USULAN SISTEM KERJA SEBAGAI PERINGATAN DINI DALAM PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PLANT INDUSTRI SEMEN. Mohamad Taufan¹ dan Kohar Sulistiyadi¹

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "USULAN SISTEM KERJA SEBAGAI PERINGATAN DINI DALAM PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PLANT INDUSTRI SEMEN. Mohamad Taufan¹ dan Kohar Sulistiyadi¹"

Transkripsi

1 166 USULAN SISTEM KERJA SEBAGAI PERINGATAN DINI DALAM PENCEGAHAN KECELAKAAN KERJA PADA BAGIAN PLANT INDUSTRI SEMEN Mohamad Taufan¹ dan Kohar Sulistiyadi¹ Alumni Teknik Industri ITI, Serpong Guru Besar Prodi Teknik Industri Universitas Sahid Abstact The cement industry in overall activity involves human labor potential for accidents. Efforts to prevent the accidents of work needs to be done in the suggestions formulation proposed work as an early warning system in the prevention of occupational accidents. Identification of the need for workers to consider are: 1) The imbalance between the engine speed and the ability to work so that operators get tired faster, 2) lack of balance between workload and energy intake workers, 3) labor work movement uneconomical cause fatigue and pain in a limb, 4) environmental conditions that are not appropriate factory requirements would have a negative impact on the health and performance of the operators. Methods and principles used need to set up a working system components consisting of: 1) human beings with all the properties and limitations, 2) material, 3) Supplies and Equipment work, 4) working environment so that the achieved level of efficiency and productivity high and prevent accidents employment. The conclusions are based on studies that work accidents is a psychological fatigue caused by physical environmental factors is not supported, such as heat, a lot of dust, and the high noise, and physiological fatigue occurs due to imbalance between the engine speed with the speed of the operator's work, how to work and conditions of work stations is not ergonomic. Keywords : Ergonomics, Early Warning, Work Accident

2 167 Abstrak Industri semen dalam aktivitasnya secara keseluruhan melibatkan tenaga kerja manusia yang berpotensi terhadap kecelakaan kerja Upaya untuk mencegah terjadinya kecelakkan kerja perlu dilakukan perumusan saran berupa usulan sistem kerja sebagai peringatan dini dalam pencegahan kecelakaan kerja Identifikasi terhadap kebutuhan pekerja yang perlu diperhatikan adalah : 1) Ketidakseimbangan antara kecepatan mesin dan kemampuan kerja sehingga operator merasakan kelelahan lebih cepat; 2) ketidak imbangan antara energi beban kerja dan asupan makanan pekerja, 3) Gerakan kerja yang tidak ekonomis menyebabkan kelelahan dan rasa sakit/nyeri pada anggota tubuh; 4) Kondisi lingkungan pabrik yang tidak sersuai persyaratan akan berdampak negatif terhadap kesehatan maupun kinerja operator. Metode dan prinsip yang digunakan perlu mengatur komponen sistem kerja yang terdiri dari : 1) manusia dengan segala sifat dan keterbatasannya, 2) Bahan, 3) Perlengkapan dan Peralatan kerja, 4) Lingkungan kerja sehingga dicapai tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi serta mencegah terjadinya kecelakaan kerja. Simpulan berdasarkan penelitian terdapat kelelahan kerja yang merupakan kelelahan psikologis disebabkan faktor lingkungan fisik yang sangat tidak mendukung seperti panas, banyak debu, dan tingginya polusi bunyi, dan kelelahan fisiologis terjadi karena ketidakseimbangnya antara kecepatan mesin dengan kecepatan operator dalam bekerja, cara kerja dan kondisi stasiun kerja yang tidak ergonomis. Kata kunci : Ergonomi, Peringatan Dini, Kecelakaan Kerja

3 168 PENDAHULUAN Faktor penting dalam keberhasilan suatu sistem produksi, terdiri atas : 1) Manusia, 2) Mesin, 3) Bahan 4) Lingkungan, dan 5) Metode kerja yang digunakan. Peranan manusia sebagai perencana, pelaksana, sekaligus pengontrol dari sistem kerja menentukan keberhasilan serta kegagalan sistem produksi. Posisi manusia biasa dikesampingkan perusahaan dalam upaya meningkatkan produktivitas, sehingga pengamanan atas kecelakaan kerja sering diabaikan sehingga menimbulkan resiko kecelakaan kerja, yang berakibat kecacatan fisik. Kecelakaan kerja menjadikan legitimasi penurunan kualitas kerja, tingginya angka ketidakhadiran, dan menurunkan produktivitas. Ergonomi merupakan suatu bidang ilmu yang mempelajari human engineering yang memanfaatkan berbagai informasi mengenai sifat, keterbatasan dan kemampuan manusia dalam bekerja. Perbaikan secara terus menerus dilakukan berdasarkan rancangan sistem kerja yang nyaman, aman, dan kondusif. Penerapan ergonomi pada industri saat ini semakin dibutuhkan, karena mampu mengintegrasikan kebutuhan manusia dan produktivitas kerja untuk mengurangi tingkat kecelakaan kerja. Sulistyadi (2009) dalam orasi ilmiahnya menyatakan bahwa industri Semen dalam operasi kerjanya melibatkan berbagai kegiatan kerja manusia, mesin produksi dan berbagai peralatan manual yang digunakan, Pengamatan lapangan menunjukkan kondisi fisik pabrik dirasakan masih sangat riskan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja, sehingga riset ini difokuskan untuk memberikan informasi peringatan dini kecelakaan yang terjadi pada manusia yang bekerja di bagian Plant Industri Semen. Beberapa kajian untuk mengetahui beberapa faktor penyebab yang mempengaruhi perilaku manusia dalam bekerja

4 169 seperti pengaruh yang datang dari alat dan mesin, metode kerja, atau lingkungan fisik yang berdampak kepada aspek keselamatan dan kesehatan pekerja. Penelitian difokuskan pada Bag Plant, yang memproduksi kantung semen yang berpotensi besar terhadap kecelakaaan. Bagian Plant ini memeiliki resiko tinggi akan kecelakaan kerja dengan penanganan material secara manual (Manual Material Handling) Pada Bagian ini diidentifikasikan bahwa sistem kerja yang ada kurang memperhatikan aspek kebutuhan pekerja. Beberapa hal yang menjadi perhatian adalah : 1) Ketidakseimbangan antara kecepatan kerja mesin dan kemampuan kerja operator sehingga operator merasakan kelelahan lebih cepat; 2) Beban kerja yang besar tanpa diiringi oleh support energi yang baik, dapat menyebabkan kondisi fisik tubuh menurun dan beresiko tinggi terhadap kecelakaan kerja; 3) Gerakan kerja yang tidak ekonomis dan bentuk stasiun kerja setempat yang tidak memperhatikan bentuk fisik tubuh operator menyebabkan rasa sakit/nyeri pada anggota tubuh; 4) Kondisi lingkungan pabrik yang panas, bising, dan berdebu akan berdampak negatif terhadap kesehatan maupun kinerja operator. Sutalaksana et.al (1979) Teknik Tata Cara Kerja (Methods Engineering) adalah suatu ilmu yang terdiri dari beberapa teknik dan prinsip untuk mendapatkan rancangan (desain) terbaik dari sistem kerja. Teknik dan prinsip ini digunakan untuk mengatur komponen sistem kerja yang terdiri dari : 1) manusia dengan segala sifat dan keterbatasannya, 2) Bahan, 3) Perlengkapan dan Peralatan kerja, 4) Lingkungan kerja sehingga dicapai tingkat efisiensi dan produktifitas yang tinggi. Secara rinci ditunjukkan pada Gambar 1. Teknik Tata Cara Kerja Pekerja Bahan Mesin/peralatan Sistem Kerja Beberapa Alternatif Alternatif Terbaik Sistem Gambar 1. Bagan Keseluruhan Teknik Tata Cara Kerja

