BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3. 1 Baterai dan Super Kapasitor Baterai yang digunakan pada Tugas Akhir adalah baterai sepeda motor jenis lead-acid 12 volt, 6.5 Ah tipe GTZ-7S buatan ASTRA. Baterai ini lebih dikenal sebagai baterai kering yang memilki ketahanan yang lama dan bebas emisi uap. Untuk super kapasitor yang digunakan pada pengukuran ini adalah super kapasitor dengan kapasitas 1600 F dengan merk ESHSR-1600C0-002R7A5 buatan NessCap. 3.2 Parameter Internal Baterai dan Super Kapasitor Berdasarkan penelitian yang sudah ada, sebuah super kapasitor dapat dimodelkan dengan tiga buah cabang RC tersusun paralel seperti Gambar 3.1[11]. Gambar 3.1 Rangkaian Ekuivalen Super Kapasitor Masing masing dari ketiga cabang ini (Gambar 3.1) memiliki rating waktu yang saling berbeda. Parameter immediate branch memiliki komponen Ri, C i0 dan C i1 dengan respon pengisian dalam waktu yang sangat singkat. Parameter delayed branch memiliki komponen Rd dan Cd sebagai karakter baterai dan super kapasitor pada kisaran menit. Parameter long-term branch memiliki komponen R l dan C l yang menentukan karakter baterai dan super kapasitor pada kisaran waktu lebih dari 10 menit. Untuk 17

2 mengidentifikasi parameter rangkaian ekivalen, proses transien setiap cabang dapat diamati satu per satu dengan menganggap tegangan sebagai fungsi waktu walaupun ketiga cabang memiliki waktu identifikasi yang berbeda[11] Identifikasi Parameter Immediate Branch Parameter immediate branch dapat diidentifikasi dengan melakukan pengisian terhadap baterai atau super kapasitor dengan arus konstan. Parameter pada cabang ini dapat diketahui dari hubungan antara arus pengisian dan tegangan pada baterai atau super kapasitor. RRRR = VV1 IIIIh (3.1) dimana V 1 adalah besar tegangan pada saat t1 setelah arus pengisian dinyalakan dan variabel Ich adalah arus pengisian konstan. Besar tegangan V 1 menjadi titik acuan untuk medapatkan nilai C i0 dan C i1. Untuk mendapatkan nilai C i0, ditentukan terlebih dahulu besar selisih tegangan V sehingga V 2 = V 1 + V. Kemudian hitung waktu yang dibutuhkan saat pengisian agar tegangan baterai atau super kapasitor mencapai tegangan V 2 yaitu t 2 dan didapat t = t 2 t 1. Persamaan untuk mendapatkan C i0 adalah CCCCCC = IIIIh tt VV (3.2) Selanjutnya dihitung t 3, yaitu waktu pengisian baterai atau super kapasitor mencapai tegangan penuh (V 3 ), lalu arus pengisian dimatikan. Berikut adalah persamaaan untuk mendapatkan C i1 : C i1 = 2 VV4 QQQQQQQQ CCCCCC (3.3) VV4 dimana Q tot = Ich x ( t 4 - t 1 ) dan t 4 = t 3 + t 1 sedangkan V 4 adalah tegangan sisa pada baterai atau super kapasitor setelah pengosongan dengan waktu selama t 1. 18

3 3.2.2 Identifikasi Parameter Delayed Branch Pada delayed branch akan dihitung besar Rd dan Cd. Untuk mendapatkan Rd, terlebih dahulu hitung waktu baterai atau super kapasitor melakukan pengosongan yaitu t 5 sehingga tegangannya menjadi sebesar V 5, dimana V 5 = V 4 - V. Persamaan untuk mendapatkan Rd yaitu : Rd = (VV4 V 2 ) t CCCCCCCCCC V (3.4) dimana C diff = C i0 + (C i1 x V 3 ). Setelah didapat nilai Rd, dihitung t 6 = t (Rd x C il ), lalu ukur besar tegangan baterai atau super kapasitor saat t 6 yaitu V 6. Kemudian Cd dapat dihitung dari Persamaan 3.5 Cd = QQtot VV6 ( CCi0 + CCi1 2 VV6 )(3.5) Identifikasi Parameter Long-Term Branch Pada long-term branch dengan V 7 = V 6 - V, dan t 7 adalah waktu yang dibutuhkan baterai atau super kapasitor dalam pengosongan muatannya hingga besar tegangan menurun pada V 7, maka R l dapat dihitung : Rl = VV6 V 2 t CCCCCCCCCC V (3.5) dimana t = t 7 t 6. Kemudian pada tahap akhir pengukuran, untuk mendapatkan kapasitas C l maka dilakukan pengisian terhadap baterai atau super kapasitor selama 30 menit. Pada waktu pengisian tersebut diasumsikan bahwa ketiga kapasitor memiliki tegangan yang sama, lalu dapat dihitung kapasitas C l, yaitu : Cl = QQQQQQQQ VV8 CCCC1 CCCC0 + VV8 (3.6) 2 dimana V 8 adalah besar tegangan super kapasitor setelah dilakukan pengisian selama 30 menit. 19

4 3.3 Perhitungan Parameter Super Kapasitor Hubungan Seri Dan Paralel Agar super kapasitor dapat menggantikan fungsi baterai maka tegangan super kapasitor harus sama atau lebih besar dari tegangan baterai sehingga super kapasitor akan diserikan. Banyaknya super kapasitor yang diserikan adalah 6 buah. Dengan menserikan super kapasitor juga akan mengubah besaran parameter-paremeter internal dari super kapasitor, perubahan ini dapat di hitung menggunakan rumus berikut[11] ; (3.7) (3.8) (3.9) (3.10) Dimana, P = Banyaknya super kapasitor yang diparalelkan S = Banyaknya super kapasitor yang diserikan Nr = faktor koreksi resitor Nc = faktor koreksi kapasitor Setiap super kapasitor akan memiliki besar faktor koreksi yang berbeda beda jika dihubungkan secara seri atau paralel. Dari penelitian yang sudah ada, adapun faktor koreksi super kapasitor NessCap 1600 dapat dilihat pada Tabel 3.1, Tabel 3.2, Tabel 3.3, Tabel 3.4 berikut : Tabel 3.1 Faktor Koreksi Tahanan Super Kapasitor Nesscap 1600 F Terhubung Seri[11]. 20

5 Tabel 3.2 Faktor Koreksi Tahanan Super Kapasitor Nesscap 1600 F Terhubung Pararel[11]. Tabel 3.3 Faktor Koreksi Kapasitansi Super Kapasitor Nesscap 1600 F Terhubung Seri[11]. Tabel 3.4 Faktor Koreksi Kapasitansi Super Kapasitor Nesscap 1600 F Terhubung Paralel[11]. Tabel 3.1, Tabel 3.2, Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 menunjukkan besar faktor koreksi dari super kapasitor Nesscap 1600 F jika dihubungkan secara seri maupun paralel. Dengan menggunakan rumus faktor koreksi super kapasitor, dapat dihitung perubahan besar nilai parameter internal super kapasitor Nesscap 1600 F setelah dihubung seri atau dihubung paralel. Pada Tugas Akhir ini, untuk mendapatkan nilai parameter internal super kapasitor yang mendekati nilai parameter internal baterai, maka super kapasitor Nesscap 1600F akan dihubungkan seri sebanyak enam. Setelah mengetahui besar faktor koreksi dari tahanan dan kapasitas super kapasitor, maka dapat dihitung besar tahanan dan kapasitansi akhir dengan persamaanpersamaan berikut : Ri = Ri(1) + Ri(seri)(3.11) Dimana : Ri(1)= Besar nilai Ri untuk satu super kapasitor Ri(seri)= Besar nilai Ri yang dihubung seri Rd = Rd(1) + Rd(seri)(3.12) 21

