IbPE INDUSTRI BATIK PODHEK DI KABUPATEN PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN I
|
|
- Liana Kurnia
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 IbPE INDUSTRI BATIK PODHEK DI KABUPATEN PAMEKASAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN I Muhammad Baidawi 1 Yayuk Ngesti Rahayu 2 1 baidawi_muhmmad@ymail.com 2 yangesra@yahoo.com ABSTRAK Program pengabdian Ipteks bagi Produk Ekspor (IbPE) pada tahun pertama ini difokuskan pada penanganan aspek sumberdaya manusia dan produksi dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan pengrajin dan produksi baik kualitas dan kuantitas batik podhek. Dalam meningkatkan keterampilan pengrajin progam IbPE melaksanakan wokshop dengan tema ragam desain motif batik, pengelolaan accounting & keuangan, dan strategi pemasaran untuk meningkatkan omzet pengrajin batik podhek. Workshop ini ditindaklanjut dengan pendampingan dalam regenarasi pengrajin sehingga profesi ini dicintai kalangan muda dan merubah mindset bahwa profesi ini bukan profesi kuli, namun merupakan profesi seni yang tentunya mahal harganya. Dalam meningkatkan kualitas, program IbPE melakukan pendampingan pengrajin untuk membatik dengan motif yang bervariasi dan sesuai selera pelanggan, tidak hanya motif tumbuhan atau bunga namun bisa dikembangkan dengan mengambil tema khas podhek atau madura. Dalam meningkatkan kuantitas membatik, program IbPE memberikan alat membatik yang lebih efisien berupa kompor listrik pencair malam, gawangan tempat selampiran kain dan canting ganda. Hasil dari program IbPE ini dapat meningkatnya minat kalangan muda dalam menekuni profesi membatik, meningkatnya produksi batik podhek, bervariasinya motif batik podhek dan membatik lebih mudah dan efisien. Kata Kunci: Batik Podhek Pamekasan, Permasalahan Pengrajin, Program Kegiatan. 334 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
2 1. PENDAHULUAN Analisis Situasi Diberlakukannya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) pada tahun 2015 oleh pemimpin negara ASEAN menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi dalam negeri khususnya batik tulis khas Indonesia. Untuk meningkatkan kualitas produksi batik dalam negeri diperlukan suatu pengrajin yang terampil dalam mendesain, pencampuran warna, dan pemilihan kain yang sesuai dengan pewarnaan batik. Untuk meningkatkan kuantitas batik Indonesia diperlukan peningkatan jumlah pengrajin batik tulis dan cap dalam negeri dengan memberikan pelatihan mendesain, membatik, mencampur warna, melorod dan pemilihan kain yang sesuai dengan pewarnaan batik. Selain MEA Indonesia juga mempunyai peluang yang besar dalam pemasaran batik, dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang begitu besar. Jika produksi batik dalam negeri diminati atau dicintai masyarakat Indonesia maka permintaan dan produksi batik akan meningkat. Agar masyarakat Indonesia Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO
3 mencintai batik asli Indonesia maka perlu diadakan sosialisasi pemahaman masyarakat terhadap batik asli Indonesia melalui pameran, promosi, pelatihan batik asli Indonesia. Usaha batik Indonesia mempunyai karakteristik yang sangat khusus, dan merupakan Kebudayaan Indonesia yang tetap bertahan secara konsisten. Dengan pengaruh motif daerah tertentu, batik berkembang dan menyebar terutama di Pulau Jawa, misalnya yang dikenal dengan Batik Cirebon, Batik Pekalongan, Batik Kedungwuni, Batik Solo, Batik Yogyakarta, Batik Tanjung Bumi Bangkalan, Batik Podhek Pamekasan dan Batik Kraton Sumenep. Sementara itu sampai saat ini batik dengan motif kedaerahan semakin berkembang secara nasional. Khusus wilayah Madura terdapat tiga kabupaten produksi batik yaitu batik Bangkalan yang dikenal dengan Batik Tanjung Bumi, Batik Pamekasan dan Batik Sumenep. Khusus Batik Pamekasan terdapat beberapa jenis batik ditinjau dari tempat produksinya mempunyai karakteristik tersediri, yaitu, 1) Batik Podhek, 2) Batik Banyumas, 3) Batik Toket, 4) Batik Toronan dan 5) Batik Badung. Batik Podhek diambil dari nama Dusun Podhek yang terletak di Desa Angsanah Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan. Terletak 12 km arah utara dari Kota Kabupaten Pamekasan. Berbatasan dengan kecamatan Proppo sebelah selatan, berbatasan dengan kecamatan Pamekasan sebelah timur, berbatasan dengan kecamatan Pegantenan sebelah utara dan Kabupaten Sampang sebelah barat. Kecamatan Palengaan luasnya km 2 dengan jumlah penduduk orang (BPS Kabupaten Pamekasan). Batik Podhek merupakan kebanggaan bagi penduduk Pamekasan. Batik produksi dusun Podhek bercorak khas dengan warna yang cerah, identik dengan pohon, daun, bunga dan hewan yang mengekspresikan masayarakat dusun Podhek dekat dengan alam. Kekhasan lain Batik Podhek ini terletak pada goresan canting yang halus dan detail. Coraknya merupakan gabungan pengaruh budaya Tionghoa, budaya Arab, masyarakat pesisir utara Madura dan masyarakat Pamekasan khususnya Podhek desa Angsanah. Batik Podhek bisa bersaing dengan batik Cirebon, Solo, Yogyakarta dan Tanjung Bumi karena motifnya yang unik, halus dan cerah. Batik Podhek banyak diminati masyarakat di luar Madura seperti Surabaya, Jakarta, Jogja dan Solo. Batik Podhek pernah diekspor ke Australia. Tabel 1. Sektor usaha batik di Desa Agsanah No Spesifikasi Jumlah (orang) 1 Pengusaha batik 40 2 Buruh / Tenaga kerja pembatik 241 Sumber : BPS Kabupaten Pamekasan, 2014 Menurut data diatas disebutkan bahwa jumlah pengusaha batik (khususnya yang masuk dalam kluster batik) berjumlah 40 pengusaha, dengan jumlah tenaga kerja berkisar 241 orang. Dari jumlah tenaga kerja tersebut, komposisi jumlah tenaga kerja wanita dan pria berbanding 80% : 20%, sedangkan usia tenaga kerja yang berusia diatas 45 tahun berkisar 70 % dan dibawah 45 tahun sekitar 30%. Pendidikan mereka paling tinggi ratarata lulusan Sekolah Dasar (SD). Belakangan ini ada perkembangan menarik, Pemda Pamekasan mulai menaruh perhatian. Misalnya karyawan dan siswa sekolah pada waktu tertentu mulai memakai batik khas Pamekasan. Sebelum krisis ekonomi terjadi ada sekitar 75 pengusaha batik. Setelah krisis, kini tinggal sekitar 30 orang. Selain itu perlu dilakukan regenerasi pembatik. Regenerasi tidak sebatas anak muda mau terjun ke dunia batik, tetapi perlu transfer ilmu dan skill batik Podhek khas Pamekasan. Para pengrajin 336 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