5 170 Pada teknik tata cara kerja pengertian efisiensi diterapkan dalam bentuk penghematan masukan untuk mendapatkan hasil (performance) yang maksimal. Masukan tersebut dapat dinyatakan dengan : 1) Waktu yang digunakan, 2) Tenaga yang dikeluarkan, 3) Akibat psikologis yang ditimbulkan, dan 4) Akibat sosiologis dari pekerjaan yang bersangkutan. Ruang lingkup ilmu teknik tata cara kerja lebih lanjut dibagi ke dalam dua bagian, yaitu : (1) Pengaturan kerja dan (2) Pengukuran kerja. Wignjosoebroto (1995) mengarahkan pengaturan kerja untuk mendapatkan alternatif terbaik dari beberapa alternatif dalam memperbaiki sistem kerja, melalui : 1) Ergonomi, 2) Studi gerakan, dan 3) Ekonomi gerakan. Teknik pengukuran kerja menggunakan empat kriteria sebagai alat ukur, yaitu : (1) Waktu,, (2) Tenaga, (3) Psikologis, dan (4) Sosiologis. Sulistyadi., dan Susanty, (2003), menyampaikan bahwa teknik ini telah dikembangkan secara multidisiplin, dengan menggunakan dan memadukan berbagai ilmu seperti : 1) Statistik, 2) Fisiologi, 3) Psikologi, 4) Sosiologi, dan. 5) Kedokteran. Pengaturan dan pengukuran kerja merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan untuk medapatkan suatu sistem kerja yang terbaik. Manusia dan Pekerjaannya Keberhasilan Operator dalam bekerja dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu : 1)kelompok faktor diri (individual), dan 2)kelompok faktor situasional. Kelompok faktor yang datang dari diri pekerja itu sendiri, seperti : pendidikan dan pengalaman merupakan faktor yang dapat merubah diri seseorang berdasarkan proses penalaran yang dapat diterima. Kelompok faktor situasional terbagi ke dalam dua sub kelompok yaitu terdiri dari faktor sosial keorganisasiannya, dan faktor fisik pekerjaan yang bersangkutan.

6 171 Ergonomi Dalam perkembangan selanjutnya ergonomi merupakan suatu istilah yang dikenal dengan Human engineering atau Human factors. Ergonomi digunakan untuk menggambarkan suatu rancangan yang sesuai dengan yang diharapkan manusia atau manusia dapat menggunakan rancangan secara efektif sesuai kebutuhannya. Sulistyadi., dan Susanty, (2003), menyampaikan peran ergonomi dalam peringatan dini atas pencegahan kecelakaan kerja ditekankan pada empat bidang, yaitu : 1) Penyelidikan display, 2) Penyelidikan dimensi tubuh manusia, 3) Penyelidikan kekuatan manusia dalam bekerja, dan 4) Penyelidikan terhadap lingkungan kerja. a) Display Display adalah bagian dari lingkungan yang memberikan informasi kepada pekerja untuk memudahkan pekerjaannya. Informasi yang dimaksud adalah informasi dalam arti luas, menyangkut semua rangsangan yang diterima oleh indera manusia baik langsung ataupun tak langsung. Informasi ini bisa berbentuk energi, seperti : 1) Panas, 2) Suara, 3) Cahaya, 4) Tekanan, 5) Gelombang dan lain-lain yang direperesentasikan dalam bentuk panel peralatan, monitor dll. b) Antropometri Antropometri berasal dari kata anthro yang berarti manusia dan metri yang berarti ukuran. Antropometri berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia yang digunakan sebagai pertimbangan ergonomis dalam proses perancangan produk maupun sistem kerja yang akan memerlukan interaksi manusia. Sulistyadi. dan Susanty (2006) menjelaskan bahwa penerapan antropometri secara luas dapat digunakan untuk : 1) Perancangan area kerja (work station, interior mobil, dan lain-lain), 2) Perancangan peralatan kerja dan fasilitas, 3) Perancangan produk konsumtif (pakaian, kursi, meja, dan lain-lain),

7 172 serta 4) Perancangan lingkungan kerja fisik. Faktor yang akan mempengaruhi ukuran tubuh manusia adalah: 1) Umur, 2) Jenis kelamin, 3) Jenis pekerjaan, dan 4) Suku/ bangsa. c) Pengukuran Energi Fisik Sebagai Tolak Ukur Perbaikan Kerja Studi ergonomi bertujuan untuk mengevaluasi dan merancang kembali tata cara kerja yang harus diaplikasikan agar bisa memberikan peningkatan efektivitas dan efisiensi, kenyamanan, dan keamanan pekerja. Pengukuran energi merupakan salah satu tolok ukur yang dipakai untuk mengevaluasi keseimbangan energi kebutuhan fisik dan pengeluaran tenaga dalam bekerja. Beratnya pekerjaan seseorang bisa ditentukan berdasarkan gejala perubahan yang dapat diukur melalui pengukuran anggota tubuh, seperti : 1) Laju detak jantung, 2) Tekanan darah, 3) Temperatur badan, 4) Laju pengeluaran keringat, 5) Konsumsi oksigen yang dihirup, dan 6) Kandungan kimiawi dalam darah. Pengukuran laju detak jantung merupakan pengukuran yang paling sering digunakan mengingat kemudahannya. Pengukuran energi selain untuk perancangan tata cara kerja juga dapat digunakan untuk : 1) Peningkatan keselamatan kerja, 2) Pengaturan jadual periode istirahat, 3) Spesifikasi jabatan dan seleksi personil, 4) Evaluasi jabatan, 5) Perancangan faktor lingkungan kerja. Kelelahan akibat kerja selalu diartikan sebagai proses menurunnya efisiensi, kemampuan kerja, dan berkurangnya kekuatan / ketahanan fisik. Beberapa jenis kelelahan yang diakibatkan oleh beberapa faktor yang berbeda seperti : 1) Lelah otot, terlihat dari munculnya gejala sakit pada saat otot menerima beban berat, 2) Lelah visual, diakibatkan ketegangan yang terjadi pada organ mata yang terkonsentrasi terus menerus pada obyek atau layar monitor, 3) Lelah mental atau lelah otak, kelelahan yang muncul karena aktivitas kerja mental (psikologis), dan 4) Lelah monotonis, disebabkan

