BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. ANALISIS SITUASI Anak adalah amanah yang diberikan Allah kepada umat-nya. Oleh karena itu sudah sewajarnya kita menjaga dan menjalankan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya. Segala upaya kita lakukan demi kebaikan, kebahagiaan, dan masa depan anak kita. Demikian juga dalam hal memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu pangan, sandang, papan, maupun kebutuhan rohani akan diupayakan orangtua semata-mata demi kebahagiaan anak-anaknya. Tidak dapat dipungkiri krisis ekonomi yang berkepanjangan dan era globalisasi yang sedang melanda saat ini membawa dampak adanya kecenderungan kedua orangtua (bapak ibu) sama-sama mengambil peran ganda, yaitu peran publik dan peran domestik. Kesibukan orangtua ini membawa pada munculnya kecenderungan hidup serba cepat dan praktis dengan prinsip yang penting semuanya berjalan lancar dan tidak menimbulkan masalah besar. Sebagai orangtua kita berusaha mengawasi perkembangan dan pertumbuhan anak dari hari ke hari dan memenuhi kebutuhan makan anak-anaknya. Namun satu hal penting sering terlupakan, yaitu mengontrol pemenuhan kebutuhan gizi yang seimbang dan menanamkan pola konsumsi pangan yang sesuai dengan anjuran kesehatan. Di era yang serba modern ini anak-anak kita sangat dimanjakan dengan hadirnya berbagai makanan dan minuman instan yang dengan mudah diperoleh kapanpun, dimanapun, dan oleh siapapun. Bukan hanya anak-anak, orang dewasa bahkan orangtuapun lebih senang menikmati makanan dan minuman instan, selain praktis harganya juga lebih murah daripada memasak sendiri atau membeli buah aslinya (untuk minuman dengan rasa buah). Padahal sebenarnya dalam setiap makanan dan minuman instan selalu terkandung bahan tambahan makanan (BTM), baik sebagai pengawet, peniru rasa, pewarna, maupun bahan tambahan makanan atau minuman yang lain. 1

2 Tidak ada satupun anak yang tidak mengenal jajanan, sebab dunia mereka diantaranya adalah berisi kebiasaan jajan. Bahkan jika mereka tidak jajan rasanya aneh, karena teman sebayanya semua merasakan nikmatnya jajanan. Ketika mereka jajan di rumah, mungkin sebagai orangtua (khususnya ibu) masih dapat mengawasi apa saja yang menjadi jajanan anak-anaknya, namun ketika mereka di lingkungan sekolah, orangtua sulit memonitoring jajanan yang dibeli anaknya. Berkaitan dengan hal itulah, maka penting bagi guru di Taman Kanak- Kanak memiliki bekal pengetahuan tentang bahan tambahan makanan yang banyak terkandung dalam jajanan dan makanan/minuman instant yang sering dikonsumsi anak-anak serta bahayanya bagi kesehatan jika berlebihan dalam mengkonsumsi. Selain itu penting pula memiliki keterampilan cara pendeteksiannya secara sederhana tentang adanya bahan tambahan makanan tersebut. Harapannya dengan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki guru, maka selanjutnya dapat diinformasikan kepada orangtua siswa melalui suatu kegiatan di lingkungan TK masingmasing, sehingga orangtua siswa lebih bijaksana dalam memilih dengan mempertimbangkan sisi kesehatan dan keamanan dari jajanan dan makanan/minuman yang sering dikonsumsi anak-anak mereka. Pengabdian kepada Masyarakat (PPM) ini ditujukan kepada guru-guru TK yang ada di Kota Yogyakarta setelah sebelumnya pernah dilakukan PPM yang sama kepada orangtua-orangtua siswa dari salah satu TK yang ada di Sleman. Pemilihan sasaran kepada guru TK agar lebih banyak orangtua siswa TK yang nantinya dapat bekal yang sama dengan melalui tindak lanjut kegiatan serupa yang diharapkan dilakukan oleh masing-masing guru TK yang telah dilatih dengan tetap didukung dan dibantu oleh Tim PPM. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pola Konsumsi Pangan yang Seimbang Setiap manusia memerlukan makan dan minum untuk kelangsungan hidupnya (bukan sebaliknya hidup untuk makan dan minum). Makan memang kebutuhan primer, namun bukan berarti tidak ada aturannya, artinya ada batas-batas konsumsi berbagai makanan yang baik untuk menjaga kesehatan. Sebagai makhluk yang diberi tubuh lengkap dengan perangkatnya, kita memiliki kewajiban untuk 2

3 menjaga semua bagian tubuh dengan sebaik-baiknya agar tidak melebihi batas kemampuan tubuh dalam mencerna makanan yang dikonsumsi. Berkaitan dengan hal itu, maka dalam mengonsumsi makanan kita harus memperhatikan keseimbangan jenis makanan sesuai dengan usia, jenis kelamin, banyaknya aktivitas, dan kondisi tertentu yang sedang kita alami, misalnya sakit, hamil, dan lain-lain. Setiap orang memerlukan lima kelompok zat gizi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Selain itu manusia juga memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses metabolisme dalam tubuh (Depkes RI, 1995: 3). Secara umum masing-masing zat gizi memiliki fungsi utama bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh, protein sebagai zat pembangun tubuh, dan lemak sebagai cadangan energi. Berbagai macam vitamin, yaitu A, B, C, D, E, K diperlukan tubuh dalam jumlah yang relatif kecil tetapi harus ada. Demikian juga dengan keberadaan berbagai mineral, seperti Ca, P, Fe, F, Na, Cl, K, dan I meski sedikit diperlukan, tetapi jika tidak terpenuhi dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatan manusia. Air adalah kebutuhan vital bagi tubuh, karena tanpa air semua proses metabo-lisme dalam tubuh tidak akan berlangsung. Hal ini karena semua proses yang terjadi dalam tubuh memerlukan pelarut, selain itu air berfungsi pula sebagai penstabil temperatur tubuh (Kartasapoetra & Marsetyo, 2003: 4-8). Semua zat gizi dapat dipenuhi oleh kita dari berbagai sumber makanan yang bervariatif, tidak selalu harus sama. Sebagai contoh, untuk pemenuhan karbohidrat tidak harus dipenuhi dari nasi, tetapi dapat pula dari jenis pangan lain, seperti ubi, roti, dan kentang. Namun kebiasaan yang berkembang di masyarakat kita, meskipun sudah makan roti misalnya, tetapi tetap mengatakan belum makan sebelum makan nasi, padahal keduanya merupakan sumber karbohidrat. Ada pula yang mengonsumsi beraneka ragam jenis makanan, tetapi sebenarnya merupakan sumber zat gizi yang sama. Sebagai contoh, makan nasi dengan lauk telur, ikan, ayam, tempe, tahu bersama-sama, yang kesemuanya merupakan sumber protein. Nampaknya memang beraneka ragam, tetapi hal itu tidak memenuhi menu gizi 3

4 seimbang, sebab yang dimaksud seimbang adalah pemenuhan kebutuhan semua zat gizi yang diperlukan tubuh dari makanan yang dikonsumsi, bukan beraneka ragam jenis makanan tetapi hanya memenuhi salah satu zat gizi. Tubuh kita adalah buatan Tuhan Yang Maha Besar, yang telah dibekali dengan berbagai perangkat untuk mengatasi jika ada zat asing yang masuk ke dalam tubuh. Namun demikian perangkat tersebut tentu memiliki keterbatasan kemampuan dalam mengatasi jumlah zat asing yang masuk. Hal ini berarti ketika kita mengonsumsi jenis makanan/minuman tertentu harus dalam batas-batas kewajaran. Sebagai contoh, kita diberi bekal berupa senyawa glisin yang mampu mengikat asam benzoat atau natrium benzoat (bahan pengawet) yang ada pada berbagai makanan instant hingga menjadi asam hipurat yang dikeluarkan bersama urine. Namun glisin yang ada dalam tubuh kita jumlahnya terbatas, sehingga jika kita mengonsumsi makanan dengan bahan pengawet berlebihan, tentunya tubuh tidak mampu lagi menetralisir, akibatnya akan terakumulasi dalam tubuh dan menimbulkan suatu penyakit. Demikian juga lemak dibutuhkan oleh tubuh kita sebagai cadangan energi, tetapi jika kita mengonsumsi lemak berlebihan akan menyebabkan penyakit, seperti obesitas, jantung koroner, dan lain-lain. 2. Bahan Tambahan Makanan (BTM) Secara umum dalam makanan/minuman jajanan ditambahkan berbagai zat aditif (bahan tambahan makanan) yang tujuannya bermacam-macam, seperti agar lebih menarik (zat pewarna), awet dan tahan lama (zat pengawet), lebih gurih (zat penyedap), lebih manis (zat pemanis), dan lain-lain. Oleh karena fungsinya hanya sebagai tambahan, maka tentunya dalam penggunaannya ada batas ukurannya atau disebut batas ambang yang ditentukan oleh Departemen Kesehatan. Batas ambang tersebut harus ditaati oleh produsen yang memproduksi makanan dalam kemasan, karena jika tidak, akan membahayakan kesehatan kita. Menurut WHO (World Health Organization), zat aditif didefinisikan sebagai bahan yang ditambahkan ke dalam makanan dalam jumlah sedikit untuk memperbaiki warna, bentuk, cita rasa, tekstur, atau memperpanjang masa penyimpanan. Suatu zat aditif makanan dapat digunakan asalkan memenuhi syarat dapat mempertahankan gizi makanan; tidak mengubah zat-zat esensial dalam makanan; 4

