BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan bisnis dan kompleksnya aktivitas bisnis perusahaan.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lingkungan bisnis dan kompleksnya aktivitas bisnis perusahaan."

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Stakeholder Stakeholder adalah semua pihak, internal maupun eksternal, yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Konsep yang mendasari mengenai siapa saja yang termasuk dalam stakeholder perusahaan sekarang ini telah berkembang mengikuti perubahan lingkungan bisnis dan kompleksnya aktivitas bisnis perusahaan. Macam-macam stakeholder menurut Clarkson center for business ethics (1999) dalam Magness (2008) adalah primary stakeholder dan secondary stakeholder. a. Primary stakeholder merupakan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan secara ekonomi terhadap perusahaan dan menanggung risiko. Contohnya : investor, kreditur, karyawan, pemerintah, dan komunitas loka. b. Secondary stakeholder dimana sifat hubungan keduanya saling mempengaruhi namun kelangsungan hidup perusahaan secara ekonomi tidak ditentukan oleh stakeholder jenis ini. Contohnya : media dan kelompok kepentingan seperti lembaga sosial, masyarakat, serikat buruh dan sebagainya. Dalam teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukan hanya beroperasi untuk mencari laba yang sebesar-besarnya, tetapi juga harus memberikan manfaat bagi stakeholder-nya. Stakeholder dapat mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung terhadap perusahan, yaitu dalam bentuk dukungan maupun ancaman (Ghozali dan Chairiri, 2007). Organisasi dapat 10

2 mengadopsi strategi aktif atau pasif. Ullman (1985) dalam Ghozali dan Chairiri (2007) mengatakan bahwa strategi aktif adalah apabila perusahaan mempengaruhi hubungan organisasinya dengan stakeholder yang dipandang berpengaruh atau penting. Sedangkan perusahaan yang mengadopsi strategi pasif cenderung tidak terus menerus memonitor aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari strategi optimal untuk menarik perhatian stakeholder. Akibat dari kurangnya perhatian terhadap stakeholder adalah rendahnya tingkat pengungkapan sosial dan rendahnya kinerja sosial perusahaan. 2.2 Teori Pensinyalan (Signalling Theory) Teori sinyal menjelaskan tentang dorongan perusahaan dalam memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan tersebut terjadi karena adanya asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Asimetri informasi ini disebabkan oleh perusahaan yang mengetahui lebih banyak informasi mengenai perusahaan dan prospek yang akan datang daripada pihak luar (investor, kreditor). Kurangnya informasi bagi pihak luar mengenai perusahaan, menyebabkan mereka memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Untuk mengurangi asimetri informasi maka perusahaan harus mengungkapkan informasi yang dimiliki perusahaan, baik informasi keuangan maupun non keuangan. Salah satu informasi yang wajib untuk diungkapkan oleh perusahaan adalah informasi tentang pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate socialresponsibility. Informasi ini dapat dimuat dalam laporan tahunan perusahaan atau laporan sosial perusahaan terpisah. Perusahaan melakukan pengungkapan 11

3 corporate social responsibility dengan harapan dapat meningkatkan reputasi dan nilai perusahaan dimasa yang akan datang. 2.3 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori keagenan mendeskripsikan hubungan antara pemegang saham (shareholders) sebagai prinsipal dan manajemen sebagai agen. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Karena mereka dipilih, maka pihak manajemen harus mempertanggungjawabkan semua pekerjaannya kepada pemegang saham. Jansen dan Meckling (1976) menjelaskan bahwa Teori keagenan (agency theory) menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) untuk memberikan suatu jasa dan medelegasikan wewenang pegambilan keputusan kepada agent tersebut. Masalah keagenan potensial terjadi apabila bagian kepemilikan atas saham perusahaan kurang dari 100% (Masdupi, 2005). Dengan proporsi kepemilikan yang hanya sebagian dari perusahaan membuat manajer cenderung bertindak untuk kepentingan pribadi dan bukan untuk memaksimumkan perusahaan. Hal ini yang akan menyebabkan baiaya keagenanan (agency cost). Jensen and Meckling (1976) mengartikan agency cost sebagai jumlah dari biaya yang dikeluarkan prinsipal untuk melakukan pengawasan terhadap agen. Hampir tidak mungkin bagi perusahaan untuk memiliki zero agency cost dalam rangka menjamin manajer akan mengambil keputusan yang optimal dari pandangan shareholders karena adanya perbedaan kepentingan yang besar diantara mereka. Berdasarkan teori keagenan, konflik antara prinsipal dan agen dapat dikurangi dengan 12

