DAFTAR PUSTAKA. Adolf, Huala Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional. Jakarta: Sinar
|
|
- Yuliana Atmadja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 DAFTAR PUSTAKA Buku Adolf, Huala Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional. Jakarta: Sinar Grafika. Bakry, Umar Suryadi Pengantar Hubungan Internasional. Jakarta: Jayabaya University Press. Cipto, Bambang Hubungan Internasional di Asia Tenggara: Teropong terhadap Dinamika, Kondisi Riil dan Masa Depan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Erlina Metodologi Penelitian. Medan: USU Press. Frankel, J Hubungan Internasional. Jakarta: Bumi Aksara. Jemadu, Aleksius Politik Global dalam Teori dan Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu. Nasution, Dahlan Politik Internasional. Jakarta: Erlangga. Rudy, Teuku May Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung:Refika Aditama. Suffri Yusuf, Suffri Hubungan Internasional dan Politik Luar Negeri. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Soeprapto, R Hubungan Internasional: Sistem, Interaksi dan Perilaku. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Sukma, Rizal dan Asnani Usman Konflik Laut Cina Selatan Tantangan Bagi ASEAN. Jakarta: CSIS. 94
2 Yani, Mochamad Yanyan dan Anak Agung Banyu Perwita Pengantar Ilmu Jurnal Hubungan Internasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Akmal. Strategi Indonesia Menjaga Keamanan Wilayah Perbatasan Terkait Konflik Laut Cina Selatan pada Tahun Jurnal Jurusan Ilmu Hubungan Internasional FISIP UNRI. Hal. 3 diakses pada 5 Juli 2017 pukul WIB Ariffien, Nurul Fitri Zainia Upaya Diplomatik Indonesia Terhadap China dalam Menyelesaikan Potensi Konflik Landas Kontinen Natuna di Laut China Selatan. ejournal Ilmu Hubungan Internasional. Vol.2 (3) Universitas Mulawarman. Hal. 3 diakses pada 9 Juli 2017 pukul WIB Farhana, Faudzan. Memahami Perspektif Tiongkok dalam Upaya Peyelesaian Sengketa Laut Cina Selatan. Jakarta: Peneliti Pusat Penelitian Politik, LIPI. Vol. 11 (1) Hal diakses pada 2 April 2017 pukul Kristine, Humaltike Kepentingan Indonesia Memprakarsai Code of Conduct (COC) of Parties di Laut Cina Selatan %20Kristine Ngunyen, Dong Manh Settlement of Disputes Under 95
3 the 1982 United Nations Convention on The Law of The Sea: The Case of The South China Sea Dispute. The University of Queensland Law Journal Vol 25 (1). Hal es/fellows_papers/nguyen_0506_vietnam.pdf diakses pada 7 Juni 2017 pukul WIB.pdf?sequence=1 diakses pada 18 April 2017 pukul 1:52 WIB Raharjo, Sandy Nur Ikfal Peran Indonesia dalam Penyelesaian Sengketa Laut Cina Selatan. Jurnal Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.Vol.XI(2). e/201/85 diakses pada 13 Juli 2017 pukul Berita Online Cina tegaskan klaim wilayah Laut Cina Selatan yang masih jadi sengketa. diakses pada 6 Juli 2017 pukul Enam Kapal Asing Curi Ikan diakses pada 14 Juli 2017 pukul WIB Fajriah, Lily Rusna diakses pada 16 Juli 2017 pukul WIB. 96
4 Fitriyanti, Azizah ASEAN-Tiongkok sepakati CUES dan "hotline" di LCS. diakses pada 13 Agustus 2017 pukul WIB Hanggoro, Marcheilla Ariesta Putri Indonesia dukung Filipina gugat China di Arbitrase Internasional. diakses pada 29 April Indonesia, ASEAN, dan Laut China Selatan ean.dan.laut.china.selatan. Koesmawardhani, Nograhany Widhi Ini Putusan Lengkap Mahkamah Arbitrase Soal Laut China Selatan. diakses pada 29 April 2017 pukul Salsabila, Dilan Peran Indonesia dalam Penyelesaian Sengketa Laut Cina Selatan. diakses pada 17 Juli 2017 pukul WIB Samosir, Hanna Azarya Pengadilan Arbitrase Tolak Klaim China di Laut ChinaSelatan /pengadilan-arbitrase-tolak-klaim-china-di-laut-chinaselatan/ diakses pada 6 Juli 2017 pukul Peran Indonesia Mengatasi Berbagai Konflik Internasional
5 mengatasi-berbagai-konflik-internasional diakses pada 1 Mei 2017 pukul WIB Official Websites Djalal, Hasjim. Managing Potential Conflicts in the South China Sea: Lessons Learned. Hal Diplomacy/Doc-7.pdf diakses pada 6 Agustus 2017 pukul WIB Kementerian Luar Negeri RI. Laut China Selatan Selatan.aspx diakses pada 17 Agustus 2017 pukul Kementerian Luar Negeri RI. Diplomasi RI Berhasil Yakinkan Semua Anggota ASEAN untuk Bersatu. Berhasil-Yakinkan-Semua-Anggota-ASEAN-untuk-Bersatu.aspx diakses pada 18 Agustus 2017 pukul Kementerian Pertahanan Republik Indonesia. Buku Putih Pertahanan Indonesia. Kemenhan: Jakarta. diakses pada 2 April 2017 pukul Kementerian Luar Negeri RI. ASEAN 2025;Melangkah Maju Bersama. %20Bersama.pdf diakses pada 2 Juni 2017 pukul Lang, Arabella and John Lun The South China Sea Dispute: July 2016 Update. House of Commons Library. Number
