BAB I REAKTOR. Pada dasarnya pembangunan berkelanjutan (sustainable development )
|
|
- Doddy Sutedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I REAKTOR Pada dasarnya pembangunan berkelanjutan (sustainable development ) merupakan pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat masa kini tanpa mengabaikan kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka, sebagai suatu proses perubahan dimana pemanfaatan sumberdaya, arah investasi,orientasi pembangunan dan perubahan kelembagaan selalu dalam keseimbangan dan secara sinergis saling memperkuat potensi masa kini maupun masa mendatang untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi manusia (Brundtland dalam Budihardjo & Sujarto, 1999). Kisho Kurokawa merupakan salah satu pencetus gerakan Arsitektur Metabolis di tahun 1960-an. Filosofi simbiosis dalam arsitektur dijabarkan Kurokawa secara mendetail dalam bukunya Intercultural Architecture of Symbiosis. Arsitektur simbiosis sebagai analogi biologis dan ekologis memadukan beragam hal kontradiktif, atau keragaman lain,seperti bentuk plastis dengan geometris, alam dengan teknologi, masa lalu dengan masa depan, dll. Disini, Kurokawa juga mengadaptasi sain kontemporer (the non-linear, fractal, dll.), mengambil hikmah dari pernyataan bahwa tiap tempat, wilayah, budaya punya autonomous value dan memiliki struktur masing-masing walau dengan ciri yang berbeda. Dengan demikian mengakomodir keragaman adalah suatu keharusan. Perlu ada jalan untuk menjembatani perbedaan karakter wilayah, budaya dll. 4
2 Simbiosis diupayakan untuk secara kreatif menjaga hubungan harmonis antar tiap perbedaan, merupakan intercultural, hybrid architecture (Kisho Kurokawa, 1991). Tugas utama dalam perancangan ini yaitu untuk membentuk sebuah perancangan terpadu yang berkelanjutan. Hal utama dalam tema ini adalah menciptakan produk arsitektur tanggap lingkungan yang memiliki hubungan bersinergi dan saling menguntungkan dengan lokasi sekitarnya. Pada kasus ini tema Sustainable and Symbiosis akan diterapkan dalam lokasi bersejarah di daerah Medan Labuhan (Gambar 1.1). Gambar 1.1 Lokasi site yang berada di Medan Labuhan (Sumber: Google Maps Kota Medan, 2015) Kekayaan nilai sejarah yang dikandung oleh lokasi ini tercermin dari peninggalan berupa bangunan arsitektur dan non arsitekturnya. Peninggalan tersebut antara lain bangunan Mesjid Al-Osmani yang merupakan mesjid tertua di 5
3 Kota Medan (1854), Klenteng Tri Dharma yang merupakan Klenteng tertua di Kota Medan (1839), stasiun kereta api Labuhan yang merupakan Stasiun Kereta Api pertama di Kota Medan (1885), bekas lahan Kerajaan Melayu Deli, deretan pertokoan peninggalan pedagang Cina dan Sungai Deli yang dulunya merupakan pelabuhan utama perdagangan (Gambar 1.2). a b c d Gambar 1.2 Bangunan bersejarah yang terdapat di site 6
4 Sejarahnya Labuhan Deli merupakan cikal bakal lahirnya Pelabuhan Belawan. Labuhan Deli dulunya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Deli yang tersohor di kawasan Sumatera Timur, Bandar Labuhan Deli terletak di tepi Sungai Deli, di sebelah Utara mengalir Sungai Belawan (Hutagaol, 2015). Sejak abad ke-vii Masehi, kawasan Labuhan Deli merupakan pusat perdagangan para pedagang dari Cina dan India. Sejak lama kedua bangsa ini telah melakukan hubungan dagang (Gambar 1.3). Akibat perubahan ini Selat Malaka semakin ramai. Hal ini berdampak pada kian sibuknya pelabuhan-pelabuhan di sepanjang pantai Timur Sumatera. Ketika itu Labuhan Deli sudah merupakan pelabuhan besar dan menjadi pusat perdagangan. Gambar 1.3 Labuhan tahun 1867 (Sumber: Tembakaudeli.bolgspot.co.id) Semula nama Labuhan yang berada di tepi Sungai Deli adalah Deli. Namun karena berfungsi sebagai pelabuhan, maka disebut Labuhan Deli. Konon nama labuhan Deli dibuat oleh John Anderson, utusan Gubernur Jenderal Inggris dari Pulau Pinang yang mengunjungi beberapa negeri di Pantai Timur Sumatera 7
5 pada tahun 1823 (Nasution, 2013). Wilayah pelabuhan merupakan tempat para penguasa Melayu mendirikan istananya dan memerintah, oleh sebab itu pelabuhan memiliki peranan penting karena selain menjadi pusat aktivitas ekonomi, pelabuhan juga menjadi pusat pemerintahan dan kebudayaan. Labuhan Deli melayani aktivitas ekspor-impor Kesultanan Deli, digunakan untuk pengangkutan komoditas ke Penang ataupun ke daerah pedalaman Deli dengan sampan ataupun kapal-kapal kecil. Labuhan Deli menjadi tempat kegiatan ekspor dan impor barang-barang dagangan dari wilayah Kerajaan Deli maupun di luar kerajaan Deli, barang-barang yang di ekspor dari Labuhan Deli antara lain: lada, beras, tembakau, ikan kering, gambir, kapur barus, hasil-hasil hutan,dan emas, sedangkan barang-barang yang di impor seperti tekstil, candu, keramik, candu, sutra, kopi, emas, timah, dan barang konsumsi lainnya melalui Penang, Melaka atau Singapura Tidak hanya sebagai tempat tinggal rumah-rumah di Labuhan Deli digunakan juga sebagai tempat berdagang. Penduduk di Labuhan Deli memamerkan barang dagangannya di serambi rumah. Selain di serambi penduduk berdagang di pasar. Pasar berada di pinggir kiri kanan jalan yang membentuk perkampungan, dengan bangunan sederhana yang hanya beratap daun nipah. Barang-barang yang diperdagangkan di pasar itu bermacam-macam, ada buahbuahan, ikan asin, keperluan mengunyah sirih, tekstil dari Aceh dan Eropa, hasilhasil kerajinan barang-barang dari besi, dan lain sebagainya. Di beberapa rumah diproduksi minyak kelapa yang murah harganya tetapi baik mutunya. Pasar menjadi tempat penduduk bertukar informasi dengan penduduk lainnya dan 8