5 dapat mempertahankan atau memperbaiki mutu makanan; dan tidak digunakan untuk menutupi cacat pada makanan. Sebaliknya tidak boleh ditambahkan dalam makanan/minuman jika ternyata menutupi cacat pada makanan karena termasuk penipuan bagi konsumen; menyembunyikan kesalahan pada pengolahan; menyebabkan turunnya gizi makanan; dan hanya semata-mata untuk kepraktisan, ekonomis, tetapi tidak aman (Wisnu Cahyadi, 2008: 13). 3. Kebiasaan Jajan Salah satu dunia anak adalah jajan, sehingga tak ada satupun anak yang tidak mengenal kebiasaan jajan. Ketika anak-anak jajan di rumah, mungkin sebagai orangtua kita masih dapat mengawasi apa saja yang menjadi jajanan anak-anak kita. Namun ketika mereka di lingkungan sekolah, rasanya sulit untuk memonitoring makanan/minuman apa saja yang dibeli anak-anak kita. Tindakan melarang anak untuk jajan bukan suatu tindakan bijaksana, karena setiap saat mereka keinginan untuk membeli jajanan. Kita tidak mungkin juga selalu mengawasi segala aktivitas anak secara intensif di sekolah. Jika anak kita bekali makanan/minuman dari rumah, tentu lama-lama mereka bosan juga. Hal ini karena dunia anak adalah dunia eksploratif, mereka suka mencari-cari sesuatu yang baru dan sedang trend diantara teman-teman sebayanya. Jadi memberhentikan mereka jajan sepertinya kurang dapat mengatasi masalah kekhawatiran orangtua terhadap bahaya jajanan bagi kesehatan anak. Tindakan yang bijaksana adalah membiarkan anak jajan tetapi dengan memberikan bekal pengetahuan dengan bahasa dan pemahaman yang sesuai dengan usia mereka. Bekal itu berupa penjelasan secara sederhana tentang ciri-ciri dan contoh-contoh makanan/minuman yang sehat dan diperbolehkan dibeli, dan penjelasan tentang dampak gangguan kesehatan bagi diri sendiri jika mereka nekat membeli secara sembunyi-sembunyi. 4. Jajanan Sehat Sehat adalah dambaan setiap manusia, karena itu tidak ada satupun manusia yang ingin sakit. Banyaknya penyakit yang muncul saat ini adalah salah satu penyebab utamanya adalah banyaknya makanan/minuman instan yang menjadi 5

6 jajanan anak-anak kita yang ternyata tidak memenuhi syarat kesehatan. Bisa jadi karena di dalam makanan/minuman tersebut mengandung zat yang mampu merangsang timbulnya penyakit. a. Pewarna Makanan/Minuman Anak-anak kita pasti tertarik dengan makanan/minuman yang memiliki warna mencolok. Namun tunggu dulu, karena warna mencolok itu salah satu ciri zat pewarna tekstil yang sengaja ditambahkan pada makanan agar menarik perhatian dan selera anak-anak kita. Secara umum zat pewarna pada makanan/minuman dibagi dua, yaitu zat pewarna alami dan sintetis (buatan). Zat pewarna alami diantaranya hijau dari daun suji atau pandan, merah dari karoten wortel atau cabe, kuning dari kunyit, ungu dari kulit manggis, coklat dari gula dipanaskan (karamel). Zat pewarna alamai kurang disukai, selain kurang praktis, warna yang dihasilkan tidak tahan lama (cepat memudar) dan kurang menarik (pucat), sedangkan zat pewarna sintetis lebih variatif warnanya, tahan lama, dan lebih menarik. Oleh Departemen Kesehatan dibuatlah Peraturan Menkes RI No 239/ MenKes/Per/V/1985 tentang zat pewarna makanan, baik yang diijinkan maupun dilarang untuk digunakan (lihat lampiran). Biasanya zat pewarna sintetis yang dilarang adalah zat pewarna yang seharusnya untuk mewarnai tekstil, bukan untuk makanan. Jika ini nekat digunakan, maka zat pewarna ini tidak dapat dicerna dan disaring oleh ginjal, akibatnya akan merangsang terjadinya kanker (karsinogenik). Berdasarkan penelitian yang dilakukan YLKI tahun 1990 terhadap beberapa makanan jajanan di sekitar SD Jakarta Selatan, Semarang, dan Surabaya membuktikan bahwa beberapa makanan jajanan, seperti pisang molen dan manisan kedondong ternyata mengandung zat pewarna terlarang methanil yellow (Intisari, 1991). Hasil pengujian yang dilakukan oleh Lembaga Pembinaan dan Perlindungan Konsumen (LP2K) Semarang menunjukkan bahwa dari 58 sampel makanan di Kotamadya Semarang yang biasa disukai anak-anak SD, seperti es cincau dan makanan jajanan lainnya, 43,1%nya mengandung rhodamin B (salah satu zat pewarna tekstil) dan 12,07% mengandung methanil yellow, keduanya termasuk zat pewarna yang berbahaya untuk makanan (Jawa Pos, 28 Januari 1991). 6

7 Hasil penelitian lainnya dilakukan oleh Sihombing yang dimuat dalam Warta Konsumen No. 163 (1987: 14) membuktikan bahwa rhodamin B dan methanil yellow bersifat karsinogenik terhadap tikus dan mencit, sedangkan Irving Sax menyatakan bahwa auramine bersifat karsinogenik bagi manusia menurut hasil eksperimen yang dilakukannya. Penelitian Miller (1986) menyatakan bahwa zat pewarna butter yellow dapat menyebabkan kanker hati (Subandi, 2000: ). Pada umumnya zat pewarna sintetis yang merupakan zat pewarna tekstil masih banyak diperjualbelikan. Bagi masyarakat awam yang tidak mengetahui ciricirinya akan terkecoh dengan zat pewarna ini, karena selain harganya murah juga memberikan warna yang lebih mencolok. Salah satu cara mudah untuk mengetahui zat pewarna yang diijinkan dan dilarang Pemerintah adalah dengan melihat bungkusnya atau melihat warnanya. Ditinjau dari bungkusnya, zat pewarna tekstil (teres/ wantek) dibungkus dengan kertas seadanya, seperti kertas koran atau kertas buram yang diberi merk tertentu (misal: cap Petruk, Tan Tjoen Sing, Jitu) dengan harga relatif murah (Rp. 100,- - Rp. 200,-/bungkus). Sedangkan zat pewarna makanan yang diijinkan dibungkus dalam plastik rapi dan tertulis nomor ijin dari Depkes dengan harga yang relatif jauh lebih mahal (Rp. 800,- - Rp ,-/bungkus). b. Perasa Makanan/Minuman Rasanya tidak ada satupun anak yang tidak suka rasa manis, tetapi rasa manis yang seperti apa yang sehat bagi mereka? Krisis ekonomi menyebabkan harga gula pasir sebagai zat pemanis alami melambung, sehingga berakibat produsen kecil makanan/minuman mencoba menyiasati rasa manis dengan menambahkan zat pemanis buatan yang sebenarnya non-nutritif, seperti sakarin, sorbitol, dan siklamat. Zat pemanis buatan semula ditujukan untuk mengelabui rasa manis pada penderita diabetes, karena mereka tidak diijinkan mengonsumsi gula. Pada perkembangannya, pemanis buatan yang harganya relatif murah menjadi alternatif pengganti gula. Jika ditinjau dari rasa manisnya, memang ketiganya memiliki rasa manis yang lebih tinggi dibandingkan gula. Bahan pemanis ini mempunyai rasa manis kali lebih manis daripada gula. Sakarin dan siklamat digunakan untuk permen, es krim, makanan ringan, buah kalengan, dan sirup. Sorbitol digunakan 7

8 untuk kismis dan jeli. Bagi anak-anak yang sensitif, maka jika dalam makanan/ minuman jajanannya mengandung zat pemanis buatan biasanya kemudian mengalami serak dan batuk. Hal ini karena zat pemanis buatan terbuat dari bahan kimia yang tidak dapat dicerna dan dikeluarkan kembali lewat urine. Saat ini ada satu pemanis buatan yang dilarang penggunaannya, yaitu Dulsin (PerMenKes RI No. 72/ 1988). c. Pengawet Makanan/Minuman Siapapun produsen makanan/minuman pasti menginginkan barang dagangan mereka awet dan tahan lama? Untuk membuat awet makanan/minuman biasanya mereka menambahkan zat pengawet ke`dalamnya, dapat berupa natrium benzoat (untuk makanan dan minuman berasa asam), kalsium propionat dan natrium propionat (untuk mencegah jamur pada roti dan kue), asam sorbat, dan natrium nitrat (untuk daging olahan, dan keju). Zat pengatur keasaman (buffer) juga termasuk bahan pengawet, karena bahan ini dapat menetralkan, mengasamkan, dan mempertahankan derajat keasaman makanan. Buffer yang digunakan antara lain asam sitrat, asam tartrat, asam asetat, ammonium bikarbonat, dan natrium bikarbonat. Zat antioksidan juga termasuk pengawet, seperti asam askorbat (pada daging olahan, kaldu dan buah kalengan), BHA (untuk olahan lemak atau minyak), sedangkan BHT (untuk margarine dan mentega). Permasalahannya, zat pengawet yang ditambahkan pada makanan/minuman haruslah jumlahnya terbatas seperti yang ditetapkan Depkes, sebab jika berlebihan akan mengganggu kesehatan. Saat ini banyak sekali makanan/minuman yang dijual di depan sekolah, padahal anak-anak kita tidak mengetahui bahaya mengancam kesehatan mereka. Sebagai orangtua kita wajib mengingatkan anak-anak untuk tidak membeli makanan/minuman dengan kemasan yang tidak berlabel, karena hal itu perlu diragukan kehieginisan dan keamanannya. Selain itu saat ini juga banyak gorengan dijual di depan sekolah. Gorengan yang dijual biasanya menggunakan minyak goreng yang sudah dipakai berulangulang hingga warnanya hitam. Hal ini berbahaya karena dalam minyak tersebut sudah terkandung luar biasa banyaknya radikal bebas yang dapat menimbulkan kanker. 8