6 7481#fullreport diakses pada 18 April 2017 pukul WIB Tabloid Diplomasi. Potensi Konflik di Kawasan Laut China Selatan. potensi-konflik-dikawasan-laut-china-selatan-pada-saat-membuka-acara-aspecial-commemorative-events-of-the-20thanniversary-of-the-workshopmanaging-potential-conflicts-in-the-south-china-sea-di-hotelhyattregency-bandung-1-november-2010-menteri-lua.html diakses pada tanggal 15 Maret 2016 Wawancara dengan Direktorat Kerjasama Politik dan Keamanan ASEAN, Kementerian Luar Negeri RI 99
BAB I PENDAHULUAN. Hubungan-hubungan internasional antar negara tidak selalu berjalan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Hubungan-hubungan internasional antar negara tidak selalu berjalan dengan baik. Sikap negara yang akan selalu mengejar kepentingan nasional mereka, menyebabkan terjadinya
Lebih terperinciDAFTAR ISI. I.6.1 Kelemahan Organisasi Internasional secara Internal I.6.2 Kelemahan Organisasi Internasional dari Pengaruh Aktor Eksternal...
DAFTAR ISI DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... iii DAFTAR GAMBAR... iii DAFTAR GRAFIK... iii DAFTAR SINGKATAN... iii ABSTRAK... iii ABSTRACT... iv BAB I PENDAHULUAN... 1 I.1 Latar Belakang... 1 I.2 Rumusan
Lebih terperinci2 dunia. Kerjasama yang terjalin diantara negara-negara menjadikan status antar negara adalah partner bukan musuh sehingga keinginan untuk saling bers
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi telah menjadi fenomena yang terjadi secara global yang cukup mempengaruhi tatanan dunia hubungan internasional dewasa ini. Globalisasi merupakan proses
Lebih terperinciBAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO TERHADAP KONFLIK LAUT CHINA SELATAN
BAB IV KEBIJAKAN PEMERINTAHAN SUSILO BAMBANG YUDHOYONO TERHADAP KONFLIK LAUT CHINA SELATAN Kebijakan luar negeri Indonesia sejak 1990an senantiasa berupaya mencari solusi untuk menengahi potensi konflik
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. diatur oleh hukum internasional yakni okupasi terhadap suatu wilayah harus
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Bedasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya, maka penulis mencoba menarik kesimpulan, yaitu: Pertama, telah terjadinya pelanggaran klaim kedaulatan wilayah yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. dipertahankan sekarang ini, misalnya saja prinsip non intervensi yang. negara yang melanggar aturan.
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan penjelasan mengenai peran ASEAN dalam menyelesaikan konflik, terutama konflik Indonesia dan Malaysia berkaitan dengan permasalahan klaim Blok ambalat, maka dapat
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. wilayah, tindakan atas hak dan kewajiban yang dilakukan di laut baik itu oleh
BAB V KESIMPULAN Laut memiliki peranan penting baik itu dari sudut pandang politik, keamanan maupun ekonomi bagi setiap negara. Segala ketentuan mengenai batas wilayah, tindakan atas hak dan kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. makhluk individu, negara juga memiliki kepentingan-kepentingan yang harus
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara-negara dalam melakukan hubungan-hubungan yang sesuai kaidah hukum internasional tidak terlepas dari sengketa. Seperti halnya manusia sebagai makhluk individu,
Lebih terperinciPERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA MENURUT KETENTUAN UNITED NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA 1982
PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP NELAYAN TRADISIONAL INDONESIA MENURUT KETENTUAN UNITED NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA 1982 ABSTRACT Oleh Ida Ayu Febrina Anggasari I Made Pasek Diantha Made Maharta
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. dalam perkembangan dinamika konglik dikawasan ini. lokakarya yang telah lama. ketegangan yang dewasa ini terus meningkat.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Peran Workshop on Managing Potential Conflict in the South China Sea (Lokakarya LCS) dalam mendukung upaya resolusi konflik yang di buat oleh pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Lebih terperinciDASAR KLAIM DAN UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA GUGUS KEPULAUAN SENKAKU ATAU DIOYU OLEH JEPANG DAN TIONGKOK SKRIPSI
