BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Utami Hermawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Nilai perusahaan terkait dengan pengelolaan bisnis, kebijakan, kondisi lingkungan kerja, dan etika bisnis. Menurut Nurlela dan Islahuddin (2008), nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai pasar, karena dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Samuel (2000) dalam Nurlela dan Islahuddin (2008) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan Wahyudi dan Pawestri (2006) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual. Ada tiga alasan mengapa nilai dari setiap bisnis akan dimaksimalkan jika bisnis diorganisasikan sebagai suatu perseroan terbatas, yaitu antara lain (Brigham dan Houston, 2006 : 16): 8
2 1. Kewajiban terbatas mengurangi risiko yang ditanggung oleh para investor, dan, jika semua hal yang lainnya konstan, semakin rendah risiko perusahaan, maka semakin tinggi nilainya. 2. Nilai perusahaan akan tergantung pada peluang pertumbuhannya, yang selanjutnya akan bergantung pada kemampuan perusahaan untuk menarik modal. Karena perseroan terbatas dapat menarik modal secara lebih mudah daripada bisnis-bisnis yang tidak terinkorporasi, maka dapat dengan lebih baik mengambil keuntungan dari peluang-peluang pertumbuhan. 3. Nilai dari suatu aset juga bergantung pada likuiditasnya, yang artinya kemudahan untuk menjual aset dan mengubahnya menjadi uang tunai pada suatu nilai pasar yang wajar. Karena investasi pada saham dari perseroan terbatas adalah jauh lebih likuid daripada investasi yang serupa di suatu kepemilikan perseorangan atau persekutuan, maka hal ini juga meningkatkan nilai dari suatu perseroan terbatas. Dari tiga alasan tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor diatas dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Harga saham yang tinggi membuat nilai perusahaan juga tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan semua pemilik perusahaan sebab dengan nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan bahwa tingkat kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Dengan nilai perusahaan yang tinggi akan membuat pasar percaya bahwa prospek perusahaan di masa depan akan bagus (Brigham dan Houston, 2006). 9
3 Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan, diantaranya (Suharli, 2006) adalah : a)pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio; b)pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas; c)pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen; d)pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva; e)pendekatan harga saham; f)pendekatan economic value added (EVA). Menurut Weston dan Copeland (2008:244) pengukuran nilai perusahaan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio penilaian atau rasio pasar. Rasio penilaian merupakan ukuran kinerja yang paling menyeluruh untuk suatu perusahaan, rasio penilaian tersebut terdiri dari : 1. Price to Book Value (PBV) yaitu perbandingan antara harga saham dengan nilai buku saham. 2. Market to Book Ratio (MBR) yaitu perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku saham. 3. Market to Book Assets Ratio yaitu ekpektasi pasar tentang nilai dari peluang investasi dan pertumbuhan perusahaan yaitu perbandingan antara nilai pasar aset dengan nilai buku aset. 4. Market Value of Equity (MVE) yaitu nilai pasar ekuitas perusahaan menurut penilaian para pelaku pasar. Nilai pasar ekuitas adalah jumlah ekuitas (saham beredar) dikali dengan harga per lembar ekuitas. 5. Enterprise value (EV) yaitu nilai kapitalisasi market yang dihitung sebagai nilai kapitalisasi pasar ditambah total kewajiban ditambah 10
4 minority interest dan saham preferen dikurangi total kas dan ekuivalen kas. 6. Price Earnings Ratio (PER) yaitu harga yang bersedia dibayar oleh pembeli apabila perusahaan itu dijual. PER dapat dirumuskan sebagai PER = Price per Share / Earnings per Share. 7. Tobin s Q yaitu nilai pasar dari suatu perusahaan dengan membandingkan nilai pasar suatu perusahaan yang terdaftar di pasar keuangan dengan nilai penggantian aset (asset replacement value) perusahaan. Indikator rasio yang dipakai untuk mengukur nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah Tobin s Q. Rasio ini dikembangkan oleh Profesor James Tobin (1976). Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi keuangan pasar saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Rasio ini juga dipakai untuk mendapatkan perkiraan yang akurat untuk nilai pasar dari aset perusahaan dengan menambahkan nilai-nilai efek yang telah dikeluarkan perusahaan. Darmawati (2004) mengatakan bahwa rasio ini memberikan informasi yang baik, karena memasukkan unsur hutang, modal saham perusahaan, dan seluruh aset perusahaan karena rasio ini menjelaskan bahwa nilai perusahaan yang baik dapat dilihat dari sisi pemegang saham ataupun kreditor. Jadi semakin besar nilai Tobin s Q menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Hal ini dapat terjadi karena semakin besar nilai pasar asset perusahaan dibandingkan dengan nilai buku asset perusahaan maka semakin besar kerelaan investor untuk 11
