PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA"

Transkripsi

1 PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT PENGUKURAN KINERJA Rezeki Irmawati Mulia Dini Widyawati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT The purpose ofthis research is to find outthe performance ofhotelbisantabidakara which is done by usingbalanced Scorecardmethodthroughfourperspectives i.e.: financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, and growth and learning perspective.based on theresults of research, it can be concludedthat the performance assessment ofhotelbisantabidakarawiththe implementation ofbalanced Scorecard, thefinancialperspectiveshowsgood performance. Based onthe customer perspective, it shows good performance. Based on the internal businessprocesses perspective, itshowsperformance that can be stated well. And based on thegrowth and learning perspective, itshowsless good performance. Keywords: Balanced Scorecard, Performance Assessment, Financial Perspective ABSTRAK Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kinerja Hotel Bisanta Bidakara dengan menggunakan metode Balanced Scorecard melalui empat perspektif yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja pada Hotel Bisanta Bidakara dengan penerapan Balanced Scorecard, pada perspektif keuangannya menunjukkan kinerja yang cukup baik. Berdasarkan perspektif pelanggan menunjukkan kinerja yang cukup baik. Berdasarkan proses bisnis internal menunjukkan kinerja yang dapat dikatakan baik. Dan berdasarkan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran menunjukkan kinerja yang kurang baik Kata kunci: Balanced Scorecard, penilaian kinerja, perspektif keuangan PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini dan yang akan datang banyak perusahaan dituntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam bersaing pada kondisi apapun. Dalam kajian manajemen strategik, pengukuran hasil (performance) memegang peran sangat penting, karena ini strategi tidak saja berkaitan dengan penentuan keberhasilan akan tetapi menjadi ukuran apakah berhasil atau tidak. Artinya hasil akan dijadikan ukuran apakah strategi berjalan dengan baik atau tidak, apabila oraganisasi tidak dapat mencapai hasil maka diagnosa pertama menunjukkan bahwa strategi tidak berjalan dengan baik. Selain itu pengukuran kinerja juga memperlihatkan kontribusi para manajer terhadap perusahaan serta menjadi sumber informasi dalam mengevaluasi tindakan manajer. Sistem pengukuran kinerja yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah suatu sistem yang dapat mengukur kinerja dari seluruh komponen yang terdapat dalam perusahaan dan harus mampu mengidentifikasikan keadaan, kedudukan perusahaan sesuai dengan bidang usahanya. Sehingga, informasi yang dihasilkan oleh sistem pengukuran kinerja secara menyeluruh tersebut diharapkan dapat membantu pihak manajemen dalam menentukan langkah-langkah strategis dan dapat digunakan sebagai acuan untuk pengambilan keputusan dan mengevaluasi kinerja manajemen dan unit-unit yang terkait di lingkungan perusahaan.

2 Selama ini banyak perusahan yang lebih menitikberatkan pada sistem pengukuran kinerja secara tradisional karena pengukuran kinerja secara tradisional ini hanya mengukur kinerja secara sederhana yang berfokus pada segi finansial saja, hal ini menekankan pada orientasi jangka pendek dengan membandingkan antara pendapatan yang diterima dengan pengeluaran yang terjadi dan mempunyai tujuan untuk menilai profit bagi perusahaan, seperti ROI, EPS, EVA. Sedangkan pengukuran kinerja perusahaan yang mencakup aspekaspek non finansial yang mendukung kegiatan operasi internal perusahaan masih kurang diperhatikan sehingga sistem pengukuran kinerja tradisional memiliki kelemahan. Di dalam lingkungan bisnis yang kompetitif, produk dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan hanya akan dipilih oleh pelanggan jika memiliki keunggulan tertentu dibandingkan dengan pesaing (Mulyadi,2001:24). Oleh sebab itu muncul pemikiran baru yang dipelopori oleh Kaplan dan Norton (2000) yang memperkenalkan metode balanced scorecard. Metode ini mengukur kinerja perusahaan tidak hanya dari aspek-aspek keuangan saja tetapi juga mencakup aspek-aspek diluar keuangan dan memperkenalkan pendorong kinerja finansial masa depan. Aspek-aspek keuangan tidak bisa begitu saja disingkirkan, tetapi tidak dapat juga berdiri sendiri, metode balanced scorecard menekankan pentingnya keseimbangan antara dua aspek tersebut. Balanced scorecard memiliki keistimewaan dalam hal cakupan pengukurannya yang lebih komperhensif karena mencakup empat perspektif. Perspektif yang pertama adalah perspektif keuangan, tolok ukur yang digunakan tergantung pada posisi perusahaan dalam daur hidup (bisnis life cycle). Perspektif yang kedua ialah perspektif pelanggan, tolok ukur yang digunakan adalah apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Beberapa hal penting yang perlu diuji dalam perspektif pelanggan ini adalah proporsi segmen pasar yang dikuasai oleh perusahaan, tingkat perolehan pelanggan baru dan usaha-usaha perusahaan untuk mempertahankan pelanggan lama. Perspektif yang ketiga ialah perspektif proses bisnis internal. Dalam hal ini perusahaan perlu mengidentifikasi proses-proses penting untuk mencapai tujuan perusahaan yang masih berkaitan dengan perspektif keuangan dan pelanggan, dalam perspektif ini ada tiga hal yang menjadi perhatian yaitu motivasi, operasi dan layanan. Perspektif yang keempat yaitu perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Beberapa hal yang dilihat dari perspektif ini ialah kemampuan sumber daya manusia, kemampuan sistem informasi dan jangka waktu untuk memperoleh informasi tersebut. Empat perspektif balanced scorecard memberi keseimbangan antara tujuan jangka pendek dan jangka panjang antara hasil yang diinginkan dengan faktor pendorong tercapainya hasil tersebut, dan antara ukuran objektif yang keras dengan ukuran subyektif yang lebih lunak (Kaplan dan Norton, 2000:23). Balanced scorecard memberikan suatu frame work yaitu suatu bahan untuk mengkomunikasikan misi dan strategi, kemudian menginformasikan kepada seluruh pegawai tentang apa yang menjadi penentu sukses saat ini dan puas dimasa akan datang. Dengan ditemukannya konsep balanced scorecard sebagai kerangka kerja baru untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari visi, misi, dan strategi perusahaan. Balanced scorecard memberikan para eksekutif kerangka kerja yang komprehensif untuk menerjemahkan visi dan strategi perusahaan ke dalam seperangkat ukuran kinerja yang terpadu (Kaplan dan Norton, 2000:22). Berdasarkan latar belakang di atas untuk memberi gambaran yang lengkap mengenai penerapan metode balanced scorecard sebagai pengukuran kinerja, maka objek penelitian yang dipilih oleh penulis adalah Hotel Bisanta Bidakara. Dimana Hotel Bisanta Bidakara yang secara khusus bergerak dalam bisnis jasa penginapan.hotel Bisanta Bidakara sebagai jasa penginapan diharapkan dapat menunjukkan kemampuan dan kinerja yang baik. Untuk melakukan fungsi tersebut Hotel Bisanta Bidakara harus meningkatkan kinerjanya. 2

3 Penelitian ini bertujuan untuk mengalisis pengukuran kinerja Hotel Bisanta Bidakara yang diukur dengan balance scorecard. Penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya dalam hal jangka waktu pengambilan sampel yang dipilih yaitu dari tahun Pengamatan dengan mengambil sampel dari tahun yang dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lebih banyak dan hasil penelitian ini mempunyai daya komparabilitas yang lebih baik. TINJAUAN TEORETIS Pengertian Kinerja Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan manapun, karena kinerja merupakan gambaran dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi yang tertuang dalam strategi planning suatu organisasi. Menurut Mulyadi (2007:337) bahwa kinerja adalah keberhasilan potensial, tim, atau unit organisasi dalam mewujudkan sasaran strategik yang telah ditetapkan sebelumnya dengan perilaku yang diharapkan. Sedangkan menurut Bastian (2001:329) kinerja adalah gambaran mengenai tingkatan pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program. Kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, misi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis suatu organisasi. Dari teori diatas maka ditarik kesimpulan bahwa kinerja adalah hasil kerja dari sekelompok orang atau organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing dalam upaya mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja merupakan hal yang paling penting untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya, baik dalam tujuan jangka pendek maupun tujuan jangka panjang seperti yang ditetapkan dalam strategi yang dibuat. Menurut Bastian (2001:329) kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic planning) suatu organisasi.pengukuran kinerja bukanlah tujuan akhir melainkan merupakan alat agar dihasilkan manajemen yang lebih efisien dan terjadi peningkatan kinerja. Hasil dari pengukuran kinerja akan memberitahu kita apa yang telah terjadi, bukan mengapa hal itu terjadi atau apa yang harus dilakukan (Mahsun 2006:179).Jadi, pengukuran kinerja dapat disimpulkan sebagai suatu metode yang digunakan untuk mengevaluasi segala usaha dan hasil-hasil yang telah dilakukan terhadap berbagai aktivitas dalam perusahaan. Manfaat Pengukuran Kinerja Manfaat langsung pengukuran kinerja yaitu membantu manajemen dalam memonitor bisnis mereka, aspek apa yang ada dalam bisnis tersebut yang membutuhkan perhatian, merupakan alat komunikasi yang penting, juga sebagai dasar untuk sistem pemberian imbalan, dan memberikan informasi kepada manajemen tentang kinerja masa lalu. Menurut Mardiasmo (2002:122) secara umum, manfat pengukuran kinerja antara lain: (1) Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kerja manajemen. (2) Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. (3) Untuk memonitori dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan membandingkannya 3