6 menjadi tempat proses jual-beli. Pedagang di pasar terdiri dari orang-orang Melayu, Batak akan tetapi ada juga orang Cina dan orang India. Orang Cina menjual emas, candu, dan beberapa dari mereka menjual keperluan-keperluan lainnya. Di seberang masjid Al Osmani Labuhan Deli dulu, Sultan Deli membangun Istana Kerajaan Melayu Deli. Lokasi istana sultan berada tidak jauh dari Pekan dan Labuhan, bangunan istana sultan yang berbentuk rumah panggung dan terbuat dari papan (Gambar 1.4). Gambar Istana Sultan Deli di Labuhan 1870 (Sumber: Tembakaudeli.bolgspot.co.id) Pada zaman kolonial Belanda, kawasan Timur Sumatera menarik perhatian pemerintah Belanda, yang kemudian membuka perkebunan tembakau, getah, kopi, dan lada. Karena komoditas ini menjadi primadona dalam perdagangan ketika itu. Kondisi ini berdampak pada Labuhan Deli yang menjadi teropong dan dinilai sangat penting sebagai salah satu pusat pemerintahan dan juga pusat perdagangan di kawasan Pantai Timur Sumatera. Pada tahun 1876 di hulu 9
7 Labuhan di tepi sungai Deli telah ada 3 pengusaha Eropa yang menetap dan membuka usaha perkebunan kelapa, buah pala, dan tembakau di atas tanah yang mereka sewa. Bersamaan dengan itu Labuhan Deli sebagai ibukota Kerajaan Deli yang telah lebih dahulu berkembang dari Medan dijadikan Belanda sebagai basis kekuatan pemerintahaannya dengan menempatkan kontrolir pertama Belanda di situ tahun 1864 (Gambar 1.5). Pada masa pemerintah kolonial Hindia-Belanda banyak hutan-hutan di Labuhan Deli yang dibuka yang diubah menjadi permukiman penduduk dan perkebunan, adapun perumahan untuk orang-orang Belanda berada di dekat pasar yang membentuk perkampungan baru. Gambar1.5 - Rumah Kontrolir Belanda (Sumber: Tembakaudeli.bolgspot.co.id) Sejak tahun 1876 di Labuhan telah terdapat bangunan-bangunan rumahrumah tembok bertingkat yang dibangun oleh para pedagang Belanda dan Cina (Gambar 1.6). Disamping itu pembukaan hutan juga dimanfaatkan untuk pengembangan prasarana jalan. Salah satunya adalah jalan ke Kampung Baru. Setelah jalan tersebut dibangun maka jarak yang tempuh yang sebelumnya 10
8 memakan waktu seharian, kini sudah dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih 4 jam. Pada tahun 1885 jalur kereta api Medan-Labuhan yang pertama dibuka oleh Deli Spoorweg Maatschappij (DSM). Sarana kereta api dibangun untuk memperlancar pengangkutan hasil-hasil perkebunan yang sudah berkembang di Medan (Nasution, 2013). Gambar Labuhan Deli 1876 (Sumber: Tembakaudeli.bolgspot.co.id) Kemunduran Labuhan Deli diawali dare ekspansi perusahaan perkebunan di Sumatra Timur yang dirintis oleh Nienhuys tahun Nienhuys mulai menanam tembakau di Deli dan hasilnya sangat di sukai pengusaha-pengusaha di Eropa sehingga tembakau Deli terkenal. Tanah-tanah di Deli menjadi incaran para pengusaha swasta. Perusahaan besar Deli Maatschappij menguasai tanah-tanah di Deli dan membudidayakan tembakau. Hasil tembakau meningkat setiap tahunnya sehingga memberikan keuntungan yang besar bagi pengusaha perkebunan. Dalam perkembangannya, yaitu pada jaman kolonial Belanda, pelabuhan Labuan yang berjarak sekitar 4 km dari pelabuhan Belawan yang sekarang, secara berangsurangsur mengalami sedimentasi sehingga kapal-kapal yang relatif besar yang biasa 11
9 datang kesana tidak bisa singgah sampai kepelabuhan tersebut. Hal ini mengakibatkan kerugian bagi perusahaan perkebunan, oleh sebab itu diperlukan pelabuhan baru yang dapat digunakan untuk mengangkut hasil perkebunan. Tembakau merupakan hasil perkebunan yang berkembang akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, kemudian di ikuti tanaman karet, kelapa sawit, teh, dan kopra. Lambat laun Labuhan Deli mulai ditinggalkan dan digantikan dengan pelabuhan Belawan. Selain karena Labuhan Deli mengalami sendimentasi, faktor lain Labuhan Deli ditinggalkan adalah karena pembangunan jalur kereta api dan jalan darat yang terfokus di daerah-daerah yang terdapat perusahaan perkebunan. Pembuatan jalan raya dan jalur kereta api dimaksudkan untuk mendukung industri perkebunan. Pembangunan jalan raya dan jalur kereta api mengakibatkan peran pelabuhan tradisional yang sekaligus merupakan pusat kekuasaan tradisional berubah. Labuhan Deli seiring perkembangan pelabuhan Belawan menjadi pelabuhan moderen mulai ditinggalkan. Penguasa kolonial memindahkan pusat administrasi pemerintahannya dari Labuhan ke Medan pada tahun 1869, karena letak Medan yang tinggi sehingga terhindar dari banjir sedangkan Labuhan Deli yang berawa-rawa apabila hujan senantiasa terkena banjir. Saat itu Medan terletak di tengah sejumlah konsesi Deli Maatschappij. Perubahan selanjutnya terjadi ketika pada tahun 1879 kedudukan Asisten Residen dipindahkan ke Medan. Perpindahan tersebut diikuti pembangunan gedung-gedung administrasi lainnya. Labuhan Deli yang semula 12
