Abstrak. Kata kunci: kinerja manajer investasi, kebijakan alokasi aset, kinerja reksadana saham.

Transkripsi

1 Judul : Pengaruh Kinerja Manajer Investasi dan Kebijakan Alokasi Aset terhadap Kinerja Reksadana Saham di Indonesia Nama : A. A. Sagung Putra Pradnya Paramitha NIM : Abstrak Investasi reksadana merupakan investasi tidak langsung yang menerapkan prinsip divesifikasi portofolio yang ada di pasar. Informasi yang kurang mengenai investasi reksadana, membuat investor lebih memilih berinvestasi langsung untuk mendapatkan return yang tinggi, walaupun dengan risiko yang tinggi pula. Penerapan prinsip diversifikasi pada reksadana dapat mengurangi risiko kerugian dan dalam jangka panjang dapat mengoptimalkan return yang diterima investor. Reksadana dikelola oleh pihak profesional, sehingga keterbatasan keterbatasan dalam investasi langsung dapat diatasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor faktor kinerja manajer investasi dan kebijakan alokasi aset secara parsial terhadap kinerja reksadana saham di Indonesia. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pengelola reksadana yaitu IndoPremierIPODFUND. Jumlah sampel penelitian sebanyak 40 reksadana dengan metode sampel jenuh atau sensus dengan 3 tahun periode pengamatan. Pengumpulan data dilakukan dari pengamatan dan pencatatan data melalui webside IndoPremierIPODFUND. Teknik analisis data penelitian yang digunakan yaitu regresi linear berganda. Hasil penelitian menyatakan bahwa kebijakan alokasi aset secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksadana saham di Indonesia. Ini berarti bahwa semakin baik penerapan kebijakan alokasi aset yang dilakukan maka akan meningkatkan kinerja reksadana saham. Kinerja manajer investasi memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja reksadana saham di Indonesia. Hal ini berarti bahwa peningkatan kinerja manajer investasi akan berdampak pada penurunan kinerja reksadana saham. Kata kunci: kinerja manajer investasi, kebijakan alokasi aset, kinerja reksadana saham. vi

2 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINILITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMPIRAN... xii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Penelitian Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Sistematika Penulisan... 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Landasan Teori dan Konsep Teori Investasi Reksadana Return Reksadana Risiko Reksadana Kinerja Reksadana Metode Evaluasi Kinerja Manajer Investasi Definisi Manajer Investasi Treynor-Mazuy Model Kebijakan Alokasi Aset vii

3 Definisi Kebijakan Alokasi Aset Asset Class Factor Model Hipotesis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Lokasi Penelitian atau Ruang Lingkup Wilayah Penelitian Obyek Penelitian Identifikasi Variabel Definisi Operasional Variabel Jenis dan Sumber Data Populasi, Sampel, dan Metode Penentuan Sampel Metode Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Analisis Regresi Linear Berganda Uji Asumsi Klasik Uji Koefisien Determinasi Uji Hipotesis BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Organisasi Deskripsi Hasil Penelitian Analisis Data Uji Asumsi Klasik Analisis Regresi Linear Berganda Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R 2 ) Uji Hipotesis (Uji t) Pembahasan Hasil Penelitian Pengaruh Kinerja Manajer Investasi terhadap Kinerja Reksadana Saham di Indonesia Pengaruh Kebijakan Alokasi Aset terhadap viii

4 Kinerja Reksaana Saham di Indonesia BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Saran DAFTAR RUJUKAN LAMPIRAN LAMPIRAN ix

