Bertalina Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bertalina Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang"

Transkripsi

1 PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI SEIMBANG PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI DI KECAMATAN RAJABASA KOTA BANDAR LAMPUNG Bertalina Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang Abstrak: Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang Pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan, proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu. Upaya peningkatan status gizi terutama pada anak sekolah merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas SDM yang merupakan bagian dari pembangunan itu sendiri. Hasil Riskesdas tahun 23, menunjukkan prevalensi pendek anak usia 5-2 tahun sebesar 3,7 % dan prevalensi obesitas,%, dan untuk provinsi Lampung angkanya diatas angka nasional. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya perbedaan peningkatan pengetahuan tentang gizi seimbang dengan menggunakan media promosi kesehatan pada siswa Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan rancangan quasy eksperimen (Eksperimen Semu) dengan populasi siswa sekolah kelas 5 dengan jumlah sampel 79 orang. Pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan kemudian diolah secara statistik: univariat dan bivariat dengan analisis uji t. Hasil penelitian menunjukkan, ada perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan pada intervensi dengan menggunakan leaflet dengan p value,6. Ada perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan pada pengukuran pertama dan kedua yaitu pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dengan ceramah/slide dengan p value,. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata peningkatan pengetahuan antara siswa yang mendapat intervensi gizi seimbang dengan intervensi menggunakan leaflet dan ceramah/slide didapatkan nilai p,6. Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dianjurkan adalah agar institusi Kesehatan dalam pelaksanaan program khususnya Perbaikan Gizi di Institusi khususnya pendidikan dengan cara memberikan penyuluhan dengan menggunakan media seperti slide atau leaflet untuk anak sekolah dasar sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan gizi siswa. Pihak sekolah dapat bekerjasama dengan puskesmas dalam pelaksanaan program UKS dengan melaksanakan kegiatan rutin 3 bulan sekali dengan kegiatan seperti penyuluhan (memberi informasi melalui ceramah dengan menggunakan slide atau meberikan leaflet), menimbang BB dan mengukur TB. Kata Kunci: pengetahuan, gizi seimbang, media promosi kesehatan (slide, leaflet) Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-tingginya (UU Kesehatan, 29). Gizi merupakan bagian yang cukup penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas untuk mencapai keseimbangan konsumsi gizi pada setiap individu atau keluarga, juga dipengaruhi banyak faktor seperti ekonomi sosial budaya, kebiasaan, kesukaan, kondisi kesehatan termasuk juga pendidikan dan pengetahuan tentang gizi. Pengetahuan makanan dan kesehatan sangat penting untuk dipelajari karena pengetahuan tentang makanan dan kesehatan adalah faktor internal yang mempengaruhi konsumsi makanan. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan, proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari proses pembangunan itu sendiri (Hamalik, 2). Upaya peningkatan status gizi masyarakat sangat penting karena status gizi terutama pada anak sekolah merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas sumber daya manusia yang merupakan bagian dari pembangunan itu sendiri. Perbaikan gizi diperlukan pada seluruh siklus kehidupan, mulai sejak masa kehamilan, bayi dan anak balita, pra-sekolah, anak Sekolah Dasar (SD), remaja dan dewasa sampai usia lanjut. Anak SD perlu diperhatikan dengan baik karena disamping jumlahnya banyak yaitu sekitar 3% dari jumlah penduduk, program gizi pada kelompok ini berdampak luas tidak saja pada aspek kesehatan, 56

2 Bertalina, Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan 57 gizi dan pendidikan masa kini, tetapi juga yang secara langsung mempengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa datang (Direktorat Gizi Masyarakat, 25). Menurut Syafiq (22) Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, pengetahuan dan kesadaran orang tua baik dengan latar tingkat pendidikan rendah maupun tinggi mengenai asupan gizi yang sesuai untuk anak masih minim. Hasil penelitian Bertalina (22) didapat ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan status gizi anak dengan nilai p=,24 dan 2,5% anak mempunyai pola konsumsi makan yang kurang baik. Anak sekolah merupakan salah satu kelompok rawan gizi yang perlu mendapatkan perhatian. Selain itu mereka juga merupakan cikal bakal sumber daya manusia sehingga perlu diperhatikan keadaan gizinya agar dikemudian hari mereka menjadi sumber daya manusia berkualitas. Hal ini sesuai dengan rencana pembangunan bangsa. Tinggi badan anak usia sekolah merupakan refleksi status gizi pada umur sebelumnya atau pada umur balitanya. Anak dengan riwayat kekurangan energi dan protein berat dan menahun sukar untuk mengejar ketinggalan pertumbuhan dalam waktu singkat guna mencapai tinggi normal sesuai dengan umurnya (Direktorat Bina Gizi Depkes RI, 99). Menurut Syafiq (22) Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, pengetahuan dan kesadaran orang tua baik dengan latar tingkat pendidikan rendah maupun tinggi mengenai asupan gizi yang sesuai untuk anak masih minim. Terbukti dengan tingginya kasus kegemukan dan kurang gizi pada anak-anak di Indonesia. Hasil Riskesdas tahun 23, menunjukkan prevalensi pendek anak usia 5-2 tahun sebesar 3,7 % dan prevalensi obesitas,%, dan untuk provinsi Lampung angkanya diatas angka nasional. Edukasi dan peningkatan kesadaran mengenai gizi kepada orangtua merupakan sebuah pekerjaan rumah yang harus diatasi sesegera mungkin untuk mengantisipasi terjadinya lost generation. Edukasi gizi kepada anak mulai tingkat sekolah dasar juga sangat penting untuk menanamkan kebiasaan pola makan yang sehat sejak dini. Salah satu upaya untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat pada umumnya dan anak sekolah khususnya dapat dilakukan melalui program Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE). Penyampaian materi pada program KIE dapat dilakukan melalui beberapa metode dan media. Media yang digunakan sangat bervariasi, mulai dari yang tradisional yaitu mulut (lisan), bunyi-bunyian (kentongan), tulisan (cetak), sampai dengan elektronik yang modern yaitu televisi dan internet (Notoatmodjo, 27). Hasil penelitian Lytle, et al., (2); Levinger (25) menyimpulkan bahwa keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat berpengaruh terhadap pengetahuan, keterampilan dan sikap anak, sehingga sangat dibutuhkan dalam rangka mempromosikan pola makan yang sehat dan pemilihan makan dan pola makan yang sehat. Beberapa penelitian tentang pendidikan gizi terutama tentang besi dan kadar hemoglobin melaporkan bahwa pendidikan gizi memberikan pengaruh yang positif terhadap pengetahuan gizi besi dan kadar hemoglobin. Pemberian tambahan materi pengetahuan gizi dan kesehatan pada anak sekolah dasar dapat meningkatkan pengetahuan gizi dan kesehatan dari 5 % menjawab benar menjadi 7 %. Selanjutnya metode penyampaian tambahan materi gizi dan kesehatan yang paling baik adalah melalui penyampaian secara khusus, yaitu dapat meningkatkan prosentase anak yang menjawab benar dari 56,97 menjadi 92,3 % (Irawati dkk., 99). Dalam program KIE media cetak lebih efektif untuk menyampaikan informasi dan pendidikan gizi, karena media cetak merupakan suatu media statis, mengutamakan pesan-pesan visual, dan umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam tata warna yaitu berupa poster, leaflet, brosur, majalah, modul, dan buku saku. Dari beberapa media cetak tersebut yang dapat digunakan dalam program KIE untuk anak sekolah diantaranya adalah buku saku atau booklet dan leaflet. Booklet adalah suatu media untuk menyampaikan pesan-pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun gambar (Suhardjo, 996). Menurut Syafiq (22) Ketua Pusat Kajian Gizi dan Kesehatan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, pengetahuan dan kesadaran orang tua baik dengan latar tingkat pendidikan rendah maupun tinggi mengenai asupan gizi yang sesuai untuk anak masih minim. Hasil penelitian Bertalina (22) didapat ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan status gizi anak dengan nilai p=,24 dan 2,5% anak mempunyai pola konsumsi makan yang kurang baik. Hasilpenelitian juga menunjukkan 34% tidak pernah sarapan pagi dan 45% menyatakan jarang sarapan pagi.sehingga peneliti ingin meneliti intervensi yang manakah yang tepat dalam meningkatkan pengetahuan gizi pada usia sekolah melalui institusi sekolah khususnya sekolah dasar negeri.