6 Dimana : Rd(1)= Besar nilai Rd untuk satu super kapasitor Rd(seri)= Besar nilai Rd yang dihubung seri Rl = Rl(1) + Rl(seri)(3.13) Dimana : Rl(1)= Besar nilai Rl untuk satu super kapasitor Rl(seri)= Besar nilai Rl yang dihubung seri Ci = Ci(s-1)- Ci(seri)/s(3.14) Dimana : Ci(s-1) = Besar nilai Ci saat super kapasitor yang terhubung sebanyak S -1 Ci(seri) = Besar nilai Ci yang dihubung seri S = Banyaknya super kapasitor yang dihubung seri Cd = Cd(s-1)- Cd(seri)/s(3.15) Dimana : Cd(s-1) = Besar nilai Cd saat super kapasitor yang terhubung sebanyak S -1 Cd(seri)= Besar nilai Cd yang dihubung seri S = Banyaknya super kapasitor yang dihubung seri Cd = Cd(s-1)- Cd(seri)/s(3.16) Dimana : Cl(s-1) = Besar nilai Cl saat super kapasitor yang terhubung sebanyak S -1 Cl(seri)= Besar nilai Cl yang dihubung seri S = Banyaknya super kapasitor yang dihubung seri 3.4 Spesifikasi Perangkat Ada beberapa spesifikasi yang menjadi pendukung dalam penyusunan Tugas Akhir ini, adapun spesifikasi perangkat yang mendukung meliputi spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras Spesifikasi Perangkat Lunak Perangkat lunak yang digunakan dalam penyusunan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut : 22

7 Sistem operasi : Windows 7 Aplikasi program : Simulink ver 7.9 dari MATLAB R2012a Spesifikasi Perangkat Keras User-PC. Perangkat keras yang digunakan pada Tugas Akhir ini adalah Laptop Lenovo 3.5 Fasilitas Simulator yang Digunakan Fasilitas simulator yang digunakan dalam pengukuran adalah baterai, super kapasitor, sumber arus, scope dan pengatur waktu Baterai Baterai yang digunakan adalah baterai sepeda motor jenis lead-acid 12 volt, 6.5 Ah tipe GTZ-7S buatan ASTRA Super Kapasitor Super kapasitor yang digunakan pada pengukuran ini adalah super kapasitor dengan kapasitas 1600 F dengan merk ESHSR-1600C0-002R7A5 buatan NessCap Sumber Arus Sumber arus pada rangkaian simulasi pengukuran parameter internal baterai digunakan untuk mengisi muatan pada baterai, sumber arus ditetapkan konstan sebesar 6 A Pengatur Waktu Pengatur waktu yang ada pada rangkaian simulasi berguna untuk memberi batasan waktu terhadap arus pengisian baterai. Pengatur waktu juga digunakan untuk 23

8 mengetahui waktu yang dibutuhkan selama pengisian atau pengosongan super kapasitor sampai pada batas tegangan tertentu. 3.6 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian meliputi serangkaian proses yang panjang seperti pengumpulan data, studi literatur, pemodelan rangkaian simulasi dan pengambilan data yang diperlukan dari rangkaian simulasi. Prosedur penelitian dapat digambarkan dalam diagram alir seperti yang digambarkan pada Gambar 3.2. Mulai A Mengumpulkan data-data parameter internal baterai Membandingkan parameter internal baterai dengan parameter internal super kapasitor Menghitung parameter internal super kapasitor yang telah dimodifikasi Merancang rangkaian percobaan Melakukan simulasi Apakah parameter internal super kapasitor sudah sesuai dengan parameter internal baterai? No Melakukan modifikasi yang diperlukan pada super kapasitor Mencatat data hasil simulasi Yes Mengumpulkan data-data parameter internal super kapasitor Menganalisis Data Parameter Super kapasitor Dan baterai Selesai A Gambar 3.2 Diagram Alir Pengukuran Parameter Baterai dan Super Kapasitor 24

9 3.6.1 Pelaksanaan Pengukuran Parameter Internal Baterai dan Super Kapasitor Langkah langkah pengukuran parameter internal baterai sebagai berikut : 1. Pengumpulan data Data yang diperlukan pada penelitian ini terdiri dari : - Data setelan baterai sepeda motor - Data parameter internal super kapasitor 2. Pemodelan rangkaian simulasi Pada simulator SIMULINK MATLAB akan dirangkai sebuah rangkaian sebuah rangkaian pengganti untuk pengisian dan pengosongan baterai, dengan arus pengisian sama dengan arus pengosongannya. Dalam mengukur parameter internal baterai sepeda motor adalah mengukurnya dengan menganggap baterai sepeda motor sebagai sebuah super kapasitor. NC NO A I V1 BT1 V2 R V3 Gambar 3.3 Rangkaian ekuivalen dari Pengisian dan Pengosongan Baterai Berdasarkan rangkaian ekuivalen baterai Gambar 3.3, maka dapat dibuat rangkaian simulasi pengukuran parameter internal baterai sepeda motor pada simulink matlab. Rangkaian simulasi pengisian baterai diperlihat pada Gambar 3.4. Gambar 3.4 Rangkaian Simulasi Pengisian Baterai 25

10 Pada rangkaian pengisian baterai (Gambar 3.4), digunakan penyearah sebanyak 4 buah supaya arus pengisiannya memiliki gelombang arus DC karena supply arus pengisian adalah arus AC. Selanjutnya rangkaian pengosongan baterai dapat dilihat pada Gambar 3.3. Gambar 3.5 Rangkaian Simulasi Pengosongan Baterai Pada rangkaian simulasi pengosongan (Gambar 3.5) terdapat kontrol arus pengosongan baterai.dari data baterai yang digunakan dimasukkan nilai nilai pada Simulink matlab. Tampilan kotak dialog baterai pada Simulink Matlab seperti pada gambar dibawah ini : Gambar 3.6 Kotak Dialog Parameter Baterai Pada kotak dialog tersebut dimasukkan nilai-nilai parameter baterai yang telah diperoleh. 3. Melakukan simulasi/pengukuran terhadap model rangkaian. 4. Mengambil data yang didapat dari pengukuran yang didapat dari percobaan. Adapun data parameter internal yang dibutuh adalah : 26

11 Ri : besar tahanan R i Ci0 : besar kapasitansi kapasitorc i0 Ci1 : besar kapasitansi kapasitor C i1 Rd : besar tahananrd Cd :besar kapasitansi kapasitor Cd Rl : besar tahananr 1 C1 : besar kapasitansi kapasitor C 1 5. Membandingkan data parameter internal baterai dan super kapasitor. 6. Melakukan modifikasi yang dibutuhkan pada super kapasitor agar nilai parameter internalnya sama atau mendekati nilai parameter internal baterai. 7. Melakukan penarikan kesimpulan dari data yang didapat. 27

12 BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISA 4.1 Simulasi Pengukuran Parameter Internal Baterai Untuk mendapatkan parameter internal baterai, digunakan Simulink matlab dengan dua buah rangkaian simulasi yaitu rangkaian simulasi pengisian baterai (Gambar 3.2) dan rangkaian simulasi pengosongan baterai (Gambar 3.3). Untuk mendapatkan karakteristik pengisian, baterai di berikan arus pengisian sebesar 6 A dan arus pengosongan sebesar 6A untuk mendapatkan karakteristik pengosongannya. Penghitungan parameter baterai : Tahap 1 Pada saat V 0 = 0 volt Q 0 = 0 Tahap 2 Arus pengisian di nyalakan. t 1 = 0,5 detik, Ich = 6 A. didapat V 1 = 0,0247 Volt, dapatdilihat pada Gambar 4.1. Gambar 4.1 Tampilan Besar Tegangan Saat t 1 pada Scope 28

