Mengenal Pola Lantai Pada Karya Tari

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mengenal Pola Lantai Pada Karya Tari"

Transkripsi

1 Mengenal Pola Lantai Pada Karya Tari Tari Baris Massal merupakan bentuk karya seni tari kelom pok dari Bali. Selama memperagakannya, posisi para penari selalu berubahubah membuat berbagai macam bentuk. Gambar 1 menunjukkan posisi para penari yang membentuk segitiga. Segitiga merupakan contoh bentuk pola lantai pada karya seni tari. Apakah yang dimaksud dengan pola lantai? Bagaimana pola lantai dalam karya tari nusantara? Kita akan mempelajari nya pada uraian berikut. A. Makna Pola Lantai Pola lantai sangat mendukung penyajian suatu karya tari. Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan pola lantai? Perhatikan uraian mengenai pola lantai berikut. 1. Garis yang Dilalui oleh Penari Garis yang dilalui oleh penari pada saat melakukan gerak tari disebut pola lantai. Selain itu, pola lantai juga merupakan garis yang dibuat oleh formasi penari kelompok. Gambar 2 menunjukkan garis lurus ke depan yang dilalui oleh penari. Gambar 3 menunjukkan garis horisontal yang dibuat oleh tiga penari. Hal inilah yang dimaksud formasi penari kelompok. Gambar 2 (kiri) Garis di lantai yang dilalui seorang penari Gambar 3 (kanan)

2 Garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok 2. Pola Garis Dasar Pada dasarnya ada dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garis lurus dan garis lengkung. Garis lurus memberikan kesan sederhana tapi kuat. Sebaliknya, garis lengkung memberikan kesan lembut tetapi lemah. Perhatikan Gambar 4 dan Gambar 5. Dari bentuk pola garis lurus dapat dikembangkan berbagai pola lantai, di antaranya horisontal, diagonal, garis lurus ke depan, zigzag, segitiga, segi empat, dan segi lima. Dari bentuk pola garis lengkung dapat dikembangkan berbagai pola lantai, di antaranya lingkaran, angka delapan, garis lengkung ke depan, dan garis lengkung ke belakang. Gambar 4 (kiri) Berbagai bentuk pola lantai garis lurus Gambar 5 (kanan) Berbagai bentuk pola lantai garis lengkung B. Pola Lantai Gerak Tari Nusantara Koreografi merupakan istilah yang dipakai untuk menyebut pengetahuan tentang penyusunan tari atau hasil susunan tari. Pengerti an koreografi secara sederhana yaitu hasil susunan gerak-gerak tari menjadi sebuah karya tari. Berdasarkan bentuk koreografinya, tari di Indonesia dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tari rakyat, tari klasik, dan tari kreasi baru. 1. Tari Rakyat Tari rakyat yaitu tarian yang hidup dan berkembang di kalangan rakyat jelata. Tari rakyat sangat sederhana, kurang memperhatikan norma-norma keindahan, dan tidak memiliki bentuk yang standar. Gerak-gerak tari rakyat sangat sederhana sebab lebih mementingkan keya kinan. Sebagai contoh tari Ana Ule dari Flores seperti pada Gambar 6. Gambar 6

3 Tari Ana Ule termasuk dalam tari rakyat berasal dari Flores Tari Ana Ule merupakan tarian harapan masyarakat dusun Moni, Flores. Melalui tarian tersebut masyarakat berharap dan yakin padi yang ditanam tumbuh subur dan terhindar dari gangguan burung dan tikus. 2. Tari Klasik Tari klasik merupakan karya tari yang sangat memperhatikan keindahan. Tari klasik dipelihara de ngan baik di istana raja-raja dan di kalangan bangsawan. Gerak-gerak tari klasik sudah mempunyai aturan tertentu dan tidak boleh dilanggar. Perhatikan contoh tari klasik pada gambar berikut. Tari Srimpi pada gambar di atas merupakan contoh tari klasik. Tari Srimpi dibawakan oleh empat orang penari putri dengan postur tubuh dan raut wajah sama, sehingga terkesan sebagai tarian halus yang ditarikan oleh empat wanita kembar. Gerak-gerak tari Srimpi menggu nakan teknik gerak tari putri gaya Surakarta yang halus dan lembut. Gambar 7 Tari Srimpi termasuk dalam tari klasik berasal dari Surakarta 3. Tari Kreasi Baru Tari kreasi baru juga sering disebut tari modern. Gerak-gerak dalam tari kreasi baru sangat bervariasi. Perhatikan contoh tari kreasi baru pada gambar berikut. Gambar 8 Tari Geol Saliter termasuk tari kreasi baru

4 Tari Geol Saliter pada Gambar 8 merupakan tari kreasi baru hasil karya tari Umi Krismi narti, seniman asal Yogyakarta. Tari ini menggambar kan seorang remaja putri yang sedang mencari identitas diri sebagai pedoman hidupnya. Pencarian itu dijalani dengan rasa senang dan gembira. Gerak-gerak tarinya merupakan perpaduan dari tari gaya yogyakarta dan jawa barat. Instrumen pengiringnya yaitu gamelan jawa dengan melodi sunda. Dengan adanya bermacam-macam bentuk karya tari maka bentuk pola lantainya pun bermacammacam. Bentuk pola lantai karya tari yang satu berbeda dengan bentuk pola lantai karya tari yang lain. Selain bentuknya yang berbeda, ada pola lantai yang mempunyai maksud dan ada juga yang tidak mempunyai maksud. Pola lantai yang mempunyai maksud lebih banyak ada dalam tari-tarian klasik. Namun demikian, tidak menutup kemungkinan jika pola lantai dalam tari kreasi baru dan tari rakyat juga mempunyai maksud. Perhatikan bentuk pola lantai dalam dua karya tari yang berbeda berikut. Gambar 9 Tari Jaran Kepang dengan bentuk pola lantai garis horisontal Gambar 10 Tari Bedhaya dengan bentuk pola lantai rakit lajur Kedua karya tari pada Gambar 9 dan Gambar 10 merupakan karya tari yang berasal dari Daerah Istimewa Yogyakarta. Tari Jaran Kepang berdasarkan bentuk koreografi termasuk dalam jenis tari rakyat, sedangkan tari Bedhaya termasuk dalam jenis tari klasik. Bentuk pola lantai tari Jaran Kepang lebih sederhana dibandingkan bentuk pola lantai tari Bedhaya.

5 Pola lantai yang berbentuk garis horisontal pada tari Jaran Kepang tidak mempunyai maksud apa pun. Pola lantai tersebut hanya merupakan bentuk garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari. Sebaliknya, pola lantai pada tari Bedhaya mempunyai maksud. Pola lantai tari Bedhaya pada Gambar 10 dikenal dengan nama rakit lajur. Pola lantai rakit lajur bermaksud menggambarkan lima unsur yang ada pada diri manusia, yaitu cahaya, rasa, sukma, nafsu, dan perilaku. Kita dapat membandingkan pola lantai tari Jaran Kepang dan Bedhaya seperti dalam tabel berikut.

6 POLA LANTAI SENI TARI Dalam sebuah tarian (terutama tari kelompok), pola lantai perlu diperhatikan. Ada beberapa macam pola lantai pada tarian, antara lain : 1. Pola lantai vertikal : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis vertikal, yaitu garis lurus dari depan ke belakang atau sebaliknya. 2. Pola lantai Horizontal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis lurus ke samping. 3. Pola lantai diagonal : Pada pola lantai ini, penari berbaris membentuk garis menyudut ke kana atau ke kiri.