3 5 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor, April 25, hlm Kecamatan Rajabasa merupakan salah satu kecamatan yang ada di Bandar Lampung, yang merupakan daerah pinggiran yang berbatasan dengan kabupaten Lampung Selatan dan 54% lahan yang ada di wilayah tersebut dimanfaatkan sebagai lahan pertanian dan perkebunan. Sehingga kondisi wilayah sebagian mewakili perkotaan dan sebagian mewakili pedesaan.penduduk yang tinggal di wilayah tersebut sebagian mewakili daerah perkotaan dan sebagian mewakili pedesaan. (profil kecamatan Rajabasa,23). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan pengetahuan tentang gizi seimbang dengan menggunakan media promosi kesehatan pada siswa Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. METODE PENELITIAN Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian ini, maka rancangan yang dipergunakan dalam penelitian adalah quasy experiment. Dimana pengukuran dan pengumpulan data dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi pada dua kelompok siswa sekolah dasar negeri yaitu satu kelompok mendapat intervensi dengan media leaflet dan kelompok lainnya mendapat intervensi ceramah dengan media slide. Subjek Penelitian adalah siswa SD kelas V di 2 Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Rajabasa yaitu SD negeri Rajabasa Raya dan SD Negeri Rajabasa dengan jumlah populasi 7 siswa. Sampel dalam penelitian ini adalah bagian dari populasi yaitu siswa kelas V dasar di 2 sekolah dasar terpilih yang ditentukan secara secara acak di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung dengan jumlah sampel 79 siswa. Unit analisis adalah siswa kelas V SD dengan alasan bahwa pada siswa Sekolah Dasar Kelas 5 sudah memenuhi kriteria penelitian karena siswa kelas 5 SD sudah dapat membaca dengan baik dan benar, serta mereka dapat memahami isi dari leaflet dan materi gizi seimbang yang diberikan. Kriteria Inklusi: ) Siswa kelas V SD 2) Bersedia menjadi responden dalam penelitian ini 3) Anak dalam kondisi sehat 4) Ada pada saat penelitian dilaksanakan Kriteria Eksklusi: ) tidak bersedia menjadi responden 2) Tidak masuk sekolah saat penelitian berlangsung 3) Responden dalam keadaan sakit Pengambilan sampel dilakukan dengan total populasi di dua sekolah yaitu 7 siswa, namun pada saat penelitian siswa sakit. Sehingga sampel yang ada pada saat penelitian berlangsung sampel yang ada 79 siswa. Lokasi dalam penelitian ini adalah 2 SD Negeri di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung yaitu SD Negeri 2 Rajabasa dan SD Negeri Rajabasa Raya. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Agustus selama minggu tahun 24. HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL. Analisis Univariat a. Pendidikan dan Pekerjaan Ibu serta ayah di SD negeri I Rajabasa Raya (Intervensi Leaflet) Kecamatan Rajabasa Tabel Distribusi Ibu dan Ayah Berdasarkan Pekerjaan dan PendidikanDi SDN Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung Variabel Jumlah Persentase (%) Pekerjaan Ibu PNS Pegawai swasta Wiraswasta Tidak bekerja ,5 2,6 5, 7, Total 3. Pendidikan Ibu SD SMP SMA Perguruan Tinggi 4 7 6,6 2,9 44,7 5, Total 3. Pendidikan Ayah SD SMP SMA Perguruan Tinggi , 3,2 5. 2, Total 3. Pekerjaan Ayah PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Tidak bekerja ,4 39,5 34,2 7,9 Total 3. Distribusi ibu berdasarkan pekerjaan didapat dimana ibu yang tidak bekerja sebanyak 27 orang (7,%) dan pekerjaan ayah terbesar adalah pegawai swasta 5 orang (39,5%) dan wiraswasta sebanyak 3 orang (34,2%). Distribusi menurut tingkat pendidikan didapat ibu dengan pendidikan SMA sebanyak 7 orang (44,7%) dan pendidikan ayah terbanyak dengan pendidikan SMA yaitu9 orang (5%).

4 Bertalina, Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan 59 b. Pendidikan dan Pekerjaan Ibu serta Ayah di SD Negeri 2 Rajabasa (Intervensi Slide) Kecamatan Rajabasa Tabel 2 Distribusi Ibu dan Ayah Berdasarkan Pekerjaan dan Pendidikan, Di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung Variabel Jumlah Persentase (%) Pekerjaan Ibu PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Tidak Bekerja ,5 2,5 7,3 7,7 Total 4. Pendidikan Ibu SD SMP SMA Perguruan Tinggi 3 9 7,3 9,5 46,4 26, Total 4. Pendidikan Ayah SD SMP SMA Perguruaan Tinggi 5 7 2,5 2, 43,9 4,5 Total 4. Pekerjaan Ayah PNS Pegawai swasta Wiraswasta Tidak Bekerja ,7 29,3 34, 4,9 Total 4. Pada tabel diatas terlihat bahwa pada SDN Rajabasa 2 terdapat 29 orang (7,7%) ibu tidak bekerja dan 4 (34,%) ayah dari siswa bekerja sebagai wiraswasta serta 3 (3,7 %) bekerja sebagai PNS. Pendidikan ibu sebanyak 9 orang ( 46,4%) adalah tamat SMA, begitu juga dengan pendidikan ayah siswa orang (43,9%) adalah lulusan SMA. c. Siswa Sekolah ) Umur Tabel 3 Distribusi Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Umur Di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung Umur Jumlah Persentase (%) SD I Rajabasa Raya , 55,3 2, 2,6 Jumlah 3. SD 2 Rajabasa ,9 65,9 2,2 Jumlah 4, Tabel 3 menunjukkan hasil univariat dari penelitian dimana didapat distribusi siswa sekolah berdasarkan umur, terlihat umur siswa berkisar antara 9-2 tahun, terbanyak pada umur tahun di SDN Rajabasa Raya sebanyak 2 siswa (55,3%), umur 9 tahun sebanyak (2,%) dan umur tahun sebanyak (2,%). Untuk SDN 2 Rajabasa umur siswa tahun sebanyak 27 siswa (65,9%) dan umur 9 tahun sebanyak 9 (2,9%). 2). Jenis Kelamin Distribusi berdasarkan jenis kelamin di SDN Rajabasa terbanyak adalah perempuan 2 (52,6%) dan siswa laki-laki (47,4%). Begitu juga di SDN Rajabasa 2 didapat siswa perempuan sebanyak 23 siswa (56,%) dan laki-laki (43,9%). Tabel 4 Distribusi Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Jenis Kelamin Di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%) SD I Rajabasa Raya Laki-laki 47,4 Perempuan 2 52,6 Jumlah 3. SD 2 Rajabasa Laki-laki 43,9 Perempuan 23 56, Jumlah 4 Total 79 3.) Status Gizi Siswa Distribusi siswa sekolah berdasarkan status gizi dengan indikator Tinggi Badan menurut umur di SDN I Rajabasa Raya sebanyak 3 (7,9%) dalam kategori normal dan sebanyak (2,%) masuk dalam kategori pendek. Sedangkan di SDN 2 Rajabasa 34 (2,9%) dalam kategori normal dan 5(2,2%) dengan kategori pendek. Distribusi status gizi siswa berdasarkan indikator IMT menurut umur diketahui siswa dengan kategori normal di SDN I Rajabasa Raya sebanyak 32 (4,2%) normal dan 4 (,5%) obesitas. Status Gizi siswa di SDN 2 Rajabasa sebanyak 35 (5,4%) dalam kategori normal dan 4 siswa (9,7%) obesitas. Tabel 5. Distribusi Status Gizi Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan Gizi TB/U dan IMT/U Di Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung Variabel SD I Rajabasa Raya SD 2 Rajabasa Indeks TB/U Jumlah % Jumlah % - Sangat pendek 2,4 - pendek 2, 5 2,2 - Normal 3 7,9 34 2,9 - Tinggi 2 2,4 Jumlah 3 4 Indeks IMT/U Jumlah % Jumlah % - Sangat kurus - Kurus - Normal - Gemuk - Obesitas ,6 2,6 4,2, ,9 5,4 9,7 Jumlah 3 4 Total

