PENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI TAHUN 2017 OLEH PUP BALAI BESAR PPMB-TPH

Transkripsi

1 PENYELENGGARAAN UJI PROFISIENSI TAHUN 2017 OLEH PUP BALAI BESAR PPMB-TPH Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 78/Permentan/OT.140/11/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, salah satu tugas Balai Besar Pengembangan Pengujian Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (Balai Besar PPMB-TPH) adalah melaksanakan uji banding (uji profisiensi, unjuk kerja metode, uji arbitrase dan uji acuan) antar laboratorium pengujian benih tanaman pangan dan hortikultura. Kompetensi Balai Besar PPMB-TPH sebagai penyelenggara uji profisiensi telah diakui oleh Komite Akreditasi Nasional dengan terbitnya Sertifikat Akreditasi PUP-001-IDN. Penyelenggaraan uji profisiensi pada tahun 2017 mencakup dua komoditas yaitu jagung (Zea mays) dan kacang panjang (Vigna unguiculata). Parameter yang diuji adalah penetapan kadar air dan pengujian daya berkecambah pada benih jagung sedangkan pada benih kacang panjang adalah penetapan kadar air, analisis kemurnian dan pengujian daya berkecambah. Kegiatan uji profisiensi yang diselenggarakan oleh Balai Besar PPMB-TPH tidak hanya diikuti oleh Laboratorium pengujian benih BPSBTPH (Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura) yang ada di setiap provinsi di Indonesia, namun juga diikuti oleh Laboratorium di lingkup Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian, Balai Besar Proteksi dan Perbenihan Perkebunan, Balai Perbenihan Tanaman Hutan, Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan serta perusahaan benih swasta (Tabel 1). Keikutsertaan laboratorium di luar perbenihan tanaman pangan dan hortikultura karena belum ada penyelenggaraan uji profisiensi dengan lingkup yang sesuai. Tabel 1. Daftar peserta uji profisiensi No. Nama Lab Jagung Kacang Panjang 1. UPTD BPSB TPH Aceh x 2. UPT BPSBTPH Sumatera Utara 3. UPTD BPSB Prov. Sumatera Barat 4. UPT PSBTPH Prov. Riau 5. UPTD BPSPT Prov. Jambi x 6. BPSB TPH Prov. Bengkulu 7. UPTD BPT Prov. Sumatera Selatan 8. UPTD BPSB TPH Lampung 9. BPSMB Prov. Kepulauan Bangka Belitung x 10 BPSBTPH Prov. Jawa Barat 11 BPMHTPH Prov. DKI Jakarta 12 BPSBTPH Prov. Banten 13 BPSB Prov. Jawa Tengah 14 UPTD BPSBP Dinas Pertanian D.I. Yogyakarta 15 UPT PSBTPH Prov. Jawa Timur 16 BPSB TPH Prov. Kalimantan Selatan 17 BPSBTPH Prov Kalimantan Tengah 18 UPTD PSBTPH Prov. Kalimantan Timur 19 UPSBTPH Prov. Kalimantan Barat 20 UPTD BPSB TPH Sulawesi Utara 21 BPSBTPH Prov. Gorontalo x 22 BPSB TPH Prov. Sulawesi Barat 23 UPTPMSBTPH Prov. Sulawesi Tengah 24 UPTD BPSB TPH Prov. Sulawesi Selatan 25 UPTD BPSB TPH Prov. Sulawesi Tenggara

