PENERAPAN TERAPI RANGE OF MOTION (ROM) UNTUK MENINGKATKAN PERGERAKAN SENDI PADA PASIEN STROKE DI DESA WONOSIGRO KELURAHAN GOMBONG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN TERAPI RANGE OF MOTION (ROM) UNTUK MENINGKATKAN PERGERAKAN SENDI PADA PASIEN STROKE DI DESA WONOSIGRO KELURAHAN GOMBONG"

Transkripsi

1 PENERAPAN TERAPI RANGE OF MOTION (ROM) UNTUK MENINGKATKAN PERGERAKAN SENDI PADA PASIEN STROKE DI DESA WONOSIGRO KELURAHAN GOMBONG RISKI WIDIA NUR CHASANAH A STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2017

2 PENERAPAN TERAPI RANGE OF MOTION (ROM) UNTUK MENINGKATKAN PERGERAKAN SENDI PADA PASIEN STROKE DI DESA WONOSIGRO KECAMATAN GOMBONG Karya Tulis Ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan menyelesaikan Program Pendidikan Diploma III Keperawatan RISKI WIDIA NUR CHASANAH A STIKES MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN TAHUN AKADEMIK 2017 i

3

4

5 iv

6 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Pernyataan Keaslian Tulisan... ii Lembar Persetujuan... iii Lembar Pengesahan... iv Daftar isi... v Abstrak... vii Kata Pengantar... viii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Studi Kasus Manfaat Studi Kasus... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6 A. Tinjauan Teori Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Strok Stroke Range Of Motion (ROM) BAB III METODE STUDI KASUS A. Jenis Hasil Penerapan B. Subyek Penerapan C. Fokus Penerapan D. Definisi Operasional E. Instrument Penerapan F. Metode Pengumpulan Data G. Lokasi dan waktu Penerapan v

7 H. Analisa Data dan penyaji Data I. Etika Studi Kasus BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penerapan Latihan B. Pembahasan C. Keterbatasan Studi Kasus BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

8 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Diagnosa Keperawatan Keluarga yang mungkin muncul pada Penerapan Kasus Tabel 2.2 Perencanaan Keperawatan Keluarga dengan Diagnosa Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan Keluarga Tabel 4.0 Hasil Observasi Kemampuan Latihan Terapi Range Of Motion (ROM) vii

9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 GERAKAN GERAKAN RANGE OF MOTION (ROM) Lampiran 2 SOP (Standar Operasional Prosedur) Pelatihan Range Of Motion (ROM) DAN SOP (Standar Operasional Prosedur) Pelatihan Range Of Motion (ROM) Lampiran 3 Pre Planning Kunjungan Ke 1-4 Lampiran 4 Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Range Of Motion (ROM) Lampiran 5 Asuhan Keperawatan Keluarga Lampiran 6 Jurnal viii

10 Program Studi DIII Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong Karya Tulis Ilmiah, Juli 2017 Riski Widia Nur Chasanah 1, Marsito 2 ABSTRAK PENERAPAN TERAPI : RANGE OF MOTION (ROM) UNTUK MENINGKATKAN PERGERAKAN SENDI PADA ANGGOTA KELUARGA DENGAN STROKE NON HEMOROGIK DI DESA WONOSIGRO KECAMATAN GOMBONG Latar Belakang: Menurut Junaidi (2011) stroke adalah penyakit gangguan fungsional akibat penghambatan aliran darah ke otak. Prevalensi stroke di Semarang adalah 17,91% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2007). Penelitian Stoykov dan Corcos (2009) menyatakan bahwa latihan bilateral di tangan dengan stroke memberikan hasil yang efektif dan meningkatkan kemampuan fungsional tangan dibandingkan dengan pengukuran unilateral yang diukur dengan motor assessment scale. Tujuan: Untuk melakukan asuhan keperawatan dengan menerapkan berbagai terapi gerakan (ROM) untuk meningkatkan pergerakan sendi penderita stroke non hemoragik. Metode: Makalah ini merupakan deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus. Data diperoleh dengan wawancara, observasi, pemeriksaan fisik. Subyeknya adalah penderita stroke non-hemoragik Hasil: Setelah intervensi dan pelaksanaan terapi ROM dua kali sehari dalam 5 hari, terjadi peningkatan pergerakan sendi dari 64% menjadi 91%. Kesimpulan: Penerapan terapi ROM merupakan cara yang efektif untuk meningkatkan pergerakan sendi penderita stroke non hemotthagic dan keluarganya.. Kata kunci: Stroke non hemorrhagic, latihan range of motion (ROM), pergerakan sendi 1. Mahasiswa 1 2. Dosen Pembimbing 2 ix

11 DIII Program of Nursing Deparment Muhammadiyah Health Scientific Institute of Gombong Scientific Paper, July 2017 Riski Widia Nur Chasanah 1, Marsito 2 ABSTRACT THE APPLICATION OF RANGE OF MOTION (ROM) THERAPY TO INCREASE JOINTS MOVEMENT OF NON-HEMORRHAGIC STROKE PATIENT AND HER FAMILY AT WONOSIGRO, GOMBONG Background: According to Junaidi (2011) stroke is a functional disorder disease due to inhibition of blood flow to the brain. The prevalence of stroke in Semarang was 17.91% (Central Java Provincial Health Office, 2007). Stoykov and Corcos (2009) studies state that bilateral exercises on hands with stroke provide effective results and improve hand functional ability compared to unilateral being measured by motor assessment scale. Objective: To perform nursing care by applying range of motion (ROM) therapy to increase joints movement of non-hemorrhagic stroke patient. Method: This paper is an analytical descriptive with a case study approach. Data were obtained trhough interview, observation, physical examination. The subject was a non-hemorrhagic stroke patient. Result: After the intervention and implementation of ROM therapy twice a day in 5 days, there was an increase in joints movement from 64% to be 91%. Conclusion: The application of ROM therapy is an effective way to increase the joint movement of non-hemotthagic stroke patient and her family. Keywords: Non-hemorrhagic stroke, Range of Motion (ROM) exercise, joints movement. 1. Mahasiswa 1 2. Dosen Pembimbing 2 x

12 xi

13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Departemen Kesehatan RI mendapatkan data bahwa penyebab kematian utama adalah stroke pada usia > 45 tahun yaitu 15,4% dari subjek di 33 provinsi (Riset Kesehatan Dasar, 2008). Menurut diagnosis tenaga kesehatan provinsi Jawa Tengah, prevalensi kota semarang dengan stroke sebesar 17,91% (Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, 2007). Sedangkan menurut World Health Organitation (WHO), terdapat 15 juta orang mengalami stroke dan merupakan penyebab kematian kedua mulai usia 60 tahun dan penyebab kelima pada usia tahun. Hampir 6 juta orang meninggal karena stroke akibat kecacatan jangka panjang yang dialaminya tanpa membedakan usia, jenis kelamin, dan etnis (WHO, 2010). Di Indonesia, prevalensi stroke mencapai angka 8,3 per penduduk. prevalensi stroke tertinggi terdapat didaerah Nanggroe Aceh Darussalam (16,6 per penduduk) dan terendah adalah Papua (3,8 per penduduk). Menurut Riskesdas tahun 2007, stroke, hipertensi, dan penyakit lainnya, merupakan penyebab utama kematian di Indonesia. Di Indonesia stroke menempati urutan pertama penyebab kematian (Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2009). Menurut WHO stroke adalah gejala defisit fungsi susunan saraf yang disebabkan oleh penyakit pembuluh darah otak bukan oleh yang lainnya. Organisasi stroke dunia mencatat hampir 85% dapat terhindar dari stroke bila menyadari dan mengatasi faktor resiko sejak dini. Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat stroke akan meningkat dengan seiring kematian yang disebabkan akibat penyakit jantung dan kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030 (Nabyl R.A 2012, h 19). 1

14 2 Stroke adalah kerusakan jaringan otak akibat dari terhentinya atau berkurangnya suplay darah secara mendadak. Jaringan otak akan mati jika mengalami hal ini dan tidak dapat berfungsi lagi. Kadang pula stroke disebut dengan CVA (cerebrovaskular accident). Orang awam lebih menganggap stroke adalah penyakit. Sebaliknya, para dokter justru menganggapnya adalah gejala klinis yang muncul akibat pembuluh darah jantung yang bermasalah, penyakit jantung (Auryn, Virzara 2009, h 38). Stroke non hemoragik adalah infark atau kematian jaringan yang terjadi pada usia antara tahun dan biasanya timbul setelah beraktifitas atau karena psikologis yang disebabkan karena thrombosis ataupun emboli pada pembuluh darah diotak (Battica, 2008). Menurut Batticaca (2008), penanganan dan perawatan penderita stroke di rumah antara lain, berobat secara teratur ke dokter, tidak menghentikan atau mengubah dan menambah dosis obat tanpa petunjuk dokter, meminta bantuan petugas kesehatan atau fisioterapi untuk memulihkan kondisi tubuh yang lemah atau lumpuh, memperbaiki kondisi fisik dengan latihan teratur di rumah, membantu kebutuhan klien, memotivasi klien agar tetap bersemangat dalam latihan fisik, memeriksakan tekanan darah secara teratur, dan segera bawa klien ke dokter atau rumah sakit jika timbul tanda dan gejala stroke. Kelemahan dan kelumpuhan otot ekstremitas pada pasien stroke dapat dipulihkan dengan fisioterapi, fisioterapi harus dimulai sedemikian mungkin lebih cepat dan optimal. Serta mencegah terjadinya kontraktur dan memberikan dukungan psikologis pada pasien stroke dan keluarga pasien (Gorif, 2009). Penelitian Stoykov dan Corcos (2009) menunjukkan bahwa latihan bilateral pada tangan untuk klien dengan stroke moderat memberikan hasil efektif meningkatkan kemampuan fungsional tangan klien stroke dibandingkan dengan unilateral jika diukur dengan motor assesment scale. Salah satu hasil yang didapat dalam penelitian Stoykov & Corcos (2009) dengan motor assesment scale adalah meningkatnya kemampuan fungsi ekstremitas atas yang salah satunya adalah kekuatan otot pasien.