5 mengeluarkan pengorbanan yang lebih untuk memiliki perusahaan tersebut (Permanasari, 2010). 2.2 Good Corporate Governance (GCG) Good Corporate Governance (GCG) memiliki definisi dan pandangan yang berbeda dari setiap peneliti. Definisi GCG menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and Development), corporate governance merupakan suatu sistem untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Struktur corporate governance menetapkan distribusi hak dan kewajiban di antara berbagai pihak yang terlibat dalam suatu korporasi seperti dewan direksi, para manajer, para pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Menurut FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia) (2001) pengertian GCG adalah seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan internal dan eksternalnya lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka. Sedangkan tujuan GCG adalah menciptakan nilai tambah bagi para pihak yang berkepentingan (stakeholders). GCG yang dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan, yaitu dengan cara meningkatkan kinerja keuangan perusahaan dan mengurangi segala resiko yang dilakukan oleh dewan komisaris yang meningkatkan kepercayaan investor (Tjager, et al., 2003). 12
6 Menurut CGPI (Corporate Governance Perception Index) (2008) manfaat dari GCG untuk mengurangi agency cost, yaitu biaya yang harus ditanggung pemegang saham akibat pendelegasian wewenangnya kepada manajemen, menurunkan cost of capital sebagai dampak dikelolanya perusahaan secara sehat dan bertanggung jawab, meningkatkan nilai saham perusahaan, dan menciptakan dukungan stakeholders terhadap perusahaan (lincese to operate). GCG dilaksanakan dengan prinsip-prinsip yang berlaku secara internasional dan nasional. Prinsip-prinsip GCG ini diharapkan menjadi titik rujukan bagi pemerintah dalam membangun framework bagi penerapan GCG. Ada enam prinsip-prinsip dasar penerapan GCG menurut OCED, yaitu: 1. Landasan hukum yang diperlukan untuk menjamin penerapan Good Corporate Governance (GCG) secara efektif (ensuring the basis for an effective corporate governance framework). 2. Hak pemegang saham dan fungsi pokok kepemilikan perusahaan (the rights of shareholders and key ownership functions). 3. Perlakuan yang adil terhadap para pemegang saham (the equitable treatment of stakeholder). 4. Peranan the stakeholder dalam corporate governance. 5. Prinsip pengungkapan informasi perusahaan secara transparan (disclosure and tranparancy). 6. Tanggung jawab Dewan Pengurus (the responsibilities of the Board). 13
7 Good corporate governance (GCG) dapat di proksikan ke dalam kepemilikan institusional dan komisaris independen (Praditia, 2010 ; Yunita, 2011) Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional diukur sebagai persentase saham yang dimiliki oleh lembaga yang diungkapkan dalam laporan keuangan tahunan. Adanya kepemilikan saham institusional dalam perusahaan dapat membantu untuk meningkatkan pembiayaan jangka panjang dengan biaya yang menguntungkan. Para investor institusional bertindak sebagai sumber utang jangka panjang karena mereka bersedia memberi pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan dana. Para investor institusional dapat berfungsi sebagai perangkat pemantauan yang efektif atas keputusankeputusan strategis perusahaan (Hasan, 2009). Menurut Praditia (2010) institusi dengan investasi yang substansional pada perusahaan dapat memperoleh insentif atau bonus yang besar untuk dapat memantau manajer yang secara aktif melakukan abnormal accounting accrual sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Adanya pengelolaan laba yang baik dan efisien maka kepemilikan institusional yang tinggi akan meningkatkan pengelolaan laba, tetapi jika ada pengelolaan laba yang buruk dan tidak efisien maka kepemilikan institusional yang tinggi akan mengurangi pengelolaan laba (Wening, 2009). 14
8 2.2.2 Komisaris Independen KNKG (Komite Nasional Kebijakan Governance) (2006) mengatakan bahwa Komisaris independen merupakan pihak yang tidak mempunyai hubungan bisnis dan kekeluargaan dengan pemegang saham pengendali, anggota Direksi dan Dewan Komisaris, serta dengan perusahaan itu sendiri. Tugas utama dari dewan komisaris adalah melakukan pengawasan terhadap perumusan kebijakan dan pelaksanaan kebijakan tersebut oleh direksi dalam menjalankan perusahaan sesuai dengan anggaran dasar serta memberi nasihat kepada direksi. Komisaris independen memiliki peran penting bagi perusahaan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa tingkat independensi dewan komisaris dapat mempengaruhi nilai perusahaan (Handoko, 2009). Menurut Darwis (2009) dalam Laila (2011), adanya komisaris independen yang berasal dari luar perusahaan diharapkan akan direaksi positif oleh pasar (investor), karena kepentingan investor akan lebih dilindungi. 2.3 Kinerja Keuangan Kinerja keuangan merupakan salah satu alat ukur untuk mengukur dan menentukan sejauh mana kualitas perusahaan dan prestasi kerja yang dicapai perusahaan. Alat ukur yang dipakai adalah laporan keuangan yang mencakup rasio keuangan yang dimiliki oleh perusahaan. Laporan keuangan berupa neraca, laba-rugi, arus kas, dan perubahan modal yang secara 15
