MENGGAMBAR KONTRUKSI TANGGA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MENGGAMBAR KONTRUKSI TANGGA"

Transkripsi

1 MENGGAMBAR KONTRUKSI TANGGA MENGGAMBAR KONTRUKSI TANGGA PENYUSUN I PUTU HARRY SUTRISNA PUTRA,ST MODUL NO 01/2012 ISO 9001 : 2008 Windows SMK N 1 DENPASAR

2 PENDAHULUAN A. DESKRIPSI Dalam modul ini anda akan mempelajari teori kontruksi tangga, gambar kontruksi tangga beton, kayu dan baja termasuk didalamnya detail penggambaran dari masing-masing bahan kontruksi tangga B. PERSYARATAN Dalam mempelajari modul ini anda harus memahami peralatan gambar, skala, ukuran kertas, macam-macam garis dan format gambar, dimensi tulangan,notasi tulangan, dimensi kayu, sambungan kayu, profil baja berat C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL 1. Pelajari daftar isi modul akan nampak materi-materi yang ada dan tugas-tugas yang akan dilakukan 2. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam penguasaan suatu pekerjaan dengan cara membaca secara teliti 3. Kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan dan jawablah pertanyaan dengan singkat dan jelas 4. Bila terdapat penugasan, kerjakan tugas tersebut dengan baik dan bila mana terdapat kesulitan konsultasikan hasil pekerjaan pada guru 3

3 KEGIATAN BELAJAR Standar kompetensi : Menggambar Kontruksi Tangga Kompetensi dasar : Mendeskripsikan Kontruksi Tangga Pertemuan : 1 & 2 Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan pengertian tangga 2. Siswa dapat menyebutkan bahan-bahan tangga 3. Siswa dapat mengetahui kesesuaian bahan tangga dengan fungsi bangunan 4. Siawa dapat menyebutkan bagian-bagian kontruksi tangga 5. Siswa dapat mengetahui bentuk-bentuk tangga bangunan 6. Siswa dapat menyelidiki bagian-bagian tangga 7. Siswa dapat menyelidiki bahan dan bentuk tangga bangunan disesuaikan dengan fungsi bangunan 8. Siswa dapat menganalisis bahan dan bentuk tangga yang digunakan dalam rumah tinggal 9. Memilih bahan dan bentuk tangga yang akan digunakan dalam kontruksi rumah tinggal 4

4 1.1 MENDESKRIPSIKAN KONTRUKSI TANGGA Tangga pada masa lampau memiliki kedudukan yang sangat penting karena memiliki nilai prestise bagi penghuni rumah tersebut. Namun pada masa sekarang tangga sudah menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi rumah yang menggunakan lahan terbatas. Dengan perkembangan kebutuhan perumahan pada jaman sekarang dan tingkat ekonomi masyarakat yang belum merata makan masyarakat yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas hanya memiliki pilihan membuat rumah di lahan yang sempit ( > 1,5 Are ). Disamping itu perbandingan harga tanah dan harga bangunan sangat berbeda sehingga masyarakat cenderung membeli tanah yang sempit namun perluasan bangunan cenderung kea rah vertical (bangunan bertingkat). Mengingat hal tersebut maka, untuk menghubungkan antara lantai satu dengan lantai diatasnya digunakan tangga. Gambar 1.1 Rumah bertingkat di areal sempi 5

5 1.2 Bahan Tangga Bahan bahan tangga dibuat dari bahan-bahan yang yang disesuaikan dengan gaya bangunan, fungsi bangunan, fungsi tangga dan selera dari penghuni. Sebagai Contoh Jika bangunan berfungsi sebagai gudang maka bahan tangga harus memiliki sefesifikasi kuat menopang beban barang yang akan melewati tangga tersebut, maka bahan yang cocok adalah tangga beton dan baja 1. Kontruksi Tangga Kayu Konstruksi tangga kayu, untuk bangunan sederhana dan semi permanen. Pertimbangan : material kayu ringan, mudah didapat serta menambahkan segi estetika yang tinggi bila diisi dengan variasi profil dan difinishing dengan rapi. Kelemahan : tidak dapat dilalui oleh beban-beban yang berat, lebarnya terbatas, memiliki sifat lentur yang tinggi serta konstruksi tangga kayu tidak cocok ditempatkan di ruang terbuka karena kayu mudah lapuk jika terkena panas dan cahaya Gambar 1.2 Tangga Kayu 6

6 2. Kontruksi Tangga Baja Biasanya digunakan pada bangunan yang sebagian besar komponenkomponen strukturnya terdiri dari material baja. Tangga ini digunakan pada bangunan semi permanen seperti bangunan peruntukan bengkel, bangunan gudang, dan lain-lain. Tangga ini kurang cocok untuk bangunan dekat pantai karena pengaruh garam akan mempercepat proses karat begitupun bila ditempatkan terbuka akan menambah biaya perawatan. Gambar 1.3 Tangga Baja 3. Kntruksi Tangga Beton Sampai sekarang banyak digunakan pada bangunan bertingkat 2 (dua) atau lebih dan bersifat permanent seperti peruntukan kantor, rumah tinggal, pertokoan. Tangga beton memiliki keuntungan mudah dibuat sesuai dengan begesting/cetakan beton yang direncanakan. 7

7 Gambar 1.4 Tangga Beton 4. Kontruksi Tangga Batu/Bata Konstruksi ini mulai jarang digunakan karena sudah ketinggalan dalam bentuk, kekuatan, efisiensi pembuatannya, dana sangat terbatas dalam penempatannya.dilihat dari penempatannya tangga batu/bata sering digunakan pada bangunan di luar rumah seperti teras, tangga menuju halaman yang lebih tinggi Gambar 1.5 Tangga Batu/Bata 8

8 5. Kontruksi Tangga Jalan Tangga jalan adalah tangga yang berjalanatau bergerak secara terus menerus tampa berhenti. Gerakan tangga disebabkan anak tangga dihubungkan dengan motor listrik yang bekerja secara otomatis. Tangga jalan banyak dipasang ditempat yang rama dan penghuni menggunakan tangga secara terus menerus misalnya perkantoran, bandara dan mall. Ada dua tipe tangga berjalan a. Satu arah, dimana orang yang akan melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi harus berjalan, kemudian mulai lagi seperti semula. Lihat Gambar 1.6 Gambar 1.6 Eskalator satu arah 9

9 b. Arah silang, dimana orang yang akan melanjutkan ketingkat yang lebih tinggi cukup berpindah ketempat yang berdekatan. Gambar 1.7 Gambar 1.7 Eskalator arah silang 10

10 1.3 SUSUNAN DAN BENTUK TANGGA SUSUNAN ATAU BAGIAN TANGGA Susunan tangga terdiri dari ibu tangga atau daun tangga (boom) dan anak tangga (trede). Balok Tangga/Ibu tangga Anak Tangga Reling Tangga Bordes Gambar 1.6 Susunan Tangga 11

11 Pada tangga yang panjang dibuat tempat pemberhentian yang dinamakan bordes, bordes difungsikan sebagai tempat beristirahat sewaktu menaiki tangga. Anak tangga terdiri dari anak tangga datar/langkah datar (antrede), dan anak tangga tegak juga dinamakan langkah naik (optrede). Ibu tangga merupakan kontruksi utama tangga yang memegang anak dan dapat merupakan bagian yang terpisahkan atau menyatu dengan kontruksi bangunan, ibu tangga yang menempel pada tembok disebut ibu tangga luar (boomtembok) karena biasanya menempel pada tembok sedangkan yang lain disebut ibu tangga dalam. Pegangan tangga (reiling) sering disebut juga handrail merupakan tempat tangan menumpu sewaktu kita manggunakan tangga 12

12 Pagar tangga (baluster), bagian yang menghubungkan ibu tangga dengan reiling dan juga berfungsi sebagai pagar pengaman BENTUK BENTUK TANGGA Mengingat ruangan yang tersedia dan juga bentuknya, maka tangga dapat dibuat beberapa macam. 1. Tangga Tusuk Lurus Gambar 1.7 Tangga Tusuk Lurus 13