7 4. Pola lantai melingkar : Pada pola lantai ini, penari membentuk garis lingkaran. Seni tari yang ada di Indonesia dapat dibagi menjadi beberapa kelompok : TARI TRADISIONAL Tari tradisional merupakan sebuah bentuk tarian yang sudah lama ada. Tarian ini diwariskan secara turun temurun. Sebuah tarian tradisional biasanya mengandung nilai filosofis, simbolis dan relegius. Semua aturan ragam gerak tari tradisional, formasi, busana, dan riasnya hingga kini tidak banyak berubah TARI TRADISIONAL KLASIK Tari tradisional klasik dikembangkan oleh para penari kalangan bangsawan istana. Aturan tarian biasanya baku atau tidak boleh diubah lagi. Gerakannya anggun dan busananya cenderung mewah. Fungsi : sebagai sarana upacara adat atau penyambutan tamu kehormatan. Contoh : Tari Topeng Kelana (Jawa Barat), Bedhaya Srimpi (Jawa Tengah), Sang Hyang (Bali), Pakarena dan pajaga (Sulawesi Selatan) TARI TRADISIONAL KERAKYATAN Berkembang di kalangan rakyat biasa. Gerakannya cenderung mudah Ditarikan bersama juga iringan musik. Busananya relatif sederhana. Sering ditarikan pada saat perayaan sebagai tari pergaulan. Contoh: Jaipongan (Jawa Barat), payung (Melayu), Lilin (Sumatera Barat) TARI KREASI BARU Merupakan tarian yang lepas dari standar tari yang baku. Dirancang menurut kreasi penata tari sesuai dengan situasi kondisi dengan tetap memelihara nilai artistiknya. Tari kreasi baik sebagai penampilan utama maupun sebagai tarian latar hingga kini terus berkembang dengan iringan musik yang bervariasi, sehingga muncul istilah tari modern..pada garis besarnya tari kreasi dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

8 1. Tari Kreasi Baru Berpolakan Tradisi Yaitu tari kreasi yang garapannya dilandasi oleh kaidah-kaidah tari tradisi, baik dalam koreografi, musik/karawitan, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun ada pengembangan tidak menghilangkan esensiketradisiannya. 2. Tari Kreasi Baru Tidak Berpolakan Tradisi (Non Tradisi) Tari Kreasi yang garapannya melepaskan diri dari pola-pola tradisi baik dalam hal koreografi, musik, rias dan busana, maupun tata teknik pentasnya. Walaupun tarian ini tidak menggunakan pola-pola tradisi, tidak berarti sama sekali tidak menggunakan unsur-unsur tari tradisi, mungkin saja masih menggunakannya tergantung pada konsep gagasan penggarapnya. Tarian ini disebut juga tari modern, yang istilahnya berasal dari kata Latin modo yang berarti baru saja. TARI KONTEMPORER Gerakan tari kontemporer simbolik terkait dengan koreografi bercerita dengan gaya unik dan penuh penafsiran. Seringkali diperlukan wawasan khusus untuk menikmatinya. iringan yang dipakai juga banyak yang tidak lazim sebagai lagu dari yang sederhana hingga menggunakan program musik komputer seperti Flutyloops.

9 komposisi tari Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa komposisi identik dengan lantaiatau posisi penari di atas pentas. Namun ada pula yang mengatakan bahwa komposisi t a r i a d a l a h s e g a l a s e s u a t u y a n g m e n i m b u l k a n s e b u a h k a r y a t a r i i t u t e r c i p t a y a n g d i dalamnya terdapat pula apa yang disebut dengan pola lantai.pada uraian selanjutnya, akan mengupas hal -hal yang berhubungan dengankomposisi tari.karena tari sebagai bentuk seni, maka perlu kiranya anda mengetahui tentang pengetahuan komposisi tari yang juga lazim disebut dengan pengetahuan koreografi.pengetahuan ini harus diketahui, dipahami dan dipraktikkanoleh seorang koreografer atau penata tari atau orang yang menciptakan tarian. Pengetahuan ini haruslah dipahamidan dijalankan terutama bagi penata tari yang masih pemula untuk menghasilkan suatuyang harus anda ketahui, yaitu antara lain Gerak tari sebagai momen/unsur pokoknya,musik/ iringan, tema, tata busana, tata rias, tempat, pentas, tata lampu. 1. G e r a k T a r i Anda telah mengetahui bahwa elemen dasar tari adalah gerak. Halini telah diuraikan dan dijelaskan pada modul yang terdahulu.gerak di dalam tari bukanlah gerak yang indah. Yang dimaksudkan degang e r a k y a n g i n d a h a d a l a h g e r a k y a n g t e l a h d i b e r i s e n t u h a n s e n i. G e r a k - g e r a k keseharian yang telah diberi sentuhan seni akan menghasilkan gerak yang indah.misalnya gerak berjalan, larim mencangkul, menimba air di sumur, memotong kayudan sebagainya, jika diberi sentuhan emosional yang mengandung nilai seni, makagerak-gerak keseharian tersebut akan tampak lain.berdasarkan bentuk geraknya, secara garis besar ada dua jenis tari, yaitu tariyang representasional, dan tariyang non representasional. Tari yang representasionaladalah tari yang menggambarkan sesuatu secara jelas. Sedangkan tari yang nonr e p r e s e n t a s i o n a l a d a l a h t a r i y a n g t i d a k m e n g g a m b a r k a n s e s u a t u ( l i h a t g a m b a r dibawah ini) B a i k t a r i r e p r e s e n t a t i o n a l m a u p u n n o n r e p r e s e n t a t i o n a l g a r a p a n g e r a k n y a t e r k a n d u n g d u a j e n i s g e r a k, y a i t u gerak maknawi dan gerak-gerak murni. Yang dimaksud dengan gerak maknawi ialah gerak yang mengandung arti jelas. Misalnya gerak ulap-ulap pada tari Jawa menggambarkan sedang melihat gerak menempel telapak tangan didada bisa mengandung arti sedih, gerak menirukan bertani, berbedak, bertepuk t a n g a n d a n s e b a g a i n y a. S u d a h b a r a n g t e n t u g e r a k - g e r a k m a k n a w i t e r s e b u t t e l a h mengalami stilisasi atau distorsi, yaitu gerak tersebut telah mengalami perubahan untuk dijadikan gerak tari.adapun gerak murni ialah gerak yang digarap untuk mendapatkan bentuk yangartistik dan tidak dimaksudkan untuk menggambarkan sesuatu.