15 3 Hasil analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa, baik latihan ROM unilateral maupun latihan ROM bilateral dapat meningkatkan kekuatan otot pasien dengan hemiparese. Salah satu bentuk latihan rehabilitasi yang dinilai cukup efektif untuk mencegah terjadinya kecacatan pada pasien stroke adalah latihan ROM. Secara konsep, latihan ROM dapat mencegah terjadinya penurunan fleksibilitas sendi dan kekakuan sendi (Lewis, Dirksen, Heitkemper, & Bucher, 2007). Dalam melakukan gerakan ROM harus diulang sekitar 8 kali gerakan dan dikerjakan minimal 2 kali sehari, dilakukan secara perlahan dan hati-hati agar tidak menyebabkan kelelahkan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merencanakan program latihan ROM diantaranya umur pasien, diagnosis, tanda vital, dan lamanya tirah baring. Dokter sering memprogramkan ROM untuk dilakukan pada 12 bagian tubuh diantaranya leher, jari-jari, lengan, siku, bahu, tumit, kaki, dan pergelangan kaki, dapat juga dilakukan pada semua persendian, dalam melakukan ROM harus sesuai dengan waktunya, misal setelah mandi atau perawatan rutin telah dilakukan (Maimurahman, 2012) Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua kelompok intervensi terdapat penurunan kekuatan otot. Hal ini sesuai dengan konsep yang menyatakan bahwa pasien stroke dapat mengalami hemiparese, yang ditandai dengan menurunnya kemampuan motorik pada dengan diidentifikasi dari menurunnya kekuatan otot pasien stroke. Setelah dilakukan intervensi latihan ROM menunjukkan terjadinya peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke. Latihan ROM secara signifikan yang dilakukan dengan teknik yang tepat dapat meningkatkan kekuatan otot pasien. Dalam melakukan latihan harus dilakukan secara terprogram minimal dua kali/hari (Berman, Snyder, Kozier, & Erb, 2008; Potter & Perry, 2006). Menurut Berman (2009) dalam (Satosa, Bayu, 2013:2) bahwa latihan pergerakan sendi atau Range Of Motion (ROM) merupakan pergerakan maksimum yang dapat dilakukan oleh sendi. Latihan ROM dapat dilakukan dengan cara menggunakan ROM pasif, ROM aktif-asistif, dan ROM aktif.

16 4 ROM aktif merupakan latihan isotonik secara mandiri menggerahan sendi tubuhnya melalui rentan pergerakan sendi yang lengkap, peregangan seluruh otot yang maksimal pada bidang diatas sendi. Berdasarkan Literature dan hasil pengkajian diatas penulis tertarik untuk mengimplementasikan penerapan Terapi Range Of Motion (ROM) untuk Meningkatkan Pergerakan Sendi Pada Pasien Stroke Di Desa Wonosigro. B. Rumusan Masalah Bagaimana penerapan terapi Range of motion (ROM) Untuk Meningkatkan Pergerakan Sendi Pada pasien stroke Di Desa Wonosigro? C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum : Adapun tujuan umum dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah untuk mengetahui penerapan terapi Range of motion (ROM) Untuk Meningkatkan Pergerakan Sendi Pada pasien stroke Di Desa Wonosigro. 2. Tujuan Khusus : Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien stroke mahasiswa mampu melakukan: a. Mengetahui hasil pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga pada keluarga dengan strok. b. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan dalam mengelola pasien stroke. c. Mengevaluasi kemampuan pasien dalam pergerakan sendi sebelum dan sesudah melakukan terapi range of motion (ROM).

17 5 D. Manfaat Penerapan Manfaat yang diharapkan dari penyusunan Studi kasus ini, dapat memberikan manfaat bagi : 1. Masyarakat : Memberikan pengetahuan kepada warga masyarakat mengenai terapi Range Of Motion (ROM) pada pasien Stroke dalam meningkatkan keluarga lebih sehat. 2. Bagi Pengembangan Ilmu dan Teknologi Keperawatan : Menambah keluasan ilmu dan teknologi asuhan bidang keperawatan dalam penerapan latihan Range Of Motion (ROM) untuk meningkatkan pergerakan sendi pada pasien Stroke Non Hemoragik. 3. Penulis : Memperoleh pengalaman dan mengaplikasikan penerapan terapi Range Of Motion (ROM) pada pasien Stroke Di Desa Wonosigro.

18 DAFTAR PUSTAKA American Heart Association. (2010). Heart diseases and stroke statistic: Our guide to current statistics and the supplement to our heart and stroke fact update. Astrid. (2008). Pengaruh latihan range of motion (ROM) terhadap kekuatan otot, luas gerak sendi dan kemampuan fungsional pasien stroke di RS Sint Carolus Jakarta (Tesis, Tidak dipublikasikan). Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Jakarta. Ariani, TU., Sistem Neurobehaviour. Jakarta: Salemba medika. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan, Republik Indonesia. Berman A, 2009,Buku Ajar Praktek Keperawatan Klinis Kozier & Erb. Alih Bahasa Meiliya dkk. EGC, Jakarta. Gofir, A, Manajemen Stroke. Yogyakarta: Pustaka Cendikia Press. Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia Panduan Asuhan Keperawatan Individu, keluarga, kelompok dan komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Junaidi, I., Stroke Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: ANDI. Kementrian Kesehatan RI, Profil Kesehatan Indonesia Jakarta: Kemenkes RI, Lewis, S.L., Dirksen, S.R., Heitkemper, M.M., & Bucher, L. (2007). Medical surgical nursing: Assessment & management of clinical problem (7th Ed.). St.Louis: Mosby - Year Book, Inc. Mubarak, W.I. (2008). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan aplikasi dalam praktik. Jakarta. Media Aesculapis. Murtaqib Pengaruh Latihan Range Of Motion (ROM) Aktif Terhadap Perubahan Rentang Gerak Sendi Pada Penderita Stroke di Kecamatan Tanggul Kabupaten Jember. Jurnal IKESMA Volume 9 Nomor 2. Muttaqin, Arif (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persyarafan. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama. Peter A, Birgitta S, Andreas T. Sex Differences in Stroke Epidemiology. AHA Journal Stroke. 2009; 40: Rahayu, K.I.N (2015). Pemberian Latihan Range of Motion (ROM). Terhadap Kemampuan Motorik Pada Pasien Post Stroke Di RSUD Gambiran : The

19 Influence of Range of Motion exercise to Motor Capabily of Post-Stroke Patien at the Gambiran Hospital. Vol 6. No E-ISSN Stoykov, M. E., & Corcos, D. M. (2009). A review of bilateral training for upper extremity hemiparesis. Occupational Therapy International, 16 (3 4), Suratun dkk (2008). Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta : EGC. Wahid dkk, Promosi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta. Wilkinson, J.M. (2007). Buku Saku: Diagnosa Keperawatan dengan Intervensi NIC dan Kriteria Hasil NOC, Edisi 7. Jakarta : EGC.

20 LAMPIRAN 1 GERAKAN GERAKAN RANGE OF MOTION (ROM) Berikut ini gerakan ROM menurut Rendi dan Margareth, 2012 yaitu : 1. Fleksi dan ekstensi pergelangan tangan Cara melakukan : 1) Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisi tubuh dan siku menekuk dengan lengan 2) Pegang tangan pasien dengan satu tangan dan tangan yang lain memegang pergelangan tangan pasien 3) Tekuk tangan pasien kedepan sejauh mungkin 4) Catat perubahan yang terjadi. 2. Fleksi dan ekstensi siku Cara melakukan : 1) Atur posisi lengan pasien dengan menjauhi sisitubuh dengan telapak mengarah ketubuhnya 2) Letakkan tangan di atas siku pasien dan pegang tangan mendekat bahu 3) Lakukan dan kembalikan ke posisi sebelumnya. 3. Pronasi dan supinasi lengan bawah Cara melakukan: 1) Atur posisi lengan bawah menjauhi tubuh pasien dengan siku menekuk. 2) Letakan satu tangan perawat pada pergelangan pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya. 3) Putar lengan bawah pasien sehingga telapaknya menjauh. 4) Kembalikan ke posisi semula. 5) Putar lengan bawah pasien sehingga telapak tangannya menghadap kearahnya. 6) Kembalikan keposisi semula. 4. Pronasi fleksi bahu Cara melakukan :

21 1) Atur posisi tangan pasien disisi tubuhnya. 2) Letakkan satu tangan perawat diatas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya. 3) Angkat lengan pasien pada posisi semula. 5. Abduksi dan adduksi bahu Cara melakukan : 1) Atur posisi lengan pasien di samping badannya 2) Letakan satu tangan perawat diatas siku pasien dan pegang tangan pasien dengan tangan lainnya. 3) Gerakkan lengan pasien menjauh dari tubuhnya keasar perawat (Abduksi). 4) Gerakkan lengan pasien mendekati tubuhnya (Adduksi). 6. Rotasi bahu Cara melakukan : 1) Atur posisi lengan pasien menjauhi tubuh dengan siku menekuk 2) Letakkan satu tangan perawat dilengan atas pasien dekat siku dan pegang tangan pasien dengan tangan yang lainnya. 3) Gerakkan lengan bawah kebawah sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap kebawah. 4) Kembalikkan posisi lengan keposisi semula. 5) Gerakan lengan bawah kebelakang sampai menyentuh tempat tidur, telapak tangan menghadap keatas. 6) Kembalikan lengan keposisi semula 7. Fleksi dan ekstensi jari-jari Cara melakukan : 1) Pegang jari-jari kaki pasien dengan satu tangan, sementara tangan lain memegang kaki. 2) Bengkokkan (tekuk) jari-jari kebawah. 3) Luruskan jari-jari kemudian dorong kebelakang. 4) Kembalikkan keposisi semula 8. Infers dan efersi kaki

22 Cara melakukan : 1) Pegang separuh bagian kaki pasien dengan satu jari dan pegang pergelangan kaki dengan tangan satunya. 2) Putar kaki kedalam sehingga telapak kaki menghadap kekaki lainnya. 3) Kembalikan keposisi semula 4) Putar kaki keluar sehingga bagian telapak kaki menjauhi kaki yang lain. 5) Kembalikan ke posisi semula. 9. Fleksi dan ekstensi pergelangan kaki Cara melakukan : 1) Letakkan satu tangan perawat pada telapak kaki pasien dan satu tangan yang lain di atas pergelangan kaki. Jaga kaki lurus dan rileks. 2) Tekuk pergelangan kaki, arahkan jari-jari kaki kea rah dada pasien. 3) Kembalikkan ke posisi semula. 4) ekuk pergelangan kaki menjauhi dada pasien. 10. Fleksi dan ekstensi lutut Cara menggerakan : 1) Letakkan satu tangan di lutut pasien dan pegang tumit pasien dengan tangan yang lain. 2) Angkat kaki, tekuk pada lutut dan pangkal paha. 3) Lanjutkan menekuk lutut kearah dada sejauh mungkin. 4) Kebawahkan kaki dan luruskan lutut dengan mengangkat kaki keatas. 5) Kembali keposisi semula. 11. Rotasi pangkal paha Cara melakukan : 1) Letakkan satu tangan perawat dibahu lutut pasien dan satu tangan di tumit. 2) Jaga posisi kaki pasien lurus, angkat kurang lebih 8cm dari tempat tidur, gerakkan kaki menjauhi badan pasien. 3) Gerakkan kaki mendekati badan pasien 4) Kembalikkan ke posisi semula.