13 Tangga ini digunakan pada ruang yang panjang atau pada panjang tangga hanya pendek. Tangga ini terdiri dari ibu tangga yang sejajar, sedangkan anak tangga tegak lurus pada ibu tangga. 2. Tangga Bordes Lurus Gambar 1.8 Tangga Bordes Lurus Jika anak tangga yang dijalani terlalu banyak ( mak 20 anak tangga ) akan membuat pengguna menjadi tidak nyaman karena akan melelahkan,oleh karena itu dipasang bordes, bordes juga dapat difungsikan sebagai tempat istirahat. 14

14 3. Tangga Dengan Perempatan A B C Gambar 1.9 Tangga Dengan Perempatan Guna menghemat ruangan dalam pembuatan tangga dapat dibentuk perempatan pada bagian anak tangga. Jika dimulai pada awal naik tangga disebut tangga dengan dengan awal perempatan (Gambar 1.9-A), dan jika 15

15 perempatan pada akhir tangga, dinamakan tangga dengan akhir perempatan (Gambar 1.9-B). Bahkan dapat dibuat perempatan pada awal dan akhir tangga (Gambar 1.9-C). 4. Tangga Dengan Lengan Tangga yang tidak lurus dan membelok disebut tangga dengan lengan, dimana setiap lengan dibelokkan oleh bordes. Gambar 1.10 Tangga Dengan Lengan 16

16 5. Tangga Poros Tangga poros menggunakan ruangan yang sangat hemat karena tangga model ini berbentuk vertical dan membentuk setengah lingkaran dari awal sampai akhir tangga. Anak tangga bertemu pada satu tempat yaitu merupakan tiang, maka dinamakan tangga poros Gambar 1.11 Tangga Poros ½ lingkaran dan ¼ lingkaran 6. Tangga Putar Tangga putar pada Ibu tangga dibuat melingkat dan mempunyai ibu tangga sebelah dalam. Tangga bentuk ini banyak digunakan dengan bahan baja atau beton 17

17 Gambar 1.12 Tangga Putar 18

18 TUGAS 1 (LP1) JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT DENGAN SINGKAT DAN JELAS 1. Deskripsikan secara singkat dan jelas mengenai pentingnya pemanfaatan tangga 2. Sebutkan dan jelaskan fungsi tangga 3. Sebutkan dan jelaskan secara singkat bahan-bahan tangga yang ada di lapangan 4. Tunjukan dan jelaskan dengan gambar bagian-bagian dari tangga 5. Sebutkan fungsi bagian-bagian tangga 6. Sebutkan dan gambarkan bentuk-bentuk tangga yang ada TUGAS 2 (LP2) 1. Identifikasi dengan bantuan modul dan gambar bagian bagian tangga a. Bentuk bentuk ibu tangga b. Bentuk reling dan ukuran c. Ukuran anak tangga d. Bordes e. Kontruksi tangga 2. Selidiki bahan dan bentuk tangga bangunan yang disesuaikan dengan fungsi bangunan TUGAS 3 (LP3) 1. Analisi bahan dan bentuk kontruksi tangga yang cocok di gunakan untuk rumah tinggal 19

19 KEGIATAN BELAJAR Standar kompetensi : Menggambar Kontruksi Tangga Kompetensi dasar : MERANCANG KONTRUKSI TANGGA Pertemuan : 3 & 4 Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan syarat syarat penempatan tangga 2. Siswa dapat menyebutkan ukuran-ukuran secara teori ukuran anak tangga dan bordes 3. Siswa dapat mengetahui rumus menghitung anak tangga 4. Siawa dapat mengetahui hubungan kemiringan tangga dengan tinggi lantai 5. Siswa dapat menghitung ketinggian dan lebar tangga 6. Siswa dapat menyelidiki bagian-bagian tangga 7. Siswa dapat menghitung kebutuhan ruang tangga 2.1 MERANCANG KONTRUKSI TANGGA Dalam merancang kontruksi tangga, sangat besar pengaruhnya terhadap posisi penempatan kolom dan balok. Penempatan kolom haruslah dalam posisi yang simetris (dalam satu As) untuk satu buah portal arah X dan Y. Gambar 2.1 Penempatan Portal Arah X dan Y 20

20 Syarat syarat tangga harus memenuhi kreteria sebagai berikut Dipasang pada daerah yang mudah dijangkau Mendapat penerangan yang cukup terutama pada siang hari Mudah untuk dilewati Memenuhi unsure-unsur keselamatan Berbentuk sederhana dan layak untuk digunakan (struktur yang kuat) 2.2 KEMIRINGAN TANGGA Secara umum fungsi tangga merupakan penghubung antara lantai dibawah dengan lantai diatasnya. Pada dasarnya kemiringan tangga dibuat tidak terlalu curam agar memudahkan orang naik tanpa mengeluarkan banyak energi, tetapi juga tidak terlalu landai sehingga tidak akan menjemukan dan memerlukan banyak tempat karena akan terlalu panjang. Kemiringan tangga yang wajar dan biasa digunakan adalah berkisar antara 25 o - 42 o. untuk bangunan ruah tinggal biasa digunakan kemiringan 38 o. Berdasarkan kelandaiannya maka kita akan mendapat jenis-jenis tangga berikut: Tangga miring : 6 o 20 o Tangga landai : 20 o 24 o Tangga biasa : 24 o 45 o Tangga curam, tangga hemat : 45 o 75 o Tangga naik, tangga tingkat : 75 o 90 o 21

21 Gambar 2.2 Sudut tangga 2.3 LEBAR TANGGA Lebar tangga sangat tergantung dari fungsi bangunan dan jumlah orang yang akan melewati tangga tersebut, adapun leber minimal adalah: Dilewati satu orang : ± cm Dilewati dua orang : ± cm Dilewati tiga orang : ± 160 cm Untuk bangunan sekolah dan gedung pertunjukan cm Ukuran tangga dihitung dari tepi bersih tangga jadi tidak termasuk dengan tebal tembok maupun tebal reling, perhatikan gambar 1. Perhitungan kebutuhan tangga untuk bangunan umum dihitung 60cm lebar tangga untuk tiap 100 orang. Misalnya bangunan teater dengan kapasitas orang membutuhkan lebar tangga 1.000/100 x 60cm = 6m. Untuk itu dapat dipakai 1 tangga denga lebar 6m atau dua buah tangga dengan lebar masing-masing 3m. Namun demikian apabila masih dimungkinkan sebaiknya menggunakan lebar 22

22 minimal 1.20 cm, yang merupakan lebar tangga standart keamanan/keadaan darurat (emergency stairs) Gambar 2.3 Lebar Tangga 2.4 JUMLAH ANAK TANGGA Jumlah anak tangga dalam satu tangga diusahakan tidak lebih dari 12 buah apabila lebih dianjurkan untuk menggunakan bordes. Hal ini untuk mencapai kenyamanan pengguna terutama penyandang cacat dan orang tua. Kalau keadaan memaksa, misalnya karena keterbatasan ruangan yang ada, maka dimungkinkan jumlahnya maksimal 16 anak tangga, hal ini mengacu kondisi maksimal kemampuan (kelelahan) tubuh manusia. Untuk menghindari kecelakaan, apabila dimungkinkan sebaiknya anak tangga dibuat seragam ukurannya, baik tinggi ataupun lebarnya. Apabila tidak dimungkinkan, anak tangga yang berbeda ukurannya diletakkan pada bagian paling bawah (antisipasi keamanan). Sedangkan untuk menentukan panjang bordes digunakan pedoman ukuran satu langkah datar pada hitungan (rumus 1) ditambah satu atau dua langkah berkisar antara 80 s/d 150 cm. Banyaknya langkah tegak tergantung tinggi ruangan antara lantai satu dengan lantai berikutnya. Untuk itu pembagian dilakukan dengan seteliti mungkin agar terdapat tinggi langkah tegek dengan bilangan yang sama dan bulat. 23