10 Gerak-gerak murni ini banyak digunakan dalam garapangarapan tari yang nonrepresentasional. Sedangkangarapan-garapan tari yang representasional banyak memerlukan gerak-gerak maknawi. Namun demikian, dalam garapan tari representasional diperlukan pula gerakgerak murni, karena apabila garapan tersebut dipenuhi oleh gerak-gerak maknawi akan lebihmengarah ke bentuk pantonim. Didepan telah dikemukakan bahwa gerak di dalam tari berbeda dengan gerak s e h a r i - h a r i. G e r a k t a r i t e l a h m e l a l u i p e r u b a h a n a t a u d i p i n d a h k a n d a r i g e r a k y a n g wantah diubah bentuknya menjadi gerak tari. Gerak tari tidak lepas dari unsur tenaga, ruang dan waktu. Tenaga Setiap kita melakukan gerak, pasti akan memerlukan tenaga. Tanpa tenaga,tidak m ungkin dapat dihasilkan gerak yang baik, karena tenaga merupakan kekuatanyang akan mengawali, mengendalikan dan menghentikan gerak. Untuk lebih jelasnyasebagai contoh, misalnya jika anda menggerakkan tangan ke depan dan ke belakang dalam menari massal, agar gerakannya kelihatan seragam maka tenaga yang digunakanharus seragam pula, yaitu agar ayunan bisa sama.penggunaan tenaga didalam gerak tari berbeda dengan penggunaan tenagad a l a m k e b u t u h a n l a i n. U n t u k i t u h a r u s m e m a h a m i c a r a p e n g g u n a a n n y a, k a r e n a penggunaan tenaga dengan baik akan memberi efek dinamika dalam sebuah tarian.unsur tenaga di dalam tari menggambarkan suatu usaha yang menentukanmemberikan watak pada gerak. Ruang Diatas telah dikemukakan bahwa ruang adalah salah satu unsur pokok yangmenentukan terwujudnya suatu gerak. Mustahil jika suatu gerak lahir tanpa adanyaruang, karena setiap gerak yang dibuatnya memiliki disain ruangan dan berhubungandengan benda - benda lain dalam dimensi ruang dan waktu. Dengan demikian, penari s e m a t a - m a t a d a p a t b e r g e r a k a t a u m e n a r i k a r e n a a d a n y a r u a n g. R u a n g d i d a l a m t a r i dapat dibedakan dariruang yang diciptakan oleh penari dan ruang pentas atau tempat penari melakukan gerak.

11 a.ruang yang diciptakan penari adalah ruang yang langsung berhubungan dengan p e n a r i, y a n g b a t a s i m a j i n a s i n y a a d a l a h b a t a s y a n g p a l i n g j a u h y a n g d a p a t d i j a n g k a u o l e h t a n g a n d a n k a k i p e n a r i d a l a m k e a d a a n t i d a k p i n d a h t e m p a t. Misalnya jika anda bergerak menirukan burung terbang dengan menggunakan kedua tangan ke atas dan kebawah, sejauh jangkauan ayunan tangan itulah yangdimaksud dengan ruang yang diciptakan oleh penari. b. R u a n g p e n t a s a t a u t e m p a t p e n a r i m e l a k u k a n g e r a k a d a l a h w u j u d r u a n g s e c a r a nyata, merupakan arena yang dilalui penari saat melakukan gerak. misalnya Panggung, halaman terbuka lapangan dan lain lain. Pokok permasalahan yang t e r k a n d u n g d a l a m r u a n g, b a i k i t u b e r u p a r u a n g y a n g d i c i p t a k a n o l e h p e n a r i maupun ruang tempat menari, meliputi : Garis, volume, arah, level dan fokus.untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut: a)garis, yaitu kesan yang ditimbulkan setelah menggerakkan tubuhsedemikian rupa dengan membentuk garis tubuh diluar garis tubuh yang alami. Garis garis ini menimbulkan kesan yang tidak berbeda dengan garis -garis dalam seni rupa. Misalnya garis tubuhyang melengkungm e n i m b u l k a n k e s a n m a n i s. G a r i s d i a g o n a l a t a u zi g z a g m e n i m b u l k a n kesan dinamis. Garis tegak lurus memberi kesan tenang dan seimbang. Garisdatar memberi kesan istirahat dan sebagainya. b) Volume, yaitu jangkauan gerak yang tergantung dari besar kecil nya ruangan y a n g d i g u n a k a n s e o e r a n g p e n a r i. M i s a l n y a, l a n g k a h ke d e p a n d a p a t dilak ukan dengan langkah pendek, langkah biasa dan langkah lebar. Gerakanini sama tetapi dilakukan dengan ukuran yang berbeda. Dengan kata Dengan lain g e r a k a n k e c i l b i s a d i k e m b a n g k a n d a n g e r a k a n b e s a r d a p a t d i k e c i l k a n volumenya. c ) A r a h, y a i t u a r a h h a d a p p e n a r i k e t i k a m e l a k u k a n g e r a k. A r a h i t u b i s a kedepan, ke belakang, kesamping dan ke arah lainnya. d ) L e v e l, b e r h u b u n g a n d e n g a n t i n g g i r e n d a h n y a p e n a r i p a d a s a a t m e l a k u k a n gerakan. Ketinggian maksimal dicapai penari adalah pada saat melompat keudara dan ketinggian minimal dicapai ketika rebah dilantai. e)fokus, yaitu sudut pandang suatu perspektid penonton dan yang diperlukan dalam melakukan rangkaian gerak. Waktu

12 Waktu adalah elemen yang membentuk gerak tari selain unsur tenaga ruang d a n y a n g t i d a k d a p a t d i p i s a h k a n a n t a r a s a t u d a n l a i n n y a, k a r e n a m e r u p a k a n s u a t u struktur yang saling berhubungan perannya saja yang berbeda. Elemen waktu berkaitandengan ritme tubuh dan ritme lingkungan. Gerak yang dilakukan dalam waktu sedangcepat maupun lambat akan memberikan daya hidup pada sebuah tarian. Unsur waktusangat berkaitan dengan unsure irama yang meberi nafas sehingga tampak hidup. Dalam unsur waktu ada dua faktor yang sangat penting yaitu tempo dan ritme. T e m p o b e r a r t i k e c e p a t a n d a r i g e r a k t u b u h k i t a, y a n g d a p a t d i l i h a t d a r i p e r b e d a a n panjang pendeknya waktu yang diperlukan. S e d a n g k a n r i t m e d a l a m f e r a k t a r i m e n u n j u k k a n u k u r a n w a k t u d a r i s e t i a p p e r u b a h a n d e t a i l g e r a k. O l e h s e b a b i t u, r i t m e l e b i h m e n g a r a h u k u r a n c e p a t a t a u lambatnya setiap gerakan yang dapat diselesaikan oleh penari.gerakan yang dilakukan dalam tempo yang cepat dapat memberikan kesan aktif dan menggairahkan, sedangkan gerakan lambat akan berkesan tenang, agung, atausebaliknya membosankan. Sebagai contoh, jika anda melihat suatu bentuk tarian andaakan melihat penari tersebut melakukan gerakan dengan tempo yang berbeda. Suatu saatgerakannya sangat lembut mengalun, saat berikutnya cepat dan menghentak. Jika suatu tarian gerakannya selalu dalam tempo yang lambat, penonton akan jenuh dan bosan.sebaliknya jika selalu cepat akan memberikan kesan melelahkan dan membosankan pula. Dari uraian mengenai gerak tari di atas dapat disimpulkan bahwa gerak dalam t a r i a d a l a h g e r a k w a n t a h y a n g t e l a h d i u b a h m e n j a d i g e r a k s e n i y a n g i n d a h, y a n g gerakannya telah mengalami stitisersi ataupun distorsi dengan memperhatikan unsur tenaga, ruang dan waktu. Desain Gerak dan Pola Lantai Desain penataan arah gerak dalam tari dibagi menjadi dua pola yaitu : 1.Pola Simetrik Dalam pola simetrik akan memberikan kesan seimbang, tenang, dan bahkan statis. Penggunaan pola lantai simetrik tampak pada tari kelompok terutama jenistari rakyat. Pada tarian ini terdapat garis -garis sejajar, garis-garis lengkung, danl i n g k a r a n m e m b e n t u k p o l a y a n g t e r k e s a n s i m e t r i k. D e m i k i a n j u g a d a l a m t a r i pergaulan di mana para penarinya berpasangan dalam suatu kelompok baik gerak maupun pola lantainya menunjuk pola simetrik.gambar Jayaprana dan Layonsari.

