JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan)"

Transkripsi

1 ISSN JURNAL PENDIDIKAN SERAMBI ILMU (Wadah Informasi Ilmiah dan Kreativitas Intelektual Pendidikan) VOLUME 14 NOMOR 1 MARET 2013 Pelaksanaan Supervisi Akedemik Oleh Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Profesional Guru pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur Kabupaten Simeulue Abusmar, Cut Zahri Harun, dan Nasir Usman (Hal 1-7) Kemampuan Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Pada SMA Negeri 7 Banda Aceh Aini Zakiyah (Hal 8-13) The Relation Of Students Learning Habits Towards Accounting Learning Achievement (A Research on Students Grade XII is Sman 1 Banda Aceh) Faridah Yahya dan Siswandi Yunandar (Hal 14-22) Kinerja Guru Dalam Meningkatkan Prestasi Siswa pada SMP Negeri 2 Babahrot Aceh Barat Daya Alfian Helmi (Hal 23-28) Kinerja Komite Sekolah dalam Penyelenggaraan Pendidikan pada SMPN 8 Kota Banda Aceh Arlis. M (Hal 29-38) Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share dalam Perkuliahan Botani Tumbuhan Rendah pada Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi FKIP USM Jailani Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada SMPN I Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Iin Sumidar (Hal 39-44) (Hal 45 51) Kompetensi Guru Dalam Mengelola Proses Pembelajaran di MIN Bambi Kabupaten Pidie Amiruddin (Hal ) Tingkat Penguasaan Guru SD Terhadap Materi Geometri Budiman dan Usman (Hal 57 62) Manajemen Pembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa Prodi Diploma III Kebidanan STIKES Harapan Bangsa Banda Aceh T.Murhadi, Murniati AR, dan Djailani AR (Hal 63 69) Diterbit Oleh FKIP Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu Volume 14 Nomor 1 Hal 1-69 Banda Aceh Maret 2013

2 PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE Oleh *Abusmar, **Cut Zahri Harun, ***Nasir Usman Abstrak: Supervisi akademik di sekolah merupakan upaya kepala sekolah dalam membekali guru untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuannya dalam mengelola perangkat pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: program supervisi, pelaksanaan supervisi, evaluasi pelaksanaan supervisi, faktor pendukung dan kendala pelaksanaan supervisi kepala sekolah pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur Kabupaten Simeulue. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Subjek penelitian adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Program supervisi akademik kepala sekolah mengacu pada hasil musyawarah bersama yang telah disepakati dan dirumuskan pada awal semester program-program tersebut berupa: pembekalan dan pembinaan guru melalui pelatihan, penataran, MGMP dan kunjungan kelas baik secara individu atau kelompok, 2) Pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dilaksanakan secara terjadwal dan melalui tahapantahapan serta memperdayakan guru senior dalam membantu tugas kepala sekolah sebagai supervisor, 3) Evaluasi dilaksanakan berdasarkan instrumen yang telah disusun. Kemudian hasil evaluasi dianalisis dan ditindak lanjuti berupa dorongan, motivasi, sosialisasi dan solusi. 4) Faktor pendukung pelaksanaan supervisi akademik adalah keterlibatannya semua personil sekolah, keinginan kepala sekolah yang tinggi, dan sarana fisik yang memadai. Sedangkan faktor kendalanya dana kurang memadai, keinginan guru masih relatif kurang, terbatasnya waktu dan sarana prasarana guru juga berupa perangkat pembelajaran belum memadai. Kata Kunci: Supervisi Akademik dan Profesional Guru PENDAHULUAN Usaha kepala sekolah dalam meningkatkan profesional guru dapat dilaksanakan melalui tatanan manajemen berbasis sekolah yang memfokuskan pada kegiatan supervisi akademik sebagai usaha penataan, pembinaan dan pengaturan peningkatan professional guru dalam proses pembelajaran. Pembinaan guru oleh kepala sekolah merupakan upaya menumbuh kembangkan kompetensi guru di dalam proses pembelajaran. Pengembangan profesional guru dituntut untuk mampu menghasilkan out put pendidikan yang unggul, dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang unggul dan kondusif. Dalam tatanan otonomi daerah pemerintah telah mengatur berbagai peraturan dan kebijakan pendidikan yang telah diatur dalam undang-undang dan peraturan pemerintah bahwa manajemen pendidikan harus disesuaikan dengan jiwa dan semangat otonomi daerah. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonomi menetapkan bahwa: pengaturan penyelenggaraan pendidikan di atur dalam kewenangan daerah sesuai dengan keputusan pusat. Penyelenggaraan pembangunan pendidikan harus dapat meningkatkan dan menjaga mutu pendidikan agar sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Peningkatan mutu pendidikan banyak aspek yang harus dilakukan dan diperhatikan mulai dari sumber daya manusia, tenaga kependidikan sampai pada kesiswaan serta sarana dan prasarana, kurikulum, proses pembelajaran termasuk *Abusmar adalah Magister Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Syiah Kuala **Cut Zahri Harun adalah Dosen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala ***Nasir Usman adalah Dosen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

3 Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2013, Volume 14 Nomor 1 sistem manajemen dan evaluasi yang harus ada pengawasan secara menyeluruh. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah menetapkan bahwa: (1) Kompetensi Kepribadian, (2) Kompetensi Manajerial, (3) Kompetensi Kewirausahaan, (4) Kompetensi Supervisi dan (5) Kompetensi Sosial. Sesuai dengan ketentuan tersebut di atas seorang kepala sekolah diharapkan dapat memahami tugas pokok dan fungsinya. Sebagai pemimpin, kepala sekolah di harapkan dapat menata dan memberdayakan berbagai komponen dalam lingkungan sekolah serta memahami fungsi supervisi pendidikan. Sistem pendidikan nasional yang telah mengalami perubahan dari bentuk sentralistik menuju desentralisasi pendidikan, telah memberikan nuansa baru terhadap pelayanan dan bantuan kepada guru secara bersinergi dalam menjalankan tugasnya. Sabri (Mulyasa, 2007:48) menyatakan bahwa hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari diri siswa dan faktor lingkungan. Berdasarkan pernyataan di atas upaya guru dalam proses pendidikan perlu pembinaan yang efektif baik yang dilakukan pengawas maupun kepala sekolah. Guru merupakan personil yang langsung berhadapan dengan para peserta didik. Tenaga pendidik dalam pelaksanaan tugasnya tidak hanya mengajar seseorang agar tahu beberapa hal, tetapi guru dapat merubah sikap mental, keterampilan dan kemampuan memahami pokok materi pembelajaran. Tugas guru tidak hanya mengajar, mendidik dan mengasuh tetapi membimbing kepribadian siswa guna mengembangkan sumber daya manusia (SDM). Dengan demikian mendidik menanamkan nilai-nilai yang terkandung pada berbagai pengetahuan yang dibarengi dengan contoh-contoh teladan dari sikap dan tingkalaku gurunya, diharapkan peserta didik dapat menghayati dan kemudian memilikinya, sehingga dapat menumbuhkan sikap mental. Paradigma baru ini diharapkan pengawas pendidik dan supervisor dapat menjalin kerjasama yang lebih harmonis dalam rangka mengembangkan tugas-tugas sebagai tenaga pendidik. Dengan harapan guru dapat menjalankan tugas secara profesional sesuai dengan tugas, fungsi, dan tanggung jawabnya. Sesuai latar belakang masalah di atas, maka peneliti berinisiatif mengkaji jurnal ini dengan judul: Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Profesional Guru pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur Kabupaten Simeulue. METODE PENELITIAN Metode penelitian ini adalah metode deskriptif yang dilaksanakan untuk menggambarkan situasi dan keadaan yang sedang berlaku, sebagaimana yang diungkapkan Sugiyono (2008:65) sebagai berikut metode deskriptif adalah menunjukkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya tentang situasi yang dialami, suatu hubungan dengan kegiatan, pandangan, sikap yang nampak atau tentang suatu proses yang sedang bekerja dan sebagainya. Lokasi penelitian pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur Kabupaten Simeulue. penulis inginkan yaitu untuk mendeskripsikan dan menganalisa pelaksanaan supervisi akademik kepala sekolah dengan tujuan meningkatkan profesional guru dan kemampuan kinerja guru. Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan beberapa orang guru. Subjek penelitian adalah orang atau individu yang bisa dijadikan sebagai sumber informasi yang dapat dibutuhkan dalam pengumpulan data dan informasi. Idrus (Sugiyino, 2008:121) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan subjek penelitian adalah, individu, benda atau organisme yang dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data dalam penelitian. Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk meliput data dalam penelitian. Instrumen dalam penelitian yang diperlukan adalah pedoman observasi, pedoman dokumentasi dan pedoman wawancara. Pengujian kredibilitas data penelitian akan dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, dan member check. KAJIAN PUSATAKA Pengawasan terhadap guru bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan kinerja guru dalam penyusunan perangkat

