MEKANISME TRANSISI IPv4 KE IPv6 DENGAN MENGGUNAKAN AUTOMATIC TUNNELING

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MEKANISME TRANSISI IPv4 KE IPv6 DENGAN MENGGUNAKAN AUTOMATIC TUNNELING"

Transkripsi

1 MEKANISME TRANSISI IPv4 KE IPv6 DENGAN MENGGUNAKAN AUTOMATIC TUNNELING Oleh: Harni Kusniyati Staf Pengajar Program Fakultas Ilmu Komputer Universitas Mercu Buana Abstract Computer network (computer network) and the Internet is growing up so fast. Internet Protocol (IP) is one important factor in the Internet that is used to identify nodes. The allocation of IP addresses that are designed in the past two decades, connecting millions of computers at that time. Current IP should be able to connect billions of computers on the Internet. As a result the IP address space needs increased and predictable IP addresses will be exhausted in the future. To overcome this problem, dikembangkanlah new version of IP protocol is IPv6 (Internet Protocol version 6). IPv6 is a new version of IP which is designed as an evolution of IPv4 is used today. To accommodate IPv4 is still used, and to anticipate the use of IPv6, there is need for planning and process mechanisms IPv4 to IPv6 transition. Pendahuluan Protokol Internet (Internet Protocol atau IP) pertama kali dirancang pada awal tahun an [6]. Pada saat itu protokol tersebut hanya digunakan untuk menghubungkan beberapa titik (node) dan tidak diprediksi akan tumbuh secara global seperti sekarang ini. Pada awal tahun 1990-an mulai disadari bahwa Internet tumbuh ke seluruh dunia dengan pesat dan cepat atau lambat alamat IP yang sebesar 32 bit akan semakin terbatas serta sulit didapatkan pada masa-masa yang akan datang. Selain itu Internet mulai dilewati aplikasi multimedia, sehingga menimbulkan beberapa masalah pada lalulintas (traffic) Internet seperti masalah prioritas (priority), penyumbatan (bottle neck), dan lain sebagainya. Salah satu solusi untuk mengatasi kekurangan alamat IP tersebut ialah penggunaan NAT (Network Address Translation) dan CIDR (Classless Inter-Domain Routing). Keduanya digunakan dalam rangka penghematan dan efisiensi alamat IP. Namun solusi seperti NAT tidak menyelesaikan persoalan secara utuh. Ada beberapa hambatan jika menggunakan NAT [4], seperti kesulitan pada aplikasi VoIP, kesulitan pada aplikasi IPSec, lalu lintas Muticast yang tidak dapat melewati NAT dimana jika

2 mesin penyedia NAT rusak maka semua koneksi client dengan internet menjadi terputus. Untuk mengatasi hal tersebut, dikembangkanlah protokol IP versi baru yaitu IPv6 (Internet Protocol versi 6) atau juga disebut IPng (IP Next Generation). Keberhasilan IP versi 4 (protokol IP yang digunakan saat ini) sebagai protokol standar dalam dunia Internet merupakan salah satu dasar pengembangan IPv6. INTERNET PROTOKOL VERSI 6 IPv6 adalah IP versi 6 atau biasa disebut IPng (Internet Protocol Next Generation) yang merupakan protokol Internet baru yang dikembangkan untuk mengantisipasi perkembangan teknologi Internet di masa depan [5]. Protokol Internet yang ada saat ini adalah versi 4 (IPv4). IPv6 dirancang untuk berjalan di atas jaringan kecepatan tinggi (missalnya gigabit ethernet, ATM, dan Packet over Sonet) dan bersamaan itu pula dapat berjalan dengan optimal pada jaringan kecepatan rendah (misalnya Wi-Fi dan komunikasi selular). IPv6 memiliki kelebihan jika dibanding dengan IPv4. IPv6 memiliki beberapa fitur yang mampu mengantisipasi perkembangan aplikasi masa depan dan mengatasi kekurangan yang dimiliki pendahulunya, yaitu IPv4. Kelebihankelebihan tersebut antara lain (1) Jumlah alamat IP yang sangat banyak, (2) Autoconfiguration, (3) Sekuriti, dan (4) Quality of Service. Arsitektur Pengalamatan IPv6 Seringkali kita mendengar kata multicast pada implementtasi IPv4 saat ini. Multicast artinya mengirimkan data yang sama ke beberapa node, hanya dengan sekali pengiriman data. Sebaliknya, komunikasi satu-ke-satu yang normal sering disebut unicast. a. Unicast Address Pada unicast address, ditetapkan address (alamat) yang bersifat global seperti address untuk provider ataupun address geografis. Selain itu juga ditetapkan link-local address maupun site-local address. b. Multicast Address Seperti telah dijelaskan sebelumnya, alamat multicast dikenakan pada sebuah grup multicast. Dengan kata lain, beberapa node dapat didaftarkan pada sebuah grup multicast tertentu dan kepada grup ini dapat diberikan sebuah alamat multicast. Dengan demikian, sebuah node yang akan mengirimkan paket ke seluruh node di grup multicast ini cukup menyebutkan alamat mulicast ini saja. c. Anycast Address Pada IPv6 ini ditambahkan satu jenis address baru yang tidak terdapat pada IPv4, yaitu anycast address. Mirip seperti multicast address, pada anycast address sebuah address diberikan kepada lebih dari satu interface yang biasanya dimiliki oleh beberapa 2) Dekan dan Dosen FPsi Universitas Mercu Buana

3 node yang berbeda, juga untuk mendifinisikan sekumpulan node, dengan ketentuan bahwa paket yang dikirimkan ke alamat anycast akan disampaikan ke interface terdekat. Datagram IPv6 Datagram IPv6 bisa dilihat pada gambar (1) Field-field pada header IPv6 dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut: 1. Version: field 4 bit yang menunjukkan versi Internet Protokol, nomor versi dari IPv6 adalah Priority: field 4 bit yang menunjukkan nilai prioritas. Field ini memungkinkan pengirim paket mengidentifikasi prioritas yang diinginkan untuk paket yang dikirimkan, relatif terhadap paket-paket lain dari pengirim yang sama. 3. Flow Label: field 24 bit yang digunakan oleh pengirim untuk memberi label pada paketpaket yang membutuhkan pena-nganan khusus dari IPv6 router, seperti quality of service yang bukan default atau service-service yang bersifat real-time. 4. Payload Length: field 16 bit unsigned integer. Field ini menunjukkan panjang payload, yaitu sisa paket yang mengikuti header IPv6, dalam oktet. 5. Next Header: field 8 bit yang berfungsi sebagai Version Priority Payload Length Flow Label Next Header Hop Limit Source Address Destination Address Gambar 1. Datagram dari IPv6. selektor. Field ini mengidentifikasikan header berikut yang mengikuti header IPv6. 6. Hop Limit: 8 bit unsigned integer. Angka di field ini akan dikurangi satu oleh tiap node yang melewatkan paket. Paket akan dibuang bila Hop Limit berharga nol. 7. Source Address: field 128 bit, menunjukkan alamat pengirim paket. 8. Destination Address: field 128 bit, menunjukkan alamat penerima paket. Perbedaan IPv4 Dan IPv6 Perbedaan antara IPv4 dan IPv6 sebagai berikut. a. IPv4 1. Kapasitas alamat 32 bit 2. IPv4 tidak mempunyai kemampuan autorenumbering 3. Bisa melakukan NAT (Network Address Translation). 4. Tidak semua produk dari IPv4 bisa mengimplementasikan IPSEC. 5. Alamat IPv4 terbagi menjadi 2 jenis yaitu unicast address, dan multicast address. 6. IP header IPv4 terdiri dari version. IHL, Type of service, Total Length, Identification, Flags, Fragment Offset, Time to Live, Protocol, Header checksum, Source address, Desti-