13 Pada Gambar 4.1 terlihat bahwa bentuk gelombang dari tegangan baterai saat t 1 justru menurun. Kemudian dapat dihitung besar tahanan RRRR : Tahap 3 V 2 = V 1 + V RRRR = VV1 IIIIh =0,00411Ω V yang di pilih adalah 2,5 Volt, V 2 = 2,5247 V Pada saat V 2, didapat t 2 = 56 detik t = t 2 t 1 = 55,5 detik, lalu dihitung besar C i0 dengan menggunakan Persamaan 3.2 : CCCC0 = IIIIh tt VV = 61,92 F Tahap 4 V 3 = tegangan baterai pada keadaan penuh = 13 Volt Pada saat V 3, didapat t 3 = 1535 detik,dapat dilihat pada Gambar 4.2. Gambar 4.2Tampilan Besar Tegangan Saat t 3 pada Scope Pada Gambar 4.2 terlihat bentuk gelombang dari tegangan pengisian baterai hingga mencapai teganngan maksimum baterai. Kemudian arus pengisian di matikan. 29

14 Tahap 5 t 4 = t = 1535,5 s 0.5 s adalah waktu pengosongan pertama baterai. Pada saat pengosongan 0.5 detik didapat V 4 = 12,81 Volt,dapat dilihat pada Gambar 4.3. Gambar 4.3Tampilan Besar Tegangan Saat 0.5 Detik pada Scope Pada Gambar 4.3 terlihat bentuk gelombang dari tegangan saat pengosongan baterai selama 0.5 detik. Selanjutnya dihitung besar Qtotal : Q tot = Ich * ( t 4 - t 1 ) = 9210 coulomb Dengan mesubtitusikan besar Q tot pada Persamaan 3.3, dapat dihitung besar C i1 : Ci1 = 2 VV4 QQQQQQQQ CCCCCC = 101,53F VV4 Tahap 6 V 5 = V 4 - V V yang di pilih adalah 2,5 V V 5 = 12,81 2,5 = 10,31 V 30

15 Lama waktu pengosongan baterai hingga tegangan baterai menjadi 10,31 volt adalah selama 2785 detik (t 5 ), terlihat pada Gambar 4.4. Gambar 4.4 Tampilan Besar Tegangan Saat t 5 pada Scope Pada Gambar 4.4 terlihat bentuk gelombang dari tegangan saat pengosongan baterai selama 2785 detik. Sehingga, t = t 5 t 4 = 1249,5 detik. C diff = C i0 + ( C i1 * V 3 ) = 1.381,81 F, lalu dengan Persamaan 3.4, dapat dihitung besar Rd : Rd = (VV4 V 2 ) t CCCCCCCCCC V = 3,3 Ω Tahap 7 t 6 = t 5 + 3( Rd* C il ) = detik dimana Rd*Cil maksimal 100 detik. Pada saat pengosongan baterai selama t 6, didapat V 6 = 9,71 Volt, terlihat pada Gambar

16 Gambar 4.5 Tampilan Besar Tegangan Saat t 6 pada Scope Pada Gambar 4.3 terlihat bentuk gelombang dari tegangan saat pengosongan baterai selama 3085 detik. Dengan Persamaan 3.5, dihitung besar Cd : Cd = QQQQQQQQ VV6 Tahap 8 V 7 = V 6 - V = 7,21 V ( CCCCCC + CCCC1 VV6 )= 393,65 F 2 Lama waktu pengosongan baterai hingga tegangan baterai menjadi 7.21 volt adalah selama 3546 detik (t 7 ), terlihat pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Tampilan Besar Tegangan Saat t 7 Pada Scope 32

17 Pada Gambar 4.6 terlihat bentuk gelombang dari tegangan saat pengosongan baterai selama 3546 detik. Sehingga, t = t 7 t 6 = 461 detik, maka besar R l dapat dihitung dengan Persamaan 3.5 : VV6 V 2 t Rl = CCCCCCCCCC V = 1,289 Ω Tahap 9 Dilakukan pengisian baterai selama 30 menit dengan asumsi ketiga kapasitor sudah memiliki tegangan yang sama, kemudian ukur tegangan baterai. Didapat V 8 = 12,72 volt, sehingga dengan Persamaan 3.6 dapat dihitung besar C l : Cl = QQQQQQQQ VV8 CCCC1 CCCC0 + VV8 = 16,469 F 2 Hasil pengukuran parameter internal baterai jenis lead-acid 6.5Ah, 12 V memiliki parameter internal seperti yang diperlihatkan pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Parameter Internal Baterai (6.5 Ah, 12 V) Parameter Baterai ( 6.5 Ah, 12 V ) Ri 4,11 mω Ci1 101,53F Rd 3,3 Ω Cd 393,65 F Rl 1,289 Ω Cl 16,469 F Dari Tabel 4.1, terlihat baterai memiliki kapasitansi terbesar adalah pada kapasitor Cd. Ini cukup berbeda jika dibandingkan dengan super kapasitor dimana super kapasitor yang pada umumnya memiliki kapasitansi terbesar adalah C i1. Tahanan baterai juga tergolong cukup besar jika dibandingkan dengan tahanan super kapasitor. 33

18 4.2 Parameter Internal Super Kapasitor Super kapasitor yang digunakan adalah NessCap 1600 F, 2.7 volt dimanasuper kapasitor yang digunakan ini sudah diukur parameter internalnya pada penelitian yang sudah ada. Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai parameter internal super kapasitor Nesscap 1600 F akan berubah apabila diberikan arus pengisian yang berbeda. Nilai kapasitansinya akan semakin besar seiring semakin besar juga arus pengisian yang diberikan terhadap super kapasitor ini. Sedangkan nilai tahanannya akan semakin berkurang seiring meningkatnya besar arus pengisiannya. Berikut adalah data parameter internal dari super kapasitor tipe NessCap 1600 F, 2.7 volt dengan berbagai arus pengisian yang berbeda[11]. Tabel 4.2 Tabel Parameter Internal Super Kapasitor NessCap 1600 F Dihubung Seri dan Paralel dengan Berbagai Arus Pengisian [11] Charging current (A) Series Parallel Parameter One Two Three Five Two Three Ri (mω) Ci (F) Rd(Ω) Cd(F) Rl(Ω) Cl (F) Ri (mω) Ci (F) Rd(Ω) Cd(F) Rl(Ω) Cl (F) Ri (mω) Ci (F) Rd(Ω) Cd(F) Rl(Ω) Cl (F) Dari Tabel 4.2 diberikan data paremeter internal super kapasitor NessCap 1600 F, 2.7 voltdengan arus pengisian yang berbeda beda. Hal ini akan sangat membantu dalam 34

19 pemilihan super kapasitor dengan arus pengisian dan nilai parameter internal yang akan digunakan untuk menggantikan fungsi baterai sepeda motor. Super kapasitor NessCap 1600 F yang digunakan pada Tugas Akhir ini dipilih super kapasitor Nesscap 1600 dengan arus pengisian 12 A dengan data parameter sebagai berikut (Tabel 4.3). Tabel 4.3 Parameter Internal Super Kapasitor NessCap 1600 F dengan Arus Pengisian 12A Parameter Ri Ci1 Rd Cd Rl Cl Super kapasitor (NessCap1600 F, 2.7 V ) 0,94 mω 4049 F 0,37 Ω 254,8 F 0,09 Ω 182,7 F Pada Tabel 4.3, super kapasitor memiliki tahanan tahanan yang cukup kecil dengan nilai kapasitansi yang cukup besar. Hal ini menunjukkan karakter super kapasitor yang cepat melepaskan muatannya. 4.3 Perbandingkan Data Parameter Internal Baterai dengan Parameter Super Kapasitor Setelah mengetahui nilai parameter internal baterai sepeda motor dan parameter internal super kapasitor Nesscap 1600 F yang dipilih sebagai super kapasitor yang akan menggantikan fungsi baterai, maka akan terlebih dahulu dibandingkan masing masing parameternya. Perbandingan ini perlu dilakukan untuk mengetahui penyusunan dari super kapasitor yang dipilih agar nilai parameter internalnya mendekati nilai parameter internal baterai sepeda motor. Untuk membantu membandingkan, parameter internal baterai dan super kapasitor dimasukkan dalam satu tabel yang dapat dilihat pada Tabel