23 Dilapangan untuk ukuran tangga tegak (optrade) dan tangga datar (Aantrade) diambil 20 dan 30 cm ukuran ini berdasarkan pengalaman dari perencana dan sudah sangat umum digunakan. Sedangkan secara teori untuk mendapatkan ukuran tangga tegak (optrade) dan tangga datar (Aantrade) menggunakan rumus 1 (Aantrade) + 2 (optrade) = 57 s/d 65 cm (rumus 1) Pertimbangan rumus ini adalah panjang langkah orang dewasa dengan tinggi normal adalah 57 sampai 65 cm. Dari hasil penelitian pada saat menggangkat kaki secara vertical untuk tinggi tertentu dibutuhkan tenaga 2 kali lipat dibandingkan melangkah normal secara horizontal. Tangga datar (Aantrade) Tangga tegak (Optrade) Plat tangga Gambar 2.4 Bagian bagian tangga 24

24 Contoh soal Suatu ruangan diatas lantai satu tingginya +380, akan direncanakan suatu tangga. Hitunglah ukuran ukuran tangga Optrade dan Aantrade serta luas ruangan yang akan digunakan untuk keperluan tangga Penyelesaian Menghitung Ukuran Anak Tangga Tinggi lantai diatasnya = 380 cm, maka ukuran tangga tegak (optrade) diambil suatu bilangan yang kalau dikalikan dengan bilangan lain hasilnya 380. Maka diambil ukuran tangga tegaknya 19 cm ( karena 19 x 20 = 380 ). Jadi banyaknya tangga tegak menjadi 380/19 = 20 buah Panjang langkah datar (Aantrade) dihitung dengan rumus 1 1 (Aantrade) + 2 (optrade) = 57 s/d 65 cm A + 2.o = 62 cm...( 62 cm diambil dari 57 s/d 65 ) A = 62 cm A = = 24 cm Kesimpulan Jumlah tangga tegak 20 buah dengan ukuran tangga tegak 19 cm (Optrade) dan tangga datar 24 cm (Aantrade). Gambar rencana dapat dilihat pada (Gambar 1.16) Penyelesaian Menghitung Kebutuhan Ruang Tangga Dari perhitungan diatas jumlah anak tangga 20 buah, jika menggunakan tipe tangga tusuk lurus maka akan diperlukan ruang tangga arah memanjang 19 buah x 24 cm = 456 cm, ukuran ini sangat besar sehingga tidak efektif. Untuk menghemat ruang 25

25 maka digunakan tangga bordes dua lengat yang dilipat maka perhitungannya menjadi : Banyaknya langkah naik n = ½. (20) = 10 buah Jumlah tangga datar n 1 = 10 1 = 9 buah Panjang anak tangga seluruhnya menjadi 9 x 24 = 216 cm Kebutuhan bordes = 24 cm (Aantrade) + 80 = 104 cm Dan awalan naik tangga dan akhir tangga minimal 75 cm Kesimpulan Panjang anak tangga = 216 cm Kebutuhan bordes = 104 cm Ruang untuk awalan dan akhiran tangga = 75 cm Kesimpulan dalam bentuk gambar dapat dilihat pada (gambar 2.5) 26

26 Gambar 1.16 Kebutuhan Ruang Tangga Gambar 1.17 Ukuran anak tangga 27

27 TUGAS 4 (LP1) JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI 1. Jelaskan secara singkat dan jelas syarat-syarat penempatan tangga 2. Jekaskan syarat-syarat tangga dari segi kontruksi 3. Sebutkan dan jelaskan ukuran-ukuran anak tangga yang sesuai dengan fungsi bangunan 4. Uraikan dengan singkat ukuran - ukuran lebar tangga yang bisa dilewati 1 sampai 4 orang TUGAS 5 (LP2) 1. Menyelidiki hubungan kemiringan tangga dengan tinggi antar lantai bangunan 2. Menyelidiki hubungan jumlah anak tangga dengan bentuk tangga TUGAS 6 (LP3) 1. Suatu ruangan diatas lantai satu tingginya + 375, akan direncanakan suatu tangga. Hitunglah ukuran ukuran tangga Optrade dan Aantrade serta luas ruangan yang akan digunakan untuk keperluan tangga. Tangga di lewati 2 orang 2. Dengan menggunakan perhitungnan soal 1 hitunglah luas ruang tangga juka panjang awalan naik dan turun tangga diambil 80 cm 28

28 KEGIATAN BELAJAR Standar kompetensi : Menggambar Kontruksi Tangga Kompetensi dasar : MENGGAMBAR KONTRUKSI TANGGA BETON Pertemuan : 5 & 6 Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat menjelaskan keuntungan dan kelemahan tangga beton 2. Siswa dapat mengetahui bentuk-bentuk tangga beton 3. Siswa dapat mengetahui bagian-bagian tangga beton 4. Siawa dapat mengetahui keuntungan-kelemahan beton bertulang 5. Siswa dapat menghitung tebal selimut beton dalam berbagai kondisi 6. Siswa dapat mengetahui jarak tulangan minimum 7. Siswa dapat menghitung syarat notasi penggambaran penulangantangga 8. Siswa dapat menyelidiki syarat-syarat kontruksi tangga beton 9. Siswa dapat menyelidiki penulanganan tangga 10. Siswa dapat menggambar kontruksi tangga beton 29

29 3.1 KONTRUKSI TANGGA BETON Seperti yang telah dijelaskan diatas bahwa tangga merupakan media penghubung dua buah ruangan yang berbeda level ketinggiannya. Membuat tangga adalah sebuah kebutuhan mutlak bila rumah lebih dari 1 lantai. Tangga bisa tampil menarik dengan perencanaan yang matang, tapi disisi lain juga bisa mempersempit ruangan jika penataannya terlalu dipaksakan. Ada banyak material yang bisa dimanfaatkan dalam kontruksi tangga, salah satu material yang paling lazim adalah tangga dari beton bertulang yang dilapisi keramik. Namun alangkah baiknya jika kita tidak terpaku dengan bentuk bentuk tangga yang konvensional dimana tangga hanya berbentuk kaku dan memiliki masa besar. Perkembangan bentuk tangga beton dewasa ini sudah berkembang kearah bentuk yang langsing dan memiliki masa atau volume kecil 3.2 KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN KONTRUKSI TANGGA BETON Pemakaian tangga dengan bahan beton memiliki beberapa keuntungan antara lain : a. Tahan terhadap bahaya kebakaran sebelum baja/tulangan meleleh. Dibandingkan dengan baja, beton lebih tahan terhadap api sehingga jika terjadi kebakaran tengga beton akan bertahan, namun jika tulangan baja telah meleleh (putus) maka keruntuhan tangga tidak dapat dielakkan lagi. b. Lebih kuat dan dapat menjadi satu kesatuan dengan bangunan c. Lebih bersifat permanen d. Dapat dibentuk sesuai dengan keinginan Sedangkan kelemahan menggunakan bahan beton antaralain 30

30 a. Berat sendiri tangga sangat besar sehingga dapat menjadi beban terhadap bangunan b. Diluhat dari segi harga terbilang mahal 3.3 BENTUK BENTUK TANGGA BETON Keuntungan pemanfaatan tangga dari beton salah satunya adalah kemudahan dalam membentuk tangga tersebut. Namun dilihat dari kontruksi tangga, tangga dapat di kalisifikasikan dalam beberapa bentuk antara lain : a. Plat/balok induk diatas dua perletakan b. Konsul (cantilever) c. Dengan anak tangga sebagai konsul d. Dua tangga dihubungkan dengan bordes Pada kontruksi tangga dari beton bertulang bagian masing-masing seperti bagian tangga, bordes dan balok pendukung bordes dicor sekaligus. Balok pendukung bordes dipilih sama tebal dengan bordes, maka luput dari pandangan. Atau bisa dibuat dalam bentuk bordes seluruhnya menjadi balok pendukung bordes. Dengan mengubah tebalnya bordes dan dengan menggeser bagian tangga yang naik dan bagian tangga yang turun, maka dapat dibuat garis bertemunya loteng miring dan bordes menjadi satu garis lurus seperti gambar dibawah ini. Menurut macam-macam kemungkinan pemasangan tangga yang naik dan tangga yang turun pada bordes juga timbul macam-macam kemungkinan pemasangan yang naik dan tangga yang turun pada bordes juga timbul macam-macam kemungkinan pemasangan pegangan tangga. Pemasangan pada bordes bisa dengan kemiringan tetap, bisa lebih curam 31