4 nation address, Option, Padding. 7. Alamat sumber (source address) dan alamat tujuan (destination address) sebesar 32 bit. 8. Fragmetasi dikerjakan oleh both router dan host pengirim. 9. Checksum termasuk Header pada IPv4 10.Options termasuk header pada IPv4. 11.Menggunakan host address (A) resource record didalam Domain Name System (DNS) untuk memetakan nama host pada pengalamatan IPv4. b. IPv6 1. Kapasitas perluasan alamat 128 bit. 2. IPv6 mempunyai kemampuan auto-renumbering (penomoran kembali alamat IP secara otomatis). 3. Tidak bisa melakukan NAT. 4. Setiap produk yang menggunakan IPv6 bisa mengimplementasikan IPSEC sehingga tidak perlu di upgrade. IPSEC adalah fitur yang dimiliki oleh IPv6 namun oleh beberapa developer diaplikasikan ke dalam IPv4. (Lihat IPSec). 5. Alamat IPv4 terbagi menjadi 3 yaitu unicast address, multicast address, dan anycast address. 6. IP header IPv6 terdiri dari Version, Traffic class, Flow Label, Payload length, Next Header, Hop Limit, Source address, Destination address. 7. Alamat sumber (source address) dan alamat tujuan (destination address) sebesar 128 bit. 8. Fragmentasi tidak dikerjakan oleh router, hanya oleh host pengirim. 9. Checksum tidak termasuk header pada IPv6. 10.Semua optional data diusulkan untuk ekstensi header IPv6. 11.Menggunakan host address (AAAA) resource record didalam Domain Name system (DNS) untuk memetakan nama host pada pengalamatan IPv6. AAAA adalah tipe record baru untuk menyimpan sebuah alamat IPv6 dengan nilai tipe 28. MEKANISME TRANSISI IPv4 KE IPv6 Teknologi Internet saat ini menggunakan protokol IPv4. Kenyataannya bahwa infrastruktur digunakan sekarang sangat menyulitkan transisi protokol dari IPv4 ke IPv6 sekaligus. Sangat tidak relistis untuk mengharuskan semua node menggunakan IPv6 pada suatu saat yang ditentukan, misalkan tengah malam pada tanggal tertentu [1]. Yang dibutuhkan adalah sebuah mekanisme transisi. Mekanisme yang dibahas di sini adalah kondisi saat mesin IPv6 harus berhubungan dengan mesin IPv6 dan menggunakan infrastruktur routing IPv4. Berikut adalah beberapa mekanisme yang dikembangkan untuk transisi, antara lain: 1. Dual-IP-Layer, yang menyediakan dukungan untuk IPv4 dan IPv6 pada mesin. 2) Dekan dan Dosen FPsi Universitas Mercu Buana

5 Infrastruktur Jaringan IPv4 only Tunnel Gateway 2 Network 1 (IPv6 only) Tunnel Gateway 1 Network 2 (IPv6 only) Cara termudah proses transisi IPv6 adalah dengan menyediakan implementasi IPv4 dan IPv6 sekaligus pada satu mesin, sehingga dapat berhubungan baik dengan mesin IPv4 maupun IPv6. Mesin dengan kemampuan demikian disebut mesin IPv6 / IPv4. 2. Tunneling IPv6 di atas IPv4 melalui enkapsulasi dan melewatkannya di atas jaringan IPv4. Ada dua jenis tunneling, yaitu secara otomatis (automatic tunneling) dan secara terkonfigurasi (configured tunneling). a. Tunneling Terkonfigurasi (Configu-red Tunneling). Pada dua tunneling pertama yaitu router ke router dan mesin ke router, ujung tunneling adalah router yang harus mendekapsulasi paket IPv6 dan mengirimkannya ke tujuan akhirnya. Jika alamat IPv6 router berbeda dengan alamat tujuan paket dan paket tersebut Gambar 2 Rancangan mekanisme tunneling. tidak menyediakan alamat IPv4 router, maka alamat router ditentukan dari konfigurasi mesin pembentuk tunneling. Tunneling demikian disebut dengan tunneling terkonfigurasi dan dapat digunakan untuk terhubung ke backbone IPv6. b. Tunneling Otomatis (automatic tunneling) Pada dua tunneling terakhir yaitu mesin ke mesin dan router ke mesin, paket IPv6 dikirimkan ke alamat tujuan yang menentukan ujung tunneling. Jika alamat ujung tunneling adalah IPv4-Compatible, maka 32 bit terakhirnya dapat dijadikan sebagai alamat IPv4. Tunneling demikian disebut tunneling secara otomatis. Penentuan paket IPv6 yang dikirim ke tunneling menggunakan informasi routing IPv6. RANCANGAN AUTOMATIC TUNNELING Untuk menghubungkan dua network IPv6 agar bisa melakukan komunikasi melalui infrastruktur

6 jaringan IPv4, maka kita dapat memilih automatic tunneling sebagai salah satu jalan keluar. Rancangannya seperti gambar (2). Salah satu pertimbangannya adalah untuk melihat bagaimana dalam sebuah lingkungan IPv4 bisa dijalankan IPv6. Fungsi automatic tunneling adalah melewatkan paket IPv6 pada jaringan IPv4. Automatic tunneling mempunyai prinsip kerja mengenkapsulasi paket IPv6 dengan header IPv4, kemudian paket tersebut dikirimkan ke tujuannya melalui jaringan IPv4. Implementasi automatic tunneling pada Linux biasanya akan membentuk interface virtual (biasanya sit0 atau sit1). Interface virtual ini secara otomatis akan menggunakan alamat IPv6 yang kompatibel dengan alamat IPv4 (IPv4- compatible IPv6 address). Untuk membangun sebuah sistem mekanisme transisi automatic tunneling diperlukan beberapa langkah, di antaranya: 1. Desain sistem automatic tunneling. 2. Implementasi dua automatic tunnel gateway dengan dual stack. 3. Pengujian mekanisme automatic tunneling. Desain Transisi Automatic Tunneling Rancangan automatic tunneling yang dibuat di tulisan ini menggunakan sistem operasi Linux Mandrake 9.2. Di bawah ini adalah pertimbangan dalam membuat rancangan seperti yang terlihat dalam gambar (2), antara lain: 1. Untuk melihat bagaimana dalam jaringan IPv4 ini (direpresentasikan oleh RT01), bisa dibuat client yang mempunyai alamat IPv6 only (direpresentasikan oleh CT01 dan CT02). 2. Untuk melihat bagaimana dalam jaringan IPv6 bisa bekerja dan bisa berjalan pada jaringan IPv4 yang sudah ada. 3. Untuk melihat bagaimana satu client IPv6 only (direpresen-tasikan oleh CT01) pada jaringan IPv6 bisa berkomunikasi dengan client yang IPv6 only (direpresentasikan oleh CT02) yang berada di jaringan IPv6 lainnya dengan melewati jaringan IPv4. Implementasi Automatic Tunneling Untuk mempermudah pemahaman tentang konfigurasi dan implementasi automatic tunneling maka akan dibuat contoh kasus konfigurasi seperti yang ditunjukkan gambar (3). Model konfigurasi yang digunakan meliputi: a. Tunnel Gateway TN01 Tunnel gateway merupakan saluran yang menghubungkan antar gateway (dalam hal ini adalah IPv6) untuk melakukan komunikasi. Jika ada paket data IPv6 dari gateway 1 akan dikirim ke gateway 2) Dekan dan Dosen FPsi Universitas Mercu Buana

