh Atina Izati untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga HUBUNGAN ANTARA KONSEP DIRI DAN KEMANDIRIAN MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2009 & 2010 UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Inggris yaitu procrastination yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Inggris yaitu procrastination yang berarti BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Prokrastinasi Akademik Istilah prokrastinasi berasal dari bahasa Inggris yaitu procrastination yang berarti menangguhkan atau menunda sampai hari berikutnya. Prokrastinasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM), khususnya untuk membangun generasi muda yang tangguh dan dapat diandalkan. Keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur, di samping penguasaan alat belajar. Dengan demikian, pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. terstruktur, di samping penguasaan alat belajar. Dengan demikian, pembelajaran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau mengembangkan perilaku yang diinginkan.

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di FKIP UKSW program studi

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di FKIP UKSW program studi BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Penelitian ini dilakukan di FKIP UKSW program studi Bimbingan dan Konseling merupakan salah satu program studi universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perilaku agresi, yaitu; agresif fisik (Physical Aggression), agresi verbal (Verbal

BAB I PENDAHULUAN. perilaku agresi, yaitu; agresif fisik (Physical Aggression), agresi verbal (Verbal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku agresif sebagai perilaku atau kecenderungan perilaku yang niatnya untuk menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikologis. Ada empat aspek perilaku

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. guru. Pada tanggal 17 Juli 1959 PTPG-KI Satya Wacana berubah

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. guru. Pada tanggal 17 Juli 1959 PTPG-KI Satya Wacana berubah BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1.1 Gambaran Subjek Penelitian Sejarah Perkembangan Universitas Kristen Satya Wacana, pada awalnya UKSW bernama Perguruan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPG-KI)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang dilakukan pada seseorang dapat menciptakan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan yang dilakukan pada seseorang dapat menciptakan kepribadian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan yang dilakukan pada seseorang dapat menciptakan kepribadian yang dapat dibina, ditingkatkan harkat dan martabat dan nilai-nilai kemanusiaannya. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih sempurna.pendidikan juga merupakan suatu kekuatan dinamis

Lebih terperinci

BAB IV GAMBARAN UMUM Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga

BAB IV GAMBARAN UMUM Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga BAB IV GAMBARAN UMUM 4.1. Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga Universitas Kristen Satya Wacana merupakan salah satu Universitas Kristen swasta yang ada di Indonesia, tepatnya di Jln. Diponegoro

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal yang dibutuhkan oleh setiap individu. Sejak lahir, setiap individu sudah membutuhkan layanan pendidikan. Secara formal, layanan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan pemerintah untuk mengusahakan dan menyelenggarakan sistem pendidikan nasional yang meningkatkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA YANG MENGALAMI KELEBIHAN BERAT BADAN PADA SISWA KELAS VIII SMP N 06 SALATIGA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA YANG MENGALAMI KELEBIHAN BERAT BADAN PADA SISWA KELAS VIII SMP N 06 SALATIGA HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL TEMAN SEBAYA DAN KEPERCAYAAN DIRI REMAJA YANG MENGALAMI KELEBIHAN BERAT BADAN PADA SISWA KELAS VIII SMP N 06 SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan

Lebih terperinci

PERBEDAAN GEJALA STRES KERJA KARYAWAN BAGIAN SIZING P.T. TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES (TIMATEX), SALATIGA BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN A DAN B

PERBEDAAN GEJALA STRES KERJA KARYAWAN BAGIAN SIZING P.T. TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES (TIMATEX), SALATIGA BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN A DAN B PERBEDAAN GEJALA STRES KERJA KARYAWAN BAGIAN SIZING P.T. TIGA MANUNGGAL SYNTHETIC INDUSTRIES (TIMATEX), SALATIGA BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN A DAN B SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu tertentu. Hariyanto (2010) mengungkapkan bahwa Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu tertentu. Hariyanto (2010) mengungkapkan bahwa Prestasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Belajar merupakan suatu proses yang komplek yang terjadi pada setiap orang sepanjang hidupnya, sedangkan prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai oleh perserta

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Subyek Penelitian FKIP UKSW Salatiga merupakan salah satu Universitas swasta di Salatiga yang terletak di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga Jawa Tengah 50711 Telp. (0298)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program. Studi Bimbingan dan Konseling UKSW

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Sejarah Singkat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program. Studi Bimbingan dan Konseling UKSW BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Subyek Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling UKSW Sejarah perkembangan Fakultas

