BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami buang air besar yang sering dan masih memiliki kandungan air berlebihan. Di dunia, diare adalah ke-3 penyebab kematian paling umum pada balita, membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun. 1 Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang seperti Indonesia, karena angka kesakitan dan kematian yang masih tinggi. Survey hereditas yang dilakukan oleh Kementrian RI tahun 2006, angka kesakitan diare semua umur sebesar 423 per 1000 penduduk, walaupun hasil survey 2010 terjadi penurunan yaitu sebesar 411 per 1000 penduduk tetapi penurunan itu sangat kecil. 2 Kejadian Luar Biasa (KLB) diare masih sering terjadi terutama di wilayah dengan faktor risiko, kesehatan lingkungan yang jelek serta perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) masih rendah. Jumlah KLB pada tahun 2009 terjadi 24 KLB dengan jumlah penderita orang, meninggal 100 orang (CFR 1,74%) dan pada tahun 2010 terjadi 33 KLB dengan jumlah penderita orang, meninggal 73 orang (CFR 1,74%). 2 Penyakit diare masih sering menimbulkan KLB (Kejadian Luar Biasa) seperti halnya kolera dengan jumlah penderita yang banyak dalam waktu yang singkat. 1 Diare merupakan salah satu topik kesehatan yang sering diteliti, sehingga jumlah penelitian tentang diare cukup banyak. Laporan Program Pembangunan PBB mengenai status pencapaian Tujuan Pembangunan Manusia atau Milenium Development Goals (MDGs) di Indonesia mengalami kemunduran. Pada tahun 2015, MDGs mencanangkan 69% penduduk Indonesia dapat mengakses air minum yang layak dan 72,5% memperoleh layanan sanitasi yang memadai. Faktanya, hanya 18% penduduk yang memiliki akses ke sumber air minum dan sekitar 45% mengakses sarana sanitasi yang memadai. 3 1

2 Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan atau pembaharuan. 4 Anak belajar mengenal lingkungan dan menyerap pengetahuan melalui apa yang dilihat dan didengarnya, bahkan 55% pengetahuan anak didapat dari pengamatan dan pendengaran, sehingga indra penglihatan dan pendengaran merupakan pintu gerbang masuknya ilmu pengetahuan kedalam diri anak. 5 Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan diantaranya adalah pendidikan, ekonomi, hubungan sosial-budaya, pengalaman, akses pelayanan kesehatan dan paparan media. 6 Media audio-visual juga merupakan salah satu sarana alternatif dalam melakukan proses pembelajaran untuk penyampaian pesan/informasi berbasis teknologi. Melalui media audio-visual penyampaian dapat lebih interaktif dan lebih memungkinkan terjadinya two way traffic dalam proses pembelajaran. 7 Menurut data dari Dinas Kota Semarang pada tahun 2011, angka kejadian diare pada anak usia lebih dari 5-15 tahun sebanyak penderita dan merupakan jumlah tersebar yaitu 34,97% dari semua tingkatan umur pada penderita diare. Dari 37 puskesmas di kota Semarang, puskesmas Kedung Mundu menempati urutan pertama yaitu 7,89% dengan jumlah penderita. 8 Hasil studi pendahuluan melalui wawancara pada 5 anak di SD yang berada di wilayah kerja Puskesmas Kedung Mundu di dapatkan hasil ternyata banyak anak yang belum tahu tentang diare, selanjutnya diperoleh info bahwa anak-anak SD tersebut belum pernah mendapatkan informasi tentang diare melalui media audio-visual. Pada masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar kira-kira umur 9 atau 10 tahun sampai umur 12 atau 13 tahun, anak-anak pada masa ini amat realistic, ingin mengetahui, dan ingin belajar. 9 Dimana pada usia tersebut anak berda pada kelas IV sedang VI sekolah dasar. Dimasa tersebut anak mulai diberikan pengetahuan tentang makhluk hidup dan proses kehidupan serta tentang kesehatan lingkungan. 2