13 2. Pola Asimetrik Pada pola asimetrik pola arah gerak penari akan memberi kesan ketidakseimbangan, tidak tenang, dan bahkan dinamis. Gambar Contoh pola lantai simetrik dan pola lantai asimetrik a)desain LantaiYang dimaksud dengan desain lantai adalah garis-garis yang dilalui oleh seorang penari atau garis-garis di lantai yang dibuat oleh formasi penari kelompok. Secara garis besar ada dua pola garis dasar pada lantai, yaitu garislurus dan garis lengkung.garis lurus dapat dibuat ke depan, ke belakang, ke samping, atau serong.selain itu garis lurus dapat menjadi desain huruf V atau kebalikannya, segitiga,segiempat, huruf T, Y atau desin zig-zag, misalnya :Garis lurus memberikan kesan sederhana tapi kuat. Garis lurus banyak digunakanpada tari tradisional baik klasik maupun kerakyatan, teritama darijawa Tengah. Garis lengkung dapat dibuat melengkung ke depan, ke belakang,ke samping dan serong. Dari lengkung ini dapat pula dibuat disain lengkung ular, lingkaran, angka tiga atau delapan juga bentuk spiral, misalnya : Desain Atas Desain atas adalah desain yang membentuk pola atas lantai (biasanyaterbentuk oleh penari itu sendiri) dan terlihat oleh penonton. Ada 16 unsur dasar yangmasing-masing dapat digabungkan/ dimodifikasi 1)Datar Postur tubuh penari yang dilihat oleh penonton (bukan yang dirasakan penari) hampir tanpa perspektif. Desain ini dapat berbentuk vertikal, horisontal, kontras(berlawanan), murni, statis, lengkung, tinggi, medium, rendah, lukisanm garis lanjutan,dan garis tertunda. Jika diberi putaran seperempat saja, akan menjadi desain dalam.desain yang secara konstruktif dangkal ini justru memberikan kesan keterbukaan,kejujuran, dan ketenangan. 2) Dalam Penonton melihat penari dengan perspektif yang dalam. Hampir semua unsur desain dibawah ini (dari vertikal sampai garis tertunda) lebih mudah digarap dengan desain dalam. Terutama, untuk desain lengkung, lukisan, dan tertunda. Desain ini lebihmemberikan kedalaman emosi/ perasaan dari pada desain datar. 3) Vertikal

14 Penari membentuk garis ke atas dan kebawah. Desain dapat diterapkan pada semua unsur (kecuali horizontal). Ia memberi rasa menjangkau keatas dan/atau ke bawah (lihat desain tinggi dan desain rendah), egosentris,dan cocok untuk suasanamenari diri dan pasrah. 4) Horizontal Postur dengan anggota badan membentuk garis melintang. Desain ini dapatditerapkan pada semua unsur (kecuali vertikal) memberi rasa menjangkau keluar dan kesadaran terhadap lingkungan. Cocok untuk suasana ekspresif/ mencurahkan. 5) Kontras P o s t u r y a n g m e n g g a r a p g a r i s - g a r i s b e r s i l a n g p a d a l e k u k a n - l e k u k a n y a n g berlawanan dan mengandung suatu kontinuitas garis dalam oposisi. Merupakan garis-garis kontras yang bisa berupa berabgai unsur (kecuali murni) dan dapat memberikansugesti kekuatan atau kebingungan. Jika digarap sebagai pengembangan desain murniyang mendahului, akan tercapai sugesti pengembangan intelektual dan emosional. 6) Murni P o s t u r t a n p a g a r i s - g a r i s y a n g k o n t r a s. G a r i s - g a r i s m u r n i d a p a t m e n g u b a h setiap unsur yang ada (kecuali garis berlawanan) garis yang paling sederhana ini dapatmemberikan sentuhan ketenangan. 7) Statis Pose statis tapi bergerak. Garis statis dapat digunakan dalam semua desain,kecuali desain lukisan, garis lanjutan, dan tertunda. Garis ini memberi rasa teratur dan berisi. Kebanyakan tarian daerah timur digarap atas garis statis berupa seri dari pose pose yang mengalir yang disisipi garis lukisan dan kualitas dinamis. Tekanan dinamikatersebut dapat mengibaskan kesan ambisi dan nafsu. 8) Lengkung

15 Postur dengan badan atau anggota badan yang dilengkungkan. Garis lengkung(dalam semua unsur kecuali bersudut) dapat memberi kesan penonton dekat dengan penari atau perubahan dinamis dapat memberikan rasa egosentris. 9) Bersudut Postur dengan badan atau anggota badan ditekuk membentuk sudut. Garis bersudut dapat digunakan dengan setiap unsur kecuali lengkung, spiral, garis lanjutan,dan tertunda. Garis ini dapat memberi sugesti penggunaan kekuatan secara sadar. 10) Spiral Postur dengan badan dan anggotabadan berputar. Spiral merupakan serilingkaran naik-turun yang tak dapat digunakan pada garis datar, kontras, atau bersudut. Penari yang berputar mengikuti alunan naik-turun dapat merasa dekat dengan penonton. 11) Tinggi Menekankan ruang tari di bagian dada ke atas. Sesuai dengan sifatnya, aksengera yang dibuat pada bagian ini dapat menghasilkan sentuhan intelektual dan spiritual.tarian pemujaan sedikit menggunakan anggota badan bagian bawah, tapi efek dapat diatur atau dimanusiakan dengan memberikan tekanan gerak pada tubuh bagian atas ini. 12) Medium Menekankan ruang tari antara bagian dada hingga pinggang. Aksen gerak tubuh bagian tengah ini dapat menimbulkan sentuhan emosi dan motivasi. 13) Rendah Menekankan ruang tari di bagian pinggang ke bawah. Aksen gerak pada tubuh bagian bawah ini dapat memberikan gairah 14) Terlukis Garis atau bentuk di udara yang terlukis lebih berkesan daripada anggota badan atau properti yang melukisnya.

16 15) Garis Lanjutan Kesan garis yang terlukis di udara di luar jangkauan tubuh penari. 16) Garis Tertunda Garis yang terlukis di udara oleh busana, rambut, atau properti, karena imbs gerak diluar motorik tapi terkontrol oleh kesadaran penari. 17) Lurus Desain ini adalah desain yang menggunakan garis -garis lurus pada anggota b a d a n, s e p e r t i k a k i, b a d a n. D e s a i n i n i m e m b e r i k e s a n s e d e r h a n a k o k o h, t a p i k a l a u terlalu banyak dipergunakan akan kurang menarik. 18) Simetris Desain simetris adalah desain yang dibuat dengan menempelkan garis -garisanggota badan yang kanan dan kiri berlawanan arah. Desain ini memberikan kesansederhana, kokoh, tenang. 19) Asimetris Desain asimetris adalah desain yang dibuat dengan menempelkan garis - garisanggota badan yang kiri berlainan dengan yang kanan. Misalnya lengan kanan ke atasdan lengan kiri ke bawah.

