NASKAH PUBLIKASI STUDI EKSPLORASI TERHADAP MOTIVASI KERJA ABDI DALEM KERATON YOGYAKARTA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "NASKAH PUBLIKASI STUDI EKSPLORASI TERHADAP MOTIVASI KERJA ABDI DALEM KERATON YOGYAKARTA"

Transkripsi

1 1 NASKAH PUBLIKASI STUDI EKSPLORASI TERHADAP MOTIVASI KERJA ABDI DALEM KERATON YOGYAKARTA Oleh : INGGA AYU NOVITASARI SUKARTI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2008

2 2 NASKAH PUBLIKASI STUDI EKSPLORASI TERHADAP MOTIVASI KERJA ABDI DALEM KERATON YOGYAKARTA Telah Disetujui Pada Tanggal Dosen Pembimbing Utama ( Sukarti, Dr.)

3 3 STUDI EKSPLORASI TERHADAP MOTIVASI KERJA ABDI DALEM KERATON YOGYAKARTA Ingga Ayu Novitasari INTISARI Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi alasan mengapa seseorang memutuskan bekerja sebagai Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dan faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi seseorang dalam memutuskan pilihan karir sebagai Abdi Dalem Keraton Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan bersifat eksploratif. Subjek penelitian ini adalah para Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dan berjumlah tiga orang. Dalam mengambil data penelitian, peneliti menggunakan metode wawancara. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah analisis induksi. Hasil dari penelitian ini, alasan subjek penelitian atau responden bekerja sebagai abdi dalem Keraton Yogyakarta adalah mencari perlindungan, mempertahankan tempat tinggal, mencari berkah, melestarikan kebudayaan keluarga sebagai abdi dalem, ingin merasakan ketenangan, kententraman, dan kesederhanaan. Sedangkan faktor yang mempengaruhi hal tersebut adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari niat dan kebutuhan dalam diri resonden. Sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga dan lingkungan. Kata Kunci : Motivasi Kerja, Abdi Dalem Keraton Yogyakarta.

4 4 Pengantar Bekerja merupakan aktifitas yang sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang ingin dicapai. Dalam dirinya terdapat kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi. Kebutuhan dari masingmasing individu dalam bekerja berbeda-beda karena sangat tergantung pada kepentingan individu tersebut. Kebutuhan-kebutuhan itulah yang sangat mempengaruhi motivasi seseorang untuk bekerja. Secara umum, orang beranggapan bahwa kerja merupakan bagian dari kehidupan yang paling mendasar, karena dengan bekerja seseorang akan mampu memenuhi kebutuhan yang dimilikinya. Bila kita bertanya pada seseorang mengenai alasan mereka bekerja, maka jawaban paling umum yang dikemukakan adalah untuk memperoleh uang sehingga dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal tersebut menjelaskan bahwa keinginan untuk mempertahankan hidup merupakan salah satu hal yang paling memotivasi seseorang untuk bekerja. Dengan bekerja seseorang akan memperoleh uang yang nantinya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan primernya. Oleh karenanya, dapat dikatakan semakin besar gaji yang diperoleh, maka semakin besar kemungkinan seseorang dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, terutama kebutuhan fisiologis. Menurut Baharuddin (2007) melalui hasil desertasinya mengenai Studi tentang Elemen Psikologi dari Al-Quran mengungkapkan bahwa susunan kebutuhan dasar manusia ada enam tingkatan, yaitu : (1) kebutuhan-kebuthan biologis dan materialis, (2) kebutuhan keamanan, ketentraman, dan seksual, (3)

5 5 kebutuhan perhargaan diri, (4) kebutuhan cinta dan kasih sayang, (5) kebutuhan perwujudan diri dan (6) kebutuhan keyakinan atau agama. Pemenuhan kebutuhan ini berjalan sesuai dengan urutan tingkatannya, artinya kebutuhan yang bersifat biologis harus terpenuhi lebih dahulu sebelum kebutuhan akan rasa aman terpenuhi, kebutuhan akan rasa aman harus terpenuhi lebih dahulu sebelum kebutuhan penghargaan diri terpenuhi dan begitu seterusnya hingga terpenuhinya kebutuhan keyakinan atau agama. Namun hal ini tidak sejalan dengan keadaan yang ada pada Abdi dalem Keraton Yogyakarta yang memutuskan untuk bekerja sebagai Abdi Dalem. Seperti yang diungkapkan oleh seorang abdi dalem yang berusia 98 tahun, beliau mengaku telah mengabdi sebagai abdi dalem keraton Yogyakarta selama 73 tahun. Menurut penuturannya, beliau adalah abdi dalem terlama karena telah mengabdi pada tiga raja sekaligus. Beliau dipercaya untuk membersihkan kereta kencana, meski dari pekerjaan ini beliau tidak mendapatkan honor banyak, tidak lebih dari sepuluh ribu, tapi beliau mengaku merasa tentram dan bahagia (Radar Jogja, 2005) Seperti pada hasil wawancara peneliti dengan abdi dalem P, beliau menyatakan:..ya cuma itu tadi.. berkah dalem.. bisa ketawa senyum kalau tanggal 28 terima tujuh ribu lima ratus.. untuk beli makan burung aja tombok, tapi kan senang ada.. ya kepuasannya itu.. dengan sekian kok masih bisa hidup dan ketawa.. cuma itu aja kok.. Nah itu mengenai kebanggan iya, ya memang ada yang apa ya.. rekan, keluarga ataupun tetangga yang ikut bangga, karena ya itu tadi kebanggaan yang tidak bisa saya nilai sewaktu waktu mengemban tugas..