4 batik Podhek perlu juga dibantu jaringan pemasarannya. Selama ini batik dipasarkan di kawasan Pamekasan, Surabaya, Pasuruan, Probolinggo, Jember, Tuban, Semarang, Solo sampai Jakarta melalui pihak ketiga/perantara. Batik Podhek juga sudah dikirim/dijual diluar negeri. Pengusaha belum optimal melakukan upaya untuk menembus pasar ekspor secara mandiri. Setelah batik Indonesia diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO, pasar batik di tingkat internasional terbuka lebar, ditambah lagi dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) Dengan demikian peningkatan kuantitas dan kualitas produk serta profesionalisme dibidang pengelolaan manajemen produksi, keuangan, sumberdaya manusia, pemasaran menjadi tuntutan yang harus perhatikan. Permasalahan prioritas yang akan diselesaikan selama tiga tahun Masalah prioritas yang akan diseslesaikan selama tiga tahun yaitu, 1) masalah sumber daya manusia yang masih terbatas dalam mendasain batik dan mayoritas pembatik berusia tua sehingga diperlukan kaderisasi, 2) masalah terbatasnya penyediaan bahan baku, penciptaan desain produk baru, alat untuk nmembatik, teknologi pewarnaan dan belum seriusnya penanganan limbah produksi. 3) permasalahan pemasaran yang belum optimal, jangkauan pemasaran masih terbatas (terbatas pulau jawa) jangkauan ke antar pulau atau ke manca negara masih belum optimal dan masih menggunakan pihak ke 3, 4) permasalahan manajemen keuangan/akuntansi, perpajakan, ekspor import, masih minimnya pemahaman dan penerapan penataan manajemen keuangan yang baik, termasuk masalah anggaran, perpajakan, perbankan, 5) masalah minimnya pemahaman proses perijinan usaha dan patent. METODE PELAKSANAAN Berdasarkan permasalahan yang ada du UKM mitra maka Metode yang akan dilaksanakan dalam program ini adalah: 1. Pelatihan yaitu memberikan materi untuk memberikan pemahaman sesuai objek, tujuan dan output yang diharapkan. 2. Pendampingan yaitu memberikan bimbingan, arahan didalam aktivitas yang dilakukan sesuai objek, tujuan, output dan target luaran yang diharapkan. 3. Rekayasa/ pembuatan alat/ desain berupa pembuatan desain dan produk teknologi tepat guna sesuai objek, tujuan, output dan target luaran yang diharapkan. 4. Perluasan jangkauan pemasaran dengan mengikuti pameran ditingkat lokal, propinsi, nasional dan internasiona serta membuat fasilatas online shop. 5. Pembuatan izin usaha serta mematenkan hasil karya produksi mitra 6. Monitoring dan feed back dan evaluasi adalah memonitor dan memberikan masukan sebelum pelaksanaan program, pada saat pelaksanaan program, dan setelah kegiatan berlangsung dalam rangka mengantisipasi dan memberikan masukan agar kendala yang dihadapi dapat ditanggulangi dan tidak berulang pada kegiatan berikutnya. Rincian solusi yang ditawarkan selama tiga tahun terlihat seperti pada tabel 3 berikut, Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO
5 Permasalahan Aspek Sumber Daya Manusia : keterbatasan ketrampilan membatik baik dari sisi kuantitas dan kualitas (pembatik rata rata sudah berusia tua sehingga perlu regenerasi dan desain motif batik monoton) Tabel 2 : Solusi yang ditawarkan Solusi Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Pelatihan dan keterampilan membatik Implementasi keterampilan membatik Peningkatan implementasi pelatihan ketrampilan membatik Ket (UKM) 1,2,3 Aspek Produksi : terbatasnya penyediaan bahan baku, masih terbatasnya alat dan penciptaan desain produk baru, terbatasnya teknologi pewarnaan, belum seriusnya penanganan limbah produksi. Pelatihan dan penciptaan desain baru dan pewarnaan serta penerapan teknologi tepat. Penataan/ penanganan limbah Industri Implementasi penciptaan desain baru dan pewarnaan serta penerapan teknologi tepat guna. Peningkatan implementasi penciptaan desain baru dan pewarnaan serta penerapan teknologi tepat guna. 1,2,3 Aspek pemasaran : promosi masih belum optimal (termasuk display produk yang masih kurang tertata) dan jangkauan pemasaran masih terbatas (terbatas pulau jawa) jangkauan ke antar pulau atau ke manca negara masih belum optimal dan masih menggunakan pihak ke 3. Pelatihan dan manajemen pemasaran, penataan show room dan mengikuti pameran Implementasi manajemen pemasaran (termasuk menggunaka n web dan e-comerce), penataan show room dan mengikuti pameran Peningkatan implementasi manajemen pemasaran (termasuk menggunaka n web dan e-comerce), penataan show room dan mengikuti pameran 1,2,3 338 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
6 Aspek administrasi manajemen keuangan/ akuntansi, perpajakan, ekspor import : Masih minimnya pemahaman dan penerapan penataan manajemen keuangan yang baik, termasuk masalah anggaran, perpajakan, perbankan, HKI Pelatihan dan manajemen : keuangan/aku ntansi, anggaran, perpajakan, ijin usaha, eksporimpor t, HKI Implementasi administrasi manajemen, termasuk pembuatan soft ware bidang keuangan/aku ntansi dan pendapingan bidang administrasi manajemen, HKI Peningkatan implementasi administrasi manajemen termasuk pendampinga n aspek administrasi manajemen keuangan/aku ntansi/perpaj akan, ekport-import, HKI 1,2,3 PELAKSANAAN PENGABDIAN Program kegiatan IbPE pada tahun I ini meliputi, survey lokasi UKM mitra, sosialisasi program IbPE, Workshop desain ragam batik, pendampingan peningkatan produksi batik dengan kompor listrik dan promosi batik dengan mengikuti pameran batik. 1. Survey lokasi UKM mitra program IbPE Pada tanggal 2 Januari 2016 tim IbPE melakukan survei lokasi industri batik podhek. Survei ini bertujuan untuk melihat secara detail permasalahan yang dihadapi mitra dalam usaha batik. Dari hasil survei diperoleh data mengenai permasalahan dan kebutuhan mitra dalam hal membatik. Permasalahan mitra yaitu, 1) dari aspek sumber daya manusia: keterbatasan keterampilan membatik baik dari sisi kuantitas dan kualitas (pembatik rata-rata sudah berusia tua sehingga perlu regenerasi), masih rendahnya kesadaran pembatik terhadap karyanya sehingga maindset pembatik sebagai kuli bukan pekerjaan seni, 2) Aspek produksi: terbatasnya penyediaan bahan baku, masih terbatasnya penciptaan desain produk baru, terbatasnya alat untuk membatik, terbatasnya teknologi pewarnaan, belum seriusnya penanganan limbah produksi, 3) Aspek pemasaran: promosi masih belum optimal (termasuk display produk yang masih kurang tertata) dan jangkauan pemasaran masih terbatas (terbatas di pulau jawa) jangkauan ke antar pulau atau ke manca negara masih belum optimal dan masih menggunakan pihak ke-3, adanya persaingan tidak sehat antar pengusaha dengan saling menjatuhkan harga batik, membanjirnya batik printing, adanya batik printing yang mirip dengan batik tulis Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO
7 dengan harga 4 kali lipat lebih murah daripada batik tulis, 4) Aspek administrasi manajemen keuangan / akuntansi, perpajakan, ekspor import: masih minimnya pemahaman dan penerapan penataan manajemen keuangan yang baik, termasuk masalah anggaran, perpajakan, perbankan, 5) Aspek hukum usaha: masih minimnya pemahaman proses perijinan usaha dan patent. Gambar 1: Survei Lokasi UKM mitra IbPE 2. Sosialisasi program IbPE bagi UKM mitra di Dusun Podhek Kecamatan Palengaan Kabupaten Pamekasan Kebutuhan dari UKM mitra yaitu 1) Pemasaran batik yang konsisten, sehingga pengrajin terus berproduksi 2) kesepakatan harga antar pedagang sehingga harga batik stabil, 3) kebutuhan kompor listrik dikarenakan kompor yang digunakan masih menggunakan bahan bakar kayu dan sering mati, 4) kebutuhan pameran produk untuk promosi batik podhek dan menarik pelanggan, 5) kebutuhan akan desain ragam motif batik dikarenakan sulitnya membuat desain jika tidak ada contohnya, 6) daya saing terhadap membanjirnya batik printing, 7) pengolahan limbah produksi yang semakin menumpuk, 8) motivasi perubahan maindset pembatik dari pekerjaan kuli ke pekerjaan seni yang merupakan karya bernilai. Berdasarkan permasalahan yang ditemukan dari UKM mitra, tim program IbPE melakukan koordinasi internal dan dilanjutkan dengan koordinasi bersama UKM mitra mengenai persiapan pelaksanaan program IbPE pada tahun I. Koordinasi menghasilkan kesepakatan mengenai 1) Pelaksanaan pelatihan pengembangan batik, 2) pembuatan 340 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
8 peralatan membatik, 3) penerapan alat membatik, 4) peningkatan kualitas dan kuantitas produksi batik, 5) Redesain lay-out produksi dan keselamatan kerja, 6) penajaman visi misi produksi, dan 7) keikutsertaan dalam pameran batik. Gambar 2: Sosialisasi Program IbPE bersama mitra UKM 3. Workshop desain ragam motif batik, manajemen keuangan, dan strategi pemasaran batik podhek. Workshop ini dilaksanakan pada bulan Juli Materi workshop meliputi desain ragam motif batik nusantara. Misalnya batik Solo, batik Jogja, batik Lasem, batik Cirebon, batik Tanjung Bumi, batik Banyuangi, batik Kalimantan dan batik Papua. Tujuan dari workshop ragam desain ini untuk memberikan wawasan atau inspirasi bagi Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO
9 pengrajin untuk mendesain batik podhek yang lebih bergam (tidak mono ton). Dari hasil wokshop desain ragam motif batik ini pengrajin menyadari bahwa desain batik tidak hanya tumbuhan dan hewan. Seperti yang dikatakan ibu Mudeyyina oh.. mon bedhe contona engak reya sengkok bisa agebey motif laen.. jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, kalo ada contohnya seperti ini saya bisa gambar yang lain.... Ibu Mudeyyinah ini sebbelumnya lebih banyak membatik dengan motif liris dan junjung drajat. Selanjutnya materi strategi pemasaran batik podhek. Pada materi ini dipaparkan keluhan dari pelanggan batik akibat dari strategi penjualan pedagang batik. Keluhan dari pelanggan batik diantaranya 1) ukuran kainnya kurang dari 2 meter, 2) batiknya masih ada malamnya, 3) jika pesan seragam, warnanya kadang tidak sama dengan yang dipesan, terutama warna hijau, 4) harga kadang jauh lebih tinggi dari pasaran atau jauh lebih rendah dari pasaran, 5) bahan kain kurang variatif, 6) masih minimnya produk yang sudah jadi (masih dalam bentuk kain). Dari paparan ini pengrajin sadar bahwa keluhan dari pelanggan akan menghambat pemasaran produknya sehingga para pengrajin sepakat untuk meingkatkan kualitas batik sesuai harapan pelanggan. Pada materi pengelolaan keuangan, narasumber menjelaskan cara mengelolan keuangan. 342 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
10 Gambar 3: Workshop Ragam Desain Motif Batik, Pengelolaan Keuangan dan Strategi Pemasaran Setelah materi selesai, dilanjutkan dengan membatik. Dalam ini pembatik mendesain terlebih dahulu kain mori yang akan dibatik, kemudian desain yang sudah dilukis di kain mori ditulis ulang dengan menggunakan canting bermalam. Canting yang digunakan merupakan canting dengan ujung yang lebih kecil sehingga hasil batikan lebih halus. Canting ini juga terbuat dari bahan kuningan sehingga cairan malam lebih cair lebih lama. Untuk memberikan kenyamanan dalam membatik, program tim IbPE membuatkan gawangan dalam membatik, sehingga pembatik tidak cepat lelah dalam membatik dan menjadikan pembatik lebih senang dalam membatik. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO
11 Gambar 4: Kegiatan membatik sebelum ada gawangan dan setelah memakai gawangan 4. Pendampingan peningkatan produksi batik dengan kompor listrik pencair malam Pengrajin batik masih menggunakan tengku dengan bahan bakar kayu dalam membatik. Penggunaan tengku kurang efisien dalam mencairkan malam, karena membutuhkan waktu yang lama untuk menghasilkan bara api sebagai bahan pemanas. Selain itu penggunaan tengku membuat bara api cepat padam bila tidak membakar kayu secara kontinu. Apabila dibakar secara kontinu akan membuat malam terlalu mencair. Jika tidak dibakar terus menerus bara api cepat padam dan membutuhkan waktu lama lagi dalam menghasilkan bara api. Selanjutnya asap yang dihasilkan dari pembakaran kayu menggangu pengelihatan pengrajin dalam membatik. Berdasarkan ketidakefisienan penggunaan tengku, program IbPE memberikan solusi dengan penggunaan kompor listrik dalam membatik. Cara kerja kompor listrik ini yaitu memanaskan malam dengan efek radiasi kumparan karbon akibat aliran arus listrik. Voltasenya pun bisa diatur mulai 25 watt sampai 125 Watt. Pada penggunaan pertama voltasenya di maksimalkan dan dan jika malam sudah mencair voltasenya secara otomatis akan stabil pada kisaran 65 Watt. Gambar 4. pemanfaatan gawangan untuk memudahkan pengrajin membatik Penggunaan kompor listrik ini berkat kerjasama tim IbPE dengan innovator kompor listrik khusus membatik CV. Astoetik. Innovator kompor ini adalah mahasiswa yang pernah meraih juara PKMK di PIMNAS. 344 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