4 Abusmar, Cut Zahri Harun, dan Nasir Usman, Pelaksanaaan Supervisi Akademik pembelajaran penguasaan kelas dan juga kemampuan mengevaluasi serta memotivasi siswa dalam proses pembelajaran yang lebih baik. Nawawi (Suhardan, 2010:39) menyatakan bahwa kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh seorang pejabat terhadap bawahannya untuk melakukan tugas-tugas dan kewajiban dengan baik sesuai dengan pertelaan tugas yang digariskan. Pernyataan di atas supervisi akademik hadir karena suatu alasan untuk memperbaiki proses belajar dan mengajar yang efektif dan efisien. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat berperan dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Supriadi (Mulyasa, 2007:25) menyatakan bahwa erat hubungan antar mutu kepala sekolah dengan berbagai aspek kehidupan sekolah seperti disiplin, budaya sekolah dan menurunnya perilaku nakal peserta didik. Ini menyatakan bahwa kepala sekolah bertanggungjawab atas manajemen pendidikan secara mikro yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran. Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Supervisi akademik salah satu upaya kepala sekolah membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya dalam meningkatkan mutu guru dan mutu pendidikan. Dengan demikian, esensi supervisi akademik itu sama sekali bukan menilai unjuk kerja guru dalam mengelola proses pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan profesionalnya. Kepala sekolah adalah pemimpin yang mengatur, menggerakkan dan memperdayakan organisasi sekolah. Tugas kepala sekolah bukan hanya dalam bidang administrasi saja namun juga meliputi pemberdayaan sumber daya, baik manusia dan materi untuk meraih tujuan yang ditetapkan oleh kepala sekolah. Sebagaimana dikemukakan oleh Wahjosumijo (2008:203) menyatakan bahwa kepala sekolah bertanggungjawab atas penyelenggaraan pendidikan dengan kewajiban mengadakan pembinaan dalam arti berusaha agar pengelolaan, penilaian, bimbingan, pengawasan dan pengembangan pendidikan dapat dilaksanakan dengan baik. Supervisi akademik merupakan suatu usaha memberikan pelayanan agar guru menjadi professional dalam menjalankan tugas melayani peserta didik, sebagaimana Sutisna (Mulyasa, 2007:155) mengemukakan bahwa supervisi sebagai bantuan dalam pengembangan situasi belajar mengajar agar memperoleh kondisi yang lebih baik, meskipun yang tujuan akhirnya tertuju pada hasil belajar siswa namun diutamakan dalam supervisi adalah bantuan untuk guru. Tujuan Supervisi Akademik Supervisi akademik merupakan program tahunan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah sebagai bagian dari tugas pokok dan fungsi kepala sekolah, dalam upaya meningkatkan profesional guru meliputi pengetahuan, keterampilan mengajar, komitmen dan motivasi. adapun tujuan supervisi akademik sebagaimana diungkapkan oleh Glikman (Muslim, 2010:43) menyatakan bahwa tujuan supervisi akademik adalah untuk membantu guru bagaimana belajar dalam meningkatkan kemampuan mereka sendiri guna mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan bagi siswa-siswanya. Berdasarkan pernyataan tersebut di atas menyiratkan bahwa peran dan tanggung jawab guru serta peran dan tanggung jawab supervisor mutlak untuk dilaksanakan, sebab keberhasilan guru dan pengikatan mutu tidak terlepas dari pengawasan dan pengontrolan baik dari supervisor maupun dari pengawas pendidikan. Melalui supervisi akademik diharapkan kualitas guru dalam pembelajaran dapat menjadi lebih baik. Hal ini tentu dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh guru. Supervisi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah untuk peningkatan profesional guru berarti kepala sekolah membantu guru untuk tumbuh dan berkembang dalam mengajar dan mengelola kelas, memperbaiki keterampilan dasar mengajar, menggunakan media dan alat pembelajaran dan memperluas pengetahuan serta penggunaan administrasi pengajaran. Tujuan yang ingin dicapai dari supervisi akademik ini pada intinya adalah optimalisasi pembelajaran melalui kemampuan guru yang baik, guru mampu menciptakan pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan kreatifitas anak, membentuk sikap dan kepribadian yang baik serta dapat membekali siswa dengan skill dan

5 Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2013, Volume 14 Nomor 1 keahlian yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Suhardan (2010:36) menyatakan bahwa Supervisi akademik yang baik adalah supervisi akademik yang mampu berfungsi mencapai multi tujuan yang dapat dijalankan berdasarkan kaedah-kaedah keilmuan tentang bidang kerjanya. Ungkapan di atas menyatakan tidak ada keberhasilan bagi supervisi jika hanya memperhatikan salah satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan lainnya. Hanya dengan merefleksi ketiga tujuan inilah supervisi akademik akan berfungsi mengubah perilaku mengajar guru. Pada gilirannya nanti perubahan perilaku guru ke arah yang lebih berkualitas akan menimbulkan perilaku belajar siswa yang lebih baik. Selanjutnya perilaku mengajar guru yang baik itu akan mempengaruhi perilaku belajar anak didik. Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa tujuan akhir supervisi akademik adalah terbinanya profesional guru dan hubungan kerja sama antara kepala sekolah dan guru serta gur dan peserta didik yang lebih baik. Supervisi kepala sekolah diarahkan untuk meningkatkan profesionalisme dan kinerja guru yang direfleksikan dalam kompetensi guru Satori (Suhardan, 2010:41) menyatakan bahwa: 1) merencanakan kegiatan belajar mengajar, 2) melaksanakan kegiatan belajar mengajar, 3) menilai proses dan hasil pembelajaran, 4) menggunakan hasil penilaian untuk peningkatan mutu layanan belajar, 5) memberikan umpan balik secara tepat, teratur, dan terus menerus kepada siswa, 6) melayani peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, 7) mengembangkan interaksi pembelajaran yang efektif dari segi strategi, metode, dan teknik, 8) menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, 9) memanfaatkan dan mengembangkan alat bantu dan media pembelajaran, 10) memanfaatkan sumbersumber belajar yang tersedia dan 11) melakukan penelitian praktis berupa penelitian tindakan kelas untuk perbaikan pembelajaran. Jadi ungkapan di atas menunjukkan bahwa dalam kegiatan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai supervisor pendidikan, para guru tidak dianggap sebagai pelaksana pasif, melainkan para guru diperlakukan sebagai partner atau mitra kerja yang memiliki ide-ide, pendapat, dan pengalaman yang perlu didengar dan dihargai serta diikutsertakan di dalam usahausaha perbaikan pendidikan dan pengajaran. Fungsi dan Teknik Supervisi Akademik Dalam pembinaan profesional guru tidak hanya cukup mendorong dan memerintahkan sesuai dengan kehendak supervisor melainkan memberikan dukungan dan motivasi sebagaimana Usman (2007:75) menyatakan bahwa motivasi merupakan dorongan dari dalam diri individu ( intrinsik) dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya (ekstrinsik), kedua faktor tersebut menjadi sumber kekuatan yang dapat membuat seseorang berprestasi baik. Perwujudan tersebut bukan merupakan aktualisasi kemampuan guru tergantung pada berbagai komponen sistem pendidikan yang saling bekerja sama atau berkolaborasi. Peranan kepala sekolah sebagai supervisor di sekolah tempat tugasnya harus dimaksimalisasikan. Sebab pencapaian mutu kinerja guru yang profesional memiliki keterkaitan dengan berbagai komponen pendidikan yang sangat menentukan dalam implementasi mutu kinerja guru agar mampu mengelola pembelajaran yang efektif, selaras dengan paradigma pembelajaran. Tujuan supervisi akademik terhadap guru adalah membantu guru dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan mengajar dalam bidang masing-masing yang dilakukan oleh pihak kompetensi dalam bidang supervisi. Agar supervisi akademik dapat membantu meningkatkan profesional guru dalam mengajar dapat memberikan suatu perubahan dalam proses pembelajaran. HASIL PEMBAHASAN Program Supervisi Akademik Kepala Sekolah pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan kepala sekolah program supervisi akademik secara tertulis sebagaimana yang dikemukakan kepala sekolah SMP Negeri 1 Simeulue Timur bahwa: Program supervisi akademik kepala sekolah mengacu pada hasil musyawarah bersama yang telah disepakati dan dirumuskan pada awal semester program- program tersebut