6 6 Hasil wawancara yang lain dengan abdi dalem S, beliau mengungkapkan:..lah saya itu.. cuma dikasih keraton tujuh ribu tiap bulan.. ha setiap harinya makan apa.. dihitung-hitung itu gak akan cukup mbake.. apalagi untuk sebulan.. ya mbake bayangkan saja.. iya to.. memang, memang gajinya tidak seberapa.. tapi saya itu hatinya senang, ya.. tapi juga dihargai.. Jika dilihat dari teori yang dikemukakan oleh Baharuddin, idealnya pemenuhan kebutuhan terjadi secara hirarki atau bertingkat, namun yang terjadi pada abdi dalem tersebut tidak sejalan dengan teori, karena abdi dalem tidak dapat memenuhi kebutuhan biologis dan materiil dari pekerjaannya sebagai abdi dalem, namun disisi lain, dari pekerjaan sebagai abdi dalem ini, kebutuhan yang berada diatas kebutuhan biologis telah terpenuhi, seperti perasaan bangga, dihargai dan senang. Berdasarkan penjelasan diatas, ada hal yang menarik terkait motivasi kerja yang ada pada Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, antara lain fenomena pengabdian pada Abdi Dalem yang rela bekerja dengan upah yang sangat kecil ditengahtengah kondisi masyarakat umum yang serba materialistis, namun pekerjaan tersebut membuat dirinya, rekan, tetangga dan keluarganya ikut bangga atas pekerjaannya. Oleh karena itu, muncul pertanyaan dalam benak peneliti yang kemudian dijadikan pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu : Mengapa seseorang memutuskan bekerja sebagai Abdi Dalem Keraton Yogyakarta? dan Faktorfaktor apa saja yang mempengaruhi seseorang memutuskan bekerja sebagai Abdi Dalem Keraton Yogyakarta?.

7 7 Metode Penelitian Responden dalam penelitian ini berjumlah 3 orang Abdi Dalem Punakawan Keraton Yogyakarta, yaitu abdi dalem yang bekerja di dalam Keraton Yogyakarta dan menerima gaji dari Keraton, bukan dari kas pemerintahan. Peneliti menggunakan metode Aksidental dalam mengumpulkan responden. Metode ini digunakan karena didasarkan pada kemudahan dalam mengumpulkan responden. (Prasetyo & Jannah, 2005) Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian ini bersifat eksploratif karena ingin menggali informasi untuk mengungkap atau mengeksplorasi alasan mengapa seseorang memutuskan bekerja sebagai Abdi Dalem Keraton Yogyakarta dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi seseorang dalam memutuskan pilihan karir sebagai Abdi Dalem Keraton Yogyakarta. Dalam mengambil data, peneliti menggunakan metode wawancara mendalam. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan pedoman umum. Dalam wawancara tersebut peneliti mengacu pada pedoman umum wawancara tanpa menentukan urutan pertanyaan. Metode yang akan digunakan untuk menganalisis data adalah analisis induksi dengan pertimbangan analisis induksi mampu memahami situasi dan kondisi sesuai dengan bagaimana situasi atau kondisi tersebut menampilkan diri. Menurut Patton (Poerwandari, 2005), analisis induksi dimulai dengan wawancara yang akan memunculkan tema-tema, kategori-kategori dan pola hubungan di antara kategori-kategori tersebut.

8 8 Hasil dan Pembahasan Hasil penelitian ini menyatakan bahwa kebutuhan biologis dan materiil bukanlah kebutuhan primer untuk dipenuhi dari pekerjaan sebagai abdi dalem, mengingat gaji yang diperoleh responden dapat dikatakan sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang pangan dalam waktu satu saja, apalagi untuk jangka waktu satu bulannya. Namun, disamping gaji yang kecil, pihak keraton memberikan fasilitas berupa tempat tinggal yang bisa digunakan responden selama masih mengabdi sebagai abdi dalem Keraton Yogyakarta. Selain itu, keraton juga memberikan kebijaksanaan bagi para abdi dalemnya boleh mencari penghasilan di luar keraton. Hal inilah yang dimanfaatkan responden untuk memenuhi kebutuhan biologis dan materiil yang tidak dapat tercukupi hanya dengan gaji pemberian dari Keraton Yogyakarta. Dalam pekerjaan sebagai abdi dalem ini, responden mengalami lompatan pemenuhan kebutuhan. Secara biologis dan materiil jelas pekerjaan ini tidak dapat diandalkan, namun responden mengaku merasakan keamanan, ketenangan dan ketentraman sebagai abdi dalem. Sesuai hasil wawancara hal ini terjadi karena adanya perhatian dari pihak keraton terhadap abdi dalemnya. Perhatian tersebut berupa perlindungan, baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik, keraton memberikan fasilitas tempat tinggal dan lingkungan yang khusus dihuni oleh abdi dalem. Secara psikis, pihak keraton cepat menanggapi dan memberikan tindakan bila terjadi hubungan atau perlakuan yang kurang menyenangkan terhadap abdi dalemnya.

9 9 Hasil penelitian juga menyatakan bahwa kebutuhan perhargaan diri responden terpenuhi. Tampak pada responden yang memiliki perasaan bangga dalam menjalani pekerjaan sebagai abdi dalem ini, disamping itu responden juga merasa dihormati dan dihargai sebagai abdi dalem. Hal ini dijelaskan pada hasil penelitian bahwa responden lebih dihargai dan dihormati oleh orang luar keraton. Perasaan bangga, dihargai dan dihormati inilah yang membuat responden dapat menyadari dan menilai keadaan dirinya diantara keberadaan orang lain. Perasaan terebut merupakan wujud perhargaan terhadap keutamaan dan keistimewaannya dibandingkan dengan orang lain, sehingga melahirkan harga diri yang cukup tinggi pada responden. Pekerjaan sebagai abdi dalem juga dapat memenuhi kebutuhan cinta dan kasih sayang pada responden. Kebutuhan yang memiliki ciri bahwa manusia selalu ingin merasakan perasaan yang menyenangkan ini juga berlaku pada responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden merasakan perasaan senang, hal ini disebabkan oleh berbagai hal. Mulai dari kepuasan pribadi selama mengabdi, cara berkomunikasi dengan orang lain bahkan dengan Raja, berkah yang didapat, perasaan bangga, dihormati, dihargai, perasaan aman, tenang, tentram, dan lain sebagainya. Selain itu responden juga mendapatkan dukungan penuh dari keluarga dalam bekerja sebagai abdi dalem. Misalnya keluarga yang dengan sabar menemani hari tua responden meskipun memiliki tempat tinggal dan keluarga lain diluar kawasan keraton yang kondisinya jauh lebih baik. Keluarga yang saling melengkapi dan saling mengisi, serta turut merasakan kebahagian dan kebanggaan atas pekerjaan