10 merupakan kota penting di Deli berangsur-angsur mengalami kemunduran (Gambar 1.7). Gambar Labuhan Deli 1880 (Sumber: Tembakaudeli.bolgspot.co.id) Pada tahun 1886 Medan dijadikan kotapraja oleh pemerintah Kolonial Hindia-Belanda, dan pada tahun berikutnya residen Pesisir Timur serta Sultan Deli pindah ke Medan. Seiring dengan itu Kesultanan Deli juga memindahkan istananya dari Labuhan Deli ke kawasan Medan Putri tahun 1887 yaitu Istana Maimoon yang kita kenal saat ini. Sejumlah kantor pusat administrasi perkebunan dan perusahaan-perusahaan dagang menetap di Medan dan pada tahun 1909 (Hutagaol, 2015). Menurut penulis bangunan-bangunan dan nilai sejarah sebagai bukti peninggalan kejayaan daerah ini memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan agar masyarakat lebih menghormati bangunan-bangunan bersejarah yang ada. Selama ini masyarakat sangat tidak peduli dengan 13
11 bangunan-bangunan bersejarah yang ada, banyak dijumpai Medan Labuhan ini bangunan-bangunan bersejarah diabaikan bahkan dirobohkan dengan seenaknya dan diganti dengan bangunan baru. Tidak hanya masyarakat, dinas pemerintah setempat yang menangani dalam bidang peninggalan sejarah pun tidak terlihat menaruh perhatian dalam kawasan ini. Salah satu penyelesaian pada ketidak pedulian terhadap nilai sejarah ini yaitu dengan menjadikan lokasi bersejarah sebagai tempat wisata sehingga dapat mengedukasi masyarakat betapa berharganya sebuah sejarah itu. Contoh kasus revitalisasi sebuah kawasan bersejarah yang dijadikan tempat wisata yaitu Melaka yang ada di Malaysia. Kawasan bersejarah yang juga ada di pinggir sungai ini sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara, daerah wisata sejarah Melaka yang mengusung kawasan kota tua ini sudah ditetapkan sebagai Heritage Town oleh UNESCO (Gambar 1.8). Gambar 1.8 Kawasan wisata Melaka (Sumber: Melaka River Rehabilitation and Beautification) 14
12 Kawasan yang merevitalisasi kembali bangunan-bangunan peninggalan beberapa Negara yang pernah menduduki Malaysia ini dikelola dengan sangat baik. Pemerintah, pihak swasta dan masyarakat setempat saling bekerja sama untuk menghidupkan kembali daerah sejarah yang sempat terabaikan ini. Dari kerja keras pengembangan wisata ini, kini Melaka menjadi suatu lokasi dengan potensi bisnis pariwisata yang sangat besar, selain itu lokasi wisata inipun sangat nyaman untuk dikunjungi. Daerah wisata sejarah ini dapat diakses dengan berjalan kaki saja sehingga para pengunjung dapat menikmati suasana yang dihadirkan di bangunan bersejarah, taman-taman dan menikmati pemandangan di pinggir sungai (Gambar 1.9). Gambar 1.9 Suasana kawasan wisata Melaka (Sumber: Melaka River Rehabilitation and Beautification) 15
13 Gambar 1.10 Perencanaan kawasan Labuhan Heritage Town Dengan ini, maka penting untuk merencanakan pengembangan Kawasan Wisata Bersejarah Labuhan atau Labuhan Heritage Town (Gambar 1.10).Kawasan wisata yang direncanakan meliputi Mesjid Osmani, bekas istana Kerajaan Deli, pinggir Sungai Deli, pertokoan cina dan Stasiun Labuhan (Gambar 1.11). Perencanaan ini mengusung nilai sejarah dan budaya sebagai daya tarik utama, ditambah dengan suasana alam Sungai Deli. Fungsi-fungsi utama yang ada direncanakan dalam kawasan wisata ini yaitu wisata religi, hotel pinggir sungai, apartemen, china town, taman publik dan TOD pada stasiun. 16
14 Gambar 1.11 Master plan Labuhan heritage Town 17
15 Perencanaan wisata religi dikarenakan keberadaan Mesjid Al-Osmani dan Klenteng Tri Dharma yang merupakan rumah ibadah umat Muslim dan Budha yang tertua di Kota Medan beserta sejarah yang dikandungnya adalah sebuah potensi wisata yang sangat besar. Kedua rumah ibadah ini menjadi pusat utama dari lokasi Labuhan Heritage Town. Keberadaan lokasi bekas istana Kerajaan Melayu Deli yang berada tepat di seberang mesjid pun menambah atmosfer wisata religi yang ada mengingat adat Melayu yang kental terhadap ajaran agama Islam. Area wisata religi yang direncanakan terdiri dari mesjid Al-Osmani, Replika kerajaan Deli, Klenteng Tri Dharma, rumah Nazir Mesjid, Pondok pengajian, Makam raja Deli dan Plaza. Wisata religi ini mengakomodasi kegiatan pengunjung untuk acara peribadatan rutin, acara keagamaan dan pengunjung yang ingin melihat-lihat atau belajar sejarah bangunan yang ada. Perencanaa hotel waterfront dikarenakan kemashyuran Sungai Deli di Kota Medan merupakan sebuah daya tarik yang besar bagi pengunjung. Dengan rencana revitalisasi sungai maka pengembangan area wisata pinggir sungai akan menambah animo masyarakat terhadap kawasan ini. Keberadaan Waterfront Hotel pun karena melihat potensi wisata pinggir sungai Deli ini, dengan menjual suasana dan view Sungai Deli yang sangat terkenal, selain itu Hotel juga disediakan untuk mengakomodasi pengunjung kawasan wisata Labuhan Heritage Town. Area wisata Waterfront yang direncanakan terdiri dari river side walk, restaurant, hotel dan cottage. 18