7 2 maka tugas tunnel gateway ini adalah membungkus paket data tadi seolah-olah paket data yang lewat tersebut adalah tetap paket data IPv6 dengan melewati infrastruktur IPv4. Langkah-langkah untuk melakukan konfigu-rasi TN01 adalah: 1. Mengkonfigurasi alamat IPv4 Mengkonfigurasi alamat IPv4 (khusus untuk sistem operasi Linux Mandrake) dapat dilakukan dengan perintah berikut ini: # drakconnect, Perintah drakconnect ini digunakan untuk mengkonfigurasi IP address untuk IPv4. 2. Mengedit file yang terletak di directory /etc/sysconfig. File yang pertama akan diedit adalah file network yang biasanya terletak di directory /etc/sysconfig. Perintah untuk mengeditnya adalah: # vi /etc/sysconfig/network 3. Mengedit file ifcfg-eth0 yang terletak di directory/etc/ sysconfig/network-scripts. Perintah untuk mengeditnya ialah: #vi/etc/sysconfig/networkscrip ts/ifcfg-eth0 4. Merestart service networking Setelah file selesai diedit, supaya konfigurasi yang baru ini bisa berjalan maka service networking pada Linux harus direstart dengan perintah: #service network restart

8 5. Mengaktifkan interfacevirtual Selanjutnya kita harus mengaktifkan interface virtual kita yakni sit0 dengan perintah: #ifconfig sit0 up Secara otomatis sit0 ini akan berisi alamat IPv6 yang kompatibel dengan alamat IPv4. Ini bisa dilihat dengan perintah ifconfig. b. Tunnel Gateway TN02 Sama halnya dengan implementasi tunnel gateway TN01. Tunnel Gateway TN02 mempunyai prinsip konfigurasi yang sama. Host TN02 juga harus dikonfigurasi menggunakan alamat IPv6 global supaya dapat diroutekan pada jaringan IPv6 di Internet. Format alamat IPv6 untuk gateway tunnel TN02 adalah sebagai berikut: 2002 = prefix global CB10:0A02 = Alamat IPv4 dalam hexa ( = CB10:0A02) Alamat konversi ini digunakan hanya untuk mempermudah konfigurasi. Pada prinsipnya, alamat global lainnya Hub RT01 Router IPv4 Hub CT01 TN01 TN02 CT02 IPv6-only Client tunnel Dual-stack Tunnel Gateway Dual-stack Tunnel Gateway IPv6-only Client tunnel Gambar 3 Implementasi automatic tunneling 2) Dekan dan Dosen FPsi Universitas Mercu Buana

9 dapat digunakan. Langkah-langkah konfigurasi pada TN02 sama seperti pada konfigurasi TN01. c. Client Tunnel CT01 Client tunnel CT01 berada di bawah layanan tunnel gateway TN01. Host CT01 ini IPv6-only. Dengan demikian alamat IPv6 harus memiliki prefix yang sama dengan gateway tunnelnya (host TN01), yaitu 2002:CA0F:0A02::/48, setelah itu baru dapat mengalokasikan alamat untuk CT01. Di sini kita akan menggunakan alamat 2002:CA0F:0A02::2/48 untuk CT01. Jangan lupa untuk mengatur routing IPv6 pada client tunnel ini. Semua paket yang bertujuan ke prefix TN02 dilewatkan ke tunnel gateway. Adapun konfigurasi dari CT01 adalah sebagai berikut: 1. Mengedit File network yang terletak di directory/etc/sysconfig. File yang pertama akan kita edit adalah file network yang biasanya terletak di directory/etc/sysconfig. Perintah untuk mengeditnya adalah: # vi /etc/sysconfig/network 2. Mengedit file ifcfg-eth0 yang terletak di directory/etc/sysconfig/network-scripts. File kedua yang harus diedit adalah file ifcfg-eth0 untuk interface eth0. File ini biasa terletak di directory / etc / sysconfig/networkscripts. Perintah untuk mengeditnya ialah: # vi /etc/sysconfig/networkscripts/ifcfg-eth0 3. Merestart service networking. Setelah file selesai diedit, supaya konfigurasi yang baru ini bisa berjalan maka service networking pada Linux harus direstart dengan perintah: # service network restart 4. Mengkonfigurasi Tabel routing Terakhir kita harus mengkonfigurasi entri tabel routing pada CT01 ini agar semua paket yang bertujuan ke TN02 atau dengan prefix 2003:CB10:0A02::/48 dilewatkan ke eth0. Ini kita lakukan dengan perintah: # route A inet6 add 2002:cb10:0a02::/48 gw 2002:ca0f:0a02::2 dev eth0 d. Client Tunnel CT02 Client tunnel 02 (CT02) berada dibawah layanan tunnel gateway TN02, maka harus membuat alamat prefix dari CT02. Alamat prefik dari CT02 sama dengan alamat prefix dari tunnel gateway TN02, yaitu 2002:CB10:0A02::/48, setelah itu baru dapat mengalokasikan alamat untuk client tunnel 02 (CT02) yaitu: 2002:CB10:0A02::/48. Jangan lupa untuk mengatur routing IPv6 pada client tunnel ini. Semua paket yang bertujuan ke prefix TN01 dilewatkan ke tunnel gateway TN02. Langkah-alangkah konfigurasi pada CT02 sama seperti pada konfigurasi CT01 Pengujian Konektivitas Automatic Tunneling

10 Untuk pengujian konektivitas kita bisa lakukan dengan program traceroute6 atau ping6. Pengecekan konektifitas sebaiknya dilakukan antar tunnel gateway dulu. Misal dari Host TN02, lakukan perintah berikut: #ping6 2002:CB10:0A02::1 #ping6 2002:CB10:0A02::2 Dari host CT01 #ping6 2002:CB10:0A02::1 #ping6 2002:CB10:0A02::2 Bila diinginkan pengujian dengan melakukan pengecekan route, maka dapat dilakukan dengan perintah traceroute sebagai berikut: # traceroute6 2002:CB10:0A02::2 Yang dicek dengan traceroute6 ialah paket yang dibungkus dengan IPv6, maka traceroute hanya menghasilkan 3 baris, yakni hop (lompatan melalui router) pertama yakni TN01, hop kedua yakni TN02, dan tujuan traceroute yakni CT02. Banyaknya router pada infrastruktur IPv4 tidak dihitung. Paket IPv6 di sini hanya akan melalui 2 buah router (dua hop). Apabila semua sudah reply dan tidak menunjukkan error, ini berarti konfigurasi tunneling yang dibuat sudah berjalan. DAFTAR PUSTAKA [1] Goldman, E. James dan Rawles, Phillip T Local Area Networks: A Business- Oriented Approach. 2 ND Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc. [5] Taufan, Riza Teori dan Implementasi IPv6: Protokol Internet Masa Depan. Jakarta: Elex Media Komputindo. -ooo- [2] Kercheval, Berry DHCP, A Guide to Dynamic TCP/IP Network Configuration. New Jersey: Prentice Hall. [3] Pribadi, Harijanto Router Linux Menggunakan Freesco dan FloppyFW. Yogyakarta: Penerbit Andi. [4] Purbo, Onno W., dkk TCP/IP: Standar, Desain, dan Implementasi. Jakarta: PT. Gramedia. 2) Dekan dan Dosen FPsi Universitas Mercu Buana

11 [6] Tharom, Tabratas, dkk Mengenal Teknologi Informasi. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Overview IPv6 (cont )

Overview IPv6 (cont ) IPv6 Overview IPv6 Apa itu IPv6? Disebut juga IPng (IP Next Generation) Panjang bit 128 bit Banyak IP yang tersedia 2 128 = 3.4 10 38 Pengganti IPv4 dengan permasalahan dasar alokasi IPv4 yang mulai habis

Lebih terperinci

Pengantar IPv6 Sri Tomo 5)

Pengantar IPv6 Sri Tomo 5) ISSN : 1693-1173 Pengantar IPv6 Sri Tomo 5) Abstrak Internet protokol yang kita gunakan sekarang untuk komunikasi di internet dikenal dengan IPv4. IPv4 ini telah berumur lebih dari 20 tahun. Suksesor dari