10 10 responden. Hal ini terjadi sebagai wujud cinta dan kasih sayang dari ornag-orang terdekat. Disamping itu responden juga memiliki hubungan yang baik dengan orang lain, hal ini sesuai dengan hasil penelitian bahwa responden senang bercanda dengan orang lain, senang membantu, bahkan tidak jarang responden dibantu dalam hal pekerjaan oleh rekannya. Hal ini menambah kuat adanya perasaan dicintai dan disayangi pada diri responden. Pada responden terlihat bahwa pekerjaan ini merupakan perwujudan diri atau aktualisasi diri. Hal ini bisa dilihat dari semangat kerja yang besar dalam menjalankan tugas yang diberikan dari keraton. Tugas-tugas yang dipercayakan pada responden dikerjakan secara maksimal dan sebaik mungkin. Perwujudan diri responden juga jelas terlihat dari ketulusan dan kesetiaan responden mengabdi yang dapat dikatakan tanpa imbalan yang menjanjikan serta komitmen yang dijaga sampai mati. Jelas bahwa responden merasa pekerjaan sebagai abdi dalem inilah yang dapat mengaktualisasikan potensi dalam dirinya, karena responden bekerja berdasarkan dorongan dari dalam jiwanya yang memang ingin mengabdikan diri lepada keraton dan Raja, bukan karena dorongan kebutuhan biologis dan psikologis. Disisi yang lain, responden merasa pekerjaan ini merupakan salah satu jalan untuk beribadah. Dengan kebijaksanaan dari keraton yang tidak membatasi aktifitas ritual peribadatan, bahkan pihak keraton sangat menghargai keberagaman agama yang ada di dalamnya. Terbukti dari sering dipergunakannya Pagelaran untuk pengajian akbar bagi umat muslim dan untuk memperingati Desemberan bagi umat nasrani. Selain itu responden juga banyak mengembangkan nilai-nilai

11 11 hidup sebagai wujud ibadah dalam arti luas. Nilai-nilai yang berkembang pada responden antara lain tulus dan ikhlas, dapat dipercaya dan jujur, bertanggungjawab, bersyukur dan menerima apa yang dimiliki, tidak sombong, menjaga tutur kata, menghormati dan menghargai orang lain, berusaha membahagiakan dan membantu orang lain, serta menghormati agama lain. Dalam menjalankan pekerjaannya, responden selalu berserah dan bersyukur kepada Tuhan atas apa yang dijalaninya, dan segala yang dikerjakan semata-mata untuk pengabdian. Responden memiliki alasan yang berbeda antara satu dengan yang lainnya ketika memutuskan untuk bekerja sebagai abdi dalem Keraton Yogyakarta. Hal ini terkait dengan kebutuhan dan tujuan masing-masing responden. Seperti halnya yang diungkap oleh Baharuddin (2007) bahwa motivasi adalah dorongan yang sangat menentukan tingkah laku dan perbuatan manusia dan dorongan itu dapat muncul dari tujuan dan kebutuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alasan responden memutuskan bekerja sebagai abdi dalem adalah mencari perlindungan, meneruskan orang tua atau keluarga sebagai abdi dalem, mempertahankan tempat tinggal, dan mencarikan berkah keturunannya. Pada hasil penelitian, motivasi responden dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri sendiri (internal) dan faktor yang berasal dari luar dirinya sendiri (eksternal). Faktor internal responden terdiri dari niat dari dalam diri sendiri untuk mengabdi dan kebutuhan yang ada dalam dirinya, salah satunya adalah kebutuhan akan rasa aman. Faktor eksternal responden juga terdiri dari dua macam faktor. Yang pertama adalah faktor keluarga seperti upaya melestarikan karir keluarga sebagai abdi dalem dan upaya mencarikan berkah bagi

12 12 keturunannya. Yang kedua adalah faktor lingkungan, pada hasil penelitian faktor ini meliputi lingkungan kehidupan abdi dalem yang tenang, tentram, dan sederhana, selain itu karena tidak adanya pilihan tempat kerja lain yang dapat menerima responden karena keterbatasan fisik dan pendidikan yang dimiliki responden. Mengingat keistimewaan dan kekhasan keraton Yogyakarta sebagai lingkungan yang sampai saat ini masih melestarikan budaya Jawa, penelitian ini juga mengungkap kebanggaan responden terhadap budaya dan adat keraton, serta adanya komitmen untuk menjaga dan ikut melestarikan budaya dan adat keraton itu sendiri. Selain itu, kepercayaan adanya berkah juga merupakan tema yang khas dalam penelitian ini. Berkah yang dirasakan responden tidak semata-mata dari pemberian keraton, namun berkah tersebut juga bisa didapat dari bermacam cara dan asalnya. Ada yang memang berasal dari pemberian keraton langsung seperti gaji bulanan yang dipercaya dapat memberikan kesuksesan dalam berdagang, ada yang berasal dari pelaksanaan adat keraton yang dipercaya dapat memberikan kesembuhan terhadap suatu penyakit bahkan sisa-sisa dari perlengkapan adat keraton pun dipercaya membawa kesuksesan di bidang pertanian. Kepercayaan yang lebih tinggi nampak pada kepercayaan bahwa berkah datangnya dari Yang Maha Kuasa meskipun jalannya pemberiannya bermacam-macam, termasuk melalui keraton itu sendiri dan juga melalui kebaikan-kebaikan pihak atau orang yang memberikan perhatian dan hal lain yang dapat membantu kehidupan responden sebagai abdi dalem.

13 13 Dari pembahasan diatas, menarik kiranya ketika keraton dianggap tempat yang kaya akan berkah. Meskipun hanya mendapat upah relatif kecil atas apa yang responden kerjakan, namun ada rasa syukur yang mengagumkan atas apa yang didapat. Hal ini terjadi karena pada responden melihat bahwa kepuasan tak hanya dinilai dari besar kecilnya gaji yang diperoleh namun lebih kepada bagaimana ia memaknai niat, proses dan hasil dari pengabdiannya. Spranger (Sumadi, 2006) menyatakan bahwa individu dan kebudayaan berhubungan secara timbal balik. Seseorang memiliki nilai-nilai yang dibentuk dan dipupuk dengan acuan kebudayaan, artinya nilai-nilai pada masing-masing individu itu terbentuk dan berkembang dengan memakai kebudayaan sebagai norma. Menurut Spranger (Sujanto, 2001), manusia dapat dibedakan atas enam nilai kebudayaan, yaitu : ekonomi, politik, sosial, ilmu pengetahuan, kesenian dan agama. Hasil wawancara menyatakan bahwa responden penelitian memiliki nilai hidup seperti rela berkorban atau tulus, senang mengabdi, bertanggung jawab mencintai sesama dan pandai bergaul. Selain itu responden juga senang menolong orang lain, tidak terlalu memikirkan materi atau ikhlas, memiliki rasa syukur yang besar terhadap Tuhan, dan percaya akan berkah yang diberikan Tuhan melalui berbagai cara. Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan nilai hidup yang dominan berkembang dalam diri responden adalah kombinasi nilai sosial spiritual. Artinya, responden memiliki keinginan untuk hidup diantara manusia yang lain dan mencintai sesama manusia, serta mengukur segala sesuatu dari segi maknanya bagi kehidupan rohaniah dan ingin mencapai keselarasan antara pengalaman batin