16 Deretan pertokoan Cina yang juga merupakan bangunan bersejarah dan dilindungi akan dikembangkan menjadi Chinese square yaitu area komersil yang menjual souvenir, kuliner, barang khas daerah, dan barang-barang lain dengan harga miring (mengingat lokasi yang berada dekat dengan pelabuhan belawan). Dengan adanya pengembangan Chinese squere ini diharapkan Bangunan tua yang ada tetap terlestari dan juga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat dikawasan sekitar. Area Chinese Square yang direncanakan terdiri dari ± 50 ruko dengan fungsi seperti Restaurant, café, coffee shop, souvenir center, shopping area, dll. Keberadaan perencanaan kawasan wisata Labuhan Heritage Town ini nantinya akan mengalokasi sebanyak ± 134 rumah penduduk, melihat kebutuhan hunian di masa yang akan datang di kawasan wisata ini dan keberadaan rumah penduduk yang tidak tertata dengan baik pun menjadi alasan mengapa fungsi Apartemen direncanakan. Apartemen tipe menengah ini memiliki fasilitas olahraga, pusat kesehatan dan kids area. Kebutuhan terhadap ruang terbuka hijau untuk aktifitas public, rekreasi dan komunitas menjadi alasan utama pengadaan fungsi ini. Daerah resapan hijau sangat diperlukan didaerah ini mengingat kondisi kawasan yang sangat gersang dan panas. Selain itu open space juga memegang peranan yang penting dalam kawasan yang Sustainable dan simbiosis. Area open space yang direncanakan terdiri dari plaza, sitting area, amphitheatre, jogging track, area olahraga, kids play ground dll. 19
17 Pariwisata adalah salah satu generator ekonomi saat ini, terutama untuk negara-negara berkembang (Ginting, 2014). Menurut Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia (ASPPI), setiap lokasi wisata khususnya di Sumatera Utara memiliki masalah yang sama yakni akses dan infrastruktur yang sulit. Kesulitan pencapaian ke suatu lokasi wisata ini membuat para wisatawan malas untuk berkunjung seperti kondisi jalan yang tidak baik, jarak tempuh, kemacetan, kurangnya moda transportasi umum ke lokasi tersebut, dan area wisata yang tidak ramah bagi para pejalan kaki, pengguna sepeda serta penyandang difabilitas. Bila wisatawan yang merupakan jantung yang menghidupkan sebuah kawasan wisata enggan berkunjung maka tujuan utama Sustainable and Symbiosis tidak dapat tercapai. Sarana dan prasarana transportasi menjadi hal yang sangat penting dalam sebuah kawasan wisata, kemudahan akses dengan kendaraan umum berbanding lurus dengan banyaknya wisatawan yang akan datang, Isu aksesibilitas inilah yang kemudian diangkat sebagai reaktor atau pemicu utama mengapa memilih perancangan revitalisasi Stasiun Kereta Api Labuhan. Tindakan ini juga didasari oleh perencanaan dan perancangan bangunan stasiun kereta api di Medan Labuhan yang sesuai dengan Srategi Penataan Ruang Wilayah Kota Medan BAB II pasal 9 tahun 2009 yang merencanakan adanya pengembangan Transit Oriented Development (TOD) di lokasi Stasiun Kereta Api Medan Labuhan untuk mewujudkan sistem transportasi dan pusat perdagangan yang terintegrasi. 20
18 Keberadaan stasiun kereta api di perencanaan kawasan wisata Medan Labuhan adalah sebagai prasarana yang mengakomodasi aktifitas transportasi para wisatawan yang akan berkunjung. Berbicara mengenai transportasi, Stasiun Kereta Api Labuhan ini diharapkan dapat memberikan kemudahan akses dan pencapaian terhadap fungsi-fungsi bangunan di sekitarnya dengan tujuan utama meningkatkan kunjungan wisatawan, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan menghadirkan suasana tersendiri bagi pengguna terutama pengunjung. Karena itu, bangunan ini harus seperti gerbang yang menyambut dan mengantarkan para pengunjung dengan ramah dan dapat mewakili atmosfir kawasan wisata yang ada. Namun harapan ini tidak dapat diwujudkan tanpa perivitalisasian bangunan lama stasiun Labuhan, kondisi dan lokasi yang kurang baik menjadi masalah utamanya, hal ini akan dijelaskan lebih lanjut di bab selanjutnya. 21
BAB 1 START FROM HERE. A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati,
BAB 1 START FROM HERE A river runs through it yang artinya sebuah sungai mengalir melewati, merupakan sebuah tema besar yang akan menjadi arahan dalam proses desain. Jadi peranan sungai sebenarnya sangat
Lebih terperinciBAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development
BAB II FIRST LINE Sesuai dengan proses perancangan, pengetahuan dan pengalaman ruang sangat dibutuhkan untuk melengkapi dan mendapatkan data-data yang berkaitan dengan kasus yang ditangani. Karena itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk kota terbesar ketiga di Indonesia. Tidak hanya besar dari segi wilayah, namun juga besar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. : Kelurahan Pulo Brayan Lama (Kecamatan Medan Timur, Kecamatan Medan Barat dan Kecamatan Medan Deli)
BAB I PENDAHULUAN Kota Medan merupakan kota yang berada di posisi strategis IMT-GT (Indonesia-Malaysia-Thailand Growth Triangle) dari keadaan itu pula kota Medan menjadi salah satu Kawasan Strategis Nasional.