9 bersama-sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan (IAI, 2007). Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dalam mengukur kinerja keuangan, seperti mengelola organisasi, membantu karyawan dalam mengambil keputusan, memberikan kegiatan pelatihan, dan menyediakan umpan balik kepada karyawan untuk menilai kinerja mereka (Sucipto, 2003). Dari manfaat tersebut, maka dapat menunjukkan bahwa seorang manajer harus dapat mengelola perusahaan sesuai dengan sasaran dan perencanaan dimasa yang akan datang. Pengukuran kinerja keuangan berdasarkan analisis rasio keuangan dapat dikelompokkan menjadi lima ruang lingkup (Brigham dan Houston, 2010), yaitu : 1. Rasio Likuiditas, yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya. 2. Rasio Solvabilitas, yaitu rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi. 3. Rasio Aktivitas, yaitu rasio yang mengukur seberapa efektif sebuah perusahaan mengatur asetnya atau hartanya. 4. Rasio Profitabilitas, yaitu rasio yang menunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasil operasi. 5. Rasio Pasar, yaitu rasio yang menghubungkan harga saham perusahaan dengan laba, arus kas, dan niai buku per sahamnya. 16
10 Dari kelima rasio diatas yang berkaitan langsung dengan kepentingan analisis kinerja keuangan yaitu rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas dianggap dapat mencakup semua pengaruh dari aset dan diakui sebagai indikator kunci dari kinerja keuangan sehingga dapat menghasilkan keuntungan bagi perusahaan (Helfert, 2002). Oleh sebab itu rasio profitabilitas merupakan indikator yang sangat penting bagi para pemegang saham dan investor untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dan dividen dimasa depan. ROA dan ROE dapat digunakan sebagai alat utama untuk menganalisis penilaian kinerja (Khatab,et,.al, 2011 ; Paranita, 2007 ; Suryono dan Prastiwi, 2011) Return on Assets (ROA) Menurut Mamduh dan Halim (2000:83) dalam Manalu (2009) Return On Assets adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan mengunakan total asset (kekayaan) yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan dengan biaya-biaya untuk mendanai asset tersebut. Return on Assets (ROA) termasuk di dalam rasio profitabilitas karena ROA memberikan ide tentang bagaimana efisiennya manajemen dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba (Ang, 2007). Semakin besar ROA menunjukkan kinerja yang semakin baik, karena tingkat pengembalian yang semakin besar. Keuntungan dari ROA (Munawir, 2006), yaitu : a) roa mudah dihitung, dan mudah dipahami; b) 17
11 roa dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing-masing perusahaan; c) roa berguna untuk kepentingan perencanaan Return on Equity (ROE) Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur profitabilitas perusahaan dengan mengungkapkan berapa banyak perusahaan menghasilkan uang dengan pemegang saham yang telah melakukan investasi. ROE digunakan untuk kinerja manajemen bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak (Khatab,et,.al, 2011). Return on Equity menunjukkan apakah manajemen meningkatkan nilai perusahaan pada tingkat yang dapat diterima. Rasio ini berguna untuk mengetahui seberapa jauh hasil yang diperoleh dari penanam modal. ROE merupakan rasio laba bersih terhadap ekuitas biasa dimana dapat mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham biasa. ROE tidak mempunyai pengaruh terhadap return saham, hal itu disebabkan karena investor dalam membeli saham tidak mempertimbangkan besar kecilnya ROE (Raharjo, 2005). 2.4 Tanggung Jawab Sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR) 18
12 Pada prinsipnya Corporate Social Responsibility (CSR) atau Tanggung Jawab Sosial Perusahaan memiliki definisi yang beragam sesuai dengan visi dan misi masing-masing perusahaan. European Commision berpendapat bahwa Corporate Social Responsibility adalah sebuah konsep dimana perusahaan mengintegrasikan perhatian terhadap sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan dalam interaksinya dengan para stakeholder berdasarkan prinsip kesukarelaan. Menurut ISO 26000, dalam Solihin (2008) mengenai Guidance on Social Responsibility : Tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab suatu perusahaan atas dampak dari berbagai keputusan dan aktivitas mereka terhadap masyarakat dan lingkungan melalui suatu perilaku yang terbuka dan etis, yang konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan kesejahteraan masyarakat, memerhatikan ekspektasi para pemangku kepentingan, tunduk kepada hukum yang berlaku dan konsisten dengan norma perilaku internasional dan diintegrasikan ke dalam seluruh bagian organisasi. Elkington (1997) dalam Solihin (2008), menyatakan bahwa CSR dibagi menjadi tiga komponen yang dikenal dengan Triple Bottom Line, yaitu : a) profit (keuntungan) ; b) people (masyarakat) ; c) planet (lingkungan). Elkington memberi pandangan bahwa perusahaan yang memiliki keberlanjutan dalam berusaha haruslah memperhatikan tiga komponen tersebut. Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat voluntary (sukarela), unaudit (belum diaudit), dan unregulated (tidak dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Darwin (2004) dalam Anggraini (2006) mengatakan bahwa program-program CSR terbagi menjadi 3 kategori yaitu : 19