12 Gambar 6: Kerjasama pemanfaatan kompor listrik pencair malam 5. Promosi Batik Podhek dengan Mengikuti Pameran Batik Pameran batik ini dilaksanakan selama 10 pada tanggal Juni 2016 di Atrium Mall Olympic Garden Malang. Pameran ini bekerjasama dengan event organizer (EO) GusIndo. Pameran batik ini betujuan untuk mempromosikan batik podhek pada masyarakat, mengenalkan khas batik podhek, mencari pelanggan dan membuka wawasan mitra UKM dalam memasarkan batik podhek. Pameran ini kelemahan dan kelebihannya. Kelemahannya membutuh biaya operasional yang cukup tinggi namun kelebihannya juga tinggi. Keikutsertaan UKM Mitra dalam pameran menambah wawasan dalam pemasaran batik, menambah pelanggan dan mengenalkan batik podhek pada masyarakat Jawa Timur bahkan Nasional. Seminar Nasional dan Gelar Produk SENASPRO
13 DAFTAR PUSTAKA [1] Kotler Philip Manajemen Pemasaran (terjemahan), edisi 5. Jakarta: Erlangga. [2]..., Profil Kabupaten Pamekasan (Pamekasan Regency Profil). i. Kabupaten Pamekasan: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah ii. Kabupaten Pamekasan. 346 SENASPRO 2016 Seminar Nasional dan Gelar Produk
Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik
Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik Seni batik merupakan salah satu kebudayaan lokal yang telah mengakar di seluruh kalangan masyarakat Indonesia. Bila awalnya kerajinan batik hanya berkembang
Lebih terperinciIbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA. Faulina, Efni Siregar, Vivianti Novita Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Medan ABSTRAK
IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA Faulina, Efni Siregar, Vivianti Novita Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Medan ABSTRAK Pengabdian bagi produk ekspor tahun kedua ini diselenggarakan di kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik sudah dikenal sekitar abad ke-13, yang pada saat itu masih ditulis dan dilukis pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. global. 1 Oleh sebab itu penting sekali bagi perusahaan untuk dapat menentukan
global. 1 Oleh sebab itu penting sekali bagi perusahaan untuk dapat menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Situasi lingkungan persaingan bisnis yang penuh dinamika ini, manajemen dituntut untuk
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN GELAR BATIK NUSANTARA 2015 JAKARTA CONVENTION CENTER JUNI 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA PADA PEMBUKAAN GELAR BATIK NUSANTARA 2015 JAKARTA CONVENTION CENTER 24 28 JUNI 2015 Yth. Presiden Republik Indonesia beserta istri; Yth. Para Menteri Kabinet
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sakur, Kajian Faktor-Faktor yang Mendukung Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah, Spirit Publik, Solo, 2011, hal. 85.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi sebagai akibat adanya krisis moneter yang terjadi sejak pertengahan Juli 1997, berakibat bangkrutnya perusahaanperusahaan berskala besar tetapi
Lebih terperinciIbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON
IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON 1 Suryaningsih, 2 Febry Chrisdanty Abstrak Salah satu bentuk budaya yang saat ini sedang berkembang cukup pesat di Probolinggo
Lebih terperinciBangga Menggunakan Batik Tulis. PROFIL PERUSAHAAN
UD. Oca Batik Madura adalah perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan penjualan batik tulis yang sedang berkembang dan professional. UD. Oca Batik Madura merupakan salah satu perusahaan yang ikut
Lebih terperinciPenggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik
Karya Ilmiah Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik Disusun sebagai Tugas Akhir Mata Kuliah Lingkungan Bisnis Oleh SUTONO NIM : 10.12.4644 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam menunjang keberhasilan pembangunan Bangsa dan Negara. Oleh karena itu perlu diupayakan langkah-langkah
Lebih terperinciPanduan Wawancara. Indikator Pertanyaan
Indikator Pertanyaan Panduan Wawancara Knowledge (pengetahuan) 1. Mengapa anda tertarik terhadap pembuatan motif batik semarangan? 2. Dari mana anda mendapatkan ide tersebut? 3. Ikon-ikon kota Semarang
Lebih terperinciITGBM PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM PENGRAJIN BORDIR DI KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALA
ITGBM PELATIHAN PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN UMKM PENGRAJIN BORDIR DI KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALA Noneng Masitoh Irman Firmansyah Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi ABSTRAK Iindustri kerajinan bordir
Lebih terperinciUSULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN
USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM: PECINTA BUDAYA BAJU BATIK MODERN REMAJA SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN BUDAYA BANGSA BIDANG KEGIATAN PKM-KEWIRAUSAHAAN Di Usulkan Oleh: 1.RINA ANJARSARI
Lebih terperinciPeran Serta Wanita dalam Melestarikan Kerajinan Batik Tulis Sri Hariyati Fitriasih & Sri Siswanti 6)
ISSN : 1693 1173 Peran Serta Wanita dalam Melestarikan Kerajinan Batik Tulis Sri Hariyati Fitriasih & Sri Siswanti 6) Abstrak Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui seberapa jauh wanita dalam usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik (nasional) maupun dimasa internasional, dimana untuk memenangkan persaingan perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk lainnya terletak pada kecerdasannya. Dengan kecerdasan manusia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan warisan nenek moyang yang mempunyai makna tersendiri bagi bangsa Indonesia. Terbukti dengan penetapan UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009, bahwa