4 dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja. (4) Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman (reward and punishment) secara obyektif atas pencapaian prestasi yang diukur sesuai dengan sistem pengukuran kinerja yang telah disepakati. (5) Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi. (6) Membantu mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. (7) Membantu memahami kegiatan instansi pemerintah. (8) Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakukan secara obyektif. Tujuan Pengukuran Kinerja Menurut Mardiasmo (2002:122) secara umum, tujuan pengukuran kinerja adalah: (1) Untuk mengkomunikasikan strategi secara lebih baik. (2) Untuk mengukur kinerja finansial dan non finansial secara berimbang dan dapat ditelusuri perkembangan pencapaian strategi. (3) Untuk mengakomodasikan pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawahan serta memotivasi untuk mencapai goal congruence. (4) Sebagai alat untuk mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional. Konsep Pengukuran Kinerja Tradisional Konsep tradisional merupakan konsep pengukuran kinerja yang sering sekali digunakan perusahaan karena mudah dalam melakukan penilaiannya. Menurut Mulyadi dan Setiawan (2001), ukuran keuangan tidak dapat menggambarkan kondisi riil prusahaan dimasa lalu dan tidak mampu menuntun sepenuhnya perusahaan kearah yang lebih baik, serta hanya berorientasi jangka pendek. Namun sistem pengukuran tradisional yang digunakan selama ini kurang menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mengukur dan mengelola semua kompetensi yang memicu keunggulan kompetitif organisasi bisnis (Giri, 1998). Hal ini menyebabkan manajer tidak mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh yang ditimbulkan akibat strategi yang telah diterapkan. Adanya beberapa kritik terhadap penggunaan penilaian kinerja tradisional menurut Kaplan dan Norton (1996:7), yaitu: (1) Adanya ketidakcukupan dalam pendokumentasian dari sitem pengukuran finansial tersebut. Kesulitan dalam menghitung nilai finansial untuk aktiva-aktiva seperti kapabilitas proses, keahlian dan motivasi, loyalitas customer dan sistem database akan membuat aktiva-aktiva ini tidak dicantumkan dalam neraca. (2) Memfokuskan pada ukuran masa lalu. Ukuran finansial hanya menjelaskan beberapa peristiwa masa lalu yang cocok untuk perusahaan abad industri dimana investasi dalam kapabilitas jang panjang dan hubungan dengan pelanggan bukanlah faktor penting dalam mencapai keberhasilan. (3) Ketidakmampuan merefleksikan nilai-nilai yang diciptakan dari tindakan kontemporer. Ukuran finansial oleh manajer senior seolah-olah mampu menjelaskan hasil operasi yang dilakukan oleh karyawan tingkat rendah dan menengah. Pengukuran kinerja keuangan akan mendorong manajer lebih banyak memperbaiki kinerja jangka pendek dan sering kali mengorbankan tujuan jangka panjang. Kinerja keuangan yang baik saat ini boleh jadi mengorbankan kepentingan-kepentingan jangka panjang perusahaan. sebaliknya kinerja keuangan yang kurang baik saat ini bisa terjadi karena perusahaan melakukan investasi demi kepentingan jangka panjangnya. Banyaknya kelemahan dalam sistem pengukuran kinerja tradisional mendorong Kaplan dan Norton untuk mengembangkan suatu sistem pengukuran kinerja yang memperhatikan empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Pendekatan ini secara umum dikenal dengan konsep Balanced Scorecard. Balanced Scorecard 4

5 diterapkan berdasarkan visi dan misi yang telah dimiliki organisasi yang selanjutnya visi dan misi tersebut dituangkan dalam bentuk strategi untuk mencapai tujuan organisasi. Visi, Misi dan Strategi Mulyadi dan Setiawan (2001) mendefinisikan visi sebagai gambaran kondisi organisasi yang akan diwujudkan dimasa depan. Visi akan mengarahkan organisasi pada saat ini untuk berjalan kearah yang dicita-citakannya tersebut. Menurut Wibisono (2006:43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai dimasa depan. Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi dimasa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh Nawawi (2003:122),visi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan. Sedangkan pengertian misi adalah tujuan unik yang dimiliki organisasi yang membedakan dari organisasi lain yang sejenis. Selanjutnya misi organisasi akan mencerminkan cakupan organisasi kegiatan/operasi dari organisasi yang bersangkutan. Perbedaan antara visi dan misi adalah bahwa visi yang telah diterapkan dapat berganti bila entitas sudah dapat mencapainya, sedangkan misi lebih menekankan pada situasi masa kini, tetapi cenderung relatif tetap dan relevan disepanjang waktu. Strategi adalah cara yang dipilih oleh manajemen puncak untuk mewujudkan visi organisasi melalui misi. Strategi yang baik adalah adanya tindakan fungsional, bukan memberikan gambaran rinci tentang apa yang harus dilakukan pada setiap keadaan dan kontijensi. Balanced Scorecard Menurut Mulyadi (2001:1) Balanced Scorecard terdiri dari dua kata yaitu Kartu skor (Scorecard) dan berimbang (Balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor dapat digunakan untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel dimasa depan. Hasil perbandingan ini digunakan untuk mengevaluasi atas kinerja personel yang bersangkutan. Sedangkan kata berimbang atau balanced dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja personel diukur secara berimbang dari dua perspektif yaitu keuangan dan non keuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern. Menurut Kaplan dan Norton (2000:16) balanced scorecard adalah suatu kerangka baru untuk mengintegrasikan berbagai ukuran yang diturunkan dari strategi perusahaan. Selain ukuran kinerja finansial masa lalu, balanced scorecard juga memperkenalkan pendorong kinerja masa depan yang meliputi empat perspektif. Sedangkan menurut Tunggal (2003:2) balanced scorecard adalah sekelompok tolok ukur kinerja yang terintegrasi yang berasal dari strategi perusahaan dan mndukung strategi perusahaan diseluruh organisasi. Dengan Scorecard yang diseimbangkan diharapkan dapat mengintegrasikan energi kemampuan dan pengetahuan perusahaan yang spesifikasi agar perusahaan dapat mencapai tujuan strategik jangka panjang. Sedangkan dengan kata Balanced disini bertujuan untuk menekankan adanya penyeimbangan antara faktor-faktor sebagai berikut: (1) Keseimbangan antara pengukuran eksternal untuk pemegang saham dan pelanggan dengan pengukuran internal dari proses bisnis internal, inovasi dan proses belajar dan berkembang. (2) Keseimbangan antara pengukuran hasil dari usaha masa lalu dengan pengukuran yang mendorong kinerja masa datang. (3) Keseimbangan antara unsur obyektivitas, yaitu pengukuran berupa hasil kualitatif yang diperoleh secara mudah, dengan unsur 5