4 mensejajarkan kepentingan antara prinsipal dengan agen. Kehadiran kepemilikan saham oleh manajerial (insider ownership) dapat digunakan untuk mengurangi agency cost, karena dengan memiliki saham perusahaan diharapkan manajer merasakan langsung manfaat dari setiap keputusan yang diambilnya. 2.4 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai saat ini (Gapensi, 1996). Suharli (2006) menyatakan bahwa nilai pemegang saham akan meningkat apabila nilai perusahaan meningkat yang ditandai dengan tingkat pengembalian yang tinggi kepada pemegang saham. Nilai perusahaan diukur dari nilai pasar wajar dari harga saham. Harga saham yang tinggi mengindikasikan nilai perusahaan yang tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini namun juga prospek perusahaan di masa depan (Hardiyanti, 2012). Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional seperti manajer ataupun komisaris, dalam hal ini manajemen akan berusaha mencapai nilai perusahaan yang maksimum (Nurlela dan Islahuddin (2008). Penilaian perusahaan mengandung unsur proyeksi, asuransi, perkiraan, judgement. Ada beberapa konsep dasar perkiraan yaitu nilai ditentukan untuk suatu waktu atau periode tertentu, nilai harus ditentukan pada harga yang wajar, penilainnya tidak dipengaruhi oleh kelompok pembeli tertentu. 13

5 Nilai perusahaan dapat dihitung dengan menggunakan beberapa alternatif perhitungan, dalam penelitian ini alternatif perhitungan yang digunakan yaitu dengan menggunakan rasio Tobin s Q. Rasio Tobin s Q dirumuskan oleh Professor James Tobin (1967). Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi (Herawaty, 2008). Semakin besar nilai rasio Tobin s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dikarenakan semakin besar nilai pasar aset perusahaan, semakin besar kerelaan investor untuk mengerluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut. Menurut Brealy dan Myers (2000) dalam Sukamulja (2004) mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki nilai Q yang tinggi biasanya memiliki brand image perusahaan yang sangat kuat, sedangkan perusahaan yang memiliki nilai Q yang rendah pada umumnya berada pada industri yang snagat kompetitif atau industri yang mulai mengecil. Menurut James Tobin dalam Sukamulja (2004), rasio ini hampir sama dengan market-to-book-value ratio, namun Tobin s Q memiliki karakteristik yang berbeda. 1. Replacement Cost vs Book Value Tobin s Q menggunakan replacement cost sebagai denominator, sedangkan market-to-book-ratio menggunakan book value of total equity. Pengunaan replacement cost membuat nilai yang digunakan untuk menentukan Tobin s Q memasukkan berbagai faktor, sehingga nilai yang digunakan mencerminkan nilai pasar dari aset yang sebenarnya di masa kini, misalnya 14

6 inflasi. Sistem pelaporan akuntansi di Indonesia menganut sistem historical cost, maka nilai yang tercantum pada neraca tidak dapat menunjukkan nilai aset yang sebenarnya saat ini. Hal ini membuat perhitungan Tobin s Q menjadi lebih valid. Meskipun demikian, proses perhitungan untuk menentukan replacement cost merupakan proses yang panjang dan rumit, sehingga beberpa peneliti seperti Black et al. (2003), menggunakan book value of total assets sebagai pendekatan terhadap replacement cost. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan nilai replacement cost dengan niali book value of total assets tidak signifikan sehingga kedua variabel tersebut dapat saling menggantikan. 2. Total Assets vs Total Equity Market-to-book-value hanya menggunakan faktor-faktor ekuitas (saham biasa dan saham preferen) dalam pengukurannya. Pengunaan faktor ekuitas ini menunjukkan bahwa market-to-book-ratio hanya memperhatikan satu tipe investor saja, yaitu investor dalam bentuk saham, baik saham biasa maupun saham preferen. Tobin s Q memberikan wawasan yang lebih luas terhadap pengertian investor. Perusahaan sebagai entitas ekonomi, tidak hanya menggunakan ekuitas dalam mendanai kegitan operasionalnya, namun juga dari sumber lain seperti hutang, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Oleh karena itu penilaian yang dibutuhkan perusahaan tidak hanya dari investor ekuitas saja, tetapi juga dari kreditur. Semakin besar pinjaman yang diberikan oleh kreditur, menujukkan bahwa semakin tinggi kepercayaan yang diberikan. Hal ini menunjukkan perusahaan memiliki nilai pasar yang lebih 15

7 besar lagi. Dengan dasar tersebut, Tobin s Q menggunkan Market Value of Total Asset. 2.5 Profitabilitas Menurut Saidi (2004) profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dalam periode tertentu. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dapat menarik investor untuk menanamkan modalnya dalam perusahaan, sedangkan semakin rendah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba akan menyebabkan investor untuk menarik modalnya. Para investor menanamkan saham pada perusahaan adalah untuk mendapatkan return, yang terdiri dari yield dan capital gain. Semakin tinggi kemampuan memperoleh laba, maka semakin besar return yang diharapkan investor, sehingga menjadikan nilai perusahaan semakin baik. Bagi perusahaan sendiri, profitabilitas dijadikan sebagai alat evaluasi perusahaan dalam menilai kegiatan operasional perusahaan. Alat evaluasi yang dimaksud adalah rasio-rasio keuangan. Ukuran profitabilitas menurut Analisa (2011) dapat berbagai macam yaitu laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi atau aktiva (ROA), dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik (ROE). Dalam penelitian ini profitabilitas diproksikan melalui Return on Asset (ROA) sebagai ukuran profitabilitas perusahaan. ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan jumlah aktiva perusahaan. ROA = Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan aset yang dimiliki untuk menghasilkan laba. Semakin besar nilai 16

