BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum jenjang pendidikan sekolah dasar. Pendidikan usia dini merupakan suatu

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelum jenjang pendidikan sekolah dasar. Pendidikan usia dini merupakan suatu"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Prasekolah Pengertian Anak Prasekolah Menurut pasal 28 UU Sisdiknas No 20/2003 ayat 1, rentangan anak usia dini adalah 0-6 tahun. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan sekolah dasar. Pendidikan usia dini merupakan suatu upaya pembinaan, yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai usia 6 tahun.pembinaan ini dilakukan melalui pembeian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal, nonformal, dan informal. Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai pribadi berbagai macam potensi. Agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal sebaiknya dirangsang dan dikembangkan, apabila perkembangan potensi anak tidak maksimal, tertunda atau terhambat akan mengakibatkan masalah (Supartini, 2004) Ciri-Ciri Anak Prasekolah Anak usia prasekolah memiliki ciri-ciri yang meliputi fisik, motorik, intelektual dan sosial. Ciri fisik anak prasekolah yaitu anak prasekolah memiliki otot yang lebih kuat, pertumbuhan tulang menjadi besar dan keras. Sebagai bagian dari permainan mereka, anak prasekolah bisa menggunakan gerak dasar seperti berlari, berjalan, memanjat, dan melompat (Hurlock, 1997). 7

2 8 Menurut Rumini dan Sundari (2004) ciri dari kemandirian anak prasekolah yaitu anak melakukan aktivitas sehari-seharinya sendiri seperti makan, minum, memakai pakaian dan sepatu, merawat diri sendiri, menyisir rambut sendiri, sikat gigi dan anak bisa menggunakan toilet sacara mandiri. Selain itu, anak prasekolah tidak mau ditunggu oleh orang tua atau pengasuhnya pada saat melakukan kegiatan yang ia sukai disekolah seperti mewarnai, meluakis dan menari Tumbuh Kembang Anak Prasekolah Dalam proses perkembangan usia prasekolah merupakan periode emas (golden age). Perkembangan aspek kognitif, fisik, motorik, dan psikososial seorang anak berkembang secara pesat dari 50% menjadi 80% pada usia ini (Kemendiknas, 2010). Menurut Syudih (2005), jika pada fase tertentu seseorang individu gagal menyelesaikan tugas perkembangannya, maka dalam pencapaian tugas perkembangan pada masa berikutnya individu tersebut akan mengalami kegagalan. Perkembangan motorik merupakan salah satu aspek penting pada anak usia 4-6 tahun karena perkembangan motorik merupakan awal kecerdasan dan emosi sosial (Suntrock, 2007 ). 2.2 Motorik Halus Pengertian motorik halus Motorik halus adalah gerakan yang melibatkan gerakan gerakan yang lebih halus dilakukan oleh otot otot kecil. Gerakan halus ini memerlukan koordinasi yang cermat. Semakin baik gerakan motorik halus sehingga membuat anak semakin berkeasi, seperti menggunting kertas dengan hasil guntingan yang lurus, menggambar gambar sederhana dan mewarnai, menggunakan klip untuk

3 9 menyatukan dua lembar kertas, menjahit, menganyam, menajamkan pensil dengan rautan pensil. Namun, tidak semua anak memiliki kemampuan untuk menguasai kemampuan ini pada tahap yang sama (Suyanto, 2011) Fungsi Perkembangan Motorik Halus Secara konsisten perkembangan motorik halus berhubungan positif khususnyadengan kemampuan kognitif, dan dijadikan alat prediksi untuk mengukur prestasi belajar yang rendah. Dalam keterampilan motorik halus, ada tiga hal yang paling penting yaitu kemampuan dasar anak dapat dibentuk oleh motorik halus, dalam memenuhi semua keperluan mata pelajaran keterampilan motorik halus dan membaca memiliki korelasi yang jelas, dampak emosional pada perkembangan seorang anak juga dimiliki oleh motorik halus (Ziegler, dkk. 2008) Tahap Perkembangan Motorik Halus Syudih (2005) seiring dengan perkembangan fisik yang beranjak matang, perkembangan motorik halus anak sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakan sudah selaras dengan kebutuhan atau minatnya. Pada usia 5-6 tahun ideal untuk belajar keterampilan motorik halus seperti menulis, menggambar, melukis. Adriana 2011, menyatakan bahwa perkembangan motorik halus anak berdasarkan usia : a. Usia 5 tahun Anak dapat melakukan kegiatan seperti mengikat tali sepatu, menggunakan pensil dengan baik, menggunting, membuat beberapa angka atau huruf.

4 10 b. Usia 6 tahun Anak dapat menulis, menggambar dan mewarnai, melipat maian kertas, memotong dengan gunting, merajut Faktor yang mempengaruhi Perkembangan Motorik Halus Faktor internal yaitu genetik, faktor IQ dan kelainan kromosom. Faktor eksternal yaitu riwayat kelahiran, pola asuh atau stimulasi, keadaan gizi dan faktor kesehatan(depkes, 2005). Stimulasi sangat dibutuhkan oleh anak saat proses tumbuh kembangnya, dengan diberiakan stimulasi perkembangan motorik halus anak akan berkembang secara optimal. Menrut Bobak 2005, kemampuan anak akan muncul bila sel sel otaknya dirangsang sejak dini. Stimulasi yang diberikan secara terus menerus mengakibatkan sel otak membangun sambungan antar sinaps. Semakin sering sinap sinap ini dirangsang secara berulang ulang, sambungannya akan semakin kuat sehingga kecerdasan dan intelektual anak akan meningkat. Stimulasi dengan brain gym dan aktivitas fungsional dan rekreasi dengan bermain plastisin merupakan latihan ringan yang bisa diberikan saat proses belajar di taman kanak kanak, maka dari itu brain gymdan aktivitas fungsional rekreasi dengan bermain plastisin termasuk dalam faktor eksternal. Menurut hasil survey Bavarian Pre-School Morbidity Survey (BPMS), ras dan genetik memiliki pengaruh penting dalam perkembangan keterampilan motorik halus yang menunjukkan anak laki-laki tiga kali lebih sering mengalami keterlambatan motorik halus dari pada anak perempuan (Caniato, 2011).

