Berikut ditampilkan bentuk kuda-kuda berdasarkan bentang kuda-kuda konstruksi kayu berdasarkan bentang kaki kuda-kuda berikut. 1) Bentang 3-4 Meter

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Berikut ditampilkan bentuk kuda-kuda berdasarkan bentang kuda-kuda konstruksi kayu berdasarkan bentang kaki kuda-kuda berikut. 1) Bentang 3-4 Meter"

Transkripsi

1 1. Struktur Rangka Atap Konstruksi rangka atap adalah suatu bentuk konstruksi yang berfungsi untuk menyangga penutup atap yang terletak di atas kuda-kuda. Fungsi rangka atap yang lebih spesifik adalah menerima beban dari penutup atap dan beban sendiri komponen rangka atap. Beban-beban tersebut disalurkan melalui kolom hingga ke pondasi bangunan. Ditinjau dari bahan rangka atap dapat diklasifikasikan sebagai berikut. a. Struktur Rangka Atap Kayu Komponen konstruksi kuda-kuda kayu tampak seperti Gambar 2.26, kaki kuda-kuda menerima gaya tekan dan menyalurkan beban gaya dari penutup atap dan rangka gording kearah tumpuan kuda-kuda. Batang horizontal menerima gaya tarik yang disebut sebagai batang tarik akibat dari adanya gaya tekan yang menekan pada kedua tumpuan kudakuda. Batang sokong menerima gaya netral, sedangkan balok gapit dan balok kunci sebagai stabilitas rangka kuda-kuda dan sambungan. Keterangan: a. Balok tarik b. Balok kunci c. Kaki kuda-kuda d. Tiang gantung e. Batang Sokong f. Balok Gapit g. Balok Bubungan / nok h. Balok Gording i. Balok Tembok Gambar Batang-Batang Konstruksi Kuda-Kuda Kayu Berikut ditampilkan bentuk kuda-kuda berdasarkan bentang kuda-kuda konstruksi kayu berdasarkan bentang kaki kuda-kuda berikut. 1) Bentang 3-4 Meter

2 Digunakan pada bangunan rumah bentang sekitar 3 s.d. 4 meter, bahannya dari kayu, atau beton bertulang. 2) Bentang 4-8 Mater Gambar Kuda-kuda bentang 3 4 meter Untuk bentang sekitar 4 s.d. 8 meter, bahan dari kayu atau beton bertulang. a. Struktur Rangka Atap Baja 1) Struktur Rangka Atap Truss Gambar Kuda-kuda bentang 4 8 meter Bentuk struktur rangka batang (truss) dipilih karena mampu menerima beban struktur relatif besar dan dapat melayani kebutuhan bentang struktur yang panjang. Bentuk struktur ini dimaksudkan menghindari lenturan pada batang struktur seperti terjadi pada balok. Pada struktur rangka batang ini batang struktur dimaksudkan hanya menerima beban normal baik tarikan maupun beban tekan. Bentuk paling sederhana dari struktur ini adalah rangkaian batang yang dirangkai membentuk bangun segitiga. Titik rangkai disebut sebagai simpul/buhul atau titik sambung. Struktur rangka statis umumnya memiliki dua dudukan yang prinsipnya sama dengan dudukan pada struktur balok, yakni dudukan sendi dan dudukan gelinding atau gelincir. Berdasarkan persyaratan tersebut kestabilan rangka batang dapat ditulis: n = 2 J R dimana: n = batang struktur (member) J = titik sambung atau simpul R = jumlah komponen reaksi perletakan Untuk dapat menentukan gaya dengan prinsip perhitungan gaya sesuai hukum Newton, persyaratan kestabilan tersebut harus dipenuhi lebih dahulu. Jika suatu struktur rangka tidak memenuhi persyaratan kestabilan tersebut, struktur rangka tersebut disebut sebagai struktur rangka statis tak tentu. Metoda yang banyak digunakan dalam perhitungan rangka sederhana adalah metoda kesetimbangan titik simpul dan metoda potongan (Ritter).

3 Struktur rangka adalah jenis struktur yang tidak efisien apabila digunakan untuk beban lateral yang sangat besar. Untuk memikul beban yang demikian akan lebih efisien menambahkan dinding geser (shear wall) atau pengekang diagonal (diagonal bracing) pada struktur rangka. Apabila persyaratan fungsional gedung mengharuskan penggunaan rangka, maka dimensi dan geometri umum rangka yang akan didesain sebenarnya sudah dipastikan. Masalah desain yang utama adalah pada penentuan titik hubung, jenis material dan ukuran penampang struktur. Derajat kekakuan struktur rangka tergantung antara lain pada banyak dan lokasi titik-titik hubung sendi dan jepit (kaku). Titik hubung sendi dan jepit seringkali diperlukan untuk maksud-maksud tertentu, meminimumkan momen rencana dan memperbesar kekakuan adalah tujuan-tujuan desain umum dalam memilih jenis rangka. Tinjauan lain meliputi kondisi pondasi dan kemudahan pelaksanaan. Gambar 4.30 menunjukan beberapa jenis struktur rangka yang mempunyai bentuk berdasarkan pada momen lentur yang terjadi padanya. Gambar Bentuk Kuda-kuda Tuss 2) Konstruksi Rangka Atap Truss Baja Ringan Konstruksi rangka atap baja ringan, adalah konstruksi yang terbuat dari bahan baja ringan (truss), saat ini sudah menjadi solusi bagi rangka atap rumah biasa yang masih menggunakan bahan kayu sebagai bahan dasar. Konstruksi rangka atap dengan menggunakan baja ringan yang disusun untuk dapat menopang beban di atasnya. R angka atap baja ringan ini telah banyak digunakan karena lebih effisien, sehingga biaya perawatan lebih murah, serta memiliki keunggulan lain dengan menggunakan baja ringan untuk atap rumah yaitu tahan lama dengan bahan baja ringan tersebut. Rangka atap baja ringan dipasang dengan sistem konstruksi baja ringan yang stabil dan kokoh dengan keunggulan baja ringan yang tahan terhadap segala cuaca, tidak

4 berkarat, anti rayap, kuat untuk puluhan tahun, atap rumah akan semakin kokoh dengan menggunakan rangka atap baja ringan dan memiliki kelebihan kelebihan. Berikut ini adalah bentuk, dan fungsi dari baja ringan yang akan dijadikan rangka atap pada bangunan. Spesifikasi teknis baja ringan, masing-masing produk akan berbeda sesuai dengan tipe dan jenis yang diproduksi oleh pabrik, namun spesifikasi itu tidak jauh dari bentuk dan ukuran. Tabel 5.1 Material Utama Bahan Rangka Atap baja Ringan Gambar rangka atap baja ringan