9 Bahan pengawet yang digolongkan tidak aman, diantaranya natamysin. Bahan yang kerap digunakan pada produk daging dan keju ini, bisa menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare, dan perlukaan kulit. Selain itu, ada kalium asetat, makanan yang asam umumnya ditambahi bahan pengawet ini. Padahal bahan pengawet ini diduga bisa menyebabkan rusaknya fungsi ginjal. Butil Hidroksi Anisol (BHA) yang biasanya terdapat pada daging babi dan sosisnya, minyak sayur, shortening, keripik kentang, pizza, dan teh instant juga diduga bisa menyebabkan penyakit hati dan memicu kanker. Kita pasti pernah mendengar kasus penggunaan bahan pengawet formalin untuk mengawetkan ikan, mie basah, dan tahu yang dijual di pasar. Formalin merupakan bahan kimia yang terdiri dari 37% formaldehid dan 7-15% metanol dalam air. Pada umumnya digunakan untuk mengawetkan contoh biologi (preparat) atau mengawetkan mayat. Dengan demikian formalin tidak boleh digunakan untuk mengawetkan makanan, karena dapat mengakibatkan iritasi pada saluran pernafasan, muntah-muntah, pusing, dan rasa terbakar pada tenggorokan yang dirasakan dalam jangka pendek. Jika konsumsi terhadap makanan yang mengandung formalin terus menerus, menyebabkan kerusakan hati, jantung, otak, limpa, pankreas, sistem susunan saraf pusat dan ginjal. Cara mengidentiffikasi makanan yang mengandung formalin adalah: 1) Untuk jenis mie basah, ciri-cirinya : tidak rusak sampai 2 hari pada suhu kamar (25 o C), bertahan > 15 hari pada suhu lemari es (10 o C), bau bau khas formalin (agak menyengat), tidak lengket, lebih mengkilap dibanding mie tanpa formalin. 2) Untuk jenis tahu, ciri-ciri : tidak rusak hingga 3 hari pada suhu kamar, bertahan > 15 hari pada suhu lemari es, keras namun tidak padat, bau agak menyengat khas formalin. 3) Untuk jenis bakso, ciri-ciri : tidak rusak sampai 5 hari pada suhu kamar, memiliki tekstur sangat kenyal. 4) Untuk jenis ikan segar, ciri-ciri : tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar, warna insang merah tua dan tidak cemerlang, bau menyengat khas formalin. 9

10 5) Untuk jenis ikan asin, ciri-ciri : tidak rusak sampai lebih 1 bulan pada suhu kamar, warna ikan asin bersih cerah namun tidak bau khas ikan asin. Selain formalin, zat kimia yang sering disalahgunakan untuk pengawet adalah boraks, yang memiliki nama kimia natrium tetraborat/natrium biborat/ natrium piroborat (H3BO3). Orang awam menyebutnya bleng atau cethithet. Berbentuk kristal lunak, bersifat antiseptik, mudah larut dalam air menjadi NaOH dan asam borat. Penambahan boraks dimaksudkan agar makanan menjadi lebih awet, empuk, kenyal, dan memiliki cita rasa yang enak. Mengingat sifat yang sesungguhnya dari boraks sebagai antiseptik (boorwater/obat cuci mata dan pengawet kayu) dan juga dapat terurai menjadi basa kuat, maka boraks sesungguhnya bukan untuk makanan. d. Penyedap Makanan Penyedap rasa (MSG atau vetsin) adalah bahan yang dapat memberikan, menambah, atau mempertegas rasa makanan. Bahan yang tidak mempunyai rasa tetapi dapat menguatkan atau mengaktifkan rasa yang telah ada dalam makanan termasuk dalam golongan ini. MSG menyebabkan sel reseptor lebih peka sehingga dapat menikmati rasa dengan lebih baik. Namun demikian, pemakaian MSG tidak diijinkan melebihi dosis 5 gram per hari/orang. Sebenarnya untuk membuat masakan kita menjadi sedap tidak harus menggunakan penyedap semacam MSG, tetapi dapat menggunakan bahan alami yang dapat memberikan rasa dan aroma sedap, seperti daun salam, daun pandan, atau daun jeruk. Namun demikian kebiasaan menggunakan MSG sudah mengakar di masyarakat kita. Hal ini tidak menjadi masalah karena tubuh kita mampu menetralisir apapun yang masuk dalam tubuh dalam batas-batas kemampuan yang diberikan Tuhan. 5. Makanan/Minuman Vitamin Dosis Tinggi Saat ini banyak anak-anak kita yang suka mengonsumsi vitamin C dosis tinggi atau minuman multivitamin, padahal kebutuhan vitamin anak-anak relatif kecil. Kelebihan konsumsi justru dapat berakibat fatal bagi kesehatannya, yaitu 10

11 menye-babkan hipervitaminosis. Sebagai contoh, hipervitaminosis A lebih sering terjadi karena vitamin A larut dalam lemak, dan bisa menyebabkan dimensia (lupa / linglung). Kelebihan vitamin C (meski larut dalam air) dapat menyebabkan tulang menjadi rapuh. C. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH Banyaknya jajanan yang diproduksi pada skala rumah (home industry) perlu diwaspadai oleh masyarakat, terutama kita yang masih memiliki anak-anak usia sekolah TK dan SD yang belum memiliki pengetahuan tentang bahayanya bagi kesehatan. Hal ini karena jajanan (makanan/minuman) yang diproduksi pada skala rumah biasanya tidak ada uji layak dan aman untuk dikonsumsi. Mereka hanya membuat makanan/minuman sesuai pengetahuannya, dengan cara dan peralatan sederhana, dan bahan-bahan sesuai pengetahuannya. Adakalanya mereka menggunakan bahan tambahan makanan/minuman (zat aditif) hanya berdasarkan pengetahuan dari mulut ke mulut, tanpa dasar ilmu tentang kesehatan. Sebagai contoh, penjual es plastik dan harum manis yang seringkali menggunakan zat pewarna dan pemanis yang tidak diijinkan DepKes yang dapat membahayakan kesehatan. Selain itu, tidak sedikit pula jajanan yang diproduksi massal oleh perusahaan tertentu yang curang melanggar batas ambang yang diijinkan DepKes, artinya mereka tahu tetapi pura-pura tidak tahu. Ada pula yang sengaja meniru produksi yang benar dengan menambah bahan tambahan yang berbahaya. Berkaitan dengan keadaan tersebut, maka diperlukan langkah-langkah strategis untuk memberikan pemahaman pengetahuan kepada guru-guru TK dimana siswa-siswanya sangat rawan mengonsumsi jajanan atau makanan/minuman instant yang mengandung bahan tambahan makanan secara berlebihan. Berdasarkan analisis situasi, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah kegiatan ini dapat memberikan pemahaman pengetahuan tentang bahan tambahan pada makanan/minuman dan pendeteksiannya secara sederhana bagi guru-guru TK di Kota Yogyakarta? 2. Apakah kegiatan ini mampu menjelaskan dampak penggunaan bahan tambahan pada makanan/minuman bagi kesehatan jika tidak sesuai anjuran Departemen Kesehatan? 11

12 3. Apakah kegiatan ini mampu menumbuhkan kesadaran guru-guru TK untuk melakukan penyuluhan bagi orangtua siswa di lingkungan TK masing-masing agar lebih memperhatikan dan mengingatkan bahaya jajanan yang tak sehat bagi anak-anak mereka? D. TUJUAN KEGIATAN PPM Kegiatan PPM ini bertujuan untuk: 1. memberikan pemahaman pengetahuan tentang bahan tambahan pada makanan/ minuman dan pendeteksiannya secara sederhana bagi guru-guru TK di Kota Yogyakarta. 2. menjelaskan dampak penggunaan bahan tambahan pada makanan/minuman bagi kesehatan jika tidak sesuai anjuran Departemen Kesehatan. 3. menumbuhkan kesadaran guru-guru TK untuk melakukan penyuluhan bagi orangtua siswa di lingkungan TK masing-masing agar lebih memperhatikan dan mengingatkan bahaya jajanan yang tak sehat bagi anak-anak mereka. E. MANFAAT KEGIATAN PPM Kegiatan PPM ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi masyarakat, khususnya masyarakat di lingkungan sekolah, yaitu guru-guru TK, dalam hal: 1. Peningkatan pemahaman pengetahuan tentang bahan tambahan pada makanan/ minuman yang menjadi jajanan dalam kehidupan sehari-hari. 2. Pengetahuan tentang dampak penggunaan bahan tambahan pada makanan/ minuman bagi kesehatan jika tidak sesuai anjuran Departemen Kesehatan, dalam hal ini Badan POM (Pengawasan Obat dan Makanan) DepKes RI. 3. Pengetahuan tentang cara-cara mendeteksi keberadaan bahan tambahan makanan/minuman secara sederhana, sehingga dapat ditularkan keterampilan tersebut di lingkungan tempat kerja maupun lingkungan masyarakat. 4. Menumbuhkan kesadaran dan kepedulian terhadap kesehatan anak didiknya dengan memberikan penjelasan langsung kepada anak didik dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, dan diharapkan peran sertanya menularkan pengetahuan yang diperoleh pada PPM ini kepada orangtua siswa. 12

13 BAB II TARGET DAN LUARAN Kegiatan ini ditujukan bagi guru-guru TK di Kota Yogyakarta sebanyak 40 guru TK, baik TK Negeri maupun Swasta yang dipilih secara area purpossive sampling, artinya dipilih mewakili area TK yang ada di Kota Yogyakarta agar sampel benar-benar representatif (mewakili) seluruh wilayah Kota Yogyakarta. Target PPM ini adalah 40 guru TK yang diharapkan dapat menguasai dengan baik dan benar pengetahuan tentang bahan tambahan pada makanan/ minuman dan dampaknya bagi kesehatan jika tidak sesuai anjuran Departemen Kesehatan, dan tumbuhnya kesadaran untuk peduli dengan kesehatan siswa melalui pengawasan terhadap jajanan di sekitar sekolah. Selain itu melalui PPM diharapkan peserta PPM memiliki keterampilan mendeteksi zat pewarna, formalin, dan boraks pada makanan/minuman secara sederhana. Dengan kegiatan PPM ini nantinya diharapkan 40 guru TK tersebut dapat menularkan dan menyebarluaskan materi PPM ini, baik langsung kepada anak didik dengan menggunakan bahasa yang sederhana maupun kepada orangtua siswa melalui kegiatan serupa dengan tetap didukung Tim PPM. Harapan lainnya adalah guru-guru TK mampu mengadakan penyuluhan kepada orangtua siswa agar lebih memperhatikan bahaya jajanan di sekolah yang mengandung bahan tambahan makanan/minuman yang tidak sesuai dengan anjuran Departemen Kesehatan, sehingga anak-anak tetap terjaga dan dapat tumbuh sebagai generasi yang sehat. 13