8 173 oleh aktivitas kerja yang bersifat rutin, monoton ataupun lingkungan kerja yang menjemukan. Timbulnya rasa lelah dalam diri manusia merupakan proses yang terakumulasi dari berbagai faktor penyebab dan mendatangkan ketegangan (stress). Untuk menghindari itu diperlukan adanya keseimbangan antara masukan dengan jumlah keluaran yang bisa diperoleh melalui istirahat. Istirahat memberi kesempatan tubuh untuk lepas dari beban yang menghimpitnya. d) Kondisi Lingkungan Fisik Kerja yang Mempengaruhi Aktifitas Kerja Manusia Lingkungan fisik adalah salah satu faktor yang datang dari luar diri manusia yang mempengaruhi kenyamanan dalam bekerja. Beberapa kondisi fisik lingkungan yang mempengaruhi kerja manusia, yaitu : Temperatur, Kelembaban, Siklus udara, pencahayaan, kebisingan., bau-bauan, getaran mekanis dan warna Klasifikasi Postur Tubuh dalam Bekerja Berdasarkan Metode OWAS Pemikiran tentang kepentingan postur tubuh sehubungan dengan kegiatan penanganan material sudah disadari sejak dini. Sebuah prosedur mengenai kualitas postur dibahas dalam OVAKO Work Analysis System, OWAS (1992). Prosedur ini mudah untuk dipahami dan dapat digunakan secara luas baik dari kegiatan kerja yang menggunakan tenaga ringan sampai berat. Postur tubuh dianalisa dan kemudian diberi nilai untuk diklasifikasikan. OWAS bertujuan untuk mengidentifikasi pekerjaan bagaimanakah yang bisa mendatangkan bahaya. Metoda OWAS memiliki penilaian terhadap beberapa poin yaitu : 1) Punggung, 2) Lengan, 3) Kaki, 4) Beban Kerja, dan 5) Fasa Kerja.

9 174 Peta Kerja Untuk Menganalisa Aktifitas Peta kerja merupakan alat yang sistematis dan jelas untuk menganalisa proses kerja dari tahap awal sampai akhir. Beberapa informasi yang akan didapat melalui peta-peta kerja adalah : 1) Deskripsi benda kerja berupa gambar kerja, jumlah, spesifikasi material, dimensi ukuran pekerjaan, 2)Berbagai macam proses yang dilakukan, 3) Jenis dan spesifikasi mesin atau peralatan, 4) Waktu operasi untuk setiap proses; 5) Kapasitas mesin atau kapasitas kerja lain yang digunakan. Keuntungan yang didapat dari peta-peta kerja adalah: 1) Menghilangkan aktivitas handling yang tidak efisien, 2) Mengurangi jarak perpindahan operasi kerja, 3) Mengurangi waktu-waktu yang tidak produktif (delay), 4) Mengatur langkah-langkah operasi kerja yang lebih efektif dan efisien, 5) Penggabungan beberapa operasi kerja bila memungkinkan, 6) Mengetahui mesin atau failitas produksi yang mampu bekerja lebih produktif, 7) Menunjukkan aktivitas inspeksi yang berlebihan. Jenis peta kerja ada 2, yaitu : 1) Peta kerja keseluruhan, dan 2) Peta kerja setempat. Peta kerja keseluruhan digunakan apabila pekerjaan yang dilakukan melibatkan sebagian besar atau semua fasilitas yang diperlukan untuk mengerjakan produk yang dimaksudkan. Sedangkan peta kerja setempat digunakan apabila kegiatan tersebut terjadi dalam satu stasiun kerja. Uji Keseragaman dan Kecukupan Data a) Uji Keseragaman Data Uji keseragaman merupakan suatu perlakuan terhadap data sehingga didapatkan kumpulan data yang seragam. Uji keseragaman perlu dilakukan karena data pada sistem kerja akan selalu mengalami perubahan, perubahan tersebut masih dapat diterima asal berada dalam batas kewajaran.

10 175 b) Uji Kecukupan Data Uji kecukupan untuk mengetahui apakah data yang telah dilakukan uji keseragaman jumlahnya telah mencukupi atau mewakili dari sistem yang sebenarnya. Untuk itu perlu diggunakan tingkat ketelitian 10 % dan tingkat keyakinan 95 %. Tingkat ketelitian menunjukkan penyimpangan maksimum yang dibolehkan dari nilai rata-rata, sedangkan tingkat keyakinan menunjukkan besarnya keyakinan peneliti bahwa hasil yang diperoleh memenuhi tingkat ketelitian tersebut. Faktor Penyesuaian dan Kelonggaran a) Faktor Penyesuaian Pengukur harus mengamati kewajaran kerja yang ditunjukkan operator dalam bekerja. Kewajaran yang dimaksud berhubungan dengan kecepatan kerjanya. Ketidakwajaran dapat terjadi karena berbagai hal, seperti bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat seolah-olah diburu waktu, atau karena menjumpai kesulitan karena kondisi ruangan yang buruk. Beberapa kejadian tersebut bisa berpengaruh terhadap kecepatan kerja sehingga menjadi cepat atau terlalu lama waktu penyelesaiannya. Ada beberapa macam cara penyesuaian, yaitu : 1) Persentase, 2) Shumard, 3) Westinghouse, dan 4) Obyektif. Pada penelitian ini penghitungan waktu menggunakan faktor penyesuaian cara Westinghouse. b) Faktor Kelonggaran Setelah data seragam, jumlah pengukuran yang cukup dan penyesuaian telah dilakukan maka selanjutnya perlu ditambahkan kelonggaran. Kelonggaran berfungsi untuk 3 hal, yaitu: 1) Kebutuhan pribadi, 2) Menghilangkan rasa fatique (lelah), dan 3) Hambatan tak terhindarkan. Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu kerja berguna untuk mengetahui waktu penyelesaian dari suatu pekerjaan. Pengukuran kerja dibagi ke dalam

11 176 dua kelompok, yaitu pengukuran secara langsung dan pengukuran secara tidak langsung (sintesa). Pada pengukuran langsung pengukur harus berada di tempat yang akan diamati, sedangkan secara tidak langsung peneliti dapat mengetahui waktu penyelesaian pekerjaan tanpa harus berada di tempat pengamatan tetapi melalui data waktu baku dan data gerakan. METODE Langkah Pemecahan masalah pada peringatan dini kecelakaan dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu 1) identifikasi lingkungan fisik bekerja, Pengamatan stasiun kerja setempat, Perancangan keseimbangan kerja sistem manusia mesin, Pengukuran denyut jantung, Penjadualan waktu istirahat, dan evaluasi konsumsi energi operator. Data Lingkungan Fisik Kerja Lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kondisi kerja manusia. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatannya apabila ditunjang oleh kondisi lingkungan yang baik. Kondisi lingkungan dikatakan baik apabila manusia mampu melaksanakan kegiatannya dengan optimal, produktif, aman, nyaman dan selamat. Keadaan lingkungan yang kurang baik secara psikologis dapat membuat tenaga mudah lelah dan waktu penuyelesaian kerja menjadi lama sehingga tidak mendukung rancangan sistem kerja yang efisien dan efektif. Berdasarkan data lingkungan yang didapat dari pengamatan diketahui bahwa pengaruh lingkungan fisik terhadap operator dirasakan cukup besar, seperti: 1) Panas suhu udara ( C), 2) Tingkat kebisingan yang tinggi berasal dari mesin Tubing 645 dan mesin Bottomer 712 B, 3)adanya polusi debu yang dirasakan cukup berbahaya. Data Stasiun Kerja Setempat Data yang diambil adalah ukuran fisik (dimensi) dari bagian mesin yang berhubungan dengan operator dalam bekerja. Selain itu juga diukur dimensi dari meja dan