5 Gambar 4.17 Bagian Konstruksi Kuda-kuda Baja Ringan Bagian-bagian Konstruksi Kuda-kuda Baja Ringan: 1) Bearing/ Support point: Titik simpul pada suatu kuda-kuda yang difungsikan sebagai tumpuan/perletakan kuda-kuda. Tumpuan kuda-kuda minimal berjumlah dua buah, dan dipilih dari panel point yang berada di atas struktur penopang kuda-kuda (kolom atau ringbalk). 2) Pitch: Sudut kemiringan atap (dalam derajat). 3) Overhang: Perpanjangan dari batang utama atas, yang melewati posisi tumpuan rangka atap. 4) Clear span: Jarak horisontal antara dua sisi dalam pada tumpuan kuda- kuda 5) Apex: Titik simpul yang berada di puncak kuda-kuda (truss). 6) Heel joint: Titik simpul yang merupakan pertemuan antara batang utama atas dan bawah 7) Panel point: Titik simpul yang merupakan pertemuan beberapa elemen batang pada suatu struktur kuda-kuda. 8) Span: Jarak horisontal antara as/sumbu ke as/sumbu tumpuan kuda-kuda. 9) Top chords: Batang-batang utama yang terletak di bagian atas dari kuda-kuda 10) Bottom chords: Batang-batang utama yang terletak di bagian bawah dari kudakuda 11) Webb: Batang-batang yang terletak di bagian dalam dari kuda-kuda Beberapa kelebihan rangka atap baja ringan, antara lain yaitu; Lebih awet, tidak dimakan rayap Tahan terhadap api materialnya ringan dan mudah dirakit, bila dibandingkan rangka kayu Dapat dirancnag dan dibuat dalam bentangan yang panjang dan lebar Struktur dengan sistem plat Buhul di setiap tumpuan sendi (seperti jembatan) lebih kokoh dari kuda-kuda baja lainnya. Struktur menggunakan sistem tumpuan sendi dan roll Beberapa kekurangan rangka atap baja ringan, antara lain yaitu; Membutuhan tukang yang ahli

6 Strukturnya seperti jaring, maka bila ada salah satu bagian struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya. Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan dibentuk berbagai bentuk. 3) Konstruksi Rangka Atap Baja Single Beam Zakariya (2013:6) menyatakan bahwa konstruksi gable frame merupakan konstruksi statis tidak tentu. Konstruksi ini bisa diselesaikan dengan cara cross, clapeyron, slope deflection, tabel dan sebagainya. Gaya yang pada batang-batangnya adalah momen, gaya lintang, dan gaya normal. Gable frame pada gambar 2.29 terdiri dari berbagai komponen penyusunnya antara lain base plate, kolom, rafter, haunch, dan stiffener. Komponen ini merupakan komponen yang menunjang kekuatan stukturnya. Namun dalam perhitungan beberapa komponen ini sering tidak dihitung. Zakariya (2013;6) mengemukakan bahwa pengaku (haunch) pada gable frame berfungsi untuk mencukupi kekuatan sambungan. Jika dalam perhitungan haunch diikutsertakan maka diharapkan adanya penurunan tegangan dan lendutan. Haunch mempunyai pengaruh terhadap kekuatan struktur gable frame. Gambar Konstruksi Rangka Atap Baja Single Beam (Gagble Fame) Profil Wide Flange adalah profil berpenampang H atau I dengan sumbu simetri ganda, yang dihasilkan dari proses canai panas (Hot rolling mill) atau profil tersusun buatan. Baja Profil WF-beam memiliki dimensi tinggi badan (H), lebar sayap (B), tebal badan (t1), tebal sayap (t2) merata dari ujung hingga pangkal radius (r) dengan penjelasan seperti pada Gambar 4.30 berikut ini.

7 Gambar Profil Wide Flange 4) Komponen Rangka Atap Komponen rangka atap mengikuti jenis penutup atap, untuk penutup atap jenis genting komponen rangka atap meliputi. (a). Reng, merupakan bilah/batang (kayu) yang melintang di atas kasau dan berfungsi sebagai tempat menempatkan posisi genting. Reng dari batang kayu yang ada di lapangan berukuran 2/3 cm atau 3/5 cm dengan panjang sekitar 3 m. Reng menjadi tumpuan langsung penutup atap dan menerus-kannya ke usuk/kaso. Pada atap dengan penutup dari asbes, seng atau sirap reng tidak digunakan. (b). Kaso, berfungsi menerima beban dari penutup atap dan reng dan meneruskannya ke gording. Usuk terbuat dari kayu dengan ukuran 5/7cm dan panjang maksimal 4 m. Usuk dipasang dengan jarak 40 s.d. 50 cm antara satu dengan lainnya pada arah tegak lurus gording. Usuk akan terhubung dengan gording dengan menggunakan paku. Pada kondisi tertentu usuk harus dibor dahulu sebelum dipaku untuk menghindari pecah pada ujung-ujung usuk. (c). Gording, merupakan elemen rangka atap yang membagi bentangan atap dalam jarak-jarak yang lebih kecil pada proyeksi horisontal. Gording meneruskan beban dari penutupatap, reng, usuk, orang, beban angin, beban air hujan pada titik-titik buhulkuda-kuda. Gording berada di atas kuda-kuda, biasanya tegak lurus dengan arah kuda- kuda. Gording menjadi tempat ikatan bagi usuk, dan posisi gording harus disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording harus berada di atas titik buhul kuda-kuda, sehingga bentuk kuda-kuda sebaiknya disesuaikan dengan panjang usuk yang tersedia. Gording kayu biasanya memiliki dimensi; panjang maksimal 4 m, tinggi 12 cm dan lebar 10 cm. Jarak antar gording kayu sekitar 1,5 s.d.2,5 m.

8 (d). Listplank, Listplank tirisan terbuat dari papan tegak yang dipasang pada ujung bawah kasau sebagai pengikat ujung kasau. Listplank harus dilindungi terhadap cucuran air ujan dan terhadap panas matahari agar tidak cepat lapuk. (e). Kaki kuda-kuda, merupakan batang miring yang membentuk sudut kemiringan atap, berfungsi sebagai tumpuan balok gording dan menopang beban gaya-gaya yang timbul. Seperti pada kaki kuda-kuda bagian bawah akan timbul gaya horizontal dan gaya vertikal yang harus ditahan oleh tembok pendukungnya. (f). Jurai dan Sagord, pada pertemuan sudut atap terdapat batang baja atau kayu atau framework yang disebut jurai. Jurai dibedakan menjadi jurai dalam dan jurai luar. Sagrod adalah batang besi bulat terbuat dari tulangan polos dengan kedua ujungnya memiliki ulir dan baut sehingga posisi bisa digeser. 2. Konstruksi Tangga Tangga merupakan sarana sirkulasi vertical pergerakan manusia dan barang yang berfungsi untuk menghubungkan dua tempat atau lebih yang memiliki ketinggian berbeda. Fungsi utama tangga adalah untuk mendukung aktifitas manusia yang berlangsung dalam dua tempat yang memiliki ketinggian berbeda, terutama pada bangunan-bangunan bertingkat. Tangga sebenarnya tidak hanya diperuntukkan bagi bangunan bertingkat, akan tetapi terdapat juga pada tempat-tempat yang memiliki beda tinggi. Beda tinggi suatu tempat bersifat relatif ada yang cukup tinggi, sedang dan ada yang rendah. Perbedaan tinggi lantai dalam suatu bangunan bertingkat termasuk cukup tinggi, sehingga perlu disain yang ideal untuk dapat memenuhi kebutuhan aktifitas manusia. Konstruksi tangga bila ditinjau dari bahan yang digunakan dapat dibedakan menjadi tangga kayu, beton, dan baja. Masing-masing bahan yang digunakan untuk konstruksi tangga memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Tangga kayu memiliki kelebihan mudah dibentuk sesuai desain arsitekturnya, sedangkan kelemahannya adalah mudah terbakar dan kekuatan lebih rendah dibandingkan tangga yang dibuat dari bahan beton atau tangga. Tangga yang dibuat dari beton dan baja sama-sama memiliki kemudahan dibentuk dan memiliki kekuatan yang lebih tinggi dibandingkan bahan dari kayu. Sarana lain yang memiliki fungsi yang sama dengan tangga adalah: a. Eskalator (tangga berjalan) dipakai untuk bangunan pertokoan, mall. b. Elevator (lift) dipakai untuk bangunan perhotelan, perkantoran, ramph (tangga landai), untuk perbedaan tempat atau lantai yang tidak terlalu tinggi. c. Dogleg (tangga menggantung) dipakai pada bangunan menara atau mercu suar.