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU BK SMA, SMK, MAN SE-KOTA SALATIGA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU BK SMA, SMK, MAN SE-KOTA SALATIGA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN KINERJA GURU BK SMA, SMK, MAN SE-KOTA SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna

Lebih terperinci

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI

HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI HUBUNGAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI SMA NEGERI 3 SALATIGA TAHUN AJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi Sebagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Ekonomi ditujukan untuk mahasiswa agar menjadi seorang guru

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Ekonomi ditujukan untuk mahasiswa agar menjadi seorang guru BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik (mahasiswa), untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan Dan Konseling. untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan Dan Konseling. untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-Syarat Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan PENGARUH KOMUNIKASI VISUAL RESIKO MEROKOK PADA BUNGKUS ROKOK TERHADAP PERILAKU MEROKOK MAHASISWA ANGKATAN 2013 DAN 2014 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA SKRIPSI

Lebih terperinci

LEMBAGA KEMAHASISWAAN DALAM KONTEKS KEKINIAN 1 Oleh : Andeka Rocky Tana Amah 2

LEMBAGA KEMAHASISWAAN DALAM KONTEKS KEKINIAN 1 Oleh : Andeka Rocky Tana Amah 2 1 LEMBAGA KEMAHASISWAAN DALAM KONTEKS KEKINIAN 1 Oleh : Andeka Rocky Tana Amah 2 1.PENDAHULUAN Didalam memahami keadaan/konteks kemahasiswaan dalam perjalanannya, tentunya sangat banyak hal atau keragaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa

BAB I PENDAHULUAN. Sisten Kredit Semester UKSW, 2009). Menurut Hurlock (1999) mahasiswa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Banyak pihak sekarang ini yang mengritik tajam sistem pendidikan di Indonesia. Ada yang merasa bahwa sekolah-sekolah di negeri ini hanya menghasilkan manusia-manusia

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Objek Penelitian Penelitian ini mengambil subjek populasi dan sampel di Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI IS 3 SMA NEGERI 1 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI

MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI IS 3 SMA NEGERI 1 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI MENINGKATKAN KECERDASAN INTERPERSONAL MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS XI IS 3 SMA NEGERI 1 TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling Untuk

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS

Lebih terperinci

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi

SKRIPSI. Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat. Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan. Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi PERBEDAAN PROKRASTINASI AKADEMIK ANTARA MAHASISWA YANG AKTIF DENGAN YANG TIDAK AKTIF DALAM ORGANISASI LEMBAGA KEMAHASISWAAN DI KALANGAN MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian 4.1.1 Lokasi Penelitian UKSW adalah salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Salatiga. Terletak di jalan Diponegoro No. 52 60 Salatiga yang terdiri

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara.

BAB 1 PENDAHULUAN. individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan berperan penting bagi perkembangan dan perwujudan diri individu terutama dalam mewujudkan cita-cita pembangunan bangsa dan negara. Undang-Undang Nomor 20

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 SALATIGA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 SALATIGA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 SALATIGA SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan Dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan eksternal, seperti yang dikatakan Asep Mahfuds (2011:14), factor eksternal, guru

BAB I PENDAHULUAN. dan eksternal, seperti yang dikatakan Asep Mahfuds (2011:14), factor eksternal, guru 1 BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG MASALAH Menghadapi era globalisasi, diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan ini terlebih dahulu dapat dilakukan dengan peningkatan mutu pendidikan

Lebih terperinci

PENGARUH PERILAKU BERMAIN GAME ONLINE TERHADAP DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI

PENGARUH PERILAKU BERMAIN GAME ONLINE TERHADAP DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI PENGARUH PERILAKU BERMAIN GAME ONLINE TERHADAP DISIPLIN BELAJAR PADA SISWA KELAS X SMA KRISTEN 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2012/2013 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Pada hakikatnya pendidikan merupakan suatu kesatuan proses terpadu dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1

BAB IV HASIL PENELITIAN. penelitian berdasarkan jenis kelamin, usia dan IPK dapat dilihat pada tabel 4.1, 4.2, 4.3. Tabel 4.1 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Sastra yang menjadi anggota lembaga kemahasiswaan periode 2012/2013 berjumlah 49 orang mahasiswa. Deskripsi subjek

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga (UKSW) adalah sebuah universitas swasta yang beralamat di Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN KEMANDIRIAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UKSW SALATIGA

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN KEMANDIRIAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UKSW SALATIGA HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN KEMANDIRIAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UKSW SALATIGA SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DETERMINASI DIRI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2009 FKIP UKSW TAHUN AKADEMIK 2011/2012