6 Abusmar, Cut Zahri Harun, dan Nasir Usman, Pelaksanaaan Supervisi Akademik berupa pembekalan dan pembinaan guru melalui pelatihan, penataran, MGMP dan kunjungan kelas baik secara individu atau kelompok. Program pelaksanaan supervisi yang dilaksanakan secara berkala dan berkesinambungan sebagai salah satu upaya peningkatan kemampuan guru dalam mengelola perangkat pembelajaran. Guru adalah merupakan sasaran dalam melaksanakan program supervisi ini tentunya tidak terlepas dari pengontrolan yang kontinyu dan perhatian secara berkesinambungan, pembekalan adalah dambaan semua guru dari seorang supervisor terhadap bawahannya sebagaimana ungkapan seorang guru menyatakan bahwa: Program supervisi akademik dalam meningkatkan profesional guru tidak lain hanya menjalankan program kepala sekolah melalui pembekalan guru baik dalam mengikuti pelatihan, penataran maupun kerja sama dengan musyawarah guru mata pelajaran dari sekolah lain dalam rangka berbagi ilmu dengan teman sejawat. Perumusan yang ideal dari program supervisi dilakukan melalui analisa kebutuhan dilapangan, sehingga menghasilkan perencanaan yang efektif. Perumusan program pada hakikatnya proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternatif mengenai sasaran dan cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Mulyasa ( 2007:15) yaitu: Perencanaan merupakan salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan administratif, tanpa adanya perencanaan yang matang, maka pelaksanaan suatu kegiatan akan mengalami suatu kesulitan dan bahkan gagal untuk mencapai tujuan. perencanaan supervisi harus mempertimbangkan kebutuhan sekolah dan guru-guru. Perencanaan yang tepat menghasilkan program supervisi yang efektif. Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur. Pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah merujuk pada ketentuan dan hasil musyawarah personil sekolah dalam melaksanakan program supervisi akademik yaitu pembekalan guru melalui pembinaan, dorongan dan motivasi dalam mengelola perangkat pembelajaran. Sedangkan mekanismenya pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru, kepala sekolah dibantu oleh dewan guru yang sudah senior di lingkungan SMP Negeri Simeulue Timur, sehingga pada setiap tahunnya pelaksanaan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah dapat berjalan sebagaimana diharapkan dan sesuai dengan program pelaksananya yang telah dirumuskan sebelumnya yaitu pada setiap guru dapat disupervisi dalam satu tahun pelajaran 2 Kali. Pelaksanaan supervisi akademik pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur berlangsung dalam tiga tahap yaitu: 1) tahap perencanaan awal ( menciptakan suasana yang intim dan terbuka, mengkaji rencana pembelajaran yang meliputi tujuan, metode, waktu,media dan evaluasi, menentukan fokus observasi, dan menentukan teknik pelaksanaan observasi), 2) tahap perencanaan observasi (harus luwes, tidak mengganggu proses pembelajaran, tidak bersifat menilai, mencatat dan merekam halhal yang terjadi dalam proses pembelajaran sesuai dengan kesepakatan bersama dan mencantumkan teknik observasi dan 3) tahap akhir/diskusi balikkan pada tahap ini perlu diperhatikan memberi penguatan, mengulas kembali dari tujuan pembelajaran, mengulas hal-hal yang telah disepakati, mengkaji hasil pengamatan, tidak bersifat menyalakan, penyimpulan, merumuskan kembali kesepakatan sebagai tindak lanjut proses perbaikan. Mulyasa (2007:111) menyatakan bahwa pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para guru tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaannya. Dalam pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru kepala sekolah menggunakan format penilaian supervisi dengan intensitas pertemuan sebagaimana disebutkan di atas. Sebagian guru disupervisi pada semester ganjil dan sebagian pada semester genap Sebagaimana pernyataan yang diungkapkan seorang guru bahwa: Peningkatan profesional guru bisa saja melalui kerja sama guru baik dalam kelompok maupun secara individu yang pada tujuannya untuk mendorong, membimbing guru dalam

7 Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2013, Volume 14 Nomor 1 mengembangkan kemampuannya dan bisa dipertanggungjawabkan dalam mengelola proses kegiatan pembelajaran Evaluasi Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur Evaluasi dilaksanakan berdasarkan instrument yang telah disusun, kemudian hasil evaluasi dianalisis dan ditindak lanjuti serta memberikan bimbingan, dorongan, motivasi, sosialisasi dan solusi kepada guru-guru dalam memperbaiki kelemahan dan kekurangan. Evaluasi yang dilaksanakan oleh kepala sekolah SMPN 1 Simeulue Timur memprioritaskan terhadap penilaian kerja guru yaitu 1) penilaian terhadap penyusunan silabus sesuai standar isi, 2) penyusunan rencana program pembelajaran, penilaian terhadap hasil belajar siswa, 3) penilaian kemampuan guru dalam memotivasi siswa pada proses pembelajaran, 4) penilaian kedisiplinan guru dan 5) kesiapan dalam pengembangan diri. Menurut Arikunto ( 2006:3) menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu kepala sekolah juga melakukan evaluasi berdasarkan catatan-catatan pada format dan instrument kepada guru pada setiap tahunnya, sebagai bahan analisis dan masukan dalam membuat program pembinaan guru pada tahun berikutnya. Faktor Pendukung dan Penghambat Pelaksanaan Supervisi Akademik pada SMP Negeri 1 Simeulue Timur Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa: faktor pendukung pelaksanaan supervisi akademik ini adalah : adanya kerja sama dan keterlibatan personil sekolah dalam melaksanakan berbagai kegiatan, disampling sarana prasarana fisik yang memadai, keinginan kepala sekolah yang tinggi. Sangat penting adanya usaha-usaha bagi supervisi sumber daya guru yang mendukung proses pembelajaran secara efektif. Purwanto (2009:125) menyebutkan perlunya orientasi bagi guru di sekolah agar memperoleh kualitas belajar yang tinggi, yaitu: 1. Mengenalkan kepada guru-guru baru secepat mungkin agar mereka segera dapat mengenal sistem sekolah dan masyarakat lingkungan sekolah. 2. Menyediakn bantuan secukupnya agar mereka segera dapat mengenal dan menyesuaikan diri dengan personil sekolah. 3. Memberikan bimbingan yang kontraktif dalam mengembangkan kecakapankecakapan mengajar dan sikap-sikap profesional mereka. 4. Menyediakan kesempatan kepada guru baru untuk berpartisipasi langsung dalam kegiatan sekolah pada umumnya. Sedangkan faktor kendala dalam pelaksanaan supervisi akademik adalah: dana kurang memadai, keinginan guru masih relatif kurang, terbatasnya waktu supervisi dan sarana prasarana guru dan media lainnya yang belum terpenuhi sesuai standar pendidikan SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Program yang telah direncanakan yaitu program pelatihan guru dalam menyusun perangkat pembelajaran, program pembinaan bagi guru yang tidak mematuhi aturan sekolah dan penguasaan pedagogik guru. Dari penunjang proses supervisi juga telah direncanakan program pembinaan MGMP di setiap bidang studi. 2. Pelaksanaan supervisi mengacu pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang pada tujuannya untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan mengajar. Hasil evaluasi dianalisis dan menjadi masukan dalam membuat program pembinaan guru pada tahun berikutnya dan dapat meminimalisirkan kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran. 3. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan instrument yang telah disusun, kemudian hasil evaluasi dianalisis dan ditindak lanjuti serta memberikan bimbingan, dorongan, motivasi, sosialisasi dan solusi kepada guru-guru dalam memperbaiki kelemahan dan kekurangan. Mengevaluasi dan menindak lanjuti pelaksanaan supervisi akademik adalah upaya untuk menyamakan persepsi dan mengurangi