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :
3 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari : Internet Wawancara dengan owner Survey terhadap target audience 2.2 DATA UMUM
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan manifestasi suatu bangsa yang berupa hasil budi manusia untuk mencapai kesempurnaan hidup dan mengandung nilai-nilai kebaikan, keindahan,
Lebih terperinciPENGEBLUR DAUN INDIGO PENGHASIL PASTA PEWARNA ALAMI BAGI UKM PENGRAJIN BATIK DI KECAMATAN GUNUNG PATI SEMARANG
PENGEBLUR DAUN INDIGO PENGHASIL PASTA PEWARNA ALAMI BAGI UKM PENGRAJIN BATIK DI KECAMATAN GUNUNG PATI SEMARANG Sri Rahayuningsih, Enty Nurhayati, Muhaimin Universitas Stikubank Semarang Email: ayu_1961@yahoo.com
Lebih terperinci2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Banyak kota di Indonesia yang memproduksi batik dan tiap kota memiliki ciri tersendiri akan batik yang diproduksinya, seperti di Solo, Yogyakarta, Cirebon
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Beragam budaya dan tradisi Indonesia membuat banyaknya kerajinan tradisional di Indonesia. Contohnya yang saat ini lagi disukai masyarakat Indonesia yaitu kerajinan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. rakyat Indonesia dan khususnya suku Jawa ialah setelah akhir abad XVIII atau awal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kerajinan batik di Indonesia telah dikenal sejak zaman Majapahit dan terus berkembang hingga kerajaan berikutnya. Meluasnya kesenian batik menjadi milik rakyat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Batik merupakan kerajinan yang memiliki keindahan corak, warna, serta berbagai motif tradisional bernilai seni tinggi yang telah diakui dunia. Terbukti pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Batik merupakan salah satu seni budaya Indonesia yang sudah menyatu dengan masyarakat Indonesia sejak beberapa abad lalu. Batik menjadi salah satu jenis seni kriya yang
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Strategi bisnis APIP S Kerajinan Batik menggunakan aliansi strategis dengan sebagai
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Strategi bisnis APIP S Kerajinan Batik menggunakan aliansi strategis dengan sebagai strategi mencapai keunggulan bersaing. Tipe aliansi pada APIP S Kerajinan Batik adalah Nonequity
Lebih terperinciPKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali
PKM Perajin Tedung Desa Mengwi Di Kabupaten Badung, Bali Ida Ketut Kusumawijaya STIE Triatma Mulya, Badung, Bali ik_kusumawijaya@yaho.com ABSTRAK Tujuan pelaksanaan PKM ini adalah metode pengelolaan usaha
Lebih terperinciIbM PENGRAJIN BATIK SEKARWANGI DAN BATIK SURYA KENDAL
Jurnal DIANMAS, Volume 5, Nomor 1, April 2016 IbM PENGRAJIN BATIK SEKARWANGI DAN BATIK SURYA KENDAL Mardinawati 1), Iham Sayekti 2), Susena 3) 1,3) Jurusan Akuntansi, 2) Jurusan Teknik Elektro, Politeknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.
Lebih terperinciIbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA
IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA Efni Siregar, Faulina, Vivianti Novita Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Medan ABSTRAK Pengabdian bagi produk ekspor ini akan diselenggarakan di kecamatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang
Lebih terperinciBAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat
15 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia mengalami kegoncangan sejak adanya krisis moneter yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 yang memberikan dampak sangat luas dan mempengaruhi
Lebih terperinciPENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD)
Pengenalan Teknologi Dasar Kelas VII PENGENALAN TEKNOLOGI DASAR (PTD) KELAS VII Disusun Oleh : BAB I PENGENALAN BATIK 1.1 DEFINISI BATIK Dari segi etimologi (bahasa), Batik berasal dari bahasa Jawa, yaitu
Lebih terperinciMETODE HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DP2M DIKTI
METODE HIBAH PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT DP2M DIKTI Disampaikan Oleh : DR. ROZA ELVYRA, M.Si Pelatihan Penulisan Proposal Pengabdian Kepada Masyarakat Hibah DP2M DIKTI Pendanaan Tahun 2016 LPPM Universitas
Lebih terperinciBISNIS BATIK ONLINE STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Mata Kuliah Lingkungan Bisnis : AKHMAD DAHLAN NIM :
BISNIS BATIK ONLINE Mata Kuliah Lingkungan Bisnis NAMA KELAS : AKHMAD DAHLAN : 11-S1TI-01 NIM : 11.11.4658 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2012 ABSTRAK Seiring dengan perkembangan batik yang ada di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. GambarI.1 Teknik pembuatan batik Sumber: <www.expat.or.id/infi/info.html#culture>
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan museum tidak hanya sekedar untuk menyimpan berbagai bendabenda bersejarah saja. Namun dari museum dapat diuraikan sebuah perjalanan kehidupan serta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini sektor Usaha kecil menengah semakin menggeliat sebagai penopang ekonomi nasional. Hal tersebut terlihat dari pengalaman yang mampu melewati masa krisis yang
Lebih terperinciPENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN BAHAN BUSANA BATIK BANTULAN DENGAN STILASI MOTIF ETHNO MODERN
PENGEMBANGAN PRODUK DAN STRATEGI PEMASARAN BAHAN BUSANA BATIK BANTULAN DENGAN STILASI MOTIF ETHNO MODERN Oleh: Sri Wening, Enny Zuhni K, Sri Emy Yuli S A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan warisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan salah satu jenis kain yang memiliki corak tertentu. Corak
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Batik merupakan salah satu jenis kain yang memiliki corak tertentu. Corak pada batik dibuat menggunakan lilin dan digambarkan diatas kain mori. Pembuatan batik dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat Indonesia yang tinggal di Kepulauan Nusantara dengan bangga dalam hal keanekaragaman kebudayaan.