14 14 dengan arti hidupnya sehingga dengan nilai hidup ini responden merasa bebas dan tentram dalam hidupnya. Dari penelitian yang telah dilakukan ini, kiranya terdapat kekurangan dalam proses wawancara. Wawancara yang dilakukan masih kurang mendalam, sehingga masih ada pertanyaan-pertanyaan dalam interview guide yang belum tergali secara optimal. Disamping itu, hasil penelitian ini hanya sebatas memberi deskripsi atau gambaran motivasi kerja abdi dalem secara umum. Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi responden dalam bekerja sebagai abdi dalem terdiri dari enam aspek, yaitu : 1. Kebutuhan biologis dan materialis Terlihat pada hasil penelitian, secara materi responden tidak berharap banyak dri pekerjaan ini, karena dapat dilihat dari gaji yang tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan. Namun pekerjaan ini memberikan fasilitas tempat tinggal bagi abdinya, dan salah satu responden memutuskan bekerja sebagai abdi dalem untuk mempertahankan tempat tinggalnya yang ada di dalam keraton. 2. Kebutuhan keamanan, ketentraman, dan seksual Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaan sebagai abdi dalem memberikan rasa aman, ketenangan, dan ketentraman bagi responden. Hal ini terlihat dari kebijaksanaan keraton yang memberikan perlindungan terhadap hal

15 15 negatif bagi abdinya dan fasilitas berupa tempat tinggal bagi abdi yang tidak memiliki tempat tinggal sendiri. 3. Kebutuhan penghargaan diri Pada hasil penelitian, terlihat responden merasakan perasaan bangga atas pekerjaannya, merasa lebih dihargai dan dihormati oleh masyarakat. 4. Kebutuhan cinta dan kasih sayang Dasar kebutuhan ini adalah manusia ingin selalu merasakan perasaan yang menyenangkan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden merasa senang bekerja sebagai abdi dalem. Hal ini disebabkan adanya dukungan keluarga kepada responden atas pekerjaan ini dan terjalinnya hubungan baik dengan orang lain, baik didalam maupun diluar Keraton Yogyakarta. 5. Kebutuhan perwujudan diri/aktualisasi diri Pada hasil penelitian terlihat bahwa bagi responden tidak ada pandangan pekerjaan lain selain menjadi abdi dalem keraton Yogyakarta sehingga dalam menjalankan tugas-tugasnya responden selalu mengerjakan secara maksimal dan sebaik mungkin. Selain itu responden menjalani pekerjaan ini dengan hati yang tulus, setia dan memegang komitmen untuk terus mengabdi sampai akhir hayat tanpa mengharap balasan materi. 6. Kebutuhan akan keyakinan/agama/ibadah Pada hasil penelitian terlihat dalam pekerjaan ini responden banyak mengembangkan nilai-nilai spiritual dalam kehidupannya. Baik dalam hubungan vertikal dengan Tuhan-nya dan hubungan horisontal dengan lingkungan sekitarnya. Nilai yang dikembangkan antara lain : tulus dan ikhlas, dapat

16 16 dipercaya dan jujur, bertanggung-jawab, bersyukur dan menerima apa yang dimiliki, tidak sombong, menjaga tutur kata, menghormati dan menghargai orang lain, berusaha membahagiakan dan membantu orang lain, serta menghormati agama lain. Pada penelitian ini, responden memutuskan menjadi abdi dalem karena beberapa alasan, yaitu : Tabel 3 Alasan Responden menjadi Abdi Dalem Alasan Bekel Sepuh (R1) Bekel Sepuh (R2) Wedono (R3) Mencari perlindungan v v - Mempertahankan tempat v v - tinggal Melestarikan keluarga - v v sebagai abdi dalem Mencari berkah bagi v v v keturunannya Ingin merasakan kesederhanaan, v v v ketenangan, ketentraman Keputusan responden untuk berkarir menjadi abdi dalem keraton Yogyakarta dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu : - Faktor internal, meliputi niat dan kebutuhan dari dalam diri subjek - Faktor eksternal, meliputi faktor keluarga dan lingkungan Diluar jawaban atas pertanyaan penelitian, peneliti menemukan bahwa interaksi antara individu responden dan kebudayaan menghasilkan nilai hidup yang dominan dan berkembang pada diri responden yaitu nilai sosial spiritual.

17 17 Saran Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan pada responden untuk tetap mempertahankan nilai-nilai yang selama ini telah dikembangkan, diantaranya rasa syukur dan ketulusan sehingga dapat tercipta kebahagian dan kepuasan yang lebih selama bekerja sebagai Abdi Dalem Keraton Yogyakarta. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan untuk menggali lebih dalam tentang topik yang diangkat pada penelitian ini. Selain itu, pada penelitian yang selanjutnya disarankan untuk menambah responden dan significant others, agar data yang diperoleh lebih lengkap dan lebih kuat. Kelemahan penelitian ini adalah pembahasan yang kurang mendalam terhadap data hasil penelitian, sehingga penelitian ini hanya sebatas memberikan gambaran atau deskripsi secara umum mengenai motivasi abdi dalem saja..

18 18 DAFTAR PUSTAKA Baharuddin Paradigma Psikologi Islami. Studi Tentang Elemen Psikologi dari Al-Quran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Poerwandari, E. K Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi. Jakarta : Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Prasetyo, B. & Jannah, L. M Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Radar Jogja Mbah Djoyoseputro,73Th Jadi Abdi Dalem Kraton Jogja. Sujanto, A., Lubis, H., Hadi, T Psikologi Kepribadian. Jakarta : Bumi Aksara. Sumadi, S Psikologi Kepribadian. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

19 19 IDENTITAS PENULIS Nama : Ingga Ayu Novitasari Alamat : Kromodangsan 73B Lumbungrejo Tempel Sleman Yogyakarta No. Hp. :

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu.