5 Penilaian Perkembangan Motorik Halus Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu dengan menggunakan Tes Kemampuan Motorik Halus. Tujuannya adalah untuk mengetahui keterampilan motorik halus sebelum dan setelah diberikan intervensi (Depdiknas,2004) Tes ini berupa form yang dibuat oleh Depdiknas dimana form penilaian ini sesuai dengan kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK untuk kemampuan motorik halus. Tiap item memiliki nilai 1 sampai dengan 5, adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Nilai 1 : belum dapat, hasilnya tidak sesuai dengan kriteria b. Nilai 2 : belum dapat, walaupun telah dibantu dan hasilnya tidak sesuai dengan kriteria c. Nilai 3 : dapat, tetapi hasilnya tidak sesuai kriteria d. Nilai 4 : dapat, hasilnya kurang sesuai dengan kriteria e. Nilai 5 : dapat, hasilnya sesuai dengan kriteria Pelaksanaan penelitian menggunakan skala nilai sebagai berikut: a. Sangat baik : skor b. Baik : skor c. Sedang : skor d. Kurang : skor 30-54

6 Brain Gym Pengertian Brain Gym Brain gym atau senam otakadalah suatu program pelatihan yang dikembangkan oleh Paul E. Dennison bersama dengan Gail E. Dennison sejak tahun Progam ini pada awalnya dirancang untuk mengatasi gangguan belajar pada anak yang mengalami gangguan atau kerusakan otak, sulit berkonsentrasi, hiperaktif, dan depresi, saat ini seiring dengan perkembangannya setiap orang dapat memanfaatkannya untuk berbagai macam kegunaan. Senam otak merupakan salah satu program dari Educational Kinesiology (Edu-K) yang merupakan bagian dari kinesiology yaitu suatu ilmu yang mempelajari tentang gerakan (kinesis) manusia. Gerakan-grakan senam otak yang dilakukan dalam Edu-K ini membuat segala macam pelajaran menjadi lebih mudah dan menarik,serta sangat bermanfaat bagi kemampuan akademik (Dennison, 2008). Freeman, Sherwood (2000) menyatakan bahwa senam otak adalah suatu program aktivitas fisik yang memiliki beberapa gerakan tertentu yang mampu menstimulasi otak agar seseorang dapat memberikan fokus perhatian pada apa yang dikerjakannya. Gerakan-gerakan ini juga dapat meningkatkan kemampuan belajar baik pada anak normal maupun anak dengan kebutuhan khusus. Disimpulkan bahwa Senam otak merupakan suatu latihan fisik yang berisikan gerakan-gerakan sederhana yang mampu merangsang seluruh bagian otak, dimana gerakan-gerakan tersebut dapat meningkatkan kemampuan belajar, memperbaiki konsentrasi, koordinasi, keterampilan motorik, mengendalikan kecemasan dan stres, serta mengatasi berbagai masalah dalam belajar.

7 Tujuan Brain Gym Kegiatan brain gym atau senam otak menurut Dennison (2009), dibuat untuk menstimulasi dimensi lateralis (untuk belahan otak kiri dan belahan otak kanan), meringankan dimensi pemfokusan (untuk bagian belakang dan depan otak), serta merelaksasi dimensi pemusatan (untuk otak besar dan sistem limbik). Tujuan brain gym juga dikemukakan oleh Kusumoputro, dkk (2006), mereka berpendapat bahwa senam otak atau latihan gerakan otak dapat eningkatkan kemampuan kognitif seseorang (kewaspadaan, pemusatan perhatian, daya ingat, dan fungsi eksekusi) Manfaat Brain Gym Braingym adalah usaha alternatif alami yng menyehatkan dan bermanfaat dalam meningkatkan kemampuan motorik. Senam otak ini juga akan memfasilitasi agar beban menjadi sama dan seimbang baik pada otak kiri maupun pada otak kanan (Dennison, 2009). Dennison (2009) juga mengemukakan bahwa senam otak itu sendiri memiliki berbagai macam manfaat, diantaranya yaitu : 1. Membantu siswa secara berkesinambungan menjadi lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti proses belajar. 2. Menjaga keseimbangan di semua area otak untuk membuat proses belajar lebih mudah. 3. Membuat kegiatan belajar lebih optimal. 4. Menjadikan siswa tidak mudah bosan dengan aktivitas belajarnya.

8 14 5. Menumbuhkan minat belajar. 6. Memungkinkan belajar dan bekerja tanpa stres. 7. Memerlukan waktu yang singakat untuk melakukannya. 8. Dapat dilakukan dalam berbagai situasi termasuk saat belajar maupun bekerja. 9. Tidak memerlukan ruangan khusus untuk melakukannya. 10. Salah satu cara termudah dan tepat dalam meningkatkan potensi dan kemampuan serta harga diri. 11. Sangat efektif dalam penanganan seseorang yang mengalami hambatan dalam stres dan belajar. 12. Mengaktifkan seluruh potensi dan kemampuan dari siswa dan menjadikannya lebih mandiri dalam hal belajar. Ayinosa (2009), berpendapat bahwa senam otak selain memiliki manfaat dalam kemampuan belajar, latihan fisik ini memiliki manfaat berupa: fikiran menjadi jernih, dan stres emosional menjadi berkurang; hubungan antar manusia dan suasana belajar atau bekerja lebih relaks dan senanng; dapat meningkatkan kemampuan berbahasan dan daya ingat; membuat seseorang menjadi lebih kreatif, bersemangat dan efisien; meningkatkan prestasi belajar dan bekerja Mekanisme Kerja Brain Gym Otak dibagi ke dalam tiga fungsi, yaitu dimensi lateralis (otak kiri-otak kanan), dimensi pemfokusan (otak depan-belakang) serta dimensi pemutusan (otak atas-bawah) yang mana ketiga dimensi ini memiliki tugas tertentu sehingga gerakan senam harus dilakukan bervariasi (Dennison, 2008), diantaranya:

9 15 1. Dimensi Lateralis Berdasarkan dimensi ini tubuh dibagi dalam sisi kiri dan sisi kanan. Sifat ini memungkinkan dominasi salah satu sisi misalnya menulis dengan tangan kiri atau tangan kanan, dan juga untuk integrasi kedua sisi tubuh (bilateral integration), yaitu untuk menyeberangi garis tengah tubuh untuk bekerja di bidang tengah. Bila keterampilan ini sudah dikuasai orang akan mampu memproses kode linear, simbolis tertulis (misalkan tulisan, dengan dua belahan otak dari ke dua jurusan : kiri ke kanan atau kanan ke kiri, yang merupakan kemampuan dasar kesuksesan akademik. Hal yang diakibatkan karena ketidakmampuan dalam menyeberangi garis tengah tersebut, yaitu ketidakmampuan belajar (lerning disabled) seperti kesulitan dalam menulis dan cenderung menulis terbalik (disgrafia), dan sulit membaca (disleksia). Gerakan-gerakan dalam senam otak yang termasuk dalam dimensi ini adalah 8 tidur, gajah, dan sebagainya. 2. Dimensi Pemfokusan Pemfokusan merupakan kemampuan untuk menyeberangi garis tengah partisipasi yang memisahkan bagian belakang (occipital) dan depan otak (frontal lobe), serta belakang dan tengah tubuh. Garis tengah partisipasi merupakan garis bayangan vertikal di tengah tubuh (dilihat dari bagian samping) tergantung partisipasi batin pada suatu kegiatan apakah seseorang berada di belakang atau di depan garis tersebut. Informasi diterima oleh otak bagian belakang (batang otak atau brainstem) yang merekam semua pengalaman, kemudian informasi tersebut diproses dan diteruskan ke otak

