EKSPRESI KOLAGEN III PADA LIGAMENTUM SAKROUTERINA WANITA POSTMENOPAUSE LEBIH RENDAH DARI WANITA PREMENOPAUSE

Transkripsi

1 EKSPRESI KOLAGEN III PADA LIGAMENTUM SAKROUTERINA WANITA POSTMENOPAUSE LEBIH RENDAH DARI WANITA PREMENOPAUSE Soedarsono Hadipranata Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana RSUP Sanglah Bali Abstrak Latar Belakang : Prolap organ panggul masih merupakan salah satu masalah kesehatan yang secara signifikan berkontribusi pada penurunan kualitas hidup wanita usia lanjut. Penyebab terjadinya prolaps yang pasti masih belum jelas sampai saat ini. Didapatkan bukti bahwa abnormalitas komposisi jaringan konektif mungkin berkontribusi pada patogenesisnya. Jaringan konektif yang dianggap paling penting dalam jaringan penyangga panggul ialah ligamenum sacrouterina. Menopause merupakan faktor resiko yang penting untuk terjadinya prolaps dimana insiden prolaps meningkat masa ini. Hal ini diduga berkaitan dengan penurunan estrogen yang berpengaruh pada metabolisme kolagen. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah ekspresi kolagen III pada ligamentum sakrouterina wanita postmenopause lebih rendah dari wanita premenopause. Metode Penelitian : Menggunakan rancangan cross-sectional analitik di bagian Obstetri dan Ginekologi RSUP Sanglah Denpasar yang dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2015 sampai 23 Oktober Sampel penelitian adalah wanita yang menjalani histerektomi total di IBS dan IRD Obstetri & Ginekologi RSUP Sanglah Denpasar, consecutive sampling dari populasi terjangkau setelah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Pada sampel dilakukan pengambilan sampel darah untuk diperiksa kadar serum estradiol serta pengambilan ligametum sakrouterina yang diwarnai dengan pewarnaan Giemson untuk menilai ekspresi kolagen III di laboratorium FKH UNUD. Dilakukan uji normalitas dengan Shapiro Wilk, uji homogenitas dengan Levene test dan uji komparatif dengan T- Independent menggunakan bantuan SPSS 17 for windows version. Hasil Penelitian : Rerata paritas dan Indek Massa Tubuh pada kedua kelompok adalah homogen. Didapatkan perbedaan bermakna pada variabel umur antara kelompok wanita premenopause dengan wanita postmenopause. Rerata ekspresi kolagen III pada ligamentum sakrouterina pada kelompok wanita premenopause adalah 69,12+12,64 dan rerata pada kelompok wanita post menopause adalah 39,87+17,48 (nilai p = 0,001). Rerata ekspresi kolagen III pada kedua kelompok berbeda secara bermakna (p < 0,05). Simpulan: Ekspresi kolagen III pada ligamentum sakrouterina pada wanita postmenopause lebih rendah dari wanita premenopause. Kata Kunci : kolagen III, ligamentum sakrouterina, wanita premenopause, postmenopause vii

2 COLLAGEN III EXPRESSION AT UTEROSACRAL LIGAMENT IN POSTMENOPAUSE WAS LOWER THAN PREMENOPAUSE WOMEN Soedarsono Hadipranata Departement of Obstetrics and Gynaecology Medical Faculty of Udayana University, Sanglah General Hospital, Bali Abstract Background : Pelvic organ prolapse (POP) is a major health issue and significantly contributes to a decrease in the quality of life of aging women. Until now what causing prolaps is still unclear. There is some evidence that abnormalities of the connective tissue composition may contribute to the pathogenesis of POP. The most important connective tissue in pelvic support system is uterosacral ligament. Menopause is one of important risk factor for prolapsed, whereas prolapse incidence is increase at this period. This thought to be related with decrease of estrogen hormone that influence collagen metabolism. The study aim to know whether collagen III expresion at uterosacral ligament in postmenopause lower than premenopause women. Methods : Cross-Sectional analytic study at the Obstetrics and Gynaecology Department of Sanglah Hospital was conducted on October 24, 2015 until October 23, Research samples were obtained from women who underwent total hyterectomy at Central Operating Room and Emergency Room Obstetric and gynecologic of Sanglah Hospital, Denpasar. Samples were selected based on the consecutive sampling of the reachable population after fulfilled the inclusion and exclusion criteria. Peripheral blood sampling of serum estradiol and uterosacral ligament staining with Giemson to assess collagen III expression conducted at Animal Medicine Faculty Udayana University. Data was statistically analyzed with Shapiro Wilk test for normality, homogeneity test with the Levene test and comparative test with the T-Independent, by using the SPSS 17 for windows version. Results : The average body mass index (BMI) and parity on both groups were homogeneous. There is significant difference in age between premenopause and postmenopause group. The average level of collagen III expression in the premenopause group was 69,12+12,64 and the average in the postmenopause group was 39,87+17,48 (p= 0,001). The average level of collagen III expression on both groups was significantly different (p < 0,05). Conclusion : Collagen III expresion at uterosacral ligament in postmenopause was lower than premenopause women. Key : collagen III, uterosacral ligament, premenopause women, postmenopause.. viii