HUBUNGAN ANTARA DETERMINASI DIRI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2009 FKIP UKSW TAHUN AKADEMIK 2011/2012 HUBUNGAN ANTARA DETERMINASI DIRI DAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2009 FKIP UKSW TAHUN AKADEMIK 2011/2012 SKRIPSI Diajukan kepada ProgramStudi Bimbingan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa erat hubungannya dengan masalah pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang memperoleh

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA ADVERSITY QUOTIENT DENGAN PRESTASI AKADEMIK PADA MAHASISWA BK FKIP UKSW ANGKATAN 2013 SKRIPSI Diajukan kepada Progam Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN AGRESIVITAS REMAJA RW 5 NGENTAK SALATIGA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN AGRESIVITAS REMAJA RW 5 NGENTAK SALATIGA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DENGAN AGRESIVITAS REMAJA RW 5 NGENTAK SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Penelitian dilakukan di Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP- UKSW Salatiga. Jumlah mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

Irma SulistyaNingrum PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Irma SulistyaNingrum PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016 HUBUNGAN PERILAKU BELAJAR DENGAN PRESTASI AKADEMIK MAHASISWA FKIP PENDIDIKAN EKONOMI UKSW SALATIGA ANGKATAN 2012-2015 SEMESTER I (GANJIL) TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2013 dan 2014 yang berjumlah 37 mahasiswa yang terdiri dari 16 perokok laki-laki dan

Lebih terperinci

PERBEDAAN KREATIVITAS BERDASARKAN KEIKUTSERTAAN DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN SISWA KELAS X DAN XISMA MUHAMMADIYAH (PLUS) SALATIGA TAHUN AJARAN

PERBEDAAN KREATIVITAS BERDASARKAN KEIKUTSERTAAN DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN SISWA KELAS X DAN XISMA MUHAMMADIYAH (PLUS) SALATIGA TAHUN AJARAN PERBEDAAN KREATIVITAS BERDASARKAN KEIKUTSERTAAN DALAM KEGIATAN KEPRAMUKAAN SISWA KELAS X DAN XISMA MUHAMMADIYAH (PLUS) SALATIGA TAHUN AJARAN 2014-2015 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Progdi Bimbingan Konseling Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan Universitas Kristen

Lebih terperinci

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Yayuk Sri Astuti NIM

SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Oleh Yayuk Sri Astuti NIM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI BERBAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KREATIF SISWA KELAS V SD NEGERI TRANGKIL 04 KABUPATEN PATI SEMESTER 1 TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Untuk memperoleh

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan HUBUNGAN ANTARA INTERNAL LOCUS OF CONTROL DENGAN PENYESUAIAN DIRI MAHASISWA ANGKATAN TAHUN AKADEMIK 2011 PROGDI BK FKIP UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, institusi pendidikan khususnya perguruan tinggi memanfaatkan teknologi informasi (TI) dalam melaksanakan aktivitas utamanya yaitu layanan akademik. Bentuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA SMA KANISIUS BHAKTI AWAM AMBARAWA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA SMA KANISIUS BHAKTI AWAM AMBARAWA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA SMA KANISIUS BHAKTI AWAM AMBARAWA SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pembinaan kepribadian dan kemajuan manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha pembinaan kepribadian dan kemajuan manusia 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting untuk meningkatkan martabat manusia menjadi lebih baik. Hakekatnya pendidikan berlangsung seumur hidup. Pendidikan merupakan

Lebih terperinci

DISUSUN OLEH LUCIA PRISCA MARINA PRADIPTASARI

DISUSUN OLEH LUCIA PRISCA MARINA PRADIPTASARI HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN PRESTASI AKADEMIK DIKALANGAN MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI-FKIP UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA SKRIPSI DISUSUN OLEH

Lebih terperinci

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor 2 Tahun 2014 tentang PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS WIDYA DHARMA

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor 2 Tahun 2014 tentang PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS WIDYA DHARMA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Nomor 2 Tahun 2014 tentang PEDOMAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN Rektor Universitas Widya Dharma Klaten Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting yang berpengaruh dalam pembangunan nasional. Komponen pendidikan yang berperan dalam upaya meningkatkan mutu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan teknologi mempercepat modernsasi segala bidang. Berbagai perkembangan itu semakin kuat sejalan dengan tuntutan reformasi dan globalisasi.