2 No. Nama Lab Jagung Kacang Panjang 26 UPT BPSB TPH Prov. Bali 27 BPSBTPH Prov. Nusa Tenggara Barat 28 UPT PSB Prov Nusa Tenggara Timur 29 BPSB Prov. Maluku 30 BP2STP Prov. Maluku Utara 31 BPSBTPH Prov. Papua x 32 BPSBTPH Prov. Papua Barat 33 Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Sumberdaya x Genetik Pertanian 34 Balai Penelitian Tanaman Padi 35 Balai Penelitian Tanaman Sayuran X 36 Balai Penelitian Tananaman Aneka Kacang dan Umbi 37 Balai Penelitian Tanaman Serealia x 38 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Barat x 39 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan x 40 Balai Perbenihan Tanaman Hutan Wilayah I x Sumatera Selatan 41 Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan x 42 PT. Agri Makmur Pertiwi 43 PT. Syngenta Seed Indonesia x 44 PT. Dupont Indonesia x 45 CV. Aura Seed Indonesia X 46 PT. Benih Citra Asia X 47 PT. Bisi International Tbk unit Tulungrejo x 48 PT. Bisi International Tbk unit Sumberagung 49 PT. Asian Hybrid Seed Technologiesn Indonesia x Jumlah Keterangan : Nomor urut bukan merupakan kode laboratorium Penyelenggaraan uji profisiensi diawali dengan penyediaan sampel bahan uji yang homogen, pengiriman bahan uji ke peserta, pengujian oleh peserta berdasarkan parameter pengujian yang telah ditetapkan, pengiriman hasil pengujian oleh peserta, pengolahan data hasil pengujian dan penyampaian hasil pengolahan data ke peserta. Analisis statistik uji homogenitas penetapan kadar air menggunakan metode statistik berdasarkan ISO 13528:2005 Statistic Methods for Use in proficiency Testing by Interlaboratory Comparisons, benih dinyatakan homogen apabila Standard Deviation Between Sample lebih kecil dari Expected Standard Deviation. Analisis statistik uji homogenitas analisis kemurnian dan pengujian daya berkecambah menggunakan metode The H-Value Heterogeneity dan R- Value Heterogeneity (ISTA Rules, 2016). Hasil uji homogenitas benih jagung (penetapan kadar air dan daya berkecambah) dan benih kacang panjang (penetapan kadar air, analisis kemurnian, pengujian daya berkecambah) menunjukkan tidak signifikan heterogen atau homogen. Hasil uji homogenitas tertera pada Tabel 2. Tabel 2. Ringkasan hasil uji homogenitas berdasarkan parameter penetapan kadar air, analisis kemurnian dan pengujian daya berkecambah Komoditas Parameter Metode Uji Kesimpulan Jagung KA ISO 13528:2005 Homogen KM ISTA Rules (Uji Heterogenitas Lot Benih) Homogen DB ISTA Rules (Uji Heterogenitas Lot Benih) Homogen

3 Kacang Panjang KA ISO 13528:2005 Homogen KM ISTA Rules (Uji Heterogenitas Lot Benih) Homogen DB ISTA Rules (Uji Heterogenitas Lot Benih) Homogen Bahan uji dikirimkan ke peserta setelah dinyatakan homogen. Setiap peserta menerima bahan uji yang terdiri dari 6 kemasan benih jagung dan 9 kemasan benih kacang panjang (apabila peserta mengikuti seluruh komoditas dan parameter pengujian), atau sesuai dengan permintaan dari peserta. Seluruh bahan uji yang sudah disiapkan dimasukkan ke dalam kardus yang pada bagian dalamnya dilapisi dengan bubble wrap dan dilengkapi surat pengantar serta petunjuk teknis pelaksanaan, seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1. Persiapan pengemasan bahan uji Kestabilan bahan uji dipertahankan melalui pemilihan jenis kemasan dan cara pengemasan. Kestabilan bahan uji setidaknya dipertahankan dalam waktu 6 bulan pada kondisi terkendali dan dilakukan uji mutu sesuai parameter yang diujikan dalam uji profesiensi. Uji stabilitas dilakukan pada saat benih dikirim (stabilitas 1) dan setelah diperkirakan benih sampai di peserta (stabilitas 2). Uji stabilitas dilakukan dengan menggunakan masing masing 10 kemasan benih. Uji stabilitas dilakukan sesuai dengan parameter pengujian yang diujikan dalam uji profisiensi. Analisis dilakukan dengan Uji-t untuk parameter penetapan kadar air dengan membandingkan data hasil uji stabilitas 1 dan hasil pengujian stabilitas 2. Benih dinyatakan stabil apabila nilai t hitung lebih kecil dari t tabel. Untuk parameter analisis kemurnian, analisis yang digunakan dengan menggunakan tabel toleransi 3E ISTA Rules dan untuk pengujian daya berkecambah menggunakan tabel G5: Germination in different laboratories (Milles,1963). Hasil uji stabilitas benih benih jagung dan benih kacang panjang secara rinci dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Ringkasan hasil uji stabilitas berdasarkan parameter penetapan kadar air, analisis kemurnian dan pengujian daya berkecambah Komoditas Parameter Metode Uji Kesimpulan KA Uji t Stabil Jagung KM Tabel toleransi 3E ISTA Rules Stabil DB Tabel toleransi G5 (Miles,1963) Stabil KA Uji t Stabil Kacang KM Tabel toleransi 3E ISTA Rules Stabil Panjang DB Tabel toleransi G5 (Miles,1963) Stabil