3 Dari latar belakang di atas bahwa penyampaian informasi lebih menarik jika disampaikan dengan metode dan media yang menarik pula, dan angka kejadian diare pada anak juga masih tinggi, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang Peranan Media Audio-Visual terhadap Peningkatan Pengetahuan tentang Diare pada Anak SD (Studi Pada Anak SD Negeri Kedung Mundu Semarang). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas dapat dirumuskan masalah penelitian Adakah peranan media audio-visual terhadap peningkatkan pengetahuan tentang diare pada anak SD (Studi Pada Anak SD Negeri Kedung Mundu Semarang)? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui peranan media audio-visual terhadap peningkatan pengetahuan tentang diare pada anak SD. 2. Tujuan Khusus a. Mendeskripsikan pengetahuan tentang diare pada anak SD sebelum diberikan perlakuan dengan media audio-visual. b. Mendeskripsikan pengetahuan tentang diare pada anak SD sesudah diberikan perlakuan dengan media audio-visual. c. Menganalisis perbedaan pengetahuan tentang diare pada anak SD sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan media audiovisual. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat menjadi alat alternatif atau cara dalam penyampaian informasi kesehatan pada anak SD 3

4 2. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi tentang media yang dapat digunakan dalam penyampaian informasi kesehatan atau penyuluhan tentang kesehatan. 3. Manfaat Metodologis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti-bukti awal guna mengembangkan penelitian yang lebih mendalam dan intensif tentang pemanfaatan media audio-visual dalam peningkatan pengetahuan. E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 No Peneliti (Th) 1 Sri Joeda Andajani (2000) 2 Hotber ER Pasaribu (2005) Keaslian Penelitian Judul Desain Studi Variabel Bebas dan Terikat Studi Efektivitas quasieksperimen Efektivitas Media Booklet media booklet tentang dengan tentang Mata pada pretestpostest kesehatan mata Perubahan Perilaku Perilaku Murid Murid SDN di control SD Kecamatan design Gedangan Sidoarjo Perbandingan Penyuluhan Metode Ceramah Tanya Jawab Dengan Penyuluhan Menggunakan Buku Kecacingan Dalam Mencegah Reinfeksi Ascaris lumbricoides Pada Anak Sekolah Dasar eksperiment al semu Penyuluhan Metode Ceramah Tanya Jawab Penyuluhan Menggunakan Buku Kecacinga Mencegah Reinfeksi Ascaris lumbricoides Hasil Berdasarkan analisis secara kuantitatif intervensi pendidikan kesehatan melalui pemberian tugas baca booklet dan diskusi kelompok lebih efektif dibandingkan dengan CTJ dalam peningkatan pengetahuan dan sikap tentang kesehatan mata (p<0,05). Dengan demikian gabungan media booklet dan diskusi kelompok mampu dijadikan media alternatif dalam upaya peningkatan pengetahuan dan sikap untuk perubahan perilaku sehat murid SD seperti media dan metode lain yang sudah pernah digunakan. 10 Terdapat peningkatan PSP setelah dilakukan penyuluhan kesehatan (p <0.01). Metode ceramah lebih baik dari metode buku kecacingan dalam meningkatkan rerata pengetahuan (p = 0.02), namun tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada rerata sikap dan praktek kesehatan. Tidak terdapat perbedaan antara kedua metode penyuluhan 4

5 3 Nova Adriani Husni Nasution (2010) 4 Pariawan Lutfi Ghazali (2008) Efektivitas Media Promosi (Leaflet) Dalam Perubahan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) Dan Asi Eksklusif Di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Kota Padangsidimpuan Tahun 2010 Pengembangan Buklet Sebagai Media Pendidikan Reproduksi Pada Remaja Tuna Netra Kuasi eksperimen pre-post design Kualitatif Pada Anak Sekolah Dasar Efektivitas media promosi kesehatan (leaflet) Pengetahuan Sikap 3. Pengembangan buklet sebagi media 4. Pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja tuna netra dalam mencegah reinfeksi ascariasis (p = 0.595). 11 Hasil menunjukkan bahwa media promosi kesehatan (leaflet) efektif untuk menaikkan skor pengetahuan dan skor sikap ibu hamil tentang IMD dan ASI Eksklusif di Wilayah Kecamatan Padangsidimpuan Selatan Tahun 2010 dengan nilai p =0, hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa buklet merupakan media pendidikan kesehatan reproduksi yang bisa dikembangkan bagi tunanetra remaja. 13 Perbedaan dengan penelitian sebelumnya adalah, pada penelitian ini dilakukan melalui desain studi eksperimen non-equivalent control grup design. Variabel bebas media audio-visual dan variabel terikatnya adalah pengetahuan tentang diare. Serta hasil yang diharapkan berupa adanya peranan media audio-visual terhadap tingkat pengetahuan tentang diare pada anak sekolah dasar. 5