9 a. Persyaratan Teknis Konstruksi Tangga secara umum sebagai berikut. 1) Memenuhi syarat konstruksi: awet, dapat bertahan dalam waktu yang cukup lama, stabil dan kokoh. 2) Memiliki keamanan yang cukup tinggi, disamping kokoh dilengkapi dengan sarana pengaman tangga. 3) Kemiringan tangga tidak terlalu tajam, kurang dari 450 sehingga manusia tidak perlu merangkak dalam menaiki tangga dan tidak terlalu landai karena akan memperbanyak kenaikan dan melelahkan disamping memakan tempat yang bayak. 4) Dilengkapi tempat pemberhentian sementara (bordes) pada setiap 12 kenaikan anak tangga. 5) Diberi tinggi bebas ke atas sebesar 2,00 m yang ditentukan dari permukaan antrede. 6) Memiliki nilai estetika, karena tangga biasanya terletak pada ruang-ruang utama. 7) Perletakan tangga harus cukup representatif, mudah dijangkau dan tidak tersembunyi. 8) Lebar tangga: Lebar tangga harus sesuai dengan fungsi tangga sebagai sarana sirkulasi. 9) Ukuran lebar tangga ditentukan dari jarak tepi sandaran dalam. Untuk sirkulasi satu arah minimal memiliki lebar 60 cm, sedangkan untuk dua arah minimal 80 cm. b. Komponen-komponen Konstruksi Tangga Komponen konstruksi tangga secara umum sebagai berikut: 1) Boom atau ibu tangga: merupakan konstruksi utama yang menahan beban tangga, membentang dari bawah ke atas. Apabila boom tangga menempel pada dinding/tembok maka disebut boom tembok, bila tidak menempel disebut boom bebas. Tangga dengan bahan kayu, komponen boom menggunakan papan dengan tebal minimal 4 cm. Konstruksi tangga dari bahan beton, komponen boon dalam bentuk balok ataupun plat beton bertulang. Sedangkan konstruksi tangga baja menggunakan profil H atau C yang menumpu pada dinding. 2) Tiang sandaran tangga: Pada konstruksi tangga dari bahan kayu terdapat komponen tiang sandaran tangga yang ada pada bagian tangga atas dan bagian tangga bawah. 3) Anak tangga: ada dua macam anak tangga yaitu anak tangga datar (langkah datar) dan anak tangga tegak/papan sentuh (langkah naik). Kedua anak tangga ini menempel pada boom tangga dengan menggunakan sambungan takikan.

10 4) Pegangan/sandaran/relling tangga: yang berfungsi sebagai konstruksi pengaman pengguna jalan, dan sebagai tempat berpegang pada waktu menaiki atau menuruni tangga. Pada bagian boom bebas pegangan tangga ini pada kedua ujungnya berhubungan dengan tiang sandaran tangga atas dan tiang sandaran tangga bawah. Pada bagian boom tembok pegangan ini menempel pada dinding dengan menggunakan penggantung baut viser dan klos. Pegangan tangga harus terbuat dari kayu/besi yang kuat dan permukaannya harus halus. Minimal menggunakan kayu 5/7 cm. 5) Baluster atau balustrade : adalah merupakan konstruksi pengaman dan berfungsi sebagai pendukung pegangan tangga (relling tangga) agar tidak melentur pada waktu dipakai sebagai pegangan. Jarak baluster satu dengan yang lain maksimum 30 cm. Bentuk penampang baluster dapat bervariasi bisa bulat,persegi, empat persegi panjang dsb. Kayu untuk baluster harus kaku dan cukup kuat. 6) Stepnoursing /hidung tangga/juluran : Untuk memperluas bidang injakan (anak tangga datar) dan melindungi papan sentuh pada tangga kayu supaya tidak mudah aus dapat diberi pelindung dari karet pada ujungnya.. Untuk tangga dari bahan beton komponen stepnoursing dibuat dari keramik yang dikasarkan atau vynil. 7) Papan sentuh: Pada konstruksi tangga dari bahan kayu terdapat komponen Papan Sentuh yang dipasang pada anak tangga tegak, papan sentuh berfungsi sebagai pengaku anak tangga datar dan penyalur beban tangga. Papan ini berfungsi juga untuk mengurangi bunyi berderit pada waktu anak tangga diinjak. Tangga dari bahan beton bertulang dan baja tidak dijumpai adanya papan sentuh. 8) Balok Ravil: Konstruksi tangga dari bahan Kayu berbentuk balok yang berfungsi sebagai pendukung boom dan tiang sandaran tangga atas, Balok ravil ini tertopang pada tembok. Balok ravil menggunakan ukuran kayu 8/12 atau 8/14. Hubungan tiang sandaran dengan ravil dengan menggunakan baut ½. Sedangkan konstruksi tangga dari bahan beton dan baja, boom menopang pada balok anak/induk di lantai atasnya. 9) Bordes tangga: Konstruksi tangga yang memiliki jumlah anak tangga lebih dari 12 langkah naik atau tangga yang dibuat lebih dari satu tanjakan, maka harus dipasang tempat istirahat atau yang sering disebut dengan bordes. Bordes ditopang oleh balok bordes dan papan bordes. 10) Pondasi Tangga: menahan konstruksi tangga bawah dan meneruskan beban ke tanah. Biasanya konstruksi pondasi tangga menggunakan plat setempat.