4 Pelaporan hasil yang tepat merupakan salah satu faktor teknis sesuai dengan SNI ISO/IEC 17025:2008 yang sebaiknya dipenuhi oleh laboratorium. Dalam penerapan sehari-hari di laboratorium, pelaporan identik dengan penulisan hasil uji laboratorium yang akan dijadikan dasar dalam penulisan mutu benih pada data label benih dalam proses sertifikasi benih. Kesalahan pembulatan, penjumlahan komponen ataupun penulisan akan berdampak luas. Laboratorium peserta yang tidak memenuhi persyaratan tersebut tidak akan diikutsertakan dalam analisis data secara statistik. Pada saat analisis dan evaluasi data, PUP Balai Besar PPMB-TPH melaksanakan konsultasi secara langsung dengan pakar statistik. Analisis data kadar air, kemurnian dan daya berkecambah dari laboratorium peserta dilakukan dengan menggunakan uji Grubb s dan dievaluasi lebih lanjut dengan uji Z-score gabungan tiga lot yang mengacu pada ISTA Proficiency Test Programme. Penentuan nilai acuan dan standar deviasi berasal laboratorium yang berpartisipasi dalam uji profisiensi serta memiliki kesesuian kompetensi dan kinerja berdasarkan persyaratan SNI ISO/IEC 17025:2008 selama tiga tahun berturutturut, memenuhi persyaratan verifikasi administrasi dan teknis, serta memenuhi persyaratan analisis data melalui uji Grubb s. Evaluasi unjuk kerja laboratorium pada uji profisiensi tahun 2017 menggunakan kategori dengan huruf A, B, C, D, D* dan D**. Analisis yang digunakan untuk mengolah data hasil uji peserta adalah : a. Seleksi awal (administrasi dan teknis) adalah verifikasi data dari peserta. Apabila terdapat pelaporan hasil pengujian dari peserta tidak sesuai dengan yang dipersyaratkan maka laporan hasil pengujian tersebut tidak dievaluasi lebih lanjut dan dinyatakan tidak memuaskan. 1. Seleksi awal untuk penetapan kadar air: i. Perhitungan persentase rata-rata ii. Perbedaan maksimal toleransi antara data ulangan 1 dan ulangan 2 tidak lebih dari 0.2%. 2. Seleksi awal untuk analisis kemurnian: i. Total persentase semua komponen harus 100.0% ii. Selisih berat total komponen dengan berat awal tidak lebih dari 5% iii. Penentuan persentase masing-masing komponen 3. Seleksi awal untuk pengujian daya berkecambah: i. Perbedaan antar ulangan yang tertinggi dan terendah tidak melebihi angka toleransi maksimal. ii. iii. Jumlah persentase kecambah normal, abnormal, benih keras, benih segar dan benih mati harus 100%. Penulisan pembulatan persentase kategori kecambah normal harus sesuai ISTA Rules. b. Nilai acuan yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja laboratorium merupakan nilai konsensus peserta uji profisiensi dengan kriteria: 1) Laboratorium berpartisipasi dalam uji profisiensi serta menunjukkan kompetensinya dalam tiga tahun terakhir (tahun 2014 s/d 2016) 2) Memenuhi persyaratan verifikasi administrasi dan teknis 3) Memenuhi persyaratan analisis data melalui uji Grubb s c. Hasil evaluasi yang dilaporkan ke laboratorium peserta adalah: 1) Data hasil uji dari peserta yang telah lolos pada seleksi awal dievaluasi terlebih dahulu dengan uji Grubb s, kemudian dilanjutkan dengan uji Z-score. Analisis data dilakukan pada masing-masing lot dengan menggunakan rumus: Zi = ( i x)/s Dimana; Zi = Z-score laboratorium ke-i, i = nilai rata-rata laboratorium ke-i x = nilai acuan (NA), dan s = standar deviasi dari NA