12 177 kursi kerja jika operator memang menggunakannya. Mesin yang diukur adalah mesin Bottomer 712 B dan Tubing 645, karena hanya kedua mesin yang digunakan dalam proses pembuatan kantung semen saat ini. Pengambilan dimensi mesin, meja, dan kursi kerja untuk mengetahui apakah telah sesuai dengan dimensi tubuh operator, sehingga dapat dirancang kondisi tempat kerja yang ergonomis. Metode OWAS menunjukkan bahwa kondisi postur tubuh operator pada saat bekerja perlu adanya perbaikan. Untuk itu stasiun kerja setempat yang lama akan diperbaharui dengan melakukan beberapa perubahan yang dapat mendukung perbaikan kondisi kerja operator. Hasil pengukuran terhadap meja dan kursi kerja yang lama dapat diketahui bahwa sarana tersebut tidak mampu memberikan kenyamanan yang maksimum kepada operator. Oleh karena itu telah dirancang meja dan kursi kerja ergonomis dengan menggunakan data antropometri. Rancangan yang baru ini diharapkan dapat menunjang kerja operator menjadi baik. Meja dan kursi kerja baru akan dipergunakan oleh operator mesin Bottomer bagian akhir, sedangkan operator Bottomer bagian awal dan Tubing bagian akhir hanya menggunakan kursi kerjanya. Kursi ini akan digunakan untuk beristirahat sebentar apabila operator merasa lelah. Cara kerja operator pada sistem kerja yang lama, dirasakan adanya cara kerja yang tidak ergonomis. Hal ini terlihat dari meja dan kursi kerja, serta posisi mesin yang tidak sesuai dengan dimensi tubuh manusia. Di samping itu diketahui bahwa operator sering mengalami sakit pada pinggangnya. Hal ini terjadi karena operator harus memindahkan tumpukan kantung semen dari meja ke palet yang diletakan di atas lantai, atau sebaliknya. Pekerjaan ini dilakukan terus menerus tanpa memperhatikan akibatnya.

13 178 Untuk alat bantu telah dirancang suatu meja per, yaitu suatu meja yang digunakan untuk meletakkan kantung semen. Meja ini menggunakan per pada setiap tiangnya untuk memberikan posisi pemindahan kantung semen yang optimal. Meja per ini digunakan oleh operator mesin Tubing bagian akhir dan mesin Bottomer bagian awal dan akhir. Keseimbangan Kerja Mesin dan Operator Waktu kerja operator diperlukan untuk mengetahui konsistensi dalam bekerja serta faktor apa saja yang berpengaruh. Data ini diambil sebanyak 40 data kemudian dilakukan uji keseragaman dan kecukupan. Berdasarkan hasil perhitungan waktu kerja operator didapati ketidakseimbangan antara kecepatan mesin dengan kecepatan operator. Pada mesin Tubing 645 diketahui bahwa operator masih bisa mengikuti kecepatan mesin dalam berproduksi, tetapi untuk operator mesin Bottomer 712 B terlihat bahwa waktu yang dibutuhkan operator untuk bekerja dengan baik memindahkan kantung semen membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada waktu produksi mesin. Operator akan cepat merasa lelah bekerja dengan cepat mengikuti mesin. Untuk itu perlu pengaturan ulang terhadap kecepatan mesin Bottomer 712 B dari 170 kantung semen/menit menjadi 100 kantung semen/menit, atau sekitar 20 kantung semen /8 detik. Waktu Siklus menunjukkan waktu kerja aktual yang terjadi di lapangan. dimana operator bekerja mengikuti kecepatan mesin tanpa memperhatikan keterbatasan dirinya. Penambahan faktor penyesuaian dan kelonggaran menghasilkan data kecepatan operator yang optimal dibutuhkan operator yang bekerja dalam keadaan nyaman, aman dan produktif. Pengukuran Denyut Jantung Pengukuran denyut jantung tidak dilakukan pada semua bagian pekerjaan pada Bag Plant. Pengukuran ini dilakukan pada operator mesin Tubing 645 untuk

14 179 bagian awal dan operator mesin Bottomer 712 B untuk bagian awal dan akhir. Operator yang memindahkan kantung semen dari mesin ke palet atau sebaliknya memindahkan kantung semen dari palet ke mesin dilakukan tanpa alat bantu (manual). Pengukuran denyut jantung dilakukan untuk mengetahui beban kerja yang diterima oleh operator, apakah beban tersebut sudah sesuai dengan kemampuannya atau melewati batas kemampuan. Berdasarkan pengamatan diketahui bahwa denyut jantung setiap orang berbeda, hal ini dipengaruhi oleh jenis kelamin, umur, postur tubuh, beban kerja, lamanya waktu kerja, dan pengaruh lingkungan. Denyut jantung operator pada pagi hari rata-rata lebih kecil dibandingkan pada saat siang atau sore hari, ini menunjukkan denyut jantung operator dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Tingginya suhu tempat kerja pada siang dan sore hari sekitar Celsius. Denyut jantung operator juga dipengaruhi oleh cara kerja dan jenis pekerjaannya dibuktikan pada operator 1 mesin Bottomer 712B (Suyati) yang bekerja dalam keadaan duduk dan menggunakan meja kerja, denyut jantungnya relatif lebih rendah dibandingkan dengan operator lain yang bekerja dalam keadaan berdiri terus menerus. Pengaturan Waktu Istirahat Tambahan Melalui denyut jantung juga dapat diketahui lamanya waktu istirahat yang dibutuhkan oleh operator. Berdasarkan perhitungan, didapat bahwa semua operator pada saat pagi hari ( WIBB) belum membutuhkan istirahat tambahan. Istirahat tambahan baru diperlukan pada saat siang dan sore hari, yaitu sekitar pukul WIBB. Lama istirahat tambahan yang dibutuhkan adalah antara 3 sampai dengan 10 menit untuk setiap jamnya. Kebutuhan operator akan waktu istirahat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya : 1)