14 BAB III METODE PELAKSANAAN PPM A. KHALAYAK SASARAN KEGIATAN PPM Kegiatan ini ditujukan bagi guru-guru TK di Kota Yogyakarta sebanyak 40 guru TK, baik TK Negeri maupun Swasta yang dipilih secara area purpossive sampling, artinya dipilih mewakili area TK yang ada di Kota Yogyakarta agar sampel benar-benar representatif (mewakili) seluruh wilayah Kota Yogyakarta. B. METODE KEGIATAN PPM Metode yang digunakan dalam kegiatan PPM ini adalah ceramah dan diskusi tentang bahan-bahan tambahan pada makanan/minuman jajanan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari dan dampaknya bagi kesehatan. Selain itu juga dilakukan simulasi berbagai kasus penggunaan bahan tambahan makanan/ minuman dengan meminta solusi terbaik dari peserta. Pada PPM ini didemonstrasikan cara pendeteksian secara sederhana terhadap zat pewarna, formalin, boraks yang mungkin terkandung dalam sampel makanan/minuman yang dibawa oleh peserta PPM. Selain itu peserta secara berkelompok mempresentasikan berbagai masalah/ kasus yang berkaitan dengan dampak penggunaan bahan tambahan makanan/ minuman yang tidak sesuai dengan anjuran Departemen Kesehatan dengan mengambil dari internet atau media massa lainnya (koran, majalah, tabloid, dan lainlain). Melalui metode-metode tersebut diharapkan peserta kegiatan PPM benarbenar paham dan mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan bahan tambahan pada makanan/minuman secara jelas. C. LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN PPM Masalah kesehatan masyarakat menjadi isu pokok dalam pendidikan kesehatan di Indonesia. Merebaknya berbagai masalah kesehatan, seperti semakin banyaknya penyakit berat yang muncul dari berbagai lapisan masyarakat dan banyaknya kasus anak-anak yang keracunan jajanan sekolah mengindikasikan masih lemahnya pengetahuan kesehatan dalam masyarakat. Penyakit apapun 14

15 sebagian besar bersumber pada makanan/minuman yang dikonsumsi sehari-hari, dan penyakit tersebut dapat menyerang siapapun tanpa memandang usia, status sosial ekonomi, dan jenis kelamin. Hal ini tidak terlepas dari kurangnya pemahaman masyarakat tentang bahan tambahan pada makanan/minuman yang beredar di sekitar mereka. Secara sederhana, pada umumnya penyakit timbul dari makanan yang dikonsumsi, entah pola konsumsi yang salah, makanan yang tidak sehat hingga cara manusia mengkonsumsinya. Berangkat dari masalah tersebut, maka dipandang perlu untuk melakukan kegiatan yang berdampak langsung pada peningkatan pemahaman pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan, terutama masyarakat sekolah. Penyuluhan tentang bahan tambahan pada makanan/minuman bagi guru-guru TK di Kota Yogyakarta ini dipandang perlu dilakukan, mengingat tidak semua guru TK memiliki pengetahuan tentang hal tersebut. Harapannya, setelah guru TK memperoleh bekal pengetahuan yang cukup, mereka dapat memberi penjelasan sederhana kepada anak didiknya atau menularkan kepada orangtua siswa melalui kegiatan penyuluhan dengan dukungan dari Tim PPM ini. Menurut Gary Dessler (2004: ) langkah-langkah penyuluhan yang baik menjadi penentu keberhasilan ditanamkannya pengetahuan maupun keterampilan tertentu. Adapun langkah-langkah kegiatan PPM ini adalah: 1. Memberikan penjelasan tentang berbagai kandungan gizi yang penting bagi tubuh, sehingga peserta PPM mengetahui gambaran tentang bahan tambahan dalam makanan/minuman secara jelas. 2. Memberikan penjelasan tentang bahan tambahan makanan/minuman dalam jajanan dan instan dan dampaknya bagi kesehatan melalui ceramah, tanya jawab, dan diskusi, sehingga peserta PPM mengetahui bagaimana memilih makanan/minuman yang baik bagi kesehatan anggota keluarganya. 3. Mengajak peserta PPM untuk bersama-sama mempraktikkan cara mendeteksi adanya zat pewarna, formalin, boraks yang mungkin terkandung dalam sampel makanan/minuman yang dibawa oleh peserta PPM dari rumah. 4. Peserta PPM diminta mencari artikel dari koran, majalah, tabloid, atau internet, dan lain-lain yang berkaitan dengan dampak penggunaan bahan tambahan 15

16 makanan/minuman yang tidak sesuai dengan anjuran Departemen Kesehatan dan mempresentasikannya pada hari kedua. D. FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT Kegiatan ini didukung oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Negeri Yogyakarta sebagai wujud pengabdiannya terhadap masyarakat. Turunnya dana PPM yang tepat pada waktunya menjadikan pelaksanaan PPM dapat berjalan lancar sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Undangan yang ditujukan kepada Kepala Sekolah TK yang diundang sangat memperlancar pengiriman guru untuk mengikuti kegiatan PPM ini. Selain itu pemilihan lokasi di TK Negeri Sleman yang sebenarnya termasuk dalam wilayah Sleman namun perbatasan dengan Kota Yogyakarta yang mudah ditemukan sangat membantu peserta untuk datang tepat waktu. Perencanaan yang matang dari Tim PPM, dibantu tiga mahasiswa yang menjadi anggota PPM mampu menyukseskan PPM ini. Untuk menarik kehadiran peserta agar hadir dalam kegiatan penyuluhan, maka disediakan doorprize di hari kedua. Keterlibatan 3 mahasiswa dalam PPM sangat membantu kelancaran dan keberhasilan penyuluhan. Selain mereka sudah sering dilibatkan dalam kegiatan serupa, kegesitan mereka mengerjakan tugas-tugas yang diembannya sangat berpengaruh terhadap lancarnya penyuluhan, seperti tugas dokumentasi, mengedarkan presensi dan makalah, konsumsi, dan juga membantu peserta PPM dalam praktik pendeteksian yang dilakukan. Kegiatan ini melibatkan anggota Tim PPM yang memiliki latar belakang bidang ilmu yang relevan dengan materi pelatihan, memahami materi pelatihan dengan baik serta berpengalaman dalam mengidentifikasi produk pangan yang mengandung bahan tambahan berbahaya sangat mendukung kelancaran penyampaian materi dan memberikan kepuasan jawaban pertanyaan peserta ketika diskusi berlangsung. Selain itu ketiga anggota Tim PPM yang terlibat sudah sering melakukan penyuluhan maupun pelatihan bersama, sehingga kekompakan dalam melaksanakan PPM sudah terjalin dengan baik. Adanya manfaat yang dirasakan oleh pihak TK asal guru yang menjadi peserta terhadap pengetahuan yang diperoleh dalam PPM ini, sehingga guru-guru 16

17 TK sangat memperhatikan setiap materi dan session yang ada dalam kegiatan PPM ini dengan baik dan serius agar dapat melakukan kegiatan penyuluhan di sekolah masing-masing. Dengan demikian diharapkan terjadi peningkatan kualitas kesehatan di lingkungan sekolah, baik bagi siswa-siswanya, orangtua siswa, maupun jajaran sekolah. Kehadiran seluruh pendukung acara ini yang tepat waktu, baik Tim PPM, panitia dari TK Negeri Sleman, maupun peserta PPM dalam mengikuti kegiatan dengan seksama hingga berakhirnya kegiatan merupakan bentuk dukungan yang sangat baik bagi kelancaran PPM ini. Terlebih lagi ruangan yang digunakan sangat representatif untuk berlangsungnya kegiatan, karena selain di lantai dua yang jauh dari gangguan keramaian, juga ruangan yang berac, sehingga membuat peserta tidak terganggu konsentrasinya. Pada kegiatan PPM ini tidak ada kendala yang berarti, bahkan jumlah peserta melebihi target yang diharapkan, yaitu 40 guru TK, tetapi ternyata seluruh guru TK Negeri Sleman mengikuti kegiatan ini, sehingga jumlah seluruh peserta menjadi 43 guru. Hal yang disayangkan dalam kegiatan ini adalah batalnya peliputan kegiatan ini oleh Yogya TV dikarenakan Tim Yogya TV datang pada saat peserta istirahat. Oleh karena ada peliputan di tempat lain, maka akhirnya tidak jadi meliput kegiatan ini. Padahal jika kegiatan ini ditayangkan diharapkan dapat menginspirasi institusi lain untuk melakukan kegiatan serupa, meskipun hanya ditayangkan sebagai berita. 17

18 BAB IV KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI Perguruan Tinggi dalam hal ini Universitas Negeri Yogyakarta sudah seharusnya ikut serta berperan dalam menumbuhkan kesadaran kesehatan masyarakat melalui PPM yang dilakukan para tenaga pendidik yang ada di dalamnya. Kegiatan PPM direncanakan secara terprogram dalam bentuk proposal yang kemudian dilaksanakan dengan penuh kesungguhan untuk berbagi ilmu pengetahuan praktis yang berguna bagi kepentingan masyarakat. Kegiatan PPM ini layak sebagai kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Tim PPM yang terdiri dari dosen yang memiliki latar belakang yang relevan dengan materi pelatihan. Selain itu keseluruhan kegiatan yang ditujukan kepada masyarakat sasaran yang dipilih dengan pertimbangan analisis situasi di lapangan ini layak dilaksanakan, karena substansi dari materi yang dilatihkan benar-benar sesuai dengan kondisi di lapangan dan sangat dibutuhkan untuk dibekalkan kepada guru-guru TK. Hal ini karena secara umum peserta didik TK dihadapkan pada makanan/minuman instan dan jajanan yang dipasarkan di sekitar sekolah yang harus diwaspadai dampaknya bagi kesehatan. Pada akhirnya kegiatan PPM yang didanai Universitas Negeri Yogyakarta ini merupakan wujud nyata kepedulian Universitas terhadap masyarakat dan manifestasi salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi. Harapannya, kegiatan PPM ini mampu menginspirasi Tim PPM lainnya dan juga institusi lain untuk melakukan kegiatan serupa dengan muaranya untuk ikut serta mencerdaskan masyarakat. 18