6 subyektivitas, yaitu pengukuran pemicu kinerja yang membutuhkan pertimbangan (Mulyadi, 2007:24). Balanced Scorecard melengkapi ukuran-ukuran kinerja keuangan masa lalu dengan ukuran-ukuran dari pemicu kinerja masa depan. Tujuan ukuran di dalamnya dijabarkan dari visi dan strategi organisasi. Tujuan pengukuran tersebut memandang kinerja perusahaan sebagai pengendalian manajemen dari empat perspektif yaitu, keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan proses pertumbuhan dan pembelajaran. Balanceed Scorecard memungkinkan para manajer mengukur apa yang mereka investasikan dalam pengembangan sumber daya manusia, sistem, prosedur organisasional demi perbaikan kinerja di masa depan serta mereka dapat menilai apa yang telah mereka bina dalam aset tak berwujud, seperti loyalitas pelanggan dan reputasi suatu organisasi. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa balanced scorecard adalah suatu sistem manjemen, pengukuran, dan pengendalian yang secara tepat dan komprehensif dapat memberikan pemahaman kepada manajer tentang kinerja bisnis dan dapat digunakan sebagai pedoman pengambilan keputusan. Keunggulan Balanced Scorecard Beberapa keunggulan dengan menggunakan pendekatan metode Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan strategik adalah mampu menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik (Mulyadi, 2001:18), sebagai berikut: Pertama, meningkatkan secara signifikan kualitas perencanaan, keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan strategik adalah kemampuan dalam menghasilkan rencana strategik yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) Komprehensif, sebelum konsep Balanced Scorecard ditemukan, perusahaan beranggapan bahwa perspektif keuangan adalah perspektif yang paling tepat untuk mengukur kinerja perusahaan. (1) Koheren, Balanced Scorecard mewajibkan personal untuk membangun hubungan sebab akibat diantara berbagai sasaran yang dihasilkan dalam perencanaan strategik. (2) Berimbang,keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan dalam empat perspektif meliputi jangka pendek dan panjang berfokus pada faktor internal dan eksternal. (3) Terukur, dasar pemikiran bahwa setiap perspektif dapat diukur adalah adanya keyakinan bahwa if we can measure it, we can manage it, if we can manage it, we can achieve it. Kedua, meningkatkan kualitas pengelolaan kinerja personel Pengelolaan kinerja personel ditujukan untuk meningkatkan akuntabilitas personel dalam memanfaatkan berbagai sumber daya guna mewujudkan visi perusahaan melalui misi piulihan. Tahapan terpadu yang harus dilalui adalah: (1) Perencanaan kinerja yang hendak dicapai perusahaan. (2) Penetapan peran dan kompetensi inti personel dalam mewujudkan kinerja perusahaan. (3) Perancangan sistem penghargaan berbasis kinerja. (4) Pengukuran dan penilaian kinerja personel. (5) Pendistribusian penghargaan berbasis hasil pengukuran dan penilaian kinerja personel. Perusahaan yang melakukan pengendalian manajemen dengan menggunakan Balanced Scorecard sebagai pengukuran kinerja perusahaan, memiliki keunggulankeunggulan antara lain (Kaplan dan Norton, 2000:128) sebagai berikut: (1) Balanced Scorecard menerangkan visi masa depan perusahaan keseluruh perusahaan sehingga menciptakan pemahaman yang sama. (2) Balanced Scorecard menciptakan suatu model strategi yang utuh yang mengijinkan seluruh karyawannya melihat bagaimana kontribusinya mereka terhadap keberhasilan perusahaan. (3) Balanced Scorecard berfokus pada upaya perubahan, jika ukuran dan tujuan yang tepat sudah diidentifikasi, kemungkinan pelaksanaan yang berhasil sangat besar, jika tidak investasi dan inisiatif akan sia-sia. 6

7 Sedangkan menurut Supriyono (2000:151) ada beberapa keunggulan Balanced Scorecard sebagai pengukuran kinerja, yaitu: (1) merupakan konsep yang komprehensif. Balanced Scorecard menekankan pada semua aspek baik kuantitatif maupun kualitatif. Aspek finansial dilengkapi dengan aspek customer, inovasi, dan pengembangan pasar yang merupakan fokus pengukuran integral. Keempat perspektif menyediakan keseimbangan antara pengukuran eksternal seperti laba dengan ukuran internal seperti pengembangan produk baru. Keseimbangan ini menunjukkan trade-off yang dilakukan oleh manajer terhadap ukuran-ukuran tersebut dan mendorong manajer untuk mencapai tujuan mereka dimasa depan tanpa membuat trade-off diantara kunci-kunci sukses tersebut. Melalui empat perspektif, Balanced Scorecard mampu memandang berbagai faktor lingkungan secara menyeluruh. (2) Merupakan konsep adaptif dan responsif terhadap lingkungan bisnis. (3) Memberikan fokus terhadap tujuan menyeluruh perusahaan. Aspek aspek yang Diukur Dalam Balanced Scorecard Pertama, perspektif keuangan, dalam perspektif keuangan, balanced scorecard ditetapkan untuk membantu tercapainya tujuan keuangan. Tujuan keuangan menjadi fokus tujuan dan ukuran disemua perspektif scorecard lainnya. Jadi, tujuan dari ukuran perspektif yang lain harus dihubungkan dengan tujuan keuangan perspektif yang terukur dalam ROCE (Return of Capital Employee) dan EVA (Economic Value Added). Balanced scorecard memakai tolak ukur kinerja keuangan seperti laba bersih dan ROI, karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam perusahaan untuk mengetahui laba. Tolak ukur keuangan saja tidak dapat menggambarkan penyebab yang menjadikan perubahan kekayaan yang diciptakan perusahaan atau organisasi (Mulyadi dan Setiawan,2001). Kedua, perspektif pelanggan, perspektif ini merupakan hal yang penting dan tidak dapat diabaikan mengingat semakin ketatnya persaingan mempertahankan pelanggan lama dan merebut pelanggan baru, karena pelanggan merupakan aset yang vital dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam perspektif pelanggan balanced scorecard melakukan identifikasi pelanggan dan segmen pasar yang akan dimasuki. Segmen pasar merupakan sumber yang akan menjadi komponen finansial perusahaan. perspektif pelanggan memungkinkan perusahaan menyelaraskan berbagai ukuran pelanggan dalam hal kepuasan, loyalitas, retensi, akuisisi, dan profitabilitas dengan pelanggan dan segmen pasar sasaran. Ada dua kelompok pengukuran dalam perspektif pelanggan, yaitu: pertama, kelompok pengukuran pelanggan utama dan yang kedua, proposisi nilai pelanggan. Ketiga, Perspektif proses bisnis internal, Pada perspektif proses bisnis internal, para manajer melakukan identifikasi berbagai proses yang sangat penting untuk mencapai tujuan pelanggan dan pemegang saham. Proses bisnis internal ini mencakup indikator antara lain: (1) proses inovasi, Proses inovasi adalah bagian terpenting dalam keseluruhan proses produksi. Di dalam proses inovasi itu sendiri terdiri atas dua komponen, yaitu: identifikasi keinginan pelanggan, dan melakukan proses perancangan produk yang sesuai dengan keinginan pelanggan. Bila hasil inovasi dari perusahaan tidak sesuai dengan keinginan pelanggan, maka produk tidak akan mendapat tanggapan positif dari pelanggan, sehingga tidak memberi tambahan pendapatan bagi perusahaan bahkan perusahaan harus mengeluarkan biaya investasi pada proses penelitian dan pengembangan. (2) proses operasi, Proses operasi adalah aktivitas yang dilakukan perusahaan, mulai dari saat penerimaan order dari pelanggan sampai produk dikirim ke pelanggan. Proses operasi menekankan kepada penyampaian produk kepada pelanggan secara efisien, dan tepat waktu. Proses ini berdasarkan fakta menjadi menjadi fokus utama dari sistem pengukuran kinerja sebagian besar organisasi. (3) pelayanan purna jual, Proses ini menggambarkan pelayanan kepada pelanggan dimana perusahaan berusaha untuk memenuhi harapan pelanggan seperti 7