DASAR KLAIM DAN UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA GUGUS KEPULAUAN SENKAKU ATAU DIOYU OLEH JEPANG DAN TIONGKOK SKRIPSI Disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ilmu politik
Lebih terperinciEfektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang
PASAR BEBAS Efektivitas ASEAN Economic Community Terhadap Optimalisasi Kualitas Industri Kerajinan Keramik Dinoyo Malang Latar Belakang Integrasi ekonomi merupakan salah satu sarana dalam meningkatkan
Lebih terperinciPENYELESAIAN SENGKETA KASUS INVESTASI AMCO VS INDONESIA MELALUI ICSID
PENYELESAIAN SENGKETA KASUS INVESTASI AMCO VS INDONESIA MELALUI ICSID Oleh : Aldo Rico Geraldi Ni Luh Gede Astariyani Dosen Bagian Hukum Tata Negara ABSTRACT This writing aims to explain the procedure
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Asia Tenggara merupakan suatu kawasan di Asia yang memiliki sekitar 80% merupakan wilayah lautan. Hal ini menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai jalur alur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mereka. Sengketa dapat bermula dari berbagai sumber potensi sengketa. Potensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan internasional yang diadakan antar negara tidak selamanya terjalin dengan baik. Acapkali hubungan itu menimbulkan sengketa diantara mereka. Sengketa dapat bermula
Lebih terperinciOleh : Komang Eky Saputra Ida Bagus Wyasa Putra I Gusti Ngurah Parikesit Widiatedja
SENGKETA KOMPETENSI ANTARA SINGAPORE INTERNATIONAL ARBITRATION CENTRE (SIAC) DENGAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA SELATAN DALAM PENYELESAIAN KASUS ASTRO ALL ASIA NETWORKS PLC BESERTA AFILIASINYA DAN LIPPO
Lebih terperinciBAB III KONFLIK LAUT CINA SELATAN. itu bernama Cina memproduksi peta LCS dengan 9 garis putus-putus dan
BAB III KONFLIK LAUT CINA SELATAN A. Sejarah Konflik Laut Cina Selatan Berbicara tentang konflik LCS tentu tidak bisa dilepaskan dengan penetrasi yang di lakukan oleh Tiongkok atas klaim sepihak mereka
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. tahun 2006 tentang tim nasional pembakuan rupa bumi. Saat ini ada
45 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Sejauh ini upaya hukum yang telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia dalam menangani pulau pulau terluar di Indonesia adalah sejak tahun 2005 pemerintah telah melakukan
Lebih terperinciKepentingan Indonesia Memprakarsai Code of Conduct (COC) of Parties di Laut Cina Selatan
Humaltike, Kepentingan Indonesia Memprakarsai Code of Conduct (COC) of Parties di Laut Cina 1 Kepentingan Indonesia Memprakarsai Code of Conduct (COC) of Parties di Laut Cina Indonesia s Interests to Initiate
Lebih terperinciSILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013
SILABUS Mata Kuliah : Hukum Pidana Internasional Kode Mata Kuliah : HKIn 2081 SKS : 2 Dosen : Ir. Bambang Siswanto, S.H., M.Hum FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013 1 HALAMAN PENGESAHAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan dalam lingkungan wilayah yang dibatasi oleh garis-garis perbatasan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Wilayah atau teritori adalah salah satu manifestasi paling utama dari kedaulatan suatu negara.oleh karena itu dalam lingkungan wilayahnya tersebut suatu negara
Lebih terperinci2 b. bahwa Persetujuan dimaksudkan untuk menetapkan prosedur penyelesaian sengketa dan mekanisme formal untuk Persetujuan Kerangka Kerja dan Perjanjia
No.92, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PENGESAHAN. Agreement. Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara. Republik Rakyat Tiongkok. Penyelesaian Sengketa. Kerja Sama Ekonomi. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK
Lebih terperinci2 Mengingat pengajuan gugatan arbitrase Pemerintah Republik Indonesia kepada PT Newmont Nusa Tenggara berdasarkan Arbitration Rules of the United Nati
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1177, 2014 KEMENKEU. Jasa Konsultan Hukum. Arbiter. Gugatan Arbitrase. Nusa Tenggara Partnership B.V. PT. Newmont Nusa Tenggara. Pemerintah RI. Tata Cara Pengadaan.