19 BAB V HASIL YANG DICAPAI A. HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PPM Pada tahap persiapan, Tim PPM mengadakan pertemuan anggota tim yang dilanjutkan dengan pembagian kerja. Anggota Tim yang bertugas menghubungi pihak TK Negeri Sleman, segera menemui untuk memohon ijin pengadaan kegiatan dan kerjasama dalam kegiatan ini, serta kesepakatan waktu pelaksanaan. Pada kegiatan PPM ini sebagai sasaran adalah guru-guru TK Negeri maupun Swasta yang dipilih secara area purpossive sampling, artinya dipilih mewakili area TK yang ada di Kota Yogyakarta. Anggota Tim yang lain dengan dibantu mahasiswa bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan, seperti presensi, LCD, makalah, konsumsi, transportasi, dokumentasi, dan sebagainya. Berdasarkan kesepakatan dengan Kepala Sekolah TK Negeri Sleman, ibu Nunik Erwani Widayati, S.Pd, maka untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan undangan akan dibuat oleh Tim PPM. Menjelang dilaksanakannya kegiatan dipersiapkan daftar hadir peserta dan penggandaan makalah oleh Tim PPM. Kegiatan PPM dilaksanakan pada hari Senin dan Selasa tanggal 2 dan 3 Juni 2014 di Ruang Pertemuan TK Negeri Sleman, Kompleks Perumahan UGM, Sekip, Blok W3, Depok, Sleman. PPM terlaksana dengan baik dan lancar selama dua hari dari jam WIB, dihadiri oleh 43 guru TK dari 40 undangan yang disebar. Hal ini karena seluruh guru TK Negeri Sleman mengikuti kegiatan, sehingga jumlahnya melebihi dari target 40 guru. Namun hal ini tidak menjadi masalah, karena justru menunjukkan Kepala Sekolah TK Negeri Sleman sangat memahami manfaat kegiatan ini bagi guru-gurunya. Kegiatan pelatihan diawali dengan sambutan sekaligus dibuka oleh Ketua Tim PPM, dalam hal ini diwakili Ibu Dr. Das Salirawati, M.Si. Kegiatan ini merupakan wujud kepedulian para akademisi terhadap masyarakat sekolah yang sangat jarang disentuh kegiatan serupa. Materi pelatihan dipandang sangat relevan dan penting disampaikan kepada guru TK mengingat siswa TK dekat dengan jajanan dan makanan/minuman instan yang dapat berbahaya bagi kesehatannya. 19

20 Setelah pembukaan, kegiatan pelatihan pada hari pertama dimulai dengan pretes yang bertujuan untuk menjajagi pengetahuan awal peserta pelatihan tentang bahan tambahan makanan/minuman dan dampaknya bagi kesehatan. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian materi pertama, yaitu tentang Berbagai Kandungan Gizi yang Penting Bagi Tubuh oleh Ibu Eddy Sulistyowati, Apt., MS. Pada akhir penyampaian materi ini dibuka session tanya jawab tentang berbagai hal yang berkaitan dengan gizi makanan dan permasalahannya. Banyak pertanyaan disampaikan oleh peserta dan semuanya mendapat jawaban memuaskan dari nara sumber. Selanjutnya di bagian kedua, Ibu Dr. Das Salirawati, M.Si menyampaikan materi tentang Bahan Tambahan Makanan/Minuman dalam Jajanan dan Dampaknya Bagi Kesehatan. Nara sumber memiliki latar belakang Biokimia yang mempelajari proses kimia dalam tubuh, sehingga dengan fasih dapat menjelaskan dampak bahan tambahan makanan/minuman bagi kesehatan. Pada session ini juga muncul beberapa pertanyaan dari peserta, terutama yang berkaitan dengan bagaimana caranya agar dapat menghindari makanan/minuman yang mengandung bahan tambahan makanan/minuman yang ternyata berbahaya jika dikonsumsi terlalu banyak. Nara sumber menjawab dengan sabar semua pertanyaan peserta, sehingga akhirnya mereka dapat memahami. Setelah ishoma, pelatihan diteruskan dengan penyampaian materi oleh Ibu Siti Marwati, M.Si, yaitu tentang Bahan Tambahan Makanan/Minuman Instan dan Dampaknya bagi Kesehatan. Beliau menyampaikan bahwa saat ini banyak makanan/minuman yang beredar dalam bentuk instan, karena masyarakat modern identik dengan kepraktisan. Namun demikian makanan/minuman instan tersebut harus diwaspadai keberadaannya, karena kadang-kadang banyak produsen yang nakal dengan menambahkan bahan tambahan makanan/minuman dalam jumlah berlebihan (di atas batas ambang yang ditentukan Balai Pengawasan POM Dep- Kes). Oleh karena itu, kita sebagai konsumen harus cermat membaca komposisi yang ada dalam makanan/minuman instan tersebut. Kegiatan pada hari pertama ditutup dengan beberapa pesan dari Tim PPM, yaitu agar hari kedua tetap hadir, karena akan dilakukan praktik pendeteksian zat 20

21 pewarna, formalin, dan boraks pada makanan/minuman secara sederhana. Selain itu peserta dihimbau untuk datang tepat waktu dan membawa sampel makanan/ minuman yang dipandang mencurigakan, baik dari warna, rasa, dan bau yang nantinya akan dideteksi secara sederhana. Pada akhir hari pertama ini para peserta dikelompokkan dalam tugas mencari artikel tentang masalah/kasus yang berkaitan dengan bahan tambahan makanan/minuman dan juga dampaknya bagi kesehatan yang dapat dicari melalui internet maupun koran (dibagi dalam 6 kelompok). Hari kedua diawali dengan presentasi masing-masing kelompok tentang artikel yang diperoleh mereka. Para peserta sangat antusias dan serius ketika menyampaikan isi artikel tersebut, terbukti dengan kesiapannya membuat powerpoint dalam presentasi. Ada yang menyampaikan tentang bahaya zat pewarna, zat zat pemanis buatan, dan juga tentang bahaya zat pemutih dalam beras yang saat ini marak penggunaannya, padahal sangat berbahaya bagi kesehatan. Untuk memberi semangat dan penghargaan atas jerih payah mereka dalam tugas ini, maka setiap peserta diberi doorprize yang menarik dan berguna. Acara selanjutmya adalah penyampaian materi tentang Pendeteksian Zat Pewarna pada Makanan/Minuman secara Sederhana oleh Ibu Dr. Das Salirawati, M.Si. Ketika materi ini disampaikan nampak peserta sangat serius memperhatikan, karena mereka benar-benar ingin mengetahui prinsip dan cara pendeteksian tersebut langkah per langkah. Pada session ini ditambahkan oleh Ibu Siti Marwati, M.Si bagaimana cara mendeteksi adanya formalin dan boraks pada makanan. Setelah materi ini selesai disampaikan, maka acara yang dinantikan tiba, semua peserta PPM bersiap-siap mempraktikkan cara mendeteksi zat pewarna, formalin, dan boraks pada makanan/minuman dari sampel yang telah mereka bawa dari rumah. Namun sebelumnya, tim PPM memperkenalkan alat-alat dan bahanbahan yang akan digunakan dalam pendeteksian zat pewarna pada makanan/ minuman, yaitu berupa seperangkat alat kromatografi kertas sederhana terdiri dari kertas saring, penjepit, batang lidi, wadah untuk kromatografi, dan pipa kapiler dari batang cottonbud. Untuk mendeteksi adanya formalin digunakan buah naga merah, sedangkan untuk boraks digunakan kunyit. 21

22 Mulailah peserta secara berkelompok praktik dengan serius dan bersemangat. Ada peserta yang membawa sampel makanan padat, minuman, dan agaragar. Setelah praktik selesai, mereka dapat membuat kesimpulan ada tidaknya zat pewarna tekstil, formalin, atau boraks dari sampel makanan/minuman yang mereka bawa. Beberapa kelompok yang sampelnya positif dideteksi merasa penasaran dan mengulang lagi percobaannya, ternyata hasilnya sama, sehingga mereka benarbenar yakin hasil deteksi yang diperoleh. Setelah ishoma, ketiga anggota tim PPM bersama-sama melakukan simulasi berbagai kasus penggunaan bahan tambahan makanan/minuman dengan meminta solusi terbaik dari peserta. Setiap kali kasus dilontarkan, maka peserta berebut untuk menjawab, karena peserta dengan jawaban yang mendekati kebenaran diberi hadiah. Simulasi ini berjalan seru, sampai tidak terasa kasus yang ada dalam permainan ini habis. Setelah simulasi selesai, dilakukan diskusi akhir untuk menggali barangkali masih ada hal-hal yang perlu dipertanyakan, agar kegiatan PPM ini tidak menyisakan masalah dan rasa penasaran peserta PPM. Banyak pertanyaan muncul dan anggota tim PPM secara bergantian menjawab pertanyaan tersebut dengan sabar dan diusahakan sejelas-jelasnya. Banyaknya pertanyaan menunjukkan bahwa peserta memiliki rasa ingin tahu yang tinggi dan wawasan ilmu yang relatif baik. disampaikan. Berikut ini adalah daftar nama nara sumber dan materi pelatihan yang Tabel 1. Daftar Nama Nara Sumber dan Materi Pelatihan No. Nama Nara Sumber Materi Pelatihan 1. Eddy Sulistyowati, Apt, MS Berbagai Kandungan Gizi yang Penting Bagi Tubuh Kita 2. Dr. Das Salirawati, M.Si Bahan Tambahan Makanan/Minuman dalam Jajanan dan Dampaknya Bagi Kesehatan Pendeteksian Zat Pewarna pada Makanan/ Minuman secara Sederhana 3. Siti Marwati, M.Si Bahan Tambahan Makanan/Minuman Instan dan Dampaknya bagi Kesehatan Pendeteksian Formalin dan Boraks pada Makanan secara Sederhana 22