11 c. Macam-macam bentuk tangga. Bentuk tangga ditentukan oleh besarnya ruang tangga dan perbedaan tinggi lantai (floor to floor). Untuk ruang yang cukup luas disain tangga dapat lebih leluasa. Untuk ruang yang terbatas sulit untuk membuat tangga yang ideal. Pada ruang yang cukup luas, tangga tidak hanya berfungsi sebagai sarana sirkulasi dari lantai yang satu kelantai berikutnya, tapi dapat berfungsi sebagai tempat bersantai duduk menikmati lingkungan. Atau dapat juga merupakan titik pandang dari suatu ruang bila tangga memiliki disain yang cukup indah. Tangga yang paling menghemat ruang adalah tangga putar. Dari kondisi ruang yang ada terdapat beberapa macam tangga: 1) Tangga tusuk lurus. 2) Tangga tusuk serong. 3) Tangga serong tunggal bagian bawah. 4) Tangga serong tunggal bagian atas. 5) Tangga serong ganda 6) Tangga bordes 90 7) Tangga bordes dengan dua bordes antara. 8) Tangga bordes 180 9) Tangga tusuk dengan perempatan bawah. 10) Tangga tusuk dengan perempatan atas. 11) Tangga tusuk dengan perempatan antara. 12) Tangga Tangga seperempat tusuk seperempat putaran. 13) Tangga poros dengan seperempat putaran 90 14) Tangga poros dengan setengah putaran ) Tangga poros dengan tiga perempat putaran ) Tangga bordes dengan lengan-lengan sejajar belokan dan lubang antara. 17) Tangga poros dengan putaran penuh ) Tangga Inggris. a. Menghitung Jumlah Anak Tangga. 1) Perhitungan berdasarkan perbedaan tinggi lantai. Jumlah anak tangga dari satu lantai ke lantai berikutnya dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: A + 2 O = 63 cm Keterangan A : antrede (anak tangga datar) O : optrede (anak tangga tegak) Cara yang paling mudah adalah berdasarkan pada beda tinggi lantai.

12 Lebar langkah datar (A) yang ideal adalah antara 25 cm 30 cm. Sedangkan tinggi langkah naik (O) yang ideal adalah antara 15cm 20 cm. Kemiringan tangga yang ideal adalah kurang dari 45 o. Contoh hitungan: Beda tinggi lantai satu dan lantai dua telah ditentukan = 350 Cm (H). ditentukan optrede ideal = 17,5 cm ( supaya mudah membaginya). Maka lebar antrede dapat dihitung dengan persamaan : A + 2 ( 17,5) = 63 cm A + 35 = 63 cm A = 28 cm cukup ideal Sedangkan jumlah kenaikan dapat dihitung : H / O = 350 / 17,5 = 20 kenaikan. Satu tanjakan maksimum 12 kenaikan, jadi minimal dibuat 2 tanjakan, bila setiap tanjakan dibuat sama, maka satu tanjakan = 10 kenaikan, jadi ada satu bordes. Bentuk tangga = tangga bordes 180 o. Dalam perhitungan, bordes dihitung satu kenaikan. Jadi pada tanjakan pertama jumlah kenaikan ada 10 termasuk bordes. 2) Perhitungan berdasarkan sudut kemiringan tangga Untuk menghitung jumlah kenaikan dan jumlah anak tangga dapat menggunakan sudut kemiringan tangga sebagai dasar perhitungan. Penentuan ukuran langkah datar (antrede) dan langkah naik (optrede) dengan menggunakan perbandingan berdasarkan besarnya sudut kemiringan tangga. Besar sudut kemiringan tangga paling landai adalah 25 dan paling curam adalah 50. Jumlah anak tangga ditentukan berdasarkan perbedaan tinggi lantai, sehingga perbandingan langkah datar dan langkah naik serta jumlah kenaikan sangat menentukan ukuran panjang tangga dan panjang ruang tangga. Untuk memudahkan perhitungan, maka dapat dilihat pada grafik 1, Pada grafik dapat terlihat besarnya kemiringan sudut tangga dari 25 sampai 50. Ukuran langkah datar dari 0 sampai 400 (dalam mm), ukuran langkah naik dari 0 sampai 250 (dalam mm). Dari grafik 1 dapat diperoleh hasil perhitungan sebagai berikut:

13 Apabila menggunakan sudut kemiringan tangga 30 pada grafik, kemudian memilih langkah datar 250 (dalam mm) maka akan diperoleh langkah naik sebesar 145 (dalam mm). Apabila kita ingin menggunakan tangga tusuk lurus, maka panjang tangga dapat dihitung sebagai berikut : Misal beda tinggi lantai 2900 mm, maka diperoleh jumlah kenaikan sebanyak : 2900/145 = 20 kali. Panjang tangga = 2900/ sin 25 o = 6904 mm atau = 6,904 m Panjang ruang tangga = 250 x 20 = 5000 mm atau = 5 m Bila ditentukan lebar tangga = 1000 mm, maka ruang tangga yang dibutuhkan berukuran 5 m x 1 m. Link hitungan tangga dapat di lihat pada laman berikut: Presentation2.pdf

MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA KAYU

MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA KAYU MENGGAMBAR KONSTRUKSI TANGGA KAYU BAG- TGB.002.A-09 55 JAM Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN

Lebih terperinci

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan

3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan 3. Bagian-Bagian Atap Bagian-bagian atap terdiri atas; kuda-kuda, ikatan angin, jurai, gording, sagrod, bubungan, usuk, reng, penutup atap, dan talang. a. Gording Gording membagi bentangan atap dalam jarak-jarak

Lebih terperinci

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian :

Pengertian struktur. Macam-macam struktur. 1. Struktur Rangka. Pengertian : Pengertian struktur Struktur adalah sarana untuk menyalurkan beban dalam bangunan ke dalam tanah. Fungsi struktur dalam bangunan adalah untuk melindungi suatu ruang tertentu terhadap iklim, bahayabahaya

Lebih terperinci

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI

BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI BAB I KOLOM BAJA, BALOK BAJA DAN PLAT LANTAI 1.1 Pengertian Kolom dan Balok Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATAP (KHUSUS ATAP PELANA)

KONSTRUKSI ATAP (KHUSUS ATAP PELANA) KONSTRUKSI ATAP (KHUSUS ATAP PELANA) Tiga komponen penyusun atap: 1. struktur atap (rangka atap dan penopang rangka atap); 2. penutup atap (genteng,polikarbonat); 3. pelengkap atap (talang horizontal/vertikal

Lebih terperinci

BAB XI KUDA-KUDA DAN ATAP

BAB XI KUDA-KUDA DAN ATAP A. Kuda-Kuda BAB XI KUDA-KUDA DAN ATAP 1. Pendahuluan Konstruksi kuda-kuda ialah suatu susunan rangka batang yang berfungsi untuk mendukung beban atap termasuk juga beratnya sendiri dan sekaligus dapat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE ANALISIS

BAB 3 METODE ANALISIS BAB 3 METODE ANALISIS Perkembangan teknologi membawa perubahan yang baik dan benar terhadap kemajuan di bidang konstruksi dan pembangunan infrastruktur. Perkebangan ini sangat membantu alam dan ekosistemnya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR

BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR BAB III ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR 3.1. ANALISA PERENCANAAN STRUKTUR PELAT Struktur bangunan gedung pada umumnya tersusun atas komponen pelat lantai, balok anak, balok induk, dan kolom yang merupakan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat.