10 16 bagian depan untuk diekspresikan sesuai tuntutan dan keinginannya. Ketidakmampuan untuk ikut aktif dalam proses belajar dan ketidakmampuan secara mudah mengekspresikan diri sendiri dihasilkan dari ketidaklengkapan perkembangan refleks. Anak yang mengalami under fokused (kurang fokus) disebut kurang perhatian, kurang pengertian, terlambat bicara atau hiperaktif. Sementara, sebagian lain adalah anak yang overfocused (fokus berlebih) dan berusaha terlalu keras. Contoh gerakan untuk dimensi ini adalah burung hantu. 3. Dimensi Pemusatan Pemusatan merupakan bagian tengah dari sistem limbik yang berhubungan dengan informasi emosianal serta otak besar untuk berpikir abstrak dan memiliki kemampuan untuk menyeberangi garis pisah antara bagian atas dan bagian bawah tubuh serta mengaitkan fungsi dari bagian atas dan bawah otak. Kekuatan yang tidak beralasan dan ketidakmampuan untuk merasakan atau menyatakan emosi merupakan tanda bahwa seorang individu tidak mampu untuk mempertahankan dimensi pemusatan. Tombol bumi, tombol keseimbangan tombol angkasa, pasang telinga, titik positif, dan lain-lain, merupakan contoh gerakan untuk dimensi ini. Apabila seorang individu mampu mengkoordinasikan gerakan mata, tangan, dan tubuh mereka, maka latihan senam otak sudah mencapai tujuannya, dan integrasi menjadi pilihan otomatis. Senam otak sangat membantu sebagian orang dalam waktu yang singkat untuk mencapai perilaku tertentu. Secara teratur selama beberapa

11 17 minggu dan bulan kebanyakan siswa akan melakukan gerakan senam otakguna membantu memperkuat sesuatu yang baru dipelajari Gerakan Brain Gym Dennison (2008) mengemukakan bahwa senam otakterdiri dari tiga gerakan utama, yaitu gerakan menyeberangi garis tengah (the midline movements), gerakan meregangkan otot (lengthening activities), dan gerakan meningkatkan energi dan sikap penguatan (energy exercises and deepering attitudes). Gerakangerakan pada senam otak merupakan kumpulan gerakan sederhana dan menyenangkan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja, bisa dilakukan saat bekerja atau bermain. Pedoman gerakan senam otak menurut Dennison (2009) antara lain: Gerak senam otak diawali gerakan PACE: 1. Positif : Kait Rileks (hook-ups) 2. Aktif: Gerakan Silang (cross crawl) 3. Clear: Saklar Otak (brain buttons) 4. Energetis : Air (water) Bernapas dalam dan rileks selama 1 menit Dilakukan 10 kali pengulangan per sesinya. Diulang 1 kali persesi Ditahan 30 detik, bergantian per sesinya, diulang 3 kali persesi Minum air putih dalam jumlah yang cukup yaitu 0,3 liter dari berat badan anak.

12 18 Bagian kedua adalah gerakan untuk aktivasi dimensi lateralis yang terdiri dari gerakan sebagai berikut: 1. Delapan Tidur Dilakukan 10 kali setiap tangan dan (Lazy 8) dilanjutkan 10 kali dengan kedua tangan dalam satu sesi, istirahat 5 detik, dilakukan 10 x per sesi. 2. Coretan Ganda Dilakukan 10 x pengulangan dalam (Double doodle) satu sesi, istirahat 5 detik, diulang 10 x per sesi. 3. Gerakan silang Dilakukan 2 set dengan 15 kali pada posisi pengulangan per sesi. berdiri 4. Cross crawl sit Dilakukan 2 set dengan 15 kali up pengulangan per sesi. 5. The Elephant Dilakukan 2 set dengan 15 kali pengulangan per sesi. 6. Neck Rolls Dilakukan 1 set dengan 10 kali pengulangan per sesi. 7. Olengan Dilakukan 2 set dengan 15 kali pinggul pengulangan per sesi Bagian ketiga adalah gerakan untuk mengaktivasi dimensi pemfokusan otak. Aktivasi dimensi pemfokusan terdiri dari gerakan sebagai berikut. 1. Burung Hantu (The Owl) 2. Mengaktifkan Tangan (The Active Tarik napas ditahan selama 3 detik, kemudian bergantian per sesi, 10 x persesi Dilakukan selama 10 kali hitungan, kemudian dilakukan

13 19 Arm) 3. Lambaian Kaki (The Footflex) bergantian Diulang 10 kali 4. Luncuran Gravitasi Diulang 10 kali, kemudian bergantian Bagian keempat adalah gerakan untuk mengaktivasi dimensi pemusatan otak. Aktifasi dimensi pemfokusan terdiri dari gerakan sebagai berikut. 1. Tombol Bumi (Earth Buttons) 2. Tombol imbang (Balance Buttons) 3. Tombol Angkasa (Space Buttons) 4. Pasang Telinga (The Tinking Cap) 5. Titik Positif (Positive Point) Selama 30 detik, sambil bernafas rileks kemudian bergantian, diulang selama 10 kali Sambil nafas rileks selama 1 menit Sambil nafas rileks selama 1 menit 5 x persesi, diulang 3 kali persesi Selama 30 detik sampai dengan 3 menit Dalam penelitian ini gerakan-gerakan senam otak yang digunakan oleh peneliti, yaitu : 1. Gerakan silang (Cross crawl) 2. Gerakan 8 Tidur ( lazy 8 ) 3. Coretan Ganda (Double doodle) 4. Gerakan Mengaktifkan Tangan (The Active Arm)

14 20 5. Gerakan Sakelar Otak (Brain Buttons) 1. Dimensi Lateralis 1) Gerakan Silang (Cross Crawl) Menggerakan secara bergantian pasangan tangan dan kaki yang berlawanan, seperti pada gerak jalan di tempat. Gerak silang mengaktifkan hubungan kedua sisi otak dan merupakan gerakan pemanasan untuk semua keterampilan yang memerlukan penyeberangan garis tengah bagian lateral tubuh. Lakukan gerakan ini dengan bergerak ke depan, ke samping, ke belakang, atau jalan ditempat, untuk menyeberang garis tengah sebaiknya tangan menyentuh lutut yang berlawanan. Gerakan ini bisa dilakukan sambil duduk. Gerakan ini mempunyai manfaat untuk meningkatkan koordinasi bagian tubuh kiri dan kanan, memperbaiki pernapasan dan stamina, koordinasi dan kesadaran tentang ruang gerak serta memperbaiki pendengaran dan pengelihatan. Gerakan silang ini meningkatkan kemampuan akademik dalam hal mengeja, menulis, mendengarkan, membaca, dan memahami/ mengerti.