31 atau lebih landai. Tentu saja yang paling baik ialah kemiringan yang tetap pada pegangan tangga 3.4 BAGIAN BAGIAN TANGGA BETON Seperti tangga pada umumnya tangga beton terdiri dari anak tangga, ibu tangga, bordes dan reling tangga. Namun secara struktur perlakuan tangga tangga haruslah memiliki bagian bagian yang lebih sepesifik karena sifat tangga beton yang berat sehingga dapat memberikan beban kepada struktur bangunan. Adapun bagian tangga beton adalah: a. Pondasi Pondasi tangga berfungsi sebagai penyaluran beban tangga ke tanah keras atau jika tangga berada pada lantai 2 maka diusahakan perletakan tangga terjadi pada balok struktur yang terhubung pada kolom (bukan pada plat lantai) b. Anak tangga Anak tangga berfungsi sebagai pijakan langkah c. Ibu tangga Ibu tangga dapat berupa plat atau berupa balok, fungsinya sebagai struktur utama yang menyangga anak tangga d. Bordes Sebagai tempat istirahat atau tempat berbeloknya arah tangga e. Balok bordes Balok bordes berfungsi sebagai penopang plat bordes, dimana bolok bordes bertumpu pada kolom struktur ataupun kolom yang khusus dirancang untuk menopang tangga 32

32 f. Pegangan tangga (reiling) sering disebut juga handrail merupakan tempat tangan menumpu sewaktu kita manggunakan tangga ANAK TANGGA BALOK BORDES PLAT TANGGA PONDASI Gambar 3.1 Bagian Bagian Tangga Beton 3.5 BETON BERTULANG Pengertian Beton dan Baton Bertulang. 1. Beton dibentuk oleh pengerasan campuran antara semen, air, agregat halus (pasir),dan agregat kasar (krikil/ batu pecah). Kadang- kadang ditambah pula campuran bahan lain (admixture) untuk memperbaiki kualitas beton. Campuran dari bahan susun (semen, pasir, krikil,dan air) yang masih plastis 33

33 ini dicor kedalam acuan dan dirawat untuk mempercepat reaksi hidraci campurah ir semen, yang menyebabkan pengerasan beton. Bahan yang terbentuk ini mempunyai kekuatan tekan yang tinggi, tetapi kekuatan tarhadap tarik rendah. 2. Beton bertulang adalah beton biasa (polos) yang memiliki kekuatan tekan yang tinggi akan tetapi kekuatan tariknya rendah dan dengan batangan2 baja yang ditanamkan di dalam beton agar dapat memberikan kekuatan tarik yang diperlukan. Sesungguhnya baja tulangan mempunyai kekuatan tarik dan kekuatan tekan yang sama tingginya, sehingga sering dipakai baja tulangan selain untuk menahan kekuatan tarik juga menahan kekuatan tekan bersama- sama dengan beton. Pada saat sekarang ini, bahan beton bertulang sangatlah penting dalam berbagai pembangunan, baik untuk gedung bertingkat tinggi, jembatan, jembatan bertingkat (jebatan laying), bendungan, jalan raya maupun dermaga pelabuhan Syarat Pemasangan Beton Bertulang. Dalam perencanaan penulangan tangga beton bertulang terdapat beberapa ketentuan ketentuan yang diatur oleh beberapa peraturan seperti PBI tahun 1971 maupun SNI Secara umum tidak terlalu banyak perbedaan yang terdapat dalam dua peraturan tersebut, namun pemerintah menyarankan agar menggunakan peraturan yang digunakan sebagai acuan dalam perencanaan adalah SNI , a. Selimut Beton Selimut beton adalah beton yang berada paling luar atau diluar tulangan yang berfungsi sebagai pelindung tulangan dari pengaruh cuaca. Berdasarkan SNI ukuran beton deking/selimut beton adalah 34

34 Gambar 3.2 Penampang Beton Bertulang 50 mm jika berhubungan dengan tanah atau cuaca dan D 19 mm dan 40 mm jika tidak berhubungan dengan tanah atau cuaca atau D<19 mm. Untuk syarat-syarat beton bertulang yang lain dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 3.3 Syarat Syarat Beton Bertulang Pada Plat 35

35 b. Pembengkokan tulangan. Pembengkokan tulangan selalu dilakukan setiap ujung sebuah tulangan, hal ini dilakukan untuk menambah daya rekatan antara tulangan dengan beton. Panjang bengkokan telah diatur dalam peraturan SNI , untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 3.4 Syarat Syarat Pembengkokan Tulangan Keterangan d = diameter tulangan = Lebih besar atau sama dengan Menggambar Kontruksi Tangga Beton Bertulang Untuk menggambar kontruksi tangga, siswa harus menggambar terlebih dahulu peta situasi, saite palne, denah plan, denah, tampak dan potongan, denah pondasi menerus, (denah pondasi setempat sloof dan kolom kolom), (denah rencana balok 36

36 dan plat lantai) denah balok ring rumah tinggal bertingkat. Perlu diingat bahwa sebelum anda membuat denah rumah tinggal bertingkat siswa harus menghitung kebutuhan ruang tangga, sehingga dalam membuat perletakan kolom dapat mengakumudasi kebutuhan ruang tangga. Berikut adalah contoh penggambaran tangga yang difungsikan di gedung RUMAH SAKIT UMUM. A. Sistem penulangan rangkap Gambar 3.5 Denah Tangga 37

37 Gambar 3.6 Potongan A-A 38

38 Gambar 3.7 Potongan B-B Gambar 3.8 Denah penulangan tang A B 39

39 C Gambar 3.9 Detail Tangga B. Sistem penulangan tumpuan dan lapangan Disamping system penulangan diatas terdapat system penulangan dimana terdapat tulangan tumpuan dan lapangan, system ini termasuk system penulangan yang lebih ekonomis namun dilihat dari segikekuatan harus betul betul dianalisis untuk menghindari keruntuhan 40

40 Gambar 3.10 Potongan Penulangan Tumpuan Dan Lapangan 41

41 Tugas 7 (LP1) JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI 1. Jelaskan secara singkat keuntungan dan kelemahan tangga dengan menggunakan bahan beton bertulang? 2. Sebutkan bentuk-bentuk tangga beton bertulang yang disesuaikan dengan kontruksi bangunan 3. Sebutkan bagian-bagian tangga beton 4. Sebutkan titik kekuatan dan kelemahan dari beton bertulang? 5. Sebutkan tebal selimut beton dalam kondisi sebagai berikut a. Didalam ruangan b. Diluar ruangan 6. Gambarkan sebuah potongan ibu tangga dan cantumkan jarak antar tulangan dan selimut beton dengan tepat dan benar 7. Gambarkan sebuah denah penulangan plat tangga (ibu tangga) lengkap dengan notasi tulangan pada gambar 42

42 Tugas 8 (LP2) 1. Menyelidiki syarat-syarat kontruksi tangga 2. Jelaskan dengan singkat Gambar dibawah ini mengenai - Tulangan ibu tangga - Tulangan anak tangga - Tulangan bordes - Pembengkokan tulangan 43

43 Tugas 9 (LP3) 1. Rencanakan sebuah tangga beton dengan ketentuan dan syarat syarat yang telah ditentukan. Ukuran kertas dalam A4 atau A3 Sekala disesuaikan dengan gambar Ukuran anak tangga, lebar tangga, bordes dan kebutuhan ruang tangga disesuaikan dengan hasil perhitungan yang telah dibuat Gambar dibuat dengan menggunakan bantuan software AutoCAD Gambar dibuat dalam bentuk - Denah tangga - Potongan tangga ( a-a, b-b dan c-c) - Tampak tangga - Detail tulangan 1. Detail pada tengah tengah bentang 2. Detail hubungan ibu tangga dengan pondasi 3. Detail hubungan plat bordes dengan balok bordes 4. Detail hubungan ibu tangga dengan dengan balok 44