3 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PRASYARAT GELAR LEMBAR PENGESAHAN.. PANITIA PENGUJI TESIS.... SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT. UCAPAN TERIMA KASIH. ABSTRAK ABSTRACT.. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR SINGKATAN.. ii iii iv v vi vii viii ix xiii xiv xv BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Tujuan umum Tujuan khusus Manfaat Penelitian Manfaat bagi pengetahuan Manfaat bagi pelayanan... 6 ix

4 BAB II KAJIAN PUSTAKA Menopause Definisi Insiden Menstruasi Fisiologi yang terjadi selama masa reproduksi wanita Gejala yang terjadi diakibatkan perubahan hormonal sewaktu menopause Estrogen Dasar Panggul Fascia endopelvik Matriks Ekstraseluler Kolagen Macam- macam tipe kolagen Sintesa kolagen Kontrol produksi kolagen dan matriks ekstraseluler Pengaruh menopause terhadap kolagen BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Berpikir Konsep Penelitian Hipotesis Penelitian x

5 BAB IV METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Penentuan Sumber Data Populasi target Populasi terjamgkau Sampel penelitian Kriteria inklusi dan eksklusi Perhitunngan besar sampel Cara pemilihan sampel Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel Penelitian Bahan dan Materi Penelitian Alat dan Instrumen Penelitian Prosedur Penelitian Alur Penelitian Prosedur pengambilan bahan Prosedur pembuatan preparat imunohistokimia Analisis Data BAB V HASIL PENELITIAN Distribusi Karakteristik Umur, Paritas, dan IMT pada Wanita Premenopause dan Wanita Postmenopause xi

6 5.2 Ekspresi Kolagen III pada Ligamentum Sakrouterina Wanita Postmenopause Lebih Rendah dari Wanita Premenopause BAB VI PEMBAHASAN Karakteristik Subjek Ekspresi Kolagen III pada Ligamentum Sakrouterina Wanita Postmenopause Lebih Rendah Dari Wanita Premenopause BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. 90 DAFTAR PUSTAKA 91 LAMPIRAN Lampiran I Ethical Clearance Lampiran 2 Ijin Penelitian Lampiran 3 Informasi Pasien Lampiran 4 Informed Consent Lampiran 5 Kuesioner Penelitian. 108 Lampiran 6 Anggaran Dana Penelitian 111 Lampiran 7 Hasil Analisa Statistik xii

7 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Umur, Paritas, dan IMT pada Wanita Premenopause dan Wanita Postmenopause Tabel 5.2 Ekspresi Kolagen III pada Ligamentum Sakrouterina Wanita Postmenopause Lebih Rendah dari Wanita Premenopaus xiii

8 DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Stages of Reproductive Aging Workshop (STRAW) Gambar 2.2 Stages of Reproductive Aging Workshop +10 (STRAW +10). 15 Gambar 2.3 Algoritma WISE Gambar 2.4 Jaringan Penyokong Organ Panggul menurut DeLancey Gambar 2.5 Sintesa Kolagen Gambar 3.1 Konsep Terjadinya Penurunan Ekspresi Kolagen III pada Ligamentum Sakrouterina pada Wanita Postmenopause Gambar 4.1 Alur Penelitian Gambar 5.1 Ekspresi Kolagen III pada Ligamentum Sakrouterina Wanita Postmenopause Gambar 5.2 Ekspresi Kolagen III pada Ligamentum Sakrouterina Wanita Premenopause xiv