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Statistik Grafik secara Global dari User yang Melakukan Akses ke Google Menggunakan IPv6 pada Musim Semi 2014 [2]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Statistik Grafik secara Global dari User yang Melakukan Akses ke Google Menggunakan IPv6 pada Musim Semi 2014 [2] BAB II DASAR TEORI 2.1. Sejarah IPv6 Pada tahun 1991, IETF mengumumkan bahwa protokol IPv4 yang digunakan pada masa itu semakin berkurang. Hal ini dikarenakan semakin banyaknya penggunaan protokol IPv4

Lebih terperinci

IP ADDRESS VERSI 6. Budhi Irawan, S.Si, M.T

IP ADDRESS VERSI 6. Budhi Irawan, S.Si, M.T IP ADDRESS VERSI 6 Budhi Irawan, S.Si, M.T Pendahuluan IPv6 adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan didalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol internet versi 6. IPv6 dikembangkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN IPV4 DAN IPV6 DALAM MEMBANGUN SEBUAH JARINGAN

ANALISIS PERBANDINGAN IPV4 DAN IPV6 DALAM MEMBANGUN SEBUAH JARINGAN ANALISIS PERBANDINGAN IPV4 DAN IPV6 DALAM MEMBANGUN SEBUAH JARINGAN Maria Ulfa 1), Muhammad Sobri 2) dan Iin Seprina 3) Fakultas Ilmu Komputer 1,2,3 Program Studi Teknik Komputer 1), Program Studi Manajemen

Lebih terperinci

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom

Network Layer JARINGAN KOMPUTER. Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Network Layer JARINGAN KOMPUTER Ramadhan Rakhmat Sani, M.Kom Objectives Fungsi Network Layer Protokol Komunikasi Data Konsep Pengalamatan Logis (IP) Konsep Pemanfaatan IP Konsep routing Algoritma routing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Strategi migrasi IPv4 to IPv6 (Sumber Ferry A. S., Shin-ichi Tadaki, IECI Japan Workshop 2003)

BAB I PENDAHULUAN. Strategi migrasi IPv4 to IPv6 (Sumber Ferry A. S., Shin-ichi Tadaki, IECI Japan Workshop 2003) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang IPng (Internet Protocol Next Generation) atau kemudian dikenal dengan nama IPv6 (Internet Protocol version 6) telah didesain oleh IETF untuk menggantikan keterbatasan

Lebih terperinci

MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4

MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4 PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 6 TUNNELING IPv6 OVER IPv4 TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang dual stack 2. Mengenalkan pada mahasiswa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Tujuan Skripsi ini bertujuan untuk menyusun pedoman praktikum untuk mata kuliah Jaringan Komputer dengan mengimplementasikan teknologi IPv6 yang diimplementasikan pada jaringan komputer,

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 PENDAHULUAN Latar Belakang IP versi 6 (IPv6) merupakan protokol Internet baru yang dikembangkan pada tahun 1994 oleh Internet Engineering Task Force (IETF) untuk menggantikan IP versi 4 (IPv4) yang saat

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI INTERKONEKSI IPv6 DAN IPv4 DENGAN MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTER OS VERSI 3.15

IMPLEMENTASI INTERKONEKSI IPv6 DAN IPv4 DENGAN MENGGUNAKAN MIKROTIK ROUTER OS VERSI 3.15 IMPLEMENTASI INTERKONEKSI IPv6 DAN IPv4 DENGAN MENGGUNAKAN Laurens A Semen Hartanto Kusuma W Handoko Fakultas Teknik Elektronika dan Komputer UKSW Jalan Diponegoro 52-60, Salatiga 50711 Intisari Pada tulisan

Lebih terperinci

Jaringan Komputer. IP Addressing (IPV4 dan IPV6) Adhitya Nugraha.

Jaringan Komputer. IP Addressing (IPV4 dan IPV6) Adhitya Nugraha. Jaringan Komputer IP Addressing (IPV4 dan IPV6) Adhitya Nugraha adhitya@dsn.dinus.ac.id Fasilkom 1/20/2015 Objectives Memahami struktur IP address dan mampu melakukan konversi angka biner 8-bit dan angka

Lebih terperinci

Why do we need Subnets

Why do we need Subnets SOLUSI Sebuah perusahan IT bernama PT. Majuterus hendak membangun jaringan internet yang terdiri atas 4 buah divisi. Divisi marketing, divisi produk, divisi IT dan divisi keungan. Total IP address yang

Lebih terperinci

Figure 3.1 Format datagram IP

Figure 3.1 Format datagram IP 3.1 Tujuan Mengetahui bagaimana TCP/IP mengidentifikasi jaringan Mengetahui bagaimana netmask menentukan range IP address Mengetahui fungsi kerja subnetting 3.2 Teori Dasar Dalam melakukan pengiriman data

Lebih terperinci

Chapter 3 part 2. Internetworking (Internet Protocol) Muhammad Al Makky

Chapter 3 part 2. Internetworking (Internet Protocol) Muhammad Al Makky Chapter 3 part 2 Internetworking (Internet Protocol) Muhammad Al Makky Pembahasan Chapter 3 Memahami fungsi dari switch dan bridge Mendiskusikan Internet Protocol (IP) untuk interkoneksi jaringan Memahami

Lebih terperinci

IPv6 JARINGAN KOMPUTER 2 LAB. KOMUNIKASI DIGITAL EEPIS-ITS MUHAMMAD ZEN SAMSONO HADI, ST. MSC.

IPv6 JARINGAN KOMPUTER 2 LAB. KOMUNIKASI DIGITAL EEPIS-ITS MUHAMMAD ZEN SAMSONO HADI, ST. MSC. IPv6 1 MUHAMMAD ZEN SAMSONO HADI, ST. MSC. JARINGAN KOMPUTER 2 LAB. KOMUNIKASI DIGITAL GEDUNG D4 LT. 1 EEPIS-ITS 2 Larger Addresses IPv6 Strengths Allows billions of devices to be interconnected for example..

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI

BAB 2. LANDASAN TEORI BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1 IPv6 IPv6 dikembangkan oleh IETF untuk dapat memenuhi kebutuhan IP yang diperlukan, selain itu IPv6 juga dikembangkan untuk mengatasi atau menyempurnakan kekurangankekurangan

Lebih terperinci

Penerapan Metode Dual Stack, Metode Tunneling dan Metode Translation dalam Transisi IPv4/IPv6 Untuk Pembelajaran Jaringan Komputer

Penerapan Metode Dual Stack, Metode Tunneling dan Metode Translation dalam Transisi IPv4/IPv6 Untuk Pembelajaran Jaringan Komputer Penerapan Metode Dual Stack, Metode Tunneling dan Metode Translation dalam Transisi IPv4/IPv6 Untuk Pembelajaran Jaringan Komputer Joshua Marthen Manuputty 1, Hartanto K. Wardana 2, Saptadi Nugroho 3 Program

Lebih terperinci

Version untuk menunjukkan versi protokol yang dipakai, Header Length menunjukkan panjang paket header dalam hitungan 32 bit.