23 LAMPIRAN 2 SOP (Standar Operasional Prosedur) Pelatihan Range Of Motion (ROM) A. Pengertian ROM Menggerakan sendi ekstremitas atas secara aktif atau pasif B. Tujuan ROM Menyiapkan tempat tidur dalam keadaan siap pakai C. Kebijakan 1. Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi 2. Meningkatkan vaskularisasi D. Petugas Perawat E. Peralatan WWZ dan sarungnya F. Prosedur pelaksanaan 1. Tahap pra interaksi a) Melakukan verifikasi data dari rekam medik pasien b) Mengecek kembali kelengkapan alat c) hand hygiene (hand wash/hand scrub) d) mendekatkan alat dengan benar 2. Tahan orientasi a) Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik b) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / klien

24 c) Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien 3. Tahap kerja a) Membaca tasmiyah b) Mengatur posisi pasien c) Mengukur TTV d) Menghangatkan sendi yang akan dilatih e) Melatih sendi secara bergantian 1) Bahu a. Fleksi : menaikan lengan dari posisi disamping tubuh kedepan keposisi di atas kepala, rentang 180 o b. Ekstensi : mengembalikan lengan ke posisi disamping tubuh, rentang 180 o c. Hiperekstensi : menggerakan lengan ke belakang tubuh, siku tetap lurus, rentang o d. Abduksi : menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala, rentang 180 o e. Adduksi : menurunkan lengan kesamping dan menyilang tubuh 2) siku sejauh mungkin, rentang 320 o a. fleksi : menggerakan siku sehingga lengan bahu bergerak kedepan sendiri bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150 o b. ekstensi ; meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150 o 3) lengan bawah a. supinasi : memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas, rentang o b. pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap kebawah, rentang o c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 4) Pergelangan tangan a. Fleksi : menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, rentang o

25 b. Ekstensi : menggerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada dalam arah yang sama, rentang o c. Hiperekstensi : membawa permukaan tangan, dorsal kebelakang sejauh mungkin, rentang o d. Radialdeviation : menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jarri, rentang 30 o e. Ulnardeviation : menekuk pergelangan tangan miring kearah 5 jari, rentang o f. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 5) Jari-jari tangan a. Fleksi : membuat genggaman, rentang 90 o b. Ekstensi : melueruskan jari-jari tangan, rentang 90 o c. Hiperekstensi : menggerakan jari-jari tangan ke belakan sejauh mungkin, rentang o d. Abduksi : meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain, rentang 30 o e. Adduksi : merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30 o f. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 6) Ibu jari a. Fleksi : menggerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang 90 o b. Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90 o c. Abduksi : menjauhkan ibu jari kesamping, rentang 30 o d. Adduksi : menggerakan ibu jari kedepan tangan, rentang 30 o e. Oposisi : menyentuhkan ibu jari kesetiap jari-jari tangan yang sama f. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali g. Mengukur TTV

26 4. Tahap terminasi 1. Merapihkan pasien 2. Membaca tahmid dan berpamitan dengan klien 3. Membereskan alat-alat 4. Mencuci tangan 5. Mencatat kegiatan dalam lembar keperawatan

27 SOP (Standar Operasional Prosedur) Pelatihan Range Of Motion (ROM) A. Pengertian ROM Menggerakan sendi ekstremitas bawah secara aktif atau pasif B. Tujuan ROM 1. Menjaga dan mengembalikan kelenturan sendi 2. Meningkatkan vaskularisasi C. Kebijakan Klien dengan keterbatasan rentang gerak dan immobilisasi D. Petugas Perawat E. Peralatan WWZ dan sarungnya F. Prosedur pelaksanaan 1. Tahap pra interaksi a) Melakukan verifikasi data dari rekam medik pasien b) Mengecek kembali kelengkapan alat c) hand hygiene (hand wash/hand scrub) d) mendekatkan alat dengan benar 2. Tahan orientasi a) Memberikan salam dan menyapa nama pasien b) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada keluarga / klien c) Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien

28 3. Tahap kerja a) Membaca tasmiyah b) Mengukur TTV c) Menghangatkan sendi yang akan dilatih d) Melatih sendi secara bergantian 1) Pinggul a. Fleksi : menggerakan tungkai kedepan dan atas, rentang o b. Ekstensi : menggerakan kembali kesamping tungkai yang lalu, rentang o c. Hiperekstensi : menggerakan tungkai kebelakang tubuh, rentang o d. Abduksi : menggerakan tungkai kesamping menjauhi tubuh, rentang o e. Adduksi : menggerkan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin, rentang o f. Rotasi dalam : memutar kak dan tungkai kearah tungkai lain, rentang 90 o g. Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai mengjauhi tungkai lain, rentang 90 o h. Sirkumduksi : menggerakan tungkai melingkar i. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 2) Lutut a. Fleksi : menggerakan tumit kearah blakang paha, rentang o b. Ekstensi : mengembalikan tungkai kelantai, rentang o c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 3) Pergelangan kaki a. Dorsalfleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk keatas, rentang o b. Flantarfleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk kebawah, rentang o

29 c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 4) Kaki a. Inverse : memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10 o b. Eversi : memutar telapak kaki kesamping luar, rentang 10 o c. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 5) Jari-jari kaki a. Fleksi : menekukan jari-jari kaki kebawah, rentang o b. Ekstensi : meluruskan jari-jari kaki, rentang o c. Abduksi : menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15 o d. Adduksi : merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15 o e. Ulang gerakan berturut-turut sebanyak 4 kali 4. Tahap terminasi 1. Melakukan evaluasi tindakan 2. Membaca tahmid dan berpamitan dengan klien 3. Membereskan alat-alat 4. Mencuci tangan 5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

30 LAMPIRAN 3 PRE PLANNING KUNJUNGAN KE -1 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Pertemuan ke : 1 Hari/tanggal : Senin, 10 Juli 2017 A. LATAR BELAKANG Pengkajian merupakan tahap awal untuk menggali informasi tentang kesehatan dan kondisi keluarga Tn.M Pengkajian dilakukan untuk memperoleh data yang terkait dengan keluhan penyakit ataupun keluhan lainnya yang terkait dengan kondisi keluarga dan lingkungan keluarga. Untuk mengetahui masalah keperawatan yang terdapat dikeluarga Tn.M diharuskan mengkaji lebih mendalam agar diperoleh data yang dihasilkan akurat. Data yang perlu dikaji meliputi data umum klien, riwayat dan tahap perkembangan keluarga, dan keadaan lingkungan rumah. B. RENCANA KEPERAWATAN 1. Pengkajian 2. Tujuan Umum: Setelah melakukan pengkajian pada keluarga Tn.M diharapkan mahasiswa dapat memperoleh informasi tentang masalah kesehatan yang dialami keluarga. 3. Tujuan Khusus: Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga Tn.M diharapkan mahasiswa dapat : a. Mengetahui tentang data umum klien, meliputi: 1) Nama kepala keluarga klien 2) Alamat klien

31 3) Pekerjaan kepala keluarga 4) Pendidiksn kepala keluarga 5) Komposisi keluarga 6) Tipe keluarga 7) Suku 8) Agama 9) Status sosial ekonomi keluarga 10) Aktivitas rekreasi keluarga b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga, meliputi: 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini 2) Tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi 3) Riwayat keluarga inti 4) Riwayat keluarga sebelumnya c. Keadaan lingkungan rumah 1) Karakteristik rumah 2) Denah rumah 3) Karakteristik tetangga dan komunitas RW 4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat 5) Sistem pendukung dalam keluarga d. Struktur keluarga 1) Pola komunikasi keluarga 2) Struktur kekuatan keluarga 3) Struktur peran 4) Nilai dan norma budaya e. Fungsi keluarga a) Fungsi afektif b) Fungsi sosialisasi c) Fungsi perawatan keluarga a) Mengenal masalah kesehatan b) Memutuskan tindakan c) Merawat anggota keluarga

32 d) Memodifikasi lingkungan e) Memanfaatkan fasilitas kesehatan d) Fungsi reproduksi e) Fungsi ekonomi f) Stess dan koping a) Stressor jangka pendek dan jangka panjang b) Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah c) Strategi koping yang digunakan d) Strategi adaptasi disfungsional g) Harapan keluarga C. RENCANA KEGIATAN 1. Metode Tanya jawab 2. Media dan Alat a. Alat tulis b. Daftar pertanyaan 3. Waktu dan Tempat a. 1x40 menit b. Rumah keluarga Tn.M 4. Kriteria Evaluasi a. Struktur 1) Menyiapkan daftar pertanyaan 2) Media dan alat sudah disiapkan 3) Kontrak dengan keluarga pada saat akan dilakukan pengkajian. b. Proses 1) Pelaksanaan sesuai waktu dan pre planning yang telah dibuat 2) Keluarga kooperatif dalam proses kegiatan c. Hasil 1) Data umum klien, meliputi: a) Nama kepala keluarga klien b) Alamat klien