15 21 Gambar 2.1Gerakan Silang (Cross Crawl) (Dennison, 2006) 2) Gerakan 8 Tidur ( lazy 8 ) Gerakan dengan membuat angka delapan tidur di udara, tangan mengepal dan jari jempol ke atas, dimulai dengan menggekkan kepalan ke sebelah kiri atas dan membentuk angka delapan tidur. Diikuti dengan gerakan mata melihat ke ujung jari jempol. Buatlah angka 8 tidur 3 kali setiap tangan dan dilanjutkan 3 kali dengan kedua tangan. Manfaat gerakan ini mengaktifkan kedua belahan otak yang menunjang koordinasi tangan dan mata, dapat membedakan dan menghafal simbol symbol atau huruf dan lain sebagainya. Gambar 2.2Delapan Tidur (Lazy 8) (Dennison, 2006)

16 22 3) Coretan Ganda (Double doodle) Gerakan coretan ganda merupakan kegiatan menggambar di kedua sisi tubuh yang dilakukan pada bidang tengah untuk menunjang kemampuan agar mudah mengetahui arah dan orientasi yang berhubungan dengan tubuh.gambar pada coretan ganda bisa beragam bisa hanya berbentuk titik, aneka bentuk seperti lingkaran, segitiga, garis dan lain sebagainya disesuaikan dengan kemampuan anak. Gerakan ini bermanfaat untuk kesadaran tentang ruang, koordinasi mata dan tangan, mengerti dan memahami simbol, memperbaiki keterampilan gerakan, menulis, mengikuti petunjuk dan lain sebagainya. Gambar 2.3Coretan Ganda (Double Doodle) (Dennison, 2006) 2. Dimensi Pemfokusan 1) Gerakan Mengaktifkan Tangan (The Active Arm) Gerakan mengaktifkan tangan merupakan gerakan isometrik untuk menolong diri sendiri yang memperpanjang otot-otot dada atas dan bahu. Kontrol otot untuk gerakan-gerakan motorik halus berasal dari area ini. Gerakan ini membantu dalam kemampuan menulis, koordinasi mata dan tangan, mahir menggunakan peralatan seperti komputer.

17 23 Gambar 2.4Mengaktifkan Tangan (The Active Arm) (Dennison, 2006) 3. Dimensi Pemusatan 1) Gerakan Sakelar Otak (Brain Buttons) Sakelar otak (jaringan lunak di bawah tulang selangka di kiri dan kanan tulang dada), dipijat dengan satu tangan, sementara tangan yang lain memegang pusar. Gerakan ini mengoptimalkan pengiriman pesan dari otak kiri ke kanan atau sebaliknya, meningkatkan penerimaan oksigen, dan menstimulasi aliran darah agar lebih lancar mengalir ke otak. fungsi dari gerakan ini adalah untuk mengoptimalkan keterampilan motorik halus, memperbaiki sikap tubuh, meningkatkan energi, mengurangi stres visual dan relaksasi tengkuk serta bahu. Gambar 2.5Gerakan Saklar Otak (Brain Button)(Dennison, 2006)

18 Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan Brain Gym Senam otak sangat praktis karena dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja. Nuria (2009) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa gerakan senam otakyang efektif dilakukan selama menit sebanyak 3-4 kali dalam satu minggu. Prihastuti (2010) dalam penelitiannya juga menyebutkan bahwa senam otak dapat memperlihatkan efektivitasnya setelah dilakukan selama dua minggu. Menurut Tobing (2008) untuk mendapatkan hasil yang baik senam otak harus diulang sesering mungkin dalam waktu tertentu. Apabila melakukan senam otak untuk kemampuan tertentu, sering dapat langsung memperbaiki perilaku atau prestasi. Senam otakdalam waktu singkat sangat membantu untuk mencapai perilaku tertentu. Kebanyakan siswa/murid memilih untuk melaksanakan gerakan senam otak dan melakukannya secara tertaur selama beberapa minggu bahkan bulan untuk membantu memperkuat ingatan dalam mengingat sesuatu yang baru mereka pelajari. Mereka akan kembali menggunakan gerakan-gerakan senam otakyang mereka senangi secara rutin bila stress atau tantangan muncul di dalam hidup mereka (Dennison, 2009).Dalam penelitian ini waktu yang dibutuhkan dalam pemberian latihan senam otak terhadap peningkatan keterampilan motorik halus anak pra sekolah usia 5-6 tahun yaitu selama menit sebanyak 3 kali setiap satu minggu, dan latihan ini akan dilakukan selama 1bulan.

19 Hubungan Brain Gym terhadap Keterampilan Motorik Halus pada Anak Otak terus berkembang pada masa awal anak-anak, namun perkembangan otak pada masa awal anak-anak tidak sepesat pada masabayi. Rata-rata ukuran otak saat bayi mencapai usia dua tahun adalah 75% dari ukuran orang dewasa. Sedangkan ketika anak menginjak usia lima tahun otak anak mencapai 95% dari ukuran otak orang dewasa. (Hidayat, 2009;Wibowo,2005). Pertambahan myelination pada otak anak terjadi pada masa pertumbuhan tepatnya pada usia prasekolah. Pertambahan myelenation merupakan suatu proses dimana sel-sel saraf ditutup dan disekat dengan suatu lapisan sel-sel lemak. Dampak dari proses ini adalah meningkatnya kecepatan informasi yang berjalan melalui sistem saraf. Proses pertambahan myelenation ini begitu penting dalam pematangan sejumlah kemampuan anak, salah satunya perkembangan motorik. Terdapat dua klasifikasi perkembangan motorik yaitu motorik kasar dan motorik halus. Gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar merupakan keterampilan motorik kasar. Sedangkan gerakan anak yang menggunakan otototot kecil atau sebagian anggota tubuh tertentu merupakan perkembangan motorik halus. Kemampuan anak menulis, menggunting, dan menyusun balok merupakan contoh dari gerakan motorik halus. Dalam memaksimalkan perkembangan motorik setiap individu memiliki kecepatan yang berbeda-beda (Hidayat, 2009). Senam otak merupakan salah satu alternative sehat yang paling efektif untuk mempercepat perkembangan motorik halus. Menurut Paul Deninnson senam otak dapat meningkatkan koordinasi motorik halus. Selama usia prasekolahperkembangan otak dan sistem saraf anak berkelanjutan. Semakin