20 Tabel 4.4Parameter Internal Baterai (6.5 Ah, 12 V) dan Super Kapasitor (NessCap 1600F, 2.7 V) Parameter Baterai ( 6.5 Ah, 12 V ) Super kapasitor (NessCap1600 F, 2.7 V ) Ri 4,11 mω 0,94 mω Ci F 4049F Rd 3,3 Ω 0,37Ω Cd F 254,8F Rl Ω 0,09Ω Cl F 182,7F Dari Tabel 4.4, dapat dilihat adanya perbedaan besar masing masing parameter. Besar tahanan super kapasitor cukup kecil dibandingkan dengan tahanan baterai sepeda motor namun super kapasitor memiliki nilai kapasitansi yang lebih besar dari baterai. Untuk itu perlu dilakukan pengukuran parameter super kapasitor yang akan dirangkaikan sedemikian rupa sehingga nilai parameter super kapasitor yang dirangkai mendekati nilai parameter internal baterai. 4.4 Data Parameter Super Kapasitor Tersusun Seri Dengan mengunakan Persamaan 3.7, Persamaan 3.11,Persamaan 3.12 dan Persamaan 3.13, maka besar tahanan super kapasitor dapat dihitung sebagai berikut : Ri(seri)= 0, x ( 6^ ) = 2,6697mΩ Maka, Ri = ,6697 = mω Rd(seri)= {-0,35 x ln(12) + 0,6871} x 6^1,38533 =2,18 Rd = 2, = 2,55 Ω Rl(seri)={ -0,184 x ln(12) + 0,3131}x 6^0,92096 = Rl = = 0.84 Ω Dengan mengunakan Persamaan 3.8,Persamaan 3.14,Persamaan 3.15 dan Persamaan 3.16, maka besar kapasitansi super kapasitor dapat dihitung sebagai berikut : Ci(seri)= 2458,65 x 6^ = 733,9695 Ci = 527,94 - (733,9695/6) = 405,612 F 36

21 Cd(seri) = {103,42 x ln(12) +159,99} x 6^-0,8243 = 95,21 Cd = 68,73 - (95,21/6) = 52,86 F C l (seri)= {-26,31 x ln(12) +252,82} x 6^-0,9390 = 34,848 C l = 30,05 (34,848/6) = 24,24 F Nilai parameter internal super kapasitor setelah dihubung secara seri diperlihatkan pada Tabel 4.5. Tabel 4.5Parameter Internal 6 Super Kapasitor (NessCap 1600F, 2.7 V) Terhubung Seri. Parameter Super kapasitor (NessCap 1600 F, 16,2 V ) R i 3,609 mω C i1 Rd Cd R l C l F 2,55 Ω F 0,84 Ω F Kemudian dibandingkan nilai dari parameter internal baterai sepeda motor dengan parameter internal enam buah super kapasitor Nesscap 1600 F yang terhubung seri. Tabel 4.6 Parameter Internal Baterai (6.5 Ah, 12 V) dan Enam Super Kapasitor (NessCap 1600F, 2.7 V) Terhubung Seri. Parameter Baterai ( 6.5 Ah, 12 V ) Super kapasitor (NessCap 1600 F, 16,2 V ) R i 4,11 mω 3,609 mω C i1 101,53F 405,612 F Rd 3,3 Ω 2,55 Ω Cd 393,65 F 52,86 F R l 1,289 Ω 0,84 Ω C l 16,469 F 24,24 F Dari Tabel 4.6 terlihat bahwa tahanan-tahanan super kapasitor Nesscap 1600 F setelah diserikan sebanyak enam memiliki nilai yang mendekati nilai tahanan tahanan 37

22 baterai sepeda motor, baik dilihat pada masing masing tahanan maupun dilihat secara keseluruhan. Naiknya nilai masing masing tahanan super kapasitor ini akan mengubah karakteristik pengosongannya, dimana super kapasitor akan semakin lama dalam melepas muatannya. Dan pada total kapasitansinya, besar kapasitansi super kapasitor lebih besar dari total kapasitansi baterai motor, hal ini membuat super kapasitor dapat bertahan lama jika digunakan sebagai sumber arus pada starter sepeda motor. 4.5 Karakteristik Pengosongan Baterai Dan Super Kapasitor Untuk dapat mengetahui bahwa super kapasitor dapat menggantikan fungsi baterai sepeda motor, maka akan disimulasikan untuk mengetahui karakteriktik pengosongan baterai sepeda motor dan super kapasitor pada saat starter sepeda motor. Rangkaian simulasi pengosongan baterai dan super kapasitor diperlihatkan pada Gambar 4.7. Gambar 4.7 Rangkaian Simulasi pengosongan baterai dan super kapasitor Dari rangkaian simulasi dapat diketahui bentuk grafik pengosongan baterai dan super kapasitor saat digunakan pada saat starter sepeda motor.berikut adalah bentuk grafik pengosongan baterai dan super kapasitor selama 1800 detik saat starter sepeda motor dengan beban arus konstan sebesar 6 A. 38

23 Gambar 4.8 Tampilan Besar Tegangan Saat Pengosongan Baterai dan Super Kapasitor Pada Scope Dari bentuk grafik pengosongan pada scope (Gambar 4.8) terlihat bahwa tegangan super kapasitor lebih besar dari 12 volt bertahan selama 1000 detik dengan arus pengosongan 6 A, sehingga super kapasitor hanya mampu menggantikan baterai selama 1000 detikjika digunakan sebagai sumber arus pada starter sepeda motor. Hal ini menunjukkan bahwa super kapasitor NessCapp 1600 F yang tersusun seri sebanyak 6 dapat digunakan sebagai pengganti baterai sepeda motor walaupun waktu bertahan masih lebih cepat jika dibandingkan dengan baterai. 39

24 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Setelah memperoleh hasil penelitian dan pembahasan, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pada pengukuran parameter internal baterai sepeda motor jenis lead-acid 12 volt, 6.5Ah dengan arus pengisian 6 A dan arus pengosongan 6 Adiketahui tahanan R i1 sebesar 4,11 mω, Rd sebesar 3,3 Ω, dan R l sebesar Ω serta besar kapasitansi C i1 sebesar, Cdsebesar 393,65 F, danc l sebesar 16,469 F. 2. Dengan melihat hasil pengukuran parameter internal bateraisepeda motor jenis lead-acid 12 volt, 6.5Ah dan parameter internal super kapasitor NessCap 1600F dan grafik pengosongannya, baterai jenis lead-acid 12 volt, 6.5Ah memungkinkan dapat digantikan fungsinya dengan menggunakan super kapasitor NessCap 1600F yang dihubung seri sebanyak enam selama 1000 detik dengan arus pengosongan 6 A saat starter sepeda motor. 3. Besar nilai parameter internal baterai sepeda motor dengan parameter internal baterai menunjukkan karakteristik pengisian dan pengosongan muatannya. 4. Dengan menserikan super kapasitor akan mengubah nilai parameter internalnya yang dapat dihitung menggunakan faktor koreksi dari super kapasitor yang digunakan. 5.2 Saran Untuk tujuan pengembangan dari Tugas Akhir ini, kepada peneliti yang berniat melanjutkan penelitian, penulis memberikan saran sebagai berikut: 1. Menggunakan super kapasitor yang berbeda sebagai pengganti baterai sepeda motor. 2. Meneliti baterai yang berbeda dengan tegangan yang lebih besar dari baterai sepeda motor. 40

PENGUKURAN PARAMETER INTERNAL SUPER KAPASITOR SEBAGAI PENGGANTI BATERAI TELEPON SELULAR BERDASARKAN KARAKTERISTIK PENGISIAN DAN PENGOSONGAN

PENGUKURAN PARAMETER INTERNAL SUPER KAPASITOR SEBAGAI PENGGANTI BATERAI TELEPON SELULAR BERDASARKAN KARAKTERISTIK PENGISIAN DAN PENGOSONGAN PENGUKURAN PARAMETER INTERNAL SUPER KAPASITOR SEBAGAI PENGGANTI BATERAI TELEPON SELULAR BERDASARKAN KARAKTERISTIK PENGISIAN DAN PENGOSONGAN Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan

Lebih terperinci

ISSN Cetak ISSN Online Analisis Perilaku Superkapasitor Susunan Sebagai Pengganti Baterai

ISSN Cetak ISSN Online Analisis Perilaku Superkapasitor Susunan Sebagai Pengganti Baterai Analisis Perilaku Superkapasitor Susunan Sebagai Pengganti Baterai Arman Sani Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara Jl. Almamater, Kampus USU Medan 20155 INDONESIA e-mail:

Lebih terperinci

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM )

LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) LEMBAR TUGAS MAHASISWA ( LTM ) TEORI RANGKAIAN LISTRIK Program Studi Teknik Komputer Jenjang Pendidikan Program Diploma III Tahun AMIK BSI NIM NAMA KELAS :. :.. :. Akademi Manajemen Informatika dan Komputer

Lebih terperinci

INQUIRY 2 C a p a s i t o r Oleh : Selly Feranie & Setiya Utari

INQUIRY 2 C a p a s i t o r Oleh : Selly Feranie & Setiya Utari Perkuliahan ke-5 INQUIRY 2 C a p a s i t o r Oleh : Selly Feranie & Setiya Utari Ekp. 1: Hambatan Ohmik dan Non Ohmik 1. Apakah lampu pijar merupakan hambatan ohmik? 2. Bagaimana caranya kita mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

GAYA GERAK LISTRIK KELOMPOK 5

GAYA GERAK LISTRIK KELOMPOK 5 GAYA GERAK LISTRIK KELOMPOK 5 Tujuan Dapat memahami prinsip kerja ggl dan fungsinya dalam suatu rangkaian tertutup. Dapat mencari arus dan tegangan dalam suatu rangkaian rumit dengan memakai hukum kirchoff

Lebih terperinci

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut!

Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut! Contoh soal dan pembahasan ulangan harian energi dan daya listrik, fisika SMA kelas X semester 2. Perhatikan dan pelajari contoh-contoh berikut! Soal No.1 Sebuah lampu memiliki spesifikasi 18 watt, 150

Lebih terperinci

ELEKTRONIKA. Bab 1. Pengantar

ELEKTRONIKA. Bab 1. Pengantar ELEKTRONIKA Bab 1. Pengantar DR. JUSAK Mengingat Kembali Segitiga Ohm ( ) V(Volt) = I R I(Ampere) = V R R(Ohm) = V I 2 Ilustrasi 3 Teori Aproksimasi (Pendekatan) Dalam kehidupan sehari-hari kita sering

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN TUGAS AKHIR STUDI TENTANG PERILAKU SUPERKAPASITOR TERSUSUN SERI SEBAGAI PENGGANTI BATERAI MENGGUNAKAN SIMULINK MATLAB Diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) pada

Lebih terperinci

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami. BAB II DASAR TEORI Thyristor merupakan komponen utama dalam peragaan ini. Untuk dapat membuat thyristor aktif yang utama dilakukan adalah membuat tegangan pada kaki anodanya lebih besar daripada kaki katoda.

Lebih terperinci

RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH

RANGKAIAN LISTRIK ARUS SEARAH ANGKAIAN LISTIK AUS SEAAH ELK-DAS.5 40 JAM 3 I I Penyusun : TIM FAKULTAS TEKNIK UNIESITAS NEGEI YOGYAKATA DIEKTOAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJUUAN DIEKTOAT JENDEAL PENDIDIKAN DASA DAN MENENGAH DEPATEMEN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Assalamuaalaikum Wr. Wb

Assalamuaalaikum Wr. Wb Assalamuaalaikum Wr. Wb Standar Kompetensi Memahami listrik dinamis dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar Mendeskripsikan pengertian arus listrik, kua arus listrik dan beda potensial

Lebih terperinci

I. Tujuan Praktikum. kapasitor. muatan listrik pada kapasitor. 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor.

I. Tujuan Praktikum. kapasitor. muatan listrik pada kapasitor. 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor. SRI SUPATMI,S.KOM I. Tujuan Praktikum 1. Mengetahui bentuk dan jenis Kapasitor. 2.Mengetahui cara membaca nilai kapasitansi suatu kapasitor. 3.Memahami prinsip pengisian dan pengosongan muatan listrik

Lebih terperinci

RANGKAIAN SETARA (EKIVALEN), RESISTOR

RANGKAIAN SETARA (EKIVALEN), RESISTOR RANGKAIAN SETARA (EKIVALEN), RESISTOR u Dua buah atau lebih resistor yang dihubungkan dapat digantikan oleh sebuah resistor ekivalen Untuk rangkaian seri : Rs = R1 + R2 + R3 + Untuk rangkaian Paralel Rp=

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dielektrik.gambar 2.1 merupakan gambar sederhana struktur kapasitor. Bahan-bahan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan muatan listrik. Struktur sebuah kapasitor terbuat dari 2 buah plat metal yang dipisahkan oleh suatu bahan

Lebih terperinci

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir

LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir LISTRIK DINAMIS Listrik mengalir Menentukan arus listrik dan arus elektron. Arah arus listrik Arah elektron Arus lisrik adalah aliran muatan positif dari potensial tinggi ke potensial rendah Arus elektron

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari sistem yang telah dirancang. Dari hasil pengujian akan diketahui apakah sistem yang dirancang memberikan hasil seperti

Lebih terperinci

12/26/2006 PERTEMUAN XIII. 1. Pengantar

12/26/2006 PERTEMUAN XIII. 1. Pengantar PERTEMUAN XIII RANGKAIAN DC KAPASITIF DAN INDUKTIF 1. Pengantar Jika sebuah rangkaian terdiri dari sebuah kapasitor dan induktor, beberapa energi dari sumber dapat disimpan dan energi tersimpan tersebut

Lebih terperinci

Materi 1: Pendekatan Sistem Elektronika

Materi 1: Pendekatan Sistem Elektronika Materi 1: Pendekatan Sistem Elektronika I Nyoman Kusuma Wardana Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali OUTLINE Pendahuluan Pendekatan analisa elektronika Sumber tegangan Sumber arus Teorema Thevenin Teorema

Lebih terperinci

MEMPERSEMBAHKAN. Kelompok. Achmad Ferdiyan R Anne Farida R U ( ) ( )

MEMPERSEMBAHKAN. Kelompok. Achmad Ferdiyan R Anne Farida R U ( ) ( ) MEMPERSEMBAHKAN Kelompok Achmad Ferdiyan R Anne Farida R U (0602421) (0605860) Problem 1 : Pengisian kapasitor Problem 2 : Kapasitor disusun seri dan paralel Problem 3 : Pengaruh hambatan terhadap waktu

Lebih terperinci

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Elemen

Lebih terperinci

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM

ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM ANALISIS KEDIP TEGANGAN AKIBAT GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG ABANG DI KARANGASEM I Made Yoga Dwipayana 1, I Wayan Rinas 2, I Made Suartika 3 Jurusan Teknik Elektro dan Komputer, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KAPASITOR M. Raynaldo Sandita Powa ( )

KARAKTERISTIK KAPASITOR M. Raynaldo Sandita Powa ( ) KARAKTERISTIK KAPASITOR M. Raynaldo Sandita Powa (20020047) Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 204. Pendahuluan Pada percobaan kali ini, akan dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perkembangan teknologi seperti saat ini, peralatan listrik yang berbasis elektronika daya berkembang pesat, karena mempunyai efisiensi yang tinggi dan perancangannya

Lebih terperinci

MEMBUAT LAMPU 220V DENGAN LED

MEMBUAT LAMPU 220V DENGAN LED MEMBUAT LAMPU 220V DENGAN LED Untuk membuat lampu dengan LED yang perlu diperhitungkan adalah tegangan DC yang akan diberikan kepada LED, tidak boleh melampaui tegangan majunya. Jika tegangan sumber cukup