44 KEGIATAN BELAJAR Standar kompetensi : Menggambar Kontruksi Tangga Kompetensi dasar : MENGGAMBAR KONTRUKSI TANGGA DAN RELING KAYU Pertemuan : 6 Tujuan Pembelajaran : 1. Siswa dapat mengetahui letak tangga kayu yang baik 2. Siswa dapat memahami factor-faktor keamanan tangga 3. Siswa dapat mengetahui bentuk-bentuk tangga dan reling kayu 4. Siswa dapat mengetahui bentuk-bentuk reling kayu 5. Siswa dapat mengetahui jenis-jenis kayu yang baik untuk dijadikan tangga 6. Siswa mampu memilih ukuran kayu yang tepat untuk komponen tangga 7. Siswa memahami bentuk-bentuk sambungan pada tangga kayu 1.1 Macam Macam Bentuk Tangga Kayu Sampai sekarang masih banyak digunakan tangga dari kayu. Ruangan yang diperlukannyasangat terbatas, dan tangga ini juga tidak efektif bila digunakan untuk pengangkutan barang yang berat. Maka dalam pembentukan tangga kayu cukup dibuat sederhana saja dengan kelandaian yang besar namun harus diperhatikan factor keselamatan pengguna. Ada beberapa macam bentuk bentuk tangga kayu, antara lain: 45

45 Gambar 1.28 tangga Dengan Lobang Terbuka Gambar 1.29 Undak-undak tangga Gambar 1.30 tangga Dengan Lobang Tertutup 46

46 Gambar 1.31 Undak-undak talud Gambar 1.32 Undak-undak lurus 1.2 Ukuran Dan Jenis Kayu Jika ingin membuat sebuah tangga, yang harus diperhatikan adalah faktor kekuatannya, karena hal ini berkaitan dengan keamanan seseorang ketika akan menapakinya. Oleh karena itu yang patut direncanakan dengan seksama adalah pemilihan material dan sambungan strukturnya. Untuk material, pilihlah jenis kayu yang kuat dipakai, kalau bisa pergunakan kayu kelas 1 seperti jati, tetapi mungkin karena jati cukup mahal, maka kayu kamper dapat dijadikan sebagai alternatif.selain jenis kayu, hal yang harus diperhatikan lainnya adalah ukuran kayu. Karena ukuran tebal dan lebar kayu sangat mempengaruhi kekuatan strukturnya. Untuk anak tangga bisa menggunakan papan kayu ukuran 3 cm x 25 cm atau 4 cm x 30 cm. Bila 47

47 kurang dari itu dikhawatirkan anak tangga akan melendut saat menerima beban yang berlebih. Sedangkan untuk ibu tangga yang mengapit anak tangga, usahakan pilih yang lebih besar agar bisa menahan beban pijakan dari anak tangga. Ukuran kayu yang digunakan diantaranya 4 cm x 25 cm. Gambar 1.33 Jenis-jenis papan kayu Ukuran kayu/papan yang tersedia di pasaran banyak jenisnya antara lain 2/25, 2/30, 3/25, 3/30, 3/25, 3/30 namun saat in papan dengan tebal 4 cm sudah dipasarkan secara umum. Sementara ukuran panjang kayu papan yang terdapat di pasaran biasanya tersedia dua jenis standar yaitu 2 meter dan 4 meter. Jika diperlukan panjang lebih dari itu atau ukuran yang berbeda maka harus memesan terlebih dahuli kepada suppier kayu atau dapay juga diatasi dengan teknik sambung kayu. Pemilihan kayu papan untuk ibu tangga sebaiknya menggunakan ukuran yang paling tebal, ini disebabkan ibu tangga berfungsi sebagai struktur utama tangga yang akan menopang bagian-bagian tangga yang lain. Kayu papan 4/30 merupakan jenis kayu yang paling baik digunakan sebagai struktur utama tangga. Sedangkan untuk anak tangga sebaiknya berukuran lebar yang nyaman dan sesuai 48

48 dengan standar ukuran kaki rata-rata pengguna tangga, oleh sebab itu sebaiknya ukuran papan yang digunakan tidak kurang dari 25 cm 1.3 Menggambar Reling dan Tangga Kayu Gambar 1.34 Denah dan Potonga tangga Hubungan tiang sandaran dengan ibu tangga dilakukan dengan hubungan pen dan lobang tidak tembus dimana tiang sandaran terletak pada bordes yang difungsikan juga untuk menopang bordes. Agar hubunganya menjadi betul betul rapat maka ibu tangga masuk dalam tiang sandaran sedalam 1-1,5 cm. tebal pen dibuat 1/3 tebal kayu ibu tangga. Agar hubungan antara anak tangga datar dan tegak tidak renggang dipasang kayu mendatar yang dinamakan wellat dari kayu 2/3. semua papan anak tangga datar, anak tangga tegak maupun wellat masuk pada takikan ibu tangga sedalam 1-1,5 cm. 49

49 Gambar 1.35 Hubungan anak tangga dengan ibu tangga Bagian tangga sebelah bawah sering dibersihkan dengan air pada lantainya agar bagian tangga bagian bawah tidak terkena air,bagian ini dibuat blok beton lebar cm,yang berguna untuk pemasangan anker, perkuatan tiang sandaran dapat dibuat dari pipa baja gambar 50

50 Gambar 1.36 Hubungan ibu tangga dengan bluster bawah 51

51 Pada tangga dan bordes dari kayu, tiang sandaran dihubungkan dengan balok bordes, perkuatanya dengan baut mur. Ø12 atau Ø14 mm. Hubungan tiang sandaran dengan ibu tangga seperti pada hubungan yang diterangkan sebelumnya. Gambar 1.37 Hubungan ibu tangga dengan tia 52

52 Tugas 10 (LP1) 1. Jelaskan dengan singkat dan jelas mengenai penempatan tangga yang baik 2. Jelaskan pengetahuan anda mengenai keuntungan dan kelemahan tangga kayu 3. Sebutkan dengan singkat dan jelas bentuk-bentuk tangga kayu 4. Sebutkan ukuran kayu yang baik untuk membuat kontruksi - Ibu tangga - Anak tangga - Reling tangga - Tiang bordes 5. Jelaskan pengetahuan anda tentang cara memilih kayu yang baik untuk kontruksi tangga Tugas 11 (LP 2) 1. Rancang kontruksi tangga sesuai dengan denah rumah tinggal yang sudah ada, rincian rancangan berupa - Kebutuhan ruang tangga - Dimensi kayu untuk Ibu tangga Anak tangga Tiang bordes Balok bordes Reling 53

53 Tugas 12 (LP3) 1. Gambar sebuah tangga kayu dengan ketentuan dan syarat syarat yang telah ditentukan. Ukuran kertas dalam A4 atau A3 Sekala disesuaikan dengan gambar Ukuran anak tangga, lebar tangga, bordes dan kebutuhan ruang tangga disesuaikan dengan hasil perhitungan yang telah dibuat Gambar dibuat dengan menggunakan bantuan software AutoCAD Gambar dibuat dalam bentuk - Denah tangga - Potongan tangga ( a-a & b-b) - Tampak tangga - Detail sambungan ( 3 detail ) 54

54 KEGIATAN BELAJAR Standar kompetensi Kompetensi dasar : Menggambar Kontruksi Tangga : MENGGAMBAR KONTRUKSI TANGGA DAN RELING BESI 1.1 DESKRIPSI Tangga baja digunakan pada bangunan yang kontruksinya dari baja, namun dengan perkembangan jaman tangga baja juga bisa diaplikasikan pada rumah tinggal. Ada beberpa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan tangga dengan bahan baja yaitu sifat baja yang cenderung kokoh, masinal, rigid dan hard berbeda dengan tangga beton yang kaku dan massif/berat. Gambar B Gamabar A Pada gambar A terlihat tangga berdiri kokoh dan kaku untuk mengatasi hal tersebut, tangga baja dikombinasikan dengan elemen kayu pada reling atau anak tangga sehingga terlihat lebih alami. Di pasaran, terdapat berbagai jenis besi yang dapat 55