8 ROA menunjukkan perusahaan memiliki kinerja yang bagus dalam menghasilkan laba bersih untuk pengembalian total aktiva yang dimiliki sehingga akan menyebabkan kenaikan harga saham dan nilai perusahaan. 2.6 Corporate Social responsibility PengertianCorporate Social Responsibility Pengertian corporate social responsibility (CSR) sudah banyak didefenisikan oleh para ahli akhir-akhir ini. Meskipun belum ada defenisi corporate social responsibility (CSR) yang dapat diterima secara universal, pada umumnya defenisi yang beraneka ragam tersebut memiliki ciri-ciri yang sama mengenai cara pandang terhadap inti dari defenisi CSR itu sendiri. Defenisi CSR menurut berbagai organisasi dunia antara lain : (Edi, 2007: Philip Kotler, 2008; Sukada dan Jalal, 2008). a. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD) : CSR adalah komitmen kesinambungan dari kalangan bisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi pembangunan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas pada umumnya. b. International Finance Corporation : CSR adalah komitmen dunia bisnis untuk memberi kontribusi terhadap pembangunan ekonomi berkelanjutan melalui kerjasama dengan karyawan, keluarga mereka, komunitas lokal dan masyarakat luas untuk meningkatkan kehidupan mereka melalui cara-cara yang lebih baik bagi bisnis maupun pembangunan. 17

9 c. CSR Asia : CSR adalah komitmen peruusahaan untuk beroperasi secara berkelanjutan berdasarkan prinsip ekonomi, sosial, dan lingkungan, seraya menyeimbangkan beragam kepentingan para stakeholders. Selain itu, dalam bahasa Indonesia menurut Darwin (2004) dalam Rimba (2010) mengartikan bahwa: pertanggung jawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela menintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggung jawab organisasinya di bidang hukum. Dari berbagai pengertian tersebut, intinya Corporate Social Responsibility (CSR) adalah kewajiban organisasi bisnis untuk mengambil bagian dalam kegiatan yang bertujuan melindungi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Hendriksen dan Widjajant (1991:203) dalam Agustine (2014) mendefinisikan pengungkapan (disclosure) sebagai penyajian sejumlah informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal yang efisien. Pengungkapan ada yang bersifat wajib (mandotory) yaitu pengungkapan informasi wajib dilakukan oleh perusahaan yang didasarkan pada peraturan atau standar tertentu, dan ada yang bersifat 18

10 sukarela (voluntary) yang merupakan pengungkapan informasi melebihi persyaratan minimum dari peraturan yang berlaku. Setiap unit/pelaku ekonomi selain berusaha untuk kepentingan saham dan mengkonsentrasikan diri pada pencapaian laba juga mempunyai tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan, sebagimana dinyatakan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 (Revisi 1998) Paragraf Kesembilan : Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah (value added statement), khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting. Pengungkapan CSR adalah pengungkapan informasi yang berkaitan dengan tanggung jawab perusahaan di dalam laporan tahunan. Pengukuran CSR mengacu pada 78 item pengungkapan yang digunakan oleh Siregar (2008). Pengukuran variabel ini dengan indeks pengungkapan sosial, selanjutnya ditulis CSR dengan membandingkan jumlah pengungkapan yang diharapkan. Pengungkapan sosial merupakan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktifitas sosialnya yang meliputi: 1. Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator), 9 item. 2. Indikator Kinerja Lingkungan (enviroment performance indicator), 29 item. 3. Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator), 8 item. 19

11 4. Indikator Kinerja Tenaga Kerja (labor practices performance indicator), 14 item. 5. Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia (human rights performance indicator), 9 item. 6. Indikator Kinerja Tanggung jawab produk (product responsibility performance indicator), 9 item Untuk penelitian ini juga digunakan 6 indikator yaitu indikator kinerja ekonomi, indikator kinerja lingkungan, indikator kinerja sosial, indikator kinerja tenaga kerja, indikator kinerja hak asasi manusia, dan indikator kinerja tanggung jawab produk. (lihat Lampiran) 2.7 Kepemilikan Manajerial Kepemilikan Manajerial adalah kepemilikan saham oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan presentase jumlah saham yang dimiliki oleh manajer. Dalam teori keagenan dijelaskan bahwa kepentingan manajemen dan kepentingan pemegang saham mungkin bertentangan. Hal tersebut disebabkan manajer mengutamakan kepentingan pribadi manajer tersebut, karena pengeluaran tersebut akan menambah biaya perusahaan yang menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan penurunan dividen yang akan diterima. Konflik antara pihak manajemen dan pemegang saham tersebut akan berkurang jika ada kepemilikan manajemen didalamnya. Manajer akan termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya yang juga merupakan keinginan dari pemegang saham, semakin besar proporsi kepemilikan saham pada perusahaan maka manajemen cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri. Kepemilikan saham manajerial akan membantu penyatuan kepentingan antara manajer dan pemegang saham, sehingga manajer ikut 20