20 26 sempurna susunan saraf maka semakin sempurna pula proses pertumbuhan dan perkembangan. Gerakan gerakan senam otak merupakan suatu latihan sederhana untuk kebugaran fisik yang mengkhususkan pada upaya mempertahankan kebugaran otak. Menurut Markam (2005) dalam buku latihan vitalisasi otak, kegiatan struktural dan fungsional merupakan cara memelihara otak seorang individu secara neurologis. Pemeliharaan otak secara struktural dapat dilakukan dengan cara mengalirkan darah, oksigen dan energi yang cukup ke otak. Sedangkan, secara fungsional memelihara otak dapat dilakukan dengan senam otak, karena senam otak dilakukan dengan merangsang pusat-pusat otak melalui gerakan-gerakan yang sederhana.aliran darah dapat meningkat ke semua bagian otak ketika melakukan gerakan-gerakan senam otak, selain itu kedua belahan otak akan menjadi lebih baik dan lebih kuat (Rachmah, 2008). Otak merupakan organ yang dinamis, dimana tumbuh dan membentuk jaringan antar syaraf. Semakin sering otak diberi stimulasi maka semakin banyak dan kuat jalinan antar sel syarafnya, maka dari itu stimulasi sangatlah penting untuk pembentukan jaringan antar syaraf otak. Hampir 90% dari otak tersusun oleh sel glia, sel glia yang menghubungkan antar saraf di otak. Fungsi sel glia sangat penting, diantaranya adalah menyingkirkan sisa neuron yang sudah mati, melindungi otak dari bahan beracun, memberi gizi pada neuron dan menyelubungi neuron (Wade& Carol, 2008). Sel glia terdiri dari tiga jenis, diantaranya adalah sel astroglia(astrosit), oligodendroglia (oligodendrosit) dan sel mikroglia. Oligodendroglia(oligodendrosit) berfungsi sebagai pembungkus akson, membentuk selubung yang disebut membran mielin (Baehr &Frotscher, 2007).

21 27 Semakin panjang membran myelin akan menyebabkan perjalanan implus syaraf semakin cepat. Sehingga dapat mengoptimalkan perkembangan otak anak, salah satunya perkembangan motorik halus. Menurut William Greenough latihan fisik dalam lingkungan yang kondusif menyebabkan pembentukan koneksi sinaptik (antar sel saraf) dalam jumlah besar. Latihan fisik akan memperkuat areaarea otak seperti serebelum, korpus kolasum dan ganglia basalis. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang berfungsi mengatur perkembangan motorik halus pada semua orang (Rachmah, 2008;Guyton& Hall, 2007). 2.6 Aktifitas Fungsional dan Rekreasi Aktivitas Fungsional dan Rekreasi (AFR) adalah suatu pengalaman dimana seseorang aktif dan terlibat didalamnya. Keterlibatan dalam aktivitas akan membutuhkan koordinasi antara fisik, sistem emosional serta sistem kognitif seseorang. Apabila seseorang terlibat di dalam suatu aktivitas akan mengarah perhatiannya kepada aktivitas itu lebih daripada proses internal yang dibutuhkan umtuk mencapai keberhasilan aktivitas tersebut. Aktivitas dipengaruhi oleh peran seseorang dalam hidupnya serta mempunyai arti yang unik untuk setiap orang. Pelaksanaan aktivitas membutuhkan pengalaman dari praktek maupun proses belajar dalam peran, serta tugas yang spesifik dalam masa perkembangan serta penggunaan seluruh komponen pelaksanaannya.(samosir. 2015) Aktivitas yang termasuk di dalam modalitas AFR adalah aktivitas yang mengandung tujuan terapi, antara lain : 1. Perkembangan dan pemeliharaan kekuatan, ketahanan, toleransi kerja, ROM dan koordinasi.

22 28 2. Mempraktekkan gerakan volunter maupun refleks dalam tugas atau kegiatan terarah. 3. Mengandung gerakan gerakan untuk melatih bagian tubuh yang sakit atau tidak maksimal sesuai dengan fungsinya. 4. Untuk mengeksplorasi potensi yang bersifat vocasional dan melatih skill yang dibutuhkan dalam penyesuaian kerja. 5. Meningkatkan fungsi sensasi, persepsi dan kognisi. 6. Meningkatkan keterampilan sensasi sosialisasi serta pengembangan emosi. Aktivitas Fungsional dan Rekreasi memiliki keunikan dan kegunaan yang sangat luas. AFR mencakup semua aspek yaitu karya dan seni, olahraga dan rekreasi, pemeliharaan dri, pengelolaan rumah tangga, kegiatan kerja dan berain Mekanisme Kerja Aktivitas Fungsional dan Rekreasi (AFR) pada Kemampuan Motorik Halus Aktivitas bermain merupakan kegiatan yang spontan pada anak yang menghubungkannya dengan kegiatan orang dewasa dan lingkungan termasuk di dalamnya imajinasi, penampilan, anak dengan menggunakan seluruh perasaan,tangan atau seluruh badan, hal ini dikemukakan oleh carol.s & nita barbaour(dalam Yohana Rumanda, dkk 2011) Menurut Sujiono (2009) bermain adalah kebutuhan semua anak terlebih bagi anak-anak yang berada direntang usia 3-6 tahun. Bermain adalah kegiatan yang dilakukan anak dengan atau tanpa mempergunakan alat yang menghasilkan pengertian dan mengembangkan imajinasi anak spontan dan tanpa beban.