33 c) Pekerjaan kepala keluarga d) Pendidiksn kepala keluarga e) Komposisi keluarga f) Tipe keluarga g) Suku h) Agama i) Status sosial ekonomi keluarga j) Aktivitas rekreasi keluarga 2) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga, meliputi: a) Tahap perkembangan keluarga saat ini b) Tahap perkembangan keluarga belum terpenuhi c) Riwayat keluarga inti d) Riwayat keluarga sebelumnya 3) Keadaan lingkungan rumah a) Karakteristik rumah b) Denah rumah c) Karakteristik tetangga dan komunitas RW d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat e) Sistem pendukung dalam keluarga 4) Struktur Keluarga a) Pola komunikasi keluarga b) Struktur kekuatan keluarga c) Struktur peran d) Nilai atau norma keluarga 5) Fungsi Keluarga a) Fungsi afektif b) Fungsi sosialisasi c) Fungsi perawatan kesehatan d) Fungsi reproduksi e) Fungsi ekonomi 6) Stress dan Koping Keluarga

34 a) Stressor jangka pendek dan panjang - Stressor jangka pendek - Stressor jangka panjang b) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor c) Strategi koping yang digunakan d) Strategi adaptasi disfungsional D. LAMPIRAN PERTANYAAN 1. Data Umum a. Siapa nama kepala keluarga di rumah ini? b. Apa pekerjaan kepala keluarga? c. Apa pendidikan terakhir kepala keluarga? d. Genogram e. Tipe f. Berapa KK dalam keluarga dan terdiri dari berapa anggota keluarga? g. Suku h. Berasal dari suku mana keluarga? i. Agama j. Agama apa yang dianut oleh keluarga? k. Status ekonomi keluarga l. Dari mana dan berapa hasil perndapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari? m. Rekreasi keluarga n. Apa yang dilakukan keluarga untuk membuang kejenuhan? 2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga a. Tahap perkembangan keluarga saat ini: 1) Berapa jumlah anak di dalam keluarga? 2) Berapa umur anak-anak bapak/ibu? 3) Adakah anak bapak/ibu yang masih sekolah dan adakah yang sudah bekerja?

35 b. Tahap perkembangan yang belum terpenuhi Adakah harapan atau tugas keluarga yang belum tercapai, mengapa belum tercapai? apa kendalanya? c. Riwayat keluarga inti 1) Apakah ada anggota keluarga yang sedang sakit? Sakit apa? 2) Adakah dikeluarga bapak/ibu yang punya penyakit keturunan? 3) Keluhan apa yang dirasakan terkait dengan penyakit yang diderita? d. Riwayat keluarga sebelumnya 1) Bagaimana riwayat kesehatan keluarga dahulu? 2) Apakah ada penyakit keturunan? 3. Lingkungan a. Karakteristik rumah 1) Berapa luas banguan rumah? 2) Terdapat berapa ruangan, dan ruangan apa sajakah? 3) Adakah kamar mandi dan WC? 4) Berapa jumlah jendela? 5) Dari mana sumber air? 6) Apakah jenis septic tank dan jaraknya berapa dari sumber air? b. Denah rumah c. Karakteristik tetangga dan komunitas 1) Bagaimana sikap bapak/ ibu terhadap tetangga sekitar? 2) Adakah kegiatan RT/RW? d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat? 1) Apakah ada waktu rutin untuk perkumpulan RT/RW? 2) Sejauh mana keluarga dalam interaksi dengan masyarakat? e. Sistem pendukung keluarga 1) Apakah anggota keluarga memiliki jaminan kesehatan?

36 2) Adakah sarana di lingkungan yang dapat di gunakan untuk mendukung kesehatan keluarga? f. Struktur Keluarga 1) Pola komunikasi keluarga Bagaimana komunikasi di dalam keluarga, apakah saling terbuka? 2) Struktur kekuatan keluarga Siapa yang mengambil keputusan di dalam keluarga? 3) Struktur peran Apakah semua anggota keluarga melaksanakan perannya masing-masing? 4) Nilai atau norma keluarga Bagaiman aturan yang dianut dalam keluarga? Apakah sesuai agama? g. Fungsi Keluarga 1) Fungsi afektif Bagaimana masing-masing anggota keluarga apakah saling menyayangi sesama antar anggota keluarga? 2) Fungsi sosialisasi Bagaimana keluarga dalam hidup bermasyarakat? 3) Fungsi perawatan kesehatan Apa yang dilakukan bila terdapat anggota keluarga yang sakit? Apakah keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit? 4) Fungsi reproduksi Apakah istri menggunakan KB? Jenis KB apa yang digunakan? 5) Fungsi ekonomi Apakah keluarga mampu mencukupi kebutuhan ekonomi? Berapa pendapatan keluarga per bulan? h. Stress dan Koping Keluarga

37 1) Stressor jangka pendek dan panjang a) Stressor jangka pendek Apakah ada masalah yang dipikirkan keluaraga akhir-akhir ini? b) Stressor jangka panjang Apakah ada masalah yang dipikirkan setahun ini? 2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor Bagaimana kemampuan keluarga dalam menanggapi masalah ini? Apakah mampu? 3) Strategi koping yang digunakan Bagaimana cara keluarga dalam memecahkan masalah? 4) Strategi adaptasi disfungsional 5) Bagaimana harapan keluarga pada tenaga kesehatan seperti dokter, perawat?

38 PRE PLANNING KUNJUNGAN KE -2 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Pertemuan ke : ke 2 Hari/tanggal : Selasa, 11 Juli E. LATAR BELAKANG Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga ternyata keluarga belum mengerti tentang terapi range of motion (rom) yang dapat berfungsi untuk meningkatkan pergerakan sendi pada pasien stroke maka akan dilakukan pendidikan kesehatan. F. RENCANA KEPERAWATAN 4. Pendidikan Kesehatan 5. Tujuan Umum: Melakukan latihan terapi range of motion (rom). 6. Tujuan Khusus: Agar keluarga Tn.M mengetahui bahwa terapi range of motion (rom) dapat meningkatkan pergerakan sendi pada pasien stroke. G. Rancangan kegiatan 1. Metoda : latihan menggerakan anggota gerak tubuh 2. Media dan alat : WWZ dan sarungnya 3. Waktu dan tempat : 11 Juli 2017, pukul WIB. H. Kriteria evaluasi 1. Evaluasi struktur Persiapan sebelum pengkajian : a. Menentukan tujuan pertemuan : Melakukan latihan terapi range of motion (ROM).

39 b. Media yang digunakan : - WWZ - Sarung WWZ c. Kontrak : Topik : Melakukan latihan terapi range of motion (ROM). Waktu : 11 Juli 2017, pukul WIB. Tempat : Rumah Tn.M. Rt 02 Rw 04, Wonosigro. 2. Evaluasi proses Saat proses letihan terapi range of motion (ROM). pada keluarga Tn.M berjalan lancar. 3. Evaluasi hasil Hasil dari latihan terapi range of motion (ROM) pada keluarga Tn.M pada hari selasa, 11 Juli 2017 didapatkan hasil : Keluarga mengerti tentang : a. Manfaat terapi range of motion (ROM) bagi pasien stroke b. Cara melakukan terapi range of motion (ROM). c. Beberapa macam gerakan terapi range of motion (ROM). d. Di bagian mana saja persendian yang boleh dilakukan terapi range of motion (ROM). e. Waktu untuk melakukan terapi range of motion (ROM). f. Ukuran yang benar dalam melakukan terapi range of motion (ROM).

40 PRE PLANNING KUNJUNGAN KE -3 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Pertemuan ke : ke 3 Hari/tanggal : Kamis, 13 Juli 2017 I. LATAR BELAKANG Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga ternyata keluarga belum mengerti tentang terapi range of motion (rom) yang dapat berfungsi untuk meningkatkan pergerakan sendi pada pasien stroke maka akan dilakukan pendidikan kesehatan. J. RENCANA KEPERAWATAN 7. Pendidikan Kesehatan 8. Tujuan Umum: Melakukan latihan terapi range of motion (rom). 9. Tujuan Khusus: Agar keluarga Tn.M mengetahui bahwa terapi range of motion (rom) dapat meningkatkan pergerakan sendi pada pasien stroke. K. Rancangan kegiatan 4. Metoda : Latihan menggerakan anggota gerak tubuh 5. Media dan alat : WWZ dan sarungnya 6. Waktu dan tempat : 13 Juli 2017, pukul WIB. L. Kriteria evaluasi 4. Evaluasi struktur Persiapan sebelum pengkajian : d. Menentukan tujuan pertemuan : Melakukan latihan terapi range of motion (ROM).

41 e. Media yang digunakan : - WWZ - Sarung WWZ f. Kontrak : Topik : Melakukan latihan terapi range of motion (ROM). Waktu : 13 Juli 2017, pukul WIB. Tempat : Rumah Tn.M. Rt 02 Rw 04, Wonosigro. 5. Evaluasi proses Saat proses latihan terapi range of motion (ROM). pada keluarga Tn.M berjalan lancar. 6. Evaluasi hasil Hasil dari latihan terapi range of motion (ROM) pada keluarga Tn.M pada hari kamis, 13 Juli 2017 didapatkan hasil : Keluarga mengerti tentang : a. Manfaat terapi range of motion (ROM) bagi pasien stroke b. Cara melakukan terapi range of motion (ROM). c. Beberapa macam gerakan terapi range of motion (ROM). d. Di bagian mana saja persendian yang boleh dilakukan terapi range of motion (ROM). e. Waktu untuk melakukan terapi range of motion (ROM). f. Ukuran yang benar dalam melakukan terapi range of motion (ROM).

42 PRE PLANNING KUNJUNGAN KE -4 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA Pertemuan ke : 4 Hari/tanggal : Sabtu, 15 Juli M. LATAR BELAKANG Setelah dilakukan pengkajian pada keluarga ternyata keluarga belum mengerti tentang terapi range of motion (rom) yang dapat berfungsi untuk meningkatkan pergerakan sendi pada pasien stroke maka akan dilakukan pendidikan kesehatan. N. RENCANA KEPERAWATAN 10. Pendidikan Kesehatan 11. Tujuan Umum: Melakukan latihan terapi range of motion (rom). 12. Tujuan Khusus: Agar keluarga Tn.M mengetahui bahwa terapi range of motion (rom) dapat meningkatkan pergerakan sendi pada pasien stroke. O. Rancangan kegiatan 7. Metoda : latihan menggerakan anggota gerak tubuh 8. Media dan alat : WWZ dan sarungnya 9. Waktu dan tempat : 15 Juli 2017, pukul WIB. P. Kriteria evaluasi 7. Evaluasi struktur Persiapan sebelum pengkajian : g. Menentukan tujuan pertemuan : Melakukan latihan terapi range of motion (ROM).