8 Abusmar, Cut Zahri Harun, dan Nasir Usman, Pelaksanaaan Supervisi Akademik kelemahan dan kekurangan guru dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. 4. Keterbatasan kemampuan, kekurangan sarana prasarana dan pendanaan yang tidak selalunya cukup bukanlah menjadi suatu hambatan dalam pelaksanaan supervisi tetapi didukung oleh keinginan dan rasa ingin memiliki, sehingga pelaksanaan supervisi menjadi suatu kebutuhan Saran 1. Program supervisi akademik yang telah disusun program secara tertulis dalam rencana kerja sekolah dan rencana pengembangan sekolah dalam bentuk program kerja kepala sekolah, hal ini perlu ditingkatkan dan di sosialisasikan untuk dapat menumbuhkembangkan minat dan keinginan guru dalam memahami arti pentingnya supervisi. 2. Kegiatan pelaksanaan pembinaan perlu ditingkatkan dan dipertahankan agar kegiatan supervisi bukanlah sebuah kegiatan yang menakutkan melainkan kegiatan kebutuhan. 3. Evaluasi pelaksanaan supervisi akademik perlu dilaksanakan dengan sungguh-sungguh agar dapat membandingkan sejauh mana keberhasilan kegiatan sebelumnya dengan kegiatan yang akan dating dan perlu adanya umpan balik untuk meminimalisirkan kelemahan dan kekurangan yang terjadi. 4. Faktor pendukung dan kendala dalam pelaksanaan supervisi akademik yang dihadapi dapat teratasi jika dilibatkan semua orang yang terlibat dalam kegiatan ini dan saling memberi dukungan satu sama lain yang intinya memperbaiki kinerja dan hendaknya lebih mengutamakan kebersamaan, saling membutuhkan, saling berbagi, sehingga dapat terjalin hubungan yang harmonis, dan tujuan yang ingin diraih dapat tercapai dan memberi dampak kepada peningkatan profesional guru dan mutu pendidikan ke depan. Mulyasa, E. (2007). Menjadi guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya. Muslim, Banun, (2010). Supervisi Pendidikan MeningkatkanKualitas Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta. Peraturan Menteri Pendidikan Nomor 13 Tahun tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Jakarta. Depdiknas. Purwanto, M. Ngalim, (2009). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosda karya. Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Suhardan, Dadang, (2010). Supervisi Profesional Layanan dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran di Ea Otonomi Daerah. Bandung: Alfabeta. Usman, Nasir, (2007). Manajemen Peningkatan Kinerja Guru. Bandung: Mutiara Ilmu. Wahyosumidjo, (2008). Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan Permasalahan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsini. ( 2006). Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Renika.

9 KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PADA SMA NEGERI 7 BANDA ACEH Oleh *Aini Zakiyah Abstrak: Artikel ilmiah ini adalah tulisan hasil penelitian yang merupakan bagian dari Tugas Akhir Mahasiswa S2 (tesis), dalam artikel ilmiah ini menjelaskan tentang kemampuan kepala sekolah yang merupakan salah satu pendukung dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru, strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru, dan kendalakendala yang dihadapi oleh kepala sekolah dalan melaksanakan program peningkatan kompetensi guru. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Subjek penelitian adalah kepala sekolah,wakil kepala sekolah, guru senior/ketua MGMP, dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kepala SMA Negeri 7 Banda Aceh telah melakukan program peningkatan kompetensi guru dalam program kerjanya, program peningkatan kompetensi guru tersebut adalah program pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pemberian motivasi, penghargaan (reward), dan persepsi. 2) Strategi lainya yang ditempuh oleh kepala SMA Negeri 7 Banda Aceh untuk peningkatan kompetensi guru adalah dengan mengirim guruguru ke lembaga pelatihan atau penataran, mengadakan program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), seminar dan workshop, dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk strategi peningkatan kompetensi guru, dalam pelaksanannya sudah terlihat ke arah perbaikan khususnya dalam mengajar, sudah ada peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. 3) Kendala-kendala yang dihadapi adalah sarana dan prasarana masih kurang, selain itu juga yang menjadi kendala adalah waktu yang terbatas. Kata kunci: Kemampuan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi guru PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa serta kualitas sumber daya manusia. Arah pendidikan negara kita telah ditetapkan dalam kebijakan peme- rintah melalui Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga pada gilirannya manu-sia Indonesia mampu berperan aktif sebagai agen pembaharuan serta pengembangan kehidupan nasional maupun internasional. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional pemerintah khusus-nya melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan kita. Salah satu *Aini upaya Zakiyah yang adalah sudah Magister dan sedang Administrasi dilakukan, Pendidikan, Pascasarjana Univers yaitu berkaitan de-ngan faktor guru. Lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang di dalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia. Jika kita lihat realita yang ada sekarang walaupun sertifikasi guru telah di lakukan dan tunjangan profesi sudah di rasakan namun belum banyak berimplikasi terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja

10 Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu, Edisi Maret 2013, Volume 14 Nomor 1 guru belum sepenuhnya di topang oleh derajat penguasaan kompetensi yang memadai, oleh karena itu perlu adanya upaya yang komprehensif guna meningkatkan kompetensi guru. Kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berjalan efektif dan efisien. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, karena permasalahannya holistik, kompleks, dinamis, dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tesebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif. Menurut Satori (2010:25) Peneli-tian kualitatif adalah suatu pendekatan penelitian yang mengungkap situasi sosial tertentu dengan mendeskripsikan kenyataan secara benar, dibentuk oleh kata-kata berdasarkan teknik pengum-pulan dan analisis data yang relevan yang diperoleh dari situasi yang alamiah. Metode kualitatif pada umumnya berorientasi pada hal eksplorasi, pengungkapan logika induktif sehingga penelitian kualitatif bermakna melakukan pengamatan pengamatan, mencari pola-pola konsep yang sebelumnya tidak ditentukan, sehingga penelitian kulitatif merupakan observasi parsipatoris (pengamatan terlibat). Tujuan utama penelitian yang menggu-nakan pendekatan kualitatif adalah mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi teori, tahap ini dikenal sebagai Grounded Theory Research, yaitu menemukan teori berdasarkan data yang diperoleh di lapangan atau situasi sosial. KAJIAN PUSTAKA Kemampuan Kepala Sekolah Siagian (Herabudin, 2009:185) menyatakan bahwa kemampuan adalah keseluruhan daya baik berupa keteram- pilan sosial maupun keterampilan teknis yang melebihi orang lain. Menurut Sergiovanni (Wahyudi, 2009:35) kemampuan merupakan wujud dari kompetensi yang harus dimilki oleh kepala sekolah dalam menjalankan tugas. Menurut Usman (2012:64) kemampuan merupakan hasil perpaduan antara pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Jadi kemampuan itu dapat diperoleh melalui pendidikan, pelatihan maupun pengalaman seseo-rang. Dalam perspektif kebijakan Pendidikan Nasional (Depdiknas, 2006), terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu, sebagai: (1) educator (pendidik); (2) manajer; (3) administrator; (4) supervisor (penyelia); (5) leader (pemimpin); (6) pencipta iklim kerja; dan (7) wirausahawan. Selanjut-nya menurut Mulyasa (2007:98) dalam paradigma baru manajemen pendidikan, kepala sekolah sedikitnya harus mampu berfungsi sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader, inova-tor, motivator (EMASLIM). Kompetensi Kepala Sekolah Istilah kompetensi berasal dari bahasa Inggris Competency yang berarti kecakapan, kemampuan dan wewenang. Seorang dikatakan kompeten di bidang tertentu jika menguasai kecakapan bekerja sebagai satu keahlian selaras dengan bidangnya. Kepala sekolah yang memenuhi kriteria dan persyaratan suatu jabatan berarti berwenang atas jabatan atau tugas yang diberikan dengan kata lain memenuhi persyaratan kompetensi. Dengan demikian menurut Wahyudi (2009:28) bahwa: Kompetensi kepala sekolah adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan kepala sekolah dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara kon-sisten yang memungkinkannya menjadi kompeten atau berkemam- puan dalam mengambil keputusan tentang penyediaan, pemanfaatan dan peningkatan potensi sumber-daya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Secara formal, kompetensi kepala sekolah telah di atur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah, yang menetapkan bahwa kepala sekolah