13 1. Program ekonomi, yaitu program perusahaan yang melakukan tindakan untuk terjun langsung di dalam masyarakat untuk membantu memperkuat ketahanan ekonomi dan menjadikan masyarakat yang tangguh dan mandiri. 2. Program lingkungan, yaitu program perusahaan yang bertujuan untuk menjaga ekosistem dan lingkungan agar terjaga dari kerusakan dan meminimalisir terjadinya polusi akibat dari aktivitas perusahaan. 3. Program sosial, yaitu program perusahaan yang melakukan kegiatan kedermawanan untuk membangun masyarakat dan meningkatkan taraf hidup manusia. Di dalam program sosial ada berbagai macam program yang dapat dijalankan oleh perusahaan, pendidikan, dan pelayanan kesehatan umum. 2.5 Ukuran Perusahaan (Firm size) Ukuran perusahaan adalah nilai yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan (Hasan, 2009). Jumlah karyawan, jumlah aset, jumlah penjualan, dan kapitalisasi pasar merupakan proksi yang digunakan untuk mengukur ukuran perusahaan. Ukuran Perusahaan berhubungan degan fleksibilitas dan kemampuan untuk mendapatkan dana dan laba dengan melihat pertumbuhan penjualan saham (Haruman, 2008). Menurut Guna dan Herawaty (2010) dalam Sudarmadji dan Sularto (2007) jika perusahaan memiliki total aset yang besar maka modal yang ditanam oleh investor juga banyak. Oleh sebab 20
14 itu penjualan, perputaran uang, dan kapitalisasi pasar dalam perusahaan tersebut semakin dikenal oleh masyarakat. 2.6 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berkaitan dengan nilai perusahaan telah banyak dilakukan di dalam maupun luar negeri dengan karakteristik perusahaan yang berbeda-beda dan hasil penelitian yang berbeda-beda pula. Paranita (2007) menggunakan 5 variabel yaitu, insider ownership, kebijakan hutang, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, dan nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa insider ownersip, kebijakan hutang, tingkat profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Handoko (2010) menggunakan 5 variabel yaitu, ROA, ROE, CSR, Komisaris Independen, dan Nilai Perusahaan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa ROA dam ROE berpengaruh positif pada nilai perusahaan, sedangkan CSR dan Komisaris Independen berpengaruh positif pada nilai perusahaan. Permanasari (2010) menggunakan 4 variabel yaitu, kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional, corporate governance responsibility, dan nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa kepemilikan manajemen dan kepemilikan institusional berpengaruh negatif pada nilai perusahaan, sedangkan corporate social responsibility berpengaruh positif pada nilai perusahaan. 21
15 Praditia (2010) menggunakan 6 variabel yaitu, kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, kualitas auditor, manajemen laba, dan nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut menyebutkan bahwa kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, kualitas auditor, tidak mempunyai pengaruh terhadap manajemen laba dan nilai perusahaan. Yunita (2011) menggunakan 8 variabel yaitu, ROA, DER, DPR, Kebijakan utang, Kebijakan deviden, Size, Komisaris independen, dan nilai perusahaan. Hasil penelitia tersebut menyebutkan bahwa ROA, DER, DPR, dan Size berpengaruh positif pada nilai perusahaan, sedangkan kebijakan utang, kebijakan deviden, komisaris independen berpengaruh negatif pada nilai perusahaan. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Peneliti dan Tahun Penelitian 1 Paranita (2007) Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian Analisis Pengaruh Inseder Ownership, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. X1 : insider ownership X2 : kebijakan hutang X3 : ROA X4 : ROE X5 : ukuran perusahaan Y : nilai perusahaan Insider ownership, kebijakan hutang, tingkat profitabilitas, ukuran perusahaan, berpengaruh signifikan pada nilai perusahaan. 2 Handoko (2010) Pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai XI : ROA X2 : ROE X3 : CSR Kinerja Keuangan berpengaruh signifikan pada nilai 22
16 perusahaan dengan pengungkapan Corporate Social Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi. X4 : Komisaris Independen Y : Nilai Perusahaan perusahaan.csr dan GCG berpengaruh positif pada kinerja keuangan dan nilai perusahaan. 3 Permanasari (2010) Pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan corporate social responsibitilty terhadap nilai perusahaan. XI : kepemilikan manajemen X2: kepemilikan institusional X3 : corporate social responsibility Y : nilai perusahaan Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan pada nilai perusahaan. Sedangkan corporate social responsibility mempunyai pengaruh signifikan pada nilai perusahaan. 4 Praditia (2010) Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap Manajemen Laba dan Nilai Perusahaan X1 : kepemilikan institusional X2 : kepemilikan manajerial X3 : komisaris independen X4 : kualitas auditor Y1 : manajemen laba Y2 : nilai perusahaan Kepemilikan institusional, kepemilikan manajerial, komisaris independen, kualitas auditor tidak berpengaruh signifikan pada manajemen laba dan nilai perusahaan. 5 Yunita (2011) Analisis Pengaruh X1 : ROA X2 : DER ROA, DER, DPR, Size mempunyai 23