15 180 Tidak mendukungnya kondisi kerja operator sehingga operator cepat merasa lelah, 2) Panas suhu ruangan antara Celsius pada siang dan sore hari menyebabkan operator tidak konsentrasi dan menimbulkan kelelahan psikologis, 3)tidak mencukupinya kandungan energi dari makanan yang diterima operator pada saat makan siang. Operator mesin Tubing 645 bagian akhir terdiri dari dua orang yang melakukan pekerjaan yang sama, kedua operator ini tidak perlu diberikan istirahat tambahan. Pergantian kerja yang teratur dapat mengurangi kebutuhan istirahat ini. Sebaiknya operator bergantian setiap 15 menit, sehingga tidak terlalu lelah dan tidak menyebabkan terjadinya waktu menganggur yang lama akibat istirahat. Kondisi yang sama terjadi pada operator Bottomer 712 B bagian akhir yang terdiri dari 4 orang yang melakukan 2 jenis pekerjaan yang sama. Dua orang melakukan seleksi terhadap setiap kantung semen yang ke luar dari mesin, dan dua orang lagi mengangkat kantung semen dari meja kerja ke palet. Pengaturan pergantian kerja yang baik dapat menghilangkan penambahan waktu istirahat. Untuk operator mesin Bottomer 712 B bagian awal membutuhkan seorang operator tambahan untuk menggantikan operator yang bertugas memindahkan kantung semen dari palet ke meja kerja, ataupun untuk menggantikan operator yang bekerja memindahkan kantung semen dari meja kerja ke mesin Bottomer Konsumsi Energi Data makanan digunakan untuk mengetahui kandungan gizi yang ada dalam makanan tersebut. Makanan yang dimakan operator diambil contoh makanan yang diberikan perusahaan selama 1 minggu dan kemudian dihitung nilai gizinya. Perbandingan konsumsi energi pada saat sebelum bekerja, lebih kecil dari pada keadaan sedang atau setelah melakukan pekerjaan. Ketidakberimbang antara tenaga yang dikeluarkan dengan energi yang

16 181 diterima menunjukkan operator kekurangan energi jika dibiarkan dalam jangka lama Operator kerja dapat mengalami kecelakaan karena kelelahan, tidak dapat berkonsentrasi terhadap pekerjaan, stamina turun dan dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. Keadaan ini jika dibiarkan dapat menimbulkan resiko kecelakaan pada operator. Kelelahan operator dapat diketahui dari kencangnya denyut jantung, sehingga konsumsi yang dibutuhkan besar. Kejadian ini dapat diamati terutama pada saat siang hari atau sore hari, dimana pekerja cepat lelah dan sering istirahat. Istirahat dibutuhkan untuk menghilangkan rasa lelah setelah bekerja. Berdasarkan perhitungan didapatkan pasokan makanan yang diberikan tidak mampu mencukupi kebutuhan energi tenaga yang dikeluarkan.. Kebutuhan makanan sebagai sumber tenaga dalam bekerja harus dipenuhi, karena dapat menjadikan awal dari kecelakaan kerja SIMPULAN Berdasarkan penelitian ini dapat ditarik simpulan sebagai peringatan dini terhadap kecelakaan kerja, yaitu : 1) Kelelahan yang terjadi pada Bag Plant merupakan kelelahan psikologis dan fisiologis. a) Kelelahan psikologis muncul akibat faktor lingkungan fisik yang sangat tidak mendukung seperti panas, banyak debu, dan tingginya polusi bunyi. b) kelelahan fisiologis terjadi karena ketidakseimbangan antara kecepatan mesin dengan kecepatan operator dalam bekerja, serta cara kerja dan kondisi stasiun kerja yang tidak ergonomis. 2) Perumusan saran perbaikan lingkungan kerja diantaranya mengatur suhu

17 182 ruangan, sirkulasi udara, mengurangi kebisingan, mengatur pembuangan debu serta menjadwalkan kesesuaian istirahat kerja dengan beban kerja serta mengatur jumlah energi asupan makanan sesuai kebutuhan kerja DAFTAR RUJUKAN Sulistyadi. K, dan S. L. Susanty, 2003, Analisa Perancangan Kerja, DP2M DIKTI, Jakarta Sulistyadi. K, dan S. L. Susanty, 2006, Rancangan Kursi dan Meja Operator Garment Wanita Yang Ergonomis, Seminar Nasional Ergonomi dan K3, ITS, Surabaya. Sulistyadi. K, 2009, Perencanaan Proses Produksi Dalam Menghadapi Kelangkaan Sumberdaya Pada Manajemen Industri, Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar TI Usahid Jakarta Sutalaksana, I.Z; Ruhana Anggawisastra; Jan H. Tjakraatmadja, 1979, Teknik Tata Cara Kerja; Bandung, Dept. Teknik Industri ITB Wignjosoebroto, Sritomo, 1995.; Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu; Jakarta, Penerbit Guna Widya.

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia industri dan teknologi yang terjadi sekarang ini, menyebabkan semakin meningkatnya persaingan. Untuk dapat memenangkan

Lebih terperinci

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan )

Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan ) Analisis Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi Dalam Upaya Peningkatan Produktifitas ( Topik Study Kasus pada Perakitan Rangka Kursi Rotan ) Indonesia merupakan negara terbesar ke 4 dunia dengan jumlah

Lebih terperinci

SEJARAH & PERKEMBANGAN

SEJARAH & PERKEMBANGAN Amalia, ST., MT. SEJARAH & PERKEMBANGAN ERGONOMI Suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan, dan keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada umumnya suatu perusahaan memiliki targetnya masingmasing dalam mencapai tujuan perusahaan itu sendiri. Salah satu faktor untuk mencapai tujuan tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Postur tubuh yang tidak seimbang dan berlangsung dalam jangka waktu lama dapat mengakibatkan stress pada bagian tubuh tertentu, yang biasa disebut dengan postural

Lebih terperinci

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas -THESIS (TI - 092327)- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas Oleh : Irma Nur Afiah Dosen Pembimbing : Ir. Sritomo

Lebih terperinci

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment

Ergonomics. Human. Machine. Work Environment ERGONOMI Ergonomics Human Machine Work Environment RANCANGAN YANG ERGONOMIS Fokus Perhatian : MANUSIA dalam Perencanaan Man-Made Objects dan Lingkungan Kerja Tujuan Rancang Bangun dalam Menciptakan Produk,

Lebih terperinci

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA KONSUMSI ENERGI KERJA PERTEMUAN #4 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. 1 Ergonomi Nurmianto (2003 : 1) mengatakan istilah ergonomic berasal dari bahasa latin yaitu ergon yang berarti kerja dan nomos yang berarti hukum alam dan juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Penelitian cara kerja atau yang dikenal juga dengan nama methods analysis merupakan hal yang sangat penting dalam menentukan metode kerja yang akan dipilih untuk melakukan suatu pekerjaan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah PT Abadi Genteng, Jatiwangi, merupakan suatu perusahaan yang bergerak dalam pembuatan genteng dan aksesorisnya. Perusahaan ini termasuk jenis

Lebih terperinci

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2

ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2 ANALISIS DAN USULAN PERANCANGAN SISTEM KERJA DITINJAU DARI SEGI ERGONOMI (Studi Kasus di Konveksi Pakaian XYZ ) Winda Halim 1*, Budiman 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Kristen