11 Aini Zakiyah, Kemampuan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan harus memiliki lima kompetensi, yaitu: (1) Kompetensi kepribadian, (2) Kompetensi manajeri-al(3) Kompetensi kewirausahaan, (4) Kompetensi supervisi, (5) Kompetensi sosial. Dengan demikian, kompetensi lain yang perlu dimiliki kepala sekolah menurut Wahyudi (2009:36) meliputi (1) merumuskan visi, (2) merencanakan program, (3) komunikasi dan kerjasama, (4) hubungan masyarakat, (5) mengelola sumberdaya sekolah, (6) pengambilan keputusan, (7) mengelola konflik. Kompetensi Guru Guru yang profesional pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi dalam melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Sarimaya (2009:14) menya-takan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Selanjutnya Kunandar (2009:55) me-nyatakan bahwa pengertian kompe-tensi guru adalah seperangkat penguasa-an kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kiner- janya secara tepat dan efektif. Seorang guru harus mempunyai kemampuan atau kompetensi yang lebih baik daripada peserta didik dengan ditunjukkan pada tingkat kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotor. Jadi pemahaman intelektual yang dipengaru-hi oleh tingkat efektivitas pribadi dengan menunjukkan pada pihak lain sebagai aktualisasi pengetahuan melalui psiko-motor pribadinya. DalamUndang-Undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005 dan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 telah di- tentukan bahwa kompetensi guru me-liputi kompetensi kepribadian, pedago-gik, profesional, dan sosial. Peningkatan Kompetensi Guru Danim dan Danim (2011:67) mengemukakan bahwa secara umum kegiatan pembinaan dan pengembangan guru dimaksudkan untuk merangsang, memelihara, dan meningkatkan kompe-tensi guru dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran yang berdampak pada peningkatan mutu hasil belajar siswa. Kuntoro (Suryosubroto, 2010:193) menyatakan bahwa masyarakat yang cepat berkembang menuntut guru untuk belajar terus menerus. Pengetahuan guru yang usang akan membahayakan generasi brilliant masa mendatang. Usman (2012:118) mengemukakan bahwa: Peningkatan pengetahuan guru dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti mengikuti program pendidikan lanjutan (S2 dan S3), melakukan berbagai penelitian (seperti penelitian ekperimen atau penelitian tindakan kelas), mengikuti pendidikan dan pelatihan on the job dan in-service training, mengikuti berbagai kegiatan ilmiah (seperti seminar, workshop, konferensi, simposium, atau panel diskusi), mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran, dan belajar secara otodidak melalui aktivitas membaca dan menulis. HASIL PEMBAHASAN Program Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru pada SMA Negeri 7 Banda Aceh Penyusunan Progran Kerja Sekolah mengacu pada Pasal 53 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan menentukan bahwa setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan yang merupakan penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah satuan pendidikan yang meliputi masa 4 (empat) tahun. Berdasarkan penelitian penulis, Kepala SMA Negeri 7 Banda Aceh sudah membuat program peningkatan kompetensi guru dalam setiap program kerjanya, selain adanya program pembinaan melalui program supervisi. Salah satu bentuk untuk meningkatkan kompetensi Jurnal Pendidikan guru adalah Serambi dengan Ilmu, Edisi Maret 2013, Volume 1 pelatihan, workshop, seminar, dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Strategi Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru pada SMA Negeri 7 Banda Aceh Setelah dilakukan penelitian ternya-ta peningkatan kompetensi guru di sekolah perlu dilaksanakan secara terus menerus dan terprogram. Segala bentuk kegiatan sekolah,

12 baik berupa intra kurikuler maupun ekstra kurikuler harus diarahkan pada peningkatan kompetensi guru dalam rangka peningkatan mutu pendidikan agar dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan teknologi dan informasi yang berkembang sangat pesat. Berdasarkan penelitian penulis, ada beberapa upaya yang telah dilakukan oleh kepala SMA Negeri 7 Banda Aceh untuk meningkatkan kinerja sekolah, antara lain melalui pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pemberian motivasi, penghargaan (rewards), dan persepsi. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa (2007:141) yang mengemukakan bahwa kepala sekolah harus mampu menumbuhkan disiplin tenaga kependidikan, terutama disiplin diri (selfdiscipline). Jadi sudah menjadi kewajiban kepala sekolah untuk menumbuhkan disiplin tenaga kependidikan yang dimulai dengan sikap demokratis, oleh karena itu dalam membina disiplin tenaga kependidikan harus dari, oleh, dan untuk tenaga kependidikan. Adapun strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru terlihat juga dari program-program yang dilakukan kepala sekolah dalam peningkatan kompetensi guru yang meliputi: (1) Membentuk MGMP di sekolah dan Mengirim guru untuk mengikuti Forum Musyawarah Guru seperti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP); (2) Mengirim guru ke lembaga pelatihan guru atau penataran guru baik di tingkat kabupaten/kota maupun di tingkat provinsi; (3) Mengirim guru untuk mengikuti seminar dan workshop; (4) Memotivasi guru-guru untuk melanjutkan pendidikan bagi guru yang masih D.III ke jenjang S.1, dan bagi guru yang masih S.1 untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang S.2. Dalam pelaksanaannya, untuk forum MGMP pada SMA Negeri 7 Banda Aceh sudah berjalan sesuai dengan program, yaitu dilaksanakan sesuai waktu yang telah ditetapkan yaitu sekali dalam seminggu. Sebagai contoh misalnya untuk MGMP bidang studi Fisika dijadwalkan pada setiap hari Sabtu pertemuannya untuk seluruh guru Fisika se-kota Banda Aceh yang dilaksanakan di SMA Negeri 1 Banda Aceh. Demikian juga dengan bidang studi lainnya, jadwal dan tempat sudah ditentukan. Kegiatan tersebut dikoordinasikan oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Pelaksanaan penataran atau pelatihan di SMA Negeri 7 Banda Aceh terhadap guru belum maksimal, hal ini disebabkan keterbatasan dana, dimana dalam pelaksanaan program peningkatan kompetensi guru dananya bersumber dari pemerintah pusat yang diposkan dalam dana RBOS. Dalam usaha meningkatkan pengelolaan sekolah, penataran selalu dikaitkan dengan personel sekolah, terutama guru. Setelah mengikuti suatu penataran diharapkan agar ada peningkatan guru itu sendiri. Peningkatan ini kiranya akan tercermin dengan adanya perubahan yang terjadi pada guru tersebut. Aplikasi perubahan tersebut terlihat ketika guru dalam melaksanakan tugasnya. Perubahan itu sendiri mencakup sikap, keterampilan dan pengetahuan. Dengan adanya perubahan ini diharapkan guru dapat bekerja secara profesional (Hasan, 2010:51). Untuk meningkatkan kompetensi guru, maka guru-guru di SMA Negeri 7 Banda Aceh aktif mengikuti seminar-seminar pendidikan dan workshop yang dilakukan oleh pemerintah, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Perguruan Tinggi. Ini merupakan komitmen para guru untuk meningkatkan kompeten-sinya, sebab di dalam seminar pendi-dikan akan ditemukan suatu titik terang tentang permasalahan yang dibahas dan melalui workshop dapat meningkatkan kualitas profesional. Usaha kepala sekolah untuk meningkatkan kompetensi gurunya pada SMA Negeri 7 Banda Aceh sudah maksimal yaitu dengan memberikan izin belajar atau tugas belajar bagi guru-guru yang akan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal ini sesuai dengan ketentuan Aini Zakiyah, Pasal Kemampuan 47 ayat (2) Kepala Sekolah dalam Mening Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru menentukan bahwa guru yang sudah memenuhi kualifikasi S.1 atau D.IV dapat melakukan pengembangan dan peningkatan Kuali-fikasi Akademik lebih tinggi dari yang ditentukan. Kendala yang Dihadapi oleh Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru pada SMA Negeri 7 Banda Aceh Dari hasil wawancara dan obser-vasi serta studi dokumentasi dengan responden, dapat diperoleh informasi bahwa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program peningkatan kompetensi guru di SMA Negeri