23 Setelah seluruh rangkaian materi pelatihan selesai, kemudian peserta diberi postes yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas pelatihan, yaitu dengan melihat ada tidaknya peningkatan pemahaman mereka tentang materi tersebut sebelum dan sesudah pelatihan. Hasilnya menunjukkan rerata pretes sebesar 47,79 dan rerata postes 66,86 (Lihat Lampiran 16), yang berarti ada peningkatan nilai sebesar 19,07 (39,9%). Hasil ini sangat menggembirakan tim PPM, karena berarti pelatihan yang dilakukan benar-benar mampu memperbaiki pemahaman peserta terhadap bahan tambahan makanan/minuman, baik pada jajanan maupun instan. Harapan lebih lanjut tentunya mereka lebih banyak membaca lagi, agar pengetahuan mereka tentang bahan tambahan makanan/minuman selalu berkembang. Pada akhir kegiatan peserta PPM diminta mengisi lembar angket evaluasi yang berisi berbagai pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan dan masukan yang dapat diberikan untuk kegiatan serupa di lain waktu. Adapun hasil pengisian angket tersebut secara ringkas disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Hasil Pengisian Angket Pendapat tentang Kegiatan Pelatihan 4. Apakah setelah PPM ini selesai, Bapak/Ibu berencana untuk meng adakan kegiatan serupa untuk menularkan ilmu pengetahuan ini kepada orangtua siswa? Pertanyaan Alternatif Jawaban % 1. Apakah Bapak/Ibu merasa kegi- Ya atan PPM ini bermanfaat? Tidak Jika ya, sebutkan manfaat yang Tambah pengetahuan tentang 28 65,1 Bapak/Ibu peroleh? makanan/minuman sehat Tahu BTM yang berbahaya 12 27,9 Tahu cara mendeteksi BTM 4 9,3 Lebih hati-hati terhadap makanan/minuman 4 9,3 instan/jajan 3. Apakah dengan adanya materi Ya PPM ini bapak/ibu termotivasi Karena agar siswa terhindar 23 53,5 untuk menjelaskan dan mengingatkan bahayanya jajanan yang dari bahaya jajanan tak sehat Karena penting untuk pertumbuhan 11 25,6 tidak sehat kepada anak didik dengan bahasa yang sederhana? Jika ya jelaskan alasannya! & pendidikan kesehat- an anak Karena anak lebih mudah diberi pengertian guru dari- 3 6,9 pada orangtuanya Ya Agar orangtua tahu bahaya 22 51,2 BTM bagi kesehatan anak Kerjasama dengan komite 5 11,6 Sesuai kemampuan 3 6,9 23

24 Pertanyaan Alternatif Jawaban % 5. Apa saran Bapak/Ibu bagi pengembangan Perlu kelanjutan kegiatan seru 15 34,9 kegiatan PPM ini selanjutnya? pa (sosialisasi) Perlu diberikan kepada khalayak 13 30,2 yang lebih luas (tingkat kecamatan/kelurahan, ibu RT, ibu-ibu PKK, penjual jajanan) Perlu diadakan secara rutin 7 16,3 Perlu lebih banyak lagi materi 3 6,9 dan praktiknya Perlu ditambah waktunya 3 6,9 Perlu diadakan pelatihan dengan tema yang berbeda 2 4,7 B. PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN PPM Kegiatan Penyuluhan Pengenalan Bahan Tambahan dalam Makanan/ Minuman dan Pendeteksiannya Secara Sederhana Bagi guru Taman Kanak-Kanak ini terlaksana dengan baik dan lancar berkat dukungan semua pihak, baik dari Kepala Sekolah TK Negeri Sleman (Ibu Nunik Erwani Widayati, S.Pd) beserta staf, maupun seluruh peserta yang terlibat dalam kegiatan ini, termasuk Tim PPM yang dengan semangat tinggi bertekad melaksanakan PPM dengan sebaik-baiknya. Antusiasme seluruh peserta pelatihan membuat kegiatan ini terlihat semarak dan meriah. Hal ini ditunjukkan dengan kehadiran mereka sesuai dengan undangan, bahkan beberapa diantaranya hadir sebelum jam Kegiatan ini juga dapat terlaksana karena adanya dukungan dana dari PPM DIPA UNY Tahun Anggaran 2014 yang diberikan Universitas Negeri Yogyakarta yang turun tepat pada waktunya dan cukup memadai dalam memberikan motivasi bagi Tim untuk melaksanakan kegiatan PPM dengan sungguh-sungguh. Kesungguhan ini disebabkan adanya keyakinan bahwa kegiatan ini merupakan suatu kegiatan yang bermanfaat dan tepat sasaran, baik ditinjau dari sasaran yang menjadi target kegiatan maupun isi pelatihan yang akan dilakukan sesuai dengan yang dibutuhkan peserta saat ini. Banyaknya guru TK di Kota Yogyakarta yang tidak seluruhnya dapat diundang pada kegiatan ini memiliki harapan kepada guru TK yang mendapat kesempatan menjadi peserta PPM ini agar dapat menularkan ilmu pengetahuan yang diperoleh kepada guru TK lainnya. 24

25 Acara dimulai dengan mendengarkan sambutan dan sekaligus membuka acara oleh Ibu Dr. Das Salirawati, M.Si mewakili Ketua Tim PPM. Dalam sambutannya disampaikan bagaimana pentingnya kerjasama dijalin antara insan kampus dengan guru TK, orangtua siswa khususnya, dan masyarakat pada umumnya, sehingga informasi-informasi yang sangat diperlukan pada era globalisasi saat ini dapat sampai pada mereka. Setelah dibuka, pelatihan dimulai dengan pemberian pretes untuk menjajagi pengetahuan awal peserta PPM tentang bahan tambahan makanan/minuman dan dampaknya bagi kesehatan. Setelah prestes mulailah pemberian materi pertama oleh Ibu Eddy Sulistyowati, Apt., MS, yaitu tentang Berbagai Kandungan Gizi yang Penting Bagi Tubuh. Materi ini diberikan agar peserta memiliki pengetahuan tentang zat-zat gizi penting yang diperlukan oleh tubuh dan kegunaan dari masingmasing zat gizi tersebut. Selama ini masyarakat masih belum memahami arti gizi seimbang yang harus dipenuhi, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air, dan serat. Pada umumnya masyarakat hanya mengonsumsi sebagian dari zat gizi tersebut, karena menganggap bahwa tujuan makan hanyalah agar kita tidak merasakan lapar dan memiliki tenaga untuk bekerja. Nara sumber terlihat cekatan dan cermat menjawab semua pertanyaan, karena latar belakang pendidikan Farmasi yang dimiliki mendukung pada jawaban yang tegas, lugas, dan tepat. Pertanyaan yang muncul antara lain: (1) Apa manfaat serat bagi tubuh kita? (2) Perlukah kita mengonsumsi vitamin C dosis tinggi? (3) Diet seperti apa yang aman bagi kesehatan? (4) Mengapa tubuh membutuhkan zat besi? Berbahayakah kita jika tidak mengonsumsi lemak setiap hari? Setelah session pertama berakhir, maka giliran selanjutnya adalah presentasi oleh Ibu Dr. Das Salirawati, M.Si tentang Bahan Tambahan Makanan/ Minuman dalam Jajanan dan Dampaknya Bagi Kesehatan. Nara sumber memaparkan banyaknya jajanan yang beredar saat ini, baik yang diproduksi secara home industry maupun pabrik. Keduanya dimungkinkan mengandung bahan tambahan makanan/minuman yang berbahaya bagi kesehatan. Dampak bahaya ini selain disebabkan bahan tambahan yang digunakan mungkin yang dilarang Depkes, juga dapat pula berbahaya karena kita mengonsumsi di luar batas ambang yang dianjur- 25

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO, makanan adalah : Food include all substances, whether in a natural state or in a manufactured or preparedform, which are part of human diet. Artinya adalah

Lebih terperinci

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Posttest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat. 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di zaman modern sekarang ini banyak terjadi perkembangan di bidang industri makanan dan minuman yang bertujuan untuk menarik perhatian para konsumen. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan TES KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA (Soal Pretest) Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah

Lebih terperinci

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan

Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia Berbahaya Pada Makanan Zat Kimia berbahaya pada makanan sering kita temui pada berbagai jenis produk seperti makanan yang diawetkan, penyedap rasa, pewarna makanan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia memerlukan makanan untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Manusia memerlukan makanan seimbang yaitu karbohidrat, protein, nabati, vitamin dan mineral

Lebih terperinci

Kuesioner Penelitian

Kuesioner Penelitian Lampiran 1 Kuesioner Penelitian PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN GURU SEKOLAH DASAR TENTANG MAKANAN YANG MENGANDUNG BAHAN TAMBAHAN PANGAN PADA SEKOLAH DASAR DI KELURAHAN MABAR KECAMATAN MEDAN DELITAHUN

Lebih terperinci

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH

CONTOH KARYA TULIS ILMIAH CONTOH KARYA TULIS ILMIAH KARYA TULIS ILMIAH BORAKS DAN FORMALIN PADA MAKANAN KATA PENGANTAR Pertama-tama kami ingin mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberkati kami sehingga

Lebih terperinci

Zat Aditif pada Makanan

Zat Aditif pada Makanan Bab 10 Zat Aditif pada Makanan Sumber: Encarta 2005 Gambar 10.1 Makanan dan minuman Manusia sebagai makhluk hidup memerlukan makan dan minum untuk melangsungkan kehidupannya. Zat-zat makanan yang dikonsumsi

Lebih terperinci

Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari ( )

Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari ( ) Assalamu alaikum Wr. Wb. BAHAN TAMBAHAN PANGAN (BTP) Disusun oleh : Devi Diyas Sari (08312244013) PRODI PENDIDIKAN IPA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM 2012 DEFINISI BTP Bahan Tambahan Pangan