55 dieksploitasi menjadi bahan dasar tangga diantaranya baja profil besi polos, besi hollow, besi galfanis, besi strip, besi ulir, besi tempa dan stainless steel. 1.2 Bentuk Tangga Besi/Baja Beberapa tahun yang lalu, tangga besi sempat sangat popular dengan model sulur ornament tumbuh-tumbuhan dan hewan dari bahan besi cor yang rumit. Namun, pada saat ini model tangga seperti itu telah tergantikan oleh jenis besi lain yang dibentuk lebih simple, tampa ornament, modern dan menonjolkan bentuk bentuk geometris Gambar 1.38 Bentuk Tangga Besi/Baja 1.3 Menggambar Kontruksi Tangga Bentuk tangga yang sederhana yang dipakai untuk turunan pada lantai dibawah dibuat dari baja WF, baja siku atau profil Canal (I) sebagai ibu tangga. Dimensi ibu tangga tergantung dari panjang tangga dan beban yang ditrima oleh tangga, semakin panjang tangga dan semakin berat beban yang diterima tentunya dimensi profil baja juga akan semakin besar. Ibu tangga terbuat dari 56

56 baja canal 26 atau 28 cm dan pemasangan anak tangga dengan perantara baja siku atau mm tebal papan yang digunakan memiliki tebal 4 cm. Hubungan antar baja dihubungkan dengan metode las atau menggunakan baut. Lihat Gambar 1.39 Gambar 1.39 Gambar Kontruksi Tangga Baja Perkuatan ibu tangga dengan pondasi menggunakan mur yang ditanam ke sloof. Tiang sandaran dapat dibaut dari baja segi panjang 20x40 mm yang dipasang pada ibu tangga dengan baut. Pada bagian atas ibu tangga dihubungkan dengan gelagar lantai atas atau pada gelagar bordes (Gambar 1.40). Agar hubungan mudah dilaksanakan lebih baik gelagar tepi yang dihubungkan ibu tangga dibuat dari baja kanal juga. 57

57 58

KONSTRUKSI TANGGA. Minggu X

KONSTRUKSI TANGGA. Minggu X KONSTRUKSI TANGGA Minggu X 1. CAKUPAN ISI - Fungsi, jenis, persyaratan dan bahan tangga - Konstruksi tangga dan hubungannya dengan elemen lainnya 2. TUJUAN PEMBELAJARAN (Learning Outcome) Memahami fungsi,

Lebih terperinci

MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA

MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA 7.1 Menggambar Konstruksi Tangga Beton Tangga pada masa lampau mempunyai kedudukan sangat penting karena membawa pretise bagi penghuni bangunan tersebut. Tetapi sekarang bila

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI BETON TANGGA

KONSTRUKSI BETON TANGGA Menggambar Rekayasa KONSTRUKSI BETON TANGGA Minggu Ke-10 Ferdinand Fassa PENDAHULUAN Tujuan: Mahasiswa dapat menjelaskan pengertian beton dan beton bertulang Mahasiswa dapat membaca gambar potongan beton

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN Bidang Keahlian : Teknik Bangunan Program Keahlian : Teknik Gambar Bangunan Tahun : 2013 A 1. Sebuah konstruksi batang seperti gambar di atas, jenis tumpuan pada titik

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) 1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA 1. Umum Secara umum metode perakitan jembatan rangka baja ada empat metode, yaitu metode perancah, metode semi kantilever dan metode kantilever serta metode sistem

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN

DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN DAFTAR ISI HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMBANG, NOTASI, DAN SINGKATAN i ii iii iv vii xiii xiv xvii xviii BAB

Lebih terperinci

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa Struktur Atas & Pasangan Batu Bata Ferdinand Fassa Tujuan dari akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur atas bangunan sederhana 2. Mahasiswa dapat menggambar bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton juga telah banyak mengalami perkembangan-perkembangan baik

Lebih terperinci

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu

Sambungan dan Hubungan Konstruksi Kayu Sambungan Kayu Konstruksi kayu merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung. Sambungan dan hubungan kayu merupakan pengetahuan dasar mengenai konstruksi kayu yang sangat membantu dalam penggambaran

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi di Indonesia semakin berkembang dengan pesat. Seiring dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau bahan yang dapat

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER MAKALAH TUGAS AKHIR PS 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER FERRY INDRAHARJA NRP 3108 100 612 Dosen Pembimbing Ir. SOEWARDOYO, M.Sc. Ir.

Lebih terperinci

MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA KAYU

MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA KAYU MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA KAYU BAG- TGB.002.A-09 55 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong Pengertian bengkel Ialah tempat (bangunan atau ruangan) untuk perawatan / pemeliharaan, perbaikan, modifikasi alt dan mesin, tempat pembuatan bagian mesin dan perakitan alsin. Pentingnya bengkel pada suatu

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR TANGGA PROYEK PEMBANGUNAN RSUD CIDERES MAJALENGKA. Abstraksi

ANALISIS STRUKTUR TANGGA PROYEK PEMBANGUNAN RSUD CIDERES MAJALENGKA. Abstraksi ANALISIS STRUKTUR TANGGA PROYEK PEMBANGUNAN RSUD CIDERES MAJALENGKA Abdul Kholiq, Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Majalengka Choliq_fastac@yahoo.co.id Abstraksi Penelitian ini dilakukan untuk

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN mbaran konstruksi beton untuk keperluan pelaksanaan pembangunan gedung sangat berperan. Untuk itu perlu dikuasai oleh seseorang yang berkecimpung dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : MIRANA

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN. Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan berupa Bahan bangunan merupakan elemen terpenting dari suatu proyek pembangunan, karena kumpulan berbagai macam material itulah yang

Lebih terperinci

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI 1.1 Pengertian Kolom dan Balok Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur

Lebih terperinci

KEGAGALAN STRUKTUR DAN PENANGANANNYA

KEGAGALAN STRUKTUR DAN PENANGANANNYA Jurnal INTEKNA, Tahun XII, No. 2, Nopember 2012 : 103-108 KEGAGALAN STRUKTUR DAN PENANGANANNYA Joni Irawan (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Bangunan yang

Lebih terperinci

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali

KONSTRUKSI PONDASI Pondasi Dangkal Pasangan Batu bata/batu kali KONSTRUKSI PONDASI 9.1 Konstruksi Pondasi Batu Kali atau Rollaag Konstruksi pondasi ini merupakan bagian dari konstruksi bangunan gedung dan sangat penting karena sangat menentukan kekokohan bangunan.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi

BAB III METODOLOGI. Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini. . Gambar 3.1. Flowchart Metodologi III-1 BAB III METODOLOGI Berikut adalah bagan flowchart metodologi yang digunakan dalam penyelesaian Tugas Akhir ini.. Gambar 3.1. Flowchart Metodologi III-2 Data-data yang akan dipergunakan sebagai dasar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjaun Umum Jembatan adalah suatu struktur yang melintasi suatu rintangan baik rintangan alam atau buatan manusia (sungai, jurang, persimpangan, teluk dan rintangan lain) dan

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH 4 LANTAI ( 1 BASEMENT ) DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SUKOHARJO Tugas Akhir Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S - 1 Teknik Sipil diajukan oleh

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat.

KATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat. KATA PENGANTAR Buku ini ditulis berdasarkan hasil pengetahuan selama kami menempuh study sampai ke jenjang semester 5 ini. Dasar teori dan metode perancangan bangunan dan strukturnya sebagian disarikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength )

BAB I PENDAHULUAN Konsep Perencanaan Struktur Beton Suatu struktur atau elemen struktur harus memenuhi dua kriteria yaitu : Kuat ( Strength ) BAB I PENDAHULUAN 1. Data Teknis Bangunan Data teknis dari bangunan yang akan direncanakan adalah sebagai berikut: a. Bangunan gedung lantai tiga berbentuk T b. Tinggi bangunan 12 m c. Panjang bangunan

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH MENENGAH ATAS EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI SURAKARTA DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Naskah Publikasi Ilmiah untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana-1

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton sangat banyak dipakai secara luas sebagai bahan bangunan. Bahan tersebut diperoleh dengan cara mencampurkan semen portland, air, dan agregat, dan kadang-kadang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability)

BAB I PENDAHULUAN. lain biaya (cost), kekakuan (stiffness), kekuatan (strength), kestabilan (stability) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pekerjaan konstruksi dikenal tiga jenis bahan utama untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan kontruksi yaitu kayu, baja dan beton. Dalam pemilihan ketiga bahan tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 METODE ANALISIS

BAB 3 METODE ANALISIS BAB 3 METODE ANALISIS Perkembangan teknologi membawa perubahan yang baik dan benar terhadap kemajuan di bidang konstruksi dan pembangunan infrastruktur. Perkebangan ini sangat membantu alam dan ekosistemnya

Lebih terperinci

Berikut ditampilkan bentuk kuda-kuda berdasarkan bentang kuda-kuda konstruksi kayu berdasarkan bentang kaki kuda-kuda berikut. 1) Bentang 3-4 Meter

Berikut ditampilkan bentuk kuda-kuda berdasarkan bentang kuda-kuda konstruksi kayu berdasarkan bentang kaki kuda-kuda berikut. 1) Bentang 3-4 Meter 1. Struktur Rangka Atap Konstruksi rangka atap adalah suatu bentuk konstruksi yang berfungsi untuk menyangga penutup atap yang terletak di atas kuda-kuda. Fungsi rangka atap yang lebih spesifik adalah

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Basuki Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammdiyah Surakarta Jalan A.Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102

ABSTRAKSI. Basuki Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammdiyah Surakarta Jalan A.Yani Tromol Pos I Pabelan Kartasura Surakarta 57102 nalisis Perbandingan Kebutuhan Biaya..(Basuki) NLISIS PERBNDINGN KEBUTUHN BHN (BIY) TULNGN SENGKNG KONVENSIONL DN SENGKNG LTERNTIF PD BLOK BETON BERTULNG BNGUNN GEDUNG 2 LNTI Basuki Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK

BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK BAB VII TINJAUAN KHUSUS METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN BALOK 7.1 Pelaksanaan Pekerjaan Balok Balok adalah batang dengan empat persegi panjang yang dipasang secara horizontal. Hal hal yang perlu diketahui

Lebih terperinci

PERTEMUAN X LANTAI DAN TANGGA. Oleh : A.A.M

PERTEMUAN X LANTAI DAN TANGGA. Oleh : A.A.M PERTEMUAN X LANTAI DAN TANGGA Oleh : A.A.M LANTAI BANGUNAN Plat lantai yang ditinjau adalah pelat lantai yang tidak terletak diatas tanah langsung. Plat lantai tingkat pada bangunan pada umumnya ditumpu

Lebih terperinci

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir Tugas Akhir PERENCANAAN JEMBATAN BRANTAS KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM BUSUR BAJA Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : 3109100096 Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung

Lebih terperinci

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan 3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang. a. Gording Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Menurut Supriyadi (1997) jembatan adalah suatu bangunan yang memungkinkan suatu ajalan menyilang sungai/saluran air, lembah atau menyilang jalan lain yang tidak

Lebih terperinci

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan

Lebih terperinci

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang BAB II TINJAUAN PIISTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dapat dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap (Senol,Utkii,Charles,John Benson, 1977), yaitu : 2.1.1 Tahap perencanaan (Planningphase)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu teknologi dalam bidang teknik sipil mengalami perkembangan dengan cepat. Beton merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam struktur bangunan pada saat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontruksi bangunan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan pernah berhenti dan terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Berbagai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan suatu struktur bangunan gedung bertingkat tinggi sebaiknya mengikuti peraturan-peraturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang memindahkan

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERHOTELAN EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI PACITAN DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL

PERENCANAAN GEDUNG PERHOTELAN EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI PACITAN DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL PERENANAAN GEDUNG PERHOTELAN EMPAT LANTAI DAN SATU BASEMENT DI PAITAN DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S1 Teknik Sipil diajukan oleh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perkerasan jalan beton semen atau secara umum disebut perkerasan kaku, terdiri atas plat (slab) beton semen sebagai lapis pondasi dan lapis pondasi bawah (bisa juga

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KAMPUS 5 LANTAI DENGAN METODE DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3 Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : TITYO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling melengkapi dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing bahan, sehingga membentuk suatu jenis

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30

BAB V PEMBAHASAN. bahan yang dipakai pada penulisan Tugas Akhir ini, untuk beton dipakai f c = 30 BAB V PEMBAHASAN 6.1 UMUM Dalam perencanaan ulang (re-desain) Bangunan Ramp Proyek Penambahan 2 Lantai Gedung Parkir Di Tanjung Priok menggunakan struktur beton bertulang, spesifikasi bahan yang dipakai

Lebih terperinci

4.3.5 Perencanaan Sambungan Titik Buhul Rangka Baja Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15

4.3.5 Perencanaan Sambungan Titik Buhul Rangka Baja Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15 3.3 Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15 3.3.1 Peraturan-Peraturan 15 3.3.2 Pembebanan ]6 3.3.3 Analisis Struktur 18 3.3.4 Perencanaan Pelat 18 3.3.5 Perencanaan Struktur Portal Beton Bertulang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PBI 1983, pengertian dari beban-beban tersebut adalah seperti yang. yang tak terpisahkan dari gedung, BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara kontruksi. Struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada tiga jenis bahan bangunan yang sering digunakan dalam dunia konstruksi teknik sipil, antara lain kayu, baja, dan beton. Hampir 60% material yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai 8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini semakin pesat. Hal ini terlihat pada aplikasi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini terjadi dengan sangat cepat tanpa terkecuali di bidang konstruksi. Bangunan gedung mulai dibuat

Lebih terperinci

Konstruksi Tangga. 1. Pendahuluan

Konstruksi Tangga. 1. Pendahuluan Konstruksi Tangga 1. Pendahuluan Dewasa ini karena semakin padatnya perumahan diperkotaan serta semakin sempitnya daerah ( area ) tanah yang ada untuk bangunan, dan juga harga tanah yang relatif mahal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada saat ini kolom bangunan tinggi banyak menggunakan material beton bertulang. Seiring dengan berkembangnya teknologi bahan konstruksi di beberapa negara, kini sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga

BAB I PENDAHULUAN. pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan beton dan bahan-bahan vulkanik sebagai pembentuknya (seperti abu pozolanik) sebetulnya telah dimulai sejak zaman Yunani, Romawi dan mungkin juga sebelum

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain seperti dibawah ini. Gambar 2.1. Komponen Jembatan 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan

Lebih terperinci

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29

Laporan Tugas Akhir Rekayasa Nilai Pembangunan RS Mitra Husada Slawi 29 BAB III PENDEKATAN METODE 3.1 PENDAHULUAN Metodologi adalah tatacara atau jalan yang ditempuh sehubungan dengan penelitian yang dilakukan, yang memiliki langkah-langkah yang sistematis untuk menyelesaikan

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 5 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi

PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 5 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3. Naskah Publikasi PERENCANAAN GEDUNG HOTEL 5 LANTAI + 1 BASEMENT DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI WILAYAH GEMPA 3 Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : DEDE

Lebih terperinci

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH

SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH SELAMAT DATANG TUKANG BEKISTING DAN PERANCAH Pelatihan Tukang Bekisting dan Perancah Nomor Modul SBW 07 Judul Modul TEKNIK PEMASANGAN DAN PEMBONGKARAN BEKISTING DAN PERANCAH DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BADAN

Lebih terperinci

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi TINJAUAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANGAN BAMBU LAMINASI DAN BALOK BETON BERTULANGAN BAJA PADA SIMPLE BEAM Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

Lebih terperinci

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB

BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB BONDEK DAN HOLLOW CORE SLAB Dibuat Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Beton Gedung Semester IV Tahun Ajaran 2015 Dibuat oleh : KELOMPOK 6 Deasy Monica Parhastuti 131111003 Gani Adnan Sastrajaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beton merupakan bahan konstruksi yang sangat penting dan paling dominan digunakan pada struktur bangunan. Beton sangat diminati karena bahan ini merupakan bahan