8 pelayanan purna jual dan penyelesaian komplain atau masalah yang timbul pada pelanggan. Pada tahap ini perusahaan berusaha untuk memberikan manfaat tambahan (Value-Added) kepada pelanggan yang akan membeli produk dan jasa dalam berbagai bentuk pelayanan pada pasca transaksi pembelian. Tolok ukur yang digunakan adalah jangka waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pemeliharaan produk dan jasa, kualitas pelayanan dan biaya yang dibutuhkan dalam melakukan pelayanan. Proses layanan purna jual menentukan berbagai aspek layanan yang diberikan perusahaan setelah produk atau jasa yang dibeli sampai ketangan pelanggan. Keempat, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, Balanced scorecard mengembangkan tujuan dan ukuran yang mendorong pertumbuhan dan pembelajaran perusahaan. tujuan di dalam perspektif pertumbuhandan pembelajaran ini untuk menyediakan infrastruktur yang memungkinkan tujuan besar dalam tiga perspektif lainnya yang dicapai dan merupakan faktor pendorong dihasilkannya kinerja yang istimewa dalam tiga perspektif scorecard lainnya. Menurut Kaplan dan Norton (2000:110) ada tiga faktor yang harus diperhatikan: (1) kapabilitas pekerja, Bagi pelanggan, untuk meningkatkan proses dan kinerja harus berawal dari pekerja lini yang memiliki hubungan terdekat dengan pelanggan dan proses bisnis internal perusahaan. (2) Kapabilitas Sistem Informasi, Pekerja dibidang operasional memerlukan informasi yang cepat, tepat waktu dan akurat sebagai umpan balik. Umpan balik ini diperlukan untuk proses perbaikan dan mengeliminasi efek dan mengendalikan kelebihan banyak waktu, serta sistem produksi yang berguna. (3) Motivasi, Pemberdayaan dan Keselarasan, Pekerja yang terampil harus dilengkapi akses informasi yang luas agar tidak memberi kontribusi untuk keberhasilan perusahaan, apabila merek tidak termotivasi untuk bertindak selaras dengan tujuan perusahaan atau tidak memberikan kebebasan untuk mengambil keputusan dalam bertindak.oleh karena itu, diperlukan faktor ketiga tersebut untuk memfokuskan pada iklim kerja yang kondusif dalam mendukung motivasi bekerja dan inisiatif pekerja. 8 METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini digunakan jenis penelitian kualitatif dalam bentuk deskriptif yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran kinerja Hotel Bisanta Bidakara yang samapi saat ini pengukuran kinerjanya masih menggunakan pengukuran kinerja tradisional dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengumpulan data antara lain: (1) observasi, yaitu cara pengambilan data dengan melakukan suatu pengamatan secara langsung terhadap aktivitas Hotel Bisanta Bidakara yang berkaitan dengan obyek penelitian. (2) wawancara, Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka antara pengumpul data ( pencatat ) dengan responden. Wawancara dilakukan baik secara langsung maupun dengan menggunakan pedoman daftar pertanyaan sebagai instrumen penelitian dan peneliti melakukan wawancara langsung pada bagian financial accounting dan bagian HRD. (3) dokumentasi, yaitu kegiatan mencari data mengenai hal-hal yang berupa struktur organisasi di Hotel Bisanta Bidakara, biaya realisasi pendapatan serta biaya yang dikeluarkan Hotel Bisanta Bidakara. Satuan Kajian Satuan kajian ini mengungkapkan hal-hal yang akan dibahas dalam penelitian sehingga akan mengarahkan perhatian peneliti terhadap sesuatu yang akan diteliti serta cara pengukurannya dan juga membuat konsep-konsep peneliti dimana balanced scorecard

9 merupakan metode untuk mengukur kinerja yang mempunyai kaitan dengan visi misi dan strategi yang telah ditetapkan oleh organisasi. Penelitian kualitatif pada umumnya menjelaskan satuan kajian yang merupakan satuan terkecil objek penelitian yang diinginkan peneliti sebagai klasifikasi pengumpulan data. Dalam penelitian ini, objek penelitian yang digunakan meliputi: (1) pengukuran kinerja menurut Mardiasmo (2002:121) adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer dalam menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur baik secara finansial maupun non finansial. (2) aspek-aspek yang diukur dalam balanced scorecard, yaitu: Perspektif keuangan, perspektif keuangan merupakan ukuran yang sangat penting dalam merangkum kinerja dari tindakan ekonomis yang telah diambil. Perspektif keuangan dalam penelitian ini meliputi: (a) pertumbuhan pendapatan, dengan rumus: 9 (b) Return On Investment (ROI), dengan rumus: perspektif Pelanggan, Perspektif pelanggan merupakan ukuran yang dilihat dari jumlah pelanggan yang dimiliki dan tingkat kepuasan pelanggan. Pengukuran kinerja yang dinilai dari kepuasan pelanggan dengan menggunakan kuisioner dengan jumlah responden sebanyak 20 orang. Perspektif Proses Bisnis Internal, dalam perspektif ini komponen pengukuran yang digunakan yaitu inovasi, untuk mengetahui jumlah produk atau jasa baru yang ditawarkan perusahaan dibandingkan produk atau jasa yang sudah ada. perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memberikan penilaian yang merupakan pemacu untuk membangun kualitas pelayanan dan kualitas personel yang diperlukan untuk mewujudkan target keuangan, pelanggan dan proses internal. Pengukuran yang digunakan yaitu: (a) retensi karyawan, tingkat retensi karyawan digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan pekerja-pekerja terbaiknya untuk terus berada dalam organisasi. Dapat diukur dengan rumus: (b) Pendidikan dan pengembangan karyawan, digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam meningkatkan kompetensi dan ketrampilan karyawannya dengan melakukan pelatihan-pelatihan. Dapat diukur dengan rumus:

10 10 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hotel Bisanta Bidakara terletak di jalan Tegalsari 77-85, Surabaya. Lokasi tersebut dekat dengan pusat pemerintahan, area bisnis, pertokoan, perbelanjaan dan hiburan. Disamping itu mudah dijangkau dari berbagai arah, baik dengan kendaran umum maupun pribadi. Oleh karena itu, Hotel Bisanta Bidakara mampu menjangkau beberapa target konsumen. Selama ini Hotel Bisanta Bidakara mengukur kinerjanya dengan menggunakan pengukuran kinerja tradisional dan adapun hasil penelitian yang didapat adalah: (1) data karyawan, yang terdiri dari total karyawan, jumlah karyawan keluar dan jumlah karyawan yang mengikuti training dari tahun (2) data produk tahunan, yang terdiri dari produk yang sudah ada pada tahun dan produk baru yang ditawarkan pada tahun (3) struktur organisasi. (4) laporan laba-rugi dari tahun (5) neraca dari tahun Pembahasan Semakin ketat dunia perhotelan yang membuat manajer Hotel Bisanta Bidakara harus semakin baik dalam mengelola perusahaannya. Informasi yang baik dan akurat sangat dibutuhkan para manajer untuk membuat perencanaan yang baik dan memonitor pelaksanaan rencana yang dibuat sebagai tolok ukur keberhasilan Hotel Bisanta Bidakara. Dengan semakin ketatnya persaingan bisnis perhotelan, maka Hotel Bisanta Bidakara dapat mengukur kinerjanya dengan menggunakan metode pengukuran Balanced Scorecard sebagai dasar penetapan pengukuran kinerjanya. Dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard, maka perusahaan diharapkan mampu untuk menerjemahkan visi, misi dan strategi perusahaan ke dalam sasaran dan tolok ukur dari empat perspektif Balanced Scorecard. Hasil implementasi strategi berbasis Balanced Scorecard merupakan hasil pengukuran kinerja perusahaan yang ditinjau secara komprehensif, koheren, dan seimbang, baik keuangan maupun non keuangan berdasarkan empat perspektif yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pertumbuhan dan pembelajaran. Adapun hasil pengukuran kinerja berdasarkan Balanced Scorecard pada Hotel Bisanta Bidakara adalah: Pertama, perspektif keuangan, pendanaan merupakan faktor penting dalam operasionalisasi hotel berbintang. Perspektif keuangan adalah untuk meningkatkan pendapatan dimana pendapatan yang diperoleh tersebut akan dipergunakan untuk mendanai segala rencana kegiatan operasional hotel. Ukuran-ukuran kinrja yang digunakan dalam pengukuran pada perspektif ini seperti halnya sudah dijelaskan sebelumnya merupakan indikator-indikator yang dianggap relevan dan sesuai dengan visi, misi dan strategi serta tujuan Hotel Bisanta Bidakara. Adapun ukuran kinerja yang digunakan adalah: (a) pertumbuhan pendapatan, perhitungan ini dihitung dengan cara membandingkan peningkatan pendapatan usaha atas penjualan tahun ini dengan penjualan periode sebelumnya. Tabel 1 adalah perhitungan pertumbuhan pendapatan: Sumber: Data Hotel Bisanta Bidakara (Diolah) Tabel 1 Pertumbuhan Pendapatan Tahun Pendapatan Usaha Pertumbuhan Pendapatan 2011 Rp Rp % 2013 Rp %