5 6 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor, April 25, hlm Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah dilakukan Promosi Kesehatan Dengan Media Leaflet Pengetahuan gizi seimbang pada siswa SDN RajabasaRaya sebelum diberi intervensi tentang materi gizi seimbang dengan menggunakan leaflet didapat nilai rata-rata 4,3±2,96. Sedangkan pengetahuan gizi seimbang siswa sesudah diberi intervensi tentang gizi seimbang didapat nilai ratarata 52,5±3,. Tabel 6 Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Gizi Menurut Pengukuran I dan II Di SDN I Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Tahun 24 Variabel Mean N SD SE Pengetahuan Gizi (Leaflet) Pengukuran I 4,3 3 2,96 2, Pengukuran II 52, 3 3, 2, 2. Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah dilakukan Promosi Kesehatan Dengan Ceramah Menggunakan Media Slide Pada siswa SDN 2 Rajabasa, pada pengukuran I didapat nilai rata-rata pengetahuan adalah 55,±,97. Sedangkan data pengetahuan siswa pada pengukuran II didapat nilai rata-rata 64,5±,6 (tabel ). Tabel 7 Distribusi Rata-Rata Pengetahuan Gizi Menurut Pengukuran I dan II Di SDN 2 Rajabasa Kecamatan Rajabasa Tahun 24 Variabel Mean N SD SE Pengetahuan Gizi Pengukuran I 55, 4,97,7 Pengukuran II 64,5 4,6, 3. Perbedaan Pengetahuan Sebelum dan Sesudah Dilakukan Promosi Kesehatan Antara Media Leaflet dan Ceramah Menggunakan Media Slide Tabel Distribusi Rata-Rata Peningkatan Pengetahuan Dengan Media Leaflet dan Ceramah/Slide Kecamatan Rajabasa Tahun 24 Variabel Mean N SD SE Pengetahuan Gizi Seimbang Leaflet 3,26 3 3,2 2,4 Ceramah/slide 9,52 4 9,7,43 Rata-rata peningkatan pengetahuan gizi seimbang siswa yang mendapat intervensi dengan media leaflet adalah 3,26±3,2. Sedangkan siswa yang mendapat intervensi gizi seimbang dengan media ceramah/slide peningkatan nilai pengetahuannya rata-ratanya adalah 9,52±9,7. 2. Analisa Bivariat Analisis perbedaan antara variabel pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi pada tabel menunjukkan hal-hal sebagai berikut: a. Pengaruh Media Leaflet Terhadap Peningkatan Pengetahuan Tabel menunjukkan bahwa hasil analisis perbedaan antara pengetahuan gizi seimbang sebelum dan sesudah intervensi dengan uji t berpasangan didapat nilai rata-rata perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua adalah 3,96±3, dan hasil uji statistic didapat nilai P value,6 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan pada pengukuran pertama dan kedua. Tabel 9 Distribusi Rata-Rata Peningkat Pengetahuan Menurut Pengukuran I dan II Di SDN I Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Tahun 24 Variabel Mean SD SE T Df P value Pengetahuan Gizi Seimbang (Leaflet) 3,96 3, 2, -,79 37,6 b. Perbedaan Ceramah Dengan Media Slide Terhadap Pengetahuan Hasil analisis perbedaanantara pengetahuan gizi seimbang sebelum dan sesudah intervensi dengan uji t berpasangan didapat nilai rata-rata perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua adalah 9,53±9,7 dan hasil uji statistik didapat nilai P value, maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan pada pengukuran pertama dan kedua yaitu pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dengan ceramah/slide. Tabel Distribusi Rata-rata Peningkatan Pengetahuan Menurut Pengukuran I dan II Di SDN 2 Rajabasa Kecamatan Rajabasa Tahun 24 Variabel Mean SD SE T Df P value Pengetahuan Seimbang (Ceramah/slide) Gizi 9,53 9,7,43-2,42 4, c. Pengaruh Leaflet dan Ceramah (Slide) Terhadap Peningkatan Pengetahuan Tabel Distribusi Rata-Rata Peningkatan Pengetahuan Dengan Intervensi Promosi Kesehatan dengan Menggunakan Leaflet dan Slide Di SDN Kecamatan Rajabasa Tahun 24 Variabel Mean SD SE P value N Pengetahuan Gizi Seimbang 3,26 3,2 2,4,6 3 Leaflet Ceramah 9,52 9,7,43 4 Tabel menunjukkan siswa yang mendapat intervensi gizi seimbang dengan media leaflet peningkatan nilai rata-rata pengetahuannya adalah 3,26±3,2 sedangan siswa yang mendapat intervensi dengan menggunakan ceramah/slide peningkatan rata-rata tingkat pengetahuanya adalah 9,52±9,7. Hasil uji statistik didapatkan nilai p,6