12 merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah Menurut Jansen and Mackling (1976) mengatakan bahwa peningkatan kepemilikan manajerial yang lebih baik dapat menyelaraskan kepentingan manajer dan pemegang saham, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. 2.8 Review Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu terkait dengan judul. 1. Yuniasih dan Wirakusuma (2007) meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan mempertimbangkan CSR dan corporate governance sebagai variabel moderasi. Yuniasih dan Wirakusuma (2007) menggunakan sampel penelitian sebanyak 27 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ dari tahun Yuniasih dan Wirakusuma (2007) menggunakan ROA sebagai proksi dari variabel kinerja keuangan, 78 item pengungkapan CSR sebagai proksi dari varibel CSR, dan kepemilikan manajerial sebagai proksi dari variabel GCG. Hasil penelitian menunjukkan ROA berpengaruh positif statistis pada nilai perusahaan, demikian juga dengan pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi terbukti berpengaruh positif secara statistis pada hubungan antara ROA dan nilai perusahaan yang berarti bahwa selain melihat kinerja keuangan, pasar juga memberikan respon terhadap pengungkapan CSR yang dilakukan perusahaan. Namun kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap hubungan antara ROA dan nilai perusahaan, hal ini dimungkinkan karena struktur kepemilikan manajerial di Indonesia masih sangat kecil dan didominasi oleh keluarga. 21

13 2. Nurlela dan Islahuddin (2008) meneliti tentang Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating (studi empiris pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek Jakarta), dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility, prosentase kepemilikan manajemen, serta interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan prosentase kepemilikan manajemen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan secara parsial hanya prosentase kepemilikan manajemen dan interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan prosentase kepemilikan manajemen yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan variabel lainnya yang terdapat dalam penelitian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. 3. Rahayu (2010) meneliti tentang Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Governance sebagai Variabel Pemoderasi. Penelitian Rahayu (2010) menggunakan 102 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta antara tahun Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan, dimana penyebabnya dimungkinkan karena buruknya perekonomian akibat adanya krisis global pada tahun Demikian juga dengan pengungkapan CSR bukan merupakan variabel moderating terhadap hubungan antara ROE dengan nilai perusahaan. Hal ini dimungkinkan adanya UU perseroan Terbatas No.40 Tahun 2007 merupakan indikasi pengungkapan CSR bukan 22

14 merupakan variabek moderating, karena dalam UU disebutkan bahwa perusahaan dengan alam wajib melaksanakan CSR, oleh karena itu investor merasa tidak perlu melihat pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan, karena perusahaan pasti akan melaksanakan CSR jika tidak mengiginkan adanya sanksi perundang-undangan. Sedangkan kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap hubungan antara ROE dengan nilai perusahaan, diduga adanya management entrenchment, yang menyatakan kepemilikan insider yang tinggi akan berdampak pada kecendrungan manajer untuk bertindak demi kepentingannya sendiri. 4. Muliani, Yuaniarta dan Sinarwati (2014) dalam penelitiannya berjudul pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan corporate social responsibility dan good corporate governance sebagai variabel pemoderasi. Penelitian ini menggunakan objek penelitian perusahaan BUMN non keuangan di Indonesia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengambilan sample yang digunakan adalah proposive sampling dengan 15 perusahaan sample dalam jangka waktu 3 tahun yaitu tahun Dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kinerja keuangan yang diukur melalui ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Corporate social responsibility mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaaan secara positif dan kepemilikan manajerial mampu memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaaan kearah negatif. 23

15 Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yuniasih dan Wirakusuma (2007). 1. Periode penelitian yang digunakan yaitu empat tahun pengamatan ( ). 2. Perusahaan Pertambangan digunakan sebagai sampel dalam penelitian. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Peneliti 1 Yuniasih dan Wirakusu ma (2007) 2 Nurlela dan Islahuddin (2008) Variabel Independen ROA dengan variabel pemoderasi CSR dan GCG Corporate Social Responsibilit y dengan Kepemilikan Manjemen sebagai Variabel Moderating Variabel Dependen Nilai Perusahaan Nilai Perusahaan Hasil Penelitian ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahan, CSR mampu memoderasi hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan, akan tetapi kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility, prosentase kepemilikan manajemen, serta interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan prosentase kepemilikan manajemen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan secara parsial hanya prosentase kepemilikan manajemen dan interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan prosentase kepemilikan manajemen yang berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan variabel lainnya yang terdapat 24