Lebih terperinciDemi Kedaulatan, Kita Harus Tegas
Tajuk Rencana Kompas 2016/3/24 Demi Kedaulatan, Kita Harus Tegas Sudah layak dan sepantasnya kalau Indonesia bersikap tegas terhadap Tiongkok berkait dengan tindakan kapal patroli negeri itu di Laut Natuna.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Situasi politik keamanan di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi politik keamanan di Laut Cina Selatan dalam beberapa tahun terakhir menjadi semakin buruk. Penyebabnya adalah pemerintah Republik Rakyat Cina (RRC) yang semakin
Lebih terperinciRENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA
Lampiran Surat Nomor: Tanggal: PENANGGUNGJAWAB: KEMENTERIAN LUAR NEGERI RENCANA AKSI KEBIJAKAN KELAUTAN INDONESIA 2016 2019 NO. A. BATAS MARITIM, RUANG LAUT, DAN DIPLOMASI MARITIM A.1 PERUNDINGAN DAN PENYELESAIAN
Lebih terperinciLEMBAGA KETAHANAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA
NAMA : Prof. Dr. Ir. Budi Susilo Soepandji, DEA TTL : Jogjakarta, 27 Oktober 1954 Alamat Jabatan : Jln. Kemanggisan Hilir. Blok M 2 A, Komplek Setneg-Slipi-Jakbar : Gubernur Lemhanas RI Pendidikan Umum
Lebih terperinci2 melalui pemberian kuasa kepada Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, Menteri Keuangan, Menteri Energi Dan Su
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.179, 2014 APBN. Arbitrase. Gugatan. Nusa Tenggara Partnership. PT. Newmont Nusa Tenggara. Penugasan Menteri. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2014
Lebih terperinciS I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH INTERNASIONAL STATUS MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 PRASYARAT : SEMESTER SAJIAN : SEMESTER 7
1 S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL : WAJIB STATUS MATA KULIAH KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2 PRASYARAT : SEMESTER SAJIAN : SEMESTER 7 B. DESKRIPSI
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH. Diajukan oleh : Raden Florentinus Bagus Adhi Pradana NPM : Program Kekhususan : Hukum Internasional
JURNAL ILMIAH AKIBAT HUKUM KLAIM NINE DASH LINE CINA TERHADAP HAK BERDAULAT INDONESIA DI PERAIRAN KEPULAUAN NATUNA (KHUSUSNYA KABUPATEN NATUNA) MENURUT UNCLOS 982 Diajukan oleh : Raden Florentinus Bagus
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK SOSIALIS VIETNAM TENTANG PENETAPAN BATAS LANDAS KONTINEN,
Lebih terperinciTINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP REKLAMASI PULAU-PULAU YANG DIPERSENGKETAKAN DI LAUT CHINA SELATAN OLEH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK JURNAL
TINJAUAN HUKUM INTERNASIONAL TERHADAP REKLAMASI PULAU-PULAU YANG DIPERSENGKETAKAN DI LAUT CHINA SELATAN OLEH REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK JURNAL OLEH : WAHYUDI AGUNG PAMUNGKAS NIM : 120200491 DEPARTEMEN HUKUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perjuangan Indonesia terkait dengan prinsip Wawasan Nusantara telah membuahkan hasil dengan diakuinya konsep negara kepulauan atau archipelagic state secara
Lebih terperinciKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG
SILABUS Mata Kuliah : Hukum Internasional nal Kode Mata Kuliah : HKI 2037 SKS : 4 Dosen : 1. Evert Maximiliaan T, S.H., M.Hum 2. Bambang Irianto, S.H., M.Hum 3. Ir. Bambang Sisiwanto, S.H., M.Hum 4. Sudaryanto,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wilayah laut dalam perkembangannya kini tidak lagi berfungsi hanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wilayah laut dalam perkembangannya kini tidak lagi berfungsi hanya sebagai sumber mata pencaharian untuk menangkap ikan, lalu lintas perdagangan dan pelayaran internasional,
Lebih terperinciBAB III. PENUTUP. internasional dan merupakan pelanggaran terhadap resolusi-resolusi terkait
BAB III. PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan apa yang telah disampaikan dalam bagian pembahasan, maka dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut. Dewan Keamanan berdasarkan kewenangannya yang diatur
Lebih terperinciBAB III PENUTUP. bahwa upaya Indonesia dalam menangani masalah illegal fishing di zona
54 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dari apa yang telah tertulis dalam bab pembahasan, dapat disimpulkan bahwa upaya Indonesia dalam menangani masalah illegal fishing di zona ekonomi eksklusif Indonesia yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juta km² dan mempunyai kedalaman sekitar meter. 1 Laut China Selatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laut China Selatan terletak di antara Samudera Pasifik di sebelah Timur dan Samudera Hindia di sebelah Barat. Laut China Selatan memiliki luas 3.447 juta km²
Lebih terperinciKONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI
KONFLIK & MANAJEMEN KONFLIK DI ASIA TENGGARA PASKA PERANG DINGIN DALAM PERSPEKTIF KEAMANAN TRADISIONAL DEWI TRIWAHYUNI Introduksi Perbedaan Latar belakang sejarah, status ekonomi, kepentingan nasional,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Bary, Buzan, People, State, Fear : an Agenda For International Secirity
DAFTAR PUSTAKA Buku-Buku : Bary, Buzan, 1991. People, State, Fear : an Agenda For International Secirity Studies in The Post Cold War Era, New York, London, Tokyo, Sidney, Singapore: Harpvester Wheatsheaf.
Lebih terperinciLAUT TIONGKOK SELATAN: PROBLEMATIKA DAN PROSPEK PENYELESAIAN MASALAH 179 Ahmad Almaududy Amri 180. Abstrak
LAUT TIONGKOK SELATAN: PROBLEMATIKA DAN PROSPEK PENYELESAIAN MASALAH 179 Ahmad Almaududy Amri 180 Abstrak The discussion on the issue of South China Sea has been there for quite a long time, and many countries
Lebih terperinciKERJASAMA INTERNASIONAL.