6 Bertalina, Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan 6 sehingga dapat disimpulkan terlihat ada perbedaan yang signifikan rata-rata peningkatan pengetahuan antara siswa yang mendapat intervensi gizi seimbang dengan intervensi menggunakan leaflet dan ceramah/slide. PEMBAHASAN. Pengaruh Media Leaflet Dengan Peningkatan Pengetahuan Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan gizi siswa sebelum diberi intervensi dengan media leaflet rata-rata 4,±2,96. Sedangkan pengetahuan gizi seimbang siswa sesudah diberi intervensi tentang gizi seimbang didapat nilai rata-rata 52,5±3, terlihat ada peningkatan pengetahuan gizi sebelum dan sesudah intervensi. Pada siswa SD yang mendapat intervensi leaflet nilai rata-rata pengetahuan masih rendah. Jika dilihat dari pendidikan ibu 39,4% memiliki pendidikan rendah dan pendidikan ayah 29% rendah. Latar pendidikan orang tua perlu diperhatikan karena orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi anak. Status gizi siswa yang mendapat intervensi gizi seimbang dengan media leaflet berdasarkan indikator tinggi badan menurut umur didapat 2,% siswanya masuk dalam kategori pendek dan menurut IMT/U didapat siswa yang kurus 5,2% dan obesitas,5% diatas target nasional. Hal ini dimungkinkan kaitannya dengan pengetahuan gizi yang masih rendah yang berdampak pada konsumsi makanan tidak seimbang yang akhirnya berdampak pada status gizi anak yaitu gizi kurang dan lebih. Hasil analisis perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi pengetahuan gizi dengan menggunakan media leaflet didapat nilai rata-rata perbedaan antara pengukuran pertama dan kedua adalah 3,96±3, dan hasil uji statistik didapat nilai P value,6 maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi. Hasil penenelitian ini menunjukkan bahwa media berperan dalam peningkatan pengetahuan. Fungsi media dalam pendidikan adalah sebagai alat peraga untuk menyampaikan informasi atau pesanpesan tentang kesehatan (Notoatmodjo, 23). Responden telah mendapatkan informasi tentang gizi dari guru kelas, pada penelitian ini peneliti memberikan pengetahuan tentang pesan gizi seimbang dengan menggunakan leaflet pada siswa kelas V di Sekolah Dasar Negeri di Kelurahan Rajabasa Raya, dengan harapan dapat meningkatkan pengetahuan gizi pada siswa sehingga anak dapat memperbaiki perilaku makan yang salah dan meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya konsumsi makanan yang bergizi seimbang. Hasil penelitian Nasution (2) membuktikan bahwa media promosi kesehatan leaflet efektif untuk meningkatkan skor pengetahuan seseorang. Sesuai penelitian ini menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan gizi setelah mendapat promosi kesehatan tentang gizi seimbang dengan media yang sama dengan nilai mean 3,96. Hal ini dimungkinkan dengan diberikan leaflet siswa dapat membaca kapan saja, dapat dibawa kemanamana, dan lebih informatif dibanding poster. Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian Eliana dan Solikhah (22) dan Kartikasari (24), yang menyatakan ada perubahan pengetahuan setelah mendapat promosi kesehatan, dimana media yang digunakan sama dengan yang digunakan oleh peneliti yaitu media cetak. 2. Pengaruh Ceramah Dengan Media Slide Dengan Peningkatan Pengetahuan Rata-rata nilai pengetahuan gizi siswa sebelum mendapat intervensi gizi seimbang adalah 55,±,97 dan setelah mendapat intervensi 64,5±,6 dan jika dilihat dari pendidikan ibu 26,% pendidikan rendah sementara pendidikan ayah yang rendah hanya 4,6%. Jika dibandingkan dengan siswa yang mendapat intervensi leaflet, pendidikan orang tua dan pengetahuan gizi anak terlihat lebih tinggi. Status gizi siswa berdasarkan TB/U 4,6 % pendek dan 2,4% kategori tinggi sedangkan status gizi menurut IMT/U didapat kategori kurus 4,5% dan 9,7% obesitas hal ini dimungkinkan karena tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam pemilihan makanan dan selanjutnya akan berpengaruh pada keadaan gizi individu yang bersangkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa analisis perbedaan sebelum dan sesudah mendapat intervesi materi gizi seimbang dengan menggunakan ceramah/slide diperoleh perbedaan nilai mean antara pengukuran pertama dan kedua adalah 9,53±9,7 dan hasil uji statistic didapat nilai P value, maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan pada pengukuran pertama dan kedua yaitu pengukuran sebelum dan sesudah intervensi dengan ceramah/slide. Materi yang diberikan dengan ceramah dengan menggunakan media slide terlihat dapat meningkatkan pengetahuan gizi siswa. Slide umumnya digunakan pada sasaran kelompok. Penggunaan slide cukup efektif karena gambar atau

7 62 Jurnal Kesehatan, Volume VI, Nomor, April 25, hlm materi dapat dilihat berkali-kali dan dibahas lebih mendalam. Slide sangat menarik, terutama bagi kelompok anak sekolah dibanding gambar atau lainnya. Menurut Rapiasih, dkk (2) pancaindra menentukan berapa banyak informasi yang diserap jika melibatkan mata, telinga disertai diskusi dan latihan, dimana informasi yang diserap bisa mencapai 9%. Penelitian Zulkarnian, Yusi, Farida (2), membuktikan pengaruh ada perbedaan pengetahuan tentang IMD sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan ceramah. Sesuai dengan yang disampaikan oleh Mubarak (27), bahwa hasil dan bukti belajar adanya perubahan tingkah laku pada seseorang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Keberhasilan pendidikan kesehatan ini juga tidak lepas dari pemilihan metode dan media yang tepat. Kegagalan dalam proses pendidikan sering terjadi karena kurang tepatnya penggunaan metode pendidikan. 3. Pengaruh Media Leaflet dan Ceramah Dengan Media Slide Terhadap Peningkatan Pengetahuan Hasil analisis perbedaan tingkat pengetahuan siswa dengan intervensi menggunakan leaflet dan slide, peningkatan nilai rata-rata pengetahuannya adalah 3,26±3,2 sedangan siswa yang mendapat intervensi dengan menggunakan ceramah/slide peningkatan rata-rata tingkat pengetahuanya adalah 9,52±9,7. Hasil uji statistic didapatkan nilai p value,6 sehingga dapat disimpulkan terlihat ada perbedaan yang signifikan rata-rata peningkatan pengetahuan antara siswa yang mendapat intervensi gizi seimbang dengan intervensi menggunakan leaflet dan ceramah dengan media slide. Peningkatan pengetahuan siswa dengan metode ceramah dengan media leaflet sangat signifikan, hal tersebut karena penelitian memberikan proses belajar dengan memanfaatkan semua alat indra, dimana menurut Arsyad (26), kurang lebih 75% sampai 7% dari pengetahuan manusia diperoleh/disalurkan melalui indera pandang, 3% melalui indera dengar dan 2 % lainnya tersalur melalui indera yang lain. Rendahnya peningkatan pengetahuan pada siswa yang mendapat intervensi dengan media leaflet ini dikarenakan media leaflet memiliki kelemahan yaitu media ini tidak dapat memberikan informasi yang mendalam tentang suatu hal, dan hanya dapat digunakan pada orang-orang yang memiliki indra penglihatan yang normal dan sehat, siswa yang diberi leaflet tanpa ada penjelasan lebih lanjut dapat membuat siswa salah memprediksikan apa yang telah dibaca. Kelebihan media elektronik antara lain sudah dikenal masyarakat, melibatkan semua pancaindra, lebih mudah dipahami, lebih menarik karena ada suara dan gambar, adanya tatap muka, penyajian dapat dikendalikan dan dapat digunakan berulangulang. Dengan menggunakan slide siswa menggunakan panca indranya lebih banyak dibanding kan dengan media leaflet yaitu mendengar, melihat, dan diskusi sehingga informasi yang diserap bisa mencapai 9%. Hal ini sesuai dengan hasil penelitan Munawaroh, (2) pada penelitiannya yang berjudul Efektifitas metode ceramah dan leaflet dalam peningkatan pengetahuan remaja tentang sex bebas di SMA negeri Ngrayon, dimana peningkatan pengetahuan lebih signifikan dengan menggunakan metode ceramah dan leaflet dibandingkan hanya menggunakan leaflet saja. Begitu juga hasil penelitian Rahmawati, dkk (27) membuktikan peningkatan pengetahuan ibu balita dengan audio visual lebih tinggi dibandingkan dengan yang mengikuti penyuluhan dengan modul dan kontrol. Latar belakang pendidikan orang tua pun perlu diperhatikan dimana pendidikan ibu dan ayah di SDN Rajabasa Raya pendidikan pendidikan orang tua dalam kategori tinggi lebih rendah jika dibandingkan dengan pendidikan orangtua siswa di SDN 2 Rajabasa. Hal ini dapat mempengaruhi pengetahuan gizi seorang anak, dimana orang tua merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi anak mereka. Terlihat dari nilai rata-rata pengetahuan anak di SDN 2 Rajabasa lebih tinggi (55,) dibandingkan dengan siswa di SDN I Rajabasa Raya (4,). SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan penelitian didapat simpulan sebagai berikut : Rata-rata pengetahuan siswa sebelum mendapat intervensi adalah 4,3 dan sesudah mendapat intervensi gizi seimbang dengan media leafet 52,. Rata-rata pengetahuan siswa sebelum mendapat intervensi adalah 55, dan sesudah mendapat intervensi dengan menggunakan slide dan ceramah 64,5. Rata-rata peningkatan pengetahuan gizi dengan intervesi media leaflet adalah 3,26. Rata-rata peningkatan pengetahuan gizi dengan intervesi media slide dan ceramah adalah 9,52. Ada perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan pada intervensi dengan menggunakan leaflet dengan p value,6. Ada perbedaan yang signifikan antara nilai pengetahuan pada pengukuran pertama dan kedua yaitu pengukuran sebelum dan sesudah