11 11 Berdasarkan perhitungan pada tabel 1, dapat diketahui bahwa penjualan dari tahun ke tahun masih belum stabil. Pendapatan atas penjualan pada tahun 2011 sebesar Rp dan penjualan pada tahun 2012 mengalami penurunan sebesar 10% sehingga total penjualan menjadi sebesar Rp Hal ini mungkin dikarenakan adanya pengembangan dengan menambah 22 kamar, adanya beban penyusutan bangunan dan peralatan yang baru, kamar baru yang belum bisa terjual dikarenakan adanya kendala lift yang belum sempurna pemasangannya, ada beberapa kamar yang masih perlu dilakukan perbaikan, sampai dengan bulan Mei 2013 sehingga berpengaruh terhadap perolehan hasil usaha yang lebih rendah. Sedangkan pada tahun 2013, tingkat pendapatan atas penjualan mengalami peningkatan sebesar 17% dengan total penjualan sebesar Rp dengan adanya kenaikan persentase tingkat pertumbuhan pangsa pasartersebut, maka menunjukkan adanya peningkatan kinerja perusahaan. (b) Return On Investmen (ROI), merupakan salah satu pengukuran kinerja pada perspektif keuangan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan atau organisasi yang dimiliki. Tabel 2 adalah perhitungan Return On Investmen (ROI): Tabel 2 ROI Hotel Bisanta Bidakara Tahun Tahun Net Income Total Aktiva ROI % % % Sumber: Data Hotel Bisanta Bidakara (Diolah) Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa tingkat Return On Investmen (ROI) yang terjadi pada Hotel Bisanta Bidakara terbesar pada tahun 2011 sebesar 4% sedangkan pada tahun 2012 mngalami penurunan sebesar 2%, menjadi 2% dan tahun 2013 juga mengalami penurunan sebesar 1% menjadi 1%. Nilai persentase ROI yang semakin menurun tersebut menunjukkan bahwa kinerja perusahaan semakin menurun, yang berarti perusahaan belum mampu memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki secara efektif. Kedua, perspektif pelanggan, merupakan salah satu dari perspektif dalam Balanced Scorecard yang menjelaskan bagaimana cara-cara menciptakan suatu nilai bagi pelanggan sehingga nilai-nilai tersebut dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi pelanggan. Kepuasan pelanggan merupakan faktor utama dalam mempertahankan dan memperoleh pelanggan baru lagi bagi hotel. Dan untuk menilai tingkat kepuasan tamu Hotel Bisanta Bidakara diukur dengan menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada 20 pelanggan (tamu yang pernah menginap lebih dari tiga kali dan telah memiliki kartu member). Mengukur tingkat kepuasan dilakukan untuk mengetahui baik buruknya jasa pelayananan Hotel Bisanta Bidakara kepada setiap pelanggan yang menginap. Dalam setiap kuisioner ini terdapat 10 pertanyaan serta 4 kategori kepuasan pelanggan yaitu Puas, Cukup Puas, Tidak Puas, Sangat Tidak Puas. Dari hasil rekapitulasi yang nampak pada tabel 3, kepuasan pelanggan dalam kategori Cukup Puas merupakan kategori tertinggi dengan nilai sebanyak 51%, sedangkan kepuasan pelanggan dalam kategori puas sebanyak 42%, kategori Tidak Puas sebanyak 7% dan untuk kategori Sangat Tidak Puas sebanyak 0%.

12 12 Tabel 3 Rekapitulasi Kepuasan Pelanggan Hotel Bisanta Bidakara Sumber: Hasil Kuesioner (Diolah) Keterangan: P : Puas TP : Tidak Puas CP : Cukup Puas STP : Sangat Tidak Puas No Pertanyaan Seberapa besar kepuasan Anda terhadap keramahan karyawan hotel kepada Anda pada saat memberikan pelayanan? Puaskah Anda terhadap sikap ramah tamah para karyawan kepada Anda pada saat Anda memasuki hotel, ataupun ketika berpapasan dengan Anda? Seberapa besar tingkat kepuasan Anda terhadap kecepatan reaksi petugas hotel atas kebutuhan Anda? Seberapa besar kepuasan Anda terhadap room service (layanan kamar) hotel ini? Pilihan Jawaban 6 Puaskah Anda akan biaya yang Anda bayarkan dengan fasilitas yang disediakan oleh pihak hotel? Seberapa puaskah Anda mengenai informasi yang diberikan oleh petugas hotel? Seberapa puaskah Anda tentang kualitas jawaban yang diberikan oleh petugas dan karyawan hotel seputar pertanyaan Anda? Puaskah Anda terhadap penampilan fisik hotel secara keseluruhan 9 (gedung, desain bangunan, interior, eksterior, kebersihan) menurut pandangan Anda? 10 Seberapa besar tingkat kepuasan Anda terhadap performa pelayanan hotel secara keseluruhan selama Anda menginap? JUMLAH TOTAL PRESENTASE 42% 51% 7% 0% Ketiga, perspektif proses bisnis internal, dalam perspektif ini pengukuran yang digunakan yaitu inovasi, untuk mengetahui jumlah produk atau jasa baru yang ditawarkan dibandingkan dengan produk atau jasa yang sudah ada selama tiga tahun terakhir dan proses operasi. Adapun indikator kinerja meliputi: (a) Proses Inovasi, Program inovasi sangat penting bagi perusahaan dalam memperbaiki kinerjanya, Hotel Bisanta Bidakara melakukan inovasi-inovasi baru untuk lebih meningkatkan pelayanannya kepada pelanggan. Produk-produk inovasi yang disediakan Hotel Bisanta Bidakara merupakan usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan kepuasan pelanggan dengan menciptakan produk baru bagi pelanggan. Proses inovasi ini dilakukan dengan memperhatikan pada besarnya permintaan pasar dan kemampuan yang dimiliki oleh hotel. maka perhitungannya pada tabel 4: Tabel 4 Proses Inovasi Jenis Produk Produk yang sudah Produk yang baru ada ditawarkan Inovasi Makan dan Minuman ,1 % Kamar ,5% Sumber: Data Hotel Bisanta Bidakara (Diolah) 1 P 2 CP 3 TP 4 STP Seberapa besar kepuasan Anda atas fasilitas yang tersedia di dalam hotel?

13 Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa inovasi untuk jenis produk makanan dan minuman sebesar 6,1 % dari semula hanya 49 produk kemudian ada inovasi baru sebanyak 3 produk sehingga produk makanan dan minuman menjadi 52 macam produk. Dan untuk jenis produk kamar inovasinya sebesar 26,5% dari yang semula hanya 83 kamar karena adanya pengembangan dengan menambah 22 kamar sehingga kamar menjadi 105 kamar. (b) Proses Operasi, hotel Bisanta Bidakara telah menjalankan proses operasionalnya sesuai dengan standar dan prosedur yang telah ditetapkan. Perbaikan-perbaikan dan pengembangan hotel yang dilakukan dengan menambah 2 lantai dengan 22 kamar sebagai usaha untuk meningkatkan proses operasi hotel dan untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan, antara lain: besarnya jumlah permintaan, kemudahan dalam sistem pembayaran, pengecekkan kamar hotel, pelayanan penuh kepada pelanggan, perlengkapan kamar yang lengkap, keramahan kepada pelanggan hotel sehingga membuat suasana hotel menjadi nyaman. Keempat, Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran, pengukuran kinerja yang digunakan pada perspektif ini berfokus pada faktor sumber daya manusia yang ada dan merupakan hal utama dalam kualitas jasa pelayanan, beberapa faktor yang mempengaruhi diantaranya adalah: (a) Tingkat Retensi Karyawan, tingkat retensi karyawan dilakukan dengan harapan perusahaan mampu mempertahankan pekerja-pekerja terbaiknya untuk terus berada dalam organisasi. Perhitungannya pada tabel 5: 13 Tabel 5 Tingkat Retensi Karyawan Tahun Total Karyawan Karyawan yang Keluar Rasio Keluar Karyawan % % % Sumber: Data Hotel Bisanta Bidakara (Diolah) Berdasarkan tabel 5 menunjukkan adanya penurunan jumlah karyawan disetiap tahunnya. Kemudian tingkat retensi karyawan yang setiap tahunnya mengalami penurunan yang dapat dilihat dari presentase rasio keluarnya karyawan. Keluarnya karyawan disebabkan oleh beberapa alasan yaitu: sebagai bentuk upaya perusahaan untuk melakukan efisiensi biaya gaji untuk menekan biaya yang timbul pada perusahaan. (b) Pendidikan dan Pengembangan Karyawan, hotel melaksanakan pelatihan dengan harapan kapabilitas karyawan akan terus meningkat. Setelah dihasilkan karyawan yang mempunyai kapabilitas yang baik, maka hotel akan berusaha untuk mempertahankan keberadaan karyawan tersebut agar tidak keluar dari hotel. Perhitungannya nampak pada tabel 6: Tabel 6 Pendidikan dan Pengembangan Karyawan Tahun Total Karyawan Karyawan yang Mengikuti Training Rasio SDM yang mengikuti training % % % Sumber: Data Hotel Bisanta Bidakara (Diolah)