Lebih terperinciBAB I INTRODUCING. revitalisasi kawasan yang berlokasi di Blok bekas fungsi bangunan: Gedung
5 BAB I INTRODUCING Sesuai dengan tugas yang diberikan dalam mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 6 (enam) yaitu revitalisasi berbasis pengembangan kawasan multifungsi terpadu dengan tema besar Sustainability
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN Kota Medan merupakan kota yang berada di posisi strategis IMT-GT (Indonesia- Malaysia-Thailand Growt Triangle) dari keadaan itu pula kota Medan menjadi salah satu Kawasan Strategis Nasional.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kawasan Kota Tua merupakan salah satu kawasan potensial di Kota Padang. Kawasan ini memiliki posisi yang strategis, nilai sejarah yang vital, budaya yang beragam, corak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Labuhan Deli merupakan cikal bakal lahirnya Pelabuhan Belawan. Labuhan Deli dulunya merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Deli yang kesohor di kawasan Sumatera
Lebih terperinciBAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN
BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN Daerah pemukiman perkotaan yang dikategorikan kumuh di Indonesia terus meningkat dengan pesat setiap tahunnya. Jumlah daerah kumuh ini bertambah dengan kecepatan sekitar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap kota pastinya memiliki nilai sejarah tersendiri, dimana nilai sejarah ini yang menjadi kebanggaan dari kota tersebut. Peristiwa peristiwa yang telah terjadi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM WILAYAH
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH 4.1. Posisi Makro terhadap DKI Jakarta. Jakarta, Ibukota Indonesia, berada di daerah dataran rendah, bahkan di bawah permukaan laut yang terletak antara 6 12 LS and 106 48 BT.
Lebih terperinciLessons Learned Tata Ruang Kota Medan. Oleh Prof Bachtiar Hassan Miraza
1 Lessons Learned Tata Ruang Kota Medan Oleh Prof Bachtiar Hassan Miraza Awalnya kota ini dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda dengan konsep the green city. Kota ini dikelilingi oleh wilayah perkebunan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang
Bab I Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan dunia yang terus bergerak dinamis dan kecenderungan wisatawan untuk melakukan perjalanan pariwisata dalam berbagai pola yang berbeda merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan Pariwisata dikenal sebagai suatu bentuk rangkaian kegiatan kompleks yang berhubungan dengan wisatawan dan orang banyak, serta terbentuk pula suatu sistem di dalamnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang terbentang sepanjang Selat Malaka dan Selat Karimata.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia memiliki sekitar 500 kelompok etnis, tiap etnis memiliki warisan budaya yang berkembang selama berabad-abad, yang dipengaruhi oleh kebudayaan India,
Lebih terperinciPenerapan Karakter Kota Lama Medan dalam Perancangan Pusat Kuliner di Tepi Sungai Deli Medan
TEMU ILMIAH IPLBI 2017 Penerapan Karakter Kota Lama Medan dalam Perancangan Pusat Kuliner di Tepi Sungai Deli Medan Suci Febriyani (1), Agus Ekomadyo (2), Hari Hajaruddin Siregar (3) (1) Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara.
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kota Tanjung Balai adalah salah satu kota di provinsi Sumatera Utara. Luas wilayahnya 60 km. Kota ini berada ditepi Sungai Asahan, sebagai salah satu sungai terpanjang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Medan merupakan Kabupaten/Kota yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Sebagai daerah otonom dan memiliki status sebagai Kota Metropolitan, pembangunan Kota Medan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang dipengaruhi oleh perubahan di darat dan di laut yang saling berinteraksi sehingga
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI. merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu
15 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Redevelopment Salah satu pengertian redevelopment menurut Prof. Danisworo merupakan Upaya penataan kembali suatu kawasan kota dengan terlebih dulu melakukan pembongkaran
Lebih terperinciKAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D
KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SABRINA SABILA L2D 005 400 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kota Jakarta adalah kota yang berkembang dan memiliki banyak sejarah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Jakarta adalah kota yang berkembang dan memiliki banyak sejarah di dalamnya. Sejarah kawasan dapat menjadi sebuah karakteristik tersendiri bagi suatu kawasan yang
Lebih terperinciBAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler
BAB I Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler Kampung Hamdan merupakan salah satu daerah di Kota Medan yang termasuk sebagai daerah kumuh. Hal ini dilihat dari ketidak beraturannya permukiman warga
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bab ini akan diuraikan mengenai kesimpulan studi berupa temuantemuan yang dihasilkan selama proses analisis berlangsung yang sesuai dengan tujuan dan sasaran studi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. 1. Tingginya Mobilitas Penggunaan Jalan di Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Latar belakang permasalahan merupakan beberapa isu yang membutuhkan solusi melalui perancagan sebuah fasilitas bangunan untuk memecahkan masalah tersbut.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi wisata di Aceh saat ini sangatlah besar, dan banyak yang belum dimanfaatkan sebagai objek wisata di setiap daerah. Hampir semua kabupaten di Aceh memiliki keunggulan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Pariwisata merupakan kegiatan melakukan perjalanan dengan mendapatkan kenikmatan, mencari kepuasan, mengetahui sesuatu, memperbaiki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro, Demak. I.1.1.