8 Bertalina, Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan 63 intervensi dengan ceramah/slide dengan p value,. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata peningkatan pengetahuan antara siswa yang mendapat intervensi gizi seimbang dengan intervensi menggunakan leaflet dan ceramah/slide didapatkan nilai p,6. SARAN Pihak sekolah dapat bekerjasama dengan puskesmas dalam pelaksanaan program UKS dengan melaksanakan kegiatan rutin 3 bulan sekali dengan kegiatan seperti penyuluhan (memberi informasi DAFTAR PUSTAKA Bertalina, 22, Faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi anak usia sekolah (6-2 th) Di Kecamatan Tegineneng Kabupaten Pesawaran. Laporan Penelitian Dosen Poltekkes Kemenkes Tanjungkarang. Departemen Kesehatan RI. 23. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Badan Penelitian dan Pengembaangngan Kesehatan RI. Jakarta. Direktorat Gizi Masyarakat, 25. Pedoman Perbaikan Gizi Anak Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Devi, Nirmala, 22, Gizi Anak Sekolah, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta. Eliana, Solikhah, Pengaruh Buku Saku Gizi Terhadap Tingkat Pengetahuan Gizi pada Anak SD Muhammadiyah Dadapan Desa Wonokerto Kecamatan Turi Kabupaten Sleman Yogyakarta, jurnal Kesmas Vol 6, No 2 Juni 22. Kartikasari, Nadia, 24. Efektifitas Penggunaan Leaflet, Film dan Poster Untuk Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Tentang Avian Influenza di Desa Bangunan Kecamatan Palas Lampung Selatan Provinsi Lampung. Tesis Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat Universitas Malahayati. Mubarak, Wahit Iqbal. 2. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan.Jakarta: Salemba Medika. melalui ceramah dengan menggunakan slide atau meberikan leaflet), menimbang BB dan mengukur TB. Bagi Institusi Kesehatan penggunaan media dapat menjadi masukan bagi institusi Kesehatan dalam pelaksanaan program khususnya Perbaikan Gizi di Institusi khususnya pendidikan dengan menggunakan slide atau leaflet tentang gizi seimbang untuk anak sekolah dasar, sehingga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan gizi siswa. Bagi Peneliti Selanjutnya hasil ini dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya contohnya dengan melihat perubahan sikap dan perilaku siswa. Munawaroh, (2), Efektifitas metode ceramah dan leaflet dalam peningkatan pengetahuan remaja tentang sex bebas di SMA negeri Ngrayon. Nasution, 2. Efektivitas Media Promosi Kesehatan (Leaflet) dalam Perubahan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif di Kecamatan Padang Sidimpuan Selatan Kota Padang Sidimpuan. Tesis FKM USU. Notoatmodjo, Soekidjo. 27. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta , 2. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi, Rineka Cipta Jakarta Edisi Revisi. Rahmawati, Sudargo, Paramastri (26), Pengaruh penyuluhan Dengan media Audio Visual Terhadap peningkatan pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Balita Gizi kurang dan Buruk di Kabupaten Kotawaringin Barat Propinsi Kalimantan Tengah, Jurnal. Gizi Klinik Indonesia Vol 4, N.2, November 27. Zulkarnain, Yusi, dan Farida (2), Perbedaan Efektif Antara Metode Penyuluhan Dengan Flipchart Dan Menggunkan Video Compact Disc (VCD) Dalam meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Terhadap Inisiasi Menyusu Dini, Fakultas Kesehatan Masayarakat Universitas Jember.

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa sampai usia lanjut. Dari seluruh siklus kehidupan, program perbaikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM berkualitas, faktor gizi memegang

Lebih terperinci

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN Endang Wahyuningsih, Sri Handayani ABSTRAK Latar Belakang Penelitian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keamanan pangan (food safety) masih merupakan masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah keamanan pangan (food safety) masih merupakan masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah keamanan pangan (food safety) masih merupakan masalah utama dibidang pangan dan gizi di Indonesia. Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993 ditegaskan bahwa salah

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN)

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) PENELITIAN FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH (6-12 TAHUN) Bertalina* Anak sekolah merupakan salah satu kelompok rawan gizi yang perlu mendapatkan perhatian keadaan gizinya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Makanan jajanan memegang peranan yang cukup penting dalam memberikan asupan energi dan zat gizi lain bagi anak-anak usia sekolah. Konsumsi makanan jajanan anak

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG. Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat

BAB I LATAR BELAKANG. Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia sampai saat ini masih mencakup 4 hal yaitu Kekurangan Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. oleh Pemerintah (UU RI No. 36 Tahun 2009 Pasal 93). (Rahmawati dkk., 2011). Anak-anak yang berusia 6-12 tahun diseluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat termasuk di dalamnya adalah pelayanan kesehatan gigi dan mulut (Kemenkes RI, 2012). Pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gizi lebih adalah masalah gizi di negara maju, yang juga mulai terlihat

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gizi lebih adalah masalah gizi di negara maju, yang juga mulai terlihat BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi lebih adalah masalah gizi di negara maju, yang juga mulai terlihat dinegara-negara berkembang, termasuk Indonesia sebagai dampak keberhasilan di bidang ekonomi

Lebih terperinci

121 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

121 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes ------------------------- Volume VIII Nomor 3, Juli 207 EFEKTIFITAS PARENT EDUCATION DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN PRIMIGRAVIDA TENTANG ASI

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. peranan penting untuk menghasilkan generasi yang berkualitas yaitu sumber daya