23 29 Perkembangan motorik halus anak usia dini usia 5-6 tahun menurut Sujiono (2007) adalah sebagai berikut: 1) mengikat tali sepatu; 2) memasukkan surat dalam amplop; 3) mengoles selai di atas roti; 4) membentuk berbagai objek dengan tanah liat; 5) mencuci dan mengeringkan muka tanpa membasahi baju; 6)memasukkan benang ke lubang jarum. Anak usia 3-6 tahun telah memiliki kemampuan koordinasi motorik yang baik, koordinasi motorik halus antara mata dan tangan dikembangkan melalui permainan seperti membentuk tanah liat/lilin/adonan, memalu, mencocok, menggambar, mewarnai, meronce dan menggunting, pengembangan keterampilan motorik halus akan berpengaruh pada kesiapan menulis, Sumantri (DepDikNas, 2008). Adang,Ismail (2006) menyatakan bahwa plastisin dapat melatih sekaligus mengembangkan kreativitas anak. Sebab, dengannya anak dapat melakukan aktivitas eksplorasi dalam membuat berbagai bentuk model secara bebas dan spontan. Bermain dengan plastisin, anak-anak dapat mengekspresikan kreativitas mereka dengan menemukan serta membuat gaya-gaya unik dari cara berekspresi masing-masing. Setiap hasil karya bermain dengan plastisin akan berbeda dari satu anak dan lainnya, sama halnya dengan perbedaan dalam penampilan maupun kepribadiannya masing-masing anak. Manfaat bermain menggunakan media plastisin anak dapat mengkoordinasikan jari-jari tangan, melenturkan otot-otot jari tangan, melatih keuletan dan kesabaran serta mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak.dengan bermain plastisin ini, anak belajar meremas, menggilik, menipiskan dan merampingkannya, ia

24 30 membangun konsep tentang benda, perubahannya dan sebab akibat yang ditimbulkannya. Ia melibatkan indra tubuhnya dalam dunianya, mengembangkan koordinasi tangan dan mata, menguatkan otot otot intrinsik tangan dan jari jari tangan, mengenali kekekalan benda, dan mengeksplorasi konsep ruang dan waktu. Aktivitas Fungsional dan Rekreasi dengan bermain Plastisin dilakukan 3 kali dalam 1 minggu dengan durasi waktu menit selama 1 bulan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai pribadi berbagai macam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai pribadi berbagai macam BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Prasekolah 2.1.1 Pengertian Anak Prasekolah Anak prasekolah adalah anak yang mempunyai pribadi berbagai macam potensi. Agar pribadi anak tersebut berkembang secara optimal

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan BAB IV METODE PENELITIAN 4. 1 Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dengan menggunakan rancangan penelitian two group pre and post test control group design (Pocock, 2008)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kemampuan Motorik Halus

BAB II KAJIAN PUSTAKA Pengertian Kemampuan Motorik Halus 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Motorik Halus 2.1.1 Pengertian Kemampuan Motorik Halus Menurut Susanto (2011) motorik halus adalah gerakan yang melibatkan gerakan-gerakan yang lebih halus dilakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (paud) merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitiberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas masa depan anak dapat dilihat dari perkembangan dan pertumbuhan anak yang optimal, sehingga sejak dini, deteksi, stimulasi dan intervensi berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap manusia akan melalui tahap perkembangan dari masa bayi hingga masa dewasa. Perkembangan yang dilalui tersebut merupakan suatu perubahan yang kontinu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan prasekolah pada dasarnya diselenggarakan dengan tujuan memberikan fasilitas tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan

BAB I PENDAHULUAN. lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa prasekolah adalah waktu untuk mempelajari apa yang dapat mereka lakukan sendiri dan bagaimana mereka dapat melakukannya. Perpindahan berperan penting

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun yang sedang berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan baik fisik maupun mental yang paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap anak akan melewati tahap tumbuh kembang secara fleksibel dan berkesinambungan. Salah satu tahap tumbuh kembang yang dilalui anak adalah masa prasekolah (4-5

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada

BAB V PEMBAHASAN. A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada BAB V PEMBAHASAN A. Hasil Belajar Pretest Pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol. Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai rerata pretest pada kelompok eksperimen sebesar 57,23 dan kelompok

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sel saraf (sumber Wikipedia Bahasa Indonesia) atau neuron dimana otak

BAB II LANDASAN TEORI. sel saraf (sumber Wikipedia Bahasa Indonesia) atau neuron dimana otak BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Otak 2.1.1. Pengertian otak Otak manusia adalah struktur yang sangat menakjubkan, jagat dari kemungkinan dan struktur yang tak terbatas (David, 2012). Struktur otak manusia memiliki

Lebih terperinci

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga

Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik identik denga Metode Pengembangan Fisik Drs. Rumpis Agus Sudarko, M.S. FIK-UNY Tinjauan Mata Kuliah Masa TK : perkembangan fisik dan kemampuan anak berlangsung sangat cepat. Perkembangan Motorik Perkembangan motorik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan perilaku dari tidak matang menjadi matang. Gerakan yang menggunakan yaitu otot-otot halus atau sebagian anggota 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini adalah anak usia nol sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bambang Sujiono, dalam metode pengembangan fisik (2005:10) Masa 5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa keemasan karena pada masa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

I. PENDAHULUAN. dalam memasuki jenjang pendidikan selanjutnya. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Program Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga umur 6 tahun dengan cara merangsang dan membantu pertumbuhan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Usia prasekolah dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada

BAB I PENDAHULUAN. Usia prasekolah dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia prasekolah dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada usia tersebut anak sedang mengalami perkembangan yang sangat besar baik secara fisik,maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada usia. Menurut Noor (2006) kemampuan membaca, menulis, dan berhitung

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada usia. Menurut Noor (2006) kemampuan membaca, menulis, dan berhitung 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Kemampuan membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada usia dini akan mempengaruhi mutu pendidikan pada tingkat pendidikan dasar. Menurut Noor (2006) kemampuan

Lebih terperinci

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU

PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU PERANAN KEGIATAN MENGGAMBAR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS PADA ANAK DI KELOMPOK B TK BUNGAMPUTI DWP UNTAD PALU Arni Anggriyani 1 ABSTRAK Pengembangan motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan sebagai salah satu aspek dalam meningkatkan sumber daya manusia yang terus diperbaiki dan direnovasi dari segala aspek. Pendidikan sebagai tempat pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa dan dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut anak perlu mendapat pembinaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa: BAB I PENDAHULUAN PENGARUH PERMAINAN RABA RASA (TACTILE PLAY) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (Penelitian Pre Eksperimen di TK PGRI Parungponteng Kecamatan Parungponteng Kabupaten