5 2) Mengevaluasi unjuk kerja laboratorium dengan kategori sebagai berikut: a. Kategori A (sangat memuaskan) apabila nilai l Z-score l 3.5 b. Kategori B (memuaskan) apabila nilai 3.5 l Z-score l 5.3 c. Kategori C (meragukan/kurang memuaskan) apabila nilai 5.3 l Z-score l 7 d. Kategori D (tidak memuaskan) apabila nilai l Z-score l 7 e. Kategori D* (tidak memuaskan) apabila tidak lolos uji Grubb s f. Kategori D** (tidak memuaskan) apabila tidak lolos/lulus seleksi awal sehingga data pada lot lain juga tidak dianalisa Data hasil uji peserta uji profisiensi dianalisis melalui beberapa tahap. Tahapan pertama adalah seleksi awal. Data yang lolos seleksi awal dievaluasi melalui uji Grubb s, kemudian data yang lolos uji Grubb s dianalisis lebih lanjut menggunakan Z-score. Hasil analisis data parameter penetapan kadar air benih jagung menunjukkan terdapat 5 (lima) peserta tidak lolos seleksi awal (D**). Peserta tersebut tidak diikutsertakan dalam uji Grubb s. Hasil dari uji Grubb s yang dilakukan pada masing-masing lot memberikan hasil bahwa terdapat 1 peserta yang outlier. Data lainnya yang memenuhi uji Grubb s dianalisis lebih lanjut dengan uji Z-score. Performansi hasil evaluasi akhir data peserta pada kadar air benih jagung tertera pada Gambar 2. Total persentase 100 % dengan rincian untuk kategori A (45.65%), B (10.76%), C (8.70%), D ( 23.91%), D* (2.17% ) dan D** (8.70%) Gambar 2. Persentase hasil analisis data peserta pada parameter kadar air benih jagung Analisis data parameter pengujian daya berkecambah benih jagung menunjukkan terdapat 4 peserta tidak lolos seleksi awal (D**). Terdapat 2 peserta yang tidak lolos uji Grubb s pada daya berkecambah benih. Peserta ini tidak dianalisis lebih lanjut dengan uji Z-score. Performansi hasil evaluasi akhir data peserta pada daya berkecambah benih Jagung ada pada Gambar 3. Total Persentase 100 % dengan rincian untuk kategori A (67.39%), B (15.22%), C (2.17%), D(2.17%), D* (4.35%) dan D** (8.70%).

6 Gambar 3. Persentase peserta hasil daya berkecambah benih jagung Analisis data parameter penetapan kadar air benih kacang panjang menunjukkan terdapat 2 peserta tidak lolos seleksi awal (D**). Hasil uji Grubb s menunjukkan 2 peserta tergolong tidak memuaskan (D*) sehingga tidak disertakan dalam analisis lebih lanjut dengan Z-score. Performansi hasil evaluasi data peserta pada kadar air benih kacang panjang ada pada Gambar 4. Total Persentase 100 % dengan rincian untuk kategori A (70.59%), B (8.82%), C (2.94%), D(5.88%), D* (5.88%) dan D** (5.88%). Gambar 4. Persentase peserta hasil kadar air kacang panjang Analisis data parameter analisis kemurnian kacang panjang menunjukkan terdapat 7 peserta tidak lolos seleksi awal (D**). Hasil uji Grubb s menunjukkan 3 peserta tergolong tidak memuaskan (D*) sehingga tidak disertakan dalam analisis lebih lanjut dengan Z-score. Performansi hasil evaluasi akhir data peserta pada analisis kemurnian

7 kacang panjang ada pada Gambar 5. Total Persentase 100 % dengan rincian untuk kategori A (61.76%), B (8.82%), C (0.00%), D(0.00%), D* (8.82%) dan D** (20.59%). Gambar 5. Persentase peserta analisis kemurnian benih kacang panjang Analisis data parameter daya berkecambah menunjukkan terdapat 7 peserta tidak lolos seleksi awal (D**). Hasil uji Grubb s menunjukkan 1 peserta tidak memuaskan (D*) sehingga tidak disertakan dalam analisis lebih lanjut dengan Z-score. Performansi hasil analisis data peserta pada daya berkecambah kacang panjang terdapat pada Gambar 6. Total Persentase 100 % dengan rincian untuk kategori A (55.88%), B (23.53%), C (5.88%), D(0.00%), D* (2.94%) dan D** (11.76%). Gambar 6. Persentase peserta hasil daya berkecambah benih kacang panjang

8 Persentase peserta yang mendapat nilai A dan B pada bahan uji jagung untuk penetapan kadar air sebanyak %, dan daya berkecambah sebesar %. Sementara itu persentase peserta yang mendapat nilai A dan B pada bahan uji kacang panjang untuk penetapan kadar air sebanyak %, daya berkecambah berjumlah % dan analisis kemurnian yaitu %. Peserta dengan kategori A dan B tidak melakukan tindakan perbaikan, tetapi masih perlu melakukan peningkatan berkelanjutan. Peserta dengan nilai C, D, D* dan D** disarankan perlu melakukan tindakan perbaikan melalui investigasi untuk menemukan akar permasalahan pada pengujian. Untuk meningkatkan efektifitas sistem manajemen laboratorium, hasil investigasi ditindaklanjuti sesuai dengan tindakan perbaikan untuk mencegah timbulnya kembali ketidaksesuaian yang sama. (Rahayu Nurkartika, Yani Wiji Lestari)