16 3 Rahayu (2010) 4 Muliani, Yuaniarta dan Sinarwati (2014) ROE dengan variabel pemoderasi CSR dan GCG ROA dengan variabel pemoderasi CSR dan GCG Nilai Perusahan Nilai Perusahaan dalam penelitian ini tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. ROE tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahan, CSR tidak mampu memoderasi hubungan antara ROE dengan nilai perusahaan, akan tetapi kepemilikan manajerial mampu memoderasi hubungan antara ROE dengan nilai perusahaan. ROA berpengaruh positif terhadap nillai perusahaan, CSR mampu memoderasi hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan, namun kepemilikan manajerial mampu memoderasi kearah negatif. 2.9 Kerangka Konseptual Berdasarkan perbedaan hasil teori dan penelitian, pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan mengindikasikan terdapat variabel lain yang diduga ikut mempengaruhi. Dalam hal ini penulis memasukkan variabel Corporate Social Responsibility (CSR) dan kepemilikan manajerial yang nantinya dapat dilihat apakah kedua variabel ini dapat memoderasi hubungan kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan atau tidak, maka kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 25

17 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Corporate Social Responsibility (CSR) H 2 Profitabilitas (ROA) H 1 Nilai Perusahaan (Tobin s Q) H 3 Kepemilikan Manajerial Para investor melakukan overview suatu perusahaan dengan melihat profitabilitas perusahaan. Karena, profitabilitas dapat mengukur seberapa efektif perusahaan bagi para investor. Modigliani dan Miller dalam Ulupui (2007) dalam Yuniasih dan Wirakusuma (2007) mengatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari aset perusahaan. Earning power merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dari aset yang dimiliki. Maka, rasio profitabilitas yang digunakan oleh peneliti adalah Return On Asset (ROA) sebagai alat analisis utama dalam indikator penilaian kinerja. ROA disini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas keseluruhan aset yang ditanamkan dalam aktivitas yang digunakan untuk aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba. Semakin tinggi profitabilitas suatu perusahaan (ROA) maka return yang dihasilkan juga semakin tinggi, hal ini akan memotivasi investor untuk menanamkan modalanya ke perusahaan, yang berakibat pula naiknya harga 26

18 saham perusahaan. Dimana, harga saham dan jumlah saham yang beredar akan mempengaruhi nilai Tobin s Q sebagai proksi dari nilai perusahaan. Jika harga saham dan jumlah saham yang beredar naik maka nilai Tobin s Q juga akan naik (Kusumadilaga, 2010). Adanya ketidakkonsistenan hubungan antara profitabilitas (ROA) terhadap nilai perusahaan menunjukkan adanya faktor lain yang turut menginteraksi hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan. Dalam hal ini, variabel Corporate Social Responsibility (CSR) diharapkan dapat memperkuat atau memperlemah hubungan antara ROA dengan nilai perusahaan. Desakan lingkungan perusahaan menuntut perusahaan agar menerapkan strategi untuk memaksimalkan nilai perusahaan yaitu dengan melaksanakan Corporate Social Responsibility. Para konsumen akan lebih mengapresiasi perusahaan yang melaksankan CSR dibandingkan dengan perusahaan yang tidak melaksanakan CSR, mereka akan membeli produk yang sebagian laba dari produk tersebut disisihkan untuk kepentingan sosial lingkungan, misalnya untuk beasiswa, pembangunan fasilitas masyarakat, program pelestarian lingkungan, dan lain sebagainya. Hal ini diharapkan dapat memberikan image perusahaan yang baik kepada para stakeholder karena kepedulian perusahaan terhadap sosial dan lingkungan, juga akan menaikkan laba perusahaan melalui peningkatan penjualan. Dengan demikian nilai ROA akan tinggi, dan akan menarik perhatian para investor untuk berinvestasi serta berpengaruh terhadap peningkatan harga saham. Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai perusahaan. 27