43 h. Media yang digunakan : - WWZ - Sarung WWZ i. Kontrak : Topik : Melakukan latihan terapi range of motion (ROM). Waktu : 15 Juli 2017, pukul WIB. Tempat : Rumah Tn.M. Rt 02 Rw 04, Wonosigro. 8. Evaluasi proses Saat proses letihan terapi range of motion (ROM). pada keluarga Tn.M berjalan lancar. 9. Evaluasi hasil Hasil dari latihan terapi range of motion (ROM) pada keluarga Tn.M pada hari sabtu, 15 Juli 2017 didapatkan hasil : Keluarga mengerti tentang : a. Manfaat terapi range of motion (ROM) bagi pasien stroke b. Cara melakukan terapi range of motion (ROM). c. Beberapa macam gerakan terapi range of motion (ROM). d. Di bagian mana saja persendian yang boleh dilakukan terapi range of motion (ROM). e. Waktu untuk melakukan terapi range of motion (ROM). f. Ukuran yang benar dalam melakukan terapi range of motion (ROM).

44 Lampiran 4 Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Range Of Motion (ROM) Nama (Inisial) : Ny.R Latihan ke : 1 NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI BOBOT X NILAI BAHU 1 Fleksi : menaikan lengan dari posisi disamping tubuh kedepan keposisi di atas kepala, rentang 180 o 1.5 V 3 2 Ekstensi : mengembalikan lengan ke posisi disamping tubuh, rentang 180 o 3 Hiperekstensi : menggerakan 1.5 V 1.5 lengan ke belakang tubuh, siku tetap lurus, rentang o 4 Abduksi : menaikan lengan ke posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala, rentang 180 o 1.5 V Adduksi : menurunkan lengan kesamping dan menyilang tubuh sejauh mungkin, rentang 320 o

45 SIKU 6 fleksi : menggerakan siku sehingga lengan bahu bergerak kedepan sendiri bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150 o 7 ekstensi ; meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150 o LENGAN BAWAH 8 supinasi : memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas, rentang o 9 pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap kebawah, rentang o PERGELANGAN TANGAN 10 Fleksi : menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, rentang o 11 Ekstensi : menggerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada dalam arah yang sama, rentang o 12 Hiperekstensi : membawa permukaan tangan, dorsal kebelakang sejauh mungkin, rentang o 1 V 1 1 V 1

46 13 Radialdeviation : menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jarri, rentang 30 o 14 Ulnardeviation : menekuk pergelangan tangan miring kearah 5 jari, rentang o JARI-JARI TANGAN 1 V 1 15 Fleksi : membuat genggaman, rentang 90 o 1.5 V Ekstensi : meluruskan jari-jari tangan, rentang 90 o 1.5 V 3 17 Hiperekstensi : menggerakan jari-jari tangan ke belakan sejauh mungkin, rentang o 18 Abduksi : meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain, rentang 30 o 1.5 V V Adduksi : merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30 o 1.5 V 3 IBU JARI 20 Fleksi : menggerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang 90 o 21 Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90 o 1.5 V V Abduksi : menjauhkan ibu jari kesamping, rentang 30 o 1.5 V Adduksi : menggerakan ibu jari kedepan tangan, rentang 30 o 1.5 V 1.5

47 24 Oposisi : menyentuhkan ibu jari kesetiap jari-jari tangan yang sama PINGGUL 25 Fleksi : menggerakan tungkai kedepan dan atas, rentang o 26 Ekstensi : menggerakan kembali kesamping tungkai yang lalu, rentang o 27 Hiperekstensi : menggerakan tungkai kebelakang tubuh, rentang o 28 Abduksi : menggerakan tungkai kesamping menjauhi tubuh, rentang o 29 Adduksi : menggerkan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin, rentang o 30 Rotasi dalam : memutar kaki dan tungkai kearah tungkai lain, rentang 90 o 31 Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai mengjauhi tungkai lain, rentang 90 o 32 Sirkumduksi : menggerakan tungkai melingkar 1.5 V V 1 1 V 1 1 V 1 1 V 1

48 LUTUT 33 Fleksi : menggerakan tumit kearah blakang paha, rentang o 34 Ekstensi : mengembalikan tungkai kelantai, rentang o PERGELANGAN KAKI 35 Dorsalfleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk keatas, rentang o 36 Flantarfleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk kebawah, rentang o KAKI 1 V 1 37 Inverse : memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10 o 38 Eversi : memutar telapak kaki kesamping luar, rentang 10 o JARI-JARI KAKI 39 Fleksi : menekukan jari-jari kaki kebawah, rentang o 1.5 V 3 40 Ekstensi : meluruskan jari-jari kaki, rentang o 41 Abduksi : menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15 o 1.5 V 3 42 Adduksi : merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15 o TOTAL 78

49 Keterangan : Berikan tanda centang (V) pada kolom nilai Skala nilai 0 : tidak dilakukan 1 : dilakukan tapi masih perlu latihan/melakukan kurang dari 50% dari sub penilaian 2 : melakukan lebih dari 50% dari sub penilaian Jika nilai : amat baik : baik : cukup 0 59 : kurang

50 Lampiran Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Range Of Motion (ROM) Nama (Inisial) : Ny.R Latihan ke : 2 NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI BOBOT X NILAI BAHU 1 Fleksi : menaikan lengan dari posisi disamping tubuh kedepan keposisi di atas kepala, rentang 180 o 1.5 V 3 2 Ekstensi : mengembalikan lengan ke posisi disamping tubuh, rentang 180 o 3 Hiperekstensi : menggerakan 1.5 V 3 lengan ke belakang tubuh, siku tetap lurus, rentang o 4 Abduksi : menaikan lengan ke 1.5 V 3 posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala, rentang 180 o 5 Adduksi : menurunkan lengan kesamping dan menyilang tubuh sejauh mungkin, rentang 320 o

51 SIKU 6 fleksi : menggerakan siku sehingga lengan bahu bergerak kedepan sendiri bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150 o 7 ekstensi ; meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150 o LENGAN BAWAH 8 supinasi : memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas, rentang o 9 pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap kebawah, rentang o PERGELANGAN TANGAN 10 Fleksi : menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, rentang o 11 Ekstensi : menggerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada dalam arah yang sama, rentang o 12 Hiperekstensi : membawa permukaan tangan, dorsal kebelakang sejauh mungkin, rentang o 1 V 1 1 V 1 1 V 1

52 13 Radialdeviation : menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jarri, rentang 30 o 14 Ulnardeviation : menekuk pergelangan tangan miring kearah 5 jari, rentang o JARI-JARI TANGAN 1 V 1 V 15 Fleksi : membuat genggaman, rentang 90 o 1.5 V 16 Ekstensi : meluruskan jari-jari tangan, rentang 90 o 1.5 V 3 17 Hiperekstensi : menggerakan jari-jari tangan ke belakan sejauh mungkin, rentang o 18 Abduksi : meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain, rentang 30 o 1.5 V V 3 19 Adduksi : merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30 o 1.5 V 3 IBU JARI 20 Fleksi : menggerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang 90 o 21 Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90 o 1.5 V V Abduksi : menjauhkan ibu jari kesamping, rentang 30 o 1.5 V Adduksi : menggerakan ibu jari kedepan tangan, rentang 30 o 1.5 V 1.5

53 24 Oposisi : menyentuhkan ibu jari kesetiap jari-jari tangan yang sama PINGGUL 25 Fleksi : menggerakan tungkai kedepan dan atas, rentang o 26 Ekstensi : menggerakan kembali kesamping tungkai yang lalu, rentang o 27 Hiperekstensi : menggerakan tungkai kebelakang tubuh, rentang o 28 Abduksi : menggerakan tungkai kesamping menjauhi tubuh, rentang o 29 Adduksi : menggerkan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin, rentang o 30 Rotasi dalam : memutar kaki dan tungkai kearah tungkai lain, rentang 90 o 31 Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai mengjauhi tungkai lain, rentang 90 o 32 Sirkumduksi : menggerakan tungkai melingkar 1.5 V V 1 1 V 1 1 V 1 1 V 1

54 LUTUT 33 Fleksi : menggerakan tumit kearah blakang paha, rentang o 34 Ekstensi : mengembalikan tungkai kelantai, rentang o PERGELANGAN KAKI 35 Dorsalfleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk keatas, rentang o 36 Flantarfleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk kebawah, rentang o KAKI 37 Inverse : memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10 o 38 Eversi : memutar telapak kaki kesamping luar, rentang 10 o JARI-JARI KAKI 39 Fleksi : menekukan jari-jari kaki kebawah, rentang o 1.5 V 3 40 Ekstensi : meluruskan jari-jari kaki, rentang o 41 Abduksi : menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15 o 1.5 V 3 42 Adduksi : merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15 o TOTAL 78

55 Keterangan : Berikan tanda centang (V) pada kolom nilai Skala nilai 0 : tidak dilakukan 1 : dilakukan tapi masih perlu latihan/melakukan kurang dari 50% dari sub penilaian 2 : melakukan lebih dari 50% dari sub penilaian Jika nilai : amat baik : baik : cukup 0 59 : kurang

56 Lampiran Lembar Observasi Penilaian Kemampuan Range Of Motion (ROM) Nama (Inisial) : Ny.R Latihan ke : 3 NO ASPEK YANG DINILAI BOBOT NILAI BOBOT X NILAI BAHU 1 Fleksi : menaikan lengan dari posisi disamping tubuh kedepan keposisi di atas kepala, rentang 180 o 1.5 V 3 2 Ekstensi : mengembalikan lengan ke posisi disamping tubuh, rentang 180 o 3 Hiperekstensi : menggerakan 1.5 V 3 lengan ke belakang tubuh, siku tetap lurus, rentang o 4 Abduksi : menaikan lengan ke 1.5 V 3 posisi samping di atas kepala dengan telapak tangan jauh dari kepala, rentang 180 o 5 Adduksi : menurunkan lengan kesamping dan menyilang tubuh sejauh mungkin, rentang 320 o