KERJASAMA INTERNASIONAL TUJUAN PEMBELAJARAN Mendeskripsikan kerjasama internasional Mengidentifikasi tujuan kerjasama internasional Menganalisis kerjasama ekonomi internasional Mengidentifikasi dampak
Lebih terperinciBAB II KONFLIK LAUT CINA SELATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA. Taiwan, Cina, Thailand, Kamboja, Vietnam, Singapura, Malaysia, Indonesia,
BAB II KONFLIK LAUT CINA SELATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA 2.1. Profil dan Potensi Laut Cina Selatan. Kawasan Laut Cina Selatan dikelilingi oleh beberapa negara pantai yaitu Taiwan, Cina, Thailand,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG PENGESAHAN PERSETUJUAN ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK SOSIALIS VIETNAM TENTANG PENETAPAN BATAS LANDAS KONTINEN,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketika Perang Dunia Pertama terjadi, tren utama kebijakan luar negeri Amerika Serikat masih berupa non-intervensi. Namun ketika Perang Dunia Kedua terjadi Amerika
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 78 TAHUN 2014 TENTANG PENUGASAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN, MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, MENTERI KEUANGAN, MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL, JAKSA AGUNG,
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Adolf, Huala, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional (Jakarta, Radha Grafindo Persada, 1996).
DAFTAR PUSTAKA 1. BUKU Adolf, Huala, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional (Jakarta, Radha Grafindo Persada, 1996)., Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, (Jakarta, Sinar Grafika, 2004). A.K,
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA DI BIDANG PENANAMAN MODAL ANTARA PEMERINTAH DAN PENANAM MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN
Lebih terperinciPROGRAM STUDI ILMU HUKUM GARIS-GARIS BESAR POKOK PENGAJARAN (GBPP) HUKUM PERBATASAN
Mata Kuliah Dosen Deskripsi Singkat Tujuan Instruksional Umum ; : Dr. Oksep Adhayanto S.H.,MH ; Mata kuliah ini mempelajari sejarah, pengertian, ruang lingkup, arti penting hukum perbatasan dan hubungannya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. telah mempengaruhi perilaku agresif China dalam sistem internasional. Hal ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemunculan China sebagai kekuatan baru dalam konstelasi politik global telah mempengaruhi perilaku agresif China dalam sistem internasional. Hal ini diyakini sebagai
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,
1 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39/PERMEN-KP/2016 TENTANG TATA CARA PEMULANGAN NELAYAN INDONESIA YANG DITANGKAP DI LUAR NEGERI KARENA MELAKUKAN PENANGKAPAN IKAN DI NEGARA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi regional di kawasan Asia Tenggara yang telah membangun mitra kerjasama dengan Tiongkok dalam berbagai
Lebih terperinciKEPENTINGAN JALUR PERDAGANGAN YANG MELATARBELAKANGI KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DI KONFLIK LAUT CINA SELATAN
KEPENTINGAN JALUR PERDAGANGAN YANG MELATARBELAKANGI KETERLIBATAN AMERIKA SERIKAT DI KONFLIK LAUT CINA SELATAN The Factor Of Trade Route Interest Behind The Involvement Of United States Of America In South
Lebih terperinciTINJAUAN YURIDIS PENYELESAIAN SENGKETA PULAU BATU PUTEH (PEDRA BRANCA) ANTARA MALAYSIA- SINGAPURA MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL TAHUN 2008
TINJAUAN YURIDIS PENYELESAIAN SENGKETA PULAU BATU PUTEH (PEDRA BRANCA) ANTARA MALAYSIA- SINGAPURA MELALUI MAHKAMAH INTERNASIONAL TAHUN 2008 Oleh SAIFUL BAHRI BP : 06.940.201 Program Kekhususan Hukum Internasional
Lebih terperinciBAB III DINAMIKA PEREBUTAN PENGARUH DI PERAIRAN NATUNA. Landasan hukum tentang peraturan perbatasan laut tiap-tiap negara yang
BAB III DINAMIKA PEREBUTAN PENGARUH DI PERAIRAN NATUNA Landasan hukum tentang peraturan perbatasan laut tiap-tiap negara yang seringkali diabaikan oleh negara-negara yang bertetangga secara maritime seringkali
Lebih terperinci2 b. bahwa Persetujuan dimaksudkan untuk menetapkan prosedur penyelesaian sengketa dan mekanisme formal untuk Persetujuan Kerangka Kerja dan Perjanjia
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.93, 2015 PENGESAHAN. Agreement. Asosiasi Bangsa- Bangsa Asia Tenggara. Republik India. Penyelesaian Sengketa. Kerja Sama Ekonomi. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciDaftar Pustaka. Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group.