Version untuk menunjukkan versi protokol yang dipakai, Header Length menunjukkan panjang paket header dalam hitungan 32 bit. Modul 05 INTERNET PROTOCOL (IP) Dalam melakukan pengiriman data protokol IP memiliki sifat yang dikenal sebagai unreliable, connectionless, datagram delivery service. Unreliable atau ketidakhandalan berarti

Lebih terperinci

BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP

BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP BAB 2: INTRODUCTION TCP/IP Reza Aditya Firdaus Cisco Certified Network Associate R&S Introduction to TCP/IP DoD (Departement of Defense) dibanding dengan OSI OSI Model Application Presentation Session

Lebih terperinci

IPv6. Arsyad Dwiyankuntoko Pendahuluan. Lisensi Dokumen:

IPv6. Arsyad Dwiyankuntoko  Pendahuluan. Lisensi Dokumen: IPv6 Arsyad Dwiyankuntoko 11ipa3.arsyad@gmail.com http://arsyaddwiyankuntoko.blogspot.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS 4.1. Pengujian Metode Dual Stack 4.1.1. Perancangan Jaringan Jaringan dual stack dibuat menggunakan program GNS3 yang diintegrasikan dengan program virtualbox. Model jaringan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metodologi penelitian yang digunakana dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Pengumpulan data a. Studi Pustaka Mencari dan mengumpulkan

Lebih terperinci

Penggunaan IPv6 Sebagai Solusi Pengganti IPv4 dalam Penanganan Keterbatasan IP Address di Jaringan Internet Masa Depan

Penggunaan IPv6 Sebagai Solusi Pengganti IPv4 dalam Penanganan Keterbatasan IP Address di Jaringan Internet Masa Depan Penggunaan IPv6 Sebagai Solusi Pengganti IPv4 dalam Penanganan Keterbatasan IP Address di Jaringan Internet Masa Depan Makalah Disusun untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Bahasa Indonesia yang Diampu oleh

Lebih terperinci

IP ADDRESS UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA CHAPTER 7. JARINGAN KOMPUTER Program Sarjana - Sistem Informasi

IP ADDRESS UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA CHAPTER 7. JARINGAN KOMPUTER Program Sarjana - Sistem Informasi IP ADDRESS UNIVERSITAS AMIKOM YOGYAKARTA CHAPTER 7 JARINGAN KOMPUTER Program Sarjana - Sistem Informasi Bab 7 7.0 Pengantar 7.1 Alamat Jaringan IPv4 7.2 Alamat IPv6 Jaringan 7.3 Verifikasi Konektivitas

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. teknologi informasi belum maksimal diterapkan. Penggunaan Personal Computer

BAB II DASAR TEORI. teknologi informasi belum maksimal diterapkan. Penggunaan Personal Computer BAB II DASAR TEORI 2.1 Gambaran Perusahaan Perusahaan tempat penulis melakukan penelitian ini bergerak dalam bidang penerbitan buku dengan skala perusahaan menengah, dimana pemakaian teknologi informasi

Lebih terperinci

menggunakan IPv4 dan jaringan komputer yang menggunakan IPv6 menggunakan parameter delay, throughput dan packet loss. 2.

menggunakan IPv4 dan jaringan komputer yang menggunakan IPv6 menggunakan parameter delay, throughput dan packet loss. 2. 1. Pendahuluan IPv6 adalah protokol internet yang dikembangkan untuk menggantikan IPv4. Alasan utama dikembangkannya IPv6 adalah untuk meningkatkan ruang alamat internet sehingga mampu mengakomodasi perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Alokasi alamat IPv4 sampai penyedia jasa layanan Internet adalah salah satu tindakan yang membantu menghemat spasi alamat IPv4. Tapi di sisi pelanggan tidak dapat

Lebih terperinci

IP Addressing. Oleh : Akhmad Mukhammad

IP Addressing. Oleh : Akhmad Mukhammad IP Addressing Oleh : Akhmad Mukhammad Objektif Memahami struktur IP address dan mampu melakukan konversi angka biner 8-bit dan angka desimal. Mampu mengklasifikasikan tipe IP address dan mengetahui penggunaannya

Lebih terperinci

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI.

lapisan-lapisan pada TCP/IP tidaklah cocok seluruhnya dengan lapisan-lapisan OSI. TCP dan IP Kamaldila Puja Yusnika kamaldilapujayusnika@gmail.com http://aldiyusnika.wordpress.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2013IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan,

Lebih terperinci

KOMPARASI UNJUK KERJA FILE TRANSFER PROTOCOL PADA JARINGAN TEST-BED IPv6 VPN TERHADAP TEREDO DAN IPv4 MURNI SKRIPSI

KOMPARASI UNJUK KERJA FILE TRANSFER PROTOCOL PADA JARINGAN TEST-BED IPv6 VPN TERHADAP TEREDO DAN IPv4 MURNI SKRIPSI KOMPARASI UNJUK KERJA FILE TRANSFER PROTOCOL PADA JARINGAN TEST-BED IPv6 VPN TERHADAP TEREDO DAN IPv4 MURNI JUDUL SKRIPSI Oleh MOHAMMAD ISA 04 03 03 071 3 SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN

Lebih terperinci

NETWORK LAYER Cont IP6, FORMAT IP6, JENIS IP6

NETWORK LAYER Cont IP6, FORMAT IP6, JENIS IP6 NETWORK LAYER Cont { IP6, FORMAT IP6, JENIS IP6 IPv6 Definisi IPv6 Pengalamatan yang merupakan pengembangan dari IPv4 untuk mengantisipasi perumbuhan penggunaan internet yang kian pesat, diperlukan sistem

Lebih terperinci

internet namun peralatan sehari-hari seperti telepon seluler, PDA, home appliances, dan sebagainya juga terhubungkan ke internet, dapatkan anda bayang

internet namun peralatan sehari-hari seperti telepon seluler, PDA, home appliances, dan sebagainya juga terhubungkan ke internet, dapatkan anda bayang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi jaringan komputer dewasa ini semakin pesat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan layanan yang memanfaatkan jaringan komputer. Pada sistem

Lebih terperinci

Workshop IPv6 on MikroTik

Workshop IPv6 on MikroTik Workshop IPv6 on MikroTik Apjii Postel 25 November 2009 Jakarta 1 Trainer Nico Malun Introduction MikroTik Certified Trainer nux@ufoakses.co.id Company Distributor Mikrotik in Indonesia 2 Overview IPv6

Lebih terperinci

STUDI IMPLEMENTASI IPv6 DALAM JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE DUAL STACK

STUDI IMPLEMENTASI IPv6 DALAM JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE DUAL STACK STUDI IMPLEMENTASI IPv6 DALAM JARINGAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE DUAL STACK Ditujukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer Oleh : ANDY KURNIAWAN 41506110134 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages

Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages Modul 8 TCP/IP Suite Error dan Control Messages Pendahuluan Tidak ada mekanisme untuk menjamin bahwa data yang dikirim melalui jaringan berhasil. Data mungkin gagal mencapai tujuan dengan berbagai macam

Lebih terperinci

Pengalamatan IP. Urutan bit Desimal

Pengalamatan IP. Urutan bit Desimal Pengalamatan IP IP adalah protokol TCP/IP yang paling sesuai dengan layer 3 dalam model networking OSI. IP menetapkan pengalamatan, seperti juga routing. Seperti layanan pos, IP menetapkan alamat sehingga

Lebih terperinci

Modul 3. Praktikkum Subnetting. A. Tujuan

Modul 3. Praktikkum Subnetting. A. Tujuan Modul 3 Praktikkum Subnetting A. Tujuan Setelah Praktikum ini mahasiswa di harapkan dapat : 1 ) Memahami Koneksi dan Implementasi Subnet berikut konsep IPV 4 dan kelasnya 2 ) Membangun Koneksi antar Subnet

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun

BAB 2 DASAR TEORI. Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun BAB 2 DASAR TEORI 2.1 Mekanisme Penayangan Iklan Digital Iklan berasal dari sebuah kata dalam bahasa melayu, yaitu i lan atau i lanun yang memiliki arti informasi. Iklan adalah suatu cara untuk memperkenalkan,

Lebih terperinci

MENGANALISA KINERJA ANTARA METODE TUNNELING

MENGANALISA KINERJA ANTARA METODE TUNNELING MENGANALISA KINERJA ANTARA METODE TUNNELING 6to4 DENGAN METODE DUAL STACK BERBASIS PROTOKOL IPv6 MENGGUNAKAN ROUTER MIKROTIK (Studi Kasus PT.Time Excelindo) Naskah Publikasi diajaukan oleh Renny Indah