57 SIKU 6 fleksi : menggerakan siku sehingga lengan bahu bergerak kedepan sendiri bahu dan tangan sejajar bahu, rentang 150 o 7 ekstensi ; meluruskan siku dengan menurunkan tangan, rentang 150 o LENGAN BAWAH 8 supinasi : memutar lengan bawah dan tangan sehingga telapak tangan menghadap ke atas, rentang o 9 pronasi : memutar lengan bawah sehingga telapak tangan menghadap kebawah, rentang o PERGELANGAN TANGAN 10 Fleksi : menggerakan telapak tangan ke sisi bagian dalam lengan bawah, rentang o 11 Ekstensi : menggerakan jari-jari tangan sehingga jari-jari, tangan, lengan bawah berada dalam arah yang sama, rentang o 12 Hiperekstensi : membawa permukaan tangan, dorsal kebelakang sejauh mungkin, rentang o 1 V 1

58 13 Radialdeviation : menekuk pergelangan tangan miring ke ibu jarri, rentang 30 o 14 Ulnardeviation : menekuk pergelangan tangan miring kearah 5 jari, rentang o JARI-JARI TANGAN 15 Fleksi : membuat genggaman, rentang 90 o 1.5 V Ekstensi : meluruskan jari-jari tangan, rentang 90 o 1.5 V 3 17 Hiperekstensi : menggerakan jari-jari tangan ke belakan sejauh mungkin, rentang o 18 Abduksi : meregangkan jari-jari tangan yang satu dengan yang lain, rentang 30 o 1.5 V V 3 19 Adduksi : merapatkan kembali jari-jari tangan, rentang 30 o 1.5 V 3 IBU JARI 20 Fleksi : menggerakan ibu jari menyilang permukaan telapak tangan, rentang 90 o 21 Ekstensi : menggerakan ibu jari lurus menjauh dari tangan, rentang 90 o 1.5 V V 3 22 Abduksi : menjauhkan ibu jari kesamping, rentang 30 o 1.5 V Adduksi : menggerakan ibu jari kedepan tangan, rentang 30 o 1.5 V 3

59 24 Oposisi : menyentuhkan ibu jari kesetiap jari-jari tangan yang sama PINGGUL 25 Fleksi : menggerakan tungkai kedepan dan atas, rentang o 26 Ekstensi : menggerakan kembali kesamping tungkai yang lalu, rentang o 27 Hiperekstensi : menggerakan tungkai kebelakang tubuh, rentang o 28 Abduksi : menggerakan tungkai kesamping menjauhi tubuh, rentang o 29 Adduksi : menggerkan tungkai kembali ke posisi media dan melebihi jika mungkin, rentang o 30 Rotasi dalam : memutar kaki dan tungkai kearah tungkai lain, rentang 90 o 31 Rotasi luar : memutar kaki dan tungkai mengjauhi tungkai lain, rentang 90 o 32 Sirkumduksi : menggerakan tungkai melingkar 1.5 V 3 1 V 1

60 LUTUT 33 Fleksi : menggerakan tumit kearah blakang paha, rentang o 34 Ekstensi : mengembalikan tungkai kelantai, rentang o PERGELANGAN KAKI 35 Dorsalfleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk keatas, rentang o 36 Flantarfleksi : menggerakan kaki sehingga jari-jari kaki menekuk kebawah, rentang o KAKI 37 Inverse : memutar telapak kaki ke samping dalam, rentang 10 o 38 Eversi : memutar telapak kaki kesamping luar, rentang 10 o JARI-JARI KAKI 39 Fleksi : menekukan jari-jari kaki kebawah, rentang o 1.5 V Ekstensi : meluruskan jari-jari kaki, rentang o 41 Abduksi : menggerakan jari-jari kaki satu dengan yang lain, rentang 15 o 1.5 V Adduksi : merapatkan kembali bersama-sama, rentang 15 o TOTAL 91

61 Keterangan : Berikan tanda centang (V) pada kolom nilai Skala nilai 0 : tidak dilakukan 1 : dilakukan tapi masih perlu latihan/melakukan kurang dari 50% dari sub penilaian 2 : melakukan lebih dari 50% dari sub penilaian Jika nilai : amat baik : baik : cukup 0 59 : kurang

ROM (Range Of Motion)

ROM (Range Of Motion) Catatan : tinggal cari gambar ROM (Range Of Motion) A. Pengertian Range Of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena

Lebih terperinci

ROM (Range Of Motion)

ROM (Range Of Motion) ROM (Range Of Motion) Pengertian Range Of Motion (ROM) adalah tindakan/latihan otot atau persendian yang diberikan kepada pasien yang mobilitas sendinya terbatas karena penyakit, diabilitas, atau trauma.

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM)

SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM) SATUAN ACARA PENYULUHAN RANGE OF MOTION (ROM) Dosen Pembimbing: Iis Fatimawati, S.Kep.Ns,M.Kes Oleh : Astriani Romawati 141.0020 Lina Ayu Dika 141.0057 Miftachul Rizal H. 141.0064 Varinta Putri P. 141.0103

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF LAMPIRAN SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN FISIK RENTANG GERAK / RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF Pokok bahasan Sub Pokok bahasan : Latihan fisik rentang derak/ Range Of Motion (ROM) : Mengajarkan latihan

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOBILISASI DAN PENCEGAHAN STROKE BERULANG DI RUANGAN SYARAF RSUP DR. M DJAMIL PADANG

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOBILISASI DAN PENCEGAHAN STROKE BERULANG DI RUANGAN SYARAF RSUP DR. M DJAMIL PADANG SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) MOBILISASI DAN PENCEGAHAN STROKE BERULANG DI RUANGAN SYARAF RSUP DR. M DJAMIL PADANG Oleh : KELOMPOK C13 FIRDA DAMBA WAHYUNI 1110324071 MAHARANI Z 0810321011 VIVI OKTASARI

Lebih terperinci

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik

Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien. Stroke Non Hemoragik LAMPIRAN 1 Latihan Aktif Dan Pasif / Range Of Motion (ROM) Pada Pasien Stroke Non Hemoragik A. Pengertian Latihan aktif dan pasif / ROM adalah merupakan suatu kebutuhan manusia untuk melakukan pergerakan

Lebih terperinci

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN Lampiran 1 88 SURAT IJIN PENELITIAN Lampiran 2 89 SURAT IJIN SURVEI AWAL PENELITIAN Lampiran 3 90 SURAT IJIN PENELITIAN Lampiran 4 91 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN Saya yang bertanda tangan di bawah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori 1. Stroke Non Hemoragik Menurut kriteria WHO, stroke secara klinis didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi mendadak dengan tanda dan gejala klinis

Lebih terperinci

TRI NOFIANTO (A )

TRI NOFIANTO (A ) ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK PADA STROKE NON HEMORAGIK DI RUANG KENANGA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION) SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENDIDIDKAN KESEHATAN TENTANG PENYAKIT STROKE DAN ROM (RANGE OF MOTION) DISUSUN OLEH: HUSNUL UMAM 1311166500 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS RIAU 2014 SATUAN ACARA

Lebih terperinci

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Nama Mahasiswa :... Pengkajian diambil tanggal :... Jam :... A. IDENTITAS UMUM. Identitas Kepala Keluarga: Nama :... Pendidikan :... Umur :... Pekerjaan :...

Lebih terperinci

CATATAN PERKEMBANGAN

CATATAN PERKEMBANGAN CATATAN PERKEMBANGAN Implementasi dan Evaluasi Keperawatan No.Dx Hari/tanggal Pukul Tindakan keperawatan Evaluasi 1. Rabu, 10.00 5. Mengkaji faktor penyebab dan mengevaluasi S : Ny. L mengaku mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan data World Health Organization (2010) setiap tahunnya terdapat 15 juta orang diseluruh dunia menderita stroke. Diantaranya ditemukan jumlah kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung, juga merupakan penyebab kecacatan nomor satu baik di negara maju maupun di negara berkembang

Lebih terperinci

Tindakan keperawatan (Implementasi)

Tindakan keperawatan (Implementasi) LAMPIRAN CATATAN PERKEMBANGAN No. Dx Implementasi dan Evaluasi Keperawatan Hari/ Pukul tanggal 1 Senin / 02-06- 14.45 15.00 15.25 15.55 16.00 17.00 Tindakan keperawatan (Implementasi) Mengkaji kemampuan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN HEMIPARESE MELALUI LATIHAN RANGE OF MOTION UNILATERAL DAN BILATERAL

PERBANDINGAN PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN HEMIPARESE MELALUI LATIHAN RANGE OF MOTION UNILATERAL DAN BILATERAL Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 16 No.1, Maret 2013, hal 40-46 pissn 1410-4490, eissn 2354-9203 PERBANDINGAN PENINGKATAN KEKUATAN OTOT PASIEN HEMIPARESE MELALUI LATIHAN RANGE OF MOTION UNILATERAL

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan sindrom klinis dengan gejala gangguan fungsi otak secara fokal dan atau global yang berlangsung 24 jam atau lebih dan dapat mengakibatkan kematian atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit penyebab kecacatan nomor satu di dunia, sehingga stroke menjadi masalah kesehatan yang mendunia dan semakin penting saat ini. Dua pertiga stroke

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja

BAB 1 PENDAHULUAN. karena terjadinya gangguan peredaran darah otak dan bisa terjadi pada siapa saja BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Stroke atau gangguan peredaran darah otak ( GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN ng bertanda tangan di bawah ini : Nama : Umur : Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenenai tujuan, manfaat, jaminan kerahasiaa dan tidak adamya resiko dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4).

BAB 1 PENDAHULUAN. perdarahan atau non perdarahan (Junaidi Iskandar, 2002: 4). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut definisi WHO tahun 2005, stroke adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal (atau global) dengan gejalagejala yang berlangsung

Lebih terperinci

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN BANTEN JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG SOP SENAM HAMIL Versi : 1 Tgl : 17 maret 2014 1. Pengertian Senam Hamil adalah terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu hamil, secara fisik maupun mental, untuk menghadapi persalinan yang cepat, aman dan spontan.