17 Profitabilitas, Kebijakan Utang, Kebijakan Deviden, Size, dan Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan. X3 : DPR X4 : Kebijakan Utang X5 : Kebijakan Deviden X6 : Size X7 : Komisaris Independen Y : Nilai Perusahaan pengaruh signifikan pada nilai perusahaan. Sedangkan Kebijakan utang, kebijakan deviden, GCG tidak berpengaruh pada nilai perusahaan. 2.7 Kerangka Konseptual Berdasarkan analisis dalam landasan teori dan penelitian terdahulu yang menguji faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan diatas maka dapat digambarkan suatu kerangka pemikiran sebagai berikut: Kepemilikan Institusional (X 1 ) Gambar 2.1 Skema Kerangka Konseptual H1 Komisaris Independen (X 2 ) Return on Assets (ROA) (X 3 ) Return on Equity (ROE) (X 4 ) CSR (X 5 ) Ukuran Perusahaan (X 6 ) H2 H3 H4 H5 H6 Nilai Perusahaan (Tobin s Q) (Y) H7 24
18 2.8 Hipotesis Penelitian Menurut Erlina (2008), hipotesis menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Dari kerangka pemikiran diatas, maka hipotesishipotesis yang diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut : Hipotesis 1 : Kepemilikan institusional berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan. Hipotesis 2 : Komisaris independen tidak berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan. Hipotesis 3 : ROA berpengaruh secara parsial terhadap terhadap nilai perusahaan. Hipotesis 4 : ROE berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan. Hipotesis 5 : Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan. Hipotesis 6 : Ukuran perusahaan (FIRM SIZE) berpengaruh secara parsial terhadap nilai perusahaan. Hipotesis 7 : Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, ROA, ROE, CSR, dan Ukuran Perusahaan berpengaruh secara simultan terhadap nilai perusahaan. 25
PENDAHULUAN. untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan didirikan mempunyai tujuan yang jelas, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini dapat diwujudkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham. Semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemakmuran pemilik. Nilai perusahaan yang go public di pasar modal tercermin
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perusahaan didirikan mempunyai tujuan yang jelas, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk memakmurkan pemilik perusahaan atau pemegang saham. Tujuan ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Pemegang saham maupun calon investor sangat berkepentingan terhadap laporan keuangan yang diumumkan secara periodik oleh pihak manajemen. Laporan keuangan ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ada beberapa hal yang mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah perusahaan. Tujuan yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Harga saham a. Pengertian saham Saham merupakan surat bukti kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Menurut Horne dan Wachowicz (1997:135), rasio likuiditas membandingkan kewajiban jangka pendek dengan sumber dana jangka pendek
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Menurut Margaretha (2011:5), Nilai ( value) perusahaan yang sudah go public merupakan nilai yang tercermin dalam harga pasar saham perusahaan, sedangkan nilai perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan jangka panjang dari perusahaan adalah mengoptimalkan nilai perusahaan. Peningkatan nilai perusahaan dapat menggambarkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan sistem teknologi informasi dan bertambah luasnya ilmu pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era globalisasi seperti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang menjelaskan hubungan kerjasama antara principal(pemilik perusahaan)
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan ( Agency Theory) Menurut (Jensen dan Meckling, 1976) Teori keagenan merupakan teori yang menjelaskan hubungan kerjasama antara principal(pemilik
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Signal (Signalling Theory) Menurut Brigham dan Houston (2007) isyarat atau signal adalah suatu tindakan yang diambil perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Good Corporate Governance 2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Istilah corporate governance pertama sekali diperkenalkan oleh Cadbury Comitee
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. harga saham meningkat berarti nilai perusahaan meningkat dan kesejahteraan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan utama perusahaan berdiri adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham. Bila harga saham meningkat berarti