Lebih terperinci

PENGANTAR DAN KONSEP DASAR ER E G R O G N O O N M O I

PENGANTAR DAN KONSEP DASAR ER E G R O G N O O N M O I PENGANTAR DAN KONSEP DASAR ERGONOMI MENGAPA PERLU ERGONOMI? ERGO asal kata ERGON = Kerja NOMi asal kata NOMOS = hukum Ergonomi berkaitan dengan disain suatu sistem dimana manusia bekerja di dalamnya Penting,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada saat ini perkembangan dan kemajuan dalam bidang teknologi berkembang dengan sangat pesat, perkembangan ini dirasakan hampir disemua sektor industri, salah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya perkembangan jaman, maka berbagai bidang yang ada mengalami perkembangan yang pesat pula. Salah satu bidang yang berkembang cukup pesat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Ergonomi Ergonomi adalah ilmu yang menemukan dan mengumpulkan informasi tentang tingkah laku, kemampuan, keterbatasan, dan karakteristik manusia untuk perancangan mesin, peralatan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian menguraikan seluruh kegiatan yang dilaksanakan selama penelitian berlangsung dari awal proses penelitian sampai akhir penelitian. Gambar 3.1 Flow Chart

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan beberapa hal berikut ini : 1. Prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan

Lebih terperinci

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA

PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA PERANCANGAN STASIUN KERJA OPERATOR PADA LINI PACKING PT. X SURABAYA Fadilatus Sukma Ika Noviarmi 1, Martina Kusuma Ningtiyas 1 1 Universitas Airlangga fadilasukma@gmail.com Abstrak Stasiun kerja dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perindustrian merupakan salah satu sektor usaha yang cukup banyak diminati oleh banyak orang di seluruh dunia. Di Indonesia, perkembangan usaha dalam sektor

Lebih terperinci

Ergonomi dan K3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FTP UB 2016

Ergonomi dan K3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FTP UB 2016 Ergonomi dan K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) FTP UB 2016 Review Kecelakaan Kerja EVENT LOSS UNWANTED What is ergonomics Apa itu Ergonomi? Berasal dari kata Yunani ergon yang berarti kerja dan

Lebih terperinci

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA

METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT TAUFIQUR RACHMAN ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA METHOD ENGINEERING & ANTROPOMETRI PERTEMUAN #10 TKT207 ERGONOMI DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluhan Muskuloskeletal Menurut Tarwaka (2004), keluhan muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian-bagian otot skeletal yang dirasakan seseorang mulai dari keluhan sangat ringan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perusahaan Sari Harum adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang produksi kerupuk, dimana perusahaan tersebut ingin meningkatkan kelancaran sistem kerjanya, dalam memenangkan persaingan

Lebih terperinci

II.12 Methods Time Measurement (MTM-1)... II-18 II.13 Bagan Analisa... II-30 II.14 Pengukuran Antropometri... II-30 II.15 Perhitungan Persentil...

II.12 Methods Time Measurement (MTM-1)... II-18 II.13 Bagan Analisa... II-30 II.14 Pengukuran Antropometri... II-30 II.15 Perhitungan Persentil... ABSTRAK PT. Berdikari Metal Engineering memproduksi berbagai macam bagian sparepart motor. Masalah yang dihadapi perusahaan adalah keinginan perusahaan untuk meningkatkan efisiensi waktu produksi. Dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi saat ini menyebabkan perkembangan pada sektor industri suatu negara, tidak terkecuali di Negara Indonesia. Salah satu sektor industri yang berkembang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beragam aktivitas dilakukan manusia setiap harinya baik itu makan, bekerja, belajar, beristirahat, ataupun bermain. Aktivitas belajar dan bekerja merupakan

Lebih terperinci

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin

Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandin ERGONOMI Pengertian dan Ruang Lingkup Ergonomi : bahasa Yunani Ergon : kerja Nomos : peraturan/hukum - Arbeitswissenschaft di Jerman - Biotechnology di Skandinavia - Human (factor) engineering atau Personal

Lebih terperinci

ABSTRAK Setiap perusahaan selalu berusaha untuk dapat memenuhi kebutuhan pasar. Semakin tinggi permintaan dari pasar, maka perusahaan harus dapat memenuhi permintaan tersebut, tetapi dalam suatu perusahaan

Lebih terperinci

Analisis Perbaikan Sistem Kerja Untuk Peningkatan Kapasitas Produksi Dilihat dari Aspek Ergonomi (Studi Kasus di Perakitan Rangka Kursi Rotan)

Analisis Perbaikan Sistem Kerja Untuk Peningkatan Kapasitas Produksi Dilihat dari Aspek Ergonomi (Studi Kasus di Perakitan Rangka Kursi Rotan) Analisis Perbaikan Sistem Kerja Untuk Peningkatan Kapasitas Produksi Dilihat dari Aspek Ergonomi (Studi Kasus di Perakitan Rangka Kursi Rotan) The Improvement of Work System Analysis for Production Capacity

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Batik merupakan kerajinan tangan yang bernilai seni tinggi yang pada tanggal 2 Oktober 2009 ditetapkan oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural

Lebih terperinci

PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA. Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T.

PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA. Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T. PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T. Tujuan Pembelajaran Mahasiswa menjelaskan konsep dan tujuan methods engineering Capaian Pembelajaran Pada akhir semester

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beban kerja fisik (physical workload) merupakan beban yang diterima

BAB I PENDAHULUAN. Beban kerja fisik (physical workload) merupakan beban yang diterima BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beban kerja fisik (physical workload) merupakan beban yang diterima oleh fisik operator selama pelaksanaan kerja. Sudut pandang ergonomi menganalisi setiap beban kerja

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1 Review PT. Union Jaya Pratama PT Union Jaya Pratama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pembuatan kasur busa. Hasil produksi dikelompokkan menjadi 3 jenis berdasarkan

Lebih terperinci

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK (Minggu 2)

DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK (Minggu 2) DIPLOMA PSIKOLOGI ISLAM DAN KAUNSELING WPK 1713 Psikologi Industri & Organisasi (Minggu 2) Pensyarah Ustazah Dr Nek Mah Bte Batri PhD- Pendidikan Agama Islam (UMM) PhD Fiqh & Sains Teknologi (UTM) SINOPSIS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan adanya perkembangan jaman, maka berbagai bidang yang ada mengalami perkembangan yang pesat pula. Salah satu bidang yang berkembang cukup pesat

Lebih terperinci

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN Bab 1 Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan perekonomian di Indonesia pada saat ini telah membuat perusahaan semakin bersaing satu sama lain. Terutama di era globalisasi ini,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Produksi dan Proses Produksi 2.1.1 Pengertian Produksi Dari beberapa ahli mendifinisikan tentang produksi, antara lain 1. Pengertian produksi adalah suatu proses pengubahan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Perkembangan ekonomi nasional saat ini tak terlepas dari adanya peningkatan teknologi dan globalisasi yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perindustrian dalam negeri, baik itu industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Seperti yang kita ketahui bahwa jumlah sepeda motor yang terus meningkat di jalanan menunjukkan semakin tinggi pula kebutuhan akan sparepart sepeda motor. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan industri di Indonesia dimulai dari teknologi sederhana sampai teknologi modern. Semakin canggih teknologi yang digunakan semakin tinggi pula pengetahuan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keberhasilan suatu industri dalam melaksanakan proses produksi dan mencapai target produksi yang diharapkan dipengaruhi oleh banyak faktor. Salah satu faktor penting