Lebih terperinci

BRAIN GYM, BRAIN GAMES ( MARI BERMAIN OTAK DENGAN SENAM OTAK ) Oleh : EVA IMANIA ELIASA, S.Pd

BRAIN GYM, BRAIN GAMES ( MARI BERMAIN OTAK DENGAN SENAM OTAK ) Oleh : EVA IMANIA ELIASA, S.Pd BRAIN GYM, BRAIN GAMES ( MARI BERMAIN OTAK DENGAN SENAM OTAK ) Oleh : EVA IMANIA ELIASA, S.Pd MAKALAH INI DISAMPAIKAN DALAM RANGKA PROGRAM PARENT VOLUNTEER`S WEEK DI SD BUDI MULIA DUA YOGYAKARTA, 26-27

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa perkembangan anak usia dini yaitu antara usia 4-6 tahun merupakan periode perkembangan yang sangat cepat seiring dengan terjadinya perubahan dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin modern di era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan sumber daya manusia merupakan

Lebih terperinci

MANFAAT SENAM OTAK. Zulaini *

MANFAAT SENAM OTAK. Zulaini * MANFAAT SENAM OTAK Zulaini * Abstrak: Selama ini orang lebih memelihara kebugaran fisik daripada otak. Padahal otak merupakan pusat dari kontrol segala aktivitas manusia. Senam otak atau brain gym dalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan, setiap manusia akan melalui tahap perkembangan yang sama. Perkembangan tersebut terbagi menjadi beberapa tahap antara lain tahap pre-natal,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference).

BAB II LANDASAN TEORI. manusia yaitu kebutuhan untuk berdiri sendiri (need for autonomy) dan. kebutuhan untuk bergantung (needs for deference). BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kemandirian Anak Usia Dini 2.1.1 Pengertian Kemandirian Menurut teori psychological needs Murray 1994 (Yulianti, 2009: 8) perilaku psikologis manusia digerakkan oleh sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum Sekolah Dasar (SD) yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu jenjang pendidikan yang berfungsi untuk mengembangkan setiap kemampuan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang di miliki. Di dalam diri mereka telah melekat harkat dan martabat sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah amanah dari Tuhan Yang Maha Esa yang lebih tinggi dari kedudukan harta dan benda, bahkan jauh lebih berharga di atas segala sesuatu yang di miliki. Di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (early childhood education) merupakan suatu disiplin ilmu pendidikan yang secara khusus memperhatikan, menelaah, dan mengembangkan berbagai

Lebih terperinci

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS

AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS AKTIVITAS PEMBELAJARAN MOTORIK HALUS (Disampaikan Pada Pelatihan Kader PAUD Se-Kelurahan Sidoagung Godean Sleman) Oleh: Lismadiana lismadiana@uny.ac.id FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Proses perkembangan terjadi sangat cepat pada masa anak-anak. Tiga

BAB I PENDAHULUAN. Proses perkembangan terjadi sangat cepat pada masa anak-anak. Tiga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Proses perkembangan terjadi sangat cepat pada masa anak-anak. Tiga tahun pertama kehidupan merupakan masa emas karena pesatnya perkembangan otak. Neuron berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia pada hakekatnya bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, dan setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan yang layak, hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini perlahan sudah mulai di perhatikan oleh pemerintah. Utamanya untuk Pendidikan anak Usia Dini. Menurut UU Sisdiknas No 20 Tahun

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan motorik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam perkembangan anak secara keseluruhan. Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun, yang dilakukan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak pada rentang usia 4-6 tahun merupakan bagian dari tahapan anak usia dini yang memiliki kepekaan dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anak merupakan anugerah terbesar yang dititipkan oleh Allah SWT. untuk dididik dan dibimbing agar menjadi individu yang beriman serta bertaqwa kepada Allah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar

BAB I PENDAHULUAN. Ea Siti Julaeha, 2014 Meningkatkan keterampilan motorik halus dengan alat peraga edukatip (APE) berbasis bahan lingkungan sekitar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk pendidikan pra sekolah, sesuai UU Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan motorik merupakan proses belajar bagaimana tubuh menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik dirasakan sepanjang daur kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun perilakunya (gerakan anggota tubuh). Tubuh manusia akan terlihat kelenturannya apabila sering

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN

BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN BUKU PANDUAN BAGI GURU DALAM MENSTIMULASI PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA 3-4 TAHUN Perkembangan Motororik Halus Anak CATATAN: PENDAHULUAN Proses tumbuh kembang kemampuan gerak seseorang anak disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu jenjang pendidikan yang ditujukan untuk anak usia 0-6 tahun. Aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah aspek

Lebih terperinci

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhi Sebagian Syarat Guna MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S.Pd) PadaProgram Studi PG-PAUD MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DENGAN MEDIA KERTAS PADA ANAK KELOMPOK A TK PERWANIDA I MRICAN KECAMATAN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 SKRIPSI DiajukanUntukMemenuhi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Anak Usia Prasekolah 1. Pengertian Anak prasekolah adalah mereka yang berusia antara tiga sampai enam tahun (Patmonodewo, 1995). Anak prasekolah adalah pribadi yang mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan. Anak memiliki karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa, anak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa : 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembentukan Sumber Daya Manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat ini. Salah satu

Lebih terperinci

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Agar dilakukan melalui

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK

EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK EFEKTIVITAS BRAIN GYM DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI BELAJAR PADA ANAK SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : ARYATI NURYANA F 100060066 FAKULTAS

Lebih terperinci

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI Oleh: Ni Kadek Nelly Paspiani, S.Pd TK Negeri Pembina Kotabaru, nelly_paspiani@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia https://tinycards.duolingo.com/decks/31kdb6vw/stage-of-human-growth-anddevelopment

Gambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia https://tinycards.duolingo.com/decks/31kdb6vw/stage-of-human-growth-anddevelopment A. Hakikat Perkembangan Fisik dan Motorik Perkembangan fisik berkaitan dengan adanya pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh seseorang. Perkembangan fisik mudah teramati dengan ditandai adanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan fisik, motorik, kognitif, sosial emosi serta perkembangan bahasa. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan Anak Taman Kanak-kanak merupakan bagian dari perkembangan manusia secara keseluruhan. Perkembangan pada usia ini mencakup perkembangan fisik, motorik,

Lebih terperinci

Kata kunci: keterampilan motorik halus, stimulasi, brain gym, AFR

Kata kunci: keterampilan motorik halus, stimulasi, brain gym, AFR INTERVENSI BRAIN GYM LEBIH BAIK DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS ANAK PRASEKOLAH (USIA 5-6 TAHUN) DARIPADA AKTIVITAS FUNGSIONAL DAN REKREASI (AFR) 1) Ni Putu Purnamawati, 2) Ni Luh Nopi Andayani,