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional, yaitu perusahaan dapat menyerap lapangan pekerjaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Eksistensi perusahaan sebagai salah satu pelaku perekonomian di Indonesia tidak dapat dielakkan lagi. Perusahaan berperan dalam menciptakan stabilitas perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri yang semakin maju menimbulkan berbagai dampak bagi lingkungan dan masyarakat, termasuk di dalamnya adalah efek negatif. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan tersebut secara maksimal. Nilai perusahaan dicerminkan dari harga saham
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur modal Dasar struktur modal berkaitan dengan sumber dana, baik itu sumber internal maupun sumber eksternal secara teoritis didasarkan pada dua kerangka
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 2.1 Rasio Likuiditas Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Perusahaan adalah tempat terjadinya kegiatan produksi dan berkumpulnya semua faktor produksi. Terdapat perusahaan yang terdaftar di pemerintah dan ada pula
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sebagai suatu entitas bisnis, sebuah perusahaan bertujuan untuk mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Tujuan tersebut terkadang menyebabkan perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nilai Perusahaan Nilai perusahaan sangat penting, karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham et.al, 1996). Semakin
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan adalah suatu entitas yang di dalamnya terdapat sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset 2.1.1 Pengertian Aset Aset merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan yang bentuknya dapat berupa hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki perusahaan yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada awal Tahun 2016 telah berlaku ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Rasio Keuangan 2.1.1 Pengertian Rasio Keuangan Rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan hubungan antara elemen satu dengan elemen lain dalam suatu laporan keuangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan. keuangan tersebut untuk menentukan atau menilai posisi
2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Laporan keuangan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan bagi suatu perusahaan merupakan hasil akhir dari pekerjaan bagian pembukuan. Selanjutnya laporan keuangan tersebut untuk
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Bab ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu landasan teori dan pengembangan hipotesis. II.1 Landasan Teori Untuk mencapai sasaran studi diperlukan landasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keseluruhan (Lusiyanti, 2014). Nilai perusahaan dapat diukur dengan Price to
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan perusahaan adalah memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli jika perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang
Lebih terperinciOleh: Inayah B
ANALISIS PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED DAN PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kesimpulan bahwa sistem corporate governance yang buruk dalam. menimpa negara-negara ASEAN. Praktik-praktik corporate governance
BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Menurut laporan world bank dalam Sutedi (2012), pada tahun 1999 penyebab terjadinya krisis ekonomi di asia timur dikarenakan oleh kegagalan dalam penerapan corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang didirikan oleh perseorangan atau sekelompok orang atau badan lain yang kegiatannya adalah melakukan produksi dan distribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini, menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan pasar, perusahaan harus secara serius dan terbuka memperhatikan Pertanggungjawaban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan mampu menghasilkan keuntungan untuk meningkatkan value of the. firm dan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi stratejik yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan. Pengelolaan ini ditujukan agar perusahaan mampu menghasilkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih banyak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. saham, kreditor dan manajer adalah pihak-pihak yang memiliki perbedaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran politik para pemegang saham. Pemegang saham, kreditor dan manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian di dunia terus mengalami berbagai perubahan dan hal ini memicu para pengusaha berusaha lebih keras dalam mengembangkan usahanya, apalagi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang memiliki tujuan. Salah satu tujuan perusahaan yaitu untuk memenuhi kepentingan para stakeholder.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sebuah perusahaan yang baik adalah perusahaan yang bisa menjadi kepercayaan masyarakat setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun dalam menentukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan pada
11 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian tentang pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan pada perusahaan makanan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan) a) Pemegang saham dengan manajer.