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan teknologi yang semakin maju ini, dunia pendidikan dituntut agar dapat lebih bersaing, sehingga dunia pendidikan diharapkan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Setelah melakukan pengamatan perbaikan sistem kerja di perusahaan, maka dapat diambil suatu kesimpulan yaitu: 1. Waktu baku yang dibutuhkan dari setiap proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi tidak terlepas dari peran manusia, salah satu hal penting yang masih dilakukan pada industri kecil sampai menengah bahkan industri besar sekalipun.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila

BAB I PENDAHULUAN. manual (Manual Material Handling/MMH). Kelebihan MMH bila 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Salah satu bentuk peranan

Lebih terperinci

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK

PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA TANGAN KIRI DAN KANAN. ABSTRAK Konsumsi Semen PERBAIKAN METODE KERJA PENGANTONGAN SEMEN MENGGUNAKAN PETA DAN KANAN Cut Ita Erliana 1, Listiani Nurul Huda 2, A. Rahim Matondang 2 1 Program Studi Teknik Industri Universitas Malikussaleh

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI

ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI ANALISIS PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DENGAN METODE FISIOLOGI A. DESKRIPSI Menurut Tayyari dan Smith (1997) fisiologi kerja sebagai ilmu yang mempelajari tentang fungsi-fungsi organ tubuh manusia yang

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran

DAFTAR ISI. Kata Pengantar dan Ucapan Terima Kasih Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran ABSTRAK Pembangunan industri yang baik terutama harus memperhatikan faktor manusia sebagai penggerak utamanya. Manusia akan mampu melaksanakan kegiatan dengan baik bila ditunjang oleh sistem kerja dan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Rating Factor Kriteria rating factor, keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri-ciri setiap kelas seperti yang dikemukakan berikut ini : Super Skill: 1. Bekerja dengan sempurna 2. Tampak

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Antropometri

BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Antropometri BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Ergonomi Fasilitas ergonomi telah menjadi suatu bidang khusus, itu semua dikarenakan dampak yang mengacu pada keselamatan, kesehatan, produktifitas dan perekonomian serta daya

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di pabrik paralon PVC X, berikut adalah kesimpulan yang di dapatkan : 1. Pabrik paralon PVC X kurang memperhatikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tahu Sumedang yaitu makanan khas dari Kota Sumedang yang terbuat dari kacang kedelai, kemudian dicampur dengan bibit tahu. Makanan khas Sumedang ini biasa disajikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi nasional saat ini tak terlepas dari adanya peningkatan teknologi dan globalisasi yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan perindustrian

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KEREKAYASAAN KODE / SKS : KK / 2 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH PSIKOLOGI KEREKAYASAAN KODE / SKS : KK / 2 SKS 1 Pendahuluan A. Definisi B. Sejarah 1. Definisi psikologi rekayasaan (ergonomi) C. Dasar ilmuan dari Psikologi 2. Sejarah psikologi rekayasaan (ergonomi) Kerekayasaan D. Studi tentang sistem rja secara

Lebih terperinci

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI)

PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI) PERANCANGAN MEJA DAN KURSI TAMAN UNTUK MAHASISWA (STUDI KASUS : MAHASISWA UNIVERSITAS KADIRI) Sri Rahayuningsih 1,*, Sanny Andjar Sari 2 1 Universitas Kadiri, 2 Institut Teknologi Nasional Malang Kontak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja pada industri manufaktur di masa sekarang ini masih dominan dalam melakukan aktivitas manual material handling.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan perusahaan, kajian tentang produktivitas umumnya selalu dikaitkan hanya pada masalah teknologi produksi dan masalah ekonomi, padahal disamping hal tersebut

Lebih terperinci

Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan Menerapkan Prinsip Ergonomi

Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan Menerapkan Prinsip Ergonomi Prosiding Seminar Nasional Ergonomi dan K3 2006 Lab.E&PSK-TI-FTI-ITS-2006 Surabaya, 29 Juli 2006 ISBN : 979-545-040-9 Perancangan Metode & Tempat Kerja Bagian Packaging Produk Bumbu A di PT XYZ Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengabaikan pentingnya kesehatan, keselamatan dan kenyamanan kerja karyawan disamping sarana dan

Lebih terperinci

III. TINJAUAN PUSTAKA

III. TINJAUAN PUSTAKA III. TINJAUAN PUSTAKA A. Ergonomi Istilah ergonomi yang juga dikenal dengan human factors berasal dari bahasa Latin yaitu ergon yang berarti kerja, dan nomos yang berarti hukum alam. Sehingga, ergonomi

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7. Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab 4 dan 5, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, persaingan antar perusahaan semakin meningkat, dimana persaingan tidak hanya terjadi pada perusahaan dalam satu

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR

ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR ANALISIS POSTUR KERJA MANUAL MATERIAL HANDLING DENGAN METODE OVAKO WORKING ANALISIS SYSTEM (OWAS) PADA HOME INDUSTRI MAWAR Dewi Mulyati 1 Vera Viena 2 Irhamni 3 dan Baharuddinsyah 4 1 Jurusan Teknik Industri,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Waktu Kerja Pengukuran waktu adalah pekerjaan mengamati pekerja dan mencatat waktu kerjanya baik setiap elemen maupun siklus dengan menggunakan alat-alat yang diperlukan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan produksi merupakan integrasi dari tenaga kerja, material, metode kerja, modal, mesin dan peralatan dalam suatu lingkungan untuk menghasilkan nilai tambah bagi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan bagi perusahaan atau organisasi. Sistem kerja yang lebih baik dari sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. keuntungan bagi perusahaan atau organisasi. Sistem kerja yang lebih baik dari sistem 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem kerja merupakan serangkaian dari beberapa pekerjaan yang berbeda kemudian dipadukan untuk menghasilkan suatu produk atau jasa, yang menghasilkan keuntungan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1 Bab 1 Pendahuluan 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perguruan tinggi biasanya dilengkapi dengan adanya perpustakaan di mana perpustakaan ini dapat menjadi pusat informasi dan sumber

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1-1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluhan terbanyak dari mahasiswa Universitas Kristen Maranatha mengenai kursi kuliah yang digunakan saat ini adalah kurang memberikan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Ok Donat merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang industri makanan. Pada perusahaan ini terdapat beberapa stasiun kerja, yaitu stasiun penggilingan bahan baku, stasiun pembentukan adonan

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Gerakan kerja operator berkaitan dengan prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang dihubungkan dengan gerakan-gerakan kerjanya, tata letak tempat kerja, dan perancangan

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X

PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X PERANCANGAN ULANG STASIUN KERJA UNTUK MENGURANGI KELUHAN BIOMEKANIK PADA AKTIFITAS LOUNDRY DI PT X I Wayan Sukania, Lamto Widodo, David Gunawan Program Studi Teknik Industri Jurusan Teknik Mesin Fakultas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kerja Pengertian atau definisi dari kerja adalah semua aktivitas yang secara sengaja dan berguna dilakukan manusia untuk menjamin kelangsungan hidupnya, baik sebagai