Lebih terperinciBab 2 Tinjauan Pustaka
Bab 2 Tinjauan Pustaka Tujuan dari penelitian ini adalah memperkenalkan kepada khalayak ramai tentang batik Salatiga, dengan menggunakan sarana buku. Untuk itu penting bagi peneliti memahami dengan baik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengembangan dan penerapan perangkat-perangkat pengelolaan lingkungan diarahkan untuk mendorong seluruh pihak di dunia ini untuk melakukan tanggung jawab terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Warisan budaya Indonesia sangat beragam, salah satunya kain tradisional yaitu Batik. Batik dalam Bahasa Jawa ditulis dengan bathik, mengacu pada huruf Jawa tha yang
Lebih terperinciPENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK PERAJIN SANGKAR BURUNG GRIYAKUKILA KADIPIRO MELALUI DIVERSIVIKASI PRODUK
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KELOMPOK PERAJIN SANGKAR BURUNG GRIYAKUKILA KADIPIRO MELALUI DIVERSIVIKASI PRODUK Agus Nur Setyawan¹, Desy Nurcahyanti², Yayan Suherlan ³ ¹, ², ³ Program Studi Seni Rupa Murni
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan bangsa yang memiliki keanekaragaman kekayaan alam, kesenian, dan budaya yang masih dipelihara dan dilestarikan oleh masyarakatnya.
Lebih terperinciKERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) WORKSHOP DESAIN IKM BATU MULIA DI JAWA TENGAH
KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK) WORKSHOP DESAIN IKM BATU MULIA DI JAWA TENGAH KEGIATAN PENGEMBANGAN KLASTER DAN SENTRA INDUSTRI ANEKA TAHUN ANGGARAN 2016 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA
Lebih terperinciPROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM CUSTOM ORGANIZER THETALISA LANGKAH AWAL MEMBANGUN UKM BIDANG KEGIATAN: PKM-KEWIRAUSAHAAN
PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM CUSTOM ORGANIZER THETALISA LANGKAH AWAL MEMBANGUN UKM BIDANG KEGIATAN: PKM-KEWIRAUSAHAAN Diusulkan oleh : Shelliana Dwi R (F0315088/2015) Elisabeth
Lebih terperinciPUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG 1.1. Latar Belakang Bangsa yang maju adalah bangsa yang menghargai dan bangga akan kebudayaannya sendiri. Dari kebudayaan suatu bangsa bisa dilihat kemajuan
Lebih terperinciGambar sampul adalah hasil modifikasi gambar yang diambil dari kratonpedia.com
BATIK oleh : Herry Lisbijanto Edisi Pertama Cetakan Pertama, 2013 Hak Cipta 2013 pada penulis, Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak atau memindahkan sebagian atau seluruh isi buku
Lebih terperinciBAB II IDENTIFIKASI DATA. A. Data Perusahaan
BAB II IDENTIFIKASI DATA A. Data Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Sejarah berdirinya perusahaan batik Putra Laweyan Solo ini berawal dari didirikannya perusahaan batik Bintang Mulya pada tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. batik sempat diakui milik Negara tetangga kita Malaysia pada tahun 2009,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Batik merupakan salah satu warisan yang ditinggalkan oleh para leluhur dan menjadi kebanggaan Indonesia, wujud dari cipta dan karya seni yang diekspresikan
Lebih terperinciPengelolaan Kelembagaan dan Pemasaran Desa Wisata Kedunggudel Kenep Sukoharjo
Pengelolaan Kelembagaan dan Pemasaran Desa Wisata Kedunggudel Kenep Sukoharjo Aflit Nuryulia Praswati 1 *, Syamsudin 2, Sisilia RR Saputri 3 *Manajemen/FEB, Universitas Muhammadiyah Surakarta *anp122@ums.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik dibanding dengan tahun lalu. Kondisi ini tidak lepas dari pembangunan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang dinilai menjadi negara yang sukses dibidang perekonomian saat ini. Hal ini dilihat dari pertumbuhan ekonomi yang baik dibanding dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan perkembangan zaman dan teknologi bertambahnya limbah di masyarakat karena masyarakat pada masa kini hanya bisa menggunakan, mengonsumsi, dan menikmati barangbarang
Lebih terperinciSeminar Nasional IENACO ISSN: DESAIN CANTING UNTUK MEMINIMALISIR WAKTU PROSES BATIK TULIS MELALUI PENDEKATAN MICROMOTION STUDY
DESAIN CANTING UNTUK MEMINIMALISIR WAKTU PROSES BATIK TULIS MELALUI PENDEKATAN MICROMOTION STUDY Nurcahyati 1, Reno Dias Anggara Purba 2 1,2 Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di dunia internasional, batik Indonesia telah mendapatkan penghargaan dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pekalongan adalah salah satu kota yang terletak di pesisir utara Provinsi Jawa Tengah dan terdiri dari empat kecamatan, yakni: Pekalongan Utara, Pekalongan
Lebih terperinciBAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal
BAB I GAMBARAN USAHA 1.1 Deskripsi Konsep Bisnis Seni batik di Indonesia usianya telah sangat tua, namun belum diketahui secara pasti kapan mulai berkembang di Indonesia, khususnya di Jawa. Banyak negara
Lebih terperinciPENCAPAIAN EKO-EFISIENSI MELALUI KERJASAMA ANTAR PELAKU USAHA PADA KLASTER INDUSTRI BATIK SIMBANGKULON, KABUPATEN PEKALONGAN TUGAS AKHIR
PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI MELALUI KERJASAMA ANTAR PELAKU USAHA PADA KLASTER INDUSTRI BATIK SIMBANGKULON, KABUPATEN PEKALONGAN TUGAS AKHIR Oleh: ERNI PURWANINGSIH L2D 004 311 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG. bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan eksternal dan lingkungan internal
BAB I LATAR BELAKANG Laporan penelitian ini membahas tentang perencanaan bisnis pemasaran produk alat kecantikan berupa rambut palsu merek INDOWIG. Perencanaan bisnis ini dimulai dari menganalisa lingkungan
Lebih terperinciMaulana Achmadi, Lisna Pekerti, Rizky Musfiati, Siti Juwariyah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin
PKMK-2-9-2 PENYULUHAN DAN PELATIHAN PENGRAJIN KAIN SASIRANGAN DI KELURAHAN SEBERANG MESJID KECAMATAN BANJARMASIN TENGAH KOTA BANJARMASIN DALAM RANGKA PENINGKATAN MUTU DAN KUALITAS SASIRANGAN Maulana Achmadi,
Lebih terperinciPeningkatan Produktivitas pada UKM melalui Iptek Bagi Masyarakat (Studi kasus di Sentra Pengrajin Kampoeng Batik Jetis Sidoarjo)
Publikasi Jurnal Teknik Industri, Universitas 45 Surabaya ISSN 1412-2146 Volume : 19 Nomor 01 Bulan Maret 2016 Halaman : 15-19 Peningkatan Produktivitas pada UKM melalui Iptek Bagi Masyarakat (Studi kasus
Lebih terperinci"Bisnis Batik Dalam Peluang Usaha"
TUGAS AKHIR KARYA ILMIAH KULIAH BISNIS "Bisnis Batik Dalam Peluang Usaha" STMIK AMIKOM YOGYAKARTA NAMA NIM KELAS : ILHAM TRI YOGA : 11.02.7976 : D3 MI 02 KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Lebih terperinciBATIK CIPRATAN UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) SEMARANG
BATIK CIPRATAN UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI (SLBN) SEMARANG Penunjang Waruwu, Eka Ardhianto Universitas Stikubank Semarang Email: penunjangw@yahoo.co.id Abstrak. Tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan
Lebih terperinciBAB III LAPORAN PENELITIAN
BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian 1. Sejarah Berdirinya Gapoktan Kelompok Tani Bangkit Jaya adalah kelompok tani yang berada di Desa Subik Kecamatan Abung Tengah Kabupaten Lampung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakekatnya setiap perusahaan di dalam menjalankan usahanya bertujuan untuk mendapatkan laba sesuai dengan tujuan pokok yang diharapkan. Diantaranya yaitu
Lebih terperinciPENDAHULUAN. 1. Latar Belakang
i ii DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii DAFTAR ISI...iii RINGKASAN...iv BAB I. PENDAHULUAN...1 BAB 2. GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA...3 BAB 3. METODE PELAKSANAAN...4 BAB 4. JADWAL KEGIATAN...6
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN Pembahasan bab I pendahuluan antara lain: latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. 1.1 Latar Belakang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan warisan budaya peninggalan nenek moyang yang sampai saat ini masih berkembang diberbagai wilayah di Indonesia. Kain batik dikenakan sebagai ciri khas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-nya ialah menciptakan langit dan
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.1 Latar Belakang Pemilihan Objek و م ه آي ات ه خ ل ق السم او ات و ا ل ر ض و اخ ت ل ف أ ل س ى ت ك م و أ ل و او ك م إ ن ف ي ذ ل ك ل ي ات ل ل ع ال م يه Dan di antara
Lebih terperinciBAB VI PENUTUP. produktif, adaptasi produk, kapasitas produksi, dokumen ekspor, dan biaya
BAB VI PENUTUP 1.1. Kesimpulan Dalam menghadapi MEA, pemerintah Indonesia mempersiapkan UMKM agar mampu bersaing dan memanfaatkan peluang MEA. Kesiapan UMKM dalam menghadapi MEA dapat dilihat dari berbagai
Lebih terperinciMUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG
TA 107 ( Periode April September 2009 ) LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik, merupakan salah satu warisan budaya Indonesia yang sudah sangat terkenal, baik lokal maupun di dunia internasional. Batik sudah diakui dunia sebagai salah satu
Lebih terperinciTahapan Persiapan Penyusunan RP4D Kabupaten merupakan kegiatan yang bersifat administratif dengan tujuan mempersiapkan pihak penyelenggaran kegiatan
BAGIAN I Persiapan Penyusunan RP4D Kabupaten Tahapan Persiapan Penyusunan RP4D Kabupaten merupakan kegiatan yang bersifat administratif dengan tujuan mempersiapkan pihak penyelenggaran kegiatan Penyusunan
Lebih terperinciNama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya
Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya kerajinan batik,batik merupakan warisan budaya indonesia. kerajinan pahat, kerajinan yang membutuhkan ketekunan. kerajinan ukir, adalah
Lebih terperinciMENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PETANI JAMBU METE
MENUMBUHKAN JIWA WIRAUSAHA SEBAGAI UPAYA UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PETANI JAMBU METE Mei Indrawati, Dwi Lesno Panglipursari, Rakhmat Hidayat Kurniawan Universitas Wijaya Putra Email: meiindrawati@uwp.ac.id,
Lebih terperinciPERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA
PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS TINGKAT PERTAMA DRG LILI APRILI ANT I KEPAL A SEKS I KESE H ATAN DASAR DAN PENUNJAN G Pertimbangan Penyusunan
Lebih terperinciLAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pembuatan Tas Erwin di Desa Jitengan Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta
LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT Usaha Mikro Kecil dan Menengah Pembuatan Tas Erwin di Desa Jitengan Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta Oleh : 1. Retno Widowati P.A, M.Si, Ph.D 2. Winarso, S.E, MM 3.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi jalan dan bertahannya perusahaan. Persaingan yang semakin pesat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam organisasi, lingkungan merupakan faktor utama yang mempengaruhi jalan dan bertahannya perusahaan. Persaingan yang semakin pesat karena majunya teknologi dan globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia terdiri dari berbagai daerah dan suku bangsa yang tersebar luas dari Sabang sampai Merauke, dan hampir di setiap daerah-daerah terdapat warisan hasil
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Total Penjualan di Negara Tujuan Ekspor Batik (Liputan 6.com, 2013) Negara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Batik merupakan salah satu budaya Indonesia dengan nilai seni tinggi berbentuk tekstil yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Sejak dikukuhkan sebagai Budaya
Lebih terperinciPENCIPTAAN BATIK MEDAN