BAB I PENDAHULUAN I.1. Pengertian Judul Judul laporan Dasar Program Perencanaan dan Perancangan Arsitektur (DP3A) yang diangkat adalah Penataan dan Pengembangan Wisata Kampung Rebana di Tanubayan, Bintoro,
Lebih terperinciBELAWAN INTERNATIONAL PORT PASSANGER TERMINAL 2012 BAB I. PENDAHULUAN
BAB I. PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan dewasa ini merupakan salah satu kota metropolitan di Indonesia yang mengalami perkembangan dan peningkatan di segala aspek kehidupan, mencakup bagian dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah kabupaten provinsi Sumatera utara, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini berada di Lubuk Pakam. Kabupaten Deli Serdang dikenal sebagai
Lebih terperinciBAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Pemilihan Objek
BAB I LATAR BELAKANG 1.1. Latar Belakang Pemilihan Objek Pendidikan merupakan salah satu isu yang akan dikembangkan dalam program-program pemerintahan kabupaten Banyuwangi. Sebagai kota yang termasuk dalam
Lebih terperinci3. Pelayanan terhadap wisatawan yang berkunjung (Homestay/Resort Wisata), dengan kriteria desain : a) Lokasi Homestay pada umumnya terpisah dari
BAB 5 KESIMPULAN 5.1. Kriteria desain arsitektur yang sesuai untuk masyarakat yang tinggal di daerah perbatasan Setelah mengkaji desa labang secara keseluruhan dan melihat teori -teori pengembangan tentang
Lebih terperinciBAB I CERITA TENTANG GUNUNG DAN AIR. (profesi). Pada perancangan kali ini, diberikan tema umum Symbiosis and
BAB I CERITA TENTANG GUNUNG DAN AIR 1. 1. Latar Belakang Perancangan Arsitektur 6 (PA6) merupakan Studio perancangan terakhir dalam masa pendidikan sarjana strata satu (S1) bagi mahasiswa arsitektur USU
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. daerah yang termasuk dalam wilayah Sumatera Timur. Deli merupakan wilayah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Deli adalah sebuah kesultanan yang wilayahnya merupakan salah satu daerah yang termasuk dalam wilayah Sumatera Timur. Deli merupakan wilayah yang sangat kaya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Suatu kota selalu berkembang seiring dengan pertumbuhan penduduk, aktivitas dan yang kebutuhan kelengkapan kota lainnya. Sejalan dengan waktu suatu kota dibangun dari
Lebih terperincimempertahankan fungsi dan mutu lingkungan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepariwisataan saat ini sangat ramai dibicarakan karena berkembangnya sektor pariwisata maka pengaruh terhadap sektor lainnya sangat besar, oleh karena itu permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia.
BAB I PENDAHULUAN 1. LATAR BELAKANG Hubungan antara kota dengan kawasan tepi air telah terjalin sejak awal peradaban manusia. Dimana pada masa perkembangan peradaban kota badan air merupakan satu-satunya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kerajaan Langkat diperkirakan berdiri pada abad ke 16. Raja pertama
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Kerajaan Langkat diperkirakan berdiri pada abad ke 16. Raja pertama yang berkuasa di Langkat bernama Dewa Shahdan. Dewa Shahdan lahir pada tahun 1500, dan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini didiami oleh beberapa kelompok etnis yaitu Etnis Melayu, Batak Karo dan Batak Simalungun.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah 17.506 pulau besar dan kecil, dengan total garis pantai yang diperkirakan mencapai 81.000 Km, Indonesia
Lebih terperinciBab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Bab VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan temuan penelitian mengenai elemen ROD pada kawasan stasiun Pasar Nguter, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: -
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah. Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang
BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah Indonesia adalah salah satu Negara Berkembang yang sedang mengupayakan pengembangan kepariwisataan. Kepariwisataan merupakan perangkat yang penting dalam pembangunan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan kepariwisataan di Indonesia tahun terakhir ini makin terus digalakkan dan ditingkatkan dengan sasaran sebagai salah satu sumber devisa andalan di samping
Lebih terperinciMUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI BAB I PENDAHULUAN. perkebunan Tembakau Deli. Medan merupakan salah satu Kota bersejarah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Medan merupakan salah satu Kota di Indonesia dengan berbagai potensi kekayaan Alam dan Sumberdaya manusia, potensi kekayaan alam tersebut diantaranya adalah banyaknya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dayeuhkolot merupakan kawasan perkotaan di Kabupaten Bandung yang berada di sisi Sungai Citarum. Berdasarkan sejarah, Dayeuhkolot yang dalam bahasa sunda berarti kota
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA TEGAL MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA TUGAS AKHIR. Oleh : PRIMA AMALIA L2D
STUDI PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA TEGAL MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA TUGAS AKHIR Oleh : PRIMA AMALIA L2D 001 450 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kwala Bekala pada awalnya merupakan wilayah Kabupaten Deli Serdang. Kemudian, sesuai peraturan pemerintah Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 1973 tentang Perluasan Daerah
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 6.1. Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini berupa hasil jawaban dari pertanyaan penelitian dan tujuan awal dari penelitian yaitu bagaimana karakter Place kawasan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1 Transportasi Massal di Kota Bandung Salah satu kriteria suatu kota dikatakan kota modern adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang memadai bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Trotoar adalah jalur bagi pejalan kaki yang terletak di daerah manfaat jalan, diberi lapis permukaan, diberi elevasi lebih tinggi dari permukaan perkerasan jalan,
Lebih terperinciBAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW. Pelaksanaan PA6 ini dimulai dari tema besar arsitektur muka air, Riverfront
BAB I SHARPEN YOUR POINT OF VIEW Proses Perancangan Arsitektur 6 (PA6) merupakan obyek riset skripsi untuk pendidikan sarjana strata satu (S1) bagi mahasiswa peserta skripsi alur profesi. Pelaksanaan PA6
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Dengan berkembangnya kehidupan masyarakat, maka semakin banyak pergerakan yang dilakukan oleh masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu keberlanjutan (sustainability) merupakan isu yang kian melekat dengan proses perencanaan dan perancangan lingkungan binaan. Dengan semakin rumitnya
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG. wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir, Propinsi Riau yang memiliki luas 531,22 km²
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PULAU BURUNG 2.1 Letak Geografis Pulau Burung Pulau Burung merupakan salah satu kecamatan dari 17 kecamatan yang berada dalam wilayah administratif Kabupaten Indragiri Hilir,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan hunian sudah menjadi hal yang pokok dalam menjalankan kehidupan, terlebih lagi dengan adanya prinsip sandang, pangan, dan papan. Kehidupan seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks, terdiri dari berbagai sarana dan prasarana yang tersedia, kota mewadahi berbagai macam aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang memiliki beranekaragam sejarah dan kebudayaan. Salah satu bentuk peninggalan sejarah yang masih ada sampai sekarang dan beberapa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata menjadi salah satu kegiatan ekonomi yang penting, dimana dalam perekonomian suatu Negara, apabila dikembangkan secara terencana dan terpadu, peran pariwisata
Lebih terperinciBAB IV: KONSEP Konsep Bangunan Terhadap Tema.