17

KOMPOSISI TARI 1. Gerak Tari

KOMPOSISI TARI 1. Gerak Tari KOMPOSISI TARI Ada sebagian orang yang mengatakan bahwa komposisi identik dengan lantai atau posisi penari di atas pentas. Namun ada pula yang mengatakan bahwa komposisi tari adalah segala sesuatu yang

Lebih terperinci

ARTIKEL TENTANG SENI TARI

ARTIKEL TENTANG SENI TARI NAMA : MAHDALENA KELAS : VII - 4 MAPEL : SBK ARTIKEL TENTANG SENI TARI A. PENGERTIAN SENI TARI Secara harfiah, istilah seni tari diartikan sebagai proses penciptaan gerak tubuh yang berirama dan diiringi

Lebih terperinci

4. Simbol dan makna tari

4. Simbol dan makna tari 4. Simbol dan makna tari Pernahkah Anda mengalami kondisi, melihat tari dari awal sampai akhir, tetapi tidak dapat mengerti maksud dari tari yang Anda amati?. Kondisi tersebut dapat terjadi karena dua

Lebih terperinci

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL

BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL BAB II SENI TARI DAN UNSUR VISUAL 2.1. Seni dan Tari 2.1.1. Pengertian Seni Seni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1991: 915) didefinisikan sebagai keahlian membuat karya yang bermutu dilihat dari segi

Lebih terperinci

3. Karakteristik tari

3. Karakteristik tari 3. Karakteristik tari Pada sub bab satu telah dijelaskan jenis tari dan sub bab dua dijelaskan tentang fungsi tari. Berdasarkan penjelasan dari dua sub bab tersebut, Anda tentunya telah memperoleh gambaran

Lebih terperinci

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI

MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI MATERI 2 PENCIPTAAN DAN PENATAAN TARI A. Pengertian Tari Batasan konsep tetang tari banyak dikemukakan oleh beberapa ahli, tetapi perlu diingat bahwa batasan yang dikemukakan seseorang berkaitan dengan

Lebih terperinci

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya

Seminar Nasional BOSARIS III Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya PENERAPAN DESAIN DALAM RANGKAIAN BUNGA SEBAGAI PELENGKAP DEKORASI RUANG Arita Puspitorini PKK Abstrak, Bunga sejak dulu hingga kini memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, karena bunga dirangkai

Lebih terperinci

Dasar Kreativitas Tari

Dasar Kreativitas Tari Dasar Kreativitas Tari UNTUK PELATIHAN GURU SENI BUDAYA SMA ARTIKEL PERIODE JULI 2015 Disusun Oleh: G.S. Darto PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDADAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses realisasi karya seni bersumber pada perasaan yang merupakan bentuk ungkapan atau ekspresi keindahan. Setiap karya seni biasanya berawal dari ide atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras

I. PENDAHULUAN. Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari adalah gerak-gerak dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu. Tari juga merupakan ekspresi jiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan nasional dan kebudayaan. daerah. Kebudayaan nasional Indonesia merupakan puncak puncak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kepulauan Nusantara terdiri atas aneka warna kebudayaan dan bahasa. Keaneka ragaman kebudayaan dari berbagai suku bangsa yang ada di Indonesia disatupadukan dari kebudayaan

Lebih terperinci

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala *

Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Syiah Kuala * BENTUK PENYAJIAN TARI LINGGANG MEUGANTOE DI SANGGAR RAMPOE BANDA ACEH Janurul Aina 1*, Taat Kurnita 1, Cut Zuriana 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan

BAB II KAJIAN TEORI. relevan dengan penelitian ini. Berikut ini akan diuraikan beberapa kajian relevan 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kajian Penelitian yang Relevan Penelitian tentang Tengge-Tengge sebagai stimulus kreativitas tari belum pernah diteliti sebelumnya. Namun peneliti menemukan beberapa kajian yang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 3)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 3) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP 3) Satuan Pendidikan : SMP Negeri 3 Pakem Mata Pelajaran : Seni Budaya ( Seni Tari ) Kelas / Semester Alokasi Waktu : VIII / I : 2 x 40 menit A. Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Garapan Abimanyu Wigna Kiriman: Kadek Sidik Aryawan, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar

Garapan Abimanyu Wigna Kiriman: Kadek Sidik Aryawan, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Garapan Abimanyu Wigna Kiriman: Kadek Sidik Aryawan, Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar 1. Deskripsi Garapan Abimanyu Wigna merupakan tari kreasi baru yang ditarikan oleh 5 orang penari putra, bertemakan

Lebih terperinci

Teknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman

Teknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman Modul IV Teknik dan Kriteria Evaluasi Pendidikan Seni Tari Dewi Karyati dan Maman Tocharman Pendahuluan Penilaian di bidang pendidikan, merupakan salah satu kewajiban mutlak yang harus dilakukan oleh setiap

Lebih terperinci

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Berilah Tanda silang( X ), hurup a,b,c, dan d pada jawaban yang benar dibawah!

SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2017/2018. Berilah Tanda silang( X ), hurup a,b,c, dan d pada jawaban yang benar dibawah! PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 TAMPAKSIRING Jl. DR. Ir. Soekarno, Desa Sanding, Kecamatan Tampaksiring Telp. (0361) 981 681 SOAL PENILAIAN AKHIR SEMESTER GANJIL

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Berikut pernyataan tentang pendidikan anak usia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini (PAUD) merupakan pendidikan awal yang akan sangat berpengaruh terhadap pendidikan selanjutnya, tujuan dari pendidikan anak usia dini

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENCIPTAAN

BAB IV LAPORAN HASIL PENCIPTAAN BAB IV LAPORAN HASIL PENCIPTAAN A. Urutan Penyajian Tari 1. Introduksi Bagian introduksi ini dilakukan oleh satu penari digambarkan melaluisosok wanita Dayak Kenyah yang menari menggunakan properti bulu

Lebih terperinci

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA

TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA DESKRIPSI TARI ADI MERDANGGA SIWA NATA RAJA LINGGA Produksi ISI Denpasar pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXI di Depan Banjar Kayumas Denpasar Tahun 2009 OLEH : I Gede Oka Surya Negara,SST.,M.Sn INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. temurun. Soedarsono mengungkapkan bahwa tari tradisional adalah semua. selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang ada.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. temurun. Soedarsono mengungkapkan bahwa tari tradisional adalah semua. selalu bertumpu pada pola-pola tradisi yang ada. 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik 1. Kesenian Tradisional Tradisional merupakan cara berfikir serta bertindak yang selalu berpegang teguh pada norma dan adat istiadat yang ada secara turun temurun.

Lebih terperinci

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR Jolanda Srisusana Atmadjaja Jurusan Arsitektur FTSP Universitas Gunadarma ABSTRAK Penelitian karya arsitektur dapat dilakukan melalui

Lebih terperinci

1. Mengamati tari Nasional yang ditampilkan oleh seorang penari

1. Mengamati tari Nasional yang ditampilkan oleh seorang penari Pertemuan 2 KONSEP, FUNGSI, JENIS, KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SENI TARI Jenis Tari Jenis tari tradisional di Indonesia bisa diamati dari bagaimana tari tersebut ditampilkan. Tari yang ditampilkan seorang

Lebih terperinci

Kata kunci : Tari Srimpi Guitar, koreografi

Kata kunci : Tari Srimpi Guitar, koreografi TARI SRIMPI GUITAR KARYA TIEN KUSUMAWATI (KAJIAN KOREOGRAFI) Rizky Putri Septi Handini Dra. Veronica Eny Iryanti, M.Pd. Mahasiswa Jurusan Sendratasik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang

Lebih terperinci

ANALISIS OPERASI VEKTOR DAN KOMBINASI LINEAR DALAM POLA TARI GAMBYONG PAREANOM

ANALISIS OPERASI VEKTOR DAN KOMBINASI LINEAR DALAM POLA TARI GAMBYONG PAREANOM ANALISIS OPERASI VEKTOR DAN KOMBINASI LINEAR DALAM POLA TARI GAMBYONG PAREANOM Ana Rosari Dian Sulistyarini 1), Agata Galuh Puspita Putri 2) 1 Program Studi Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan

Lebih terperinci

Peta Konsep GERAK RITMIK

Peta Konsep GERAK RITMIK Gerak Ritmik Apakah kamu tahu tentang senam aerobik? Senam aerobik termasuk salah satu senam ritmik. Senam aerobik biasanya diiringi dengan musik dan dipandu oleh instruktur. Mengapa banyak orang yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori Kajian teori pada bab ini akan membahas mengenai pengertian ensiklopedia, ciri-ciri ensiklopedia, cara membaca ensiklopedia, mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya

Lebih terperinci

TABEL POLA LANTAI LETO MANYAM KALONG. Pola Lantai

TABEL POLA LANTAI LETO MANYAM KALONG. Pola Lantai Lampiran 4 TABEL POLA LANTAI LETO MANYAM KALONG No. Adegan/ Motif 1 Introduksi Pola Lantai Keterangan Suasana: tenang dan hening dengan alunan vocal, seruling dan irama music sampeq. Satu penari putri

Lebih terperinci

Proses Penciptaan Tari. Oleh : Joko Pamungkas, M.Pd.

Proses Penciptaan Tari. Oleh : Joko Pamungkas, M.Pd. Proses Penciptaan Tari Oleh : Joko Pamungkas, M.Pd. SENI Tari? BAGAIMANA MEMBUAT SENI TARI? ANDA BISA??????? BAGAIMANA PROSES DAN STATEGINYA???????? IDE EKSPLORASI proses berfikir, berimajinasi, merasakan,

Lebih terperinci

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB

TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB TAYUB NINTHING: TARI KREASI BARU YANG BERSUMBER PADA KESENIAN TAYUB ARTIKEL OLEH: AJENG RATRI PRATIWI 105252479205 UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Berdasarkan hasil pengematan buatlah definisi tari menurut Anda:

Berdasarkan hasil pengematan buatlah definisi tari menurut Anda: 1. Konsep Tari Definisi tari telah diungkapkan oleh tokoh-tokoh tari, seperti Curt Sach, Hawkins, Kemaladevi, Corie Hartong, Soedarsono, B.P.A Soerjadiningrat, dan sebagainya. Curt Sacs yang mengatakan

Lebih terperinci

BAB. Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur. Di unduh dari : Bukupaket.com. Alur Pembelajaran

BAB. Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur. Di unduh dari : Bukupaket.com. Alur Pembelajaran BAB 4 Eksplorasi Gerak Tari: Konsep, Teknik, dan Prosedur Alur Pembelajaran Pada Bab 4 ini, peserta didik diharapkan: 1. Mengamati konsep ragam gerak tari tradisional: Kepala, Badan, Tangan dan Kaki. 2.

Lebih terperinci

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN

TARI KREASI NANGGOK DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SUMATERA SELATAN 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian selatan pulau Sumatera, dengan ibukotanya adalah Palembang. Provinsi Sumatera Selatan

Lebih terperinci

MODEL DESAIN GERAK TARI KELOMPOK UNTUK PELATIHAN GURU SENI BUDAYA SMP

MODEL DESAIN GERAK TARI KELOMPOK UNTUK PELATIHAN GURU SENI BUDAYA SMP MODEL DESAIN GERAK TARI KELOMPOK UNTUK PELATIHAN GURU SENI BUDAYA SMP Oleh: G.S. Darto PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDADAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SENI DAN BUDAYA YOGYAKARTA 2015 1 MODEL DESAIN

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 4/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seni pertunjukan merupakan ekspresi dan kreasi seniman serta masyarakat pemiliknya yang senantiasa hidup dan berkembang seiring dinamika atau perubahan zaman. Mengingat

Lebih terperinci

1. Unsur pendukung tari a. Iringan Tari Iringan di dalam tari memegang peranan penting, tari dan iringan tidak dapat dipisahkan satu sama lain,

1. Unsur pendukung tari a. Iringan Tari Iringan di dalam tari memegang peranan penting, tari dan iringan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, 1. Unsur pendukung tari a. Iringan Tari Iringan di dalam tari memegang peranan penting, tari dan iringan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena keduanya berasal dari sumber yang sama yaitu dorongan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN RELEVAN A. Landasan Teori 1. Kebudayaan Banyak orang mengartikan kebudayaan dalam arti yang terbatas yaitu pikiran, karya, dan semua hasil karya manusia yang memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki aneka corak budaya yang beraneka ragam. Kekayaan budaya tersebut tumbuh karena banyaknya

Lebih terperinci

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni

Pengertian Seni Rupa. Prinsip - prinsip Seni Pengertian Seni Rupa Secara sederhana, seni rupa adalah ungkapan ide atau perasaan yang estetis dan bermakna dari pembuatnya yang diwujudkan melalui media rupa yang bisa ditangka dan dirasakan dengan rabaan.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. terhadap bentuk tari Famadogo Omo dalam upacara memasuki rumah baru pada

BAB V PENUTUP. terhadap bentuk tari Famadogo Omo dalam upacara memasuki rumah baru pada BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan dari uraian yang telah dijelaskan pada latar belakang hingga pembahasan, maka penulis dapat menyimpulkan keseluruhan hasil penelitian terhadap bentuk tari Famadogo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Riau adalah rumpun budaya melayu yang memiliki beragam suku, yang dapat di jumpai bermacam-macam adat istiadat, tradisi, dan kesenian yang ada dan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 6/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL

KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL KARYA ILMIAH : KARYA SENI MONUMENTAL JUDUL KARYA : Motion of Legong PENCIPTA : I Kadek Puriartha, S.Sn., M.Sn PAMERAN : Jalan Menuju Media Kreatif #4 Penguatan Budaya dan Karakter Bangsa Galeri Cipta III

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fitri Chintia Dewi, 2013 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tari adalah ekspresi jiwa yang media ungkapnya gerak tubuh. Gerak yang digunakan untuk mengekspresikan isi hati merupakan gerak yang sudah diolah sehingga sesuai

Lebih terperinci

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1

Unsur dasar senirupa. Pertemuan ke 1 Unsur dasar senirupa Pertemuan ke 1 Titik Titik adalah unsur seni rupa dua dimensi yang paling dasar. Titik dapat dikembangkan menjadi garis dan bidang. Titik merupakan unsur penting dalam seni rupa. Sebagai

Lebih terperinci

Komposisi dalam Fotografi

Komposisi dalam Fotografi Tujuan: mengorganisasikan berbagai komponen foto yang saling berlainan, menjadi sedemikian rupa sehingga gambar tersebut menjadi suatu kesatuan yang saling mengisi, serta mendukung satu sama lainnya; dengan

Lebih terperinci

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta RAGAM HIAS TRADISIONAL Oleh: Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta Pengertian Ragam Hias Ragam hias adalah bentuk dasar hiasan yang biasanya

Lebih terperinci

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber Silabus SBK SD 11 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa 9.1.Menjelaskan makna seni rupa murni. Karya seni rupa murni. Siswa diminta menyebutkan 9.1.1. Menjelaskan definisi Tes

Lebih terperinci

Bab ini akan membahas unsur-unsur yang membentuk tarian

Bab ini akan membahas unsur-unsur yang membentuk tarian BENTUK TARI 121 BAB 4 BENTUK TARI Bab ini akan membahas unsur-unsur yang membentuk tarian komunal. Beberapa aspek penting yang menjadi fokus pembahasan, antara lain adalah menyangkut hal teknis, seperti