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik. perkawinan antara manusia yang berlaian jenis itu. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia di dunia yang berlainan jenis kelaminnya (laki-laki dan perempuan), secara alamiah mempunyai daya tarik menarik antara satu dengan yang lainnya

Lebih terperinci

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA Artikel MENGHIDUPKAN 8 FUNGSI KELUARGA MENUJU KELUARGA SEJAHTERA Sunartiningsih, SE Sebagaimana telah diketahui bersama bahwa keluarga sejahtera didefinisikan sebagai keluarga yang dibentuk berdasarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Abdi dalem merupakan orang yang mengabdi pada Keraton, pengabdian abdi dalem ini telah dilakukan selama belasan tahun, bahkan puluhan tahun. Kehidupan Keraton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan berbagai elemen dalam sebuah organisasi; yaitu

BAB I PENDAHULUAN. karena melibatkan berbagai elemen dalam sebuah organisasi; yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini sumber daya manusia dianggap sebagai sumber daya yang penting bagi organisasi,karena tanpa sumber daya manusia yang berkualias,maka organisasi tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari hubungannya dengan orang lain. Keberadaan orang lain dibutuhkan manusia untuk melakukan suatu

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Keraton Surakarta sebagai simbol obyek dan daya tarik wisata memiliki simbol fisik dan non fisik yang menarik bagi wisatawan. Simbol-simbol ini berupa arsitektur bangunan keraton,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangannya Keraton Kasunanan lebih dikenal daripada Keraton

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangannya Keraton Kasunanan lebih dikenal daripada Keraton 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kota Surakarta atau yang lebih dikenal dengan Kota Solo adalah kota yang memiliki dua kerajaan, yaitu Keraton Kasunanan dan Keraton Mangkunegaran. Keraton

Lebih terperinci

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan

INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD. Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan L A M P I R A N 57 INVENTORI TUGAS PERKEMBANGAN SISWA SD Berikut ini 50 rumpun pernyataan, setiap rumpun terdiri atas 4 pernyataan Anda diminta untuk memilih 1 (satu) pernyataan dari setiap rumpun yang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. serba terbatas, dengan konsep pemisahan ruang antara napi laki-laki dengan napi

BAB V KESIMPULAN. serba terbatas, dengan konsep pemisahan ruang antara napi laki-laki dengan napi 128 BAB V KESIMPULAN Seksualitas merupakan bagian penting yang diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan biologis seorang napi. Berada dalam situasi dan kondisi penjara yang serba terbatas, dengan konsep pemisahan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI. Diajukan kepada Fakultas Psikologi HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KEBAHAGIAAN PADA SISWA SISWI DI SMA MUHAMMADIYAH 1 KLATEN NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar Derajat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN

BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN 67 BAB IV ANALISIS TENTANG INTERNALISASI NILAI KEJUJURAN MELALUI BUKU CATATAN HARIAN PEMBIASAAN SALAT LIMA WAKTU SISWA SMP NEGERI 15 PEKALONGAN A. Analisis Proses Penanaman Nilai Kejujuran Melalui Buku

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG

BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG 77 BAB IV ANALISIS PERAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LINGKUNGAN KELUARGA DALAM MEMBENTUK AKHLAQUL KARIMAH PADA REMAJA DI DUSUN KAUMAN PETARUKAN PEMALANG A. Analisis Tentang Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam

Lebih terperinci

saja ada satu hal yang merupakan kunci. Kunci itu adalah cinta. Cinta dari hati.

saja ada satu hal yang merupakan kunci. Kunci itu adalah cinta. Cinta dari hati. Cinta adalah kunci Hidup..banyak hal yang terjadi, terlaksana dan terdapat didalamnya. Banyak kejadian-kejadian yang terdapat di dalamnya. Kesenangan, kesedihan, kepahitan, ketenangan, kesukaan, dan kebencian.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SUBJECTIVE WELL-BEING PADA GURU PAUD DI DAERAH RAWAN BENCANA NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Dalam mencapai derajad Sarjana S-1 Diajukan oleh: Nurul Fikri Hayuningtyas Nawati F100110101

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Kesehatan adalah hak setiap orang merupakan salah satu slogan yang sering kita dengar dalam dunia kesehatan. Hal ini berarti setiap pasien yang dirawat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas-tugas perkembangannya dengan baik agar dapat tumbuh menjadi individu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tugas-tugas perkembangannya dengan baik agar dapat tumbuh menjadi individu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia terdapat serangkaian tahapan perkembangan yang harus dihadapi dan dilewati oleh individu guna mencapai tahap perkembangan yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Abdi Dalem merupakan sebuah kata-kata yang tidak asing di telinga kita, dalam makna yang sebenarnya yaitu bahasa Jawa, abdi dalem adalah Abdining Budoyo, sedangkan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran karyawan yang sangat penting bagi setiap organisasi atau perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. peran karyawan yang sangat penting bagi setiap organisasi atau perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia yang berkualitas dan berkompeten merupakan aset yang tidak ternilai harganya bagi setiap organisasi ataupun perusahaan. Mengingat peran karyawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta, Indonesia, dikenal sebagai bangunan bersejarah yang

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta, Indonesia, dikenal sebagai bangunan bersejarah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat berlokasi di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia, dikenal sebagai bangunan bersejarah yang merupakan istana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

lease purchase PDFcamp Printer on to remove this watermark. BAB 4 KESIMPULAN

lease purchase PDFcamp Printer on  to remove this watermark. BAB 4 KESIMPULAN 124 BAB 4 KESIMPULAN Masyarakat Jawa yang kaya akan nilai-nilai budaya memiliki banyak cara untuk mengapresiasi dan mengaplikasikan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Melalui ungkapan, falsafah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hadapi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini mendorong seseorang

BAB I PENDAHULUAN. hadapi oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Hal ini mendorong seseorang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Seiring dengan kemajuan teknologi di Indonesia dan lapangan pekerjaan yang sedikit maka biaya hidup seseorang adalah masalah terbesar yang sedang di hadapi oleh sebagian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan BAB V PENUTUP A. Simpulan Dari keseluruhan kajian mengenai pemikiran Kiai Ṣāliḥ tentang etika belajar pada bab-bab sebelumnya, diperoleh beberapa kesimpulan penting, terutama mengenai konstruksi pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kelompok remaja merujuk pada kelompok individu yang berada dalam kisaran usia 12-21 tahun. Kata remaja berasal dari bahasa Latin yang berarti kematangan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek

BAB III METODE PENELITIAN. bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Pendekatan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif. Disebut kualitatif karena penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang menginginkan kesejahteraan didalam hidupnya, bahkan Aristoteles (dalam Ningsih, 2013) menyebutkan bahwa kesejahteraan merupakan tujuan utama dari eksistensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence)

BAB I PENDAHULUAN. Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata Latin (adolescence) yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Dalam perkembangan kepribadian seseorang

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Penghayatan hidup tak bermakna yang menyertai pengalaman derita di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Penghayatan hidup tak bermakna yang menyertai pengalaman derita di BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Penghayatan hidup tak bermakna yang menyertai pengalaman derita di awal tunanetra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (UU No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan dalam Libertus, 2008). Keputusan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan dapat diartikan sebagai sebuah ikatan lahir batin seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga)

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI KERJA GURU SEKOLAH LUAR BIASA

NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI KERJA GURU SEKOLAH LUAR BIASA NASKAH PUBLIKASI MOTIVASI KERJA GURU SEKOLAH LUAR BIASA Oleh : HAFRIYANI DALIMUNTHE SUS BUDIHARTO PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI ILMU SOSIAL DAN BUDAYA UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kebermaknaan Hidup

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kebermaknaan Hidup BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konseptualisasi topik yang diteliti 1. Kebermaknaan Hidup a. Pengertian Kebermaknaan Hidup Makna hidup menurut Frankl adalah kesadaran akan adanya suatu kesempatan atau kemungkinan

Lebih terperinci

ASTA CITRA ANAK INDONESIA

ASTA CITRA ANAK INDONESIA Ide-ide atau konsep-konsep tentang kesejahteraan dan perlindungan anak yang ada pada saat ini tak bisa dilepaskan dari ide-ide atau konsep-konsep yang pernah muncul dan berkembang pada masa-masa sebelumnya,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Karena metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Karena metode BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Karena metode kualitatif dianggap tepat untuk memperoleh gambaran makna harga diri pada remaja

Lebih terperinci

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA HUBUNGAN RELIGIUSITAS DENGAN KEBERMAKNAAN HIDUP PADA SANTRI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ushuluddin

Lebih terperinci

B A B I P E N D A H U L U A N

B A B I P E N D A H U L U A N 1 B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap lembaga pemerintah didirikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Bagi Lembaga Pemerintah yang berorientasi sosial, tujuan utamanya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Keharmonisan Pada Pasangan Menikah Yang Belum Mempunyai Keturunan. Keluarga harmonis merupakan keluarga yang penuh dengan ketenangan, ketentraman, kasih sayang, keturunan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa kesimpulan sebagai 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRES KERJA PADA KRU SINETRON KEJAR TAYANG. ¹Lia Nursofa ²Dona Eka Putri. Abstrak

MANAJEMEN STRES KERJA PADA KRU SINETRON KEJAR TAYANG. ¹Lia Nursofa ²Dona Eka Putri. Abstrak MANAJEMEN STRES KERJA PADA KRU SINETRON KEJAR TAYANG ¹Lia Nursofa ²Dona Eka Putri 1.2 Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Abstrak Kru sinetron kejar tayang adalah orang yang bekerja dalam pembuatan

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT SIME INDO AGRO DI SANGGAU Robertus Robet Robertus_robet@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Untuk upaya mendapatkan sumber daya manusia

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA RELIGIUSITAS DENGAN KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS PADA LANSIA MUSLIM NASKAH PUBLIKASI Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

Awal beliau menekuni bidang Aura tentu saja dikarenakan karena Bakat Lahir yang beliau miliki dalam melihat dan merasakan Aura seseorang.

Awal beliau menekuni bidang Aura tentu saja dikarenakan karena Bakat Lahir yang beliau miliki dalam melihat dan merasakan Aura seseorang. Ratu Aura merupakan Pakar energy aura yang berbeda dengan pakar buka aura yang lainnya. Ratu Aura hadir dengan metode buka Aura yang lebih praktis, cepat dan efektif. Wanita cantik, berwibawa, cerdas serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Perasaan tenang dan tentram merupakan keinginan yang ada dalam diri setiap

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Perasaan tenang dan tentram merupakan keinginan yang ada dalam diri setiap BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Perasaan tenang dan tentram merupakan keinginan yang ada dalam diri setiap orang. Dalam menjalani kehidupan ini seseorang seringkali merasakan kebahagian dan kesedihan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang ada di gereja, yang bermula dari panggilan Allah melalui Kristus

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan yang ada di gereja, yang bermula dari panggilan Allah melalui Kristus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Agama Kristen Protestan merupakan salah satu agama yang diakui di Indonesia. Pada Agama Kristen biasanya memiliki suatu organisasi di gereja yang melibatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap daerah pasti memiliki identitas-identisas masing-masing yang menggambarkan ciri khas daerah tersebut. Seperti halnya Indonesia yang banyak memiliki pulau,

Lebih terperinci

PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH

PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH PENERIMAAN DIRI ORANG TUA TERHADAP ANAK YANG HAMIL DI LUAR NIKAH Disusun Oleh Nama : Auliya Karimah NPM : 10507030 Pembimbing : Wahyu Rahardjo, S.Psi., M.si Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Pengaruh Program Kegiatan Masjid terhadap Motivasi Ibadah Shalat Ada pengaruh yang sangat signifikan antara program kegiatan masjid dengan motivasi ibadah shalat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan institusi yang kompleks. Kompleksitas tersebut, bukan saja dari masukannya yang bervariasi, melainkan dari proses pembelajaran yang diselenggarakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sumber daya manusia itu sendiri dapat dirincikan menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sumber daya manusia itu sendiri dapat dirincikan menjadi seorang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini, sumber daya manusia menjadi hal yang sangat penting bagi suatu perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya, semakin banyak sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah bersatunya dua orang manusia yang bersama-sama sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat keterikatan secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal

BAB I PENDAHULUAN. Anwar Sutoyo, Bimbingan dan Konseling Islami (Teori dan Praktik), Pustaka Pelajar, Yogjakarta, 2013, hal BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Manusia dalam menjalani kehidupan pasti akan dihadapkan dengan cobaan untuk mengetahui sebagaimana usaha lahir dan batin seseorang ketika dihadapkan pada ujian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,

BAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang

Lebih terperinci

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK Modul ke: 11 Fakultas DESAIN SENI KREATIF Pancasila dan Implementasinya Bagian I Pada Modul ini kita akan mempelajari mengenai keterkaitan sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) dengan Prinsip pembangunan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Perkawinan 1. Pengertian Kualitas Perkawinan Menurut Gullota (Aqmalia, 2009) kepuasan pernikahan merupakan perasaan pasangan terhadap pasangannya mengenai hubungan pernikahannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah individu yang selalu belajar. Individu belajar berjalan, berlari, dan lain-lain. Setiap tugas dipelajari secara optimal pada waktu-waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. Fenomena hijabers atau sebutan bagi orang yang mengenakan hijab secara

BAB V PEMBAHASAN. Fenomena hijabers atau sebutan bagi orang yang mengenakan hijab secara BAB V PEMBAHASAN Fenomena hijabers atau sebutan bagi orang yang mengenakan hijab secara trendy/stylish menunjukkan adanya keterlibatan aspek agama Islam yang diwujudkan dalam kegiatan sehari-hari seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebutuhan yang berbeda-beda dengan tingkat perkembangannya. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebutuhan yang berbeda-beda dengan tingkat perkembangannya. Menurut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya manusia sebagai mahluk biopsikososial dan spiritual merupakan kesatuan dari aspek jasmani dan rohani yang memiliki sifat unik dengan kebutuhan yang berbeda-beda

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMPN 4 KOTA JAMBI

ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMPN 4 KOTA JAMBI ARTIKEL ILMIAH HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII DI SMPN 4 KOTA JAMBI Oleh: NONONG WAZIR NIM: ERA 1D 010116 PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN KUESIONER PENELITIAN Sehubungan dengan penelitian saya yang berjudul: PENGARUH KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP KEINGINAN UNTUK KELUAR KARYAWAN PT. MAPAN WIJAYA SEMARANG, maka saya memohon

Lebih terperinci

KAJIAN YURIDIS TERHADAP KEABSAHAN AKTA NOTARIIL YANG MEMUAT DUA PERBUATAN HUKUM SEKALIGUS DALAM PERJANJIAN KREDIT

KAJIAN YURIDIS TERHADAP KEABSAHAN AKTA NOTARIIL YANG MEMUAT DUA PERBUATAN HUKUM SEKALIGUS DALAM PERJANJIAN KREDIT KAJIAN YURIDIS TERHADAP KEABSAHAN AKTA NOTARIIL YANG MEMUAT DUA PERBUATAN HUKUM SEKALIGUS DALAM PERJANJIAN KREDIT SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi tugas Dalam menyelesaikan Sarjana Strata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengemukakan teori hirarki kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan fisiologis/dasar,

I. PENDAHULUAN. mengemukakan teori hirarki kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan fisiologis/dasar, I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua manusia pada dasarnya memiliki kebutuhan yang sama, akan tetapi karena budaya maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam memenuhi kebutuhan, manusia menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai seni kreatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang penelitian yang membahas mengenai proses pengambilan keputusan yang individu hadapi mengenai pengambilan keputusan untuk hidup membiara, disertai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kepuasan Kerja Kepuasan kerja (job satisfaction) menurut Handoko (1996) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagaimana para pekerja memandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sanksi sosial dari masyarakat, misalnya diasingkan dalam pergaulan sosial.

BAB I PENDAHULUAN. sanksi sosial dari masyarakat, misalnya diasingkan dalam pergaulan sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap manusia yang melanggar aturan dari norma sosial, akan mendapat sanksi sosial dari masyarakat, misalnya diasingkan dalam pergaulan sosial. Sedangkan manusia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Etos Kerja. kepribadian, serta cara mengekspresikan, memandang, meyakini dan cara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Etos Kerja. kepribadian, serta cara mengekspresikan, memandang, meyakini dan cara BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Etos Kerja 1. Pengertian Etos Kerja Tasmara (2002) menegaskan bahwa etos kerja adalah totalitas kepribadian, serta cara mengekspresikan, memandang, meyakini dan cara memberikan

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN oleh : MUTYA GUSTI RAMA Dra. AISAH INDATI, M.S FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua,

BAB 1 PENDAHULUAN. terbatas berinteraksi dengan orang-orang seusia dengannya, tetapi lebih tua, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang senantiasa memerlukan interaksi dengan orang lain. Saat berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Hierarki Kebutuhan Terdapat berbagai macam teori motivasi, salah satu teori motivasi yang umum dan banyak digunakan adalah Teori Hierarki Kebutuhan. Teori

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 63 BAB III METODE PENELITIAN A. Fokus Penelitian Fokus dalam penelitian ini adalah penerimaan diri pada ibu yang memiliki anak retardasi mental dengan level retardasi mental sedang. Guna mendalami fokus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari. penyesuaian diri dengan pengalaman hidupnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perilaku manusia dalam perspektif Al-Qur an merupakan wujud dari kepribadian yang sebenarnya. 1 Perilaku manusia dapat dikatakan sebagai perwujudan dari kepribadiannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa dewasa adalah masa awal individu dalam menyesuaikan diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Pada masa ini, individu dituntut

Lebih terperinci

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT

KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT KODE ETIK PENGAWAS PERIKANAN, PENYIDIK PERIKANAN DAN AWAK KAPAL PENGAWAS PERIKANAN TYPE SPEED BOAT PANGKALAN PENGAWASAN SUMBERDAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBERDAYA

Lebih terperinci

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Nama : No HP : Alamat : Pendidikan Terakhir : 1. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya) Pemikiran dan perhatian ditujukan ke dalam,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang, karena pada masa ini remaja mengalami perkembangan fisik yang cepat dan perkembangan psikis

Lebih terperinci

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan

DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN. BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan DETERMINAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA PT. X MEDAN BAGUS HANDOKO Dosen Fakultas Ekonomi STIE Harapan Medan baguscipta@gmail.com ABSTRAK This research aimed to find out the correlation between motivation

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang-Undang No.1 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang-Undang No.1 Tahun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

Lebih terperinci

Modul ke: ETOS KERJA. Fakultas FEB. H. JAZULI SURYADHI, MS.i (HJS) Program Studi MANAJEMEN.