1 Daftar Pustaka Abdurahman, D. (2007). Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media Group. Bachtiar, W. (2010). Sosiologi Klasik: Dari Comte hingga Parsons. Bandung : Remaja Rosdakarya. Bandaro,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adanya pengaturan mengenai perjanjian (treaties), hak dan kewajiban raja, hukum
12 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keberadaan hukum internasional sebagai bagian dari hukum yang sudah tua, yang mengatur hubungan antar negara tak dapat dipisahkan dari keberadaannya yang saat ini
Lebih terperinciKompleksitas Sengketa Celah Timor
Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI Gd. Nusantara I Lt. 2 Jl. Jend. Gatot Subroto Jakarta Pusat - 10270 c 5715409 d 5715245 m infosingkat@gmail.com BIDANG HUBUNGAN INTERNASIONAL KAJIAN SINGKAT TERHADAP
Lebih terperinciAlur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III
Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, III Gambar Batas-batas ALKI Lahirnya Konvensi ke-3 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengenai hukum laut (United Nation Convention on the Law of the Sea/UNCLOS),
Lebih terperinciPOLITIK LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP TIONGKOK DALAM SENGKETA KEPEMILIKAN LAUT CINA SELATAN TAHUN Abstract
POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA TERHADAP TIONGKOK DALAM SENGKETA KEPEMILIKAN LAUT CINA SELATAN TAHUN 2012-2016 Oleh:Ricky Usman Email: rickyusman@yahoo.com Pembimbing Afrizal S.IP MA Jurusan Ilmu Hubungan
Lebih terperinciRESOLUTION OF BANGLADESH-INDIA MARITIME BOUNDARY DALAM MODEL PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP LAUT CINA SELATAN SKRIPSI OLEH: DIAN EKAWATI
RESOLUTION OF BANGLADESH-INDIA MARITIME BOUNDARY DALAM MODEL PENYELESAIAN SENGKETA TERHADAP LAUT CINA SELATAN SKRIPSI Disusun dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Lebih terperinciAnalisis Isi Media Judul: MCA No.55 Illegal Fishing Perairan Natuna Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 22/03/2016
Analisis Isi Media Judul: MCA No55 Illegal Fishing Perairan Natuna Periode: 01/01/1970 Tanggal terbit: 22/03/2016 Sebaran Media Hasil monitoring pada hari Selasa, 22 Maret 2016 mengenai Illegal Fishing
Lebih terperinciKata Kunci : Yurisdiksi Indonesia, Penenggelaman Kapal Asing, UNCLOS
YURISDIKSI INDONESIA DALAM PENERAPAN KEBIJAKAN PENENGGELAMAN KAPAL ASING YANG MELAKUKAN ILLEGAL FISHING BERDASARKAN UNITED NATIONS CONVENTION ON THE LAW OF THE SEA Oleh : Kadek Rina Purnamasari I Gusti
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. melalui mediasi dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : penyelesaian sengketa di pengadilan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Upaya Pengadilan Negeri Yogyakarta dalam menyelesaikan sengketa melalui mediasi dilakukan dengan berbagai cara,
Lebih terperinciKEPENTINGAN NASIONAL CHINA DALAM KONFLIK LAUT CINA SELATAN
KEPENTINGAN NASIONAL CHINA DALAM KONFLIK LAUT CINA SELATAN SETYASIH HARINI Staf Pengajar Ilmu Hubungan Internasional Fisip Unsri Surakarta Abstract This article explores about national interest of China
Lebih terperinci91 menganut prinsip penyeleasaian sengketa dilakukan dengan jalan damai maka ASEAN berusaha untuk tidak menggunakan langkah yang represif atau dengan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Melalui penelitian mengenai peran ASEAN dalam menangani konflik di Laut China Selatan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Sengketa di Laut China Selatan merupakan sengketa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Globalisasi ekonomi bagi seluruh bangsa di dunia adalah fakta sejarah yang harus dihadapi dan terlibat didalamnya termasuk negara-negara di kawasan ASEAN. Globalisasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penetapan batas wilayah teritorial laut telah menjadi permasalahan antar negaranegara bertetangga sejak dulu. Kesepakatan mengenai batas teritorial adalah hal penting
Lebih terperinciBAB II KLAIM TIONGKOK TERHADAP LAUT CHINA SELATAN DAN NATUNA. Dalam bab ini akan dijelaskan alasan Tiongkok mengklaim wilayah Laut China Selatan
BAB II KLAIM TIONGKOK TERHADAP LAUT CHINA SELATAN DAN NATUNA Dalam bab ini akan dijelaskan alasan Tiongkok mengklaim wilayah Laut China Selatan serta memasukkan perairan Natuna kedalam peta Nine-Dashed
Lebih terperinciSILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013
SILABUS Mata Kuliah : Hukum Sengketa di Luar Pengadilan Kode Mata Kuliah : HKIn 2060 SKS : 2 Dosen : 1. M. Samsudin, S.H., M.Hum 2. Sri Puspitaningrum, S.H., M.Hum FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 1 AGUSTUS
Lebih terperinciLAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI
LAPORAN SINGKAT KOMISI I DPR RI KEMENTERIAN PERTAHANAN, KEMENTERIAN LUAR NEGERI, KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, TENTARA NASIONAL INDONESIA, BADAN INTELIJEN NEGARA, DEWAN KETAHANAN NASIONAL, LEMBAGA
Lebih terperinciNASKAH PENJELASAN PROTOCOL TO THE ASEAN CHARTER ON DISPUTE SETTLEMENT MECHANISM (PROTOKOL PIAGAM ASEAN MENGENAI MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA)
NASKAH PENJELASAN PROTOCOL TO THE ASEAN CHARTER ON DISPUTE SETTLEMENT MECHANISM (PROTOKOL PIAGAM ASEAN MENGENAI MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA) 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Protokol Piagam ASEAN
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN CHARTER OF THE ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS (PIAGAM PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA ASIA TENGGARA) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. Hukum Internasional mengatur tentang syarat-syarat negara sebagai pribadi
I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hukum Internasional mengatur tentang syarat-syarat negara sebagai pribadi hukum yang tertuang di dalam Konvensi Montevidio Tahun 1933 tentang Unsur- Unsur Berdirinya Sebuah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internasional yang bersifat global yang terpenting masa kini. 1 Di dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah salah satu organisasi internasional yang bersifat global yang terpenting masa kini. 1 Di dalam piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa
Lebih terperinciPERTANGGUNGJAWABAN IMPORTIR ATAS KERUGIAN EKSPORTIR AKIBAT DARI FREE ON BOARD TRAP
PERTANGGUNGJAWABAN IMPORTIR ATAS KERUGIAN EKSPORTIR AKIBAT DARI FREE ON BOARD TRAP oleh Angela Paramitha Sasongko I Made Pujawan Hukum Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Dalam transaksi
Lebih terperinciPRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PRESIDEN NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDELAPAN ATAS PERATURAN PRESIDEN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG UNIT ORGANISASI DAN TUGAS ESELON I KEMENTERIAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciSILABUS. Mata Kuliah : Hukum Pidana Internasional Kode Mata Kuliah : HKIn 2081 SKS : 2 : Ir. Bambang Siswanto, S.H., M.Hum
SILABUS Mata Kuliah : Pidana Internasional Kode Mata Kuliah : HKIn 2081 SKS : 2 Dosen : Ir. Bambang Siswanto, S.H., M.Hum FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013 NTAG 1 HALAMAN PENGESAHAN
Lebih terperinciKASUS AMBALAT : KONFLIK WILAYAH ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA ( )
LAPORAN PENELITIAN KASUS AMBALAT : KONFLIK WILAYAH ANTARA INDONESIA DAN MALAYSIA (1979-2013) Oleh: MUDJI HARTONO DANAR WIDIYANTA RIRIN DARINI PENELITIAN INI DIBIAYAI DENGAN DANA DIPA FAKULTAS ILMU SOSIAL
Lebih terperinciPerubahan Respon Indonesia Terhadap Klaim Nine-Dash Line Tiongkok yang Melewati Perairan Natuna
Perubahan Respon Indonesia Terhadap Klaim Nine-Dash Line Tiongkok yang Melewati Perairan Natuna Nadiah Oryza Shabrina Departemen Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Lebih terperinciPENOLAKAN EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI PENGADILAN NASIONAL INDONESIA. Oleh: Ida Bagus Gde Ajanta Luwih I Ketut Suardita
PENOLAKAN EKSEKUSI PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL DI PENGADILAN NASIONAL INDONESIA Oleh: Ida Bagus Gde Ajanta Luwih I Ketut Suardita Program Kekhususan Hukum Internasional dan Hukum Bisnis Internasional
Lebih terperinciPERUBAHAN RESPON INDONESIA TERHADAP KLAIM NINE-DASH LINE TIONGKOK YANG MELEWATI PERAIRAN NATUNA. Nadiah Oryza Shabrina 1 ABSTRAK
PERUBAHAN RESPON INDONESIA TERHADAP KLAIM NINE-DASH LINE TIONGKOK YANG MELEWATI PERAIRAN NATUNA Nadiah Oryza Shabrina 1 071311233014 ABSTRAK Sengketa Laut Tiongkok Selatan atau yang lebih dikenal dengan
Lebih terperinciBAB V PENUTUP A. Simpulan
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan pembahasan dari bab-bab sebelumnya dalam skripsi ini penelitian terkait terkait pokok permasalahan pertama dan kedua maka dapat disimpulkan,yaitu: 1. Pihak debitur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap negara modern. Hukum memiliki peran yang dominan dalam. ekonomi dan budaya pada masa pembangunan suatu negara.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan internasional dewasa ini merupakan kebutuhan dari setiap negara modern. Hukum memiliki peran yang dominan dalam mengadakan perubahan-perubahan
Lebih terperinciOleh. Luh Putu Yeyen Karista Putri Suatra Putrawan Program Kekhususan Hukum Internasional dan Bisnis Internasional Fakultas Hukum Universitas Udayana