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan

BAB V PENUTUP. perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di Medan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penelitian terhadap Bentuk Tari Zahifa pada upacara perkawinan Masyarakat Arab di Kota Medan kesimpulan sebagai berikut. a. Upacara Pernikahan Masyarakat Arab di

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinal apabila diamati dari buku-buku serta penelitian yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinal apabila diamati dari buku-buku serta penelitian yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini masih orisinal apabila diamati dari buku-buku serta penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang pembelajaran gerak tari dan lagu serta

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah : SMP Kelas/Semester : IX (sembilan) / I (satu) Mata Pelajaran : Seni Budaya SILABUS PEMBELAJARAN Standar : SENI RUPA 1. Mengapresiasi karya seni rupa 1.1 Mengidentifikasi seni rupa murni yang

Lebih terperinci

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber Silabus SBK SD 15 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa. 9.1. Mengidentifikasi jenis pada karya seni Jenis motif hias motif hias rupa nusantara pada karya daerah lain. seni rupa

Lebih terperinci

Fungsi Seni Tari Tradisional di Indonesia

Fungsi Seni Tari Tradisional di Indonesia Fungsi Seni Tari Tradisional di Indonesia Oleh: Dra. Lilin Candrawati S. M.Sn. ============================================================ Abstrak Seni tradisional merupakan seni yang tumbuh serta berkembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembelajaran Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu, belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada

Lebih terperinci

TARI MANGESTHI DALAM RANGKA DISKUSI DAN PELUNCURAN BUKU THE POLITIC OF OPENING CEREMONY

TARI MANGESTHI DALAM RANGKA DISKUSI DAN PELUNCURAN BUKU THE POLITIC OF OPENING CEREMONY 1 TARI MANGESTHI DALAM RANGKA DISKUSI DAN PELUNCURAN BUKU THE POLITIC OF OPENING CEREMONY TUKANG BECAK DAN CERMIN KEHIDUPAN DI BENTARA BUDAYA YOGYAKARTA PADA TANGGAL 25 JUNI 2008 Disusun Oleh: Titik Putraningsih

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS III SEMESTER 1 1 Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar Indikator Materi

Lebih terperinci

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI

KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI SENI BUDAYA DAN PRAKARYA SEKOLAH DASAR KELAS I - VI KELAS I KOMPETENSI INTI 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

Lebih terperinci

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA

TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA 1 TATA RIAS DAN BUSANA TARI PADMA MUSTIKANING KRIDA DALAM RANGKA PERESMIAN GEDUNG OLAH RAGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA PADA TANGGAL 22 JANUARI 2008 Disusun oleh: Titik Putraningsih JURUSAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008 Oleh: I Gede Oka Surya Negara, SST.,MSn JURUSAN SENI TARI

Lebih terperinci

S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II. Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP

S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II. Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP Universitas Negeri Padang Silabus (Kurikulum 2013) S I L A B U S MATA KULIAH SENI ANAK USIA DINI II Oleh : INDRA YENI, S.Pd., M.Pd. NIP. 19710330.200604.2.001 Reviewer : Prof. Dr. NURHIZRAH GISTITUATI,

Lebih terperinci

1.1 Latar Belakang Masalah Pembendaharaan gerak dalam tari Bali merupakan salah satu unsur penting. Ditinjau berdasarkan sumber gerak yang digunakan,

1.1 Latar Belakang Masalah Pembendaharaan gerak dalam tari Bali merupakan salah satu unsur penting. Ditinjau berdasarkan sumber gerak yang digunakan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembendaharaan gerak dalam tari Bali merupakan salah satu unsur penting. Ditinjau berdasarkan sumber gerak yang digunakan, tari Bali berhubungan erat dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan

BAB I PENDAHULUAN. sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari. gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi juga untuk menyalurkan A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan berkembangnya zaman, fungsi busana mengalami sedikit pergeseran yaitu tidak hanya sebagai pelindung tubuh dari gangguan alam dan untuk kesopanan, tetapi

Lebih terperinci

SILABUS PEMBELAJARAN

SILABUS PEMBELAJARAN SILABUS PEMBELAJARAN Sekolah Kelas / Semester Mata Pelajaran Standar : SMP : VII (Tujuh) / 1 (Satu) : SENI BUDAYA : SENI RUPA 1. Mengapresiasi Karya Seni Rupa 1.1. Mengindentifikasi jenis karya seni rupa

Lebih terperinci

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR

BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR BAB 1 : PERSIAPAN MENGGAMBAR 1.1 ALAT DASAR MENGGAMBAR Alat dasar dalam menggambar adalah pensil gambar, selanjutnya ada beberapa alat gambar lainnya seperti pensil warna, tinta, kuas, spidol, crayon,

Lebih terperinci

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT

2015 MODEL PEMBELAJARAN TARI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN RITME GERAK DAN RASA MUSIKAL BAGI GURU SENI BUDAYA DI PROVINSI JAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beragam bentuk dan sajian tari, tidak hanya konvensional tetapi ada pula pertunjukan secara komersil maupun kompetisi. Sajiannya pun beragam, ada tari tradisional, tari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KARYA. serta proses berkarya, dihasilkan visualisasi dari tema visualisasi ekspresi

BAB IV ANALISIS KARYA. serta proses berkarya, dihasilkan visualisasi dari tema visualisasi ekspresi BAB IV ANALISIS KARYA Melalui proses penemuan ide, pengamatan, pengkajian, pemahaman, serta proses berkarya, dihasilkan visualisasi dari tema visualisasi ekspresi perempuan sejumlah 14 karya. Masing-masing

Lebih terperinci

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013

NIRMANA DUA DIMENSI. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 NIRMANA DUA DIMENSI Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta 2013 PENGERTIAN NIRMANA Berasal dari dua akar kata, yakni nir yang artinya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Semester Alokasi Waktu Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator : SMP Negeri 4 SLEMAN : Seni Budaya (Seni Tari) : VIII/ Ganjil :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Banyak orang merasa bingung mengisi hari libur mereka yang hanya berlangsung sehari atau dua hari seperti libur pada sabtu dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yulia Afrianti, 2014 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aktivitas manusia sepanjang sejarah mencakup berbagai macam kegiatan,di antaranya adalah seni yang di dalamnya termasuk seni tari. Batasan seni tari sudah

Lebih terperinci

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber

Kompetensi Materi Kegiatan. Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Bentuk Contoh Instrumen Waktu Belajar. Indikator SILABUS. Penilaian Alokasi Sumber Silabus SBK SD 17 SILABUS Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 5/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi seni rupa 9.1.Mengidentifikasi jenis motif hias pada seni rupa

Lebih terperinci

TARI KAWUNG ANTEN KARYA GUGUM GUMBIRA

TARI KAWUNG ANTEN KARYA GUGUM GUMBIRA 1 A. LatarBelakangPenelitian BAB I PENDAHULUAN Jawa Barat merupakansalahsatupusat mempunyaikebudayaankeseniansunda, keseniantersebutdapatmempengaruhimasyarakatjawa Barat khususnya Kota Bandung.BanyaksekalikeanekaragamankesenianSunda

Lebih terperinci

tidak dapat berkembang secara maksimal.oleh karena itu, dibutuhkan sarana yang memiliki kualitas dan kuantitas yang baik untuk mendukung apresiasi dan

tidak dapat berkembang secara maksimal.oleh karena itu, dibutuhkan sarana yang memiliki kualitas dan kuantitas yang baik untuk mendukung apresiasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan kesenian dan kebudayaan. Namun budaya dan kesenian yang ada di Indonesia tidak didukung dengan wadah atau fasilitas yang menunjang