13 7 Banda Aceh adalah sarana dan prasarana masih kurang. Setelah dilakukan penelitian, ternyata sarana dan prasarana pendidikan seperti dialih fungsikannya beberapa ruang kelas menjadi ruang Tata Usaha dan ruang Kesiswaan, ruang Dewan Guru yang sempit memerlukan perluasan, ruang BK yang juga sempit masih memerlukan perluasan, kurang-nya pengetahuan guru tentang teknologi informatika (TI), dan juga masih ada beberapa ruangan kelas yang kurang pemeliharaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1) Kepala SMA Negeri 7 Banda Aceh telah melakukan program pening-katan kompetensi guru dalam program kerjanya, program pening-katan kompetensi guru tersebut adalah program pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pemberian motivasi, penghargaan (reward), dan persepsi; 2) Strategi lainya yang ditempuh oleh kepala SMA Negeri 7 Banda Aceh untuk peningkatan kompetensi guru adalah dengan mengirim guru-guru ke lembaga pelatihan atau penataran, mengadakan program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), seminar dan workshop, dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi; 3) Kendala-kendala yang dihadapi adalah sarana dan prasarana masih kurang, selain itu juga yang menjadi kendala adalah waktu yang terbatas. Saran 1. Program meningkatkan kompetensi guru perlu diprogramkan secara berkesinambungan, baik jumlah pertemuan ditingkatkan, kualitas materi juga ditingkatkan, atau informasi-informasi unggulan dan terkini dapat diberikan kepada guru, sehingga guru betul-betul memiliki wawasan yang luas sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan atau perkembangan zaman, yang pada akhirnya guru betul-betul menjadi profesional. 2. Program meningkatkan kompetensi guru, sebagaimana tuntutan lembaga, profesi guru dan era globalisasi, maka kepala sekolah juga harus profesional, terutama dalam menyusun program kerja harus melihat kebutuhan dan tantangan yang dihadapi guru yang mana dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari semakin berat, maka perlu dicari strategistrategi baru, terutama dalam pengembangan dan peningkatan kompetensi guru. 3. Kepala sekolah harus mendelegasi-kan wewenangnya kepada para wakil kepala sekolah, dan staf-stafnya sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing, dengan demikian efektifitas dan efisiensi program peningkatan kompetensi guru dapat ditingkatkan. 4. Kepala sekolah harus melakukan supervisi kelas minimal 3 bulan sekali untuk mengetahui kemampuan atau kekurangan yang dimiliki oleh guru. Dengan demikian, kepala sekolah dapat mengetahui kelemah-an-kelemahan guru untuk dilakukan perbaikan serta ditindak lanjuti dengan dikirim ke lembagalembaga pelatihan atau penataran guru yang relevan dengan bidang studinya masing-masing. 5. Perlunya koordinasi dengan Komite Sekolah, Dinas Pendidikan Kabupa-ten, pemerintah Kotamadya Banda Aceh, Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dalam menghadapi kendala atau hambatan. 6. Para guru dituntut meningkatkan motivasi dan inovasi dalam mening-katkan kompetensinya yang lebih baik dan melakukan penelitian-penelitian tindakan kelas untuk mengetahui metode-metode apa yang cocok Jurnal dan Pendidikan relevan dengan Serambi bidang Ilmu, Edisi Maret 2013, Volume 1 studi yang diajarkan. DAFTAR PUSTAKA Danim, Sudarwan dan Danim, Yunan. (2011). Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas. Bandung: Pustaka Setia. Depdiknas. (2006). Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK, SD, SMP, SMA, dan SLB. Jakarta: Bp. Cipta Karya. Hasan, Bachtiar. (2010). Perencanaan Pengajaran Bidang Studi. Bandung: Pustaka Ramadhan.

14 Herabudin. (2009). Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Kunandar. (2009). Guru Profe-sional. Jakarta: PT. Raja Grafindo. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah-/Madrasah. Jakarta: Depdiknas. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Jakarta: Asa Mandiri. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional pendidikan. Sarimaya, Farida. (2009). Sertifikasi Guru, Apa, Mengapa, dan Bagaimana?. Bandung: CV Yrama Widya. Satori, Djam an dkk. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Suryosubroto. (2010). Manajemen Pendidikan Sekolah. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Usman, Nasir. (2012). Manajemen Peningkatan Mutu Kinerja Guru. Bandung: Citapustaka Media Perintis. Wahyudi. (2009). Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Organisasi Pembelajar. Bandung: Alfabeta.

15 KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PADA SMA NEGERI 7 BANDA ACEH Oleh *Aini Zakiyah Abstrak: Artikel ilmiah ini adalah tulisan hasil penelitian yang merupakan bagian dari Tugas Akhir Mahasiswa S2 (tesis), dalam artikel ilmiah ini menjelaskan tentang kemampuan kepala sekolah yang merupakan salah satu pendukung dalam mewujudkan pendidikan yang berkualitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru, strategi kepala sekolah dalam meningkatkan kompetensi guru, dan kendala-kendala yang dihadapi oleh kepala sekolah dalan melaksanakan program peningkatan kompetensi guru. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Subjek penelitian adalah kepala sekolah,wakil kepala sekolah, guru senior/ketua MGMP, dan guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Kepala SMA Negeri 7 Banda Aceh telah melakukan program peningkatan kompetensi guru dalam program kerjanya, program peningkatan kompetensi guru tersebut adalah program pembinaan disiplin tenaga kependidikan, pemberian motivasi, penghargaan (reward), dan persepsi. 2) Strategi lainya yang ditempuh oleh kepala SMA Negeri 7 Banda Aceh untuk peningkatan kompetensi guru adalah dengan mengirim guru-guru ke lembaga pelatihan atau penataran, mengadakan program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), seminar dan workshop, dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Untuk strategi peningkatan kompetensi guru, dalam pelaksanannya sudah terlihat ke arah perbaikan khususnya dalam mengajar, sudah ada peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi pembelajaran. 3) Kendala-kendala yang dihadapi adalah sarana dan prasarana masih kurang, selain itu juga yang menjadi kendala adalah waktu yang terbatas. Kata kunci: Kemampuan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi guru PENDAHULUAN Pendidikan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa serta kualitas sumber daya manusia. Arah pendidikan negara kita telah ditetapkan dalam kebijakan peme- rintah melalui Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga pada gilirannya manu-sia Indonesia mampu berperan aktif sebagai agen pembaharuan serta pengembangan kehidupan nasional maupun internasional. Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan nasional pemerintah khusus-nya melalui Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) terus menerus berupaya melakukan berbagai perubahan dan pembaharuan sistem pendidikan kita. Salah satu upaya yang sudah dan sedang dilakukan, yaitu berkaitan de-ngan faktor guru. Lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, pada dasarnya merupakan kebijakan pemerintah yang di dalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia. Jika kita lihat realita yang ada sekarang walaupun sertifikasi guru telah di lakukan dan tunjangan profesi sudah di rasakan namun belum banyak berimplikasi terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja guru belum sepenuhnya di topang oleh derajat penguasaan kompetensi yang memadai, oleh karena itu perlu adanya *Aini Zakiyah adalah Magister Administrasi Pendidikan, Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE

PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE 1 PELAKSANAAN SUPERVISI AKEDEMIK OLEH KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN PROFESIONAL GURU PADA SMP NEGERI 1 SIMEULUE TIMUR KABUPATEN SIMEULUE Oleh *Abusmar, **Cut Zahri Harun, ***Nasir Usman *Abusma, M.Pd,

Lebih terperinci

Evektifitas Pelaksanaan Tugas Pengawas dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar Lingkungan UPTD Suku I Disdikpora Kota Banda Aceh

Evektifitas Pelaksanaan Tugas Pengawas dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar Lingkungan UPTD Suku I Disdikpora Kota Banda Aceh Evektifitas Pelaksanaan Tugas Pengawas dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan pada Sekolah Dasar Lingkungan UPTD Suku I Disdikpora Kota Banda Aceh 1* Maisyarah S, 2 Nasir Usman, 1 Niswanto 1 Prodi Magister

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana proses pendidikan dilakukan, mempunyai sistem yang dinamis dan kompleks. Kegiatan sekolah bukan