10 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan Teori keagenan mengasumsikan bahwa semua individu bertindak atas kepentingan mereka sendiri dan agen (manajer perusahaan) diasumsikan menerima
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Miftahurrohman (2014), tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah suatu organisasi yang mengkombinasikan dan mengorganisasikan berbagai sumber daya dengan tujuan untuk memproduksi barang atau jasa untuk dijual.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. asimetri informasi antara perusahaan dan pihak luar. Asimetri informasi dapat
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) Teori sinyal (signalling theory) menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah setiap bentuk badan usaha dan merupakan tempat berkumpulnya tenaga kerja, modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan yang bertujuan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan dunia usaha saat ini semakin ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan berkembang sesuai dengan meningkatnya kegiatan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang mengacu pada pemenuhan tujuan
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan sudah mulai berkembang berawal dari adanya penelitian oleh Wibowo dan Rossieta, (2009:31), yang
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance, kinerja keuangan serta ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil analisis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya, laporan keuangan merupakan sumber informasi yang dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para pemangku kepentingan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Corporate governance sampai saat ini memiliki peranan yang sangat penting di dalam menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen. Menurut Forum for Corporate
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency
BAB II KAJIAN PUSTAKA Teori utama (grand theory) yang mendasari penelitian ini adalah agency theory dan teori pendukung (supporting theory) adalah Legitimacy theory dan Stakeholder Theory. Berikut ini
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini Indonesia merupakan negara berkembang yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi. Dengan tingginya pertumbuhan ekonomi di Indonesia membuat para investor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Tujuan utama dari setiap perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaannya dengan meningkatkan kemakmuran pemegang saham atau pemiliknya. Diperlukan tujuan dan strategi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era Globalisasi ini, persaingan negara- negara maju dan berkembang tak terkecuali pada bidang bisnis manufakturnya semakin ketat seiring dengan perkembangan perekonomian
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Nilai Perusahaan Suharli (2006) menjelaskan bahwa salah satu hal yang dipertimbangkan oleh investor dalam melakukan investasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Teori Keagenan (Agency Theory) Penelitian ini menggunakan teori keagenan, dimana teori ini sering kali digunakan sebagai landasan dalam penelitian mengenai
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan persepsi investor terhadap perusahaan, yang sering dikaitkan dengan harga saham.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejak adanya gerakan reformasi tahun 1998, muncul banyak tekanan dari publik yang menghendaki agar Pemerintah maupun swasta dapat menghapuskan praktek-praktek
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap lingkungan dan stakeholder,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha sangat dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi baik secara nasional maupun internasional, perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam era persaingan
Lebih terperinciBAB 5 PENUTUP. Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat
BAB 5 PENUTUP 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan yaitu: 1. Dari hasil perhitungan didapatkan 2 model struktural didalam penelitian ini, yaitu:
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. dan lain sebagainya. Pemahaman tentang praktik good corporate
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Good Corporate Governance Good corporate governance merupakan isu yang tidak pernah usang untuk terus dikaji oleh pelaku bisnis, akademisi,
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan atau juga disebut dengan nilai pasar perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang diukur menggunakan analisis rasio keuangan, untuk mengetahui kemampuan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka 1. Return Saham Salah satu tujuan investor berinvestasi adalah untuk mendapatkan return. Tanpa adanya tingkat keuntungan yang dinikmati dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan organisasi dimana sumber daya diproses untuk menghasilkan barang atau jasa bagi pelanggan. Secara umum, tujuan perusahaan adalah memperoleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Analisa laporan keuangan Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Price Earnig Ratio Price Earning Ratio merupakan salah satu ukuran paling besar dalam analisis saham secara fundamental dan bagian dari rasio penilaian untuk mengevaluasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendanaan adalah fondasi utama dalam dunia usaha dan perekonomian. Struktur pendanaan merupakan indikasi bagaimana perusahaan membiayai kegiatan operasionalnya atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Good corporate governance (selanjutnya disingkat GCG), dalam Bahasa Indonesia sering dikaitkan dengan istilah tata kelola perusahaan. Menurut Sugiyanto (2011),