Lebih terperinci

LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN

LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN LKS 01 MENGIDENTIFIKASI ZAT ADITIF DALAM MAKANAN A. Kompetensi Dasar: 3.7 Mendeskripsikan zat aditif (alami dan buatan) dalam makanan dan minuman (segar dan dalam kemasan), dan zat adiktif-psikotropika

Lebih terperinci

TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan

TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan TES HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA Mata Pelajaran : IPA Kelas/Semester : VIII/2 Materi Pokok : Makanan Waktu : 60 menit Baca baik-baik soal dibawah ini dan jawablah pada lembar jawab yang telah disediakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan, BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan, pendengaran, sentuhan, perasa dan pembau. Dunia visual menggunakan indra penglihatan yang biasanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Anak usia Sekolah Dasar merupakan kelompok usia yang mempunyai aktivitas yang cukup tinggi, baik dalam keadaan belajar maupun di saat istirahat. Untuk mendapatkan kondisi

Lebih terperinci

BAB 2 DATA & ANALISA

BAB 2 DATA & ANALISA 3 BAB 2 DATA & ANALISA 2.1 Sumber Data Sumber data dan informasi yang digunakan untuk mendukung kampanye STOP Makan Sembarangan ini diperoleh dari sumber-sumber sebagai berikut: 1. Literatur Pencarian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk

BAB I PENDAHULUAN. penjual makanan di tempat penjualan dan disajikan sebagai makanan siap santap untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan profil Dinas Kesehatan Kota Medan, pada tahun 2010 terdapat 28.501 TPUM (Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan), salah satunya adalah pusat makanan jajanan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun 1992

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Dalam kehidupan sehari-hari kebutuhan bahan dasar makanan harus mengandung zat gizi untuk memenuhi fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan adalah salah satu kebutuhan manusia.dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai kebutuhan dasar, makanan tersebut harus mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti

BAB I PENDAHULUAN. gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupannya, makhluk hidup membutuhkan makanan, karena dari makanan manusia mendapatkan berbagai zat yang diperlukan oleh tubuh untuk dapat bekerja dengan optimal.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Makanan mempunyai peran yang sangat penting dalam kesehatan masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus masyarakatlah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada saat ini masyarakat masih sedikit memanfaatkan labu kuning sebagai bahan pangan. Hal ini disebabkan masyarakat masih belum mengetahui kandungan gizi yang terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan mengkonsumsi berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang di konsumsi,

Lebih terperinci

B T M = ZAT BERACUN? Oleh : Estien Yazid, M.Si Dosen Biokimia Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik

B T M = ZAT BERACUN? Oleh : Estien Yazid, M.Si Dosen Biokimia Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik B T M = ZAT BERACUN? Oleh : Estien Yazid, M.Si Dosen Biokimia Akademi Analis Kesehatan Delima Husada Gresik T http://mandirinews.com/?p=4726 Juni 2015 anpa sadar, sebenarnya kita sering memasukkan zat

Lebih terperinci

balado yang beredar di Bukittinggi, dalam Majalah Kedokteran Andalas, (vol.32, No.1, Januari-juni/2008), hlm. 72.

balado yang beredar di Bukittinggi, dalam Majalah Kedokteran Andalas, (vol.32, No.1, Januari-juni/2008), hlm. 72. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor, diantaranya cita rasa, warna, tekstur, dan nilai gizinya. Sebelum faktor-faktor lain dipertimbangkan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mikrobiologisnya. Secara visual faktor warna yang tampil terlebih dahulu terkadang

BAB I PENDAHULUAN. mikrobiologisnya. Secara visual faktor warna yang tampil terlebih dahulu terkadang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penentuan mutu, keamanan, dan daya tarik bahan pangan umumnya bergantung pada beberapa faktor, seperti cita rasa, tekstur, nilai gizi dan sifat mikrobiologisnya. Secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi pangan dan bahan kimia yang dibutuhkan agar mutunya baik. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan teknologi menyebabkan aktivitas masyarakat meningkat, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Kebutuhan masyarakat yang semakin kompleks menyebabkan perlu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu isi dari dasar-dasar pembangunan kesehatan di Indonesia adalah adil dan merata. Maksudnya bahwa dalam pembangunan kesehatan setiap orang mempunyai hak yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara dengan kepadatan penduduk tertinggi. Berdasarkan hasil sensus penduduk Indonesia menurut provinsi tahun 2011 sekitar 241.182.182

Lebih terperinci

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I

MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I MAKANAN SEHAT DAN MAKANAN TIDAK SEHAT BAHAN AJAR MATA KULIAH KESEHATAN DAN GIZI I PROGRAM PG PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 Pendahuluan Setiap orang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta

BAB 1 PENDAHULUAN. penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Minuman merupakan salah satu kebutuhan manusia yang paling penting. Saat ini minuman dijual dalam berbagai jenis dan bentuk, serta dikemas dengan berbagai kemasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan menentukan kemajuan suatu bangsa di masa depan. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia harus

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolang-kaling merupakan hasil produk olahan yang berasal dari perebusan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kolang-kaling merupakan hasil produk olahan yang berasal dari perebusan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolang-kaling merupakan hasil produk olahan yang berasal dari perebusan endosperm (makanan cadangan yang terdapat di dalam biji tumbuhan) biji buah aren yang masih

Lebih terperinci

yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, khususnya makanan basah dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin dan bahan-bahan kimia

yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, khususnya makanan basah dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin dan bahan-bahan kimia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari sekarang ini tidak jarang kita khawatir untuk mengkonsumsi makanan, hal ini akibat banyaknya pangan (makanan) yang mengandung bahan-bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerupuk mie merupakan salah satu makanan ringan yang paling banyak diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan renyah saat dimakan, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi pengolahan pangan, industri produksi pangan semakin berkembang. Industri skala kecil, sedang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi,

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak memenuhi syarat, dan terhadap kerugian sebagai akibat produksi, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Undang undang kesehatan RI No. 23 pasal 10 tahun 1992 menyebutkan bahwa peningkatan dan pemantapan upaya kesehatan diselenggarakan melalui 15 macam kegiatan, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas hidup manusia akan meningkat jika kualitas pangan, pendidikan dan ilmu pengetahuan terpenuhi. Menurut UU No.7 tahun 1996 menyebutkan bahwa kriteria yang harus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Bakso Bakso adalah jenis makanan yang dibuat dari bahan pokok daging dengan penambahan bumbu-bumbu dan bahan kimia lain sehingga dihasilkan produk yang strukturnya kompak atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang 13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat pemerintah telah melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Kesehatan No. 23 tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut juga

BAB I PENDAHULUAN. antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan dari perkawinan antar seorang perempuan dengan seorang laki-laki dengan tidak menyangkut juga bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan kehidupannya. Makanan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan kehidupannya. Makanan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan makanan sebagai sumber energi dalam melakukan aktivitasnya. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia dalam menjalankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan

BAB I PENDAHULUAN. tambahan pangan, bahan baku dan bahan lain yang digunakan dalam proses pengolahan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukkan

Lebih terperinci

MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN

MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN MENGENAL BAHAYA FORMALIN, BORAK DAN PEWARNA BERBAHAYA DALAM MAKANAN Formalin Formalin merupakan larutan 40 % formaldehid, termasuk golongan senyawa aldehid atau alkanal, yang mengandung satu atom karbon.

Lebih terperinci

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup

memerlukan makanan yang harus dikonsumsi setiap hari, karena makanan merupakan sumber energi dan berbagai zat bergizi untuk mendukung hidup 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan suatu bangsa adalah suatu usaha yang dirancang secara khusus untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kesehatan adalah salah satu komponen kualitas manusia,

Lebih terperinci

ANDA BERTANYA, APOTEKER MENJAWAB. Diasuh oleh para Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Apakah Pantangan Makanan Ibu Hamil?

ANDA BERTANYA, APOTEKER MENJAWAB. Diasuh oleh para Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Apakah Pantangan Makanan Ibu Hamil? ANDA BERTANYA, APOTEKER MENJAWAB Diasuh oleh para Apoteker Fakultas Farmasi Universitas Andalas Apakah Pantangan Makanan Ibu Hamil? Pertanyaan: Malam. Maaf mengganggu. Saya Linda orang Padang tinggal di

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan rancangan cross sectional untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan tindakan Guru Sekolah Dasar terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Universitas Kristen Maranatha BAB 1 Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan di sekolah menyita waktu terbesar dari aktifitas keseluruhan anak sehari hari, termasuk aktifitas makan. Makanan jajanan di sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan harga mutlak bagi setiap orang. Menurut Undangundang Kesehatan No 36 tahun 2009, kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

Lebih terperinci

Zat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu.

Zat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu. Zat Aditif : Zat zat yg ditambahkan pada makanan atau minuman pada proses pengolahan,pengemasan atau penyimpanan dengan tujuan tertentu. Tujuan : - Meningkatkan mutu makana -Menambah daya tarik makanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan makhluk hidup dapat memperoleh zat-zat yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. makanan makhluk hidup dapat memperoleh zat-zat yang berguna bagi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan merupakan sesuatu hal yang sangat penting dan merupakan kebutuhan pokok didalam kehidupan makhluk hidup. Karena dengan adanya makanan makhluk hidup dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM

BAB I PENDAHULUAN. sebanyak 22%, industri horeka (hotel, restoran dan katering) 27%, dan UKM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi daging sapi di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 523.927 ton, hasil tersebut meningkat dibandingkan produksi daging sapi pada tahun 2014 yang mencapai 497.670

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan tradisional Indonesia mempunyai kekayaan ragam yang luar biasa. Baik macam, bentuk, warna, serta aroma sesuai dengan budaya masyarakat Indonesia. Meningkatnya

Lebih terperinci

Makanan Gorengan Pembawa Kanker?