KATA PENGANTAR. Buku ini juga di dedikasikan bagi tugas semester 5 kami yaitu struktur dan utilitas 2. Semoga buku ini bermanfaat. KATA PENGANTAR Buku ini ditulis berdasarkan hasil pengetahuan selama kami menempuh study sampai ke jenjang semester 5 ini. Dasar teori dan metode perancangan bangunan dan strukturnya sebagian disarikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah yaitu BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka Struktur bangunan terdiri dari struktur bawah dan struktur atas. Struktur bawah yaitu pondasi dan struktur atas yaitu dari sloof sampai

Lebih terperinci

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap

KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap KONSTRUKSI ATAP 12.1 Menggambar Denah dan Rencana Rangka atap Gambar 12.1 Rencana Atap Rumah Tinggal 12.2 Menggambar Ditail Potongan Kuda-kuda dan Setengah Kuda- Kuda Gambar 12.2 Potongan Kuda-kuda dan

Lebih terperinci

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA

PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA PEKERJAAN PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA 1. Umum Secara umum metode perakitan jembatan rangka baja ada empat metode, yaitu metode perancah, metode semi kantilever dan metode kantilever serta metode sistem

Lebih terperinci

A. GAMBAR ARSITEKTUR.

A. GAMBAR ARSITEKTUR. A. GAMBAR ARSITEKTUR. Gambar Arsitektur, yaitu gambar deskriptif dari imajinasi pemilik proyek dan visualisasi desain imajinasi tersebut oleh arsitek. Gambar ini menjadi acuan bagi tenaga teknik sipil

Lebih terperinci

KONSTRUKSI RANGKA ATAP

KONSTRUKSI RANGKA ATAP KONSTRUKSI RANGKA ATAP 2. URAIAN MATERI ATAP Atap merupakan bagian dari bangunan gedung ( rumah ) yang letaknya berada dibagian paling atas, sehingga untuk perencanaannya atap ini haruslah diperhitungkan

Lebih terperinci

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( )

BAB 4 STUDI KASUS. Sandi Nurjaman ( ) 4-1 Delta R Putra ( ) BAB 4 STUDI KASUS Struktur rangka baja ringan yang akan dianalisis berupa model standard yang biasa digunakan oleh perusahaan konstruksi rangka baja ringan. Model tersebut dianggap memiliki performa yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dengan semakin pesatnya perkembangan dunia teknik sipil di Indonesia saat ini menuntut terciptanya sumber daya manusia yang dapat mendukung dalam bidang tersebut.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM

BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM BAB 4 PENGUJIAN LABORATORIUM Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan perilaku struktur bambu akibat beban rencana. Pengujian menjadi penting karena bambu merupakan material yang tergolong

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Atap merupakan salah satu bagian kontruksi yang berfungsi untuk melindungi bagian bawah bangunan dari panas matahari, hujan, angin, maupun sebagai perlindungan lainnya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Bagan Alir Perancangan Untuk mempermudah perancangan Tugas Akhir, maka dibuat suatu alur sistematika perancangan struktur Kubah, yaitu dengan cara sebagai berikut: START

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan

BAB 2 DASAR TEORI. Bab 2 Dasar Teori. TUGAS AKHIR Perencanaan Struktur Show Room 2 Lantai Dasar Perencanaan 3 BAB DASAR TEORI.1. Dasar Perencanaan.1.1. Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Pendahuluan POKOK BAHASAN 1 PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan

Lebih terperinci

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV

STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN IV STRUKTUR PLAT LIPAT AZRATIH HAIRUN FRILYA YOLANDA EFRIDA UMBU NDAKULARAK AGRIAN RIZKY RINTO HARI MOHAMMAD GIFARI A. PENGERTIAN STRUKTUR PLAT LIPAT Pelat adalah struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembangunan prasarana fisik di Indonesia saat ini banyak pekerjaan konstruksi bangunan menggunakan konstruksi baja sebagai struktur utama. Banyaknya penggunaan

Lebih terperinci

TKS 4406 Material Technology I

TKS 4406 Material Technology I TKS 4406 Material Technology I Dr.Eng. Achfas Zacoeb, ST., MT. Department of Civil Engineering Faculty of Engineering University of Brawijaya UMUM Atap adalah bagian bangunan yang mempunyai fungsi ganda

Lebih terperinci

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur

VI. BATANG LENTUR. I. Perencanaan batang lentur VI. BATANG LENTUR Perencanaan batang lentur meliputi empat hal yaitu: perencanaan lentur, geser, lendutan, dan tumpuan. Perencanaan sering kali diawali dengan pemilihan sebuah penampang batang sedemikian

Lebih terperinci

4.3.5 Perencanaan Sambungan Titik Buhul Rangka Baja Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15

4.3.5 Perencanaan Sambungan Titik Buhul Rangka Baja Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15 3.3 Dasar Perencanaan Struktur Beton Bertulang 15 3.3.1 Peraturan-Peraturan 15 3.3.2 Pembebanan ]6 3.3.3 Analisis Struktur 18 3.3.4 Perencanaan Pelat 18 3.3.5 Perencanaan Struktur Portal Beton Bertulang

Lebih terperinci

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA Tri Hartanto Abstrak Pengetahuan tentang sistim struktur dan konstruksi, dan teknologi bahan sangat erat sekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau

BAB I PENDAHULUAN. dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau 17 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dunia konstruksi di Indonesia semakin berkembang dengan pesat. Seiring dengan banyaknya dilakukan penelitian untuk menemukan bahan-bahan baru atau bahan yang dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Profil C merupakan baja profil berbentuk kanal, bertepi bulat canai,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Profil C merupakan baja profil berbentuk kanal, bertepi bulat canai, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Profil C merupakan baja profil berbentuk kanal, bertepi bulat canai, yang digunakan untuk penggunaan umum dengan ukuran tinggi badan mulai dari 30 mm sampai dengan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian rangka BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian rangka Rangka adalah struktur datar yang terdiri dari sejumlah batang-batang yang disambung-sambung satu dengan yang lain pada ujungnya, sehingga membentuk suatu rangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Deskripsi umum Desain struktur merupakan salah satu bagian dari keseluruhan proses perencanaan bangunan. Proses desain merupakan gabungan antara unsur seni dan sains yang membutuhkan

Lebih terperinci

DINDING DINDING BATU BUATAN

DINDING DINDING BATU BUATAN DINDING Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/ membentuk ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding partisi/ pengisi (tidak menahan

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DENGAN RANGKA ATAP PRYDA PADA BANGUNAN PERSEGI PANJANG DITINJAU DARI SEGI BIAYA

STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DENGAN RANGKA ATAP PRYDA PADA BANGUNAN PERSEGI PANJANG DITINJAU DARI SEGI BIAYA STUDI PERBANDINGAN PENGGUNAAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN DENGAN RANGKA ATAP PRYDA PADA BANGUNAN PERSEGI PANJANG DITINJAU DARI SEGI BIAYA Tjetjep Mutaqin NRP : 0121019 Pembimbing : Ir. Maksum Tanubrata, MT

Lebih terperinci

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya

Lebih terperinci

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN ELEMEN-ELEMEN BANGUNAN Struktur bangunan adalah bagian dari sebuah sistem bangunan yang bekerja untuk menyalurkan beban yang diakibatkan oleh adanya bangunan di atas tanah. Fungsi struktur dapat disimpulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semakin berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan dewasa ini, juga membuat semakin berkembangnya berbagai macam teknik dalam pembangunan infrastruktur, baik itu

Lebih terperinci

5- STRUKTUR LENTUR (BALOK)

5- STRUKTUR LENTUR (BALOK) Pengertian Balok 5- STRUKTUR LENTUR (BALOK) Balok adalah bagian dari struktur bangunan yang menerima beban tegak lurus ( ) sumbu memanjang batang (beban lateral beban lentur) Beberapa jenis balok pada

Lebih terperinci

Gambar 1.1 Keruntuhan rangka kuda-kuda kayu (suaramedianasional.blogspot.com, 2013)

Gambar 1.1 Keruntuhan rangka kuda-kuda kayu (suaramedianasional.blogspot.com, 2013) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada bangunan rumah sederhana/konvensional pada umumnya, atap di atas rumah ditopang oleh konstruksi kuda-kuda. Konstruksi kuda-kuda ini akan menopang beban dari penutup

Lebih terperinci

Kuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax:

Kuliah ke-6. UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI FAKULTAS TEKNIK Jalan Sudirman No. 629 Palembang Telp: , Fax: Kuliah ke-6 Bar (Batang) digunakan pada struktur rangka atap, struktur jembatan rangka, struktur jembatan gantung, pengikat gording dn pengantung balkon. Pemanfaatan batang juga dikembangkan untuk sistem

Lebih terperinci

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU

KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 KAJIAN PEMANFAATAN KABEL PADA PERANCANGAN JEMBATAN RANGKA BATANG KAYU Estika 1 dan Bernardinus Herbudiman 2 1 Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dalam bidang konstruksi terus menerus mengalami peningkatan, kontruksi bangunan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan pernah

Lebih terperinci

P=Beban. Bila ujung-ujung balok tersebut tumpuan jepit maka lendutannya / 192 EI. P= Beban

P=Beban. Bila ujung-ujung balok tersebut tumpuan jepit maka lendutannya / 192 EI. P= Beban BAB I Struktur Menerus : Balok A. engertian Balok merupakan struktur elemen yang dimana memiliki dimensi b dan h yang berbeda, dimensi b lebih kecil dari dimensi h. Bagian ini akan membahas mengenai balok

Lebih terperinci

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU

KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU KEGIATAN BELAJAR I MEMBUAT KONSTRUKSI KUDA-KUDA KAYU A. LEMBAR INFORMASI Bahan untuk kuda-kuda kayu ini harus dipilih dari kayu yang baik dan ukurannya mencukupi dengan ukuran yang dibutuhkan. Untuk kudakuda

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kontruksi bangunan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan pernah berhenti dan terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Berbagai

Lebih terperinci

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir

Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung. Tugas Akhir Tugas Akhir PERENCANAAN JEMBATAN BRANTAS KEDIRI DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM BUSUR BAJA Nama : Mohammad Zahid Alim Al Hasyimi NRP : 3109100096 Dosen Konsultasi : Ir. Djoko Irawan, MS. Dr. Ir. Djoko Untung

Lebih terperinci

1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan

1- PENDAHULUAN. Baja Sebagai Bahan Bangunan 1- PENDAHULUAN Baja Sebagai Bahan Bangunan Sejak permulaan sejarah, manusia telah berusaha mencari bahan yang tepat untuk membangun tempat tinggalnya, jembatan untuk menyeberangi sungai dan membuat peralatan-peralatan

Lebih terperinci

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya

sejauh mungkin dari sumbu netral. Ini berarti bahwa momen inersianya BABH TINJAUAN PUSTAKA Pada balok ternyata hanya serat tepi atas dan bawah saja yang mengalami atau dibebani tegangan-tegangan yang besar, sedangkan serat di bagian dalam tegangannya semakin kecil. Agarmenjadi

Lebih terperinci

Struktur dan Konstruksi II

Struktur dan Konstruksi II Struktur dan Konstruksi II Modul ke: Material Struktur Bangunan Fakultas Teknik Christy Vidiyanti, ST., MT. Program Studi Teknik Arsitektur http://www.mercubuana.ac.id Cakupan Isi Materi Materi pertemuan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Diagram Alir Mulai Data Eksisting Struktur Atas As Built Drawing Studi Literatur Penentuan Beban Rencana Perencanaan Gording Preliminary Desain & Penentuan Pembebanan

Lebih terperinci

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif

BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN. perencana. Dengan kerjasama yang baik dapat menghasilkan suatu kerja yang efektif BABV PELAKSANAAN PEKERJAAN 5.1 Tinjauan Umum Dalam pelaksanaan pekerjaan diperlukan kerjasama yang baik dari semua pihak yang terkait, baik itu perencana, pemberi tugas, pengawas maupun pelaksana karena

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1. Diagram Alir Perencanaan Struktur Atas Baja PENGUMPULAN DATA AWAL PENENTUAN SPESIFIKASI MATERIAL PERHITUNGAN PEMBEBANAN DESAIN PROFIL RENCANA PERMODELAN STRUKTUR DAN

Lebih terperinci

Semarang, Nopember Penyusun

Semarang, Nopember Penyusun KATA PENGANTAR Alhamdulillahi rabbil alamin, Puji Syukur ke Khadirat ALLAH SWT atas segala Nikmat, Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Tugas Akhir yang berjudul

Lebih terperinci

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang BAB II TINJAUAN PIISTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dapat dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap (Senol,Utkii,Charles,John Benson, 1977), yaitu : 2.1.1 Tahap perencanaan (Planningphase)

Lebih terperinci

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM

BAB VI KONSTRUKSI KOLOM BAB VI KONSTRUKSI KOLOM 6.1. KOLOM SEBAGAI BAHAN KONSTRUKSI Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang memegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Struktur Dalam perencanaan suatu struktur bangunan gedung bertingkat tinggi sebaiknya mengikuti peraturan-peraturan pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu

Lebih terperinci

PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN

PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ATAP BAJA RINGAN http//: www.salmanisaleh.wordpress.com A. STANDAR KOMPETENSI Melaksanakan pekerjaan konstruksi baja ringan. B. KOMPETENSI DASAR Melaksanakan pekerjaan pemasangan