Lebih terperinci

MODUL 2 MEMBANGUN JARINGAN IPV6 PADA CISCO ROUTER

MODUL 2 MEMBANGUN JARINGAN IPV6 PADA CISCO ROUTER IP NEXT GENERATION T. TELEKOMUNIKASI PENS MODUL 2 MEMBANGUN JARINGAN IPV6 PADA CISCO ROUTER TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep IPv6 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang

Lebih terperinci

BAB III - Tunneling IPV6. Iljitsch van Beijnum

BAB III - Tunneling IPV6. Iljitsch van Beijnum BAB III - Tunneling IPV6 Iljitsch van Beijnum 1 Tunnel Mekanisme dari tunnel adalah1 protokol yang dienkapsulasi kedalam protokol lainnya sehingga kedua protokol ini dapat saling berhubungan Contohnya

Lebih terperinci

ANALISA UNJUK KERJA INTER DOMAIN ROUTING PADA JARINGAN IPV6

ANALISA UNJUK KERJA INTER DOMAIN ROUTING PADA JARINGAN IPV6 TUGAS AKHIR - RE 1599 ANALISA UNJUK KERJA INTER DOMAIN ROUTING PADA JARINGAN IPV6 ACHMAD TAQIUDIN 2200100097 Dosen Pembimbing Eko Setijadi, ST. MT. JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut

Lebih terperinci

1. Mengetahui 3 tipe komunikasi TCP/IP 2. Mengetahui kelas IP Address 3. Menghitung subnetting (Classless Addressing)

1. Mengetahui 3 tipe komunikasi TCP/IP 2. Mengetahui kelas IP Address 3. Menghitung subnetting (Classless Addressing) 1. Mengetahui 3 tipe komunikasi TCP/IP 2. Mengetahui kelas IP Address 3. Menghitung subnetting (Classless Addressing) Dalam TCP/IP dikenal 3 tipe komunikasi : Unicast Broadcast Multicast Pada komunikasi

Lebih terperinci

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING)

MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) PRAKTIKUM NEXT GENERATION NETWORK POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA MODUL 9 MPLS (MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING) TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang MPLS 2. Mengenalkan pada

Lebih terperinci

IP address adalah sistem pengalamatan pada TCP/IP yang tersusun atas 32 bit angka biner, angka yang hanya dapat bernilai 0 atau 1.

IP address adalah sistem pengalamatan pada TCP/IP yang tersusun atas 32 bit angka biner, angka yang hanya dapat bernilai 0 atau 1. Setiap perangkat jaringan baik komputer, router, ataupun yang lain harus memiliki identitas yang unik. Pada layer network, paket-paket komunikasi data memerlukan alamat pengirim dan alamat penerima dari

Lebih terperinci

MODUL 5 DUAL STACK IPv6 & IPv4

MODUL 5 DUAL STACK IPv6 & IPv4 MODUL 5 DUAL STACK IPv6 & IPv4 TUJUAN PEMBELAJARAN: 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang dual stack 2. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konfigurasi dual stack pada Cisco Router DASAR TEORI IPv6 yang

Lebih terperinci

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP

Gambar 11. Perbandingan Arsitektur OSI dan TCP/IP Protocol adalah sekumpulan peraturan atau perjanjian yang menentukan format dan transmisi data. Layer n di sebuah komputer akan berkomunikasi dengan layer n di komputer yang lain. Peraturan dan perjanjian

Lebih terperinci

Pengenalan IPv6 Edy Susanto.

Pengenalan IPv6 Edy Susanto. Pengenalan IPv6 Edy Susanto. www.edysusanto.com Kita bisa menjawab pertanyaan itu dengan pertanyaan yang sangat sederhana : Apakah kita memiliki Smart, Telepon, iphone, Blackberry? Perhatikan bahwa semua

Lebih terperinci

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM OPERASI JARINGAN Router NAT Dan DHCP Server OLEH : LUKMANUL HAKIM 1107008/2011 3F3,4 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KINERJA APLIKASI FTP SERVER PADA

PERBANDINGAN KINERJA APLIKASI FTP SERVER PADA PERBANDINGAN KINERJA APLIKASI FTP SERVER PADA JARINGAN NAT FULL CONE DENGAN TUNNELING IPv6 TEREDO TERHADAP JARINGAN NAT FULL CONE IPv4 MURNI DAN JARINGAN IPv6 MURNI SKRIPSI Oleh FICKY FATTURRAHMAN 04 03

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat pada tahun 1969, melalui proyekarpa yang disebut ARPANET (Advanced Research

Lebih terperinci

JARINGAN KOMPUTER MODUL 5

JARINGAN KOMPUTER MODUL 5 LAPORAN PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER MODUL 5 Disusun Oleh : Nama Kelas : Beny Susanto : TI B Nim : 2011081031 LABORATORIUM KOMPUTER FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS KUNINGAN 2013 MODUL 5 KONSEP IP dan

Lebih terperinci

Refrensi OSI

Refrensi OSI Refrensi OSI Model Open Systems Interconnection (OSI) diciptakan oleh International Organization for Standardization (ISO) yang menyediakan kerangka logika terstruktur bagaimana proses komunikasi data

Lebih terperinci

Modul Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer 2

Modul Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer 2 KONFIGURASI JARINGAN PADA LINUX CentOS 5.4 Oleh I Putu Hariyadi, S.Kom, CCNA < putu.hariyadi@stmikbumigora.ac.id > File file untuk konfigurasi jaringan Linux CentOS 5.4 berada pada direktori /etc/sysconfig/network

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI INTERKONEKSI IPV6 DAN IPV4 MENGGUNAKAN CLEAROS ENTERPRISE 5.1

IMPLEMENTASI INTERKONEKSI IPV6 DAN IPV4 MENGGUNAKAN CLEAROS ENTERPRISE 5.1 IMPLEMENTASI INTERKONEKSI IPV6 DAN IPV4 MENGGUNAKAN CLEAROS ENTERPRISE 5.1 MAKALAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Informatika Fakultas Komunikasi

Lebih terperinci

Bab I - Pendahuluan. Iljitsch van Beijnum

Bab I - Pendahuluan. Iljitsch van Beijnum Bab I - Pendahuluan Iljitsch van Beijnum 1 Introduction Internet protokol adalah protokol yang paling sukses dalam sejarah tidak hanya informasi tetapi IP juga mengatur tentang tempat atau perangkat yang

Lebih terperinci

PERBANDINGAN IPV4 DAN IPV6 DALAM MEMBANGUN JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN)

PERBANDINGAN IPV4 DAN IPV6 DALAM MEMBANGUN JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) PERBANDINGAN IPV4 DAN IPV6 DALAM MEMBANGUN JARINGAN LOCAL AREA NETWORK (LAN) Maria Ulfa Dosen Universitas Bina Darma Jalan Jenderal Ahmad Yani No.3 Palembang Sur-el: mariaulfa@mail.binadarma.ac.id Abstract:

Lebih terperinci

Interkoneksi IPv6 dan IPv4 dengan Mekanisme Automatic Tunneling

Interkoneksi IPv6 dan IPv4 dengan Mekanisme Automatic Tunneling Interkoneksi IPv6 dan IPv4 dengan Mekanisme Automatic Tunneling Wahidi Somad ste99120@stttelkom.ac.id http://wah.id.gg Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi

Lebih terperinci

Pertemuan 1: Pengkabelan

Pertemuan 1: Pengkabelan A. TUJUAN PEMBELAJARAN: Setelah mempelajari materi dalam bab ini mahasiswa diharapkan mampu: 1. Memahami perbedaan Physical Address dan Logical Address. 2. Memahami tentang ARP Table. 3. Mampu menerapkan

Lebih terperinci

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data

adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data adalah sebuah aturan atau standar yang mengatur hubungan, komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik komputer dalam Komunikasi Data Melakukan deteksi adanya koneksi fisik atau ada tidaknya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer

BAB II LANDASAN TEORI. dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekumpulan peralatan atau komputer yang saling dihubungkan untuk berbagi sumber daya (Andi Micro, 2011:6). Jaringan Komputer terbagi

Lebih terperinci

JENIS-JENIS ALAMAT UNICAST

JENIS-JENIS ALAMAT UNICAST ALAMAT UNICAST Setiap antarmuka jaringan yang menggunakan protokol TCP/IP harus diidentifikasikan dengan menggunakan sebuah alamat logis yang unik, yang disebut dengan alamat unicast (unicast address).