BAB 1 : PENDAHULUAN. peranan penting untuk menghasilkan generasi yang berkualitas yaitu sumber daya BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Faktor gizi memegang peranan penting untuk menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Hasil analisis data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas 2005) menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan gizi kurang pada anak usia sekolah yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti, dengan ciri demam tinggi mendadak disertai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak sekolah berada pada perkembangan yang cepat dalam proses intelektualnya dan keterampilan serta mulai mempunyai kegiatan fisik yang aktif. Untuk menunjang perkembangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan gizi antara lain anemia. Anemia pada kehamilan merupakan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ibu hamil merupakan salah satu kelompok rawan kekurangan gizi, karena terjadi peningkatan kebutuhan gizi untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang dikandung. Pola

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : ELIS SITI PRIYANI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : ELIS SITI PRIYANI PENGARUH PENYULUHAN MEDIA POWERPOINT DAN MEDIAVIDEO TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI IUD PASCA PLASENTA DI PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ELIS SITI PRIYANI

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. individu, dimulai sejak janin masih dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak,

BAB 1 : PENDAHULUAN. individu, dimulai sejak janin masih dalam kandungan, bayi, balita, anak-anak, BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gizi merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan, yang dapat memberikan kontribusi dalam peningkatan kualitas sumber daya sehingga dapat berperan maksimal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tantangan utama dalam pembangunan suatu bangsa adalah membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas dan produktif. Untuk mencapainya, faktor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas (2013), dilaporkan bahwa angka

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas (2013), dilaporkan bahwa angka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang umum terjadi di dunia, terutama di negara berkembang. Berdasarkan Riskesdas (2013), dilaporkan bahwa angka kejadian anemia secara

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang kekurangan gizi dengan indeks BB/U kecil dari -2 SD dan kelebihan gizi yang BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan masalah gizi di Indonesia saat ini semakin kompleks. Masalah gizi yang sedang dihadapi Indonesia adalah masalah gizi ganda yaitu keadaan balita yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini tengah menghadapi beban ganda masalah gizi. Di

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini tengah menghadapi beban ganda masalah gizi. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini tengah menghadapi beban ganda masalah gizi. Di mana ketika masalah gizi kurang masih belum dapat teratasi, masalah gizi lebih menjadi masalah

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Desain penelitian ini adalah cross sectional study, dilakukan di SDN 09 Pagi Pademangan Barat Jakarta Utara. Pemilihan lokasi sekolah dasar dilakukan secara

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Kelurahan Tamantirto memiliki luas wilayah 672 Ha yang salah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Yogyakarta. Kelurahan Tamantirto memiliki luas wilayah 672 Ha yang salah BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pedukuhan Kasihan, Kelurahan Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi

Lebih terperinci

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU

GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU Al Ulum Vol.60 No.2 April 2014 halaman 33-38 33 GAMBARAN KARAKTERISTIK KELUARGA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DAN BURUK DI KELURAHAN LANDASAN ULIN TENGAH KECAMATAN LIANG ANGGANG KOTA BANJARBARU Rusmini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ganda yaitu masalah kurang gizi dan gizi lebih. Kurang energi protein (KEP) pada

BAB 1 PENDAHULUAN. ganda yaitu masalah kurang gizi dan gizi lebih. Kurang energi protein (KEP) pada 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi balita yang dihadapi Indonesia saat ini merupakan masalah gizi ganda yaitu masalah kurang gizi dan gizi lebih. Kurang energi protein (KEP) pada balita

Lebih terperinci

PERBEDAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI PENYULUHAN GIZI MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT DI SD NEGERI KARANGASEM III SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI PENYULUHAN GIZI MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT DI SD NEGERI KARANGASEM III SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI PERBEDAN PENGETAHUAN SEBELUM DAN SESUDAH DIBERI PENYULUHAN GIZI MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT DI SD NEGERI KARANGASEM III SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : MUHAMMAD SIGIT PRASETYO J 300 101 019

Lebih terperinci

dilaporkan ke pelayanan kesehatan sehingga jumlah yang tercatat tidak sebesar angka survey (Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2011).

dilaporkan ke pelayanan kesehatan sehingga jumlah yang tercatat tidak sebesar angka survey (Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2011). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cuci tangan memakai sabun (CTPS) merupakan cara yang sangat efektif untuk membatasi transmisi berbagai penyakit pada anak, termasuk diare dan infeksi pernapasan yang

Lebih terperinci

PENGARUH KONSELING GIZI TERHADAP

PENGARUH KONSELING GIZI TERHADAP ARTI KEL 23 22 21 PENELI 20PENGARUH TI AN KONSELING GIZI TERHADAP PERUBAHAN POLA MAKAN DAN BERAT BADAN ANAK YANG MENGALAMI MASALAH GIZI (DI TAMAN KANAK-KANAK WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BESAR BANJARBARU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi merupakan keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi yang dibedakan menjadi status gizi buruk, gizi kurang, dan gizi lebih.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan. Gizi menjadi penting bagi anak sekolah karena selain dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah merupakan generasi penerus bangsa dan modal pembangunan. Oleh karena itu tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan anak di periode selanjutnya. Masa tumbuh kembang di usia ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah bagian dari membangun manusia seutuhnya yang diawali dengan pembinaan kesehatan anak mulai sejak dini. Pembinaan kesehatan anak sejak awal

Lebih terperinci

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Eka Fitriana 1610104422 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA

Lebih terperinci

ISSN Vol 2, Oktober 2012

ISSN Vol 2, Oktober 2012 ISSN 2 57 Vol 2, Oktober 22 HUBUNGAN STATUS GIZI DAN JENIS SARAPAN PAGI SERTA TINGKAT PENDAPATAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV DAN V SDN PULAU LAWAS KECAMATAN BANGKINANG SEBERANG SYAFRIANI Dosen

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) padabayi merupakan cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa. usia tahun untuk anak laki-laki (Brown, 2005). 1 BAB I PENDAHULUAN A. Landasan teori Anak usia sekolah adalah investasi bangsa, karena anak merupakan generasi penerus bangsa. Middle childhood merupakan masa anak ketika berusia 5 10 tahun, sedangkan

Lebih terperinci

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG TUMBUH KEMBANG DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2016 Oleh : Yuyun Wahyu Indah Indriyani ABSTRAK

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI PENELITIAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI Soraya Rika Sari*, Anita Puri**, El Rahmayati** Manajemen laktasi diperlukan untuk mendukung keberhasilan pengelolaan menyusui. Kegagalan proses

Lebih terperinci

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG IMUNISASI DI PUSKESMAS PEMBANTU BATUPLAT Helmi Fangidae a,c, Elisabeth Herwanti b, Maria Y. Bina c a Mahasiswa S-1 Prodi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sering menderita kekurangan gizi, juga merupakan salah satu masalah gizi

BAB I PENDAHULUAN. sering menderita kekurangan gizi, juga merupakan salah satu masalah gizi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia dibawah 5 tahun adalah masa kritis dengan pertumbuhan cepat baik pertumbuhan fisik dan otak yang merupakan kelompok paling sering menderita kekurangan gizi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini menggunakan desain retrospektif dan cross sectional study. Penelitian dilakukan di dua lokasi yaitu Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak ke masa dewasa. Selama masa ini banyak persoalan yang dihadapi para remaja yang berkaitan dengan masalah gizi