Lebih terperinci

Struktur Lipatan. Struktur Lipatan 1

Struktur Lipatan. Struktur Lipatan 1 Struktur Lipatan Pengertian Struktur lipatan adalah bentuk yang terjadi pada lipatan bidang-bidang datar dimana kekakuan dan kekuatannya terletak pada keseluruhan bentuk itu sendiri. Bentuk lipatan ini

Lebih terperinci

STRUKTUR LIPATAN. Dengan bentuk lipatan ini,gaya-gaya akibat benda sendiri dan gaya-gaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri

STRUKTUR LIPATAN. Dengan bentuk lipatan ini,gaya-gaya akibat benda sendiri dan gaya-gaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri STRUKTUR LIPATAN Bentuk lipatan ini mempunyai kekakuan yang lebih dibandingkan dengan bentuk-bentuk yang datar dengan luas yang sama dan dari bahan yang sama pula. Karena momen energia yang didapat dari

Lebih terperinci

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector)

Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector) Jembatan Komposit dan Penghubung Geser (Composite Bridge and Shear Connector) Dr. AZ Department of Civil Engineering Brawijaya University Pendahuluan JEMBATAN GELAGAR BAJA BIASA Untuk bentang sampai dengan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN KUDA KUDA BAJA RINGAN DENGAN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 V.18

ANALISIS PERBANDINGAN KUDA KUDA BAJA RINGAN DENGAN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 V.18 ANALISIS PERBANDINGAN KUDA KUDA BAJA RINGAN DENGAN BETON BERTULANG MENGGUNAKAN PROGRAM SAP 2000 V.18 Ahmad Efendi, Dewi Sulistyorini, Dimas Langga Candra G Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder

PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder PLATE GIRDER A. Pengertian Pelat Girder Dalam penggunaan profil baja tunggal (seperti profil I) sebagai elemen lentur jika ukuran profilnya masih belum cukup memenuhi karena gaya dalam (momen dan gaya

Lebih terperinci

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT

PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT PERBANDINGAN BERAT KUDA-KUDA (RANGKA) BAJA JENIS RANGKA HOWE DENGAN RANGKA PRATT Azhari 1, dan Alfian 2, 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau azhari@unri.ac.id ABSTRAK Batang-batang

Lebih terperinci

Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu

Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu Pertemuan I,II I. Struktur Statis Tertentu dan Struktur Statis Tak Tentu I.1 Golongan Struktur Sebagian besar struktur dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari tiga golongan berikut: balok, kerangka kaku,

Lebih terperinci

TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1)

TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1) TUGAS BESAR STRUKTUR BAJA (S-1) Nama NIM Dosen Pembimbing Rencanakan suatu bangunan baja bertingkat (5 lantai) dengan data data perencanaan sebagai berikut : 1. Lantai tingkat 5 : Penutup atap : a) tipe

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PRESENTASI TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN BALOK KOMPOSIT PADA GEDUNG PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO MAHASISWA : WAHYU PRATOMO WIBOWO NRP. 3108 100 643 DOSEN PEMBIMBING:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Komponen Struktur Pada perencanaan bangunan bertingkat tinggi, komponen struktur direncanakan cukup kuat untuk memikul semua beban kerjanya. Pengertian beban itu

Lebih terperinci

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN

PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN PREDIKSI SOAL UJIAN NASIONAL KEJURUAN Bidang Keahlian : Teknik Bangunan Program Keahlian : Teknik Gambar Bangunan Tahun : 2013 A 1. Sebuah konstruksi batang seperti gambar di atas, jenis tumpuan pada titik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Baja Baja merupakan bahan konstruksi yang sangat baik, sifat baja antara lain kekuatannya yang sangat besar dan keliatannya yang tinggi. Keliatan (ductility) ialah kemampuan

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG KANTOR PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN DENGAN METODE LOAD RESISTANCE AND FACTOR DESIGN Oleh : 1. AGUNG HADI SUPRAPTO 3111 030 114 2.RINTIH PRASTIANING ATAS KASIH 3111

Lebih terperinci

2.5.c Konsep Selembar kertas tipis dan datar tidak dapat menahan beban sendiri.

2.5.c Konsep Selembar kertas tipis dan datar tidak dapat menahan beban sendiri. Struktur Plat Lipat 2.4.a Pengertian Plat adalah struktur planar kaku yang secara khas terbuat dari material monolit yang tingginya lebih kecil dibandingkan dengan dimensi-dimensi lainnya. Struktur plat

Lebih terperinci

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu:

Sambungan Kayu. Sambungan Kayu: Hubungan Kayu: Sambungan Kayu Sambungan Kayu: Adalah sebuah konstruksi untuk menyatukan dua atau lebih batang kayu untuk memenuhi kebutuhan panjang, lebar atau tinggi tertentu dengan bentuk konstruksi yang sesuai dengan

Lebih terperinci

STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI

STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI STUDI PEMBUATAN BEKISTING DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN, KEKAKUAN DAN KESTABILAN PADA SUATU PROYEK KONSTRUKSI DENIE SETIAWAN NRP : 9721019 NIRM : 41077011970255 Pembimbing : Maksum Tanubrata, Ir., MT. FAKULTAS

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG KEJAKSAAN TINGGI D.I.Y DENGAN STRUKTUR 5 LANTAI DAN 1 BASEMEN

LEMBAR PENGESAHAN PERENCANAAN GEDUNG KEJAKSAAN TINGGI D.I.Y DENGAN STRUKTUR 5 LANTAI DAN 1 BASEMEN LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG KEJAKSAAN TINGGI D.I.Y DENGAN STRUKTUR 5 LANTAI DAN 1 BASEMEN Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Program Strata 1 Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik

Lebih terperinci

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa Struktur Atas & Pasangan Batu Bata Ferdinand Fassa Tujuan dari akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa: 1. Mahasiswa dapat menjelaskan struktur atas bangunan sederhana 2. Mahasiswa dapat menggambar bagian-bagian

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan

BAB 2 DASAR TEORI Dasar Perencanaan Jenis Pembebanan BAB 2 DASAR TEORI 2.1. Dasar Perencanaan 2.1.1 Jenis Pembebanan Dalam merencanakan struktur suatu bangunan bertingkat, digunakan struktur yang mampu mendukung berat sendiri, gaya angin, beban hidup maupun

Lebih terperinci

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS) A. IDEALISASI STRUKTUR RAGKA ATAP (TRUSS) Perencanaan kuda kuda dalam bangunan sederhana dengan panjang bentang 0 m. jarak antara kuda kuda adalah 3 m dan m, jarak mendatar antara kedua gording adalah

Lebih terperinci

JEMBATAN RANGKA BAJA. bentang jembatan 30m. Gambar 7.1. Struktur Rangka Utama Jembatan