Lebih terperinci

KOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH. Inom Nasution 1 ABSTRAK

KOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH. Inom Nasution 1 ABSTRAK KOMPETENSI GURU DAN PERANAN KEPALA SEKOLAH Inom Nasution 1 ABSTRAK Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan, kompetensi guru merupakan salah satu faktor yang sangat penting. Kompetensi guru tersebut meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Sebagai pemimpin pendidikan, Kepala sekolah mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai tanggung jawab dalam penyelengaraan pendidikan di sekolahnya, untuk menghantarkan sekolah menjadi sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus penelitian, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, definisi istilah. 1.1. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rendahnya kualitas sumber daya manusia merupakan masalah mendasar yang dapat menghambat pembangunan dan perkembangan ekonomi nasional. Penataan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia telah digariskan dalam undang-undang Republik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekolah merupakan suatu sistim yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang harus digerakkan untuk mencapai tujuan. Tujuan pendidikan di Indonesia telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan sangat penting dalam masyarakat, karena pendidikan berpengaruh terhadap kehidupan dalam masyarakat. Pendidikan yang berkualitas akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai 75 BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Pada uraian ini, peneliti akan menyajikan uraian pembahasan sesuai dengan hasil penelitian. Sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan hasil penelitian yang ada sekaligus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai organisasi yang menjalankan proses pendidikan dengan segala fungsi dan hasilnya, mempunyai perangkat yang mewujudkan fungsi dan tugasnya melalui manajemen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi. Supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap unit usaha atau organisasi merupakan sebuah sistem, yang terdiri dari berbagai macam komponen yang saling mendukung dalam rangka mencapai tujuannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan suatu usaha menciptakan manusia yang mampu berinovasi dengan mengembangkan potensi dalam dirinya. Selain itu, pendidikan juga meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur, seperti guru, sarana pembelajaran, aktivitas siswa, kurikulum dan faktor lain seperti

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas II. KAJIAN PUSTAKA A. Supervisi Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah tenaga pendidik. Tenaga pendidik (guru) dituntut untuk mampu melaksanakan tugas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru merupakan sosok yang sangat memegang peranan penting dalam proses pembelajaran siswa di sekolah, yang harus dapat membawa perubahan besar dalam meningkatkan

Lebih terperinci

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012 I. Pilihlah jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar jawaban! 1. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah upaya yang dilakukan negara untuk mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuan pendidikan adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan BAB I PENDAHULUHUAN A. Latar Belakang Masalah UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut :

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. SMA Negeri 2 Sarolangun) dapat disimpulkan sebagai berikut : BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan peneliti terhadap "Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Sekolah Efektif (Studi

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Setelah melalui serangkaian proses pengamatan empirik, kajian teoritik, penelitian lapangan dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian sebagai berikut:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah sangat strategis. Walaupun perkembangan teknologi cukup pesat, sampai saat ini peranan guru sebagai pendidik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepemimpinan secara harfiah berasal dari kata pimpin. Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. PENGARUH PENGALAMAN MENGAJAR DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI IPS EKONOMI KELAS VIII DI SMP NEGERI 1 JATIROTO TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh Media Bina Ilmiah41 MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG Oleh Made Dwianan Mustawan Dosen pada STAH Santika Darma Abstrak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah kunci sukses tidaknya suatu bangsa dalam pembangunan. Indonesia sebagai suatu bangsa yang sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di segala

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH

UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH UPAYA PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI LINGKUNGAN SEKOLAH MUHAMMADIYAH (Studi Kasus Pada Guru SMP Di Lingkungan Majelis Dikdasmen Pimpinan Daerah Muhammadiyah Klaten) NASKAH

Lebih terperinci

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat Naskah Soal Ujian Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) Petunjuk: Naskah soal terdiri atas 7 halaman. Anda tidak diperkenankan membuka buku / catatan dan membawa kalkulator (karena soal yang diberikan tidak

Lebih terperinci

Kepala Sekolah, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn

Kepala Sekolah, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn Kepala Sekolah, Meningkatkan Kualitas Pembelajaran PKn Probo Puji Graffita Prodi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang 5 Malang E-mail: affitd@yahoo.com Abstrak:

Lebih terperinci

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KONTRIBUSI PERSEPSI GURU TENTANG IMPLEMENTASI FUNGSI EMASLIM KEPALA SEKOLAH, IKLIM ORGANISASI, DAN KOMPETENSI GURU TERHADAP KOMPONEN KUALITAS SEKOLAH DI SMAN KABUPATEN TEMANGGUNG TESIS Diajukan Kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang ditandai dengan persaingan yang ketat dalam semua aspek kehidupan, memberi pengaruh terhadap tuntutan akan kualitas sumber daya manusia,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia merupakan suatu sistem pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-undang No. 22 tahun 1999 yang direvisi dengan Undang- undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah membawa nuansa pembaharuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan setiap peserta didik difasilitasi, dibimbing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Upaya peningkatan Sumber daya Manusia salah satunya dilakukan melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun informal. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aspek yang paling utama dalam menghadapi era globalisasi dimana keberhasilan suatu bangsa dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal abad XXI, dunia pendidikan di Indonesia menghadapi tiga tantangan besar. Tantangan pertama, sebagai akibat dari krisis ekonomi, dunia pendidikan dituntut

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI GEUMPANG KABUPATEN PIDIE. Oleh: Yusran

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI GEUMPANG KABUPATEN PIDIE. Oleh: Yusran KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SD NEGERI GEUMPANG KABUPATEN PIDIE Oleh: Yusran Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui program kerja kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir semua negara

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Supervisi Pendidikan 2.1.1 Tujuan Supervisi Supervisi adalah kata serapan dari bahasa Inggris supervision, gabungan dari dua kata super dan vision, yang memiliki arti melihat

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS

PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS Jurnal Visi Ilmu Pendidikan halaman 711 PELAKSANAAN SUPERVISI KLINIS KEPALA SEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN KINERJA GURU DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN PADA SMA NEGERI 2 SAMBAS Oleh Lili Ng Chui Mi 1 Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Definisi Pengawas Pengawas sekolah merupakan bagian dari pendidikan yang bertugas untuk membantu kinerja guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan kegiatan yang bersifat universal, terdapat dimana saja dan kapan saja dalam kehidupan masyarakat manusia. Pendidikan harus selalu progresif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil 1 BAB I PENDAHULUAN A. Identifikasi Masalah 1. Latar Belakang Dalam menghadapi perkembangan abad 21 semua organisasi dituntut untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah merubah pola pikir masyarakat. Hal ini mengakibatkan program pendidikan dan pengajaran jauh ketinggalan dibandingkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan, I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu sistem yang tidak bisa dipisah antara unsur yang satu dengan yang lainnya dan juga tidak bisa dipisahkan dengan sistem-sistem kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan yang merupakan organisasi kompleks dan unik, yang memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. Sehingga tercapainya tujuan sekolah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu:

BAB V PENUTUP. sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu: BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penyajian data yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu: 1. Pelaksanaan peran kepala sekolah di SMA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN . Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pada hakekatnya adalah suatu proses yang menggambarkan pergerakan dari suatu kondisi yang lama ke kondisi yang baru. Pergerakan perubahan itu dilakukan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Dalam sejarah perkembangan peradaban bangsa terlihat jelas bahwa kemajuan bangsa sangat terkait dengan pendidikan sebagai bagian yang tak dapat dipisahkan

Lebih terperinci

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT Anifa Alfia Nur Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract Tugas akhir ini bertujuan untuk mendapat gambaran tentang tingkat kompetensi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga pendidikan dipandang sebagai lembaga yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peran pendidikan sangat penting

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA PROFESIONAL GURU IPA Intan Hastiningrum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu e-mail : intan_hasti@yahoo.co.id Abstract: The purpose of this

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP)

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) 1. Memiliki Landasan dan Wawasan Pendidikan a. Memahami landasan pendidikan: filosofi, disiplin ilmu (ekonomi, psikologi, sosiologi, budaya, politik), dan

Lebih terperinci

PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007

PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007 PEMILIHAN KEPALA SEKOLAH BERPRESTASI TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2007 Materi : WAWASAN KEPENDIDIKAN Hari/Tanggal : - Waktu : Pukul : - Tingkat/Jenjang : KEPALA SMA/SMK/MA Petunjuk pengerjaan: - Berilah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah

I. PENDAHULUAN. Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pemerintah dalam rangka mewujudkan peningkatan kualitas pendidikan telah mengadakan perubahan besar pada kebijakan pada sektor pendidikan dalam berbagai aspek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

Lebih terperinci

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni

Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran. Sri Winarni Supervisi Administrasi Untuk Meningkatkan Kinerja Guru Dalam Menyusun Perangkat Pembelajaran Sri Winarni Guru SDN 1 Pandean Email: sri.winarni@gmail.com Tersedia Online di http://www.jurnal.unublitar.ac.id/

Lebih terperinci

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA SD NEGERI UNGGUL MONTASIK

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA SD NEGERI UNGGUL MONTASIK ISSN 2302-0156 10 Pages pp. 127-136 STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA SD NEGERI UNGGUL MONTASIK Riza Rosita 1, Djailani AR 2, Khairuddin 3 1) Magister Administrasi

Lebih terperinci

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd.

GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd. GURU BERDEDIKASI YANG BERMARTABAT SIAP MENYUKSESKAN PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DALAM MEWUJUDKAN GENERASI EMAS 2045 Pamungkas Stiya Mulyani, M.Pd. Staff pengajar Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan (FITK)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kepala sekolah sebagai administrator memegang kunci bagi perbaikan dai kemajuan sekolah. Ia harus mampu memimpin dan menjalankan peranannya agar segala kegiatan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG 69 BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG A. Kepemimpinan kepala sekolah di SMP Islam Sultan Agung 1 Semarang Kepala sekolah merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Guru memiliki peran dan tanggung jawab yang besar dalam proses pendidikan, di mana tugas seorang guru bukan hanya memberikan transfer ilmu dan seperangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Negara Republik Indonesia dinyatakan bahwa salah satu tujuan negara adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu dalam

Lebih terperinci

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH

KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH Kompetensi Kepribadian 1. Memiliki integritas kepribadian yang kuat sebagai pemimpin : Selalu konsisten dalam berfikir, bersikap, berucap, dan berbuat dalam setiap melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kompetensi Pedagogik Guru Sebelum membahas secara khusus tentang kompetensi pedagogik guru, ada baiknya terlebih dahulu dibahas tentang kompetensi secara umum. Kompetensi merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum menjadi komponen acuan oleh setiap satuan pendidikan. Kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktek pendidikan, selain itu juga

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Supervisi merupakan tahapan proses yang sangat penting bagi suatu organisasi dalam mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan program yang telah direncanakan demi tercapainya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Mulyasa (2006:3) perwujudan masyarakat yang berkualitas 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Telah muncul kesadaran pada diri banyak orang, bahwa pembangunan pendidikan merupakan peristiwa yang tidak akan pernah selesai selagi peradaban manusia masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perkembangan zaman, lembaga pendidikan menjadi semakin berkembang dan berkualitas, madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam di Indonesia.

Lebih terperinci

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK

PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH ABSTRAK Jurnal Ilmiah Mahasiswa Prodi PGSD FKIP Unsyiah Volume 1 Nomor 1, 11-20 Agustus 2016 PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU DI SD NEGERI 10 BANDA ACEH Ayu 1) Nurhaidah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar tahun 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudakan tujuan tersebut,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan sistem otonomi daerah menuntut pengelolaan lembaga pendidikan dilakukan dengan menggunakan sistem manajemen berbasis sekolah yang implementasinya

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Pengelolaan Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia Serpong sudah menggunakan pendekatan-pendekatan model madrasah efektif mulai dari input, proses, dan outputnya.

Lebih terperinci

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI

RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI RESPON GURU TERHADAP VISI SUPERVISI A. PENTINGNYA MASALAH Pendidikan dimasa desentralisasi berbeda dengan sentralisasi. Pada masa sentralisasi segala sesuatu seperti bangunan sekolah, kurikulum, jumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Madrasah Tsanawiyah selaku lembaga pendidikan formal yang bertujuan menyiapkan para peserta didik (siswa), untuk dapat menjadi anggota masyarakat yang mempunyai

Lebih terperinci

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG RINGKASAN TESIS Diajukan kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PADA SMP NEGERI 2 SIMEULUE TIMUR

KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PADA SMP NEGERI 2 SIMEULUE TIMUR Jurnal Ilmiah DIDAKTIKA Februari 2014 VOL. XIV NO. 2, 390-400 KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU PADA SMP NEGERI 2 SIMEULUE TIMUR Karina Purwanti, Murniati A. R. dan Yusrizal

Lebih terperinci

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH DASAR PENINGKATAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SEKOLAH DASAR PENDAHULUAN Nur aeni Asmarani Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Perkembangan zaman dan era globalisasi yang sangat pesat menuntut adanya peningkatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang paling penting karena gurulah yang melaksanakan proses pendidikan langsung menuju

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil 422 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai dan temuan hasil penelitian, maka pada bab lima ini dikemukakan tentang simpulan hasil penelitian pengembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang berlangsung cepat dan masif menuntut kemampuan sumber daya pendidikan melakukan penyesuaian yang bermakna

Lebih terperinci

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB II TELAAH PUSTAKA BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Manajemen Sekolah Manajemen pendidikan di tingkat sekolah merupakan suatu sistem yang setiap komponen didalamnya mempunyai kewenangan melaksanakan tugas pokok dan fungsinya untuk

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran.

BAB VI KESIMPULAN. tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran. 175 BAB VI KESIMPULAN Bab ini merupakan bab terakhir atau bab penutup. Pada bab ini memuat tiga sub bab pokok bahasa, yaitu kesimpulan, Implikasi dan saran. A. Kesimpulan Berdasarkan fokus penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk. meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan pada hakikatnya merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan kualitas manusia. Sekolah merupakan salah satu organisasi untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dunia pendidikan Indonesia saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan baik dilihat dari sudut pandang internal berhubungan dengan pembangunan bangsa maupun dari

Lebih terperinci

: Kompetensi Manajerial, Kepala Sekolah, Kinerja guru

: Kompetensi Manajerial, Kepala Sekolah, Kinerja guru KOMPETENSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI MTsN Tungkop Nurussalami Dosen Pendidikan Teknik Elektro Fakultas Tarbiyah UIN Ar-Raniry Abstrak Kompetensi manajerial kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas sumber daya

Lebih terperinci

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA MADRASAH ALIYAH RUHUL ISLAM ANAK BANGSA BANDA ACEH.

STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA MADRASAH ALIYAH RUHUL ISLAM ANAK BANGSA BANDA ACEH. STRATEGI KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU PADA MADRASAH ALIYAH RUHUL ISLAM ANAK BANGSA BANDA ACEH Khairuddin Abstract The purpose of this study was to determine the efforts

Lebih terperinci

Prosiding Pendidikan Agama Islam ISSN:

Prosiding Pendidikan Agama Islam ISSN: Prosiding Pendidikan Agama Islam ISSN: 2460-6413 Upaya Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Pendidikan Agama Islam dalam Rangka Peningkatan Mutu Belajar Mengajar Upaya Kepala Sekolah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alam, melainkan pada keunggulan sumberdaya manusianya. Perkembangan global

BAB I PENDAHULUAN. alam, melainkan pada keunggulan sumberdaya manusianya. Perkembangan global 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam, melainkan pada keunggulan sumberdaya manusianya. Perkembangan global yang terjadi pada

Lebih terperinci

BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam

BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN. secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam BAB V PENYAJIAN DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini, semua data penelitian yang telah dipresentasikan di Bab terdahulu akan dibahas secara berurutan sebagaimana telah disajikan dalam penyajian data. Peneliti

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki makna yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Makna penting pendidikan ini telah menjadi kesepakatan yang luas dari setiap elemen masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini disebabkan gurulah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang dan Masalah. 1. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah 1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu kebutuhan yang sangat penting bagi manusia. Pendidikan adalah suatu proses sadar tujuan, artinya bahwa kegiatan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT

BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 9 BAB II DESKRIPSI SMA NEGERI RAYON 08 JAKARTA BARAT 2.1 Standar Pengelolaan Pendidikan Berdasarkan Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

Lebih terperinci