Lebih terperinci

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016 PEMBERDAYAAN POTENSI DAN KEMANDIRIAN MASYARAKAT DALAM RANGKA MENCAPAI DERAJAT KESEHATAN BAYI DENGAN MENGGALAKKAN ASI EKSLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah terwujudnya masyarakat. Indonesia yang sehat dan mandiri. Strategi pencapaian tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional adalah terwujudnya masyarakat. Indonesia yang sehat dan mandiri. Strategi pencapaian tersebut adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah terwujudnya masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri. Strategi pencapaian tersebut adalah melalui Indonesia Sehat 2010 dengan fokus

Lebih terperinci

Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Gizi Balita Melalui Pemberian Pendidikan dan Buku Gizi

Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Gizi Balita Melalui Pemberian Pendidikan dan Buku Gizi Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Tentang Gizi Balita Melalui Pemberian Pendidikan dan Buku Gizi Dewi Pertiwi Dyah Kusudaryati 1*, Ida Untari 2, Ratih Prananingrum 3 1 Prodi S1 Gizi, Stikes PKU Muhammadiyah

Lebih terperinci

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI

PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI PANDUAN PENGISIAN KUESIONER PEMANTAUAN STATUS GIZI (PSG) DAN MONITORING EVALUASI KEGIATAN PEMBINAAN GIZI I. IDENTITAS LOKASI 1. Provinsi : Tulis nama dan kode provinsi dari Badan Pusat Statistik (BPS)

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA

EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA EFEKTIFITAS STRATEGI UPSTREAM TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU HIDUP SEHAT GIGI MELALUI KONSELING PADA SISWA/I KELAS I SDN 12 PONTIANAK KOTA Asmaul Husna 1 dan Budi Suryana 2 1,2 Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi rentan terjadi pada semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi rentan terjadi pada semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu faktor penentu kualitas sumber daya manusia. Masalah gizi rentan terjadi pada semua kelompok umur, terutama bayi dan anak yang sedang mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, intelektualitas, dan produktivitas yang tinggi. Ketiga hal ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan, intelektualitas, dan produktivitas yang tinggi. Ketiga hal ini sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang memiliki tingkat kesehatan, intelektualitas, dan produktivitas yang tinggi. Ketiga hal ini sangat dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIA MP ASI PADA BAYI USIA 6-12 BULAN PADA TAHUN 2012 JURNAL TETY RINA ARITONANG PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. peranan dalam peningkatan kesejahteraan manusia. Dalam lingkup kesehatan

I. PENDAHULUAN. peranan dalam peningkatan kesejahteraan manusia. Dalam lingkup kesehatan I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pestisida merupakan salah satu teknologi modern yang terbukti mempunyai peranan dalam peningkatan kesejahteraan manusia. Dalam lingkup kesehatan masyarakat, penggunaan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGETAHUAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI SETELAH DIBERI PENDIDIKAN DENGAN METODE CERAMAH TANPA MEDIA DAN CERAMAH DENGAN MEDIA BUKU CERITA

PERBEDAAN PENGETAHUAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI SETELAH DIBERI PENDIDIKAN DENGAN METODE CERAMAH TANPA MEDIA DAN CERAMAH DENGAN MEDIA BUKU CERITA PERBEDAAN PENGETAHUAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI SETELAH DIBERI PENDIDIKAN DENGAN METODE CERAMAH TANPA MEDIA DAN CERAMAH DENGAN MEDIA BUKU CERITA Azizah Nur Rohim 1, Siti Zulaekah 2, Yuli Kusumawati 3 1

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif, gizi dan kesehatan mempunyai andil yang sangat besar. UU Kesehatan No. 36

BAB 1 : PENDAHULUAN. produktif, gizi dan kesehatan mempunyai andil yang sangat besar. UU Kesehatan No. 36 BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal dasar pembangunan bangsa sehingga dalam membentuk manusia yang sehat, cerdas dan produktif, gizi dan kesehatan

Lebih terperinci

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK EFEKTIVITAS PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN P4K PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS KARANGNONGKO KLATEN Sri Wahyuni,

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN PENELITIAN PENGARUH PEMBERIAN BOOKLET DALAM MENINGKATKAN PERSEPSI DAN SIKAP KELUARGA UNTUK MENDUKUNG LANSIA MEMANFAATKAN POSYANDU LANSIA Abdul Halim*, Dwi Agustanti* *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes

Lebih terperinci

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT

STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT STUDI PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG GIZI PADA BALITA DI DESA KOTARAYA BARAT Bernadeth Rante Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Palu Abstrak : Masalah gizi semula dianggap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia. Makanan yang diberikan sehari-hari harus mengandung zat gizi sesuai kebutuhan, sehingga menunjang pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Padukuhan Kasihan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA Kasman, Noorhidayah, Kasuma Bakti Persada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Kalimantan Banjarmasin kasman.ph@gmail.com

Lebih terperinci

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT

LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT LAPORAN PROGRAM PENGABDIAN MASYARAKAT PEMERIKSAAN KADAR HEMOGLOBIN PADA REMAJA SMA KABUPATEN DAMASRAYA OLEH : NIKMATULLAH WAHIDA, S.ST (NIDN : 9910677048) YUNEFIT ULFA, S.ST (NIDN : 10230685028) PROGRAM

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2

METODE PENELITIAN. n= z 2 1-α/2.p(1-p) d 2 METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Desain dalam penelitian ini adalah cross sectional study. Lokasi penelitian di Desa Paberasan Kabupaten Sumenep. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN ASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS S.PARMAN BANJARMASIN Widya Arizki 1, Dwi Rahmawati 2, Dede Mahdiyah 1 1. Akademi Kebidanan Sari Mulia

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan nasional merupakan pembangunan berkelanjutan yang meliputi seluruh aspek kehidupan dari berbangsa dan bernegara. Manusia sebagai modal dari pembangunan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangannya. ASI memberi

Lebih terperinci

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014

HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 HUBUNGAN PELATIHAN PEMBERIAN MAKANAN PADA BAYI DAN ANAK (PMBA) DENGAN KETERAMPILAN KONSELING PADA BIDAN DI WILAYAH KAWEDANAN PEDAN TAHUN 2014 Endang Wahyuningsih Latar Belakang Penelitian, Asupan makanan

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan

BAB 1 : PENDAHULUAN. pada anak-anak hingga usia dewasa. Gizi lebih disebabkan oleh ketidakseimbangan BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi di Indonesia saat ini memasuki masalah gizi ganda. Artinya, masalah gizi kurang masih belum teratasi sepenuhnya, sementara sudah muncul masalah gizi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sekolah merupakan generasi penerus dan modal pembangunan. Oleh karena itu, tingkat kesehatannya perlu dibina dan ditingkatkan. Salah satu upaya kesehatan tersebut

Lebih terperinci

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta UPAYA KOMUNIKASI, INFORMASI, DAN EDUKASI (KIE) DALAM PENINGKATAN PENGETAHUAN MENGENAI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN RUMAH TANGGA PADA IBU NELAYAN DI MUARA ANGKE, JAKARTA Intan Silviana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama yang diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM berkualitas faktor gizi memegang

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latarbelakang. merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latarbelakang. merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain 1 BAB I. PENDAHULUAN A. Latarbelakang Merokok merupakan masalah kesehatan utama bagi masyarakat karena merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain penyakit kardiovaskular,

Lebih terperinci

MEDIA INFORMATIF TENTANG PERAWATAN KEHAMILAN PADA KELAS IBU HAMIL

MEDIA INFORMATIF TENTANG PERAWATAN KEHAMILAN PADA KELAS IBU HAMIL MEDIA INFORMATIF TENTANG PERAWATAN KEHAMILAN PADA KELAS IBU HAMIL Eko Mardiyaningsih 1), Umi Setyoningrum 2) Akademi Keperawatan Ngudi Waluyo Ungaran email :eko_yans@yahoo.co.id ABSTRAK Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa

BAB I PENDAHULUAN. masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Remaja merupakan individu baik pria atau wanita yang berada pada masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa remaja akan mempengaruhi status

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kulitas sumber

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kulitas sumber BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional mengarah kepada peningkatan kulitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah terciptanya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Status Gizi Status gizi merupakan keadaan yang diakibatkan oleh status keseimbangan antara jumlah asupan zat gizi atau jumlah makanan (zat gizi) yang dikonsumsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Propsu, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan dan kualitas sumber daya manusia (Dinkes Propsu, 2006). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan nasional melalui pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usia balita merupakan masa di mana proses pertumbuhan dan perkembangan terjadi sangat pesat. Pada masa ini balita membutuhkan asupan zat gizi yang cukup dalam jumlah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan suatu negara. Angka kematian ibu (AKI) adalah indikator di

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan suatu negara. Angka kematian ibu (AKI) adalah indikator di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka kematian dijadikan sebagai salah satu indikator keberhasilan sistem pelayanan kesehatan suatu negara. Angka kematian ibu (AKI) adalah indikator di bidang kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. mengancam kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat diperlukan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang belum dapat diselesaikan, khususnya masalah kekurangan gizi. Hal ini sangat merisaukan karena mengancam kualitas Sumber

Lebih terperinci

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan ABSTRAK Masalah penyakit akibat perilaku dan perubahan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN 1 PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN Sudaryanta 1, Swasti Artanti 2, Ni matul Ulya 3 Email

Lebih terperinci

BAB 1 : PENDAHULUAN. saja. Penyebab timbulnya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor sehingga

BAB 1 : PENDAHULUAN. saja. Penyebab timbulnya masalah gizi disebabkan oleh beberapa faktor sehingga BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangan nya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.

Lebih terperinci

Neneng Siti Lathifah Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung

Neneng Siti Lathifah Prodi Kebidanan Universitas Malahayati Bandar Lampung GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DI LINGKUNGAN PULAU PASARAN KELURAHAN KOTA KARANG KECAMATAN TELUK BETUNG TIMUR KOTA BANDAR LAMPUNG Neneng Siti Lathifah Prodi Kebidanan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa, sedangkan menurut Depkes RI 2006 jumlah remaja meningkat yaitu 43 juta jiwa, dan menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.

Lebih terperinci

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015 Resa Valentri*, Dessy Hertati, Nobella Kristia Angelina Akademi Kebidanan Betang Asi Raya, Jln.Ir.Soekarno No.7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11).

BAB I PENDAHULUAN. lemak, karena itu agar energi tercukupi perlu pemasukan makanan. serta tumbuh kembang anak (Anggaraini, 2003:11). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak usia Sekolah Dasar (6-12 tahun) mempunyai karakteristik banyak melakukan aktivitas jasmani. Oleh karena itu, pada masa ini anak membutuhkan energi tinggi untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Target Millenium Development Goals (MDGs) untuk penurunan Angka Kematian Bayi (AKB) yang diakibatkan oleh berbagai masalah obstetri di Indonesia adalah sebesar

Lebih terperinci

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS

STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH KERJA PUSKESMAS LAU KABUPATEN MAROS Journal of Pediatric Nursing Vol. 1(5), pp. 243-247, Januari, 2015 Available online at http://library.stikesnh.ac.id ISSN 2354-726X STATUS GIZI BALITA DI LINGKUNGAN BONTO MANAI KELURAHAN ALLEPOLEA WILAYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dahulu badan gemuk dianggap sebagai simbol kemakmuran karena umumnya masalah kegemukan banyak dijumpai di negara kaya seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN DAN UJI COBA ALAT PUTAR STATUS GIZI BALITA (STANDAR WHO 2005) Leni Sri Rahayu, Ony Linda, Zulazmi Mamdy dan Evindyah Prita Dewi 1)

PENGEMBANGAN DAN UJI COBA ALAT PUTAR STATUS GIZI BALITA (STANDAR WHO 2005) Leni Sri Rahayu, Ony Linda, Zulazmi Mamdy dan Evindyah Prita Dewi 1) PENGEMBANGAN DAN UJI COBA ALAT PUTAR STATUS GIZI BALITA (STANDAR WHO 2005) Leni Sri Rahayu, Ony Linda, Zulazmi Mamdy dan Evindyah Prita Dewi 1) 1) Staf Pengajar Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas bangsa yang akan datang sangat tergantung dengan kualitas anak-anak saat ini, salah satunya yaitu anak sekolah. Upaya peningkatan kualitas anak sekolah salah

Lebih terperinci

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol

Konsumsi Pangan Sumber Fe ANEMIA. Perilaku Minum Alkohol 15 KERANGKA PEMIKIRAN Anemia merupakan kondisi kurang darah yang terjadi bila kadar hemoglobin darah kurang dari normal (Depkes 2008). Anemia hampir dialami oleh semua tingkatan umur dan salah satunya

Lebih terperinci

Metik Prihandini, Dwi Indah Iswanti & Siti Nur Umariyah F STIKES Karya Husada Semarang

Metik Prihandini, Dwi Indah Iswanti & Siti Nur Umariyah F STIKES Karya Husada Semarang PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN METODE DEMONSTRASI DAN METODE LEAFLET TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN MAKANAN BERGIZI BAGI BALITA DI POSYANDU KUNTHISARI JETAK KABUPATEN SEMARANG Metik Prihandini,

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN BALEDONO, KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN BALEDONO, KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN BALEDONO, KECAMATAN PURWOREJO, KABUPATEN PURWOREJO Erni Kurniawati ABSTRAK xvi+52 hal+13tabel+12 lampiran Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008). BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kanker serviks atau kanker leher rahim atau disebut juga kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit yang ganas dibidang kebidanan dan penyakit kandungan yang masih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan kecerdasan anak. Pembentukan kecerdasan pada masa usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Status gizi memiliki pengaruh yang sangat besar dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas di masa yang akan datang. Status gizi berhubungan dengan kecerdasan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adalah ruang kelas sejumlah 15 ruangan, laboratorium bahasa, laboratorium IPA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. adalah ruang kelas sejumlah 15 ruangan, laboratorium bahasa, laboratorium IPA, BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Penelitan ini dilakukan di dua SMP Negeri di Kasihan Bantul Yogyakarta yaitu SMP Negeri 1 Kasihan Bantul yang berlokasi di Jl.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Setiap individu sangat mendambakan kesehatan karena hal itu merupakan modal utama dalam kehidupan, setiap orang pasti membutuhkan badan yang sehat, baik jasmani maupun

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan bagian dari penelitian payung berjudul Dampak Program Warung Anak Sehat (WAS) terhadap Perilaku Hygiene-Sanitasi Ibu WAS

Lebih terperinci

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK Lexy Oktora Wilda STIKes Satria Bhakti Nganjuk lexyow@gmail.com ABSTRAK Background. Prevalensi

Lebih terperinci