5 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan suatu kegiatan pengalokasian sejumlah dana untuk tujuan dapat memberikan keuntungan di masa mendatang. Menurut Pratomo (2005) terdapat dua cara untuk melakukan investasi, yaitu investasi langsung baik pada deposito, obligasi, maupun saham dan investasi tidak langsung (Ask The Expert) yaitu dengan memanfaatkan jasa manajer investasi. Setiap investor selalu melibatkan dua parameter, yaitu risiko dan return yang ada dalam melakukan kegiatan investasinya dalam suatu periode tertentu (Gumilang dan Subiyantoro, 2008). Investor cenderung untuk memilih investasi dengan return yang sebanding dengan tingkat risikonya. Teori portofolio menyebutkan, portofolio yang efisien adalah portofolio yang memberikan return tertentu dengan risiko terendah, atau risiko tertentu dengan return tertinggi. Investasi secara langsung memiliki tingkat risiko yang tinggi sehingga alternatif investasi yang dapat dipilih dengan risiko yang rendah adalah melalui investasi tidak langsung, yaitu Reksadana. Reksadana merupakan salah satu cara penerapan prinsip diversifikasi dan pemanfaatan instrumen investasi yang tersedia di pasar dengan memanfaatkan jasa manajer investasi yang mulai dikenal di Indonesia pada 7 September Penerapan prinsip diversifikasi bukan hanya mengurangi risiko kerugian, namun dalam jangka panjang dapat mengoptimalkan tingkat hasil yang ingin dicapai oleh para investor (Pratomo dan Nugraha, 2005). 1

6 Investor untuk mendapatkan return investasi yang tinggi tidak terlepas dari pengaruh kinerja dalam pelaksanaan kegiatan investasinya. Kinerja reksadana merupakan kemampuan suatu produk reksadana bersaing dengan produk reksadana lain di pasar serta menghasilkan keuntungan (Sari dan Purwanto, 2012). Return dari reksadana dikenal dengan nama nilai aktiva bersih (NAB) yang merupakan kunci untuk menilai kinerja reksadana (Agung dan Wirasedana, 2014). Kenaikan NAB suatu reksadana dari waktu ke waktu mencerminkan adanya return yang dapat diperoleh oleh investor (Astami, 1999:66). Nilai aktiva bersih yang menjadi indikator untung/ruginya investasi reksadana terlihat pada harga satuan unit penyertaan (Sari, 2012). Unit Penyertaan (UP) merupakan satuan yang digunakan dalam reksadana sebagai jumlah aset yang diinvestasikan investor. Kinerja reksadana periode dapat dilihat pada tabel 1.1, berikut : Tabel 1.1 Kinerja Reksadana Periode Sumber : e-monitoring OJK Pada setiap periode kinerja reksadana mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada NAB yang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan pada NAB reksadana tidak menngindikasikan peningkatan pada return yang akan diterima investor. Terlihat pada nilai aktiva bersih / unit penyertaan yang pada tahun 2015 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. 2

7 Jenis reksadana yang memberikan return tertinggi dapat dilihat pada tabel 1.2 Nilai Aktiva Bersih (NAB) per jenis reksadana (RD) periode berikut : Tabel 1.2 Nilai Aktiva Bersih per Jenis Reksadana Periode Sumber : e-monitoring OJK Tabel 1.2 menunjukkan NAB tertinggi yaitu pada jenis reksadana saham. Ini menunjukkan reksadana saham memberikan kontribusi dana yang cukup besar bagi peningkatan nilai aktiva bersih (NAB) sehingga dapat menjadi alternatif investasi. Sumber berita reksadanaku.com (2016), menyebutkan bahwa reksadana saham menjadi yang paling menarik sepanjang periode karena memberikan return tertinggi dibandingkan jenis reksadana lain yang berupa capital gain melalui pertumbuhan harga harga saham. Disamping itu, hasil lain yang dapat diterima investor berupa dividen. Mengacu data pada Infovesta Utama (2015), rata rata 3