19 Selain menggunakan CSR, peneliti juga menggunakan kepemilikan manajerial sebagai variabel moderating. Ini didasarkan pada pemikiran bahwa manajemen dengan kontrol kepemilikan besar memiliki insentif yang lebih rendah untuk melakukan self-serving behavior yang tidak meningkatkan nilai perusahaan. Sesuai dengan pendapat yang dikemukan Ross et al. (1999) dalam Dwi Yana (2007), semakin besar proporsi kepemilikan manajemen maka manajemen cenderung berusaha lebih giat untuk kepentingan pemegang saham yang tidak lain adalah dirinya sendiri untuk meningkatkan nilai perusahaan. Karena dengan meningkatnya nilai perusahaan akan meningkatkan kekayaannya Hipotesis Hipotesis penelitian yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata di lapangan. Berdasarkan tinjauan teoritis dan rumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah (a) H 1 : profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode , (b) H 2 : corporate social responsibility berpengaruh terhadap hubungan profitabilitas dengan nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode , (c) H 3 : kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap hubungan profitabilitas dengan nilai perusahaan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengukur tingkat kesehatan keuangan (financial health) suatu perusahaan. yaitu menggunakan analisis rasio keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengukur tingkat kesehatan keuangan (financial health) suatu perusahaan. yaitu menggunakan analisis rasio keuangan. 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kinerja Keuangan Informasi mengenai kinerja keuangan sangat diperlukan investor dalam menentukan kebijakan investasi. Kinerja keuangan digunakan untuk mengukur

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Stakeholder Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang secara umum dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 9 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Stakeholder Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970-an, yang secara umum dikenal

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat

PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan didirikan mempunyai tujuan yang jelas, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era Globalisasi ini, persaingan negara- negara maju dan berkembang tak terkecuali pada bidang bisnis manufakturnya semakin ketat seiring dengan perkembangan perekonomian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. principal (pemilik perusahaan atau pihak yang memberikan mandat) dan agent

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. principal (pemilik perusahaan atau pihak yang memberikan mandat) dan agent BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan (agency theory) mengungkapkan adanya hubungan antara principal (pemilik perusahaan atau pihak yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas perusahaan sebagai variabel moderasi pada perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan beroperasi tentu saja untuk memaksimalkan keuntungan atau laba. Hal ini dikarenakan karena laba merupakan syarat perusahaan dapat terus hidup

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inti dari hubungan keagenan adalah adanya pemisahan antara kepemilikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Keagenan (Agency Theory) Jensen dan Meckling (1976) dalam Isnanta (2008), menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah kontrak antara manajer (agent) dengan investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi kepercayaan masyarakat setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun dalam menentukan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap lingkungan dan stakeholder,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Terdapat perusahaan yang terdaftar di pemerintah dan ada pula

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis dalam industri manufaktur semakin ketat seiring dengan perkembangan perekonomian yang mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya

BAB 1 PENDAHULUAN. seharusnya dicapai perusahaan yang akan tercermin dari harga pasar sahamnya 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama semua perusahaan ialah untuk meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan yang tinggi merupakan tujuan jangka panjang yang seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini dunia usaha tidak hanya memperhatikan informasi laporan keuangan perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting lainnya yaitu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu entitas yang di dalamnya terdapat sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem teknologi informasi dan bertambah luasnya ilmu pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era globalisasi seperti

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Corporate Governance pada hubungan Corporate Social Responsibility

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengaruh Corporate Governance pada hubungan Corporate Social Responsibility BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peneliti Terdahulu Beberapa Penelitian terdahulu yang mendasari peneliti untuk melakukan pengujian kembali yaitu : a. Ni Wayan Rustiarini 2010 Penelitian ini di lakukan oleh

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1970an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. 1970an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Stakeholder Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang secara umum dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PERNDAHULUAN Kinerja keuangan merupakan sebagai penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk

BAB I PERNDAHULUAN Kinerja keuangan merupakan sebagai penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk BAB I PERNDAHULUAN Kinerja keuangan merupakan sebagai penilaian prestasi suatu perusahaan dapat dilihat dari kemampuan perusahaan itu untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang menjelaskan hubungan kerjasama antara principal(pemilik perusahaan)

BAB II LANDASAN TEORI. yang menjelaskan hubungan kerjasama antara principal(pemilik perusahaan) 7 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan ( Agency Theory) Menurut (Jensen dan Meckling, 1976) Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan hubungan kerjasama antara principal(pemilik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan sebagai entitas ekonomi pada umumnya memiliki tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi sangat maju dan dinamis, yang mengakibatkan persaingan di dunia bisnis juga semakin meningkat. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Agency Theory Teori Keagenan (Agency Theory) merupakan sebuah kontrak antara agen dan prinsipal, dalam teori keagenan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Landasan Teori dan Penelitian Terdahulu 2.1.1 Pengertian CSR (Corporate Social Responsibility) Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi stratejik yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Pengelolaan ini ditujukan agar perusahaan mampu menghasilkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan secara berkelanjutan (sustainable). Nilai perusahaan merupakan. menginvestasikan modalnya pada perusahaan tersebut. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu entitas organisasi yang didirikan oleh individu atau kelompok yang memiliki visi dan misi yang sama dengan tujuan meningkatkan nilai

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency BAB II KAJIAN PUSTAKA Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency theory dan teori pendukung (supporting theory) adalah Legitimacy theory dan Stakeholder Theory. Berikut ini