Lebih terperinci

KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE

KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE KEEFEEKTIFAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS PADA PASIEN STROKE Havid Maimurahman dan Cemy Nur Fitria Akper Pku Muhammadiyah Akper PKU Muhammadiyah Surakarta Jl. Tulang Bawang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data NCHS (National Center of Health Statistics) 2010, orang dengan serangan stroke berulang (NCHS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data NCHS (National Center of Health Statistics) 2010, orang dengan serangan stroke berulang (NCHS, 2010). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan data NCHS (National Center of Health Statistics) 2010, stroke menduduki urutan ketiga penyebab kematian di Amerika setelah penyakit jantung dan kanker (Heart

Lebih terperinci

FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT

FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT FUNGSI RANGE OF MOTION (ROM) PADA PENDERITA STROKE PASCA PERAWATAN RUMAH SAKIT Arif Bachtiar, Nurul Hidayah, Ratih Poltekkes Kemenkes Malang Jl.Besar Ijen No 77 C Malang e-mail: nh_07@yahoo.com Abstract:

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE

SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE SATUAN ACARA PENYULUHAN DETEKSI DINI PADA CA MAMAE Oleh: Kelompok : 1A SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH BANJARMASIN PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN 2014 SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok bahasan : Mobilisasi

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY DI RS. Dr. RAMELAN SURABAYA

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY DI RS. Dr. RAMELAN SURABAYA PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST STROKE HEMORAGE DEXTRA STADIUM RECOVERY DI RS. Dr. RAMELAN SURABAYA Oleh : IMA DAMAR DEWATI J100060043 KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Guna Menyelesaikan Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke adalah penyakit neurologis terbanyak yang dapat mengakibatkan masalah kesehatan yang serius dan berdampak pada disfungsi motorik dan sensorik. Kelemahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. penatalaksanaanpatah tulang, sebab seringkali penanganan patah tulang ini. kekerasan yang timbul secara mendadak (Syaiful, 2009). 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Seiring dengan perkembangan jaman, salah satu dampak kemajuan teknologi adalah semakin padatnya arus lalu lintas dewasa ini mengakibatkan meningkatnya angka kecelakaan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS DISUSUN OLEH: PUTU EKA ANGGA RIANTINI P. 17420112108 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN SEMARANG JURUSAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Berdasarkan data dilapangan, angka kejadian stroke meningkat secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem pelayanan perawatan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan kebutuhan kesehatan masyarakat dan harapan-harapannya. Seiring dengan perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan

Lebih terperinci

Oleh. D.P.Wiranata 1), E. Pujiati 2), ABTSRAK

Oleh. D.P.Wiranata 1), E. Pujiati 2), ABTSRAK PENATALAKSANAAN INTOLERANSI AKTIVITAS DENGAN RANGE OF MOTION (ROM) AKTIF PADA PASIEN POST PARTUM SPONTAN PRE EKLAMSI BERAT (PEB) DI RUANG BOUGENVILLE I RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KUDUS Oleh D.P.Wiranata 1),

Lebih terperinci

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN 62 Lampiran 1 LEMBAR ERSETUJUAN MENJADI ESERTA ENELITIAN Kepatuhan erawat dalam Melakukan Tindakan Range Of Motion (ROM) ada asien ost Operasi Fraktur di RSU H. Adam Malik Medan Oleh Najmi Usyaira NIM:

Lebih terperinci

BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA

BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA BUKU PANDUAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KELUARGA DISUSUN OLEH : AKADEMI KEPERAWATAN HKBP BALIGE KATA PENGANTAR Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunianya, maka buku panduan AKPER

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh

dan komplikasinya (Kuratif), upaya pengembalian fungsi tubuh BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Meningkatnya tingkat sosial dalam kehidupan masyarakat dan ditunjang pula oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan berdampak pada peningkatan usia harapan

Lebih terperinci

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RW 07 DESA SAMPANG KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RW 07 DESA SAMPANG KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN ANALISIS ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK DENGAN MASALAH KEPERAWATAN HAMBATAN MOBILITAS FISIK DI RW 07 DESA SAMPANG KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN KARYA ILMIAH AKHIR NERS Diajukan sebagai salah satu syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejumlah prilaku seperti mengkonsumsi makanan-makanan siap saji yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di era globalisasi dengan perkembangan teknologi di berbagai bidang termasuk informasi, manusia modern semakin menemukan sebuah ketidak berjarakan yang membuat belahan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. kecacatan yang lain sebagai akibat gangguan fungsi otak (Muttaqin, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologic) akibat terhambatnya aliran darah ke otak (Junaidi, 2011). Menurut Organisasi

Lebih terperinci

Skripsi. Untuk memenuhi persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan. Oleh : BAYU SANTOSO NIM : S MUHAMMAD ALI NIM : S

Skripsi. Untuk memenuhi persyaratan mencapai Sarjana Keperawatan. Oleh : BAYU SANTOSO NIM : S MUHAMMAD ALI NIM : S PERBEDAAN EFEKTIVITAS ROM AKTIF DENGAN ROM AKTIF- ASISTIF (SPHERICAL GRIP) TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PASIEN STROKE NON HEMORAGIK DI KECAMATAN KARANGANYAR KABUPATEN PEKALONGAN Skripsi Untuk

Lebih terperinci

Lampiran 7 PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN KepadaYth : Responden Di Tempat. Dengan Hormat, Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Marcelina Daya Nim : 0.0.08 Adalah mahasiswa dari Universitas Sari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke sebagaimana pernyataan Iskandar (2004) Stroke sering menimbulkan permasalahan yang kompleks, baik dari segi kesehatan, ekonomi, dan sosial, serta membutuhkan

Lebih terperinci

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara

Stroke merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat. Pada 2002, stroke membunuh sekitar orang. Jumlah tersebut setara BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Sehat secara jasmani dan rohani adalah keinginan setiap manusia moderen, di era pembangunan di segala bidang yang kini sedang digalakkan pemerintah dituntut sosok manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berupa pergerakan sendi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berupa pergerakan sendi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mobilitas merupakan kebutuhan dasar manusia yang diperlukan oleh individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang berupa pergerakan sendi, sikap, gaya berjalan, latihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan peredaran darah otak yang tejadi secara mendadak dan. menimbulkan gejala sesuai daerah otak yang terganggu (Bustaman MN,

BAB I PENDAHULUAN. gangguan peredaran darah otak yang tejadi secara mendadak dan. menimbulkan gejala sesuai daerah otak yang terganggu (Bustaman MN, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah suatu defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak yang tejadi secara mendadak dan menimbulkan gejala sesuai daerah otak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi

BAB I PENDAHULUAN. jantung sebagai pemompa, kelainan dinding pembuluh darah dan komposisi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut World Health Organization (WHO), stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsi serebral, baik fokal maupun menyeluruh yang berlangsung dengan cepat lebih dari

Lebih terperinci

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S.

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA. TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom. Ns. Emira Apriyeni, S. LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT KEGIATAN PENYULUHAN TENTANG REMATIK PADA LANSIA KETUA: TIM PENGABMAS Yenni, M.kep, Ns, Sp, Kep kom Ns. Emira Apriyeni, S.kep PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI

Lebih terperinci

TEKANAN DARAH PASIEN STROKE YANG MENDAPAT LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) DI RUANG BOUGENVILE RSD MARDI WALUYO BLITAR

TEKANAN DARAH PASIEN STROKE YANG MENDAPAT LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) DI RUANG BOUGENVILE RSD MARDI WALUYO BLITAR TEKANAN DARAH PASIEN STROKE YANG MENDAPAT LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) DI RUANG BOUGENVILE RSD MARDI WALUYO BLITAR (Blood Pressure Post Range of Motion (ROM) Stroke Patients At Bougenville Room Mardi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tipe Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Kuantitatif. Tipe penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM NYERI HAID. Sasaran Penyuluhan : Keluarga Bapak Buang Budi Santosa Khususnya Saudari Rahayu I.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM NYERI HAID. Sasaran Penyuluhan : Keluarga Bapak Buang Budi Santosa Khususnya Saudari Rahayu I. SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) SENAM NYERI HAID Topik : Senam Nyeri Haid Sasaran Penyuluhan : Keluarga Bapak Buang Budi Santosa Khususnya Saudari Rahayu I. A Pemberi materi Tempat : Kelompok PSIK A6 : Rumah

Lebih terperinci

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas

Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Latihan Kekuatan Otot Tubuh Bagian Atas Kekuatan otot adalah tenaga, gaya, atau tegangan yang dapat dihasilkan oleh otot atau sekelompok otot pada suatu kontraksi dengan beban maksimal. Otot-otot tubuh

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENERAPAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN STROKE UNTUK MENGURANGI RESIKO DEKUBITUS DI RUANG DAHLIA RSUD DR.

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENERAPAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN STROKE UNTUK MENGURANGI RESIKO DEKUBITUS DI RUANG DAHLIA RSUD DR. ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN PENERAPAN MOBILISASI DINI PADA PASIEN STROKE UNTUK MENGURANGI RESIKO DEKUBITUS DI RUANG DAHLIA RSUD DR. SOEDIRMAN KEBUMEN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE Abdul Gafar, Hendri Budi (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN LETAK LESI INSULA DENGAN FUNGSI MOTORIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK INSTANSI PELAKSANA : RSUP DR.

LAMPIRAN 1 JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN LETAK LESI INSULA DENGAN FUNGSI MOTORIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK INSTANSI PELAKSANA : RSUP DR. LAMPIRAN 1 JUDUL PENELITIAN HUBUNGAN LETAK LESI INSULA DENGAN FUNGSI MOTORIK PADA PASIEN STROKE ISKEMIK INSTANSI PELAKSANA : RSUP DR. KARIADI SEMARANG PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONCENT)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan. tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan

BAB I PENDAHULUAN. ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan derajat kesehatan. tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Visi pembangunan kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan. Visi ini dituangkan menjadi 4 misi yaitu Meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu gangguan disfungsi neurologist akut yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah, dan terjadi secara mendadak (dalam beberapa detik) atau setidak-tidaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan masalah utama dalam pelayanan kesehatan dan sekaligus pembunuh nomor tiga di dunia. Stroke menjadi salah satu penyakit yang ditakuti karena menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diprediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta jiwa (11,34%) dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. diprediksikan jumlah lansia sebesar 28,8 juta jiwa (11,34%) dengan usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada tahun 2010, jumlah lanjut usia (lansia) sebesar 23,9 juta jiwa (9,77%) dengan usia harapan hidup 67,4 tahun. Sedangkan pada tahun 2020 diprediksikan jumlah lansia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULIAN. secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak

BAB 1 PENDAHULIAN. secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak BAB 1 PENDAHULIAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan penyakit neurologik yang sering dijumpai dan harus ditangani secara cepat dan tepat. Stroke merupakan kelainan fungsi otak yang timbul mendadak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke dalam bahasa inggris berarti pukulan. Ada banyak sekali definisi tentang stroke. Salah satunya, stroke adalah sindrom kilnis yang ditandai oleh serangan akut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selama ini sering terjadi bahwa perawatan tubuh pada pasien Cerebro Vaskular Accident (CVA) sangat kurang, mulai personal hygiene sampai nutrisi (Fundamental,

Lebih terperinci

ABSTRAK. I G. B. Indra Angga P. J., Pembimbing 1 : Felix Kasim, DR., dr., M.Kes. Pembimbing 2 : Dedeh Supantini, dr.,sp.s,m.pd.