Lebih terperinci

(MSPI), p A. A. M. Djelantik, 1999, Estetika Sebuah Pengantar, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia

(MSPI), p A. A. M. Djelantik, 1999, Estetika Sebuah Pengantar, Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia Wujud Garapan Kembang Ratna Kiriman Ni Luh Lisa Susanti Mahasiswa PS. Seni Tari ISI Denpasar Wujud merupakan salah satu bagian dari tiga elemen karya seni (wujud, isi/bobot, dan penampilan), serta menjadi

Lebih terperinci

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK

48. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK 48. KOMPETENSI INTI DAN SENI BUDAYA SMA/MA/SMK/MAK KELAS: X A. SENI RUPA 3. memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS IV SEMESTER 1 1 Standar Kompetensi : 1. Mengapresiasi karya seni rupa SENI RUPA 1.1 Menjelaskan makna seni rupa terapan - Menjelaskan

Lebih terperinci

MENGGAMBAR PERSPEKTIF

MENGGAMBAR PERSPEKTIF BAB III MENGGAMBAR PERSPEKTIF Standar Kompetensi : Menerapkan Prinsip-prinsip seni grafis dalam desain komunikasi visual untuk MM Kompetensi Dasar : Menggambar Perspektif Materi Pembelajaran : Teknik menggambar

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah : SD Mata Pelajaran : Seni Budaya dan Keterampilan Kelas/Semester : 5/2 Standar Kompetensi : Seni Rupa 9. Mengapresiasi karya seni rupa. Kompetensi Dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tari merupakan ekspresi jiwa manusia yang diubah oleh imajinasi dan diberi media gerak sehingga menjadi bentuk gerak yang simbolisasinya sebagai ungkapan dari si pencipta.

Lebih terperinci

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa

Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Kegiatan Belajar 1 Unsur-unsur dan Prinsip-prinsip dasar Seni Rupa Seorang seniman atau desainer (perancang) mengolah unsur-unsur seni rupa sesuai dengan keahlian dan kepekaan yang dimilikinya dalam mewujudkan

Lebih terperinci

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I SEMESTER 2 1 Standar Kompetensi : 7. Mengapresiasi karya seni rupa PROGRAM SEMESTER SENI RUPA Kompetensi Dasar Indikator Materi Pokok

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di

BAB I PENDAHULUAN. tinggal masing-masing dengan kondisi yang berbeda. Manusia yang tinggal di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan tempat tinggal seluruh makhluk di dunia. Makhluk hidup di bumi memiliki berbagai macam bentuk dan jenis yang dipengaruhi oleh tempat tinggal masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Musik merupakan simponi kehidupan manusia, menjadi bagian yang mewarnai kehidupan sehari-hari manusia. M usik tak sekedar memberikan hiburan, tetapi mampu memberikan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan 305 BAB V KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini. Penjelasan yang terkait dengan keberadaan seni lukis

Lebih terperinci

Aktivitas Ritmik melalui Pola Langkah dan Langkah Terpola

Aktivitas Ritmik melalui Pola Langkah dan Langkah Terpola Modul 5 Aktivitas Ritmik melalui Pola Langkah dan Langkah Terpola Pendahuluan Sumber belajar untuk pembelajaran aktivitas ritmik sungguh amat kaya. Di masyarakat sendiri telah hidup dan berkembang berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin maju dan arus informasi yang menyajikan kebudayaan barat sudah mulai banyak. Sehingga masyarakat pada umumnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Sumedang memang dikenal memiliki beraneka ragam kesenian tradisional berupa seni pertunjukan yang biasa dilaksanakan dalam upacara adat daerah, upacara selamatan,

Lebih terperinci

BENTUK PENYAJIAN TARI TRADISIONAL SILAT GELOMBANG DI DESA LUGU KABUPATEN SIMEULUE ABSTRAK

BENTUK PENYAJIAN TARI TRADISIONAL SILAT GELOMBANG DI DESA LUGU KABUPATEN SIMEULUE ABSTRAK BENTUK PENYAJIAN TARI TRADISIONAL SILAT GELOMBANG DI DESA LUGU KABUPATEN SIMEULUE Ririn Putri Januaresti 1*, Taat Kurnita 1, Ramdiana 1 1 Program Studi Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif

2. Fungsi tari. a. Fungsi tari primitif 2. Fungsi tari Tumbuh dan berkembangnya berbagai jenis tari dalam kategori tari tradisional dan tari non trasional disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekternal. Faktor internal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian BAB II TINJAUAN PUSTAKA Penelitian ini masih orisinil apabila diamati dari buku-buku serta hasil penelitian yang telah ada. Buku-buku penelitian yang didapatkan tentang pembelajaran, tari halibambang dan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN SENI TARI ANAK USIA DINI MELALUI STIMULUS BERKREASI TARI NUSANTARA

PENDIDIKAN SENI TARI ANAK USIA DINI MELALUI STIMULUS BERKREASI TARI NUSANTARA 1 PENDIDIKAN SENI TARI ANAK USIA DINI MELALUI STIMULUS BERKREASI TARI NUSANTARA I Gusti Komang Aryaprastya Abstrak. Anak usia dini merupakan sosok insan yang masih memiliki sifat bermain yang sangat tinggi,

Lebih terperinci

Jurnal KOBA Volume 3, No 1 April 2016

Jurnal KOBA Volume 3, No 1 April 2016 TARI TRADISI KANCIL PADA MASYARAKAT SUKU ASLI DI DESA SELAT AKAR KECAMATAN TASIK PUTRI PUYU KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU Yahyar Erawati Abu sofian Yahyarerawati24@gmail.com ABSTRAK Tari Kancil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah

BAB I PENDAHULUAN. terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia yang terletak diujung pulau Sumatera. Provinsi Aceh terbagi menjadi 18 wilayah kabupaten dan

Lebih terperinci

BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA

BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA BAB IV KAJIAN VISUAL PADA KOSTUM DAN GERAK TARI KESENIAN SURAK IBRA 4.1. Kajian Visual pada Kostum Kesenian Surak Ibra Pada kesenian Surak Ibra di Kampung Sindangsari, Desa Cinunuk terdapat kostum yang

Lebih terperinci

Main balet pakai fisika yuuk

Main balet pakai fisika yuuk Main balet pakai fisika yuuk Pada bulan April 1999 yang lalu penulis mengikuti suatu pertemuan fisika terbesar abad 20 di World Conggress Building Atlanta Amerika Serikat. Dalam pertemuan yang dihadiri

Lebih terperinci

: mempraktikan tari tradisional tari zapin dengan menggunakan pola lantai dan. No. Ragam Nama gerak Hit Uraian gerak 1. Masuk awal

: mempraktikan tari tradisional tari zapin dengan menggunakan pola lantai dan. No. Ragam Nama gerak Hit Uraian gerak 1. Masuk awal Soal iringan : mempraktikan tari tradisional tari zapin dengan menggunakan pola lantai dan No. Ragam Nama gerak Hit Uraian gerak 1. Masuk awal Posisi Awal Kedua tangan ngruji, tangan kiri nekuk di depan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prastyca Ries Navy Triesnawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Prastyca Ries Navy Triesnawati, 2013 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seni tidak bisa lepas dari produknya yaitu karya seni, karena kita baru bisa menikmati seni setelah seni tersebut diwujudkan dalam suatu karya konkrit,

Lebih terperinci