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
8 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang perlu dipertimbangkan perusahaan dalam melakukan kebijaakn
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Tujuan para investor yang ingin menginvestasikan dananya di pasar modal adalah untuk memperoleh pendapatan tambahan berupa dividen atau capital gain. Menurut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan
9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Laporan Tahunan Perusahaan Laporan tahunan (annual report) adalah suatu laporan resmi mengenai keadaaan keuangan emiten dalam jangka waktu satu tahun. Termasuk di dalam laporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lingkungan nasional dan internasional. Untuk mewujudkan perusahaan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara untuk memajukan perusahaan adalah dengan melakukan ekspansi. Tujuan perusahaan melakukan ekspansi adalah memperbanyak pangsa pasar dan meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian yang semakin berkembang dewasa ini seiring dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan bentuk yang berbeda. Hal ini tentunya
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Persepsi Good dalam good corporate governance adalah tingkat pencapaian
6 BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 1.1. Pengertian Good Corporate Governance Persepsi Good dalam good corporate governance adalah tingkat pencapaian terhadap suatu hasil upaya yang memenuhi persyaratan,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Good Corporate Governance Istilah good corporate governance pertama kali diperkenalkan oleh Cadbury Committee Inggris pada tahun 1992 yang menggunakan istilah tersebut dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment
Lebih terperinciBAB II TELAAH PUSTAKA
BAB II TELAAH PUSTAKA 1.1 Landasan Teori Penelitian pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen terhadap membutuhkan kajian teori sebagai berikut: 2.1.1 Signalling Theory Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan suatu perusahaan yaitu untuk mendapatkan keuntungan atau laba maksimal. Keuntungan yang diperoleh tidak saja digunakan untuk membiayai operasi perusahaan, membayar
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Konsep Saham dan Return Saham Pada sebuah perusahaan publik, tujuan dari manajemen adalah memaksimalkan harga saham perusahaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan konsep yang didasarkan pada teori keagenan, diharapkan dapat berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada investor
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Lancar (Current Ratio) Current Ratio merupakan salah satu rasio yang paling umum digunakan untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beroperasi untuk mewujudkan tujuan perusahaan baik jangka pendek maupun dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini perkembangan teknologi sangat maju dan dinamis, yang mengakibatkan persaingan di dunia bisnis juga semakin meningkat. Hal ini mendorong perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu perusahaan yang didirikan memiliki tujuan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang diantaranya yaitu untuk mencapai keuntungan yang maksimal dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. corporate governance terhadap kinerja keuangan yang diambil dari beberapa
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan struktur modal, good corporate governance terhadap kinerja keuangan yang diambil dari beberapa sumber
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Nurlela dan Islahudin (2006) menjelaskan bahwa enterprise value atau
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Nurlela dan Islahudin (2006) menjelaskan bahwa enterprise value atau dikenal dengan firm value merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. (Harjito dan Martono, 2005) mengemukakan terdapat beberapa tujuan berdirinya sebuah perusahaan.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. principal (pemilik perusahaan atau pihak yang memberikan mandat) dan agent
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Teori keagenan (agency theory) mengungkapkan adanya hubungan antara principal (pemilik perusahaan atau pihak yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau memaksimalkan kekayaan pemegang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Setiap perusahaan pada dasarnya mempunyai tujuan dalam melakukan kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain mencari profit, tujuan utama
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Akuntansi mengalami perkembangan pesat dengan hadirnya revolusi industri. Pelaporan akuntansi digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. investasinya tersebut akan mampu memberikan tingkat pengembalian (rate of return)
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada umumnya investasi merupakan suatu kegiatan menempatkan sejumlah dana selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh penghasilan dan atau peningkatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. akan dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri. keputusan pendanaan yang baik untuk menentukan pertimbanganpertimbangan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Keputusan pendanaan dapat menentukan bagaimana suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya agar mampu sejalan dengan perkembangan yang sedang dihadapinya
Lebih terperinci