Lebih terperinci

BAB I1 LANDASAN TEORI

BAB I1 LANDASAN TEORI BAB I1 LANDASAN TEORI 2.1 KETERAMPILAN MOTORIK HALUS 2.1.1 Pengertian Motorik Halus Sumantri (2005), menyatakan bahwa motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0- 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia 0-6 tahun. Senada dengan (Fadlillah, 2013:47) pasal 28 undang-undang sistem pendidikan nasional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tiarah, 2015 Meningkatkan keterampilan motorik halus anak aspek menulis melalui media lilin BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa usia taman kanak-kanak adalah masa dimana perkembangan fisik motorik anak berlangsung dengan cepat, hal ini terlihat dari sifat anak yang terlihat jarang sekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini merupakan anak yang memiliki masa keemasan bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini merupakan anak yang memiliki masa keemasan bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia dini merupakan anak yang memiliki masa keemasan bagi perkembangan fisik dan mental anak tersebut. Pada masa ini, anak sangat sensitive menerima segala pengaruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan anak bermain mempunyai arti yang penting. Bermain merupakan ciri khas anak. Bermain akan menghilangkan kejenuhan anak dan membuat anak menemukan kesenangan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masa usia dini adalah masa dimana perkembangan fisik motorik anak berlangsung dengan sangat cepat, hal ini terlihat dari sikap anak yang terlihat jarang sekali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada usia tersebut berbagai aspek perkembangan anak mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini (AUD) adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berjalan normal sesuai dengan tahapan normalnya adalah hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. berjalan normal sesuai dengan tahapan normalnya adalah hal yang paling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua menganggap bahwa pertumbuhan dan perkembangan anak berjalan normal sesuai dengan tahapan normalnya adalah hal yang paling penting. Orang tua bersedia

Lebih terperinci

BRAIN GYM (STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I) Copyright Sulis Diana, Ferilia Adiesty, dan Elyana Mafticha

BRAIN GYM (STIMULASI PERKEMBANGAN ANAK PAUD I) Copyright Sulis Diana, Ferilia Adiesty, dan Elyana Mafticha Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkupan Hak Cipta: Pasal 2 Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak

Lebih terperinci

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini *

Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini * Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui Menjahit Untuk Anak Usia Dini * Oleh Martha Christianti, S. Pd Anak usia dini bertumbuh dan berkembang menyeluruh secara alami. Jika pertumbuhan dan perkembangan

Lebih terperinci

2015 UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (3-4 TAHUN) MELALUI PENGEMBANGAN KREATIVITAS SENI MELIPAT (ORIGAMI)

2015 UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (3-4 TAHUN) MELALUI PENGEMBANGAN KREATIVITAS SENI MELIPAT (ORIGAMI) BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Penelitian Pengembangan sumberdaya manusia merupakan faktor kunci kesuksesan pembanguna suatu bangsa, karena itu berbagai upaya pengembangan sumberdaya manusia haruslah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsentrasi adalah pemusatan fungsi jiwa terhadap suatu objek seperti konsentrasi pikiran, perhatian dan sebagainya (Djamarah, 2008). Slameto (2003) mengungkapkan konsentrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini adalah suatu proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak terlahir sebagai manusia yang unik dengan berbagai anugrah, sifat dan bakat yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. Walaupun terlahir dari orang tuanya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang mendasar melalui pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu hendaknya pendidikan bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak merupakan sosok individu yang sedang mengalami proses perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan satu kesatuan jasmani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masa usia dini merupakan masa keemasan bagi seorang anak, sering disebut masa Golden Age, biasanya ditandai oleh terjadinya perubahan yang sangat cepat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan masa keemasan sekaligus masa kritis dalam tahapan kehidupan manusia, yang akan menentukan perkembangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak. pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Taman Kanak-kanak 1. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini Menurut Sumantri (2005: 143) keterampilan motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli

I. PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini adalah upaya sistematis dalam rangka menciptakan dan mengembangkan kemampuan anak, baik secara mental dan fisik. Para ahli mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH :

SKRIPSI Diajukan Untuk Sebagian Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD OLEH : MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MENYUSUN BEKAS OROTAN PENSIL MENJADI BENTUK BUNGA PADA ANAK KELOMPOK B TK PKK PULEREJO I KECAMATAN BAKUNG KABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2015/ 2016

Lebih terperinci

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016

JASSI_anakku Volume 17 Nomor 1, Juni 2016 Pengaruh Metode Senam Otak Melalui Gerakan Arm Activation Terhadap Peningkatan Kemampuan Menulis Permulaan Anak Cerebral Palsy Spastic Di SLB D YPAC Bandung Nera Insan N, Nia Sutisna Departemen Pendidikan

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap rangsangan yang diberikan dari lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta

BAB I PENDAHULUAN. intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tunagrahita didefinisikan sebagai anak yang memiliki kemmapuan intelektual dibawah rata-rata, ketidakmampuan menyesuaikan perilaku, serta terjadi pada masa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan, 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak Usia Dini adalah sosok individu yang sedang dalam proses perkembangan.perkembangan anak adalah suatu proses perubahan dimana anak belajar menguasai tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik,

BAB I PENDAHULUAN. Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita tidak dapat memungkiri bahwa pendidikan anak usia dini (TK) perlu mendapat perhatian yang sangat serius dari semua pihak baik, pemerintah, masyarakat, dan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai pendidikan dan dengan pendidikan manusia menjadi lebih

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai pendidikan dan dengan pendidikan manusia menjadi lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menjadi faktor penting yang menentukan tinggi rendahnya nilai peradaban sebuah bangsa, kualitas pendidikan berkorelasi dengan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada masa usia dini merupakan pendidikan yang sangat penting untuk anak dalam menerima pertumbuhan dan perkembangannya. Pendidikan bagi anak bukan hanya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun

BAB II KAJIAN PUSTAKA. anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini 1. Pengertian Motorik Halus Anak Usia Dini Menurut Santrock (1995: 225) Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus anak-anak telah semakin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan Anak Usia Dini merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PLAYDOUGH TERHADAP KEMAMPUAN MOTORIK HALUS PADA ANAK KELOMPOK A Indah Putri Murdhani Nurul Khotimah PG-PAUD, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya Jalan Teratai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya akan

Lebih terperinci

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI

2016 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI PEMBELAJARAN TARI KREASI BALI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa fundamental anak ditentukan dari 0-6 tahun (masa anak usia dini). Menurut Sujiono (2009, hlm. 6) anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan kita mentrasfer pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik

Lebih terperinci