BAB IV: KONSEP 4.1. Konsep Bangunan Terhadap Tema Kawasan Manggarai, menurut rencana pemprov DKI Jakarta akan dijadikan sebagai kawasan perekonomian terpadu dengan berbagai kelengkapan fasilitas. Fasilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Labuhan Deli berada di pesisir Sumatera Timur dimana letaknya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kota Labuhan Deli berada di pesisir Sumatera Timur dimana letaknya menghadap ke Selat Malaka dan dialiri oleh sungai Deli yang membelah Kota Medan. Hal ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Medan merupakan salah satu kawasan strategis yang terletak di Negara Indonesia dimana wilayah penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia dikenal sebagai negara maritim atau kepulauan terbesar didunia dengan 70% wilayahnya terdiri atas laut. Sehingga banyak pulau-pulau yang ada di Indonesia
Lebih terperinci: Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan. b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif
MINGGU 7 Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan : Pendekatan ekologi terhadap tata guna lahan : a. Permasalahan tata guna lahan b. Pemakaian Lahan Kota Secara Intensif Permasalahan Tata Guna Lahan Tingkat urbanisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan hidup manusia semakin berkembang sejalan dengan modernisasi yang tidak pernah terhenti terjadi di bumi. Aktifitas yang dilakukan oleh manusia semakin kompleks
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi wisata di Aceh saat ini sangatlah besar, dan banyak yang belum dimanfaatkan sebagai objek wisata disetiap daerah. Hampir semua kabupaten di Aceh memiliki keunggulan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Air merupakan sumber kehidupan dan penghidupan, sekaligus melengkapi kehidupan manusia dan seluruh flora dan fauna yang ada di bumi. Air selain menopang kehidupan secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I I.1. Latar Belakang PENDAHULUAN Bandara Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara udara baru untuk kota Medan, Indonesia. Lokasinya merupakan bekas areal perkebunan PT. Perkebunan Nusantara
Lebih terperinciBAB I KONDISI KAWASAN DALAM BEBERAPA ASPEK. kepada permukiman dengan kepadatan bangunan tinggi, dan permukiman ini
BAB I KONDISI KAWASAN DALAM BEBERAPA ASPEK Kegiatan studi lapangan untuk kasus proyek ini dilakukan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan selama dalam pembuatan proyek dan juga untuk mengetahui kondisi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kapur barus dan rempah-rempah, jauh sebelum bangsa Barat datang ke Indonesia
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pada hakikatnya, Indonesia telah mengenal sistem kebun sebagai sistem perekonomian tradisional dengan penanaman tanaman-tanaman seperti kopi, lada, kapur barus dan rempah-rempah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Batubara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang baru menginjak usia 8 tahun ini diresmikan tepatnya pada 15
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.7 Latar Belakang Banda Aceh merupakan salah satu kota yang dilanda bencana alam Tsunami pada Desember Tahun 2004. Pasca bencana Tsunami, kota Banda Aceh kembali di bangun oleh Pemerintah
Lebih terperinciHOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG
I.1 LATAR BELAKANG PENDAHULUAN Dalam kurun lima tahun terakhir pertumbuhan perekonomian kota Bandung terus terdongkrak naik. Penyebab kondisi yang tengah dialami kota Bandung tidak hanya karena saat ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dengan keadaan tanah berawa-rawa kurang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Medan merupakan ibu kota dari provinsi Sumatera Utara. Pada awalnya kota Medan dikenal dengan nama Tanah Deli dengan keadaan tanah berawa-rawa kurang lebih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan adat istiadat yang berbeda,yang mempunyai banyak pemandangan alam yang indah berupa pantai,danau,laut,gunung,sungai,air
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Perancangan. adalah melalui jalur pariwisata.
BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG I.1.1 Latar Belakang Perancangan Peningkatan devisa negara adalah hal yang penting untuk keberlangsungan pembangunan negara, sehingga pemasukan devisa seharusnya ditingkatkan.