14 14 Berdasarkan tabel 6 dijelaskan, bahwa karyawan yang ikut pelatihan/training menunjukkan adanya kenaikan jumlah karyawan yang ikut dalam pelatihan tiap tahunnya, yang dapat dilihat dari presentase rasio SDM yang ikut pelatihan/training. Karena semakin banyaknya pelatihan-pelatihan yang telah diikuti oleh karyawan hotel, maka kualitas SDM yang dihasilkan oleh pihak Hotel Bisanta Bidakara akan semakin baik. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada bab-bab sebelumnya, penilaian kinerja dapat diukur dengan menggunakan empat perspektif Balanced Scorecard, maka dapat disimpulkan: Pertama, perspektif keuangan, dalam perspektif keuangan, rasio yang digunakan adalah pertumbuhan pendapatan dan return on investmen. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja perspektif keuangan Hotel Bisanta Bidakara dapat dikategorikan cukup baik, karena perspektif keuangan terlihat belum stabil dan mengalami peningkatan dan penurunan pendapatan. Kedua, perspektif pelanggan, dalam perspektif pelanggan, untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan dapat dinilai dengan melakukan survey mengenai tingkat kepuasan dengan membagikan kuisioner kepada 20 tamu yang dinyatakan pelanggan Hotel Bisanta Bidakara (tamu yang menginap lebih dari tiga kali dan telah memiliki kartu member). Dari hasil survey yang dilakukan menunjukkan bahwa pelanggan merasa cukup puas dengan kinerja perusahaan, hal ini mengindikasikan adanya kepuasan pelanggan yang merasa cukup terhadap pelayanan yang diberikan perusahaan kepada pelanggannya. Ketiga, perspektif proses bisnis internal, perspektif proses bisnis internal yang terdiri dari inovasi dan operasi menunjukan kapasitas perusahaan sebagai perusahaan yang baik atau dalam tahap pembenahan. Dari hasil analisa dan pembahasan, Hotel Bisanta Bidakara mulai memperluas jaringan operasionalnya dengan cara memperluas jaringan operasionalnya dengan menambah 22 kamar berdasarkan adanya peningkatan jumlah tamu, mengembangkan inovasi dari berbagai produk dan jasa layanan yang ditawarkan. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan kepuasan pelanggan dengan membuat inovasi-inovasi baru. Keempat, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang terdiri dari tingkat retensi karyawan dan pelatihan karyawan. Dari hasil penelitian ini menunjukkan tingkat retensi karyawan setiap tahunnya mengalami penurunan yang dapat dilihat dari presentase rasio keluarnya karyawan yang naik pada tiap tahunnya dan dari hasil penelitian ini juga menunjukkan tingkat pelatihan karyawan yang mengalami kenaikan jumlah karyawan yang mengikuti pelatihan dalam tiap tahunnya, hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang nantinya diharapkan akan berdampak baik demi tercapainya tujuan perusahaan. Saran Adapun saran dari penelitian ini adalah: Pertama, dalam menetapkan visi, misi dan tujuan perusahaan serta penerapan manajemen strategi berdasarkan metode Balanced Scorecard pada Hotel Bisanta Biakara, diharapkan dapat didukung oleh seluruh jajaran dalam struktur organisasi. Kedua, melakukan evaluasi dan pemantauan yang konsisten dan berkesinambungan, baik dalam jangka pendek seperti halnya pemantauan terhadap pelaksanaan program kerja,

15 maupun jangka panjang yang mengarah terhadap pengaruh perubahan lingkungan pada visi, misi dan startegi yang digunakan oleh Hotel Bisanta Bidakara. Ketiga, profesionalisme sumber daya manusia juga harus ditingkatkan dalam rangka menghadapi persaingan yang semakin ketat, seperti: pelatihan dan training bagi karyawan agar dapat meningkatkan pelayanan dan kemampuan karyawan. Keempat, untuk menilai kepuasan pelanggan harus dilakukan oleh internal perusahaan dengan cara survey lapangan atau dengan penyebaran kuisioner guna mengetahui seberapa besar kepuasan pelanggan dalam kaitannya dengan perusahaan. sehinggan dari hasil survey tersebut perusahaan dapat membenahi kinerjanya untuk kenyamanan pelanggan. 15 DAFTAR PUSTAKA Bastian, I Akuntansi Sektor Publik di Indonesia. Pusat Pengembangan Akuntansi FE UGM. Yogyakarta. Giri, E. F. Januari-April Balanced Scorecard : Suatu Sistem Pengukuran Kinerja Strategik. Kajian Bisnis, No 13, Kaplan dan Norton Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi.Penerjemah Peter R Yosi Pasla. Erlangga. Jakarta Menerapkan Strategi Menjadi Aksi Balanced Scorecard: Harvard Business School. Mahsun, M Akuntansi Sektor Publik. Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta. Mardiasmo Akuntansi Sektor Publik. Andi offsite.yogyakarta. Mulyadi Balanced Scorecard: Alat Manajemen Kontemporer Untuk Pelipatgandaan Kinerja Keuangan Perusahaan. Edisi Pertama.Salemba Empat. Jakarta Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Edisi Tiga. Salemba Empat. Jakarta. Mulyadi dan Setiawan, J Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen. Edisi Kedua. Salemba Empat. Jakarta. Nawawi, H Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Wibisono, D Manajemen Kinerja. Airlangga. Jakarta.

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut:

Adapun perspektif-perspektif yang ada di dalam BSC adalah sebagai berikut: Konsep Balanced Scorecard selanjutnya akan disingkat BSC. BSC adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Drs.Robert Kaplan (Harvard Business School) and David Norton pada awal

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG

PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG PENGUKURAN KINERJA PADA KOPERASI SEMOGA JAYA UNIT SIMPAN PINJAM DI TENGGARONG Ainun Jariah 1, Titin Ruliana 2, Suyatin 3 Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.Kalimantan

Lebih terperinci

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN

TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN TUGAS AKUNTANSI MANAJEMEN BALANCED SCORECARD Disusun OLEH Bobby Hari W (21213769) Muhamad Deny Amsah (25213712) Muhammad Rafsanjani (26213070) Roby Aditya Negara (28213044) Suci Rahmawati Ningrum (28213662)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengukuran Kinerja Pengukuran merupakan upaya mencari informasi mengenai hasil yang dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya penyimpangan akibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagian besar organisasi mengukur kinerjanya dengan menitik beratkan pada sisi keuangan (financial perspective). Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata-mata

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Kinerja Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kinerja Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masingmasing

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS

PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS PERTEMUAN KE-9 AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN STRATEGI & AKTIFITAS A. TUJUAN PEMBELAJARAN. Adapun tujuan pembelajaran dalam bab ini, antara lain : 9.1. Mahasiswa mengetahui tentang sistem pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Penilaian Kinerja Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan kegiatan manusia dalam mencapai tujuan organisasi. Mulyadi (1997:419) mengungkapkan penilaian kinerja sebagai penentu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi

BAB II LANDASAN TEORITIS. A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard. Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi 5 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian, Manfaat dan Tujuan Balanced Scorecard Pengertian Balanced Scorecard Balanced Scorecard adalah pendekatan terhadap strategi manajemen yang dikembangkan oleh Robert

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas serta pencapaian visi dan misi perusahaan tersebut. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tingkat persaingan perusahaan di abad ke-21 ini semakin ketat sejalan dengan diberlakukannya era perdagangan bebas. Hal ini tentu juga mempengaruhi persaingan di dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menghadapi perubahan perkembangan bisnis yang semakin kompetitif, suatu organisasi dituntut untuk melakukan suatu adaptasi yang cepat terhadap faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien sehingga visi perusahaan dapat tercapai. Sebagai konsekuensi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Meningkatnya kinerja perusahaan merupakan hal yang penting dalam meningkatkan persaingan. Ditambah lagi dengan adanya era pasar bebas, menuntut setiap perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan

BAB I PENDAHULUAN. produk dari dalam negeri ke pasar internasional akan terbuka secara kompetitif, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Dalam era globalisasi peluang pasar produk dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perencanaan Strategik (Strategic Planning) merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan. Perencanaan Strategik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu perusahaan dalam mengembangkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kunci keberhasilan bagi suatu perusahaan dalam mencapai tujuan perusahaan adalah dengan perencanaan strategik. Perencanaan strategik membantu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS 6 BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan manapun, karena kinerja merupakan gambaran dari kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kinerja adalah cara perseorangan atau kelompok dari suatu organisasi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Menurut Robbins dalam Rai (2008:40), kinerja merupakan hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang telah dilakukan dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Organisasi sektor Publik Awalnya, sektor publik ini muncul karena adanya kebutuhan masyarakat secara bersama terhadap barang atau layanan tertentu. Sektor

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD KINERJA Kinerja adalah hasil kerja yang secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan, perubahan dan ketidakpastian akan semakin mewarnai kehidupan lingkungan bisnis. Persaingan bisnis semakin tajam dan beragam. Pada dunia era informasi,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian koperasi Menurut Sumarni dan Soeprihanto (1995) koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan

Lebih terperinci

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD Indah Pratiwi, Herrizqi Shinta, Dessy Riyasari Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan pengukuran dari aspek keuangan, kurang memperhatikan. pengukuran tersebut dengan strategi badan usaha. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada umumnya pengukuran kinerja yang dilakukan oleh suatu badan usaha hanya berorientasi pada jangka pendek dan mengandung tingkat subyektivitas yang tinggi. Di samping

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi

BAB I PENDAHULUAN. cermat dan bijaksana dalam merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan iklim usaha, informasi dan teknologi yang semakin maju berdampak pada persaingan bisnis yang semakin ketat, sehingga para pelaku bisnis harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah ditetepkan untuk mencapai tujuan perusahaan. alat ukur keuangan (financial), dan non keuangan (non financial). 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. PENGERTIAN PENILAIAN KINERJA Kinerja merupakan kontribusi yang dapat diberikan oleh seseorang atau devisi untuk pencapaian tujuan perusahaan atau organisasi. Kinerja dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Semakin berkembangnya dunia usaha dan perdagangan bebas akan membuka berbagai kesempatan baru dan juga dorongan dunia usaha ke arah yang semakin keras dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Air merupakan sumber kehidupan bagi makhluk hidup di dunia ini termasuk manusia. Bagi manusia, air merupakan prioritas utama untuk menjalankan segala aktivitasnya.

Lebih terperinci

Farah Esa B

Farah Esa B ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI SISTEM PENILAIAN KINERJA (Studi Kasus pada RSUD dr. Soediran Mangun Soemarso Kab. Wonogiri) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan perusahaan lain. Persaingan yang bersifat global dan tajam BAB I PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan penanganan transaksi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Untuk menghadapi tantangan persaingan tersebut, perusahaan harus mempunyai daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor ekonomi yaitu bidang industri merupakan salah satu sektor pembangunan yang paling utama di Indonesia. Perkembangan jaman membuat tingkat persaingan semakin

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Di dalam sistem pengendalian manajemen pada suatu organisasi bisnis,

Lebih terperinci

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN

ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN ALTERNATIF PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENILAIAN KINERJA PEMBERI LAYANAN KESEHATAN (Studi Kasus pada Poliklinik dan Rumah Bersalin Rejosari Husada Delanggu Klaten) p SKRIPSI Disusun Sebagai Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari pengukuran kinerja merupakan ukuran apakah sebuah strategi yang

BAB I PENDAHULUAN. hasil dari pengukuran kinerja merupakan ukuran apakah sebuah strategi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diera otonomi daerah, rumah sakit sebagai institusi publik harus menempuh langkah yang strategis dalam berkompetisi. Berdasarkan kajian manajemen strategik,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengukuran Kinerja Pengertian kinerja menurut Hansen dan Mowen (2006:6), Tingkat konsitensi dan kebaikan fungsi-fungsi produk. Kinerja merupakan penentuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hanya memperhatikan prestasi dan sikap karyawan, tetapi juga BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Organisasi Menurut Stephen P. Robbins dalam buku Teori Organisasi, teori organisasi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembanding. Penelitian yang dilakukan oleh M. Toha Zainal tahun yang meneliti pada PT. Madura Prima Interna. 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Berkaitan dengan topik kajian yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan penelitian terdahulu sebagai pembanding.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard

BAB I PENDAHULUAN. berdampak negatif bagi perusahaan. memilih pengukuran kinerja dengan pendekatan Balanced Scorecard BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang PT Kereta Api Indonesia (KAI) merupakan perusahan yang bergerak di bidang pelayanan jasa angkutan darat khususnya di bidang pelayanan jasa penumpang. Fenomena mengenai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi ini, keberhasilan dan kegagalan suatu perusahan tidak dapat diukur BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja perusahaan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana perkembangan perusahaan tersebut telah tercapai. Pengetahuan mengenai kondisi yang terjadi

Lebih terperinci

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS

Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS Majalah Ilmiah Unikom, Vol.6, hlm. 51-59 BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA Bidang Teknik BALANCED SCORECARD SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA DAN ALAT PENGENDALI SISTEM MANAJEMEN STRATEGIS ISNIAR BUDIARTI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sejauh mana pencapaian perusahaan. Selama ini yang umum dipergunakan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin ketatnya persaingan bisnis terutama dengan pekembangan teknologi yang terus update, permintaan konsumen yang semakin beragam mengikuti perkembangan

Lebih terperinci

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X

Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Analisis Balanced Scorecard Pada Bank X Andris Setiawan andrissetiawan507@gmail.com Abstract Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif pada Bank X dengan judul Analisis Balanced Scorecard pada Bank

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Singkat Balanced Scorecard Konsep Balanced Scorecard berkembang sejalan dengan perkembangan implementasinya. Balanced Scorecard terdiri atas dua kata: (1) kartu skor

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pengukuran Kinerja Terdapat suatu ungkapan dalam manajemen modern, yaitu : Mengukur adalah untuk mengerti (memahami), Memahami adalah untuk memperoleh pengetahuan, Memperoleh

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang

LANDASAN TEORI. Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Enterprise Resource Planning Enterprise Resource Planning (ERP) adalah sebuah aplikasi bisnis yang didisain untuk dapat menyediakan lingkungan yang terintegrasi dan sistematis

Lebih terperinci

Jurnal Sains & Teknologi

Jurnal Sains & Teknologi JUS TEKNO Jurnal Sains & Teknologi ISSN 2580-2801 BALANCE SCORE CARD (BSC), SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA Wastam Wahyu Hidayat Abstrak Tujuan penulisan ini untuk mengetahui bagaimana mengukur kinerja organisasi/pusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk organisasi sangat diperlukan agar suatu organisasi mampu bersaing dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Untuk menghadapi persaingan bisnis yang sangat kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh suatu organisasi. Kinerja dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat memberikan gambaran yang riil mengenai keadaan perusahaan. Oleh karena BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja telah menjadi topik yang menarik di banyak Negara maju. Perusahaan-perusahaan nasional maupun internasional berusaha menjadi yang terdepan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan zaman mengakibatkan perubahan lingkungan bisnis yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dalam industri yang semakin ketat. Jika dulu produsen yang memegang

Lebih terperinci

Prepared by Yuli Kurniawati

Prepared by Yuli Kurniawati BALANCE SCORECARD Prepared by Yuli Kurniawati SEJARAH BALANCE SCORECARD Pertama kali disampaikan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton di Harvard Business Review tahun 1992 dalam artikel berjudul Balanced

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kompleksitas dunia bisnis yang ada sekarang baik dalam produk/jasa yang dihasilkan, proses dalam menghasilkan produk/jasa tersebut, sistem jual-beli yang ada

Lebih terperinci

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD

MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD MANAJEMEN STRATEGIS BERBASIS BALANCED SCORECARD LANGKAH AWAL MENYUSUN BALANCE SCORECARD FOKUS PENGUKURAN BSC Fokus pengukuran BSC untuk melaksanakan proses manajemen sbb: Mengklarifikasi dan menerjemahkan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG

IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Jurnal Akuntansi Indonesia, Vol. 3 No. 2 Juli 2014, Hal. 161-167 JURNAL AKUNTANSI INDONESIA IMPLEMENTASI BALANCE SCORECARD PADA PERUSAHAAN JASA PERHOTELAN : STUDI KASUS PADA PT. HOTEL X DI SEMARANG Abstract

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENCAPAIAN VISI MISI PT SMART MULIA ABADI SIDOARJO

IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENCAPAIAN VISI MISI PT SMART MULIA ABADI SIDOARJO IMPLEMENTASI BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENCAPAIAN VISI MISI PT SMART MULIA ABADI SIDOARJO Feny Oktaviani feny_oktaviani28@ymail.com Farida Idayati Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja. Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2. 1 Tinjauan Teoretis 2.1. 1 Definisi Kinerja dan Pengukuran Kinerja Menurut Mahsun (2006:25) kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu

Lebih terperinci

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM

ABSTRAKSI. Kata kunci: sektor publik, kinerja, balance scorecard, PDAM NASKAH PUBLIKASI ANALISIS KINERJA DENGAN PENDEKATAN BALANCE SCORECARD (Studi Kasus PDAM TirtaDharmaKabupaten Klaten ) Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja. dihasilkan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam periode tertentu BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Kinerja dan Pengukuran Kinerja Kinerja merupakan gambaran mengenai tingkat pencapaian dari pelaksanaan suatu program/kegiatan/kebijakan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini dunia bisnis banyak mengalami perkembangan sehingga tercipta kondisi persaingan yang semakin kompetitif. Keadaan ini menuntut perusahaan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan. Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif ini, tantangan yang dihadapi oleh organisasi baik