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Sistem Pengukuran Ketinggian Air Dengan Metode Sensor Kapasitif Sistem pengukuran ketinggian air pada tugas akhir ini memiliki cara kerja yang sama dengan sensor pengukuran

Lebih terperinci

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR I.1. MUATAN ELEKTRON Suatu materi tersusun dari berbagai jenis molekul. Suatu molekul tersusun dari atom-atom. Atom tersusun dari elektron (bermuatan negatif), proton

Lebih terperinci

Arus Searah (Direct Current) Fundamental of Electronics

Arus Searah (Direct Current) Fundamental of Electronics Arus Searah (Direct Current) Fundamental of Electronics Presented by Muchammad Chusnan Aprianto STT Dr.KHEZ Muttaqien Pendahuluan O Arus listrik adalah jumlah total muatan yang melewati suatu medium per

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI IMPULS

PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI IMPULS PEMBANGKITAN TEGANGAN TINGGI IMPULS D I S U S U N Oleh : Heri Pratama ( 5141131008 ) Natalia K Silaen ( 5141131011 ) Yulli Hartanti Ritonga ( 5141131016 ) Rafiah perangin-angin ( 5141131014 ) Neni Awalia

Lebih terperinci

Sub Konsep yang Dieksperimenkan dalam Inquiry Kapasitor Mengenal Kapasitor Rangkaian Searah RC:Pengisian Kapasitor Rangkaian Searah RC dengan Kapasito

Sub Konsep yang Dieksperimenkan dalam Inquiry Kapasitor Mengenal Kapasitor Rangkaian Searah RC:Pengisian Kapasitor Rangkaian Searah RC dengan Kapasito Modul-2 INQUIRY LABORATORY Rangkaian Arus Searah: Rangkaian RC Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Sub Konsep yang Dieksperimenkan dalam Inquiry Kapasitor Mengenal Kapasitor Rangkaian Searah RC:Pengisian

Lebih terperinci

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM Adaptor Rate This Alat-alat elektronika yang kita gunakan hampir semuanya membutuhkan sumber energi listrik untuk bekerja. Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang dibuat. Gambar 3.1 menunjukkan blok diagram sistem secara keseluruhan. Anak Tangga I Anak Tangga II Anak

Lebih terperinci

BAB 3 DISAIN RANGKAIAN SNUBBER DAN SIMULASI MENGGUNAKAN MULTISIM

BAB 3 DISAIN RANGKAIAN SNUBBER DAN SIMULASI MENGGUNAKAN MULTISIM BAB 3 DISAIN RANGKAIAN SNUBBER DAN SIMULASI MENGGUNAKAN MULTISIM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Mosfet sebagai sakelar elektronik dapat dibuka (off) dan ditutup (on). Pada saat mosfet berguling ke posisi off,

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING ARUS DAN TEGANGAN PADA BATERAI KENDARAAN BERMOTOR(ACCU) BERBASIS ARDUINO UNO. Zainul As adi

SISTEM MONITORING ARUS DAN TEGANGAN PADA BATERAI KENDARAAN BERMOTOR(ACCU) BERBASIS ARDUINO UNO. Zainul As adi SISTEM MONITORING ARUS DAN TEGANGAN PADA BATERAI KENDARAAN BERMOTOR(ACCU) BERBASIS ARDUINO UNO Zainul As adi Program Studi Pendidikan Fisika, FKIP, Universitas Jember asadizainul45@gmail.com Alex Harijanto

Lebih terperinci

SILABUS. Konsep rangkaian listrik yang diaplikasikan untuk memecahkan masalahmasalah

SILABUS. Konsep rangkaian listrik yang diaplikasikan untuk memecahkan masalahmasalah SILABUS NAMA SEKOLAH : SMK Ma arif 1 Piyungan Bantul MATA PELAJARAN : Rangkaian Listrik KELAS/SEMESTER : 1/1 STANDAR KOMPETENSI : Memahami Rangkaian Listrik KODE KOMPETENSI : 012DKK1 : 4 45 menit KOMPETENSI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 2 BAB III METODE PENELITIAN Pada skripsi ini metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai adalah membuat suatu alat yang dapat mengkonversi tegangan DC ke AC.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN September 2015 bertempat di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik. Alat dan bahan tugas akhir ini, diantaranya :

BAB III METODE PENELITIAN September 2015 bertempat di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik. Alat dan bahan tugas akhir ini, diantaranya : BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengerjaan dan perancangan tugas akhir ini dilakukan dari bulan September 2014 - September 2015 bertempat di Laboratorium Terpadu Jurusan Teknik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS 4.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang Penuh). A. Penyearah Setengah Gelombang Gambar

Lebih terperinci

Desain dan Simulasi Average Model Voltage Source Inverter pada Generator Induksi

Desain dan Simulasi Average Model Voltage Source Inverter pada Generator Induksi Desain dan Simulasi Average Model Voltage Source Inverter pada Generator Induksi Siti Aisyah 2209100179 Dosen Pembimbing Dedet Candra Riawan ST,M.Eng, PhD Ir. Arif Musthofa MT. Latar Belakang Proses ON/OF

Lebih terperinci

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK

BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK BAB 1. RANGKAIAN LISTRIK Rangkaian listrik adalah suatu kumpulan elemen atau komponen listrik yang saling dihubungkan dengan cara-cara tertentu dan paling sedikit mempunyai satu lintasan tertutup. Elemen

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DAN MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH

BAB 3 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DAN MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH 16 BAB 3 PERANCANGAN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI TERBARUKAN DAN MODEL JARINGAN LISTRIK MIKRO ARUS SEARAH Model jaringan listrik mikro arus searah dirancang menggunakan dua pembangkit energi terbarukan, yaitu

Lebih terperinci

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah

Lebih terperinci

Modul-2 INQUIRY LABORATORY Rangkaian Arus Searah: Rangkaian RC

Modul-2 INQUIRY LABORATORY Rangkaian Arus Searah: Rangkaian RC Modul-2 INQUIRY LABORATORY Rangkaian Arus Searah: Rangkaian RC I. Mengenal Kapasitor II. Rangkaian Searah RC:Pengisian Kapasitor III. Rangkaian Searah RC dengan Kapasitor yang Disusun Seri dan Parallel

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER

PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER PEMODELAN DAN SIMULASI MAXIMUM POWER POINT TRACKER (MPPT) PADA SISTEM PANEL SURYA (PHOTOVOLTAIC SOLAR PANEL) MENGGUNAKAN METODE POWER FEEDBACK DAN VOLTAGE FEEDBACK Disusun Oleh: Nama : Yangmulia Tuanov

Lebih terperinci

SIMBOL DAN STRUKTUR DIODA

SIMBOL DAN STRUKTUR DIODA DIODA Dioda dapat digunakan dalam beberapa alat. Sebagai contoh, sebuah perangkat elektronika yang menggunakan baterai sering menggunakan dioda yang fungsinya untuk melindungi perangkat tersebut jika anda

Lebih terperinci

Hukum Hukum Rangkaian. Rudi Susanto

Hukum Hukum Rangkaian. Rudi Susanto Hukum Hukum angkaian udi Susanto Hambatan Listrik dan Hukum Ohm Ketika tegangan listrik (beda potensial) diberikan pada ujung-pangkal konduktor logam maka didapatkan arus yang sebanding dengan tegangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian, perancangan, dan pembuatan tugas akhir ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung (khususnya Laboratorium

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3) fasa. Dengan beban linier yang seimbang dimana arus pada masing-masing fasa berbeda 120

Lebih terperinci

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1 Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331 Oleh Endi Suhendi 1 Menu hari ini (2 minggu): Hambatan & Arus Listrik Rangkaian DC Oleh Endi Suhendi 2 Last Time: Kapasitor & Dielektrik Oleh Endi Suhendi 3 Kapasitor

Lebih terperinci

JOB SHEET 6 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR KONDENSATOR. OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes IBNU SISWANTO, M.Pd.