9 DAFTAR SINGKATAN ADAMTS : A Disintegrin and metalloprotease With Trombospondin Motif AMH : Anti Mullerian Hormone CSF : Colony Stimulating Factor ER : Estrogen Receptor FMP : Final Menstrual Period FSH : Folicle Stimulating Hormone FSH : Folicle Stimulating Hormone IGF : Insulin Growth Factor IL : Interleukin LDL : Low Density Lipoprotein LH : Luitenizing Hormone MMP : Matrix Metalloproteinase mrna : Messenger Ribonucleic Acid PCOS : Polycystic Ovarian Syndrome PIINP : Procollagen Type III Aminoterminal Peptide REM : Rapid Eye Movement SHBG : Sex Hormone Binding Globulin SLRPs : Small Leucin Rich Protein TGF : Transforming Growth Factor TIMP : Tissue Inhibitor of Metalloproteinase xv

10 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sampai saat ini menopause merupakan momok yang paling menakutkan bagi wanita. Padahal menopause merupakan suatu keadaan yang pasti dialami semua wanita seiring dengan penuaan. Populasi orang lanjut usia di dunia akan terus mengalami penambahan yang pesat. Dimana hai ini disebabkan karena peningkatan usia harapan hidup. Penambahan jumlah penduduk usia lanjut ini akan menambah pula jumlah wanita yang mengalami menopause. Menopause akan menimbulkan keluhan baik fisik maupun psikis yang berdampak pada terganggunya kualitashidup. Menopause ialah penghentian permanen dari menstruasi yang disebabkan karena berkurangnya sekresi hormone ovarium baik secara alami maupun diinduksi oleh operasi, radiasi atau kemoterapi. Menopause diketahui setelah adanya amenorheae selama 12 bulan tanpa adanya penyebab patologis. Pada suatu studi didapatkan umur rata- rata terjadinya menopause adalah 50 tahun (Henn,2010). Pada penelitian yang dilakukan di Belanda didapatkan usia rata- rata terjadinya menopause adalah 50,2 tahun sedangkan di Italia rata-rata usia terjadinya menopause adalah 50,9 tahun (Meschia, 2000). Pada tahun 2005 usia harapan hidup untuk pria ialah 75,4 tahun sedangkan pada wanita ialah 80,7 tahun (Heron,2008). Walaupun demikian dapat didapatkan menopause yang terjadi lebih 1

11 2 dini dari usia rata- rata pada suatu populasi. Pada suatu penelitian di India didapatkan bahwa menopause terjadi 5 tahun lebih dini (Kapur,2009). Pada menopause terjadi perubahan hormonal pada wanita dimana didapatkan penurunan hormone- hormone reproduksi yaitu estrogen dan progesterone. Keluhan yang sering timbul akibat menopause antara lain disebabkan karena defisiensi estrogen. Keluhan akibat menopause bervariasi angkanya di tiap negara dimana dikeluhkan sebanyak 70-80% di Eropa, 60% di Amerika, 57% di Malasyia, 18% di Cina dan 10% di Indonesia. Salah satu masalah yang sering timbul pada organ genitalia ialah prolap organ panggul. Di negara- negara barat didapatkan 30 persen dari wanita menopause akan mengalami prolap organ panggul. Diperkirakan angka kejadiannya berkisar antara 43-76% pada pencatatan yang dilakukan di rumah sakit, dimana 11% dari prolap organ panggul memerlukan pembedahan dan kurang lebih 30% mengalami kekambuhan (Jelovsek, 2007). Prolap organ panggul adalah defek pada jaringan penunjang organ- organ panggul. Interaksi antara otot dasar panggul dan jaringan ligamentum merupakan faktor penting untuk mempertahankan posisi organ panggul. Struktur utama penyangga organ panggul dibentuk oleh otot levator ani dan ligamentum sakrouterina. Ligamentum sakrouterina dan cincin paraservikal berfungsi mempertahankan servik uteri dan vagina proksimal untuk tetap berada di atas levator plate. Jika ligamentum sakrouterina mengalami kerusakan atau kelemahan maka ia tidak mampu lagi untuk mempertahankan uterus dan vagina pada tempatnya sehingga dapat terjadi prolap organ panggul.