Lebih terperinci

Analisa Penggunaan Mekanisme Network Address Translation (NAT) untuk Menghemat Internet Protocol (IP) Address

Analisa Penggunaan Mekanisme Network Address Translation (NAT) untuk Menghemat Internet Protocol (IP) Address Analisa Penggunaan Mekanisme Network Address Translation (NAT) untuk Menghemat Internet Protocol (IP) Address Wahyuni 1, M. Nasrun 1, Irzaman 2 1 Jurusan Teknik Informatika, FT, Jl. Dipati Ukur Bandung

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Sistem Analisis sistem merupakan suatu tahapan yang berusaha untuk menguraikan pembahasan pada penelitian yang akan dilakukan. Tahapan ini merupakan dasar

Lebih terperinci

IPV6 ADDRESSING. M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom

IPV6 ADDRESSING. M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom IPV6 ADDRESSING M. Teguh Kurniawan Fakultas Rekayasa Industri Universitas Telkom AGENDA Introduction IPv4 VS IPv6 Format Alamat IPv6 / Notasi APA ITU IPV6 Pengalamatan yang merupakan pengembangan dari

Lebih terperinci

BAB II - Memulai IPV6. Iljitsch van Beijnum

BAB II - Memulai IPV6. Iljitsch van Beijnum BAB II - Memulai IPV6 Iljitsch van Beijnum 1 Pendahuluan Pada bab sebelumnya dijelaskan tentang pemasangan untuk IPV6 tetapi sebelum itu sangatlah penting untuk mengetahui pengalamatan dari IPv6, dari

Lebih terperinci

Implementasi Network IPv6 dengan Menggunakan Metode Automatic Tunnel TUGAS AKHIR. Oleh : RIEKO AGUSTINO NPM : Kepada :

Implementasi Network IPv6 dengan Menggunakan Metode Automatic Tunnel TUGAS AKHIR. Oleh : RIEKO AGUSTINO NPM : Kepada : Implementasi Network IPv6 dengan Menggunakan Metode Automatic Tunnel TUGAS AKHIR Oleh : RIEKO AGUSTINO NPM : 0434010393 Kepada : TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

Lebih terperinci

PRAKTIKUM 3 Dynamic Host Configuration protocol pada Linux (Ubuntu) dan Windows 1. Praktikum 4. Dynamic Host Configuration Protocol

PRAKTIKUM 3 Dynamic Host Configuration protocol pada Linux (Ubuntu) dan Windows 1. Praktikum 4. Dynamic Host Configuration Protocol PRAKTIKUM 3 Dynamic Host Configuration protocol pada Linux (Ubuntu) dan Windows 1 Praktikum 4 Dynamic Host Configuration Protocol POKOK BAHASAN: Paket DHCP Server pada Linux (Ubuntu) Konfigurasi paket

Lebih terperinci

UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN PERFORMANSI JARINGAN IPV6 TUNNELING PADA APLIKASI CHAT DAN VOIP SKRIPSI AWAN ASMARA FRIMA

UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN PERFORMANSI JARINGAN IPV6 TUNNELING PADA APLIKASI CHAT DAN VOIP SKRIPSI AWAN ASMARA FRIMA UNIVERSITAS INDONESIA PERBANDINGAN PERFORMANSI JARINGAN IPV6 TUNNELING PADA APLIKASI CHAT DAN VOIP SKRIPSI AWAN ASMARA FRIMA 0606042336 FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO DEPOK JUNI 2009 HALAMAN

Lebih terperinci

Layer Network OSI. Network Fundamentals Chapter 5. ITE PC v4.0 Chapter Cisco Systems, Inc. All rights reserved.

Layer Network OSI. Network Fundamentals Chapter 5. ITE PC v4.0 Chapter Cisco Systems, Inc. All rights reserved. Layer Network OSI Network Fundamentals Chapter 5 1 Tujuan Mengidentifikasi peran Layer Network, seperti menggambarkan komunikasi dari satu perangkat ke perangkat lain Memahami protokol Network Layer yang

Lebih terperinci

PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN KOMPUTER

PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN KOMPUTER Makalah Seminar Kerja Praktek PERANCANGAN SIMULASI JARINGAN KOMPUTER IPv6 DI ATAS IPv4 DENGAN METODE TEREDO TUNNELING M. Wirdan Syahrial (L2F007047) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung

ROUTING. Pengiriman Langsung & Tidak Langsung Modul 07 ROUTING Dalam suatu sistem packet switching, routing mengacu pada proses pemilihan jalur untuk pengiriman paket, dan router adalah perangkat yang melakukan tugas tersebut. Perutean dalam IP melibatkan

Lebih terperinci

LAPISAN JARINGAN (NETWORK LAYER) Budhi Irawan, S.Si, M.T

LAPISAN JARINGAN (NETWORK LAYER) Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN JARINGAN (NETWORK LAYER) Budhi Irawan, S.Si, M.T PENDAHULUAN Fungsi lapisan network adalah mengirimkan paket dari sumber ke tujuan. Ketika paket dikirimkan maka lapisan network akan memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Jaringan Jaringan memiliki banyak arti, tetapi kata jaringan yang digunakan di sini berada dalam lingkup studi teknologi informasi yang memiliki definisi sebagai kumpulan dua atau

Lebih terperinci

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T TCP DAN UDP Budhi Irawan, S.Si, M.T LAPISAN TRANSPOR adalah Lapisan keempat dari Model Referensi OSI yang bertanggung jawab untuk menyediakan layanan-layanan yang dapat diandalkan kepada protokol-protokol

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer BAB II TEORI DASAR 2.1 Pendahuluan Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer transport yang digunakan untuk meminta kualitas layanan QoS tinggi transportasi data, untuk sebuah

Lebih terperinci

Network Address Translator

Network Address Translator Network Address Translator Email : izzudin@uny.uny.ac.id Private Network Private IP network adalah IP jaringan yang tidak terkoneksi secara langsung ke internet IP addresses Private can dirubah sesuai

Lebih terperinci

INTERKONEKSI IPv6 DENGAN IPv4 MENGGUNAKAN DSTM (DUAL STACK TRANSITION MECHANISM)

INTERKONEKSI IPv6 DENGAN IPv4 MENGGUNAKAN DSTM (DUAL STACK TRANSITION MECHANISM) 27 Abstrak INTERKONEKSI IPv6 DENGAN IPv4 MENGGUNAKAN DSTM (DUAL STACK TRANSITION MECHANISM) Dody Setiawan 1, R. Rumani M. 2, Nyoman Bogi A. K. 3 Jurusan Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Telkom,

Lebih terperinci

BAB 2. LANDASAN TEORI 2.1. Protokol TCP/IP Protokol TCP/IP dikembangkan sebagai bagian dari penelitian yang dilakukan oleh Defense Advance Research Projects Agency (DARPA). Pertama kali dikembangkan untuk