JOB SHEET 6 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR KONDENSATOR. OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes IBNU SISWANTO, M.Pd. JOB SHEET 6 LISTRIK DAN ELEKTRONIKA DASAR KONDENSATOR OLEH: MOCH. SOLIKIN, M.Kes (m.sol@uny.ac.id) IBNU SISWANTO, M.Pd. (ibnusiswanto@uny.ac.id) PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF FAKULTAS TEKNIK No. JST/OTO/OTO

Lebih terperinci

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK

MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK MODUL PRAKTIKUM RANGKAIAN LISTRIK LABORATORIUM TTPL DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2014 PERCOBAAN I BRIEFING PRAKTIKUM Briefing praktikum dilaksanakan hari Selasa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PENGENDALI SWITCHING PADA KENDARAAN HYBRID RODA DUA Erny Listijorini 1 *, I.Nyoman Sutantra 2, Bambang Sampurno 3 Teknik Mesin, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Cilegon, Indonesia

Lebih terperinci

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik

Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik Desain Konverter DC/DC Zero Voltage Switching dengan Perbaikan Faktor Daya sebagai Charger Baterai untuk Kendaraan Listrik BAGUS PRAHORO TRISTANTIO, MOCHAMAD ASHARI, SOEDIBJO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO, FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada dua tempat yaitu di Laboratorium Pemodelan Fisika untuk perancangan perangkat lunak (software) program analisis

Lebih terperinci

RANGKAIAN AC SERI DAN PARALEL

RANGKAIAN AC SERI DAN PARALEL . Konfigurasi Seri ANGKAAN A S DAN PAA Pada Gambar. beberapa elemen dihubungkan seri. Setiap impedansi dapat berupa resistor, induktor, atau kapasitor. otal impedansi dari hubungan seri dapat dituliskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai.

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang pada. bulan Maret 2013 sampai dengan selesai. 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian tugas akhir ini bertempat di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas Lampung dan PT. PLN (Persero) Cabang Tanjung Karang

Lebih terperinci

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt)

BAB II. Dasar Teori. = muatan elektron dalam C (coulombs) = nilai kapasitansi dalam F (farad) = besar tegangan dalam V (volt) BAB I Pendahuluan Kapasitor (Kondensator) yang dalam rangkaian elektronika dilambangkan dengan huruf C adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi/muatan listrik di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB III PROTEKSI GANGGUAN TANAH PADA STATOR GENERATOR. Arus gangguan tanah adalah arus yang mengalir melalui pembumian. Sedangkan

BAB III PROTEKSI GANGGUAN TANAH PADA STATOR GENERATOR. Arus gangguan tanah adalah arus yang mengalir melalui pembumian. Sedangkan BAB III PROTEKSI GANGGUAN TANAH PADA STATOR GENERATOR III.1 Umum Arus gangguan tanah adalah arus yang mengalir melalui pembumian. Sedangkan arus yang tidak melalui pembumian disebut arus gangguan fasa.

Lebih terperinci

TPI 440 SCOPE PLUS. 2. Ruang Lingkup Prosedur ini mencakup penggunaan, perawatan dan kalibrasi TPI 440 Scope Plus

TPI 440 SCOPE PLUS. 2. Ruang Lingkup Prosedur ini mencakup penggunaan, perawatan dan kalibrasi TPI 440 Scope Plus TPI 440 SCOPE PLUS 1. Tujuan Untuk memberi petunjuk cara penggunaan, perawatan dan kalibrasi TPI 440 Scope Plus dengan benar, dan fungsi peralatan terjaga dengan baik 2. Ruang Lingkup Prosedur ini mencakup

Lebih terperinci

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK

PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK PERTEMUAN II KONSEP DASAR ELEMEN-ELEMEN RANGKAIAN LISTRIK 1. Konsep Dasar a. Arus dan Rapat Arus Sebuah arus listrik i dihasilkan jika sebuah muatan netto q lewat melalui suatu penampang penghantar selama

Lebih terperinci

Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy

Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy Reduksi Harmonisa dan Ketidakseimbangan Tegangan menggunakan Hybrid Active Power Filter Tiga Fasa berbasis ADALINE-Fuzzy Oleh: Marselin Jamlaay 2211 201 206 Dosen Pembimbing: 1. Prof. Dr. Ir. Mochamad

Lebih terperinci

RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER

RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER P R O G R A M S T U D I F I S I K A F M I P A I T B LABORATORIUM ELEKTRONIKA DAN INSTRUMENTASI MODUL 03 RANGKAIAN DIODA CLIPPER DAN CLAMPER 1 TUJUAN Menentukan hubungan antara sinyal input dengan sinyal

Lebih terperinci

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan.

Breadboard Breadboard digunakan untuk membuat dan menguji rangkaian-rangkaian elektronik secara cepat, sebelum finalisasi desain rangkaian dilakukan. Modul 1 Peralatan Peralatan yang akan digunakan pada Praktikum Rangkaian Elektronika adalah: Breadboard Power Supply Multimeter LCR Meter Oscilloscope Function generator Breadboard Breadboard digunakan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. terbarukan hanya sebesar 5.03% dari total penggunaan sumber energi nasional.

1 BAB I PENDAHULUAN. terbarukan hanya sebesar 5.03% dari total penggunaan sumber energi nasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi adalah salah satu isu terhangat yang dibahas dunia saat ini. Saat ini sumber energi primer dunia sangat bergantung pada bahan bakar minyak (BBM). Padahal

Lebih terperinci

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR) LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FISIKA DASAR II RANGKAIAN RC (RESISTOR DENGAN KAPASITOR) TANGGAL PERCOBAAN : 12-03-2017 TANGGAL PENGUMPULAN : 17-03-2017 WAKTU PERCOBAAN : 11.30-13.30 WIB Nama Praktikan : Amrina

Lebih terperinci

BAB III PERAGAAN Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang penuh).

BAB III PERAGAAN Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang penuh). BAB III PERAGAAN 3.1. Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang penuh). 3.1.1. Tujuan Mempelajari bentuk gelombang penyearah setengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inverter adalah alat yang banyak digunakan dalam aplikasi elektronis. Alat ini

BAB I PENDAHULUAN. Inverter adalah alat yang banyak digunakan dalam aplikasi elektronis. Alat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inverter adalah alat yang banyak digunakan dalam aplikasi elektronis. Alat ini sangat berguna untuk mengoperasikan alat elektronis AC ketika tidak ada sumber listrik

Lebih terperinci

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor.

Gambar 11 Sistem kalibrasi dengan satu sensor. 7 Gambar Sistem kalibrasi dengan satu sensor. Besarnya debit aliran diukur dengan menggunakan wadah ukur. Wadah ukur tersebut di tempatkan pada tempat keluarnya aliran yang kemudian diukur volumenya terhadap

Lebih terperinci

Perancangan dan Realisasi Sistem Pengisian Baterai 12 Volt 45 Ah pada Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro di UPI Bandung

Perancangan dan Realisasi Sistem Pengisian Baterai 12 Volt 45 Ah pada Pembangkit Listrik Tenaga Pikohidro di UPI Bandung Jurnal Reka Elkomika 2337-439X Januari 2014 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Teknik Elektro Itenas Vol.2 No.1 Perancangan dan Realisasi Sistem Pengisian Baterai 12 Volt 45 Ah pada Pembangkit Listrik

Lebih terperinci

A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah.