8 return reksadana saham mencapai 5,41%. Sepanjang periode 2016 reksadana saham mendulang return paling besar, sekitar 18%. Menyusul return reksadana campuran 12% - 15%, reksadana pendapatan tetap 12% - 15%, dan reksadana pasar uang 6% - 7% (Investasi Kontan, 2015). Menurut Sri Anik (2010) di Indonesia reksadana masih dianggap kurang populer dan kurang memasyarakat akibatnya informasi mengenani reksadana juga sangat minim. Terhadap instrumen instrumen tertentu seperti reksadana, masyarakat akan mendapatkan kesulitan dalam menilai dan memilih reksadana yang mampu memberikan kinerja dan manfaat yang optimal yang mempengaruhi lambatnya pembangunan reksadana (Marantika, 2015). Nilai investasi reksadana nyatanya tidak didukung oleh peningkatan investor reksadana. Untuk itu, perlu diketahui kinerja dari investasi reksadana dan faktor faktor yang mempengaruhi investor dalam melakukan keputusan investasinya pada reksadana. Tingkat return dan risiko reksadana ditentukan oleh proses manajemen portofolionya. Secara sistematis proses manajemen portofolio, yaitu penentuan tujuan investasi, penentuan kebijakan investasi, pemilihan strategi portofolio, pemilihan aset, dan pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio (Tandelilin, 2001:12). Dalam penentuan kebijakan investasi, reksadana memiliki kebijakan alokasi asetnya sendiri yang tertuang dalam prospektus masing masing reksadana dan dalam pemilihan asetnya untuk mendapatkan kombinasi portofolio yang efisien dan menawarkan return yang diharapkan manajer investasi perlu memiliki market timing ability dan stock selection ability. Sehingga dalam kinerja 4

9 reksadana faktor yang mempengaruhi adalah manajer investasi dan alokasi asetnya. Manajer investasi memiliki peranan penting pada aktivitas reksadana dalam jasa pengelolaan portofolio yang akan memberikan dampak terhadap kinerja portofolio (Agung dan Wirasedana, 2014). Manajer investasi sebagai pengelola dana investor yang melakukan pemilihan aset dan investasi dalam bentuk suatu portofolio efek yang terdiversifikasi melalui alokasi aset (Nurcahya, 2010). Keberhasilan seorang manajer investasi harus dapat membangun portofolionya sesuai dengan tingkat keuntungan yang diinginkan dan tingkat risiko yang dapat diterima (Astami, 1997:67). Manajer investasi dalam melakukan pengelolaan dananya untuk meningkatkan return perlu mempertimbangkan antara lain saham mana yang akan dibeli (stock selection) dan kapan saat membeli dan menjual (market timing). Stock selection ability merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang manajer investasi dalam pengelolaan portofolionya untuk membentuk portofolio yang efisien dan optimal untuk memberikan return yang diharapkan (Agung dan Wirasedana, 2014). Market timing ability juga merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang manajer investasi. Market timing ability yang dimiliki manajer investasi dapat memberikan return yang optimal, selain itu juga dapat mengurangi risiko kerugian akibat kesalahan analisis investasi. Kemampuan manajer investasi dalam stock selection dan market timing akan dapat menentukan minat investor dalam melakukan investasinya di reksadana karena berpengaruh dengan return yang akan diterima investor dan risiko yang akan ditanggung. 5

10 Penelitian Agung dan Wirasedana (2014), Nurcahya dan Bandi (2010), Purnomo (2007), dan Mulyana (2006) menjelaskan bahwa kinerja manajer investasi berpengaruh positif serta signifikan terhadap kinerja reksadana saham. Penelitian ini didukung oleh penelitian Perwitasari dan Bramanti (2015) yang menyatakan bahwa kinerja reksadana saham dapat dipengaruhi oleh stock selection. Pendapat lain muncul dari penelitian yang dilakukan Kacperczyk, Nieuwerburgh, Veldkamp (2014), Panjaitan (2012), Gumilang dan Subiyantoro (2008), serta Waelan (2008) stock selection ability dan market timing ability yang dimiliki manajer investasi kurang menentukan dalam kinerja reksadana saham. Dewi (2013) mengemukakan alokasi aset merupakan proses mengkombinasikan berbagai jenis aset seperti saham, obligasi, SBI, deposito untuk membentuk sebuah portofolio efek agar memenuhi kebutuhan investasi. Dalam diversifikasikan portofolio, alokasi aset reksadana saham dilakukan berdasarkan prospektus reksadana aset yang diversifikasi atas minimal 80% saham dan sisanya terdiri atas ekuitas lainnya. Seorang investor dan manajer investasi dalam melakukan pengalokasian asetnya harus mempertimbangkan berapa besar porsi dana yang tersedia dan selanjutnya mendistribusikan dana tersebut (Agung dan Wirasedana, 2014). Proses pengalokasian aset ini dianggap komponen penting dalam proses investasi karena berhubungan dengan risiko reksadana saham. Mengingat reksadana merupakan instrumen keuangan jangka panjang yang juga memiliki risiko, besarnya risiko akan mempengaruhi kinerja reksadana saham. 6

11 Penelitian yang dilakukan oleh Drobetz dan Kohler (2002) disebutkan bahwa kebijakan alokasi aset merupakan penentuan alokasi aset yang menyangkut pendistribusian dana yang dimiliki kepada berbagai kelas-kelas yang tersedia. Alokasi aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return reksadana saham. Hasil penelitian tersebut didukung oleh penelitian Mellasari dan Ocsydita (2014), Nurcahya (2010) yang juga menyimpulkan bahwa kebijakan alokasi aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksadana saham. Ketiga penelitian di atas bertentangan dengan Sari (2012) dalam penelitiannya justru menyimpulkan bahwa kebijakan alokasi aset memiliki pengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja reksadana saham di Indonesia. Sedangkan Agung dan Wirasedana (2014) menyimpulkan bahwa kebijakan alokasi aset berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja reksadana saham. Selain itu juga penelitian yang dilakukan oleh Pradhipta (2015), Perwitasari dan Bramanti (2015) yang juga mengatakan bahwa alokasi aset tidak berpengaruh terhadap kinerja reksadana saham. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini mengambil judul Pengaruh Kinerja Manajer Investasi dan Kebijakan Alokasi Aset terhadap Kinerja Reksadana Saham di Indonesia Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumusan masalah penelitian, sebagai berikut : 7

12 1) Apakah kinerja manajer investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksadana saham di Indonesia? 2) Apakah kebijakan alokasi aset berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksadana saham di Indonesia? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian, maka tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kinerja manajer investasi terhadap kinerja reksadana saham di Indonesia. 2) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh kebijakan alokasi aset terhadap kinerja reksadana saham di Indonesia Kegunaan Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, maka diharapkan dapat memberikan kegunaan, sebagai berikut : 1) Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran empiris mengenai pengaruh kinerja manajer investasi dan kebijakan alokasi aset terhadap kinerja reksadana saham di Indonesi dan pada perkembangan ilmu Manajemen Keuangan, sehingga diharapkan mampu menjawab research gap dari penelitian terdahulu mengenai topik yang sama. 8

13 2) Praktis Diharapkan penelitian ini mampu menjadi pertimbangan bagi investor untuk memilih alternatif investasi dalam pengambilan keputusan investasinya di pasar Sistematika Penulisan Bagian ini akan menguraian mengenai isi dari skripsi. Penyajian dari skripsi ini diuraikan secara bertahap dari bab I hingga bab V untuk memudahkan dalam penulisan dan pembahasan. Adapun sistematika penulisan skripsi ini, dijabarkan sebagai berikut. Bab I Pendahuluan Merupakan bab yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi. Bab II Kajian Pustaka Dan Hipotesis Penelitian Merupakan bab yang menguraikan mengenai teori-teori serta empirikal yang revelan terkait penilaian kinerja reksadana saham di Indonesia. Pada bab ini juga akan dibahas mengenai penelitian sebelumnya yang menjadi salah satu acuan dalam perumusan hipotesis. Bab III Metode Penelitian Merupakan bab akan dijelaskan mengenai desain penelitian, lokasi atau ruang lingkup penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, dan 9

14 metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data skripsi ini. Bab IV Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Merupakan bab mengenai analisis data yang diuraikan dalam pengumpulan dan tabulasi data, deskripsi hasil penelitian, dan pengujian hipotesis serta pembahasan yang mengacu pada masalah dan tujuan penelitian. Bab V Simpulan dan Saran Merupakan bab yang berisi simpulan dan saran yang dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi pembaca maupun bagi penelitian selanjutnya. 10