12 3 Ligamentum sakrouterina terdiri dari kolagen, elastin, proteoglikan dan glikoprotein. Terdapat 29 tipe kolagen tetapi diketahui kolagen I, III dan V merupakan subtipe kolagen utama yang terdapat di vagina dan ligamentum sakrouterina. Dimana kolagen merupakan komponen utama dari ligamentum sakrouterina yang fungsinya untuk mempertahankan kekuatan jaringan. Kolagen I berperan dalam memberikan resistensi yang baik untuk ketegangan jaringan. Kolagen III berfungsi dalam fleksibilitas jaringan terutama pada tempat yang mengalami distensi dan ketegangan berkala. Pada penelitian didapatkan menopause merupakan faktor penyebab yang sering didapatkan pada prolap organ panggul (Bradley, 2007). Menurut Patel dkk (2006) salah satu faktor intrinsik penyebab prolap organ panggul adalah menopause. Penurunan hormon estrogen pada menopause diduga berperan dalam prolap organ panggul. Pada kasus prolap organ panggul didapatkan penurunan kadar kolagen pada matriks ekstraseluler (Jackson, 1996) Metabolisme kolagen dipengaruhi oleh hormon estradiol dan reseptor estrogen dengan meningkatkan sintesis atau menurunkan degradasi kolagen pada ligamentum sakrouterina. Penurunan jumlah reseptor tersebut berkorelasi positif dengan lamanya menopause (Copas dkk, 2007). Pada penelitian terdapat peningkatan ekspresi mrna untuk kolagen I dan III pada terapi sulih hormon (Clark, 2005). Selain itu estrogen dan progesteron meningkatkan sintesa TIMP dan menurunkan MMP yang berakibat penurunan degradasi kolagen. Masih terdapat pula pertentangan tentang perbedaan ekspresi kolagen III di organ genitalia dan jaringan penunjangnya pada wanita premenopause dan post

13 4 menopause. Pada penelitian oleh Liapis dkk (2001) yang mengambil jaringan paravagina dan ligamentum sakrouterina didapatkan penurunan ekspresi kolagen III pada wanita postmenopause dengan prolap organ panggul. Penelitian oleh Moalli dkk (2004) mendapatkan penurunan ekspresi kolagen III pada ligamentum sajrouterina wanita postmenopause dibandingkan wanita premenopause. Pada penelitian oleh Ewies dkk (2003) juga didapatkan penurunan ekspresi kolagen III pada wanita postmenopause dengan prolap organ panggul dibandingkan wanita premenopause. Akan tetapi pada keadaan tanpa prolaps justru ditemukan peningkatan kadar kolagen III pada wanita postmenopause dibandingkan dengan wanita premenopause. Penelitian oleh Aznal (2012) mendapatkan peningkatan ekspresi kolagen III pada ligamentum sakrouterina wanita postmenopause dibandingkan dengan wanita premenopause. Sedangkan penelitian oleh Irawan dkk (2016) juga mendapatkan peningkatan ekspresi kolagen III. Pada penelitian oleh Gabriel dkk (2010) juga didapatkan peningkatan kolagen III pada wanita postmenopause. Sehingga diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui perbedaan ekspresi kolagen III yang terjadi pada wanita premenopause dan postmenopause. Diharapkan penelitian ini dapat memperjelas perubahan ekspresi kolagen III yang terjadi sehingga dapat dimanfaatkan untuk memperkaya penatalaksanaan preventif untuk mencegah terjadinya prolap organ panggul

14 5 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka didapatkan rumusan masalah sebagai berikut : Apakah ekspresi kolagen III di ligamentum sakrouterina wanita postmenopause lebih rendah dari wanita premenopause. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum Untuk mengetahui apakah ekspresi kolagen III di ligamentum sakrouterina pada wanita postmenopause lebih rendah dari wanita premenopause Tujuan khusus 1. Mengetahui ekspresi kolagen III di ligamentum sakrouterina pada wanita premenopause. 2. Mengetahui ekspresi kolagen III di ligamentum sakrouterina pada wanita postmenopause. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat bagi pengetahuan Manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan yaitu untuk mengetahui apakah ekspresi kolagen III di ligamentum sakrouterina pada wanita postmenopause lebih rendah daripada wanita premenopause.

15 Manfaat bagi pelayanan Dengan penelitian ini akan diketahui apakah ekspresi kolagen III di ligamentum sakrouterina pada wanita postmenopause lebih rendah dari wanita premenopause. Jika terbukti terdapat ekspresi kolagen III pada ligamentum sakrouterina wanita postmenopause yang lebih rendah dari wanita premenopause maka dapat dipertimbangkan pemberian terapi hormonal untuk memperbaiki fungsi ligamentum sakrouterina pada wanita postmenopause.