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung

KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung MODUL PELATIHAN KONSTRUKSI DINDING BAMBU PLASTER Oleh Andry Widyowijatnoko Mustakim Departemen Arsitektur Institut Teknologi Bandung Pendahuluan Konsep rumah bambu plester merupakan konsep rumah murah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pembebanan Struktur bangunan yang aman adalah struktur bangunan yang mampu menahan beban-beban yang bekerja pada bangunan. Dalam suatu perancangan struktur harus memperhitungkan

Lebih terperinci

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN

GAMBAR KONSTRUKSI JALAN 1. GAMBAR KONSTRUKSI JALAN a) Perkerasan lentur (flexible pavement), umumnya terdiri dari beberapa lapis perkerasan dan menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Gambar 6 Jenis Perkerasan Lentur Tanah

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN

JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN JURNAL TUGAS AKHIR PERHITUNGAN STRUKTUR BETON BERTULANG PADA PEMBANGUNAN GEDUNG PERKULIAHAN FAPERTA UNIVERSITAS MULAWARMAN Diajukan oleh : ABDUL MUIS 09.11.1001.7311.046 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL)

PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL) PERENCANAAN GEDUNG PASAR TIGA LANTAI DENGAN SATU BASEMENT DI WILAYAH BOYOLALI (DENGAN SISTEM DAKTAIL PARSIAL) Tugas Akhir untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S 1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

PERENCANAAN DAN EVALUASI KINERJA GEDUNG A RUSUNAWA GUNUNGSARI MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BAJA BERBASIS KONSEP KINERJA DENGAN METODE PUSHOVER ANALYSIS

PERENCANAAN DAN EVALUASI KINERJA GEDUNG A RUSUNAWA GUNUNGSARI MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BAJA BERBASIS KONSEP KINERJA DENGAN METODE PUSHOVER ANALYSIS TUGAS AKHIR RC09 1380 PERENCANAAN DAN EVALUASI KINERJA GEDUNG A RUSUNAWA GUNUNGSARI MENGGUNAKAN KONSTRUKSI BAJA BERBASIS KONSEP KINERJA DENGAN METODE PUSHOVER ANALYSIS Oleh : RANGGA PRADIKA 3107.100.032

Lebih terperinci

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

BAB III PEMODELAN STRUKTUR BAB III Dalam tugas akhir ini, akan dilakukan analisis statik ekivalen terhadap struktur rangka bresing konsentrik yang berfungsi sebagai sistem penahan gaya lateral. Dimensi struktur adalah simetris segiempat

Lebih terperinci

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN BEKISTING, PEMBESIAN DAN PENGECORAN 5.1 Pekerjaan Bekisting 5.1.1 Umum Perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan bekisting harus memenuhi syarat PBI 1971 N 1-2 dan Recomended Practice

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bidang konstruksi memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan prasarana yang diperlukan dalam mempertahankan dan mengembangkan peradaban manusia. Di era globalisasi

Lebih terperinci

A. Struktur Balok. a. Tunjangan lateral dari balok

A. Struktur Balok. a. Tunjangan lateral dari balok A. Struktur Balok 1. Balok Konstruksi Baja Batang lentur didefinisikan sebagai batang struktur yang menahan baban transversal atau beban yang tegak lurus sumbu batang. Batang lentur pada struktur yang

Lebih terperinci

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi

KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM. Naskah Publikasi KAJIAN KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG BIASA DAN BALOK BETON BERTULANGAN KAYU DAN BAMBU PADA SIMPLE BEAM Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi

BAB I PENDAHULUAN. secara nyata baik dalam tegangan maupun dalam kompresi sebelum terjadi BAB I PENDAHUUAN I. 1 Umum Baja adalah salah satu bahan kontruksi yang paling penting, sifat-sifatnya yang terutama dalam penggunaan konstruksi adalah kekuatannya yang tinggi dan sifat yang keliatannya.

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG APARTEMEN TRILIUM DENGAN METODE PRACETAK (PRECAST) PADA BALOK DAN PELAT MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA GEDUNG (BUILDING FRAME SYSTEM) LATAR BELAKANG Perkembangan industri konstruksi

Lebih terperinci

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian : Pengertian struktur Struktur adalah sarana untuk menyalurkan beban dalam bangunan ke dalam tanah. Fungsi struktur dalam bangunan adalah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahayabahaya

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. dan pasal SNI 1726:2012 sebagai berikut: 1. U = 1,4 D (3-1) 2. U = 1,2 D + 1,6 L (3-2)

BAB III LANDASAN TEORI. dan pasal SNI 1726:2012 sebagai berikut: 1. U = 1,4 D (3-1) 2. U = 1,2 D + 1,6 L (3-2) 8 BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Elemen Struktur 3.1.1. Kuat Perlu Kuat yang diperlukan untuk beban-beban terfaktor sesuai pasal 4.2.2. dan pasal 7.4.2 SNI 1726:2012 sebagai berikut: 1. U = 1,4 D (3-1) 2.

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan

LANDASAN TEORI. Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Tinjauan Umum Menurut Supriyadi dan Muntohar (2007) dalam Perencanaan Jembatan Katungau Kalimantan Barat, seorang perencana merasa yakin bahwa dengan mengumpulkan data dan informasi

Lebih terperinci

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu: Sambungan Kayu Sambungan Kayu: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan yaitu Studi Kekuatan Kolom Beton Menggunakan Baja Profil Siku

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan yaitu Studi Kekuatan Kolom Beton Menggunakan Baja Profil Siku BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Umum Penelitian baja profil siku untuk mengganti tulangan baja menerus telah dilakukan yaitu Studi Kekuatan Kolom Beton Menggunakan Baja Profil Siku Sebagai Pengganti Baja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia pada umumnya dan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada khususnya semakin meningkat. Populasi penduduk yang terus meningkat tentu

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR Regina Deisi Grasye Porajow M. D. J. Sumajouw, R. Pandaleke Fakultas Teknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

Pedoman Pengerjaan PERANCANGAN STRUKTUR BETON

Pedoman Pengerjaan PERANCANGAN STRUKTUR BETON Pedoman Pengerjaan PERANCANGAN STRUKTUR BETON I. Kriteria & Jadwal Pedoman ini disusun dengan tujuan untuk: Memberi gambaran tahapan dalam mengerjakan tugas Perancangan Struktur Beton agar prosedur desain

Lebih terperinci

A. Pasangan Dinding Batu Bata

A. Pasangan Dinding Batu Bata Perspektif dua titik lenyap digunakan karena bangunan biasanya mempunyai arah yang membentuk sudut 90. Sehubungan dengan itu, maka kedua garis proyeksi titik mata dari titik berdiri (Station Point = SP)

Lebih terperinci

Untuk rumah lantai dua, dimensi sloof yang sering digunakan adalah, lebar 20 cm tinggi30 cm, besi beton utama 6 d 12 mm, begel d8 10 cm.

Untuk rumah lantai dua, dimensi sloof yang sering digunakan adalah, lebar 20 cm tinggi30 cm, besi beton utama 6 d 12 mm, begel d8 10 cm. Sloof PEKERJAAN BETON GAMBAR SLOOF UNTUK BANGUNAN LANTAI 1 Sloof adalah struktur dari bangunan yang terletak diatas fondasi, berfungsi untuk meratakan beban yang diterima oleh fondasi, juga berpungsi sebagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencaaan struktur bangunan harus mengikuti peraturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan struktur bangunan yang aman. Pengertian beban adalah

Lebih terperinci

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan JEMBATAN KOMPOSIT JEMBATAN KOMPOSIT JEMBATAN KOMPOSIT adalah jembatan yang mengkombinasikan dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat

Lebih terperinci

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Perancangan struktur suatu bangunan gedung didasarkan pada besarnya kemampuan gedung menahan beban-beban yang bekerja padanya. Disamping itu juga harus memenuhi

Lebih terperinci