PENGUJIAN KEKEBALAN DIPLOMATIK DAN KONSULER AMERIKA SERIKAT BERDASARKAN HUKUM KETENAGAKERJAAN INDONESIA (STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NO. 673K/PDT.SUS/2012) Oleh Luh Putu
Lebih terperinciKONFLIK LAUT TIONGKOK SELATAN [DEWI TRIWAHYUNI]
KONFLIK LAUT TIONGKOK SELATAN [DEWI TRIWAHYUNI] INTERNATIONAL RELATIONS DEPARTMENT UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA 2015 1 HISTORICAL BACKGROUND 2 Secara geografis kawasan Laut Cina Selatan dikelilingi sepuluh
Lebih terperinciPENGATURAN ASAS REBUS SIC STANTIBUS
PENGATURAN ASAS REBUS SIC STANTIBUS DAN ASAS PACTA TERTIIS NEC NOCENT NEC PROSUNT TERKAIT PENYELESAIAN SENGKETA CELAH TIMOR ANTARA INDONESIA, AUSTRALIA DAN TIMOR LESTE Oleh : Stephanie Maarty K Satyarini
Lebih terperinciSKRIPSI STRATEGI INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN NATUNA DARI KLAIM TIONGKOK
SKRIPSI STRATEGI INDONESIA DALAM MEMPERTAHANKAN NATUNA DARI KLAIM TIONGKOK Indonesia s Strategy In Maintain Natuna From China Claims Disusun oleh: GUNAWAN WISNU SAPUTRA 20110510304 JURUSAN ILMU HUBUNGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagai pertahanan negara. Salah satu keuntungannya adalah sebagai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 1 Konvensi Montevideo tahun 1933 tentang Hak dan Kewajiban Negara salah satu unsur yang harus dipenuhi dalam terbentuknya suatu negara adalah wilayah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebuah keberhasilan diplomatik yang monumental. Perjuangan Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pengakuan konsepsi Indonesia sebagai Negara Kepulauan merupakan sebuah keberhasilan diplomatik yang monumental. Perjuangan Indonesia sebagai Negara Kepulauan telah
Lebih terperinciDIPLOMASI BILATERAL PENYELESAIAN SENGKETA PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA (Studi Kasus Camar Bulan, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat)
DIPLOMASI BILATERAL PENYELESAIAN SENGKETA PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA (Studi Kasus Camar Barat) Oleh Fajar Tri Putranto Abstract Background of this dispute is the annexation of territory taken by the
Lebih terperinciHPI PEMAKAIAN HUKUM ASING PERTEMUAN XIII, XIV & XV. By Malahayati, SH, LLM
HPI 1 PEMAKAIAN HUKUM ASING PERTEMUAN XIII, XIV & XV By Malahayati, SH, LLM TOPIK 2 PEMAKAIAN HUKUM ASING PELAKSANAAN PUTUSAN PUTUSAN PAILIT PUTUSAN ARBITRASE ICC 3 International Chamber of Commerce, Paris;
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari pulau 1, Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau 1, Indonesia juga memiliki Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE). Zona Ekonomi Eklusif adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laut Cina Selatan merupakan bagian dari Samudera Pasifik, yang meliputi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laut Cina Selatan merupakan bagian dari Samudera Pasifik, yang meliputi sebagian wilayah dari Singapura dan Selat Malaka hingga ke Selat Taiwan dengan luas
Lebih terperinciBAB I. Potensi Konflik Laut Tiongkok Selatan
BAB I Potensi Konflik Laut Tiongkok Selatan A. Laut Tiongkok Selatan dan Claimant States Laut Tiongkok Selatan 1, terletak di wilayah yang berbatasan dengan Tiongkok, Taiwan, dan sebagian negara ASEAN
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Adolf, Huala, 2002, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta,, 2004, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Bandung,
DAFTAR PUSTAKA Buku Adolf, Huala, 2002, Aspek-Aspek Negara Dalam Hukum Internasional, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada., 2004, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Bandung, Sinar Grafika. Ambarwati,
Lebih terperinciMEMAKSIMALKAN PERAN TREATY OF AMITY AND COOPERATION IN SOUTHEAST ASIA 1976 (TAC) DALAM PENYELESAIAN SENGKETA DI ASEAN
MEMAKSIMALKAN PERAN TREATY OF AMITY AND COOPERATION IN SOUTHEAST ASIA 1976 (TAC) DALAM PENYELESAIAN SENGKETA DI ASEAN Endah Rantau Itasari Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura Pontianak E-mail : itafira@yahoo.com
Lebih terperinciPeran dan Strategi Indonesia bersama ASEAN Dalam Upaya Meredakan Konflik Laut China Selatan
Peran dan Strategi Indonesia bersama ASEAN Dalam Upaya Meredakan Konflik Laut China Selatan Aditya Haryo Wahyudi Abstract: The conflict in the South China Sea which took place from 1992 until July 2016
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Freddy Rangkuti, 2004, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia, Jakarta
DAFTAR PUSTAKA Buku Cipto, Bambang. Hubungan Internasional di Asia Tenggara.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010 Freddy Rangkuti, 2004, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, PT. Gramedia, Jakarta Roy,
Lebih terperinci