JEMBATAN RANGKA BAJA. bentang jembatan 30m. Gambar 7.1. Struktur Rangka Utama Jembatan JEMBATAN RANGKA BAJA 7.2. Langkah-Langkah Perancangan Struktur Jembatan Rangka Baja Langkah perancangan bagian-bagian jembatan rangka baja adalah sbb: a. Penetapan data teknis jembatan b. Perancangan pelat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai inovasi yang ditemukan oleh para ahli membawa proses pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Berbagai inovasi yang ditemukan oleh para ahli membawa proses pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kontruksi bangunan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang tidak akan pernah berhenti dan terus mengalami perkembangan dari masa ke masa. Berbagai inovasi yang

Lebih terperinci

KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015

KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015 KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015 PAKET KEAHLIAN: TEKNIK GAMBAR BANGUNAN KOMPETENSI STANDAR KOMPETENSI GURU NO UTAMA KOMPETENSI MATA KOMPETENSI INTI GURU INDIKATOR ESENSIAL/ IPK PELAJARAN a b c d e 1

Lebih terperinci

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN

MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN MENGGAMBAR RENCANA PELAT LANTAI BANGUNAN mbaran konstruksi beton untuk keperluan pelaksanaan pembangunan gedung sangat berperan. Untuk itu perlu dikuasai oleh seseorang yang berkecimpung dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

A. Struktur Balok. a. Tunjangan lateral dari balok

A. Struktur Balok. a. Tunjangan lateral dari balok A. Struktur Balok 1. Balok Konstruksi Baja Batang lentur didefinisikan sebagai batang struktur yang menahan baban transversal atau beban yang tegak lurus sumbu batang. Batang lentur pada struktur yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembebanan Dalam perencanaan suatu struktur bangunan harus memenuhi peraturanperaturan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan yang aman secara konstruksi berdasarkan

Lebih terperinci

BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP

BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP BAB XIV PEKERJAAN KONSTRUKSI ATAP Pasal 1 : Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan 1. Bentuk kuda-kuda baja ringan baik bentang, tinggi dan kemiringanya sesuai dengan Gambar Bestek. 2. Kuda-kuda dirakit/dipasang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Berkembangnya kemajuan teknologi bangunan bangunan tinggi disebabkan oleh kebutuhan ruang yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Semakin tinggi suatu bangunan, aksi gaya

Lebih terperinci

BAB II PERILAKU DAN KARAKTERISTIK JEMBATAN

BAB II PERILAKU DAN KARAKTERISTIK JEMBATAN BAB II PERILAKU DAN KARAKTERISTIK JEMBATAN A. Pengertian Jembatan Jembatan adalah suatu konstruksi yang gunanya untuk meneruskan jalan melalui rintangan yang permukaannya lebih rendah. Rintangan ini biasanya

Lebih terperinci

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN. Laporan Tugas Akhir. Universitas Atma Jaya Yogyakarta. PERENCANAAN STRUKTUR ATAS JEMBATAN RANGKA BAJA MUSI VI KOTA PALEMBANG SUMATERA SELATAN Laporan Tugas Akhir Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dari Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Lebih terperinci

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS)

A. IDEALISASI STRUKTUR RANGKA ATAP (TRUSS) A. IDEALISASI STRUKTUR RAGKA ATAP (TRUSS) Perencanaan kuda kuda dalam bangunan sederhana dengan panjang bentang 0 m. jarak antara kuda kuda adalah 3 m dan m, jarak mendatar antara kedua gording adalah

Lebih terperinci

struktur. Pertimbangan utama adalah fungsi dari struktur itu nantinya.

struktur. Pertimbangan utama adalah fungsi dari struktur itu nantinya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Pekerjaan struktur secara umum dilaksanakan melalui 3 (tiga) tahap {senol utku, Charles, John Benson, 1977). yaitu : 1. Tahap Perencanaan (Planning phase) Meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam bidang konstruksi, beton dan baja saling bekerja sama dan saling melengkapi dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing bahan, sehingga membentuk suatu jenis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Komponen Jembatan Menurut Supriyadi (1997) struktur pokok jembatan antara lain : 1. Struktur jembatan atas Struktur jembatan atas merupakan bagian bagian jembatan yang memindahkan

Lebih terperinci

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER

MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER MAKALAH TUGAS AKHIR PS 1380 MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR BAJA KOMPOSIT PADA GEDUNG PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI JEMBER FERRY INDRAHARJA NRP 3108 100 612 Dosen Pembimbing Ir. SOEWARDOYO, M.Sc. Ir.

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI)

PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) 1 PERENCANAAN GEDUNG PERPUSTAKAAN KOTA 4 LANTAI DENGAN PRINSIP DAKTAIL PARSIAL DI SURAKARTA (+BASEMENT 1 LANTAI) Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai S-1 Teknik Sipil diajukan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN :

PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : PEMERINTAH KABUPATEN.. DINAS PENDIDIKAN SMKNEGERI. UJIAN AKHIR SEKOLAH TAHUN PELAJARAN : Kompetensi Keahlian : Hari / Tanggal : Teknik Gambar Bangunan Kelas / Jurusan : III / Teknik Gambar Bangunan Waktu

Lebih terperinci

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi.

03. Semua komponen struktur diproporsikan untuk mendapatkan kekuatan yang. seimbang yang menggunakan unsur faktor beban dan faktor reduksi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pendahuluan Perancangan struktur suatu bangunan gedung didasarkan pada besarnya kemampuan gedung menahan beban-beban yang bekerja padanya. Disamping itu juga harus memenuhi

Lebih terperinci

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building)

PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG. (Structure Design of DKK Semarang Building) LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR PERENCANAAN GEDUNG DINAS KESEHATAN KOTA SEMARANG (Structure Design of DKK Semarang Building) Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata 1 pada

Lebih terperinci

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M

PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA. Oleh : A.A.M PERTEMUAN IX DINDING DAN RANGKA Oleh : A.A.M DINDING Menurut fungsinya dinding dapat dibedakan menjadi 2, yaitu: 1. Dinding Struktural : Yaitu dinding yang berfungsi untuk ikut menahan beban struktur,

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pembebanan Pada Pelat Lantai 8 BAB III LANDASAN TEORI A. Pembebanan Pada Pelat Lantai Dalam penelitian ini pelat lantai merupakan pelat persegi yang diberi pembebanan secara merata pada seluruh bagian permukaannya. Material yang digunakan

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES

METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JEMBATAN I. RUANG LINGKUP PEKERJAAN PT.GUNUNG MURIA RESOURCES Pekerjaan Pembangunan Jembatan ini terdiri dari beberapa item pekerjaan diantaranya adalah : A. UMUM 1. Mobilisasi

Lebih terperinci

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan

Ada dua jenis tipe jembatan komposit yang umum digunakan sebagai desain, yaitu tipe multi girder bridge dan ladder deck bridge. Penentuan pemilihan JEMBATAN KOMPOSIT JEMBATAN KOMPOSIT JEMBATAN KOMPOSIT adalah jembatan yang mengkombinasikan dua material atau lebih dengan sifat bahan yang berbeda dan membentuk satu kesatuan sehingga menghasilkan sifat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut : 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pembebanan Struktur Perencanaan struktur bangunan gedung harus didasarkan pada kemampuan gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam Peraturan

Lebih terperinci