A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah. Revisi : 01 Tgl : 1 Maret 2008 Hal 1 dari 6 A. Kompetensi Menggunakan rangkaian seri-parallel resistor pada sumber daya tegangan searah. B. Sub Kompetensi 1. Menyebutkan penggunaan rangkaian seri dalam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KAPASITOR. Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014

KARAKTERISTIK KAPASITOR. Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 2014 KARAKTERISTIK KAPASITOR Ayu Deshiana(20020008) Program Pendidikan Fisika Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Surya, Tangerang 204. Pendahuluan. Kapasitor adalah komponen elektronika yang dapat

Lebih terperinci

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK

MODUL 1 PRINSIP DASAR LISTRIK MODUL 1 PINSIP DASA LISTIK 1.Dua Bentuk Arus Listrik Penghasil Energi Listrik o o Arus listrik bolak-balik ( AC; alternating current) Diproduksi oleh sumber tegangan/generator AC Arus searah (DC; direct

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK TENAGA LISTRIK NO LOAD AND LOAD TEST GENERATOR SINKRON EXPERIMENT N.2 & N.4 DOSEN PEMBIMBING : Bp. DJODI ANTONO, B.Tech. Oleh: Hanif Khorul Fahmy LT-2D 3.39.13.3.09 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Pada saat pertama kali penggunaan atau ketika alat pemutus daya siaga digunakan pada perangkat elektronik yang berbeda maka dibutuhkan kalibrasi

Pada saat pertama kali penggunaan atau ketika alat pemutus daya siaga digunakan pada perangkat elektronik yang berbeda maka dibutuhkan kalibrasi 48 BAB 4 HASIL PERANCANGAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Prinsip Kerja Alat Hasil yang diperoleh dari perancangan ini yaitu sebuah prototip alat Pemutus Daya Siaga Otomatis. Alat ini berfungsi untuk memutus peralatan

Lebih terperinci

E-Tutorial: Pemodelan Dan Simulasi Respon Transien Arus Dan Tegangan Pada Rangkaian RLC Menggunakan ATPDraw

E-Tutorial: Pemodelan Dan Simulasi Respon Transien Arus Dan Tegangan Pada Rangkaian RLC Menggunakan ATPDraw E-Tutorial: Pemodelan Dan Simulasi Respon Transien Arus Dan Tegangan Pada Rangkaian RLC Menggunakan Iswadi HR 1,2 dan Suwitno 1 1. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Riau, Indonesia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inverter merupakan suatu rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Inverter merupakan suatu rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inverter merupakan suatu rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai pengubah tegangan arus searah menjadi tegangan arus bolak-balik dengan frekuensi tertentu. Tegangan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Kelas Structured-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan II ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : SMA

Lebih terperinci

Rangkaian Listrik Arus Searah. Nama : Zullyandri NIM :

Rangkaian Listrik Arus Searah. Nama : Zullyandri NIM : angkaian Listrik Arus Searah Nama : Zullyandri NIM : 201221047 Pendahuluan Pada bagian ini akan dibahas tentang sumber tegangan arus searah dan analisis rangkaian arus searah dengan menggunakan hukum Ohm

Lebih terperinci

Uji kemampuan pertemuan 1 No Soal Jawaban 1 Tuliskan fungsi alat ukur amperemeter dan voltmeter!

Uji kemampuan pertemuan 1 No Soal Jawaban 1 Tuliskan fungsi alat ukur amperemeter dan voltmeter! Uji kemampuan pertemuan 1 No Soal Jawaban 1 Tuliskan fungsi alat ukur amperemeter dan voltmeter! 2 Perhatikan penunjukkan jarum amperemeter pada gambar berikut! Berapa besar kuat arus yang terukur? Amperemeter

Lebih terperinci

E = = (1,80 x 10 5 N/C )( 4π )(0,50 m) 2 = 5,652 x 10 5 Nm 2 /C

E = = (1,80 x 10 5 N/C )( 4π )(0,50 m) 2 = 5,652 x 10 5 Nm 2 /C PERTEMUAN KE 5 1. Fluks listrik melalui sebuah bola Sebuah muatan titik positif q = 5,0 μc dikelilingi oleh sebuah bola dengan jari-jari 0,50 m yang berpusat pada muatan itu. Berapa fluks listrik yang

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Proses Perancangan Proses perancangan adalah proses pembuatan sketsa atau gambar awal bentuk stand dari pengapian ac dan pengisian dc yang akan di buat. Dalam metode perancangan

Lebih terperinci

Oleh : Kikin Khoirur Roziqin Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng. Ir. Sjamsjul Anam, M.T.

Oleh : Kikin Khoirur Roziqin Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng. Ir. Sjamsjul Anam, M.T. Oleh : Kikin Khoirur Roziqin 2206 100 129 Dosen Pembimbing : Prof. Dr. Ir. Mochammad Ashari, M.Eng. Ir. Sjamsjul Anam, M.T. Latar Belakang Beban Non Linier Harmonisa Filter Usaha Penyelesaian Permasalahan

Lebih terperinci

STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO

STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN II. PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO STUDI PEMODELAN ELECTRONIC LOAD CONTROLLER SEBAGAI ALAT PENGATUR BEBAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKRO-HIDRO Anggi Muhammad Sabri Saragih 13204200 / Teknik Tenaga Elektrik Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Realisasi Perangkat Keras Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara otomatis menggunakan sensor suhu LM35 ditunjukkan pada gambar berikut : 8 6

Lebih terperinci

BAB II Listrik Dinamis

BAB II Listrik Dinamis BAB II Listrik Dinamis Standar Kompetensi : Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari Kompetensi Dasar : 3.2 Menganalisis percobaan listrik dinamis dalam suatu rangkaian

Lebih terperinci

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut

Lebih terperinci

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK

FISIKA. Sesi RANGKAIAN ARUS SEARAH A. ARUS LISTRIK FISIK KELS XII IP - KUIKULUM GUNGN 06 Sesi NGN NGKIN US SEH. US LISTIK rus listrik adalah aliran muatan-muatan positif (arus konvensional) yang apabila makin banyak muatan positif yang mengalir dalam selang

Lebih terperinci

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika + 4 KAPASITOR, INDUKTOR DAN RANGKAIAN A 4. Bentuk Gelombang lsyarat (signal) Isyarat adalah merupakan informasi dalam bentuk perubahan arus atau tegangan. Perubahan bentuk isyarat terhadap fungsi waktu

Lebih terperinci

MONITORING KINERJA BATERAI BERBASIS TIMBAL UNTUK SISTEM PHOTOVOLTAIC

MONITORING KINERJA BATERAI BERBASIS TIMBAL UNTUK SISTEM PHOTOVOLTAIC JURUSAN TEKNIK ELEKTRO Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2013 LOGO MONITORING KINERJA BATERAI BERBASIS TIMBAL UNTUK SISTEM PHOTOVOLTAIC 1 Alief Prisma Bayu Segara

Lebih terperinci

Pengukuran Arus, Tegangan dan Hambatan

Pengukuran Arus, Tegangan dan Hambatan Nama : A.A. Ngurah Bagus Budi Nathawibawa NIM : 1104405059 Pengukuran Arus, Tegangan dan Hambatan 1. Pengukuran Mengukur adalah membandingkan sesuatu yang dapat diukur dengan sesuatu yang dijadikan sebagai

Lebih terperinci

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 SISTEM KONVERTER DC Desain Rangkaian Elektronika Daya Oleh : Mochamad Ashari Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012 Diterbitkan oleh: ITS Press. Hak Cipta dilindungi Undang undang Dilarang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Kelas Free-Problem Posing RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Pertemuan II Oleh: Emilia Dwi Oktavia RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( Pertemuan II ) A. Identitas Mata Pelajaran: 1. Nama Sekolah : SMA Negeri

Lebih terperinci

Latihan soal-soal PENGHANTAR

Latihan soal-soal PENGHANTAR Latihan soal-soal PENGHNTR 1 1. Isilah tabel berikut untuk kawat tembaga : Ø (mm) (mm) R untuk 100m (Ω) 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 ρ tembaga = 0,0175 Ωmm 2 /m 2. Pada rangkaian gambar di bawah ini,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba BAB III PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Sebagai tahap akhir dalam perkuliahan yang mana setiap mahasiswa wajib memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti sidang yudisium yaitu dengan pembuatan tugas

Lebih terperinci

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, *

I Wayan Rinas. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Kampus Bukit Jimbaran, Bali, * Simulasi Penggunaan Filter Pasif, Filter Aktif dan Filter Hybrid Shunt untuk Meredam Meningkatnya Distorsi Harmonisa yang Disebabkan Oleh Munculnya Gangguan Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci