PROPOSAL STUDI KELAYAKAN PADA RENCANA BISNIS SPBU

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PROPOSAL STUDI KELAYAKAN PADA RENCANA BISNIS SPBU"

Transkripsi

1 PROPOSAL STUDI KELAYAKAN PADA RENCANA BISNIS SPBU DISUSUN OLEH KELOMPOK 7: 1. AWAL PARDEDE 2. ESTHER TOMPODUNG 3. MARIA SAMPIT 4. LEVIANNO KARAMOY 5. YULIANA KUSUMA JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2015

2 KATA PENGANTAR Puji syukur kepada TUHAN karena berkat kasih dan karunia-nya sehingga proposal penelitian yng berjudul Studi Kelayakan pada Rencana Bisnis SPBU ini dapat diselesaikan. Penyusunan proposal ini diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Kelayakan Bisnis pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado. Kami menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya proposal ini. Kami menyadari bahwa proposal ini tidak serta merta hadir tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak. Mudah-mudahan segala sesuatu yang telah diberikan menjadi bermanfaat dan bernilai bagi kita semua. Kami memahami sepenuhnya bahwa proposal ini tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangan diharapkan demi perbaikan di masa mendatang. Semoga proposal ini dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca untuk melakukan hal yang lebih baik lagi dan semoga proposal penelitian ini bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Manado, 23 Februari 2015 Penyusun, Kelompok 7

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... i ii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian... 2 BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN Landasan Teori Kerangka Pemikiran BAB III METODE PENELITIAN Desain Penelitian Jenis dan Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Metode Analisis BAB IV PEMBAHASAN

4 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tantangan kesejahteraan hidup sekarang ini semakin sulit dipenuhi, banyak hal yang sudah di upayakan tetapi masih saja dirasa belum memberikan solusi berarti dalam permasalah ekonomi yang ada. Karena itu sebagai individu, kita harus mampu berpikir kreatif dan inovatif untuk mampu membaca peluang serta pandai memanfaatkan peluang tersebut demi meningkatkan kesejahteraan hidup. Wirausaha merupakan salah satu bentuk implementasi untuk memenuhi tingkat kesejahteraan. Selain menguntungkan dari segi ekonomi, sebagian besar kegiatannya juga sangat berperan dalam usaha memenuhi kebutuhan masyarakat banyak baik secara langsung maupun tidak langsung. Manfaat lainnya dapat membantu mengatasi permasalahan tenaga kerja walaupun kadang kala hanya bersifat jangka pendek atau sekedar tenaga kerja musiman, akan tetapi cukup realistis jika diungkap bahwa berwirausaha memiliki banyak manfaat lain selain sekedar menyangkut nilai nominal, seperti kepuasan diri dan pecapaian tujuan personal yang dicapai oleh pengusaha tersebut. Banyak hal yang perlu diperhatikan seorang pengusaha untuk berwirausaha, ketidakpastian kondisi menjadikan wirausaha sebagai ajang pembuktian diri dan usaha yang dijalankannya, serta keterbatasan modal sebagai hambatan utama dalam memulai suatu usaha baru ataupun meneruskan kejayaan usaha yang sudah berjalan. Agar bisa mencapai tingkat perkembangan dan keuntungan usaha yang optimal, seseorang hendakanya mengkaji lebih dulu bidang usaha yang akan dimasukinya melalui sebuah studi

5 kelayakan bisnis. Dari pengkajian awal ini pula resiko kegagalan bisa diantisipasi (Umar,2007 dalam studi Kelayakan Bisnis). Perencanaan bisnis yang baik baik oleh seorang pengusaha berguna sebagai dokumen untuk investor, tetapi yang lebih utama perencanaan bisnis yang baik akan menjadi sebuah jalan pembuka menuju laba. Dengan menggunakan langkah-langkah yang teruji dalam menyusun bisnis, pemilik dapat mengembangkan rencana bisnis yang matang, profesional, dan berorientasi hasil sejak awal hingga akhir. Penilaian investasi yang dilakukan para investor terhadap sebuah usaha dan pemiliknya haruslah menghasilkan nilai yang cukup setidaknya untuk kedua belah pihak. Indonesia merupakan negara kepulauan dengan wilayah yang luas, berkedudukan pada posisi silang antara dua benua dan dua samudera, dengan kondisi alam yang memiliki banyak keunggulan, serta kaya akan keanekaragaman sumber daya alam yang terkandung di dalamnya. Salah satu sumber daya alam yang sangat besar pengaruhnya bagi kepentingan bangsa Indonesia adalah minyak bumi dan gas bumi. Minyak bumi dan gas bumi merupakan salah satu sumber devisa negara yang penting dalam kegiatan pembangunan nasional. Minyak bumi dan gas bumi termasuk dalam golongan bahan galian yang strategis bagi negara. maka penyelenggaraan kegiatan usaha minyak bumi dan gas bumi di Indonesia sepenuhnya dilaksanakan oleh negara. Untuk mewujudkan tujuan penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi tersebut, pemerintah melimpahkan kewenangannya kepada PT.PERTAMINA (Persero) untuk melaksanakan kegiatan yang mencakup pengusahaan pertambangan minyak dan gas bumi, berikut pendistribusiannya ke seluruh pelosok tanah air. Peningkatan permintaan terhadap BBM pada sektor transportasi lebih disebabkan karena penjualan kendaraan roda dua dan kendaraan roda empat terus mengalami peningkatan. Seiiring perkembangan kepadatan penduduk dan juga arus globalisasi, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia khususnya di Manado semakin berkembang pesat. Oleh karena itu Stasiun Pengisian

6 Bahan Bakar Umum (SPBU) sebagai penunjang mobilitas kendaraan bermotor juga terus berkembang pesat. Banyaknya pendirian SPBU di daerah Manado tidak terlepas dari persaingan dalam memikat konsumen. Kadangkala pemilik usaha kurang memperhatikan faktor-faktor yang dapat menunjang keramaian pada SPBU sehingga tidak sedikit SPBU baru yang dibuka tidak seramai SPBU lainnya. 1.2 Identifikasi Masalah Mengingat banyaknya pertimbangan-pertimbangan tertentu didalam studi kelayakan untuk sebuah perencanaan bisnis maka masalah yang akan dianalisa diantaranya adalah : - Apakah strategi bisnis yang akan dilakukan merupakan strategi bisnis yang baik? - Apakah bisnis SPBU yang akan dijalankan dapat menghasilkan keuntungan yang optimal? - Apakah rencana bisnis SPBU ini layak jika dinilai dari berbagai aspek studi kelayakan bisnis? - Apakah sproyek atau bisnis SPBU ini layak dijalankan,ditunda atau dibatalkan? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut : - Agar dapat mengetahui strategis bisnis yang baik bagi perencanaan bisnis baru. - Agar dapat mengetahui cara menganalisa keuntungan pada rencana bisnis baru. - Agar dapat menganalisa perencanaan bisnis dari berbagai aspek kelayakan bisnis. - Agar dapat memutuskan apakah bisnis ini layak dijalankan, ditunda, atau dibatalkan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat yang akan didapat diantaranya yaitu: - Laporan studi kelayakan bisnis pada akhirnya akan menyatakan rencana bisnis SPBU ini layak untuk dijalankan atau tidak. - Merupakan acuan untuk memperbaiki dan menganalisa lebih lanjut mengenai ide bisnis.

7 - Sebagai bahan masukan utama dalam mengkaji ulang ide bisnis. - Sebagai rekomendasi bagi investor, kreditro, pemerintah, masyarakat, bahkan bagi pengusaha sendiri.

8 BAB 2 LANDASAN TEORI dan KERANGKA PEMIKIRAN Landasan Teori 2.2.1Pengertian Perusahaan dan Bisnis Perusahaan dapat diartikan sebagai sebuah organisasi yang memproses perubahan keahlian dan sumber daya ekonomi menjadi barang dan/atau jasa yang diperuntukkan bagi pemuasan kebutuhan para pembeli, serta diharapkan akan memberikan laba kepada para pemiliknya. Jadi, fokusnya lebih kepada organisasi. Sedangkan bisnis dapat diartikan sebagai seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang terlibat didalam bidang perniagaan (produsen, pedagang, konsumen, dan industri dimana perusahan berada) dalam rangka memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka. Dari penjelasan kedua istilah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian bisnis lebih luas dibandingkan pengertian perusahaan karena perusahaan merupakan bagian dari bisnis. Dalam kegiatan bisnis, maka dibutuhkan kesiapan dalam menghadapi tantangan dan resiko untuk mengkombinasikan tenaga kerja, material, modal dan manajemen secara baik sebelum memasarkan produk, orang yang memiliki kompetensi tersebut sering dikenal sebagai pengusaha. Produsen adalah orang yang mampu membuat produk secara efisien dalam jumlah maupun variasi yang dibutuhkan. Motivasi utama dalam kegiatan bisnis adalah laba. Laba dedefinisikan sebagai perbedaan antara penghasilan dan seluruh biaya yang dikeluarkan dalam proses bisnis. Studi kelayakan bisnis merupakan penelitian terhadap rencana bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidak layaknya suatu bisnis dibangun, tetapi juga saat dioperasionalkan secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang ditentukan, misalnya rencana peluncuran produk.

9 Kegiatan utama bisnis bisa dikategorikan kedalam kegiatan yang berbentuk operasional rutin yang didasarkan pada suatu konsep pendayagunaan sistem yang telah ada dilakukan secara terus menerus serta berulang-ulang. Akan tetapi berbeda jika kegiatan yang dilakukan merupakan proses pembangunan dan perluasan sistem, maka kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan yang berbentuk proyek sehingga kegiatan lainnya yang belum ada dalam bisnis akan berlangsung setelah adanya kegiatan berbentuk proyek ini dilakukan. Misalnya jika sebuah perusahaan akan berdiri maka sistem dibangun terlebih dahulu oleh proyek, baru kemudian dioperasionalkan secara rutin Reviewer Studi Kelayakan Bisnis Manfaatnya dalam studi adalah sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan baik persetujuan ataupun penolakan terhadap kelayakan suatu rencana bisnis yang akan direalisasikan sesuai dengan kepentingan pihak yang terkait didalamnya. Adapun pihakpihak yang membutuhkan laporan studi kelayakan bisnis adalah sebagai berikut : Pihak Investor, karena investor adalah pemilik modal yang memiliki kepentingan langsung tentang keuntungan yang akan diperoleh serta jaminan keselamatan atas modal yang ditanamkannya. Pihak Kreditor, karena dari pihak ini dana bisa dipinjamkan yang pada akhirnya keputusan pemberian pinjaman dipertimbangkan setelah melakukan pengkajian ulang studi kelayakan bisnis yang telah dibuat sebelumnya. Pihak Manajemen Perusahaan, sebagai pihak yang memberikan kebijakan terhadap langkah perencanaan dari studi kelayakan bisnis tersebut sebagai bentuk realisasi dari ide proyek dalam rangka meningkatkan laba perusahaan. Pihak Pemerintah dan Masyarakat, ini disebabkn karena adanya kebijakan pemerintah yang akan mempengaruhi kebijakan perusahaan baik secara langsung maupun tidak

10 langsung terkait prioritas pemerintah sebagai unsur pendukung rencana yang akan dijalankan. Bagi Tujuan Pembangunan Ekonomi, sebagai analisis manfaat yang akan didapat dan biaya yang akan ditimbulkan oleh proyek terhadap perekonomian nasional. Aspek-aspek yang perlu dianalisis untuk mengetahui biaya dan manfaat tersebut antara lain ditinjau dari aspek Rencana Pembangunan Nasional (kebijakan pemerintah), distribusi nilai tambah pada seluruh masyarakat, nilai investasi per tenaga kerja, pengaruh sosial, serta analisis kemanfaatan dan beban sosial Aspek-aspek Studi Kelayakan Bisnis 1. Aspek Pasar Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dengan pembeli, atau saling bertemunya antara kekuatan permintaan dengan kekuatan penawaran untuk membentuk suatu harga. Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Permintaan yang didukung oleh kekuatan tenaga beli disebut permintaan efektif, sedangkan permintaan yang didasari pada kebutuhan saja disebut sebagai permintaan potensial. Sedangkan penawaran dapat diartikan sebagai berbagai kuantitas barang yang ditawarkan dipasar pada berbagai tingkat harga. Tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain : harga barang itu sendiri, harga barang lain, ongkos produksi, tingkat teknologi, dan tujuan-tujuan perusahaan. Menurut Stanton (1995), pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan menentukan harga, hingga mempromosikan dan mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial. Selanjutnya diperlukan manajemen dalam pemasaran dalam pencapaian barang dan atau jasa yang sampai ke

11 tangan konsumen dengan memeulai manajemen strategi terlebih dahulu sebelum kegiatan dan pengelolaan lain dilakukan. Proyeksi permintaan dan penawaran produk dapat dilakukan dengan melakukan estimasi total terhadap permintaan pasar, estimasi wilayah permintaan pasar, estimasi penjualan aktual dan pangsa pasar, serta peramalan permintaan pada saat yang akan datang. Implikasi pada skb biasanya terlibat pada tugas analisis yakni mampu menentukan rancangan produk atau jasa yang akan dijual, mampu menentukan jenis pasar yang akan dipilih, mampu melakukan antisipasi selanjutnya dalam menentukan pergerakan permintaan konsumen dan juga penawaran produsen yang diperoleh melalui informasi product life cycle (PLC), dan terakhir dapat menentukan prediksi berbagai peluang dan ancaman sekaligus kekuatan dan kelemahan dalam peningkatan pangsa pasar (market share). 2. Aspek Teknis dan Teknologi Dengan tujuan adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi, rencana bisnis dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak, baik pada saat pembangunan proyek atau operasional secara rutin. Dalam hal masalah manajemen operasional, ada tiga hal yang harus dihadapi oleh perusahaan, yakni maslah penentuan posisi perusahaan, masalah desain, masalah opersional. Selain itu, persoalan lain mengenai masalah proses dan operasi akan bermunculan, maka untuk itu persoalan yang timbul harus disesuaikan dan di kelompokkan sesuai dengan masalah manajemen operasional yakni sebagai kelompok masalah posisi perusahaan, kelompok maslaah desain, dan kelompok masalah operasional.

12 Implikasi pada Studi Kelayakan Bisnis akan memberikan informasi mengenai pemilihan strategi produk, teknologi yang digunakan, kapasitas produksi, penentuan letak dan layout secara geografis, dan perencanaan dan kualitas produk serta operasional rutinnya. 3. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia Tujuan studi aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Aspek manajemen merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari beberapa aspek kajian dalam sebuah laporan studi kelayakan bisnis. Keberhasilan suatu proyek/kegiatan sangat dipengaruhi oleh peranan manajemen dalam pencapaian tujuan proyek/kegiatan. Proses manajemen sendiri juga terdapat kaidah-kaidah agar suatu usaha bisa berjalan lebih mudah. Dan kaidah-kaidah (aturan) itu sendiri bisa tergambar jelas melalui fungsi-fungsi manajemen berikut: - Perencanaan (Planning) : Perencanaan adalah proses untuk menentukan kemana dan bagaimana suatu usaha akan dijalankan atau dimulai untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. - Pengorganisasian (Organizing) : Pengorganisasian adalah proses untuk mengelompokkan kegiatan-kegiatan dalam unit-unit tertentu agar jelas dan teratur sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang si pemegang unit. - Pelaksanaan (Actuating) : Pelaksanaan adalah proses dimana semua hal yang terencana telah dimulai oleh seluruh unit. Seperti seorang manajer yang mengerahkan seluruh bawahannya untuk memulai pekerjaan sesuai dengan tugas yang telah ditetapkan kepadanya. - Pengawasan (Controlling) : Pengawasan adalah proses untuk mengukur, menilai dan mengevaluasi hasil pekerjaan agar tetap sesuai dengan rencana awal dan mengoreksi berbagai penyimpangan selama proses pelasanaan kerja.

13 Manajemen sumber daya manusia meliputi segala sesuatu yang dipersiapkan perusahaan berkaitan dengan kinerja SDM, yakni dalam penempatan posisi kerja sesuai dengan bidangnya masing-masing. Dalam konsep manajemen SDM terdapat hal yang berkaitan erat seperti adanya kebijaksanaan, prosedur dan juga praktik dalam mengatur orang lain demi tercapainya tujuan. Dalam manajemen SDM juga diterapkan fungsifungsi manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan dan fungsi yang bersifat operatif seperti pengadaan, kompensasi, pengembangan, integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja. 4. Aspek Hukum Aspek hukum mengkaji ketentuan hukum yang harus dipenuhi sebelum menjalankan usaha. Ketentuan hukum untuk setiap jenis usaha berbeda-beda, tergantung pada kompleksitas bisnis tersebut. Adanya otonomi daerah menyebabkan ketentuan hukum dan perizinan antara daerah yang satu dengan yang lain berbeda-beda. Oleh karena itu, pemahaman mengenai ketentuan hukum dan perizinan investasi untuk setiap daerah merupakan hal yang sangat penting untuk melakukan analisis kelayakan aspek hukum. Pemerintah menetapkan ketentuan hukum dan perizinan investasi dengan tujuan menjaga ketertiban masyarakat secara luas. Masyarakat di sekitar lokasi bisnis diharapkan akan mendapatkan manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan dampak negatif dari adanya suatu investasi bisnis. Secara spesifik analisis aspek hukum pada studi kelayakan bisnis bertujuan untuk : Menganalisis legalitas atas usaha yang akan dijalankan Menganalisis ketepatan bentuk badan hukum dengan ide bisnis yang akan dilaksanakan

14 Menganalisis kemampuan bisnis yang akan diusulkan dalam memenuhi persyaratan perizinan Menganalisis jaminan-jaminan yang bisa disediakan jika bisnis akan dibiayai dengan pinjaman 5. Aspek Keuangan Aspek keuangan merupakan implikasi dari seluruh program proyek/bisnis yang harus diperhitungkan. Berbagai hal yang menyangkut keuangan perlu dibahas mulai dari awal perencanaan, periode persiapan, pelaksanaan pembangunan proyek dan periode operasi ketika usaha berjalan. Kita bedakan periode tersebut menjadi dua yaitu periode persiapan dan periode operasi. Implikasi keuangan periode persiapan akan terkafer dalam kebutuhan dana investasi, sedangkan dalam masa operasi tercermin pada proyeksi rugi-laba, proyeksi neraca, proyeksi arus kas dan proyeksi kemampuan melunasi pinjaman serta tingkat pengembalian. Tujuan menganalisis aspek keuangan dari suatu studi kelayakan bisnis/proyek adalah untuk menentukan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang di harapkan dengan membandingkan antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal awal, kemampuan proyek untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakan proyek akan dapat berkembang terus. 6. Aspek Sosial Ekonomi Aspek ekonomi dan sosial merupakan pengaruh apa yang akan terjadi dengan adanya perusahaan, khususnya dibidang perekonomian masyarakat tempatan dan bidang sosial

15 kemasyarakatan. Setiap usaha yang dijalankan akan memberikan dampak positif dan negatif bagi berbagai pihak. Bagi masyarakat adanya investasi ditinjau dari aspek ekonomi memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan, sedangkan bagi pemerintah akan memberikan pemasukan berupa pendapatan baik bagi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Dalam aspek ekonomi dan sosial perlu ditelaah apakah keberadaaan suatu proyek atau usaha akan memberikan manfaat secara ekonomi dan sosial kepada berbagai pihak atau sebaliknya. 2.2 Kerangka Pemikiran Analisa kelayakan bisnis merupakan suatu hal yang penting bagi seseorang maupun sebuah organisasi ketika akan melakukan atau memulai bisnis. Dalam bentuk suatu proposal usaha pemilik ide bisnis berupa meyakinkan bagaimana reviewer memberikan tanggapan yang diharapkan. Walaupun dinilai secara relatif atas dasar kepentingan atau dasar hubungan sosial yang cukup mendalam di kebudayaan Indonesia secara berbeda-beda, maka idealnya sebuah perencanaan bisnis merupakan rencana menuju sebuah kemapanan secara sektoral. Kemudian, era baru pada perekonomian memerlukan suatu fase sinergis antara semua aspek di lingkungan bisnis dan regulasi yang dibangun oleh pemerintah sesuai dengan point-point pembangunan ekonomi yang dituju untuk kesejahteraan makro. Penilaian sebuah ide bisnispun akan semakin luas dengan munculnya fase sinergis, seperti banyak kalangan menilai aspek baru seperti lingkungan industri aspek yuridis, aspek lingkungan hidup dan lain-lain. Pengembangan perspektif aspek lingkungan industripun kemudian diperluas lagi secara teknik dan metode yang diterapkan serta kebijakan srategi publik dalam konsep kompetisi yang sehat dengan pesaing lain dalam industri yang terkait. Untuk aspek yuridis terkait dengan masalah perundang undangan dan pengawasan dari pemerintah, dan lembaga sosial. Sedangkan aspek AMDAL berkaitan dengan lingkungan sekitar yang menjadi dampak dari usaha tersebut. Hal ini

16 perlu mendapat perhatian karena sampai sejauh mana suatu usaha berperan dalam menjaga keseimbangan lingkungan disekitarnya. Ini merupakan keputusan yang cukup rumit untuk menyimpulkan diawal sebelum berjalannya usaha itu sendiri. Akan tetapi dinamika pencitraan seorang reviewer begitu penting, maka secara umum penulis akan menganalisa sudut pandang analisa perencanaan bisnis dan penilaian ideal sebagai nilai representatif untuk sebuah analisa bisnis yang belum berjalan, antara lain : 1. Menganalisa latar belakang dan sisi histori yang bernilai tambah untuk usaha yang dipilihnya, baik dari segi pemilik, latar belakang perusahaan, dan faktor-faktor pencetus lainnya yang dinilai sebagai sesuatu yang menjadikannya sebagai sesuai yang berbeda dan inovatif. 2. Menganalisa keseluruhan konsep bisnis.. 3. Menganalisa prioritas rencana bisnis. 4. Menganalisa optimasi nilai-nilai suatu manajemen dan organisasi. 5. Menganalisa resiko bisnis Gambar Kerangka Pemikiran Identifikasi & verifikasi Aspek Pasar Identifikasi & verifikasi Aspek Teknis Perencanaan Bisnis SPBU Identifikasi & verifikasi Aspek Manajemen Identifikasi & verifikasi Aspek Hukum Identifikasi & verifikasi Aspek Keuangan Keputusan Menjalankan Bisnis SPBU

17 Identifikasi & verifikasi Aspek Sosial Ekonomi BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain Penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian kualitatif dengan sub-desain deskriptif kualitatif. Dimana tujuan penelitian merupakan pengeksplorasian, meringkas dan menggambarkan berbagai kondisi dan situasi yang terdapat dalam wacana memulai datu bisnis baru di Indonesia secara umum dan dikota Jakarta dan sekitarnya secara khusus. Dengan model deduksi yairu teori merupakan alat peneliti sejak memilih dan menemukan masalah, membangun hipotesis (asumsi implisit), sampai dengan menguji data sebagaimana dinyatakan oleh Bungin (2007,p25). Unit yang diteliti yaitu merupakan studi kasus pada satu permasalahan bisnis dan ekonomi, dalam hal ini merupakan pembahasan secara mendalam sebuah Perencanaan Bisnis (Business Plan) yang dirancang oleh pemilik ide bisnis SPBU..2 Jenis dan Sumber Data Sumber Data yang digunakan merupakan : - Data Sekunder yaitu data dalam bentuk teks, berupa dokumen mengenai rencana bisnis SPBU.

18 - Data Primer yang didapat hasil wawancara untuk tujuan peningkatan validitas dan realibiltas. Tahapan elite interview digunakan agar informasi yang didapat merupakan bahan tinjauan langsung, karena berdasarkan pengalaman dan analisa pihak-pihak yang memiliki andil dalam suatu pembuatan keputusan berwirausaha..4 Teknik Pengumpulan Data Teknik Pengumpulan Data dengan metode wawancara secara tertulis..4 Metode Analisis Dengan Menggunakan Metode Analisis Domain yaitu berupa gambaran umum dan analisa ketepatan aspek uji, serta implementasi menyeluruh serta dilengkapi dengan metode Peningkatan Validitas dan Reliabilitas Penelitian Kualitatif wawancara, kutipan, dan literatur pendukung kesimpulan penelitian.

19 BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 GAMBARAN UMUM PERTAMINA adalah perusahaan minyak dan gas bumi yang dimiliki oleh Pemerintah Indonesia (National Oil Company), yang berdiri sejak tanggal 10 Desember 1957 dengan nama PT. PERMINA. Pada tahun 1961 perusahaan ini berganti nama menjadi PN. PERMINA dan setelah merger dengan PN. PERTAMIN di tahun 1968, namanya berubah menjadi PN. PERTAMINA. Setelah bergulirnya Undang Undang No. 8 Tahun 1971, sebutan perusahaan berubah menjadi PERTAMINA. Sebutan ini tetap dipakai setelah PERTAMINA berubah status hukumnya menjadi PT. PERTAMINA (Persero) pada tanggal 17 September 2003 berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. PERTAMINA melaksanakan beberapa kegiatan usaha untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut. Kegiatan usaha tersebut meliputi: 1. Menyelenggarakan usaha di bidang minyak dan gas bumi beserta hasil olahan dan turunannya. 2. Menyelenggarakan kegiatan usaha di bidang panas bumi yang ada pada saat pendiriannya, termasuk Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) yang telah mencapai tahap akhir negosiasi dan berhasil menjadi milik PERTAMINA.

20 3. Melaksanakan pengusahaan dan pemasaran Liquifield Natural Gas (LNG) dan produk lain yang dihasilkan dari kilang LNG. 4. Menyelenggarakan kegiatan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam nomor 1, 2, dan 3. SPBU Pertamina PASTI PAS! adalah SPBU yang telah tersertifikasi dapat memberikan pelayanan terbaik memenuhi standard kelas dunia. Konsumen dapat mengharapkan kualitas dan kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta fasilitas nyaman. SPBU Pertamina PASTI PAS! hanya diberikan kepada SPBU yang telah mendapatkan dan dapat mempertahankan audit sertifikasi oleh auditor internasional independent.konsumen dapat mengenali SPBU PASTI PAS! melalui beberapa cara: 1. Lihat logo dan sertifikat PASTI PAS!: logo akan pada kantung kiri operator sedangkan sertifikat PASTI PAS! dapat dilihat dalam kantor SPBU 2. Rasakan pelayanan operator: operator akan mengucapkan selamat pagi/siang/malam, menunjukkan angka nol, dan mengucapkan terimakasih dengan ramah. 3. Temukan melalui website ini: fungsi Lokasi SPBU menyediakan daftar SPBU PASTI PAS! lengkap dengan lokasi, foto, dan deskripsi singkat produk dan pelayanan yang tersedia. Jargon diatas adalah sekelumit "Jargon" yang bisa dilihat di Website PT Pertamina, dikatakannya lagi, SPBU Pertamina PASTI PAS! Adalah SPBU yang telah tersertifikasi dari audit sertifikasi oleh Bureau Veritas, auditor internasional independen dapat memberikan pelayanan terbaik memenuhi standard kelas dunia. Konsumen dapat mengharapkan kualitas dan kuantitas BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta fasilitas nyaman. Kualitas dan kuantitas BBM terjamin karena SPBU PASTI PAS! menggunakan alat-alat pengukur kualitas dan kuantitas lebih akurat juga menerapkan prosedur monitoring yang lebih ketat`. Untuk menjamin ketepatan takaran, SPBU melakukan test ketepatan volume secara rutin dengan batas

21 toleransi akurasi lebih ketat dari SPBU biasa. Dinas Metrologi akan melakukan kalibrasi ulang pompa yang telah melewati batas toleransi. Untuk menjamin kualitas BBM, SPBU melakukan pengujian kualitas 3 kali lebih banyak dari SPBU biasa, juga dengan batas toleransi lebih ketat. Untuk mendapatkan sertifikasi PASTI PAS!, SPBU harus lolos audit kepatuhan standard pelayanan yang ditetapkan oleh Pertamina. Audit ini mencangkup standard pelayanan, jaminan kualitas dan kuantitas, kondisi peralatan dan fasilitas, keselarasan format fasilitas, dan penawaran produk dan pelayanan tambahan. (data dari website Pertamina) Di Indonesia,dari ribuan SPBU yang sudah beroperasi, menurut sumber di Website Pertamina, masih sekitar 110 ( Sepuluh) SPBU yang sudah mendapatkan sertifikat PASTI PAS, berarti masih banyak SPBU Pertamina yang belum bersertifikat PASTI PAS. Pertanyaannya adalah berarti banyak SPBU Pertamina yang secara kualitas dan kuantitas BBM yang belum terjamin, pada hal adalah Hak Konsumen di lindungi oleh UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, UU ini juga secara jelas mengatur tentang Perbuatan apa saja yang di larang dilakukan oleh Pelaku Usaha, dalam Bab IV, Pasal 8 ayat 1 dikatakan bahwa Pelaku usaha dilarang memproduksi dan/atau memperdagangkan barang dan/atau jasa yang: a. Tidak memenuhi atau tidak sesuai dengan standar yang dipersyaratkan dan ketentuan peraturan perundang- undangan. b. Tidak sesuai dengan berat bersih, isi bersih atau netto, dan jumlah dalam hitungan sebagaimana yang dinyatakan dalam label atau etiket barang tersebut. c. Tidak sesuai dengan ukuran, takaran, timbangan dan jumlah dalam hitungan menurut ukuran yang sebenarnya. Melihat dari bunyi UU di atas secara logika, seluruh SPBU milik Pertamina yang belum dan yang sudah bersertifikat Pasti Pas, hukum nya wajib menjamin baik kuantitas maupun kualitas BBM, persoalan perilaku seseorang dalam melayani konsumen dengan sapaan, senyum dan ramah itu persoalan strategi pemasaran saja, tetapi yang wajib adalah menjamin kualitas dan kuantitas BBM,

22 Sekali lagi yang menjadi pertanyaan bahwa: Apakah Hanya SPBU Pertamina yang bersertifikat PASTI PAS saja yang dapat di jamin secara Kuantitas maupun Kualitas BBM-nya? Bila "Ya" berarti banyak SPBU di Indonesia yang belum terjamin kuantitas maupun kualitas BBM dan "Pasti Tidak Pas" atau bahkan bisa jadi sebelum ada kebijakan "Pasti Pas" bisa jadi produk dari SPBU Pertamina adalah "Pasti Tidak Pas" dan ini juga berarti pula bahwa SPBU tersebut telah melanggar UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen. Konsep SPBU Pertamina Way mengandalkan lima kaidah, yaitu aspek mutu dan jumlah (kualitas bagus dan takaran tepat), aspek SDM dan operator yang selalu menerapkan 3S (Salam, Senyum, Sapa). Kemudian aspek keamanan (ada petugas keamanan/satpam); lalu aspek fasilitas (mushalla dan toilet); dan aspek servis pelayanan secara umum (menyangkut hak-hak konsumen). Saat ini Pertamina memiliki lebih dari unit SPBU di seluruh Indonesia. Dalam mengembangkan jaringan SPBU, Pertamina memiliki tiga jaringan, yaitu Coco (Company on Company Operated) -- Pertamina yang bertindak sebagai operator dan agen -- Codo (Company on Dealer Operated) -- Pertamina sebagai operator dan diler sebagai agen,-- dan jaringan Dodo (Dealer on dealer Operated) --diler yang bertindak sebagai operator dan agen. Sementara itu, Shell mengedepankan konsep QQS (Quality, Quantity and Service). Kualitas terbaik, dengan kuantitas (jumlah) yang tepat dan akurat serta layanan yang memuaskan konsumen. ''QQS ini merupakan tiga pilar yang dikembangkan Shell. Dan Shell akan terus konsisten menerapkan konsep ini tidak hanya sekadar kata-kata. Selama ini, karyawan Shell juga terus melayani konsumen dengan sikap yang santun, sopan dan menyenangkan hati konsumen,'' ungkap Fathia. SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana umum yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat luas guna memenuhi kebutuhan bahan bakar. Pada umumnya SPBU menjual bahan bakar sejenis premium, solar, pertamax dan pertamax plus Mengenal SPBU

23 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum atau biasa kita sebut dengan SPBU atau orang lebih mengenalnya dengan sebutan PomBensin, adalah tempat yang sudah biasa kita lihat sehari hari baik oleh mereka yang membutuhkan sarana ini atau kita-kita yang hanya sekedar lewat setiap hari saat pergi ke kantor atau sedang dalam perjalanan. Kehadiran SPBU di tengah-tengah masyarakat kita ini, sudah sangat erat kaitannya dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan tidak jarang kita sangat tergantung kepada kehadiran spbu dimana kita berada. Banyak juga daerah-daerah atau kota-kota kecil bahkan kecamatan sekalipun, berusaha melengkapi sarana fasilitas umum berupa spbu untuk lebih menunjang kemajuan ekonomi di mana SPBU itu berada. Kehadiran SPBU di kota-kota besar mungkin tidak terasa dampaknya, karena banyaknya SPBU dalam satu kota. Tapi kehadiran SPBU akan terasa membawa manfaat manakala SPBU itu ada di daerah pelosok desa di tingkat kecamatan atau di daerah-daerah yang sering dilalui kendaraan, sehingga dapat menunjang kegiatan masyarakat sekitarnya. Karena itu banyak daerah-daerah saat ini berusaha untuk melengkapi fasilitas umumnya dengan dibukanya SPBU di daerah sekaligus sebagai sarana untuk meningkatkan kemajuan ekonomi masyarakat pedesaan. Kehadiran SPBU yang merupakan perpanjangan dari perusahaan Pertamina ini, adalah merupakan ujung tombak pemasaran jaringan distribusi bahan bakar untuk umum, dimana pemerintah sebagai pemilik perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar kepada masyarakat umum melalui SPBU ini.. SPBU yang kami didirikan ini dalam usaha untuk meningkatkan kepuasan pelanggan yang dapat dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu dengan melakukan upaya membangun fasilitasfasilitas umum yang memberikan sarana dan prasarana yang layak dan memberikan kenyaman bagi pelanggan, melakukan upaya memperbanyak jenis BBM, melakukan upaya mengurangi antrian kendaraan, melakukan upaya memperbanyak ketersediaan fasilitas pendukung, melakukan upaya peningkatan jaminan jumlah bahan bakar, melakukan upaya perbaikan tata ruang, melakukan upaya peningkatan jaminan octane number bahan bakar, melakukan upaya

24 peningkatan jaminan keamanan serta melakukan upaya peningkatan kecepatan pelayanan kepada pelanggan. Ini dilakukan guna lebih mewakili konsumen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan khususnya bagi kalangan mahasiswa. Bentuk Kerjasama yang di tawarkan : 1. DODO (Dealer Owned Dealer Operated) SPBU DODO PT. Pertamina adalah SPBU milik swasta, baik lahan, investasi, maupun operasionalnya. 2. CODO (Company Owned Dealer Operated) SPBU CODO PT. Pertamina merupakan SPBU sebagai bentuk kerjasama antara PT. Pertamina dengan pihak-pihak tertentu. Antara lain kerjasama pemanfaatan lahan milik perusahaan ataupun individu untuk di bangun SPBU PT. Pertamina. Persyaratan Lokasi SPBU : Dalam pembangunan sebuah SPBU, luas minimal lahan tergantung dari letak lahan yang akan dibangun menjadi sebuah SPBU. Apabila lahan yang akan dibangun SPBU terletak dijalan besar/utama, maka luas lahan yang harus dimiliki minimal 2500 m². Sedangkan untuk akses jalan lokal minimal 700 m². SPBU terdiri dari 5 tipe diantaranya adalah tipe A.B.C.D dan E. dimana klasifikasi SPBU tersebut adalah sebagai berikut : KOMPONEN TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D TIPE E Minimal Ukuran Lahan (m²) Min Lebar Muka Jalan Selang Min Max 10 Kapasitas Tangki Min. 160 kl Min. 140 kl Min. 100 kl Min. 80 kl Min. 60 kl Syarat-syarat kelengkapan sebuah SPBU itu adalah sebagai berikut : Sarana pemadam kebakaran: Sesuai dengan pedoman PT. Pertamina.

25 Sarana lindungan lingkungan: Instalasi pengolahan limbah. Instalasi oil catcher dan well catcher: Saluran yang digunakan untuk mengalirkan minyak yang tercecer di area SPBU kedalam tempat penampungan. Instalasi sumur pantau: Sumur pantau dibutuhkan untuk memantau tingkat polusi terhadap air tanah di sekitar bangunan SPBU yang disebabkan oleh kegiatan usaha SPBU. Saluran bangunan/drainase sesuai dengan pedoman PT. Pertamina. Sistem Keamanan: Memiliki pipa ventilasi tangki pendam Memiliki ground point/strip tahan karat Memiliki dinding pembatas/pagar pengaman Terdapat rambu-rambu tanda peringatan. Sistem Pencahayaan: SPBU memiliki lampu penerangan yang menerangi seluruh area dan jalur pengisian BBM Papan penunjuk SPBU sebaiknya berlampu agar keberadaan SPBU mudah dilihat oleh pengendara. Peralatan dan kelengkapan filling BBM sesuai dengan standar PT. Pertamina berupa: Tangki pendam; Pompa dan Pulau pompa. Duiker, dibutuhkan sebagai saluran air umum di depan bangunan SPBU Sensor api dan perangkat Pemadam kebakaran Lambang PT. Pertamina

26 Generator Fasilitas umum: Toilet Lahan parkir. Instalasi listrik dan air yang memadai Rambu-rambu standar PT. Pertamina: Dilarang merokok Dilarang menggunakan telepon seluler Jagalah kebersihan Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran.

27 4.2 Pembahasan Aspek-aspek 1. Aspek Pasar a) Produk Nama Produk : SPBU Kualitas Produk : Produk utama yang ditawarkan pada SPBU adalah tipe C b) Spesifikasi Produk Desain SPBU sesuai standar PT. Pertamina Kanopi SPBU disesuaikan dengan PT. Pertamina Panduan untuk pump island harus disesuaikan PT. Pertamina Sirkulasi atau jalur masuk dan keluar harus sesuai antrian Dilengkapi fasilitas pendukung, yaitu: toilet, ATM Center, Minimarket. c) Market potensial Menurut publikasi BPS pada tahun 2013 jumlah penduduk di daerah Minahasa Selatan yaitu jiwa dan di kota Manado jiwa. Sedangkan penerbitan STNK baru untuk Ranmor baru mencapai unit dan penerbitan BPKB baru untuk Ranmor baru mencapai unit. d) Analisis Peluang Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada lokasi SPBU ini sangat strategis, hal tersebut dikarenakan berada dijalan trans sulawesi yang merupakan jalan utama yang menghubungkan kota-kota yang ada di pulau Sulawesi untuk mengisi bahan bakar. Selain itu lokasi SPBU yang lain letaknya cukup jauh diantaranya : SPBU Tateli SPBU Amurang e) Harga Metode penetapan harga untuk SPBU disesuailan dengan harga BBM dari pemerintah. f) Promosi Promosi dilakukan atas kerjasama Pertamina Pasti Pas yaitu pada website Pertamina dan PT. Jasa Marga berupa rambu-rambu yang dipasang 500 meter dan 100 meter sebelum lokasi. Serta memasang pemberitahuan telah dibukanya SPBU di beberapa media sosial.

28 g) Strategi Pemasaran SPBU ini menyediakan fasilitas yang cukup lengkap dengan menawarkan pembayaran dengan easy pay (kredit card,debit,flash), ATM center sehingga pengendara akan mendapatkan kenyamanan dan kemudahan dalam pengisian BBM. h) Analisis SWOT Identifikasi SWOT pada suatu proyek perlu dilakukan agar dapat ditentukan strategi proyek berdasarkan hasil analisis SWOT tersebut. Dalam analisis SWOT kita dapat menilai faktor-faktor apa saja yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan suatu proyek pada lokasi tertentu. Faktor yang menjadi keunggulan harus dioptimalkan, sedangkan yang menjadi kelemahan harus dapat diatasi/dieliminasi agar tidak dapat memberikan pengaruh buruk. Faktor Internal Variabel internal yang penting Bobot Rating B x R Kekuatan Mempunyai fasilitas (ATM center, toilet) Menerapkan standarisasi pelayanan yang baik Mempunyai layanan easy pay Merupakan SPBU pasti pas Kelemahan Modal yang cukup besar Lokasi tidak terlalu luas Rawan terjadi antrian Total Faktor Eksternal Variabel eksternal yang penting Bobot Rating B x R Peluang Lokasi yang strategis Mendapatkan dukungan dari pertamina, baik dari aspek teknis maupun pemasaran Pangsa pasar sudah jelas dan berpotensi tinggi Produk yang dijual merupakan kebutuhan masyarakat

29 Ancaman SPBU pesaing menawarkan kualitas yang sama baik Suplai BBM dari pertamina yang terhambat dan bisa mengakibatkan kekosongan BBM di SPBU Bencana Alam Total Untuk mencari koordinatnya, dapat dicari dengan cara sebagai berikut: Koordinat Analisis Internal (Skor total Kekuatan Skor Total Kelemahan) : 2 = ( ) : 2 = 0,8 Koordinat Analisis Eksternal (Skor total Peluang Skor Total Ancaman) : 2 = (2, ) : 2 = 1,1 Jadi titik koordinatnya terletak pada (0,8 ; 1,1) (0,8 ; 1,1) j) Keputusan Strategi Sebagai SPBU yang perlu diperhatikan adalah kualitas pelayanan pada SPBU itu sendiri. Berdasarkan diagram pada gambar dapat dilihat bahwa strategi yang dominan akan digunakan dalam proyek SPBU ini adalah kuadran S-O dan strategi yang ditempuh adalah : Terus menjaga kualitas pelayanan terhadap konsumen Berusaha untuk menjaga kualitas BBM yang dijual Memberikan tingkat keamanan yang tinggi

30 Memberikan gratis pengisian angina 2. Aspek Teknis dan Teknologi Aspek teknis adalah satu aspek yang berhubungan dengan proses pembangunan proyek secara teknis dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. a) Lokasi SPBU Lokasi SPBU rencananya akan ditempatkan di jalan trans Sulawesi desa Tambala kecamatan Tombariri. Lokasi yang dipilih untuk SPBU sangat strategis karena berada dijalan utama trans Sulawesi. Penentuan atau pemilihan lokasi adalah penting, karena mempengaruhi kedudukan perusahaan dalam persaingan, dan kelangsungan hidupnya. Penentuan lokasi juga harus mempertimbangkan kemungkinan ekspansi. Tujuan penentuan lokasi adalah agar perusahaan dapat beroperasi dengan lancar, efektif dan efisien. Penentuan lokasi memperhatikan faktor biaya produksi & biaya distribusi barang yang dihasilkan & faktor lokasi sangat penting untuk menurunkan biaya operasi. Variable primer penentuan lokasi proyek : Lokasinya strategis mengingat belum adanya SPBU di daerah desa Tambala. Pangsa pasar menjanjikan, karena banyaknya kendaraan yang melintasi jalan tersebut. Merupakan jalur penghubung Tenaga kerja bisa diperoleh Variabel sekunder penentuan lokasi pabrik : Masyarakat sekitar bisa mendapatkan harga BBM sesuai standar pemerintah Mengembangkan pengetahuan di bidang entrepeneurship b) Layout

31 Layout yang digunakan pada bisnis SPBU ini adalah layout fungsional atau layout process. Karena dalam layout fungsional ini, mesin-mesin dan peralatan yang mempunyai fungsi yang sama dikelompokkan dan ditempatkan dalam satu ruang/tempat tertentu. c) Pemilihan jenis teknologi Dengan mempertimbangkan pemilihan mesin dan mempertimbangkan kemungkinan adanya teknologi lanjutan sebagai akibat keusangan mesin. Pemilihan jenis teknologi berdasarkan standar dari PERTAMINA. 3. Aspek Manajemen dan Sumber Daya Manusia Pada pembangunan SPBU ini yang terlibat antara lain : Owner adalah pihak pemilik proyek yang mempunyai rencana untuk membangun SPBU ini yaitu kelompok. Leaders adalah pihak yang akan memberikan bantuan modal dengan bunga yang telah disepakati. Leader harus mengetahui apakah proyek yang akan dibangun layak atau tidak, dengan melihat cash inflow, pengembalian pinjaman yang diajukan pihak peminjam, leader disini yaitu bank BRI. Asuransi adalah pihak yang akan menjamin keberlangsungan proyek pada tahap konstruksi. Pihak asuransi akan mengganti semua kerugian yang mungkin terjadi selama pelaksanaan proyek, sesuai dengan kesepakatan yang dibuat pada tahap perencanaan proyek antara pihak asuransi dan investor. Untuk proyek SPBU ini yang bertindak sebagai pihak asuransi adalah PT Jasindo. Kontraktor adalah pihak pelaksana konstruksi yang ditunjuk oleh pemilik modal melalui mekanisme tender, yang bertanggung jawab melaksanaan semua lingkup pekerjaan sesuai dengan perjanjian yang terdapat dalam dokumen kontrak, yaitu. Konsultan adalah pihak perencana dan pengawas yang ditunjuk oleh pemilik modal untuk membuat suatu desain dengan konsep yang menarik tentang produk yang akan dipasarkan, membuat estimasi biaya tentang produk tersebut, serta melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan konstruksi dari pihak kontraktor. Yang bertindak sebagai konsultan adalah CV. Kompetitor adalah pihak pesaing yang memiliki bidang usaha yang sama dengan proyek yang akan dibangun. Pihak pesaing dalam proyek ini adalah : SPBU Tateli dan SPBU Amurang. Regulator adalah pihak yang membuat dan megeluarkan peraturan dengan tata cara suatu wilayah, termasuk penempatan suatu tempat usaha.pihak regulator disini : pemerintah kota Manado.

32 Pihak lainnya adalah pertamina sebagai pemilik brand yang akan digunakan dan juga sebagai penyuplai BBM, teknologi dan penetapan standar-standar pengoperasian SPBU. Struktur Organisasi Direktur utama Manajer keuangan Manajer Operasion al Bendahar a 1 Bendahar a 2 Kepala Karyawan 1 Kepala Karyawan 2 Kepala Shift 1 Kepala Shift 2 Job description 1. Direktur Utama Ringkasan pekerjaan : sebagai pemilik juga sekaligus memimpin, mengontrol dan mengkoordinasikan semua hal yang berkaitan dengan perusahaan baik dalam lingkup internal maupun eksternal perusahaan. Tugas dan tanggung jawab ; Menerima laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen keuangan serta melakukan evaluasi yang diperlukan demi mencapai keuntungan yang lebih maksimal.

33 Menerima laporan dari manajer operasional terhadap operasional yang telah dilakukan, serta memberikan beberapa rekomendasi dan saran-saran untuk mencapai efektivitas dalam pelaksanaan operasional. Memberikan intruksi bila terjadi kesalahan terhadap seluruh anggota. 2. Manajer Keuangan Tanggung jawab kepada : direktur utama Ringkasan pekerjaan : mengontrol dan mengkoordinasikan tentang pelaksanaan keuangan pada operasional SPBU. Tugas dan tanggung jawab : Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan financial Menerima dan menyetujui laporan keuangan dari bendahara 1 dan 2 Melaporkan pelaksanaan keuangan kepada direktur utama Mengkonsultasikan permasalahan bidang keuangan dengan direktur utama untuk optimasi kinerja keuangan 3. Manajer Operasional Tanggung jawab kepada : direktur utama Ringkasan pekerjaan : mengontrol dan mengkoordinasikan tentang pelaksanaan operasional SPBU Tugas dan tanggung jawab : Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan operasional dan marketing perusahaan Menerima laporan pelaksanaan operasional dari kepala karyawan 1 dan 2 Melaporkan pelaksanaan operasional perusahaan kepada direktur utama Mengkonsultasikan permasalahan bidang operasional dengan direktur utama dalam mengoptimasi kinerja operasional. 4. Bendahara 1 Tanggung jawab : manajer Keuangan Ringkasan pekerjaan : mengatur dan bertanggung jawab terhadap sirkulasi keuangan perusahaan yang tertuju kepada fasilitas utama SPBU (pengisian BBM) Tugas dan tanggung jawab : Mengurusi urusan pembayaran kepada pihak pertama dan juga pemasukan dari penjualan BBM Membuat laporan keuangan untuk suatu periode tertentu sesuai permintaan pihak perusahaan 5. Bendahara 2 Tanggung jawab kepada : manajer keuangan Ringkasan pekerjaan : mengatur dan bertanggung jawab terhadap sirkulasi keuangan perusahaan yang tertuju kepada fasilitas tambahan di SPBU dan juga keuangan karyawan. Tugas dan tanggung jawab ; Mengurusi pembayaran mini café

34 Mengatur pengeluaran untuk gaji karyawan Membuat laporan keuangan untuk suatu periode tertentu, sesuai permintaan pihak perusahaan 6. Kepala karyawan 1 Tanggung jawab kepada : manajer operasional Ringkasan pekerjaan : mengatur jalannya operasional karyawan yang berhubungan dengan kebersihan, keamanan dan kenyamanan. Tugas dan tanggung jawab : Memonitor kerja dari karyawan, kebersihan dan keamanan Melakukan pembenahan terhadap kinerja karyawan, kebersihan dan keamanan. 7. Kepala Karyawan 2 Tanggung jawab kepada : manajer operasonal Ringkasan pekerjaan: Mengatur dan mengontrol pelaksanaan pekerjaan operator SPBU menjadi 2 shift. tugas dan tanggung jawab: Mengatur pembagian karyawan untuk setiap pekerjaan yang berkaitan dengan operator SPBU. Mengontrol kinerja pelaksana kepala shift. 8. Kepala shift Tanggung jawab kepada : kepala karyawan Ringkasan pekerjaan : Mengatur kinerja operator SPBU Tugas dan tanggung jawab : Melakukan pengawasan terhadap kerja operator SPBU Melakukan peningkatan terhadap pelayanan operator SPBU 4. Aspek Hukum Berikut ini merupakan persyaratan umum untuk mendirikan SPBU dari PT. Pertamina : Warga Negara Indonesia. Memiliki modal berupa : - Penguasaan atau kepemilikan lahan untuk lokasi SPBU*. - Modal investasi pembangunan SPBU dan operasionalnya**. Bersedia mengikat perjanjian dengan Pertamina. Bersedia mengelola dan mengendalikan SPBU sesuai standar PERTAMINA. (Menyertakan bukti-bukti kepemilikan atau penguasaan atas lahan yang ditunjukkan melaluisertifikat Tanah, Surat Kontrak, dan dokumen pendukung lainnya** Menyertakan buktibukti ketersediaan modal investasi dan operasional berupa fotocopy sertifikat deposito (dilegalisir), giro, ataupun fotocopy dokumen pendukung lainnya.)

35 Prosedur tahap awal yang akan dilakukan : Melakukan pengisian aplikasi formulir. Menyertakan dokumen pendukung melalui surat. Adapun dokumen yang dibutuhkan : a) Fotocopy KTP (Perorangan), Akte Pendirian Perusahaan (PT) atauakte Pendirian 5. Aspek Keuangan Koperasi (Koperasi). b) Surat Keterangan dan Catatan Kepolisian. c) Surat Keterangan dari PEMDA tentang peruntukan tanah lokasi. d) Curriculum Vitae (Biodata) a) Time Line Assumption Waktu awal proyek 2015 Jangka waktu kontruksi 1 tahun Waktu akhir proyek 2016 Life time proyek 15 tahun Waktu akhir proyek 2031 b) Project Overview Lokasi Kec. Tambala Luas lahan 3000 m 2 Luas bangunan ±1100 m 2 c) Perkiraan Biaya investasi dan operasional Investasi yang dimiliki yaitu modal awal hanya sebesar Rp , sedangkan untuk biaya pembangunan proyek adalah sekitar Rp , meliputi konstruksi dan sarana penunjang. Oleh karena itu dilakukan peminjaman bank sebesar 60% dari nilai. Penjualan komposisi kendaraan dari PERTAMINA sebagai berikut : Pertamax = Rp dijual Rp Premium = Rp dijual Rp Solar = Rp Mekanisme bisnis SPBU yaitu pihak Pengusaha/Pengelola SPBU harus terlebih dahulu melakukan pembayaran/penebusan Delivery Order(DO) ke PT PERTAMINA kemudian barulah Bahan Bakar Minyak(BBM) dikirim melalui Perusahaan transportir Rekanan PT PERTAMINA

36 menuju SPBU dan proses ini biasanya memakan waktu antara 1(satu) hingga 3(tiga) hari sehingga ada baiknya pengelola SPBU dapat mengantisipasinya dengan menyiapkan cadangan BBM secukupnya agar intensitas penjualan tidak tersendat/terganggu. Adapun keuntungan unit Usaha SPBU ditentukan oleh perusahaan induknya PT PERTAMINA selaku franchiesor yaitu untuk SPBU Standard dengan profit margin Rp 240; (dua ratus empat puluh rupiah) per liternya sedangkan untuk SPBU Way yang telah menerapkan program SPBU Pastipas maka Profit marginnya adalah Rp 280; (dua ratus delapan rupiah) per liternya. Sehingga untuk merencanakan prospek usaha SPBU ini maka Pengusaha/calon Pengusaha SPBU perlu memilih lokasi yang strategis serta menyeleksi/merekrut manager pengelola dan tenaga pelayanan yang berpenampilan baik jujur dan terampil guna menunjang besaran volume omzet penjualan dengan demikian maka diharapkan terjadi percepatan BEP (Break Evet Point) yaitu nilai Investasi yang telah ditanamkan dapat segera kembali yangmana idealnya adalah kurang dari 10 (sepuluh) tahun sudah kembali modal. Dan sebagai gambaran umum dibawah ini kami berikan ilustrasi Perhitungan Harga Pokok Penjualan unit Usaha SPBU. Perhitungan investasi awal : Harga beli mesin fuel x 3 RP Tangki pemadam RP Biaya pemasangan Rp (+) Rp Biaya lain-lain : Pembangunan toilet, mini cafe Rp Pemasangan wifi untuk mini cafe Rp Pembangunan taman RP Pembelian rambu peringatan Rp Pembelian alat pemadam kebakaran RP Lisensi PASTI PAS RP Pembelian BBM(utk 1bln l x 4350) Rp

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2007 yang berbentuk

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2007 yang berbentuk BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Profil Singkat Perusahaan Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2007 yang berbentuk perusahaan mitra PT.Pertamina yaitu Stasiun Pengusian Bahan Bakar (SPBU)

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Prfil Singkat Perusahaan Perusahaan ini pertama kali didirikan pada tahun 2006 yang berbentuk perusahaan mitra PT.Pertamina yaitu Stasiun Pengisian Bahan Bakar (SPBU)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana umum yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan BAB I PENDAHULUAN I.1 Latarbelakang Masalah Brand bukanlah sekedar nama atau simbol. Tetapi lebih kepada aset perusahaan yang bersifat intangible. Banyak brand mengeluarkan produk yang sama tetapi pada

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam era perdagangan bebas setiap perusahaan menghadapi persaingan yang ketat. Meningkatnya intensitas persaingan dan jumlah pesaing menuntut perusahaan untuk selalu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek Akhir Kota Bekasi merupakan salah satu kota satellite yang sebagian besar penduduknya bekerja dan beraktifitas di Kota Jakarta. Pertumbuhan penggunaan kendaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia

BAB I PENDAHULUAN. telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri retail Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia sedang dan telah memasuki fase yang lebih menantang dimana harga minyak dunia menjadi lebih fluktuatif dan biaya-biaya

Lebih terperinci

MEMBEDAH STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) di INDONESIA

MEMBEDAH STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) di INDONESIA MEMBEDAH STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) di INDONESIA Risdiyanta, ST., MT *) ABSTRAK Stasiun Pengisian Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)tentu tidak asing bagi masyarakat Indonesia, untuk membeli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola korporasi yang baik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertamina merupakan perusahaan milik negara yang bergerak di bidang energi meliputi minyak, gas serta energi baru dan terbarukan. Pertamina menjalankan kegiatan bisnisnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan bakar diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari seperti

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan bahan bakar diperlukan untuk kebutuhan sehari-hari seperti 16 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi peluang bisnis di Indonesia sangat bagus. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bermunculan perusahaan, baik itu bergerak di bidang jasa ataupun barang. Produk-produk

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1. Sejarah Singkat PT. Kestrelindo Aviatikara adalah salah satu badan usaha jasa yang sedang berkembang saat ini di Bekasi. PT. Kestrelindo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. langkah perusahaan untuk bisa terus berjalan dan dapat bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. langkah perusahaan untuk bisa terus berjalan dan dapat bersaing dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ditengah perkembangan dunia usaha sekarang ini tentu akan muncul persaingan yang semakin bebas. Persaingan bisnis yang semakin ketat menjadikan perusahaan mati-matian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan di dunia yang memiliki wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan di dunia yang memiliki wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan di dunia yang memiliki wilayah yang luas serta kaya keanekaragaman sumber daya alam yang salah satunya adalah minyak bumi

Lebih terperinci

Proposal SPBU dan SPPBE

Proposal SPBU dan SPPBE Proposal SPBU dan SPPBE CV CITRA BANGUN CEMERLANG General Trading,Contractor&Suplayer Corekan Kaliombo Kediri (0354) 7034751 warikhin@yahoo.com JAWATIMUR 64126 CP : 081330762946 Hal : Penjelasan Umum SPBU&SPPBE.

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Berdasarkan dari hasil seluruh analisis dan usulan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Kriteria kualitas yang menjadi harapan konsumen terhadap SPBU

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Studi Kelayakan Bisnis 2.1.1 Pengertian Studi Kelayakan Bisnis Menurut Brockhouse dan Wadsworth (2010:1) studi kelayakan adalah alat yang digunakan dalam proses pengembangan bisnis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Lingkungan Eksternal Perusahaan Berdasarkan Laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada bulan Juli 2015, bahwa saat ini jumlah penduduk dunia mencapai 7,3 Milyar jiwa. Jumlah

Lebih terperinci

BAB III TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA DI SPBU PERTAMINA SURABAYA UTARA

BAB III TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA DI SPBU PERTAMINA SURABAYA UTARA BAB III TRANSAKSI JUAL BELI BBM DENGAN NOTA PRINT BERBEDA DI SPBU PERTAMINA SURABAYA UTARA A. Profil SPBU Pertamina di Surabaya Utara SPBU adalah kependekan dari Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum.

Lebih terperinci

Pembangunan SPBU PERTAMINA

Pembangunan SPBU PERTAMINA Pembangunan SPBU PERTAMINA Bagaimana Peluang Usaha SPBU? Kebutuhan akan BBM bagi masyarakat secara umum serta terus meningkatnya harga minyak dunia menjadi alasan utama dalam investasi ini. Saat ini PERTAMINA

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SPBU berdiri pada awal tahun 2005 tepatnya pada tanggal 02 Februari

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. SPBU berdiri pada awal tahun 2005 tepatnya pada tanggal 02 Februari BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Perusahaan SPBU 34.40124 hadir untuk memenuhi pendistribusian BBM di Kota Bandung khususnya wilayah Bandung Utara. Dengan berbenderakan PERTAMINA, SPBU

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT SUPRAJAYA 2001 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Perusahaan ini dirintis oleh suami istri Ngadiman di Jakarta. Maka tahun 1994 didirikanlah sebuah usaha dengan nama PT

Lebih terperinci

Studi Kelayakan Bisnis. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

Studi Kelayakan Bisnis. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Studi Kelayakan Bisnis Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Pendahuluan Studi kelayakan merupakan salah satu mata kuliah (study) terapan yang bersifat aplikatif. Studi kelayakan dapat dilakukan untuk menilai kelayakan

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI

PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWENANGAN PADA BIDANG MINYAK DAN GAS BUMI Menimbang Mengingat DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG HARI, : a.

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI UMUM Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) menegaskan bahwa cabang-cabang produksi yang

Lebih terperinci

kewirausahaan tentang bagaimana menilai kebutuhan usaha dan cara memperoleh modal

kewirausahaan tentang bagaimana menilai kebutuhan usaha dan cara memperoleh modal kewirausahaan tentang bagaimana menilai kebutuhan usaha dan cara memperoleh modal A. Cara Menilai Kebutuhan Usaha 1. Pengertian Kebutuhan Usaha Pendirian suatu usaha berkaitan erat dengan penyediaan segala

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pemasaran BBM menuju SPBU (Retail Fuel Marketing). a. Lingkungan Pengendalian

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. pemasaran BBM menuju SPBU (Retail Fuel Marketing). a. Lingkungan Pengendalian BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil penelitian yang dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. PT Pertamina Marketing Operation Region V sudah memiliki sistem pengendalian

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pemasaran American Marketing Association mendefinisikan pemasaran sebagai: Suatu proses perencanaan dan eksekusi, mulai dari tahap konsepsi, penetapan harga, promosi,

Lebih terperinci

PENGANTAR BUSINESS PLAN

PENGANTAR BUSINESS PLAN PENGANTAR BUSINESS PLAN Sub Pokok Bahasan : 1. Pengertian business plan 2. Latar belakang penyusunan business plan 3. Tujuan business plan 4. Manfaat business plan 5. Elemen dasar business plan 6. Aspek-aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk Indonesia yang sangat besar menjadi pasar yang sangat potensial untuk perusahaan dalam negeri maupun perusahaan asing. Banyaknya perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Globalisasi membawa dampak yang besar bagi perkembangan dunia bisnis. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya persaingan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no

BAB I PENDAHULUAN. pada tanggal 4 September 2003 yang beralamat di JL. Raya R.C Veteran no BAB I PENDAHULUAN 1.1 Bentuk, Bidang Dan Perkembangan Usaha 1.1.1 Bentuk Usaha PT Jaya Utama Motor adalah perusahaan perseroan terbatas yang bergerak dibidang otomotif dengan menjalankan usahanya berfokus

Lebih terperinci

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja.

BAB V RENCANA AKSI. model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. tanggung jawab, dan evaluasi pengukuran kinerja. BAB V RENCANA AKSI Bab V berisi tentang rencana aksi yang dilakukan untuk merealisasikan model bisnis makanan sehat cepat saji Manahipun sebagaimana telah dirancang. Untuk mendukung realisasi rancangan

Lebih terperinci

SPBU No Jl. Tanjung Duren Raya no.1, Jakarta Barat

SPBU No Jl. Tanjung Duren Raya no.1, Jakarta Barat SPBU No. 3411401 Jl. Tanjung Duren Raya no.1, Jakarta Barat LEGAL ASPECT Penanggung jawab SPBU 3411401: Sudrajat Jayaatmaja Surat Penunjukan pengelolaan oleh Pertamina kepada Ny. Hj. Monie Yassin, tertanggal

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Mengingat: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan suatu jenis bahan bakar yang dihasilkan melalui proses pengilangan minyak mentah. Saat ini BBM telah menjadi kebutuhan pokok dalam

Lebih terperinci

PENYUSUNAN RENCANA USAHA

PENYUSUNAN RENCANA USAHA PENYUSUNAN RENCANA USAHA I. DEFINISI RENCANA USAHA DAN MANFAAT RENCANA USAHA Rencana Usaha adalah dokumen tertulis yang disiapkan oleh seorang wirausaha yang menggambarkan hubungan faktor-faktor internal

Lebih terperinci

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) A. Latar Belakang Sejalan dengan laju pertumbuhan pembangunan nasional, pembangunan sektor transportasi juga menjadi bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Saat ini kegiatan bisnis telah semakin berkembang, dimana situasi ekonomi yang semakin diwarnai dengan intensitas persaingan yang semakin tinggi antara

Lebih terperinci

B AB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya alam yang sangat besar pengaruhnya bagi kepentingan

B AB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya alam yang sangat besar pengaruhnya bagi kepentingan 12 B AB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara kepulauan yang dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa wilayah yang luas, berkedudukan pada posisi silang antara dua benua dan

Lebih terperinci

Demikianlah surat permohonan ini besar harapan kami mendapat dukungan dana dari bank yang bapak pimpin.

Demikianlah surat permohonan ini besar harapan kami mendapat dukungan dana dari bank yang bapak pimpin. Contoh Proposal Usaha Bengkel Motor Proposal usaha bengkel motor dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam membuka bisnis rumahan. Usaha bengkel motor dan mobil akan dapat sukses jika diawali dengan perencanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan perusahaan saat ini semakin pesat. Era saat ini mendorong banyak perusahaan untuk semakin memperluas usahanya dengan meraih pangsa pasar. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Nama Perusahaan PT Pertamina (Persero) Gambar 1.1 Logo PT Pertamina (Persero) 1.1.2 Lokasi Perusahaan Jl. Medan Merdeka Timur 1A, Jakarta 10110

Lebih terperinci

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment

Daftar Isi. Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Manajemen Risiko Daftar Isi Latar Belakang Implementasi Manajemen Risiko Tujuan Manajemen Risiko Definisi Model Manajemen Risiko Control Self Assessment Latar Belakang Manajemen Risiko Tata Kelola Perusahaan

Lebih terperinci

MAKALAH STUDI KELAYAKAN USAHA

MAKALAH STUDI KELAYAKAN USAHA MAKALAH STUDI KELAYAKAN USAHA Dosen Pengampu: Dra.Hj.Machmuroh., M.S. Disusun oleh : Asfani Erviyanto (K2514011) PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga merupakan harapan bangsa dan memberikan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.11, 2017 PEMBANGUNAN. Konstruksi. Jasa. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6018) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual III. METODE PENELITIAN Nilai tambah yang tinggi yang diperoleh melalui pengolahan cokelat menjadi berbagai produk cokelat, seperti cokelat batangan merupakan suatu peluang

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN USAHA MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI OGAN KOMERING ULU, Menimbang : a. bahwa minyak dan

Lebih terperinci

Tugas Akhir Universitas Pasundan Bandung BAB I PENDAHULUAN

Tugas Akhir Universitas Pasundan Bandung BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara umum terjadinya peningkatan kebutuhan energi mempunyai keterkaitan erat dengan makin berkembang kegiatan ekonomi dan makin bertambah jumlah penduduk. Di Indonesia,

Lebih terperinci

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan

Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Layanan Pengoptimalan Cepat Dell Compellent Keterangan Ikhtisar Layanan Keterangan Layanan ini ("Keterangan Layanan") ditujukan untuk Anda, yakni pelanggan ("Anda" atau "Pelanggan") dan pihak Dell yang

Lebih terperinci

STUDI KELAYAKAN USAHA

STUDI KELAYAKAN USAHA STUDI KELAYAKAN USAHA 1 PENGERTIAN STUDI KELAYAKAN USAHA Studi kelayakan usaha ialah suatu penelitian tentang layak tidaknya suatu bisnis dilaksanakan dengan berhasil dan menguntungkan secara kontinyu.

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 8 TAHUN 2009 SERI : E NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH KABUPATEN KEBUMEN DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Very Very Important Person (VVIP).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Very Very Important Person (VVIP). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kompetisi disegala bidang sekarang ini menjadi hal yang sangat biasa, pelanggan menjadi komponen yang sangat penting dalam eksistensi sebuah lembaga. Jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi

BAB I PENDAHULUAN. baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih tinggi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri merupakan suatu kegiatan ekonomi yang mengolah barang mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijadikan barang yang lebih

Lebih terperinci

ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS

ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS Kuliah 3 ASPEK-ASPEK STUDI KELAYAKAN BISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FEM - IPB Menurut Husnan, Suad ASPEK PASAR ASPEK TEKNIS ASPEK MANAJEMEN ASPEK HUKUM KEUANGAN (FINANSIAL) EKONOMI, SOSIAL, DAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 23 BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN 4.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 4.1.1 Studi Kelayakan Usaha Proyek atau usaha merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan manfaat (benefit) dengan menggunakan sumberdaya

Lebih terperinci

SUATU DOKUMEN YG MENYATAKAN KEYAKINAN ATAU KEMAMPUAN SEBUAH BISNIS UNTUK MENJUAL BARANG ATAU JASA DG MENGHASILKAN KEUNTUNGAN YNG MENARIK.

SUATU DOKUMEN YG MENYATAKAN KEYAKINAN ATAU KEMAMPUAN SEBUAH BISNIS UNTUK MENJUAL BARANG ATAU JASA DG MENGHASILKAN KEUNTUNGAN YNG MENARIK. BUSINESS PLAN SUATU DOKUMEN YG MENYATAKAN KEYAKINAN ATAU KEMAMPUAN SEBUAH BISNIS UNTUK MENJUAL BARANG ATAU JASA DG MENGHASILKAN KEUNTUNGAN YNG MENARIK. SEBUAH SELLING DOKUMEN YANG BERISI DAYA TARIK DAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Umum Perusahaan Kecamatan Cibinong yang termasuk dalam Kabupaten Bogor dengan luas wilayah 42,49 km 2 mencakup 12 desa dan termasuk klasifikasi desa swasembada dan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI I. UMUM Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 33 ayat (2) dan ayat (3) menegaskan bahwa cabang-cabang produksi

Lebih terperinci

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERINDUSTRIAN 1 (satu) bulan ~ paling lama Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia di bidang Industri sebagaimana

Lebih terperinci

BAB I PERUSAHAAN ASURANSI

BAB I PERUSAHAAN ASURANSI BAB I PERUSAHAAN ASURANSI A. Pengertian Perusahaan Asuransi 1. Pengertian Perusahaan Kegiatan ekonomi yang berkembang akan membawa perkembangan pula dalam kegiatan bisnis, kegiatan ekonomi yang meningkat

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1 Penelitian Terdahulu Mica (2005) melakukan penelitian dengan judul Analisis Segmentasi Pasar Wisatawan Mancanegara Terhadap Daerah Tujuan Wisata Sumatera Utara tentang adakah

Lebih terperinci

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JOMBANG, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI Modul ke: 05 KEWIRAUSAHAAN III Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III Fakultas SISTIM INFORMASI Endang Duparman Program Studi INFORMATIKA www.mercubuana.a.cid EVALUASI RENCANA PRODUKSI

Lebih terperinci

1. RINGKASAN EKSEKUTIF

1. RINGKASAN EKSEKUTIF BAB XIV Menyusun Proposal Bisnis Dalam Menyusun Proposal bisnis ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yakni 1. Menggambar keseluruhan (overview) rencana strategi perusahaan yang akan dijalankan. 2.

Lebih terperinci

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoretis Kerangka pemikiran teoretis merupakan suatu penalaran peneliti yang didasarkan pada pengetahuan, teori, dalil, dan proposisi untuk menjawab suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi peluang bisnis di Indonesia sangat bagus. Hal ini dapat dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi peluang bisnis di Indonesia sangat bagus. Hal ini dapat dilihat dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi peluang bisnis di Indonesia sangat bagus. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya bemunculan perusahaan, baik itu perusahaan yang bergerak di bidang

Lebih terperinci

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM

DESAIN STUDI KELAYAKAN. Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM DESAIN STUDI KELAYAKAN Oleh Ruly Wiliandri, SE., MM Tujuan: Setelah mempelajari Bab ini mahasiswa diharapkan dapat memahami: Aspek-aspek apa saja yang perlu diperhatikan dalam menyusun laporan studi kelayakan?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Daerah Khusus Ibukota Jakarta atau biasa disebut dengan nama DKI Jakarta, merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota metropolitan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEMBATA NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENGEMBANGAN KOPERASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEMBATA, Menimbang : a. bahwa pembangunan koperasi merupakan tugas bersama antara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Service Department masih sangat mungkin untuk dikembangkan menjadi sebuah bisnis unit yang mandiri, hal ini terlihat dari luasnya pasar pelayanan dan pemeliharaan

Lebih terperinci

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN BAB 4 PEMBAHASAN PENELITIAN Berdasarkan pada data-data yang telah diperoleh pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dilakukan pengolahan data dan analisis terhadap data-data tersebut. 4.1. Biaya

Lebih terperinci

Informasi & Persyaratan Calon Mitra BBMart

Informasi & Persyaratan Calon Mitra BBMart Informasi & Persyaratan Calon Mitra BBMart A. Bentuk Badan Usaha calon mitra BBMart : 1. Badan Usaha bukan berbadan Hukum yang dapat menjadi calon mitra BBMart antara lain : - Perusahaan Dagang (PD)/Usaha

Lebih terperinci

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang Mengingat BUPATI GARUT, : a. bahwa

Lebih terperinci

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 040 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN PENAWARAN WILAYAH KERJA MINYAK DAN GAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. 1 Mendiola B. Wiyawan, Kamus Brand, (Jakarta: Red & White Publishing, 2008), hal. 32 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemasaran modern dewasa ini tidak lagi hanya memasarkan produk yang berkualitas, menjual produk dengan harga yang murah, dan menempatkan produk yang mudah dijangkau

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Suatu investasi baik dalam bidang industri atau bidang lainnya bertujuan untuk memperoleh standar yang cukup layak di kemudian hari. Manfaat ini bisa berupa keuangan, non keuangan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.13, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KEUANGAN. Pengelolaan dan Pertanggungjawaban. Fasilitas Dana. Geothermal. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PMK.011/2012

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2002 TENTANG KETENAGALISTRIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tenaga listrik

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.05/2016 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN ASURANSI, PERUSAHAAN ASURANSI SYARIAH, PERUSAHAAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangannya di perusahaan manufaktur, selain bersaing dalam dunia pasar yang semakin memunculkan teknologi informasi yang canggih, perusahaan juga

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH Bagian Hukum Setda Kabupaten Bandung Tahun 2017 2 BUPATI

Lebih terperinci

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan)

PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) PERENCANAAN PEMASARAN USAHA KECIL (Tugas Kelompok Kewirausahaan) Nama Kelompok : Fadhyl Muhammad 115030407111072 Ardhya Harta S 115030407111075 Ardiansyah Permana 115030407111077 UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Lebih terperinci

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar

Analisis Kebutuhan Parkir dan Kajian Dampak Lalu Lintas Gedung Pusat Perbelanjaan Ramayana Makassar 1.1. Latar Belakang Makassar merupakan kota yang strategis dimana terletak ditengah-tengah wilayah Republik Indonesia atau sebagai Center Point of Indonesia. Hal ini mendukung posisi Makassar sebagai barometer

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA INFORMAN KUNCI (PEMILIK USAHA) 1. Lingkungan Internal Aspek Keuangan 1. Berapakah modal awal yang dimiliki untuk menjalankan usaha swalayan ini? 2. Apakah Bapak pernah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Untuk memelihara kesinambungan pembangunan nasional guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG MINYAK DAN GAS BUMI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Minyak dan Gas Bumi merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi kepada pelanggannya,

BAB I PENDAHULUAN. dengan prinsip dasar pemasaran yang berorientasi kepada pelanggannya, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi persaingan usaha pada era globalisasi sekarang ini, baik pasar domestik maupun pasar internasional sangat ketat. Perusahaan ingin berkembang atau sekedar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah menyebabkan munculnya sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia melakukan perbaikan dengan program SPBU Pasti Pas!.

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia melakukan perbaikan dengan program SPBU Pasti Pas!. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) merupakan tempat pengisian bahan bakar kendaraan yang bergerak dalam bidang jasa pendistribusian bahan bakar, migas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada saat ini perusahaan dituntut untuk mampu menghadapi persaingan baik dari perusahaan lokal maupun perusahaan luar negeri. Ditambah lagi dengan adanya

Lebih terperinci

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI 7.1. Identifikasi Faktor Internal Berdasarkan aspek-aspek yang ditinjau untuk mengidentifikasi faktor kekuatan dan kelemahan internal perusahaan antara lain: faktor

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Definisi Proyek Kegiatan proyek dapat diartikan sebagai satu kegiatan sementara yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Studi Kelayakan Proyek Proyek merupakan suatu kegiatan untuk membangun sistem yang belum ada. Sistem dibangun dahulu oleh proyek, kemudian dioperasionalkan

Lebih terperinci

KERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN RINGKASAN EKSEKUTIF

KERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN RINGKASAN EKSEKUTIF KERANGKA KEBIJAKAN SEKTOR AIR MINUM PERKOTAAN a. Pada akhir Repelita V tahun 1994, 36% dari penduduk perkotaan Indonesia yang berjumlah 67 juta, jiwa atau 24 juta jiwa, telah mendapatkan sambungan air

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. SPBU di Indonesia memiliki 3 (tiga) macam SPBU yaitu diantaranya COCO

BAB V PENUTUP. SPBU di Indonesia memiliki 3 (tiga) macam SPBU yaitu diantaranya COCO BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan SPBU di Indonesia memiliki 3 (tiga) macam SPBU yaitu diantaranya COCO (Company Operation Company), DODO (Dealer Operation Dealer Owner), dan CODO (Company Owned Dealer Operated).

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUSAHAAN MINYAK DAN GAS BUMI DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan bermunculan bank-bank umum syariah maupun unit usaha syariah yang dimiliki oleh bank-bank konvensional.

Lebih terperinci