PENCIPTAAN BATIK MEDAN Oleh : Wahyu Tri Atmojo ABSTRAK Keterbatasan pengetahuan materi seni budaya sub bab membatik, karena mereka memang belum pernah megang canting dan proses membuat batik, menginpsirasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bagian Perindustrian Depperindagkop Kota Pekalongan). Begitu dalam pengaruh batik bagi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Menurut Kebijakan Sistem Perwilayahan Pembangunan di Jawa Tengah, Kota Pekalongan termasuk dalam Wilayah Pembangunan II bersama-sama dengan Kabupaten Pekalongan, Kabupaten
Lebih terperinciKETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T
PANDUAN LOMBA sains dan TERAPAN (LST) KETUA PANITIA: TOTO SUPRIYANTO, S.T., M.T. POLITEKNIK NEGERI JAKARTA DEPOK 2017 1 I. PENDAHULUAN Era globalisasi memberi memberi dampak ganda yaitu di samping membuka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Lanskap Budaya Menurut Simonds (2006), lanskap adalah suatu bentang alam yang memiliki karakteristik tertentu yang dapat dinikmati keberadaannya melalui seluruh indera yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Salah satu yang populer diantaranya, berasal dari bidang fashion
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang terkenal dengan keanekaragaman kesenian dan budaya. Salah satu yang populer diantaranya, berasal dari bidang fashion adalah batik. Daerah
Lebih terperinciBAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU
BAB II BATIK BASUREK SEBAGAI IDENTITAS BENGKULU 2.1. Kain Batik Basurek Bengkulu Kain Basurek merupakan salah satu bentuk batik hasil kerajinan tradisional daerah Bengkulu yang telah diwariskan dari generasi
Lebih terperinciPEMBUATAN TEMPAT PEWARNAAN DAN MEJA KACA SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PRODUKSI PADA USAHA BATIK TULIS
PEMBUATAN TEMPAT PEWARNAAN DAN MEJA KACA SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PRODUKSI PADA USAHA BATIK TULIS Sri Nugraheni Setiawati 1, Laila Faizah 1, Nur Saada 2 1 Program D III Teknik FT UNDIP 2 POLINES Email:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean China Free Trade Area (AC-FTA) yang terjadi saat ini sungguh sangat mengkhawatirkan bagi
Lebih terperinciLokasi yang direkomendasikan Peruntukan lahan Zoning plan Rencana tapak Zona skematik Arsitektur bangunan Tata pamer Program ruang MUSEUM BATIK
Mei 2012 Sudut pandang tentang batik Konsep pemikiran Museum Batik Indonesia Lokasi pilihan Orientasi bangunan sebagai titik tolak harmonisasi kawasan Situasi tapak Zoning plan Block plan dan konsep bangunan
Lebih terperinciBAB IV PENUTUP. di daerah tersebut. Begitu pula di Banjarnegara, selain keramik klampok
BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Setiap daerah memiliki kerajinan yang khas dan menjadi andalan di daerah tersebut. Begitu pula di Banjarnegara, selain keramik klampok juga memiliki kerajinan khas yaitu batik
Lebih terperinciLAMPIRAN. 1. Sejak kapan usaha batik aster berdiri? 2. Apakah pernah mengikuti pelatihan-pelatihan membatik?
LAMPIRAN Daftar Pertanyaan Umum 1. Sejak kapan usaha batik aster berdiri? 2. Apakah pernah mengikuti pelatihan-pelatihan membatik? 3. Jenis Batik seperti apa yang diproduksi oleh Batik Aster? 4. Siapa
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN Latar Belakang
1 PENDAHULUAN Latar Belakang Perekonomian Indonesia selalu menarik untuk diteliti dan diperbincangkan. Negara kepulauan terbesar di dunia ini memiliki tantangan tersendiri dalam mengatur kegiatan ekonominya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Nama Perusahaan : Kayla Florist. 2. Bidang Usaha : Papan Bunga. 3. Jenis Produk/ Jasa : Usaha Dagang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Profil Perusahaan Data Perusahaan Kayla Florist 1. Nama Perusahaan : Kayla Florist 2. Bidang Usaha : Papan Bunga 3. Jenis Produk/ Jasa : Usaha Dagang 4. Alamat Perusahaan : Jl.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di daerah Sumatera Utara terdapat beberapa suku, salah satunya adalah suku Batak,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di daerah Sumatera Utara terdapat beberapa suku, salah satunya adalah suku Batak, yang dalam kehidupan sosialnya, tidak terlepas dari suatu tradisi yang disebut dengan
Lebih terperinciSTRATEGI BISNIS USAHA BATIK MADURA (Studi Kasus pada Galeri TRESNA art di Bangkalan Madura) SKRIPSI
STRATEGI BISNIS USAHA BATIK MADURA (Studi Kasus pada Galeri TRESNA art di Bangkalan Madura) SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagai persyaratan memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Fakultas
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Tabel 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun (juta rupiah)
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jawa Timur merupakan salah satu provinsi yang memiliki pertumbuhan ekonomi cukup tinggi. Selain Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur menempati posisi tertinggi
Lebih terperinciPeningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan
Peningkatan Produktivitas Usaha Briket dan Tungku di Daerah Sleman Guna Mendukung Penyediaan Bahan Bakar Alternatif yang Ramah Lingkungan I. Pendahuluan Dewasa ini harga bahan bakar minyak dunia cenderung
Lebih terperinciIBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT
IBM PENGRAJIN SEPATU DAN SANDAL KULIT Uun Muhaji 1, Irma Tyasari 2 Universitas Kanjuruhan Malang 1,2 uun.muhaji@gmail.com 1, irmatyasari@gmail.com 2 Abstract The objective of this community service program
Lebih terperinciPeluang Bisnis Batik
KARYA ILMIAH Peluang Bisnis Batik Oleh M.Firdaus Pradana NIM : 11.12.5658 Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer STMIK AMIKOM Yogyakarta 2012 Daftar Isi Cover Daftar Isi... i Kata Pengantar...
Lebih terperinci