Lebih terperinci

ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION

ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION TUGAS AKHIR ANALISIS POSTUR DAN GERAKAN KERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE OCCUPATIONAL REPETITIVE ACTION (OCRA) (Studi Kasus : PT. SAMIDI GLASS AND CRAFT, BAKI, SUKOHARJO) Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Anthropometri Menurut Sritomo (1989), salah satu bidang keilmuan ergonomis adalah istilah anthropometri yang berasal dari anthro yang berarti manusia dan metron yang

Lebih terperinci

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah

Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah Faal Kerja (Fisiologis) Nurjannah Kerja Bekerja adalah suatu kegiatan manusia merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7. Kesimpulan 7.. Waktu baku perusahaan. Waktu baku perusahaan yang merupakan waktu baku yang sudah dihitung dengan menambahkan faktor penyesuaian dan faktor kelonggaran di

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peranan industri manufaktur dan jasa sangat berpengaruh dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pada saat ini banyak home industry yang bergerak dalam

Lebih terperinci

Perbaikan Sistem Kerja Pada Industri Rumah Tangga Sepatu Di Cibaduyut Bandung Untuk Meminimasi Beban Kerja Mental

Perbaikan Sistem Kerja Pada Industri Rumah Tangga Sepatu Di Cibaduyut Bandung Untuk Meminimasi Beban Kerja Mental Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 311-317 Perbaikan Sistem Kerja Pada Industri Rumah Tangga Sepatu Di Cibaduyut Bandung Untuk Meminimasi Beban Kerja Mental 1 Nur Rahman As ad, 2 Eri

Lebih terperinci

DESAIN STASIUN KERJA

DESAIN STASIUN KERJA DESAIN STASIUN KERJA Antropologi Fisik Tata Letak Fasilitas dan Pengaturan Ruang Kerja Work Physiologi (Faal Kerja) dan Biomechanics Ruang Kerja Studi Metode Kerja DESAIN STASIUN KERJA Keselamatan dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 23 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram alir Mulai Penelitian pendahuluan: Wawancara dengan pihak manajemen. Pengamatan pada ruang produksi mesin dan manual. Pengamatan kondisi sistem kerja. Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik.

BAB III LANDASAN TEORI. pekerjaan yang dijalankan dalam sistem kerja terbaik. 20 BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Pengukuran Waktu Kerja Menurut Sutalaksana dkk. (2006), Pengukuran waktu kerja ditujukan untuk mendapatkan waktu baku penyelesaian suatu pekerjaan, yaitu waktu yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan,

BAB I PENDAHULUAN. baik, salah satunya adalah fasilitas kerja yang baik dan nyaman bagi karyawan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Semua perusahaan menginginkan produktivitas kerja karyawannya semakin meningkat, untuk mewujudkan hal itu di perlukan lingkungan kerja yang baik, salah satunya adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Industri kecil dan menengah merupakan akar dari perkembangan ekonomi di Indonesia karena banyaknya masyarakat yang bergerak di dunia bisnis skala kecil atau

Lebih terperinci

Djamal Thaib, B.Sc, S.IP, M.Sc. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan 4/26/2012

Djamal Thaib, B.Sc, S.IP, M.Sc. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan 4/26/2012 Djamal Thaib, B.Sc, S.IP, M.Sc. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Binawan 1 PENDAHULUAN Keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan adalah dambaan setiap insan. Kesehjahteraan bisa dicapai jika manusia dapat

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI

RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI RANCANG BANGUN MESIN PENGUPAS KULIT LADA TIPE TIRUS PUTARAN VERTIKAL BERDASARKAN METODE NORDIC BODY MAP (NBM) DAN PENDEKATAN ANTROPOMETRI ALMIZAN Program Studi Teknik Industri, Universitas Tanjungpura

Lebih terperinci

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Pada Industri Kerupuk) RADHY ANGGARA K

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Pada Industri Kerupuk) RADHY ANGGARA K PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN BEBAN KERJA (Studi Kasus Pada Industri Kerupuk) RADHY ANGGARA K Kp. Warnasari Timur No. 48 RT 02/12 Desa Cibeber I Kec. Leuwiliang - Bogor Email : dhy_abcd@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA

PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA PENERAPAN KONSEP ERGONOMI DALAM DESIGN KURSI DAN MEJA BELAJAR YANG BERGUNA BAGI MAHASISWA Endang Susanti (Dosen Tetap Prodi Teknik Elektro UNRIKA Batam) ABSTRAK Meja dan kursi adalah salah satu fasilitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak

BAB I PENDAHULUAN. jasa produksi (Eko Nurmianto, 2008). Fasilitas kerja yang dirancang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Aspek-aspek ergonomi dalam suatu proses rancang bangun fasilitas kerja adalah merupakan suatu faktor penting dalam menunjang peningkatan pelayanan jasa produksi (Eko

Lebih terperinci

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK CV.Motekar merupakan salah satu perusahaan home industry yang memproduksi berbagai jenis boneka. Perusahaan ingin mengetahui apakah sistem kerja yang diterapkan dalam perusahaan ini sudah baik

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Kemajuan perekonomian di Indonesia telah membuat perusahaan semakin bersaing. Oleh karena itu, perusahaan terus memperbaiki dan mempertahankan produk yang mereka hasilkan. Perusahaan terus memperbaiki

Lebih terperinci

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT)

PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) PERENCANAAN JUMLAH OPERATOR PRODUKSI DENGAN METODE STUDI WAKTU (STUDI KASUS PADA INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK LAUT) Kelvin Teknik Industri, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya kelvin@stts.edu ABSTRAK Aliran produksi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, informasi merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diketahui. Informasi dapat diperoleh melalui beberapa sarana, antara

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Definisi Fisiologi Menurut Wikipedia Indonesia, fisiologi dari kata Yunani physis = 'alam' dan logos = 'cerita', adalah ilmu yang mempelajari fungsi mekanik, fisik, dan biokimia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya industri pariwisata di Kota Bandung, membuat para penyedia jasa dalam berbagai bidang berusaha menyediakan fasilitas yang memuaskan bagi konsumen.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan sebaiknya memperhatikan apakah sistem kerja yang ada sudah ergonomis atau belum. Sistem kerja yang ergonomis akan dapat mendukung kelancaran

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Studi Gerak dan Waktu Studi gerak dan waktu terdiri atas dua elemen penting, yaitu studi waktu dan studi gerakan. 2.1.1. Studi Waktu Menurut Wignjosoebroto (2008), pengukuran

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Toko Sinar Mustika, Bandung berdiri sejak tahun 1990, merupakan toko yang bergerak di bidang jual beli kain. Masalah yang dihadapi oleh toko ini adalah mengenai troli yang tidak ergonomis dan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerja merupakan salah satu komponen yang perlu mendapatkan perhatian dari suatu industri. Hal tersebut merupakan input perusahaan yang penting karena tanpa adanya

Lebih terperinci