ABSTRAK. I G. B. Indra Angga P. J., Pembimbing 1 : Felix Kasim, DR., dr., M.Kes. Pembimbing 2 : Dedeh Supantini, dr.,sp.s,m.pd. ABSTRAK Peran Rehabilitasi Medik Terhadap Kualitas Hidup Pasien Pasca Stroke di Bagian Rehabilitasi Medik Rumah Sakit Imanuel Bandung Periode Juni-Juli 2009 I G. B. Indra Angga P. J., 2009. Pembimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan penyakit atau gangguan fungsional otak berupa kelumpuhan saraf (deficit neurologis) akibat terhambatnya aliran darah karena perdarahan ataupun sumbatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Stroke merupakan masalah kesehatan yang utama bagi masyarakat modern saat ini. Dewasa ini, stroke semakin menjadi masalah serius yang dihadapi hampir diseluruh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. stroke masih tinggi. Menurut estimasi World Health Organisation (WHO), pada

BAB I PENDAHULUAN. stroke masih tinggi. Menurut estimasi World Health Organisation (WHO), pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit kronis yang terjadi di Indonesia setiap tahun semakin bertambah. Kondisi ini dapat dilihat dari banyaknya penduduk Indonesia yang meninggal dunia akibat dari

Lebih terperinci

BAB І PENDAHULUAN. semakin tidak terkendali seperti: pergeseran pola makan kearah yang serba

BAB І PENDAHULUAN. semakin tidak terkendali seperti: pergeseran pola makan kearah yang serba BAB І PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman terjadi beberaapa pergeseran pola kehidupan semakin tidak terkendali seperti: pergeseran pola makan kearah yang serba instan, gaya hidup yang tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. mortalitas dan morbiditas penduduk dengan prevalensi yang cukup tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan salah satu jenis penyakit tidak menular yang sering terjadi saat ini. Stroke adalah penyakit gangguan fungsional pada otak yang bersifat akut karena

Lebih terperinci

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal

BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN. Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal BAB III RESUME KASUS KEPERAWATAN Pengkajian awal dilakukan pada hari senin, tanggal 19-01-2009 A. Data identitas Data yang diperoleh dari pasien adalah : Nama kepala keluarga Tn. G, pendidikan SD dan beliau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah suatu penyakit cerebrovascular dimana terjadinya gangguan fungsi otak yang berhubungan dengan penyakit pembuluh darah yang mensuplai darah ke otak (Wardhani

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan

BAB I PENDAHULUAN. kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan 1 BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Data epidemiologis menunjukkan bahwa stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung. Di tahun 2008, stroke dan penyakit cerebrovaskular

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Stroke adalah penyakit multifaktorial dengan berbagai penyebab disertai manifestasi klinis mayor, dan penyebab utama kecacatan dan kematian di negara-negara berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang dikutip Junaidi (2011) adalah suatu sindrom klinis dengan gejala berupa gangguan, fungsi otak secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (12%) wanita di Amerika akan mengembangkan kanker payudara infasif selama

BAB 1 PENDAHULUAN. (12%) wanita di Amerika akan mengembangkan kanker payudara infasif selama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan salah satu penyakit tidak menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia. Kematian karena kanker akan terus berkembang hingga mencapai

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri.

BAB IV METODE PENELITIAN. Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri. BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian adalah ilmu Fisiologi khususnya Fisiologi Olahraga, Fisiologi Neuromuskuloskeletal, dan Fisiologi Geriatri. 4.2 Tempat dan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIFITAS / LATIHAN PADA NY. D DI RUANG KENANGA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIFITAS / LATIHAN PADA NY. D DI RUANG KENANGA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIFITAS / LATIHAN PADA NY. D DI RUANG KENANGA RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir Ujian Komprehensif Jenjang Pendidikan Diploma IIIKeperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke yang disebut juga sebagai serangan otak atau brain attack ditandai dengan hilangnya sirkulasi darah ke otak secara tiba-tiba, sehingga dapat mengakibatkan terganggunya

Lebih terperinci

I. KONSEP DASAR GERAK 1. PENGERTIAN GERAK MANUSIA

I. KONSEP DASAR GERAK 1. PENGERTIAN GERAK MANUSIA OLEH: SRI WIDATI I. KONSEP DASAR GERAK 1. PENGERTIAN GERAK MANUSIA GERAK MANUSIA ADALAH SUATU PROSES YANG MELIBATKAN SEBAGIAN ATAU SELURUH BAGIAN TUBUH DALAM SATU KESATUAN YANG MENGHASILKAN SUATU GERAK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah gangguan di dalam otak yang ditandai dengan hilangnya fungsi dari bagian tubuh tertentu (kelumpuhan), yang disebabkan oleh gangguan aliran darah pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke merupakan suatu kondisi klinis yang berkembang dengan cepat akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN Di Ruang Dahlia 2 RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Tugas Mandiri Stase Praktek Keperawatan Dasar Disusun

Lebih terperinci

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA

AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA Y A Y A S A N R U S T I D A AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA Program Studi DIII Keperawatan Alamat : Jalan RSU. Bhakti Husada Telp. (0333)821495, Fax: (0333)821193 KRIKILAN GLENMORE BANYUWANGI FORMAT PENGKAJIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke

BAB I PENDAHULUAN. Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke kini telah menjadi perhatian dunia, menurut World Stroke Organization (WSO) telah menetapkan stroke sebagai wabah dunia. Angka kejadian stroke dunia saat ini

Lebih terperinci

Metodologi Asuhan Keperawatan

Metodologi Asuhan Keperawatan Metodologi Asuhan Keperawatan A. Pendahuluan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan

Lebih terperinci

PEMBERIAN LATIHAN ROM UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE DI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN DEWI WAHYUNINGSIH A

PEMBERIAN LATIHAN ROM UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE DI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN DEWI WAHYUNINGSIH A PEMBERIAN LATIHAN ROM UNTUK MENINGKATKAN KEKUATAN OTOT PADA PASIEN STROKE DI RSUD Dr. SOEDIRMAN KEBUMEN DEWI WAHYUNINGSIH A01401874 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG PROGRAM STUDI DIII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dan efisiensi. Dengan kata lain, harus memiliki kontrol yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan pada dasarnya dimiliki oleh setiap orang, namun banyak orang dalam hidupnya tidak ingin menghabiskan kegiatan yang bersangkutan dengan nilai kesehatan. Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan di Indonesia, terutama dalam bidang kesehatan, pendidikan, pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda peningkatan kesehatan

Lebih terperinci

PENERAPAN GERAK SENDI RANGE OF MOTION(ROM) PADA PENDERITA POST STROKE UNTUK MENCEGAH KELEMAHAN OTOT DI KELUARGA Ny.

PENERAPAN GERAK SENDI RANGE OF MOTION(ROM) PADA PENDERITA POST STROKE UNTUK MENCEGAH KELEMAHAN OTOT DI KELUARGA Ny. ` PENERAPAN GERAK SENDI RANGE OF MOTION(ROM) PADA PENDERITA POST STROKE UNTUK MENCEGAH KELEMAHAN OTOT DI KELUARGA Ny. M DESA KELOPOGODO Jamal Aji Setiawan A01401908 SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMDIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyakit kardiovaskuler yang berpengaruh terhadap arteri utama menuju dan berada di otak, stroke terjadi ketika pembuluh darah yang mengangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2000 sebesar 7,28% dan pada tahun 2020 diperkirakan menjadi sekitar 11,34%. Hasil Sensus Penduduk tahun 2010 menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat

BAB I PENDAHULUAN. terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat terbesar dari jumlah penderita diabetes melitus yang selanjutnya disingkat DM dengan prevalensi 8,6% dari total

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi terus berkembang seiring perkembangan jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup bahasan tentang berbagai macam

Lebih terperinci

LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) PASIF TERHADAP RENTANG SENDI PASIEN PASCA STROKE

LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) PASIF TERHADAP RENTANG SENDI PASIEN PASCA STROKE ISSN : 2087-2879 LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) PASIF TERHADAP RENTANG SENDI PASIEN PASCA STROKE Exercise Range of Motion (ROM) Passive to Increase Joint Range of Post-Stroke Patients Derison Marsinova

Lebih terperinci

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM :

Lampiran 1. PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : Lampiran 1 PLAN OF ACTION (Oktober 2016 Juni 2017) Nama : Dita Erline Kurnia NIM : 1401100002 NO KEGIATAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan A. Penentuan Judul B. Mencari Literatur C. Studi Pendahuluan D. Menyusun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional

BAB 1 PENDAHULUAN. panjang dengan rata-rata 44 juta kecacatan, dengan memberi dampak emosional BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah kesehatan paling serius dalam kehidupan modern saat ini adalah stroke. Stroke merupakan suatu sindrom dengan tanda dan gejala kehilangan fungsi saraf pusat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap

BAB I PENDAHULUAN. dari orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke adalah salah satu penyebab kematian utama di dunia. Stroke membunuh lebih dari 137.000 orang per tahun. 1 dari setiap 18 kematian disebabkan oleh stroke. Rata-rata,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bertambahnya usia, kondisi lingkungan yang tidak sehat, baik karena polusi udara serta pola konsumsi yang serba instan ditambah lagi dengan pola rutinitas yang padat

Lebih terperinci