Lebih terperinci

Sejarah TCP/IP TCP/IP

Sejarah TCP/IP TCP/IP Sejarah TCP/IP Sejarah TCP/IP bermula di Amerika Serikat pada tahun 1969 di Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) melakukan menguji rangkaian sistem pada paket (packet-switching). 1 Sejarah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dari penelitian yang dilakukan oleh Cristian Wijaya (2014) mengenai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Dari penelitian yang dilakukan oleh Cristian Wijaya (2014) mengenai 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka Dari penelitian yang dilakukan oleh Cristian Wijaya (2014) mengenai Perancangan Wireless Distribution System (WDS) Berbasis OpenWRT dimana

Lebih terperinci

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.1 Tujuan : Memahami konsep dasar routing Mengaplikasikan routing dalam jaringan lokal Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport 4.2 Teori Dasar Routing Internet adalah inter-network dari banyak

Lebih terperinci

IP Subnetting dan Routing (1)

IP Subnetting dan Routing (1) IP Subnetting dan Routing (1) 1. Tujuan - Memahami prinsip subnetting - Memahami prinsip routing statis 2. Alat Percobaan PC Router dengan 2 NIC 6 unit PC Workstation 6 unit PC Server 1 unit Hub / Switch

Lebih terperinci

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS)

MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) MODUL 10 Multi Protocol Label Switching (MPLS) A. TUJUAN 1. Mengenalkan pada mahasiswa tentang konsep MPLS 2. Mahasiswa memahami cara kerja jaringan MPLS 3. Mahasiswa mampu menganalisa performansi antara

Lebih terperinci

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Routing Static

Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Routing Static Laporan Pratikum Instalasi Jaringan Komputer Routing Static Nama : Ria Permata Sari NIM : 1107020 Prodi : Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang 2013 A. TUJUAN

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH BIT RATE TERHADAP DELAY DAN PACKET LOSS PADA JARINGAN IPV6 DENGAN TUNNELING 6TO4 DAN ISATAP UNTUK APLIKASI VIDEO STREAMING SKRIPSI

ANALISA PENGARUH BIT RATE TERHADAP DELAY DAN PACKET LOSS PADA JARINGAN IPV6 DENGAN TUNNELING 6TO4 DAN ISATAP UNTUK APLIKASI VIDEO STREAMING SKRIPSI UNIVERSITAS INDONESIA ANALISA PENGARUH BIT RATE TERHADAP DELAY DAN PACKET LOSS PADA JARINGAN IPV6 DENGAN TUNNELING 6TO4 DAN ISATAP UNTUK APLIKASI VIDEO STREAMING SKRIPSI ADI PRAYITNO 07 06 19 89 66 DEPARTEMEN

Lebih terperinci

IP Address. Dedi Hermanto

IP Address. Dedi Hermanto IP Address Dedi Hermanto TCP/IP Sekumpulan protokol yang terdapat di dalam jaringan komputer (network) yang digunakan untuk berkomunikasi atau berhubungan antar komputer. TCP/IP merupakan protokol standar

Lebih terperinci

Protokol TCP/IP. Oleh: Eko Marpanaji

Protokol TCP/IP. Oleh: Eko Marpanaji Protokol TCP/IP Oleh: Eko Marpanaji ARSITEKTUR TCP/IP Protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol) yang digunakan secara luas untuk jaringan Internet, dikembangkan secara terpisah

Lebih terperinci

Adapun 3 metode untuk pengalokasian alamat IP pada DHCP server :

Adapun 3 metode untuk pengalokasian alamat IP pada DHCP server : BAB II DHCP SERVER 2.1 Tujuan Praktikum a. Praktikan dapat memahami manfaat/kegunaan dari DHCP Server. b. Praktikan memahami kelebihan dan kekurangan penggunaan IP dinamis dibandingkan dengan penggunaan

Lebih terperinci

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host

Pendahuluan. 0Alamat IP berbasis kepada host dan network. 0Alamat IP berisi informasi tentang alamat network dan juga alamat host Pendahuluan 0Alamat IP berbasis kepada host dan network 0Host: apa saja yang dapat menerima dan mengirim paket. Misal router, workstation 0 Host terhubung oleh satu (atau beberapa) network 0Alamat IP berisi

Lebih terperinci

NAMA : SUSILO KELAS : 22 NIM : TANGGAL : 10 JUNI 2015

NAMA : SUSILO KELAS : 22 NIM : TANGGAL : 10 JUNI 2015 NAMA : SUSILO KELAS : 22 NIM : 13111039 TANGGAL : 10 JUNI 2015 1. Penjelasan fitur Mikrotik RouterOS -Firewall Adalah suatu sistem perangkat lunak yang mengizinkan lalu lintas jaringan yang dianggap aman

Lebih terperinci

Cara Setting IP Address DHCP di

Cara Setting IP Address DHCP di Cara Setting IP Address DHCP di komputer/laptop Anda: Cara Setting IP Address DHCP di komputer/laptop Anda Berikut beberapa langkah mudah untuk mensetting ip address model manual ke model DHCP di komputer/laptop

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec

PERANCANGAN SISTEM Perancangan Topologi Jaringan Komputer VPN bebasis L2TP dan IPSec BAB 4. PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan menjelaskan tahap perancangan sistem Virtual Private Network (VPN) site-to-site berbasis L2TP ( Layer 2 Tunneling Protocol) dan IPSec (Internet Protocol Security),

Lebih terperinci

STUDY KELAYAKAN PENERAPAN IPV6 DI UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG

STUDY KELAYAKAN PENERAPAN IPV6 DI UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG STUDY KELAYAKAN PENERAPAN IPV6 DI UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG Firamon Syakti Mahasiswa Magister Teknik Informatika Jurusan IT infrastruktur Universitas Bina Darma Palembang e-mail : firamon@mail.binadarma.ac.id

Lebih terperinci

Pengantar Open Source dan Aplikasi Jaringan Komputer di Sistem Operasi Linux. Rusmanto at gmail.com Rusmanto at nurulfikri.ac.id

Pengantar Open Source dan Aplikasi Jaringan Komputer di Sistem Operasi Linux. Rusmanto at gmail.com Rusmanto at nurulfikri.ac.id Pengantar Open Source dan Aplikasi Jaringan Komputer di Sistem Operasi Linux Rusmanto at gmail.com Rusmanto at nurulfikri.ac.id Twitter @ruslinux Program Studi TI & SI STT Terpadu Nurul Fikri www.nurulfikri.ac.id

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE DUAL STACK

IMPLEMENTASI METODE DUAL STACK IMPLEMENTASI METODE DUAL STACK PADA MEKANISME TRANSISI JARINGAN IPV4 KE IPV6 PADA JARINGAN INTERNET SERVICE PROVIDER (STUDI KASUS PT. HAWK TEKNOLOGI SOLUSI) TUGAS AKHIR HANADA FIRMANDRI 1122001016 PROGRAM

Lebih terperinci

IPv6. Program Studi Sistem Informasi Universitas Telkom 2014

IPv6. Program Studi Sistem Informasi Universitas Telkom 2014 IPv6 Program Studi Sistem Informasi Universitas Telkom 2014 AGENDA Introduction IPv4 VS IPv6 Format Alamat IPv6 / Notasi Subnetting Simulasi Apa itu IPv6 Pengalamatan yang merupakan pengembangan dari IPv4

Lebih terperinci

Pelatihan Administrasi Jaringan Komputer Berbasis Perangkat Lunak Free & Open Source (Ubuntu Linux)

Pelatihan Administrasi Jaringan Komputer Berbasis Perangkat Lunak Free & Open Source (Ubuntu Linux) Pelatihan Administrasi Jaringan Komputer Berbasis Perangkat Lunak Free & Open Source (Ubuntu Linux) Modul 2 PUSDIKLAT Keuangan Umum Kementrian Keuangan RI 20-24 Februari 2012, Jakarta Instruktur Nama :

Lebih terperinci