Lebih terperinciHIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3
LAMPIRAN VI : PERATURAN DAERAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG DAN PERATURAN TABEL-2 KLASIFIKASI ZONA DAN SUB ZONA HIRARKI I fungsi lindung adm fungsi
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut
6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tata Ruang dan Konflik Pemanfaatan Ruang di Wilayah Pesisir dan Laut Menurut UU No. 26 tahun 2007, ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pariwisata sekarang sudah merupakan suatu tuntutan hidup dalam zaman modern ini. Permintaan orang-orang untuk melakukan perjalanan wisata, dari tahun ke tahun terus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan kota medan tidak dapat dilepaskan dari perkebunan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan kota medan tidak dapat dilepaskan dari perkebunan tembakau. Tanah yang cocok untuk ditanami tembakau, itulah yang menjadikan Medan ramai dikunjungi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bermukim pun beragam. Besarnya jumlah kota pesisir di Indonesia merupakan hal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak abad ke-18, pertumbuhan penduduk di dunia meningkat dengan tajam. Lahan lahan dengan potensi untuk dipergunakan sebagai tempat bermukim pun beragam. Besarnya
Lebih terperinciPerubahan yang terjadi pada tata ruang Kota Medan dapat diungkapkan dalam fotofoto
Perubahan yang terjadi pada tata ruang Kota Medan dapat diungkapkan dalam fotofoto di bawah ini: Gambar 1 (Sumber : Rini Tri A.Siagian) ( kawasan jembatan tua titi gantung peninggalan Belanda, yang sekarang
Lebih terperinciWahana Wisata Biota Akuatik BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan dimana sebagian besar dari seluruh luas Indonesia adalah berupa perairan. Karena itu indonesia memiliki potensi laut yang besar
Lebih terperinciBab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional
Bab II Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG 2.1.1 Tinjauan Penataan Ruang Nasional Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan
Lebih terperinciKAJIAN POLA STRUKTUR RUANG KOTA LASEM DITINJAU DARI SEJARAHNYA SEBAGAI KOTA PANTAI TUGAS AKHIR. Oleh: M Anwar Hidayat L2D
KAJIAN POLA STRUKTUR RUANG KOTA LASEM DITINJAU DARI SEJARAHNYA SEBAGAI KOTA PANTAI TUGAS AKHIR Oleh: M Anwar Hidayat L2D 306 015 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS PENGGUNAAN LAHAN PESISIR SEMARANG TUGAS AKHIR. Oleh: ARI KRISTIANTI L2D
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI JENIS PENGGUNAAN LAHAN PESISIR SEMARANG TUGAS AKHIR Oleh: ARI KRISTIANTI L2D 098 410 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandung ibu kota Jawa Barat terkenal dengan banyaknya objek wisata yang dikunjungi oleh wisatawan, baik domestik ataupun mancanegara. Bandung juga memiliki wisata kuliner
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, JABODETABEK adalah wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi dibandingkan beberapa wilayah lainnya di Pulau Jawa. Tingkat kehidupan Jakarta dan sekitarnya
Lebih terperinci2015 KEMENARIKAN SUNGAI MUSI SEBAGAI WISATA SUNGAI DI KOTA PALEMBANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Wisata sungai (river tourism) sudah banyak berkembang di dunia. Banyak negara yang mengusung tema wisata sungai untuk menarik perhatian wisatawan datang ke negaranya,
Lebih terperinciKEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA
KEKAYAAN ALAM PEKAN BARU DAN DUMAI UTUK INDONESIA Wilayah Pekanbaru dan Dumai berada di Provinsi Riau yang merupakan provinsi yang terbentuk dari beberapa kali proses pemekaran wilayah. Dimulai dari awal
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Pengembangan kawasan pesisir Barat Kabupaten Bengkulu Selatan sebagai kawasan wisata yang diharapkan dapat menjadi salah satu sektor andalan dan mampu untuk memberikan konstribusi
Lebih terperinciLandasan konseptual perencanaan dan perancangan Pusat Showroom Otomotif di Tulang Bawang- Lampung 1 BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang 1.1.1 Latar belakang pengadaan proyek Propinsi Lampung merupakan propinsi yang memiliki letak strategis karena wilayahnya terletak diujung pulau sumatra bagian selatan,
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Sungai merupakan salah satu bentuk badan air lotik yang bersifat dinamis yang berguna bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Sungai memiliki fungsi ekologis yang dapat
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Sibolga terletak di kawasan pantai Barat Sumatera Utara, yaitu di Teluk Tapian Nauli. Secara geografis, Kota Sibolga terletak di antara 01 0 42 01 0 46 LU dan
Lebih terperinciUniversitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Bandara kualanamu adalah sebuah Bandar udara internasional yang melayani kota medan dan sekitarnya. Bandara ini terletak 39 km dari kota medan. Bandara ini adalah bandara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan suatu kegiatan yang berkaitan dengan wisata untuk menikmati produk-produk wisata baik itu keindahan alam maupun beraneka ragam kesenian
Lebih terperinciKonsep Design Mikro (Bangsal)
Panggung tempat acara adat Konsep Design Mikro (Bangsal) Pintu masuk utama Ruang Tunggu / lobby dibuat mengelilingi bangunan, hal ini sesuai dengan kebuadayaan masyarakat yang menggunakan ruang ruang teras
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adimistratif Nias merupakan kabupaten yang termasuk dalam Propinsi Sumatera Utara.
BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Nias merupakan sebuah pulau yang berada di sebelah barat Pulau Sumatera, terletak antara 0 0 12 1 0 32 Lintang Utara (LU) dan 97 0 98 0 Bujur Timur (BT). Secara adimistratif
Lebih terperinciRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin
2.1 Tujuan Penataan Ruang Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arahan perwujudan ruang wilayah kabupaten yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (20 tahun). Dengan mempertimbangkan visi
Lebih terperinci