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan, salah satunya adalah mengoptimalkan nilai pemegang saham. Dengan memaksimalkan nilai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Agensi Hubungan keagenan terjadi ketika satu atau lebih individu, yang disebut sebagai principal (investor/pemegang saham)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tekanan persaingan di antara pemain pasar yang ada dan new entrants,

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan tekanan persaingan di antara pemain pasar yang ada dan new entrants, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan-perusahaaan yang berhasil dan memiliki kinerja yang baik mengerti bagaimana beradaptasi dengan pasar yang berubah secara kesinambungan. Peningkatan tekanan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sejak awal tahun 1970an yang secara umum dikenal dengan stakeholder BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian pustaka 1. Teori Stakeholder (stakeholder theory) Konsep tanggung jawab sosial telah mulai dikenal sejak awal tahun 1970an yang secara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Dengan tingginya pertumbuhan ekonomi di Indonesia membuat para investor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melihat kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Nilai perusahaan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. melihat kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Nilai perusahaan yang tinggi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nilai perusahaaan merupakan salah satu tolok ukur bagi investor dalam melihat kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Maraknya isu kedermawanan sosial perusahaan belakangan ini mengalami perkembangan yang sangat pesat sejalan dengan berkembangnya konsep tanggung jawab sosial

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi

BAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemenuhan secara etika tidak hanya profit yang menjadi tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pemenuhan secara etika tidak hanya profit yang menjadi tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberadaan perusahaan dapat berperan dalam kemajuan masyarakat, daerah dan negara. Dalam menjalankan kegiatan usahanya perusahaan memiliki tanggungjawab tidak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Nilai Tujuan utama perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (value of the firm). Memaksimalkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan mempunyai tujuan yang jelas, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ekonomi yang pesat di Indonesia dapat dilihat dari peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) tahun 2012 yang tumbuh sebesar 6,23 persen dibandingkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Fama (1987) menyebutkan bahwa nilai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan nilai perusahaan. Fama (1987) menyebutkan bahwa nilai perusahaan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan dapat diartikan sebagai nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. alternatif sumber dana bagi perusahaan tersebut. Melaksanakan kegiatan investasi tersebut, para investor perlu mengambil keputusan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan diikuti oleh perkembangan perusahaan-perusahaan yang melakukan operasi bisnis dalam negara tersebut. Perusahaan dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Coorporate Governance (GCG)

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) dan Good Coorporate Governance (GCG) 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah Survey global yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit menunjukkan bahwa 85% eksekutif senior dari berbagai organisasi menjadikan Corporate Social

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yakni tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek

BAB I PENDAHULUAN. yakni tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan entitas ekonomi yang memiliki dua tujuan yakni tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek perusahaan adalah mendapatkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (1977). Signalling theory menjelaskan bahwa laporan keuangan yang baik merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (1977). Signalling theory menjelaskan bahwa laporan keuangan yang baik merupakan BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori Persinyalan (Signalling Theory) pertama kali dikembangkan oleh Ross (1977). Signalling theory

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun nonfinansial didalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan pendanaan, investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri yang semakin maju menimbulkan berbagai dampak bagi lingkungan dan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah efek negatif. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan dalam melakukan kegiatan operasinya selalu berusaha untuk memaksimalkan laba untuk mempertahankan keberlangsungannya. Dalam upaya memaksimalkan laba

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility) Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan dipandang sebagai sekumpulan kontrak antara manajer perusahaan dan pemegang saham. Penunjukan manajer oleh pemegang saham untuk mengelola perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya,

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Perusahaan yang pada awalnya dikelola langsung oleh pemiliknya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada dunia bisnis, perusahaan dituntut untuk selalu berkembang dan menyesuaikan diri dengan perkembangan yang terjadi di lingkungan eksternal perusahaan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Beberapa penelitian yang meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Beberapa penelitian yang meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Beberapa penelitian yang meneliti pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan diantaranya yang dilakukan oleh Yuniasih (2009),Carningsih (2008) dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas, 26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Adanya penelitian yang telah dilakukan sebelum penelitian ini dibahas, membahas masalah yang sama, namun berbeda. Penelitian yang menjadi acuan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi atas hasil yang diperoleh dari seluruh aktivitas perusahaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan media yang dipakai perusahaan untuk menginformasikan apa yang telah dilakukan dan dialami perusahaan serta memberikan informasi atas hasil

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehadiran perusahaan sebagai bagian dari masyarakat seharusnya memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar dan dituntut untuk memberikan kontribusinya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang diukur menggunakan analisis rasio keuangan, untuk mengetahui kemampuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut: 1. Novi Anggraini (2015)