Makanan Gorengan Pembawa Kanker? 01 Oct 2007 Makanan Gorengan Pembawa Kanker? Makanan yang digoreng atau populer disebut gorengan, ternyata bukan hanya meningkatkan kadar kolesterol darah serta menyebabkan terjadinya peningkatan risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sasaran pembangunan pangan adalah menyediakan pangan 15 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi kehidupan setiap insan baik secara fisiologis, psikologis, sosial maupun antropologis. Pangan selalu terkait

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jajan merupakan suatu kebiasaan yang telah lama tertanam dalam diri setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam Taryadi (2007), jajanan merupakan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata pelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Mata pelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah Mata pelajaran Kelas Semester Alokasi waktu : SD ALAM PACITAN : IPA : V (Lima) : 1 (Satu) : 4 JP (2 x TM) I. STANDAR KOMPETENSI 1. Mengidentifikasi fungsi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan bahan tambahan atau zat aditif pada makanan semakin meningkat, terutama setelah adanya penemuan-penemuan termasuk keberhasilan dalam mensintesis bahan kimia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan

BAB I PENDAHULUAN. yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Keamanan pangan merupakan syarat penting yang harus melekat pada pangan yang hendak dikonsumsi oleh semua masyarakat Indonesia. Keamanan pangan bukan hanya

Lebih terperinci

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI

PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI PERAN CHITOSAN SEBAGAI PENGAWET ALAMI DAN PENGARUHNYA TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN DAN ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) menekankan tentang tantangan dan peluang terkait Keamanan Pangan. Keamanan pangan sangat penting karena keterkaitannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan pangan adalah bahan yang memungkinkan manusia tumbuh dan berkembang serta mampu beraktivitas dan memelihara kondisi tubuhnya. Untuk itu bahan pangan atau biasa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Ilotidea, Tualango, Tabumela, Tenggela dan Tilote. Kecamatan Tilango memiliki BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Lokasi Penelitian Kecamatan Tilango merupakan bagian dari beberapa kecamatan yang ada di kabupaten Gorontalo yang memiliki 7 desa yakni desa Dulomo,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi

Lebih terperinci

7 Manfaat Daun Singkong

7 Manfaat Daun Singkong 7 Manfaat Daun Singkong Manfaat Daun Singkong Penduduk asli negara Indonesia tentunya sudah tidak asing lagi dengan pohon singkong. Pohon singkong merupakan salah satu jenis tanaman yang banyak ditanam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food

BAB I PENDAHULUAN. dengan harga yang murah, menarik dan bervariasi. Menurut FAO (Food BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus dipenuhi dan diupayakan agar lebih tersedia dalam kualitas dan kuantitas secara memadai

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Negeri Percobaan 2 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas/Semester : IIIA/I Alokasi waktu : 2x35 menit A. Standar Kompetensi 1. Memahami ciri-ciri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ikan merupakan sumber protein hewani dan juga memiliki kandungan gizi yang tinggi diantaranya mengandung mineral, vitamin dan lemak tak jenuh. Protein dibutuhkan tubuh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan salah satu olahan semi padat dengan bahan utama susu. Es krim merupakan produk olahan susu sapi yang dibuat dengan bahanbahan utama yang terdiri atas

Lebih terperinci

RINGKASAN Herlina Gita Astuti.

RINGKASAN Herlina Gita Astuti. RINGKASAN Herlina Gita Astuti. Analisis Kualitatif dan Kuantitatif Pemanis Buatan Siklamat pada Selai Tidak Berlabel yang Dijual di Pasar Besar Kota Palangka Raya Tahun 2015. Program Studi D-III Farmasi

Lebih terperinci

Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H UNIVERSITAS SEBELAS MARET I.

Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H UNIVERSITAS SEBELAS MARET I. Pengaruh sodium tripoliphosphat (STPP) terhadap sifat karak (kerupuk gendar) Noor Ernawati H.0604041 UNIVERSITAS SEBELAS MARET I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerupuk adalah salah satu makanan ringan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tetap tinggi. Maka dari itu orang tua harus pandai pandai dalam memilih zat gizi pada anak

BAB I PENDAHULUAN. tetap tinggi. Maka dari itu orang tua harus pandai pandai dalam memilih zat gizi pada anak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertumbuhan selama masa anak-anak berlangsung dengan kecepatan yang lebih lambat dari pada pertumbuhan bayi, akan tetapi kegiatan fisik pada tahap kehidupan tersebut

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN

KUESIONER PENELITIAN Lampiran : Kuesioner Penelitian KUESIONER PENELITIAN PERILAKU IBU TENTANG MAKANAN JAJANAN ANAK YANG MENGANDUNG PEMANIS SINTETIS PADA TK AL UMMI DI DESA CEUMPEDAK KECAMATAN TANAH JAMBO AYE KABUPATEN ACEH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang

BAB I PENDAHULUAN. murah akan mendorong meningkatnya pemakaian bahan tambahan pangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan makanan juga semakin meningkat. Hal tersebut menyebabkan muncul berbagai produk makanan dengan berbagai variasi agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan jajanan (street food) telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat, baik di perkotaan maupun di pedesaan. Konsumsi makanan jajanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk sumberdaya BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk sumberdaya manusia yang berkualitas. Untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, banyak faktor yang harus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air baik diolah maupun tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini jenis pangan jajanan kian beragam dan berkembang pesat di Kota Bandung. Pengertian jajan menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah membeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui upaya mencerdaskan bangsa khususnya pada Program Pendidikan Dasar, anak usia sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Es krim merupakan makanan padat dalam bentuk beku yang banyak disukai oleh masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, hingga manula. Banyaknya masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan yang terpadu dan menyeluruh dalam bentuk upaya kesehatan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2. (1) dan (2) (1) dan (4) (2) dan (3) (3) dan (4)

SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2. (1) dan (2) (1) dan (4) (2) dan (3) (3) dan (4) SMP kelas 8 - KIMIA BAB 3. ZAT ADITIFLatihan Soal 3.2 1. Perhatikan tabel berikut ini! Zat Lakmus Merah Biru (1) (-) (+) (2) (+) (-) (3) (+) (-) (4) (-) (+) Pasangan zat yang bersifat basa adalah... (1)

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di 1 I. PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di sektor industri menengah dan industri kecil atau industri rumah tangga. Perkembangan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi

BAB I PENDAHULUAN. yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Tambahan Pangan (BTP) adalah bahan atau campuran bahan kimia yang secara alami bukan merupakan bagian dari bahan baku pangan, tetapi ditambahkan ke dalam pangan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah adalah kebiasaan jajan dikantin atau warung di sekitar 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus bangsa. Kualitas bangsa di masa depan ditentukan oleh kualitas anak-anak saat ini.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Makanan jajanan atau street foods adalah jenis makanan yang dijual kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, di pasar, tempat pemukiman, serta lokasi yang sejenis. Jenis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak dan jajanan adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Anak-anak pada umumnya akan membeli aneka jajan terutama saat mereka sedang istirahat di sekolah.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beras Analog Upaya mengurangi ketergantungan konsumsi beras masyarakat Indonesia adalah dengan mengembangkan alternatif pangan. Program diversifikasi pangan belum dapat berhasil

Lebih terperinci

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea.

Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna, cermin kaca dan bahan peledak. Bahan pembuatan pupuk dalam bentuk urea. Langkah 3 Penggunaan formalin: Pembunuh kuman sehingga dimanfaatkan untuk pembersih: lantai, kapal, gudang, pakaian. Pembasmi lalat dan berbagai serangga lain. Bahan pada pembuatan sutra buatan, zat pewarna,

Lebih terperinci

PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE ALAMI DAN NON ALAMI DI DESA SITU UDIK DAN DESA CIMANGGU-I KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR

PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE ALAMI DAN NON ALAMI DI DESA SITU UDIK DAN DESA CIMANGGU-I KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR Jurnal Penyuluhan Pertanian Vol. 5 No. 1, Mei 2010 PENGGUNAAN ZAT ADDITIVE ALAMI DAN NON ALAMI DI DESA SITU UDIK DAN DESA CIMANGGU-I KECAMATAN CIBUNGBULANG KABUPATEN BOGOR Oleh: Ait Maryani dan Ida Nuraeni

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan jajanan atau juga dikenal sebagai street food adalah jenis makanan yang dijual di kaki lima, pinggiran jalan, di stasiun, dipasar, tempat pemukiman serta lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN. harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan satu faktor yang cukup besar pengaruhnya terhadap derajat kesehatan masyarakat. Makanan dan minuman harus aman dalam arti tidak mengandung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan gizinya serta aktif dalam olahraga (Almatsier, 2011). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah mereka yang berusia 10-18 tahun. Usia ini merupakan periode rentan gizi karena berbagai sebab, yaitu remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi

Lebih terperinci

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN

LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN 79 LAMPIRAN A SKALA PENELITIAN 80 LAMPIRAN A-1 SKALA PERILAKU MEMBELI BAKSO OJEK 81 No. : Kelas : Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan Pernah makan bakso ojek : Ya / Tidak Tanggal Pengisian : Petunjuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara di Asia yang memiliki lahan pertanian cukup luas dengan hasil pertanian yang melimpah. Pisang merupakan salah

Lebih terperinci

3. Apakah anda pernah menderita gastritis (sakit maag)? ( ) Pernah ( ) Tidak Pernah

3. Apakah anda pernah menderita gastritis (sakit maag)? ( ) Pernah ( ) Tidak Pernah 104 KUESIONER PENELITIAN GAMBARAN FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENCEGAHAN PENYAKIT GASTRITIS PADA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA TAHUN 2015 A. Karateristik 1. Umur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan mental. Pertumbuhan serta perkembangan fisik memiliki. hubungan yang erat dengan status gizi anak dan konsumsi makanan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan perkembangan terjadi pada setiap orang sejak dari dalam kandungan. Seseorang akan terus menerus tumbuh dan berkembang sesuai dengan berjalannya waktu

Lebih terperinci

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT Nur Indrawaty Liputo Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Disampaikan pada Seminar Apresiasi Menu Beragam Bergizi Berimbang Badan Bimbingan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada garis khatulistiwa. Hal ini mempengaruhi segi iklim, dimana Indonesia hanya memiliki 2 musim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan (www.yayasan.amalia.org, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. gangguan perkembangan (www.yayasan.amalia.org, 2013) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah baik tingkat pra sekolah, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas adalah satu masa usia anak yang sangat berbeda

Lebih terperinci