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM LEMBAGA KEMAHASISWAAN DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK FBS UKSW SALATIGA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM LEMBAGA KEMAHASISWAAN DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK FBS UKSW SALATIGA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KEAKTIFAN MAHASISWA DALAM LEMBAGA KEMAHASISWAAN DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK FBS UKSW SALATIGA SKRIPSI Diajukan Kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepemimpinan visioner adalah kemampuan pemimpin dalam mencipta, merumuskan, mengkomunikasikan, mensosialisasikan, mentransformasikan dan mengimplementasikan

Lebih terperinci

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PERILAKU AGRESIVITAS SISWA KELAS VIII SMP N I SUMOWONO SKRIPSI

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PERILAKU AGRESIVITAS SISWA KELAS VIII SMP N I SUMOWONO SKRIPSI PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL TERHADAP PERILAKU AGRESIVITAS SISWA KELAS VIII SMP N I SUMOWONO SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. akses kepada anak usia sekolah dengan diberikannya KIP.

BAB I PENDAHULUAN. hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. akses kepada anak usia sekolah dengan diberikannya KIP. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kebutuhan setiap manusia untuk menuju generasi bangsa yang cerdas. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas.

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan subjek yang selalu menarik untuk dibahas. Ada kalanya mahasiswa dielu-elukan karena berhasil membuat sebuah perubahan besar bahkan revolusi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah yang luas dan komplek, Indonesia harus bisa menentukan prioritas atau pilihan pembangunan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN GURU PEMBIMBING YANG DIINGINKAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN SKRIPSI

KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN GURU PEMBIMBING YANG DIINGINKAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN SKRIPSI KARAKTERISTIK KEPRIBADIAN GURU PEMBIMBING YANG DIINGINKAN SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2011-2012 SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN 1.1. Gambaran Lokasi Penelitian Sekolah Menengah Pertama Negeri 4 Batang yang terletak di jalan Pemuda Pasekaran No. 160, merupakan salah satu sekolah negeri di Kabupaten Batang.

Lebih terperinci

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG SALINAN BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DI KABUPATEN PURBALINGGA DENGAN

Lebih terperinci

PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI DI GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN GROBOGAN.

PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI DI GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN GROBOGAN. PENYUSUNAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH DASAR KELAS TINGGI DI GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN KEDUNGJATI KABUPATEN GROBOGAN DisusunsebagaisalahsatusyaratpenyelesaianStudi Strata Satu Untuk memperoleh

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) merupakan salah satu perguruan tinggi swasta yang beralamat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi seperti sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya manusia dan masyarakat berkualitas yang memiliki kecerdasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama dalam pembangunan bangsa Indonesia untuk dapat bertahan di era globalisasi. Peningkatan kualitas sumber

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN BAB IV PELAKSANAAN DAN HASILPENELITIAN Pengumpulan data penelitian ini di lakukan pada tanggal 18 Mei 2014 sampai tanggal 21 Mei 2014. Sampel yang digunakan adalah mahasiswa Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini pendidikan memiliki peranan penting dalam proses pengembangan kualitas suatu bangsa. Pendidikan juga dianggap sebagai faktor utama untuk pembentukan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN GURU DENGAN KINERJA GURU BK DI SMP SE-KOTA SALATIGA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN GURU DENGAN KINERJA GURU BK DI SMP SE-KOTA SALATIGA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN GURU DENGAN KINERJA GURU BK DI SMP SE-KOTA SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh

Lebih terperinci

Skripsi. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Linggar Wijayati NIM:

Skripsi. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana. oleh Linggar Wijayati NIM: UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MELALUI METODE BERMAIN PERAN BERBASIS KECERDASAN LINGUISTIK PADA SISWA KELAS V SDN 2 PANGGANG KECAMATAN JEPARA KABUPATEN JEPARA SEMESTER II TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMANDIRIAN REMAJA DI BALAI REHABILITASI SOSIAL PAMARDI UTOMOBOYOLALIDENGAN PERMAINAN SIMULASI SKRIPSI

PENINGKATAN KEMANDIRIAN REMAJA DI BALAI REHABILITASI SOSIAL PAMARDI UTOMOBOYOLALIDENGAN PERMAINAN SIMULASI SKRIPSI PENINGKATAN KEMANDIRIAN REMAJA DI BALAI REHABILITASI SOSIAL PAMARDI UTOMOBOYOLALIDENGAN PERMAINAN SIMULASI SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah dengan pendidikan. 1 A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu syarat untuk mencapai tujuan pembangunan. Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kreatif mandiri dan bertanggung jawab. pendidikan tersebut ditentukan oleh komponen-komponen dalam pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. kreatif mandiri dan bertanggung jawab. pendidikan tersebut ditentukan oleh komponen-komponen dalam pendidikan, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu faktor paling penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi.

SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Ekonomi. KESIAPAN MENJADI GURU PROFESIONAL DITINJAU DARI EMPAT STANDAR KOMPETENSI PENDIDIK DI KALANGAN MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UKSW SALATIGA SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pada prinsipnya

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pada prinsipnya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Pada prinsipnya fungsi tulisan adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Menulis sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya, masyarakat yang sejahtera memberi peluang besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai fungsi ganda yaitu untuk pengembangan individu secara optimal dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kedua fungsi ini saling menunjang dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di lahirkan sebagai suatu mahluk yang utuh dan mandiri, namun

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di lahirkan sebagai suatu mahluk yang utuh dan mandiri, namun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia di lahirkan sebagai suatu mahluk yang utuh dan mandiri, namun dalam kehidupannya harus berkelompok dan bermasyarakat. Manusia tidak dapat berdiri sendiri, namun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Universitas adalah bentuk lembaga pendidikan lanjutan yang dinamakan perguruan tinggi dan memiliki fakultas-fakultas, dalam fakultas tersebut mempunyai jurusan-jurusan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SKRIPSI IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN SEBAGAI UPAYA PENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ( PTK Pembelajaran Matematika kelas VII C SMP Muhammadiyah 2

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PEMBIMBING BERDASARKAN SKAKK DENGAN KINERJA GURU PEMBIMBING DI SMA DAN SMK SE-KOTA SALATIGA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PEMBIMBING BERDASARKAN SKAKK DENGAN KINERJA GURU PEMBIMBING DI SMA DAN SMK SE-KOTA SALATIGA SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PEMBIMBING BERDASARKAN SKAKK DENGAN KINERJA GURU PEMBIMBING DI SMA DAN SMK SE-KOTA SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada progdi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE

HALAMAN JUDUL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE HALAMAN JUDUL PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA PELAJARAN BAHASA INDONESIA POKOK BAHASAN TEKS CERITA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA SEMESTER II TAHUN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sudut pandang saja. Sehingga istilah pacaran seolah-olah menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. sudut pandang saja. Sehingga istilah pacaran seolah-olah menjadi sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Membahas mengenai pacaran dalam era globalisasi ini sudah tidak asing lagi. Pacaran sekarang bahkan seolah olah sudah merupakan aktifitas remaja dalam kehidupan sehari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku altruistik adalah salah satu dari sisi sifat manusia yang dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku altruistik adalah salah satu dari sisi sifat manusia yang dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku altruistik adalah salah satu dari sisi sifat manusia yang dengan rela untuk berbuat sesuatu untuk orang lain, tanpa berharap mendapatkan imbalan apa pun, sebaliknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1).

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hal penting bagi manusia dalam kehidupannya. Dengan adanya pendidikan, diharapkan seorang manusia mampu melaksanakan tugasnya sebagai khalifah Allah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 42 BAB IV HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Subjek Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan merupakan salah satu fakultas yang ada di Universitas Kristen Satya Wacana. Dimana FKIP merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling kecil, yang terdiri atas ayah, ibu dan anak. Dari beberapa fungsi keluarga salah satunya adalah memberikan pendidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

SKRIPSI. Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KECEMASAN DALAM MENYUSUN PROPOSAL SKRIPSI MAHASISWA BIMBINGAN DAN KONSELING ANGKATAN 2010 UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program

Lebih terperinci

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL YANG DIPEROLEH DARI PENGASUH PANTI ASUHAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA PUTRA DI PANTI ASUHAN SALIB PUTIH SALATIGA

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL YANG DIPEROLEH DARI PENGASUH PANTI ASUHAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA PUTRA DI PANTI ASUHAN SALIB PUTIH SALATIGA HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL YANG DIPEROLEH DARI PENGASUH PANTI ASUHAN DENGAN KEPERCAYAAN DIRI PADA REMAJA PUTRA DI PANTI ASUHAN SALIB PUTIH SALATIGA SKRIPSI Diajukan kepada Program Studi Bimbingan dan Konseling

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Salatiga. Surat ijin dari fakultas pada tanggal 26Juli 2013, Diantar ke Progdi

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Salatiga. Surat ijin dari fakultas pada tanggal 26Juli 2013, Diantar ke Progdi BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Pelaksanaan Penelitian 4.1.1. Perijinan Sebelum pengumpulan data peneliti meminta surat ijin penelitian kepada Dekan Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan

Lebih terperinci