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam

PENDAHULUAN. Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah. pelanggan maupun mitra usaha. Sistem komunikasi dan kemudahan dalam PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini perusahaan-perusahaan dalam menjalankan usahanya haruslah semakin kompetitif. Tuntutan menjadi kompetitif ini telah mendorong terjadinya perubahan demi perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. pengukuran kinerja yang hanya berdasar pada tolak ukur keuangan sudah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini masih banyak perusahaan yang mengukur kinerjanya hanya berdasarkan pada tolak ukur keuangannya saja. Padahal dalam menghadapi lingkungan bisnis yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persaingan bisnis yang semakin kompetitif merupakan tantangan yang harus dihadapi oleh semua perusahaan di era globalisasi saat ini. Kunci untuk memenangkan persaingan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di era globalisasi ini, untuk menghadapi persaingan bisnis yang kompetitif, kinerja merupakan faktor penting yang harus selalu diperhatikan oleh suatu organisasi. Kinerja

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 76 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis manfaat implementasi balanced scorecard terhadap pelaksanaan proses manajemen strategik, maka

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosanpemborosan

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan untuk mencapai tujuan strategis, mengeliminasi pemborosanpemborosan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja menjadi sebuah kata yang umum didalam menilai baik atau tidak baik suatu instansi baik swasta maupun pemerintah, tentu saja didalam menilai sebuah kinerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Melihat perkembangan yang saat ini terjadi dimana era globalisasi telah menyebabkan iklim kompetisi antar perusahaan semakin tajam dan ketat, juga ditambah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis yang ada berubah dari persaingan teknologi atau industrial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Perbankan Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghipun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana terbsebut kepada

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Visi dan Misi Menurut Wibisono (2006, p. 43), visi merupakan rangkaian kalimat yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di

Lebih terperinci

PENERAPAN BALANCED SCORECARD

PENERAPAN BALANCED SCORECARD PENERAPAN BALANCED SCORECARD SEBAGAI PENGUKUR KINERJA MANAJEMEN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH INDRAMAYU ( The Application of Balanced Scorecard as Performance Measurement at District Hospital of Indramayu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan penerapan Balance Scorecard terhadap pengukuran kinerja perusahaan telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Penelitian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk melakukan evaluasi dalam menilai kinerja perusahaan. Seringkali penilaian BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penilaian Kinerja Melihat aktifitas perusahaan dalam melaksanakan kegiatan operasinya sehari - hari maka akan menghasilkan penilaian yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD

BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD BAB III KONSEP PERANCANGAN SISTEM EVALUASI KINERJA DENGAN MODEL BALANCED SCORECARD 3.1 Sejarah dan Definisi Balanced scorecard 3.1.1. Sejarah Balanced scorecard Balanced scorecard pertama kali dipublikasikan

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak

BAB I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi sekarang ini tampak demikian pesat. Banyak hal yang bisa dilakukan oleh perusahaan dengan menggunakan teknologi yang ada. Adanya

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card Performa (2008) Vol. 7, No.2: 31-36 Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card Murman Budijanto, Dwi Lia Indriani Laboratorium Sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya perekonomian, keikutsertaan berbagai komponen masyarakat di bidang ekonomi sangat dibutuhkan. Setiap orang dituntut untuk dapat memperbaiki

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari

BAB 1 PENDAHULUAN. menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Dalam beberapa dasarwasa ini telah terjadi perubahan yang cepat dan terus menerus dalam dunia usaha. Perubahan ini terjadi karena adanya pergeseran dari era

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Srimindarti, memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mampu menghasilkan produk yang bermutu, dan cost effective (Srimindarti, memberikan kepuasan terus menerus kepada pelanggan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber daya manusia, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas

BAB I PENDAHULUAN. unggul secara berkelanjutan, tak terkecuali organisasi sektor publik yang bertugas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di masa kini dan di masa depan, organisasi pasti mengalami lingkungan bisnis yang sangat komplek. Organisasi dituntut untuk saling berkompetisi, tidak hanya mempertahankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah

BAB I PENDAHULUAN. rupa sehingga agar dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Air adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air bersih merupakan salah satu kebutuhan yang sangat mendasar bagi semua manusia karena setiap aktivitas manusia pasti memerlukan air bersih. Tersedianya air

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Rebublik Indonesia (Kepmenkes RI) No. 1332/Menkes/SK/X/2002 mengenai Ketentuan dan Tata cara Pemberian Izin Apotek, yang dimaksud dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti 17 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan baik jasa, dagang maupun industri selalu berusaha mengikuti perkembangan dunia usaha saat ini agar tetap hidup dan berkembang. Semakin tingginya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam mengelola sumber daya yang dimilikinya. Untuk berhasil dan tumbuh dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lingkungan bisnis perbankan syariah kini dirasakan semakin kompetitif, untuk itu perusahaan perbankan syariah diharuskan untuk semakin efektif dan efisien dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Pengukuran kinerja sangat berguna untuk membandingkan kinerja organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian dan dunia usaha akhir ini yang disertai dengan tajamnya persaingan di dalam menghasilkan produksi, badan usaha pasti menginginkan hasil produksinya

Lebih terperinci

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15

DAFTAR TABEL. Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 DAFTAR TABEL Tabel1.1: Konsep manajemen terpopuler...3 Tabel 2.1 : Faktor pendorong pencapaian tujuan keuangan...15 Tabel 2.2 : Perbedaan sistem manajemen strategik dalam manajemen tradisional dengan sistem

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini pengukuran kinerja menjadi suatu komponen penting bagi pihak manajemen dalam menilai performa perusahaannya. Hal ini dilakukan oleh pihak manajemen agar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat ini persaingan perdagangan di Indonesia semakin pesat. Baik perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Dengan adanya persaingan tersebut, maka perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek

BAB I PENDAHULUAN. Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Permasalahan Selama ini pengukuran kinerja semata-mata hanya berfokus pada aspek keuangannya saja. Masalah tentang kelemahan sistem pengukuran kinerja perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam menerapkan tujuan organisasi adalah dambaan bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dalam menerapkan tujuan organisasi adalah dambaan bagi setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Keberhasilan dalam menerapkan tujuan organisasi adalah dambaan bagi setiap manajer baik itu dari level yang tinggi atau level yang lebih rendah. Dalam hal

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Hasil dari penelitian tentang Rancangan Balanced Scorecard sebagai alat

BAB V PENUTUP. Hasil dari penelitian tentang Rancangan Balanced Scorecard sebagai alat BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Hasil dari penelitian tentang Rancangan Balanced Scorecard sebagai alat ukur kinerja yang komprehensif pada DBL Academy dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Rancangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan yang telah dilaksanakan oleh masing-masing pusat. personel yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi organisasi bisnis. Pada suatu organisasi bisnis, pengukuran kinerja merupakan usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia bisnis yang semakin kompetitif menyebabkan perubahan besar dalam hal persaingan, produksi, pemasaran, pengelolaan sumber dayamanusia, dan penanganan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan suatu usaha memetakan strategi ke dalam tindakan untuk pencapaian suatu target tertentu. Sehingga pengukuran kinerja merupakan salah satu

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur

I. PENDAHULUAN. PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Kabelindo Murni, Tbk merupakan salah satu perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang ketenagalistrikan. Kegiatan utamanya adalah memproduksi kabel listrik dan

Lebih terperinci

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value.

Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang. keuangan yang strategis yang meningkatkan shareholder value. Balanced Scorecard adalah salah satu system pengukuran keberhasilan manajemen yang meyakini bahwa jika perusahaan memiliki orang-orang dengan kemampuan yang tepat dan sikap yang baik akan dapat melaksanakan

Lebih terperinci

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI

AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN BERDASARKAN AKTIVITAS DAN STRATEGI 1 Sistem akuntansi memainkan peranan penting dalam mengukur kegiatan dan hasil kerja dari kegiatan tersebut, juga dalam menentukan reward

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagaimana diketahui tujuan perusahaan pada umumnya adalah mendapatkan laba. Semua itu tidak lepas dari kemampuan perusahaan dalam mengelola sumber daya yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITAN 2.1 Konsep Dasar Audit Manajemen Menurut Bayangkara (2008:2), audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisien dan efektivitas operasi perusahaan.

Lebih terperinci