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka Pada bagian ini dijelaskan beberapa kajian literatur yang mendukung pembahasan penelitian mengenai pengaruh struktur modal, profitabilitas,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profitabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk mendapatkan keuntungan dalam suatu periode tertentu dengan menggunakan seluruh modal yang dimiliki. Profitabilitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami kemajuan yang sangat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat serta persaingan yang begitu ketat. Saat perusahaan semakin berkembang, maka tingkat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori ini pertama kali dicetuskan oleh Jensen dan Meckling (1976) yang menyatakan bahwa teori keagenan merupakan teori

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan saat ini juga diiringi dengan ketatnya persaingan bisnis.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan saat ini juga diiringi dengan ketatnya persaingan bisnis. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa globalisasi ini, perkembangan dunia bisnis berkembang dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dengan adanya perkembangan pengetahuan dan perkembangan informasi yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Struktur Modal Struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen dan modal pemegang saham (Weston dan Copeland,

Lebih terperinci

stakeholders dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu stakeholders primer (pelanggan, pemasok, pemodal, dan karyawan) dan stakeholders sekunder

stakeholders dikategorikan dalam 2 kelompok yaitu stakeholders primer (pelanggan, pemasok, pemodal, dan karyawan) dan stakeholders sekunder BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Stakeholders Stakeholders atau pemangku kepentingan merupakan pihak yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh tujuan perusahaan (Freeman and McVea,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dalam dasawarsa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dalam dasawarsa ini BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dunia usaha yang semakin meningkat dalam dasawarsa ini seiring dengan majunya dunia teknologi informasi, hal tersebut semakin menambah tingkat

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN

BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN 191 BAB VI KESIMPULAN DAN IMPLIKASI PENELITIAN 6.1. KESIMPULAN ATAS MASALAH PENELITIAN Kontribusi utama dalam penelitian ini adalah memberikan bukti empiris bahwa CSR bukan hanya sebagai bentuk tanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para investor. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan didirikannya perusahaan memiliki beberapa tujuan, tujuan pertama adalah untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnnya, tujuan kedua adalah untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada

BAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi mengalami perkembangan pesat dengan hadirnya revolusi industri. Pelaporan akuntansi digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Nilai perusahaan terkait

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. muncul ketika satu orang atau lebih (principal) mempekerjakan orang lain (agent) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1. Landasan Teori dan Konsep 2.1.1. Teori Agensi Teori keagenan (agency theory) menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih (principal)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran pasar modal mempunyai pengaruh yang penting dalam menunjang perekonomian suatu negara. Pasar modal merupakan suatu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk memobilisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman, 2008). informasi tersebut akan meningkatkan nilai perusahaan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan tercermin pada harga sahamnya. Nilai perusahaan yang tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai

BAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rekayasa, melalui tindakan oportunis manajemen (agent) untuk memaksimumkan

BAB I PENDAHULUAN. rekayasa, melalui tindakan oportunis manajemen (agent) untuk memaksimumkan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Persaingan dunia bisnis yang kompetitif menuntut pelaku bisnis untuk mengelola perusahaannya secara efektif dan efisien agar dapat memenangkan persaingan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. saham sebuah perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham.

BAB I PENDAHULUAN. saham sebuah perusahaan, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk mencapai keuntungan maksimal dan memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham yaitu dengan cara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik.

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara. kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam teori keagenan (agency theory), adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik. Terjadinya konflik yang disebut agency

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang diberikan kepada para pemegang saham yang menanamkan modalnya di perusahaan. Namun, peranan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan tersebut secara maksimal. Nilai perusahaan dicerminkan dari harga saham

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. data sampel perusahaan manufaktur periode tahun Teknik

BAB V KESIMPULAN. data sampel perusahaan manufaktur periode tahun Teknik BAB V KESIMPULAN Penelitian ini merupakan penelitian sekunder dengan menggunakan data sampel perusahaan manufaktur periode tahun 2007-2011. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adala purposive

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari pencatatan atas transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun berjalan. Laporan keuangan juga merupakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan pemegang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak antara investor (principal) dengan manajer (agent), Jensen dan Meckling (1976). Principal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tujuan utama sebuah perusahaan adalah untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya dan meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham. Suatu perusahaan dikatakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan selain memaksimalkan laba adalah memaksimalkan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan selain memaksimalkan laba adalah memaksimalkan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan perusahaan selain memaksimalkan laba adalah memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang bisa ditingkatkan dengan harga saham yang dimiliki.menurut

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan Konsep agency teory menurut Anthony dan Govindarajan (1995) adalah hubungan atau kontak antara principal dan agent. Principal mempekerjakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya dengan meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemiliknya. Diperlukan tujuan dan strategi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perusahaan adalah suatu bentuk organisasi yang merupakan tempat terjadinya kegiatan operasional dan berkumpulnya semua faktor pendukung kegiatan operasional.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai

DAFTAR ISI. Perusahaan Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Nilai DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR...... iv ABSTRAK... vii DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang dilakukan oleh principal

Lebih terperinci