Modul ke: ETOS KERJA. Fakultas FEB. H. JAZULI SURYADHI, MS.i (HJS) Program Studi MANAJEMEN. Modul ke: ETOS KERJA Fakultas FEB H. JAZULI SURYADHI, MS.i (HJS) Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id Etos Kerja adalah pandangan bagaimana melakukan kegiatan yang bertujuan mendapatkan hasil atau

Lebih terperinci

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM MUKADDIMAH Universitas Muhammadiyah Mataram disingkat UM Mataram adalah Perguruan Tinggi yang menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi, yang mempunyai tujuan lebih tinggi dari sekedar untuk hidup, sehingga manusia lebih terhormat

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas

KATA PENGANTAR KUESIONER. Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas LAMPIRAN I KATA PENGANTAR KUESIONER Dengan hormat, Dalam rangka memenuhi persyaratan pembuatan skripsi di Fakultas Psikologi Universitas Kristen Maranatha, maka tugas yang harus dilaksanakan adalah mengadakan

Lebih terperinci

DAFTAR PERTANYAAN. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Alamat : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Jabatan :...

DAFTAR PERTANYAAN. IDENTITAS RESPONDEN 1. Nama : Alamat : Umur : Jenis Kelamin : Pendidikan Terakhir : Jabatan :... DAFTAR PERTANYAAN PETUNJUK PENGISIAN 1. Untuk pertanyaan yang bersifat isian, istilah dengan jawaban yang sesuai. 2. Untuk pertanyaan yang bersifat pilihan, berilah tanda silang (X) pada huruf a,b,c,d,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Individu pada hakikatnya akan terus mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan sepanjang hidup. Individu akan terus mengalami perkembangan sampai akhir hayat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. dijalanan maupun ditempat-tempat umum lainnya (Huraerah, 2007). 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak jalanan di Indonesia mengalami peningkatan pesat dalam beberapa tahun belakangan. Seseorang bisa dikatakan anak jalanan apabila berumur dibawah 18 tahun, yang

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA K E T E T A P A N MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR : II/MPR/1978 TENTANG PEDOMAN PENGHAYATAN DAN PENGAMALAN PANCASILA (EKAPRASETIA PANCAKARSA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MAJELIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling membutuhkan dan saling berinteraksi. Dalam interaksi antar manusia

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola perilaku masyarakat. Perilaku ini tercermin dari perilaku individu selaku anggota masyarakat. Indonesia

Lebih terperinci

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin A. Pendahuluan TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM --------------------------------------------------------------------- Oleh : Fahrudin Tujuan agama Islam diturunkan Allah kepada manusia melalui utusan-nya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Kepuasan dalam Hubungan Romantis

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Kepuasan dalam Hubungan Romantis BAB II LANDASAN TEORI A. Kepuasan dalam Hubungan Romantis 1. Definisi Kepuasan dalam Hubungan Romantis Hubungan romantis merupakan aktivitas bersama yang dilakukan oleh dua individu dalam usaha untuk saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan segi biologis, sosiologis dan teologis.

BAB I PENDAHULUAN. manusia itu, yaitu kebutuhan yang berhubungan dengan segi biologis, sosiologis dan teologis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai kebutuhan-kebutuhan seperti makhluk hidup lainnya, baik kebutuhan-kebutuhan untuk melangsungkan eksistensinya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan merupakan sebuah upaya multi dimensional untuk mengubah keadaan tertentu menjadi kondisi yang lebih baik. Perubahan itu harus disertai peningkatan harkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A.Tipe Penelitian Paradigma penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma penelitian kualitatif dengan jenis penelitian fenomenologis yang tujuan mendapatkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengeksplorasi gambaran umum remaja

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengeksplorasi gambaran umum remaja BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mengeksplorasi gambaran umum remaja yang tinggal di panti asuhan tentang kebahagiaan. Metode yang digunakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, bergaul, ekspresi diri, harga diri dan lain-lain. Menurut Maslow (dalam Hambali 2013: ) bahwa setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. bersaing, bergaul, ekspresi diri, harga diri dan lain-lain. Menurut Maslow (dalam Hambali 2013: ) bahwa setiap manusia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya bertujuan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang BAB IV TINJAUAN KRITIS Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya kita dapat melihat bahwa manusia selalu menyatu dengan kebudayaannya dan budaya itu pun menyatu dalam diri manusia. Karena itu budaya menjadi

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. diambil pada koperasi serba usaha aster mandiri yang. beralamatkan Jalan Badas-Kunjang No. 3 Kediri Jawa Timur.

BAB V PEMBAHASAN. diambil pada koperasi serba usaha aster mandiri yang. beralamatkan Jalan Badas-Kunjang No. 3 Kediri Jawa Timur. BAB V PEMBAHASAN Penelitian tentang pengaruh insentif terhadap prestasi kerja karyawan diambil pada koperasi serba usaha aster mandiri yang beralamatkan Jalan Badas-Kunjang No. 3 Kediri Jawa Timur. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Sebagai makhluk sosial manusia tumbuh bersama-sama dan mengadakan

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Sebagai makhluk sosial manusia tumbuh bersama-sama dan mengadakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia disebut juga sebagai makhluk holistik, yaitu bisa berfungsi sebagai makhluk individual, makhluk sosial, dan juga makhluk religi. Manusia sebagai makhluk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan. Pendapatan merupakan balas jasa bekerja setelah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pendapatan. Pendapatan merupakan balas jasa bekerja setelah BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendapatan Keluarga 1. Pengertian Pendapatan Pada dasarnya tujuan orang bekerja adalah untuk menghasilkan pendapatan. Pendapatan merupakan balas jasa bekerja setelah menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung

BAB I PENDAHULUAN. kota Jakarta pada akhirnya menuntut tersedianya wadah fisik untuk menampung BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Latar Belakang Proyek Jakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang pertumbuhan kotanya cenderung pesat. Sebagai ibukota negara, Jakarta menjadi pusat dari berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua perusahaan apapun jenisnya, mempunyai misi yang biasanya tercantum dalam maksud dan tujuan perusahaan. Misi tidak akan tercapai tanpa diemban oleh sumber

Lebih terperinci